Anda di halaman 1dari 5

LEMBAR PENUGASAN

PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN AHLI


PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2020

MATA PELATIHAN : KARYA TULIS ILMIAH BIDANG KEBIDANAN


FASILITATOR : Uria GD, M.Si
TANGGAL : 09 November 2020

NAMA PESERTA : EVA THIORIDA TOBING, S.Tr. Keb.,Bd


ASAL INSTANSI : RSUD Dr. Murjani Sampit

1. IDENTIFIKASI MASALAH DAN PERUMUSAN MASALAH

RENDAHNYA CAKUPAN ASI EKSKLUSIF


DI WILAYAH PUSKESMAS BAAMANG I DAN BAAMANG II
KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

2. LATAR BELAKANG MASALAH

Air Susu Ibu atau ASI merupakan makanan bergizi bagi bayi yang
paling lengkap, aman dan higienis dan murah. Di dalam ASI terdapat faktor
protektif dan nutrien yang sesuai dalam menjamin status gizi bayi, mencegah
kesakitan dan menurunkan angka kematian anak karena mengandung antibodi
yang dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh kuman ataupun virus.
ASI mengandung protein, karbohidrat, lemak, mineral, air, vitamin, kalori dan
masih banyak zat-zat lain nya. (Soetjiningsih, 2012). Sedangkan pemberian
ASI Eksklusif adalah tidak memberi bayi makan atau minuman lain, termasuk

1
air putih, selain menyusui (kecuali obat-obatan dan vitamin atau mineral tetes;
ASI perah juga diperbolehkan. UNICEF dan WHO merekomendasikan
pemberian ASI Eksklusif sampai bayi berumur 6 bulan kepada bayinya.
(Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013) dan pemerintah
Indonesia mengubah rekomendasi lamanya pemberian ASI Eksklusif dari 4
bulan menjadi 6 bulan, dan selanjutnya ibu tetap memberikan ASI sampai
minimal 2 tahun. (Badan Pusat Statistik et al., 2013)
Angka cakupan pemberian ASI Eksklusif di Indonesia berfluktuasi dan
cenderung menurun. Cakupan pemberian ASI Eksklusif tahun 2014 adalah 52,
3% dengan target 80%, naik pada tahun 2015 sebesar 55, 7% dengan target
39%, dan menurun kembali menjadi 29, 5% dengan target 42% pada tahun
2016. Cakupan ASI Eksklusif Provinsi Kalimantan-Tengah tahun 2014 adalah
sebesar 15, 7%, meningkat menjadi 27, 58% pada tahun 2015 dan menurun
kembali menjadi 20, 5 % pada tahun 2016. (Kementerian Kesehatan RI,
2016), (Kesehatan and Kalimantan, 2016)
Berdasarkan data yang diperoleh dari profil Dinas Kesehatan
Kabupaten Kotawaringin-Timur provinsi Kalimantan-Tengah cakupan ASI
Eksklusif tahun 2014 adalah 38,8% naik pada tahun 2015 yaitu 40,42%
sedangkan pada tahun 2016 cakupan ASI menurun menjadi 4,8% yang berarti
cakupan sangat jauh dibawah target renstra 2015 dan 2016. (Kementerian
Kesehatan RI, 2016), (Kesehatan and Kalimantan, 2016). Berdasarkan studi
pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Desember 2017 di
Puskesmas Baamang I terdapat 23 bayi yang berusia kurang lebih 6 bulan
dimana 5 diantaranya disusui secara Eksklusif dan 18 bayi lainnya dibantu
dengan susu formula. Kemudian di Puskesmas Baamang II terdapat 12 bayi
yang berusia kurang dari 6 bulan dimana 3 diantaranya disusui secara
Eksklusif dan 9 bayi lainnya dibantu dengan susu formula. Setelah dilakukan
wawancara alasan ibu memberikan susu formula pada bayinya adalah karena
merasa ASI nya kurang dan tidak dapat menyusui karena alasan pekerjaan.
Produksi ASI dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor
anatomis dan fisiologis payudara, faktor psikologis, faktor hisapan bayi, faktor

2
istirahat, faktor nutrisi, dan faktor obat-obatan atau ramuan dari tumbuh-
tumbuhan. (Ledewig, 2006) Selain itu hormon prolaktin dan Oksitosin juga
berperan dalam peningkatan produksi air susu, Prolaktin memengaruhi jumlah
produksi ASI, sedangkan Oksitosin memengaruhi proses pengeluaran ASI
(Marni, 2012).
ASI sangat bermanfaat bagi bayi karena ASI dapat melindungi bayi
dari penyakit seperti diare, infeksi telinga, infeksi kandung kemih, diabetes,
infeksi paru-paru, kegemukan, mendukung perkembangan sistem pertahanan
tubuh. Pemberian ASI secara Eksklusif dalam 6 bulan pertama kehidupan
akan menjamin tercapainya pengembangan potensi kecerdasan anak secara
optimal (Nugroho, 2014). Faktor yang mempengaruhi gagalnya pemberian
ASI Eksklusif diantaranya adalah: rendahnya pengetahuan ibu dan keluarga
lainnya mengenai manfaat ASI dan cara menyusui yang benar, kurangnya
pelayanan konseling laktasi dan dukungan dari petugas kesehatan, faktor
sosial budaya, kondisi yang kurang memadai bagi para ibu bekerja, dan
gencarnya pemasaran susu formula (Dinkes Provinsi Kalimantan Tengah,
2014). Pemberian ASI eksklusif dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti
status pekerjaan, jumlah anak, peran petugas kesehatan, promosi susu formula
dan lain-lain. Dampak bagi bayi yang tidak diberikan ASI Eksklusif yaitu
stunting, wasting, bayi sering sakit dan sebagainya. Sedangkan dampak jika
ibu tidak memberikan ASI Eksklusif yaitu payudara bengkak, mastitis dan
dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.
Studi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran pemberian
ASI Eksklusif di wilayah Puskesmas Baamang I dan Baamang II kabupaten
Kotawaringin Timur. Variabel yang diteliti yaitu Pemberian ASI Eksklusif,
Pendidikan, Usia Ibu, Pengetahuan, dan pekerjaan ibu.
Jenis Studi yang digunakan adalah deskriftif, dimana peneliti ingin
melihat gambaran usia ibu, pendidikan ibu, pengetahuan ibu dan pekerjaan ibu
yang memberikan ASI Eksklusif di wilayah Puskesmas Baamang I dan
Baamang II Kabupaten Kotawaringin Timur.

3
3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
a. Kerangka Konsep

Faktor yang mempengaruhi


Pemberian ASI Eksklusif:
1. Usia Ibu
2. Pendidikan Ibu Pemberian ASI
3. Pengetahuan ibu Eksklusif
4. Pekerjaan Ibu

b. Hipotesis
Tidak terdapat hipotesis pada studi ini karena menggunakan jenis studi
Deskriptif

4. DAFTAR PUSTAKA
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (2013) ‘Riset Kesehatan
Dasar (RISKESDAS) 2013’, Laporan Nasional 2013, pp. 1–384.
doi: 1 Desember 2013.

Badan Pusat Statistik et al. (2013) ‘Survei Demografi dan Kesehatan


Indonesia 2012’, sdki 2013, pp. 1–266. doi: 10.1111/j.1471-
0528.2007.01580.x.

Dinkes Provinsi Kalimantan Tengah (2014) ‘Profil kesehatan 2015 provinsi


kalimantan tengah 2015’, (9), p. 124.

Kementerian Kesehatan RI (2016) Profil Kesehatan Indonesia 2015.


Jakarta. doi: 351.077 Ind.

Kesehatan, D. and Kalimantan, P. (2016) ‘Profil Kesehatan 2016 Provinsi


Kalimantan- Tengah’, (9), p. 40.

4
Ledewig (2006) Asuhan Ibu Dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: PT. RINEKA
CIPTA,Jakarta.

Marni (2012) Asi Saja Mama, Berilah Aku Sapi Karena Aku Bukan Anak
Sapi. Jakarta: PT. Pustaka Pelajar.

Nugroho, T. (2014) Buku ajar Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta.

Soetjiningsih (2012) Seri Gizi Klinik ‘ASI ’ Tenaga Kesehatan. Edited by D.


prop. dr. soetjiningsih. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai