Anda di halaman 1dari 51

Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian

Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil


Di Wilayah Kerja Puskesmas Silaping
Kabupaten Pasaman Barat
Tahun 2022

PROPOSAL

OLEH

ANITA EKA PUTRI


2115302097

PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


TERAPAN FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS FORT DE KOCK
BUKITTINGGI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia nya sehingga dapat menyelesaikan Proposal ini dengan judul

“Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronis

(KEK) pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Silaping Kabupaten Pasaman

Barat Tahun 2022”. Proposal ini diajukan sebagai syarat untuk menyelesaikan

Pendidikan Sarjana Terapan Kebidanan di Universitas Fort De Kock Bukittinggi

Tahun 2022.

Dalam penulisan Proposal ini Penulis banyak mendapat Bantuan dan

Bimbingan serta bimbingan moril dari berbagai pihak. Maka dari itu penulis juga

ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Ibu Dr.Hj.Evi Hasnita, S.Pd, Ns, M.Kes sebagai Rektor Universitas Fort De

Kock Bukittinggi serta sebagai pembimbing I peneliti, yang mana beliau telah

banyak memberikan masukan dan arahan dalam pembuatan proposal ini,

2. Ibu Oktavianis, S.ST, M.Biomed selaku sebagai Dekan Universitas Fort De

Kock Bukittinggi,

3. Ibu Febriniwati Rifdi, S.SiT,M.Biomed selaku ketua Ka Prodi studi sarjana

terapan kebidanan Universitas Fort De Kock Bukittinggi, sekaligus sebagai

pembimbing II yang telah memberikan saran serta masukan dalam pembuatan

proposal ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen program studi sajana terapan kebidanan Universitas

Fort De Kock Bukittinggi yang telah memberikan ilmu

pengetahuan,bimbingan serta nasehat selama menjalani pendidikan.

i
5. Teristimewa Untuk keluarga tercinta yang telah memberikan semanggat dan

dukungandalam penyusunan Proposal ini.

6. Rekan-rakan mahasiswa program studi sajana terapan kebidanan Universitas

Fort De Kock Bukittinggi yang sama-sama berjuang dalam penyusunan

Skripsi ini.

7. Serta semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu.

8. Penulisan telah berupaya dalam pembuatan Skripsi ini. Untuk iu penulis

dengan tangan terbuka menerima semau kitik dan saran yang bersifat

membangun dari semua pihak, demi kesempurnaan Skripsi ini. Akhir kata

penulis mengucapkan terima kasih.

Bukittinggi, Januari 2022

Penulis

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Status gizi merupakan ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi

untuk ibu hamil. Gizi ibu hamil merupakan nutrisi yang diperlukan dalam

jumlah yang banyak untuk pemenuhan gizi ibu sendiri dan perkembangan

janin yang dikandungnya. Masa kehamilan merupakan masa yang sangat

menetukan kualitas sumber daya manusia masa depan, karena tumbuh

kembang anak sangat ditentukan kondisinya dimasa janin dalam kandungan.

Salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap kesehatan ibu adalah keadaan

gizi ibu (Rosida, 2018).

Kekurangan energi kronis merupakan suatu keadaan dimana status gizi

seseorang berada pada kondisi yang kurang baik. Hal ini dapat disebabkan

karena kurangnya konsumsi pangan dan sumber energi yang mengandung zat

mikro. Kebutuhan wanita hamil akan meningkat dari biasanya dimana

pertukaran dari hampir semua beban terjadi sangat aktif terutama pada

trimester III. Karena itu peningkatan jumlah konsumsi makan perlu ditambah,

terutama konsumsi pangan sumber energi untuk memenuhi semua kebutuhan

ibu dan janin, maka kurang mengkonsumsi kalori akan menyebabkan

malnutrisi atau biasanya disebut KEK. Kontribusi dari terjadinya KEK ibu

hamil akan mempengaruhi tumbuh kembang janin antara lain dapat

meningkatkan resiko BBLR (Syakur, dkk. 2020).

1
2

Permasalahan tersebut menjadi perhatian yang serius untuk ditangani,

mengingat dampak KEK yang cukup besar baik bagi ibu maupun janin yang

dikandung. KEK pada ibu hamil dapat berakibat komplikasi pada ibu seperti

anemia, perdarahan, berat badan ibu yang tidak bertambah secara normal,

serta dampak penyakit infeksi selama kehamilan. Dampak pada proses

persalinan antara lain persalinan sulit dan lama, premature, serta

meningkatkan tendensi perdarahan paska persalinan. Selain itu KEK juga

dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin, cacat bawaan,

anemia pada bayi, BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah), asfiksia intrapartum,

serta kematian neonatal (Novitasari, dkk. 2020).

Faktor-faktor yang berhubungan dengan KEK pada ibu hamil

diantaranya adalah keadaan sosial ekonomi yang mengakibatkan rendahnya

pendidikan, jarak kelahiran yang terlalu dekat menyebabkan buruknya status

gizi pada ibu hamil, banyaknya bayi yang dilahirkan (paritas), usia kehamilan

pertama yang terlalu muda atau masih remaja dan pekerjaan yang biasanya

memiliki status gizi lebih rendah apabila tidak diimbangi dengan asupan

makanan dalam jumlah yang cukup ( Rahmi, 2016).

Rendahnya asupan makanan dapat disebabkan oleh rendahnya

pengetahuan dan perilaku makan seseorang. Rendahnya pengetahuan gizi

dapat menyebabkan rendahnya pemilihan makanan dan memiliki peran dalam

masalah nutrisi. Faktor lain yang berperan dalam menentukan status

kesehatan seseorang adalah tingkat sosial ekonomi, dalam hal ini adalah

pendidikan, pekerjaan, dan pengeluaran (Mijayanti, dkk. 2020).

2
3

Berdasarkan Jurnal Internasional penelitian yang dilakukan oleh

Mukaddas pada Tahun 2021 tentang Factors Related to Chronic Energy

Deficiency in Pregnant Mothers . Prevalensi KEK adalah 36,5% di antara

wanita hamil. Prevalensi KEK secara signifikan terkait dengan pendapatan

keluarga (P=0,001), status gizi (P=0,001), kepatuhan konsumsi tablet Fe

(P=0,007) dan ketersediaan pangan (P=0,002). Uji regresi logistik

menunjukkan bahwa pendapatan keluarga memiliki hubungan paling kuat

dengan prevalensi KEK (ATAU=2.197; 95% CI: 1.248-3.868).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fara, dkk pada Tahun 2020

di Universitas Aisyah Pringsewu, Lampung. Hasil analisis dan pengolahan

data didapatkan faktor yang berhubungan dengan kurang energi kronik

(KEK) pada ibu hamil Di Upt Puskesmas Rawat Inap Sukoharjo Kabupaten

Pringsewu adalah factor pendidikan p-value = 0,000, fsktor pola konsumsi p-

value = 0,000, dan factor pantang makan p-value = 0,000.

Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dalam

derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang

meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan selama

masa kehamilan sehingga hal ini menjadi masalah yang besar di Indonesia.

Menurut World Health Organization (WHO) sepanjang tahun 2017 sekitar

810 wanita meninggal karena sebab yang dapat dicegah terkait dengan

kehamilan dan persalinan, antara 2000 sampai 2017, rasio kematian ibu

(jumlah kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup) turun sekitar 38% di

seluruh dunia dan 94% dari semua kematian ibu terjadi di negara

berpenghasilan rendah dan menengah (WHO, 2019).

3
4

Jumlah kematian ibu yang dihimpun dari pencatatan program kesehatan

keluarga di Kementerian Kesehatan pada tahun 2020 menunjukkan 4.627

kematian di Indonesia. Jumlah ini menunjukkan peningkatan dibandingkan

tahun 2019 sebesar 4.221 kematian. Berdasarkan penyebab, sebagian besar

kematian ibu pada tahun 2020 disebabkan oleh perdarahan sebanyak 1.330

kasus, hipertensi dalam kehamilan sebanyak 1.110 kasus, dan gangguan

sistem peredaran darah sebanyak 230 kasus (Profi Kesehatan Indonesia,

2020).

Tahun 2020 ditemukan sebanyak 21 kasus , jumlah ini naik jika

dibanding tahun 2019 (16 orang). Penyebab kematian ibu adalah perdarahan

(3 kasus), hipertensi (2 kasus), infeksi (2 kasus), gangguan sistem peredaran

darah (3 kasus), gannguan metabolik (2 kasus) dan penyebab lain-lain yang

merupakan penyakit penyerta (9 kasus). Kematian ibu dipengaruhi dan

didorong oleh berbagai faktor yang mendasari timbulnya resiko maternal dan

neonatal yaitu faktor-faktor penyakit seperti kanker, jantung atau penyakit

lain yang diderita ibu, masalah gizi dari WUS, serta faktor 4T (terlalu muda

dan terlalu tua untuk hamil dan melahirkan, terlalu dekat jarak

kehamilan/persalinan dan terlalu banyak hamil dan melahirkan). Kondisi

tersebut diperberat lagi oleh adanya keterlambatan penanganan kasus

emergensi/komplikasi maternal dan neonatal akibat kondisi 3T (terlambat

mengambil keputusan, terlambat mengakses fasyankes yang tepat dan

terlambat memperoleh pelayanan dari tenaga yang kompeten), (Profil

Kesehatan Dinkes Padang, 2020).

4
5

Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat tercatat selama

tahun 2020 terjadi kematian ibu melahirkan sebanyak 18 kasus. Jika dilihat

perkecamatan, jumlah kematian ibu melahirkan pada tahun 2020 terjadi di 10

kecamatan dan 1 kecamatan zero kasus. Ada beberapa hal penyebab kematian

Ibu karena hamil, melahirkan dan nifas, diantaranya eklampsia. Eklampsia

adalah kondisi yang menyebabkan ibu hamil mengalami kejang dan

merupakan salah satu kegawatdaruratan pada masa kehamilan. Meski jarang

terjadi, eklampsia adalah kondisi yang berbahaya karena dapat membuat ibu

hamil mengalami kejang dan hilang kesadaran. Terdapat 5 kasus eklampsia

yaitu di Kecamatan Ranah Batahan, Kecamatan Sungai Aur, Kecamatan

Luhak Nan Duo masing-masing 1 kasus, dan 2 kasus pada Kecamatan Kinali.

Selain itu, kematian ibu melahirkan juga disebabkan oleh beberapa kasus

lainnya diantaranya; pendaharan, Leukimia, Gagal Jantung dan Hipertensi

(Profil Gender dan Anak Pasaman Barat, 2021).

Data ibu hamil KEK tiga bulan terakhir di Puskesmas Silaping yaitu,

pada bulan oktober terdapat 33 orang ibu, pada bulan November ibu hamil

yang mengalami KEK yaitu berjumlah 35 orang, sedangkan pada bulan

Desember ibu hamil yang mengalami KEK yaitu berjumlah 39 orang, dari

data di atas dapat di lihat bahwa pada setiap bulannya ibu hamil mengalami

peningkatan Kekurangan Energi Kronis (Puskesmas Silaping, 2021).

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian

dan membahasnya dalam sebuah proposal dengan judul “Faktor – Faktor

yang Berhubungan dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada

5
6

Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Silaping Kabupaten Pasaman Barat

Tahun 2022”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah bagaimana “Faktor – Faktor yang Berhubungan

dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di

Wilayah Kerja Puskesmas Silaping Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022”?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian

Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja

Puskesmas Silaping Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi frekuensi Dukungan Keluarga terhadap

Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di

Wilayah Kerja Puskesmas Silaping Kabupaten Pasaman Barat Tahun

2022.

b. Mengetahui distribusi frekuensi Pendidikan terhadap Kejadian

Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja

Puskesmas Silaping Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022.

6
7

c. Mengetahui distribusi frekuensi Pengetahuan terhadap Kejadian

Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja

Puskesmas Silaping Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022.

d. Mengetahui distribusi frekuensi Sosial Ekonomi terhadap Kejadian

Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja

Puskesmas Silaping Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022.

e. Mengetahui distribusi frekuensi Pola Makan terhadap Kejadian

Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja

Puskesmas Silaping Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022.

f. Mengetahui distribusi frekuensi Dukungan Nakes terhadap Kejadian

Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja

Puskesmas Silaping Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022.

g. Mengetahui distribusi frekuensi Kejadian Kekurangan Energi Kronis

(KEK) pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Silaping

Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022.

h. Mengetahui Hubungan Dukungan Keluarga terhadap Kejadian

Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja

Puskesmas Silaping Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022.

i. Mengetahui Hubungan Pendidikan terhadap Kejadian Kekurangan

Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas

Silaping Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022.

j. Mengetahui Hubungan Pengetahuan terhadap Kejadian Kekurangan

Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas

Silaping Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022.

7
8

k. Mengetahui Hubungan Sosial Ekonomi terhadap Kejadian

Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja

Puskesmas Silaping Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022.

l. Mengetahui Hubungan Pola Makan terhadap Kejadian Kekurangan

Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas

Silaping Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022.

m. Mengetahui Hubungan Nakes terhadap Kejadian Kekurangan Energi

Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Silaping

Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan dan pengalaman tentang pelayanan

kebidanan terhadap ibu hamil yang menglami Kekurangan Energi

Kronis.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan informasi di Institusi

pendidikan dan sebagai bahan masukan dalam perkuliahan.

3. Bagi Tempat Penelitian

Hasil ini dapat digunakan sebagai masukan dalam rangka upaya

peningkatan kegiatan dan pelayanan kebidanan pada ibu hamil sehingga

aspek promotif dan preventif dapat ditingkatkan tanpa meninggalkan

aspek kuratif dan Rehabilitatif sehingga ibu hamil tidak ada yang

mengalami resiko tinggi dan bahaya – bahaya yang lainnya.

8
9

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat menjadi gambaran bagi peneliti selanjutnya

untuk meneliti tentang faktor – faktor yang menyebabkan kejadian

KEK pada ibu hamil serta mengkaji faktor lain apa yang mempengaruhi

ibu hamil mengalami kekurangan energi kronis.

E. Ruang Lingkup

Penelitian di lakukan untuk mengetahui “Faktor – Faktor yang

Berhubungan dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu

Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Silaping Kabupaten Pasaman Barat

Tahun 2022”. Jenis penelitian ini adalah Deskriptif Analtik dengan desain

Cros Sectional menggunakan data primer dan data skunder, yang akan

dilaksanakan pada bulan Maret – Mai. Populasi adalah seluruh ibu hamil

KEK yang ada di wilayah kerja Puskesmas Air Bangis pada 3 bulan terakhir

yaitu Oktober – Desember tahun 2021 yaitu sebanyak 36 orang ibu hamil

KEK. Variabel independen dalam penelitian ini adalah dukungan keluarga,

pendidikan, pengetahuan, social ekonomi, dan pola makan sedangkan

variabel dependen adalah kejadian KEK pada ibu hami. Instrumen pada

penelitian ini menggunakan kuesioner. Teknik pengambilan sampel dengan

Total Sampling, yaitu sebanyak 36 orang responden. Analisis penilaian

secara Univariat dan Bivariat menggunakan uji Chi Square.Data diolah

dengan menggunakan komputer.

9
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Ibu Hamil

1. Defenisi Ibu Hamil

Kehamilan merupakan proses yang alamiah. Perubahan yang

terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis,

bukan patologis. Oleh karenanya, asuhan yang diberikan pun adalah

asuhan yang meminimalkan intervensi. Bidan harus memfasilitasi proses

alamiah dari kehamilan dan menghindari tindakantindakan yang bersifat

medis yang tidak terbukti manfaatnya. Bidan juga harus mampu

melakukan asuhan kebidanan sesuai dengan standar dan kompetensinya.

(Fitriahadi, 2017).

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, Kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari

saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung

dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender

internasional. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah

bertemunya sel telur dan sperma di dalam atau diluar Rahim dan

berakhir dengan keluarnya bayi dan plasenta melalui jalan lahir

(Fatimah, dkk. 2017).

10
11

2. Lingkup Asuhan Kehamilan

Ruang lingkup asuhan kehamilan meliputi asuhan kehamilan normal dan

identifikasi kehamilan dalam rangka penapisan untuk menjaring keadaan

risiko tinggi dan mencegah adanya komplikasi kehamilan (Fitriahadi,

2017).

3. Tujuan Asuhan Kehamilan

a. Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan kesehatan

ibu dan tumbuh kembang bayi

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan

sosial ibu dan bayi

c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan/komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara

umum, kebidanan dan pembedahan

d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat ibu dan bayi dengan trauma seminimal mungkin

e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian

ASI Ekslusif f. Peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

(Yulizawati, dkk. 2017).


12

4. Perubahan yang terjadi pada ibu hamil TM III

a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh dan

tidak menarik.

b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.

c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada saat

melahirkan, khawatir akan keselamatannya.

d. . Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,

bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.

e. Ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.

f. Semakin ingin menyudahi kehamilannya.

g. Aktif mempersiapkan kelahiran bayinya

h. Bermimpi dan berkhayal tentang bayinya.

(Yulizawati, 2017).

5. Menjaga Nutrisi Kehamilan

Kekurangan gizi pada ibu hamil akan mengakibatkan ibu hamil cepat

lelah dan pusing, muka pucat, mudah terserang penyakit, kekurangan

ASI atau ASI tidak keluar pada saat menyusui. Selain itu, dapat

berakibat pada keguguran, pertumbuhan janin terganggu sehingga bayi

lahir dengan berat lahir rendah, perkembangan otak janin terhambat

hingga dapat menyebabkan kecerdasan berkurang atau cacat, bayi lahir

sebelum waktunya dan dapat menyebabkan kematian pada bayi.

Sampaikan pada ibu hamil dan keluarganya bahwa:

a. Tidak ada pantangan makanan selama hamil


13

b. Jika mual-mual, muntah, dan tidak berlemak dan menyegarkan.

Contohnya roti, ubi, singkong, biskuit dan buah.

c. Jangan minum jamu, minuman keras, atau merokok karena

membahayakan kandungan. Jika minum obat, tanyakan caranya

kepada petugas kesehatan.

d. Makan makanan beraneka ragam, lebih banyak dari biasanya:

1) Makanan pokok (nasi, jagung, sagu, singkong, ubi, dsb) sesuai

kebiasaan.

2) Banyak makan sayur dan buah.

3) Lengkapi dengan lauk-pauk (protein hewani atau nabati), seperti

tempe, tahu, kacang-kacangan, telur, daging, ikan basah, susu.

4) Minum lebih banyak.

(Kemenkes RI, 2014)

6. Filosofi Asuhan Kehamilan

a. Kehamilan merupakan proses yang alamiah.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan

normal adalah bersifat fisiologis, bukan patologis. Oleh karenanya,

asuhan yang diberikan pun adalah asuhan yang meminimalkan

intervensi. Bidan harus memfasilitasi proses alamiah dari

kehamilan dan menghindari tindakan-tindakan yang bersifat medis

yang tidak terbukti manfaatnya.

b. Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan

(continuity of care).
14

Sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan dari

seorang profesional yang sama atau dari satu team kecil tenaga

profesional, sebab dengan begitu maka perkembangan kondisi

mereka setiap saat akan terpantau dengan baik selain juga mereka

menjadi lebih percaya dan terbuka karena merasa sudah mengenal

si pemberi asuhan ..

c. Pelayanan yang terpusat pada wanita (women centered) serta

keluarga (family centered)

Wanita (ibu) menjadi pusat asuhan kebidanan dalam arti bahwa

asuhan yang diberikan harus berdasarkan pada kebutuhan ibu,

bukan kebutuhan dan kepentingan bidan. Asuhan yang diberikan

hendaknya tidak hanya melibatkan ibu hamil saja melainkan juga

keluarganya, dan itu sangat penting bagi ibu sebab keluarga

menjadi bagian integral/tak terpisahkan dari ibu hamil. Sikap,

perilaku, dan kebiasaan ibu hamil sangat dipengaruhi oleh

keluarga. Kondisi yang dialami oleh ibu hamil juga akan

mempengaruhi seluruh anggota keluarga. Selain itu, keluarga juga

merupakan unit sosial yang terdekat dan dapat memberikan

dukungan yang kuat bagi anggotanya. Dalam hal pengambilan

keputusan haruslah merupakan kesepakatan bersama antara ibu,

keluarganya, dan bidan, dengan ibu sebagai penentu utama dalam

proses pengambilan keputusan. Ibu mempunyai hak untuk memilih

dan memutuskan kepada siapa dan dimana ia akan memperoleh

pelayanan kebidanannya.
15

d. Asuhan kehamilan menghargai hak ibu hamil untuk berpartisipasi

dan memperoleh pengetahuan/pengalaman yang berhubungan

dengan kehamilannya.

Tenaga professional kesehatan tidak mungkin terus menerus

mendampingi dan merawat ibu hamil, karenanya ibu hamil perlu

mendapat informasi dan pengalaman agar dapat merawat diri

sendiri secara benar. Perempuan harus diberdayakan untuk mampu

mengambil keputusan tentang kesehatan diri dan keluarganya

melalui tindakan KIE dan konseling yang dilakukan bidan. Seorang

bidan harus memahami bahwa kehamilan dan persalinan

merupakan proses yang alamiah dan fisiologis, walau tidak

dipungkiri dalam beberapa kasus mungkin terjadi komplikasi sejak

awal karena kondisi tertentu/ komplikasi tersebut terjadi kemudian.

Proses kelahiran meliputi kejadian fisik, psikososial dan kultural.

Kehamilan merupakan pengalaman yang sangat bermakna bagi

perempuan, keluarga dan masyarakat. Perilaku ibu selama masa

kehamilannya akan mempengaruhi kehamilannya, perilaku ibu

dalam mencari penolong persalinan akan mempengaruhi kesehatan

ibu dan janin yang dilahirkan. Bidan harus mempertahankan

kesehatan ibu dan janin serta mencegah komplikasi pada saat

kehamilan dan persalinan sebagai satu kesatuan yang utuh.

(Retnaningtyas, 2016).
16

7. Dukungan Sosial pada Ibu Hamil

Kehadiran orang lain di dalam kehidupan pribadi seseorang

memang sangat diperlukan. Hal tersebut dikarenakan seseorang tidak

mungkin memenuhi kebutuhan fisik maupu psikologisnya secara

mandiri, sehingga mereka membutuhkan dukungan sosial terutama dari

orang-orang terdekat. Hubungan akrab yang dapat menciptakan

perasaan saling mengerti dan saling memahami masalah masing-masing

sehingga dapat membentuk individu yang mampu melewati berbagai

kejadian yang menegangkan. Dukungan sosial merupakan dukungan

yang diperoleh dari hubungan interpersonal yang mengacu pada

kesenangan, ketenangan, bantuan bermanfaat, yang berupa informasi

verbal yang diterima seseorang dari orang lain atau kelompok lain yang

membawa efek bagi penerimanya. Dukungan sosial bisa dibagi menjadi

dua jenis yaitu dari lingkungan informal seperti keluarga, teman, rekan

kerja, dan atasan dan juga dukungan sosial juga dapat diperoleh dari

lingkungan formal seperti pekerja kesehatan dan pekerja jasa

kemanusiaan.

Jenis dukugan social :

a. Dukugan Emosional

Dukungan emosional dapat berupa empati, rasa cita, kepercayaan,

dan kepeduliaan.

b. Dukungan Penghargaan

Dukungan penghargaan meliputi ungkapan hormat, dorongan untuk

maju, serta membantu seseorang untuk melihat segi-segi positif yang


17

ada di dalam dirinya untuk dibandingkan dengan orang lain yang

berfungsi untuk menambah penghargaan diri dan persetujuan atas

gagasan atau perasaan individu.

c. Dukungan Instrumental

Dukungan Instrumental dapat mencakup bantuan langsung dan nyata

yang secara praktis dapat membantu seseorang yang membutuhkan.

Peran lain dari suami adalah memfasilitasi (sebagai orang yang

menyediakan fasilitas), memberi semua kebutuhan istri saat akan

memeriksakan masalah kesehatan reproduksinya termasuk

memeriksakan kehamilan.

d. Dukungan Suami

Dukungan informasi berupa nasihat, saran, dan informasi terkait

dengan kebutuhan seseorang yang membutuhkan. Selain peran

penting dalam mendukung mengambil keputusan, peran suami

dalam memberikan informasi juga sangat berpengaruh bagi istri.

Peran tersebut dapat ditunjukkan ketika ikut pada saat pemeriksaan

kehamilan, mengingatkan untuk makan makanan bergizi dan juga

mematuhi jadwal Antenatal Care, dan mengingatkan hal-hal apa saja

yang tidak diperbolehkan pada saat kehamilan. Besarnya peran

suami akan sangat membantu istri dan suami akan semakin

menyadari bahwa masalah kehamilan bukan hanya urusan wanita

saja.

(Ramadhini, 2018).
18

B. Konsep Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronik

1. Pengertian

Menurut Depkes 2013 Kekurangan energi kronis merupakan suatu

keadaan dimana status gizi seseorang berada pada kondisi yang kurang

baik. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya konsumsi pangan dan

sumber energi yang mengandung zat mikro. Kebutuhan wanita hamil

akan meningkat dari biasanya dimana pertukaran dari hampir semua

beban terjadi sangat aktif terutama pada trimester III. Karena itu

peningkatan jumlah konsumsi makan perlu ditambah, terutama

konsumsi pangan sumber energi untuk memenuhi semua kebutuhan ibu

dan janin, maka kurang mengkonsumsi kalori akan menyebabkan

malnutrisi atau biasanya disebut KEK. Kontribusi dari terjadinya KEK

ibu hamil akan mempengaruhi tumbuh kembang janin antara lain dapat

meningkatkan resiko BBLR (Febriyeni, 2017).

Kekurangan energi kronik (KEK) yaitu keadaan ibu hamil yang

menderita kekurangan makanan yang berlangsung lama (kronik) dengan

berbagai timbulnya gangguan kesehatan. KEK pada ibu hamil dapat

menyebabkan risiko anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak

bertambah secara normal, dan serangan penyakit infeksi. Dampak

terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan

lama, persalinan sebelum waktunya (prematur), pendarahan setelah

persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat. Upaya

pencegahan awal dari faktor risiko kehamilan yaitu dengan pemeriksaan


19

antenatal care (ANC). Menurut WHO, ANC untuk mendeteksi dini

terjadinya risiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat

menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan janin.

Perawatan antenatal umumnya dianggap metode yang efektif untuk

meningkatkan hasil kehamilan ( Sari, 2020).

Kekurangan Energi Kronis pada masa kehamilan dapat

mennyebabkan berbagai macam resiko baik ibu dan janin. KEK akan

meningkatkan resiko keguguran, perdarahan pasca persalinan, kematian

ibu, mudah terkena penyakit infeksi dan persalinan yang sulit dan lama.

Tidak hanya pada ibu hamil, dampak KEK pada janin dan akan akan

berlanjut sampai usia dewasa diantaranya adalah gangguan pertumbuhan

janin, bayi beresiko BBLR, bayi beresiko terkena kelainan kongenital,

resiko stunting, gangguan pertumbuhan dan perkembangan sel otak yang

berpengaruh pada kecerdasan anak (Paramita, 2019).

2. Indikator KEK

Indikator untuk menggambarkan ibu hamil Kurang Energi Kronis

dengan melakukan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) pada

lengan atas sebelah kiri kurang dari 23,5 cm yang diukur dengan

menggunakan pita ukur (Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2019).

Parameter yang digunakan adalah jumlah bumil KEK dan prevalensi

bumil KEK. Jumlah bumil KEK di hitung setiap bulan untuk intervensi,

sedangkan prevalensi dihitung setiap tahun (Depkes (2008) dalam

Nurmadinisia (2012)). Indikator ibu hamil KEK merupakan indikator


20

untuk mengurangi risiko persalinan, pertumbuhan dan perkembangan

anak dikemudian hari. Persentase ibu hamil Kurang energi Kronik

(KEK) menggambarkan risiko yang akan dialami ibu hamil dan bayinya

dalam masa kehamilan, persalinan dan pasca persalinan (Rohmah,

2020).

3. Faktor – Faktor yang berhubungan dengan KEK

a. Kehamilan yang terlalu muda (dibawah 20 tahun).

b. Kehamilan yang terlalu tua (diatas 35 tahun).

c. Kehamilan yang terlalu dekat dengan jarak kehailan sebelumya

(kurang dar 2 tahun), kehamilan yang terlalu sering.

d. Kehamilan yang terlalu jauh jaraknya dari kehamilan sebelumnya

(lebih dari 5 tahun), kehamilan yang terlalu jarang.

(Rohmah, 2020).

Makanan pada ibu hamil sanggat penting, karena makanan

merupakan sumber gizi yang dibutuhkan ibu untuk perkembangan

janin dan tubuhnya sendiri. Namun makanan yang dimakan oleh

seorang ibu bukan satu-satunya facktor yang mempengaruhi status gizi

ibu hamil. Penyebab dari KEK dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Faktor langsung

1) Asupan makanan Asupan makanan adalah semua jenis

makanan maupun minuman yang dikonsumsi tubuh setiap hari.


21

Umumnya asupan makanan dipelajari untuk dihubungkan

dengan keadaan gizi masyarakat suatu wilayah atau individu.

2) Infeksi

Penyakit infeksi (infectious disease), yang juga dikenal sebagai

communicable disease atau transmissible disease merupakan

penyakit yang gejala-gejala medis penyakitnya terjadi akibat

dari infeksi. Infeksi tidak bersinonim dengan penyakit infeksi,

karena sebagian infeksi tidak menyebabkan penyakit. Infeksi

dengan keadaan gizi kurang merupakan hubungan timbal balik.

Penyakit infeksi dapat memperburuk keadaan gizi dan keadaan

gizi yang buruk dapat mempermudah infeksi. Malnutrisi

menimbulkan bermacam-macam ancaman terhadap

perempuan.

b. Faktor tidak langsung

1) Pendapatan Keluarga

Tingkat ekonomi jika yang bersangkutanan hidup di bawah

garis kemiskinan, berguna untukmemastikan apakah ibu

berkemampuan membeli dan memilih makanan yang bernilai

gizi tinggi. Tingkat sosial ekonomi meliputi pendidikan,

pendapatan, dan jumlah anggota keluarga merupakan penyebab

secara tidak langsung dari masalah gizi.

2) Usia Ibu

Umur adalah lamanya waktu hidup yaitu terhitung sejak lahir

sampai dengan sekarang. Penentuan umur dilakukan dengan


22

menggunakan hitungan tahun. Usia adalah umur individu yang

terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun.

Pembagian umur berdasarkan psikologi perkembangan.

(Ferawati, 2019).

C. Faktor – Faktor yang mempengaruhi KEK

1. Dukungan Keluarga

Keterlibatan keluarga sejak awal masa kehamilan akan

mempermudah dan meringankan ibu dalam menjalani dan mengatasi

berbagai perubahan yang terjadi pada tubuh ibu akibat hadirnya janin

di dalam perut. Sejalan dengan program ini diharapkan minimal satu

kali pertemuan ibu hamil didampingi keluarga. Dikarenakan orang

yang paling penting bagi seorang ibu hamil adalah keluarga. Bukti

yang ditunjukkan bahwa ibu hamil yang diperhatikan dan dikasihi

oleh keluarganya selama kehamilan akan menunjukan lebih sedikit

gejala emosi dan fisik, lebih mudah melakukan penyesuaian diri

selama kehamilan dan sedikit resiko komplikasi persalinan. Hal ini

diyakini karena ada dua kebutuhan utama yang ditunjukan ibu selama

hamil yaitu menerima tanda- tanda bahwa dicintai dan dihargai serta

kebutuhan akan penerimaan pasangan terhadap anaknya (Sipayung,

2021).

Dukungan keluarga yang ditunjukkan memberikan efek yang

bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental pada wanita hamil. Oleh

karna itu, dukungan keluarga sangat memiliki andil yang besar dalam
23

menentukan status kesehatan ibu. Jika anggota keluarga menginginkan

kehamilan, mendukung, bahkan memperlihatkan dukungannya dalam

berbagai hal maka ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, lebih

bahagia, dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa

nifas (Sawan & Buleleng, 2019). Dukungan sosial meliputi dukungan

emosional adalah meliputi rasa cinta dan keyakinan dukungan

informasional adalah dukungan dalam bentuk informasi dalam

memberikan jalan keluar untuk memecahkan masalah, dukungan

instrumental dapat diberikan dengan menyediakan sarana prasarana,

peluang kesempatan dan waktu, dan dukungan appraisal adalah

dukungan berupa pemberian pujian dan umpan balik mengenai hasil

atau prestasi yang diraih (Sipayung, 2021).

Dukungan keluarga terdapat dua yaitu internal dan eksternal,

dukungan internal meliputi orang tua, suami, dan anak. Dalam hal ini

dukungan sosial keluarga (suami) sangat mempengaruhi secara

psikologis bagi ibu hamil selama masa kehamilanya. Dukungan suami

merupakan suatu bentuk perwujudan dari sikap perhatian dan kasih

sayang. Dukungan dapat diberikan baik fisik maupun psikis. Suami

memiliki andil yang cukup besar dalam menentukan status kesehatan

ibu. Dukungan suami yang baik dapat memberikan motivasi yang baik

pada ibu untuk memeriksakan kehamilannya (Erawati, 2017).


24

2. Pendidikan

a. Defenisi

1) Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyatakan bahwa

pendidikan berasal dari kata dasar didik (mendidik), yaitu:

memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan)

mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan

pendidikan mempunyai pengertian: proses pengubahan

sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam

usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran

dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik (Hidayat,

2019).

2) Pendidikan adalah suatu upaya yang dilakukan secara sadar,

terencana terwujudnya proses belajar dan pembelajaran

untuk mengembangkan potensi jasmani dan rohani potensi

lainnya, sehingga dapat berkembang dalam ranak kognitif,

efektif dan psikomotor serta dapat hidup secara harmonis

dalam hidup dan kehidupan (Hamengkubuwono, 2016).

3) Menurut Jhon Dewey dalam bukunya Demoracy and

Education pendidikan adalah rekontruksi atau reogarnisasi

pengalaman yang menambah makna pengalaman, dan yang

menambah kemampuan untuk mengarahkan pengalaman

selanjutnya ( Sukadari, 2017).


25

4) Prof. Dr. John Dewey berpendapat “Konsep dari pendidikan

adalah suatu proses pengalaman. Karena kehidupan adalah

pertumbuhan, pendidikan berarti membantu pertumbuhan

batin tanpa dibatasi oleh usia. Proses pertumbuhan ialah

proses menyesuaikan pada tiap-tiap fase serta

menambahkan kecakapan di dalam perkembangan

seseorang” (Amanudin, 2019).

b. Tujuan

Tujuan pendidikan merupakan suatu faktor yang amat sangat

penting di dalam pendidikan, karena tujuan pendidikan ini

adalah arah yang hendak dicapai atau yang hendak di tuju oleh

pendidikan. Dalam penyelenggaraannya pendidikan tidak dapat

dilepaskan dari sebuah tujuan yang hendak dicapai, hal ini

dapat dibuktikan dengan penyelenggaraan pendidikan yang di

alami bangsa Indonesia (Hidayat, 2019).

c. Teori pendidikan

1) Behaviorisme

2) Kognitivisme.

3) Konstruktivisme

4) Humanistik

(Fara, dkk. 2020)

d. Faktor – faktor pendidikan

1) Faktor tujuan

a) Sebagai arah pendidikan.


26

b) Tujuan sebagai titik ukur.

c) Tujuan sebagai titik pangkal/mencapai tujuan lain.

d) Memberi nilai pada usaha yang dilakukan

2) Faktor pendidik

Pendidikan ialah orang yang memikul pertanggungjawaban

untuk mendidik. Dwi Nugroho Hidayanto, menginvetarisir

bahw pengertian pendidik ini meliputi:

a) Orang Dewasa

b) OrangTua

c) Guru

d) Pemimpin Masyarakat

e) Pemimpin Agama

3) Faktor anak didik

Dalam pengertian umum, anak didik adalah setiap orang

yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok

orang yang menJalankan kegiatan pendidikan. Sedangkan

dalam arti sempit anak didik lalah anak (prlbadi yang belum

dewasa) yang diserahkan kepada tanggungjawab pendidik.

4) Faktor alat pendidikan

Yang dimaksud alat pendidikan adalah suatu tindakan atau

situasii yang sengaja diadakan untuk tercapainya suatu

tujuan pendidikanlolkal yang tertentu.

(HSB, 2018).
27

3. Pengetahuan

a. Defenisi

1) Sebagaimana kegiatan yang dilakukan oleh manusia

memiliki akibat atau hasil, demikian pula tindakan

'mengetahui' tentu saja juga menghasilkan sesuatu, yaitu

'pengetahuan'. Pada hakikatnya pengetahuan merupakan

segenap hasil dari kegiatan mengetahui berkenaan dengan

sesuatu obyek (dapat berupa suatu hal atau peristiwa yang

dialami subyek), misalnya: pengetahuan tentang benda,

tentang tumbuh-tumbuhan, tentang binatang, tentang

manusia, atau pengetahuan tentang peristiwa peperangan

(Wahana, 2016).

2) Pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan

tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar,

insaf, mengerti, dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua

milik atau pikiran. Dengan demikian, pengetahuan

merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu

(Suaedi, 2016).

3) Pengetahuan adalah keseluruhan gagasan, pemikiran, ide,

konsep dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang

dunia dan segala isinya, termasuk manusia dan

kehidupannya. Sedangkan ilmu pengetahuan adalah


28

keseluruhan sistem pengetahuan manusia yang telah

dibakukan secara sistematis. Pengetahuan lebih spontan

sifatnya, sedangkan ilmu pengetahuan lebih sistematis dan

reflektif. Pengetahuan jauh lebih luas dari ilmu

pengetahuan, karena pengetahuan mencakup segala sesuatu

yang diketahui manusia tanpa perlu dibakukan secara

sistematis.

Pengetahuan pengukuran dapat dilakukan dengan

wawancara atau angket yang menyatakan tentang isi materi

yang ingin di ukur dari subjek penelitian atau responden.

Penilaian pengetahuan dapat dilakukan dengan cara :

a) Pengetahuan tinggi ≥ mean (rata – rata )

b) Pengetahuan rendah < mean (rata – rata)

(Soelaiman, 2019).

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Bloom tingkat pengetahuan dibagi menjadi 7 bagian :

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya.

2) Memahami (Comperehension)

Memamahami adalah menjelaskan secara benar tentang

objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan secara

benar.

3) Aplikasi (Aplikation)
29

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan

materi yang telah dipelajari pada kondisi yang sebenarnya.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan materi

kedalam bentuk komponen tetapi masih dalam kaitan satu

sama lain.

5) Sintesis (Syntesis)

Sintesis adalah kemampuan menyusun formulasi –

formulasi baru dari formulasi yang telah ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi adalah kemampuan memberikan penilaian

terhadap suatu objek

7) Cipta (Create)

Cipta adalah kemampuan memadukan unsur – unsur

menjadi suatu bentuk baru yang utuh membuat sesuatu

yang orisinil.

(Farhani, 2014).

4. Sosial Ekonomi

a. Defenisi

Kondisi sosial ekonomi menurut M. Sastropradja adalah

keadaan atau kedudukan seseorang dalam masyarakat

sekelilingnya. Manaso Malo juga memberikan batasan tentang

kondisi sosial ekonomi yaitu, Merupakan suatu kedudukan


30

yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada

posisi tertentu dalam sosial masyarakat. Pemberian posisi

disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus

dimainkan oleh si pembawa status. Setiap usaha yang

dijalankan, tentunya akan memberikan dampak positif dan

negatif. Dampak positif dan negatif ini akan dapat dirasakan

oleh berbagai pihak, baik bagi perusahaan itu sendiri,

pemerintah, ataupun masyarakat luas (Gunawan, 2020).

b. Dampak aspek social ekonomi dan social

1) Dapat meningkatkan ekonomi rumah tangga melalui :

a) Peningkatan tingkat pendapatan keluarga.

b) Perubahan pola nafkah.

c) Adanya pola nafkah ganda.

d) Tersedianya jumlah dan ragam produk barang dan jasa

di masyarakat, sehingga masyarakat punya banyak

pilihan untuk produk yang diinginkan.

e) Membuka kesempatan kerja bagi masyarakat sekaligus

mengurangi pengangguran, karena setiap proyek/usaha

baru yang didirikan pasti akan membutuhkan tenaga

kerja tambahan dan hal ini tentu saja akan membuka

peluang bagi tenaga kerja yang belum mendapatkan

pekerjaan atau masih menganggur.


31

f) Tersedianya sarana dan prasarana dengan dibukanya

suatu proyek atau usaha dapat pula memberikan

fasilitas bagi masyarakat luas maupun pemerintah

2) Meningkatkan perekonomian pemerintah baik lokal

maupun regional melalui

a) Menambah peluang dan kesempatan kerja dan

berusaha bagi masyarakat.

b) Memberikan nilai tambah proses manufaktur.

c) Menambah jenis dan jumlah aktivitas ekonomi

nonformal di masyarakat.

d) Pemerataan pendistribusian pendapatan.

e) Menimbulkan efek ganda ekonomi.

f) Peningkatan Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB).

g) Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

h) Menambah pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di

daerah tertentu.

i) Menyediakan fasilitas umum yang sangat dibutuhkan

masyarakat.

j) Menghemat devisa apabila produk dan jasa yang

dihasilkan dapat mengurangi pemakaian impor dan

jasa dari luar negeri.


32

k) Memperoleh pendapatan berupa pajak dari

sumbersumber yang dikelola oleh perusahaan, baik

dari pendapatan penjualan maupun dari pajak lainnya.

(Gunawan, dkk. 2020).

5. Pola Makan

a. Defenisi

1) Pola makan adalah cara seseorang atau kelompok orang

dalam memilih makanan dan makanannya sebagai

tanggapan terhadap pengaruh fisiologi, psikologi budaya

dan sosial. Sedangkan makanan adalah bahan yang

dimakan untuk memenuhi kebutuhan tubuh untuk

pertumbuhan, kerja dan perbaikan jaringan tubuh. Pada

wanita hamil kebutuhan zat gizi akan mengalami

penambahan kebutuhan dan dipengaruhi juga oleh status

gizi sebelum ia hamil. Penambahan kebutuhan ini terjadi

karena pertumbuhan janin hampir sama sekali tergantung

pada penyediaan zat gizi dari tubuh wanita yang hamil

(Waryana, 2016).

2) Pola makan ibu hamil yang baik selalu mengacu kepada

gizi seimbang yaitu terpenuhinya semua zat gizi sesuai

dengan kebutuhan yang seimbang. Pola makan ibu hamil

sangat erat kaitannya dengan kebiasaan makanan yang

dikonsumsinya. Secara umum faktor yang mempengaruhi


33

terbentuknya pola makan ibu hamil adalah faktor ekonomi,

faktor sosial budaya, pendidikan, dan lingkungan.

b. Pengaturan Pola Makan Ibu Hamil

Makanan ibu hamil harus sesuai dengan kebutuhan yaitu

makanan yang seimbang dengan perkembangan masa

kehamilan. Trimester I, pertumbuhan janin masih lambat

sehingga kebutuhan gizi untuk pertumbuhan janin belum begitu

besar, tetapi ibu mengalami ketidak nyamanan seperti ngidam,

mual dan muntah. TrimesterII dan III, pertumbuhan janin

berlangsung cepat sehingga perlu memperhatikan kebutuhan

gizinya (Safrianti, 2017).

Pada trimester kedua, peran hormon kehamilan yang

membuat kondisi ibu tidak karuan sudah digantikan oleh

plasenta sehingga ibu tidak lagi mual-muntah. Bahkan nafsu

makannya sudah berkembang mengikuti kebutuhan gizi ibu

yang terus bertambah. Apalagi pertumbuhan janin yang makin

pesat juga membutuhkan asupan nutrisi yang besar. Inilah saat

yang tepat bagi ibu untuk mengejar ketertinggalan nutrisi di

trimester pertama. Atur sebaik-baiknya asupan di trimester

kedua dan ketiga. Jangan kurang juga jangan berlebih

(Safrianti, 2017).

Menurut penelitian Chairiah (2012) pola makan ibu hamil

berdasarkan jumlah asupan energi, protein, lemak dan natrium

yaitu rata-rata asupan energi yang dikonsumsi ibu hamil adalah


34

2.572 kal dengan asupan energi minimum yang dikonsumsi

sebanyak 2.100 kal dan maksimum 3.100 kal. Asupan rata-rata

protein adalah 66,52 gram dengan asupan protein minimum

yang dikonsumsi sebanyak 42,00 gram dan maksimum 88,00

gram. Asupan rata-rata lemak adalah 86,50 gram dengan

jumlah lemak minimum yang dikonsumsi sebanyak 60,00 gram

dan maksimum 110,00 gram. Jumlah rata-rata Natrium adalah

2,54 mg dengan jumlah natrium minimum yang dikonsumsi

sebanyak 1,5 mg dan maksimum 2,9 mg (Safrianti, 2017).


35

D. Kerangka Teori

Faktor – faktor yang mempengaruhi KEK


1. Faktor langsung
a. Asupan makanan
b. Penyakit infeksi Sumber dukungan social
c. Pola konsumsi
amkanan 1. Lingkungan Informal
2. Faktor tidak langsung a. Teman
a. Sosial ekonomi b. Rekan Kerja
b. Pendapatan keluarga c. Keluarga
c. Pendidikan Ibu Hamil d. Suami
d. Pengetahuan KEK 2. Lingkungan Formal
e. Pekerjaan a. Tenkes
f. Faktor biologis ibu b. Pekerja jasa
1) Usia ibu manusia
2) Jarak kehamilan
3) Faktor prilaku Dampak KEK

1. Persalinan lama dan sulit


2. Persalinan sebelum waktunya
3. Perdarahan setelah penanganan

Penanganan

1. Pemberian PMT
Biskuit
KEK
2. Suplementasi Zat Besi
(Fe)
36

Sumber : Kerangaka teori modifikasi dari Farid (2019),


Ferawati (2019), Ramadhini (2018).
BAB III
KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu hubungan antara konsep satu terhadap

konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Variabel yang diteliti

terdiri dari variabel independen atau variabel bebas dan variabel dependen

atau variabel terikat ( Notoatmodjo, 2012). Hasil tinjauan pustaka serta

masalah yang telah dirumuskan oleh peneliti dapat dikembangkan suatu

kerangka konsep, yaitu Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian

Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja

Puskesmas Silaping Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022.

Adapun variable yang akan diteliti adalah variabel independen dan

variabel dependen seperti yang tertera dibawah ini :

Skema 3.1
Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kekurangan Energi
Kronis (KEK) pada Ibu Hamil

Variabel Independen Variabel Dependen


Dukungan Keluarga

Pendidikan

Pengetahuan Kejadian KEK pada


Ibu Hamil
Sosial Ekonomi

Pola Makan

Dukungan Nakes

36
37

B. Defenisi Operasional

Tabel 3.1
Defenisi Operasional

N Variabel Defenisi Operasional Alat Cara Hasil Ukur Skala


o Ukur Ukur Ukur
1. Variabel Sistem pendukung utama Kuesi Lemb Tidak Ordinal
Independe untuk memberikan oner ar Mendukung
n perawatan langsung pada ceklis =0
Dukungan setiap keadaan sehat
Keluarga ataupun sakit adalah Mendukung
dukungan keluarga. =1

(Retno,dkk.
2015)
2. Pendidika Menciptakan seseorang Kuesi Lemb Rendah = 0 Ordinal
n yang berkualitas dan oner ar
berkarakter sehingga ceklis Tinggi = 1
memiliki pandangan
yang luas ke depan untuk (Aryani, dkk.
mencapai suatu citacita 2019)
yang di harapkan dan
mampu beradaptasi
secara cepat dan tepat di
dalam berbagai
lingkungan.
3. Pengetahu Keseluruhan gagasan, Kuesi Lemb Kurang < Ordinal
. an pemikiran, ide, konsep oner ar Mean
dan pemahaman yang ceklis
dimiliki manusia tentang Baik ≥ Mean
dunia dan segala isinya,
termasuk manusia dan (Nugraheni,
kehidupannya. dkk. 2019)
4. Status Hal – hal yang berkenaan Kuesi Lemb < UMR = 0 Ordinal
Ekonomi dengan masyarakat atau oner ar
sifat – sifat ceklis ≥ UMR = 1
kemasyarakatan yang
memperhatikan umum. (Nugraheni,
dkk. 2019)
5. Pola Berbagai informasi yang Kuesi Lemb (Rindu, dkk. Ordinal
Makan memberikan gambaran oner ar 2017)
mengenai jumlah dan ceklis
jenis bahan makanan
yang dimakan setiap hari
38

oleh satu orang dan


mempunyai ciri khas
untuk suatu kelompok
masyarakat tertentu yang
meliputi sikap,
kepercayaan, ketersedian
makanan serta pilihan
makanan
6. Dukungan Dukungan yang Kuesi Lemb Tidak Ordinal
Nakes diberikan secara optimal oner ar Mendukung
kepada ibu hamil, seperti ceklis =0
pelaksanaan kesehatan,
pendidikan , komunikator Mendukung
dan penasehat (Rottie, =1
2016)
7. Variabel Keadaan ibu hamil dan Kuesi Lemb LILA <23,5 Ordinal
dependen WUS (Wanita Usia oner ar = KEK
Ibu hamil Subur) yang kurang gizi ceklis
KEK diakibatkan kekurangan LILA ≥23,5
asupan energi dan protein Tidak KEK
yang berlangsung terus
menerus yang dapat (Rahmi,
mengakibatkan 2016)
timbulnya gangguan
penyakit tertentu.

C. Hipotesis

1. Ada hubungan yang bermakna Dukungan Keluarga dengan Kejadian

Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja

Puskesmas Silaping Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022.

2. Ada hubungan yang bermakna Pendidikan dengan Kejadian Kekurangan

Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas

Silaping Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022.

3. Ada hubungan yang bermakna Pengetahuan dengan Kejadian

Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja

Puskesmas Silaping Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022.


39

4. Ada hubungan yang bermakna Sosial Ekonomi dengan Kejadian

Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja

Puskesmas Silaping Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022.

5. Ada hubungan yang bermakna Pola Makan dengan Kejadian Kekurangan

Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas

Silaping Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022.

6. Ada hubungan yang bermakna Dukungan Nakes dengan Kejadian

Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja

Puskesmas Silaping Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022.


BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif analitik, yaitu untuk mencari

hubungan antara dua variabel pada situasi atau kelompok objek. Penelitian

ini dilakukan untuk mengetahui Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan

Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Wilayah

Kerja Puskesmas Silaping Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022.

B. Tempat dan Waktu

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Silaping.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – Mai Tahun2022.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan ibu hamil KEK di

Wilayah Kerja Puskesmas Silaping, yaitu sebanyak 36 orang ibu hamil

KEK.

40
41

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel yang dilakukan oleh peneliti adalah

teknik secara total sampling Adalah mengambil semua populasi

menjadi sampel ( Swarjana, I Ketut. 2015). Sampel dalam penelitian ini

adalah 36 responden.

D. Jenis Data

Dalam pengumpulan data penelitian ini menggunakan data sekunder yang

dikumpulkan dari hasil rekam medik Puskesmas Silaping, serta

menggunakan data primer yaitu data yang didapat dari hasil langsung dari

peneliti sendiri.

E. Alat Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data tentang Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan

Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Wilayah

Kerja Puskesmas Silaping Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022

digunakan kuesioner yang berisi tentang beberapa pertanyan tentang

dukungan keluarga, pendidikan, pengetahuan, social ekonomi serta pola

makan tentang Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil.

F. Pengolahan Data

Proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus

ditempuh diantaranya:
42

1. Pemeriksaan Data (Editing)

Setelah semua kuesioner diisi, kemudian peneliti memeriksa kembali

isian kuesioner apakah ada yang belum terisi atau salah cara pengisian

dari kuesioner dan memastikan semua kuesioner telah lengkap terisi.

2. Pengkodean Data (Coding)

Setelah semua data di kumpulkan dan di koreksi, selanjutnya peneliti

memberi kode pada data untuk memudahkan pengolahan data. Kode

yang di berikan.

3. Memasukkan Data (Entry)

Memasukkan data dari hasil penelitian yang sudah di beri skor sesuai

dengan kategorinya masing-masing ke dalam Master Tabel dengan

menggunakan komputer. Peneliti memindahkan data kedalam master

tabel atau database computer.

4. Pembersihan Data (Cleaning)

Data yang telah dimasukkan dan di periksa kembali sehingga benar-

benar bersih dari kesalahan. Setelah dilakukan pemeriksaan peneliti

tidak menemukan data yang kosong atau tidak terisi pada kuesioner.

5. Mentabulasi Data (Tabulating)

Setelah di editing dan coding selesai di lakukan, kemudian di lakukan

tabulasi yaitu mengelompokkan data ke dalam suatu tabel.

G. Analisis Data

1. Analisis Univariat
43

Analisis data penelitian ini menggunakan analisa univariat, dilakukan

untuk mengetahui distribusi frekuensi dukungan keluarga, pendidikan,

pengetahuan, social ekonomi, pola makan dan Kejadian Kekurangan

Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil.

2. Analisis Bivariat

Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang di duga ada

hubungan atau berkolerasi, yaitu melihat adanya hubungan dukungan

keluarga, pendidikan, pengetahuan, social ekonomi dan pola makan

terhadap Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil.

Data diolah dengan uji chi-square yaitu apabila nilai p ≤ α berarti ada

hubungan. Dan apabila p ≥ α berarti tidak ada hubungan.


57
DAFTAR PUSTAKA

Amanudin. Pengantar ilmu pendidikan. no 1, ISBN, 2019.


Anggraheny, Hema Dewi, en Andra Novitasari. “E- Book ‘ Mil l enial
Sadar Gizi ’ sebagai Salah Satu Upaya Edukasi Pencegahan Ibu
Hamil KEK di Puskesmas Gunungpati Semarang E- Book ‘
Millenial Sadar Gizi ’ as One of The Efforts to Prevent Pregnant
Woman from Chronic Energy Deficiency at Puskesmas Gunu”.
Fakultas Kedokteran Unimus, Semarang, 2019, bll 513–17.
Dukungan, Gambaran, et al. “Gambaran Dukungan Sosial Keluarga
(Suami) Pada Ibu Hamil Yang Melakukan Kunjungan Antenatal
Care Description”. STIKES RS. Baptis Kediri, 2017.
Farid, Titania. “Asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan kekurangan
energi kronis (kek)”. Universitas Banjarmasin, 2019.
Febriyeni. “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Kekurangan Energi Kronis Pada Ibu Hamil”. STIKes Fort De
Kock Bukittinggi, vol 2, no 3, 2017.
Ferawati. “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Ibu Hamil”.
Universitas Islam Negeri Alaudin Makassar, 2019.
Fitriahadi, Enny. Buku Ajar Asuhan Kehamilan Disertai Daftar Tilik.
ISBN, 2017.
Gunawan, Cakti Indra, et al. Sosial Ekonomi Pertanian : Suatu
Pengantar. no 0341, IKAPI, 2020.
Hamengkubuwono. Ilmu Pendidikan dan Teori - Teori Pendidikan.
ISBN, 2016.
Hani, Umu, en Luluk Rosida. “Gambaran Umur dan Paritas pada
Kejadian KEK”. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta, vol 2, no 1, 2018, bll 103–09.
Hidayat, Rahmat, en Abdillah. Ilmu Pendidkan Konsep, Teori dan
Aplikasinya. LPPPI, 2019.
HSB, A. B. D. Aziz. Landasan Pendidikan. ISBN, 2018.
Kristianingsih, Ratna, En Sestu Retno. “Hubungan Dukungan
Keluarga Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Trimester II Dan III
Mengkonsumsisuplementasi Tablet Fe”. STIKES Pemkab
Jombang, 2015.
Manik, Marianta, en Rindu. “Faktor yang Berpengaruh terhadap
Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil KEK Trimester III”. Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia, vol 16, 2017, bll 23–31.
Mijayanti, Rapih, et al. “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kurang Energi Kronik ( Kek ) Pada Ibu Hamil”. Fakultas
Kesehatan Universitas Aisyah Pringsewu, Lampung, vol 1, no 3,
2020, bll 205–19.
Mukaddas, Hardianti, et al. “Factors Related to Chronic Energy
Deficiency in Pregnant Mothers”. Haluoleo University, Kendari,
Indonesia, no February, 2021, doi:10.29252/jgbfnm.18.
Novitasari, Yayuk Dwi, et al. “Faktor – faktor yang berhubungan
dengan kekurangan energi kronik (kek) ibu hamil”. Universitas
Diponegoro, vol 8, no 1, 2019, bll 562–71.
Padang, Profil Kesehatan Kota. Profil Kesehatan Tahun 2020. 2021.
Paramita, Farah. Gizi pada Kehamilan. IKAPI, 2019.
Rahmi, Laila. “Factors Related To Chronic Energy Deficiency ( Ced )
To Pregnant Woman”. STIKES SYEDZA SAINTIKA Padang,
2016, bll 35–46.
Ramadhini, Ade Ayu. “Dukungan Suami Terhadap Istri dengan
Kehamilan Beresiko Tinggi Akibat Kekurangan Energi Koronis”.
UNIVERSITAS JEMBER, 2018.
Retnaningtyas, Erma. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil. ISBN,
2016.
RI, Kemenkes. Profil Kesehatan Indonesia 2020. 2021.
Rohmah, Laelatul. “Evaluasi Program Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) pada Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronis
(KEK)”. UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG, 2020.
Safrianti, Nila Tuti. “Gambaran Pola Makan Status Gizi Ibu Hamil
yang Mmemiliki Resiko Persalinan Secarea Sectio”.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA, 2017.
Sari, Liya Lugita. “Faktor Faktor yang Berhubungan dengan
Kejadian Kekurangan Energi Kronik pada Ibu Hamil”. Akademi
Kebidanan Manna, vol 27, no 1, 2020, bll 23–29.
Sinurat, Lasma Rina Efrina, en Rosetty Rita Sipayung. Hubungan
dukungan keluarga dengan keikutsertaan kelas ibu hamil. no 2,
2021, bll 141–50.
Soelaiman, Darwis A. Filsafat Ilmu Pengetahuan. ISBN, 2019.
St, Fatimah S., en Nuryaningsih S. St. BUKU AJAR Asuhan
Kebidanan Kehamilan. ISBN, 2017.
Suaedi. Pengantar Filsafat ilmu. ISBN, 2016.
Sukardi, en Sulistyono. Ilmu Pendidikan. ISBN, 2017.
Syakur, Rosdiana, et al. “Factors Assosiated To The Prevalence Of
Chronic Energy Deficiency ( CED ) At Pregnant Women In
Maccini Primary Health Care Of Makassar”. Universitas
Indonesia Timur, vol 1, 2020, bll 51–59.
Teguh, Numbi Akhmadi, et al. “Faktor-faktor yang mempengaruhi
kejadian kurang energi kronis ( kek ) pada ibu hamil”.
Universitas Udayana, Denpasar, Indonesia, vol 10, no 3, 2019, bll
506–10, doi:10.15562/ism.v10i3.432.
Wahana, Paulus. Filsafat Ilmu Pengetahuan. ISBN, 2016.
Wijayanti, Irfan Tri. “Pola makan ibu hamil yang mempengaruhi
kejadian kek”. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati,
vol 6, no 1, 2019, bll 5–9, doi:10.34310/sjkb.v6i1.226.
Yulizawati, et al. BUKU AJAR Asuhan Kebidanan pada Kehamilan.
IKAPI.

Anda mungkin juga menyukai