0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
854 tayangan13 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang tradisi oyog, yaitu tradisi pijatan yang dilakukan oleh dukun bayi pada ibu hamil di Cirebon, Jawa Barat. Tradisi ini bertujuan untuk membenarkan posisi janin dan diyakini memberikan manfaat kesehatan dan kenyamanan bagi ibu hamil.
Dokumen tersebut membahas tentang tradisi oyog, yaitu tradisi pijatan yang dilakukan oleh dukun bayi pada ibu hamil di Cirebon, Jawa Barat. Tradisi ini bertujuan untuk membenarkan posisi janin dan diyakini memberikan manfaat kesehatan dan kenyamanan bagi ibu hamil.
Dokumen tersebut membahas tentang tradisi oyog, yaitu tradisi pijatan yang dilakukan oleh dukun bayi pada ibu hamil di Cirebon, Jawa Barat. Tradisi ini bertujuan untuk membenarkan posisi janin dan diyakini memberikan manfaat kesehatan dan kenyamanan bagi ibu hamil.
PROFIL BUDAYA “TRADISI OYOG” Indonesia merupakan Negara yang kaya akan Kearifan lokal, termasuk yang bermanfaat untuk ibu hamil. Salah satunya tradisi oyog yaitu menggoyang-goyangkan perut ibu hamil. Tradisi ini merupakan budaya dari Cirebon, Jawa Barat. Tradisi oyog ini lebih tepatnya merupakan budaya yang masih sangat dipercayai oleh etnis Jawa di Desa Dukuh Widara, Kecamatan Pabedilan, Kabupaten Cirebon,Jawa Barat. Peneliti dari Kementerian Kesehatan menemukan, oyog ternyata berkaitan dengan berbagai teori di dunia kesehatan. Salah satunya teori Leopold, yang terdiri atas empat tindakan yang masing-masing dilakukan untuk mengetahui kedudukan bagian tubuh janin dalam uterus ataurahim. Menurut persepsi masyarakat setempat, tradisi oyog ini bermanfaat untuk mengurangi berbagai keluhan pada kehamilan, memberikan keyakinan bahwa persalinan akan lancar, serta memberikan kenyamanan dan rasa tenang. Your Logo or Name Here Dalam Bahasa Jawa, dikenal kata ‘oyog’ atau ‘oyag’ yang berarti goyangan atau bergerak-gerak. Istilah oyog mengacu pada pijat yang dilakukan oleh dukun bayi pada ibu hamil. oyog adalah pijatan pada perut ibu hamil yang dilakukan oleh dukun bayi dengan tujuan untuk membenarkan posisi janin.
Oyog dilakukan karena beberapa hal, seperti Oyog Karena
Ada Keluhan , Oyog untuk ‘menyiapkan jalan’ Bayi , Oyog untuk mempercepat proses kelahiran, Oyog Kehamilan Muda (3-6 bulan), dan Oyog Kehamilan Tua (7-9 bulan).
Gerakan oyog melibatkan pijatan di bagian perut
samping kiri dan kanan, di bagian atas, ke bawah dan usapan pada bagian tengah. Your Logo or Name Here Gerakannya biasanya pelan saja dan dilakukan berulang-ulang selama sekitar 15 menit. Sebelum melakukan oyog, dukun bayi biasanya akan meminta keluarga ibu hamil untuk menyiapkan minyak atau lotion guna mempermudah proses pemijatan.
