Anda di halaman 1dari 27

GAMBARAN PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN ASI

EKSKLUSIF

DISUSN OLEH :
MANIK KUSUMANINGRUM
A2A017053

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MAYARAKAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2020
Daftar Isi

Daftar Isi...........................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian..............................................................................................6
1.5 Keaslian..............................................................................................................7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................10
2.1 Pengertian Air Susu Ibu (ASI)..........................................................................10
2.2 Pengertian ASI Eksklusif.................................................................................10
2.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI......................................10
2.3.1 Pendidikan................................................................................................10
2.3.2 Umur........................................................................................................11
2.3.3 Pekerjaan..................................................................................................11
2.3.4 Kepercayaan.............................................................................................11
2.3.5 Dukungan Keluarga..................................................................................12
2.3.6 Dukungan Petugas Kesehatan...................................................................12
2.4 Perilaku Ibu Menyusui.....................................................................................12
2.5 Kerangka Teori.................................................................................................15
BAB 3 METODE PENELITIAN..................................................................................16
3.1 Rancangan Penelitian.............................................................................................16
3.2 Subjek Penelitian....................................................................................................16
3.3 Definisi Istilah........................................................................................................17
3.4 Pengumpulan Data.................................................................................................18
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data..............................................................................18
3.4.2 Instrumen Penelitian........................................................................................19
3.5 Pengolahan dan Analisis Data................................................................................19
3. 6 Keabsahan dan Keterandalan................................................................................19
3.7 Jadwal Penelitian....................................................................................................20
Daftar pustaka................................................................................................................21

2
Lampiran........................................................................................................................23
Kerangka Konsep...........................................................................................................23

3
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan data yang diperoleh dari WHO ( World Health
Organization ) pada tahun 2016, selama periode tahun 2007 – 2014
didalam cakupan Asi ekslusif di seluruh dunia mencakup hanya sekitar
30% saja[1]. Pada tahun 2012 bayi yang mendapatkan air susu ibu secara
ekslusif selama 6 bulan di seluruh dunia hanya mencapai 39 % saja dan
dari tahun 2012 hingga tahun 2015 ini tergolong belum adanya
peningkatan.[2] . Negara yang memiliki cakupan ASI ekslusif terendah
dunia yaitu Somalia, Chad, dan Afrika Selatan dikutip dari United
Nationas Children’s Fund ( UNICEF ). Di Indonesia sendiri cakupan ASI
ekslusif sebesar 54,3 % dalam presentase tertinggi didapati di proprinvi
NTB sebesar 97,7 % dan yang terendah berada di provinsi Maluku sebesar
25, 2% [3]. Keputusan yang telah dibuat oleh Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia menyatakan cakupan ASI ekslusif dalam 6 bulan
mencakup 80 % namun tentu sangatlah tidak mudah untuk mencapainya
bahkan sangat sulit, tren prevalensi ASI ekslusif pun bias dibilang masih
jauh dalam target.

Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan terbaik bagi


bayi karena mempunyai komposisi gizi yang paling lengkap dan ideal
untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. ASI dapat memenuhi
kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama[4]. ASI mengandung semua
nutrisi yang diperlukan bayi untuk bertahan hidup pada 6 bulan pertama,
meliputi hormon, antibodi, faktor kekebalan sampai antioksidan[5].
Pemberian ASI eksklusif didefinisikan sebagai pemberian ASI saja tanpa
makanan tambahan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih
dan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi
dan tim sejak bayi lahir hingga bayi umur 6 bulan . WHO telah mengkaji
lebih dari 3000 penelitian tentang ASI, hasilnya menunjukkan bahwa

4
pemberian ASI selama 6 bulan adalah jangka waktu yang paling optimal
untuk pemberian ASI eksklusif[6]. Hal ini didasarkan pada bukti ilmiah
bahwa ASI eksklusif mencukupi kebutuhan gizi bayi dan pertumbuhan
bayi akan lebih baik. ASI menyediakan semua nutrisi penting untuk
tumbuh kembang bayi dan mengandung antibodi yang berfungsi melawan
sakit maupun penyakit pada bayi dan membantu menyempurnakan sistem
kekebalan tubuh bayi. Memberikan ASI sebanyak-banyaknya juga
membantu menciptakan lingkungan saluran cerna yang didominasi oleh
bakteri baik, yang pada akhirnya akan membantu meningkatkan dan
menjaga kesehatan saluran cerna bayi. Begitu banyaknya manfaat ASI
bagi bayi hingga para ahli merekomendasikan para ibu untuk menyusui
bayinya secara eksklusif sedini mungkin sejak dilahirkan hingga bayi
berusia enam bulan, dan tetap melanjutkan pemberian ASI hingga bayi
berusia dua tahun.

