Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BALITA SEHAT

PADA An. A UMUR 25 BULAN NORMAL


DI PUSKESMAS PAJANG
SURAKARTA

DISUSUN OLEH :
EVA DWIYANTI (R0317023)
VIVI ARDYA S (R0317063)
YOLANDA C (R0317065)

PRODI DIII KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019
LEMBAR PERSETUJUAN MAKALAH
Asuhan Kebidanan Bayi / Balita Sehat Pada An A Umur 25 Bulan Normal di
Puskesmas Pajang Surakarta

Telah memenuhi syarat dan disetujui untuk dipresentasikan pada tanggal


2 Agustus 2019
Makalah Asuhan Kebidanan Bayi Balita Sehat Pada Anak Usia 25 Bulan
Dipersiapkan dan disusun oleh :

1. Eva Dwiyanti R0317023


2. Vivi Ardya S R0317063
3. Yolanda C R0317065

Mengetahui,

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

Cahyaning Setyo H S.ST., M.Kes Fransisca D.P,S.Tr.Keb


Nip. 1987102620160101 NIP. 19821015 200604 2 019

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN........................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................1
A.Latar Belakang........................................................................1
B. Rumusan masalah...................................................................3
C.Tujuan Laporan........................................................................3
D.Manfaat....................................................................................4
BAB II LANDASAN TEORI.....................................................6
BAB III TINJAUAN KASUS...................................................12
BAB IV PEMBAHASAN.........................................................20
BAB V PENUTUP....................................................................24
A.Kesimpulan............................................................................24
B.Saran......................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA ..………………………….…………....25
Lampiran Buku KIA.. ..………………………….…………....26
Lampiran Inform Consent.……………………….…………....27
Lampiran DDST........ ..………………………….…………....29

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Data dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit,
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menunjukkan sejak 2014-2016, terhitung
sekitar 1,7 juta anak belum mendapatkan imunisasi atau belum lengkap status
imunisasinya. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengubah konsep imunisasi
dasar lengkap menjadi imunisasi rutin lengkap. Imunisasi rutin lengkap itu terdiri
dari imunisasi dasar dan lanjutan. Imunisasi dasar saja tidak cukup, diperlukan
imunisasi lanjutan untuk mempertahankan tingkat kekebalan yang optimal.
(Depkes RI, 2018)
Pemberian imunisasi disesuaikan dengan usia anak. Untuk imunisasi
dasar lengkap, bayi berusia kurang dari 24 jam diberikan imunisasi Hepatitis B
(HB-0), usia 1 bulan diberikan (BCG dan Polio 1), usia 2 bulan diberikan (DPT-
HB-Hib 1 dan Polio 2), usia 3 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3), usia
4 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 3, Polio 4 dan IPV atau Polio suntik), dan usia 9
bulan diberikan (Campak atau MR) (Depkes RI, 2018).
Terkait capaian imunisasi pada tahun 2017 cakupan imunisasi global
telah stagnan di 85%, tanpa adanya perubahan signifikan selama beberapa tahun
terakhir(WHO, 2018). Berdasarkan data dari Direktorat Jendral Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit (Ditjen P2P) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
cakupan imunisasi dasar bagi bayi usia 0-11 bulan mencapai 92,04% (dengan
target nasional 92%) melebihi target yang telah ditetapkan (Kemkes, 2017).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Jawa Tengah, cakupan imunisasi dasar
bayi 0-11 bulan mencapai 99,02%, sedangkan untuk Kota Surakarta mencapai
98,06 % (Dinkes Jateng, 2017).
Agar terbentuk kekebalan masyarakat yang tinggi, dibutuhkan cakupan
imunisasi dasar dan lanjutan yang tinggi dan merata di seluruh wilayah, bahkan
sampai tingkat desa. Bila tingkat kekebalan masyarakat tinggi, maka yang akan
terlindungi bukan hanya anak-anak yang mendapatkan imunisasi tetapi juga
seluruh masyarakat. Dalam rangka mencapai cakupan imunisasi yang tinggi dan
merata di setiap wilayah, Menteri Kesehatan mengimbau agar seluruh Kepala

