Anda di halaman 1dari 31

STRATEGI

KOMUNIKASI
PERUBAHAN
PERILAKU
DALAM PERCEPATAN
PENCEGAHAN STUNTING
By. Amin Muhtada, SKM, M.Kes
Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap cx
Definisi Stunting
• Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita
akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu
pendek untuk usianya.
• Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan
dan pada masa awal setelah anak lahir, tetapi stunting
baru nampak setelah anak berusia 2 tahun.
• Balita pendek (stunted) dan sangat pendek (severely
stunted) adalah balita dengan panjang badan (PB/U)
atau tinggi badan (TB/U) menurut umurnya dibandingkan
dengan standar baku WHO-MGRS (Multicentre Growth
Reference Study) 2006
nilai z-scorenya kurang dari -2SD (stunted) dan
kurang dari – 3SD (severely stunted) (Kepmenkes
Sumber: Rebekah Pinto, World Bank untuk Review Pembelajaran
1995/MENKES/SK/XII/2010). Stakeholders STBM Nasional 10 -13 Feb 2017
Masalah Perilaku & Praktik
1. Terkait Stunting
TINGKAT INDIVIDUAL DAN ANTAR
PRIBADI (INTERPERSONAL):
Stunting
berhubungan dg Hanya sebagian kecil ibu hamil, ibu baduta,
Petugas kesehatan sulit anggota RT, petugas kesehatan,
menjelaskan ke masyarakat keturunan dan tokoh agama dan tokoh masyarakat serta
tentang stunting masih bisa dinas kesehatan, mengerti dampak
disembuhkan negatif dari ‘kerdil/stunting”.

Keluarga dengan
Kurangnya pengetahuan WUS tentang anak stunting
stunting karena kemauan mengakses merasa bingung Kurangnya pemanfaatan
informasi kesehatan ttg kehamilan, anak mereka fasyankes oleh masyarakat
masa nifas, ASI, MP ASI, dan Imunisasi karena jarak
yang komprehensif dianggap
stunting
TINGKAT MASYARAKAT
 Kader belum paham betul mengidentifikasi anak stunting.
 Kurangnya kader (kualitas dan kuantitas)
 Food Habits yang keliru: kolosterum tidak diberikan, ASI tidak Eksklusif (BPS 2012)
 Food Taboo : Ibu hamil dan anak-anak tidak makan ikan karena takut kecacingan
 Kurangnya pengetahuan opinion leader (tokoh agama, tokoh masyarakat)
 Peran serta ayah yang kurang saat kehamilan
 BAB sembarangan
 RT memiliki jamban namun masih banyak yang menyalurkan langsung ke sumber
air (badan air) dan masih sedikit yang melakukan pengurasan tanki septiknya.
 Masyarakat tidak mempraktekkkan CTPS di 5 waktu penting
TINGKAT INSTITUSI LAYANAN MASYARAKAT
Kurang maksimalnya informasi yang diberikan NAKES kepada sasaran
Tidak berjalannya program penyuluhan kunjungan rumah karena Kurangnya NAKES
Kunjungan NAKES sangat terbatas, bahkan tidak sama sekali ke keluarga sasaran
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) tidak sampai ke target.
PMT kurang variasi, kurang memanfaatkan makanan lokal.
Tablet Tambah Darah (TTD) kurang optimal sampai sasaran. SDKI 2012, 30,9%
perempuan mengonsumsi suplemen zat besi folat kurang dari 60 hari. Hampir 23%
dari wanita yang disurvei melaporkan mereka tidak mengonsumsi zat besi folat
selama kehamilan terakhir mereka.
Kurangnya kepemilikan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
Kurangnya pembinaan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM).
Kerangka Teori dan Peta jalan
2.
PENDEKATAN KOMUNIKASI

 Advokasi Kebijakan
 Kampanye Nasional Media Massa
 Komunikasi Perubahan Perilaku
(melalui komunikasi interpersonal/antar pribadi)
 Komunikasi Perubahan Sosial
 Mobilisasi Sosial
DEFINISI KOMUNIKASI PERUBAHAN PERILAKU

Komunikasi Perubahan Perilaku


• Komunikasi Perubahan Perilaku adalah proses intervensi antar
individu atau komunitas dimana seseorang membuat strategi
komunikasi untuk mempromosikan perilaku yang positif.
• Untuk itu, seseorang membutuhkan lingkungan yang
mendukung dimana mereka bisa terus memperlihatkan
perubahan yang berkelanjutan.
LANGKAH PERUBAHAN PERILAKU

Sumber: Training Curriclum, Increasing Interpersonal Communication Skills for the Introduction of IPV, Unicef
ANALISIS SALURAN KOMUNIKASI
Analisis Saluran Komunikasi
3.
MEDIA CETAK
• Merupakan saluran komunikasi yang paling banyak digunakan.
• Buku KIA, poster, leaflet
• Kendala:
• belum terdistribusi secara merata
• menggunakan Bahasa Indonesia, sehingga sulit dipahami masyarakat
yang masih memakai bahasa ibu
• Saran:
• butuh materi cetak yang lebih kreatif dan kontennya sesuai konteks lokal
• diproduksi secara mandiri oleh daerah, sehingga memastikan disribusi
lebih baik kepada kelompok sasaran

• Kader merupakan kanal komunikasi yg paling sering dengan


masyarakat.
MEDIA AUDIO DAN AUDIO-VISUAL
 Media audio dan audio visual terkait kesehatan bumil, busui dan baduta telah
banyak diproduksi namun belum ada yang secara tegas menginformasikan
terkait pentingnya mencegah kejadian stunting.
 Tim Promosi Kesehatan di provinsi juga telah memproduksi media elektronik
namun terbatas pada topik tertentu saja.
 Audio visual menjadi sarana penyampai pesan yang efektif, terutama untuk
masyarakat yang belum bisa baca tulis.
• Kendala:
• Belum ada materi audio visual khusus tentang stunting
• Produksi audio visual terbatas pada masa kampanye saja
• Saran:
• Terdapat beberapa alternatif materi audio visual untuk kelompok sasaran yang berbeda-beda
• Produksi bisa dilakukan sbg up dating dan penayangan yg konsisten, sehingga masyarakat
paham dan ingat tentang stunting & pencegahannya.
MEDIA BROADCAST
 Media broadcast adalah mebantu meningkatkan kesadaran masy ttg kes,
namun perlu dipertimbangkan daerah dg listrik terbatas.
 Media broadcast antara lain : radio dan TV.
 Kebiasaan masy mendengar radio di rumah atau saat bertetangga
 Audiens radio menurun pd daerah dg jangkauan TV yg baik
 Perkembangan terbaru:
Terdapat sekitar 800 stasiun radio (nasional, swasta dan komunitas).
40 an stasiun TV : berkembang pesat, terutama munculnya TV lokal di daerah
 Cara pemanfaatan media broadcast (sebagai penyampai pesan):
Iklan layanan masyarakat
Jingle/lagu
Drama
 Media lain: 170 surat kabar harian
MEDIA DIGITAL
 Media digital adalah bentuk ‘media baru’ yang muncuk sejak
era internet.
 Prinsipnya adalah ‘interkonekvitas’ yaitu menghubungkan satu
perangkat ke perangkat yang lain dan membuka peluang untuk
melakukan interaksi antar individu atau pengguna.
 Dengan media digital,banyak orang dapat saling terhubung
tanpa dibatasi batas geografis, ruang, dan waktu.
 Bentuk media digital : blog, sosial media (twitter, instagram,
facebook, youtube, dll), forum, aplikasi, website.
 Cara pemanfaatan media digital (sebagai penyampai pesan)
o Melalui foto, gambar, tulisan, video
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN
KELOMPOK KECIL
 Sumber informasi masyarakat terkait stunting adalah kader
 Komunikasi antar pribadi (interpersonal) tetap menjadi
metode yang sangat efektif dalam perubahan perilaku, juga
dalam meyakinkan sasaran untuk mengunjungi fasilitas
kesehatan
 Komunikasi tatap muka yang sesuai dengan budaya,
kompeten dapat mempercepat peningkatan kesadaran dan
perubahan yang cepat dalam perilaku yang sesungguhnya.
SASARAN
Kelompok Sasaran
5.
KELOMPOK PRIORITAS
(Sasaran Primer)
Kelompok yang tergabung dan yang akan dilakukan
intervensi KPP yaitu:
• Ibu hamil
• Ibu menyusui
• Anak usia 0-23 bulan, Anak usia 24-59 bulan
• Tenaga kesehatan: bidan, sanitarian, tenaga gizi,
dokter, perawat
• Kader
KELOMPOK PENTING
(Sasaran Sekunder)
Kelompok yang berpotensi mempengaruhi
terjadinya perubahan perilaku dan diintervensi
umumnya melalui upaya mobilisasi sosial:
• Wanita usia subur, Remaja
• Lingkungan pengasuh anak terdekat
(kakek, nenek, ayah, dan lainnya)
• Pemuka masyarakat
• Pemuka agama
• Jejaring sosial (PKK, group pengajian, dll)
KELOMPOK PENDUKUNG
(Sasaran Tersier)
Pihak yang terlibat sebagai lingkungan pendukung untuk
upaya percepatan pencegahan stunting, diintervensi
melalui advokasi dan informasi publik, terdiri dari:
• Pengambil kebijakan/keputusan: nasional, provinsi,
kabupaten, kota dan desa
• Organisasi Perangkat Daerah
• Swasta: dokter, bidan, dokter anak, dokter kandungan
• Dunia usaha
• Donor dan perwakilan media
• Media massa
PESAN KUNCI
Pesan Kunci
6.
STRUKTUR DAN DIMENSI PESAN KUNCI
FASE 1 FASE 2 FASE 3
Dimensi Pesan Pengenalan konsep stunting Pengenalan cara yang bisa Menumbuhkan pemberdayaan
yang paling tepat dan mudah ditempuh oleh masyarakat untuk serta memperkuat kontrol sosial
dipahami oleh masyarakat mencegah dan merujuk kasus yang lebih baik di antara anggota
stunting masyarakat, bagi pencegahan
stunting
Perubahan Target kelompok sasaran Target kelompok sasaran Target kelompok sasaran memiliki
Perilaku yang memahami definsi stunting, memahami langkah-langkah yang kemampuan untuk menjelaskan hal-
Diharapkan mengenali ciri umum dan dapat diambil untuk mencegah hal seputar isu stunting,
faktor risikonya, memiliki dan menangani anak stunting, mengembangkan solidaritas sosial
keingintahuan yang lebih serta mengimplementasikan yang lebih kuat antar individu,
besar untuk memeriksa
langkah-langkah tersebut dalam merasa prihatin dan ingin
kondisi anak dan mencari
gaya hidup sehat sehari-hari melakukan perubahan bilamana
informasi lebih banyak terkait
terdapat kasus stunting di
stunting
lingkungannya
KELOMPOK SASARAN PRIMER
Rumah tangga dengan anggota keluarga yang berada pada periode 1.000 HPK dan lainnya:
Ibu hamil, Ibu menyusui, Ibu dengan anak usia 0-23 bulan
PESAN UTAMA: Mencegah stunting itu penting, manfaatkan pelayanan kesehatan, perbaiki pola makan, pola asuh,
dan kebersihan diri serta lingkungan.
PESAN KUNCI 1 PESAN KUNCI 2 PESAN KUNCI 3
Stunting umum ditemui di tengah lingkungan Stunting dapat dicegah. Anda sangat dianjurkan Ambil tindakan lebih lanjut.
kita, kenali gejala dan pahami faktor resiko untuk mencegahnya sejak dini melalui upaya Kunjungi posyandu/fasilitas kesehatan
stunting dengan baik. mandiri, agar pertumbuhan fisik dan kognitif untuk memantau tumbuh kembang anak
Anak tidak terhambat. setiap bulan, dan menerima layanan
kesehatan.
POIN-POIN PENDUKUNG 1 POIN-POIN PENDUKUNG 2 POIN-POIN PENDUKUNG 3
• Waspadai ibu hamil yang anemia, kurus, terlalu • Penuhi gizi ibu hamil, minum tablet tambah darah dan • Periksakan kehamilan secara rutin dan
tua, terlalu muda, terlalu banyak anak, dan terlalu pantau kenaikan berat badan ibu selama kehamilan. melahirkan di fasilitas kesehatan terdekat.
dekat jarak kehamilannya. • Pastikan atur jarak kehamilan. • Timbang berat badan, ukur tinggi badan anak
• Waspadai bayi lahir dengan berat badan kurang • Hindari kehamilan kurang dari 20 tahun atau di atas secara rutin, dan catat dalam buku KIA.
