Anda di halaman 1dari 141

LAPORAN STUDI KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA

NY. L DENGAN PERSALINAN NORMAL DI

PMB NENGSIH PADMAWATI Amd.Keb

CIKARANG

Disusun Oleh :
Sang Ayu Made Pujawati
NIM : 18-13-031

PROGRAM DIPLOMA III KEBIDANAN


AKADEMI KEBIDANAN BUNDA AUNI
TAHUN 2020

i
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu dari WHO adalah sebagai berikut; <15 per

100.000 kelahiran hidup 15-199 per 100.000 kelahiran hidup; 200-499 per

100.000 kelahiran hidup 500-999 per 100.000 kelahiran hidup; dan

≥1.000 per kelahiran hidup. Pada tahun 2011 di kawasan ASEAN hanya

Singapura yang memiliki Angka Kematian Ibu rendah, yakni mencapai

Angka Kematian Ibu <15 yaitu 3 per 100.000 kelahiran hidup. Ada 5

negara memiliki Angka Kematian Ibu 15-199 per 100.000 kelahiran hidup,

yakni: Brunei Darussalam (24), Filipina (99), Malaysia (29), Vietnam (59),

dan Thailand (48) serta 4 negara memiliki Angka Kematian Ibu 200-499 per

100.000 kelahiran hidup, termasuk Indonesia. Laos merupakan negara dengan

Angka Kematian Ibu tertinggi di ASEAN dengan angka 470 per 100.000

kelahiran hidup.(WH0,2013)

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

merupakan salah satu indikator pembangunan kesehatan dalam RPJMN 2015-

2019 dan SDGs. Menurut data SDKI, Angka Kematian Ibu sudah mengalami

penurunan pada periode tahun 1994- 2012 yaitu pada tahun 1994 sebesar 390

per 100.000 kelahiran hidup, tahun 1997 sebesar 334 per 100.000 kelahiran

hidup, tahun 2002 sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2007
3

sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup namun pada tahun 2012 , Angka

Kematian Ibu meningkat kembali menjadi sebesar 359 per 100.000 kelahiran

hidup. Untuaak AKB dapat dikatakan penurunan on the track (terus menurun)

dan pada SDKI 2012 menunjukan angka 32/1.000 KH (SDKI 2012).

Lima penyebab kematian ibu terbesar yaitu perdarahan, hipertensi

dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet, dan abortus.

Kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh tiga penyebab utama

kematian yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK), dan infeksi.

Namun proporsinya telah berubah, dimana perdarahan dan infeksi

cenderung mengalami penurunan sedangkan HDK proporsinya semakin

meningkat. Lebih dari 25% kematian ibu di Indonesia pada tahun 2013

disebabkan oleh HDK. (Kemenkes, 2018)

Hasil cakupan indikator kesehatan ibu dan anak dengan jumlah

kematian ibu dan anak dimana dengan tingginya cakupan kesehatan ibu dan

anak, jumlah kematiannya masih tinggi. (Evaluasi kesehatan keluarga Dinkes

Jabar,2017)

Angka kematian bayi di Indonesia 27 per 1000 kelahiran hidup. Angka

kematian bayi di Indonesia masih tinggi dari negara lainnya, kasus kematian

Bayi turun dari 33.278 di tahun 2015 menjadi 32.007 pada tahun 2016, dan di

tahun 2017 di semester I sebanyak 10.294 kasus. (Kemenkes, 2018)

Angka Kematian Neonatal (AKN) adalah jumlah penduduk yang

meninggal satu bulan pertama setelah kelahiran (0-28 hari) yang dinyatakan
4

dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Angka kematian neonatal

periode 5 tahun terakhir mengalami stagnasi. Berdasarkan laporan SDKI 2007

dan 2012 diestimasikan sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup. Kematian

neonatal menyumbang lebih dari setengahnya kematian bayi (59,4%),

sedangkan jika dibandingkan dengan angka kematian balita, kematian

neonatal menyumbangkan 47,5%. (Profil Kesehatan, 2012).

Angka Kematian Ibu di Jawa barat tahun 2017 yang di laporkan pada

tabel profil kesehatan 2017 sebesar 76,03 per 1.000 kelahiran hidup.

Berdasarkan data yang di laporkan kabupaten /kota proporsi kematian

maternal di bekasi 23,4 per 100.000 kelahiran hidup dan ini merupakan angka

terendah di bekasi. ( Profil Kesehatan provinsi jawa barat, 2017 ).

Angka kematian bayi di jawa barat pada tahun 2017 sebesar 3,4 per

1000 kelahiran hidup menurun 0,53 poin di banding tahun 2016 sebesar 3,93

per 1000 kelahiran hidup dari kematian bayi sebesar 3,4 per 1000 terdapat

angka kematian neonatal (bayi berumur 0-28 hari) sebesar 3,1 per 1000

kelahiran hidup atau 84,63% kematian bayi berasal dari bayi usia 0-28 hari,

dengan demikian di sarankan dalam penanganan AKB lebih di fokuskan pada

bayi baru lahir. (Profil kesehatan, 2017)

Di PMB bidan Nengsih Patmawati yang terletak di Kp. Baru, desa

tanjung baru kabupaten bekasi, dengan melakukan pelayanan kebidanan

secara komprehensif yang meliputi : pemeriksaan kehamilan, pertolongan

persalinan, nifas, bayi baru lahir, pelayanan keluarga berencana, dan


5

imunisasi. Adapun kelebihan pelayanan di bidan Nengsih adanya kunjungan

rumah pada ibu post partum sampai tali pusat bayi puput. Jumlah pasien ANC

bulan desember 10 orang dan pasien yang bersalin dalam 1 tahun 120 orang.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengambil SK dengan judul

“Manajemen Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. L di Bidan Nengsih

patmawati” dan melaporkan hasilnya dalam laporan studi kasus dengan

Judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.L Dengan

Persalinan Normal di PMB Nengsih Patmawati.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu melakukan tujuan asuhan kebidanan secara koprehensif pada Ny.L

usia 31 tahun G2P1A0 dengan metode SOAP.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif terhadap

pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, sesuai dengan

manajemen asuhan kebidanan secara baik dan benar

b. Mampu mengintepretasikan data pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu

nifas dan bayi baru lahir sesuai dengan manajemen asuhan

kebidanan secara baik dan benar.


6

c. Mampu mengantisipasi masalah yang mungkin terjadi pada ibu

hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir sesuai dengan

manajemen asuhan kebidanan secara baik dan benar.

d. Mampu melakukan tindakan segera pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu

nifas dan bayi baru lahir sesuai dengan manajemen asuhan

kebidanan secara baik dan benar.

e. Mampu menyusun perencanaan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu

nifas dan bayi baru lahir sesuai dengan manajemen asuhan

kebidanan secara baik dan benar.

f. Mampu melakukan pelaksanaan tindakan pada ibu hamil, ibu

bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir sesuai dengan manajemen

asuhan kebidanan secara baik dan benar.

g. Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu

bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir sesuai dengan manajemen

asuhan kebidanan secara baik dan benar.

h. Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu

bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir sesuai dengan manajemen

asuhan kebidanan secara baik dan benar.

a. Metode

Dalam menyusun laporan ini penulis menggunakan metode deskriptif

komprehensif dalam bentuk studi kasus dengan mendapatkan gambaran

nyata melaksanakan asuhan kebidanan dengan membandingkan konsep

secara teoritis dan praktek.


7

Teknik yang di gunakan untuk pengumpulan data adalah:

1. Wawancara

Merupakan pengumpulan data yang di lakukan langsung dengan cara

Tanya jawab kepada pasien, keluarga, maupun petugas ruangan.

2. Observasi

Mengamati langsung melalui pemeriksaan yang dilakukan secara

inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.

3. Studi dokumentasi

Melakukan pengamatan terhadap dokumen atau rekam medic pasien.

4. Studi kepustakaan

Mempelajari buku atau referensi untuk mendapatkan keterangan dan

dasar teori yang berkaitan secara berkesinambungan.

