Anda di halaman 1dari 41

Gagasan Pembudayaan Gerakan

Masyarakat Hidup Sehat


(GERMAS)
Menuju DESA / KECAMATAN SEHAT

1
DETERMINAN
DERAJAT KESEHATAN

FAKTOR
PERILAKU

FAKTOR
FAKTOR DERAJAT PELAYANAN
LINGKUNGAN : KESEHATAN KESEHATAN
Fisik, Kimia,
Biologi,Sosio
Budaya

FAKTOR
GENETIKA

TEORI H.L. BLUM (1974)


PERAN PEMERINTAH DAERAH ?
UU 36/2009 tentang KESEHATAN 4

Sesuai Mandat Yang Diemban Dalam UU 36/2009 Tentang Kesehatan Pasal 4,


5, 6 dan 10  Setiap orang berhak atas :
Kesehatan dan Mendapatkan lingkungan yang sehat
KESEHATAN  Bukan Semata-mata Milik Dinas Kesehatan;
SEHAT  Muara Dari Semua Aktifitas Sektor Pembangunan  Pendekatan
Multi Sektor.
Terkait dari Hulu Sampai Hilir. Semakin Bagus Penanganan Di Hulu s/d Hilir 
LINGKUNGAN AKAN SEHAT

IDENTIFIKASI SEMUA KEGIATAN SKPD


YG MELIBATKAN PERAN AKTIF MASY
DIFASILITASI OLEH PEMDA (Renc, Dana,
Pembinaan, pengawasan)
MENUJU WATANHURA 2 YANG SEHAT
Kebijakan Terkait Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

Instruksi Presiden No. 1 Tahun 2017:


Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
1) Aktivitas fisik 4)
Pencegahan dan deteksi dini
2) Perilaku hidup sehat 5)
Kualitas lingkungan
3) Pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi 6)
Edukasi hidup sehat

Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas No. 11 Tahun 2017:


Pedoman Umum Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
1) Pedoman Pelaksanaan
2) Pedoman Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Tingkat Pusat dan
Daerah

2
Monev Pelaksanaan Germas Tahun 2018
Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan 6 bulan sekali dengan mekanisme serial pertemuan di setiap cluster

PENYEDIAAN
EDUKASI DAN PERILAKU
PANGAN SEHAT
HIDUP SEHAT 05 01 Kemkes, Kemendikbud, Kementan, KKP,
Kemendagri, Kemkes, Kemendikbud, Kemenag, Kemendag, Kemenaker, BPOM, Kemenperin
KemenPUPR, Kemendag, Kemekeu, Kemenaker,
KemenPANRB, Kemkominfo, KemenPPPA, BKKBN,
Kemensos, Kemenristekdikti, KemendesPDTT, BNN

PENINGKATA PENINGKATAN
04 02 AKTIVITAS FISIK
N KUALITAS
Kemkes, Kemenpora, Kemendikbud, Kemenag,
LINGKUNGAN
Kemkes, Kemendikbud, Kemenag, KemenPUPR, KLHK,
Kemenpar, Kemensos
KemenPUPR, Kemenhub, Kemenaker, Kemenpar,

03 Kemenristekdikti, KemenBUMN

PENINGKATAN PENCEGAHAN
DAN DETEKSI DINI PENYAKIT
Kemkes, Kemenaker, KemenPPPA, BPJS Kesehatan, TNI, POLRI, Kemenhan
3
Harapan pada Kemenkes dan OPD Kesehatan
Integrasi kegiatan Germas yang dilaksanakan oleh unit-unit terkait di
internal Kemenkes

Kemenkes menjadi leading sektor lain, dalam hal:


Pembangunan berwawasan
Konsep
kesehatan, konsep promosi kesehatan

Peran Advokasi, kampanye dan sosialisasi,


Promosi
Kemenkes media dan content promosi kesehatan

Standar dan pedoman pelaksanaan


Regulasi
kegiatan Germas untuk K/L lain
Mis. Deteksi dini di tempat kerja, UKS
5
BEBAN YANG SEDANG KITA
HADAPI
% Persalinan Nakes & Sarkes
TARGET 100

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
100

98

96 95

94 93

92

90

88

Total Persalinan 205 ,Non Nakes 1.


