Trihono
2
Monev Pelaksanaan Germas Tahun 2018
Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan 6 bulan sekali dengan mekanisme serial pertemuan di setiap cluster
PENYEDIAAN
EDUKASI DAN PERILAKU
PANGAN SEHAT
HIDUP SEHAT 05 01 Kemkes, Kemendikbud, Kementan, KKP,
Kemendagri, Kemkes, Kemendikbud, Kemenag, Kemendag, Kemenaker, BPOM, Kemenperin
KemenPUPR, Kemendag, Kemekeu, Kemenaker,
KemenPANRB, Kemkominfo, KemenPPPA, BKKBN,
Kemensos, Kemenristekdikti, KemendesPDTT, BNN
PENINGKATAN
PENINGKATAN 04 02 AKTIVITAS FISIK
KUALITAS LINGKUNGAN
Kemkes, Kemenpora, Kemendikbud, Kemenag,
Kemkes, Kemendikbud, Kemenag, KemenPUPR, KLHK,
KemenPUPR, Kemenhub, Kemenaker, Kemenpar,
03
Kemenpar, Kemensos
Kemenristekdikti, KemenBUMN
PENINGKATAN PENCEGAHAN
DAN DETEKSI DINI PENYAKIT
Kemkes, Kemenaker, KemenPPPA, BPJS Kesehatan, TNI, POLRI, Kemenhan
3
Progress Penyampaian Laporan Germas
No K/L Narasi Matriks No K/L Narasi Matriks
1 Kemenkes √ √ 15 KemenPUPR √ √
2 Kemenaker √ √ 16 Kemenhub √ √
3 KPPPA √ √ 17 Kemenpar √ √
4 BPJS Kesehatan √ √ 18 Kemensos √ √
5 TNI √ √ 19 Kemenpora √ √
6 Kemenhan √ √ 20 Kemenristekdikti √ √
7 Kepolisian RI √ √ 21 KemenBUMN
8 Kemendikbud √ √ 22 Kemendagri √ √
9 Kementan √ √ 23 KLHK √ √
10 KKP 24 Kemenkeu √ √
11 Kemendag √ √ 25 KemenPANRB √ √
√ 26 Kemkominfo √ √
12 BPOM √
27 BKKBN √ √
13 Kemenperin
28 KemendesPDTT √ √
14 Kemenag
29 BNN
4
Harapan pada Kemenkes dan OPD Kesehatan
Integrasi kegiatan Germas yang dilaksanakan oleh unit-unit terkait di
internal Kemenkes
0,795
0,747
0,648 0,646
0,609 0,617
0,576
0,526
0,474 0,482
0,441 0,440 0,450
0,388
0,361
2013 2018
Beban Penyakit Tidak Menular (Riskesdas 2018)
Jenis penyakit Usia Prevalensi # Penduduk # Penderita
Hipertensi >18 tahun 34.10% 172,285,600 58,749,390
Obesitas (IMT) >18 tahun 21.80% 172,285,600 37,558,261
Obesitas sentral >15 tahun 31.00% 194,528,500 60,303,835
Diabetes melitus >15 tahun 10.90% 194,528,500 21,203,607
Stroke >15 tahun 1.09% 194,528,500 2,120,361
Penyakit ginjal kronis >15 tahun 0.35% 194,528,500 680,850
Penyakit kanker semua umur 0.18% 265,015,300 477,028
Penyakit jantung semua umur 0.15% 265,015,300 397,523
Sumber:
• Prevalensi dari hasil Riskesdas 2018, dihitung secara sederhana belum diperhitungkan dengan pembobotan
• Jumlah penduduk dari Proyeksi jumlah penduduk 2018 (Bappenas)
Hasil studi kohor PTM
• Balitbangkes melaksanakan studi kohor Penyakit Tidak Menular
sejak tahun 2011 di Kota Bogor, subyek: penduduk usia >25 tahun.
• Salah satu hasilnya adalah menghitung “hazard rate” atau kecepatan
timbulnya kasus yang dihitung per 1000 penduduk per tahun,
hasilnya adalah sebagai berikut:
No. Penyakit Tidak Menular Hazard Rate
1 Sindroma Metabolik 82 / 1000
2 Diabetes Melitus 20 / 1000
3 Penyakit Jantung Koroner 8 / 1000
4 Stroke 4 / 1000
Faktor yang berpengaruh terhadap Penyakit Tidak Menular
40%
30%
29%
20% 18%
10%
0%
11,5
17,7
27,5
DI Yogyakarta
Bali
Kepulauan Riau
Bangka Belitung
Sulawesi Utara
Banten
Kalimantan Utara
Lampung
2013
30,8
37,2
Jawa Barat
Sumatera Selatan
Sumatera Utara
Sulawesi Tengah
Gorontalo
Jawa Timur
Papua
Kalimantan Selatan
PADA BALITA MENURUT PROVINSI, 2013-2018
Kalimantan Barat
Nusa Tenggara Barat
PROPORSI STATUS GIZI SANGAT PENDEK DAN PENDEK
Maluku
Kalimantan Tengah
Sulawesi Selatan
Aceh
13
Sulawesi Barat
Nusa Tenggara Timur
42,6
51,7
Perkembangan bayi menurut panjang lahir bayi
100 91.7
90
79.2
80
70
60
50
40
30 20.8
20
8.3
10
0
< 50 cm ≥ 50 cm
Suspect Normal
** **
***
***
*** *** ***
***
*** *** ***
*** *** ***
***
***
Bayi Remaja
BBLR Kehamilan remaja kurus-pendek
21 persen anak
yg lebih banyak
dapat bertahan
tidak stunting
Ketahanan tidak stunting sampai usia 24 bulan pada anak yang ibunya dengan TB
diatas 150 cm adalah 50 persen dibandingkan TB ibunya kurang dari 150 cm ,
sebesar 29 persen
Positive Deviance terkait stunting (1)
Perilaku Menyimpang Positif pada Keluarga Baduta Tidak Stunting (studi
kualitatif riset kohor Bogor):
• KU 0-6 bulan: IMD, ASI eksklusif, frekuensi pemberian ASI, kontak ibu-
bayi saat menyusui, bila bayi sakit masih diberikan ASI
• KU 7-12 bulan: jenis makanan bayi lebih beragam dan bayi diberi
makanan selingan, ibu menyuapi anak sendiri dengan komunikasi
positif sambil digendong, bila anak tidak mau makan terus dibujuk, bila
anak sakit maka pemberian ASI lebih sering.
• KU 13-23 bulan: porsi makan yang diberikan lebih banyak, anak
disuapi oleh ibunya dan ada komunikasi, bila anak tidak mau makan
terus dibujuk Sumber: Asih Setiarini, disertasi, 2016
Positive Deviance terkait stunting (2)
Hasil studi kuantitatif perilaku penyimpang positif yang berhubungan
dengan status gizi normal pada keluarga termiskin adalah:
• anak usia 0-11 bulan:
• pemberian ASI dengan frekuensi > 8 kali sehari
• penimbangan berat badan di Posyandu setiap bulan
• anak usia 12-23 bulan:
• tingkat konsumsi energi > 70% AKG
• kepemilikan sarana buang air besar
• kualitas fisik air minum kategori layak
• riwayat sakit anak saat neonatal
Sumber: Entos, disertasi, 2017
Proporsi stunting dan konsumsi energi-protein
menurut umur
Asupan kalori Asupan protein
Stunting
<100% AKK <100% AKP
< 5 tahun 37,2 55,7 34,2
5 – 12 tahun 30.7 69,8 45,4
13 – 18 tahun 31,4 82,8 66,2
19 – 55 tahun 82,5 51,7
39,5
> 55 tahun 78,1 64,2
Ibu hamil 24,2 85,0 68,6
Sumber: Riskesdas 2013 & Studi Diet Total 2014
PROPORSI CARA PENANGANAN TINJA BALITA
DI RUMAH TANGGA , 2018
0,8
4 Menggunakan jamban
Dibuang ke jamban
Ditanam di tanah
37,8
33,5 Dibuang sembarangan
Lainnya
3,7
20,1
Indikator berat badan lebih dewasa yaitu IMT ≥25,0 s/d <27,0 Indikator berat badan lebih dewasa yaitu IMT ≥ 27,0
23
PROPORSI OBESITAS SENTRAL PADA DEWASA ≥15 TAHUN, 2018
31,0
26,6
18,8
Indikator lingkar perut wanita yaitu > 80 cm; dan pria yaitu > 90 cm
PREVALENSI MEROKOK PADA PENDUDUK
UMUR 10-18 TAHUN, 2007-2018
25
PROPORSI KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL*
PADA PENDUDUK UMUR ≥10 TAHUN MENURUT PROVINSI
% 25
20
16
2007
15
2018
10
3,3
5
0,4
3.0
0
Sulut
Gorontalo
Sulsel
Sumut
Kaltara
DKI
Banten
Riau
Kalsel
Sumsel
Sulteng
Kalteng
Papua
Kepri
INDONESIA
DIY
Aceh
Jateng
Pabar
Kaltim
NTT
Maluku
Sultra
NTB
Jambi
Bali
Kalbar
Sulbar
Jatim
Sumbar
Malut
Lampung
Bengkulu
Jabar
Babel
* Dalam satu bulan terakhir.
Catatan: Struktur pertanyaan pada tahun 2018 berbeda dengan tahun 2007. Prevalensi nasional tahun 2007 sebesar 3.0.
26
PROPORSI AKTIVITAS FISIK KURANG* PADA PENDUDUK
UMUR ≥10 TAHUN MENURUT PROVINSI, 2013-2018
100
% 2013
2018
80
60 47,8
33,5
40
25,2
20
26,1
0
Kepri
Sumbar
Riau
Bali
Kaltara
Maluku
Banten
Gorontalo
NTB
Kalbar
Sulbar
Sumsel
Kalsel
Sulsel
DKI
Jambi
Pabar
Sulut
Sumut
Jateng
Babel
Lampung
Jabar
Aceh
Papua
DIY
Bengkulu
Jatim
Kalteng
Sulteng
NTT
Kaltim
Malut
Sultra
* Kurang INDONESIA
aktivitas fisik adalah kegiatan kumulatif kurang dari 150 menit seminggu
27
PROPORSI KONSUMSI BUAH/SAYUR KURANG*
PADA PENDUDUK UMUR ≥5 TAHUN MENURUT PROVINSI, 2018
% 100
98,2 95,5
80 89,7
60
Riskesdas 2013: 93.5%
40
20
2013 2018
0,9
49,5 1,5
50,1
0,4
Data per tanggal 8 November 2019
333
Sampai dengan saat ini, PEMERINTAH DAERAH YANG SUDAH
MENERBITKAN KEBIJAKAN GERMAS
KEBIJAKAN
216
Provinsi Jml Provinsi Jml Provinsi Jml Provinsi Jml Provinsi Jml
Bali 10 Jambi 5 Kaltim 11 NTB 4 Sulut 2
Babel 7 Jabar 14 Kaltara 2 NTT 11 Sumbar 9
Banten 3 Jateng 28 Kepri 4 Riau 4 Sumsel 16
Bengkulu 11 Jatim 28 Lampung 8 Sulbar 3 Sumut 6
Yogyakarta 6 Kalbar 4 Maluku 4 Sulsel 11 Papua 0
DKI 2 Kalsel 8 Malut 3 Suteng 6 Papbar 0
Sultra 8 total 247
Gorontalo 4 Kalteng 3 Aceh 2
Isu umum hasil studi evaluatif Germas .
• Branding Germas masih milik Kemenkes dan Dinkes
• Sistem monev di pusat dan daerah belum menjamin kualitas pelaksanaan
• Perlu penguatan keterlibatan sektor non pemerintah terutama dalam dukungan edukasi
masyarakat, kegiatan dan pembiayaan .
• Keterlibatan Sektor Non-Pemerintah masih rendah
• Penguatan sinergitas lintas sektor
• Awareness sektor non kesehatan terhadap Germas perlu ditigkatkan, pelaksanaan
tugas lintas sektor perlu penguatan aspek kesehatan
• Belum ada instrumen untuk menilai kinerja terkait pelaksanaan Germas.
• Diwacanakan untuk terintegrasi dalam konsep penilaian Kab/Kota sehat
• Pengembangan aktivitas terpadu dan terintegrasi dengan sasaran yang sama untuk
meningkatkan sinergitas intas sektor
Hasil Studi Evaluatif Germas
Aktivitas fisik:
• Konektivitas antar moda, jalur pejalan kaki dan pesepeda belum merata perlu
berorientasi untuk mendorong aktivitas fisik
• Standar senam rutin di sekolah perlu dikembangkan kembali
• Standar kualitas Car Free Day perlu dikembangkan
Pencegahan dan deteksi dini penyakit
• Deteksi dini rutin di instansi pemerintah dan swasta belum menjadi kewajiban
(sebagai SOP)
• Deteksi dini perlu diintegrasikan dengan kegiatan olahraga rutin/ CFD
• Posbindu lebih aktif menjangkau masyarakat
Hasil Studi Evaluatif Germas
Lingkungan sehat:
• Ruang Terbuka Hijau belum optimal dimanfaatkan untuk aktivitas fisik rutin dan lebih
banyak penjual jajanan
• Perlu regulasi standar penyediaan sarana aktivitas fisik dalam pengembangan
permukiman
• Kualitas pengolahan sampah belum merata
Pangan sehat:
• Perlu monitoring dan pengendalian keberlanjutan pemanfaatan pekarangan untuk
tanaman buah/sayur
• Kapasitas kerja lembaga dan jumlah SDM pengawasan pangan segar masih rendah
• Pengawasan jajanan anak sekolah membutuhkan keterlibatan daerah
Hasil Studi Evaluatif Germas
Edukasi PHBS:
• Belum semua provinsi dan Kab/Kota memiliki Regulasi GERMAS
• Penegakan Regulasi Kawasan Tanpa Rokok dan Pengendalian Iklan Rokok perlu
ditingkatkan
• UKS aktif perlu menjadi indikator kinerja dari setiap satuan pendidikan
PISPK Metoda
1. Proaktif menjangkau 100% keluarga Keluarga
2. Promotif, preventif, deteksi dini
Wujud Pemberdayaan keluarga
Germas Metoda
Dukungan lintas sektor UKBM UKS/M UKK
Wujud pemberdayaan masyarakat IKS
Indikator Cak. Program
Keterpaduan SPM – PISPK – Germas – Kab/Kota Sehat
SPM Jalur
PISPK
Posyandu
SPM Bidang Posbindu PTM/Lansia
Kesehatan Transformasi UKS/M
Tempat kerja/Pos UKK
Pendidikan
SPM Bidang PU&PR
Lain Sosial
Pemanfatan pekarangan
Pasar
Sektor lain Tempat ibadah
Smart City
Keterpaduan SPM – PISPK – Germas – Kab/Kota Sehat
Catatan:
• Perkembangan anak seharusnya dilaksanakan di seluruh posyandu
• Review kriteria tingkat perkembangan, Dana Sehat peserta JKN?
Posbindu PTM & Posbindu Lansia
Pembudayaan Germas dapat berupa:
• Pemeriksaan kesehatan sebulan sekali
• Senam bersama seminggu sekali
• Literasi gizi dan kesehatan
• Jumlah posbindu PTM sekitar 50.000 dan Posbindu lansia sekitar
100.000 dirasa sangat kurang: perlu percepatan pengembangan
posbindu PTM (terintegrasi dengan posbindu lansia dan prolanis)
• Untuk pengendalian faktor risiko PTM dapat dilakukan P2TMBM
(Pengendalian Penyakit Tidak Menular Berbasis Masyarakat)
• Indikator keberhasilan: Tingkat perkembangan posbindu PTM dan
posbindu lansia
Tingkat Perkembangan Posyandu Lansia
No Indikator Pratama Madya Purnama Mandiri
Catatan:
• Jumlah Posbindu PTM masih sangat kurang
• Tingkat perkembangan Posyandu lansia perlu direview: JKN masuk dalam indikator
tingkat perkembangan
• Bisakah dipadukan: Posbindu PTM, posyandu lanisa dan prolanis?
Rumah
Rumah Desa
Desa Sehat
Sehat (RDS)
Posyandu/PAUD/SDDTKA
Posyandu lansia
Kelas bumil
Usia Usia
Bumil Balita
produktif lanjut
Poskesdes / polindes
Rumah Desa Sehat:
Atribut UKBM digantikan dengan jenis kegiatan UKBM
60
Transformasi UKS
Bentuk operasionalisasi pembudayaan germas adalah:
• Bersepeda ke sekolah
• Senam kesegaran jasmani seminggu sekali
• Sarapan bareng seminggu sekali (diawali cuci tangan, berdoa sebelum
makan, sarapan, minum TTD, gosok gigi setelah sarapan, literasi gizi dan
kesehaatan)
• Skrining kesehatan setiap tahun (sesuai dengan SPM bidang Kesehatan)
• Sholat lohor bersama
• Indikator keberhasilan: hasil skrining kesehatan tahun berikutnya lebih
bagus dari tahun sebelumnya (proporsi stunting, obesitas, anemia,
kelainan visus terkoreksi, dst) sekolah/madrasah sehat
Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M)
Waktu masuk
SPM hasil skrining:
Stunting 20%
Obese 10%
Anemia 30%
Visus abnormal 15%
Pendengaran kurang 5%
Pingsan saat upacara
Angka absensi
Rerata nilai
Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M)
Waktu masuk Selama sekolah
SPM hasil skrining: Transformasi UKS/M:
Stunting 20% Sarapan bareng 1x/mg + TTD
Obese 10% Berdoa + cuci tangan sebelum sarapan
Anemia 30% Sikat gigi setelah sarapan
Visus abnormal 15% Literasi gizi + kesehatan (36 sesi)
Pendengaran kurang 5% SBCC (Social & Behavioral Change Comm.)
Pingsan saat upacara Sholat lohor bersama
Angka absensi Bersepeda ke sekolah
Rerata nilai Buku Rapor Kesehatanku
Tranformasi UKS/M:
Implementasi 5 kluster Germas
pada tatanan Sekolah/Madrasah
Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M)
Waktu masuk Selama sekolah Waktu lulus
SPM hasil skrining: Transformasi UKS/M: SPM hasil skrining:
Stunting 20% Sarapan bareng 1x/mg + TTD Stunting 10%
Obese 10% Berdoa + cuci tangan sebelum sarapan Obese 5%
Anemia 30% Sikat gigi setelah sarapan Anemia 5% Sekolah
Visus abnormal 15% Literasi gizi + kesehatan (36 sesi) Visus terkoreksi semua Sehat
Pendengaran kurang 5% SBCC (Social & Behavioral Change Comm.) Pendengaran terkoreksi
Pingsan saat upacara Sholat lohor bersama Tidak ada yang pingsn
Angka absensi Bersepeda ke sekolah Angka absensi turun
Rerata nilai Buku Rapor Kesehatanku Rerata nilai membaik
Tranformasi UKS/M:
Implementasi 5 kluster Germas
pada tatanan Sekolah/Madrasah
Transformasi UKS/M
1. UKS/M merupakan solusi masalah kesehatan ibu & anak serta
stunting (pendek)
2. Transformasi UKS/M:
– Regulasi: PB 4 Menteri Inpres
– Substansi UKS/M: Trias UKS Sapta UKS
– Perluasan UKS/M: total coverage: seluruh Puskesmas dan seluruh
sekolah
3. Perlu dikembangkan ISS (Indeks Sekolah Sehat)
perlu kriteria sekolah sehat
4. Dibuat Penghargaan Menteri Kesehatan untuk Pemda yang >80%
sekolah di wilayahnya tergolong Sekolah Sehat.
Kesehatan kerja dan Pos UKK
• Implementasi kesehatan kerja untuk pekerja formal di perusahaan
• Pengembangan Pos UKK untuk pekerja informal
• Prinsipnya melaksanakan CERDIK di tempat kerja
• Bersepeda ke tempat bekerja
• Ada upaya pencegahan dan deteksi dini penyakit seperti: skrining
kesehatan, KTR di tempat kerja, senam kesegaran jasmani seminggu
sekali, senam peregangan 2 kali sehari
• Rapat diperusahaan disediakan buah dan salad, agar konsumsi sayur
dan buah meningkat
• Indikator keberhasilan: tempat kerja sehat bagi perusahaan dan
tingkat perkembangan pos UKK bagi pekerja informal
Tingkat Perkembangan Pos UKK
No Indikator Pratama Madya Purnama Mandiri
Catatan:
• Jumlah Pos UKK masih terbatas, perlu percepatan penambahan Pos UKK
• Untuk pekerja formal belum digarap: segera berkolaborasi dengan Kemankertrans
untuk menggarap pekerja formal
Kesehatan Kerja untuk Pekerja Formal
• Bekerjasama dengan Kemenaker
• Pembagian tupoksi yang selaras antara Kemkes dengan Kemenaker: