Anda di halaman 1dari 58

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN

PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR)


PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS)

Proposal Penelitian Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi
Kebidanan Program Sarjana Institut Kesehatan Medistra
Lubuk Pakam

Disusun Oleh :

YASNIDAR
NIM : 2292312

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA KEBIDANAN


FAKULTAS KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
TAHUN 2023

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Penelitian:

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN


PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR)
PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS)

Yang Dipersiapkan Oleh

: YASNIDAR
Nim : 2292312

Skripsi Ini Telah Disetujui Untuk Dapat Diuji Dan


Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi
Kebidanan Program Sarjana Institut Kesehatan Medistra Lubuk
Pakam Tahun 2022/2023

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing

Bd. Novita Br. Ginting Munthe, SST.,M.Keb


NPP.02.13.09.10.1990

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarahkatuh,

Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karen
berkat dan kasihNya yang senantiasa melindungi saya sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul skripsi ini adalah HUBUNGAN
PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN
ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) PADA PASANGAN
USIA SUBUR (PUS) .

Penelitian ini dibuat untuk melengkapi tugas dan untuk memenuhi salah satu
syarat dalam menyelesaikan Program Kebidanan Program Sarjana Institut
Kesehatan Medistra Lubuk Pakam. Dalam penulisan skripsi ini peneliti menyadari
banyak kekurangan dan kesalahan dalam segi penulisan maupun penyusunan
skripsi ini. Namun besar harapan peneliti ini bermanafaat bagi kita semua.

Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terimakasih


banyak kepada semua yang ikit turut membantu peneliti dalam penyusunan skripsi
ini baik dalam dukungan moral maupun dlam dukungan mterial, untuk peneliti
mengucapkan terimakasih kepada :

1. Drs. Johannes Sembiring, M.Pd, M.Kes, selaku Ketua Yayasan Medistra


Lubuk Pakam.
2. Ns. Rahmad Guru Singa, S.Kep. M.Kep, Selaku Rektor Institut Kesehatan
Medistra Lubuk Pakam.
3. Bd. Desideria Yosepha Ginting, S. Si.T, M.Kes, selaku Dekan Fakultas
Kebidanan Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.
4. Bd. Ika Nur Saputri, SST, M.Keb, selaku Ketua Program Studi Kebidanan
Program Sarjana Fakultas Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.
5. Titin Novayanti Dey, SST, M.Keb, selaku Sekretaris Program Studi
Kebidanan Program Sarjana Fakultas Institut Kesehatan Medistra Lubuk
Pakam.

iii
6. Bd. Novita Br. Ginting Munthe, SST, M.Kes, selaku Dosen pembimbing
saya yang telah banyak memberikan masukan dan arahan kepada penulis
dalam menyelesaikan proposal ini.

7. Bd. Desika Wali Pardede,SST,selaki wali tingakat Kelas B .


8. Seluruh Dosen dan Pegawai yang telah banyak memberikan pengetahuan
dan bimbingan kepada peneliti selama mengikuti pendidikan di Fakultas
Kebidanan Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.
9. Teristimewah untuk orang tua saya,suami tercinta, anak dan seluruh
keluarga saya yang selalu memberikan cinta dan kasih sayangnya yang tidak
pernah habisnya, memberikan semangat dan do’a selama ini sehingga saya
bisa menyelesaikan pendidikan di Institut Kesehatan Medistra Lubuk
Pakam.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga kita selalu berada
dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa, Amiin. Dan semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Lubuk Pakam,..........................2023

Peneliti

YASNIDAR
NIM : 2292312

iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................. v
DAFTAR ISI.........................................................................................................vii
DAFTAR SKEMA ...................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang................................................................................... 1
2.1 Rumusan masalah.............................................................................. 5
3.1 Tujuan penelitian............................................................................... 5
4.1 Manfaat penelitian............................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengetahuan (Knowledge) ............................................................ 7
2.1.1 Tingkat Pengetahuan............................................................ 7
2.1.2 Pengukuran Pengetahuan ................................................. 9
2.1.3 Cara Memperoleh Pengetahuan ...................................... 9
2.1.4 Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengetahuan.........................10
2.2 AKDR....................................................................................................12
2.2.1 Pengertian AKDR.........................................................................12
2.2.2 Jenis alat Kontrasepsi Dalam Rahim(AKDR)..............................13
2.2.3 Mekanis Kerja Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)............13
2.2.4 Efektivitas Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)...................13
2.2.5 Teknik Pemasangan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR). 14
2.2.6 Penyebab Kurangnya Pengetahuan Pemilihan (AKDR)..............14
2.2.7 Penanganan Pemilihan (AKDR)...................................................14
2.2.8 Kegagalan Pemasangan AKDR Pada PUS...................................15
2.2.9 Waktu Pemasangan AKDR Pada PUS.........................................15
2.3 Dukungan Suami...................................................................................16
2.3.1 Bentuk-Bentuk Dukungan Suami.................................................16
2.3.2 Respon Pemakaian AKDR...........................................................17
2.3.3 Obat-Obatan Pada Pemasangan AKDR Pasangan Usia Subur
PUS…...........................................................................................17
2.4 Kerangka teori.......................................................................................17
2.4.1 Kerangka Konsep..........................................................................19
2.4.2 Hipotesis Penelitian......................................................................20
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rencana Penelitian.................................................................................22
3.2 Lokasi dan waktu penelitian..................................................................22
3.2.1 Lokasi Penelitian..........................................................................22
3.2.2 Waktu Penelitian...........................................................................23

v
3.3
Populasi dan Sampel Penelitian.............................................................24
3.3.1 Populasi......................................................................................24
3.3.2 Sampel........................................................................................24
3.3.3 Defenisi Operasional..................................................................26
3.4 Metode pengumpulan data.....................................................................28
3.4.1 Data Primer...................................................................................28
3.4.2 Data Sekunder...............................................................................28
3.4.3 Instrument Penelitian....................................................................28
3.4.4 Teknik Pengumpulan Data...........................................................30
3.5 Pengolahan Data Dan Analisis Data......................................................31
3.5.1 Pengolahan Data........................................................................31
3.5.2 Analisis Data..............................................................................31
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
DAFTAR SKEMA
Skema Judul Halaman

2. 1 Kerangka teori............................................................................................19

2.2 Kerangka konsep........................................................................................20

3.1 Hipotesis penelitian....................................................................................21

vii
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman

3. 1 Waktu penelitian.........................................................................................24

3.2 Defenisi Operasional Penelitian.................................................................28

3.3 Dukungan Suami........................................................................................33

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia masih masuk dalam peringkat ke empat di dunia yang memiliki


jumlah penduduk terbesar setelah China, India dan Amerika Serikat. Negara
Indonesia menyumbang 3,37% dari total jumlah penduduk dunia dengan angka
255.461.700 jiwa. Jumlah pertumbuhan penduduk di Indonesia juga mengalami
peningkatan sebesar 1,2% setiap tahunnya (Badan Pusat Statistik, 2016).
Sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional(RPJMN) Tahun
2015-2019 tentang tercapainya indikator Program Kependudukan, Keluarga
Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK). Salah satu indikator Program
KKBPK adalah angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR), dimana target
secara nasional pada tahun 2019 harus mencapai 2,28 anak per wanita usia subur.
Tinggi rendahnya angka TFR ini dipengaruhi oleh lima faktor utama penentu
fertilitas, yaitu Usia Kawin Pertama (UKP), pemakaian kontrasepsi, lama
menyusui eksklusif, aborsi, dan sterilitas. Disampingitu, faktor sosial budaya juga
berpengaruh pada peningkatan atau penurunan TFR. Dalam operasionalnya,
pencapaian TFR sangat ditentukan oleh kinerja pengelola program KKBPK, baik
di tingkat pusat, provinsi, maupun di kabupaten/kota; khususnya dalam hal
pembinaan kesertaan ber-KB kepada Pasangan Usia Subur (PUS) (BKKBN,
2015).
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014,
yang dimaksud dengan program Keluarga Berencana (KB) adalah upaya mengatur
kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui
promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk
mewujudkan keluarga yang berkualitas (Profil Kesehatan Indonesia, 2014).
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, upaya
tersebut dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Penggunaan
kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas
(Prawirohardjo, 2010).Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) merupakan
kontrasepsi yang