Kematian

5
4.5
4
3.5
3 5
2.5 4
2
1.5
1 1
0.5
0
Total Kematian Neo IUFD

Iufd 1 dr tanahwerang, Kematian neo loh 2 2,tanwer 1 lamawai 1


NO DESA JMLH BUMIl KEK KET
1 Watanhura
2 Lebao
3 Watohari 1
4 Motonwutun
5 Watobuku
6 Labelen
7 Menanga 4
8 Lohayong 3
9 Wulublolong 1
10 Liwo 1
11 Tanahwerang
12 Lewohedo
13 Lohayong 2 6
14 Watanhura 2
15 Lewogeka 4
16 Lamawai 1
17 Kawuta
JMLH 21
TARGET 100% PUSK.96.1%

D/S
102.0

100.0

98.0

96.0

94.0

92.0

90.0

88.0

86.0

84.0
I o ri un u n a I g o g do II II a ai a sk
ra ba a
ut
k ele an
g
on
g on Liw an ng
a ek aw ut Pu
h u Le oh bu b ol er he ur o g aw
an at nw at
o La en ay b l W o
ay
o h m K
at W o M h
ul
u h Le
w h an Le
w La
w ot W Lo na Lo at
M W Ta W
PUSK. 52%
TARGET 84%

N/D
80.0

70.0

60.0

50.0

40.0

30.0

20.0

10.0

0.0
aI o ri n ku n a I g o g do II aI
I ka ai a sk
r ba a
ut
u ele an
g
on
g on Liw an g e w ut Pu
hu Le oh bu b ol er
oh
e n u r
o g a w
an at nw at
o La en
h ay u b l W w a yo nh w La
m Ka
at W o M ul h e h t a Le
w ot W Lo n a L Lo a
M W Ta W
TARGET 2 % PUSK. 5.8%

BBSK (BGM)/D
16.0

14.0

12.0

10.0

8.0

6.0

4.0

2.0

0.0
I o i n u n a I g o o II II ka ai sk
a ba ar tu uk le ng ng on ng ed ut
a
hur L e to
h u ob be a o ol Liw er
a h ng ur a g e a w w Pu
n a on
w
at La en ay bl W wo yo nh wo m Ka
a ta W ot W M L oh
ul u h L e ha ta L e La
w W na L o a
M a W
T
STUNTING/D
50%

45%

40%

35%

30%

25%

20%

15%

10%

5%

0%
I i I II II ai sk
a ao ar tu
n ku le
n ga g on
g o ng do ka ut
a
hur L eb oh u bu
be a n on
ol Li w er
a he ng ur a g e a w w Pu
n at on
w
at
o
La en ha
y
ub
l
W wo yo nh wo a m Ka
ta W t M o l e ha a e L
wa o W L u ah L
Lo at L
M W
T an W

TARGET: 30% PUSK: 25%


TINGGINYA KASUS “GIZI BURUK
& GIZI KURANG” AKAN
BERPELUANG UNTUK
TERJADINYA KASUS BALITA
“STUNTING”, JIKA TIDAK SEGERA
WASTING/D DI LAKUKAN INTERVENSI YG
35% MELIBATKAN DUKUNGAN LINTAS
30%
SEKTOR & LINTAS PROGRAM
TERKAIT
25%

20%

15%

10%

5%

0%
I i ku I II II ai sk
a ao ar un en ga g on
g o ng do ka ut
a
ur eb oh ut bu e l
a n on l Liw er
a
oh
e ng r a
og
e a w w Pu
nh L at w
at
o
La
b
en ay bl
o yo hu m Ka
ta W ton M oh l u W
Le
w
ha a n
Le
w L a
wa o W L u ah Lo at
M W
T an W

TARGET 0.1% PUSK. 16%


ASI EKSKLUSIF 0-6 BLN
120%

100%

80%

60%

40%

20%

0%
I o i n u n a I g o o II II ka ai sk
a ba ha
r tu uk le ng ng on ng ed ut
a
hur L e to u ob be a o ol Li w er
a h ng ur a g e a w w Pu
n a on
w
at La en ay bl wo yo nh wo m Ka
a ta W ot W M Lo
h
ul u h
W
L e ha ta L e La
w M W a na Lo W
a
T

TARGET. PUSK.
87% 83%
TINGGINYA KASUS “GIZI BURUK
& GIZI KURANG” AKAN
BERPELUANG UNTUK
TERJADINYA KASUS BALITA
“STUNTING”, JIKA TIDAK SEGERA
GIZI BURUK/D
DI LAKUKAN INTERVENSI YG
4.0% MELIBATKAN DUKUNGAN LINTAS
3.5% SEKTOR & LINTAS PROGRAM
3.0%
TERKAIT
2.5%

2.0%

1.5%

1.0%

0.5%

0.0%
I
ao ar
i
un ku en ga
I g o ng do II II ka ai a sk
ur
a
eb h ut bu el
a n ong
l on Li w r a he ng r a g e a w wut Pu
h L o b o e u
n at on
w
at
o
La en ha
y
ub
l o
ay
o
an
h
ew
o m Ka
a ta W o t W M L o u l h
W
L ew h t L La
w M W an
a Lo W
a
T

TARGET. PUSK.
0.1% 0.8%
STBM

DATA STBM 2021.xlsx


GERMAS
MENUJU KABUPATEN/KOTA
21

DAN INDONESIA SEHAT

DESA/KELURAH KECAMATAN KAB/KOTAS PROP INDONESIA


AN SEHAT SEHAT EHAT
SEHAT SEHAT
KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI
DAN KETAHANAN PANGAN DAN GIZI (WAJIB)
1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (Germas)
2. Kesehatan keluarga, Reproduksi (KB)
3. Kesehatan Olahraga dan Kebugaran Jasmani
4. Gizi Masyarakat
5. Kesehatan Lingkungan
6. Cakupan Imunisasi
7. Pengendalian Penyakit menular langsung (TBC, Diare, HIV)
8. Pengendalian Penyakit tidak menular (Hypertensi, Jantung Kardiovaskuler, DM, Kanker
dan Stroke)
9. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis (malaria, DBD, Rabies,
Filariasis, Sistosomiasis)
10. Pencegahan dan Pengendalian Kesehatan Jiwa dan Napza
11. Pelayanan Pengobatan dan Perawatan (Rumah Sakit, Puskesmas, Pustu, Polindes dan
Apotik)
12. UKBM (Posyandu, Posbindu dan Posyandu Lansia, Pos Obat Desa, Rumah Desa Sehat)
13. Ketahanan Pangan Dan Gizi (Ketersediaan, Distribusi, Konsumsi, Kewaspadaan dan
Kemasyarakatan)
KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI
DAN KETAHANAN PANGAN DAN GIZI (WAJIB)
1. Perilaku Hidup Bersih dan 2. Kesehatan keluarga,
Sehat Reproduksi KB
1. Kunjungan antenatal (ada diKesga)
2. Komitmen Pemerintah daerah 2. Kunjungan neonatal (ada diKesga)
dalam membudayakan 3. Tersedianya fasilitas pelayanan konseling
remaja (ada diKesga)
Gerakan Masyarakat Hidup 4. Menurunnya tingkat putus pakai (Drop out)
Sehat (Adanya kebijakan pemda dan pemakaian kontrasepsi
forum dalam pembudayaan germas)
3. Indeks Keluarga Sehat (12
indikator) dan PHBS Rumah Tangga (10
indikator)

Catatan: Implementasi Germas : adanya


gerakan2 masyarakat /UKBM yang ada di
tatanan/lokus2 seperti Rumah tangga
KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI
DAN KETAHANAN PANGAN DAN GIZI (WAJIB)

3. Kesehatan Olahraga 4. Gizi Masyarakat


dan Kebugaran
Jasmani 1. Cakupan Asi Eksklusif
2. Prevalensi KEK pada ibu hamil
1. Jumlah kelompok masyarakat yang 3. Kabupaten/Kota melaksanakan surveilans
melaksanakan aktifitas fisik. Gizi
(kelompok masyarakat yang melakukan 4. Jumlah Balita yang mendapatkan
olahraga rutin dengan anggota min 15 orang Suplementasi Gizi Mikro (% balita 6 sd 59
Bulan mendapatkan kapsul Vit.A)
5. Presentasi Balita di pantau pertumbuhan
dan perkembangan
6. Adanya kelompok masyarakat dalam
penanggulangan masalah gizi (% Balita Gizi
buruk yang ditangani)
KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI
DAN KETAHANAN PANGAN DAN GIZI (WAJIB)

6. Cakupan Imunisasi
5. Kesehatan 1. Tercapainya cakupan imunisasi dasar
Lingkungan lengkap pada bayi (UCI)
7. Pengendalian Penyakit Menular
1. % Puskesmas yang melaksanakan Pelayanan
kesehatan lingkungan
Langsung (TBC, Diare, HIV)
2. % Desa/Kelurahan SBS/ODF (Stop Buang Air 1.Cakupan penemuan dan pengobatan TB (Jumlah
kasus TB yang ditemukan dan diobati / jumlah estimasi kasus
Besar Sembarangan) diwilayah ut pada waktu pelaporan , baseline min 60% (2019),
3. % Sarana Air Minum yang di awasi /di periksa 2020 80%, 2021 85, 2022 sd 2023 90%)
kualitas air minumnya sesuai standar 2.Adanya layanan TB RO di kab Kota (baseline 18
4. Jasa boga, restoran/rumah makan dan TPM %(2019), 2020 40%, 2021 60%, 2022 70%, 2023 75%)
memiliki laik sehat 3.% orang terduga TB yang mendapatkan
5. Kab Kota minimal telah mengimplementasikan 1 pelayanan TB sesuai Standar di wilayah kab Kota
Desa Sehat Iklim dalam kurun waktu satu tahun
6. Kab Kota yang memiliki Komitmen pengelolaan 4.Proporsi Balita diare yang mendapatkan Oralit
Bahan berbahaya beracun/B3 (RAD, Perbup/SE) dan Zinc di Puskesmas
7. Kab Kota yang memiliki tim pengelolaan 5.Promotif dan screening HIV (penilaian: SK Bupati dan
Lingkungan (SPPL/UKL-UPL/AMDAL) yang aktif walikota dengan penetapan target SPM terkait HIV, adanya
dan melibatkan tim kesehatan pelaksanaan SPM HIV, tercapai tidaknya target)
KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI
DAN KETAHANAN PANGAN DAN GIZI (WAJIB)
8. Pengendalian Penyakit tidak menular 9. Pencegahan dan Pengendalian
(Hypertensi, Jantung Kardiovaskuler, DM, Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis
Kanker dan Stroke)
1.
ABJ=Angka Bebas Jentik (Aedes: > 95%)
1.Pelayanan kesehatan bagi penderita 2.
Indeks habitat Anopheles (< 1%,)
hypertensi (brp penderita hypertensi / 3.
Sukses trap tikus (< 1%)
4.
Angka kepadatan vektor dan binatang pembawa
estimasi penderita Hypertensi diwilayh
penyakit dibawah standar baku mutu
kab/kota) 5. Bebas Penularan Malaria (untuk Kab/Kota
2.Pelayanan kesehatan bagi penderita DM tidak endemis malaria (malaria)
3.Pelayanan kesehatan bagi Usia 6. Angka kesakitan DBD (49 per 100.000
produktif (15 sd 59 tahun) penduduk)
4.Deteksi dini faktor resiko PTM usia 7. Rabies
diatas 15 tahun 8. Lokal spesifik (Pes di Boyolali, Filariasis di
5.Implementasi KTR di 7 Tatanan 236 kab/kota, Skistosomiasis di Poso dan
(sekolah, tempat ibadah, perkantoran, Sigi).
tempat bermain anak, kendaraan umum, 9. Kecacingan
10.Pemantauan jentik berkala
fasyankes dan TFU lainnya…..dst)
KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI
DAN KETAHANAN PANGAN DAN GIZI (WAJIB)
10. Pencegahan dan 11. Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis
Pengendalian Kesehatan Jiwa
dan Napza 1. ABJ=Angka Bebas Jentik (Aedes: > 95%)
2. Indeks habitat Anopheles (< 1%,)
1.Kab/Kota yang melaksanakan 3. Sukses trap tikus (< 1%)
4. Angka kepadatan vektor dan binatang pembawa
deteksi dini masalah kesehatan penyakit dibawah standar baku mutu
5. Bebas Penularan Malaria (untuk Kab/Kota
jiwa dan penyalahgunaan napza. tidak endemis malaria (malaria)
2.Persentase ODGJ berat yang 6. Angka kesakitan DBD (49 per 100.000
penduduk)
mendapatkan layanan 7. Rabies
3.Penyalahguna napza yang 8. Lokal spesifik (Pes di Boyolali, Filariasis di
236 kab/kota, Skistosomiasis di Poso dan
mendapatkan rehabilitasi medis Sigi).
4.Pelayanan kesehatan bagi orang 9. Kecacingan
10.Pemantauan jentik berkala
dengan gangguan Jiwa (SPM)
KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI
DAN KETAHANAN PANGAN DAN GIZI (WAJIB)

12. Pelayanan Pengobatan dan Perawatan 13. UKBM


% Posyandu Aktif
1. Di puskesmas: adanya Toga sebagai % Posbindu Aktif ( Persentase Desa yang
sarana KIE di Puskesmas, memiliki posbindu)
2. Adanya kelompok asuhan mandiri % Posyandu Lansia Aktif
kestrad, % Pos Obat Desa
3. UKP adanya pelayanan kesehatan % Rumah Desa sehat
tradisional (akupuntur, akupressure, % POS UKK (target 717.000 pos UKK,
pijat baduta), adanya pemberian tahun 2020 sd 2024)
pelayanan Herbal Kab /Kota yang melaksanakan
4. RS: adanya taman obat untuk edukasi pemberantasan sarang nyamuk(PSN)
(Gerakan satu rumah satu
Jumantik (G1R1J)
Kelompok masyarakat pengguna air dan/atau
sanitasi (Pokmair, BPS, BPSPAM)
14. Ketahanan Pangan Dan Gizi

1. Ketersediaan,
(Produksi Tanaman Pangan, Jumlah penduduk rentan rawan
pangan).
2. Distribusi
(Berfungsinya lembaga Distribusi pangan dimasyarakat meliputi kelompok
tani dan tersedianya cadangan pangan dan lumbung pangan di masyarakat)
3. Konsumsi
(kualitas konsumsi pangan (Skore pola pangan harapan)
4. Keamanan Pangan Segar
(adanya kasus keracunan pestisida pada masyarakat, adanya penyuluhan
pengendalian hama terpadu dan penggunaan pestisida, adanya pertanian
organik oleh pemerintah dan masyarakat)
MENUJU INDONESIA SEHAT

Milik Siapa???
Isu umum hasil studi evaluatif Germas .
• Branding Germas masih milik Kemenkes dan Dinkes
• Sistem monev di pusat dan daerah belum menjamin kualitas pelaksanaan
• Perlu penguatan keterlibatan sektor non pemerintah terutama dalam dukungan
edukasi masyarakat, kegiatan dan pembiayaan .
• Keterlibatan Sektor Non-Pemerintah masih rendah
• Penguatan sinergitas lintas sektor
• Awareness sektor non kesehatan terhadap Germas perlu ditigkatkan,
pelaksanaan tugas lintas sektor perlu penguatan aspek kesehatan
• Belum ada instrumen untuk menilai kinerja terkait pelaksanaan Germas.
• Diwacanakan untuk terintegrasi dalam konsep penilaian Kab/Kota sehat
• Pengembangan aktivitas terpadu dan terintegrasi dengan sasaran yang sama
untuk meningkatkan sinergitas intas sektor
Hasil Studi Evaluatif Germas
Aktivitas fisik:
• Konektivitas antar moda, jalur pejalan kaki dan pesepeda belum merata  perlu
berorientasi untuk mendorong aktivitas fisik
• Standar senam rutin di sekolah perlu dikembangkan kembali
• Standar kualitas Car Free Day perlu dikembangkan
Pencegahan dan deteksi dini penyakit
• Deteksi dini rutin di instansi pemerintah dan swasta belum menjadi kewajiban
(sebagai SOP)
• Deteksi dini perlu diintegrasikan dengan kegiatan olahraga rutin/ CFD
• Posbindu lebih aktif menjangkau masyarakat
Hasil Studi Evaluatif Germas
Lingkungan sehat:
• Ruang Terbuka Hijau belum optimal dimanfaatkan untuk aktivitas fisik rutin dan
lebih banyak penjual jajanan
• Perlu regulasi standar penyediaan sarana aktivitas fisik dalam
pengembangan permukiman
• Kualitas pengolahan sampah belum merata
Pangan sehat:
• Perlu monitoring dan pengendalian keberlanjutan pemanfaatan pekarangan
untuk tanaman buah/sayur
• Kapasitas kerja lembaga dan jumlah SDM pengawasan pangan segar masih
rendah
• Pengawasan jajanan anak sekolah membutuhkan keterlibatan daerah
Hasil Studi Evaluatif Germas
Edukasi PHBS:
• Belum semua provinsi dan Kab/Kota memiliki Regulasi GERMAS
• Penegakan Regulasi Kawasan Tanpa Rokok dan Pengendalian Iklan Rokok perlu
ditingkatkan
• UKS aktif perlu menjadi indikator kinerja dari setiap satuan pendidikan

• Penguatan Germas  perlu penguatan pengendalian pelaksanaan


serta pengembangan sistem reward dan punishment di berbagai
tatanan
Catatan Penting
• Ditinjau dari HiAP (Health in All Policies): GERMAS terbukti menjadi
kegiatan prioritas, banyak sektor baik di tingkat nasional, provinsi maupun
kab/kota mengalokasikan anggaran untuk mendukung GERMAS yang
sesuai dengan tupoksinya.
• Pada umumnya kegiatan berupa: regulasi, sosialisasi dan gerakan masal
sampai menciptakan/memecahkan rekor MURI pada event tertentu.
• Ini layak diapresiasi pada tahap awal
• Namun untuk pembudayaan GERMAS  harus diikuti
dengan operasionalisasi kegiatan GERMAS di tingkat
masyarakat.
• Bentuknya antara lain: menumbuh-kembangkan UKBM
(Upaya Kesehatan
Berbasis Masyarakat)
Arah Kebijakan RPJMN 2020-2024 Bidang Kesehatan
Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan menuju cakupan
kesehatan semesta dengan penekanan pada penguatan pelayanan
kesehatan dasar (Primary Health Care) dengan mendorong peningkatan
upaya promotif dan preventif didukung oleh inovasi dan pemanfaatan
teknologi:
• Peningkatan kesehatan ibu, anak, KB, dan kesehatan reproduksi
• Percepatan perbaikan gizi masyarakat
• Peningkatan pengendalian penyakit
• Pembudayaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas)
• Penguatan sistem kesehatan dan pengawasan obat dan makanan
Strategi RPJMN 2020-2024 : Pembudayaan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (Germas)
• Pengembangan kawasan sehat antara lain kabupaten/kota sehat, pasar sehat,
upaya kesehatan sekolah (UKS) dan lingkungan kerja sehat;
• Penyediaan ruang terbuka publik, transportasi masal dan konektivitas untuk
mendorong aktivitas fisik masyarakat dan lingkungan sehat serta penurunan polusi
udara;
• Regulasi pembangunan berwawasan kesehatan, peningkatan cukai rokok, pelarangan
iklan rokok, dan cukai produk yang berisiko tinggi terhadap kesehatan dan
pengaturan kandungan gula, garam dan lemak
• Promosi perilaku hidup sehat yang inovatif dan pemberdayaan masyarakat termasuk
revitalisasi posyandu dan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat lainnya
serta penggerakan masyarakat madani untuk hidup sehat;
• peningkatan penyediaan pilihan pangan sehat termasuk penerapan label pangan
dan perluasan akses terhadap buah dan sayur
Arah kerangka regulasi
Penerapan pembangunan berwawasan kesehatan dan dorongan untuk
hidup sehat:
• Peningkatan cukai rokok dan pelarangan iklan rokok
• Penerapan cukai pada produk pangan yang berisiko tinggi terhadap
kesehatan
• Pengembangan sistem reward punishment untuk lembaga
pemerintah
dan non pemerintah
• Penguatan pelaksanaan Kab/Kota Sehat sebagai instrumen penilaian
daerah
Penguatan Germas pada 2020-2024
1. Pembudayaan Germas di lingkungan internal institusi pemerintah (sebagai
komponen dalam reformasi birokrasi)
2. Pelibatan aktif sektor non pemerintah lain mulai dari dunia usaha, organisasi
masyarakat sipil, dan institusi pendidikan dan perguruan tinggi  dukungan
pembiayaan, edukasi dan penggerakkan masyarakat
3. Sosialisasi, kampanye, komunikasi interpersonal, dan diseminasi informasi untuk
mendorong perubahan perilaku  Pengembangan pesan dan materi KIE Germas,
pemanfaatan sosial media, kapasitas petugas/kader yang ada di masyarakat
4. Penguatan pelaksanaan Germas di daerah:  advokasi, sosialisasi yang lebih
masif, forum lintas OPD, internalisasi Germas dalam dokumen perencanaan dan
penganggaran, pendampingan, petunjuk teknis masing-masing sektor, monev
dengan mekanisme umpan balik
Pembudayaan Germas
1. Harus menjadi bagian dari kehidupan sehari2 keluarga dan masyarakat
2. Pembudayaan Germas  memfasilitasi seluruh masyarakat untuk
melaksanakan Germas dalam siklus kehidupan sehari-hari.
3. Prioritas sasaran adalah kelompok masyarakat yang banyak jumlahnya
dan punya wahana seperti UKBM, sekolah, tempat kerja, RT/RW, dsb.
4. Disarankan prioritasnya adalah sebagai berikut:
– Revitalisasi Posyandu  balita
– Transformasi UKS/M  anak usia sekolah
– Kesehatan Kerja dan Pos UKK  usia produktif (terutama lelaki)
– Posbindu PTM / Posbindu lansia  usia produktif & lansia
– Pemanfaatan pekarangan  ibu rumah tangga
terima KaSih

Anda mungkin juga menyukai