Pada usia 0-24 bulan itu merupakan masa pertumbuhan dan


perkembangan yang pesat, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode
emas sekaligus periode kritis[7]. Periode emas dapat diwujudkan apabila
pada masa ini bayi dan anak dapat memperoleh asupan gizi yang sesuai
untuk tumbuh kembang optimal. Sebaliknya apabila bayi dan anak pada
masa ini tidak memperoleh makanan sesuai kebutuhan gizinya, maka
periode emas akan berubah menjadi periode kritis yang akan mengganggu
tumbuh kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa
selanjutnya sampai usia 6 bulan bayi tidak membutuhkan makanan atau
minuman selain ASI Eksklusif. Memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan
dapat menyelamatkan 1,3 juta jiwa diseluruh dunia, termasuk 22% nyawa
yang melayang setelah kelahiran. Sementara itu, menurut UNICEF, ASI
Eksklusif dapat menekan angka kematian bayi di Indonesia.UNICEF
menyatakan bahwa 30.000 kematian bayi di Indonesia dan 10 juta
kematian anak balita di dunia setiap tahun bisa dicegah melalui pemberian
ASI Eksklusif selama 6 bulan sejak satu jam pertama setelah kelahirannya
tanpa memberikan makanan dan minuman tambahan kepada bayi[8].

5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan penelitian dapat
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut. Bagaimana
gambaran perilaku ibu menyusui dalam pemberian ASI eksklusif?.

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah, disusun tujuan penelitian berikut :

1. Tujuan umum :
Mengetahui gambaran perilaku ibu menyusui dalam pemberian ASI
eksklusif.
2. Tujuan Khusus :
a. Mengidentifikasi karakteristik ibu menyusui dalam pemberian ASI
eksklusif berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan dan
kepercayaan.
b. Mengidentifikasi perilaku ibu menyusui dalam pemberian ASI
eksklusif meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan.
c. Mengidentifikasi faktor dukungan sosial pada perilaku ibu
menyusui dalam pemberian ASI eksklusif.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Manfaat Praktis
a. Masyarakat utamanya ibu menyusui mengetahui faktor yang
berpengaruh dalam perilaku pemberian ASI.
b. Ibu menyusui mengetahui pentingnya pemberian ASI eksklusif.
2. Manfaat metodologi
a. Menambah wawasan terkait faktor yang terlibat dalam pemberian
ASI eksklusif.
b. Sebagai pengalaman penelitian dalam penerapan metodologi
penelitian.

1.5 Keaslian
No Peneliti Judul Desain Variabel Hasil

6
. (tahun) studi bebas dan
terikat
1. Khrist Faktor-Faktor Kuantitatif Variabel bebas Penelitian ini
Gafriela Yang dan ; faktor yang menunjukkan
Josefa dan Mempengaruhi kualitatif mempengaruhi bahwa tidak
Ani Perilaku perilaku terdapat
Margawati Pemberian Asi pemberian asi hubungan
2011[9] Eksklusif Pada eksklusif bermakna
Ibu ( Studi antara tempat
Kasus di persalinan (p
Wilayah Kerja = 1,000),
Puskesmas status
Manyaran , pekerjaan (p =
Kecamatan 0,537) dan
Semarang Barat pengetahuan
) ibu (p =
0,091) dengan
perilaku
pemberian
ASI eksklusif.
2. Bianglala Analisis Kualitatif Variabel bebas Banyaknya
Asmarasari Perilaku Ibu deskriptif ; perilaku ibu ibu yang tidak
dan Retno Dalam dalam memberikan
Sunu Astuti Memberikan pemberian ASI eksklusif
2013[10] Asi Eksklusif ASI Eksklusif terjadi karena
Di Kota wilayah ini
Semarang merupakan
(Studi Kasus daerah
Puskesmas nomaden,
Genuk) dimana
sebagian besar
masyarakatnya
bekerja
sebagai buruh,
termasuk para
ibu menyusui.
Situasi ini
seringkali
membuat para
ibu bekerja
harus
meninggalkan
anaknya untuk
mencari
nafkah
3. Herman ,Yulfi Perilaku Ibu Kualitatif Variabel Hasil

7
ana Nurdin Menyusui bebas; penelitian
Rahman, dan dalam perilaku ibu menunjukkan
Ahmad Yani Keberhasilan menyusui bahwa
2018[11] Pemberian ASI dalam pengetahuan
Eksklusif di keberhasilan ibu menyusui
Wilayah Kerja pemberian terkait
Puskesmas ASI Eksklusif pemberian
Tawaeli Kota ASI eksklusif
Palu sudah baik,
terlihat dari
jawaban ibu
menyusui
yang sudah
tahu bahwa
ASI harus
diberikan pada
bayi dari usia
0-6 bulan serta
sudah
mampunya ibu
menjawab
dengan benar
manfaat
pemberian
ASI eksklusif
bagi bayi dan
manfaat
menyusui bagi
ibu
4. Elok Nuraini Gambaran kualitatif Variabel Hasil
dan Evi Perilaku bebas; penelitian
Nurhidayati Pemberian Asi Perilaku menunjukkan
2009[12] Eksklusif Pemberian Asi bahwa
Berdasarkan Eksklusif perilaku
Karakteristik Berdasarkan pemberian
Ibu Menyusui Karakteristik ASI Eksklusif
Di Bps Mei Ibu Menyusui pada bayi
Suwarsono masih di
Depok Sleman bawah standar
Tahun 2009 cakupan, yaitu
hanya 15
orang dari
keseluruhan
jumlah
informan
5. Triana dan Gambaran kualitatif Variabel Hasil

8
livana Sikap Ibu bebas; sikap penelitian
2018[13] Dalam ibu dalam menunjukkan
Pemberian Asi pemberian asi bahwa
Eksklusif sebagian besar
ibu yang
mempunyai
bayi usia 0-6
tahun
mempunyai
sikap
mendukung
sebanyak 55
(88,7%), dan
bersikap
cukup
mendukung 7
(11,3%).

9
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Air Susu Ibu (ASI)


Air Susu Ibu (ASI) merupakan cairan hidup karena mengandung sel
darah putih, zat kekebalan, enzim, hormon dan protein yang cocok untuk bayi
sebagai keberlangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan. ASI
merupakan kontributor penting untuk kesehatan bayi dan susu paling sesuai
untuk bayi[14]. ASI akan terus tersedia setengah atau lebih dari kebutuhan
gizi anak pada tahun pertama, dan sampai tahun kedua[9]. ASI merupakan
sumber yang paling istimewa untuk bayi yang baru lahir hingga berumur 6
bulan[14].

2.2 Pengertian ASI Eksklusif

ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi tanpa tambahan
makanan atau minuman lain seperti, madu, teh, air putih, jeruk, biskuit, bubur,
pisang, dll selama usia bayi 6 bulan[15]. Pemberian tambahan makanan atau
susu formula terlalu dini atau usia bayi belum mencapai 6 bulan akan
mengganggu pemberian ASI eksklusif dan meningkatkan angka kesakitan
pada bayi[1]. Memberikan ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan akan
menjamin tercapainya pengembangan potensial kecerdasan anak secara
optimal.

Pada saat lahir sampai beberapa bulan sesudahnya, bayi belum bisa
membentuk kekebalan sendiri secara sempurna maka ASI akan membantu
memberikan zat-zat kekebalan yang diperlukan oleh bayi sehingga, jika bayi
diberikan makanan atau minuman tambahan akan mengganggu proses
tersebut[16].

10
2.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI
2.3.1 Pendidikan

Pendidikan merupakan usaha sadar untuk mengembangkan


kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah yang
berlangsung seumur hidup. Tingkat pendidikan seseorang akan
membantu orang tersebut untuk lebih mudah menangkap dan
memahami suatu informasi. Seseorang yang memiliki pendidikan
tinggi akan berbeda dengan orang yang memiliki pendidikan
rendah.
Tingkat pendidikan ibu yang rendah memungkinkan ibu
lambat dalam memahami pengetahuan baru khususnya hal-hal
yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif[17].
Sedangkan ibu yang memiliki pendidikan lebih baik akan
memungkinkan dapat menerima informasi yang berkaitan dengan
cara pengasuhan dan perawatan anak termasuk pemberian ASI.

2.3.2 Umur
Umur adalah lama hidup seseorang dimulai dari lahir
sampai meninggal. Semakin tua umur ibu akan lebih sedikit dalam
memproduksi ASI tidak sebanyak pada saat masih muda. Hal ini
terjadi karena pembesaran payudara setiap siklus ovulasi mulai dari
permulaan tahun menstruasi sampai umur 30 tahun.

2.3.3 Pekerjaan
Pekerjaan selalu di jadikan alasan oleh ibu untuk tidak
memberikan ASI eksklusif pada bayi karena ibu meninggalkan
rumah sehingga waktu pemberian ASI pun berkurang. Seharusnya
ibu yang bekerja tetap memberi ASI secara eksklusif kepada
bayinya dengan pengetahuan yang benar tentang menyusui. Ibu
yang bekerja mempunyai risiko untuk menghentikan pemberian
ASI dibandingkan ibu yang tidak bekerja.

