Anda di halaman 1dari 41

WASPADA STUNTING DAN PENTINGNYA

1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN


SISTEMATIKA PENYAJIAN
PENDAHULUAN
KESEHATAN

Lingkungan KEADAAN SEHAT,


BAIK SECARA
FISIK, MENTAL,
Genetik
keturunan SPRITUAL MAUPUN
SOSIAL YANG
MEMUNGKINKAN
Pelayanan SETIAP ORANG
kesehatan UNTUK HIDUP
Perilaku PRODUKTIF
Individu/ SECARA SOSIAL
Keluarga/ DAN EKONOMIS
Masyarakat (UU 36/THN 2009)
HAK DAN KEWAJIBAN UNTUK SEHAT
(UU No. 36 Tahun 2009)

HAK KEWAJIBAN
GAMBARAN MASALAH GIZI
BONUS DEMOGRAFI
◦ Indonesia diperkirakan memiliki penduduk dengan usia produktif atau
yang disebut bonus demografi puncaknya pada tahun 2020.
◦ Mayoritas penduduk adalah usia produktif, sehingga kualitas generasi di
masa tersebut akan menentukan peluang Indonesia menjadi negara maju.
◦ Perbaikan gizi pada anak usia dini menjadi penting untuk menciptakan
SDM yang berkualitas agar bonus demografi dapat dimanfaatkan secara
optimal.

7
Dampak KURANG GIZI pada awal kehidupan
terhadap kualitas SDM

MENINGGAL
www.GlobalNutritionSeries.org
8
SITUASI GIZI DI INDONESIA

KEKURANGAN GIZI KELEBIHAN GIZI

Gemuk
KVA
controlled emerging 2,83%
GAKI ((Riskesdas
2018)

10,16% (Riskesdas 2018) PTM


Gizi Kurang
• Diabetes Melitus 2,1% • Stroke 12,1%
27,38%Stunting • Gagal Ginjal 0,2%
• Jantung Koroner 1,5%
• Hipertensi 25,8%
• Kanker 1,4% 9
((Riskesdas
2018
Anemia 37,1% bumil
(Riskesdas, 2018)
PENTINGNYA 1000 HPK
Mengapa 1000 HPK, Penting?

11
12
DAMPAK AKIBAT GANGGUAN GIZI PADA MASA
JANIN
APA ITU STUNTING ?

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari
kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.

Kekurangan gizi kronis terjadi sejak bayi dalam


kandungan dan pada masa awal setelah anak lahir tetapi
stunting baru nampak setelah anak berusia 2 tahun.

Balita pendek (stunting) ditandai dengan kondisi fisik


panjang badan atau tinggi badan anak lebih pendek dari
anak normal seusianya.
www.themegallery.com
www.themegallery.com
STUNTING SULIT DIKENALI 105 cm 125 cm 100 cm
BARU DIKETAHUI SETELAH USIA 2 TAHUN
(DAN ITU SUDAH TERLAMBAT)…PERMANEN

Usia 2 tahun Usia 4 tahun


2 bulan 4 bulan

7 thn 7 thn 4 thn


Stunting:
•Dilihat berdasarkan Panjang Badan per Umur (PB/U)
atau Tinggi Badan per Umur (TB/U).
•Nilai Z-score <-2,0
DAMPAK KURANG GIZI

Gizi kurang & infeksi Gizi cukup & sehat

“Otak Kosong” bersifat permanen Anak cerdas


Tak terpulihkan dan produktif

MUTU RENDAH MUTU SDM TINGGI

BEBAN ASET 18
Sumber : Unicef, 2002
DAMPAK STUNTING
PADA PERKEMBANGAN OTAK
Normal Stunting

Sel Otak Normal Sel Otak Rusak


Dengan Cabang-Cabang Panjang Cabang yang Terbatas/Terputus
Abnormal, Cabang terlihat Pendek 19
19
Source: Cordero E et al, 1993
Stunting disebabkan oleh Faktor Multi Dimensi
Intervensi paling menentukan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)

1. Praktek pengasuhan yang tidak baik


• Kurang pengetahuan tentang kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan
• 60% dari anak usia 0-6 bulan tidak mendapatkan ASI ekslusif
• 2 dari 3 anak usia 0-24 bulan tidak menerima MP-ASI

2. Terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC-Ante Natal Care,


Post Natal dan pembelajaran dini yang berkualitas
• 1 dari 3 anak usia 3-6 tahun tidak terdaftar di PAUD*
• 2 dari 3 ibu hamil belum mengkonsumsi suplemen zat besi yang memadai
• Menurunnya tingkat kehadiran anak di Posyandu (dari 79% di 2007 menjadi 64% di 2013)
• Tidak mendapat akses yang memadai ke layanan imunisasi

3. Kurangnya akses ke makanan begizi**


• 1 dari 3 ibu hamil anemia
*PAUD = Pendidikan Anak Usia Dini • Makanan bergizi mahal
**Komoditas makanan di Jakarta 94% lebih
mahal dibanding dengan di New Delhi, India.
4. Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi
Buah dan sayuran di Indonesia lebih mahal dari di
Singapura. •1 dari 5 rumah tangga masih BAB diruang terbuka
Sumber: RISKESDAS 2013, SDKI 2012,
•1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses
SUSENAS berbagai tahun ke air minum bersih

Sumber: Kemenkes dan Bank Dunia (2017)


STUNTING

BUMIL KEK BUMIL & BADUTA Penyebab


&/ANEMIA
PMBA Langsung
DG INFEKSI
ASUPAN MAKAN

Penyebab
REMAJA POLA YANKES
REMAJA KEK AIR BERSIH KESLING Tidak
ANEMIA KONSUMSI (ANC)
Langsung
POLA ASUH
STUNTING

BUMIL KEK BADUTA


&/ANEMIA KURUS BUMIL & BADUTA Penyebab
ASUPAN MAKAN DG INFEKSI Langsung
BUMIL : PMT, TTD
BADUTA : ASI EKSKLUSIF, MPASI

Penyebab
REMAJA POLA YANKES
REMAJA KEK AIR BERSIH KESLING Tidak
ANEMIA KONSUMSI (ANC)
Langsung
POLA ASUH
Dampak Masalah Gizi

Pertumbuhan dan Perkembangan Tidak Optimal

Meningkatkan Risiko Penyakit Infeksi dan


Penyakit Kronik

23
KONSEp PENANGGULANGAN STUNTING

PENCEGAHAN PENANGANAN

STIMULASI –
1000 HARI
PENGASUHAN DAN
PERTAMA
PENDIDIKAN
KEHIDUPAN (HPK)
BERKELANJUTAN
CARA MENCEGAH STUNTING
Kerangka Penanganan Stunting

Intervensi yang ditujukan kepada anak dalam 1.000 Hari


Pertama Kehidupan (HPK). Kegiatan ini umumnya

1
Intervensi Gizi Spesifik
dilakukan oleh sektor kesehatan. Intervensi spesifik
(berkontribusi 30%)
bersifat jangka pendek, hasilnya dapat dicatat dalam
waktu relatif pendek.

Intervensi Gizi Intervensi yang ditujukan melalui berbagai kegiatan

2 Sensitif
(berkontribusi 70 %)
pembangunan diluar sektor kesehatan. Sasarannya adalah
masyarakat umum, tidak khusus untuk 1.000 HPK.
INTERVENSI DALAM 1000 HPK
MAKNA PASAL 94
UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014

PERAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA FUNGSI LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA


(POSYANDU merupakan jenis Lembaga (POSYANDU merupakan jenis Lembaga
Kemasyarakatan Desa) Kemasyarakatan Desa)

SEBAGAI WADAH PARTISIPASI 1. MEMBANTU FUNGSI PENYELENGGARAAN PEMERINT


MASYARAKAT DAN PENYALUR ASPIRASI DESA.
MASYARAKAT DALAM BERBAGAI ASPEK, 2. PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DESA.
SERTA SEBAGAI MITRA PEMERINTAH DESA 3. PEMBINAAN KEMASYARAKATAN DESA.
4. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA.

MANAJEMEN PEMERINTAHAN DESA TERPADU DENGAN MANAJEMEN PEMBANGUNAN DESA, SEJALAN


DENGAN MAKNA PASAL 150 – PP No. 43/2014
DASAR HUKUM PENGATURAN LKD DAN LAD

PP 43/2014

Pasal 151 - 154

UUD 1945 UU 6 / 2014


Pasal 18 TENTANG
DESA
PP 47/2015

Pasal 153

Lembaga kemasyarakatan dan lembaga adat Desa dibentuk oleh Pemerintah Desa berdasarkan
pedoman yang ditetapkan dengan peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pemerintahan dalam negeri. Vide Psl 153 PP 47/2014
POSYANDU
(Pos Pelayanan Terpadu)

Merupakanwadah pemberdayaan masyarakat berbentuk


Lembaga Kemasyarakatan yang diprakarsai oleh pemerintah
desa/kelurahan bersama masyarakat dan dikelola oleh
masyarakat guna memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh layanan kesehatan yang bersinergi
dengan layanan sosial dasar lainnya antara lain, Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD), Bina Keluarga Balita (BKB),
Penganekaragaman Pangan

30
KEGIATAN UTAMA POSYANDU

1. KIA
4. Gizi (stunting)
2. KB
5. Penanggulangan
3. IMUNISASI Diare

31
KEGIATAN PENGEMBANGAN POSYANDU
(Permendagri 19 Tahun 2011)

1. Pembinaan gizi dan kesehatan ibu dan anak;


2. Pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan;
3. Prilaku hidup bersih dan sehat;
4. Kesehatan lanjut usia;
5. BKB;
6. Pos PAUD;
7. Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan; dan
8. Pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil dan
penyandang masalah kesejahteraan sosial;
9. Kesehatan reproduksi remaja; dan
10. Peningkatan ekonomi keluarga.

32
Sumber PEMBIAYAAN

• Iuran pengguna • Dana stimulan


• dana sehat • Bantuan sarana prasarana posyandu
• Sumbangan/donatur • Dana Desa
• Dana sosial keagamaan, • ADD

• Kelompok Usaha Bersama (KUB) • posyandu sebagai anak angkat


• Hasil karya kader posyandu perusahaan,
• bantuan sarana prasarana dan tenaga
33
PRIORITAS NASIONAL

STUNTING IMUNISASI TUBERKULOSIS

Presiden Joko Widodo, pada Rapat Terbatas tentang penurunan stunting di Kantor Presiden Kamis lalu (5/4) menekankan,
bahwa masalah stunting perlu menjadi perhatian bersama, sehingga upaya penurunan angka stunting membutuhkan kerja
bersama yang harus MELIBATKAN LINTAS SEKTOR DAN SEMUA ELEMEN MASYARAKAT.
POKJANAL/POKJA POSYANDU
SEBAGAI WADAH KOORDINASI

PASAL 94 AYAT (4) UU NO. 6 TAHUN 2014:


“Pelaksanaan program dan kegiatan yang bersumber dari Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dan lembaga non Pemerintah, WAJIB
memberdayakan dan mendayagunakan LKD”
(POSYANDU MERUPAKAN SALAH SATU JENIS LKD)
PASAL 151 PP NOMOR 43 TAHUN 2014:
“Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Lembaga non Pemerintah dalam melaksanakan
programnya di Desa WAJIB memberdayakan dan mendayagunakan LKD (TERMASUK
POSYANDU)”
PERAN
POKJANAL
POK Fungsi koordinasi,Regulasi
JANAL Pembinaan dan evaluasi
PUSAT

Fungsi koordinasi,
Pembinaan dan evaluasi

Pem
POKJANAL PROVINSI

b
i na
Koordinasi, inovasi,
n
ora

an
POKJANAL KAB/KOTA Pelaksana, Pembinaan dan evaluasi
ap
Pel

POKJANAL KECAMATAN Pelaksana, fasilitasi,


inovasi, Pembinaan dan
evaluasi

POKJA DESA/KELURAHAN Pelaksana, fasilitasi,


inovasi, Pembinaan dan evaluasi
Tupoksi POKJANAL
Menyiapkan data dan informasi Program
pengembangan pemberdayaan Menganalisa masalah & Mengembangkan
masyarakat bidang kesehatan kebutuhan intervensi program kegiatan lain

Melakukan bimbingan, pembinaan,


fasilitasi, advokasi, pemantauan dan
Menyusun rencana kegiatan tahunan dan evaluasi rutin
mengupayakan sumber dana

Memfasilitasi penggerakkan dan


pengembangan partisipasi gotong royong Melaporkan perkembangan
pemberdayaan masyarakat bidang
& swadaya kesehatan secara berjenjang
MULTI SEKTOR PENANGGULANGAN MASALAH GIZI
KETERKAITAN ANTAR POLA MAKAN-POLA ASUH- SANITASI DAN AIR BERSIH
Rendahnya akses
terhadap
POLA ASUH Rendahnya akses
terhadap
MAKANAN yang kurang baik PELAYANAN
dari segi jumlah terutama pada KESEHATAN
dan kualitas gizi perilaku dan praktek
termasuk akses
pemberian makan
sanitasi dan air
bayi dan anak
bersih

AKAR
Politik, sosial dan MASALAH
Kurangnya Degradasi
Kemiskinan
Kemiskinan
budaya pemberdayaan Lingkungan
perempuan 38
Intervensi Gizi Spesifik
1. Ibu hamil 6. Lansia
• Konseling gizi
 Suplementasi besi folat • Pelayanan gizi Lansia
 PMT ibu hamil KEK

2.Ibu Menyusui 

Penanggulangan kecacingan
Suplemen kalsium
5. Remaja & Usia
Kepada ibu menyusui
Promosi menyusui / ASI Eksklusif
produktif
Konseling Menyusui

• Kespro remaja
• Konseling: Gizi
• Suplementasi Fe
3.Bayi & Balita


Pemantauan pertumbuhan
Suplemen vitamin A
4. Usia sekolah
 Pemberian garam iodium
 PMT / MPASI • Penjaringan
 Fortifikasi besi dan kegiatan suplementasi (Taburia)) • Bln Imunisasi Anak Sekolah
 Zink untuk manajemen diare • Upaya Kes Sekolah
 Pemberian obat cacing • PMT anak sekolah
• Promosi MJAS di sekolah

39
INTERVENSI GIZI SENSITIF:
Pengarusutamaan Pembangunan Gizi pada Lintas Sektor

BKP/PERTANIAN PU
Ketahanan Air Bersih
Pangan dan & Sanitasi
Gizi
PP DAN PA
BPJS Remaja
Jaminan Perempuan
Kesehatan
Nasional

SOSIAL
AGAMA
Pendidikan
Penanggulan
BKKBN Gizi
gan
Masyarakat
Kemiskinan
DIKBUD
Keluarga
Berencana 40
40
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai