PROPOSAL
OLEH
JUSMIARTI
2115302114
Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia nya sehingga dapat menyelesaikan Proposal ini dengan judul
“Status Imunisasi dengan kejadian ISPA pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022”. Proposal ini diajukan sebagai
Bimbingan serta bimbingan moril dari berbagai pihak. Maka dari itu penulis juga
1. Ibu Dr.Hj.Evi Hasnita, S.Pd, Ns, M.Kes sebagai Rektor Universitas Fort De
Kock Bukittinggi,
Bukittinggi,
4. Ibu Widya Nengsih, S. ST, M. Kes selaku pembimbing I yang telah banyak
5. Ibu Sari Ida Miharti, S. ST, M. Keb sebagai pembimbing II yang telah
6. Bapak dan Ibu Dosen program studi sajana terapan kebidanan Universitas
i
7. Kepala Puskesmas Air Bangis beserta staf dan jajarannya yang telah
memberikan izin pada peneliti untuk melakukan survey data awal serta
10. Serta semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu.
ucapkan terimakasih, semoga Propoal ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
Penulis
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tersebut terjadi selama minggu pertama kehidupan, dan sekitar 1 juta bayi
kegagalan bernafas), dan infeksi cacat lahir, hal ini yang menyebabkan
sebagian besar kematian pada neonatal pada tahun 2017 (WHO, 2020).
sebelum mencapai usia tepat 1 tahun yang dinyatakan per 1000 kelahiran
Neonatal (AKN) setidaknya hingga 12 per 1000 kelahiran hidup pada tahun
2030.
Pada tahun 2015, sekitar 20 juta lebih bayi baru lahir, diperkirakan
14,6% dari semua bayi yang lahir secara global pada tahun tersebut,
kematian neonatal adalah bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu
2
sebesar 7.150 (35,3%) kasus dan diikuti oleh bayi baru lahir dengan asfiksia
Provinsi Sumatera Barat tahun 2019 sebesar 582 kasus dan dari seluruh pulau
Sumatera, Provinsi Sumatera barat (2019) berada pada urutan ketiga angka
terjadinya bayi dengan berat badan lahir rendah yaitu sebesar 162 kasus
setelah provinsi Aceh dengan 193 kasus dan Sumatera Utara dengan 189
kasus (Kemenkes RI, 2020). Pada kota Padang penyebab utama kematian
bayi baru lahir adalah bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) sebanyak
Tahun(2019) angka kejadian ISPA yaitu 3.517 kasus (32,52 %). Dimana
kejadian tertinggi terjadi pada balita dengan jumlah kasus sebanyak 1.563
utama morbiditas dan mortalitas pada balita didunia. Sekitar 6 juta anak di
bawah usia lima tahun meninggal setiap tahun di dunia, 95% diantaranya di
Persentase ini lebih tinggi dibandingkan dengan beban penyakit diare, kanker,
Taksande, dkk. Tahun 2016 Di Rumah Sakit Pedesaan India Tengah tentang
faktor resiko ispa pada balita yang mana didapatkan hasil penelitian bahwa
hidup dalam kondisi penuh sesak, status keaksaraan ibu, berat badan lahir
memadai, kondisi perumahan yang tidak tepat, paparan udara dalam ruangan
ditemukan polusi dalam bentuk pembakaran dari bahan bakar yang digunakan
dari faktor agen penyebab, individu anak atau pejamu, dan faktor
bakteri. Faktor anak yang dapat meningkatkan resiko terkena ISPA seperti
berat badan anak sewaktu lahir kurang dari 2500 gram, status imunisasi yang
tidak lengkap, tidak diberikan vitamin A, status gizi anak rendah, dan
pemberian ASI yang tidak tepat pada anak. Faktor lingkungan seperti
kepadatan hunian yang tidak memenuhi syarat, dan paparan terhadap asap
terakhir pada tahun 2021 dengan jumlah balita keseluruha adalah 2314 oramg
balita yang mana dari jumlah tersebut terdapa menderita ISPA yaitu balita
yang menderita ISPA pada bulan Oktober adalah sebanyak 81 orang balita,
lengkap pada bulan Oktober hanya 1,0%, bulan November hanya 0,2%,
2021).
Pasaman Barat pada Bulan Februari Tahun 2022. Peneliti melakukan survey
data awal dengan pengambilan data secara skunder, yang mana di dapatkan
data jumlah seluruh balita puskesmas air bangis bada bualn februari adalah
sebanyak 2737 orang dan balita 12 sd 48 bulan yang terkena ISPA berjumlah
104 orang. Dengan rincian yaitu jorong Pasar Satu balita yang terkena ISPA
pada bulan Februari tahun 2022 berjumlah 2 orang, jorong Pasar Muara 6
Utara 4 orang, jorong Pasar Baru Barat 5 orang, jorong Pasar Baru Utara 4
orang, jorong Pasar Baru Timur 3 orang, jorong Pasar Pokan 4 orang, jorong
jorong Pulau Panjang 5 orang, jorong Pasar Dua Suak 8 orang. Serta
Pasaman Barat Tahun 2022. Dari hasil wawancara terhadap ibu – ibu tersebut
imunasai tidak lengkap, imunisasi tidak lengkap ini kebnaykan karena orang
tua yang sibu bekerja serta jadwal imunisasi yang di tetapkan tenaga
bisa mengajak anak balita mereka untuk memberikan imunisasi. Maka dari
Wilayah Kerja Puskesmas Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2022.
Penelitian ini dirasa perlu dilakukan pada ibu balita. Dengan adanya
1. Defenisi
a. ISPA ringan
1) Batuk
berbicara
3) Pilek
7
Keluarnya cairan dari telinga lebih 2 minggu tanpa rasa sakit pada
telinga.
b. SPA Sedang
c. ISPA berat
Gejala – gejala yaitu jika dia menderita ISPA ringan dan sedang
Adapun tanda atau gejala penyakit ISPA ringan yaitu Batuk, Serak,
suhu badan lebih dari 37ᵒC atau jika dahi anak diraba dengan
tahun atau lebih dari 40 kali/menit pada anak satu tahun atau lebih,
4. Patofisiologi ISPA
nafas bergerak ke atas mendorong virus kea rah faring atau dengan
9
suatu tanggapan reflex spasmus oleh laring. Jika reflex tersebut gagal
yaitu.Sebagai berikut :
ruang isolasi).
a. Pemeriksaan
sebagai berikut :
f. Pengobatan segera.
(Pangumpia, 2017).
1) Pengertian
2) Manfaat klinis
2012).
3) Terapi Manajemen
terus menerus dan harus disimpan dengan aman jauh dari anak
– anak.
(Hartono, 2012).
4) Pertimbangan keperawatan
a) Sakit telinga
d) Lesu
14
g) Wheezing
h) Menangis
(Hartono, 2012).
1) Pengertian
2) Manfaat klinis
3) Evaluasi diagnos
4) Manajemen Terapi
keluarga lainnya.
16
5) Pertimbangan keperawatn
mengandung organisme.
(Hartono, 2012).
c. Radang Amandel
1) Pengertian
17
(Hartono, 2012).
distruktur saluran nafas atas yang tidak berfungsi untuk pertukaran gas,
termasuk rongga hidung, faring dan laring, yang dikenal dengan ISPA
ISPA dapat disebabkan oleh tiga faktor, yaitu faktor individu anak,
umuranak, berat badan lahir, status gizi, vitamin A dan status imunisasi.
rumah (asap rokok dan asap hasil pembakaran bahan bakar untuk
meliputi demam, batuk, dan sering juga nyeri tenggorok, pilek, sesak
nafas, mengi atau kesulitan nafas (WHO, 2007). ISPA adalah penyakit
agen lain).
juga disebabkan oleh inhalasi bahan-bahan organik atau uap kimia dan
ISPA yang diawali dengan panas disertai salah satu atau lebih
dan pilek diperkirakan 3-6 kali per tahun, artinya seorang balita
ratarata dapat serangan batuk dan pilek sebanyak 3-6 kali dalam satu
B. Balita
1. Pengertian
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu
tahun atau lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima
istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5
tahun). Saat usia batita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua
untuk melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan.
di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan
pernah terulang, karena itu sering disebut golden age atau masa
keemasan.
Mendengar kata Balita maka yang ada dalam benak kita adalah
membaca makalah Dini maka saya membatasinya sebagai bayi dan anak
yang berusia lima tahun kebawah. Selanjutnya kita sebut masa bayi dan
awal masa kanak – kanak, karena masing – masing memiliki ciri – ciri
dari proses kematangan dan pengalaman. Dengan kata lain tidak sekedar
(Marimbi. 2010).
c. Language (bahasa)
3) Intelektual
5) Komunikasi pasif
(Marimbi. 2010).
a. Tahap 1 – 2 tahun
menyebutkan kembali.
sendiri.
wajah.
9) Tahap 2 – 3 tahun
13) Latih anak dalam hal kebersihan diri, seperti mencuci tangan dan
b. Tahap 3 – 4 tahun
1) Beri kesempatan agar anak dapat melakukan hal yang kira – kira
(Armini, 2017)
Ada tiga jenis deteksi dini tumbuh yang dapat dikerjakan oleh tenaga
(Armini, 2017)
a. Anamnes
diketahui.
SSP, endokrin, ada atau tidak adanya kelainan pada hidung, mulut
f. Pemeriksaan fisik
g. Pemeriksaan neurologi
degenerative, dll.
belajar.
k. Tes psikomotorik
penampilan atau kinerja yang telah dikuasai peserta didik. Dalam hal
2) Tes identifikasi
27
bagian yang rusak atau yang tidak berfungsi dari suatu alat.
3) Tes simulasi
Tes ini dilakukan jika tidak ada alat sesungguhnya yang dapat di
5) Tes proyeksi
(Armini, 2017)
1. Pengertian
28
tertentu. Anak kebal atau resisten terhadap suatu penyakit tetapi belum
dan anak dengan memasukan vaksin kedalam tubuh agar tubuh dapat
bayi dan balita bertujuan supaya dapat tumbuh dalam keadaan sehat
(Zuhriyah, 2015).
dan anak terhadap penyakit tertentu. Imunisasi adalah suatu cara untuk
sehingga bila kelak terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi
2. Landasan Hukum
3. Tujuan Imunisasi
dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang
sering berjangkit.
4. Manfaat Imunisasi
pembangunan Negara.
30
5. Pelaksanaan
1) Lingkungan
dengan bagian-bagiannya.
31
a) Lingkungan biologi
b) Lingkungan Fisik
c) Lingkungan ekonomi
2) Prilaku
32
3) Hereditas
a) Umur
b) Jenis kelamin
balita laki-laki.
2) Maturasi imunologi
33
5) Frekuensi penyakit
6) Status imunologik.
b. Genetik
c. Kualitas vaksin
1) Cara pemberian
2) Dosis vaksin
3) Frekuensi pemberian
4) Ajuvan
5) Jenis vaksin
6) Kandungan vaksin
8. Penyelenggaraan Imunisasi
9. Imunisasi Dasar
a. BCG
Calmette.
(80 dosis)
6) Mudah dilakukan
b. Hepatitis B
imunoglobulin (HBIg)
b) HBsAg ibu (+), inj HepB-1 dan HBIg scr bersamaan dosis
2) Jadwal lanjutan
c. DPT
a) Diberikan 3 kali
b) DTP-1 : 2 bln
3) Jadwal ulangan/booster
d. Tetanus
a) Dosis : 0,5 cc
e. Polio
DTaP/IVP/Hib)
e) Jadwal :
f. Campak
pd BIAS kls 1.
c. Pembekuan toxoid
d. Desinfeksi/antiseptic : sabun
(Rudianto. 2013).
37
Tabel 2.1
Jadwal Pemberian Imunisasi
Jenis Vaksin Jumlah Selang Waktu Sasaran
Vaksinasi Pemberian
BCG 1 kali Bayi 0-11 bulan
DPT 3 kali (DPT 1, 4 minggu Bayi 2 -11 bulan
2, 3)
Polio 3 kali (polio 1, 4 minggu Bayi 2-11 bulan
2, 3)
Campak 1 kali 4 minggu Anak 9-11 bulan
DT 2 kali 4 minggu Anak kelas I SD
wanita
TT 2 kali 4 minggu Anak kelas VI SD
wanita
Sumber : Rukiyah, dkk. (2013)
C. Kerangka Teori
Skema 2.1
Kerangka Teori
a. Umur Anak
b. Berat Badan
Lahir
c. Status Gizi
d. Vitamin A
e. Status
Imunisasi
Kejadian
ISPA
39
a. Pencemaran
Udara dalam
Rumah
b. Kepadatan Pecegahan dan
Hunian Penanggulanga
c. Ventilasi n ISPA
Rumah