Anda di halaman 1dari 41

Pengaruh Family Support System Oleh Bidan dalam

Pelayanan Kebidanan Kepada Penurunan KEK


Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja
Puskesmas Silaping Kabupaten
Pasaman Barat
Tahun 2022

PROPOSAL

OLEH

LELI YARTI
2115302096

PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


TERAPAN FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS FORT DE KOCK
BUKITTINGGI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia nya sehingga dapat menyelesaikan Proposal ini dengan judul

“Pengaruh Family Support System Oleh Bidan dalam Pelayanan Kebidanan

Kepada Penurunan KEK pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Silaping

Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022”. Proposal ini diajukan sebagai syarat

untuk menyelesaikan Pendidikan Sarjana Terapan Kebidanan di Universitas Fort

De Kock Bukittinggi Tahun 2022.

Dalam penulisan Proposal ini Penulis banyak mendapat Bantuan dan

Bimbingan serta bimbingan moril dari berbagai pihak. Maka dari itu penulis juga

ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Ibu Dr.Hj.Evi Hasnita, S.Pd, Ns, M.Kes sebagai Rektor Universitas Fort De

Kock Bukittinggi serta sebagai pembimbing I peneliti, yang mana beliau telah

banyak memberikan masukan dan arahan dalam pembuatan proposal ini,

2. Ibu Oktavianis, S.ST, M.Biomed selaku sebagai Dekan Universitas Fort De

Kock Bukittinggi,

3. Ibu Febriniwati Rifdi, S.SiT,M.Biomed selaku ketua Ka Prodi studi sarjana

terapan kebidanan Universitas Fort De Kock Bukittinggi, , sekaligus sebagai

pembimbing II yang telah memberikan saran serta masukan dalam pembuatan

proposal ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen program studi sajana terapan kebidanan Universitas

Fort De Kock Bukittinggi yang telah memberikan ilmu

pengetahuan,bimbingan serta nasehat selama menjalani pendidikan.

i
5. Teristimewa Untuk keluarga tercinta yang telah memberikan semanggat dan

dukungandalam penyusunan Proposal ini.

6. Rekan-rakan mahasiswa program studi sajana terapan kebidanan Universitas

Fort De Kock Bukittinggi yang sama-sama berjuang dalam penyusunan

Skripsi ini.

7. Serta semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu.

8. Penulisan telah berupaya dalam pembuatan Skripsi ini. Untuk iu penulis

dengan tangan terbuka menerima semau kitik dan saran yang bersifat

membangun dari semua pihak, demi kesempurnaan Skripsi ini. Akhir kata

penulis mengucapkan terima kasih.

Bukittinggi, Januari 2022

Penulis

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyebab terbesar kematian ibu selama tahun 2010 sampai 2013 adalah

pendarahan, hipertensi, infeksi, partus lama, dan abortus (Kemenkes RI,

2014). Pendarahan menempati persentase tertinggi penyebab kematian ibu

(28%), anemia dan Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi

penyebab utama terjadinya pendarahan dan infeksi yang merupakan faktor

kematian utama ibu (Apriyanti, 2017). Salah satu bentuk faktor risiko pada

ibu hamil adalah Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas

kurang dari 23,5 cm, atau penambahan berat badan < 9 kg selama masa

kehamilan (Nisa et al., 2018).

Pelayanan kesehatan adalah setiap kegiatan dan atau serangkaian

kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan

untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam

bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit,

dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan atau masyarakat. Puskesmas

sebagai unit pelayanan kesehatan tingkat pertama dan terdepan dalam sistem

pelayanan kesehatan, melakukan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan

pilihan yang disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan, tuntutan, kemampuan

dan inovasi serta kebijakan pemerintah daerah setempat. Salah satu contoh

pelayanan kesehatan adalah pelayanan penyuluhan (Nisa et al., 2018).

1
2

Kegiatan penyuluhan menyampaikan pendidikan dan mengajak sasaran

tentang ide baru yang diperkenalkan. Hal ini menekankan pada pentingnya

materi tersebut tidak hanya untuk komunikator tetapi juga untuk komunikan

sehingga terjadi kesesuaian minat dan motivasi dalam memicu perubahan

perilaku (Nurmala, 2018).

Salah satu penyebab tingginya AKI dan AKB adalah meningkatnya

risiko kurang energi kronis (KEK). KEK merupakan suatu keadaan ibu

menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) sehingga

menimbulkan gangguan kesehatan pada ibu hamil. Kekurangan energi kronis

pada Ibu Hamil sedang menjadi fokus pemerintah dan tenaga kehehatan

sekarang ini. Hal ini dikarenakan seorang Ibu Hamil memiliki risiko tinggi

untuk terkena dan melahirkaanak yang akan menderita KEK dikemudian hari

(Mazita et al., 2019).

Menjelang persalinan, ibu hamil membutuhkan ketenangan dalam

menghadapi persalinan agar persalinan dapat berjalan dengan lancar. Saat-

saat inilah ibu hamil sangar membutuhkan dukungan dari keluarganya

(Na’im, 2012). Kurangnya dukungan keluarga yang mengakibatkan

kecemasan pada ibu hamil bisa berakibat bayi lahir prematur, anak akan

kesulitan belajar, hiperaktif, atau bahkan anak menjadi autisme. Ibu juga akan

merasakan dampaknya kurang dukungan dari keluarga, seringkali ibu

mengeluh mudah lelah, keluhan kurang tidur, rasa cemas akan menghadapi

proses persalinan, ketakutan, mudah mimpi buruk dan gelisah (Kartika et al.,

2021).
3

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Angraini tahun 2018

tentang Hubungan Faktor Keluarga dengan Kejadian Kurang Energi Kronis

pada Wanita Usia Subur, didapatkan hasil penelitian menunjukkan bahwa

44,3% responden menderita kurang energi kronis, 59,6% ada peran suami,

50,3% tidak ada peran mertua, 76% jumlah anggota keluarga kurang dari

sama dengan empat orang dan 50,3% pendapatan keluarga lebih dari UMP.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran suami dan peran mertua

berhubungan secara signifikan (p=0,00&p=0,00) dengan kejadian KEK pada

WUS, sedangkan jumlah anggota keluarga dan pendapatan keluarga tidak

berhubungan secara signifikan (p=0,4&p=0,5) dengan kejadian KEK pada

WUS.

Berdasarkan jurnal Internasional yang diteliti oleh Widyaningsih tahun

2019 tentang Multilevel Analysis on Factors Associated with Occurrence

Chronic Energy Deficiency among Pregnant Women, didapatkan hasil

penelitian bahwa risiko kekurangan energi protein menurun dengan tingginya

asupan energi dan protein (p = 0,006), tingkat pendidikan lebih tinggi dari

SMA (p = 0,030), ibu (p = 0,006), pengetahuan cukup (p = 0,020),

pendapatan keluarga tinggi ( p = 0,017), usia 20 tahun hingga 35 tahun (p =

0,030), paritas > 2 ( p = 0,010), menggunakan layanan ANC tinggi (p =

0,007), dan ketersediaan pangan terpenuhi (p = 0,011). Puskesmas memiliki

pengaruh kontekstual yang besar terhadap kekurangan energi kronis dengan

ICC sebesar 51,25%. Ada pengaruh yang signifikan antara asupan makanan,

tingkat pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan keluarga, umur,

paritas, pemanfaatan pelayanan ANC, dan ketersediaan makanan terhadap


4

kekurangan energi kronis pada ibu hamil. Variasi di tingkat Puskesmas

menunjukkan adanya pengaruh kontekstual terhadap kekurangan energi

kronis pada ibu hamil.

Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dalam

derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang

meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan selama

masa kehamilan sehingga hal ini menjadi masalah yang besar di Indonesia.

Menurut World Health Organization (WHO) sepanjang tahun 2017 sekitar

810 wanita meninggal karena sebab yang dapat dicegah terkait dengan

kehamilan dan persalinan, antara 2000 sampai 2017, rasio kematian ibu

(jumlah kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup) turun sekitar 38% di

seluruh dunia dan 94% dari semua kematian ibu terjadi di negara

berpenghasilan rendah dan menengah (WHO, 2019).

Permasalahan tersebut menjadi perhatian yang serius untuk ditangani,

mengingat dampak KEK yang cukup besar baik bagi ibu maupun janin yang

dikandung. KEK pada ibu hamil dapat berakibat komplikasi pada ibu seperti

anemia, perdarahan, berat badan ibu yang tidak bertambah secara normal,

serta dampak penyakit infeksi selama kehamilan. Dampak pada proses

persalinan antara lain persalinan sulit dan lama, premature, serta

meningkatkan tendensi perdarahan paska persalinan. Selain itu KEK juga

dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin, cacat bawaan,

anemia pada bayi, BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah), asfiksia intrapartum,

serta kematian neonatal (Anggraheny & Novitasari, 2019).


5

Jumlah kematian ibu yang dihimpun dari pencatatan program kesehatan

keluarga di Kementerian Kesehatan pada tahun 2020 menunjukkan 4.627

kematian di Indonesia. Jumlah ini menunjukkan peningkatan dibandingkan

tahun 2019 sebesar 4.221 kematian. Berdasarkan penyebab, sebagian besar

kematian ibu pada tahun 2020 disebabkan oleh perdarahan sebanyak 1.330

kasus, hipertensi dalam kehamilan sebanyak 1.110 kasus, dan gangguan

sistem peredaran darah sebanyak 230 kasus (Profi Kesehatan Indonesia,

2020).

Tahun 2020 ditemukan sebanyak 21 kasus , jumlah ini naik jika

dibanding tahun 2019 (16 orang). Penyebab kematian ibu adalah perdarahan

(3 kasus), hipertensi (2 kasus), infeksi (2 kasus), gangguan sistem peredaran

darah (3 kasus), gannguan metabolik (2 kasus) dan penyebab lain-lain yang

merupakan penyakit penyerta (9 kasus). Kematian ibu dipengaruhi dan

didorong oleh berbagai faktor yang mendasari timbulnya resiko maternal dan

neonatal yaitu faktor-faktor penyakit seperti kanker, jantung atau penyakit

lain yang diderita ibu, masalah gizi dari WUS, serta faktor 4T (terlalu muda

dan terlalu tua untuk hamil dan melahirkan, terlalu dekat jarak

kehamilan/persalinan dan terlalu banyak hamil dan melahirkan). Kondisi

tersebut diperberat lagi oleh adanya keterlambatan penanganan kasus

emergensi/komplikasi maternal dan neonatal akibat kondisi 3T (terlambat

mengambil keputusan, terlambat mengakses fasyankes yang tepat dan

terlambat memperoleh pelayanan dari tenaga yang kompeten), (Padang,

2021).
6

Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat tercatat selama

tahun 2020 terjadi kematian ibu melahirkan sebanyak 18 kasus. Jika dilihat

perkecamatan, jumlah kematian ibu melahirkan pada tahun 2020 terjadi di 10

kecamatan dan 1 kecamatan zero kasus. Ada beberapa hal penyebab kematian

Ibu karena hamil, melahirkan dan nifas, diantaranya eklampsia. Eklampsia

adalah kondisi yang menyebabkan ibu hamil mengalami kejang dan

merupakan salah satu kegawatdaruratan pada masa kehamilan. Meski jarang

terjadi, eklampsia adalah kondisi yang berbahaya karena dapat membuat ibu

hamil mengalami kejang dan hilang kesadaran. Terdapat 5 kasus eklampsia

yaitu di Kecamatan Ranah Batahan, Kecamatan Sungai Aur, Kecamatan

Luhak Nan Duo masing-masing 1 kasus, dan 2 kasus pada Kecamatan Kinali.

Selain itu, kematian ibu melahirkan juga disebabkan oleh beberapa kasus

lainnya diantaranya; pendaharan, Leukimia, Gagal Jantung dan Hipertensi

(Profil Gender dan Anak Pasaman Barat, 2021).

Data ibu hamil KEK tiga bulan terakhir di Puskesmas Silaping yaitu,

pada bulan oktober terdapat 33 orang ibu, pada bulan November ibu hamil

yang mengalami KEK yaitu berjumlah 35 orang, sedangkan pada bulan

Desember ibu hamil yang mengalami KEK yaitu berjumlah 39 orang, dari

data di atas dapat di lihat bahwa pada setiap bulannya ibu hamil mengalami

peningkatan Kekurangan Energi Kronis (Puskesmas Silaping, 2021).

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian

dan membahasnya dalam sebuah proposal dengan judul “Pengaruh Family

Support System Oleh Bidan dalam Pelayanan Kebidanan Kepada Penurunan


7

KEK pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Silaping Kabupaten

Pasaman Barat Tahun 2022”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Family Support System Oleh Bidan

dalam Pelayanan Kebidanan Kepada Penurunan KEK pada Ibu Hamil di

Wilayah Kerja Puskesmas Silaping Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022”?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui Dampak Pengaruh Family Support System Oleh Bidan dalam

Pelayanan Kebidanan Kepada Penurunan KEK pada Ibu Hamil di Wilayah

Kerja Puskesmas Silaping Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi frekuensi KEK ibu hamil sebelum diberikan

penyuluhan pengetahuan pada keluarga dan suami tentang Penurunan

Kekurangan Energi Kronis di Wilayah Kerja Puskesmas Silaping

Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022.

b. Mengetahui distribusi frekuensi KEK ibu hamil setelah diberikan

penyuluhan pengetahuan pada keluarga dan suami tentang Penurunan

Kekurangan Energi Kronis di Wilayah Kerja Puskesmas Silaping

Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022.

c. Mengetahui Dampak Pengaruh Family Support System Oleh Bidan

dalam Pelayanan Kebidanan Kepada Penurunan KEK pada Ibu Hamil


8

di Wilayah Kerja Puskesmas Silaping Kabupaten Pasaman Barat

Tahun 2022.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan dan pengalaman tentang pelayanan

kebidanan terhadap ibu hamil yang menglami Kekurangan Energi

Kronis.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan informasi di Institusi

pendidikan dan sebagai bahan masukan dalam perkuliahan.

3. Bagi Tempat Penelitian

Hasil ini dapat digunakan sebagai masukan dalam rangka upaya

peningkatan kegiatan dan pelayanan kebidanan pada ibu hamil sehingga

aspek promotif dan preventif dapat ditingkatkan tanpa meninggalkan

aspek kuratif dan Rehabilitatif sehingga ibu hamil tidak ada yang

mengalami resiko tinggi dan bahaya – bahaya yang lainnya.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat menjadi gambaran bagi peneliti selanjutnya

untuk meneliti tentang family support terhadap ibu hamil serta

mengkaji faktor lain apa yang mempengaruhi ibu hamil mengalami

kekurangan energi kronis.


9

E. Ruang Lingkup

Penelitian di lakukan untuk mengetahui “Pengaruh Family Support System

Oleh Bidan dalam Pelayanan Kebidanan Kepada Penurunan KEK pada Ibu

Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Silaping Kabupaten Pasaman Barat

Tahun 2022”. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan

rancangan postest study dan data dianalisis dengan univariat dan bivariat

dengan Uji t-test independent. Penelitian ini akan dilakukan pada satu

kelompok yaitu eksperimen yang diukur setelah perlakuan. Penelitian akan

dilakukan pada bulan Maret – Mai dengan cara perlakuan. Populasi adalah

seluruh ibu hamil yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Silaping yang

berjumlah 207 orang Ibu hamil. Sampel pada penelitian ini seluruh ibu hamil

yang mengalami kekurangan energy kronik di wilayah kerja Puskesmas

Silaping yaitu serjumlah 13 orang ibu hamil. Instrumen pada penelitian ini

adalah kuesioner dan daftar ceklis. Teknik pengambilan sampel dengan Total

sampling. Data diolah dengan menggunakan Komputer.


BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Ibu Hamil

1. Defenisi Ibu Hamil

Ibu hamil akan mengalami perubahan-perubahan seperti perubahan

fisik maupun perubahan mental, sehingga kesehatan ibu hamil tersebut

harus selalu kita perhatikan. Ibu hamil trimester satu, dua dan tiga

mengalami perubahan yang berbeda-beda. Tiga belas minggu pertama

selama kehamilan, ibu hamil mengalami perubahan fisik seperti mual

dan muntah, lebih sensitif terhadap bau yang dicium (Kurniawan, 2020).

Kehamilan merupakan proses yang alamiah. Perubahan -

perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah

bersifat fisiologis, bukan patologis. Oleh karenanya, asuhan yang

diberikan pun adalah asuhan yang meminimalkan intervensi. Bidan

harus memfasilitasi proses alamiah dari kehamilan dan menghindari

tindakantindakan yang bersifat medis yang tidak terbukti manfaatnya.

Bidan juga harus mampu melakukan asuhan kebidanan sesuai dengan

standar dan kompetensinya (Fitriahadi, 2017).

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, Kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari

saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung

dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender

10
11

internasional. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah

bertemunya sel telur dan sperma di dalam atau diluar Rahim dan

berakhir dengan keluarnya bayi dan plasenta melalui jalan lahir

(Fatimah, dkk. 2017).

2. Lingkup Asuhan Kehamilan

Ruang lingkup asuhan kehamilan meliputi asuhan kehamilan normal dan

identifikasi kehamilan dalam rangka penapisan untuk menjaring keadaan

risiko tinggi dan mencegah adanya komplikasi kehamilan (Fatimah & S,

2017).

3. Tujuan Asuhan Kehamilan

a. Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan kesehatan

ibu dan tumbuh kembang bayi

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan

sosial ibu dan bayi

c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan/komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara

umum, kebidanan dan pembedahan

d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat ibu dan bayi dengan trauma seminimal mungkin

e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian

ASI Ekslusif f. Peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran


12

bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal (Yulizawati et al.,

2017).

4. Tindakan yang Perlu Dihindari

a. Kerja berat

b. Merokok dan terpapar asap rokok selama kehamilan karena akan

mengganggu pertumbuhan janin

c. Mengkonsumsi minuman yang mengandung soda, alkohol dan lain

lain

d. Tidur terlentang pada hamil tua

e. Mengkonsumsi obat tanpa resep dokter apabila ada keluhan

(Kemenkes RI, 2014)

5. Perubahan yang terjadi pada ibu hamil TM III

a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh dan

tidak menarik.

b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.

c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada saat

melahirkan, khawatir akan keselamatannya.

d. . Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,

bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.

e. Ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.

f. Semakin ingin menyudahi kehamilannya.

g. Aktif mempersiapkan kelahiran bayinya

h. Bermimpi dan berkhayal tentang bayinya.

(Yulizawati et al., 2017).


13

6. Filosofi Asuhan Kehamilan

a. Kehamilan merupakan proses yang alamiah.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan

normal adalah bersifat fisiologis, bukan patologis. Oleh karenanya,

asuhan yang diberikan pun adalah asuhan yang meminimalkan

intervensi. Bidan harus memfasilitasi proses alamiah dari

kehamilan dan menghindari tindakan-tindakan yang bersifat medis

yang tidak terbukti manfaatnya.

b. Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan

(continuity of care).

Sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan dari

seorang profesional yang sama atau dari satu team kecil tenaga

profesional, sebab dengan begitu maka perkembangan kondisi

mereka setiap saat akan terpantau dengan baik selain juga mereka

menjadi lebih percaya dan terbuka karena merasa sudah mengenal

si pemberi asuhan ..

c. Pelayanan yang terpusat pada wanita (women centered) serta

keluarga (family centered)

Wanita (ibu) menjadi pusat asuhan kebidanan dalam arti bahwa

asuhan yang diberikan harus berdasarkan pada kebutuhan ibu,

bukan kebutuhan dan kepentingan bidan. Asuhan yang diberikan

hendaknya tidak hanya melibatkan ibu hamil saja melainkan juga

keluarganya, dan itu sangat penting bagi ibu sebab keluarga

menjadi bagian integral/tak terpisahkan dari ibu hamil. Sikap,


14

perilaku, dan kebiasaan ibu hamil sangat dipengaruhi oleh

keluarga. Kondisi yang dialami oleh ibu hamil juga akan

mempengaruhi seluruh anggota keluarga. Selain itu, keluarga juga

merupakan unit sosial yang terdekat dan dapat memberikan

dukungan yang kuat bagi anggotanya. Dalam hal pengambilan

keputusan haruslah merupakan kesepakatan bersama antara ibu,

keluarganya, dan bidan, dengan ibu sebagai penentu utama dalam

proses pengambilan keputusan. Ibu mempunyai hak untuk memilih

dan memutuskan kepada siapa dan dimana ia akan memperoleh

pelayanan kebidanannya.

d. Asuhan kehamilan menghargai hak ibu hamil untuk berpartisipasi

dan memperoleh pengetahuan/pengalaman yang berhubungan

dengan kehamilannya.

Tenaga professional kesehatan tidak mungkin terus menerus

mendampingi dan merawat ibu hamil, karenanya ibu hamil perlu

mendapat informasi dan pengalaman agar dapat merawat diri

sendiri secara benar. Perempuan harus diberdayakan untuk mampu

mengambil keputusan tentang kesehatan diri dan keluarganya

melalui tindakan KIE dan konseling yang dilakukan bidan. Seorang

bidan harus memahami bahwa kehamilan dan persalinan

merupakan proses yang alamiah dan fisiologis, walau tidak

dipungkiri dalam beberapa kasus mungkin terjadi komplikasi sejak

awal karena kondisi tertentu/ komplikasi tersebut terjadi kemudian.

Proses kelahiran meliputi kejadian fisik, psikososial dan kultural.


15

Kehamilan merupakan pengalaman yang sangat bermakna bagi

perempuan, keluarga dan masyarakat. Perilaku ibu selama masa

kehamilannya akan mempengaruhi kehamilannya, perilaku ibu

dalam mencari penolong persalinan akan mempengaruhi kesehatan

ibu dan janin yang dilahirkan. Bidan harus mempertahankan

kesehatan ibu dan janin serta mencegah komplikasi pada saat

kehamilan dan persalinan sebagai satu kesatuan yang utuh.

(Retnaningtyas, 2016).

B. Konsep Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronik

1. Pengertian

Menurut Depkes 2013 Kekurangan energi kronis merupakan suatu

keadaan dimana status gizi seseorang berada pada kondisi yang kurang

baik. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya konsumsi pangan dan

sumber energi yang mengandung zat mikro. Kebutuhan wanita hamil

akan meningkat dari biasanya dimana pertukaran dari hampir semua

beban terjadi sangat aktif terutama pada trimester III. Karena itu

peningkatan jumlah konsumsi makan perlu ditambah, terutama

konsumsi pangan sumber energi untuk memenuhi semua kebutuhan ibu

dan janin, maka kurang mengkonsumsi kalori akan menyebabkan

malnutrisi atau biasanya disebut KEK. Kontribusi dari terjadinya KEK

ibu hamil akan mempengaruhi tumbuh kembang janin antara lain dapat

meningkatkan resiko BBLR (Febriyeni, 2017).


16

Kekurangan energi kronik (KEK) yaitu keadaan ibu hamil yang

menderita kekurangan makanan yang berlangsung lama (kronik) dengan

berbagai timbulnya gangguan kesehatan. KEK pada ibu hamil dapat

menyebabkan risiko anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak

bertambah secara normal, dan serangan penyakit infeksi. Dampak

terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan

lama, persalinan sebelum waktunya (prematur), pendarahan setelah

persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat. Upaya

pencegahan awal dari faktor risiko kehamilan yaitu dengan pemeriksaan

antenatal care (ANC). Menurut WHO, ANC untuk mendeteksi dini

terjadinya risiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat

menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan janin.

Perawatan antenatal umumnya dianggap metode yang efektif untuk

meningkatkan hasil kehamilan ( Sari, 2020).

2. Indikator KEK

Indikator untuk menggambarkan ibu hamil Kurang Energi Kronis

dengan melakukan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) pada

lengan atas sebelah kiri kurang dari 23,5 cm yang diukur dengan

menggunakan pita ukur (Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2019).

Parameter yang digunakan adalah jumlah bumil KEK dan prevalensi

bumil KEK. Jumlah bumil KEK di hitung setiap bulan untuk intervensi,

sedangkan prevalensi dihitung setiap tahun (Depkes (2008) dalam

Nurmadinisia (2012)). Indikator ibu hamil KEK merupakan indikator


17

untuk mengurangi risiko persalinan, pertumbuhan dan perkembangan

anak dikemudian hari. Persentase ibu hamil Kurang energi Kronik

(KEK) menggambarkan risiko yang akan dialami ibu hamil dan bayinya

dalam masa kehamilan, persalinan dan pasca persalinan (Rohmah,

2020).

3. Faktor – Faktor yang berhubungan dengan KEK

a. Kehamilan yang terlalu muda (dibawah 20 tahun).

b. Kehamilan yang terlalu tua (diatas 35 tahun).

c. Kehamilan yang terlalu dekat dengan jarak kehailan sebelumya

(kurang dar 2 tahun), kehamilan yang terlalu sering.

d. Kehamilan yang terlalu jauh jaraknya dari kehamilan sebelumnya

(lebih dari 5 tahun), kehamilan yang terlalu jarang.

(Rohmah, 2020).

C. Konsep Family Support Sistem

Keterlibatan keluarga sejak awal masa kehamilan akan

mempermudah dan meringankan ibu dalam menjalani dan mengatasi

berbagai perubahan yang terjadi pada tubuh ibu akibat hadirnya janin di

dalam perut. Sejalan dengan program ini diharapkan minimal satu kali

pertemuan ibu hamil didampingi keluarga. Dikarenakan orang yang paling

penting bagi seorang ibu hamil adalah keluarga. Bukti yang ditunjukkan

bahwa ibu hamil yang diperhatikan dan dikasihi oleh keluarganya selama

kehamilan akan menunjukan lebih sedikit gejala emosi dan fisik, lebih
18

mudah melakukan penyesuaian diri selama kehamilan dan sedikit resiko

komplikasi persalinan. Hal ini diyakini karena ada dua kebutuhan utama

yang ditunjukan ibu selama hamil yaitu menerima tanda- tanda bahwa

dicintai dan dihargai serta kebutuhan akan penerimaan pasangan terhadap

anaknya (Sipayung, 2021).

Dukungan keluarga yang ditunjukkan memberikan efek yang

bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental pada wanita hamil. Oleh karna

itu, dukungan keluarga sangat memiliki andil yang besar dalam

menentukan status kesehatan ibu. Jika anggota keluarga menginginkan

kehamilan, mendukung, bahkan memperlihatkan dukungannya dalam

berbagai hal maka ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia,

dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas (Sawan &

Buleleng, 2019). Dukungan sosial meliputi dukungan emosional adalah

meliputi rasa cinta dan keyakinan dukungan informasional adalah

dukungan dalam bentuk informasi dalam memberikan jalan keluar untuk

memecahkan masalah, dukungan instrumental dapat diberikan dengan

menyediakan sarana prasarana, peluang kesempatan dan waktu, dan

dukungan appraisal adalah dukungan berupa pemberian pujian dan umpan

balik mengenai hasil atau prestasi yang diraih (Sipayung, 2021).

Dukungan keluarga terdapat dua yaitu internal dan eksternal,

dukungan internal meliputi orang tua, suami, dan anak. Dalam hal ini

dukungan sosial keluarga (suami) sangat mempengaruhi secara psikologis

bagi ibu hamil selama masa kehamilanya. Dukungan suami merupakan

suatu bentuk perwujudan dari sikap perhatian dan kasih sayang. Dukungan
19

dapat diberikan baik fisik maupun psikis. Suami memiliki andil yang

cukup besar dalam menentukan status kesehatan ibu. Dukungan suami

yang baik dapat memberikan motivasi yang baik pada ibu untuk

memeriksakan kehamilannya (Erawati, 2017).

D. Konsep Pelayanan Kebidanan

Bagaimana cara kita sebagai bidan memastikan bahwa peran kita di

dalam masyarakat dan negara dapat membantu ibu-ibu dan bayinya

selamat dalam kehamilan dan kelahiran? Jawabannya, baik berbicara

sebagai masyarakat atau sebagai seorang wanita secara individual, adalah

berfokus pada keterampilan yang diperlukan untuk mempromosikan

kesehatan dan tanggung jawab asuhan, serta keterampilan dalam

pemecahan masalah. Kita mulai dengan ibu yang sehat. Kita menentukan

penyebab-penyabab utama kematian maternal dan untuk mencegah,

mendeteksi atau menangani penyimpangan dari sehat yang mengancam

keselamatan jiwa melalui jalan menuju keselamatan (Yulizawati, dkk.

2017).

1. Sasaran Pelayanan Kebidanan

Sasaran pelayanan kebidanan adalah masyarakat khususnya

perempuan yang meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif.

a. Upaya promotif meliputi ; meningkatkan kesadaran individu,

keluarga dan masyarakat untuk berprilaku hidup sehat,

meningkatkan proporsi keluarga yang memiliki akses terhadap


20

sanitasi dan air bersih dan melakukan upaya penyuluhan kesehatan

baik dengan menggunakan media ataupun langsung kepada

masyarakat.

b. Upaya preventif meliputi ; meningkatkan cakupan persalinan yang

ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, melakukan kunjungan

antenatal secara rutin, mengkonsumsi makanan gizi seimbang,

meningkatkan cakupan imunisasi dasar, meningkatkan pertolongan

persalinan yang aman dan bersih, meningkatkan pemberian ASI

eksklusif dan sebagainya.

c. Upaya Kuratif meliputi ; meningkatkan sistem rujukan dan

kolaborasi yang berkesinambungan, melakukan perawatan dan

pengobatan sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab.

d. Upaya Rehabilitatif meliputi ; pasien penderita lumpuh melakukan

rehabilitasi dengan mengikuti fisioterapi, pasien pasca operasi

gangguan reproduksi (kanker rahim, kista, dll).

2. Dukungan Sosial pada Ibu Hamil

Kehadiran orang lain di dalam kehidupan pribadi seseorang

memang sangat diperlukan. Hal tersebut dikarenakan seseorang tidak

mungkin memenuhi kebutuhan fisik maupu psikologisnya secara

mandiri, sehingga mereka membutuhkan dukungan sosial terutama dari

orang-orang terdekat. Hubungan akrab yang dapat menciptakan

perasaan saling mengerti dan saling memahami masalah masing-masing

sehingga dapat membentuk individu yang mampu melewati berbagai


21

kejadian yang menegangkan. Dukungan sosial merupakan dukungan

yang diperoleh dari hubungan interpersonal yang mengacu pada

kesenangan, ketenangan, bantuan bermanfaat, yang berupa informasi

verbal yang diterima seseorang dari orang lain atau kelompok lain yang

membawa efek bagi penerimanya. Dukungan sosial bisa dibagi menjadi

dua jenis yaitu dari lingkungan informal seperti keluarga, teman, rekan

kerja, dan atasan dan juga dukungan sosial juga dapat diperoleh dari

lingkungan formal seperti pekerja kesehatan dan pekerja jasa

kemanusiaan.

Jenis dukugan social :

a. Dukugan Emosional

Dukungan emosional dapat berupa empati, rasa cita, kepercayaan,

dan kepeduliaan.

b. Dukungan Penghargaan

Dukungan penghargaan meliputi ungkapan hormat, dorongan untuk

maju, serta membantu seseorang untuk melihat segi-segi positif yang

ada di dalam dirinya untuk dibandingkan dengan orang lain yang

berfungsi untuk menambah penghargaan diri dan persetujuan atas

gagasan atau perasaan individu.

c. Dukungan Instrumental

Dukungan Instrumental dapat mencakup bantuan langsung dan nyata

yang secara praktis dapat membantu seseorang yang membutuhkan.


22

Peran lain dari suami adalah memfasilitasi (sebagai orang yang

menyediakan fasilitas), memberi semua kebutuhan istri saat akan

memeriksakan masalah kesehatan reproduksinya termasuk

memeriksakan kehamilan.

d. Dukungan Suami

Dukungan informasi berupa nasihat, saran, dan informasi terkait

dengan kebutuhan seseorang yang membutuhkan. Selain peran

penting dalam mendukung mengambil keputusan, peran suami

dalam memberikan informasi juga sangat berpengaruh bagi istri.

Peran tersebut dapat ditunjukkan ketika ikut pada saat pemeriksaan

kehamilan, mengingatkan untuk makan makanan bergizi dan juga

mematuhi jadwal Antenatal Care, dan mengingatkan hal-hal apa saja

yang tidak diperbolehkan pada saat kehamilan. Besarnya peran

suami akan sangat membantu istri dan suami akan semakin

menyadari bahwa masalah kehamilan bukan hanya urusan wanita

saja.

(Ramadhini, 2018).

3. Dukungan Suami

Dukungan suami adalah dorongan yang diberikan oleh suami

berupa dukungan moril dan materiil. dukungan suami terdiri dari 4

bentuk, yaitu dukungan informasional, penilaian, instrumental, dan

emosional (Sulastri, 2014).


23

Dukungan keluarga terutama suami selama kehamilan sang istri

adalah hal yang sangat diharapkan. Dukungan keluarga berarti sebuah

proses hubungan yang didalamnya terdapat kaitan antara keluarga

dengan lingkungannya, keluarga dapat mengakses dukungan maupun

pertolongan yang bersifat membangun kepada anggota keluarga yang

lain. Ketika keluarga memiliki salah satu anggota keluarga yang

sedang hamil, suami diharapkan selalu memberikan motivasi,

membantu, dan mendampingi anggota keluarga tersebut sehingga ia

akan merasa nyaman dan tenang ketika ada masalah yang ia alami

selama masa kehamilannya (Kurniawan, 2020).

4. Dukungan Keluarga

Keluarga diharapkan berperan sebagai support system terdekat

bagi ibu hamil karena di dalam keluarga terdapat ikatan emosional

yang kuat, sehingga ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, lebih

bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa

nifas. Dukungan utama yang dapat diberikan untuk meningkatkan

tindakan ibu hamil dalam antisipasi tanda bahaya kehamilan antara lain

dengan pemberian dukungan emosional dan penghargaan serta

dukungan instrumental secara optimal. Menurut Smet (1994),

dukungan emosional ditunjukkan dengan adanya penerimaan atau

pemahaman oleh keluarga, kepedulian, perhatian, pujian atas

keberhasilan responden, dan penerimaan terhadap keluh kesah

responden. Dukungan instrumental mencakup bantuan langsung yaitu


24

bantuan keuangan, bantuan sarana, bantuan tenaga dan berbagai

fasilitas lain yang diberikan secara langsung ketika responden

memerlukan. Bantuan ini diberikan dengan tujuan mempermudah ibu

hamil dalam melakukan perawatan dan pemantauan kehamilan.

Kepedulian dan dorongan dari keluarga membuat ibu hamil merasa

diperhatikan dan termotivasi untuk merawat dan menjaga kehamilan

dengan hati-hati (Aditiawarman, 2018).

Dukungan keluarga dapat berupa pemberian perhatian, dorongan,

kasih sayang, barang, informasi dan jasa dari orang-orang terdekat

suami/istri, orang tua, anak, dan orang terdekat lainnya sehingga

penerima dukungan merasa disayangi dan dihargai. Adapun dukungan

yang diberikan yaitu dukungan informasional, dukungan penilaian,

dukungan instrumenta (Claudia, 2021).

Dukungan keluarga merupakan sikap, tindakan penerimaan

keluarga terhadap anggota keluarganya, berupa dukungan

informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan

dukungan emosional. Perhatian dan dukungan dari orang-orang

terdekat sangat membantu dalam mengatasi kecemasan yang di alami

ibu hamil karena perubahan-perubahan baik fisik maupun psikologis

yang terjadi selama kehamilan. Dukungan dan kasih sayang dari

anggota keluarga dapat memberikan perasaan nyaman dan aman ketika

ibu hamil merasa takut dan khawatir dengan kehamilannya. Peran aktif

keluarga untuk memberikan dukungan pada ibu yang sedang hamil

berpengaruh terhadap kepedulian ibu atas kesehatan diri dan janinnya.


25

Ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, bahagia dan siap dalam

menjalani proses kehamilan, persalinan, dan masa nifas (Claudia,

2021).

Dukungan keluarga yang bersifat positif kepada ibu hamil akan

memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan

janin, kesehatan fisik, dan psikologis bu. Bentuk dukungan keluarga

tidak cukup dari sisi financial semata, tetapi juga berkaitan dengan

cinta kasih, menanamkan rasa percaya diri kepada ibu hamil, sikap

peduli dan perhatian (Claudia, 2021).

5. Penyuluhan pengetahuan kebutuhan nutrisi

Antenatal Care adalah asuhan yang diberikan tenaga kesehatan

mulai dari konsepsi sampai persalinan. Asuhan diberikan berdasarkan

keadaan fisik, emosional, dan sosial ibu, janin pasangan, serta anggota

keluarga.Asuhan kebidanan pada ibu hamil sangat diperlukan untuk

menjamin kesehatan ibu dan janin. Pelayanan antenatal merupakan

pelayanan terhadap individu yang bersifat preventif care untuk

mencegah terjadinya masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin.

Pelayanan antenatal merupakan upaya kesehatan perorangan yang

memperhatikan ketelitian dan kualitas pelayanan medis yang

diberikan, agar dapat melalui persalinan dengan sehat dan aman

diperlukan kesiapan fisik dan mental ibu, sehingga ibu dalam keadaan

status kesehatan yang optimal (Sitepu, 2018).


26

Antenatal Care (ANC) sebagai salah satu upaya pencegahan awal

dari faktor risiko kehamilan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia

(WHO) Antenatal care untuk mendeteksi dini terjadinya risiko tinggi

terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan angka

kematian ibu dan memantau keadaan janin. Idealnya bila tiap wanita

hamil mau memeriksakan kehamilannya, bertujuan untuk mendeteksi

kelainan-kelainan yang mungkin ada atau akan timbul pada kehamilan

tersebut cepat diketahui, dan segera dapat diatasi sebelum berpengaruh

tidak baik terhadap kehamilan tersebut dengan melakukan pemeriksaan

antenatal care. Apabila ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan

kehamilan, maka tidak akan diketahui apakah kehamilannya berjalan

dengan baik atau mengalami keadaan risiko tinggi dan komplikasi

obstetri yang dapat membahayakan kehidupan ibu dan janinnya. Dan

dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi (Sitepu,

2018).
27

E. Kerangka Teori

Tenaga Kesehatan

Memberikan Promkes pada suami dan


keluarga

Sumber dukungan social

1. Lingkungan Informal
a. Teman Dukungan yang
b. Rekan Kerja diberikan
c. Keluarga
1. Informatif
d. Suami
2. Intrumental
2. Lingkungan Formal
3. Emosional
a. Tenkes
4. Penghargaan
b. Pekerja jasa manusia

Ibu mendapatkan motivasi dalam menjaga


kehamilannya

Meningkatkan status
kesehatan ibu hami

Penurunan KEK
pada ibu hamil

Sumber : Modifikasi dari Ramadhini (2018),


BAB III
KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu hubungan antara konsep satu terhadap

konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Variabel yang diteliti

terdiri dari variabel independen atau variabel bebas dan variabel dependen

atau variabel terikat (Notoatmodjo, 2012). Hasil tinjauan pustaka serta

masalah yang telah dirumuskan oleh peneliti dapat dikembangkan suatu

kerangka konsep, yaitu Family Support System Oleh Bidan dalam

Pelayanan Kebidanan Terhadap Penurunan Kekurangan Energi Kronis

(KEK) pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Silaping Kabupaten

Pasaman Barat Tahun 2022.

Skema 3.1
Pengaruh Family Support System Oleh Bidan dalam Pelayanan Kebidanan
Kepada Penurunan Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil

Pretest Perlakuan Postest

Pemantaun KEK Perlakuan diberikan Pemantauan KEK


ibu hamil sebelum Penyuluhan pada setelah diberikan
diberikan perlakuan suami dan keluarga perlakuan

30
31

B. Defenisi Operasional

Tabel 3.1
Defenisi Operasional
N Variabel Defenisi Operasional Alat Cara Hasil Skala
o Ukur Ukur Ukur Ukur
1. Variabel Penyuluhan kesehatan - - - -
Independen yang merupakan bagian
Pemberian dari upaya promosi
Penyluhan kesehatan. Promosi
dengan kesehatan tidak terlepas
Leaflet dari kegiatan atau usaha
menyampaikan pesan
kesehatan kepada
masyarakat, kelompok,
atau individu. Dengan
adanya pesan tersebut
maka diharapkan
masyarakat, kelompok,
atau individu dapat
memperoleh pengetahuan
tentang kesehatan yang
lebih baik (Febriantika,
2017)
2. Variabel KEK merupakan Daftar Ceklis KEK = Nomina
dependen kekurangan asupan Ceklis LLA l
Kejadian makanan yang <23,5 cm
KEK berlangsung terus-menerus
dapat mengakibatkan tidak KEK
gangguan kesehatan ibu = LLA
secara relatif satu atau >23,5 cm
lebih zat gizi (Dhewi,
2020).

C. Hipotesis

Ada Pengaruh pemberian penyuluhan oleh bidan pada keluarga dan suami

kepada penurunan Kekurangan Energi Kronis pada ibu hamil di Wilayah

Kerja Puskesmas Silaping Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022.


BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah pra eksperimen dengan desain quasi

eksperimen Pretest - posttest design. Pada rancangan ini tidak terdapat

kelompok pembanding (kontrol) hanya satu kelompok yaitu melihat tingkat

kunjungan sebelum dan setelah diberikan perlakuan pendidikan kesehatan

Rancangan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Pretest Perlakuan Postest

Kelompok eksperimen 01 X 02

Keterangan :

Kelompok eksperimen : kelompok keluarga dan suami yang diberikan

penyuluhan terhadap penurunan KEK ibu

hamil sebanyak 18 orang

01 : Pengukuran KEK ibu hamil sebelum diberikan perlakuan

sebanyak 18 orang ibu hamil KEK

X : Perlakuan

02 : Pengukuran KEK ibu hamil setelah diberikan perlakuan sebanyak

18 orang ibu hamil KEK

32
33

Pretest Perlakuan Postest

Kelompok Kontrol 03 - 04

Keterangan :

Kelompok kontrol : kelompok keluarga dan suami yang tidak diberikan

penyuluhan terhadap penurunan KEK ibu

hamil sebanyak 18 orang

03 : Pengukuran KEK ibu hamil sebanyak 18 orang

04 : Pengukuran KEK ibu hamil tanpa diberikan penyuluhan sebanyak

18 orang ibu hamil KEK

B. Tempat dan Waktu

Penelitian akan dilakukan pada bulan Maret – Mai tahun 2022 di Wil Kerja

Silaping, Kabupaten Pasaman Barat.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah kumpulan dari individu atau objek atau fenomena yang

secara potensial dapat diukur sebagai bagian dari penelitian. Populasi

adalah target dimana peneliti menghasilkan hasil penelitian ( Swarjana, I

Ketut. 2015). Dalam penelitan ini populasi adalah keselurahan subjek

penelitian yang akan di teliti (Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas


34

silaping yang berjumlah 270 orang ibu hamil, denngan ibu hamil KEK

TM II sebanyak 13 orang ibu hamil.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti yang

di anggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012).

Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling Adalah

mengambil semua populasi menjadi sampel ( Swarjana, I Ketut. 2015).

Total sampel dari penelitian ini adalah sebanyak 13 orang ibu hamil.

D. Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti harus mengurus surat izin untuk

melakukan penelitian di Wilayah Kerja PKM Silaping, Kabupaten Pasaman

Barat Tahun 2022. Setelah mendapatkan surat izin, peneliti mulai

melakukan penelitian dengan memperhatikan masalah etika yang meliputi:

1. Informed consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Tujuan dari informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan

tujuan penelitian serta mengetahui dampaknya. Jika responden bersedia,

maka meraka harus menandatangani surat persetujuan, namun jika

responden tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak pasien.

2. Anonimity ( tanpa nama )


35

Peneliti memberi jaminan kepada responden bahwa tidak akan

dicantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang akan disajikan.

3. Confidentiality ( kerahasiaan )

Dalam melakukan penelitian, peneliti menjamin kerahasiaan atas

semuan informasi atau data yang telah dikumpulkan, hanya kelompok

data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Data yang dikumpulkan

Data yang dikumpulkan adalah jumlah ibu hamil yang di Wilayah

kerja Puskesmas Silaping.

2. Cara pengumpulan data

Data dari pretest-postest diambil adalah dengan cara mengukur

secara lansung pemantauan KEK pada ibu hamil serta data lain

responden yang meliputi nama, dan umur.

3. Cara Kerja Penelitian

Cara kerja atau proses dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai

berikut :

a. Melakukan pendekatan padaibu hamil dan juga keluarganya bahwa

saya akan melakukan penelitian.

b. Kemudian peneliti menjelaskan tujuan dan maksud dari pertemuan

yang dan memberikan surat kesediaan mereka menjadi responden.


36

c. Peneliti menjelaskan kepada responden bahwa penelitian dilakukan

selama tiga bulan, yaitu 3 kali pertemuan atau lebih.

d. Pertemuan pertama peneliti memastikan ibu hamil KEK dengan

mengukur LILA < 23,5 cm. Sekaligus memberikan kuesioner pada

keluarga dan suami untuk melihat pengetahuannya.

e. Pertemuan ke dua peneliti dan petugas dari puskesmas lainnya

menyiapakan penyuluhan yang akan diberikan pada keluarga dan

suami ibu hamil.

f. Selanjutnya peneliti memberikan penyuluhan pada keluarga dan

suami ibu hamil tentang KEK.

g. Pertemuan selanjutnya peneliti mengevaluasi KEK pada ibu hamil

setelah diberikan penyuluhan pada keluarga dan suaminya dengan

mewawancarai ibu hamil itu langsung dan juga melakukan

pemeriksaan LILA kembali.

h. Setelah peneliti mendapatkan hasil pemantauan KEK ibu hamil

sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan pada keluarga dan suami

tersebut, maka selanjutnya peneliti akan melanjutkan prosedur

penelitian dengan mengolah data.

F. Teknik Pengolahan data

Data yang telah dikumpulkan, selanjutnya diolah secara manual dan

komputerisasi dengan tahap-tahap sebagai berikut :

1. Editing
37

Data yang sudah terkumpul diperiksa untuk mengetahui kelengkapan dan

memeriksa daftar pertanyaan yang diserahkan responden. Tujuannya

adalah untuk mengurangi kesalahan yang ada dalam daftar pertanyaan

responden.

2. Codding

Memberikan kode pada setiap informasi yang sudah terkumpul pada

setia pertanyaan dalam kuisioner untuk memudahkan mengolah data.

3. Scoring

Pada setiap peneliti memberikan skor pada setiap variabel dependen

dan independen.

4. Entry Data

Memproses data agar dapat dianalisa dengan memindahkan data dari

kuisioner kedalam master tabel.

5. Cleaning

Pembersihan data yang perlu dilakukan terhadap kesalahan dalam

memasukkan data dan dilakukan pengecekan ulang pada kuisioner.

G. Analisis Data

Data yang diperoleh dari haisl penelitian di olah menggunakan

komputerisasi, disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi. Analisa data

dilakukan dengan analisa univariat dan analisa bivariate (Notoadmojo,

2012) :

1. Analisis Univariat
38

Notoadmojo (2012) menjelaskan dan mendeskrpsikan karakteristik

setia variabel yang diteliti. Analisa data yang disajikan adalah nilai

mean, median, nilai maksimum, nilai minimum, dan standar devisiasi.

Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran distribusi dari masing-

masing variabel yang diteliti yaitu pemberian PMT variabel independen

dan Keadaan KEK pada ibu hamil sebagai variabel dependen.

2. Analisis Bivariat

Analisa bivariat adalah analisa data yang dilakukan pada dua

variabel yang diduga mempunyai korelasi/hubungan (Notoatmodjo,

2005). Sebelum dilakukan uji bivariat terlebih dahulu di uji normalitas

data menggunakan uji statistik Kolmogrov - Smirnov. Apabila data

berdistribusi normal, dilakukan uji parametric dengan uji Paired

Sampels T Test pada a 5% (0,05). Namun bila data distribusi tidak

normal maka digunakan uji Wilcoxon Signed Ranks Test. Taraf

signifikasi 95% ( a= 0,05 ). Pedoman dalam menerima hipotesis apabila

(P) < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha menyatakan ada pengaruh. Statistik

inferensial digunakan untuk mengetahui perbedaan angka kunjungan

lansia ke posyandu sebelum dan sesudah diberikan pelatihan kesehatan.

yaitu dengan uji statistik Wilcoxon Signed Ranks Test.


32

DAFTAR PUSTAKA

Aditiawarman, Armini, N. K. A., & Kristanti, Y. I. (2007). Manfaat dukungan


sosial keluarga pada perilaku antisipasi tanda bahaya kehamilan pada ibu
primigravida. Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya, 3(1).
Anggraheny, H. D., & Novitasari, A. (2019). E- Book “ Millenial Sadar Gizi ”
sebagai Salah Satu Upaya Edukasi Pencegahan Ibu Hamil KEK. Fakultas
Kedokteran Unimus, Semarang, 513–517.
Angraini, D. I. (2018). Hubungan Faktor Keluarga dengan Kejadian Kurang
Energi Kronis pada Wanita Usia Subur. Universitas Lampung, 2, 146–150.
Fatimah, & S, N. (2017). BUKU AJAR Asuhan Kebidanan Kehamilan. ISBN.
Febriantika, N. (2017). PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP
PENGETAHUAN IBU. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(2).
Febriyeni. (2017). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN Kekurangan Energi Kronis Pada Ibu Hamil. Jurnal Human
Care, 2(3).
Fitriahadi, E. (2017). Buku Ajar Asuhan Kehamilan Disertai Daftar Tilik. ISBN.
Kartika, I., Suryani, I., & Claudya, T. P. (2021). HUBUNGAN DUKUNGAN
KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL
MENGHADAPI PROSES PERSALINAN. Journal of Midwifery and Public
Health, 3(2).
Lubis, D. H. (2016). Pengaruh dukungan suami, pengetahuan dan sikap ibu hamil
terhadap kunjungan ANTENATAL CARE (PEMERIKSAAN
KEHAMILAN). UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
Mazita, N., Nuddin, A., & Hengky, H. K. (2019). Analysis of Risk Factors for
Chronic Energy Deficiency in Pregnant Women in the City of Parepare.
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan, 1(1).
Nisa, L. S., Sandra, C., & Utami, S. (2018). PENYEBAB KEJADIAN
KEKURANGAN ENERGI KRONIS. Jurnal Administrasi Kesehatan
Indonesia, 6(2), 136–142. https://doi.org/10.20473/jaki.v6i2.2018.136-142
Padang, P. K. K. (2021). Profil Kesehatan Tahun 2020.
Rachmawati, N. C., Yulia Lanti Retno Dewi, & Widyaningsih, V. (2019).
Multilevel Analysis on Factors Associated with Occurrence Chronic Energy
Deficiency among Pregnant Women. Journal of Maternal and Child Health,
4, 474–485.
33

Rachmawati, W. C. (2019). Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. ISBN.


Retnaningtyas, E. (2016). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil. ISBN.
RI, K. (2021). Profil Kesehatan Indonesia 2020.
RI, K. K. (2014). Buku Saku Bagi Bidan/Perawat dan Kader Untuk Mendukung
Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
Rohmah, L. (2020). EVALUASI PROGRAM PEMBERIAN MAKANAN
Tambahan (PMT) pada Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK).
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.
S, E. T., Anggita, E., & Kurniawan, G. (2020). DUKUNGAN SUAMI
TERHADAP IBU HAMIL. Nursing Current, 8(2).
Sari, I. P., Qariati, N. I., & Dhewi, S. (2020). HUBUNGAN PENGETAHUAN,
DUKUNGAN SUAMI DAN JARAK KEHAMILAN DENGAN
KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU
HAMIL. UNISKA MAB Banjarmasin, 3.
Sari, L. L. (2020). Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kekurangan
Energi Kronik pada Ibu Hamil. Jurnal Sains Kesehatan, 27(1), 23–29.
Sinurat, L. R. E., & Sipayung, R. R. (2021). Hubungan dukungan keluarga dengan
keikutsertaan kelas ibu hamil. Jurnal Ilmu Keperawatan, 1(2), 141–150.
Sitepu, A. (2018). GAMBARAN PELAKSANAAN PENERAPAN 10 T DALAM
PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC). 1–87.
Sulastri, S., & Nirmasari, C. (2013). Hubungan dukungan suami dengan minat ibu
dalam pemakaian kontrasepsi iud. Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo
Ungaran, 2–7.
Susanti. (2020). Dukungan Suami dan Status Nutrisi Pada Masa Kehamilan.
Universitas Sumatera Utara.
Taviyanda, D., & Erawati. (2017). GAMBARAN DUKUNGAN SOSIAL
KELUARGA (SUAMI) PADA IBU HAMIL YANG MELAKUKAN
KUNJUNGAN ANTENATAL CARE. STIKES RS. Baptis Kediri, 10(1).
Yulizawati, Iryani, D., Bustami, L. E., Insani, A. A., & Andriani, F. (2017).
BUKU AJAR Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. ISBN.

Anda mungkin juga menyukai