Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MANAJEMEN PRAKTIK MANDIRI BIDAN

OLEH:

Afni Lestari Enci Nurhazijah Putri Mahami


Andi Elisa Salsabela Erina Ayusvita Putri Nur Fatimah
Anisa Gusti May Feren Rafika Lutfi Azizah
Annica Glow S. Hijrah Apriliani Sinta Marethia P
Arinda Monika Helmalia Putri Sinta Nuriah
Ariska Cristi Inayah Maulida Siti Nursiah
Arum Miranda N Jumiati Melia Sriyanti
Besse Fitriani Malikatul Bilqis Tari Wulandari
Darna Skolastika Mutiara Ayu A Wulandari
Dea Suci Indriyani Nadila Arie Saputri

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN

INSTIUT TEKNOLOGI KESEHTAN & SAINS WIYATA HUSA


DA SAMARINDA

2022/2022
KATA PENGATAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mahas Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah terkait
Manajemen Pengelolaan Praktik Bidan Mandiri. Penulisan makalah ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas matakuliah pada Program
Studi Sarjana Kebidanan Institut Teknologi Kesehatan dan Sains Wiyata Husada
Samarinda.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat


kekurangan, oleh karena itu kami sangat terbuka dengan adanya kritik dan saran
dari pembaca untuk menyempurnakan kekurangan yang ada dalam makalah kami.
Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Hormat kami,

Kelompk 1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hal yang sangat diinginkan oleh semua


makhluk hidup di muka bumi ini. Karena kondisi tubuh yang sakit, akan
membuat seseorang menjadi tidak produktif dan bisa mendapatkan risiko
kematian. Mengacu pada Undang – Undang nomor 36 tahun 2009 tentang
kesehatan, sehat didefinisikan sebagai suatu keadaan sehat baik secara
fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Berangkat dari
pengertian diatas, dapat diketahui bahwa kesehatan merupakan hal yang
luas dan bukan hanya kesehatan secara fisik (Kemenkes RI).

Pelayanan kesehatan atau perawatan kesehatan adalah


pemeliharaan atau peningkatan status kesehatan melalui usaha-usaha
pencegahan, diagnosis, terapi, pemulihan, atau
penyembuhan penyakit, cedera, serta gangguan fisik dan mental lainnya.
Pelayanan kesehatan diberikan secara profesional oleh tenaga
kesehatan dan tenaga pendukung kesehatan, misalnya dokter, dokter
gigi, perawat, bidan, apoteker, beserta asisten-asistennya. Sistem
pelayanan kesehatan merupakan sistem, terutama organisasi, yang
didirikan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan populasi sasaran.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sistem pelayanan kesehatan
dapat berfungsi dengan baik jika memiliki mekanisme pembiayaan, tenaga
kerja yang terlatih dengan baik dan dibayar dengan memadai, informasi
yang dapat diandalkan yang menjadi dasar pengambilan keputusan dan
kebijakan, fasilitas kesehatan yang terpelihara dengan baik untuk
memberikan obat-obatan yang berkualitas, dan teknologi. Sistem
pelayanan kesehatan yang efisien berkontribusi pada ekonomi,
pembangunan, dan industrialisasi suatu negara. Sejak lama, pelayanan
kesehatan dianggap sebagai penentu penting dalam meningkatkan
kesehatan fisik dan mental, serta kesejahteraan penduduk di seluruh dunia.
Kegiatan pelayanan kesehatan diberikan di fasilitas kesehatan primer,
sekunder, tersier, serta mencakup kesehatan masyarakat.

Fasilitas kesehatan (faskes) adalah salah satu fasilitas publik yang


sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Fungsinya sebagai tempat perawatan
kesehatan membuat fasilitas publik yang satu ini sangat penting
keberadaannya di setiap wilayah. Menurut Peraturan Pemerintah RI
Nomor 47 tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan, fasilitas
pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah dan/atau masyarakat. Faskes di Indonesia terdiri dari
beberapa tingkatan yang di dalamnya terdapat beberapa jenis. Jenis faskes
terbagi menjadi dua, yaitu faskes perseorangan dan faskes masyarakat.
Jenis faskes terdiri dari tempat praktik mandiri tenaga kesehatan, Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), klinik, rumah sakit, apotek, unit
transfusi darah, laboratorium kesehatan, optikal, fasilitas pelayanan
kedokteran untuk kepentingan hukum dan fasilitas pelayanan kesehatan
tradisional.

Bidan Praktek Mandiri (BPM) merupakan bentuk pelayanan


kesehatandi bidang kesehatan dasar.
Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan seorang
yang di berika oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga dan
masyarakat) sesuai dengan kemampuannya. Bidan yang menjalankan
praktek harus memiliki Surat Izin Praktek Bidan (SIPB) sehingga dapat
menjalankan praktek pada saran kesehatan atau program. Pelayanan yang
diberikan bidan biasanya meliputi penyuluhan kesehatan, konseling KB,
asuhan kehamilan, persalinan, masa nifas, perawatan bayi, perawatan
payudara, pelayanan KB (IUD,AKBK,suntik, Pil), imunisasi (ibu dan
bayi), kesehatan reproduksi remaja, perawatan pasca keguguran.

Bidan dalam mendirikan Praktik Mandiri Bidan memerlukan


persyaratan khusu untuk dapat menjalankan prakteknya, seperti tempat
atau ruang praktek, peralatan, obat-obatan, akses, sumber daya manusia,
dan lain sebagainya. Praktek pelayanan bidan mandiri merupakan
penyedia layanan kesehatan, yang memiliki kontribusi cukup besar dalam
memberikan pelayanan, khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan ibu
dan anak. Agar masyarakat pengguna jasa layanan bidan memperoleh
akses pelayanan yang bermutu, perlu adanya regulasi pelayanan praktek
bidan secara jelas persiapan sebelum bidan melaksanakan pelayanan
praktek seperti perizinan, tempat, ruangan, peralatan praktek, dan
kelengkapan administrasi semuanya harus sesuai dengan standar (Ulah
Hoirul M, 2022).

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui dan memahami pelaksanaan manajemen dalam
mendirikan dan menjalakan Praktek Mandiri Bidan (PMB)
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi masalah manajemen
pada Praktik Mandiri Bidan.
b. Mahasiswa mampu menentukan masalah prioritas dalam
manajemen Praktik Mandiri Bidan.
c. Mahasisea mampu menganalisis penyebab masalah dalam
manajemen Praktek Mandiri Bidan.
d. Mahasiswa mampu mencari alternatif pemecahan masalah
manajemen Praktek Mandiri Bidan.
e. Mahasiswa mampu melakukan pengambilan keputusan manajemen
Praktek Mandiri Bidan.
f. Mahasiswa mampu membuat rencana kegiatan manajemen Praktek
Mandiri Bidan.
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Menambah wawasan dan pemahaman terkait manajemen Praktik
Bidan Mandiri (PMB)
2. Bagi Pembaca
Dapat memberikan gambaran dalam menjalankan Praktek Mandiri
Bidan (PMB).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar BPM
1. Definisi
Bidan Praktik Mandiri (BPM) adalah salah atuh pelayanan di
bidang kesehatan dasar, bidan praktik mandiri juga meruapakan tempat
pelaksanaan bebagai kegaitan yang menyangkut pelayanan kebidanan
yang dilakukan oleh Bidan perorangan kepada pasien (Individu, Keluarga
dan Masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya. Bidan
yang menjalankan praktek harus memiliki Surat Izin Praktik Bidan
(SIPB) agar dapat menjalankn praktik pada sarana kesehatan (Arifin,
2020).
Surat izin praktik bidan (SIPB) adalah bukti tertulis yang diberikan
oleh pemerintah daerah kabupaten/kota kepada bidan sebagai pemberian
kewenangan untuk menjalankan praktik kebidanan. Menurut Permenkes
No. 28 Tahun 2017 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan,
bidan memiliki kewenangan untuk memberikan pelayanan kesehatan ibu,
pelayanan kesehatan anak, pelayanan kesehatan reproduksi perempuan
dan keluarga berencana.

2. Persyaratan Pendirian Bidan Praktik Mandiri


Praktik kebidanan merupakan inti dari berbagai kegiatan bidan dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus terus menerus ditingkatkan
mutunya. Adapun syarat untuk bisa melakukan praktik kebidanan antara
lain:
a. Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan
b. Penelitian dalam bidang kebidanan
c. Pengembangan ilmu dan teknologi dalam kebidanan
d. Uji kompetensi
Uji komeptensi adalah suatu proses untuk mengukur pengetahuan,
keterampilan, dan sikap tenaga kesehatan sesuai standar profesi.
Dengan diadakannya uji kompetensi ini diharapkan bahwa bidan
yang menyelenggarakan praktik kebidanan adalah bidan yang benar-
benar kompeten. Upaya ini dilakukan dalam rangka meningkatkan
kualitas pelayanan kebidnana, mengurangi medical error atau
malpraktik dalam tujuan utama untuk mengurangi angka kematian
ibu dan bayi.
e. Legislasi
Legislasi adalah proses pembuatan undang-undang atau
penyempurnaan perangkat hukum yang sudah ada melalui
serangakian kegiatan sertifikasi (pengaturan kompetensi), registrasi
(pengaturan kewenangan), dan lisensi (pengaturan penyelenggaraan
kewenangan).
f. Sertifikasi
Sertifikasi adalah dokumen penguasaan kompetensi tertentu melalui
kegiatan pendidikan formal maupun nonformal (pendidikan
berkelanjutan). Bentuk sertifikasi dari pendidikan formal adalah
ijazah. Sedangkan contoh sertifikasi dari lembaga nonformal berupa
sertifikat yang terakreditasi sesuai standar nasional.
g. Registrasi
Registrasi adalah sebuah proses dimana seorang tenaga profesi harus
mendaftarkan dirinya pada suatu badan tertentu secara periodik guna
mendapatkan kewenangan dan hak untuk melakukan tindakan
profesional. Dengan registrasi seorang tenaga profesi, maka akan
mendapatkan haknya untuk minta ijin praktik (lisensi) setelah
memenuhi beberapa persyaratan administrasi untuk lisensi.
h. Lisensi
Lisensi adalah proses administrasi yang dilakukan oleh pemerintah
atau yang berwenang berupa surat ijin praktik yang diberikan kepada
tenaga profesi yang telah teregistrasi untuk pelayanan mandiri.
Menurut Permenkes No. 28 Tahun 2017 tentang izin dan
penyelenggaraan praktik bidan, menyatakan praktik mandiri bidan
memiliki beberapa persyaratan sebagai berikut :
a. Menjadi anggota IBI
b. Permohonan Surat Ijin Praktik Bidan selaku swasta perorangan
c. Surat keterangan kepala puskesmas wilayah setempat praktek
d. Surat keterangan persyaratan tidak sedang dalam sanksi profesi/
hukum
e. Surat keterangan ketua Ranting IBI/ Wilayah
f. Persiapan peraltan medis praktek bidan secara peroarngan dengan
pelayanan pemeriksaan pertolongan persalinan dan perawatan
g. Membuat surat perjanjian sanggup mematuhi perjanjian tertulis
h. Bidan yang akan menjalankan praktek harus :
- Memiliki tempat dan ruangan praktik yang memenuhi persyaratan
kesehatan yang sudah di tentukan
- Menydiakan tempa tidur unutk persalinan minimal 1 dan
maksimal 5 tempat tidur
- Memiliki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan dan
prosedur tetap dan berlaku
- Menydiakan obat – obatan esuai dengan ketentuan peralatan yang
berlaku
i. Bidan yang akan menjalankan praktik harus mencamtumkan izin
praktik bidannya atau foto copy praktiknya diruang praktik, atau
tempat yang mudah dilihat
j. Bidan dalam praktiknya dapat memperkerjakan tenaga bidan yang
lain, yang memiliki SIPB untuk membantu tugas pelayanan
k. Bidan yang menjalankan praktek harus memiliki peralatan sesuai
dengna ketentuan yang beralku dan peralatan harus tersedia di
tempat prakteknya
l. Peralatan yang wajib dimiliki dalam menjalankan praktik bidan
sesuai dengan jenis pelayanan yang dibeikan
m. Dalam menjalankan tugas bidan harus serta mempertahankan dan
meningkatkan keterampilan profesi
n. Bidan yang mendirikan pelayanan praktik mandiri harus
melaksanakan pengelolaan limbah medis

Persyaratan peralatan berupa peralatan Praktik Mandiri Bidan harus


dalam keadaan terpelihara dan berfungsi dengan baik untuk
menyelenggarakan pelayanan.
Persyaratan obat dan bahan habis pakai Praktik Mandiri Bidan meliputi
pengelolaan obat dan bahan habis pakai yang diperlukan untuk pelayanan
antenatal, persalinan normal, penatalaksanaan bayi baru lahir, nifas, keluarga
berencana, dan penanganan awal kasus kedaruratan kebidanan dan bayi baru
lahir. Obat dan bahan habis pakai hanya diperoleh dari apotek melalui surat
pesanan kebutuhan obat dan bahan habis pakai. Bidan yang melakukan
praktik mandiri harus melakukan pendokumentasian surat pesanan kebutuhan
obat dan bahan habis pakai 44 serta melakukan pengelolaan obat yang baik
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Praktik mandiri bidan harus melaksanakan pengelolaan limbah medis.
Pengelolaan limbah medis dapat dilakukan melalui kerjasama dengan institusi
yang memiliki instalasi pengelolaan limbah. Praktik Mandiri Bidan harus
memasang papan nama pada bagian atau ruang yang mudah terbaca dengan
jelas oleh masyarakat umum dengan ukuran 60x90 cm dasar papan nama
berwarna putih dan tulisan berwarna hitam. Papan nama paling sedikit
memuat nama Bidan, nomor STRB, nomor SIPB, dan waktu pelayanan
B. Manajemen Pelayanan Kebidanan PMB
1. Pencatatan dan Pelaporan
Menurut Permenkes No. 269/Menkes/Per/III/2008 rekam medis
adalah berkas yang berisiskan catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien.Rekam medis adalah siapa, dimana dan
bagaimana perawatan pasien selama di rumah sakit untuk melengkapi
rekammedis harus memiliki data yang cukup tertulis dalam rangkaian
guna menghasilkan suatu diagnosis, jaminan, pengobatan dan hasil akhir
Tujuan Rekam Medis, tujuan primer rekam medis adalah untuk :
a) Kepentingan pasien
b) Kepentingan pelayanan pasien
c) Kepentingan manajemen pelayanan
d) Kepentingan menunjang pelayanan, dan
e) Kepentingan pembiayaan.
Tujuan sekunder adalah edukasi, riset, peraturan dan pembuatan
kebijakan
Menurut Depkes RI (2006) kegunaan rekam medis dapat dilihat dari
beberapa aspek, antara lain:
a) Aspek Administrasi Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai
administrasi, karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan
wewenang dan tanggung jawab tenaga medis dan paramedis dalam
mencapai tujuan pelayanan kesehatan
b) Aspek Medis Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medis,
karena catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk
merencanakan pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada
pasien.
c) Aspek Hukum Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum,
karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum
atas dasar keadilan dalam rangka usaha menegakkan hukum serta
penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakkan hukum.
d) Aspek Keuangan Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai
keuangan, karena isinya mengandung data/informasi yang dapat
digunakan sebagai aspek keuangan.
e) Aspek Penelitian Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai
penelitian, karena informasi yang dikandungnya dapat digunakan
sebagai bahan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
dibidang kesehatan.
f) Aspek Pendidikan Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai
penelitian, karena isinya menyangkut data atau informasi tentang
perkembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medik yang
diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat dipergunakan
sebagai bahan atau referensi pengajaran dibidang profesi para
pemakai.
g) Aspek Dokumentasi Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai
dokumentasi, karena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus
didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggungjawaban
laporan rumah sakit

2. Kewenangan
Menurut permenkes No. 28 Tahun 2017 Pasal 18 Tentang izin dan
penyelenggaraan praktik bidan, menyatakan bidan memiliki
kewewnangan untuk memberikan :
a. Pelayanan kesehatan ibu meliputi pelayanan:
- konseling pada masa sebelum hamil
- antenatal pada kehamilan normal
- persalinan normal
- ibu nifas normal
- ibu menyusui dan
- konseling pada masa antara dua kehamilan.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu Bidan berwenang
melakukan:
- Episiotomi
- Pertolongan persalinan normal;
- Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II
- Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan
- Pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil
- Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas
- Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini dan promosi air susu
ibu eksklusif
- Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan
postpartum
- Penyuluhan dan konseling
- Bimbingan pada kelompok ibu hamil dan
- Pemberian surat keterangan kehamilan dan kelahiran.
b. Pelayanan kesehatan anak bidan memberikan pelayanan pada bayi
baru lahir, bayi, anak balita, dan anak prasekolah. Dalam memberikan
pelayanan kesehatanBidan berwenang melakukan:
- Pelayanan neonatal esensial
- Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan
- Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak
prasekolah dan
- Konseling dan penyuluhan.
c. Dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana Bidan berwenang memberikan:
- Penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana dan
- Pelayanan kontrasepsi oral, kondom, dan suntikan

C. Ruang Lingkung Kebidanan PMB


Dalam melaksanakan praktik, bidan memberikan asuhan sesuai dengan
kebutuhan terhadap perempuan pada masa prakonsepsi, masa hamil,
melahirkan dan postpartum, maupun masa interval, melaksanakan
pertolongan persalinan dibawah tanggungjawabnya sendiri, memberi asuhan
Bayi Baru Lahir, bayi dan anak balita.
Meliputi tindakan pemeliharaan, pencegahan, deteksi, serta intervensi,
dan rujukan pada keadaan risiko tinggi, termasuk kegawatan pada ibu dan
anak. Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga, dan masyarakat
yang meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan, dan pemulihan.
Menurut Kepmenkes no 900/Menkes/SK/VII/2002 :
Pelayanan kebidanan : asuhan bagi perempuan mulai dari :
1. pranikah,
2. pra kehamilan,
3. selama kehamilan,
4. persalinan,
5. nifas,
6. menyusui,
7. Interval antara masa kehamilan
8. menopause,
9. termasuk asuhan bayi baru lahir, bayi dan balita

Pelayanan KB :
1. konseling KB,
2. penyediaan berbagai jenis alat kontrasepsi,
3. nasehat dan tindakan bila terjadi efek samping

Pelayanan kesehatan masyarakat :


1. Asuhan untuk keluarga yang mengasuh anak
2. Pembinaan kesehatan keluarga c
3. Kebidanan komunitas
4. Kunjungan rumah
5. Deteksi dini kelainan pada ibu dan anak
Sasaran pelayanan kebidanan
1. Individu
2. Keluarga
3. Masyarakat
BAB III

KESIMPULAN

Pelayanan kesehatan atau perawatan kesehatan adalah pemeliharaan atau


peningkatan status kesehatan melalui usaha-usaha pencegahan, diagnosis, terapi,
pemulihan, atau penyembuhan penyakit, cedera, serta gangguan fisik dan mental
lainnya. Pelayanan kesehatan diberikan secara profesional oleh tenaga
kesehatan dan tenaga pendukung kesehatan, misalnya dokter, dokter
gigi, perawat, bidan, apoteker, beserta asisten-asistennya. Sistem pelayanan
kesehatan merupakan sistem, terutama organisasi, yang didirikan untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan populasi sasaran. Menurut Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO), pelayanan di bidang kesehatan dasar, bidan praktik mandiri
meruapakan tempat pelaksanaan bebagai kegaitan yang menyangkut pelayanan
kebidanan yang dilakukan oleh Bidan perorangan kepada pasien (Individu,
Keluarga dan Masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya. Bidan
yang menjalankan praktek harus memiliki Surat Izin Praktik Bidan (SIPB)

SARAN
Daftar Pustaka

Mawaddah. U. H., 2022. Laporan Praktek Pembuatan Model Pendirian Praktek

Mandiri Bidan “Bidan Delima Ulfah Hoirul Mawaddah, S.Tr.Keb,Bdn”.

Tasikmalaya Wati, E. 2016. Makalah Praktek Mandiri Bidan. Tanjung Karang

Arifin. (2020). Sistem Informasi Pengelolaan Data Pasien pada BPM Berbasis

WEB. Jurnal Responsive Teknik Informatika, 2614-7602.

Pemenkes No.28 Tahun 2017, Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.

Anda mungkin juga menyukai