Anda di halaman 1dari 22

BIOKIMIA

METABOLISME PROTEIN

OLEH:

JUSMIARTI
2115302114

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


UNIVERSITAS FORT DE KOCK
BUKITTINGGI
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillah, dengan mengucapkan puji dan syukur yang sebesar –

besarnya kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmad, karunia,

hidayah dan petunjuknya yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan makalah ini.

Judul makalah ini “Metabolisme Protein” yang merupakan salah satu

tugas Biokimia pada salah satu Program Pendidikan Diploma IV Kebidanan

Universitas Fort De Kock Bukittinggi.

Semoga ALLAH SWT memberikan Rahmad dan hidayah-Nya. Penulis

menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk

itu penulis mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca sehingga

kesempurnaan tersebut dapat terpenuhi. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih,

semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Bukittinggi, Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR………………………………………………. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………. iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………… 1
B. Tujuan………………………………………………...……….. 1
C. Rumusan Masalah………..……………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Metabolisme Protein…………….……….…………………… 3
B. Pencernaan Protein……………......…………………………… 11
C. Pengurai Protein dalam Darah ……..…..……….…………….. 16
D. Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme Protein…………….. 17

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan……………………………………………..…….. 18
B. Saran………………………………………………….............. 18

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagian besar struktur yang membentuk hewan, tumbuhan dan mikroba


yang dibuat dari tiga kelas dasar molekul, yaitu: asam amino, karbohidrat dan
lipid (sering disebut lemak). Sebagai molekul ini penting bagi kehidupan,
reaksi metabolik fokus pada pembuatan molekul-molekul selama
pembangunan sel dan jaringan dan menggunakannya sebagai sumber energi
dalam pencernaan dan penggunaan makanan.
Protein terbuat dari asam amino yang diatur dalam rantai linear dan
bergabung bersama-sama oleh ikatan peptida. Banyak protein adalah enzim
yang mengkatalisis reaksi kimia dalam metabolisme. Protein lain memiliki
fungsi struktural atau mekanis, seperti protein yang membentuk sitoskeleton,
sistem perancah yang mempertahankan bentuk sel. Protein juga penting dalam
isyarat sel, tanggapan imun, sel, transpor aktif di seluruh membran, dan siklus
sel.

B. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian metabolism protein


2. Mengetahui penguraian protein dalam tubuh
3. Mengetahui mekanisme kerja asam amino dalam darah
4. Mengetahui metabolisme asam amino
5. Mengetahui pembentukan asetil koenzim A
6. Mengetahui pengertian dari siklus urea
7. Mengetahui pengetian dari biosintesis protein
8. Mengidentifikasi penyakit yang disebabkan oleh gangguan metabolism
protein

Makalah Metabolisme Protein Page 1


C. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan metabolisme protein?


2. Bagaimana penguraian protein dalam tubuh?
3. Bagaimana mekanisme kerja asam amino dalam darah?
4. Bagaimana reaksi metabolisme asam amino?
5. Bagaimana pembentukan asetil koenzim A?
6. Apa yang dimaksud dengan siklus urea?
7. Apa yang dimaksud dengan biosintesis protein?
8. Apa penyakit yang ditimbulkan akibat gangguan metabolism protein?

Makalah Metabolisme Protein Page 2


BAB II
PEMBAHASAN

A. Metabolisme Protein
Sekitar 75% dari unsur padat dalam tubuh adalah protein. Semua protein
terdiri dari 20 asam amino yang sama, dan beberapa diantaranya harus
dikonsumsi dalam makanan karena mereka tidak dapat dibentuk secara
endogen (asam amino esensial). Protein diet harus dicerna menjadi asam
amino dan di- dan tripeptida sebelum dapat diabsorpsi. Proses dimulai di
lambung ketika pepsinogen diubah menjadi pepsin pada pH asam. Proses
berlanjut di usus halus dimana pankreas mensekresi tripsin, kemotripsin dan
karboksipeptida. Protease gaster dan pankreas ini menghirolisis protein
menjadi peptida rantai sedang dan kecil. Peptidase di batas usus halus
menghidrolisis peptida rantai sedang dan kecil ini menjadi asam amino dan di-
dan tripeptida bebas. Produk akhir pencernaan ini, terbentuk pada permukaan
enterosit, siap diabsorpsi oleh transporter asam amino natrium-dependen.
Bahkan protein yang paling kecil mengandung lebih dari 20 asam amino
yang terhubung ke rantai peptida, sedangkan kompleks protein memiliki
hingga 100,000 asam amino. Sebagai tambahan, lebih dari satu rantai asam
amino dalam protein dapat terikat ke rantai asam amino lainnya melalui ikatan
hidrogen, ikatan hidrofobik, atau gaya elektrostatik.
Asam amino adalah asam yang cukup kuat dan ada dalam darah terutama
dalam bentuk terionisasi. Setelah makan, konsentrasi asam amino dalam darah
meningkat hanya beberapa miligram, menunjukkan pengambilan jaringan
yang sangat cepat, terutama oleh hati. Masuknya asam amino ke dalam sel
memerlukan mekanisme transpor aktif karena zat ini terlalu besar untuk lewat
secara difusi atau melalui kanal di membran sel. Pada tubulus ginjal
proksimal, asam amino yang masuk ke filtrat glomerular ditranspor aktif
kembali ke dalam darah. Mekanisme transpor ini memiliki nilai maksimal
diatas dimana asam amino muncul di urin. Namun, pada orang normal,

Makalah Metabolisme Protein Page 3


kehilangan asam amino melalui urin setiap hari tidak ada artinya. Kegagalan
mentranspor asam amino ke dalam darah mengindikasikan penyakit ginjal.
1. Pengertian Metabolisme
Metabolisme adalah semua reaksi kimia yang terjadi di
dalam organisme, termasuk yang terjadi di tingkat selular. Secara umum,
metabolisme memiliki dua arah lintasan reaksi kimia organik, katabolisme,
yaitu reaksi yang mengurai molekul senyawa organik untuk
mendapatkan energi anabolisme, yaitu reaksi yang merangkai senyawa
organik dari molekul-molekul tertentu, untuk diserap oleh sel tubuh.
Kedua arah lintasan metabolisme diperlukan setiap organisme untuk dapat
bertahan hidup. Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu senyawa
yang disebut sebagai hormon, dan dipercepat (dikatalisis) oleh enzim.
Pada senyawa organik, penentu arah reaksi kimia disebut promoter dan
penentu percepatan reaksi kimia disebut katalis.
Pada setiap arah metabolisme, reaksi kimiawi melibatkan
sejumlah substrat yang bereaksi dengan dikatalisis enzim pada jenjang-
jenjang reaksi guna menghasilkan senyawa intermediat, yang merupakan
substrat pada jenjang reaksi berikutnya. Keseluruhan pereaksi kimia yang
terlibat pada suatu jenjang reaksi disebut metabolom. Semua ini dipelajari
pada suatu cabang ilmu biologi yang disebut metabolomika.

2. Pengertian Protein
Kata protein berasal dari bahasa Yunani proteios yang berarti "barisan
pertama". Kata yang diciptakan oleh Jons J. Barzelius pada tahun 1938
untuk menekankan pentingnya golongan ini. Struktur protein merupakan
sebuah struktur biomolekuler dari suatu molekul protein. Setiap protein,
khususnya polipeptida merupakan suatu polimer yang merupakan urutan
yang terbentuk dari berbagai asam L-α-amino (urutan ini juga disebut
sebagai residu). Perjanjiannya, suatu rantai yang panjangnya kurang dari
40 residu disebut sebagai polipeptida, bukan sebagai protein.
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian
terbesar tubuh sesudah air. Semua enzim, berbagai hormon, pengangkut

Makalah Metabolisme Protein Page 4


zat-zat gizi dan darah adalah protein. Protein (asal kata protos dari bahasa
Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa
organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer - monomer asam amino yang
dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein
mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang
kala sulfur sertafosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi
semua sel makhluk hidup dan virus.
Protein memegang peranan penting dalam hampir semua proses
biologi. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel
hewan atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita,
maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama
dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Untuk dapat melakukan
fungsi biologis, protein melipat ke dalam satu atau lebih konformasi
spasial yang spesifik, didorong oleh sejumlah interaksi non-kovalen
seperti ikatan hidrogen, interaksi ionik, gaya van der Waals dan sistem
kemasan hidrofobik. Struktur tiga dimensi perotein sangat diperlukan
untuk memahami fungsi protein pada tingkat molekul.
Struktur protein bervariasi dalam hal ukuran, dari puluhan hingga
ribuan residu. Protein diklasifikasikan berdasarkan ukuran fisik mereka
sebagai nanopartikel (1-100 nm). Sebuah protein dapat mengalami
perubahan struktural reversibel dalam menjalankan fungsi biologisnya.
Struktur alternatif proteinyang sama disebut sebagai konformasi.
Tumbuhan membentuk protein dari CO2, H2O, dan senyawa nitrogen.
Hewan yang makan tumbuhan merubah protein nabati menjadi protein
hewani. Di samping digunakan untuk pembentukan sel-sel tubuh. Protein
juga digunakan sebagai sumber energi apabila tubuh kita kekurangan
karbohidrat dan lemak. Komposisi rata-rata unsur kimia yang terdapat
dalam protein ialah sebagai berikut: karbon 50%, hidrogen 7%, oksigen
23%, nitrogen 16%, belerang 0,3%, dan fosfor 0,3%. Asam amino
merupakan unit dasar struktur protein. Suatu asam amino- α terdiri dari
gugus amino, gugus karboksil, atom H dan gugus R tertentu yang

Makalah Metabolisme Protein Page 5


semuanya terikat pada atom karbon α . Atom karbon ini disebut α karena
bersebelahan dengan gugus karboksil (asam). Gugus R menyatakan rantai
samping.
Larutan asam amino pada pH netral terutama merupakan ion dipolar
(zwitterion), bukan molekul tak terionisasi. Dalam bentuk dipolar, gugus
amino berada dalam bentuk proton NH3 + dan gugus karboksil dalam
bentuk terdisosiasi COO- . Status ionisasi suatu asam amino bervariasi
tergantung pada pH. Dalam larutan asam (misalnya pH 11), gugus
karboksil dalam bentuk tak terionisasi COOH dan gugus amino dalam
bentuk terionisasi NH3 + . Dalam larutan alkali (misalnya pH 1) gugus
karboksil dalam bentuk terionisasi COOdan gugus amino dalam bentuk
tak terionisasi (NH2). Glisin mempunyi pK gugus karboksil sebesar 2,3
dan Pk gugus amino sebesar 9,6. Jadi, titik tengah ionisasi pertama adalah
pada pH 2,3 dan untuk ionisasi kedua pada pH 9,6.
Susunan tetrahedral dari empat gugus yang berbeda terhadap atom
karbon α menyebabkan asam amino mempunyai aktivitas optik. Dua
bentuk bayangan cermin disebut isomer L dan isomer D. Protein hanya
terdiri dari asam amino L, sehingga tanda isomer optik dapat diabaikan
saja dan dalampembahasan protein selanjutnya asam amino yang
dimaksud ialah isomer L, kecuali bila ada penjelasan.
Umumnya pada protein ditemukan 20 jenis rantai samping yang
bervariasi dalam ukuran, bentuk muatan, kapasitas pengikatan hidrogen
dan reaktivitas kimia. Susunan protein pada semua spesies mulai dari
bakteri sampai manusia dibentuk dari 20 asam amino yang sama dan tidak
pernah berubah selama evolusi. Keanekaragaman fungsi yang diperantarai
oleh protein dimungkinkan oleh keragaman susunan yang dibuat dari 20
jenis asam amino ini sebagai unsur pembangun.
Asam amino yang paling sederhana ialah glisin, yang hanya
mempunyai satu atom hidrogen sebagai rantai samping. Asam amino
berikut adalah alamin, dengan gugus metil sebagai rantai samping. Rantai
samping hidrokarbon yang lebih besar (tiga dan empat karbon) ditemukan
pada valin, leusin dan isoleusin. Rantai samping alifatik yang lebih besar

Makalah Metabolisme Protein Page 6


ini bersifat hidrofobik, menolak air dan cenderung membentuk kelompok.
Sebagaimana akan dibahas kemudian, struktur tiga dimensi protein yang
larut dalam air akan menjadi stabil oleh rantai samping hidrofobik yang
berkelompok untuk menghindari kontak dengan air. Perbedaan ukuran dan
bentuk rantai samping hidrokarbon ini memungkinkan protein untuk
membentuk struktur yang ringkas dan kompak.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis
protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti
misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein
terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali
dalam bentukhormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan
juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein
berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu
membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa,
selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun
utama makhluk hidup. Selain itu, protein merrwupakan salah
satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Biosintesis
protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang
dibawa DNA ditranskripsimenjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan
bagi translasi yang dilakukan ribosom. Sampai tahap ini, protein masih
"mentah", hanya tersusun dari asam amino proteinogenik. Melalui
mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein yang memiliki fungsi
penuh secara biologi.

3. Metabolisme Protein
Protein yang terdapat dalam makanan kita dicernakan dalam lambung
dan usus menjadi asam-asam amino, yang diabsorpsi dan dibawa oleh
darah ke hati. Sebagian asam amino diambil oleh hati, sebgaian lagi
diedarkan ke dalam jaringan-jaringan luar hati. Protein dalam sel-sel tubuh
dibentuk dari asam amino. Bila ada kelebihan asam amino dari jumlah
yang digunakan untuk biosintesis protei, kelebihan asam amino akan

Makalah Metabolisme Protein Page 7


diubah menjadi asam keto yang dapat masuk ke dalam siklus asam sitrat
atau diubah menjadi urea. Hati merupakan organ tubuh di mana terjadi
reaksi katabolisme maupun anabolisme.
Asam amino yang dibuat dalam hati, maupun yang dihasilkan dari
proses katabolisme protein dalam hati, dibawa oleh darah ke dalam
jaringan untuk digunakan. Proses anabolic maupun katabolic juga terjadi
dalam jaringan di luar hati. Asam amino yang terdapat dalam darah berasal
dari tiga sumber, yaitu absorpsimelalui dinding usus, hasil penguraian
protein dalam sel dan hasil sintesis asam amino dalam sel.Banyaknya asam
amino dalam darah tergantung dari keseimbangan antara pembentukan
asam amino dan penggunaannnya. Hati berfungsi sebagai pengatur
konsentrasi asam amino dalam darah.

4. Penyimpanan Asam Amino


Segera setelah masuk ke dalam sel, asam amino dikonjugasi dibawah
pengaruh enzim intraseluler menjadi protein intraseluler. Hasilnya,
konsentrasi asam amino di dalam sel tetap rendah. Konsentrasi asam
amino di dalam sel rendah karena sel menggunakannya sebagai substrat
untuk membentuk protein di dalam hati, ginjal, dan mukosa
gastrointestinal. Namun, protein ini dapat dengan cepat diuraikan kembali
menjadi asam amino di bawah pengaruh enzim digestif liposomal
intraseluler. Asam amino yang dihasilkan lalu ditranspor keluar dari sel ke
dalam darah untuk mempertahankan konsentrasi asam amino plasma yang
optimal. Jaringan dapat mensintesis protein baru dari asam amino dalam
darah. Respon ini terutama terlihat pada sintesis protein pada sel kanker.
Sel kanker adalah pengguna asam amino yang paling produktif, dan,
secara bersamaan, jaringan lain menjadi kekurangan protein,
mengakibatkan kakheksia.

Makalah Metabolisme Protein Page 8


5. Protein Plasma
Protein plasma terdiri dari :
a. albumin, yang memberikan tekanan osmotik koloid;
b. globulin, yang penting untuk imunitas bawaan dan didapat; dan
c. fibrinogen, yang berpolimerisasi menjadi anyaman fibrin panjang
pada koagulasi darah.
Intinya, semua albumin dan fibrinogen plasma dan 60% sampai
80% globulin dibentuk di hati. Globulin tambahan dibentuk di jaringan
limfoid dan sel lain pada sistem retikuloendotelial. Laju pembentukan
protein plasma oleh hati dapat sangat meningkat pada beberapa kondisi,
seperti luka bakar berat, dimana terjadi kehilangan cairan dan protein
dalam jumlah besar. Laju sintesis protein di hepar bergantung pada
konsentrasi asam amino dalam darah. Bahkan pada saat lapar atau
penyakit yang parah, rasio total protein jaringan terhadap total protein
plasma dalam tubuh tetap relatif konstan yaitu 33:1. Karena keseimbangan
reversibel antara protein plasma dan protein lainnya dalam tubuh, salah
satu terapi yang paling efektif untuk defisiensi protein akut adalah
pemberian protein plasma intravena. Dalam beberapa jam, asam amino
dari protein yang diberikan akan terdistribusi ke seluruh sel dalam tubuh
untuk membentuk protein dimana mereka dibutuhkan.

6. Albumin
Albumin adalah protein plasma yang paling banyak dan terutama
bertanggung jawab untuk mempertahankan tekanan osmotik plasma.
Sebagai tambahan, albumin juga penting sebagai transporter zat yang
terikat plasma, termasuk obat eksogen. Sintesis harian albumin sekitar 10 g
dan waktu paruh dari protein ini dapat mencapai 22 hari. Sehingga,
konsentrasi albumin serum dapat tidak terlihat berkurang pada stadium
awal dari gagal hepar akut. Namun, dalam beberapa jam dari onset
penyakit kritis atau cedera, kadar albumin berkurang hingga 33% karena
perubahan distribusi antara kompartemen intravaskuler dan ekstravaskuler
serta laju sintesis dan degradasi protein. Meskipun fakta menunjukkan

Makalah Metabolisme Protein Page 9


bahwa albumin serum yang rendah merupakan faktor prognostik yang
buruk pada penyakit kritis, suplementasi tidak tampak memperbaiki
prognosis.

7. Faktor Koagulasi
Hepatosit mensintesis semua faktor koagulasi kecuali faktor von
Willebrand dan faktor VIIIC. Koagulasi dapat terganggu dengan cepat
oleh gagal hati akut, mencerminkan pendeknya waktu paruh plasma dari
banyak komponen yang penting (faktor VII 100 sampai 300 menit).
Vitamin K (pengambilan bergantung pada garam empedu) diperlukan
untuk modifikasi beberapa faktor pembekuan (prothrombin, antithrombin,
protein S dan protein C) dan dapat berkurang pada keadaan malabsorptif
dan malnutrisi.

8. Penggunaan Protein untuk Energi


Setelah sel mengandung asam amino dalam jumlah maksimal, asam
amino yang lain akan mengalami deaminasi (deaminasi oksidatif) menjadi
asam keto yang dapat masuk ke dalam siklus asam sitrat untuk menjadi
ATP atau asam keto akan dilepaskan ke aliran darah, diambil oleh
adiposit, dan diubah lalu disimpan sebagai lemak. Ammonia yang
dihasilkan dari deaminasi diubah menjadi urea di hati untuk diekskresikan
oleh ginjal. Gagal hati akut bermanifestasi dengan adanya akumulasi
amonia dalam konsentrasi yang berbahaya. Beberapa Asam amino yang
dideaminasi mirip dengan produk pemecahan yang dihasilkan oleh
metabolisme glukosa dan asam lemak. Sebagai contoh, alanin yang
terdeaminasi adalah asam piruvat, yang dapat diubah menjadi glukosa atau
glikogen, atau dapat menjadi asetil-CoA, yang dipolimerisasi menjadi
asam lemak.
Konversi asam amino menjadi glukosa atau glikogen disebut
glukoneogenesis, dan konversi asam amino menjadi asam lemak disebut
ketogenesis. Pada keadaan kurangnya asupan protein, sekitar 20 g sampai
30 g protein endogen didegradasi menjadi asam amino setiap harinya.

Makalah Metabolisme Protein Page 10


Pada keadaan lapar berat, fungsi seluler menurun karena kurangnya
protein. Karbohidrat dan lemak akan lebih dulu digunakan dibanding
protein sampai derajat tertentu, karena mereka lebih diutamakan untuk
digunakan sebagai energi dibanding protein. Hormon pertumbuhan dan
insulin meningkatkan laju sintesis protein seluler, diduga karena
memfasilitasi transfer asam amino ke dalam sel. Glukokortikoid
meningkatkan laju pemecahan protein ekstrahepatik, sehingga
menghasilkan peningkatan asam amino yang tersedia bagi hati. Ini
memungkinkan hati untuk mensintesis protein seluler dan protein plasma
dalam jumlah besar. Testosteron meningkatkan deposisi protein di
jaringan, terutama protein kontraktil dari otot skeletal.

B. Pencernaan Protein
Sebagian besar nitogen dalam makanan dikonsumsi dalam bentuk
protein, biasanya berjumlah dari 70-100 g/hari. Protein biasanya terlalu besar
untuk di absorpsi di usus halus. Kecuali pada neonatus yang dapat mengambil
antibodi ibu didalam air susu ibu. Karena itu, protein harus dihidrolisis untuk
menghasilkan di- dan tripeptidase demikian juga kandungan asam amino yang
dapat diserap. Enzim proteolitik yang berperan dalam mendegradasi protein
dihasilkan oleh 3 organ berbeda: lambung, pankreas, dan usus halus.
1. Pencernaan protein oleh sekresi lambung
Pencernaan protein dimulai di lambung, yang mensekresi getah. Larutan-
larutan unik yang mengandung asam hidroklorat dan
ekoenzim,pepsinogen.
a. Asam Hidroklorat: asam terlalu cair (pHnya 2 sampai 3) untuk
menghidrolisis protein. Fungsi asam selain untuk membunuh bakteri
dan mendenaturasi protein, juga membuat bakteri menjadi lebih rentan
terhadap hidrolisis berikutnya oleh protease.
b. Pepsin : asam endopeptidase yang stabil ini disekresi oleh sel serosa
lambung dalam bentuk zimogen yang tidak aktif (proenzim),
pepsinogen. Secara umum zimogen mengandung asam amino
tambahan didalam rangkaiannya, yang mencegah katalisasi zat ini

Makalah Metabolisme Protein Page 11


secara aktif. Pepsinogen diaktifkan menjadi pepsin. Baik oleh HCl atau
secara autokatalik oleh molekul pepsin lain yang sebelumnya telah
diaktivasi.

2. Pencernaan Protein oleh enzim Pankreas


Ketika memasuki usus halus, polipeptida besar yang dihasilkan di lambung
melalui kerja pepsin selanjutnya akan dipecah menjadi oligopeptida dan
asam amino oleh sekelompok protease pankreas yang meliputi
endopeptidase (pemecahan disebelah dalam), maupun eksopeptidase
(pemotongan pada ujung).
a. Spesifisitas : setiap enzim ini memiliki spesifisitas yang berbeda untuk
gugus R asam amino yang berdekatan dengan ikatan peptida yang
rentan. Misalnya tripsin hanya terurai jika gugus karbonil ikatan
peptida didapatkan dari ariginin dan lisin. Enzim ini seperti pepsin
yang telah dijelaskan diatas,disintesis dan disekresi sebagai zimogen
yang tidak aktif.
b. Pelepasan zimogen: pelepasan dan aktivasi zimogen pankreas
diperantai oleh sekresi oleh kolesistokinin dan sekretin. Dua hormon
polipeptida saluran cerna.
c. Pengaktifan zimogen: Entiropeptidase enzim yang disintesis dan
ditemukan dimembran brush border permukaan lumen sel mukosa usus
halus mengubah zimogen tripsinogen pankresan menjadi tripsin
dengan cara membuang heksapeptida dari ujung-N tripsinogen. Tripsin
selanjutnya mengubah molekul tripsinogen lainnya menjadi tripsin
dengan memecah ikatan peptida yang spesifik di zimogen dalam
jumlah terbatas.

3. Fiksasi Nitrogen
Fiksasi nitrogen adalah proses molekul nitrogen (N2) di udara diubah
menjadi amonia (NH3) atau senyawa nitrogen yang terkait dalamtanah
atau sistem akuatik.5 Nitrogen atmosfer adalah dinitrogen molekuler ,
molekul yang relatif tidak reaktif secara metabolik tidak berguna bagi

Makalah Metabolisme Protein Page 12


semua kecuali beberapa mikroorganisme. Fiksasi nitrogen biologis atau
diazotrofi adalah proses penting yang dimediasi secara yang mengubah gas
di nitrogen (N2) menjadi amonia (NH 3) menggunakan kompleks protein
nitrogenase (Nif).
Fiksasi nitrogen penting untuk kehidupan karena senyawa nitrogen
anorganik tetap diperlukan untuk biosintesis semua senyawa organik yang
mengandung nitrogen seperti asam amino dan protein, nukleosida trifosfat
dan asam nukleat. Sebagai bagian dari siklus nitogen, ini penting untuk
pertanian dan pembuatan pupuk. Ini juga, tidak secara langsung, relevan
dengan pembuatan semua senyawa kimia nitrogen, yang mencakup
beberapa bahan peledak, obat-obatan, dan pewarna. Fiksasi nitrogen
dilakukan secara alami di dalam tanah oleh mikroorganisme yang disebut
diazotrof yang termasuk bakteri seperti Azotobacter dan archaea. Beberapa
bakteri pengikat nitrogen memiliki hubungan simbiosis dengan kelompok
tumbuhan terrutama legum. Hubungan non-simbiosis yang lebih longgar
antara diazotrof dan tanaman sering disebut sebagai asosiatif, seperti yang
terlihat pada fiksasi nitrogen pada akar padi. Fiksasi nitrogen terjadi antara
beberapa rayap dan jamur. Itu terjadi secara alami di udara melalui NO
produksi dengan petir.

4. Siklus Urea
a. Reaksi didalam Siklus
1) Pembentukan Karbamoil fosfat
2) Pembentukan Sitrulin
3) Sintesis arginosuksinat
4) Pemecahan arginosuksinat
5) Pemecahan arginin menjadi ornitin dan urea
6) Nasib urea
b. Pengaturan siklus urea
N-Asetilglutamat (NAG) merupakan aktivator yang penting untuk
karbomoil fosfat sintease I (CPS I) tahapan yang membatasi laju siklus
urea. N-Asetil glutamat disintesis dari asetil KoA dan glutamat oleh N-

Makalah Metabolisme Protein Page 13


Asetilglutamat sintase dalam reaksi dengan arginin sebagai
aktivatornya. Siklus tersebut juga diatur oleh ketersediaan substrat
(pengatur jangka panjang-pendek) dan induksi enzim (jangka-
panjang).

5. Pembentukan Amonia
Amonia dihasilkan oleh semua jaringan selama metabolisme berbagai
senyawa da terutamadibuang melalui pembentukan urea dihati. Walaupun
demikian, kadar amonia didalam darah harus dipertahankan sangat rendah,
karena konsentrasi yang meningkat sedikit saja (hiperamonemia) bersifat
toksik terhadap sistem saraf pusat. Karena itu, harus terdapat mekanisme
metabolisme untuk membuang nitrogen dari jaringan perifer ke hati untuk
kemudian dibuang sebagai urea, sementara pada waktu bersamaan kadar
amonia yang terdapat disirkulasi harus tetap rendah.
a. Sumber ammonia
Asam amino secara kuantitatif merupakan sumber amonia yang
terpenting, karena sebagian besar makanan mengandung banyak
protein dan menyebabkan kelebihan asam amino yang akan menuju ke
hati dan mengalami transdeaminasi: suatu reaksi gabungan
aminotransferase dan glutamat dehidrogenase yang menghasilkan
amonia. Meskipun demikian, sejumlah amonia dapat juga diperoleh
dari sumber lainnya.
b. P engangkutan Amonia di dalam sirkulasi
Meskipun amonia secara konstan dihasilkan dijaringan, kadarnya
didalam darah sangat rendah. Hal ini terjadi karena pembuangan
amonia darah sangat cepat oleh hati, pada kenyataannya sebagian besar
jaringan terutama otot akan melepaskan nitrogen asam amino dalam
bentuk glutamin atau alanin, dan bukan sebagai amonia bebas.
1) Urea
2) Glutamin

Makalah Metabolisme Protein Page 14


c. Kerusakan Genetik Pada Siklus Urea
1) Hiperamonemia
Kemampuan siklus urea dihati melebihi laju normal pembentukan
urea dan kadar amonia didalam serum normalnya rendah (5-35
mikromol). Namun bila fungsi hati terganggu, baik akibat defek
genetik siklus urea ataupun karena penyakit hati, kadarnya didalam
darah dapat meningkat hingga diatas 1000 mikromol.
Hiperamonemia seperti ini merupakan kedaruratan medis karena
amonia memiliki efek toksik yang langsung terhadap sistem saraf
pusat. Dua jenis hiperamonemia yang utama adalah:
a. Hiperamonemia didapat
Penyakit hati merupakan penyebab hiperamonemia yang paling
sering pada orang dewasa. Hal ini mungkin terjadi akibat proses
yang akut, misalnya hepatitis virus, iskemia, atau hepototoksin
seperti alkohol. Sirosis hati yang disebabkan oleh alkohol,
hepatitis atau penyumbatan saluran empedu dapat menyebabkan
pembentukan sirkulasi kolateral di sekitar hati. Akibatnya darah
porta akan dipintas langsung ke sirkulasi sistemik dan tidak
memiliki akses untuk masuk ke dalam hati. Karena itu,
detoksifikasi amonia menjadi sangat terhambat yang akan
menimbulkan peningkatan kadar amonia yang bersirkulasi.
b. Hiperamonemia kongenital
Defiensi genetik pada masingmasing kelima enzim dalam siklus
urea telah dijelaskan dengan keseluruhan prevalensinya yang
diperkirakan mencapai 1 dari 25000 kelahiran hidup. Defiensi
ornitin transkarbamoilase yang terkait kromosom X,merupakan
kerusakan yang paling sering ditemukan terutama pada lakilaki
walaupun pembawa wanita juga dapat terkena secara klinis.
Semua gangguan siklus urea lainnya mengikuti pola yang
diturunkan secara autosomalresesif. Secara historis, defek siklus
urea memiliki angka morbiditas (manifestasi neurologik) dan
mortalitas yang tinggi.Penatalaksanaannya meliputi pembatasan

Makalah Metabolisme Protein Page 15


protein dalam makanan dan memberikan senyawa yang
berikatan secara kovalen dengan asam amino, sehingga
menghasilkan molekul yang mengandung nitrogen,yang akan
diekskresikan kedalam urine. Misalnya, fenilbutirat yang
diberikan per oral akan diubah menjadi fenilasetat. Senyawa ini
akan berkondensasi dengan glutamin untuk membentuk
fenilasetilglutamin, yang akan diekskresikan.

C. Pengurai Protein dalam Darah


Asam amino yang dibuat dalam hati, maupun yang dihasilkan dari proses
katabolisme protein dalam hati, dibawa oleh darah kedalam jaringan untuk
digunakan.proses anabolik maupun katabolik juga terjadi dalam jaringan
diluar hati.asam amino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber,
yaitu absorbsi melalui dinding usus, hasil penguraian protein dalam sel dan
hasil sintesis asam amino dalam sel. Banyaknya asam amino dalam darah
tergantung keseimbangan antara pembentukan asam amino dan
penggunaannya. Hati berfungsi sebagai pengatur konsentrasi asam amino
dalam darah.
Dalam tubuh kita, protein mengalami perubahan – perubahan tertentu
dengan kecepatan yang berbeda untuk tiap protein. Protein dalam dara, hati
dan organ tubuh lain mempunyai waktu paruh antara 2,5 sampai 10
hari. Protein yang terdapat pada jaringan otot mempunyai waktu paruh 120
hari. Rata-rata tiap hari 1,2 gram protein per  kilogram berat badan diubah
menjadi senyawa lain. Ada tiga kemungkinan mekanisme perubahan protein,
yaitu :
1. Sel-sel mati, lalu komponennya mengalami proses penguraian atau
katabolisme dan dibentuk sel – sel baru.
2. Masing-masing protein mengalami proses penguraian dan terjadi
sintesis protein baru, tanpa ada sel yang mati.
3. Protein dikeluarkan dari dalam sel diganti dengan sintesis protein
baru.

Makalah Metabolisme Protein Page 16


Protein dalam makanan diperlukan untuk menyediakan asam amino yang
akan digunakan untuk memproduksi senyawa nitrogen yang lain, untuk
mengganti protein dalam jaringan yang mengalami proses penguraian dan
untuk mengganti nitrogen yang telah dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk
urea. Ada beberapa asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh, tetapi tidak
dapat diproduksi oleh tubuh dalam jumlah yang memadai. Oleh karena itu
asam amino tersebut,yang dinamakan asam essensial yang dibutuhkan oleh
manusia.
Kebutuhan akan asam amino esensial tersebut bagi anak-anak relatiflebih
besar daripada orang dewasa. Kebutuhan protein yang disarankan ialah 1
sampai 1,5 gram per kilogram berat badan per hari.

D. Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme Protein


Salah satu gangguan metabolisme protein dijelaskan dengan
ditemukannya penyakit yang terjadi karena kekurangan protein. Kekurangan
protein hampir selalu disertai dengan kekurangan energi. Penyakit yang terjadi
karena kekurangan energi dan protein biasa dikenal dengan KEP. Ketika
seorang anak mengalami penyakit KEP maka akan muncul gejala-gejala
marasmus dan kwashiorkor.
Pada penderita marasmus, pertumbuhan terganggu, tubuh sangat kurus,
adanya pembesaran hati, kulit tampak keriput, mudah terkena diare, infeksi
saluran pernafasan dan batuk rejan.
Pada penderita kwashiorkor, ciri-ciri yang terjadi adalah adanya
gangguan pertumbuhan pada berat badan, lemah, kurus, apatis (tidak peduli
terhadap lingkungan), kulit tampak kering, moonface, anoreksia, pembesaran
hati serta anemia.

Makalah Metabolisme Protein Page 17


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pencernaan protein menghasilkan asam amino.sebagian besar asam amino
digunakan untuk pembangunan protein tubuh. Bila ada kelebihan atau bila
tidak tersedia cukup karbohidrat dan lemak untuk kebutuhan energi, sebagian
asam amino dipecah melalui jalur yang sama dengan glukosa untuk
menghasilkan energi. Asam amino lain langsung memasuki siklus TCA untuk
menghasilkan energy.

B. Saran
Protein dalam jumlah yang berlebihan dapat diubah menjadi lemak
tubuh dan menyebabkan kegemukkan. Oleh karena itu kita harus pandai-

pandai dalam mengatur asupan zat gizi agar seimbang. Untuk mengeluarkan
ureum memerlukan air agar dapat berada dalam keadaan larut dalam air. Oleh
karena itu, seorang yang banyak makan protein harus minum lebih banyak.

Makalah Metabolisme Protein Page 18


DAFTAR PUSTAKA

Ezekia, Kevin. 2017. Metabolisme. FK UNUD/RSUP SANGLAH


http://biodaman.blogspot.com/2017/12/makalah-metabolisme-protein.html
Oktavianti, Nurma. 2021. Modul Biokimia Materi Metabolisme Protein,
Asam Amino Dan Genetik Pendidikan Biologi. Universitas Islam Raden Intan
Lampung
https://docplayer.info/73059462-Makalah-biologi-metabolisme-protein.html
http://eprints.umm.ac.id/24293/2/jiptummpp-gdl-mulyasujat-32688-2-babi.pdf

Anda mungkin juga menyukai