Anda di halaman 1dari 13

TRADISI Budaya Cirebon,

OYOG Jawa Barat.

Kelompok 5
Siti Nadiah Nurul F (152110101025)

Ovilia Puspitasari (172110101010)

Ferlian Primadini (172110101022)

Mella Septiana W. (172110101048)

Sheyla Ainun L. (172110101136)

Alfiatus Solikhah (172110101177)


PROFIL BUDAYA
“TRADISI OYOG”
Indonesia merupakan Negara yang kaya akan Kearifan lokal, termasuk yang
bermanfaat untuk ibu hamil.
Salah satunya tradisi oyog yaitu menggoyang-goyangkan perut ibu hamil.
Tradisi ini merupakan budaya dari Cirebon, Jawa Barat.
Tradisi oyog ini lebih tepatnya merupakan budaya yang masih sangat dipercayai
oleh etnis Jawa di Desa Dukuh Widara, Kecamatan Pabedilan, Kabupaten
Cirebon,Jawa Barat.
Peneliti dari Kementerian Kesehatan menemukan, oyog ternyata berkaitan
dengan berbagai teori di dunia kesehatan. Salah satunya teori Leopold, yang
terdiri atas empat tindakan yang masing-masing dilakukan untuk mengetahui
kedudukan bagian tubuh janin dalam uterus ataurahim.
Menurut persepsi masyarakat setempat, tradisi oyog ini bermanfaat untuk
mengurangi berbagai keluhan pada kehamilan, memberikan keyakinan bahwa
persalinan akan lancar, serta memberikan kenyamanan dan rasa tenang.
Your Logo or Name Here
Dalam Bahasa Jawa, dikenal kata ‘oyog’ atau ‘oyag’ yang
berarti goyangan atau bergerak-gerak. Istilah oyog
mengacu pada pijat yang dilakukan oleh dukun bayi pada
ibu hamil.
oyog adalah pijatan pada perut ibu hamil yang dilakukan
oleh dukun bayi dengan tujuan untuk membenarkan posisi
janin.

Oyog dilakukan karena beberapa hal, seperti Oyog Karena


Ada Keluhan , Oyog untuk ‘menyiapkan jalan’ Bayi , Oyog
untuk mempercepat proses kelahiran, Oyog Kehamilan
Muda (3-6 bulan), dan Oyog Kehamilan Tua (7-9 bulan).

Gerakan oyog melibatkan pijatan di bagian perut


samping kiri dan kanan, di bagian atas, ke bawah
dan usapan pada bagian tengah.
Your Logo or Name Here
Gerakannya biasanya
pelan saja dan dilakukan
berulang-ulang selama
sekitar 15 menit. Sebelum melakukan oyog, dukun
bayi biasanya akan meminta keluarga
ibu hamil untuk menyiapkan minyak
atau lotion guna mempermudah
proses pemijatan.

Pada saat melakukan


tradisi ini tidak ada doa khusus.
Dalam gerakan oyog melibatkan istilah: Doa yang diucapkan biasanya
dikumpulke/ ditengahke, tergantung dari masing-masing
diluruske/dilempengke, disengkak, dan doyog- dukun bayi.
oyog. Dikumpulke/ditengahke
(dikumpulkan/dibawa ketengah) adalah
gerakan memijat pada pinggir perut sebelah
kanan kiri, dengan arah pijatan ke arah tengah
perut. Your Logo or Name Here
Hubungan Tradisi Oyog
Dengan Kesehatan
1. Tradisi oyog ini sebenarnya tidak membahayakan bagi ibu hamil karena budaya
ini sebenarnya sama dengan teori Leopold yang sudah terbukti di dunia
kesehatan.Teori Leopold ini terdiri dari empat tindakan yang masing-masing
dilakukan untuk mengetahui kedudukan bagian tubuh janin dalam uters atau
rahim yang notabennya tindakan-tindakan ini sama dengan yang ada di tradisi
oyog .
2. Menurut Profesor Riset dari Balitbangkes , Lestari Handayani tradisi oyog ini memberikan
dampak psikologis yang positif bagi ibu, karena memang dalam prosesnya (proses
pemijatan) sang ibu dan sang dukun banyak melakukan interaksi secara hangat dan
mendalam karena sosok yang tak asing dari sang dukun (tetangga ataupun orang yang
terkenal dan akrab dengan orang desanya) seperti yang tertara di buku (Yuhandini, Diyah Sri;
dkk, 2014).
3. menurut warga atau masyarakat sekitar tradisi ini dipercaya dapat
mengurangi beberapa keluhan pada masa kehamilan kemudian dapat
memberikan keyakinan bahwa persalinan akan lancar serta memberikan
kenyamanan danrasa tenang (Herman, 2014).

4. Namun kebanyakan tradisi ini dilakukan oleh dukun yang tidak


berpengalaman oleh karenanya diharapkan nantinya tradisi ini
dilakukan modifikasi dengan tenaga kesehatan agar dilakukan
dengan benar.
8
Leadership sebagai
penyelesaian
Dalam melakukan tradisi oyog ini masih banyak kemungkinan buruk yang
akan terjadi seperti dilakukan oleh dukun yang tidak berpengalaman. Untuk
mencegah hal tersebut maka dengan leadership akan mampu mengatasi
masalah yang mungkin akan muncul.Yaitu dengan cara sebagai berikut :

1. Melakukan mitra atau kerjasama antara tenaga kesehatan dan dukun setempat

Keberadaan dukun yang belum memiliki pengalaman tentang kesehatan,


dikhawatirkan dapat membahayakan bayi dan ibunya. Oleh karena itu, perlu
membangun kerjasama yang baik, antara dukun dan tenaga kesehatan
setempat. Misalnya, dukun memberikan laporan tentang masalah yang
terjadi pada ibu hamil, dukun wajib membawa ibu hamil tersebut ke
pelayanan kesehatan atau tenaga kesehatan. Dukun akan diberikan reward
yang sesuai, sehingga apabila ada kejadian lagi dukun dapat memberikan
laporan kepada pelayanan kesehatan atau tenaga kesehatan. Hal tersebut
akan sulit terlaksana jika tidak ada jiwa kepemimpinan, karena butuh
kesabaran dalam menangani hal ini dan tidak boleh terburu-buru dalam
memuuskan sesuatu atau hanya memikirkan sebelah pihak saja.
Meningkatkan pendidikan
2 dimasyarakat setempat
Kepercayaan masyarakat terhadap oyog tergantung pada tingkat
pendidikan dan dekatnya akses pelayanan kesehatan. Rata-rata
orang yang berpendidikan lebih tinggi akan berfikir rasional
sedangkan orang yang masih berpendidikan rendah cenderung
akan mengikuti budaya orang terdahulu secara turun-temurun atau
hanya mengikuti anjuran orang terdekat seperti orang tua dan
tetangga sekitar. Dengan leadership juga meningkatkan pendidikan
dimasyarakat menjadi hal yang perlu diperhatikan dari segi
ekonomi, bisa juga dari sosial. Seperti misalnya membuat program
yang berkaitan dengan tradisi oyog dan hubunganya dengan
kesehatan, untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
setempat dan juga bisa sedikit demi sedikit menanamkan
pemikiran yang rasional pada masyarakat.
 Herman. (2014, Desember 29). Kemkes Kembangkan Riset Etnografi Kesehatan.
Retrieved November 11, 2018, from Berita Satu: http://www.beritasatu.com
 Syarifah, F. (2014, Desember 30). Bidan Perlu `Dukun` Atasi Kematian Ibu dan
Anak. Retrieved November 11, 2018, from Liputan6: http://m.liputan6.com
 Yuhandini, Diyah Sri; dkk. (2014). Goyangan Lembut Jemari Dukun Bayi Oyog
Etnik Jawa - Kabupaten Cirebon. Surabaya: BALITBANGKES.

Your Logo or Name Here


THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai