Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

TAHUN 2023

A. Pendahuluan

ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan tambahan lain pada bayi
berumur nol sampai enam bulan (6 x 30 hari). Hanya ASI satu-satunya makanan
dan minuman yang diperlukan oleh seorang bayi dalam enam bulan pertama.
Tidak ada makanan atau minuman lain, termasuk air putih, yang diperlukan
selama periode ini.

ASI adalah makanan terbaik untuk bayi Anda. Susu hewan, susu formula
(bahkan yang harganya paling mahal), susu bubuk, teh, minuman yang
mengandung gula, air putih, pisang dan padi-padian tidak memiliki kandungan
sebaik ASI.

ASI adalah makanan yang bergizi dan berkalori tinggi, yang mudah untuk
dicerna. ASI memiliki kandungan yang membantu penyerapan nutrisi, membantu
perkembangan dan pertumbuhanan, juga mengandung sel-sel darah putih, anti-
bodi, anti-peradangan dan zat-zat biologi aktif yang penting bagi tubuh bayi dan
melindungi bayi dari berbagai penyakit. Kandungan-kandungan tersebut TIDAK
terdapat dalam susu formula, selain itu asupan apapun selain ASI sulit dicerna
oleh bayi, sehingga justru akan membahayakan kesehatannya.

Pada bulan-bulan pertama, saat bayi berada pada kondisi yang sangat rentan,
pemberian makanan atau minuman lain selain ASI akan meningkatkan resiko
terjadinya diare, infeksi telinga, alergi, meningitis, leukemia, Sudden Infant Death
Syndrome/SIDS -sindrom kematian tiba-tiba pada bayi- penyakit infeksi dan
penyakit-penyakit lain yang biasa terjadi pada bayi. ASI yang diproduksi ibu
mempunyai komposisi yang sempurna untuk bayinya. Tidak ada yang bisa
membuat makanan yang sesempurna ini.

Antibodi yang terkandung dalam ASI dibuat khusus untuk virus dan bakteri yang
dihadapi ibu dan bayinya pada saat itu. Komposisi ASI berbeda-beda – dari pagi
sampai malam hari, dari tegukan pertama sampai akhir setiap kali anak
menyusui -berubah untuk memenuhi kebutuhan dan perkembangan bayi dengan
rasa yang dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi ibu, sehinga setiap teguk
ASI berbeda dan sempurna untuk bayinya. Tidak ada produsen susu formula
yang bisa membuat makanan yang lebih sempurna untuk bayi dibandingkan
sang ibu.

B. Latar Belakang
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2021, 52,5 % – atau hanya
setengah dari 2,3 juta bayi berusia kurang dari enam bulan- yang mendapat ASI
eksklusif di Indonesia, atau menurun 12 persen dari angka di tahun 2019. Angka
inisiasi menyusui dini (IMD) juga turun dari 58,2 persen pada tahun 2019 menjadi
48,6 persen pada tahun 2021.

Praktik menyusui yang optimal adalah kunci untuk menurunkan stunting pada
anak di bawah usia lima tahun, demi mencapai target global dan nasional untuk
mengurangi stunting hingga 40 persen. Inisiasi menyusu dini dan pemberian ASI
eksklusif selama enam bulan memberikan perlindungan terhadap infeksi saluran
cerna dan kandungan gizi yang diperlukan untuk mencegah stunting,” kata
Perwakilan WHO Dr. N. Paranietharan. “Meneruskan menyusui setelah enam
bulan hingga dua tahun bersama dengan pemberian makanan pendamping ASI
adalah cara yang paling memadai dan paling aman untuk mencegah gangguan
pertumbuhan dan memastikan perkembangan kognitif dalam fase kritis
kehidupan ini.

Pemberian ASI adalah salah satu cara paling efektif untuk melindungi kesehatan
anak dan ibu, sekaligus memberikan anak awal terbaik dalam kehidupannya,”
kata Pelaksana Tugas Perwakilan UNICEF Robert Gass. “Di tengah pandemi
global, para pemangku kepentingan harus mempertahankan perlindungan,
promosi, dan dukungan untuk menyusui. ASI telah terbukti sebagai strategi yang
mampu menyelamatkan nyawa dan merupakan fondasi bagi masyarakat sehat,
cerdas, dan produktif.

Pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kedondong pada


tahun 2022 sebanyak 86,5%, sedangkan pada tahun 2023 januari-september
sebanyak 44%.

Oleh karena itu UPTD Puskesmas Kedondong mengimbau kepada semua bidan
staf UPTD Puskesmas Kedondong untuk lebih meningkatkan sosilasi pemberian
ASI Eksklusif di lingkungan kerja UPTD Puskesmas Kedondong, hal ini sesuai
dengan Tata nilai yang diterapkan pada UPTD PUSKESMAS KEDONDONG
adalah “CERIA” yakni Cekatan dalam tindakan, Efisien dalam pelayanan, sarana
dan prasarana, Ramah dalam pelayanan, Inovatif untuk meningkatkan mutu
pelayanan dan Aman diri, pasien dan lingkungan dalam memberikan pelayanan.

C. Tujuan umum dan Tujuan Khusus


 Tujuan Umum :
Meberikan Pelayanan yang berkualitas Kepada bayi melalui Asi Eksklusif
untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang baik dan optimal
 Tujuan Khusus :
1. Melakukan pencegahan timbulnya penyakit yang berhubungan makan
dan minum.
2. Memberikan kekebalan tubuh pad bayi melalui colostrum ASI.
3. Memenuhi kebutuhan nutrisi bayi 0-6 bulan
4. Menyadarkan semua ibu bahwasannya hanya Asi saja yang dapat
memenuhi kebutuhan nutrisi untuk bayi 0-6 bulan.

C. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


Pemberian Asi Eksklusif diberikan pada bayi 0-6 bulan diseluruh wilayah kerja
Puskesmas Kedondong.
Pendataan bayi 0-6 bulan di setiap bulannya dilakukan oleh seluruh bidan desa
diseluruh wilayah kerja puskesmas kedondong.

D. Sasaran

Sasaran Asi Eksklusif:

 Seluruh Bayi 0-6bulan di wilayah puskesmas Kedondong

E. Cara Melaksanakan Kegiatan


Penyuluhan dan sosialisasi ASI Eksklusif setiap kali bidan desa posyandu
bulanan rutin, bidan praktek swasta serta ke ibu-ibu kader diseluruh wilayah
Kab/Kota.

F. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Monitoring

Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan dilakukan setiap Setiap bulan


dan pada saat pre minilokakarya dan monev koordinator UKM :
1. Dalam pertemuan preminilokakarya dipaparkan pencapaian setiap hasil
kegiatan yang kemudian dibandingkan dengan target yang harus dicapai, jika
pencapaian belum mencapai target yang sudah ditetapkan maka dicari faktor
penyebab masalah, Analisis faktor penyebab masalah dan Menentukan cara
penyelesaian masalah.
2. Dalam Monev koordinator UKM akan dievaluasi perencanaan kegiatan, SOP,
KAK, apakah pelaksanaan kegiatan sesuai prosedur, dan bukti laporan hasil
kegiatan.

G. Pencatatan Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan

1. Pencatatan dan Pelaporan dilakukan petugas pelaksana setiap selesai


melaksanakan kegiatan.
2. Evaluasi Kegiatan, dilakukan analisis terhadap hasil kegiatan tiap akhir
bulan oleh pelaksana upaya gizi kepada penanggung jawab UKM dan
Kepala Puskesmas.

Demikian Kerangka Acuan Kegiatan ini disusun untuk dipergunakan sebagai


acuan dalam pelaksanaan kegiatan sampai dengan tercapainya tujuan yang
ditetapkan.

Mengetahui,
Ka. UPTD Puskesmas Kedondong Penanggung Jawab GIZI

dr. Yosra Mula Maratur S Dewi Hardiyanti, S.ST


NIP : 19820528 201001 1 013 NIP : 19900208 201705 2 001

Anda mungkin juga menyukai