Pada saat melakukan
tradisi ini tidak ada doa khusus. Dalam gerakan oyog melibatkan istilah: Doa yang diucapkan biasanya dikumpulke/ ditengahke, tergantung dari masing-masing diluruske/dilempengke, disengkak, dan doyog- dukun bayi. oyog. Dikumpulke/ditengahke (dikumpulkan/dibawa ketengah) adalah gerakan memijat pada pinggir perut sebelah kanan kiri, dengan arah pijatan ke arah tengah perut. Your Logo or Name Here Hubungan Tradisi Oyog Dengan Kesehatan 1. Tradisi oyog ini sebenarnya tidak membahayakan bagi ibu hamil karena budaya ini sebenarnya sama dengan teori Leopold yang sudah terbukti di dunia kesehatan.Teori Leopold ini terdiri dari empat tindakan yang masing-masing dilakukan untuk mengetahui kedudukan bagian tubuh janin dalam uters atau rahim yang notabennya tindakan-tindakan ini sama dengan yang ada di tradisi oyog . 2. Menurut Profesor Riset dari Balitbangkes , Lestari Handayani tradisi oyog ini memberikan dampak psikologis yang positif bagi ibu, karena memang dalam prosesnya (proses pemijatan) sang ibu dan sang dukun banyak melakukan interaksi secara hangat dan mendalam karena sosok yang tak asing dari sang dukun (tetangga ataupun orang yang terkenal dan akrab dengan orang desanya) seperti yang tertara di buku (Yuhandini, Diyah Sri; dkk, 2014). 3. menurut warga atau masyarakat sekitar tradisi ini dipercaya dapat mengurangi beberapa keluhan pada masa kehamilan kemudian dapat memberikan keyakinan bahwa persalinan akan lancar serta memberikan kenyamanan danrasa tenang (Herman, 2014).
4. Namun kebanyakan tradisi ini dilakukan oleh dukun yang tidak
berpengalaman oleh karenanya diharapkan nantinya tradisi ini dilakukan modifikasi dengan tenaga kesehatan agar dilakukan dengan benar. 8 Leadership sebagai penyelesaian Dalam melakukan tradisi oyog ini masih banyak kemungkinan buruk yang akan terjadi seperti dilakukan oleh dukun yang tidak berpengalaman. Untuk mencegah hal tersebut maka dengan leadership akan mampu mengatasi masalah yang mungkin akan muncul.Yaitu dengan cara sebagai berikut :
1. Melakukan mitra atau kerjasama antara tenaga kesehatan dan dukun setempat
Keberadaan dukun yang belum memiliki pengalaman tentang kesehatan,
dikhawatirkan dapat membahayakan bayi dan ibunya. Oleh karena itu, perlu membangun kerjasama yang baik, antara dukun dan tenaga kesehatan setempat. Misalnya, dukun memberikan laporan tentang masalah yang terjadi pada ibu hamil, dukun wajib membawa ibu hamil tersebut ke pelayanan kesehatan atau tenaga kesehatan. Dukun akan diberikan reward yang sesuai, sehingga apabila ada kejadian lagi dukun dapat memberikan laporan kepada pelayanan kesehatan atau tenaga kesehatan. Hal tersebut akan sulit terlaksana jika tidak ada jiwa kepemimpinan, karena butuh kesabaran dalam menangani hal ini dan tidak boleh terburu-buru dalam memuuskan sesuatu atau hanya memikirkan sebelah pihak saja. Meningkatkan pendidikan 2 dimasyarakat setempat Kepercayaan masyarakat terhadap oyog tergantung pada tingkat pendidikan dan dekatnya akses pelayanan kesehatan. Rata-rata orang yang berpendidikan lebih tinggi akan berfikir rasional sedangkan orang yang masih berpendidikan rendah cenderung akan mengikuti budaya orang terdahulu secara turun-temurun atau hanya mengikuti anjuran orang terdekat seperti orang tua dan tetangga sekitar. Dengan leadership juga meningkatkan pendidikan dimasyarakat menjadi hal yang perlu diperhatikan dari segi ekonomi, bisa juga dari sosial. Seperti misalnya membuat program yang berkaitan dengan tradisi oyog dan hubunganya dengan kesehatan, untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat setempat dan juga bisa sedikit demi sedikit menanamkan pemikiran yang rasional pada masyarakat. Herman. (2014, Desember 29). Kemkes Kembangkan Riset Etnografi Kesehatan. Retrieved November 11, 2018, from Berita Satu: http://www.beritasatu.com Syarifah, F. (2014, Desember 30). Bidan Perlu `Dukun` Atasi Kematian Ibu dan Anak. Retrieved November 11, 2018, from Liputan6: http://m.liputan6.com Yuhandini, Diyah Sri; dkk. (2014). Goyangan Lembut Jemari Dukun Bayi Oyog Etnik Jawa - Kabupaten Cirebon. Surabaya: BALITBANGKES.