11
2.3.4 Kepercayaan
Kepercayaan merupakan komponen kognitif dari sosio
psikologis. Kepercayaan dapat bersifat rasional dan irasional.
Kepercayaan rasional adalah kepercayaan orang terhadap sesuatu
yang masuk akal. Sebaliknya kepercayaan irasional adalah
kepercayaan yang sulit dipahami dengan akal. Kepercayaan yang
diyakini dimasyarakat dapat juga berupa kebiasaan yang
berlangsung dalam waktu yang lama. Kebiasaan ini sering
disangku pautkan dengan adat istiadat yang turun temurun.

2.3.5 Dukungan Keluarga


Dukungan keluarga merupakan faktor pendukung yang
pada prinsipnya adalah suatu kegiatan baik bersifat emosional
maupun psikologis yang diberikan kepada ibu menyusui dalam
memberikan ASI. Seorang ibu yang tidak pernah mendapatkan
nasehat dari keluarganya dapat mempengaruhi sikapnya ketika ia
harus menyusui sendiri bayinya.

2.3.6 Dukungan Petugas Kesehatan


Perilaku terbentuk karena faktor pendorong yang terwujud
dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan, yang merupakan
refrensi dari perilaku masyarakat. Sebagai seorang yang dipercayai
oleh ibu-ibu dalam mengatasi permasalahan bayi maka hendaknya
petugas kesehatan memberikan penyuluhan mengenai cara
pemberian ASI.
Pemberian ASI belum secara optimal diberikan oleh ibu-
ibu disebabkan karena keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan
petugas kesehatan dalam memberikan penyuluhan mengenai cara
pemberian ASI yang baik dan benar.

2.4 Perilaku Ibu Menyusui


Perilaku pemberian ASI kepada bayi dipengaruhi oleh
pengetahuan, sikap, dan praktik. Perilaku adalah aktivitas yang timbul

12
sebagai akibat adanya interaksi antara rangsangan dan individu yang dapat
diamati secara langsung ataupun tidak langsung. Perubahan perilaku ibu
dalam pemberian ASI kepada bayi sebelum usia 6 bulan dapat dipengaruhi
oleh faktor pengetahuan dan sikap. Sikap ibu akan menimbulkan respons
berupa tindakan untuk melakukan program ASI secara eksklusif sebelum
bayi berusia 6 bulan. Jadi, perilaku ibu bisa diukur dari faktor
pengetahuan, sikap dan praktik[18].

Perilaku adalah keadaan jiwa (berpendapat, berpikir, bersikap dan


lain sebagainya) untuk memberikan reaksi terhadap situasi yang ada di
subjek. Bloom membedakan perilaku dalam tiga komponen yaitu,
congnitive, affective dan psikomotor. Komponen congnitive terdiri dari
seluruh kognisi yang dimiliki seseorang mengenai objek terhadap sikap
tertentu ( fakta, pengetahuan dan keyakinan). Komponen affective
merupakan penilaian. Komponen psikomotor kesiapan seseorang untuk
bertindak.

Bentuk oprasional perilaku dapat dikelompokkan menjadi tiga


yaitu :

1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah
orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, sebab dari
pengalaman dan hasil penelitian terayata perilaku yang didasari
oleh pengetahuan yang akan lebih langgeng daripada perilaku
yang tidak didasari oleh pengetahuan.
2. Sikap

13
Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak, berpresepsi,
dan merasa dalatn menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai.
Ciri-ciri sikap adalah :
a. Sikap dibentuk dan diperoleh sepanjang perkembangan
seseorang dalam hubungan dengan objek tertentu.
b. Sikap dapat berubah sesuai dengan keadaan dan syarat-
syarat tertentu terhadap suatu kelompok.
c. Sikap dapat berubah suatu hal tertentu tetapi dapat juga
berupa kumpulan dari hal-hal tersebut.
d. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan.
contoh sikap ibu dalam menerapkan bahwa ASI eksklusif
sangat penting dan bermanfaat bagi bayi sejak lahir sampai usia
6 bulan tanpa makanan tambahan lain. Sebagaimana diketahui
bahwa ASI merupakan makanan yang paling sempurna dan
dapat menghindari bayi dari berbagai penyakit. Akhirnya dapat
dikatakan bahwa ibu tersebut mempunyai sikap terhadap objek
yaitu berupa pemberian ASI eksklusif pada bayi.
3. Tindakan
Suatu sikap belum tentu terwujud dalam suatu tindakan,
untuk terwujudnya suatu tindakan (perbuatan yang nyata)
dibutuhkan suatu pendukung atau suatu kondisi yang
memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan dukungan dari
berbagai pihak. Adanya hubungan erat antara sikap dan
tindakan didukung oleh pengertian sikap yang menyatakan
bahwa sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak.
Tindakan adalah realisasi dari pengetahuan dan sikap
menjadi suatu perbuatan nyata. Tindakan juga merupakan
respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk nyata atau
terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam

14
bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat
diamati atau dilihat oleh orang lain.

