Anda di halaman 1dari 3

Tugas WHO

SOLUSI MENGATASI UNMET NEED

Unmet need adalah proporsi wanita usia subur yang menikah atau hidup
bersama (seksual aktif) yang tidak ingin punya anak lagi atau yang ingin
menjarangkan kehamilan, tetapi tidak menggunakan alat atau cara kontrasepsi.

Mengapa pasangan usia subur tidak memakai kontrasepsi, hal ini berkaitan
dengan tingkat pengetahuan, akses, kualitas pelayanan dan ketersediaan
kontrasepsi. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu dilakukan suatu pendekatan
KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) dan peningkatan pelayanan operasional.
Selanjutnya perlu pendekatan, intervensi secara partispatoris dengan
memanfaatkan seluruh jaringan yang ada di lini lapangan. Sehingga diperlukan
penanganan unmet need yang lebih terfokus agar pemakaian kontrasepsi dapat
meningkat.

Beberapa hal yang dapat mempengaruhi pemakaian kontrasepsi antara lain


adalah :
Kualitas pelayanan yang baik memiliki peranan yang sangat besar dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penerimaan dan kelangsungan
pemakaian kontrasepsi
Rasa takut terhadap efek samping yang ditimbulkan oleh penggunaan
kontrasepsi akan menyebabkan penolakan terhadap pemakaian kontrasepsi
Keterbatasan distribusi alat kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat
Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap berbagai macam kontrasepsi
dengan kelebihan dan kelemahannya masing-masing
Akses masyarakat terhadap pelayanan kontrasepsi

Kebijakan program KB dalam mengendalikan tingkat kelahiran yaitu peningkatan


KIE bagi pasangan usia subur tentang Kesehatan Reproduksi; melindungi peserta KB
(keluarga berencana) dari dampak negatif penggunaan alat kontrasepsi;
peningkatan kualitas alat kontrasepsi dan peningkatan pemakaian alkon efektif dan
efisien harus terus diupayakan. Disamping itu memenuhi permintaan masyarakat
akan pelayanan KB berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka
kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi
Tugas WHO

tidak boleh terlupakan.

Untuk itu alternative kebijakan yang dapat dilakukan untuk menangani masalah
tingginya unmet need KB adalah sebagai berikut:
Memperkuat KIE dan advokasi
KIE dan Advokasi adalah langkah yang dilakukan untuk memberikan
pemahaman tentang penggunaan berbagai kontrasepsi serta hasil yang
diharapkan dari program KB yang pelaksanaanya diperlukan koordinasi
lintas sektor yang terkait.
Refreshing/pelatihan bagi petugas penyuluh lapangan
Refreshing/pelatihan diperlukan untuk menyegarkan kembali metode-
metode dan pengetahuan antara lain bagaimana memberikan
pemahaman kepada masyarakat khususnya kepada PUS (pasangan usia
subur) tentang pentingnya revitalisasi program KB.
Rekrutmen penyuluh lapangan
Di Era otonomi sekarang banyak penyuluh lapangan yang punya potensi
untuk beralih ke jenjang struktural. Olehnya itu dalam perekrutan
penyuluh lapangan diperlukan kebijakan dalam bentuk aturan yang
mengikat pada setiap penyuluh lapangan .
Mengaktifkan kembali kader-kader KB yang ada dilapangan
Langkah yang dilakukan adalah mengatur kembali mekanisme kerja
kader-kader KB di lapangan dengan memberikan insentif yang memadai.
Melibatkan Tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh adat dalam
pengelolaan program. Kondisi saat ini khususnya di daerah/ di desa tokoh
agama,masyarakat dan tokoh adat peranannya sudah semakin berkurang
terkorelasi dengan semakin berkurangnya juga peranan tenaga penyuluh
di desa. Oleh karena itu, diperlukan koordinasi dalam pelibatan tokoh
agama, masyarakat dan tokoh adat untuk mendukung revitalisasi program
KB ke depan
Penyediaan sarana yang memadai
Diperlukan informasi yang jelas bagi tenaga penyuluh sebagai ujung
tombak keberhasilan program KB. Informasi tersebut dapat berbentuk
buku pedoman pelaksanaan tugas.
Penyediaan dana operasional lapangan yang memadai
Alokasi dana untuk program-program pemerintah daerah yang bersifat
Tugas WHO

rutin (tunjangan perbaikan) yang tidak terlalu penting perlu dikurangi dan
lebih diarahkan pada kegiatan-kegiatan operasional lapangan
Pembinaan dan pengawasan secara berjenjang
Untuk menghindari terjadinya ketimpangan pelaksanaan revitalisasi
program KB di daerah (kabupaten/Kota) mulai dari hulu sampai ke hilir,
diperlukan pembinaan dan pengawasan yang berjenjang.

Anda mungkin juga menyukai