TINJAUAN PUSTAKA
b. Dinding dan lantai tempat praktik berwarna terang, tidak berpori dan mudah
dibersihkan.
c. Lantai tempat praktik tidak licin, tidak berpori dan mudah dibersihkan
keluarga.
e. Memiliki ruang tunggu, ruang periksa, ruang bersalin, ruang nifas/rawat inap,
a. Ruang tunggu
b. Ruang periksa
2) Dinding dan lantai terbuat dari bahan yang tidak tembus air dan mudah
1
4) Dilengkapi tempat tidur untuk pemeriksaan dengan ukuran sesuai standar,
5) Tersedia tempat untuk mencuci tangan dengan air mengalir dan tersedia
c. Ruang tindakan
1) Ukuran minimal 3x4 m2 untuk 1 (satu) tempat tidur persalinan dengan ukuran
sesuai standar
2) Dinding dan lantai terbuat dari bahan yang tidak tembus aiir dan mudah
6) Tersedia tempat untuk mencuci tangan dengan air mengalir dan tersedia
2) Jumlah tempat tidur maksimal 5 (lima) tempat tidur disesuaikan dengan luas
ruangan.
3) Dinding dan lantai terbuat dari bahan yang tidak tembus air dan mudah
2
6) Tersedia tempat untuk mencuci tangan dengan air mengalir dan tersedia
e. WC/Kamar mandi
1) Dinding dan lantai terbuat dari bahan yang tidak tembus air dan mudah
2) Pintu terbuka keluar, lebar daun pintu minimal 90 cm, mudah dibuka dan
ditutup.
duduk.
4) Tersedia shower/gayung
limbah
1) Dinding dan lantai terbuat dari bahan yang tidak tembus air
terpisah untuk limbah medis dan limbah domestik, dilapisi kantong plastik.
5) Untuk pengelolaan limbah cair diperlukan septic tank yang kedap air terpisah
3. Persyaratan prasarana
a. Sirkulasi udara 15% x Luas lantai (dalam hal tidak terpenuhi 15%,
3
kipas angin)
tindakan minimal 2.
h. Tersedia minimal 1 Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dalam kondisi siap
pakai
i. Meubelair
4
NO JENIS JUMLAH
PENCATATAN MINIMUM
DAN
PELAPORAN
5
4. Persyaratan peralatan
a. Peralatan
6
7
8
5. Persyaratan obat dan bahan habis pakai
KONTRASEPSI AKDR
9
Kondom
10
6. Standar Prosedur Operasional (SPO) sesuai dengan standar pelayanan
11
B. Study kelayakan bisnis dan tahapan-tahapannya
mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka
menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan (Jakfar & Kasmir, 2010).
memberikan manfaat atas investasi yang akan ditanamkan (Husnan, 2000). Studi
kelayakan bisnis adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu
1) Investor
Investor merupakan pihak yang menanamkan dana atau modal suatu bisnis
12
2) Kreditor
3) Pemerintah
nasional dan pendapatan pemerintah atas pajak yang diberikan bisnis tersebut.
(2002) menyebutkan bahwa terdapat beberapa aspek yang perlu diteliti dalam
a. Aspek pasar
menjadi dasar ilmiah pembenaran pendirian usaha. Analisis aspek pasar (Jakfar &
Kasmir, 2010) menganalisis seberapa besar potensi pasar yang ada untuk produk
yang ditawarkan dan seberapa besar pangsa pasar yang dikuasai oleh pesaing
dewasa ini. Abou-moghli & Al-abdallah (2012) yang melakukan penelitian pada
usaha kecil sektor jasa membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara analisis pasar (variabel independen berupa permintaan, lokasi, harga, dan
13
1) Menentukan tujuan studi, yaitu mengukur dan memperkirakan permintaan
untuk menilai ketepatan waktu dan harga dari proyek dalam memproduksi
produk.
