Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut BKKBN Implant adalah alat kontrasepsi yang disusupkan
dibawah kulit lengan atas sebelah dalam berbentuk kapsul silastik (lentur)
panjangnya sedikit lebih pendek dari pada batang korek api dan dalam
setiap batang mengandung hormon levonorgestrel yang dapat mencegah
terjadinya kehamilan.
Pengetahuan terhadap alat kontrasepsi merupakan pertimbangan
dalam menentukan metode kontrasepsi yang digunakan. Sedangkan salah
satu faktor penghambat dalam kepesertaan KB yaitu dilihat dari segi
ketersediaan alat kontrasepsi. Jika semua perempuan mempunyai akses
terhadap kontrasepsi yang aman dan efektif, diperkirakan kematian ibu
akan menurun termasuk menurunnya resiko kesehatan reproduksi yang
teerkait dengan kehamilan, persalinan dan aborsi yang tidak aman.
Masalah utama yang sedang dihadapi oleh negara-negara yang
sedang berkembang termasuk Indonesia adalah masih tingginya laju
pertumbuhan penduduk dan kurang seimbangnya penyebaran dan struktur
umur penduduk. Keadaan penduduk yang demikian telah mempersulit
usaha peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Semakin tinggi
pertumbuhan penduduk semakin besar usaha yang diperlukan untuk
mempertahankan tingkat tertentu kesejahteraan rakyat. Usaha pemerintah
melalui program keluarga berencana.
Menurut World Health Organization (WHO), 2014 pemilihan
kontrasepsi telah meningkat dibanyak bagian dunia, terutama di Asia dan
Amerika Latin dan terendah di Sub-sahara Afrika. Secara global,
pengguna kontrasepsi modern telah meningkat tidak signifikan dari 54%
pada tahun 1990 menjadi 37,4% pada tahun 2014. Secara regional,
pasangan usia subur 15-49 tahun melaporkan penggunaan metode
kontrasepsi modern telah meningkat minimal 6 tahun terakhir. Di Afrika

1
dari 23,6% menjadi 27,6%, di Asia telah meningkat dari 60,9% menjadi
61,6%, sedangkan Amerika latin dan Karibia naik sedikit dari 66,7%
menjadi 67,0%.
Diperkiraan 225 juta perempuan di negara-negara berkembang ingin
menunda atau menghentikan kesuburan tapi tidak menggunakan metode
kontrasepsi apapun dengan alasan sebagai berikut: terbatas pilihan metode
kontrasepsi dan pengalaman efek samping. Kebutuhan yang belum
terpenuhi untuk kontrasepsi masih terlalu tinggi. Ketidak adilan didorong
oleh pertumbuhan populasi.
Menurut Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2016,
jumlah akseptor KB aktif sebanyak 36.306.662 peserta (74,80%). Dengan
rincian pengguna kontrasepsi Kondom1.171.509 peserta (3,23%), Pil
8.280.823 peserta (22,81%), Suntik 17.414.144 peserta (47,96%), IUD
3.852.561 peserta (10,61%), Implant 4.067.699 peserta (11,20%), MOW
1.285.991 peserta (3,54%) dan MOP
233.935 peserta (0,64%).
Akademi Kebidanan Budi Mulia Palembang Prodi DIII Kebidanan
sebagai elemen kumpulan intelektual dalam masyarakat adalah pihak yang
turut mengemban amanah pembangunan bangsa. Sesuai dengan Tri
Dharma Perguruan Tinggi, peran serta perguruan tinggi dalam masyarakat
tidaklah dibatas pada kewajiban akademis dan lingkungan kampus saja,
melainkan juga vital pada berbagai fungsi lain di lapangan. Perguruan
tinggi juga dituntut untuk secara kritis mampu terlibat lebih aktif dalam
upaya pembangunan nasional ,melalui proses belajar mengajar dan
pengembangan ilmu pengetahuan yang di iringi pula kerja nyata di
lingkungan. Dan pengabdian di bidang pembangunan masyarakat ini
dapat dimulai sejak dini melalui berbagai bentuk aplikasi karya dan bakti.
Salah satu langkah yang dapat di ambil Akademi Kebidanan Budi Mulia
Palembang Prodi DIII Kebidanan, adalah melalui kegiatan-kegiatan
penyuluhan kesehatan dan kemanusiaan. Dengan salah satu bentuknya

2
adalah kegiatan tentang pengabdian masyarakat dalam upaya peningkatan
pengetahuan ibu tentang Kontrasepsi IMPLANT.
1.2 Sasaran Kegiatan
Adapun sasaran pengabdian masyarakat adalah semua pasangan
usia subur di dikelurahan RA Abusamah.

1.3 Tujuan
Tujuan diadakannya program penyuluhan kontrasepsi ini adalah :
1. Meningkatkan pengetahuan pasangan usia subur
mengenai kesehatan reproduksi dan program pengendalian kelahiran
dengan alat kontrasepsi.
2. Meningkatkan pengetahuan pasangan usia subur dalam memilih alat
kontrasepsi yang tepat.
3. Meningkatkan kesadaran pasangan usia subur untuk menggunakan
alat kontrasepsi.

1.4 Manfaat Kegiatan


Kegiatan ini diharapkan bermanfaat bagi para pasangan usia subur,
guna mengendalikan angka kelahiran dan memilih kontrasepsi yang tepat.

1.5 Bentuk Kegiatan


Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan membuat
kelas edukasi ibu dan suami tepatnya diposyandu melati dengan
melakukan penyuluhan dan pelayanan tanya jawab.