1
efektif dan efisien dapat bertahan dalam jangka waktu panjang untuk
menjarangkan kelahiran. Alat Kontrasepsi yang termasuk dalam kelompok MKJP
adalah Intra Uterine Device (IUD), Implan (susuk), MOP (Metode Operasi Pria),
dan MOW (Metode Operasi Wanita) sedangkan yang termasuk dalam kategori
Non-MKJPadalah suntik, pil, dan kondom (Riskesdas, 2013).
Di Indonesia jumlah PUS mencapai 36.684.599 keluarga, yang memiliki
kesadaran mengikuti program KB sebesar 23.188.809 keluarga, dan 13.495.790
keluarga lainnya tidak mengikuti program KB karena berbagai pertimbangan
(BKKBN, 2015). Survey Demograf dan Kesehatan Indonesia (SDKI, 2012)
memperlihatkan proporsi peserta KB yang terbanyak adalah suntik (31,9%), pil
(13,6%), IUD (3,9%), susuk implan (3,3%), sterilisasi wanita (3,2%), kondom
(1,8%),sterilisasi pria (0,2%), dan sisanya merupakan peserta KB sederhana yang
masing-masing menggunakan cara sederhana seperti pantang berkala maupun
senggama terputus.
Penggunaan alat kontrasepsi MKJP dinilai lebih efektif dalam mencegah
kehamilan dibandingkan dengan alat kontrasepsi non- MKJP seperti pil dan
suntik. Namun dapat dilihat bahwa penggunaan MKJP masih rendah jika
dibandingkan dengan penggunaan non- MKJP. Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP) menunjukkan dimana persentase pengguna MKJP meningkat
sejalan dengan meningkatnya usia PUS. Namun demikian, peningkatan persentase
pengguna MKJP tidaklah signifikan. Bila dikaitkan dengan tujuan penggunaan
kontrasepsi serta efektivitasnya, tren yang ada tidak memberikan gambaran yang
positif karena sebagian besar peserta KB masih menggunakan kontasepsi jangka
pendek (BKKBN, 2015).
Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih (MKET) adalah metodekontrasepsi
yang bersifat jangka panjang dan mantap yaitu: IUD, Implan dan kontrasepsi
mantap (kontap) pria/wanita (Manuaba, 2010). Kontrasepsi Implan mempunyai
keuntungan diantaranya daya guna tinggi, memberi perlindungan jangka
panjang (lima tahun), tingkat kesuburan cepat kembali setelah implan dicabut,
tidak perlu dilakukan periksa dalam, tidak mengganggu kegiatan senggama dan
juga tidak mengganggu produksi ASI, bebas dari pengaruh estrogen dan dapat
dicabut setiap saat jika menurut kebutuhan (Pinem, 2013). Implan juga merupakan

2
kontrasepsi yang sangat efektif; hampir 100% efektif mencegah kehamilan. Pada
tahun ke-1 dan ke-2, terjadi sebanyak 0,2 kehamilan per 100 wanita selama tahun
pemakaian. Pada tahun ke-3, angka kehamilan pada pemakaian implan adalah 0,9
per 100 wanita selama tahun pemakaian, dan selama tahun ke-4 dan ke-5, angka
kehamilan 0,5 dan 1,1 per 100 wanita selama tahun pemakaian (Everett, 2010)
Intra Uterine Device (IUD) juga merupakan metode kontrasepsi jangka
panjang yang paling sering digunakan di seluruh dunia dengan pemakaian
mencapai sekitar 100 juta wanita, sebagian besar berada di China. Generasi
terbaru Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) memiliki efektivitas lebih dari
99% dalam mencegah kehamilan pada pemakaian satu tahun atau lebih (Glasier
dan Gebbie, 2012), namun tidak demikian halnya di Indonesia. Di Indonesia dari
jumlah 23.188.809 keluarga yang mengikuti program KB hanya sebesar 3,9%
yang memilih menggunakan KB IUD, sisanya peserta KB yang terbanyak adalah
suntik (31,9%), pil (13,6%), susuk KB (3,3%),
sterilisasi wanita (3,2%), Kondom (1,8%), sterilisasi pria (0,2%), serta lainnya
masih merupakan peserta KB sederhana yang masing-masing menggunakan cara
sederhana seperti pantang berkala maupunsenggama terputus (SDKI, 2012).
Dari data Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2021,
jumlah penduduk sebanyak 15,18 Juta jiwa (Badan Pusat Statistik Provinsi
Sumatera Utara, 2021).
Jumlah peserta KB baru di Desa Bantan pada tahun 2021 sebanyak 1.526
orang, yaitu 3,5% dari 144 Pasangan Usia Subur (PUS). Peserta KB aktif tercatat
sebanyak 100 orang atau 90% dari seluruh PUS. Jumlah peserta KB tahun 2021
sebesar 45% dan mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan jumlah peserta
KB tahun 2020 sebesar 26%. Akan tetapi kecenderungan jumlah peserta KB dari
tahun 2017-2021 mengalami penurunan yaitu pada tahun2017 sebesar 72%, tahun
2018 sebesar 71%, dan tahun 2019 sebesar 61%, hal ini perlu menjadi perhatian
khusus karena apabila tidak ditanggulangi secara serius penurunan jumlah peserta
KB ini akhirnya akan meningkatkan jumlah kelahiran yang berdampak
pertumbuhan penduduk semakin pesat. Untuk peserta KB Baru Desa Bantan, 92%
peserta KB Baru memilih KB Non MKJP sedangkan 8% memilih jenis MKJP.
Pada peserta KB Aktif persentase KB Non MKJP sebesar 91%, sedangkan

3
9% sisanya memilih MKJP. Metode Kontrasepsi yang paling banyak digunakan
oleh peserta KB adalah suntikan, sedangkan metode pil merupakan metode
terbanyak kedua yang dipilih oleh peserta KB baik yang aktif maupun yang baru.
Ada berbagai faktor yang memberikan kontribusi terhadap rendahnya
pencapaian pemakaian IUD antara lain yaitu masih dijumpai provider bias,
pengetahuan klien tentang IUD yang terbatas dan tersedianya metode kontrasepsi
lain yang lebih praktis. Faktor lain yang mempengaruhi berasal dari faktor
eksternal yaitu terbatasnya tokoh panutan pemakai IUD di masyarakat dan tidak
adanya persetujuan atau dukungan dari suami dalam pemakaian IUD (BKKBN,
2018). Peran dan tanggung jawab pria dalam kesehatanreproduksi khususnya pada
Keluarga Berencana (KB) sangat berpengaruh terhadap kesehatan (BKKBN,
2018).
Menurut Hidayati (2009), partisipasi pria dalam kesehatanreproduksi adalah
tanggung jawab pria dalam kesehatan reproduksi terutama dalam pemeliharaan
kesehatan dan kelangsungan hidup ibu dan anak, serta berperilaku seksual yang
sehat dan aman bagi dirinya, istri dan keluarganya. Penggunaan kontrasepsi
merupakan kebutuhan dan tanggung jawab bersama pria dan wanita sebagai
pasangan, sehingga dalam pemilihan kontrasepsi suami dan istri harus saling
mendukung karena keluarga berencana bukan hanyaurusan pria atau wanita saja.
Bila istri sebagai pengguna kontrasepsi, maka suami dapat berperan penting dalam
mendukung istri dan menjamin efektifitas pemakaian kontrasepsi.
Dari hasil studi pendahuluan tanggal 14 Januari 2020 yang dilakukan di
Puskesmas Dolok Masihul didapatkan dari bulan Januari sampai dengan
Desember Tahun 2021 ada sebanyak 729 wanita usia subur (WUS) dan data
penggunaan alat kontrasepsi suntik sebanyak 300 orang (42,29%), pil sebanyak
250 orang (35%), IUD sebanyak 34 orang (7%), kondom sebanyak 100 orang
(11%), dan implan sebanyak 45 orang (5%).
Berdasarkan wawacara penulis terhadap suami yang istrinya sebagai
akseptor kontrasepsi IUD dan Implan masing-masing berjumlah 5 orang. Dari 3
pertanyaan yang diberikan kepada suami yang istrinya sebagai akseptor pengguna
IUD ada 33% yang menjawab dengan benar, 67% menjawab dengan jawaban
yang salah. Serta suami yang istrinya sebagai aseptor pengguna implan yang

4
menjawab dengan benar ada 53% dan 47% menjawab dengan jawaban yang
salah. Selain itu sebanyak 60% mengatakan bahwa saat istri ingin
menggunakan kontrasepsi suami jarang pernah terlibat, serta menganggap bahwa
penggunaan alat kontrasepsi bukan tanggung jawab suami dan suami juga tidak
menganjurkan kontrasepsi apa yang sekarang digunakan oleh istri.
Peneliti juga melakukan wawancara terhadap petugas KB di UPTD
Puskesmas Dolok Masihul, dari hasil wawancara yang dilakukan ada beberapa
wanita yang ingin menggunakan KB IUD yang datangke Puskesmas tetapi tidak
distujui atau didukung pasangannya, dukungan suami sangat dibutuhkan dan
diperlukan dalam pemakaian IUD karena sebelum pemakaian IUD harus ada bukti
tertulis/persetujuan tindakan medis (informed consent) dari pasangan.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang Hubungan Pengetahuan Dan Dukungan Suami Pemilihan Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Di Desa
Tegal Sari Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2022.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian tersebut maka rumusan masalah pada penelitian ini
adalah untuk mengetahui “Hubungan Pengetahuan Dan Dukungan Suami Dengan
Pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) pada Pasangan Usia Subur
(PUS) Di Desa Bantan Kecamatan Dolok Masihul.

1.3 Tujuan penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hasil penelitian “Hubungan Pengetahuan Dan Dukungan Suami
Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) Di Desa Bantan kecamatan Dolok Masihul”.

1.3.2 Tujuan Khusus


a. Mengetahui rata rata pemakaian AKDR dan mengetahui dukungan suami
dengan pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Desa Bantan kampung Jati Kecamatan Dolok
Masihul.

5
b. Mengetahui karakteristik responden berdasarkan usia pendidikan dan
pekerjaan.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi Peneliti
1. Mengembangkan pengetahuan peneliti dalam mengaplikasikan
pengetahuan tentang metode penelitian berdasarkan fenomena yang
ada dalam masyarakat .
2. Mmengetahui pengetahuan pemakaian AKDR pada pasangan Usia
Subur.
2. Bagi Peneliti Lain
Peneliti ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan kepada Bidan
dan Tenaga Kesehatan lain pemakai AKDR pada pasangan usia subur.
3. Bagi PUS
Dapat meningkatkan pengetahuan pada PUS khususnya tentang alat
kontrasepsi.
4. Bagi Klinik
Dapat digunakan untuk refrensi dalam meningkatkan program
pengetahuan tentang ”Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Suami Dengan
Pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) pada Pasangan Usia Subur
(PUS).

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan (Knowledge)


Pengetahuan (Knowledge) adalah hasil dari sebagainya dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI,2019). Pengetahuan adalah sesuatu yang
diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses pembelajaran ini
dipengaruhi berbagai factor dari dalam, seperti motivasi dan factor luar berupa
informasi yang tersedia,serta keadaan sosial budaya. Pengetahuan adalah
informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh pengalaman.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoadmojo,2014).
Pengetahuan adalah akumulasi pengalaman indrawi yang dicatat dalam otak
masing masing diberi nama setempat dan komunikasi seperlunya dan
komunikasi seperlunya secara abstrak tanpa menunjukan benda yang
bersangkutan secara fisik (Budiman,2011).
Pengetahuan merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat
kembali kejadian yang pernah dialamin, baik secara sengajah maupun tidak
sengajah. Hal ini terjadi setelah seseorang melakukan kontak atau pemantauan
terhadap suatu objek tertentu (Mieke,2011).

2.1.1 Tingkat Pengetahuan


Menurut Notoadmoja,2010 sebagai garis besarnya dibagi menjadi 6
tingkat pengetahuan yaitu :

a.Tahu (Know)
Tahu diartikan sebgai recall (memanggil) memory yang ada sebelumnya
setelah mengamati sesuatu, misalnya : tahu bahwa jeruk banyak mengandung
vitamin,jamban adalah untuk membuang air besar, dan sebagainya, untuk
mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan
pertanyaan-pertanyaan misalnya : apa tanda-tanda anak kurang gizi, dan

7
bagaimana cara melakukan PSN (Pemberantasan sarang nyamuk) dan
sebagainya.

b.Memahamin (Comprehension)
Memahamin suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak
sekedar tahu menyebutkan, tetapi orang tersebut harus tahu
menginterprestasikan secara benar objek yang diketahui tersebut. Misalnya
orang yang memahamin cara pemberantasan penyakit demam berdarah,
bukanhanya sekedar menyebut 3M (Menutup, Mengurus, Mengubur), tetapi
harus dapat menjelaskan mengapa harus menutup, mengurus, mengubur, dan
sebagainya.

c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan apabila orangb yang memahami objek yang dimaksud
dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut
pada situasi lain. Misalnya seseorang yang telah paham tentang proses
perencanaan program kesehatan ditempat ia bekerja atau dimana saja. Orang
yang telah paham metologi penelitian akan mudah membuat proposal
penelitian dimana saja.

d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen komponen yang
terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui indikasi bahwa
pengetahuan seorang itu susah sampai pada tingkat analisis adalah apabila
orang tersebut telah dapat membedakan dan memisahkan, mengelompokkan
membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atau objek tersebut, misalnya
dapat membedakan antara nyamuk aedes agepty dengan nyamuk biasa, dapat
membuat diagram siklus cacing kremi dan sebagainya.

e. Sintesis (Synthesis)

8
Sintesis menunjukan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau
meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-komponen
pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formasi-formasi yang telah ada, misalnya dapat
membuat atau meringkas dengan kata - kata atau kalimat sendiri tentang hal -
hal yang telah dibaca atau didengar, dan dapt membuat kesimpulan tentang
artikel yang telah di baca.

f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan
peneliti terhadap sesuatu objek tertentu. Peneliti ini dengan sendirinya
didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang
berlaku dimasyarakat, misalnya seseorang anak yang menderita malnutrisi
atau tidak, seseorang dapat menilai manfaat ikut keluarga berencana bagi
keluarga.

2.1.2. Pengukuran Pengetahuan


Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur. Subjek penelitian atau
responden dalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita
sesuaikan dengan tingkat-tingktan (Notoadmojo,2010).

2.1.3 Cara Memperoleh Pengetahuan


Cara memperoleh dia dengan kuno adalah sebagai berikut:
a. Cara Coba Salah
Cara memperoleh kebenaran telah dipakai orang dalam memperoleh
pengetahuan adalah melalui cara coba – coba dengan kata lain telah digunakan
orang dalam waktu yang cukup lama untuk memecahkan berbagai masalah.

b. Secara Kebutuhan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak sengajah oleh
orang yang bersangkutan.

9
c. Cara kekuasaan atau Otoritas
Para pemegang otoritas, baik pimpinan pemerintah, tokoh agama, maupun
ahli ilmu pengetahuan, prinsip inilah orang lain menerima pendapat yang
dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dahulu
menguji atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris
ataupun berdasarkan penalaran sendiri.

d. Berdasarkan Pengalaman Pribadi


Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah-pepatah ini
mengandung maksud bahwa pengalaman ini merupakan suatu cara untuk
memperoleh kebebnaran pengetahuan, karena pengalaman dapat digunakan
sebagai upaya memperoleh pengetahuan.
e. Cara Akal Sehat (common sense)
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori
atau kebenaran.

f. Kebenaran Melalui Wahyu


Ajaran agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari tuhan melalui
para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut
agama yang bersangkutan, terlepan dari apakah kebenaran tersebutkan
rasional dan sistematis.

g. Kebenaran Secara Inisiatif


Kebenaran secara inisiatif diperoleh manusia secara cepat-cepat sekali
melalui proses penalaran atau berfikir. Kebenaran ini tidak menggunakan cara
yang rasional dan sitematis.

h. Induksi
Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan
– pernyataan khusus ke pernyataan yng bersifat umum.

10
i. Dekduksi
Dekduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan – pernyataan
umum khusus, Aristoteles (384-322 SM) mengembangkan cara berpikir
deduksi ini kedalam suatu cara yang disebut “Silogisme”. Silogisme ini
merupakan suatu bentuk deduksi yang memungkinkan seseorang untuk dapat
mencapai kesimpulan yang lebih baik (Notoadmojo,2010).

2.1.4. Faktor –faktor yang mempengaruhi pengetahuan


Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah:
a. Pendidikan
Berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain agar dapat
memahami sesuatu hal. Tidak dapat di pungkiri bahwa semangkin tinggi
pendidikan seseorang, semakin mudah pulak mereka menerima informasi, dan
pada akhirnya pengetahuan yang dimulaikan semakin banyak. Sebaliknya, jika
seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah ,maka akan menghambat
perkembangan sikap orang tersebut terhadap penerimaan informasi dan lain-
lain yang baru diperkenalkan.

a. Informasi/Media Massa
Informasi yang diperoleh baik dari penelitian formal maupun non formal
dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediateinpact) sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Sebagai sarana
komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televise, radio, surat kabar,
majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini
dan kepercayaan orang.

c. Sosial Budaya dan Ekonomi


Kebiasaan dan tradisiyang dilakukan oleh orang-orang tanpa melalui
penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian,
bertambah seseorang akan pengetahuan walupun tidak melakukannnya. Status
ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

11
d. Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat membuang seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

e. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik
lingkungan fisik, lingkungan psikologi maupun sosial. Lingkungan
berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan kedalam individu yang
berada dalam lingkunagn tersebut. Hal ini terjadi karena adanya intraksi
timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh
setiap individu.

f. Kebudayaan
Kebudayaan akan mempengaruhi pengetahuan masyarakat secara
langsung, apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk menjaga
kebersihan lingkungan.

g. Usia
Untuk mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang,
semakin bertambah usia akan semakin bertambah pula daya tangkap dan pola
pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.

2.2 AKDR
2.2.1 Pengertian AKDR
IUD (Intra Uterine Device) atau juga dikenal sebagai Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim (AKDR) Adalah sebuah tindakan kontarsepsi yang dilakukan
dengan memasang alat bentuk T didalam Rahim untuk mencegah terjadinya
pembuahan. Tujuan utama dari tindakan ini adalah untuk mencegah sperma
untuk sampai ke sel telur, tetapi bahkan seandainya pembuahan tetap terjadi,
alat ini berfungsi untuk mencegah sel telur yang sudah dibuahi bergerak ke
dalam Rahim. Tidak seperti tindakan kontrasepsi pembedahan, IUD atau
AKDR adalah solusi jangka panjang tetapi dpat dihentikan kapan saja. Saat

12
sudah dipasangkan, pasien tidak perlu cemas akan terjadinya kehamilan.
Namun,jika pasien memutuskan untuk mempunyai anak, alat tersebut dapat
diangkat dengan mudah dari dalam Rahim. Adapun beberapa kelebihan dan
keuntungan dalam pemakaian Alat Kontarsepsi Dalam Rahim yaitu :
1.kelebihan pemakaian AKDR
 Dapat mencegah kehamilan hingga 99%
 Lebih praktis
 Harga yang relative terjangkau
 Aman untuk ibu menyusui
 Tidak meningkatkan berat badan

2.Kekurangan pemakaian AKDR

KB IUD memiliki beberapa kekurangan, yaitu tidak bias melindungi dari


penyakit menular seksual.Meningkatkan resiko menorogia atau perdarahan
menstruasi yang berlebihan.

2.2.2 Jenis Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Jenis AKDR dibagi menjadi dua yakni AKDR Hormonal dan Non
Hormonal. AKDR Hormonal dibedakan menurut bentuk dan tambahan obat atau
metal. Menurut bentuknya AKDR dibagi menjadi bentuk terbuka (open device)
misalnya Lippes Loop, CU-T, CU-7, Margulies. Bentuk tertutup (close device)
misalnya Ota ring, Antigon, Grafen Berg Ring. Menurut tambahan obat atau metal
dibagi menjadi medicated intrauterine device (IUD), misalnya CU-T-200, 220,
dan 300.

Jenis AKDR CU-T-380A adalah jenis AKDR yang beredar di Indonesia.


AKDR jenis ini memiliki bentuk yang kecil, kerangka dari plastik yang fleksibel,
berbentuk huruf T diselubungi kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu)
(Setyaningrum, 2016).

2.2.3 Mekanisme Kerja Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Cara Kerja AKDR yaitu mencegah sperma dan ovum bertemu dengan
mempengaruhi kemampuan sperma agar tidak mampu pertilisasi, mempengaruhi

13
inplantasi sebelum ovum mencapai kavum uteri, dan menghalangi inplantasi
embrio pada endometrium (Rusmini, 2012).

Menurut Setyaningrum (2016) cara kerja dari AKDR yaitu menghambat


kemampuan sperma untuk masuk ketuba falopi karena adanya ion tembaga yang
dikeluarkan AKDR dengan cupper menyebabkan gangguan spermatozoa. AKDR
memungkinkan untk mencegah inplantasi telur dalam uterus karena terjadinya
pemadatan endometrium oleh lekosit, makrovag, dan limfosit menyebabkan
blastoksis mungkin dirusak oleh macrovag dan blastoksis.

2.2.4 Efektivitas Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Efektivitas tinggi 99,2 – 99, 4 % (0,6-08 kehamilan/100 perempuan dalam


satu tahun pertama) telah dibuktikan tidak menambah resiko infeksi, perforasi dan
pendarahan. Kemampuan penolong meletakkan dipundus amat memperkecil
resiko ekspulsi. Terjadinya ekspulsi sangat dipengaruhi oleh jenis bahan yang
digunaka, maka elastis sifatnya makin besar kemungkinan terjadinya ekspulsi,
biasanya pada wanita muda dengan paritas rendah lebih sering terjadi ekspulsi
dibanding dengan wanita yang lebih tua dengan paritas lebih tinggi.

2.2.5 Teknik Pemasangan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Alat kontrasepsi AKDR yang dipasang dalam rahim dapat dilakukan


dengan dua cara yaitu :

a. Cara pertama adalah dijepit dengan menggunakan dua jari dan


dimasukkan kedalam rongga uterus melalui serviks yang masih
terbuka sehingga seluruh tangan bisa masuk. AKDR diletakkan tinggi
menyentuh fundus uteri.
b. Cara kedua dengan menggunakan klem cincin dimana AKDR
dipegang pada pertemuan antara kedua lengan horizontal denga lengan
vertical dan diinsersikan jauh kedalam fundus uteri.

2.2.6 Penyebab Kurangnya Pengetahuan Pemilihan AKDR

Ada beberapa anggapan atau isu yang terjadi di masyarakat diantaranya


ketidak nyamanan saat berhubungan, dirasakan mengganggu atau menyebabkan

14
rasa tidak enak, cara pemasangan yang dianggap tabu. Sehingga hal ini
menyebabkan rendahnya dukungan dari suami dalam pemilihan alat kontrasepsi
salah satunya adalah AKDR.

Suami sebagai kepala rumah tangga dapat berperan dalam pengambilan


keputusan inti dalam ber-KB. Bentuk peran serta suami serta tersebut dapat
berupa pemberian ijin dan dukungan serta perhatian terhadap KB. Faktor ini
menyebabkan AKDR turun dari tahun ke tahun. Penyebab isu ini dikarenakan
kurangnya pengetahuan, sikap, dukungan suami, dan konseling yang kurang
optimal turun (Saifudin, 2003).

2.2.7 Penanganan Pemilihan AKDR

Penggunaan kontrasepsi metode AKDR akan lebih banyak apabila banyak


PUS yang memiliki pengetahuan yang baik tentang defenisi AKDR, mekanisme
kerja, indikasi, keuntungan, efek samping, dan kontra indikasinya. Tanpa
pengetahuan tersebut, maka kesadaran akseftor KB untuk memilih menggunakan
kontrasepsi AKDR akan sangat rendah.

Catatan khusus

Diberikan penerangan bila adanya gejala keputihan yang terjadi tidak


perlu dikhawatirkan, karena hal tersebut adalah gejala biasa, serta diberikan
penjelasan. Keputihan juga disebabkan oleh penyakit seperti infeksi panggul,
candidas, trikomoniasis, dan vaginitis.

2.2.8 Kegagalan Pemasangan AKDR Pada PUS

1. Bentuk gejala
a. Terjadinya kehamilan.
b. Frekuensi kehamilan pada pemakaian AKDR 2-5 %, makin lama
AKDR terpasang kemungkinan makin berkurang terjadinya
kehamilan.
c. Pemasangan AKDR yang dililit tembaga akan mengurangi kegagalan
ini.
2. Tindakan Medis

15
Apabila benang dapat dilihat, dilakukan pengangkatan AKDR
sebaiknya oleh dokter , dengan menarik benangnya perlahan-lahan, sambil
menjelaskan kepada pasien bahwa 25 % kemungkinan dapat keguguran
sepontan. Apabila pengangkatan sukar dilakukan, AKDR dibiarkan
didalam rahim selama kehamilan, pada waktu persalinan AKDR
dikleluarkan bersama plasenta. Apabila benang tidak terlihat, jangan
dicoba untuk diangkat sebaiknya pasien dirujuk ke rumah sakit.
2.2.9 Waktu Pemasangan AKDR Pada PUS
Bidan harus merasa yakin bahwa PUS tidak hamil dan PUS bebas dari
infeksi vagina atau uterus saat akan memasang AKDR, beberapa dokter lebih
menyukai melakukan pemasangan AKDR selama PUS mengalami periode
menstruasi, melakukan pemasangan AKDR selama menstruasi akan menghalangi
resiko kedalaman uterus yang mungkin dalam keadaan hamil, namun klien lebih
rentan infeksi akibat pemasangan AKDR selama menstruasi.

2.3 Dukungan Suami


Dukungan adalah suatu upaya yang diberikan orang lain baik moril
maupun materil untuk memberikan motivasi dalam melaksankan kegiatan
(Notoadmojo, 2005). Dukungan adalah kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau
bantuan yang diperoleh seseorang dari interaksinya dengan orang lain (Lestari,
2007).
Suami adalah pria yang menjadi pasangan hidup resmi seorang wanita
(istri) (KBBI, 2018). Dukungan suami adalah sikap penuh perhatian yang
ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang positif yang diberikan oleh suami
(Puspadini, 2014). Menurut Fridalni dan Kurniawan (2012) sebagian responden
yang tidak mendapatkan dukungan dukungan suami karena dipengaruhi oleh
tingkat pengetahuan yang kurang terhadap alat kontrasepsi ditambah adanya
banyak salah presepsi tentang alat kontrasepsi seperti banyak anak banyak rezeki
dan lain sebagainya. Sehingga dengan tidak ada dukungan maka suami
kebanyakan jarang membicarakan KB, tidak mau membiayai istri dalam ber KB,
tidak memberikan informasi atau sangat jarang berdiskusi tentang KB.

16
2.3.1 Bentuk-bentuk dukungan suami

Friedman (1998) menjelaskan bahwa keluarga, dalam hal ini dukungan suami
memiliki fungsi dukungan yaitu :

a. Dukungan informasional

Dukungan infomasional adalah tentang pemberian saran, sugesti, informasi yang


dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah. Bentuk dukungan informasional
dalam penggunaan AKDR dapat dinyatakan melalui :

1. Suami mengumpulkan informasi tentang AKDR meliputi waktu


pemasangan, efektivitas, cara kerja, keuntungan, efek samping dan teknik
pemasangan.
2. Suami aktif bertanya dan konsultasi saat konseling KB.
3. Suami bertanya pengalaman dari temanatau kerabat terkait AKDR .
4. Suami meyakinkan istri bahwa mitos dalam pnggunaan AKDR itu benar
atau tidak.
b. Dukungan penilaian

Dukungan ini melibatkan pemberian informasi ,saran, atau umpan balik tentang
situasi dan kondisi individu. Bentuk dukungan penilaian dalam penggunaan
AKDR dinyataan melalui :

1. Suami membantu dalam memilih alat kontrasepsi.


2. Suami menyarankan istri untuk menggunakan AKDR agar ketika pulang
langsung terlindung oleh kontrasepsi.
3. Suami memberikan sugesti positif agar suami mau menggunakan AKDR.
4. Suami meyakinkan istri bahwa penggunaan AKDR aman.
c. Dukungan instrumental

Bentuk dukungan ini merupakan penyediaan materi yang dapat memberikan


pertolongan langsung seperti pemberian uang, pemberian barang, makanan serta
pelayanan. Bentuk dukungan penilaian dalam penggunaan AKDR .

17
2.3.2 Respon pemakaian AKDR

Respon pemakaian AKDR baik, terhadap penggunaan AKDR karena


metode kontrasepsi ini berkaitan langsung dengan aktivitas hubungan seksual itu
sendiri, keuntungan tambahan nya adalah wanita yang menggunakan AKDR tidak
perlu memikirkan persiapan kontrasepsi setiap hari atau setiap bulan,wanita yang
merasa enggan memasuki jarinya kedalam vagina mungkin keberatan memeriksa
benang serviks setiap kali menstruasi berakhir.

Beberapa orang keberatan terhadap kemungkinan kemunculan efek


samping yang berkaitan dengan AKDR dan beberapa wanita yang tidak menyukai
karena keadaan bahwa terdapat sesuatu benda asing didalam tubuh mereka.

2.3.3. Obat-obatan pada pemasangan AKDR Pasangan Usia Subur (PUS).

Sebelum prosedur pemasangan, beberapa dokter biasanya memberi pilihan


obat kepada PUS, terutama bila PUS merasa tegang dan cemas atau meiliki
riwayat disminore beberapa obat yang ditawarkan antara lain obat anti inflamasi
non streroid (NSAID) atau analgetik oral setengah sampai satu jam sebelum
melakukan prosedur.

Pilihan lain adalah penggunaan anastesi local pada tempat memasukan


tenakulum atau blok paraserviks, pada umumnya, tindakan ini tidak dapat
diperlukan atau tidak dilakukan.

18
2.4 Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan rangkaian teori yang mendasar topic
penelitian, maka dari itu ditinjau yang akan diuraikan kerangka teori
sebagai dasar kerangka konsep:

Kerangka Teori :

Faktor predisposes
Pengetahuan
Sikap
Pendidikan
Umur

Faktor pendukung Hubungan


Keluarga pengetahuan
SDM yang ada dukungan suami
dalam pemilihan alat
kontrasepsi AKDR
pada pasangan usia

Faktor pendorong
Lingkungan
Sosial budaya
Media Masa

19
2.4.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah hubungan-hubungan antara konsep yang

satu dengan konsep lainnya dari masalah yang satu dengan konsep yang lainnya

dari masalah yang diteliti sesuai dengan apa yang telah diuraikan pada tinjauan

pustaka (Notoatmodjo, 2010).

Penelitian ini melibatkan tiga variabel, yaitu:

1. Tingkat pengetahuan dalam arti pengetahuan suami

tentang alatkontrasepsi sebagai variabel bebas (independent

variable)

2. Dukungan Suami dalam arti dukungan suami terhadap istri dalam rangka

menggunakan alat kontrasepsi IUD (kasus) atau implan (kontrol) juga

merupakan variabel bebas (independent variable).

3. Keputusan menggunakan alat kontrasepsi dalam arti keputusan yang berujung

pada tindakan menggunakan IUD (kasus) atau implan (kontrol) sebagai

variabel yang dipengaruhi atau variabel tergantung (dependent variable).

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka kerangka

konseptual dapat digambarkan sebagai berikut:

20
Gambar 2.5. Kerangka Konsep
Penelitian

Independen Dependen

Pengetahuan Suami Baik


Kurang Baik

Kontrasepsi IUD

Dukungan Suami
Mendukung Kurang mendukung

Menggunakan Alat Kontrasepsi

Pengetahuan Suami
Baik Kurang Baik

Kontrasepsi Implan

Dukungan Suami
Mendukung Kurang mendukung

Keterangan :

: Arah hubungan

: Variabel yang diteliti

21
2.4.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah


penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi
tingkat kebenarannya. Berdasarkan konsep hipotesis penelitian ini adalah
Hubungan Pengetahuan Dan Dukungan Suami Dengan Pemilihan Alat
Kontraseepsi Dalam Rahim (AKDR) Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di
Desa Bantan Kampung Jati Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang
Bedagai .

22
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rencana penelitian adalah suatu rencana, struktur strategi dalam melakukan


penelitian yang dimasukkan untuk menjawab permasalahan yang
dihadap(Notoadmojo,2018).

Rancangan pada penelitian ini menggunakan Jenis penelitian cross sectional

yaitu untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Dan Dukungan Suami Dengan

Pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Pada Pasangan Usia Subur

(PUS) Di Desa Bantan Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai.

3.1 Lokasi Penelitian Dan waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan Di Desa Bantan Kecamatan Dolok Masihul


yaitu belum pernah dilakukan penelitian yang sejenis tentang Hubungan
Pengetahuan Dan Dukungan Suami Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim (AKDR) Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Desa Bantan Kecamatan
Dolok Masihul.

23
3.2.2 Waktu penelitian

Penelitian dilakukan sejak pengajuan judul sampai hasil penelitian dimulai


pada bulan Januari 2023 sampai dengan Juli 2023.

Tabel 3.1 Rencana Kegiatan Penelitian


Bulan
No Kegiatan Januari Februari Maret Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan Judul

Bimbingan Proposal
2
(BAB 1,2,3)
Persentase dan
3
seminar proposal

4 Perbaikan proposal

5 Pengumpulan data

6 Analisis Data

7 Penulisan laporan

8 Sidang Skripsi
Pengumpulan laporan
9

24
3.3 Populasi Dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi merupakan seluruh subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil


penelitian yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik bersama yang
membedakannya dari kelompok subjek lain(Susila & suyanto,2014). Populasi
tentang Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Suami Dengan Pemilihan Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di Desa Bantan Kampung Jati Kecamatan
Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai. Berjumlah 50 orang berdasarkan
Bulan Januari sampai Mei 2022.

3.3.2. Sampel

Sample adalah suatu bagian dari populasi yang diharapkan mewakili atau
resprentif populasi (Riyanto,2019).

1. Besar sampel

Menetapkan besarnya atau jumlah sample suatu penelitian tergantung pada


dua hal, yaitu:pertama,adanya sumber-sumber yang dapat digunakan untuk
menentukan batas maksimal dari besarnya sample. Kedua, kebutuhan dari rencana
analisi yang menentukan batas minimal dari besarnya sample, misalnya dianalisis
secara bivariasi, serta memberikan ketetapan tertentu dari perkiraan proporsi yang
diinginkan dan melakukan uji kemaknaan perbedaan-perbedaan proporsi tersebut
diperlukan jumlah sample yang cukup besar (Notoadmojo,2018). Penghitungan
besar sample dalam penelitian ini menggunakan rumus sample slovin yaitu:

n
𝑛
Keterangan:
=
1 + (N. e2)
n = Besar sample
N = Populasi tingkat pengetahuan ibu

25
E = Dukungan suami
N = 50
50-36 = 14(28%)
N = 50
50-14 = 36(72%)
Masyarakat (ibu) = 50 orang
Tingkat pengetahuan ibu yang baik =14 orang (28%)
Yang kurang =36 orang
E = 50
50-19 = 31(71,2%)
50-31 = 19(27,8%)

Suami = 50 orang
Yang mendukung = 31 orang (71,2%)
Yang tidak mendukung = 19 orang (27,8%)

2. Teknik Sampling

Dalam mengambil sample penelitian ini digunakan cara atau teknik-teknik


tertentu, sehingga sample tersebut sedapat mungkin mewakili populasinya. Teknik
ini biasanya disebut metode sampling atau teknik sampling. Di dalam penelitian
survei teknik sampling ini sangat penting dan perlu di perhitungkan masak-masak.
Sebab teknik pengambilan sampel yang tidak baik mempengaruhi validitas hasil
penelitian tersebut (Notoadmojo,2018).

Pengambilan sample pada penelitian ini adalah non random (non


probability) sampling yaitu pengambilan sampel yang tidak didasarkan atas
kemungkinan yang dapat diperhitungkan, tetapi semata-mata hanya berdasarkan
kepada segi-segi kepraktisan belaka. Teknik pengambilan sampel dengan cara
accidental sampling yaitu dilakukan dengan mengambil kasus atau responden
yang kebetulan ada atau tersedia disuatu tempat sesuai dengan konteks penelitian.
Sampel yang diambil dari responden atau kasus yang kebetulan ada disuatu tempat

26
atau keadaan tertentu (Notoadmojo,2018). Penelitian ini tidak menggunakan
sample sebagai control, melainkan semua sampel diberikan intervensi .
Pertimbangan yang dilakukan oleh peneliti dalam oemilihan sampel adalah
dengan menggunakan kriteria, dimana kriteria pemilihan terdiri dari kriteria
inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi adalah kriteria yang perlu dipenuhi oleh
setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel. Sedangkan kriteria
ekslusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai smapel
(Notoadmojo,2018). Berikut merupakan kriteria inkulsi dan ekslusi :

1. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

a. Akseptor KB AKDR
b. Berkunjung ke UPTD Puskesmas Dolok Masihul
c. Bisa baca dan tulis
d. Bersedia menjadi responden

2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

a. Tidak bersedia menjadi responden


b. Bukan akseptor KB AKDR
c. Akseptor KB AKDR yang drop out

3.3.3 Definisi Operasional

Defenisi operasional adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari obyek

atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Definisi variabel-variabel

penelitian harus dirumuskan untuk menghindari kesesatan dalam mengumpulkan

data bagi variable yang ditelitinya (Farihah, 2014). Sedangkan defenisi operasional

menurut (Notoadmojo, 2013) merupakan batasan variabel yang dimaksud tentang

apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan.

27
Dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.2 Defenisi Operasional Penelitian

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala Hasil Ukur


Ukur
Independen
1. Pengetahuan Pemahaman seorang Kuesioner Ordinal 1. Baik; jika responden
responden tentang memperoleh skor 11-15
KB IUD 2. Cukup; jika
respondenmemperoleh
skor 6-10
3. Kurang; jika responden
memperoleh nilai 0-5
2. Dukungan Dukungan seorang Kuesioner Ordinal 1. Mendukung; jika
Suami suami terhadap istri responden memperoleh
dalam memilih alat skor 6-10
kontrasepsi 2. Tidak Mendukung; jika
responden memperoleh
nilai 0-5
3. Sikap Kecenderungan Kuesioner Ordinal 1. Setuju; jika responden
responden dalam memperoleh skor 6 - 10
menentukan 2. Tidak Setuju; jika
pilihannya responden memperoleh
skor 0 – 5

4. Informasi Informasi yang Kuesioner Ordinal 1) Baik; jika


Petugas didapat oleh responden
Kesehatan responden baik dari memperoleh skor 11-15
medial sosial 2) Cukup; jika responden
maupun dari petugas memperoleh skor 6-10
kesehatan 3) Kurang; jika responden
memperoleh nilai 0-5

Dependen
1. Menggunaka Kecenderungan suka Kuesioner Ordinal 1. Baik; jika responden
n Alat terhadap sesuatu dari memilih menggunakan
Kontrasepsi banyaknya pilihan KB IUD
kontrasepsi

28
3.4. Metode pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden,


berpedoman pada koesioner yang telah disiapkan dari data observasi serta
pengukuran terhadap variable penelitian.

3.4.2. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari penelusuran dokumen,catatan,


dan laporan dari klinik mengenai data dukungan suami dengan pemilihan Alat
Kontasepsi Dalam Rahim (AKDR) pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Desa
Bantan Kecamatan Dolok Masihul sejumlah 50 orang.

3.4.3. Instrument penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantatif. Penelitian

kuantitatif adalah salah satu metode penelitian yang meneliti

pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel

pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data

menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif/statistik

dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan (Sugiyono, 2016). Instrumen penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk lembar kuesioner

yang berisi pernyataan tertutup yang harus diisi oleh responden.

Kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang dibaca dan

dijawab oleh responden penelitian (Hidayat, 2014).

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini

berdasarkan data di Desa Silau Dunia Kecamatan Silokahean

31
Kabupaten Simalungun. Pernyataan- pernyataan kuesioner

tentang Hubungan Pengetahuan Dan Dukungan Suami Dengan

Pemelihan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim(AKDR) Pada Usia

Subur (PUS, peneliti menggunakan pengumpulan data berupa

formulir karakteristik responden, yang berisi pertanyaan tentang:

1. Kuesioner pengetahuan merupakan wawasan responden

terhadap suatu yang diketahui berkaitan dengan proses

pembelajaran.. Variabel pengetahuandikelompokkan dalam 3

(dua), yaitu:

1) Kurang; jika responden memperoleh skor 0-5

2) Cukup; jika responden memperoleh skor 6-10

3) Baik; jika responden memperoleh skor 11-15

2. Kuisioner Dukungan Suami merupakan Komunikasi verbal

dan non-verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku

yang diberikan oleh suami terhadap istri didalam lingkungan

sosialnya. Variabel dukungan suami dikelompokkan menjadi

2 yaitu :

1) Mendukung; jika responden memperoleh skor 6-10

2) Tidak Mendukung; jika responden memperoleh skor 0-5

3. Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak dengan cara


tertentu.

Kecenderungan mereaksi atau sikap seseorang terhadap sesuatu


hal, orang atau benda dengan demikian bisa tiga kemungkinan, yaitu suka
(menerima atau senang), tidak suka (menolak atau tidak senang) dan
sikap acuh tak acuh. Variabel sikap dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1) Setuju; jika responden memperoleh skor 6-10

31
2) Tidak Setuju; jika responden memperoleh skor 0-5

4. Informasi Petugas Kesehatan adalah perilaku yang diharapkan

dari seseorang yang memiliki status yang berkaitan dengan

kesehatan. Variabel sikap dikelompokkan menjadi 3 yaitu :

1) Kurang; jika responden memperoleh skor 0-5

2) Cukup; jika responden memperoleh skor 6-10

3) Baik; jika responden memperoleh skor 11-15

5. Minat pasangan usia subur menggunakan AKDR adalah kecendrungan suka


terhadap sesuatu dari banyak pilihan kontrasepsi di kelompokkan pada kategori
baik jika responden memilih menggunakan AKDR.

3.4.4. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi.


Metode observasi adalah suatu prosedur yang berencana meliputi melihat,
mendengar, dan mencatat sejumlah dan taraf aktivitas tertentu yang ada hubungan
dengan masalah yang diteliti. Untuk pengumpulan data pada penelitian ini,
peneliti akan mengobservasi frekuensi Dukungan suami tentang pemilihan AKDR
untuk beberapa kali (notoadmojo,2012).

3.5. Prosedur pelaksanaan penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian ini dilakukan sebagai berikut:

1. Penelitian mengajukan surat permohonan ijin penelitian dari Institusi


Kesehatan Medistra Lubuk Pakam yang diajukan di Desa Bantan Kecamatan
Dolok Masihul.
2. Mengajukan ijin penelitian di Desa Bantan Kecamatan Dolok Masihul
Kabupaten Serdang Bedagai.
3. Peneliti melakukan pendekatan kepada calon responden.

31
4. Peneliti memberikan penjelasan terkait dengan penelitian yang akan dilakukan
mulai dari maksud tujuan, manfaat, dan langkah-langkah penelitian.
5. Calon responden yang bersedia menjadi responden, untung menandatangani
surat pernyataan yang berisi tentang ketersediaan untuk menjadi responden.
6. Melakukan observasi pelaksanaan setelah melakukan akupresur.
7. Peneliti memeriksa kelengkapan data yang sudah didapatkan.
8. Peneliti kemudian mengelolah hasil data yang sudah didapatkan dari responden
dengan menggunakan program komputer.

3.6. Pengolahan Data Dan Analisis Data

3.6.1. Pengolahan Data

Pengolahan atau manajemen data terdiri dari serangkaian tahapan yang


harus dilakukan agar data untuk diuji statistic dan dilakukan analisi atau
interpretasi (Amran,2012). Pengolah data dapat dikelompokkan menjadi :

1. Data coding (mengkode data)

Coding yaitu hasil jawaban setiap pertanyaan diberi kode sesuai dengan
petunjuk coding. Pemberian kode dilakukan untuk menyederhanakan data yang
diperoleh.

2. Data Editing (menyunting data)


Editing yaitu penyuntingan dilakukan secara langsung oleh peneliti terhadap
kuesioner. Tujuan dari editing ini adalah untuk memastikan bahwa data yang
diperoleh yaitu kuesionernya semua telah diisi, relevan dan dapat dibaca
dengan baik.
3. Data structure
Setelah semua variable diberi kode selanjutnya masing-masing komponen
variable dijumlahkan.
4. Data entry
Setelah semua instansi terisi dan benar, langkah selanjutnya adalah
memproses data agar dapat dianalisa. Proses data dilakukan dengan cara
mengentry data hasil kuesioner ke komputer.

31
5. Data cleaning(membersihkan data)

Cleaning yaitu kegiatan pengecekkan kembali data – data yang sudah di


entry apakah ada kesalahan atau tidak (Riyanto,2018).

3.6.2. Analisis Data

Analisis data univariat dilakukan pada setiap variable hasil penelitian, dan
analisa bivariate dilakukan terhadap dua variable independen dan variable
dependen yang saling berhubungan (Notoadmojo,2010).

Setelah seluruh data terkumpul, maka dilakukan analisa data kembali


dengan memeriksa semua kuesioner apakah jawaban sudah lengkap atau benar
(editing). Kemudian data diberi kode untuk memudahkan peneliti dalam
melakukan analisa data dan pengolah data serta pengambilan kesimpulan data
yang dimasukkan kedalam bentuk table . Entry data dalam komputer dapat
dilakukan dengan menggunakan teknik komputerisasi. Tahap terakhir yang akan
dilakukan yaitu cleaning dan entry yakni pemeriksaan semua data yang telah
dimasukkan kedalam program komputer guna meneghindari terjadi kesalahan.

Analisis data dilakukan yang disesuaikan dengan langkah-langkah berikut:

1. Univariat

Analisa univariat yaitu analisis yang menitik beratkan kepada

penggambaran atau deskripsi data yang diperoleh, mengambarkan distribusi

frekuensi dari masing-masinpg variabel independen dan dependen dengan

menggunakan tabel distribusi frekuensi.

2. Bivariat

Analisa bivariat yaitu untuk melihat ada tidaknya hubungan pengetahuan,

dukungan suami, sikap, dan informasi petugas kesehatandengan menggunakan uji

Chi Square, dengan pertimbangan variable penelitian dikelompokkan atau

dikategorikan dengan tingkat kemaknaan(level of significance) (α) = 0,05.

31
Dengan kriteria:

1. Ho ditolak jika p ≤ α (0,05) maka ada hubungan antara variabelindependen

dengan variabel dependen.

Ho diterima jika p ≥ α (0,05) maka tidak ada hubungan diantara variabel


independen dengan variabel dependen.

31
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2017). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Danang, Sunyoto., (2017). Metodologi Penelitian. Bandung : PT Refika Aditama.

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Profil Kesehatan Sumatera Utara :


Dinkes Sumut; 2017.

Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang. Profil Kesehatan Kabupaten Serdang:


Serdang; 2017.

Ferial., E.W., (2015). Biologi Reproduksi. Jakarta : Erlangga.

Gardjito, Murdijati., dkk., (2018). Pangan Nusantara Karakteristik dan Prospek


Untuk Percepatan Diversifikasi Pangan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.

Handayani, Esti & Wahyu Pujiastuti., (2016). Asuhan Holistik Masa Nifas Dan
Meyusui. Yogyakarta: Trans Medika.

Hidayat, A., A Alimul., (2018). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis
Data. Jakarta: Salemba Medika.

Johnson, Ruth., (2015). Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.

Kemenkes RI., Profil Kesehatan Indonesia tahun 2017. Jakarta: Kemenkes RI:
2018.

Laporan Pelayanan Keluarga Berencana Puskesmas Purwoyoso tahun 2012


Mansjoer A. 2002. Kapita Selekta Kedokteran.Edisi 2. Jakarta : Media

Aesculapius, FKUI Manuaba IB. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan,


dan KB. Jakarta : EGC Mubarok. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah
Pengantar.

Proses Belajar Mengajar Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Notoatmodjo S. 2005. Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka


Cipta ------------. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.

Noviawati D, Sujiyatini S. 2011. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini.


Yogyakarta : Nuha Medika Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan
Metodologi.

31
Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta Pinem S. 2009.
Kesehatan.

Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta : Trans Info Media. Profil Kesehatan Jawa
Tengah 2012. Diakses dari : http://www.depkes.go.id 06 Januari 2014
Saifudin. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :
Yayasan Bina.

Pustaka Sarwono Prawirohardjo Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset.

Keperawatan.Yogyakarta: Graha Ilmu Soemarto H. 2003. Inovasi Partisipasi dan


Good Governance. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta Sofyan M. 2006. 50
tahun Ikatan Bidan Indonesia: Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta :
PP IBI.

Sopiyudin D. 2011. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Salemba


Medika.

31
Lampiran 1
Lembar Permohonan Menjadi Responden

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN


PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR)
PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS)

Responden yang terhormat,


Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Yasnidar
Nim 2292312
Mahasiswa : Program Studi Kebidanan Non Reguler Program Sarjana
Fakultas Kebidanan Institut Kesehatan MEDISTRA Lubuk
Pakam Dalam kesempatan ini peneliti akan melakukan
penelitian yang bertujuan
untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Dan Dukungan Suami Dengan
Pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Pada Pasangan Usia Subur
(PUS) Di Desa Bantan Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai.
Penelitian ini ditujukan untuk menyelesaikan program pendidikan Sarjana
Kebidanan pada Program Studi Kebidanan Non Reguler Program Sarjana Fakultas
Kebidanan Institut Kesehatan MEDISTRA Lubuk Pakam .
Saya memohon kesediaan bapak/ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
dengan cara menjawab pertanyaan yang diberikan melalui lembar kuisioner yang
sesuai dengan kondisi dari ibu tanpa dipengaruhi orang lain. Hasil jawaban yang
saya dapatkan akan saya jaga kerahasiaannya dan hanya dipergunakan untuk
laporan penelitian. Atas perhatian dan kerjasamanya saya mengucapkan terima
kasih.
Lubuk Pakam, Maret
Peneliti

YASNIDAR

36
Lampiran 2
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan untuk berpartisipasi
sebagai responden penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan Dan
Dukungan Suami Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Di Desa Bantan Kecamatan Dolok Masihul
Kabupaten Serdang Bedagai.
Nama :
Umur :
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui “Hubungan Pengetahuan
Dan Dukungan Suami Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR) Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Di Desa Bantan Kecamatan Dolok
Masihul Kabupaten Serdang Bedagai”.

Yang Dilaksanakan Oleh :


Nama : Yasnidar
Nim 2292312
Umur : 30 Tahun
Pendidikan : Kebidanan Institut Kesehatan
Medistra Lubuk Pakam

Alamat : Dusun VII Desa Bantan Kec. Dolok


Masihul

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sukarela tanpa adanya
paksaan dari pihak manapun untuk dipergunakan seperlunya.

Lubuk Pakam,
Maret 2023
Responden Peneliti

( )
(Yasnidar)
Lampiran 3
Kuisioner Penelitian

Hubungan Pengetahuan Dan Dukungan Suami Dengan Pemilihan


Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Pada Pasangan Usia
Subur (PUS)
Di Desa Bantan Kecamatan Dolok Masihul
Kabupaten Serdang Bedagai
IDENTITAS RESPONDEN
Nomor responden :
Nama Ibu :
Umur Ibu :
Minat menggunakan KB : a. Minat
a. Tidak
PENGETAHUAN
Petunjuk : Jawablah Pertanyaan –
pertanyaandi bawah ini denganmemberi
tanda(√) pada salah satu jawaban yang
dianggap benar.
1. Apa pengertian dari IUD?
a. Alat Kontrasepsi Jangka Panjang dalam rahim
b. Alat Kontrasepsi Jangka Panjang
c. Alat Kontrasepsi Jangka pendek
2. Dimanakah IUD dipasang?
a. Di Rahim
b. Di Lengan
c. Di Paha
3. Berapa lamakah masa pakai IUD
a. 10 Tahun
b. 3 Tahun
c. 1 Tahun
4. Apakah Efek samping yang dapat di timbulkan IUD bagi Ibu?
a. Darah haid banyak dan dapat mengalami keram perut
b. Mengakibatkan kemalasan pada ibu
c. Mempercantik dan melangsingkan ibu
5. Kapan sebaiknya pemasangan IUD di lakukan?
a. Hari pertama sampai ke tujuh siklus haid
dan tidak dalam keadaanhamil
b. Saat ibu tidak dalam kondisi menstruasi
c. Pada saat ibu hamil
6. Bagaimana sajakah bentuk IUD yang umum dipakai?
a. Berbentuk T
b. Berbentuk S
c. Semua benar
7. Apakah tujuan dari pemasangan IUD?
a. Mencegah terjadinya pembuahan dalam jangka panjang
b. Menyuburkan peranakan
c. Mencegah terjadinya pembuahan dalam jangka pendek
8. Siapa sajakakah yang bisa memakai IUD?
a. Ibu yang masih usia produksi dan
tidak ingin memiliki anakdalam
jangkapanjang
b. Suami yang tidak menunda kehamilan dalam jangka panjang
c. Ibu yang sudah menopouse
9. Ada 2 jenis IUD antara lain:
a. IUD Tembaga
b. IUD Hormonal
c. Semua benar
10. Yang diperbolehkan menggunakan IUD
adalah wanita yang masihkategori usia?
a. Remaja
b. Reproduktif
c. Menopause
11. Apakah kelebihan IUD hormonal dibandingkan tembaga?
a. Jumlah perdarahan haid lebih sedikit
b. Jumlah perdarahan lebih banyak
c. Efek samping lebih banyak
12. Kapan ibu harus kembali ke fasilitas kesehatan setelah
pemaangan IUD?
a. Ketika ada keluhan yang
mengganggu atau ketika IUDkeluar
secara spontan
b. Sesuai jadwal kunjungan ulang
c. Semua benar
13. Kapan IUD boleh di lepas?
a. Setelah masa efektif IUD habis sesuai jenisnya
b. Kapan saja sesuai kehendak pengguna IUD
c. Semua benar

14. Apa sajakah persiapan yang harus dilakukan ibu sebelum

memasang IUD?

a. Persiapan diri dan pengetahuan mengenai IUD


b. Persiapan dana
c. Persiapan donor darah

15. Siapakan yang boleh memasangkan IUD pada ibu?

a. Tenaga kesehatan yang sudah terlatih


b. Kader
c. Ibu sendiri
DUKUNGAN SUAMI

Jawablah Pertanyaan – pertanyaan di


bawah ini dengan memberitanda (√)pada
salah satu pertanyaan yang dianggap benar.
NO PERTANYAAN YA TIDAK
1 Suami saya mengantarkan saya ke fasilitas kesehatan
terdekat untuk konseling KB
2 Suami saya turut serta dalam konseling pemilihan
kontrasepsi
3 Suami saya membantu memilih alat kontrasepsi
yang cocok untuk digunakan
4 Suami saya lebih tertarik menggunakan kontrasepsi
lain dibandingkan IUD
5 Suami saya sepakat agar saya menggunaakan IUD.
6 Suami mendampingi saya saat pemasangan IUD
7 Suami saya menenangkan saya dan tetap sabar
ketika saya merasa takut saat pemasangan IUD
8 Suami saya bersedia merawat saya ketika ada
kendala setelah pemasangan IUD
9 Suami saya menanyakan kepada tenkes perubahan
ibu setelah memasang IUD
10 Suami saya tidak keberatan jika terganggu saat
berhubungan setelah awal pemasangan IUD
11 Suami saya mengantarkan saya untuk kontrol ulang
12 Suami saya membantu meningkatkan kepercayaan
diri saya dalam penggunaan IUD
13 Suami saya bersedia mengeluarkan dana jika
diperlukan seperti biaya transportasi dan sebagainya
14 Suami saya peduli dengan kesehatan organ
reproduksi saya
15 Kasih sayang yang diberikan oleh suami saya
mengalami perubahan setelah menggunakan
alat
Kontrasepsi
INFORMASI
Beri tanda (√) pada jawaban yang ibu anggap benar

1. Apakah ibu pernah mendapat


informasi tentang KB
IUDdari petugas kesehatan?
Ya

Tidak

2. Apakah petugas kesehatan memberi


informasi mengenai KB IUDkepada ibu
diluar melakukan konseling KB?
Ya
Tidak
3. Apakah ibu mendapat informasi mengenai
kelebihan KB IUD daripetugaskesehatan?
Ya

Tidak

4. Apakah ibu mendapat informasi mengenai


kekurangan KB IUD daripetugas kesehatan?

Ya

Tidak

5. Apakah petugas kesehatan


menginformasikan keadaan dimanatidak
boleh menggunakan KB IUD dari petugas
kesehatan?
Ya
Tidak
6. Apakah petugas kesehatan menginformasikan
keadaan yang harusdimiliki agar boleh
menggunakan IUD?

Ya

Tidak
7. Apakah ibu lebih mempercayai informasi mengenai KB IUD dari
petugas kesehatan atau keluarga?
Ya

Tidak

8. Apakah petugas kesehatan menginformasikan bahwapemasangan


IUD dipuskesmas di gratiskan?
Ya

Tidak

9. Apakah petugas kesehatan menginformasikan bahwa biaya


kontrolulang juga di gratiskan?

Ya

Tidak

10. Apakah petugas kesehatan menginformasikan bahwa


biayapemasangan KB yang lain juga di gratiskan?
Ya

Tidak

11. Apakah ibu mencari informasi lain mengenai IUD selain dari
petugas kesehatan?

Ya

Tidak

12. Apakah petugas kesehatan memberikan informasi mengenai IUD


pada saat konseling KB?
Ya

Tidak
13. Apakah penjelasan petugas kesehatan mengenai IUD menarik
minatibu untuk menggunakan IUD?
Ya

Tidak

14. Apakah ibu tetap ingin menggunakan KB IUD jika IUD


memiliki efek samping menstruasi lebih banyak dan lama?
Ya
Tidak

15. Apakah ibu mau mengikuti apabila ada penyuluhan tentang KB


IUD ?

Ya

Tidak
Lampiran 4

Pengertian Memasang alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yang berupa alat
terbuat dari plastik lentur atau jenis AKDR yang mengandung
hormon protesteron dan bisa diambil kembali apabila masa
berlakunya habis
Tujuan Menjarangkan atau membatasi jumlah kelahiran
Prosedur ❖ Persiapan alat :
1. IUD Kit. IUD Steril. Duk Steril
2. Larutan klorin 0,5%
3. Obat desinfektan

❖ Persiapan ruangan
1. Lingkungan tertutup
2. Penerangan untuk melihat serviks

❖ Persiapan klien
1. Konseling awal (sapa klien dengan ramah, k/p perkenalkan
diri bidan, beri informasi umum KB dan jenis alkon yang
tersedia dan resiko serta keuntungan dari masing-masing
kontrasepsi, jelaskan apa yang dapat diperoleh dari
kunjungannya
2. Konseling metode khusus
a. Berikan jaminan akan kerahasiaan klien
b. Kumpulkan data pribadi klien
c. Tanyakan agama yang mungkin menentang penggunaan
kontrasepsi
d. Diskusikan kebutuhan, pertimbangan dan
kekhawatiran klien dengan sikap simpatik
e. Bantu klien untuk memilih metode yang tepat
f. Jelaskan kemungkinan efek samping AKDR sampai
benar-benar dimengerti oleh klien

Prosedur ❖ Lanjutan persiapan klien


3. Seleksi riwayat kesehatan reproduksi klien
a. HPHT, lama haid, pola perdarahan
STANDARTD OPERATING PROSEDUR ( SOP)
b. Paritas dan riwayat kelahiran yang terakhir
c. Riwayat kehamilan ektopik
d. Nyeri hebat setiap haid
e. Anemia berat
f. Riwayat infeksi system genital / ISG dan PMS
g. Berganti-ganti pasangan
h. Kanker serviks
4. Jelaskan bahwa perlu dilakukan pemeriksaan fisik
dan panggul sebelum pemasangan AKDR
5. Persilahkan klien untuk mengajukan pertanyaan
6. Membuat surat persetujuan
7. Klien diminta ke kamar mandi untuk kencing
dan membersihkan alat kelamin
❖ Pemeriksaan panggul
8. Bantu klien naik ke meja pemeriksaan dan atur
posisi litotomi
9. Kenakan kain penutup pada klien untuk pemeriksaan
10. Bidan cuci tangan dengan air dan sabun dan
dikeringkan dengan kain bersih
11. Palpasi daerah perut dan periksa adakah nyeri, benjolan
atau kelainan lainnya di daerah supra pubik
12. Atur lampu untuk melihat serviks
13. Pakai sarung tangan DTT
14. Atur alat dan bahan yang akan dipakai
15. Lakukan inspeksi genitalia eksterna
16. Palpasi kelenjar skene dan bartolini, amati adanya nyeri
dan duh (discharge) vagina
17. Masukkan speculum vagina untuk ginekologik
18. Lakukan pemeriksaan inspekulo : adanya lesi,
keputihan pada vagina dan inspeksi serviks
19. Keluarkan speculum dengan hati-hati dan letakkan kembali
ke tempat semula tanpa menyentuh alat lain
20. Lakukan pemeriksaan bimanual
21. Lakukan pemeriksaan rektovaginal bila ada indikasi
22. Celupkan sarung tangan pada larutan klorin, buka
dan rendam dalam keadaan terbalik
23. Jelaskan hasil pemeriksaan panggul
24. Jelaskan proses pemasangan AKDR dan apa yang akan
klien rasakan pada proses pemasangan, persilahkan klien
untuk mengajukan pertanyaan
25. Masukkan lengan AKDR cut 380 A tetap dalam kemasan
❖ Tindakan pemasangan AKDR
26. Pakai sarung tangan yang baru
27. Pasang speculum untuk melihat servik
28. Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptic2 – 3
kali
29. Jepit serviks dengan tenakulum
30. Masukkan sonde uterus dengan NO TOUCH
TECHNIQUE
31. Tentukan posisi dan kedalaman kavum
uteridan keluarkansonde uterus
32. Ukur kedalaman kavum pada tabunginserter yang
masihdalam kemasan
33. Angkat tabung AKDR dari kemasan
34. Pegang tabung AKDR dengan leher biru dengan posisi
horizontal, lakukan tarikan hati-hati pada tenakulum,
masukkan tabung inserter ke dalam uterus sampai
leher leherbirumenyentuh serviks
35. Pegang serta tahan tenakulum danpendorong dengan
satutangan
36. Lepaskan lengann AKDR
denganmenggunakan tehnikWITH DRAWAL
37. Keluarkan pendorong, tabung inserter di dorong kembali
keserviks sampai leher biru menyentuk serviks
38. Keluarkan sebagian dari tabung inserter dangunting
benaangAKDR ±3-4 cm
39. Keluarkan seluruh tabung inserter buang ketempat
sampahterkontaminasi
40. Lepaskan tenakulum dengan hati-hati
danrendam dalamlarutan klorin 0,5%
41. Periksa serviks dan bila ada perdarahan daritempat bekas
jepitan tenakulum tekan dengan kasa selama 30 – 60
detik
42. Keluarkan spekulum dengan hati-hati, rendam dalam
larutan klorin 0,5%
❖ Tindakan paska pemasangan
43. Rendam seluruh alat dalam klorin 0,5%selama 10
menituntuk dekontaminasi
44. Buang bahan yang tidak dipakai ketempat yang
sudahdisediakan
45. Celupkan kedua tangan yang masih
memakaisarung tanganke dalam larutan klorin
0,5%
46. Cuci tangan dengan air sabun
Konseling paska pemasangan
Ucapkan selamat dan jabat tangan klilen berutahu bahwaAKDR telah berh
Ajarkan klien memeriksa sendiri benang AKDR
dan kapanharus dilakukan
Jelaskan klien apa yang harus dilakukan bila mengalam efeksamping
Beritahu kapan klien harus kembali ke klinik untuk control
Ingatkan kembali masa pemakaian AKDR cut 390A
Yakinkan pada klien ia dapat datang ke klinik setiap saat bilamemerlukan
Mintalah klien mengulang kembali penjelasan yang telahdiberikan oleh p
Lengkapi rekam medik dan kartu AKDR untuk klien
Merapkan alat

(Masbuhin, 2017).
LEMBAR KONSUL

Judul Skripsi : “Hubungan Pengetahuan Dan Dukungan Suami Dengan


Pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Pada
Pasangan Usia Subur (PUS) Di Desa Bantan Kecamatan
Dolok Masihul 2022”
Nama Mahasiswa :
YASNIDAR
NPM :2292312

No Hari/Tanggal Kegiatan Keterangan Paraf


Selasa/31 jan .23 Konsul BAB 1-3 Perbaikan + tambahkan
1. lampiran dan daftar pustaka

Minggu/19.feb.23 Konsul perbaikan


+ daftar pustaka
2. dan lampiran

3.

4.

5.

6.

Anda mungkin juga menyukai