1
DETERMINAN
DERAJAT KESEHATAN
FAKTOR
PERILAKU
FAKTOR
FAKTOR DERAJAT PELAYANAN
LINGKUNGAN : KESEHATAN KESEHATAN
Fisik, Kimia,
Biologi,Sosio
Budaya
FAKTOR
GENETIKA
2
Monev Pelaksanaan Germas Tahun 2018
Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan 6 bulan sekali dengan mekanisme serial pertemuan di setiap cluster
PENYEDIAAN
EDUKASI DAN PERILAKU
PANGAN SEHAT
HIDUP SEHAT 05 01 Kemkes, Kemendikbud, Kementan, KKP,
Kemendagri, Kemkes, Kemendikbud, Kemenag, Kemendag, Kemenaker, BPOM, Kemenperin
KemenPUPR, Kemendag, Kemekeu, Kemenaker,
KemenPANRB, Kemkominfo, KemenPPPA, BKKBN,
Kemensos, Kemenristekdikti, KemendesPDTT, BNN
PENINGKATA PENINGKATAN
04 02 AKTIVITAS FISIK
N KUALITAS
Kemkes, Kemenpora, Kemendikbud, Kemenag,
LINGKUNGAN
Kemkes, Kemendikbud, Kemenag, KemenPUPR, KLHK,
Kemenpar, Kemensos
KemenPUPR, Kemenhub, Kemenaker, Kemenpar,
03 Kemenristekdikti, KemenBUMN
PENINGKATAN PENCEGAHAN
DAN DETEKSI DINI PENYAKIT
Kemkes, Kemenaker, KemenPPPA, BPJS Kesehatan, TNI, POLRI, Kemenhan
3
Harapan pada Kemenkes dan OPD Kesehatan
Integrasi kegiatan Germas yang dilaksanakan oleh unit-unit terkait di
internal Kemenkes
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
100
98
96 95
94 93
92
90
88
5
4.5
4
3.5
3 5
2.5 4
2
1.5
1 1
0.5
0
Total Kematian Neo IUFD
D/S
102.0
100.0
98.0
96.0
94.0
92.0
90.0
88.0
86.0
84.0
I o ri un u n a I g o g do II II a ai a sk
ra ba a
ut
k ele an
g
on
g on Liw an ng
a ek aw ut Pu
h u Le oh bu b ol er he ur o g aw
an at nw at
o La en ay b l W o
ay
o h m K
at W o M h
ul
u h Le
w h an Le
w La
w ot W Lo na Lo at
M W Ta W
PUSK. 52%
TARGET 84%
N/D
80.0
70.0
60.0
50.0
40.0
30.0
20.0
10.0
0.0
aI o ri n ku n a I g o g do II aI
I ka ai a sk
r ba a
ut
u ele an
g
on
g on Liw an g e w ut Pu
hu Le oh bu b ol er
oh
e n u r
o g a w
an at nw at
o La en
h ay u b l W w a yo nh w La
m Ka
at W o M ul h e h t a Le
w ot W Lo n a L Lo a
M W Ta W
TARGET 2 % PUSK. 5.8%
BBSK (BGM)/D
16.0
14.0
12.0
10.0
8.0
6.0
4.0
2.0
0.0
I o i n u n a I g o o II II ka ai sk
a ba ar tu uk le ng ng on ng ed ut
a
hur L e to
h u ob be a o ol Liw er
a h ng ur a g e a w w Pu
n a on
w
at La en ay bl W wo yo nh wo m Ka
a ta W ot W M L oh
ul u h L e ha ta L e La
w W na L o a
M a W
T
STUNTING/D
50%
45%
40%
35%
30%
25%
20%
15%
10%
5%
0%
I i I II II ai sk
a ao ar tu
n ku le
n ga g on
g o ng do ka ut
a
hur L eb oh u bu
be a n on
ol Li w er
a he ng ur a g e a w w Pu
n at on
w
at
o
La en ha
y
ub
l
W wo yo nh wo a m Ka
ta W t M o l e ha a e L
wa o W L u ah L
Lo at L
M W
T an W
20%
15%
10%
5%
0%
I i ku I II II ai sk
a ao ar un en ga g on
g o ng do ka ut
a
ur eb oh ut bu e l
a n on l Liw er
a
oh
e ng r a
og
e a w w Pu
nh L at w
at
o
La
b
en ay bl
o yo hu m Ka
ta W ton M oh l u W
Le
w
ha a n
Le
w L a
wa o W L u ah Lo at
M W
T an W
100%
80%
60%
40%
20%
0%
I o i n u n a I g o o II II ka ai sk
a ba ha
r tu uk le ng ng on ng ed ut
a
hur L e to u ob be a o ol Li w er
a h ng ur a g e a w w Pu
n a on
w
at La en ay bl wo yo nh wo m Ka
a ta W ot W M Lo
h
ul u h
W
L e ha ta L e La
w M W a na Lo W
a
T
TARGET. PUSK.
87% 83%
TINGGINYA KASUS “GIZI BURUK
& GIZI KURANG” AKAN
BERPELUANG UNTUK
TERJADINYA KASUS BALITA
“STUNTING”, JIKA TIDAK SEGERA
GIZI BURUK/D
DI LAKUKAN INTERVENSI YG
4.0% MELIBATKAN DUKUNGAN LINTAS
3.5% SEKTOR & LINTAS PROGRAM
3.0%
TERKAIT
2.5%
2.0%
1.5%
1.0%
0.5%
0.0%
I
ao ar
i
un ku en ga
I g o ng do II II ka ai a sk
ur
a
eb h ut bu el
a n ong
l on Li w r a he ng r a g e a w wut Pu
h L o b o e u
n at on
w
at
o
La en ha
y
ub
l o
ay
o
an
h
ew
o m Ka
a ta W o t W M L o u l h
W
L ew h t L La
w M W an
a Lo W
a
T
TARGET. PUSK.
0.1% 0.8%
STBM
6. Cakupan Imunisasi
5. Kesehatan 1. Tercapainya cakupan imunisasi dasar
Lingkungan lengkap pada bayi (UCI)
7. Pengendalian Penyakit Menular
1. % Puskesmas yang melaksanakan Pelayanan
kesehatan lingkungan
Langsung (TBC, Diare, HIV)
2. % Desa/Kelurahan SBS/ODF (Stop Buang Air 1.Cakupan penemuan dan pengobatan TB (Jumlah
kasus TB yang ditemukan dan diobati / jumlah estimasi kasus
Besar Sembarangan) diwilayah ut pada waktu pelaporan , baseline min 60% (2019),
3. % Sarana Air Minum yang di awasi /di periksa 2020 80%, 2021 85, 2022 sd 2023 90%)
kualitas air minumnya sesuai standar 2.Adanya layanan TB RO di kab Kota (baseline 18
4. Jasa boga, restoran/rumah makan dan TPM %(2019), 2020 40%, 2021 60%, 2022 70%, 2023 75%)
memiliki laik sehat 3.% orang terduga TB yang mendapatkan
5. Kab Kota minimal telah mengimplementasikan 1 pelayanan TB sesuai Standar di wilayah kab Kota
Desa Sehat Iklim dalam kurun waktu satu tahun
6. Kab Kota yang memiliki Komitmen pengelolaan 4.Proporsi Balita diare yang mendapatkan Oralit
Bahan berbahaya beracun/B3 (RAD, Perbup/SE) dan Zinc di Puskesmas
7. Kab Kota yang memiliki tim pengelolaan 5.Promotif dan screening HIV (penilaian: SK Bupati dan
Lingkungan (SPPL/UKL-UPL/AMDAL) yang aktif walikota dengan penetapan target SPM terkait HIV, adanya
dan melibatkan tim kesehatan pelaksanaan SPM HIV, tercapai tidaknya target)
KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI
DAN KETAHANAN PANGAN DAN GIZI (WAJIB)
8. Pengendalian Penyakit tidak menular 9. Pencegahan dan Pengendalian
(Hypertensi, Jantung Kardiovaskuler, DM, Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis
Kanker dan Stroke)
1.
ABJ=Angka Bebas Jentik (Aedes: > 95%)
1.Pelayanan kesehatan bagi penderita 2.
Indeks habitat Anopheles (< 1%,)
hypertensi (brp penderita hypertensi / 3.
Sukses trap tikus (< 1%)
4.
Angka kepadatan vektor dan binatang pembawa
estimasi penderita Hypertensi diwilayh
penyakit dibawah standar baku mutu
kab/kota) 5. Bebas Penularan Malaria (untuk Kab/Kota
2.Pelayanan kesehatan bagi penderita DM tidak endemis malaria (malaria)
3.Pelayanan kesehatan bagi Usia 6. Angka kesakitan DBD (49 per 100.000
produktif (15 sd 59 tahun) penduduk)
4.Deteksi dini faktor resiko PTM usia 7. Rabies
diatas 15 tahun 8. Lokal spesifik (Pes di Boyolali, Filariasis di
5.Implementasi KTR di 7 Tatanan 236 kab/kota, Skistosomiasis di Poso dan
(sekolah, tempat ibadah, perkantoran, Sigi).
tempat bermain anak, kendaraan umum, 9. Kecacingan
10.Pemantauan jentik berkala
fasyankes dan TFU lainnya…..dst)
KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI
DAN KETAHANAN PANGAN DAN GIZI (WAJIB)
10. Pencegahan dan 11. Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis
Pengendalian Kesehatan Jiwa
dan Napza 1. ABJ=Angka Bebas Jentik (Aedes: > 95%)
2. Indeks habitat Anopheles (< 1%,)
1.Kab/Kota yang melaksanakan 3. Sukses trap tikus (< 1%)
4. Angka kepadatan vektor dan binatang pembawa
deteksi dini masalah kesehatan penyakit dibawah standar baku mutu
5. Bebas Penularan Malaria (untuk Kab/Kota
jiwa dan penyalahgunaan napza. tidak endemis malaria (malaria)
2.Persentase ODGJ berat yang 6. Angka kesakitan DBD (49 per 100.000
penduduk)
mendapatkan layanan 7. Rabies
3.Penyalahguna napza yang 8. Lokal spesifik (Pes di Boyolali, Filariasis di
236 kab/kota, Skistosomiasis di Poso dan
mendapatkan rehabilitasi medis Sigi).
4.Pelayanan kesehatan bagi orang 9. Kecacingan
10.Pemantauan jentik berkala
dengan gangguan Jiwa (SPM)
KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI
DAN KETAHANAN PANGAN DAN GIZI (WAJIB)
1. Ketersediaan,
(Produksi Tanaman Pangan, Jumlah penduduk rentan rawan
pangan).
2. Distribusi
(Berfungsinya lembaga Distribusi pangan dimasyarakat meliputi kelompok
tani dan tersedianya cadangan pangan dan lumbung pangan di masyarakat)
3. Konsumsi
(kualitas konsumsi pangan (Skore pola pangan harapan)
4. Keamanan Pangan Segar
(adanya kasus keracunan pestisida pada masyarakat, adanya penyuluhan
pengendalian hama terpadu dan penggunaan pestisida, adanya pertanian
organik oleh pemerintah dan masyarakat)
MENUJU INDONESIA SEHAT
Milik Siapa???
Isu umum hasil studi evaluatif Germas .
• Branding Germas masih milik Kemenkes dan Dinkes
• Sistem monev di pusat dan daerah belum menjamin kualitas pelaksanaan
• Perlu penguatan keterlibatan sektor non pemerintah terutama dalam dukungan
edukasi masyarakat, kegiatan dan pembiayaan .
• Keterlibatan Sektor Non-Pemerintah masih rendah
• Penguatan sinergitas lintas sektor
• Awareness sektor non kesehatan terhadap Germas perlu ditigkatkan,
pelaksanaan tugas lintas sektor perlu penguatan aspek kesehatan
• Belum ada instrumen untuk menilai kinerja terkait pelaksanaan Germas.
• Diwacanakan untuk terintegrasi dalam konsep penilaian Kab/Kota sehat
• Pengembangan aktivitas terpadu dan terintegrasi dengan sasaran yang sama
untuk meningkatkan sinergitas intas sektor
Hasil Studi Evaluatif Germas
Aktivitas fisik:
• Konektivitas antar moda, jalur pejalan kaki dan pesepeda belum merata perlu
berorientasi untuk mendorong aktivitas fisik
• Standar senam rutin di sekolah perlu dikembangkan kembali
• Standar kualitas Car Free Day perlu dikembangkan
Pencegahan dan deteksi dini penyakit
• Deteksi dini rutin di instansi pemerintah dan swasta belum menjadi kewajiban
(sebagai SOP)
• Deteksi dini perlu diintegrasikan dengan kegiatan olahraga rutin/ CFD
• Posbindu lebih aktif menjangkau masyarakat
Hasil Studi Evaluatif Germas
Lingkungan sehat:
• Ruang Terbuka Hijau belum optimal dimanfaatkan untuk aktivitas fisik rutin dan
lebih banyak penjual jajanan
• Perlu regulasi standar penyediaan sarana aktivitas fisik dalam
pengembangan permukiman
• Kualitas pengolahan sampah belum merata
Pangan sehat:
• Perlu monitoring dan pengendalian keberlanjutan pemanfaatan pekarangan
untuk tanaman buah/sayur
• Kapasitas kerja lembaga dan jumlah SDM pengawasan pangan segar masih
rendah
• Pengawasan jajanan anak sekolah membutuhkan keterlibatan daerah
Hasil Studi Evaluatif Germas
Edukasi PHBS:
• Belum semua provinsi dan Kab/Kota memiliki Regulasi GERMAS
• Penegakan Regulasi Kawasan Tanpa Rokok dan Pengendalian Iklan Rokok perlu
ditingkatkan
• UKS aktif perlu menjadi indikator kinerja dari setiap satuan pendidikan