2.5 Kerangka Teori

Variabel Bebas

Faktor
Pemudah/Predisposing

1. Pengetahuan Variabel Terikat


2. Perilaku
3. Sikap
4. Karakteristik Individu Pemberian ASI
5. Keyakinan Ekslusif
6. Budaya
7. Presepsi

Faktor
Pemungkin/Enabling

1. Ketersediaan yankes.
2. Ketercapaian yankes
3. Peraturan yang ada

Faktor
Penguat/Reinforcing
1. Dukungan keluarga
2. Lingkungan
3. Teman

15
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian observasional deskriptif dengan


metode kualitatif dengan tujuan mengetahui gambaran perilaku ibu menyusui
dalam pemberian ASI eksklusif. Penelitian observasional deskriptif yaitu
peneliti tidak memberikan perlakuan pada objek yang diteliti sehingga hanya
dilakukan pengamatan dan dengan tujuan untuk mendeskripsikan suatu
fenomena yang diteliti. Sedangkan metode kualitatif dilakukan dengan tujuan
eksplorasi terhadap fenomena yang diteliti.

3.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian sebagai informan, yang artinya orang pada latar


penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan
kondisi latar penelitian. Pemilihan subjek atau informan dalam penelitian ini
menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan narasumber
atau informan dengan pertimbangan tertentu. Penentuan sampel atas dasar
kriteria atau pertimbangan tertentu dimaksudjan untuk mendapat berbagai
macam informan yang tepat dengan sebanyak mungkin informasi sehingga
dapat memperoleh kebenaran dari data yang disampaikan oleh informan.

Subjek penelitian informan utama ini adalah ibu menyusui yang berusia
25-35 tahun dan memiliki bayi berumur 0-6 bulan di kelurahan
Kedungmundu, Kecamatan Tembalang, Semarang. Selanjutnya, peneliti
melakukan wawancara mendalam yang bertujuan untuk mendapatkan
informasi terkait perilaku ibu menyusui dalam pemberian ASI eksklusif.

16
Subjek penelitian informan pendukung adalah keluarga dari ibu yang
menyusui atau suaminya. Peneliti melakukan wawancara mendalam pada
subjek penelitian informan pendukung untuk mengcroscheck hasil wawancara
dari informan utama untuk mengurangi kesalahan.

3.3 Definisi Istilah


No. Variabel Definisi Istilah

1. Pendidikan Jenjang sekolah formal yang diperoleh atau


ditamatkan oleh informan
2. Umur Usia informan yang terhitung mulai saat
dilahirkan sampai saat berulang tahun
terakhir pada saat penelitian dilakukan
3. Pekerjaan Mata pencaharian ibu untuk menunjang
kehidupan keluarganya
4. Kepercayaan Kepatuhan seseorang, individu atau
kelompok masyarakat terhadap sesuatu
yang sudah melekat di lingkungan tersebut,
dalam hal ini keyakinan tentang ASI
5. Dukungan keluarga Suatu kegiatan yang bersifat emosional
maupun psikologis yang diberikan oleh
keluarga atau suami kepada ibu menyusui
6. Dukungan petugas Kegiatan yang berpengaruh positif yang
kesehatan diberikan oleh petugas kesehatan berupa
informasi, perhatian kepada ibu mengenai
pemberian ASI
7. Perilaku ibu Aktivitas yang timbul sebagai akibat adanya
menyusui interaksi antara rangsang dan individu.
8. Pengetahuan Hasil dari tahu yang terjadi setelah
pengindraan, dalam hal ini adalah
pengetahuan tentang ASI eksklusif manfaat

17
dan keuntungan ASI
9. Sikap istilah yang mencermikan rasa senang, tidak
senang atau perasaan biasa-biasa saja
(netral) dari seseorang terhadap sesuatu
yang bisa berupa sikap terhadap benda,
kejadian, situasi orang-orang atau
kelompok. Dalam hal ini adalah tanggapan
ibu terhadap pemberian ASI

10. Tindakan Realisasi dari pengetahuan dan sikap


menjadi suatu perbuatan nyata. Dalam hal
ini realisasi dalam pemberian ASI eksklusif
kepada bayi
11. ASI eksklusif Bayi menerima hanya ASI dari ibu tidak
ada pemberian tambahan makanan selama 6
bulan

3.4 Pengumpulan Data

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan oleh peneliti dengan pengumpulan data


primer maupun data sekunder.
1. Data Primer
Data primer diperoleh berdasarkan hasil Indepth Interview (wawancara
mendalam) yaitu keterangan dan informasi yang didapat secara lisan dari
informan melalui pertemuan dan percakapan serta Focus Group Discussion
(diskusi kelompok terarah) dimana sekelompok orang berdiskusi sesuai
dengan arahan dari peneliti sebagai fasilitator. Wawancara dilakukan
terhadap informan utama yaitu ibu menyusui yang memiliki usia 25-30
tahun dan informan pendukung yaitu keluarga atau suami.
2. Data Sekunder

18
Data sekunder di peroleh dari laporan-laporan yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti atau dapat diperoleh dari petugas kesehatan.

3.4.2 Instrumen Penelitian

Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif. Instrumen yang digunakan


dalam penelitian ini yaitu :
1. Peneliti, yaitu orang yang memegang peranan penting sekaligus instrumen
kunci yang terlibat dalam penelitian.
2. Instrumen bantu, yaitu instrumen yang mendukung instrumen kunci dalam
pengumpulan informasi. Instrumen bantu dalam penelitian ini yaitu
kuesioner, panduan wawancara, lembar observasi, catatan lapangan, tape
recorder.

3.5 Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data penelitian yang digunakan adalah :

1. Mengumpulkan data dari informan yang telah di dapat dari catatan


maupun hasil rekaman pada saat diskusi maupun wawancara mendalam.
2. Membuat transkrip catatan dan rekaman hasil diskusi maupun wawancara
mendalam yang telah dilaksanakan.
3. Melakukan klasifikasi data dengan mengkategorikan data yang
mempunyai karakteristik yang sama dengan mengelompokkan untuk
memudahkan interpretasi data.
4. Membuat matriks untuk mengklasifikasikan data yang sesuai dengan data
yang kita inginkan.
5. Menganalisis data melalui kajian data untuk membuat kesimpulan, melalui
usaha menemukan karakteristik pesan yang dilakukan secara objektif dan
sistematis.

3. 6 Keabsahan dan Keterandalan

Upaya untuk menjaga keabsahan dalam penelitian yaitu dengan metode


triangulasi data. Triangulasi data adalah pengecekan data dari berbagai sumber

19
dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dalam hal ini peneliti menggunakan
triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber dilakukan dengan
mencari data dari sumber yang beragam dan saling berkaitan dan peneliti
melakukan eksplorasi untuk mengecek kredibilitas dari beragam sumber.
Triangulasi metode dengan menggunakan metode lebih dari satu yaitu wawancara
mendalam dan diskusi kelompok terarah (FGD).

3.7 Jadwal Penelitian

No. Kegiatan Bulan ke-


1 2 3 4 5
1. Penyusunan proposal
2. Pengurusan izin
3. Penyusunan instrumen
4. Wawancara
5. Pengumpulan data
6. Pengolahan dan analisis data
7. Penyusunan laporan
8. Penyajian laporan

20
Daftar pustaka

[1] S. Ririn Indrawati Puspitasari, “Gambaran Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Pemberian Susu Formula Pada Ibu Yang Mempunyai Bayi
Usia 0 – 6 Bulan Di Bidan Praktek Swasta Hj. Renik Suprapti Kelurahan
Bantarsoka Kecamatan Purwokerto Barat Kabupaten Banyumas Tahun
2011,” vol. 2, no. 1, pp. 21–34, 2012.
[2] R. Setyorini, B. Widjanarko, and A. Sugihantono, “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Perilaku Pemberian Air Susu Ibu (Asi) Eksklusif Di
Wilayah Kerja Puskesmas Pegandan Kota Semarang,” J. Kesehat. Masy.,
vol. 5, no. 3, pp. 620–628, 2017.
[3] F. Anggorowati, “Hubungan antara dukungan keluarga dengan pemberian
ASI eksklusif pada bayi di Desa Bebengan Kecamatan Boja Kabupaten
Kendal,” J. Keperawatan Matern., vol. 1, pp. 1–8, 2013.
[4] M. N. Ketut and N. P. Astuti, “FAKTOR-FAKTOR PENDORONG IBU
DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI UPT PUSKESMAS II
DENPASAR BARAT,” vol. 1, no. 1, pp. 12–18, 2017.
[5] A. Sulistiyanti and Sunarti, “karakteristik ibu menyusui yang tidak
memberikan ASI eksklusif di UPT puskesmas Banyudono I kabupaten
Boyolali,” J. Ilm. Rekam Medis dan Inform. Kesehat., vol. 5, no. 2, pp. 42–
50, 2015.
[6] A. Yusrina and S. R. Devy, “Faktor Yang Mempengaruhi Niat Ibu
Memberikan Asi Eksklusif Di Kelurahan Magersari, Sidoarjo,” J.
PROMKES, vol. 4, no. 1, p. 11, 2017.
[7] A. Rahmad, “Pemberian Asi Dan Mp-Asi Terhadap Pertumbuhan Bayi
Usia 6 Â 24 Bulan,” J. Kedokt. Syiah Kuala, vol. 17, no. 1, pp. 8–14, 2017.
[8] I. Ida and J. Irianto, “Pemberian Dukungan Untuk Menyusui Asi Eksklusif
Enam Bulan Di Puskesmas Kemiri Muka, Depok, Jawa Barat Tahun 2011,”
J. Kesehat. Reproduksi, vol. 6, no. 1, pp. 19–30, 2016.
[9] K. G. Josefa and A. Margawati, “FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERILAKU ( Studi Kasus di Wilayah Kerja
Puskesmas Manyaran , Kecamatan Semarang Barat ),” pp. 1–19, 2011.
[10] B. Asmarasari and R. S. Astuti, “ANALISIS PERILAKU IBU DALAM
MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI KOTA SEMARANG (STUDI
KASUS PUSKESMAS GENUK),” 2013.

21
[11] H. Herman, Y. Yulfiana, N. Rahman, and A. Yani, “Perilaku Ibu Menyusui
dalam Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas
Tawaeli Kota Palu,” MPPKI (Media Publ. Promosi Kesehat. Indones.
Indones. J. Heal. Promot., vol. 1, no. 3, pp. 112–117, 2018.
[12] E. Nuraini and E. Nurhidayati, “GAMBARAN PERILAKU PEMBERIAN
ASI EKSKLUSIF BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU
MENYUSUI DI BPS MEI SUWARSONO DEPOK SLEMAN TAHUN
2009,” vol. 3, no. 2004, pp. 47–57, 2009.
[13] T. Arisdiani and L. PH, “GAMBARAN SIKAP IBU DALAM
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF,” vol. 4, pp. 137–140, 2016.
[14] B. Ichsan, H. Salimo, and H. A. A. Soebijanto, “Keefektifan Program
Kelompok Pendukung Ibu Dalam Mengubah Perilaku Ibu Menyusui,” J.
Kesehat. Masy., vol. 10, no. 2, p. 186, 2015.
[15] S. Maesaroh, A. Kristianingsih, and H. Anggraini, “Gambaran Determinan
Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu dengan Bayi Usia 6-24 Bulan,” J.
Aisyah J. Ilmu Kesehat., vol. 3, no. 1, pp. 9–16, 2018.
[16] E. P. Rahmadhani, G. Lubis, and Edison, “Hubungan Pemberian ASI
Eksklusif dengan Angka Kejadian Diare Akut pada Bayi Usia 0-1 Tahun di
Puskesmas Kuranji Kota Padang,” J. Kesehat. Andalas, vol. 2, no. 2, pp.
62–66, 2013.
[17] D. Sarbini, L. Hidayati, P. Studi, G. Fakultas, I. Kesehatan, and U. M.
Surakarta, “Hubungan antara tingkat pendapatan keluarga dan pendidikan
ibu dengan pemberian asi eksklusif di kecamatan jebres kotamadya
surakarta,” J. Kesehat., vol. 1, no. 2, pp. 115–122, 2008.
[18] I. Pratama and M. I. K. Y. Dharmawan, “PERILAKU MENYUSUI PADA
IBU DENGAN TINGKAT SOSIAL EKONOMI RENDAH DI
KECAMATAN SIDOHARJO, SRAGEN Intan,” vol. 6, no. April, pp. 57–
62, 2018.

22
Lampiran

Kerangka Konsep

1. Karakteristik ibu
(umur, pendidikan,
pekerjaan,
kepercayaan)
2. Perilaku ibu
(pengetahuan, sikap. Pemberian asi eksklusif
Tindakan)

1. Dukungan keluarga
2. Dukungan petugas
kesehatan

23
WAWANCARA MENDALAM INDEPTH INTERVIEW
GAMBARAN PERILAKU IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN
ASI EKSKLUSIF
DI KELURAHAN KEDUNGMUNDU, KECAMATAN TEMBALANG,
SEMARANG
Daftar pertanyaan untuk informan ibu menyusui di kelurahan kedungmundu
A. Identitas informan
1) Nama :
2) Umur :
3) Pendidikan :
4) Status :
5) Pekerjaan :
6) Tanggal wawancara :

B. Pertanyaan
1) Apakah Anda mengetahui apa itu ASI eksklusif ?
2) Apakah Anda mengetahui jangka waktu pemberian ASI eksklusif ?
3) Apakah Anda mengetahui dampak jika tidak memberikan ASI
eksklusif terhadap bayi?
4) Apakah Anda mengetahui manfaat dari pemberian ASI eksklusif ?
5) Apakah Anda mengetahui cara pemberian ASI eksklusif yang tepat?
C. Indepth interview informan utama
1. Karakteristik ibu
a. Berapa usia Anda?
b. Pendidikan terakhir Anda?
c. Apa pekerjaan Anda saat ini?
d. Menurut Anda pemberian ASI harus dilakukan selama 6 bulan atau
ada tambahan?
2. Perilaku Ibu
a. Pengetahuan

24
1) Bagaimana pendapat ibu mengenai ASI? Bagaimana
dengan ASI Eksklusif?
2) Apa manfaat dari pemberian ASI eksklusif ?
3) Jika Anda bekerja bagaimana pemberian ASI eksklusif ?
4) Apakah menyusui secara eksklusif dapat memberikan
nutrisi yang cukup pada bayi ?
5) Tolong ceritakan bagaimana ibu memberikan ASI pada
bayi dari usia 0-6 bulan?
b. Sikap
1) Apakah menyusui dapat mengurangi rasa percaya diri pada
Anda ?
2) Bagaimana cara pemberian ASI eksklusif yang tepat?
3) Apakah pemberian susu formula baik bagi bayi sebelum
bayi berusia 6 bulan ke atas?
4) Apakah menyusui dapat mengubah bentuk payudara ibu ?
jika bentuk payudara berubah apakah ibu akan berhenti
memberikan ASI?
c. Tindakan
1) Apakah Anda sudah menerapkan ASI eksklusif?
2) Jika Anda bekerja bagaimana pemberian ASI kepada bayi ?
3) Apakah ibu memberikan makanan tambahan pada bayi ?
3. Dukungan keluarga
a. Bagaimana sikap orang terdekat terhadap ide pemberian ASI
eksklusif bagi bayi?
b. Selama pemberian ASI bagaimana peran orang terdekat?
c. Tindakan apa yang diberikan orang terdekat Anda agar Anda
memberikan ASI Eksklusif?
4. Dukungan petugas kesehatan
a. Apakah ada petugas kesehatan yang melakukan sosialisasi tentang
pemberian ASI eksklusif?

25
b. Dari petugas kesehatan apakah pernah mengontrol tentang
pemberian ASI?

WAWANCARA MENDALAM INDEPTH INTERVIEW


GAMBARAN PERILAKU IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN
ASI EKSKLUSIF
DI KELURAHAN KEDUNGMUNDU, KECAMATAN TEMBALANG,
SEMARANG

Daftar pertanyaan untuk informan pendukung ( Suami/Saudara/Orang tua/mertua)


menyusui di kelurahan kedungmundu

A. Identitas informan
1) Nama :
2) Umur :
3) Pendidikan :
4) Status :
5) Pekerjaan :
6) Tanggal wawancara :
B. Pertanyaan
1. Pengetahuan
a. Bagaimana pendapat Anda tentang ASI? Bagaimana dengan ASI
eksklusif?
b. Apakah Anda tahu manfaat dari ASI yang diberikan ibu bagi
bayi?
c. Bagaimana pemberian ASI jika istri/anak/saudara anda bekerja?
d. Menurut Anda menyusui secara eksklusif dapat memberikan
nutrisi yang cukup pada bayi?
e. Apakah Anda mengetahui bagaimana istri/anak/saudara Anda
memberikan ASI pada bayi usia 0-6 bulan?
2. Sikap
a. Menurut Anda apakah pemberian susu formula baik bagi bayi
sebelum berusia di atas 6 bulan?

26
b. Apakah menyusui mengubah bentuk payudara istri/anak/saudara
Anda? Jika iya apakah Anda setuju jika istri/anak/saudara Anda
memberikan ASI?

3. Tindakan
a. Apakah istri/anak/saudara sudah menerapkan pemberian ASI
eksklusif?
b. Jika istri/anak/saudara bekerja bagaimana pemberian ASI nya?
c. Apakah istri/anak/saudara Anda memberikan makanan tambahan
pada bayi pada saat usia 0-6 bulan?

27

Anda mungkin juga menyukai