Disusun Oleh :
YASNIDAR
NIM : 2292312
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Proposal Penelitian:
: YASNIDAR
Nim : 2292312
Disetujui Oleh :
Dosen Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karen
berkat dan kasihNya yang senantiasa melindungi saya sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul skripsi ini adalah HUBUNGAN
PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN
ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) PADA PASANGAN
USIA SUBUR (PUS) .
Penelitian ini dibuat untuk melengkapi tugas dan untuk memenuhi salah satu
syarat dalam menyelesaikan Program Kebidanan Program Sarjana Institut
Kesehatan Medistra Lubuk Pakam. Dalam penulisan skripsi ini peneliti menyadari
banyak kekurangan dan kesalahan dalam segi penulisan maupun penyusunan
skripsi ini. Namun besar harapan peneliti ini bermanafaat bagi kita semua.
iii
6. Bd. Novita Br. Ginting Munthe, SST, M.Kes, selaku Dosen pembimbing
saya yang telah banyak memberikan masukan dan arahan kepada penulis
dalam menyelesaikan proposal ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga kita selalu berada
dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa, Amiin. Dan semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Lubuk Pakam,..........................2023
Peneliti
YASNIDAR
NIM : 2292312
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. v
DAFTAR ISI.........................................................................................................vii
DAFTAR SKEMA ...................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang................................................................................... 1
2.1 Rumusan masalah.............................................................................. 5
3.1 Tujuan penelitian............................................................................... 5
4.1 Manfaat penelitian............................................................................. 6
v
3.3
Populasi dan Sampel Penelitian.............................................................24
3.3.1 Populasi......................................................................................24
3.3.2 Sampel........................................................................................24
3.3.3 Defenisi Operasional..................................................................26
3.4 Metode pengumpulan data.....................................................................28
3.4.1 Data Primer...................................................................................28
3.4.2 Data Sekunder...............................................................................28
3.4.3 Instrument Penelitian....................................................................28
3.4.4 Teknik Pengumpulan Data...........................................................30
3.5 Pengolahan Data Dan Analisis Data......................................................31
3.5.1 Pengolahan Data........................................................................31
3.5.2 Analisis Data..............................................................................31
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR SKEMA
Skema Judul Halaman
2. 1 Kerangka teori............................................................................................19
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
3. 1 Waktu penelitian.........................................................................................24
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
efektif dan efisien dapat bertahan dalam jangka waktu panjang untuk
menjarangkan kelahiran. Alat Kontrasepsi yang termasuk dalam kelompok MKJP
adalah Intra Uterine Device (IUD), Implan (susuk), MOP (Metode Operasi Pria),
dan MOW (Metode Operasi Wanita) sedangkan yang termasuk dalam kategori
Non-MKJPadalah suntik, pil, dan kondom (Riskesdas, 2013).
Di Indonesia jumlah PUS mencapai 36.684.599 keluarga, yang memiliki
kesadaran mengikuti program KB sebesar 23.188.809 keluarga, dan 13.495.790
keluarga lainnya tidak mengikuti program KB karena berbagai pertimbangan
(BKKBN, 2015). Survey Demograf dan Kesehatan Indonesia (SDKI, 2012)
memperlihatkan proporsi peserta KB yang terbanyak adalah suntik (31,9%), pil
(13,6%), IUD (3,9%), susuk implan (3,3%), sterilisasi wanita (3,2%), kondom
(1,8%),sterilisasi pria (0,2%), dan sisanya merupakan peserta KB sederhana yang
masing-masing menggunakan cara sederhana seperti pantang berkala maupun
senggama terputus.
Penggunaan alat kontrasepsi MKJP dinilai lebih efektif dalam mencegah
kehamilan dibandingkan dengan alat kontrasepsi non- MKJP seperti pil dan
suntik. Namun dapat dilihat bahwa penggunaan MKJP masih rendah jika
dibandingkan dengan penggunaan non- MKJP. Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP) menunjukkan dimana persentase pengguna MKJP meningkat
sejalan dengan meningkatnya usia PUS. Namun demikian, peningkatan persentase
pengguna MKJP tidaklah signifikan. Bila dikaitkan dengan tujuan penggunaan
kontrasepsi serta efektivitasnya, tren yang ada tidak memberikan gambaran yang
positif karena sebagian besar peserta KB masih menggunakan kontasepsi jangka
pendek (BKKBN, 2015).
Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih (MKET) adalah metodekontrasepsi
yang bersifat jangka panjang dan mantap yaitu: IUD, Implan dan kontrasepsi
mantap (kontap) pria/wanita (Manuaba, 2010). Kontrasepsi Implan mempunyai
keuntungan diantaranya daya guna tinggi, memberi perlindungan jangka
panjang (lima tahun), tingkat kesuburan cepat kembali setelah implan dicabut,
tidak perlu dilakukan periksa dalam, tidak mengganggu kegiatan senggama dan
juga tidak mengganggu produksi ASI, bebas dari pengaruh estrogen dan dapat
dicabut setiap saat jika menurut kebutuhan (Pinem, 2013). Implan juga merupakan
2
kontrasepsi yang sangat efektif; hampir 100% efektif mencegah kehamilan. Pada
tahun ke-1 dan ke-2, terjadi sebanyak 0,2 kehamilan per 100 wanita selama tahun
pemakaian. Pada tahun ke-3, angka kehamilan pada pemakaian implan adalah 0,9
per 100 wanita selama tahun pemakaian, dan selama tahun ke-4 dan ke-5, angka
kehamilan 0,5 dan 1,1 per 100 wanita selama tahun pemakaian (Everett, 2010)
Intra Uterine Device (IUD) juga merupakan metode kontrasepsi jangka
panjang yang paling sering digunakan di seluruh dunia dengan pemakaian
mencapai sekitar 100 juta wanita, sebagian besar berada di China. Generasi
terbaru Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) memiliki efektivitas lebih dari
99% dalam mencegah kehamilan pada pemakaian satu tahun atau lebih (Glasier
dan Gebbie, 2012), namun tidak demikian halnya di Indonesia. Di Indonesia dari
jumlah 23.188.809 keluarga yang mengikuti program KB hanya sebesar 3,9%
yang memilih menggunakan KB IUD, sisanya peserta KB yang terbanyak adalah
suntik (31,9%), pil (13,6%), susuk KB (3,3%),
sterilisasi wanita (3,2%), Kondom (1,8%), sterilisasi pria (0,2%), serta lainnya
masih merupakan peserta KB sederhana yang masing-masing menggunakan cara
sederhana seperti pantang berkala maupunsenggama terputus (SDKI, 2012).
Dari data Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2021,
jumlah penduduk sebanyak 15,18 Juta jiwa (Badan Pusat Statistik Provinsi
Sumatera Utara, 2021).
Jumlah peserta KB baru di Desa Bantan pada tahun 2021 sebanyak 1.526
orang, yaitu 3,5% dari 144 Pasangan Usia Subur (PUS). Peserta KB aktif tercatat
sebanyak 100 orang atau 90% dari seluruh PUS. Jumlah peserta KB tahun 2021
sebesar 45% dan mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan jumlah peserta
KB tahun 2020 sebesar 26%. Akan tetapi kecenderungan jumlah peserta KB dari
tahun 2017-2021 mengalami penurunan yaitu pada tahun2017 sebesar 72%, tahun
2018 sebesar 71%, dan tahun 2019 sebesar 61%, hal ini perlu menjadi perhatian
khusus karena apabila tidak ditanggulangi secara serius penurunan jumlah peserta
KB ini akhirnya akan meningkatkan jumlah kelahiran yang berdampak
pertumbuhan penduduk semakin pesat. Untuk peserta KB Baru Desa Bantan, 92%
peserta KB Baru memilih KB Non MKJP sedangkan 8% memilih jenis MKJP.
Pada peserta KB Aktif persentase KB Non MKJP sebesar 91%, sedangkan
3
9% sisanya memilih MKJP. Metode Kontrasepsi yang paling banyak digunakan
oleh peserta KB adalah suntikan, sedangkan metode pil merupakan metode
terbanyak kedua yang dipilih oleh peserta KB baik yang aktif maupun yang baru.
Ada berbagai faktor yang memberikan kontribusi terhadap rendahnya
pencapaian pemakaian IUD antara lain yaitu masih dijumpai provider bias,
pengetahuan klien tentang IUD yang terbatas dan tersedianya metode kontrasepsi
lain yang lebih praktis. Faktor lain yang mempengaruhi berasal dari faktor
eksternal yaitu terbatasnya tokoh panutan pemakai IUD di masyarakat dan tidak
adanya persetujuan atau dukungan dari suami dalam pemakaian IUD (BKKBN,
2018). Peran dan tanggung jawab pria dalam kesehatanreproduksi khususnya pada
Keluarga Berencana (KB) sangat berpengaruh terhadap kesehatan (BKKBN,
2018).
Menurut Hidayati (2009), partisipasi pria dalam kesehatanreproduksi adalah
tanggung jawab pria dalam kesehatan reproduksi terutama dalam pemeliharaan
kesehatan dan kelangsungan hidup ibu dan anak, serta berperilaku seksual yang
sehat dan aman bagi dirinya, istri dan keluarganya. Penggunaan kontrasepsi
merupakan kebutuhan dan tanggung jawab bersama pria dan wanita sebagai
pasangan, sehingga dalam pemilihan kontrasepsi suami dan istri harus saling
mendukung karena keluarga berencana bukan hanyaurusan pria atau wanita saja.
Bila istri sebagai pengguna kontrasepsi, maka suami dapat berperan penting dalam
mendukung istri dan menjamin efektifitas pemakaian kontrasepsi.
Dari hasil studi pendahuluan tanggal 14 Januari 2020 yang dilakukan di
Puskesmas Dolok Masihul didapatkan dari bulan Januari sampai dengan
Desember Tahun 2021 ada sebanyak 729 wanita usia subur (WUS) dan data
penggunaan alat kontrasepsi suntik sebanyak 300 orang (42,29%), pil sebanyak
250 orang (35%), IUD sebanyak 34 orang (7%), kondom sebanyak 100 orang
(11%), dan implan sebanyak 45 orang (5%).
Berdasarkan wawacara penulis terhadap suami yang istrinya sebagai
akseptor kontrasepsi IUD dan Implan masing-masing berjumlah 5 orang. Dari 3
pertanyaan yang diberikan kepada suami yang istrinya sebagai akseptor pengguna
IUD ada 33% yang menjawab dengan benar, 67% menjawab dengan jawaban
yang salah. Serta suami yang istrinya sebagai aseptor pengguna implan yang
4
menjawab dengan benar ada 53% dan 47% menjawab dengan jawaban yang
salah. Selain itu sebanyak 60% mengatakan bahwa saat istri ingin
menggunakan kontrasepsi suami jarang pernah terlibat, serta menganggap bahwa
penggunaan alat kontrasepsi bukan tanggung jawab suami dan suami juga tidak
menganjurkan kontrasepsi apa yang sekarang digunakan oleh istri.
Peneliti juga melakukan wawancara terhadap petugas KB di UPTD
Puskesmas Dolok Masihul, dari hasil wawancara yang dilakukan ada beberapa
wanita yang ingin menggunakan KB IUD yang datangke Puskesmas tetapi tidak
distujui atau didukung pasangannya, dukungan suami sangat dibutuhkan dan
diperlukan dalam pemakaian IUD karena sebelum pemakaian IUD harus ada bukti
tertulis/persetujuan tindakan medis (informed consent) dari pasangan.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang Hubungan Pengetahuan Dan Dukungan Suami Pemilihan Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Di Desa
Tegal Sari Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2022.
5
b. Mengetahui karakteristik responden berdasarkan usia pendidikan dan
pekerjaan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a.Tahu (Know)
Tahu diartikan sebgai recall (memanggil) memory yang ada sebelumnya
setelah mengamati sesuatu, misalnya : tahu bahwa jeruk banyak mengandung
vitamin,jamban adalah untuk membuang air besar, dan sebagainya, untuk
mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan
pertanyaan-pertanyaan misalnya : apa tanda-tanda anak kurang gizi, dan
7
bagaimana cara melakukan PSN (Pemberantasan sarang nyamuk) dan
sebagainya.
b.Memahamin (Comprehension)
Memahamin suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak
sekedar tahu menyebutkan, tetapi orang tersebut harus tahu
menginterprestasikan secara benar objek yang diketahui tersebut. Misalnya
orang yang memahamin cara pemberantasan penyakit demam berdarah,
bukanhanya sekedar menyebut 3M (Menutup, Mengurus, Mengubur), tetapi
harus dapat menjelaskan mengapa harus menutup, mengurus, mengubur, dan
sebagainya.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan apabila orangb yang memahami objek yang dimaksud
dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut
pada situasi lain. Misalnya seseorang yang telah paham tentang proses
perencanaan program kesehatan ditempat ia bekerja atau dimana saja. Orang
yang telah paham metologi penelitian akan mudah membuat proposal
penelitian dimana saja.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen komponen yang
terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui indikasi bahwa
pengetahuan seorang itu susah sampai pada tingkat analisis adalah apabila
orang tersebut telah dapat membedakan dan memisahkan, mengelompokkan
membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atau objek tersebut, misalnya
dapat membedakan antara nyamuk aedes agepty dengan nyamuk biasa, dapat
membuat diagram siklus cacing kremi dan sebagainya.
e. Sintesis (Synthesis)
8
Sintesis menunjukan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau
meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-komponen
pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formasi-formasi yang telah ada, misalnya dapat
membuat atau meringkas dengan kata - kata atau kalimat sendiri tentang hal -
hal yang telah dibaca atau didengar, dan dapt membuat kesimpulan tentang
artikel yang telah di baca.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan
peneliti terhadap sesuatu objek tertentu. Peneliti ini dengan sendirinya
didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang
berlaku dimasyarakat, misalnya seseorang anak yang menderita malnutrisi
atau tidak, seseorang dapat menilai manfaat ikut keluarga berencana bagi
keluarga.
b. Secara Kebutuhan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak sengajah oleh
orang yang bersangkutan.
9
c. Cara kekuasaan atau Otoritas
Para pemegang otoritas, baik pimpinan pemerintah, tokoh agama, maupun
ahli ilmu pengetahuan, prinsip inilah orang lain menerima pendapat yang
dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dahulu
menguji atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris
ataupun berdasarkan penalaran sendiri.
h. Induksi
Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan
– pernyataan khusus ke pernyataan yng bersifat umum.
10
i. Dekduksi
Dekduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan – pernyataan
umum khusus, Aristoteles (384-322 SM) mengembangkan cara berpikir
deduksi ini kedalam suatu cara yang disebut “Silogisme”. Silogisme ini
merupakan suatu bentuk deduksi yang memungkinkan seseorang untuk dapat
mencapai kesimpulan yang lebih baik (Notoadmojo,2010).
a. Informasi/Media Massa
Informasi yang diperoleh baik dari penelitian formal maupun non formal
dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediateinpact) sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Sebagai sarana
komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televise, radio, surat kabar,
majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini
dan kepercayaan orang.
11
d. Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat membuang seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
e. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik
lingkungan fisik, lingkungan psikologi maupun sosial. Lingkungan
berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan kedalam individu yang
berada dalam lingkunagn tersebut. Hal ini terjadi karena adanya intraksi
timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh
setiap individu.
f. Kebudayaan
Kebudayaan akan mempengaruhi pengetahuan masyarakat secara
langsung, apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk menjaga
kebersihan lingkungan.
g. Usia
Untuk mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang,
semakin bertambah usia akan semakin bertambah pula daya tangkap dan pola
pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
2.2 AKDR
2.2.1 Pengertian AKDR
IUD (Intra Uterine Device) atau juga dikenal sebagai Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim (AKDR) Adalah sebuah tindakan kontarsepsi yang dilakukan
dengan memasang alat bentuk T didalam Rahim untuk mencegah terjadinya
pembuahan. Tujuan utama dari tindakan ini adalah untuk mencegah sperma
untuk sampai ke sel telur, tetapi bahkan seandainya pembuahan tetap terjadi,
alat ini berfungsi untuk mencegah sel telur yang sudah dibuahi bergerak ke
dalam Rahim. Tidak seperti tindakan kontrasepsi pembedahan, IUD atau
AKDR adalah solusi jangka panjang tetapi dpat dihentikan kapan saja. Saat
12
sudah dipasangkan, pasien tidak perlu cemas akan terjadinya kehamilan.
Namun,jika pasien memutuskan untuk mempunyai anak, alat tersebut dapat
diangkat dengan mudah dari dalam Rahim. Adapun beberapa kelebihan dan
keuntungan dalam pemakaian Alat Kontarsepsi Dalam Rahim yaitu :
1.kelebihan pemakaian AKDR
Dapat mencegah kehamilan hingga 99%
Lebih praktis
Harga yang relative terjangkau
Aman untuk ibu menyusui
Tidak meningkatkan berat badan
Jenis AKDR dibagi menjadi dua yakni AKDR Hormonal dan Non
Hormonal. AKDR Hormonal dibedakan menurut bentuk dan tambahan obat atau
metal. Menurut bentuknya AKDR dibagi menjadi bentuk terbuka (open device)
misalnya Lippes Loop, CU-T, CU-7, Margulies. Bentuk tertutup (close device)
misalnya Ota ring, Antigon, Grafen Berg Ring. Menurut tambahan obat atau metal
dibagi menjadi medicated intrauterine device (IUD), misalnya CU-T-200, 220,
dan 300.
Cara Kerja AKDR yaitu mencegah sperma dan ovum bertemu dengan
mempengaruhi kemampuan sperma agar tidak mampu pertilisasi, mempengaruhi
13
inplantasi sebelum ovum mencapai kavum uteri, dan menghalangi inplantasi
embrio pada endometrium (Rusmini, 2012).
14
rasa tidak enak, cara pemasangan yang dianggap tabu. Sehingga hal ini
menyebabkan rendahnya dukungan dari suami dalam pemilihan alat kontrasepsi
salah satunya adalah AKDR.
Catatan khusus
1. Bentuk gejala
a. Terjadinya kehamilan.
b. Frekuensi kehamilan pada pemakaian AKDR 2-5 %, makin lama
AKDR terpasang kemungkinan makin berkurang terjadinya
kehamilan.
c. Pemasangan AKDR yang dililit tembaga akan mengurangi kegagalan
ini.
2. Tindakan Medis
15
Apabila benang dapat dilihat, dilakukan pengangkatan AKDR
sebaiknya oleh dokter , dengan menarik benangnya perlahan-lahan, sambil
menjelaskan kepada pasien bahwa 25 % kemungkinan dapat keguguran
sepontan. Apabila pengangkatan sukar dilakukan, AKDR dibiarkan
didalam rahim selama kehamilan, pada waktu persalinan AKDR
dikleluarkan bersama plasenta. Apabila benang tidak terlihat, jangan
dicoba untuk diangkat sebaiknya pasien dirujuk ke rumah sakit.
2.2.9 Waktu Pemasangan AKDR Pada PUS
Bidan harus merasa yakin bahwa PUS tidak hamil dan PUS bebas dari
infeksi vagina atau uterus saat akan memasang AKDR, beberapa dokter lebih
menyukai melakukan pemasangan AKDR selama PUS mengalami periode
menstruasi, melakukan pemasangan AKDR selama menstruasi akan menghalangi
resiko kedalaman uterus yang mungkin dalam keadaan hamil, namun klien lebih
rentan infeksi akibat pemasangan AKDR selama menstruasi.
16
2.3.1 Bentuk-bentuk dukungan suami
Friedman (1998) menjelaskan bahwa keluarga, dalam hal ini dukungan suami
memiliki fungsi dukungan yaitu :
a. Dukungan informasional
Dukungan ini melibatkan pemberian informasi ,saran, atau umpan balik tentang
situasi dan kondisi individu. Bentuk dukungan penilaian dalam penggunaan
AKDR dinyataan melalui :
17
2.3.2 Respon pemakaian AKDR
18
2.4 Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan rangkaian teori yang mendasar topic
penelitian, maka dari itu ditinjau yang akan diuraikan kerangka teori
sebagai dasar kerangka konsep:
Kerangka Teori :
Faktor predisposes
Pengetahuan
Sikap
Pendidikan
Umur
Faktor pendorong
Lingkungan
Sosial budaya
Media Masa
19
2.4.1 Kerangka Konsep
satu dengan konsep lainnya dari masalah yang satu dengan konsep yang lainnya
dari masalah yang diteliti sesuai dengan apa yang telah diuraikan pada tinjauan
variable)
2. Dukungan Suami dalam arti dukungan suami terhadap istri dalam rangka
20
Gambar 2.5. Kerangka Konsep
Penelitian
Independen Dependen
Kontrasepsi IUD
Dukungan Suami
Mendukung Kurang mendukung
Pengetahuan Suami
Baik Kurang Baik
Kontrasepsi Implan
Dukungan Suami
Mendukung Kurang mendukung
Keterangan :
: Arah hubungan
21
2.4.2 Hipotesis Penelitian
22
BAB III
METODE PENELITIAN
Pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Pada Pasangan Usia Subur
23
3.2.2 Waktu penelitian
1 Pengajuan Judul
Bimbingan Proposal
2
(BAB 1,2,3)
Persentase dan
3
seminar proposal
4 Perbaikan proposal
5 Pengumpulan data
6 Analisis Data
7 Penulisan laporan
8 Sidang Skripsi
Pengumpulan laporan
9
24
3.3 Populasi Dan Sampel
3.3.1 Populasi
3.3.2. Sampel
Sample adalah suatu bagian dari populasi yang diharapkan mewakili atau
resprentif populasi (Riyanto,2019).
1. Besar sampel
n
𝑛
Keterangan:
=
1 + (N. e2)
n = Besar sample
N = Populasi tingkat pengetahuan ibu
25
E = Dukungan suami
N = 50
50-36 = 14(28%)
N = 50
50-14 = 36(72%)
Masyarakat (ibu) = 50 orang
Tingkat pengetahuan ibu yang baik =14 orang (28%)
Yang kurang =36 orang
E = 50
50-19 = 31(71,2%)
50-31 = 19(27,8%)
Suami = 50 orang
Yang mendukung = 31 orang (71,2%)
Yang tidak mendukung = 19 orang (27,8%)
2. Teknik Sampling
26
atau keadaan tertentu (Notoadmojo,2018). Penelitian ini tidak menggunakan
sample sebagai control, melainkan semua sampel diberikan intervensi .
Pertimbangan yang dilakukan oleh peneliti dalam oemilihan sampel adalah
dengan menggunakan kriteria, dimana kriteria pemilihan terdiri dari kriteria
inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi adalah kriteria yang perlu dipenuhi oleh
setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel. Sedangkan kriteria
ekslusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai smapel
(Notoadmojo,2018). Berikut merupakan kriteria inkulsi dan ekslusi :
1. Kriteria inklusi
a. Akseptor KB AKDR
b. Berkunjung ke UPTD Puskesmas Dolok Masihul
c. Bisa baca dan tulis
d. Bersedia menjadi responden
2. Kriteria Eksklusi
Defenisi operasional adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari obyek
atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti
data bagi variable yang ditelitinya (Farihah, 2014). Sedangkan defenisi operasional
27
Dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Dependen
1. Menggunaka Kecenderungan suka Kuesioner Ordinal 1. Baik; jika responden
n Alat terhadap sesuatu dari memilih menggunakan
Kontrasepsi banyaknya pilihan KB IUD
kontrasepsi
28
3.4. Metode pengumpulan Data
kuantitatif/statistik
31
Kabupaten Simalungun. Pernyataan- pernyataan kuesioner
(dua), yaitu:
2 yaitu :
31
2) Tidak Setuju; jika responden memperoleh skor 0-5
31
4. Peneliti memberikan penjelasan terkait dengan penelitian yang akan dilakukan
mulai dari maksud tujuan, manfaat, dan langkah-langkah penelitian.
5. Calon responden yang bersedia menjadi responden, untung menandatangani
surat pernyataan yang berisi tentang ketersediaan untuk menjadi responden.
6. Melakukan observasi pelaksanaan setelah melakukan akupresur.
7. Peneliti memeriksa kelengkapan data yang sudah didapatkan.
8. Peneliti kemudian mengelolah hasil data yang sudah didapatkan dari responden
dengan menggunakan program komputer.
Coding yaitu hasil jawaban setiap pertanyaan diberi kode sesuai dengan
petunjuk coding. Pemberian kode dilakukan untuk menyederhanakan data yang
diperoleh.
31
5. Data cleaning(membersihkan data)
Analisis data univariat dilakukan pada setiap variable hasil penelitian, dan
analisa bivariate dilakukan terhadap dua variable independen dan variable
dependen yang saling berhubungan (Notoadmojo,2010).
1. Univariat
2. Bivariat
31
Dengan kriteria:
31
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, Esti & Wahyu Pujiastuti., (2016). Asuhan Holistik Masa Nifas Dan
Meyusui. Yogyakarta: Trans Medika.
Hidayat, A., A Alimul., (2018). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis
Data. Jakarta: Salemba Medika.
Johnson, Ruth., (2015). Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.
Kemenkes RI., Profil Kesehatan Indonesia tahun 2017. Jakarta: Kemenkes RI:
2018.
31
Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta Pinem S. 2009.
Kesehatan.
Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta : Trans Info Media. Profil Kesehatan Jawa
Tengah 2012. Diakses dari : http://www.depkes.go.id 06 Januari 2014
Saifudin. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :
Yayasan Bina.
31
Lampiran 1
Lembar Permohonan Menjadi Responden
YASNIDAR
36
Lampiran 2
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan untuk berpartisipasi
sebagai responden penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan Dan
Dukungan Suami Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Di Desa Bantan Kecamatan Dolok Masihul
Kabupaten Serdang Bedagai.
Nama :
Umur :
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui “Hubungan Pengetahuan
Dan Dukungan Suami Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR) Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Di Desa Bantan Kecamatan Dolok
Masihul Kabupaten Serdang Bedagai”.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sukarela tanpa adanya
paksaan dari pihak manapun untuk dipergunakan seperlunya.
Lubuk Pakam,
Maret 2023
Responden Peneliti
( )
(Yasnidar)
Lampiran 3
Kuisioner Penelitian
memasang IUD?
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
7. Apakah ibu lebih mempercayai informasi mengenai KB IUD dari
petugas kesehatan atau keluarga?
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
11. Apakah ibu mencari informasi lain mengenai IUD selain dari
petugas kesehatan?
Ya
Tidak
Tidak
13. Apakah penjelasan petugas kesehatan mengenai IUD menarik
minatibu untuk menggunakan IUD?
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Lampiran 4
Pengertian Memasang alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yang berupa alat
terbuat dari plastik lentur atau jenis AKDR yang mengandung
hormon protesteron dan bisa diambil kembali apabila masa
berlakunya habis
Tujuan Menjarangkan atau membatasi jumlah kelahiran
Prosedur ❖ Persiapan alat :
1. IUD Kit. IUD Steril. Duk Steril
2. Larutan klorin 0,5%
3. Obat desinfektan
❖ Persiapan ruangan
1. Lingkungan tertutup
2. Penerangan untuk melihat serviks
❖ Persiapan klien
1. Konseling awal (sapa klien dengan ramah, k/p perkenalkan
diri bidan, beri informasi umum KB dan jenis alkon yang
tersedia dan resiko serta keuntungan dari masing-masing
kontrasepsi, jelaskan apa yang dapat diperoleh dari
kunjungannya
2. Konseling metode khusus
a. Berikan jaminan akan kerahasiaan klien
b. Kumpulkan data pribadi klien
c. Tanyakan agama yang mungkin menentang penggunaan
kontrasepsi
d. Diskusikan kebutuhan, pertimbangan dan
kekhawatiran klien dengan sikap simpatik
e. Bantu klien untuk memilih metode yang tepat
f. Jelaskan kemungkinan efek samping AKDR sampai
benar-benar dimengerti oleh klien
(Masbuhin, 2017).
LEMBAR KONSUL
3.
4.
5.
6.