1
Daerah (1) mengatasi dengan cermat hambatan utama di masing-masing daerah
dalam pelaksanaan program imunisasi; (2) menggerakkan sumber daya semua
sektor terkait termasukswasta; dan (3) meningkatkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya imunisasi rutin lengkap sehingga mau dan mampu mendatangi tempat
pelayanan imunisasi (Kemenkes, 2013)
Untuk menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan bayi
serta anak Balita perlu dilaksanakan program imunisasi baik program rutin
maupun program tambahan untuk penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi yaitu penyakit TBC, Diphteri, Pertusis, Tetanus, Polio, Campak dan
Hepatitis B. Idealnya bayi harus mendapat imunisasi dasar lengkap yang terdiri
dari BCG satu kali, DPT tiga kali, Polio empat kali, Hepatitis B tiga kali, dan
campak satu kali. Cakupan imunisasi lengkap selama ini dilihat dari status
imunisasi campak. Selama tahun 2013, dari jumlah sasaran bayi sebanyak 9.932
bayi, maka yang telah lengkap status imunisasinya (berdasarkan imunisasi
campak) sebesar 95,3%. Hasil ini berarti sudah mencapai target SPM (95%). Jika
dilihat angka drop out imunisasi, maka tahun 2013 didapatkan angka drop out
sebesar 0,6%. Angka ini masih jauh di bawah target Nasional yang sebesar <10%.
Berdasarkan data organisasi dunia WHO tahun 2015, Indonesia termasuk 10
negara dengan jumlah kasus campak terbesar di dunia. Kementerian Kesehatan
mencatat jumlah kasus campak dan rubella di Indonesia sangat banyak dan
cenderung meningkat dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Adapun jumlah
kasus suspek campak-rubella yang dilaporkan antara 2014 sampai dengan juli
2018 sebanyak 57.056 kasus, di mana 8.964 diantaranya positif campak dan 5.737
positif rubella.
Tahun 2014 tercatat ada 12.943 kasus suspek, terdiri 2.241 positif campak
dan 906 rubella. Jumlah ini bertambah mencapai 15.104 kasus suspek di tahun
2017, dimana 2.949 diantaranya positif campak dan 1.341 positif rubella. Hingga
Juli 2018 sudah tercatat 2.389 kasus suspek, terdiri 383 positif campak dan 732
positif rubella.(Kemkes 2018)
Berdasarkan data profil kesehatan kabupaten/kota tahun 2017, menunjukkan
penemuan kasus campak di Jawa Tengah selama lima tahun terakhir. Pada tahun
2013 ditemukan kasus campak sebanyak 32 kasus, pada tahun 2014 meningkat

2
kasus sebanyak 308 kasus, pada tahun 2015 ditemukan 576 kasus, pada tahun
2016 melonjak naik ditemukan 1763 kasus campak, pada tahun 2017 kasus
campak ditemukan sebanyak 205 kasus.
Berdasarkan profil kesehatan Kota Surakarta tahun 2012, menunjukkan
cakupan imunisasi campak pada bayi sebesar 97,0 persen sedangkan pada anak
Sekolah Dasar sebesar 97,2 persen. Keduanya menunjukkan cakupan yang tinggi
diatas target nasional (>95 persen) akan tetapi masih ditemukan adanya bayi dan
balita yang tidak terimunisasi karena berbagai sebab. Hasil pemeriksaan
laboratorium yang dilakukan dari 5 kasus campak klinik menunjukkan 2 positif
campak dan 3 positif rubella. Kasus campak positif tersebut ditemukan di
kelurahan Baluwarti (wilayah kerja Puskesmas Gajahan) dan kelurahan jebres
(wilayah kerja puskesmas Ngoresan). Sedangkan 3 kasus rubella ada di kelurahan
Karangasem dan Sondakan (wilayah kerja puskesmas Pajang) dan kelurahan
Jebres (wilayah kerja Puskesmas Ngoresan).
Dampak dari Kejadian Luar Biasa (KLB) campak pada tahun 2017
kesadaran masyarakat di Puskesmas Pajang untuk mengimunisasikan anaknya
menjadi sangat besar. Terbukti dengan banyaknya ibu yang datang ke puskesmas
untuk mengimunisasikan anaknya dan sadar akan pentingnya imunisasi bagi anak
mereka. Pada data registrasi imunisasi di Poli KIA Puskesmas Pajang pada bulan
Januari sampai bulan Juli 2019 tercatat sebanyak 59 kasus Oleh karena itu kami
mengambil kasus. “Asuhan Kebidanan Bayi / Balita Sehat Pada An A Umur 18
Bulan Normal di Puskesmas Pajang Surakarta”.
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang masalah diatas penulis menyusun laporan
komprehensif ini dengan mengambil judul “Asuhan Kebidanan Bayi / Balita
Sehat Pada An. A Umur 18 Bulan Normal Di Puskesmas Pajang Surakarta “
dengan menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah varney.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk memahami dan mengerti pelaksanaan pada asuhan
kebidanan secara komprehensif pada “Asuhan Kebidanan Bayi / Balita Sehat