dari 2.500 gram dan panjang badan kurang dari 48 usia 40 tahun. • Konsultasikan dengan kader dan petugas
cm. • Berikan ASI eksklusif agar bayi sehat dan cerdas. kesehatan tentang cara-cara mencegah
• Waspadai bayi yang tidak mendapatkan Inisiasi • Pastikan anak makan makanan dengan gizi seimbang, stunting.
Menyusui Dini (IMD), Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif, dukung dengan asupan ASI hingga usia 2 tahun. • Dapatkan imunisasi dasar di
dan pemberian makanan pendamping yang tidak • Gunakan selalu air bersih dan jamban sehat. posyandu/fasilitas kesehatan.
tepat. • Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, dan • Apabila ibu hamil memiliki gejala Malaria,
• Awas diare berulang pada ibu hamil dan balita praktikkan di 5 waktu penting: lakukan pengobatan dan minum tablet
(berikan oralit dan zinc selama 10 hari). • Cegah gigitan nyamuk Malaria pada ibu hamil dengan tambah darah
• Waspadai ibu hamil yang terkena Malaria menggunakan kelambu saat tidur
KELOMPOK SASARAN PRIMER
Tenaga Kesehatan (Bidan, Sanitarian, Tenaga Gizi, Dokter, Perawat) dan Kader
PESAN KUNCI UTAMA: Stunting adalah permasalahan kesehatan yang dapat dicegah dengan intervensi gizi spesifik dan
sensitif oleh penyedia layanan kesehatan yang terampil.
PESAN KUNCI 1 PESAN KUNCI 2 PESAN KUNCI 3
Prevalensi stunting di Indonesia tidak dapat Stunting dapat dicegah dan manfaat yang dirasakan Buktikan komitmen penyedia layanan
dianggap remeh dan perlu menjadi bersifat jangka panjang. dan tenaga kesehatan untuk menunjukkan
prioritas dan mendapat perhatian dari para upaya terbaik dalam mencapai target nasional penurunan
penyedia layanan dan tenaga kesehatan. prevalensi stunting,
melalui komunikasi perubahan perilaku pencegahan
stunting.
POIN-POIN PENDUKUNG 1 POIN-POIN PENDUKUNG 2 POIN-POIN PENDUKUNG 3
• Stunting masih merupakan masalah • Pencegahan stunting merupakan investasi • Tingkatkan kualitas layanan – terutama konseling antar
kesehatan masyarakat Indonesia yang terhadap SDM secara jangka panjang. pribadi melalui kunjungan rumah, di posyandu, dan di
umum ditemui. • Penurunan angka stunting pada tahun 2024 institusi layanan kesehatan.
• Stunting tidak hanya terjadi masyarakat merupakan target kesehatan nasional sesuai • Sampaikan edukasi pada warga tentang pentingnya:
miskin tetapi juga terjadi pada 29% RPJMN 2019-2024. o Gizi seimbang bagi remaja putri, WUS dan kelompok
dengan anggota keluarga yang berada pada periode
kelompok terkaya, di desa maupun di • Mencegah stunting berarti memperbaiki kualitas
1.000 hari pertama kehidupan anak
kota. generasi bangsa, terutama dalam menyiapkan
o Rutinitas melakukan stimulasi, deteksi, dan intervensi
• Stunting dapat dicegah utamanya Generasi Emas 2045. dini periode tumbuh kembang di Puskesmas, Posyandu
melalui upaya komunikasi perubahan • Pencegahan stunting memerlukan kerja sama dan PAUD.
perilaku dengan pendekatan antar lintas sektor. o Mencuci tangan dengan sabun di 5 waktu penting
pribadi pada kelompok sasaran. utama
• Stop BAB sembarangan, gunakan air bersih dan jamban
sehat.
• Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, dan
praktikkan di 5 waktu penting
KELOMPOK SASARAN SEKUNDER
Wanita usia subur, Remaja , Lingkungan pengasuh anak terdekat (kakek, nenek,
ayah, dan lainnya), Pemuka masyarakat, Pemuka agama, Jejaring sosial (PKK, group
pengajian, dll)
PESAN KUNCI UTAMA
Mencegah stunting itu penting, dimulai dari remaja dan calon ibu, dengan dukungan suami dan keluarga.
PESAN KUNCI 1 PESAN KUNCI 2 PESAN KUNCI 3
Stunting umum ditemui di tengah Stunting dapat dicegah. Anda sangat dianjurkan Ambil tindakan lebih lanjut.
lingkungan kita, kenali gejala dan pahami untuk mencegahnya sejak dini melalui upaya mandiri, Pastikan Anda mempraktikkan gaya hidup
faktor resiko stunting dengan baik. agar pertumbuhan fisik dan kognitif calon Anak di sehat dan perkuat solidaritas sosial agar
masa depan tidak terhambat. penurunan stunting menjadi
tanggungjawab bersama.
POIN-POIN PENDUKUNG 1 POIN-POIN PENDUKUNG 2 POIN-POIN PENDUKUNG 3
• Remaja yang menikah dan hamil <20 • Tidak menikah dini dan memiliki anak di usia muda < 20 • Manfaatkan usia muda untuk kegiatan
tahun berisiko melahirkan anak tahun. yang produktif dengan gaya hidup sehat.
stunting. • Rencanakan kehamilan dengan bijaksana. • Tidak melakukan pergaulan bebas.
• Pastikan seluruh keluarga untuk mengasup gizi seimbang • Memeriksakan kesehatan ke tempat
• Remaja/WUS yang anemia dan kurang dan minum Tablet Tambah Darah secara rutin (1 tablet
gizi berisiko melahirkan anak stunting. pelayanan kesehatan secara berkala.
setiap minggu). • Suami dan/atau calon ayah serta
• Waspadai remaja dan WUS yang tidak • Cek kadar Hemoglobin (HB) secara rutin.
anggota keluarga lainnya, dihimbau
berperilaku hidup bersih dan sehat. • Lakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari.
• Istirahat yang cukup.
untuk sejak dini terlibat dalam
• Awas diare berulang pada anak balita
• Tidak merokok dan tidak minum alkohol. pemeliharaan kesehatan keluarga,
(berikan oralit dan zinc selama 10 hari). memenuhi kebutuhan, dan memberi
• Gunakan air bersih dan jamban sehat.
• Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, dan dukungan moral kepada calon ibu, demi
praktikkan di 5 waktu penting pembentukan status gizi ideal calon
anak.
KELOMPOK SASARAN TERSIER
Pembuat Kebijakan Tingkat Desa/Kelurahan
PESAN KUNCI UTAMA: Stunting adalah permasalahan mendesak yang terjadi di tengah masyarakat
dan dapat dicegah melalui komitmen pemimpin desa dan kerja sama antar warga masyarakat
PESAN KUNCI 1 PESAN KUNCI 2 PESAN KUNCI 3
Prevalensi stunting di desa/kelurahan ?? Saat ini, desa/kelurahan ?? telah Para pemimpin desa perlu memastikan implementasi
tidak dapat dianggap remeh, perlu ada memiliki sejumlah instrumen kebijakan yang telah ada,
perhatian serius dari para pembuat kebijakan dan telah menjalankan segera menindaklanjuti penguatan berbagai program dan
kebijakan setempat.
sejumlah upaya Percepatan terus menyesuaikannya seiring perkembangan situasi
Pencegahan Stunting. sosial, agar dapat mencapai tujuan pengurangan angka
stunting.
POIN-POIN PENDUKUNG 1 POIN-POIN PENDUKUNG 2 POIN-POIN PENDUKUNG 3
Disesuaikan dengan situasi stunting Disesuaikan dengan kebijakan dan • Jadikan pencegahan stunting sebagai prioritas
dan identifikasi penyebab program yang dimiliki masing-masing pembangunan desa dengan sumberdaya dana dan
permasalahan stunting desa terkait upaya pencegahan manusia yang memadai.
di desa masing-masing. stunting yang efektif dan efisien. • Tingkatkan pemahaman dan kemampuan tenaga
pelayanan publik terkait penyuluhan, tindak
pencegahan serta penanganan stunting.
• Terapkan program komunikasi perubahan perilaku
masyarakat utamanya dengan pendekatan antar
pribadi dan komunikasi kelompok.
• Gunakan pendekatan komunikasi dan program
intervensi inovatif yang khas dan relevan dengan
memperhatikan demografi sosial, segmen ekonomi,
adat dan budaya masyarakat setempat.
KELOMPOK SASARAN TERSIER
Kelompok Masyarakat Madani
(Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Akademisi, Pemuka Adat, Pemimpin Informal, Pemimpin Opini)

PESAN KUNCI UTAMA: Stunting saat ini menjadi salah satu prioritas kesehatan nasional. Mendesak untuk melakukan
penguatan kesadaran publik untuk membantu mencegah stunting melalui optimalisasi tumbuh kembang pada 1.000 hari
pertama kehidupan anak.
PESAN KUNCI 1 PESAN KUNCI 2 PESAN KUNCI 3
Stunting umum ditemui di tengah Stunting menimbulkan dampak jangka Perlu peningkatan kesadaran masyarakat untuk
masyarakat Indonesia dan dapat dicegah, panjang dan mengancam kualitas mengubah perilaku, melalui komunikasi interpersonal
namun pengetahuan masyarakat tentang generasi bangsa. yang muatannya menyasar berbagai aspek yang saling
stunting masih relatif rendah.
terkait.
POIN-POIN PENDUKUNG 1 POIN-POIN PENDUKUNG 2 POIN-POIN PENDUKUNG 3
• Disesuaikan dengan situasi stunting Bayi • Penderita stunting beresiko memiliki • Gunakan pendekatan komunikasi dan program intervensi inovatif yang
lahir dengan berat badan kurang dari keterampilan kognitif rendah, rendah khas dan relevan dengan memperhatikan demografi sosial, segmen
prestasi/pencapaian pendidikan, rendah ekonomi, adat dan budaya masyarakat setempat.
2.500 gram dan panjang badan kurang
produktivitas dan kreativitas di masa depan, • Mengedukasi warga dalam merencanakan pernikahan dan kehamilan
dari 48 cm beresiko menderita serta berpotensi mengancam kesejahteraan dengan bijaksana
stunting. mereka; terhambat kemungkinannya meraih • Meningkatkan pengetahuan warga akan asupan gizi seimbang, perilaku
• Anak yang menderita stunting tidak pendapatan besar dan berpotensi besar menjadi hidup bersih dan sehat, serta bahaya merokok.
akan pernah mencapai tinggi badan miskin. • Gaya hidup sehat salah satu dan utamanya memastikan pemanfaatan air
dan perkembangan otak yang optimal, • Stunting menimbulkan dampak antar-generasi, dan sanitasi bersih dalam kegiatan sehari-hari.
orang tua yang stunting besar kemungkinan akan • Mendorong warga untuk memeriksakan kehamilan secara rutin dan
untuk menikmati potensi kognitifnya
melahirkan anak yang stunting pula sehingga melahirkan di fasilitas kesehatan terdekat.
secara maksimal. kualitas keluarga terancam, terus menjadi • Menggugah warga untuk mengunjungi posyandu/fasilitas kesehatan
• Orang dengan tinggi badan kurang dari lingkaran masalah yang tak terputuskan. untuk memantau tumbuh kembang anak dan menerima layanan
145 cm berisiko mengalami kekurangan • Stunting bukan saja mengancam potensi individu kesehatan dasar, serta stimulasi dini.
berat badan dan berpotensi menderita namun seluruh generasi bangsa, saat Indonesia • Mendorong keterlibatan suami atau ayah dalam kegiatan mengasuh
stunting. menjelang manfaat bonus demografi di tahun anak, termasuk dukungan pemberian ASI secara eksklusif optimal dan
2045 mendatang. dukungan moral serta pemenuhan kebutuhan ibu-anak, demi
pembentukan status gizi ideal sang anak.1
Pembagian Peran dan
7. Tanggung Jawab
PUSKESMAS
• Melakukan pendataan masalah gizi masyarakat di tingkat
keluarga
• Menganalisis, merumuskan intervensi terhadap
permasalahan kesehatan tersebut dengan intervensi gizi
spesifik dan sensitif
• Melaksanakan penyuluhan kesehatan melalui kunjungan
rumah
• Memutakhirkan dan mengelola sumber data.
POSYANDU
• Melakukan pemantauan dan pengukuran status gizi
• Memberikan penyuluhan
• Mobilisasi kader untuk mendukung komunikasi
interpersonal kepada kelompok target
• Melakukan kunjungan rumah.
Cegah Stunting,
Itu Penting Terima Kasih

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai