Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KOTA DUMAI

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SUNGAI SEMBILAN
Jalan Raya Dumai Basilam Baru KM.14 Kode Pos 28826
Email : pusk.sei9@gmail.com

KERANGKA ACUAN

RUANG LAKTASI “ SAHABAT IBU “

A. Pendahuluan
Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan
masyarakat. Mutu hidup, produktifitas tenaga kerja, angka kesakitan
dan kematian yang tinggi pada bayi dan anak-anak, menurunnya
daya kerja fisik serta terganggunya perkembangan mental adalah
akibat langsung atau tidak langsung dari masalah gizi kurang.
Sebagaimana diketahui bahwa salah satu masalah gizi yang paling
utama pada saat ini di Indonesia adalah kurang kalori dan protein.
Tingginya angka kekurangan gizi pada bayi karena Air Susu Ibu (ASI)
banyak diganti dengan susu botol dengan cara dan jumlah yang tidak
memenuhi kebutuhan. Pertumbuhan dan perkembangan bayi
sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk
energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI tersebut.
ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan
pertumbuhan sampai usia sekitar enam bulan. Setelah itu ASI hanya
berfungsi sebagai sumber protein vitamin dan mineral utama untuk
bayi yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada beras.
Dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia
harus dimulai sedini mungkin yaitu sejak masih bayi. Salah satu
faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas
manusia adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI
semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam
pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus di masa depan.
Akhir-akhir ini sering dibicarakan tentang peningkatan penggunaan
ASI.
B. Latar belakang
Upaya pelayanan gizi di puskesmas merupakan bagian tak
terpisahkan dari pelayanan kesehatan dasar tingkat puskesmas yang
perlu selalu ditingkatkan kualitasnya. Sebab kesehatan dan gizi
merupakan faktor penting karena secara langsung berpengaruh
terhadap kualitas SDM (Sumber Daya Manusia). Pembangunan
kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia serta kualitas kehidupan dan usia harapan hidup manusia,
meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat serta untuk
mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat.
Upaya ini bertujuan mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri
dalam menjaga kesehatannya dan menyadari pentingnya pelayanan
kesehatan yang bersifat promotif dan preventif. Masyarakat akan
membutuhkan pelayanan kesehatan dan informasi tentang masalah
kesehatan dan gizi yang dihadapinya (Departemen Kesehatan dan
Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia, 2000 : 12).
Puskesmas mengelola pelaksanaan upaya kesehatan termasuk
pembinaan peran serta masyarakat, serta melakukan koordinasi
terhadap semua upaya dan sarana pelayanan kesehatan yang ada di
wilayahnya sesuai dengan kewenangannya. Program-program
kesehatan, terutama yang terkait dengan gizi perlu selalu
disosialisasikan secara terus menerus, hal ini dikarena perubahan
tingkah laku kadang-kadang hanya dapat terjadi dalam kurun waktu
yang relatif lama.
Indikator peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia
yaitu adanya penurunan angka kematian bayi, angka kematian ibu
dan meningkatnya status gizi masyarakat dan meningkatnya angka
harapan hidup waktu lahir. Untuk mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan
upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk uapay
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang
diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu,
menyeluruh, dan berkesinambungan.
Dalam meningkatkan cakupan dan pencapaian Asi Eksklusif di
Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Sembilan diperlukan suatu inovasi
baru untuk meningkatkan status gizi Ibu dan Bayi. Sejalan dengan
hal tersebut, perlu diambil langkah-langkah sebagai inovasi dalam
upaya peningkatan pelayanan gizi di puskesmas. Salah satu inovasi
yang ditempuh yaitu membentuk : Ruang Laktasi “ Sahabat Ibu “.

C. Tujuan umum dan tujuan khusus


1. Tujuan umum
Secara umum tujuan kegiatan ruang laktasi adalah untuk
mengetahui tentang manajemen laktasi dan ASI eksklusif.
Diharapkan para ibu memahami dan menerapkan manajemen laktasi
dan ASI eksklusif dalam kehidupan sehari- hari.

2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dibentuknya ruang laktasi ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui keuntungan dan manfaat pemberian air susu
ibu.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI.
3. Untuk mengetahui apa saja masalah-masalah dalam menyusui.
4. Untuk mengetahui apa saja perawatan payudara antenatal dan
postnatal.
5. Mengetahui cara memperbanyak ASI.
6. Posisi menyusui yang benar.
7. Penyimpanan dan pemberian ASI pada ibu yang bekerja.
D. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
1. Kegiatan pokok
Memberikan konseling ASI kepada klien sesuai dengan tatalaksana
dan manajemen dalam konseling menyusui.
2. Rincian kegiatan
Adapun kegiatan – kegiatan yang dilakukan di ruang laktasi antara
lain :
a. Konseling sebelum melahirkan

 Manfaat asi bagi bayi.

 Mengetahui keuntungan menyusui.

 Perawatan payudara.

 Persiapan untuk menyusui.

 Apa saja keperluan yang dibutuhkan untuk menyusui dan


bagaimana cara penyimpanan asi.

 Manajemen laktasi untuk ibu bekerja

b. Konseling setelah melahirkan


 Atasi keluhan selama menyusui seperti : payudara bengkak,
puting lecet, asi tidak keluar, bayi bingung puting, puting
payudara tenggelam, dll.
 Cara meningkatkan produksi asi.

E. Cara melaksanakan kegiatan


Untuk melakukan kegiatan konseling menyusui adalah dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a) Dilakukan di dalam gedung yaitu di Puskesmas
b) Di luar gedung yaitu Posyandu, dan pada waktu kunjungan rumah
atau kunjungan lapangan.
Cara melaksanakan kegiatan antara lain :

1. Petugas menanyakan identitas (nama, umur, jenis kelamin, dan


alamat) ibu dan balita yang datang.
2. Petugas menanyakan kondisi kesehatan ibu dan balita.
3. Petugas menanyakan riwayat ibu dalam menyusui.
4. Petugas menilai dan mengamati kegiatan menyusui.
5. Petugas memberikan konseling laktasi sesuai dengan keluhan ibu.
6. Petugas mengkonsultasikan dengan dokter untuk ibu/balita yang
perlu penanganan lebih lanjut.
7. Petugas melaksanakan pencatatan dan pelaporan.
8. Memberikan saran tindak lanjut sesuai permasalahan.
9. Bila diperlukan, membuat kesepakatan dengan si Ibu atau
keluarganya tentang jadual konseling menyusui kembali.

F. Sasaran
1. Ibu hamil
2. Ibu menyusui yang mempunyai bayi 0 - 24 bln

G. Jadwal pelaksanaan kegiatan


Jadwal kegiatan konseling ASI di lakukan setiap hari di hari efektif
kerja, baik rawat jalan maupun rawat inap.

H. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan tiap bulan sekali oleh Tim
ruang laktasi Puskesmas.

I. Pencatatan, pelaporan dn evaluasi kegiatan


Pencatatan atau pelaporan kegiatan dilakukan setiap bulan di akhir
bulan pembukuan.

Anda mungkin juga menyukai