1.6 Tempat Kegiatan


Posyandu Melati di kelurahan RA Abusamah Palembang

1.7 Waktu Kegiatan


Kegiatan dilakukan pada September 2020 diposyandu Melati
kelurahan RA Abusamah Palembang.

3
BAB II
TARGET DAN LUARAN

2.1. Target
Target akhir kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini
adalah berupa peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku pasangan
usia subur di wilayah kerja puskesmas Melati RA Abusamah Palembang
pada pelaksanakan kelas agar tercipta keluarga berencana dengan optimal.
Berikut target yang diharapkan dari kegiatan pengabdian kepada
Musyarakat ini antara lain :
1. Peserta diharapkan mampu memahami definisi Kontrasepsi
IMPLANT
2. Peserta diharapkan mampu memahamijenis-jenis Kontrasepsi
IMPLANT
3. Peserta diharapkan mampu memahami keluhan yang sering dialami
oleh pasangan usia subur terhadap penggunaan alat kontrasepsi
IMPLANT

2.2. Luaran
1. Komunitas binaan melalui kader
2. Laporan Kegiatan Pengabdian masyarakat
3. Leaflet

4
BAB III
METODE PELAKSANAAN

Untuk tercapainya kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini sesuai


dengan harapan bersama, maka akan dilakukan tahapan-tahapan kegiatan dengan
menggunakan beberapa metode pendekatan meliputi penyuluhan dan pemberian
pelayanan kesehatan. Secara rinci, metode pendekatan yang digunakan adalah
seperti tabel dibawah ini :

Tabel. 3.1 Jenis Kegiatan, Partisipasi masyarakat, luaran kegiatan dan solusi
masalah
Partisipasi
Jenis Luaran
No. Masyarakat Solusi Masalah
Kegiatan Kegiatan
Kegiatan
Sosialisasi Sebagai peserta aktif 10 Menggunakan
PPM dan menyiapkan pasangan metode motivasi
tempat kegaitan usia subur dan melibatkan
1.
pihak puskesmas
dan tokoh
masyarakat
Pelaksanaan Sebagai peserta kelas 10 Menggunaan
Penyuluhan kontrasepsi pasangan metode
dan konseling IMPLANT usia subur penyuluhan,
2
pada konseling
kontrasepsi
IMPLANT
3 Monitoring Melakukan Melakuka Melakukan
dan evaluasi monitoring dan n monitoring dan
pelaksanaan evaluasi monitoring evaluassi kegiatan
kegiatan dan
pengabdian evaluasi
kepada

5
masyarakat

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

6
4.1 Hasil
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan di
posyandu Melati kelurahan RA Abusamah bari dimulai sesuai dengan
rencana kegiatan yaitu:
1. Tahapan Persiapan
a. Mempersiapkan tempat pelaksnaan
b. Mempersiapkan Peserta Pasangan usia subur
c. Menyebarkan undangan
d. Mempersiapkan materi Kontrasepsi IMPLANT
e. Mempersiapkan sarana untuk pelaksanaan Kontrasepsi IMPLANT

2. Tahapan Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan dengan menghadirkan pasangan usia
subur yang juga dibantu oleh para ibu – ibu kader. Kegiatan ini berupa
kegiatan edukasi kontrasepsi IMPLANT dengan penyuluhan dan
pemeriksaan kesehatan reproduksi.

3. Pembukaan
Penyuluhan dan pemeriksaan Kesehatan reproduksi
dilaksanakan sesuai dengan rencana yaitu dimulai pukul 09.00 Wib
yang diawali dengan pembukaan, memperkenalkan diri dan
menjelaskan tujuan penyuluhan secara umum dan dilanjutkan dengan
pemberian materi kontrasepsi IMPLANT.

4. Pelaksanaan
a. Kegiatan kelas dilakukan dengan penyuluhan mengenai macam-
macam kontrasepsi terutama kontrasepsi metode IMPLANT.
b. Pemeriksaan tekanan darah dan dilanjutkan dengan pemeriksaan
kesehatan reproduksi.

7
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

8
5.1. Kesimpulan
Dengan dilaksanakan kegiatan penyuluhan tentang pentingnya
kontrasepsi pada masyarakat, diharapkan dapat memberikan pengetahuan
kepada pasangan usia subur agar dapat mempersiapkan diri untuk
menghadapi kehidupan yang mantap dan mapan yang dilaksanakan di
Posyandu Melati RA Abusamah.

5.2. Saran
Kegiatan pengabdian masyrakat ini diharapkan dapat dilakukan
secara berkesinambungan guna memberikan pengetahuan bagi masyarakat
mengenai informasi – informasi Kesehatan, khususnya pasangan usia
subur yang berada di wilayah kelurahan RA Abusamah khususnya
posyandu Melati.

DAFTAR PUSTAKA

9
Profil Kesehatan Indonesia, 2016. Hubungan Sikap PUS dengan pemilihan KB
Implant. Diakses pada tanggal 18 September 2020.
http:/repository.helvetia.ac.id/1234/BAB%2OI%2020BAB%20II.PDF
World Health Organization (WHO), 2014. Hubungan Sikap PUS dengan
pemilihan KB Implant. Diakses pada tanggal 18 September 2020.
http:/repository.helvetia.ac.id/1234/BAB%2OI%2020BAB%20.PDF

10

Anda mungkin juga menyukai