Contoh tujuan:
aspek teknis juga sangat penting dalam sebuah studi kelayakan. Husnan &
Suwarsono (2000) menyatakan bahwa aspek teknis merupakan suatu aspek yang
c. Aspek manajemen
manajerial. Analisis aspek ini bertujuan untuk mengetahui layak atau tidak usaha
dilihat dari segi manajemen Sumber Daya Manusia (SDM). Struktur organisasi
proses yang terjadi pada suatu organisasi. Perencanaan tenaga kerja merupakan
suatu cara untuk menetapkan keperluan mengenai tenaga kerja pada suatu periode
14
Perencanaan ini dimaksudkan agar perusahaan terhindar dari kelangkaan
SDM pada saat dibutuhkan maupun kelebihan pada saat kurang dibutuhkan.
kebutuhan sekarang dan masa yang akan datang. Pelatihan dapat meliputi
Suatu kegiatan bisnis tidak dapat dilepaskan dari bentuk badan usaha dan
tersebut perlu dilengkapi dengan aspek legal dan lingkungan. Analisis aspek legal
dan keabsahan dokumen perusahaan, mulai dari bentuk badan usaha sampai izin-
lingkungan. Jika sebuah usaha tidak termasuk dalam daftar wajib AMDAL maka
harus ada metode yang dilakukan agar limbah tidak menyebabkan dampak negatif
keuangan tentang jumlah dan jenis aktiva, jumlah dan jenis kewajiban, serta
jumlah modal (Jakfar & Kasmir, 2010). Rangkuti (2000) menyatakan alokasi
15
modal yang paling efisien merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting
tergantung dari kesiapan penilai dan kelengkapan data yang ada (Amri, 2011).
Pada studi kelayakan, masing-masing aspek tidak berdiri sendiri, akan tetapi
saling berkaitan. Artinya jika salah satu aspek tidak dipenuhi maka perlu
16
BAB III
HASIL PRAKTIK
Sulatri No. 35 Denpasar. Untuk detailnya, peta alamat tempat praktik dapat dilihat
Sumber: https://maps.google.co.id
PMB G.A Marhaeni berada dalam 1 area dengan Dokter Praktik Swasta
dr.I Nyoman Nuada, M.Fis. Tampak pintu keluar masuk atau akses keruang
praktik terpisah dari rumah tinggal keluarga. Pada PMB G.A Marhaeni terdapat
ruang tunggu yang berada tepat di depan ruang periksa dan tersedia media
khusus kebidanan, diantaranya 1 ruang periksa, 1 ruang nifas. Luas ruang periksa
17
sekitar 4,5 meter x 4,5 meter. Sedangkan ruang nifas sekitar 4,5 meter x 5 meter.
Dalam ruang periksa terdapat 2 bed pasien. Yang berfungsi sebagai bed persalinan
namun hanya sampai pada awal tahun 2014 dan selanjutnya hingga sekarang
digunakan sebagai bed periksa. Terdapat meja dan kursi untuk memberikan
informasi kepada pasien, di pojok kanan samping pintu terdapat tempat cuci
tangan dan di bawah bed terdapat 2 tempat sampah yaitu sampah medis dan non
medis. Dalam pengaturan sirkulasi ruangan terdapat satu buah AC yang masih
tahun 1996 dengan permodalan secara pribadi. PMB yang dulunya dikenal dengan
istilah Bidan Praktik Mandiri (BPM) yang didirikan oleh G.A Marhaeni yang saat
terakhir Diploma I Bidan hingga pada tahun 2002 bidan G.A Marhaeni
menyelesaikan pendidikan pada Diploma III Kebidanan. Pada awalnya PMB G.A
Marhaeni dari awal mula didirikan mengambil semua bentuk asuhan kebidanan
mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir hingga balita, kesehatan
reproduksi dan keluarga berencana, saat itu juga tepatnya pada tahun 2005 PMB
Seiring dengan berjalannya waktu pada tahun 2014 PMB G.A Marhaeni
reproduksi dan keluarga berencana. PMB G.A Marhaeni tidak menerima asuhan
persalinan, nifas dan bayi baru lahir dikarenakan hambatan tugas tambahan
18
sebagai dosen jurusan kebidanan merangkap sebagai Pembantu Direktur I di
Setiap pasien yang datang dilakukan pencatatan di buku register dan Bidan
tempat kerjanya.
Alat dan obat-obatan yang ada di PMB G.A Marhaeni sudah sesuai standar
Praktik Mandiri Bidan. Bidan rutin melakukan pengecekan obat setiap 1 minggu
19
BAB IV
PEMBAHASAN
pelayanan kebidanan yang dilakukan oleh Bidan secara perorangan. PMB G.A
Marhaeni tampak pintu keluar masuk atau akses ke ruang praktik terpisah dari
rumah tinggal keluarga. Pada PMB G.A Marhaeni terdapat ruang tunggu yang
berada tepat di depan ruang periksa dan tersedia media informasi kesehatan,
Marhaeni sudah sesuai dengan teori yang terdapat di Permenkes No. 28 Tahun
permanen dan menetap, dinding dan lantai tempat praktik berwarna terang, tidak
berpori dan mudah dibersihkan, lantai tempat praktik tidak licin, tidak berpori dan
rumah tinggal keluarga, memiliki ruang tunggu, ruang periksa, ruang bersalin,
ruang nifas/rawat inap, kamar mandi/WC, ruang pemrosesan alat dengan syarat-
syarat tertentu.
Luas ruang periksa sekitar 4,5 meter x 4,5 meter. Sedangkan ruang nifas
sekitar 4,5 meter x 5 meter. Dalam ruang periksa terdapat 2 bed pasien. Hal
dengan teori yang terdapat di Permenkes No. 28 Tahun 2017 yaitu persyaratan
bangunan tempat praktik meliputi ukuran minimal 3x2 m2, dinding dan lantai
terbuat dari bahan yang tidak tembus airdan mudah dibersihkan, keras, rata, tidak
20
licin, ruangan bersih dan tidak berdebu, dilengkapi tempat tidur untuk
pemeriksaan dengan ukuran sesuai standar, meja dan kursi, tersedia tempat untuk
mencuci tangan dengan air mengalir dan tersedia sabun atau antiseptik, dan
Pada awalnya PMB G.A Marhaeni dari awal mula didirikan mengambil
semua bentuk asuhan kebidanan mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru
lahir hingga balita, kesehatan reproduksi dan keluarga berencana. Seiring dengan
berjalannya waktu pada tahun 2014 PMB G.A Marhaeni akhirnya hanya
keluarga berencana. PMB G.A Marhaeni tidak menerima asuhan persalinan, nifas
dan bayi baru lahir dikarenakan hambatan tugas tambahan sebagai dosen jurusan
dalam sehari Bidan G.A Marhaeni dapat melayani pasien 8-10 orang perhari,
sekarang menjadi 2-3 orang perhari. Penurunan pasien tersebut mencapai lebih
Setiap pasien yang datang dilakukan pencatatan di buku register dan Bidan
21
tempat kerjanya. Pencatatan dan pelaporan tersebut sudah sesuai dengan
Alat dan obat-obatan yang ada di PMB G.A Marhaeni sudah sesuai standar
Praktik Mandiri Bidan. Bidan rutin melakukan pengecekan obat setiap 1 minggu
kebersihan dan kesterilan alat yang akan digunakan untuk pasien. Selain itu juga
terdapat tempat mencuci alat yang tersedia di ruangan periksa dan alat-alat yang
disteril setelah dicuci. Bidan mengatakan kebersihan alat sangat penting untuk
mencegah infeksi antara pasien satu dengan pasien lain. Penataan obat di ruang
tersebut dapat dilihat dari adanya oksigen dan kit kegawatdaruratan pada ibu dan
bayi.
22
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
dijadikan acuan pada saat praktik. Untuk penyempurnaan laporan ini kami
mengharapkan masukan dari semua pihak baik dosen maupun seluruh mahasiswa
23