DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 2
C. Tujuan.......................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Pemilihan jenis kelamin anak................................................ 4
B. VBAC.................................................................................... 4
C. Persiapan Persalinan Dan Kelahiran Pada Kebutuhan Khusus 7
D. Perawatan Anak Pada Ibu Kebutuhan Khusus..................... 8
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................. 11
B. Saran............................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Budaya selalu melahirkan ketegangan-ketegangan dalam masyarakat serta bisa saja
menjadi determinan bagi kemajuan dan kemunduruan masyarakat baik dari aspek ekonomi,
perilaku, dilihat dari kesehariannya.
Budaya tidak muncul dengan sendirinya akan tetapi selalu ada stimulasi sehingga
memyebabkan terbentuknya suatu budaya yang mengakar pada kehidupan bermasyarakat,
kecenderungan suatu pola budaya yang sudah terbentuk akan menentukan setiap aktivitas
yang terkandung pada setiap individu.
Seperti apa yang dijelaskan dalam (Soemardjan, 1964: 115) oleh Ralph Linton (1940),
Budaya atau kebudayaan adalah seluruh dari pengetahuan, sikap, dan pola perilaku yang
merupakan kebiasaan yang memiliki dan diwarisi oleh anggota suatu masyarakat tertentu.
4
Tingkat ruptur uteri pada pasien VBAC 0,5-1% tetap sebagai alternatif pilihan
persalinan bagi wanita yang dulu menjalani persalinan dengan SC karena alternatif
persalinan SC berulang juga bukan tanpa risiko. Pelaksanaan VBAC harus dilakukan diskusi
untuk mengetahu risiko dan keuntungan pada ibu dan bayi, dan terdapat persetujuan
tindakan / informed concent (IC) pada perencanaan persalinan riwayat SC.
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana asuhan kebidanan dengan kebutuhan khusus pada permadalahan budaya.
C. TUJUAN
1 Untuk mengetahui bagaimana pemilihan jenis kelamin pada anak.
2 Untuk mengetahui bagaimana VBAC.
3 Untuk mengetahui bagaimana Persiapan Persalinan Dan Kelahiran Pada Kebutuhan Khusus.
4 Untuk mengetahui bagaimana Perawatan Anak Pada Ibu Kebutuhan Khusus.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. pemilihan jenis kelamin pada anak
Kehadiran anak laki-laki dan perempuan dalam suatu keluarga khususnya di tengah-
tengah masyarakat memegang arti penting. Kehadiran anak laki-laki dalam rumah tangga
masyarakat sangat memiliki arti karena laki-laki sebagai pemimpin. Oleh karena beratnya
peran sebagai pemimpin, maka sejak dini anak laki-laki dibekali sebagaimana menjadi
pemimpin kelak dia dewasa.
Sedangkan kehadiran anak perempuan ditengah keluarga yaitu hanya akan menjadi
ibu rumah tangga.
Oleh karena itu banyak usaha yang dilakukan oleh suatu keluarga masyarakat dalam
mencapai keseimbangan dalam keluarga tersebut.
1. Mitos-mitos terkait dengan jenis kelamin dalam kandungan
Jenis Kelamin Laki-laki :
- Perut terlihat runcing kedepan
- Lebih menyukai daging, makanan yang asin dan gurih
- Gerakan janin sangat aktif
Jenis Kelamin Perempuan:
- Perut terlihat melebar kesamping
- Janin diperut condong kebawah
- Gerakan janin lambat
2. Budaya masyarakat untuk mendapatkan jenis kelamin tertentu
Metode urut adalah salah satu cara yang dilakukan dalam melakukan pertolongan kepada
yang membutuhkan. Sebenarnya dilakukan oleh tukang urut yang pertama kali adalah
mengurut badan secara keseluruhan guna memperbaiki jalannya peredaran darah setelah
itu barulah diberikan makanan atau ramuan yang digunakan pengobatan selanjutnya.
3. Persepsi masyarakat terhadap mitos
Keberadaan tanda-tanda dan usaha yang tampak dalam keseharian ibu hamil dalam
menjalankan aktifitasnya memang tidak semuanya benar berhubungan dengan jenis
kelamin anak. Bagi sebagian masyarakat yang mempercayainya maka mitos dari tanda-
tanda itu akan memberikan hubungan yang sangat erat.
Berbeda dengan sebagian masyarakat yang tidak mempercayai mitos tersebut mereka
hanya berujar bahwa tanda tersebut hanya kebetulan saja dengan jenis kelamin anak yang
dilahirkan.
1
B. Pengertian VBAC
2
Gambar 2.1 : Kadar seksio sesarea total, seksio sesarea primer dan VBAC
(NIH Consensus Development Conference Statement, 2010)
1. Indikasi VBAC
iii. Tidak ada bekas ruptur uteri atau bekas operasi lain pada uterus
3
Menurut Cunningham FG (2001) kriteria yang masih kontroversi adalah :
3. Kehamilan kembar
4. Letak sungsang
Bekas komplikasi operasi seksio sesarea dengan laserasi serviks yang luas
7) Panggul sempit
3. Persyaratan VBAC
4
Pada kebanyakan senter merekomendasikan pada setiap unit persalinan
yang melakukan VBAC harus tersedia tim yang siap untuk melakukan
seksio sesarea emergensi dalam waktu 20 sampai 30 menit untuk antisipasi
apabila terjadi fetal distress atau ruptur uteri (Jukelevics N, 2000).
Seorang ibu hamil dengan bekas seksio sesarea akan dilakukan seksio
sesarea kembali atau dengan persalinan pervaginal tergantung apakah
syarat persalinan pervaginal terpenuhi atau tidak. Setelah mengetahui ini
dokter mendiskusikan dengan pasien tentang pilihan serta resiko masing-
masingnya. Tentu saja menjadi hak pasien untuk meminta jenis persalinan
mana yang terbaik untuk dia dan bayinya (Golberg B, 2000).
5
2.5.1. Teknik operasi sebelumnya
Pasien bekas seksio sesarea dengan insisi segmen bawah rahim transversal
merupakan salah satu syarat dalam melakukan VBAC, dimana pasien
dengan tipe insisi ini mempunyai resiko ruptur yang lebih rendah dari pada
tipe insisi lainnya. Bekas seksio sesarae klasik, insisi T pada uterus dan
komplikasi yang terjadi pada seksio sesarea yang lalu misalnya laserasi
serviks yang luas merupakan kontraindikasi melakukan VBAC. (Toth PP,
Jothivijayani, 1996, Cunningham FG, 2001). Menurut American College
of Obstetricians and Gynecologists (2004), tiada perbedaan dalam
mortalitas maternal dan perinatal pada insisi seksio sesarea transversalis
atau longitudinalis.
6
Menurut Jamelle (1996) menyatakan diktum sekali seksio sesarea selalu seksio
sesarea tidaklah selalu benar, tetapi beliau setuju dengan pernyataan bahwa
setelah dua kali seksio sesarea selalu seksio sesarea pada kehamilan berikutnya ,
dimana diyakini bahwa komplikasi pada ibu dan anak lebih tinggi.
Menurut Miller (1994) melaporkan bahwa insiden ruptur uteri terjadi 2 kali lebih
sering pada VBAC dengan riwayat seksio sesarea 2 kali atau lebih. Pada
penelitian ini, jumlah VBAC dengan riwayat seksio sesarea 1 kali adalah 83%
manakala 2 kali atau lebih adalah 17 %.
9
vi. Perhatian yang berkurang pada pasangan atau anak lainnya
Berbagai tantangan di atas bisa membuat hubungan dengan pasangan
merenggang karena istri sibuk merawat anak dan suami bekerja.
10
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah karakteristik responden VBAC adalah mayoritas usia
20-35 tahun dengan tingkat pendidikan sarjana dan tidak bekerja. Pada paritas mayoritas
pernah hamil 2-3 kali, jarak persalinan≥ 2 tahun dengan kehamilan aterm. Pada saat datang
pembukaan serviks <4 cm dan selaput ketuban negative.
B. SARAN
Bagi reponden VBAC agar selalu mengupdate informasi terkait metode persalinan supaya
bisa menentukan jenis persalinan yang diinginkan sesuai dengan kondisi ibu.
11
DAFTAR PUSTAKA
Cecatti JG, Maria H, Pires B, Faúndes A, José M, Osis D. Factors associated with
vaginal birth after previous cesarean section in Brazilian women. 2005;18(2):107–13.
12