3
Pada An A Umur 18 Bulan Normal di Puskesmas Pajang Surakarta” melalui
pendekatan manajemen kebidanan dengan menggunakan 7 langkah varney.
2. Tujuan khusus.
1) Melakukan pengkajian secara lengkap pada “Asuhan Kebidanan Bayi /
Balita Sehat Pada An A Umur 18 Bulan Normal di Puskesmas Pajang
Surakarta”.
2) Melakukan interpretasi data serta merumuskan diagnosa kebidanan,
masalah, dan kebutuhan “Asuhan Kebidanan Bayi / Balita Sehat Pada An A
Umur 18 Bulan Normal di Puskesmas Pajang Surakarta”.
3) Merumuskan diagnosa potensal pada “Asuhan Kebidanan Bayi / Balita Sehat
Pada An A Umur 18 Bulan Normal di Puskesmas Pajang Surakarta”.
4) Mengidentifikasi tindakan segera pada “Asuhan Kebidanan Bayi / Balita Sehat
Pada An A Umur 18 Bulan Normal di Puskesmas Pajang Surakarta”.
5) Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan pengkajian
pada “Asuhan Kebidanan Bayi / Balita Sehat Pada An A Umur 18 Bulan Normal
di Puskesmas Pajang Surakarta”.
6) Melaksanakan perencanaan tindakan asuhan kebidanan pada “Asuhan
Kebidanan Bayi / Balita Sehat Pada An A Umur 18 Bulan Normal di Puskesmas
Pajang Surakarta”.
7) Melakukan evaluasi hasil asuhan kebidanan yang diberikan “Asuhan
Kebidanan Bayi / Balita Sehat Pada An A Umur 18 Bulan Normal di Puskesmas
Pajang Surakarta”.

D. Manfaat
1. Manfaat Umum
Memberikan manfaat berupa pemahaman mengenai Asuhan Kebidanan
pelaksanaan pada asuhan kebidanan secara komprehensif “Asuhan Kebidanan
Bayi / Balita Sehat Pada An A Umur 18 Bulan Normal di Puskesmas Pajang
Surakarta”melalui pendekatan manajemen kebidanan dengan menggunakan 7
langkah varney.
2. Manfaat Khusus

4
1) Dapat melakukan pengkajian secara lengkap pada “Asuhan Kebidanan Bayi
/ Balita Sehat Pada An A Umur 18 Bulan Normal di Puskesmas Pajang
Surakarta”.
2) Mampu melakukan interpretasi data serta merumuskan diagnosa
kebidanan, masalah, dan kebutuhan “Asuhan Kebidanan Bayi / Balita Sehat
Pada An A Umur 18 Bulan Normal di Puskesmas Pajang Surakarta”.
3) Mampu merumuskan diagnosa potensal pada “Asuhan Kebidanan Bayi /
Balita Sehat Pada An A Umur 18 Bulan Normal di Puskesmas Pajang
Surakarta”.
4) Mampu mengidentifikasi tindakan segera “Asuhan Kebidanan Bayi / Balita
Sehat Pada An A Umur 18 Bulan Normal di Puskesmas Pajang Surakarta”.
5) Dapat Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan
pengkajian pada “Asuhan Kebidanan Bayi / Balita Sehat Pada An A Umur 18
Bulan Normal di Puskesmas Pajang Surakarta”.
6) Dapat melaksanakan perencanaan tindakan asuhan kebidanan pada
“Asuhan Kebidanan Bayi / Balita Sehat Pada An A Umur 18 Bulan Normal di
Puskesmas Pajang Surakarta”.
7) Mampu melakukan evaluasi hasil asuhan kebidanan yang diberikan
pada“Asuhan Kebidanan Bayi / Balita Sehat Pada An A Umur 18 Bulan
Normal di Puskesmas Pajang Surakarta”.

5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Dasar Imunisasi
1. Pengertian
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Imunisasi adalah suatu
cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
penyakit, sehingga bila kelak terpapar dengan penyakit tidakakan menderita
penyakit tersebut karena sistem memori (daya ingat), ketika vaksin masuk
kedalam tubuh maka akan dibentuk antibodi untuk melawan vaksin tersebut
dan sistem memori akan menyimpan sebagai suatu pengalaman.
2. Tujuan
Imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit :
a. Poliomyelitis (kelumpuhan).
b. Campak Rubela (measles rubella)
c. Difteri (indrak)
d. Pertusis (batuk rejan / batuk seratus hari)
e. Tetanus
f. Tuberculosis (TBC)
g. Hepatitis B
Dan untuk mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan
oleh wabah yang sering berjangkit.
3. Manfaat
a. Manfaat untuk anak
Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan
cacat atau kematian.
b. Manfaat untuk keluarga
Dapat menghilangkan kecemasan dan memperkuat psikologi pengobatan
bila anak jatuh sakit,mendukung pembentukan keluarga bila orang tua
yakin bahwa anaknya akan menghadapi dan menjalani masa kanak –
kanak dengan tenang.
c. Manfaat untuk negara

6
Meningkatkan derajat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal
untuk melanjutkan pembangunan negara dan memperbaiki citra bangsa Indonesia
diantara segenap bangsa didunia.
B. Jadwal Pemberian Imunisasi dan Penyimpanan Vaksin

VVM (Vaccine Vial Monitor)

C.

Imunisasi Campak
a. Deskripsi
Vaksin virus hidup yang dilemahkan.
b. Indikasi
Pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak

7
c. Kontra indikasi
Imunisasi ini tidak boleh diberikan pada anak demam, batuk pilek diare,
anak yang kejang atau gejala kelainan otak pada bayi baru lahir atau
kelainan saraf yang serius. Individu yang mengidap penyakit immune
deficiency atau individu yang diduga menderita gangguan respon imun
seperti leukemia, limfoma, individu yang sedang hamil dan individu
yang sebelumnya pernah terjadi anafilatik setelah vaksinasi atau pernah
terjadi alergi berat terhadap komponen vaksin.
d. Cara pemberian dan dosis
0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada lengan kiri atas.
e. Efek samping
Hingga 15% pasien dapat mengalami demam ringan dan kemerahan
selama 3 hari yang dapat terjadi 8–12 hari setelah vaksinasi.
f. Penanganan efek samping
 Orang tua dianjurkan untuk memberikan minum banyak (ASI atau
sari buah)
 Jika demam kenakan pakaian yang tipis
 Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres dengan air dingin
 Jika demam berikan paracetamol 15 mg/kgBB setiap 3-4 jam
(maksimal 6 kali dalam 24 jam)
 Bayi boleh mandi atau diseka dengan air hangat
 Jika reaksi tersebut berat dan menetap maka bawa ke tenaga
kesehatan.
D. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan (Varney 2008)
Adalah aktivitas / intervensi yang dilaksanakan oleh bidan kepada klien
yang mempunyai kebutuhan atau permasalahan khususnya bidang KIA /
KB.
1. Pengkajian
Merupakan langkah awal dan komponen terpenting dalam memberikan
asuhan kebidanan.
a. Data Subjektif
1) Identitas Anak

8
a) Nama anak
b) Tempal, tanggal lahir
c) Umur
d) Jenis kelamin
2) Orang tua
a) Nama Ibu Nama Ayah
b) Umur Umur
c) Agama Agama
d) Suku Bangsa Suku Bangsa
e) Pendidikan Pendidikan
f) Pekerjaan Pekerjaan
g) Alamat Alamat
3) Keluhan utama
4) Riwayat penyakit sekarang
5) Riwayat penyakit keluarga
6) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
7) Riwayat imunisasi yang lalu
8) Pola aktifitas sehari-hari
a) Pola nutrisi
b) Pola aktivitas
c) Pola eliminasi
d) Pola istirahat
e) Personal hygiene
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum
b) Suhu
c) Pernafasan
d) BB
e) Nadi
2) Pemeriksaan fisik
a) Kepala

9
b) Mata
c) Telinga
d) Mulut
e) Hidung
f) Leher
g) Dada
h) Ekstremitas
i) Genetalia
2. Diagnosa Masalah
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah
berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah
dikumpulkan.
3. Mengidentifikasi Masalah Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa
potensial berdasarkan diagnosa/masalah potensial yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan
dilakukan pencegahan.
4. Tindakan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan
untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
5. Intervensi
Dalam rangka ini direncanakan asuhan menyeluruh ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi /
diantisipasi.
6. Implementasi
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah ke-5 dilaksanakan efisien dan aman.
7. Evaluasi
Pada langkah ke-7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dan asuhan yang
tidak diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah

10
benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah
diidentifikasi dalam diagnosa dan masalah.

11
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BALITA SEHAT
PADA An A UMUR 18 BULAN DI PUSKESMAS PAJANG SURAKARTA

I. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP


Tanggal: 23 Juli 2019 Pukul: 10.30 WIB
1. Identitas Anak
a) Nama anak : An.A
b) Tempal, tanggal lahir : Surakarta 11 Desember 2017
c) Umur : 25 bulan
d) Jenis kelamin : Perempuan
2. Identitas Orang Tua
Nama Ibu Nama Ayah
a) Umur : Ny.I Umur : Tn.A
b) Agama : Islam Agama : Islam
c) Suku Bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa
d) Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK
e) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
f) Alamat : Sumbulan Lor 2/13 MK. Haji
A. ANAMNESA(DATA SUBYEKTIF)
1. Alasan datang:
Ibu mengatakan anaknya berusia 2 tahun, hari ini jadwal imunisasi MR lanjutan,
ibu mengatakan ingin mengimunisasi kan anaknya dan ibu mengatakan anaknya
sehat.
2. Riwayat Kesehatan
a. Imunisasi
* HB0 : Tanggal 22 -10-2016
* BCG : Tanggal 22-11-2016
* DPT 1 : Tanggal 03-01-2017
* DPT 2 : Tanggal 07-02-2017
* DPT 3 : Tanggal 14-03-2017

12
* Polio 1 : Tanggal 22-11-2016
* Polio 2 : Tanggal 03-01-2017
* Polio 3 : Tanggal 07-02-2017
* Polio 4 : Tanggal 14-03-2017
* IPV : Tanggal 25-04-2017
* Campak : Tanggal 27-06-2017
Imunisasi lain :
* Penta Booster : tanggal 03-04-2018
* MR booster : Tanggal 23-07-2019
b. Riwayat penyakit lalu
Ibu mengatakan bahwa anaknya tidak menderita penyakit menurun, menular dan
menahun seperti DM, TBC, Jantung, Asma
c. Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan bahwa anaknya tidak sedang menderita penyakit
d. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan bahwa keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular,
menahun, dan menurun seperti asma, TBC, DM, Jantung, epilepsi dan hipertensi
3. Riwayat sosial
a) Yang mengasuh
Ibu mengatakan bahwa anaknya diasuh oleh orang tuanya sendiri
b) Lingkungan rumah
Ibu mengatakan bahwa lingkungan rumahnya bersih,setiap kamar ada
jendelanya dan pencahayaannya cukup
c) Hubungan dengan teman sebaya
Ibu mengatakan bahwa anaknya dengan teman sebaya hubungannya baik
d) Hubungan dengan anggota keluarga lain
Ibu mengatakan bahwa anaknya tidak ada masalah dengan anggota keluarga
lainnya.
4. Pola kebiasaan hidup sehari hari
a) Nutrisi
1) Makanan yang disukai : Bakso

13
2) Makanan yang tidak disukai : Makanan yang
manis-manis seperti tempe bacem dan nagasari.
3) Pola makan yang digunakan
 Pagi jam : 07.00 WIB
 Siang jam : 11.00 WIB
 Malam jam : 18.00 WIB
b) Istirahat/tidur
1) Tidur siang : 2-3 jam
2) Tidur malam : ±12 jam
c) Mandi
1) Pagi jam : 06.00 WIB
2) Sore jam : 16.00 WIB
d) Aktifitas.
1) Bermain, lari- lari
2) Mencoret-coret kertas menggunakan pensil
3) Dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya
4) Menyebutkan 3-6 kata yang mempunyai arti , seperti bola,piring dan
sebagainya
5) Memegang cangkir sendiri
6) Belajar makan minum sendiri
e) Eliminasi
1) BAK : 5-7x/hari, warna urin jernih
2) BAB : 1-2x/hari, konsistensi lunak
B. PEMERIKSAAN FISIK
1) Status Generalis
 Keadaan umum: baik
 Kesadaran : composmentis
 TTV
 N : 110x/menit
 R : 24x/menit
 S : 36,7 C
 BB/TB : 10.1 kg /85cm

14
 LK/LILA : tidak dilakukan
2) Pemeriksaan sistematis
a. Kepala : Tidak ada benjolan, rambut hitam,bersih
b. Ubun ubun : UUK sudah menutup, UUB sudah menutup
c. Muka : tidak oedema, tidak pucat
d. Mata : Simetris, sklera putih, conjungtiva merah muda
e. Telinga : bersih, tidak ada serumen
f. Hidung : simetris, tidak ada sekret
g. Mulut : bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada labioskisis
h. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tiroid
i. Dada : simetris, bunyi nafas teratur
j. Perut : tidak ada benjolan, tidak kembung
k. Punggung : tidak ada pembengkakan atau benjolan abnormal
l. Ekstremitas
Atas : jumlah jari lengkap, posisi dan bentuk normal,gerakan
aktif, tidakada fraktur
Bawah : jumlah jari lengkap, posisi dan bentuk normal, gerakan
aktif, tidak ada fraktur
m. Genetalia : tidak ada kelainan
n. Anus : tidak ada hemoroid
c) Pemeriksaan tingkat perkembangan
a. Naik turun tangga dan berlari-lari
b. Mencoret-coret kertas menggunakan pensil
c. Dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya
d. Menyebutkan 3-6 kata yang mempunyai arti , seperti bola,piring dan
sebagainya
e. Memegang cangkir sendiris
f. Belajar makan minum sendiri

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Tanggal: 23 Juli 2019 Pukul: 09.30 WIB
A. DIAGNOSA KEBIDANAN

15
An. A umur 25 bulan sehat dengan imunisasi MR lanjutan
Data dasar
DS :
Ibu mengatakan anaknya berusia 2 tahun
Ibu mengatakan hari ini jadwal imunisasi MR Lanjutan
Ibu mengatakan ingin mengimunisasikan anaknya
Ibu mengatakan anaknya sehat
DO :
KU : baik
Kesadaran : composmentis
VS :
S : 36,7 oC
N : 110x/menit
R : 24x/menit
 BB/TB : 10,1 kg/ 85 cm
 LK/LLA : tidak dilakukan
B. MASALAH
Tidak ada
C. KEBUTUHAN
Imunisasi MR Lanjutan
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA ATAU MASALAH POTENSIAL DAN
ANTISIPASI PENANGANANNYA
Terdapat kemungkinan bengkak pada bekas suntikan dan suhu badan meningkat
setelah mendapat suntikan. Jika bengkak dilakukan pengompresan pada daerah
yang bengkak dan meminum paracetamol sirup 3x1 sendok jika panas.
IV. KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
V. PERENCANAAN ASUHAN YANG MENYELURUH
Tanggal: 23 Juli 2019 Pukul: 10.35 WIB
1. Informasikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
2. Informasikan pada ibu tentang imunisasi MR Lanjutan.
3. Beritahu ibu tentang kejadian ikutan pasca imunisasi

16
4. Berikan inform consent pada Ibu
5. Suntikkan imunisasi campak booster/ MR
6. Beritahu ibu bahwa imunisasi sudah dilakukan
7. Dokomentasikan semua tindakan

VI. PELAKSANAAN LANGSUNG ASUHAN DENGAN EFISIEN DAN AMAN


Tanggal: 23 Juli 2019 Pukul: 09.45 WIB
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa
anaknya dalam keadaan baik berdasarkan hasil pemeriksaan.
2. Memberikan informasi pada ibu mengenai imunisasi MR Lanjutan
Imunisasi MR Lanjutan adalah imunisasi yang diberikan pada bayi
saat usia 24-36 bulan atau minimum berjarak 6 bulan setelah
pemberian imunisasi campak terakhir dengan dosis 0,5 ml
disuntikan di lengan kiri atas agar anak kebal terhadap penyakit
campak dan rubella.
3. Memberitahu ibu bahwa setelah disuntik anak akan mengalami
demam ringan (sumeng) saja dan rewel selama 1-2 hari, kemerahan,
pembengkakan, agak nyeri atau pegal-pegal pada tempat suntikan,
yang akan hilang sendiri dalam beberapa hari, atau bila masih
demam dapat diberikan obat penurun panas yang telah diberikan
oleh bidan puyer Paracetsmol sebanyak 1 bungkus dengan dosis
100mg. Atau bisa juga dengan memberikan minum cairan lebih
banyak dan tidak memakaikan pakaian terlalu tebal.
4. Melakukan inform consent pada Ibu bahwa akan dilakukan suntikan
pada bayinya.
5. Memberikan imunisasi MR lanjutan secara SC pada lengan kiri
atas.
untuk anak usia 9 bulan sampai dengan <15 tahun tanpa melihat
status imunisasi dan riwayat penyakit campak atau rubella
sebelumnya. Berikut adalah langkah-langkah dalam melakukan
penyuntikan vaksin MR :

17
 Imunisasi dilakukan dengan menggunakan alat suntik sekali
pakai (autodisable syringe/ADS) 0,5 ml.Penggunaan alat suntik
tersebut dimaksudkan untuk menghindari pemakaian berulang
jarum sehingga dapat mencegah penularan penyakit HIV/AIDS,
Hepatitis B dan C.
 Pengambilan vaksin yang telah dilarutkan dilakukan dengan
cara memasukkan jarum ke dalam vial vaksin dan pastikan
ujung jarum selalu berada di bawah permukaan larutan vaksin
sehingga tidak ada udara yang masuk ke dalam spuit.
 Tarik torak perlahan-lahan agar larutan vaksin masuk ke dalam
spuit dan keluarkan udara yang tersisa dengan cara mengetuk
alat suntik dan mendorong torak sampai pada skala 0,5 cc,
kemudian cabut jarum dari vial.
 Bersihkan kulit tempat pemberian suntikan dengan kapas kering
sekali pakai atau kapas yang dibasahi dengan air matang, tunggu
hingga kering. Apabila lengan anak tampak kotor diminta untuk
dibersihkan terlebih dahulu.
 Penyuntikan dilakukan pada otot deltoid di lengan kiri atas.l
Dosis pemberian adalah 0,5 ml diberikan secara subkutan (sudut
kemiringan penyuntikan 45o).
 Setelah vaksin disuntikkan, jarum ditarik keluar, kemudian
ambil kapas baru lalu ditekan pada bekas suntikan, jika ada
perdarahan kapas tetap ditekan pada lokasi suntikan hingga
darah berhenti.
6. Memberitahu ibu bahwa pemberian imunisasi sudah dilakukan
7. Mendokumentasikan semua tindakan dalam buku KIA dan buku
register.

VII. EVALUASI
Tanggal: 23 Juli 2019 Pukul: 10.00 WIB
1. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan anaknya yaitu anaknya dalam keadaan
sehat.

18
2. Ibu telah memahami tentang imunisasi campak booster/ MR lanjutan.
3. Ibu telah memahami efek samping dari imunisasi campak/ MR yaitu demam
ringan
4. Ibu telah menandatangani surat inform consent
5. Anak telah mendapatkan imunisasi campak boostet/campak lanjutan.
6. Ibu memahami kejadian setelah imunisasi.
7. Semua tindakan telah didokumentasikan didalam buku KIA dan buku register.

19
BAB IV
PEMBAHASAN
Ny I datang dengan alasan ingin mengimunisasikan anaknya.Anak A
sudah melakukan serangkaian imunisasi sebanyak yang ditulis pada buku KIA.
Ny. I mengatakan anaknya sehat, tidak sedang menderita penyakit menular dan
penyakit serius lainnya.
An.A memiliki pola kebiasaan sehari-hari yang normal.Setelah dilakukan
pemeriksaan fisik pada An.A mendapatkan hasil keadaannya baik, kesadaran
composmentis dengan tanda-tanda vital dalam keadaan normal.Lalu, dilakukan
pemeriksaan dari ujung kepala sampai kaki, semua dalam keadaan normal.
Ny.I diberikan penjelasan mengenai imunisasi MR lanjutan yang akan
diberikan pada anaknya. Selanjutnya dilakukan pemberian imunisasi MR lanjutan
pada An.A dengan mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
imunisasi. Setelah tindakan selesai, Ny.I diberikan penjelasan mengenai efek
samping dari pemberian imunisasi.
Dari tinjauan kasus tersebut dapat diketahui bahwa An.A umur 25 bulan
sehat dengan imunisasi MR lanjutan di poli KIA Puskesmas Pajang, Surakarta .
Dalam memberikan asuhan kebidanan tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
praktek di lahan, seperti yang dijelaskan pada tabel berikut.

TEORI PRAKTEK LAPANGAN


Data Obyektif (Pemeriksaan Fisik) Data Obyektif (Pemeriksaan Fisik)
dalam batas normal

20
Pengertian imunisasi MR lanjutan Pengertian imunisasi MR lanjutan
Imunisasi MR Lanjutan adalah Pengertian MR lanjutan telah
imunisasi yang diberikan pada bayi disampaikan bahwa MR lanjutan adalah
saat usia 18 bulan atau minimum imunisasi yang diberikan bayi yang
berjarak 9 bulan dari imunisasi MR berumur minimal 1,5 tahun dengan dosis
sebelumnya dengan dosis 0,5 ml 0,5ml disuntikkan di lengan kiri atas
disuntikan di lengan kiri atas agar anak agar anak kebal terhadap penyakit
kebal terhadap penyakit campak dab campak dan rubella.
rubella.

Kejadian ikutan pasca imunisasi MR Kejadian ikutan pasca imunisasi MR


lanjutan lanjutan
Setelah disuntik anak akan mengalami Telah disampaikan bahwa setelah
demam ringan (sumeng) saja dan rewel disuntik tidak semua anak akan
selama 1-2 hari, kemerahan, mengalami demam ringan dan rewel
pembengkakan, agak nyeri atau pegal- selama 1-2 hari, kemerahan,
pegal pada tempat suntikan. pembengkakan, agak nyeri atau pegal-
pegal pada tempat suntikan. Jika terjadi
demam bisa meminum obat dari bidan
atau pergi ke pelayan kesehatan
Penanganan kejadian ikutan pasca Penanganan kejadian ikutan pasca
imunisasi MR lanjutan imunisasi MR lanjutan
Apabila demam, dapat diberikan obat Telah disampaikan bahwa apabila terjadi
penurun panas yang telah diberikan demam , diberikan paracetamol 60 ml
oleh bidan Paracetsmol 60 ml syrup atau bisa juga dengan memberikan
sebanyak 3x 1 . Atau bisa juga dengan minum lebih banyak dan tidak
memberikan minum cairan lebih memakaikan pakaian terlalu tebal.
banyak dan tidak memakaikan pakaian
terlalu tebal.

21
Dalam memberikan asuhan kebidanan tidak terdapat kesenjangan antara
Standar Pelayanan Operasional di Puskesmas Pajang dan praktek di lahan, seperti
yang dijelaskan pada tabel berikut.
PADA SOP YANG BERLAKU PRAKTIK DI LAHAN
Menggunakan ADS (Auto disable Menggunakan ADS (Auto Disable
Syringe) baru dan steril Syringe) baru dan steril
 Memeriksa bungkus ADS, untuk  Telah menggunakan jarum
memastikan tidak rusak dan ADS yang baru dan dipastikan
belum kadaluarsa. tidak rusak.
 Tidak menyentuh jarum.  Tindakan tidak menyentuh
 Membersihkan kulit dengan jarum.
kapas + air matang, tunggu  Tindakan telah membersihkan
hingga kering. kulit dengan kapas + air
 Menyuntikkan vaksin sesuai matang.
dengan jenis vaksin.  Telah menggunakan vaksin
 Tidak memijat- mijat daerah yang sesuai dengan jenis
bekas suntikan. vaksin.
 Jika perdarahan, menekan  Tindakan tidak memijat daerah
daerah suntikan dengan kapas suntikan.
kering baru hingga darah  Tindakan telah membuang
berhenti. ADS bekas pakai langsung ke
 Membuang ADS bekas pakai safety box tanpa melakukan
langsung ke dalam safety box recapping.
tanpa melakukan penutupan
kembali jarum suntik (no
recapping).
Cara imunisasi Campak Cara imunisasi campak
 Suntikkan campak diberikan  Telah disuntikkan imunisasi
pada lengan kiri atas secara campak pada lengan kiri atas
subkutan dengan dosis 0.5 cc secara SC dengan dosis 0.5 cc
Cara pemberian :  Cara pemberian telah
 Atur bayi dengan posisi mengatur posisi anak miring di

22
miring di ats pangkuan Ibu pangkuan Ibu supaya
dengan seluruh lengan memudahkan pemberian
telanjang imunisasi dengan SC.
 Orang tua sebaiknya
memegang kaki bayi. Gunakn
jari-jari untuk menekan ke
atas (mencubit) lengan bayi.
 Cepat tekan jarum ke dalam
kulit yang menonjol ke atas
dengan sudut 450.
 Untuk mengontrol jarum,
peganglah ujung semprit
dengan ibu jari dan jari
telunjuk jangan sentuh jarum.
Prosedur pelarutan vaksin Prosedur pelarutan vaksin
 Menggunakan pelarut yang  Prosedur pelarutan vaksin
tepat dan berasal dari sudah sesuai dengan SOP yang
produsen yang sama berlaku.
 Memerhatikan tanggal
kadaluarsa pelarut
 Memeperhatikan VVM dan
kadaluarsa vaksin
 Hanya melarutka vaksin bila
telah ada sasaran imunisasi
 Saat melarutkan vaksin, suhu
pelarut dan vaksin harus
sama (2-80)
 Memerhatikan tindakan
aseptik dalam pelarutan
 Hanya menggunakan satu
semprit untuk satu vial
vaksin.

23
 Mencatat jam pelarutan
vaksin
 Tidak menggunakan vaksin
bila telah lewat “masa pakai”
setelah pelarutan.

24
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada An.A dengan
imunisasi MR Lanjutan di Puskesmas Pajang.
Dalam melakukan pengkajian perlu diperlukan adanya ketelitian,
kepekaan dan diperlukan peran ibu sebagai orang tua sehingga diperoleh
data yang menunjang untuk menerangkan diagnosa kebidanan.Dalam
analisa data dan menegakkan diagnosa kebidanan pada dasarnya mengacu
pada tinjauan pustaka.Adanya perubahan dan kesenjangan dengan tinjauan
pustaka tergantung pada kondisi anak.
Pada perencanaan yang ada pada tinjauan pustaka semuanya dapat
direncanakan pada kasus nyata.Sedangkan pelaksanaan merupakan
perwujudan dan perencanaan, dan semua rencana dapat dilaksanakan.
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari asuhan kebidanan yang mana
setelah penulis mengadakan evaluasi pada An.A dengan imunisasi MR
Lanjutan di Puskesmas Pajang didapatkan hasil bahwa pelaksanaan
imunisasi MR Lanjutan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek di
lahan.
B. Saran
1.Bagi petugas
Meningkatkan peranan bidan dalam fungsinya sebagai pelaksana
pengajar kebidanan lebih meningkatkan kemampuan yang dimiliki.
Bidan meningkatkan kerjasama yang baik dengan petugas kesehatan
yang lain, klien dan keluarga.
2. Bagi klien
Untuk keberhasilan dalam asuhan kebidanan diperlukan kerjasama
yang baik dari klien dalam usaha memecahkan masalah klien.
3. Bagi Puskesmas
Mempertahankan pelayanan yang sudah ada dan berusaha
memberikan pelayanan yang terbaik bagi klien.

25
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI, Pelatihan Imunisasi Dasar Bagi Pelaksana
Imunisasi di UPK Swasta Buku Acuan 2009, Depkes, Jakarta

https://tirto.id/2017-indonesia-berperang-melawan-difteri-dan-anti-imunisasi-
cCxg Diakses pada tanggal 18 Juli 2019

https://www.cnnindonesia.com/dokter-wabah-difteri-karena-keengganan-
imunisasi Diakses pada tanggal 18 Juli 2019

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/wabah-difteri-kemenkes-
prioritaskan-imunisasi-di-3-provinsi Diakses pada tanggal 20 Juli 2019

Manuaba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan dan Kandungan. Jakarta: EGC.


Ilmu Kesehatan Anak Jilid I. 1985. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI.

PerMenKes RI No. 42 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi

Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Acuan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan


Bina Pustaka.

Rustam, Mochtar. 1998. Sinopsis ObstetriJilid I. Jakarta: EGC.

www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/.../InfoDatin-Imunisasi-
2016.pdf Diakses pada tanggal 18 Juli 2019

26
27
28
29
30

Anda mungkin juga menyukai