(UKM)
MINI PROJECT
Pendamping:
Oleh :
dr. Manista Astriyani
dr. Diyah Nurmawadah
dr. Zita Wahyu Agrinartanti
dr. Ajeng Indraswari Fiananda
dr. Ayu Kusumawati
dr. Dina Ameliana
BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang Penelitian .................................................................1
1.2 Pernyataan Masalah...........................................................................3
1.3 Tujuan ...............................................................................................4
1.4 Manfaat .............................................................................................4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................6
2.1 ASI EKSKLUSIF...............................................................................6
2.1.1. Definisi ASI Eksklusif.............................................................6
2.1.2. Manfaat ASI Eksklusif.............................................................6
2.2 KANDUNGAN ASI..........................................................................8
2.3 KLASIFIKASI ASI .........................................................................10
2.4 FISIOLOGI PENGELUARAN ASI................................................11
2.5 KEUNGGULAN ASI DIBANDING SUSU FORMULA...............15
2.6 CARA PEMBERIAN DAN PENYIMPANAN ASI.......................18
2.7 FAKTOR YANG PENGARUHI KEBERHASILAN ASI
EKSKLUSIF....................................................................................19
2.7.1. Faktor Internal........................................................................19
2.7.2. Faktor Eksternal.....................................................................22
2.8 KETERAMPILAN MENYUSUI....................................................24
2.9 TANDA CUKUP ASI......................................................................26
2.10 TIPS SUKSES ASI EKSKLUSIF...................................................26
2.11 KECAMATAN JEKULO................................................................28
BAB III. METODE MINI PROJECT................................................................32
3.1. Judul Mini Project..............................................................................32
3.2. Kegiatan..............................................................................................32
3.3. Sasaran................................................................................................32
3.4. Waktu dan Tempat.............................................................................32
3.5. Biaya..................................................................................................32
3.6. Pelaksanaan........................................................................................32
3.7. Teknik Pelaksanaan............................................................................33
3.8. Evaluasi Program ...............................................................................33
LAMPIRAN ........................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................39
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6
bulan di wilayah kerja UPT Puskesmas Jekulo Kabupaten Kudus.
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu seputar ASI Eksklusif, dan
mengetahui efektif atau tidaknya cara yang diberikan oleh petugas kesehatan
untuk memfollow-up pemberian ASI Eksklusif disertai dengan pemberian
reward untuk ibu yang berhasil memberikan ASI Eksklusif pada bayinya
sampai usia 6 bulan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakter ibu menyusui meliputi umur, pendidikan, pekerjaan,
dan tempat tinggal
b. Mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan sikap, pengetahuan
dengan prilaku, pengetahuan dengan, sikap dengan perilaku ibu seputar ASI
Eksklusif.
c. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
pemberian ASI Eksklusif pada bayi.
d. Mengetahui faktor-faktor yang menjadi kendala ibu sehingga tidak
memberikan ASI Eksklusif.
e. Melakukan pemantauan dan evaluasi program.
1.4 MANFAAT
1. Manfaat bagi penulis
a. Melaksanakan kegiatan mini project dalam rangka menyelesaikan
Program Internsip dokter Indonesia.
b. Berperan serta dalam upaya peningkatan kesehatan Ibu dan anak, dalam
hal inipemberian ASI Eksklusif.
2. Manfaat bagi Puskesmas
a. Terpenuhinya target cakupan ASI Eksklusif di wilayah Puskesmas Jekulo.
4
b. Terpantaunya pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja UPT Puskesmas
Jekulo.
3. Manfaat bagi Masyarakat
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai manfaat dan pentingnya
pemberian ASI Eksklusif Ibu dan bayi.
b. Meningkatan kesadaran masyarakat untuk memberikan dukungan penuh
terhadap ibu menyusui untuk tetap memberikan ASI Eksklusif pada
bayinya.
c. Mencetak generasi penerus bangsa yang sehat dan pintar dengan langkah
awal pemberian ASI Eksklusif saat usia 0-6 bulan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Untuk Ibu
a. Isapan bayi dapat membuat rahim menciut, mempercepat kondisi ibu
untuk kembali ke masa prakehamilan.
b. Mengurangi resiko perdarahan.
c. Lemak yang ditimbun di sekitar panggul dan paha pada masa
kehamilan akan berpindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat
langsing kembali.
d. Resiko terkena kanker rahim dan kanker payudara pada ibu yang
menyusui bayi lebih rendah dari pada ibu yang tidak menyusui.
e. Menyusui bayi lebih menghemat waktu, karena ibu tidak perlu
menyiapkan botol dan mensterilkannya. ASI lebih praktis lantaran ibu
bisa berjalan-jalan tanpa membawa perlengkapan lain.
f. ASI lebih murah dari pada susu formula.
g. ASI selalu steril dan bebas kuman sehingga aman untuk ibu dan
bayinya.
7
h. Ibu dapat memperoleh manfaat fisik dan emotional ( Dwi Sunar, 2009).
3. Untuk Keluarga
Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli susu formula, botol
susu, serta peralatan lainnya, jika bayi sehat, berarti keluarga mengeluarkan
lebih sedikit biaya guna perawatan kesehatan, penjarangan kelahiran
lantaran efek kontrasepsi dari ASI eksklusif, jika bayi sehat berarti
menghemat waktu keluarga, menghemat tenaga keluarga karena ASI selalu
tersedia setiap saat, keluarga tidak perlu repot membawa berbagai peralatan
susu ketika bepergian (Roesli, 2005).
9
bayi prematur atau yang kurang mendapat sinar matahari dianjurkan
pemberian suplementasi vitamin D.
4. Zat besi
Bayi aterm normal biasanya lahir dengan hemoglobin tinggi (16-22 gr/dl),
yang berukuran cepat setelah lahir. Zat besi yang diperoleh dari pemecahan
hemoglobin digunakan kembali. Bayi tersebut juga memiliki persediaan zat
besi dalam jumlah banyak cukup untuk setidaknya 4-6 bulan. meskipun
jumlah zat besi yang terkandung dalam ASI lebih sedikit dari yang
terkandung dalam susu formula, bioavailabilitas zat besi dalam ASI jauh
lebih tinggi. 70% zat besi dalam ASI dapat diserap, sedangkan hanya 10%
jumlah zat besi dapat diserap dalam susu formula. Perbedaan ini disebabkan
rangkaian interaksi kompleks yang terjadi di usus. Bayi yang diberikan susu
sapi segar atau susu formula dapat mengalami anemia karena perdarahan
kecil di usus.
b. Kalsium
Kalsium lebih efisien diserap dari ASI dibanding susu pengganti ASI karena
perbandingan kalsium fosfor ASI lebih tinggi. Susu formula bayi yang
berasal dari susu sapi tidak terelakkan memiliki kandungan fosfor lebih tingi
dari pada ASI dan dilaporkan meningkatkan resiko tetanus pada neonatus.
c. Mineral
ASI memiliki kadar kalsium, fosfor, natrium, dan kalium yang lebih rendah
daripada susu formula. Tembaga, kobalt, dan selenium terdapat dalam kadar
yang lebih tinggi. Semakin tinggi bioavailabilitas mineral dan unsur kelumit
ini, dipastikan bahwa kebutuhan bayi terpenuhi dan pada saat yang
bersamaan, juga menimbulkan beban penyerapan yang lebih rendah pada
ginjal neonatus dari pada susu pengganti ASI.
2.3 KLASIFIKASI ASI
ASI dikelompokan menjadi 3, yaitu :
1. ASI stadium I adalah kolostrum. Kolostrum adalah cairan yang pertama
disekresi oleh kelenjar payudara dari hari ke-1 sampai hari ke-4.
Kolostrum sangat baik untuk mengeluarkan “meconium” yaitu air
ketuban dan cairan lain yang tertelan masuk perut bayi saat proses
persalinan. Jumlah (volume) kolostrum berkisar 150-300 cc per hari.
10
2. ASI Stadium II adalah ASI peralihan, yaitu ASI yang keluar setelah
kolostrum sampai sebelum menjadi ASI yang matang. ASI ini diproduksi
pada hari ke-4 sampai hari ke-10.
3. ASI stadium III adalah ASI matur. ASI yang disekresi dari hari ke-10
sampai seterusnya.
11
terhambat pengeluarannya pada keadaan: ibu gizi buruk, dan pengaruh obat-obatan
(Badriul, 2008).
Pada ibu ada 2 macam reflek yang menentukan keberhasilan dalam menyusui
bayinya, reflek tersebut adalah:
1. Reflek Prolaktin
Reflek ini secara hormonal untuk memproduksi ASI. Waktu bayi menghisap
payudara ibu, terjadi rangsangan neorohormonal pada putting susu dan aerola
ibu. Rangsangan ini diteruskan ke hypophyse melalui nervus vagus, terus
kelobus anterior. Dari lobus ini akan mengeluarkan hormon prolaktin, masuk
ke peredaran darah dan sampai pada kelenjar –kelenjar pembuat ASI. Kelenjar
ini akan terangsang untuk menghasilkan ASI.
2. Let-down Refleks (Refleks Milk Ejection)
Refleks ini membuat memancarkan ASI keluar. Bila bayi didekatkan pada
payudara ibu, maka bayi akan memutar kepalanya kearah payudara ibu.
Refleks memutarnya kepala bayi ke payudara ibu disebut :”rooting reflex
(reflex menoleh). Bayi secara otomatis menghisap putting susu ibu dengan
bantuan lidahnya. Let-down reflex mudah sekali terganggu, misalnya pada ibu
yang mengalami goncangan emosi, tekanan jiwa dan gangguan pikiran.
Gangguan terhadap let down reflex mengakibatkan ASI tidak keluar. Bayi
tidak cukup mendapat ASI dan akan menangis.
Pengeluaran ASI (Refleks Letdown/pelepasan ASI) merupakan proses
pelepasan ASI yang berada dibawah kendali neuroendokrin, dimana bayi yang
menghisap payudara ibu akan merangsang produksi oksitosin yang
menyebabkan kontraksi sel-sel mioepitel. Kontraksi dari sel-sel ini akan
memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan masuk ke sistem
duktus untuk selanjutnya mengalir melalui duktus laktiferus masuk ke mulut
bayi sehingga ASI tersedia bagi bayi (Maryunani, 2009).
Faktor-faktor yang memicu peningkatan refleks ”letdown/pelepasan ASI” ini
yaitu pada saat ibu melihat bayinya, mendengarkan suara bayi, mencium bayi,
dan memikirkan untuk meyusui bayi. Sementara itu, faktor-faktor yang
menghambat refleks ”letdown/pelepasan ASI yaitu stress seperti keadaan
bingung atau psikis kacau, takut, cemas, lelah, malu, merasa tidak pasti atau
merasakan nyeri.
12
Oksitosin juga mempengaruhi jaringan otot polos uterus berkontraksi sehingga
mempercepat lepasnya plasenta dari dinding uterus dan membantu
mengurangi terjadinya perdarahan. Oleh karena itu, setelah bayi lahir maka
bayi harus segera disusukan pada ibunya (Inisiasi Menyusui Dini ). Dengan
seringnya menyusui, penciutan uterus akan terjadi makin cepat dan makin
baik. Tidak jarang perut ibu akan terus terasa mulas yang sangat pada hari-hari
pertama menyusui, hal ini merupakan mekanisme alamiah yang baik untuk
kembalinya uterus ke bentuk semula (Maryunani, 2009).
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI:
a. Makanan Ibu
Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa
menyusui tidak secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air
susu yang dihasilkan. Dalam tubuh terdapat cadangan berbagai zat gizi
yang dapat digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Akan tetapi jika
makanan ibu terus menerus tidak mengandung cukup zat gizi yang
diperlukan tentu pada akhirnya kelenjar-kelenjar pembuat air susu dalam
buah dada ibu tidak akan dapat bekerja dengan sempurna, dan akhirnya
akan berpengaruh terhadap produksi ASI.
Unsur gizi dalam 1 liter ASI setara dengan unsur gizi yang terdapat
dalam 2 piring nasi ditambah 1 butir telur. Jadi diperlukan kalori yang
setara dengan jumlah kalori yang diberikan 1 piring nasi untuk membuat 1
liter ASI. Agar Ibu menghasilkan 1 liter ASI diperlukan makanan
tamabahan disamping untuk keperluan dirinya sendiri, yaitu setara dengan
3 piring nasi dan 1 butir telur.
Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat tambahan
makanan, maka akan terjadi kemunduran dalam pembuatan ASI. Terlebih
jikapada masa kehamilan ibu juga mengalami kekurangan gizi. Karena itu
tambahan makanan bagi seorang ibu yang sedang menyusui anaknya
mutlak diperlukan. Dan walaupun tidak jelas pengaruh jumlah air minum
dalam jumlah yang cukup. Dianjurkan disamping bahan makanan sumber
protein seperti ikan, telur dan kacang-kacangan, bahan makanan sumber
vitamin juga diperlukan untuk menjamin kadar berbagai vitamin dalam
ASI.
b. Ketentraman Jiwa dan Pikiran
13
Pembuahan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Ibu
yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan dan
berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam
menyusui bayinya.
c. Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen dan progesteron.
Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan menggunakan
kontrasepsi pil yang mengandung hormon estrogen, karena hal ini dapat
mengurangi jumlah produksi ASI bahkan dapat menghentikan produksi
ASI secara keseluruhan oleh karena itu alat kontrasepsi yang paling tepat
digunakan adalah alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yaitu IUD atau
spiral. Karena AKDR dapat merangsang uterus ibu sehingga secara tidak
langsung dapat meningkatkan kadar hormon oxitoksin, yaitu hormon yang
dapat merangsang produksi ASI.
d. Perawatan Payudara
Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu dilakukan,
yaitu dengan mengurut payudara selama 6 minggu terakhir masa
kehamilan. Pengurutan tersebut diharapkan apablia terdapat penyumbatan
pada duktus laktiferus dapat dihindarkan sehingga pada waktunya ASI akan
keluar dengan lancar.
e. Pengaruh persalinan dan klinik bersalin
Banyak ahli mengemukakan adanya pengaruh yang kurang baik
terhadap kebiasaan memberikan ASI pada ibu-ibu yang melahirkan di
rumah sakit atau klinik bersalin yang lebih mengutamakan keberhasilan
persalinan (ibu dan anak selamat) dibandingkan pemberian ASI pada bayi.
Sering makanan pertama yang diberikan justru susu formula. Hal ini
memberikan kesan yang tidak mendidik pada ibu, dan ibu selalu
beranggapan bahwa susu sapi lebih dari ASI. Pengaruh itu akan semakin
buruk apabila disekeliling kamar bersalin dipasang gambar-gambar atau
poster yang memuji penggunaan susu buatan.
14
2.5 KEUNGGULAN ASI DIBANDING SUSU FORMULA
15
ASI mudah dicerna bayi protein yang tidak mudah
karena mengandung enzim- dicerna yang bisa membentuk
enzim yang dapat membantu sepotong susu yang membeku
proses pencernaan antara lain sehingga berhenti di perut
lipase (untuk menguraikan lebih lama oleh karena itu taji
lemak), amilase (untuk bayi lebih kental dan keras
menguraikan karbohidrat) yang dapat menyebabkan
dan protease (untuk susah BAB dan membuat bayi
menguraikan protein). tidak nyaman.
4. Kebutuhan Dapat memajukan pendirian Kekurangan menghisap
hubungan ibu dan anak. ASI payudara: mudah menolak
adalah makanan bayi, dapat ASI yang menyebabkan
memenuhi kebutuhan bayi, kesusahan bayi menyesuaikan
memberikan rasa aman diri atau makan terlalu
kepada bayi yang dapat banyak, tidak sesuai dengan
mendorong kemampuan prinsip kebutuhan
adaptasi bayi.
5. Ekonomi Lebih murah: menghemat Biaya lebih mahal: karena
biaya alat-alat, makanan, dll menggunakan alat,makanan,
yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan, dll.
pemeliharaan, mengurangi Untuk memelihara sapi. Biaya
beban perekonomian ini sangat subjektif yang
keluarga menjadi beban keluarga.
6. Kebersihan ASI boleh langsung diminum Polusi dan infeksi:
jadi bias menghindari pertumbuhan bakteri di dalam
penyucian botol susu yang makanan buatan sangat cepat
tidak benar ataupun hal apalagi di dalam botol susu
kebersihan lain yang yang hangat biarpun makanan
disebabkan oleh penyucian yang dimakan bayi adalah
tangan yang tidak bersih oleh makanan bersih akan tetapi
ibu. Dapat menghindari karena tidak mengandung anti
bahaya karena pembuatan infeksi, bayi akan mudah
dan penyimpanan susu yang mencret atau kena penularan
tidak benar. lainnya.
7. Ekonomis Tidak perlu disterilkan atau Penyusuan susu formula dan
16
lebih mudah dibawa keluar, alat yang cukup untuk
lebih mudah diminum, menyeduh susu.
minuman yang paling segar
dan suhu minuman yang
paling tepat untuk bayi
8. Penampilan Bayi mesti menggerakkan Penyusuan susu formula
mulut untuk menghisap ASI, dengan botol susu akan
hal ini dapat membuat gigi mengakibatkan penyedotan
bayi menjadi kuat dan wajah yang tidak puas lalu menyedot
menjadi cantik terus yang dapat menambah
beban ginjal dan kemungkinan
menjadi gemuk
9. Pencegahan Bagi bayi yang beralergi, Bagi bayi yang alergiterhadap
ASI dapat menghindari alergi susu formula tidak dapat
karena susu formula seperti menghindari mencret,
mencret, muntah, infeksi muntah,infeksi saluran napas,
saluran pernapasan, asma, asma, kemerahan,
bintik-bintik, pertumbuhan pertumbuhan terganggu dan
terganggu dan gejala lainnya. gejala lainnya yang
disebabkan oleh susu formula.
10. Kebaikan Dapat membantu kontraksi Tidak dapat membantu
bagi ibu rahim ibu, lebih lambat kontraksi rahim yang dapat
datang bulan sehabis membantu pengembalian
melahirkan sehingga dapat tubuh ibu jadi rahim perlu
ber-KB alami. Selain itu dielus sendiri oleh ibu. Tidak
dapat menghabiskan kalori dapat memperlambat waktu
yang berguna untuk datang bulan yang dapat
pengembalian postur tubuh menghasilkan cara KB alami.
ibu. Berdasarkan biodata Berdasarkan biodata statistik,
statistik, ibu yang menyusui ibu yang menyusui susu
ASI lebih rendah formula lebih tinggi
kemungkinan menderita kemungkinan menderita
kanker payudara, kanker kanker payudara.
rahim dan keropos tulang
17
2.6 CARA PEMBERIAN DAN PENYIMPANAN ASI
Cara pemberian ASI yang benar yaitu :
1. Cuci tangan yang bersih dengan sabun.
2. Perah sedikit ASI dan oleskan disekitar putting
3. Duduk dan berbaring dengan santai.
4. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi,
jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus, hadapkan
bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu.
5. Dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir bayi ke puting susunya
dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.
6. Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi
terletak di bawah puting susu.
18
dengan botol/dot, kesalahan pada posisi dan perlekatan bayi pada saat
menyusui (Badriul, 2008 ).
Inisiasi menyusui dini adalah meletakkan bayi diatas dada atau perut
ibu segera setelah dilahirkan dan membiarkan bayi mencari puting ibu
kemudian menghisapnya setidaknya satu jam setelah melahirkan. Cara bayi
melakukan inisiasi menyusui dini disebut baby crawl. Karena sentuhan atau
emutan dan jilatan pada puting ibu akan merangsang pengeluaran ASI dari
payudara. Dan apabila tidak melakukan inisiasi menyusui dini akan dapat
mempengaruhi produksi ASI (Maryunani, 2009).