C. Alokasi Waktu dan Tempat

1. Lokasi

Asuhan kebidanan komprehensif ini dilakukan di BPM dan

dirumah pasien pengambilan kasus pada Ny. L umur 31 tahun, usia

kehamilan dari 36 minggu sampai dengan persalinan. Dimulai dari tanggal

15 desember 2020 sampai 18 Januari 2021.

2. Waktu

a. ANC (pemeriksaan kehamilan)

1) Kunjungan I : pada tanggal 15 desember 2020 di BPM

2) Kunjungan II : pada tanggal 23 desember 2020 di BPM


8

3) Kunjungan III : pada tanggal 27 desember 2020 di BPM

4) Kunjungan III : pada tanggal 03 januari 2021 di BPM

b. INC (Persalinan)

Pada tanggal 5 Januari 2021 di BPM

c. PNC ( Nifas )

1) Kunjungan I ( 6 Jam ) pada tanggal 5 januari di BPM

2) Kunjungan II ( 6 Hari ) pada tanggal 11 januari di rumah pasien

3) Kunjungan III ( 2 Minggu ) pada tanggal 18 januari di rumah

pasien

d. BBL ( Bayi baru lahir )

1) Kunjungan 1 ( 6 jam ) pada tanggal 5 januari di BPM

2) Kunjungan II ( 6 Hari ) pada tanggal 11 januari di rumah pasien

3) Kunjungan III ( 2 Minggu ) pada tanggal 18 januari di rumah

pasien

D. GAMBARAN KASUS

Pengambilan kasus pada kunjungan pertama ini pada Ny. L mulai dari

usia 36 minggu sampai 39 minggu. kunjungan pertama yaitu tanggal 15-12-

2020, Ny. L mengatakan tidak ada keluhan, hasil pemeriksaan HPHT: 24-3-

2020 TP : 31-12-2020 usia kehamilan 40 minggu, TFU 31 cm, pemeriksaan

leopold I : teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong), pemeriksaan leopold

II : kiri teraba bagian kecil-kecil janin (ekstremitas), kanan teraba panjang

keras seperti papan (punggung), pemeriksaan leopold III : teraba bulat, keras,
9

melenting (kepala), pemeriksaan leopold IV : belum masuk PAP, DJJ : 146

x/menit, BB 80 Kg. Sudah imunisasi TT I tanggal 29 -6-2020 dan Imunisasi

ke II tanggal 21-10-2020

Pada kunjungan kedua yaitu tanggal 23-12-2020, Ny. L mengatakan tidak ada

keluhan, hasil pemeriksaan HPHT: 24-3-2020 TP : 31-12-2020 usia

kehamilan 37 minggu, TFU 32 cm, pemeriksaan leopold I : teraba bulat,

lunak, tidak melenting (bokong), pemeriksaan leopold II : kanan teraba

bagian kecil-kecil janin (ekstremitas), kiri teraba panjang keras seperti papan

(punggung), pemeriksaan leopold III : teraba bulat, keras, melenting (kepala),

pemeriksaan leopold IV : belum masuk PAP, DJJ : 136 x/menit, BB 80 Kg.

Pada kunjungan ketiga yaitu tanggal 27-12-2020, Ny. L mengatakan tidak

ada keluhan, hasil pemeriksaan HPHT: 24-3-2020 TP : 31-12-2020 usia

kehamilan 38 minggu, TFU 33 cm, pemeriksaan leopold I : teraba bulat,

lunak, tidak melenting (bokong), pemeriksaan leopold II : kanan teraba

bagian kecil-kecil janin (ekstremitas), kiri teraba panjang keras seperti papan

(punggung), pemeriksaan leopold III : teraba bulat, keras, melenting (kepala),

pemeriksaan leopold IV : Belum masuk PAP, DJJ : 140 x/menit, BB 80 Kg.

Pada Kunjungan ke empat yaitu pada tanggal 3 januari 2020, Ny.L

mengatakan merasa lelah, hasil pemeriksaan HPHT :24-3-2020 TP :31-12-

2020, usia kehamilan minggu 39 minggu, TFU 35 cm, pemeriksaan leopold

I : teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong), pemeriksaan leopold II :

kanan teraba bagian kecil-kecil janin, kiri teraba panjang keras seperti papan

(punggung), pemeriksaan leopold III : teraba bulat, keras, melenting (kepala),

pemeriksaan leopold IV : belum masuk PAP, DJJ : 142 x/menit, BB 80 Kg.


10

Persalinan Ny.L Pada tanggal 5 januari 2020 pada pukul 09.30 WIB

melahirkan bayi secara spontan, jenis kelamin laki-laki dengan berat badan

3800 gram, panjang badan 50 cm, lingkar kepala 35 cm, lingkar dada 33 cm,

lingkar lengan atas 13 cm. Menangis spontan tonus otot kuat, warna kulit

kemerahan, anus positif, tidak ada kelainan.

Terdapat robekan jalan lahir dan terdapat perdarahan sebanyak ±460

cc yaitu kala II ±200 cc, kala III : ±100cc. kala IV 100 cc. dan tidak ada

komplikasi dalam proses persalinan. Pada kunjungan nifas 6 jam setelah post

partum sampai kunjungan nifas kedua 6 hari post partum tidak di temukan

masalah pada masa nifas, involusi uterus berjalan dengan normal.

Pada bayi Ny.S juga tidak di temukan masalah apapun, bayi terlihat

sehat dengan pertumbuhan normal tanpa komplikasi apapun.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan studi kasus ini disusun sebagai berikut:

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang tujuan penulisan, metode penulisan, teknik

pengumpulan data, alokasi waktu atau tempat pengumpulan data, gambaran

kasus dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORI

Berisi landasan teori kehamilan normal, persalinan normal, nifas normal, bayi

baru lahir, keluarga berencana.


11

BAB III TINJAUAN KASUS

Berisi tentang pelaksanaan Asuhan Kebidanan dengan Komprehensif pada Ny.

L di Bidan Praktek Mandiri tepatnya di bpm bd Nengsih Patmawati Amd.Keb,

mulai dari ibu hamil, ibu bersalin, nifas, bayi baru lahir.

BAB IV PEMBAHASAN

Membandingkan antara teori Asuhan kebidanan secara Komprehensif.

kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dengan memberikan asuhan

kebidanaan secara Komprehensif serta dilakukan sesuai dengan manajemen

SOAP.

BAB V PENUTUP

Kesimpulan : Kesimpulan diperoleh dari hasil asuhan kebidanan

Komprehensif pada Ny. L G2P1A0.

Saran : saran bersifat operasional dan aplikasi yang ditujukan kepada

Masyarakat, Tenaga kesehatan, dan Penulis.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
12

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. KEHAMILAN

1. Definisi Kehamilan

Menurut Reece dan Hobbins kehamilan terjadi ketika seorang

wanita melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang

mengakibatkan bertemunya sel telur dengan sel mani (sperma) yang

disebut pembuahan atau fertilisasi (Mandriwati, dkk, 2017). Organisasi

Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa untuk mencapai target

MDGS penurunan angka kematian ibu antara 1990 dan 2015 seharusnya

5,5 persen pertahun. Namun data WHO, UNICEF,UNFPA dan Bank Dunia

tahun 2015 menunjukkan angka kematian ibu hingga saat ini

penurunannya masih kurang dari satu persen per tahun. Pada 2005,

sebanyak 536.000 perempuan meninggal dunia akibat masalah persalinan,

lebih rendah dari jumlah kematian ibu tahun 1990 yang sebanyak 576.000

(WHO, 2015). Sekitar 25-50% kematian wanita usia subur di negara

miskin disebabkan oleh masalah kehamilan dan persalinan, dan nifas. Pada

tahun 2015, WHO memperkirakan di seluruh dunia setiap tahunnya lebih

dari 585.000 ibu hamil meninggal saat hamil atau bersalin (Kemenkes RI

a, 2015).Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9

bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi

dalam 3 periode yaitu triwulan pertama dari konsepsi sampai 3 bulan,


13

triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari

bulan ketujuh sampai 9 bulan. Kehamilan melibatkan perubahan fisik

maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial dalam keluarga, pada

umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan

kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang-kadang

tidak sesuai dengan yang diharapkan (Prawirohardjo, 2011).

2. Tanda –tanda kehamilan

a. Tanda yang tidak pasti (probable signs)

1) Amenorea ( tidak dapat haid )

Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak

mendapat haid lagi. Penting diketahui tanggal hari pertama haid

terakhir untuk menentukan tuanya kehamilan dan taksiran

persalinan.

2) Nausea( enek ) dan emesis ( muntah )

Hal ini sering di bulan – bulan pertama kehamilan dan kadang –

kadang disertai emesis. Sering terjadi di pagi hari , tetapi tidak

selalu. Keadaan ini sering disebut Morning Sicness.

3) Mengidam

Mengidam sering terjadi pada bulan pertama akan tetapi

menghilang dengan makin tuanya kehamilan.

4) Pingsan

Sering terjadi bila ibu berada di tempat – tempat ramai.

Dianjurkan untuk tidak pergi ke tempat – tempat ramai pada


14

bulan – bulan pertama kehamilan dan biasanya hilang pada usia

kehamilan 16 minggu.

5) Mammae menjadi besar dan tegang

Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen-

progesteron dan somatomamotrofin menimbulkan deposit

lemak,air dan garam pada payudara.

6) Anoreksia ( tidak nafsu makan )

Pada bulan – bulan pertama sering terjadi anoreksia, tetapi setelah

itu nafsu makan timbul lagi.

7) Sering kencing

Terjadi karena kandung kencing pada bulan pertama tertekan oleh

uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua umumnya

keluhan ini hilang karena uterus yang membesar keluar dari

rongga panggul. Pada akhir triwulan gejala bisa timbul lagi

karena janin mulai masuk ke dalam rongga panggul yang

menekan kandung kencing.

8) Obstipasi

Terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh

pengaruh hormon steroid.

9) Pigmentasi kulit

Terjadi pada kehamilan lebih dari 12 minggu keatas yang terletak

pada pipi, hidung, areola mamae, leher dan abdomen yang


15

disebabkan karena hormon kortikosteroid plasenta yang

merangsang melanofor dan kulit.

10) Epulsi

Merupakan suatu hipertofi papilla ginggivae yang sering terjadi

pada triwulan pertama.

11) Varises

Sering dijumpai pada trimester akhir didapat pada daerah

genitalia eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis.

b. Tanda-tanda mungkin hamil

1) Mastodinia

Mastodinia adalah rasa kencang dan sakit pada payudara di

sebabkan payudara membesar. Vaskularisasi bertambah, asinus dan

duktus berproliferasi karena pengaruh estrogen dan progesteron.

2) Quickening

Quickening adalah persepsi gerakan janin pertama, biasanya di

sadari oleh wanita pada kehamilan 18-20 minggu.

3) Perubahan berat badan

Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat badan,

karena nafsu makan menurun dan muntah-muntah. Pada bulan

selanjutnya berat badan akan selalu meningkat sampai stabil

menjelang aterm.
16

4) Perubahan temperatur

basal Kenaikan temperatur basal lebih dari 3 minggu biasanya

merupakan tanda telah terjadinya kehamilan

5) Perubahan warna kulit

Perubahan ini antara lain kloasma yakni warna kulit yang kehitam-

hitaman pada dahi, punggung hidung dan kulit daerah tulang pipi,

terutama pada wanita dengan warna kulit tua. Biasanya muncul

setelah kehamilah 16 minggu. Pada daerah areola dan puting

payudara, warna kulit menjadi lebih hitam. Perubahanperubahan

ini disebabkan oleh stimulasi Melanocyte StimulatingHormone

(MSH). Pada kulit daerah abdomen dan payudara dapat mengalami

perubahan yang di sebut strie gravidarum yaitu perubahan warna

seperti jaringan parut. Diduga ini terjadi karena pengaruh

adrenokortikosteroid. Kadang-kadang timbul pula teleangiktasis

karena pengaruh estrogen tinggi.

6) Perubahan payudara

Akibat stimulasi prolaktin dan HPL, payudara

mensekresikolostrum, biasanya setelah kehamilan lebih dari 16

minggu.

7) Perubahan pada uterus

Uterus mengalami perubahan pada ukuran, bentuk dan konsistensi.

Uterus berubah menjadi lunak, betuknya globular. