Anda di halaman 1dari 28

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan tentang Pengaruh Pijat Endorphin

terhadap Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Di Praktek Mandiri Bidan Netti

Sumarni Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing Kelurahan Kuranji Kota

Padang Tahun 2023 telah peneliti laksanakan terhadap 20 orang responden,

penelitian dilakukan pada bulan Juni- Juli.

Penelitian dilakukan pada dua kelompok yaitu, kelompok eksperimen

dengan memberikan pijat endorphin dan dnegan kelompok control tanpa

perlakuan. Kemudian responden dinilai tingkat nyeri kala I sebelum dan

sesudah diberikan pijat endorphin pada kelompok eksperimen dan pada

kelompok control sebelum dan setelah obsevasi selama 20 menit.

Dalam penelitian ini dilihat adakah perbedaan tingkat nyeri persalinan

kala I yang signifikan pada kelompok eksperimen dan kelopmpok kontrol Di

Praktek Mandiri Bidan Netti Sumarni Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing

Kelurahan Kuranji Kota Padang Tahun 2023.


Hasil penelitian tersebut adalah :

4.1.1 Analisi Univariat

1. Tingkat Nyeri Persalinan Kala I pada kelompok eksperimen

Sebelum diberikan pijat endorphin

Tabel 5.1
Tingkat Nyeri Persalinan Kala I pada kelompok eksperimen
Sebelum diberikan pijat endorphin Di Praktek Mandiri Bidan
Netti Sumarni Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing Kelurahan
Kuranji Kota Padang Tahun 2023

Variabel N Mean Standar Min Max


Devisi
Tingkat Nyeri Sebelum 10 2,60 0,516 2 3
Diberikan Pijat
Endorphin
Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat dari 10 orang ibu bersalin

hasil analisis didadapatkan rata – rata sebelum diberikan pijat

endorphin yaitu 2,60.

2. Tingkat Nyeri Persalinan Kala I pada kelompok eksperimen

Setelah diberikan pijat endorphin

Tabel 5.2
Tingkat Nyeri Persalinan Kala I pada kelompok eksperimen
Setelah diberikan pijat endorphin Di Praktek Mandiri Bidan
Netti Sumarni Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing Kelurahan
Kuranji Kota Padang Tahun 2023

Variabel N Mean Standar Min Max


Devisi
Tingkat Nyeri Setelah 10 1,60 0,699 1 3
Diberikan Pijat
Endorphin
Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat dari 10 orang ibu bersalin

hasil analisis didadapatkan rata – rata setelah diberikan pijat

endorphin yaitu 1,60, hal ini menunjukan bahwa terjadinya


penurunan tingkat nyeri ibu bersalin kala I setelah diberikan pijat

endorphin.

3. Tingkat Nyeri Persalinan Kala I pada kelompok control sebelum

observasi

Tabel 5.3
Tingkat Nyeri Persalinan Kala I pada kelompok kontrol
sebelum observasi Di Praktek Mandiri Bidan Netti Sumarni
Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing Kelurahan Kuranji Kota
Padang Tahun 2023

Variabel N Mea Standar Min Max


n Devisi
Tingkat Nyeri Sebelum 10 2,50 0,527 2 3
Observasi
Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat dari 10 orang ibu bersalin

hasil analisis didadapatkan rata – rata sebelum diobservasi yaitu

2,50.

4. Tingkat Nyeri Persalinan Kala I pada kelompok control setelah

observasi

Tabel 5.4
Tingkat Nyeri Persalinan Kala I pada kelompok kontrol setelah
observasi Di Praktek Mandiri Bidan Netti Sumarni Wilayah
Kerja Puskesmas Belimbing Kelurahan Kuranji Kota Padang
Tahun 2023

Variabel N Mea Standar Min Max


n Devisi
Tingkat Nyeri Setelah 10 2,30 0,675 1 3
Observasi
Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat dari 10 orang ibu bersalin

hasil analisis didadapatkan rata – rata setelah dilakukan observasi

yaitu 2,30, hal ini menunjukan bahwa terjadinya penurunan tingkat

nyeri persalinan kala I pada ibu bersalin.


4.1.2 Analisi Bivariat

1. Perbedaan Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Pada Kelompok

Eksperimen Sebelum Dan Setelah Diberikan Pijat Endorphin

Tabel 5.5
Nyeri Persalinan Kala I Pada Kelompok Eksperimen Sebelum
Dan Setelah Diberikan Pijat Endorphin Di Praktek Mandiri
Bidan Netti Sumarni Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing
Kelurahan Kuranji Kota Padang Tahun 2023

N Mean Standar Pvalue


Devisi
Pretest 10 2,60 0,516 0,000
Postest 10 1,60 0,699
Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat dari nilai rata – rata

sebelum diberikan pijat endorphin 2,60 dan sesudah diberikan pijat

endorphin 1,60 artinya ada penurunan intensitas nyeri persalinan

kala I pada ibu bersalin Di Praktek Mandiri Bidan Netti Sumarni

Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing Kelurahan Kuranji Kota

Padang Tahun 2023. Hal ini bisa dilihat pada nilai signifikan atau

nilai p-value 0,000 ( < 0,05 ).

Hasil uji statistik didapatkan nilai p-value 0,000 (p<0,05),

sehingga H0 ditolak dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

nyeri persalinan kala I ibu bersalin sebelum dan setelah diberikan

pijat endorphin berbeda secara signifikan. Jadi nyeri persalinan kala

I ibu bersalin sebelum diberikan pijat endorphin berbeda dengan

setelah diberikan pijat endorphin.


2. Perbedaan Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Pada Kelompok

Kontrol Sebelum Dan Setelah Dilakukan Observasi tanpa

Perlakuan

Tabel 5.6
Nyeri Persalinan Kala I Pada Kelompok EKontrol Sebelum Dan
Setelah dilakukan Observasi tanpa Perlakuan Di Praktek
Mandiri Bidan Netti Sumarni Wilayah Kerja Puskesmas
Belimbing Kelurahan Kuranji Kota Padang Tahun 2023

N Mean Standar Pvalue


Devisi
Pretest 10 2,50 0,527 0,343
Postest 10 2,30 0,674
Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat dari nilai rata – rata

sebelum observasi 2,50 dan sesudah observasi 2,30. Berdasarkan

hasil tersebut didapatkan nilai signifikan atau nilai p-value 0,343 ( ≥

0,05 ).

Hasil uji statistik didapatkan nilai p-value 0,343 (p≥0,05),

sehingga H0 diterima dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

nyeri persalinan kala I ibu bersalin pada kelompok control sebelum

dan setelah observasi tidak ada perbedaan secara signifikan. Jadi

nyeri persalinan kala I ibu bersalin sebelum di observasi tidak ada

perberbedaan dengan setelah dilakukan observasi.


3. Perbedaan Nilai Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Pada

Kelompok Kontrol Dan Kelompok Intervensi Sebelum Dan

Sesudah Diberikan Pijat Endorphin

Tabel 5.7
Perbedaan Nilai Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Pada
Kelompok Kontrol Dan Kelompok Intervensi Sebelum Dan
Sesudah Diberikan Pijat Endorphin Di Praktek Mandiri Bidan
Netti Sumarni Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing Kelurahan
Kuranji Kota Padang Tahun 2023
N P-value
Pretest 20 0,673
Postest 20 0,035
Berdasarkan tabel 5.7 dapat dilihat dari jumlah 20 orang

responden ibu bersalin yang melakukan pretes dan postes nilai p-

value pretest kelompok eksperimen dan kelompok control yaitu

0,673 dan nilai p-value postes kelompok eksperimen dan kontrol.

Hasil analisis pretes pada kelompok eksperimen dan kontrol

diperoleh p-value 0,673, hal ini menunjukkan bahwa p-value ≥ 0,05

sehingga H0 diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

nyeri persalinan kala I ibu bersalin sebelum perlakuan antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak berbeda secara

signifikan.

Sedangkan hasil analisis postest pada kelompok eksperimen

dan kontrol diperoleh p-value 0,035, hal ini menunjukkan bahwa p-

value ≤ 0,05 sehingga H0 ditolak, dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa nyeri persalinan kala I ibu bersalin setelah

perlakuan antara kelompok eksperimen dan kelompok control

berbeda secara signifikan.


Dari hasil pretest yang didapatkan untuk melihat manakah

yang lebih efektif kelompok eksperimen dan kelompok kontrol maka

kita hanya melihat dari hasil postesnya saja. Maka kita melihat nilai

rata – rata pada postes kelompok eksperimen yaitu 1,60 dan

kelompok kontrol 2,30, sehingga kita bisa melihat bahwa adanya

perbedaan yang efektif atau signifikan terhadap intensitas nyeri

persalinan kala I yang diberikan pijat endorphin dibandingkan tanpa

perlakuan.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Analisis Univariat

1. Tingkat Nyeri Persalinan Kala I pada kelompok eksperimen

Sebelum diberikan pijat endorphin

Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat dari 10 orang ibu

bersalin hasil analisis didadapatkan rata – rata sebelum diberikan

pijat endorphin yaitu 2,60.

Nyeri persalinan adalah kontraksi miometrium merupakan

proses fisiologis dengan intensitas yang berbeda pada masing-

masing individu. Rasa nyeri yang dialami selama persalinan

bersifat unik pada setiap ibu dapat dipengaruhi oleh beberapa

factor antara lain budaya, takut, kecemasan, pengalaman

persalinan sebelumnya, persiapan persalinan dan dukungan. Rasa

nyeri pada persalinan adalah manaifestasi dari adanya kontraksi

(pemendekan) otot rahim. Kontraksi inilah yang menimbulkan


rasa sakit pada pinggang, daerah perut dan menjalar ke arah

paha. Kontraksi ini menyebabkan adanya pembukaan mulut

rahim (serviks). Dengan adanya pembukaan servik ini maka akan

terjadi persalinan (Rejeki, 2022).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Khasanah,

dkk pada Tahun 2020 tentang Pengaruh Endorphin Massage

terhadap Intensitas Nyeri pada Ibu Bersalin di STIKes Maja

Pahit Mojokerto, yang mana hasil penelitiannya didapatkan

bahwa sebelum diberikan massage endhorpin yang mengalami

nyeri berat 18 (41,6%) orang dari 24 orang responden, sedangkan

setelah diberikan massage endhorpin mengalami nyeri sedang

sebanyak 17 (50%) orang dari 24 responden.