Ibu sebaiknya tidak menjadwalkan pemberian ASI. Menyusui paling
baik dilakukan sesuai permintaan bayi (on demand ) termasuk pada malam
hari, minimal 8 kali sehari. Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh seringnya
bayi menyusui. Makin jarang bayi disusui biasanya produksi ASI akan
berkurang. Produksi ASI juga dapat berkurang bila menyusui terlalu sebentar.
Pada minggu pertama kelahiran sering kali bayi mudah tertidur saat menyusui.
Ibu sebaiknya merangsang bayi supaya tetap menyusui dengan cara
menyentuh telinga/telapak kaki bayi agar bayi tetap menghisap (Badriul,
2008).
Seringkali sebelum ASI keluar bayi sudah diberikan air putih, air gula,
air madu, atau susu formula dengan dot. Seharusnya hal ini tidak boleh
dilakukan karena selain menyebabkan bayi malas menyusui, bahan tersebut
mungkin menyebabkan reaksi intoleransi atau alergi. Apabila bayi malas
menyusui maka produksi ASI dapat berkurang, karena semakin sering
menyusui produksi ASI semakin bertambah (Danuatmaja, 2003).
Meskipun menyusui adalah suatu proses yang alami, juga merupakan
keterampilan yang perlu dipelajari. Ibu seharusnya memahami tata laksana
laktasi yang benar terutama bagaimana posisi menyusui dan perlekatan yang
baik sehingga bayi dapat menghisap secara efektif dan ASI dapat keluar
dengan optimal. Banyak sedikitnya ASI berhubungan dengan posisi ibu saat
menyusui. Posisi yang tepat akan mendorong keluarnya ASI dan dapat
mencegah timbulnya berbagai masalah dikemudian hari (Cox, 2006).
19
Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk
mendapatkan penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Wanita yang
bekerja seharusnya diperlakukan berbeda dengan pria dalam hal pelayanan
kesehatan terutuma karena wanita hamil, melahirkan, dan menyusui. Padahal
untuk meningkatkan sumber daya manusia harus sudah sejak janin dalam
kandungan sampai dewasa. Karena itulah wanita yang bekerja mendapat
perhatian agar tetap memberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan dan diteruskan
sampai 2 tahun (pusat kesehatan kerja Depkes RI,2005).
Beberapa alasan ibu memberikan makanan tambahan yang berkaitan
dengan pekerjaan adalah tempat kerja yang terlalu jauh, tidak ada penitipan
anak, dan harus kembali kerja dengan cepat karena cuti melahirkan singkat
(Mardiati, 2006). Cuti melahirkan di Indonesia rata-rata tiga bulan. Setelah itu,
banyak ibu khawatir terpaksa memberi bayinya susu formula karena ASI
perah tidak cukup. Bekerja bukan alasan untuk tidak memberikan ASI
eksklusif, karena waktu ibu bekerja bayi dapat diberi ASI perah yang diperah
minimum 2 kali selama 15 menit. Yang dianjurkan adalah mulailah menabung
ASI perah sebelum masuk kerja. Semakin banyak tabungan ASI perah,
seamakin besar peluang menyelesaikan program ASI eklusif (Danuatmaja,
2003).
c. Pengetahuan
Menurut Notoadmojo (2007) pengetahuan merupakan hasil dari tahu,
dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek
tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan akan memberikan pengalaman
kepada ibu tentang cara pemberian ASI eksklusif yang baik dan benar yang
juga terkait dengan masa lalunya. Dalam hal ini perlu ditumbuhkan motivasi
dalam dirinya secara sukarela ddan penuh rasa percaya diri untuk mampu
menyusui bayinya. Pengalaman ini akan memberikan pengetahuan, pandangan
dan nilai yang akan menberi sikap positif terhadap masalah menyusui (Erlina,
2008).
Akibat kurang pengetahuan atau informasi, banyak ibu menganggap
susu formula sama baiknya , bahkan lebih baik dari ASI . Hal ini
menyebabkan ibu lebih cepat memberikan susu formula jika merasa ASI
20
kurang atau terbentur kendala menyusui. Masih banyak pula petugas
kesehatan tidak memberikan informasi pada ibu saat pemeriksaan kehamilan
atau sesudah bersalin (Prasetyono, 2005).
Untuk dapat melaksanakan program ASI eksklusif, ibu dan
keluarganya perlu menguasai informasi tentang fisiologis laktasi, keuntungan
pemberian ASI, kerugian pemberian susu formula, pentingnya rawat gabung,
cara menyusui yang baik dan benar, dan siapa harus dihubungi jika terdapat
keluhan atau masalah seputar menyusui (konselor ASI).
Jika terdapat lecet pada puting itu terjadi karena beberapa faktor yang
dominan adalah kesalahan posisi menyusui saat bayi hanya menghisap pada
puting. Padahal seharusnya sebagian besar areola masuk kedalam mulut bayi.
