SEBAGAI ALTERNATIF
MODEL PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DALAM
DETEKSI DINI DAN
PENCEGAHAN STUNTING
DI MASA PANDEMI COVID 19
• Prevalensi stunting di
Permasalahan Stunting di tingkat provinsi masih
sangat tinggi
Indonesia • 2 provinsi memiliki
prevalensi stunting
>40%
• 18 provinsi yang
memiliki prevalensi
stunting 30-40%
• 23 provinsi yang
memiliki prevalensi
stunting 20-30%
• Hanya DKI Jakarta
yang memiliki
prevalensi stunting
<20%
Stunting adalah kondisi gagal
tumbuh pada anak balita akibat Prevalensi Stunting Prevalensi Stunting pada
kekurangan gizi kronis terutama pada Baduta Balita (Riskesdas)
dalam 1000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK) (Riskesdas) 50
40 36.8 35.6 37.2
50 30.8
dari 40 32.9 29.9 30
30
20
Baduta & Balita 20
di Indonesia 10 10
Sumber: Riskesdas Stunting 0 0
2018
2013 2018 2007 2010 2013 2018
Masalah Gizi Balita di Jawa Tengah,
Hasil PSG 2017
28.5
23.9
16.9 17.0
9.6 9.3
3.7 4.0
2016 2017
Gizi Kurang Pendek Kurus Gemuk
37.2 36.7
40
30.8 31.22
35
30
25
20
2013
15 2018
10
NASIONAL JATENG
8
26.69
24.79
23.30
23.18
22.01
21.85
21.24
20.10
19.94
18.97
17.85
17.72
17.33
17.25
17.17
16.92
16.21
16.07
15.88
15.72
TAHUN 2020
14.62
13.71
(BERDASARKAN LAP. e-PPGBM)
12.93
12.64
12.50
DATA PERSENTASE BALITA STUNTING DIJAWA TENGAH –
12.47
11.99
11.29
10.68
8.82
8.71
6.76
6.10
5.35
5.03
9
14.51
10
BAGAIMANA MENANGANI STUNTING ?
• intervensi yang ditujukan kepada anak
dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Intervensi ini bersifat jangka pendek yang
Intervensi gizi dimulai dari masa kehamilan hingga ibu
spesifik melahirkan. 1000 hari ini terdiri dari 270
hari selama kehamilan dan 730 hari pada 2
tahun pertama kehidupan seorang anak
• intervensi yang berfokus pada kegiatan
pembangunan diluar sektor kesehatan,
Intervensi dengan sasaran semua lapisan masyarakat.
• Ada 12 kegaiatan intervensi gizi sensitif :
gizi Menyediakan akses air bersih, menyediakan
sensitif akses sanitasi, menyediakan layanan KB,
menyediakan JKN, menyediakan jampersal,
memberikan pendidikan pengasuhan
orangtua, memberikan PAUD universal,
memberikan pendidikan gizi masyarakat,
dan melakukan fortifikasi bahan pangan.
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT
https://tinyurl.com/MediaPosyanduSat
elit
https://tinyurl.com/MateriOrientasiPos
yandu
Apa saja kegiatan Posyandu Satelit?
• Posyandu Satelit dapat dimanfaatkan sebagai
tempat untuk mengukur BB, PB, TB bayi dan
balita yang ada di RT tersebut, serta setiap
warga yang ingin mengetahui BB dan TB nya
• Posyandu Satelit dapat dimanfaatkan sebagai
tempat untuk mengukur LILA (Lingkar Lengan
Atas) dari ibu hamil, remaja, WUS dan siapapun
yang ingin belajar mengukur LILA
• Posyandu satelit dapat dimanfaatkan sebagai
tempat pembelajaran kesehatan bersama
dengan membaca buklet2 maupun media yg ada 25
Apa saja kegiatan Posyandu Satelit?
• Posyandu Satelit dapat dimanfaatkan sebagai
tempat belajar bagaimana mengukur BB, TB, PB
serta LILA yang benar dengan membaca Poster
serta mengaplikasikan secara langsung
• Posyandu Satelit dapat dimanfaatkan sebagai
tempat berkumpul, berkonsultasi dan tempat
edukasi bagi bayi balita dengan menambah
alat2 edukasi sederhana di salah satu sudut
ruang
• Posyandu satelit dapat dimanfaatkan sebagai
tempat pembelajaran kesehatan yang lain
seperti kelas ibu hamil dsb 26
Mengapa Posyandu Satelit?
• Posyandu Satelit dapat dijadikan ONE STOP POINT
→ Tempat melakukan banyak hal dan kegiatan di
SATU tempat, yang akan dijadikan TUJUAN warga
apabila bertanya tentang kesehatan, melakukan
kegiatan kesehatan dsb → Swadana dan
Pemberdayaan Masy
• Posyandu satelit adalah POS PELAYANAN TERPADU
→ kegiatan DARI TETANGGA, UNTUK TETANGGA
DAN OLEH TETANGGA di wilayah RT, yang terkait
bidang Kesehatan
• Namun apabila ditemukan ada indikasi stunting,
wasting, gizi buruk dan obesitas → perlu validasi
dari nakes dan kader Posyandu Konvensional 27
Dari mana dana Posyandu Satelit?
• Dana Posyandu Satelit dapat dari iuran sukarela
warga RT yang mampu atau dari dana desa /
kelurahan ataupun dana-dana yang tidak terikat
lainnya
• Pengembangan kegiatan Posyandu Satelit sangat
tergantung dari inovasi dan inisiatif warga dalam
RT / Dasa Wisma, serta sangat tergantung pada
kesadaran masyarakat RT terhadap tanggung
jawab kesehatannya
• Perlu merubah paradigma dari ‘Provider
Learning Center’ (Nakes yg jadi pusat
pembelajaran) menjadi ‘Community Learning
Center’ (masyarakatlah yang justru menjadi
pusat pembelajaran untuk ‘dipintarkan’) 28
Masalah Gizi InsyaaAllah sedikit demi sedikit Teratasi
POSYANDU POSYANDU
SATELIT ERDA SATELIT ERDA
Terimakasih .....