Menurut asumsi peneliti dengan diberikan massage bisa

membuat pasien lebih nyaman karena otot relaksasi. Ini

merupakan salah satu terapi non-farmakologis, metode yang

efektif dalam mengurangi rasa sakit. Karena selama proses

persalinan, wanita mengalami tingkat rasa sakit dan nyeri yang

hebat, stres yang dapat berpengaruh tidak baik terhadap bayi. Hal

ini dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa sebelum diberikan

pijat endorphin ini responden lebih banyak mengalami nyeri

berat dan sedang. Sehingga dengan di berikan pijat endorphin ini

dapat mengurangi konsentrasi rangsangan pasien, dapat

mengurangi kecemasan dan sensasi sakit pada pasien yang

sedang dalam proses bersalin.


2. Tingkat Nyeri Persalinan Kala I pada kelompok eksperimen

Setelah diberikan pijat endorphin

Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat dari 10 orang ibu

bersalin hasil analisis didadapatkan rata – rata setelah diberikan

pijat endorphin yaitu 1,60, hal ini menunjukan bahwa terjadinya

penurunan tingkat nyeri ibu bersalin kala I setelah diberikan pijat

endorphin.

Proses persalinan diawali dengan kontraksi rahim yang

menimbulkan rasa nyeri dan tidak nyaman pada ibu yang akan

bersalin. Sebagian besar perempuan akan mengalami nyeri

selama persalinan. Rasa nyaeri persalinan bersifat individual,

setiap individu akan menggambarkan rasa nyeri yang berbeda

terhadap stimulus yang sama tergantung pada ambang nyeri yang

dimiliki. Nyeri merupakan sensasi yang tidak menyenangkan

yang diakibatkan oleh saraf sensorik yang terdiri dari dua

komponen fisiologis dan psikologis (Rejeki, 2020).

Penelitian ini sejalan dengan penelitain yang dilakukan

oleh rahmi, dkk pada tahun 2021 tentang Penerapan Teknik

Endorphin Terhadap Nyeri Kala I Persalinan. Hasil penelitian

ditemukan bahwa teknik endorphin sangat efektif dalam

mengurangi rasa nyeri persalinan dan membantu mempercepat

penurunan kepala bayi pada ibu bersalin sehingga memberikan

rasa nyaman kepada ibu bersalin menjelang proses persalinan.


Menurut asumsi peneliti bahwa ada penurunan nyeri

persalinan responden setelah diberikan pijat endorphin. Keadaan

responden sebelum dilakukan pijat endorphin lebih banyak

mengalami nyeri yang berat. Namun setelah diberikan pijat

endorphin ini lebih banyak pasien yang mengalami nyeri sedang.

Nyeri yang dirasakan tampak dari mimic wajah responden yang

menyeringai karena menahan sakit. Setelah diberikan pijat

endorphin responden sebagian besar mengalami perubahan nyeri,

pijatan-pijatan halus endorphin dilakukan pada bagian-bagian

tubuh yang dapat merangsang hormone endorphin sehingga

meningkatnya hormone endorphin yang dapat menghambat

pengiriman pesan nyeri. Teknik pijat endorphin ini membuat

responden merasa lebih nyaman dan rileks walaupun tidak

sepenuhnya menurunkan nyeri yang dirasakan secara drastic.

3. Tingkat Nyeri Persalinan Kala I pada kelompok control

sebelum observasi

Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat dari 10 orang ibu

bersalin hasil analisis didadapatkan rata – rata sebelum

diobservasi yaitu 2,50.

Kala I persalinan di mulai dengan kontraksi uterus yang

teratur dan diakhiri dengan dilatasi serviks lengkap. Diltasi

lengkap dapat berlansung kurang dari satu jam pada sebagian

kehamilan multipara. Pada kehamilan pertama, dilatasi serviks


jarang terjadi dalam waktu kurang dari 24 jam. Rata – rata

durasi total kal I persalinan pada primigravida berkisar dari 3,3

jam sampai 19,7 jam. Pada multigravida ialah 0,1 sampai 14,3

jam (Yulizawati, dkk. 2019).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Azizah, dkk pada Tahun 2011 tentang Pengaruh

Endorphin Massage Terhadap Intensitas Nyeri Kala I

Persalinan Normal Ibu Primipara Di Bps S Dan B Demak

Hasil penelitian di dapatkan nyeri persalinan pada kelompok

kontrol sebagian besar mengalami nyeri berat sebanyak 10

orang (66,7%). Responden yang mengalami nyeri sedang

sebanyak 4 orang (26,7%), dan nyeri sangat berat sebanyak 1

orang (6,7%). Nyeri persalinan pada kelompok perlakuan

sebagian besar mengalami nyeri ringan sebanyak 9 orang

(60,0%). Responden yang mengalami nyeri sedang sebanyak 4

orang (26,7%) dan nyeri berat sebanyak 2 orang (13,3%).