Puting lecet juga dapat terjadi pada akhir menyusui, karena bayi tidak pernah
melepaskan isapan. Disamping itu, pada saat ibu membersihkan puting
menggunakan alkohol dan sabun dapat menyebabkan puting lecet sehingga
ibu merasa tersiksa saat menyusui karena sakit (Maulana, 2007).
21
Faktor kesehatan ibu yang menyebabkan ibu memberikan makanan
tambahan pada bayi 0-6 bulan adalah kegagalan menyusui dan penyakit pada
ibu. Kegagalan ibu menyusui dapat disebakan karena produksi ASI berkurang
dan juga dapat disebabkan oleh ketidakpuasan menyusui setelah lahir karena
bayi langsung diberi makanan tambahan.
22
bayi menciptakan tekanan negatif pada rongga mulut, masalah organik, yaitu
prematuritas, dan faktor psikologis dimana bayi menjadi rewel atau sering
menangis baik sebelum maupun sesudah menyusui akibatnya produksi ASI
ibu menjadi berkurang karena bayi menjadi jarang disusui (Soetjiningsih,
1997)
d. Keyakinan
Kebiasaan memberi air putih dan cairan lain seperti teh, air manis, dan
jus kepada bayi menyusui dalam bulan-bulan pertama umum dilakukan.
Kebiasaan ini seringkali dimulai saat bayi berusia sebulan. Riset yang
dilakukan di pinggiran kota Lima, Peru menunjukkan bahwa 83% bayi
menerima air putih dan teh dalam bulan pertama. Penelitian di masyarakat
Gambia, Filipina, Mesir, dan Guatemala melaporkan bahwa lebih dari 60%
bayi baru lahir diberi air manis dan/atau teh. Nilai budaya dan keyakinan
agama juga ikut mempengaruhi pemberian cairan sebagai minuman tambahan
untuk bayi. Dari generasi ke generasi diturunkan keyakinan bahwa bayi
sebaiknya diberi cairan. Air dipandang sebagai sumber kehidupan, suatu
kebutuhan batin maupun fisik sekaligus (LINKAGES, 2002).
23
Banyak permasalahan dalam menyusui seperti (nyeri pada puting susu, susu
yang jumlahnya sedikit, atau ibu tidak nyaman dalam menyusui) bisa dipecahkan
dengan meningkatkan teknik dasar dalam menyusui, khususnya dalam memposisikan
ibu dan bayi dengan benar.
1. Posisi Ibu :
a. Duduklah dengan nyaman dan carilah posisi yang paling nyaman
ketika duduk diatas kursi, atau kursi goyang, kursi berlengan atau
bahkan duduk diatas kasur dengan bersandar pada dinding atau
sandaran kasur.
b. Letakkan bantal dibelakang punggung, dan dibawah lengan yang akan
memberikan tumpuan ketika ibu menggendong bayi.
c. Gunakan tumpuan kaki atau pijakan bila ibu duduk, khususnya bila
menggunakan kursi yang cukup tinggi.
d. Bisa juga ibu bersandar pada sandaran kasur dengan posisi menghadap
bayi dengan menggunakan bantal sebagai penyangga kepala, leher,
punggung dan kaki bagian atas.
2. Posisi bayi :
a. Disarankan untuk memulai persiapan pemberian ASI dengan
mengenakan pakaian yang sederhana pada bayi atau bahkan tidak
mengenakan pakaian, untuk meningkatkan kontak dengan ibu.
b. Baringkan bayi dalam dekapan ibu, dengan posisi menghadap
payudara. Posisi leher pada lipatan lengan, badan terbaring disepanjang
lengan dan pantat dipegang oleh tangan.
c. Setelah itu putarlah tubuh bayi sedemikian rupa sehingga posisi bayi
berhadapan dengan badan ibu.
d. Posisi tubuh bayi harus dalam kedaan tegak lurus menghadap tubuh
ibu, jangan memutar leher bayi untuk mencapai putting susu ibu.
e. Jika posisi bayi kurang tinggi, gunakan bantal untuk menyangga
lengan.
f. Posisikan lengan bayi dengan baik, lengan bawah diposisikan di bawah
payudara dan lengan yang atas bila mengganggu bisa ditahan dengan
menggunakan ibu jari lengan yang menggendong.
3 Posisi payudara :
24
a. Hal yang pertama perlu dilakukan dalam persiapan payudara menjelang
menyusui. Secara manual pijatlah payudara untuk mendapatkan
beberapa tetes ASI pada puting ibu, hal ini akan melembabkan payudara
ibu.
b. Tahanlah payudara, beban payudara ditahan dengan telapak tangan dan
jari-jemari di bawahnya dan ibu jari di atasnya.
c. Jauhkan jari dari daerah areola, sehingga menjauhi daerah tempat bayi
menghisap susu, hal ini bertujuan untuk menghindari kontaminasi.
4 Memulai menyusui :
a. Dekatkan mulut bayi pada puting yang sudah lembab tadi, lalu pijatlah
bibir bayi dengan lembut untuk merangsang refleks menghisap pada
bayi.
b. Ketika mulut bayi terbuka, segeralah melekatkan mulut bayi di tengah
payudara dan dekatlah bayi dengan erat ke tubuh ibu.
c. Pastikan bayi menghisap hingga areola payudara bukan puting susu ibu,
dengan ini nyeri pada payudara selama menyusui bisa dihindari.
d. Buatlah penyesuaian dengan irama pernafasan bayi.
e. Ketika bayi sudah menghisap ASI dengan baik maka pastikan kita
mengatur posisi payudara dengan baik, tahan berat payudara dengan
tangan sehingga berat payudara tidak seluruhnya membebani mulut dan
bibir bayi.
f. Hal terakhir yang cukup penting adalah, ketika kita akan menghentikan
pemberian ASI, jangan menarik mulut bayi dari payudara ketika bayi
masih menghisap. Maka hentikan dahulu hisapan bayi lalu jauhkan bayi
dari payudara dengan perlahan-lahan, hal ini bertujuan agar penghentian
menyusui ini tidak melukai payudara, yang bisa berakibat nyeri hingga
infeksi payudara.
26
4. Makan makanan yang bergizi dan minum cairan yang cukup banyak.
Bisa air putih, jus buah, susu rendah lemak, kuah makanan. Daun
katuk segar lebih cepat menghasilkan daripada suplemen seperti Pro
ASI atau Lancar ASI. Jangan pikirkan diet dulu. Melangsingkan
tubuh bisa dilakukan kapan saja sementara menyusui waktunya cuma
sebentar sementara manfaat baiknya untuk bayi adalah untuk
kecerdasan dan daya tahan tubuhnya.
5. Minum madu juga sangat bermanfaat
6. Ibu harus cukup istirahat dan jangan stress. Stres dapat menurunkan
produksi ASI
7. Jika bayi masih tampak kurang puas juga, pompa ASI dan masukkan
ke botol untuk diberikan ke bayi.
8. Ini yang paling penting, yaitu rasa percaya diri bahwa kita mampu
untuk memberikan yang terbaik untuk bayi kita yaitu ASI.
9. Memberikan ASI eksklusif terutama sangat dianjurkan untuk bayi-bayi
yang dilahirkan dengan cara caesar. Bayi “caesar” mengalami
intensitas kesakitan yang sangat tinggi dibandingkan dengan bayi lahir
normal yang sudah mengalami exercise dalam proses kelahiran
sebelum akhirnya muncul ke dunia dan beradaptasi dengan dunia
luar. Dengan memberikan ASI, maka dapat membantu mencegah
infeksi dan mengurangi rasa sakit yang diderita bayi.
6. Jumlah Penduduk/ KK
NO DESA L P JML KK
1. Klaling 3.863 3.950 7.813 2.336
2. Pladen 2.664 2.678 5.342 1.369
3. Sidomulyo 1.275 1.255 2.530 913
4. Bulung Kulon 5.077 5.506 10.583 3.046
5. Terban 3.661 3.824 7.485 1.849
6. Gondoharum 3.449 3.345 6.794 2.145
Jumlah 19.989 20.558 40.547 11.658
28
4 Buruh Bangunan 2.155
5 Pedagang 1.105
6 PNS / ABRI 705
7 Lain-lain 2.112
9. SARANA PENDIDIKAN ;
NO URAIAN JUMLAH KETERANGAN
1 Jumlah TK/RA 12/8 6 Desa
2 Jumlah SD 27 6 Desa
3 Jumlah MI 5 Sidomulyo, Gondoharum,
Klaling, Pladen, Bulung Kulon
4 Jumlah SMP 1 Gondoharum
5 Jumlah MTS 3 Gondoharum, Sidomulyo, Bulung
Kulon
6 Jumlah 1/1 Klaling
SMA/SMK
7 Jumlah MA 1 Sidomulyo
JUMLAH 59 6 Ds. Wil Pusk. Jekulo
29
5 Polindes 6 Pladen, Sidomulyo, Bulung
kulon, Gondoharum, Terban,
Klaling
6 Posyandu 96 6 Desa Wil. Pusk. Jekulo
7 Balai Pengobatan 1 YKK Klaling
8 Rumah Bersalin 1 RB.Darus Syifa
9 RSIA 1 RSIA Nurus Syifa
30
BAB III
3.2 Kegiatan
1. Pemberian buku panduan ASI eksklusif SELASIH bagi para ibu menyusui
2. Sosialisasi buku SELASIH pada bidan desa dan kader
3. Menunjuk salah seorang ibu duta ASI Eksklusif sebagai Mother of the Month
4. Evaluasi program
3.3 Sasaran
Terlampir
3.5 Biaya
Pembiayaan semua kegiatan dari BOK, Puskesmas, dan dana mandiri
3.6 Pelaksana
Dokter Internship Kabupaten Kudus
Pemegang Program GiziUPT Puskesmas Jekulo
Bidan desa
Kader
Warga Kecamatan Jekulo
31
3.7 Teknis Pelaksanaan
1. Mengumpulkan data cakupan ASI eksklusif tiap desa di wilayah kerja
Puskesmas Jekulo.
2. Melakukan pengolahan data hingga mendapatkan kesimpulan
3. Merumuskan program atau menyempurnakan program yang telah berjalan
sesuai dengan temuan masalah yang ada
4. Melakukan sosialisasi program kepada petugas puskesmas terkait yaitu
pemegang program gizi.
5. Menyusun buku panduan ASI eksklusif SELASIH
6. Menyusun standar operasional prosedur pemberian buku panduan ASI
eksklusif SELASIH
7. Menunjuk salah seorang duta ASI eksklusif sebagai Mother of the Month
a. Melakukan seleksi dari duta ASI eksklusif yang telah ditunjuk dari
seluruh desa wilayah kerja Puskesmas Jekulo setiap bulan
b. Memberikan penghargaan kepada ibu yang terpilih sebagai Mother of
the Month
c. Ibu yang terpilih sebagai Mother of the Month akan dipajang fotonya di
ruang KIA
3.8 Evaluasi Program
Dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan tiap program, dengan cara
mengevaluasi cakupan ASI eksklusifdi wilayah kerja Puskesmas Jekulo.
32
LAMPIRAN
LAMPIRAN I
Pengambilan USG
Tabel I Data Pengambilan Urgency
PESERTA Jumlah
MASALAH
1 2 3 4 5 6
1 3 3 4 4 3 4 21
2 3 3 3 3 3 3 18
3 4 3 3 3 4 3 20
4 3 3 4 3 3 3 19
PESERTA Jumlah
MASALAH
1 2 3 4 5 6
1 3 3 4 4 3 4 21
2 3 3 4 3 3 3 19
3 4 3 3 3 4 3 20
4 3 3 4 3 3 3 19
33
Tabel IIIData Pengambilan Growth
PESERTA Jumlah
MASALAH
1 2 3 4 5 6
1 4 4 4 4 3 4 23
2 3 4 3 3 3 3 19
3 4 3 3 3 4 3 20
4 3 3 4 3 3 3 19
34
LAMPIRAN II
Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah dengan Menggunakan Fishbone Analysis
35
LAMPIRAN III
RENCANA USULAN KEGIATAN
Tabel Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan
STRATEGI PENINGKATAN CAKUPAN ASI EKSKLUSIF
No Upaya Kegiatan Tujuan Sasaran Target Kebutuhan Sumber Daya Indikator Sumber
Kesehatan Dana Alat Tenaga Keberhasilan Pembiayaan
36
1. KIA Sosialisasi dan Meningkatkan Ibu hamil 100% Buku Petugas Kesehatan : Ibu paham dan Pkm
pemberian buku cakupan pemberian yang baru saja “SELASIH” Bidan, dokter dapat melakukan mandiri
“SELASIH” ASI Eksklusif usia melahirkan pemberian ASI
0-6 bulan eksklusif
2 KIA Sosialisasi Meningkatkan Bidan desa 100% Buku Inship pemahaman Pkm
buku “SELASIH” pengetahuan tentang kader Ppt pemateri Mandiri
ASI Eksklusif Laptop
In focus
Ruangan
3 KIA Pemilihan Mother Mempublikasikan Duta ASI 100% Pigura Pemegang program Peningkatan Pkm
of the Month ibu menyusui yang eksklusif Sertifikat Gizi cakupan ASI Mandiri
berhasil Hadiah eksklusif
melaksanakan ASI
eksklusif, dan
memberikan
pengaruh kepada
ibu menyusui
lainnya.
37
LAMPIRAN IV
SOP
PEMBERIAN BUKU SELASIH
( ASI EKSKLUSIF, ANAK SEHAT IBU HEMAT)
1. Petugas kesehatan mendata semua ibu hamil yang ada di Puskesmas Jekulo.
2. Petugas kesehatan memberikan buku SELASIH kepada ibu hamil yang
memasuki usia kehamilan trimester 3 saat kelas ibu hamil.
3. Petugas kesehatan memberikan edukasi tentang isi dan cara pengisihan buku
SELASIH kepada ibu baru.
4. Petugas kesehatan menanyakan seberapa jauh pengetahuan ibu terkait buku
SELASIH.
5. Petugas kesehatan mengingatkan ibu agar selalu membawa dan menyerahkan
buku SELASIH kepada petugas kesehatan saat kegiatan posyandu atau
imunisasi.
6. Evaluasi buku SELASIH dilakukan setiap bulan pada saat kegiatan posyandu
atau imunisasi.
7. Evaluasi dilakukan oleh petugas kesehatan, yaitu bidan atau dokter.
8. Jika usia bayi kurang dari 6 bulan sudah mendapat asupan tambahan selain
ASI, maka evaluasi dinyatakan gagal.
9. Bila evaluasi berhasil sampai 6 bulan, maka ibu akan mendapatkan sertifikat
dan masuk nominasi MOM (Mom of the Month).
10. MOM merupakan wujud penghargaan yang diberikan kepada ibu yang berasil
memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan.
38
DAFTAR PUSTAKA
39