Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca
Jakarta,
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN..................................................................... 28
B. SARAN ................................................................................. 29
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu pengetahuan tidak akan diam begitu saja karena secara spontan rasa
ingin tahu manusia akan bergerak mencari yang belum diketahui. Hal tersebut
terjadi karena objek alam adalah misteri besaryang sedikit demi sedikit disibakkan
manusia dengan kegiatannya meneliti melalui pengamatan dan analisis. Selain itu,
dengan kreativitasnya setiap ilmu mempunyai bahasan dan tujuan-tujuan tersendiri,
melakukan pengetahuan sendiri dan “dihidupi” oleh pemirsanya untuk
2
memperoleh kebenaran-kebenaran lebih lanjut akan apa yang diamato dan menjadi
objeknya.
1.3 TUJUAN
PEMBAHASAN
Kata “metode’’ berasal dari kata Yunani, meta yang berarti “sesudah’’ dan
“hodos” yang berarti “jalan’’. Metode adalah langkah-langkah berurutan yang
diambil untuk mencapai pengetahuan yang benar. Langkah-langkah tersebut dapat
berupa tatacara, tehnik, teori beserta urutannya, atau jalan yang telah dirancang
sebelumnya, maupun langkah-langkah baru yang ditemukan dijalan. Pada
kenyataannya penyimpangan dari langkah-langkah yang telah ditentuka sangat
mungkin terjadi karena ditemukannya fakta-fakta baru yang mungkin lebih
menarik dan bahkan bisa mngubah hipotesis sebelumnya.
Dalam proses pencarian yang dilakukan manusia, ada dua momen yang
melahirkan metode ilmiah. Momen yang pertama adalah momen kesadaran akan
adanya masalah. Momen yang kedua adalah proses berpikir baru untuk
mengusahakan pemecahan masalah. Dan proses yang terjadi di antara kesadaran
akan masalah dan pemecahan masalah ini merupakan penelitian dimana di
dalamnya digunakan metode. Jika diteliti lebih lanjut, momen-momen kesadaran
ini sangatlah rumit dinamikanya, dan banyak menarik perhatian para pemikir di
abad pertengahan.
Dalam menelaah memerlukan metodologi yang tepat karena objek antara sama lain
mempunyai proses dan karakteristik yang berbeda.
Tahap I : OBSERVASI
Induksi awal selalu dibantu oleh logika dan kadang-kadang oleh matematika.
Deduksi logis untuk mengolah lebih lanjut data empiris awal tadi yang akan 6
dirumuskan hipotesis.
Hasil yang didapat akan diamati dan dianalisis, yang merupakan tahap klarifikasi
ilmiah, dimana hasil analisis akan menentukan diterima atau ditolaknya hipotesis
sebelumnya.
Jika A, maka B
HUMANIORA | METODE ILMIAH, METODE ABDUKSI,DEDUKSI DAN INDUKSI,
SERTA HUKUM DAN TEORI ILMIAH
Dan A:
Maka B
Namun setelah tahun 1893, Peirce semakin sadar bahwa abduksi lebih dari
sekedar suatu bentuk logis. Abduksi merupakan tahap pertama dari penelitian
ilmiah. Minat penelitian ilmuan berawal dari keheranan terhadap peristiwa atau
fakta. Pengalaman ini membangkitkan keraguan, pertanyaan dan karena itu ia coba
mencari penjelasan atau hipotesis. Oleh karena itu secara formal, abduksi
sebenarnya merupakan suatu bentuk silogisme yang bertolak dari fakta atau kasus.
Dari fakta itu kita merumuskan suatu hipotesis untuk menjelaskan kasus tersebut.
Hipotesis tersebut mengandung makna general atau universal.
Alasan filosofis menjelaskan kenyataan ini bisa dillihat dari sudut pandang
tugas ilmu pengetahuan pada umumnya. Ilmu pengetahuan sebagai kegiatan akal 8
budi manusia, yang didukung oleh fakta-fakta pengalaman, bertugas untuk
memperkenalkan gagasan baru dalam bentuk penjelasan tentang masalah tertentu.
HUMANIORA | METODE ILMIAH, METODE ABDUKSI,DEDUKSI DAN INDUKSI,
SERTA HUKUM DAN TEORI ILMIAH
Pengalam merupakan satu segi dari ilmu pengetahuan. Segi lainnya adalah
pemikiran yang orisinil yang tidak dapat dihasilkan melalui logika saja melainkan
juga melakui imajinasi. Kecintaan akan pengetahuan mendorong ilmuan untuk
senantiasa memikirkan kebenaran macam apa yang bisa dibayangkan. Imajinasi
ilmiah membawa ia kepada kebenaran. Peirce melihat imajinasi sebagai faktor
penting bagi temuan ilmiah atau hipotesis dan coba melukiskan kemampuan ini
sebagai suatu locatan; loncatan dari pengalaman dan data kepada suatu plausibility,
kemasukakalan, atas dasar dan pengalaman. Maka, imajinasi mendapat tempat
paling sentral dalam metode ilmiah. Tetapi, imajinasi dapat mengacaukan kalau
tidak diarahkan oleh pengalaman karena hanya pengalaman atau obervasi yang
mencetuskan loncatan imajinasi.
Tetapi abduksi, dimana imajinasi yang brilian dan bebas menjadi bagian
yang tidak dapat diabaikan begitu saja, tidak menjalankan fungsi kritis. Abduksi
hanya menghasilkan hipotesis sebagai penjelasan sementara. Abduksi hanya
memberika suatu konjektur atau dugaan yang masuk akal sebagai salah satu cara
untuk memahami fakta. Maka, hipotesis yang coba ditawarkan melaui abduksi
tidak lebih dari suatu vague ideas, yang masih harus dibuktikan melaui induksi dan
deduksi.
Daya tarik metode abduksi yaitu untuk menjelaskan fakta yang tampak
maupun fakta yang tidak kelihatan di masa depan namun bisa dinalar sejak
sekarang. Seperti hipotesisKopernikus saat mengajukan konsep heliosentris.
Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum
ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif
biasanya mempergunakan pola pikir silogisme yang secara sederhana digambarkan
sebagai penyusun dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan. Pernyataan yang
mendukung silogisme disebut premis yang kemudian dapat dibedakan sebagai
premis mayor dan premis minor. Kesimpulan merupakan pengetahuan yang
didapat dari penalaran deduktif berdasarkan kedua premis tersebut.
Semua makhluk hidup perlu makan untuk mempertahankan hidup (premis mayor)
Anton adalah seorang makhluk hidup (premis
minor) Jadi, Anton perlu makan untuk mempertahankan hidupnya.
Sebagai ilustrasi, mari kita pilih hipotesis berikut ini “Si Tommy percaya pada
infalibilitas Paus”. Jika hipotesis ini benar, orang yang sama akan sangat percaya
pada semua ajaran yang diterima umum oleh orang-orang katolik. Ia juga akan
terlibat dalam praktek-praktek devosi Katolik. Lebih dari itu, keluarganya memiliki
keyakinan yang sama. Semuanya ini merupakan proposi-proposi yang diturunkan
secara deduktif dari hipotesis di atas dan merupakan prediksi-prediksi yang harus
diuji kebenaranya sehingga pada gilirannya hipotesis di atas dapat terbukti benar.
Maka sekali lagi, deduksi adalah usaha untuk menyikapkan konsejuensi-
konsekuensi eksperiensial dari hipotesis eksplanatoris. Tugasnya adalah
mengeksplikasi hipotesis denga cara menarik konsekuensi eksperensial dari suatu
hipotesis.
Sebuah contoh, jika kita mengatakan bahwa semua anggota kelas B memiliki ciri
X, Y, Z. Dan peristiwa A merupakan anggota kelas B. Maka peristiwa A
seharusnya memiliki ciri X,Y,Z. Dalam bentuk silogisme, kita bisa merumuska
sebagai berikut:
a. Rasionalisme
b. Empirisme
Ada beberapa hal penting yang menjadi prinsip dalam aliran empirisme adalah :
1. prinsip kemiripan
HUMANIORA | METODE ILMIAH, METODE ABDUKSI,DEDUKSI DAN INDUKSI,
SERTA HUKUM DAN TEORI ILMIAH
2. prinsip kontinuitas
3. prinsip sebab-akibat
a. Lebih Pasti
Berkaitan dengan sifat hukum yang lebih pasti diatas, karena hukum
lebih pasti sifatnya dengan sendirinya akan lebih umum atau universal pula
keberlakuannya. Hukum bersifat umum karena:
human soul and the soul of the universe. Keberhasilan ilmu pengetahuan
dalam memilih hepotesis juga merupakan akibat dari fakta bahwa fikiran
HUMANIORA | METODE ILMIAH, METODE ABDUKSI,DEDUKSI DAN INDUKSI,
SERTA HUKUM DAN TEORI ILMIAH
manusia bekerja bersamaan dengan alam. Dalam rumusan kaant,
pengetahuan manusia terjdi karena kategori-kategori tertentu dalam akal
budi manusia yang memungkinkannya untuk menangkap alam sebagai objek
pengetahuan.
a. Fungsi teori: 19
Jika kita menerima teori tersebut sebagai benar maka kita dapat
membuktikan bahwa hukum yang harus dijelaskannya juga benar dengan
sendirinya. Dalam hal ini hukum dideduksikan dari teori yang bersangkutan.
Dengan kata lain satu teori mendekati kebenaran daripada yang lain.
Meminjam istilah Popper, teori tersebut akan memiliki verisimilitude
(nearness to the truth) yang lebih besar. Semakin menantang dan berani
mengambil resiko untuk dibuktikan gagal dalam pengujian, suatu hipotesis
itu sebenarnya menjadi lebih berguna secara ilmiah (bold hypotheses).
21
PENUTUP
A. KESIMPULAN
a. Metode Ilmiah
b. Metode ilmiah adalah prosedur yang mencakup penalaran ilmiah berupa
pemikiran dan disertai tindakan, pola kerja empiris dan prosedur pengujian
yang sudah ada beserta strukturnya.
c. Metode Abduksi
d. Metode abduksi adalah semua proses yang terdiri dari mencari dan
merumuskan hipotesis terjadi dalam pemikiran ilmuwan dan berkisar seputar
hipotesis dan proses penyimpulan.
Metode yang digunakan dalam suatu masalah dengan masalah lain berbeda-beda.
Maka kita harus menganalisa dulu permasalahannya dan menggunakan metode
yang sesuai dengan permasalahan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar, Amsal. 2007. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 23
24
25