Menurut asumsi peneliti nyeri yang dirasakn ibu

bersalin itu bertahap, tidak langsung ke tahap neyri berat, dan

nyeri yang dirasakan ibu bersalin itu beda – beda. Tergantung

dengan tingkat nyeri yang mereka rasakan masing – masing.

Dan semakin lama, semakin bertambahnya pembukaan maka

sakit persalinan akan kuat. Karena denngan adanya nyeri itu

lah akan terjadi pembukaan, tanpa nyeri maka tidak akan bisa

terbuka jalan lahir atau tidak aka nada penambahan pembukaan


pada ibu bersalin, sehingga nanti apabila ibu tidak mengalami

nyeri maka akan dilakukan tindkan persalinan lain, tidak bisa

secara normal. Maka dari itu nyeri ini tidak bisa di hilangkan

namun hanya bisa di kurangi pada ibu bersalin.

4. Tingkat Nyeri Persalinan Kala I pada kelompok control

setelah observasi

Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat dari 10 orang ibu

bersalin hasil analisis didadapatkan rata – rata setelah dilakukan

observasi yaitu 2,30, hal ini menunjukan bahwa terjadinya

penurunan tingkat nyeri persalinan kala I pada ibu bersalin.

Nyeri persalinan merupakan suatu gabungan dari

komponen objektif yang merupakan aspek sensorik nyeri dan

komponen emosional dan psikologis. Nyeri timbul sebagai akibat

dari adanya ransangan berbagai zat algesik meliputi

prostaglandin, serotonin, bradikinin dan lain sebgainya, pada

reseptor nyeri yang dapat dijumpai pada lapisan supervisial kulit

dan berbagai jaringan didalam tubuh seperti perioustem,

permukaan sendi, otot rangka (Nasution, 2021).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Nurkhasanah pada Tahun 2019 tentang Pengaruh Endorphin

Massage Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Ibu Bersalin

Kala I Fase Aktif Persalinan Di Pmb Pekanbaru. Hasil

penelitiannya didapatkan bahwa nilai rata-rata intensitas nyeri


bersalin kala I fase aktif pada kelompok kontrol sebelum

dilakukan intervensi ialah 5,79 dan nilai rata-rata intensitas nyeri

bersalin kala I fase aktif pada kelompok kontrol setelah

dilakukan intervensi ialah 4,43. Jadi diketahui bahwa rata-rata

intensitas nyeri responden yang dilakukan intervensi

berpengaruh pada kelompok control.

Menurut asumsi peneliti, setelah dilakukan observasi

selama 20 menit pada ibu bersalin maka dilakukan lagi

pengukuran tingkat nyeri pada ibu bersalin itu lagi. Dan

berdasarkan hasil tersebut beberapa dari pasian mengalami

nyerinya semakin kuat atau meningkat, dan ada juga di saat

pengukuran tersebut sakitnya berkurang, ini terjadi karena ibu

bersalin tidak sedang his, maka ibu mersakan nyerinya

berkurang. Berdasarkan dari asumsi saya yang di atas tadi

bahwasanya persalinan normal itu harus ada his atau kontraksi

agar terjadinya pembukaan jalan lahir, disetiap bertambahnya

pembukaan maka nyeri akan lebih semakin kuat. Maka dari itu

tidak ada penurunan nyeri pada ibu bersalin pada kelompok

control ini dari sebelum observasi 20 menit maupun setelah

observasi tersebut dilakukan.


4.2.2 Analisis Bivariat

1. Perbedaan Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Pada

Kelompok Eksperimen Sebelum Dan Setelah Diberikan Pijat

Endorphin

Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat dari nilai rata – rata

sebelum diberikan pijat endorphin 2,60 dan sesudah diberikan

pijat endorphin 1,60 artinya ada penurunan intensitas nyeri

persalinan kala I pada ibu bersalin Di Praktek Mandiri Bidan

Netti Sumarni Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing Kelurahan

Kuranji Kota Padang Tahun 2023. Hal ini bisa dilihat pada nilai

signifikan atau nilai p-value 0,000 ( < 0,05 ). Hasil uji statistik

didapatkan nilai p-value 0,000 (p<0,05), sehingga H0 ditolak

dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nyeri persalinan kala

I ibu bersalin sebelum dan setelah diberikan pijat endorphin

berbeda secara signifikan. Jadi nyeri persalinan kala I ibu

bersalin sebelum diberikan pijat endorphin berbeda dengan

setelah diberikan pijat endorphin.

Nyeri adalah bagian integral dari persalinan dan

melahirkan. Nyeri persalinan disebabkan karena adanya

regangan segmen bawah rahim dan serviks serta adanya siskemi

otot rahim. Intensitas nyeri sebanding dengan kekuatan kontraksi

dan tekanan yang terjadi, nyeri bertambah ketika mulut rahim

dalam dilatasi penuh akibat tekanan bayi terhadap structur

panggul diikuti regangan dan perobekan jalan lahir. Nyeri


persalinan unik dan berbeda pada setiap individu karena nyeri

tidak hanya dikaitkan dengan kondisi fisik semata, tetapi

berkaitan juga dengan kondidi psikologis ibu pada saat

persalinan (Kholidah, 2020).

Penelitian Ini Sejalan Dengan Penelitian yang dilakukan

oleh Amir, Dkk Pada Tahun 2022 Tentang Pengaruh Endorphin

Massage Terhadap Intensitas Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil

Trimester III Di Klinik Setia Padang Pariaman. Hasil Penelitian

Menunjukkan Bahwa Sebelum Dilakukan Endorphin Massage

Sebagian Besar Ibu Hamil Trimester Iii Mengalami Nyeri Berat

Dan Setelah Dilakukan Endorphin Massage Berkurang Menjadi

Nyeri Sedang. Hasil Uji Wilcoxon Sign Rank Test Dengan

Α=0,05 Menunjukkan P=0,000 Sehingga P<0,05 Artinya Ada

Pengaruh Endorphin Massage Terhadap Penurunan Intensitas

Nyeri Punggung.

Menurut asumsi peneliti sesuai dengan hasil yang

didapatkan tentang pemberian pijat endorphin pada ibu bersalin

kala I ini, bahwa adanya penurunan nyeri yang dirasakan ibu

bersalin sebelum diberikan pijat dengan setelah diberikan pijat.

Ternyata teknik pijat endorphin tersebut memiliki efektivitas

menurunkan intensitas nyeri kala I pada ibu bersalin dengan cara

sentuhan halus pada tubuh ibu yang membuat ibu merasa lebih

nyaman serta rileks dalam menjalani proses persalinan dimana

hal tersebut yang dapat membuat ibu merasakan penurunan


dalam merasakan nyeri disetiap adanya kontraksi sehingga ibu

bisa menyambut proses persalinan dengan tenang dan bahagia.

2. Perbedaan Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Pada

Kelompok Kontrol Sebelum Dan Setelah Dilakukan

Observasi tanpa Perlakuan

Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat dari nilai rata – rata

sebelum observasi 2,50 dan sesudah observasi 2,30. Berdasarkan

hasil tersebut didapatkan nilai signifikan atau nilai p-value 0,343

( ≥ 0,05 ). Hasil uji statistik didapatkan nilai p-value 0,343

(p≥0,05), sehingga H0 diterima dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa nyeri persalinan kala I ibu bersalin pada

kelompok control sebelum dan setelah observasi tidak ada

perbedaan secara signifikan. Jadi nyeri persalinan kala I ibu

bersalin sebelum di observasi tidak ada perberbedaan dengan

setelah dilakukan observasi.

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang

tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang actual

maupun potensial. Sedangkan nyeri persalinan merupakan

pengalaman subyektif tentang sensasi fisik yang terkait dengan

kontraksi uterus, dilatasi dan penipisan serviks, serta penurunan

janin selama persalinan. Respon fisiologis terhdap nyeri meliputi

peningkatan tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, keringat,

diameter pupil, dan ketegangan otot (Fitriahadi, 2019).


Penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Sukmaningtyas, dkk. 2016 tentang Efektivitas Endorphine

Massage Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Bersalin Primipara di

STIKes Harapan Bangsa Purwokerto, yang mana hasil

penelitiannya dapat diketahui bahwa dari 15 responden yang

tidak dilakukan endorphine massage, sebagian besar tingkat

kecemasan responden adalah berat sebayak 7 responden (46,7%)

dan sebagian kecil tingkat kecemasan responden adalah tidak

cemas sebanyak 1 responden (6,7%). Hasil penelitian didapatkan

sebagian besar tingkat kecemasan adalah berat. Hasil ini

membuktikan bahwa sebagian besar ibu hamil primipara

mempunyai kecemasan pada saat menghadapi persalinan. Hal ini

bisa dikarenakan pada ibu bersalin primipara biasanya merasa

kurang siap dalam menghadapi persalinan karena hal ini

merupakan pengalaman pertama bagi responden.

Menurut asumsi peneliti dari hasil penelitian dapat dilihat

bahwa tidak ada penurunan tingkat nyeri yang signifikan yang

terjadi pada ibu bersalin pada kelompok control atau kelompok

yang hanya di observasi saja.Karena secara teorinya proses

persalinan ini memang harus adanya kontraksi, tanpa kontraksi

yang teratur tidak akan ada pembukaan jalan lahir. Sehingga

semakin kuat kontraksi maka nyeri yang dirasakan ibu semakin

kuat, karena fisiologis proses persalinannya adalah seperti itu.

Serta nyeri yang dirasakan responden bervariasi pada kelompok


kontrol maupun kelompok perlakuan. Nyeri yang terjadi karena

adanya stres dalam menghadapi kehamilan sehingga dapat

merangsang kontaksi uterus yang berlebihan. Kontraksi uterus

yang tak terkendalikan akan menghantarkan rasa nyeri saat

persalinan. Sehingga diharapkan pada tenga kesehatan untuk

memberikan terapai nonfarmakologi pada ibu bersalin agak

dapan mengurangi rasa nyeri yang dirasakan ibu. Agar ibu dapat

menjalani proses persalinannya dengan nyaman, aman, dan

senang.

3. Perbedaan Nilai Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Pada

Kelompok Kontrol Dan Kelompok Intervensi Sebelum Dan

Sesudah Diberikan Pijat Endorphin

Berdasarkan tabel 5.7 dapat dilihat dari jumlah 20 orang

responden ibu bersalin yang melakukan pretes dan postes nilai p-

value pretest kelompok eksperimen dan kelompok control yaitu

0,673 dan nilai p-value postes kelompok eksperimen dan kontrol.

Hasil analisis pretes pada kelompok eksperimen dan kontrol

diperoleh p-value 0,673, hal ini menunjukkan bahwa p-value ≥

0,05 sehingga H0 diterima, dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa nyeri persalinan kala I ibu bersalin sebelum perlakuan

antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak

berbeda secara signifikan.


Sedangkan hasil analisis postest pada kelompok eksperimen

dan kontrol diperoleh p-value 0,035, hal ini menunjukkan bahwa

p-value ≤ 0,05 sehingga H0 ditolak, dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa nyeri persalinan kala I ibu bersalin setelah

perlakuan antara kelompok eksperimen dan kelompok control

berbeda secara signifikan. Dari hasil pretest yang didapatkan

untuk melihat manakah yang lebih efektif kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol maka kita hanya melihat dari hasil

postesnya saja. Maka kita melihat nilai rata – rata pada postes

kelompok eksperimen yaitu 1,60 dan kelompok kontrol 2,30,

sehingga kita bisa melihat bahwa adanya perbedaan yang efektif

atau signifikan terhadap intensitas nyeri persalinan kala I yang

diberikan pijat endorphin dibandingkan tanpa perlakuan.

Dalam persalinan, pijat juga membuat ibu merasa lebih

dekat orang yang merawatnya. Sentuhan seseorang yang peduli

dan ingin menolong merupakan sumber kekuatan saat ibu sakit,

lelah, dan kuat. Banyak bagian tubuh ibu bersalin dapat pijat,

seperti kepala, leher, punggung, dan tungkai. Saat memijat, pijat

harus memperhatikan respon ibu, apakah tekanan yang diberikan

sudah tepat (Fitriahadi, 2019).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Aryani dkk pada Tahnun 2015 tentang Pengaruh Masase pada

Punggung Terhadap Intensitas Nyeri Kala I Fase Laten

Persalinan Normal Melalui Peningkatan Kadar Endorfin. Hasil


penelitian ini ditemukan ibu bersalin yang dimasase memiliki

intensitas nyeri lebih rendah 29.62 point dari pada yang tidak

dimasase dengan nilai p=0.001, ada pengaruh masase terhadap

intensitas nyeri kala I persalinan normal. Ibu bersalin yang

dimasase memiliki endorfin lebih tinggi dari pada yang tidak

dimasase sebesar 142.82 pcg/ml dengan nilai p=0.001, yang

artinya ada pengaruh masase terhadap kadar endorfin ibu

bersalin normal. Ada korelasi kadar endorfin dengan penurunan

intensitas nyeri dengan nilai r= 0,795 dan nilai p=0.001.

Kesimpulan penelitian ini adalah setelah dilakukan masase pada

punggung ibu bersalin kala I fase laten yang mengalami nyeri

saat persalinan terjadi peningkatan kadar endorphin pada

kelompok perlakuan sedangkan pada kelompok kontrol tidak

terjadi peningkatan kadar endorfin. Sehingga masase pada

punggung berpengaruh terhadap intensitas nyeri dan kadar

endorfin ibu bersalin kala I fase laten persalinan normal serta

kadar endorfin berkorelasi dengan intensitas nyeri kala I fase

laten persalinan normal.

Menurut asumsi peneliti berdasarkan hasil penelitian bahwa

kelompok intervensi yang diberikan pijat endorphin mengalami

penurunan tingkat nyeri, sedangkan kelompok yang tidak di

berikan pijat endorphin tidak ada penurunan yang signifikan.

Maka dari itu salah satu cara untuk mengurangi nyeri pada ibu

yang melahirkan yaitu dengan pijat Endorphin. Pijat Endorphin


merupakan salah satu terapi non farmakologis untuk mengurangi

atau meringankan rasa sakit pada ibu yang akan melahirkan.

Rangsang dari pijat ini menyebabkan impuls yang bergerak cepat

dari reseptor saraf menuju otak. Sehingga dengan pemijatan

ringan dapat meningkatkan pelepasan oksitosin sebuah hormon

yang memfasilitasi persalinan yang dapat mempercepat proses

persalinan dan dapat mengurangi nyeri persalinan pada ibu

bersalin.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti pada bulan

Juni – Juli tentang pengaruh pijat endorphin terhadap intensita nyeri

persalinan kala 1 di Praktek Mandiri Bidan Netti Sumarni di Wilayah

Kerja Puskesmas Belimbing Kelurahan Kuranji Kota Padang, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

5.1.1 Tingkat Nyeri Persalinan Kala I pada kelompok eksperimen

Sebelum diberikan pijat endorphin adalah mean = 2,60

5.1.2 Tingkat Nyeri Persalinan Kala I pada kelompok eksperimen

Setelah diberikan pijat endorphin adalah = 1,60

5.1.3 Tingkat Nyeri Persalinan Kala I pada kelompok kontrol sebelum

observasi = 2,50

5.1.4 Tingkat Nyeri Persalinan Kala I pada kelompok control setelah

observasi adalah = 2,30

5.1.5 Diketahui ada Perbedaan yang signifikan Intensitas Nyeri

Persalinan Kala I Pada Kelompok Eksperimen Sebelum Dan

Setelah Diberikan Pijat Endorphin dengan nilai pvalue = 0,000

5.1.6 Diketahui tidak Perbedaan yang signifikan Intensitas Nyeri

Persalinan Kala I Pada Kelompok Kontrol Sebelum Dan Setelah

Dilakukan Observasi tanpa Perlakuan dengan nilai pvalue = 0,343


5.1.7 Diketahui tidak ada Perbedaan Nilai Intensitas Nyeri Persalinan

Kala I Pada Kelompok Kontrol Dan Kelompok Intervensi Sebelum

Diberikan Pijat Endorphin nilai pvalue = 0,673

5.1.8 Diketahui ada Perbedaan Nilai Intensitas Nyeri Persalinan Kala I

Pada Kelompok Kontrol Dan Kelompok Intervensi Setelah

Diberikan Pijat Endorphin nilai pvalue = 0,035

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, peneliti ingin

menyampaikan beberapa saran, diantaranya:

5.2.1 Bagi Responden

Dapat dijadikan sebagai penambahan ilmu yang mendalam khususnya

tentang nyeri persalinan, sehingga untuk kedepannya saya bisa

memberikan tidakan sayang ibu. Karena dalam proses persalinan

normal tersebut ibu merasakan nyeri yang sangat hebat, sehingga ibu

merasa lemas, letih dan ada juga yang traum. Maka dari itu saya ingin

membantu agar ibu bisa menghilangkan rasa seperti itu.

5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai informasi penting untuk meningkatkan mutu pembelajaran

khususnya pembelajaran penulisan Skripsi dari BAB satu sampai

dengan masalah data – data, seperti input data, pengolahan data dan

sebagainya agar menghasilkan tenaga Kebidanan yang kreaftif,

professional serta bertanggung jawab. Serta menambah referensi


tentang metode untuk memberikan kenyamanan pada ibu bersalin

dalam proses persalinan dengan memberikan terapi non farmakoligi.

5.2.3 Bagi BPM tempat Penelitian

Disarankan kepada bidannya untuk memberikan pijat endorphin pada

ibu bersalin atau meberikan metode lain yang dapat menurukan rasa

nyeri ibu dalam proses persalinan, agar ibu bersalin bisa nyaman,

tenang, senang dalam menantikan proses kelahiran buah hatinya.

5.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Disarankan kepada peneliti selanjutnya agar dapat meneliti dengan

cara metode lain, sehingga dengan pengukuran yang berbeda dapat

diketahui metode mana yang lebih baik atau efektif untuk menurunkan

nyeri persalinan yang dirasakan oleh ibu bersalin, agar kita sebagai

bidan bisa memberikan kenyamanan dan kebahagian pada ibu dalam

proses persalinan.

DAFTAR PUSTAKA

Alam, H. S. (2020). Upaya Mengurangi Nyeri Persalinan Dengan Metode


Akupresur. Bandung: Media Sains Indonesia.

Annisa. (2017). Asuhan Persalinan Normal Dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta.
Andi. Ayuisma, S. A. (2020). Penerapan Endorphine Massage Untuk
Menurunkan Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil Trimester III Di Wilayah
Puskesmas Sewon 2 Bantul. Poltekes Kemenkes Yogyakarta.

Fauziah, S. F. (2022). Pengaruh Pijat Endorphin Terhadap Penurunan Rasa Nyeri


Saat Proses Persalinan. Jurnal Kesehatan Siliwangi, 2(3).
Fitria, A., & Puspitasari, N. (2018). Hubungan Dan Faktor Risiko Partus Lama
Riwayat Perdarahan Postpartum Dan Berat Bayi Lahir Besar Dengan
Kejadian Perdarahan Postpartum. Jurnal Biometrika Dan Kependudukan,
4, 118–124.
Fitriana, Y., & Nurwiandani, W. (2021). Asuhan Persalinan Konsep Persalinan
Secara Komprehensif Dalam Asuhan Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press.

Kaparang, M. J., & Handayani, S. E. (2020). Pengaruh Endorphine Massage


Terhadap Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Dilatasi Maksimal.
Jurnal Kebidanan, 1(2).
Legawati. (2018). Asuhan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. Malang: Wineka
Media.
Ma’rifah, U., Mardliyana, N. E., Sukarsih, R. I., Rozifa, A. W., & Qodliyah, A.
W. (2022). Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. Malang:
Rena Cipta Mandiri.
Maternity, D. (2022). Birthing Ball Menekan Intensitas Nyeri Pada Ibu Bersalin
Kala I. Jurnal Ilmiah Bidan, 6(1), 5–13.

Meihartati, T., & Mariana, S. (2018). Efektivitas Endorphin Massage Terhadap


Tingkat Kecemasan Ibu Bersalin Primipara Kala I Fase Aktif. Jurnal
Darul Azhar, 5(1), 85–93.

Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Rejeki, S., Hartati, T., & Machmudah. (2017). Tingkat Nyeri Persalinan
Melalui Terapi Acupressure Metacarpal Dan Counter Pressure
Regiosakralis Ibu Persalinan Kala I. Prosiding Seminar Nasional &
Internasional.

Rodiyah, D., Putri, A., & Rachmawati, B. (2019). Pada Ibu Bersalin Kala I Fase
Aktif Di Pmb Sri Budhi Rahayu S , St The Effect Of Endorphin Massage
On Pain Intensity To Mothers Inswarjana, I Ketut, M P H SKM, And
STIKES Bali. Metodologi Penelitian Kesehatan [Edisi Revisi]: Tuntunan
Praktis Pembuatan Pro. Jurnal Stikes Bhakti Pertiwi Indonesia, 1, 56–62.
Sihombing, Noviyanti, Saptarini, I., & Putri, D. S. K. (2017). Determinan
Persalinan Sectio Caesarea Di Indonesia (Analisis Lanjut Data Riskesdas
2013). Jakarta: Badan Litbang Kesehatan

Simbolon, G. A. H., & Siburian, U. D. (2021). Efektifitas Teknik Rebozo Dalam


Lama Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Ibu Bersalin Primigravida Di
Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara Bulan Januari S/D Oktober 2020.
Jurnal Ilmiah Indonesia, 6(1).
Sitawati. (2023). Pengaruh Abdominal Lifting Dan Counter Pressure Terhadap
Penurunan Tingkat Nyeri Persalinan Kala I: Literatur Review. Jurnal
Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung, 6(2).
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Sujarweni, V. W. (2019). Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Sukmaningtyas, W., & Windiarti, P. A. (2016). Efektivitas Endorphine Massage
Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Bersalin Primipara. Jurnal Ilmiah
Kebidanan, 7(1), 53–62.
Sulfianti, I. (2020). Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Yayasan Kita Menulis.
Sulistiawati, L., & Ningrum, W. M. (2020). Perbandingan Skala Nyeri Pada Ibu
Bersalin Yang Dilakukan Pijat Punggung Dengan Tidak Berikan
Perlakukan Di Praktik Mandiri Bidan Iik Maksiah, AM. Keb Tahun 2020.
Journal Of Midwifery And Public Health, 2(2).
Supliyani, E. (2017). Pengarug Masase Punggung Terhadap Intensitas Nyeri
Persalinan Kala I Di Kota Bogor. Jurnal Bidan Midwife, 3(1), 22–29.
Swarjana. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi. Yogyakarta:
Andi Offset.
Swarjana, I. K., SKM, M. P. H., & Bali, S. (2015). Metodologi Penelitian
Kesehatan [Edisi Revisi]: Tuntunan Praktis Pembuatan Proposal
Penelitian Untuk Mahasiswa Keparawatan, Kebidanan, Dan Profesi
Bidang Kesehatan Lainnya. Penerbit Andi.
Tanjung, W. W., & Antoni, A. (2019). Efektivitas Endorphin Massage Terhadap
Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Pada Ibu Bersalin. Jurnal Kesehatan
Ilmiah Indonesia, 4(2).
Widiawati, I., & Legiati, T. (2018). Mengenal Nyeri Persalinan Pada Primipara
Dan Multipara. Jurnal Bimtas, 2(1).
Wijayanti, I. T. (2020). Perbandingan Ibu Hamil Yang Melakukan Exercise Gym
Ball Dan Ibu Hamil Yang Melakukan Senam Hamil Terhadap Penurunan
Nyeri Punggung Bawah. Jurnal Kebidanan Indonesia, 11(1), 38–46.
Yohanna, W. S. (2018). Hubungan Senam Yoga Prenatal Dengan Lamanya Proses
Persalinan Kala II Pada Ibu Bersalin Di BPS Nengah Sriniati Kabupaten
Mejusi Tahun 2017. Jurnal Kebidanan UM. Mataram, 3(1).

Anda mungkin juga menyukai