Anda di halaman 1dari 29

TUGAS KELOMPOK

TUGAS MATA KULIAH KONSEP KEBIDANAN


“MODEL PELAYANAN KEBIDANAN DI INDONESIA DAN LUAR
NEGERI”

Dosen Pembimbing:

Siti Mar’atus Sholikah, S.Pd., M.Kes

Oleh:

Kelompok 2

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN KELAS ALIH


JENJANG JURUSAN KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN
SURABAYA
TAHUN 2020
TUGAS KELOMPOK
TUGAS MATA KULIAH KONSEP KEBIDANAN
“MODEL PELAYANANKEBIDANAN DI INDONESIA DAN LUAR
NEGERI”

Dosen Pembimbing:

Siti Mar’atus Sholikah, S.Pd., M.Kes

Anggota Kelompok 2:

Mukti Ayu Sari Prasetya Winda Nur Musfiroh A


Galuh Puspita Dhianingratri Juliani Kusuma
Sela Aliyansi Meilita Aurora Ratih Indah A
Putri Alvina Dewi Fadli Khatus Sholikha
Aisyah Nur Rizkillah Qurrota Ayuni Diah R
Findy Aprianti Anggraini Firlia Azniar Rahma
Maulan Nur Hidayati Alfiyyah Hanny Rosita
Wiwik Hnadayani Ribka Sipayung
Tri Santika Manurung Ika Kusuma Putri Cahyasari
Lailatul Diana Fitriah Widya Rahma Ningrum
Tri Wahyuni Putri Rohmania Niasdiani
Rizky Maudi Fitriani Dyah Mu’alifyana
Mita Dwi Setiani Milla Octaviana
Dayu Lensa Kusuma Dewik Amelia Nur Kartika P
Faridah Perdana Putri Cahyaning Dianti Kartika D

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN KELAS ALIH


JENJANG JURUSAN KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN
SURABAYA
TAHUN 2020

ii
KATA PENGANTAR

Pujisyukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penyusun dapat

menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan tepat waktunya dengan judul

“Model Pelayanan Kebidanan Di Indonesia Dan Diluar Negeri”. Adapun tujuan

dari penyusunan makalah ini adalah sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas

Mata Kuliah Konsep Kebidanan Prodi Sarjana Terapa Kebidanan Kelas Alih

Jenjang Jurusan Kebidanan Politeknik Kementrian Kemenkes Surabaya.

Penulisan makalah ini didasarkan pada referensi yang ada baik dari buku

maupun sumber lainnya yang terkait, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa

telah mendapatkan banyak bantuan, bimbingan, dorongan, serta doa dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, tidak lupa penyusun menyampaikan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Dwi Purwanti, S.Kp, SST., M.Kes. selaku Ketua Program Studi D4

Kebidanan Soetomo

2. Ibu K. Kasiati, S.Pd., STr.Keb., M.Kes selaku Dosen Penanggung Jawab

Mata Kuliah Konsep Kebidanan

3. Ibu Siti Mar’atus Sholikhah, S.Pd., M.Kes selaku Dosen pembimbing

dalam pembuatan makalah ini

4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu – persatu.

Saya menyadari bahwa dalam pembuatan Makalah ini masih banyak

kekurangan dalam teknik penelitian, penyajian, maupun dalam tata penulisan.

iii
Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

guna sebagai koreksi untuk perbaikan membuat makalah yang lebih baik

kedepannya. Terimaksih.

Surabaya, 22 September 2020

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................ii

KATA PENGANTAR...................................................................................................iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

1.1 Latar Belakang .....................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3

2.1 Pengertian Konseptual Model...............................................................................3

2.2 Konseptual Model Asuhan Kebidanan ................................................................4

2.3 Komponen Model Konseptual dalam Asuhan Kebidanan di luar dan di

dalam negeri .........................................................................................................5

2.4 Midwifery Care....................................................................................................15

2.5 Midwifery Partnership.........................................................................................16

2.6 Paradigma Sehat..................................................................................................17

BAB III PENUTUP.......................................................................................................19

3.1 Kesimpulan ..........................................................................................................19

3.2 Saran ...................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................21

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asuhan dipertimbangkan dari konteks fisik, emosional, fisikologis,

spiritual, sosial, dan budaya. Yang akan mendorong mempertimbangkan

aspek individual dalam asuhan dan memahami bahwa aspek tersebut

terbentuk bagian dari individu yang sedang diberi asuhan.

Model ini menunjukan dimensi untuk asuhan maternitas yang efektif dan

masing-masing dimensi harus dipertimbangkan selama pengkajian,

perencanaan, implementasi, dan evaluasi aspek asuhan. Pemberian asuhan

yang berpusat pada ibu adalah salah satu pesan utama dari dokumen

kebijakan changing childbirth (departemen of healthy, 1993) yang

mengalihkan fokus asuhan maternitas dari memenuhi kebutuhan

mendengarkan dan merespon terhadap aspirasi ibu.

Model kebidanan ini dapat dijadikan tolak ukur bagi bidan dalam

memberikan pelayanan kebidanan pada klien sehingga akan terbina suatu

hubungan saling percaya dalam pelaksanaan asuhan kebidanan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian konseptual model?

2. Bagaimanakah konseptual model dalam asuhan kebidanan?

3. Apakah komponen model konseptual dalam asuhan kebidanan diluar dan

di dalam negeri?

4. Bagaimana konsep Midwifery Care?

1
5. Bagaimana konsep Midwifery Partnership?

6. Bagaimana konsep Paradigma Sehat?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk memahami konseptual model

2. Untuk memahami konseptual model asuhan kebidanan

3. Untuk memahami komponen model konseptual dalam asuhan kebidanan

diluar dan di dalam negeri

4. Untuk memahami konsep midwifery care

5. Untuk memahami konsep midwifery patnership

6. Untuk memahami konsep paradigma sehat

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konseptual Model

a. Pengertian Konsep

Konsep adalah penopang seluruh teori yang menjelaskan tentang suatu

teori yang dapat diuji melalui observasi atau penelitian

b. Pengertian Model

Model adalah contoh atau peraga untuk menggambarkan sesuatu

c. Pengertian Model kebidanan

Model kebidanan adalah suatu bentuk pedoman atau acuan yang

merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan

kebidanan.

d. Pengertian Konseptual Model

Konseptual Model merupakan gambaran abstrak suatu ide yang

menjadi dasar suatu disiplin ilmu. Konseptual model juga dapat diartikan

sebagai konsep kerangka kerja system dan skema. Menunjukkan pada ide

global seseorang individu, kelompok, situasi dan kejadian yang menarik

untuk suatu ilmu. Konseptual model biasanya berkembang dari wawasan

intuituf, keilmuan dan seringkali disimpulkan dalam kerangka acuan

disiplin ilmu yang bersangkutan, sehingga konseptual model memberikan

gambaran abstrak suatu ide yang mendasari suatu disiplin ilmu.

Model memberikan kerangka untuk memahami dan mengembangkan

praktek untuk membimbing Tindakan dalam Pendidikan untu

3
mengidentifikasi pertanyaan yang harus dijawab dalam penelitian. Kosep

model ditunjukkan dengan banyak cara yaitu mental model, fisikal model

dan simbolik [ CITATION Suj09 \l 1033 ].

Pada dasarnya sama dengan pengertian konsep kerangka kerja, sistem

dan skema. Menunjukan pada ide global tentang individu, kelompok,

situasi, dan kejadian yang menarik untuk suatu ilmu. Konseptual model

biasanya berkembang dari wawasan intuitif, keilmuan dan seringkali

disimpulkan dalam kerangka acuan disiplin ilmu yang bersangkutan

[CITATION Blo20 \l 1033 ] sehingga konseptual model memberikan gambaran

abstrak atau ide yang mendasari suatu disiplinilmu.

Model member kerangka untuk memahami dan mengembangkan

praktek untuk membimbing tindakan dalam pendidikan untuk

mengidentifikasi pertanyaan yang harus di jawab dalam penelitian. Konsep

model ditunjukan dengan banyak cara yaitu mental model, fisikal model

dan simbolik (LancasterandLavcaster,1992).

2.2 Konseptual Model Asuhan Kebidanan

Dalam memberikan akan suatu gambaran tentang pelayanan dalam praktek

kebidanan dan memberi jawaban - jawaban atas pertanyaan, apa yang

merupakan praktek kebidanan.

Model dalam Kebidanan berdasarkan pada 4 elemen :

1. Orang (wanita, ibu, pasangan, dan oranglain)

2. Kesehatan

3. Lingkungan

4
4. Kebidanan

2.1.1 Kegunaan model

1) Menyatukan data secara lengkap

a) Tindakan sebagai bantuan dalam komunikasi antara bidan dan

pimpinan.

b) Dalam pendidikan untuk mengorganisasikan program belajar.

c) Untuk komunikasi bidan dengan klien.

2) Menjelaskan siapa itu bidan, apa yang dikerjakan, keinginan, dan

kebutuhan untuk :

a) Mengembangkan profesi

b) Mendidik siswi bidan

c) Komunikasi dengan klien dan pimpinan

2.3 Komponen Model Konseptual dalam Asuhan Kebidanan di Dalam dan

di Luar Negeri

Konseptual model kebidanan diperlukan dalam memberikan suatu

pelayanan praktik kebidanan. Model kebidanan dibagi menjadi lima

komponen yaitu sebagai berikut:

1) Memonitor Kesejahteraan ibu

2) Mempersiapkan ibu dengan memberikan pendidikan dan konseling

3) Intervensi teknologi seminimal mungkin

4) Mengidentifikasi dan memberi bantuan obstetric

5) Melakukan rujukan.

5
6
2.3.1 Dalam Negeri

1. Model dalam Mengkaji Kebutuhan dalam Praktik Kebidanan.

Model ini memiliki empat unit yang penting, yaitu:

a. Ibu dalam keluarga.

b. Konsep kebutuhan.

c. Partnership.

d. Faktor kedokteran dan keterbukaan.

2. Model Medikal

Model Medikal merupakan salah satu model yang dikembangkan untuk

membantu manusia dalam memahami proses sehat sakit dalam arti

keasehatan. Tujuannya adalah sebagai kerangka kerja untuk pemahaman

dan tindakan sehingga dipertanyakan dalam model ini adalah “Dapatkah

dengan mudah dipahami dan dapatkah dipakai dalam praktik?”.

Model medikal lebih banyak digunakan dalam bidang kedokteran dan

lebih berfokus pada proses penyakit dan mengobati ketidaksempurnaan.

Yang tercakup dalam model medikal adalah:

a. Berorientasi pada penyakit.

b. Meganggap bahwa akal atau pikiran dan badan terpisah.

c. Manusia menguasai alam.

d. Yang tidak biasa menjadi menarik.

e. Informasi yang terbatas pada klien.

7
f. Pasien berperan pasif.

g. Dokter yang menentukan.

h. Tingginya teknologi menaikkan prestise.

i. Prioritas kesehatan individu dari pada kesehatan komunitas.

j. Penyakit dan kesehatan adalah domain dokter.

k. Pemahaman manusia berdasarkan mekanik dan bioengineering.

Model medikal ini kurang cocok untuk praktik kebidanan karena terlalu

berorientasi pada penyakit dan tidak memberi kesempatan klien untuk

menentukan nasibnya sendiri. Walaupun demikian, kenyataannya masih

banyak yang terpengaruh pada model medikal ini.

3. Model Sehat untuk Semua (Health For All-HFA)

Model ini dicetuskan oleh WHO dalam Deklarasi Alma Atta tahun 1978.

Fokus pelayanan ditujukan kepada wanita, keluarga, dan masyarakat

serta sebagai sarana komunikasi dari bidan-bidan negara lain. Tema

HFA menurut Euis dan Simmer (1992):

a. Mengurangi ketidaksamaan kesehatan.

b. Perbaikan kesehatan melalui usaha promotif dan preventif.

c. Partisipasi masyarakat.

d. Kerja sama yang baik antara pemerintah dengan sektor lain yang

terkait.

e. Primary Health Care (PHC) 

8
Primary Health Care (PHC) adalah dasar pelayanan utama dari sistem

pelayanan kesehatan pokok yang didasarkan pada praktik,

ilmu        pengetahuan yang logis dan metode sosial yang tepat serta

teknologi universal yang dapat  diperoleh individu dan keluarga dalam

komunitas melalui partisipasi dan merupakan nilai dalam masyarakat

dan negara yang mampu menjaga setiap langkah perkembangan

berdasarkan kepercayaan dan ketentuannya.

Delapan area untuk mencapai kesehatan bagi semua melalui PHC,

delapan area ini adalah:

1) Pendidikan tentang masalah kesehatan umum dan metode

pencegahan dan pengontrolannya.

2) Kesehatan tentang persediaan makanan dan nutrisi yang layak.

3) Persediaan air yang sehat dan sanitasi dasar yang adekuat.

4) Promosi Kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana.

5) Imunisasi.

6) Pencegahan dan pengawasan penyakit endemik.

7) Pengontrolan yang tepat terhadap kecelakaan dan penyakit umum.

8) Persediaan obat-obat essensial (Morley at all, 1989).

4. Model Sistem Maternitas di Komunitas yang Ideal University of

Southeer Queensland

9
a. Model kurikulum konseptual partnership dalam praktik kebidanan

berdasarkan pada model pelayanan kesehatan dasar (Guilliland and

Pairman, 1995).

b. Partnership kebidanan adalah sebuah filosofi prospektif dan suatu

model kepedulian (model of care) sebagai model filosofi prospektif

berpendapat bahwa wanita dan bidan dapat berbagi pengalaman

dalam proses persalinan.

c. Persalinan merupakan proses yang sangat normal.

d. Sebuah hubungan partnership menggambarkan dua orang yang

bekerjasama dan saling menguntungkan.

e. Bidan bekerja keras bahwa bidan tidak memaksakan suatu tindakan

melainkan membantu wanita untuk mengambil keputusan sendiri.

f. Konsep “wanita” dalam asuhan kebidanan meliputi mitra perempuan

tersebut, keluarga, kelompok, dan budaya.

g. Konsep bidan dalam asuhan kebidanan meliputi bidan itu sendiri,

mitranya atau keluarga, budaya atau sub kultur bidan tersebut, dan

wewenang profesional bidan.

h. Dengan membentuk hubungan antara bidan dan wanita akan

membawa mereka sendiri sebagai manusia ke dalam suatu

hubungan partnership yang mana akan mereka gunakan

dalam teraupetik. Bidan harus mempunyai self knowing, self

nursing, dan merupakan jaringan pribadi dan kolektif yang

mendukung.

10
Sebagai model of care the midwifery partnership didasarkan pada

prinsip midwifery care berikut ini:

1) Mengakui dan mendukung adanya keterkaitan antara badan, pikiran,

jiwa, fisik, dan lingkungan kultur sosial (holism).

2) Berasumsi bahwa mayoritas kasus wanita yang bersalin dapat

ditolong tanpa adanya intervensi.

3) Mendukung dan meningkatkan proses persalinan alami tersebut.

4) Bidan menggunakan suatu pendekatan pemecahan masalah dengan

seni dan ilmu pengetahuan.

5) Relationship-based dan kesinambungan dalam motherhood. 

6) Woman centered bertukar pikiran antara wanita.

7) Kekuasaan wanita yaitu berdasarkan tanggung jawab bersama untuk

pengambilan suatu keputusan, tetapi wanita mempunyai kontrol atas

keputusan terakhir mengenai keadaan diri dan bayinya.

8) Dibatasi oleh hukum dan ruang lingkup praktik individu dengan

persetujuan wanita bidan merujuk fasilitas pelayanan kesehatan yang

lebih berkualitas.

Hubungan antara wanita, bidan, dan dokter harus didasari oleh rasa

saling menghormati dan saling percaya, bidan boleh mempertanyakan

masalah medis atau perilndungan hukum untuk wanita untuk alasan

apapun, jika wanita tersebut tidak mampu berbicara atas namanya

sendiri.

11
Persepsi mahasiswa kebidanan ditentukan oleh bidan di bagian

pelayanan untuk  mengantisipasi mahasiswa dalam menghadapi kasus

yang ditemukan di dalam tim, tetapi praktik mahasiswa akan dibatasi

oleh bidan dan akan mengajarkan beberapa pelayanan khusus kebidanan

yang akan meningkatkan kemampuan dan keterampilan mahasiswa,

peran perseptor akan semakin berkurang dalam praktik dan hanya akan

menjadi penasihat dan pendukung.

12
5. Model Asuhan Home Based 

Dasar asuhan kebidanan berdasarkan home based

merupakan unsure therapeutic yang terdiri dari sebuah kesadaran dan

menjaga hubungan yang dibangun atas dasar kepercayaan dan dibentuk

untuk memfasilitasi asuhan yang berkualitas. Tanggung jawab dan

kejujuran merupakan hal yang harus dibangun dalam hubungan antara

bidan dan klien. Proses persalinan di rumah (Home Birth) sejak lama

telah menggunakan konsep “early discharge” sebagai bagian dari Home

Based Midwifery Care.

Asuhan kebidanan secara tradisional telah memiliki asuhan yang

berpusat pada wanita. Kontinuitas dari asuhan kebidanan dapat

membentuk waktu yang efektif dalam pemantauan selama kunjungan

prenatal sehingga dapat terjalin hubungan therapeutic secara personal

antara bidan dan keluarganya.

Asuhan yang berkelanjutan (continity of care) dapat membuat

bidan dan keluarga balajar satu sama lain untuk menentukan rencana dan

memberikan asuhan yang baik sesuai dengan kebutuhan, khususnya

untuk klien. Dengan proses ini akan terbuka komunikasi dan

membangun komitmen dari bidan dan keluarga dalam memecahkan

masalah dan membuat keputusan bersama. Partisipasi secara alami

dalam home based midwifery care dapat memberikan kesempatan

kepada calon orang tua untuk mempelajari cara-cara mengasuh bayinya.

13
Keterampilan ini komponen yang penting dalam pendidikan prenatal

karena bidan tidak selalu mendampingi ibu.

Hubungan therapeutic dan dukungan secara “team” yang

ditetapkan dalam home based midwifery care telah digunakan bertahun-

tahun lalu. Dengan pendekatan ini diharapkan klien bisa mandiri secara

dini. Hal ini yang telah menunjukkan hasil yang baik, dimana resiko

yang terjadi pada ibu bisa segera diketahui. Kemandirian dari klien atau

komponen integral dari home based midwifery care dan dapat diterapkan

sebagai sebuah model pada wanita yang memilih melahirkan di rumah

sakit.

2.3.2. Luar Negeri

Dalam mewujudkan 5 komponen tersebut masing-masing negara

memiliki model kebidanan yang berbeda-beda, diantaranya sebagai berikut

1. Inggris

Bidan di Inggris menuntut adanya pelayanan mandiri dan menolak

medical modal karen dianggap tidak cocok dengan praktek kebidanan.

Mereka lebih banyak menggunakan Orem Self Care Model (kemampuan

seseorang untuk merawat dirinya sendiri). Keuntungan bagi wanita

adalah menernpatkan kebutuhan wanita sebagai prioritas utama, wanita

berhak memilih asuhan yang diinginkan dan rencana kelahiranya.

Keuntungan bagi bidan adalah memudahkan bidan dalam memberikan

assuhan yang berkesinambungan dan menerapkan women center care,

14
memudahkan dalam melakukanasuhan mandiri dan komprehensif pada

ibu, bayi dan keluarga.

2. Australia

Di negara Australia dalam melakukan pelayanan kebidanan

menggunakan model Partnership kebidanan dimana wanita sebagai

partner bidan dalam berbagai pengalaman tentang proses melahirkan.

Melahirkan adalah proses yang normal dalam kebidanan.

Prinsip – prinsip yang mendasari partnership dalam kebidanan di

Australia adalah sebagai berikut :

1) Mengetahui dan mendukung social budaya (suatu yang holistic)

2) Sebagian besar wanita dapat melahirkan bayi tanpa intervensi

3) Mendukung proses alamiah dalam tubuh

4) Pelayanan kebidanan dalah seni dan ilmu, pendekatan pemecahan

masalah digunakan bila diperlukan

5) Pelayanan kebidanan berpusat pada wanita

6) Berhubungan dengan mengetahui dan mendukung kesatuan antara

tubuh, pikiran, jiwa, lingkungan fisik proses pencapaian peran ibu

7) Memberdayakan wanita dalam pengambilan keputusan

8) Pelayanan kebidanan dibatasi oleh hukum dan ruang lingkup

praktek. Individu yang mengacu pada wanita dan petugas

kesehatan lain jika dibutuhkan

15
3. Selandia Baru (New Zealand)

Di New Zealand dalam melaksanakan pelayanan kebidanan

menggunakan model Partnership bidan dengan ibu. Adapun filosofi yang

mendasari adalah sebagai berikut :

1) Kehamilan dan persalinan adalah proses kehidupan yang normal

2) Tugas kebidanan secara profesional adalah pendamping ibu dalam

kehamilan, persalinan dan periode post natal normal

3) Kebidanan memberikan pelayanan kepada wanita secara

berkesinambungan

4) Kebidanan berpusat pada wanita

4. Kanada

Di Kanada dalam melaksanakan pelayanan kebidanan memiliki

kesamaan dengan Selandia Baru yaitu dengan menggunakan model

Partnership dalam asuhan kebidanan. Dalam pelayanan kebidanan bidan

mempunyai akses ke rumah sakit. Wanita mempunyai pilihan atas

persalinannya yaitu di rumah atau di rumah sakit.

5. Belanda

Di Belanda wanita berhak memilih untuk proses kelahirannya yaitu

di rumah atau di rumah sakit. Dalam praktiknya bidan harus memandang

ibu secara keseluruhan dan mendorong ibu untuk menolong dirinya

sendiri. Bidan harus menjadi role model di masyarakat dan harus

menganggap kehamilan adalah sesuatu yang normal, sehingga apabila

16
seorang perempuan merasa dirinya hamil maka dapat langsung

memeriksakan diri ke bidan.

2.4. Midwifery Care

2.4.1. Pengertian

Pengertian Midwifery care adalah suatu bentuk pedoman/acuan yang

merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan

kebidanan dipengaruhi oleh filosofi yang dianut bidan (filosofi asuhan

kebidanan), meliputi unsur-unsur yang terdapat dalam paradigma kesehatan

(manusia-perilaku, lingkungan & pelayanan kesehatan)

2.4.2. Prinsip Midwifery Care

1. Mengakui dan mendukung keterkaitan antara fisik, psikis dan lingkungan

kultur social

2. Berasumsi bahwa mayoritas wanita bersalin ditolong tanpa intervensi

3. Mendukung dan meningkatkan persalinan alami

4. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dilandaskan ilmu

dan seni

5. Wanita punya kekuasaan yaitu berdasarkan tanggungjawab bersama

untuk suatu pengambilan keputusan, tetapi wanita mempunyai kontrol

atau keputusan terakhir mengenai keadaan dirinya dan bayinya

6. Dibatasi oleh hukum dan ruang lingkup praktik

7. Berprinsip Women Center Care

17
hal – hal yang diperhatikan bidan dalam care atau asuhan bagi wanita,

adalah sebagai berikut :

a) Melakukan Intervensi Minimal

b) Memberikan asuhan yang komprehensif

c) Memberikan asuhan yang sesuai kebutuhan

d) Melakukan segala tindakan yang Sesuai dengan standar, wewenang,

otonomi dan kompetensi

e) Memberikan Informed Content

2.5. Midwifery Partnership

2.5.1. Partnership between woman and midwife

Kebidanan adalah profesi yang di dasarkan kemitraan antara prempuan

dan bidan untuk meningkatkan hasil kesehatan. ICM mendesak bidan untuk

mengembangkan kemitraan dengan individu prempuan dimana merka secara

aktif berbagi informasi dan saling mendukung dalam pengambilan keputusan

tentang perawatan ibu dan bayi. Bidan menciptakan lingkungan dimana

prempuan bebas untuk mengatakan tentang masalah yang mempengaruhi

kesehatan ibu dan keluarga dalam budaya atau masyarakat.

2.5.2. Pengembangan Midwifwery Partnership

Pengembangan Midwifwery Partnership berdasarkan pada hal sebagai

berikut :

a. Kebutuhan perawatan kesehatan ibu dan anak

b. Keterlibatan ibu dalam proses identifikasi kebutuhan

18
c. Mendorong bidan agar secara proaktif ibu sebagai pasien dapat

berpartisipasi dalam pengambilan keputusan sehingga tercipta pelayanan

yang berkualitas

d. Mendukung asuhan ramah prempuan melalui bidan yang menghargai tata

kelola mandiri prempuan dan pedoman klinis

e. Upaya promosi pedoman praktik yang mendukung partisipasi pasien

dalam menentukan keputusan berdasarkan informasi yang telah

disampaikan, dan pentingnya inform consent

2.6. Paradigma Sehat

Seperti yang kita sama-sama ketahui bahwa derajat kesehatan di

Indonesia masih rendah, hal ini menuntut adanya upaya pemerintah dalam

upaya menurunkannya. Salah satu usaha pemerintah dalam menigkatkan

derajat kesehatan, pemerintah membuat satu model dalam pembangunan

kesehatan yaitu Paradigma Sehat.

Paradigma sehat ini pertama kali dicetuskan oleh Prof.Dr.F.A.Moeloek

(Menkes RI) Pada Rapat sidang DPR Komisi VI pada Tanggal 15

September 1998. Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau

model pembangunan kesehatan yang melihat masalah kesehatan saling

berkait dan mempengaruhi dengan banyak faktor yang bersifat lintas sektor,

dan upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan

perlindungan kesehatan, bukan hanya penyembuhan orang sakit atau

pemulihan kesehatan. Jadi, pada paradigma sehat ini lebih menekankan pada

pengobatan promotif, dan preventif.

19
Secara garis besar, dengan adanya paradigma sehat maka pembangunan

sektor harus memperhatikan dampaknya di bidang kesehatan. Secara

khususnya, seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, yaitu dengan adanya

paradigma sehat maka pembangunan kesehatan menekankan pada upaya

promotif dan preventif.

Menurut Tajmiati (2016), paradigma sehat ini merupakan model dalam

pembangunan kesehatan tetapi juga dijadikan dalam asuhan kebidanan, hal

ini karena:

1) Dengan paradigma sehat akan merubah cara pandang tentang kesehatan

termaksuk kesehatan roproduksi, dan mendorong masyarakat menjadi

mandiri dan sadar akan pentingnya upaya promotif dan preventif

2) Mengingat paradigma sehat merupakan upaya untuk merupakan derajat

kesehatan di Indonesia yang utamanya di nilai dari AKI dan AKB, maka

Bidan sebagai bagian dari tenaga yang turut bertanggung jawab terhadap

menurunya AKI dan AKB perlu menjadikan paradigma sehat sebagai

model.

3) Paradigma sehat merupakan suatu gerakan nasional sehingga bidanpun

harus menjadikannya sebagai model atau acuan.

20
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model kebidanan adalah

suatu bentuk pedoman atau acuan yang merupakan kerangka kerja seorang

bidan dalam memberikan asuhan kebidanan. Tujuan model adalah membuat

kerangka pengertian dalam memberikan pelayanan. Model dalam Kebidanan

berdasarkan pada 4 elemen yaitu orang, kesehatan, lingkungan dan

kebidanan. Terdapat lima macam model kebidanan yaitu model dalam

mengkaji kebutuhan dalam praktek kebidanan, model medical, Model sehat

untuk semua (Health For All-HFA), Model sistem maternitas di komunitas

yang ideal University of Southeer Queensland, dan Model Asuhan

HomeBased. Model dalam teori kebidanan indonesia mengadopsi dari

beberapa model negara dengan berdasarkan dari beberapa teori yang sudah

ada, di samping dari teori dan model yang bersumber dari masyarakat.

Kebidanan adalah profesi yang di dasarkan kemitraan antara prempuan

dan bidan untuk meningkatkan hasil kesehatan. ICM mendesak bidan untuk

mengembangkan kemitraan dengan individu prempuan dimana merka secara

aktif berbagi informasi dan saling mendukung dalam pengambilan keputusan

tentang perawatan ibu dan bayi. Paradigma Sehat merupakan model dalam

pembangunan kesehatan tetapi juga dijadikan dalam asuhan kebidanan.

Dengan paradigm sehat akan merubah cara pandang tentang kesehatan

termaksuk kesehatan roproduksi, dan mendorong masyarakat menjadi

21
mandiri dan sadar akan pentingnya upaya promotif dan preventif.

3.2 Saran

Demikian makalah yang telah kami susun, kami menyadari masih terdapat

beberapa kekurangan dalam penulisan makalah ini, kami sebagai penyusun

mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan

makalah ini. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan serta lebih

bisa memahami pokok bahasan, bagi para pembacanya dan khususnya bagi

kami sebagai penyusun.

22
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Of Healty, 1993

Dwiana, Estiwidani, dkk. 2009. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya

Galt, Anthony H. and Smith, Larry J. (1976). Models and The Study of Social
Change. Cambridge : Schenkman Publishing Company, Inc.

Hidayat, A. (2009). Konsep kebidanan. Yogyakarta: Mitra Cedikia Press.

International Confederation of Midwives. (2017). Partnership between Woman


and Midwives. Netherlands: International Confederation of Midwives.

Linda Ewles & Ina Simmet. (1992). Konsep Sehat. Jakarta: Pusdiklat Pegawai
Depkes RI.

Mufdlilah. Hidayat, Asri. Kharimaturrahmah, Ima. (2012). Konsep Kebidanan.


Yogyakarta: Nuha Medika.

Nurhayati, dkk. 2012. Konsep Kebidanan. Jakarta :Salembamedika.

Nurul, J. (2011). Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Ar'ruz Media.

Purwandari, Atik. 2008. Konsep Kebidanan : Sejarah &Profesionalisme. Jakarta :


EGC

Pusdiknakes. (2003). Konsep Asuhan Kebidanan. Jakarta: WHO.

Sari, Rury Narulita. 2012. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Soepardan, Suryani. 2007. Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC

23
Sujianti. (2009). Buku Ajar Konsep Kebidanan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
Nuha Medika.

Sumiaty & Niluh. 2013. Konsep Kebidanan. Bogor: In Media

Tajmiati, Atit dkk. (2016). Konsep Kebidanan dan Etikolegal dalam Praktik
Kebidanan. Jakarta : Pusdik SDM Kesehatan

24

Anda mungkin juga menyukai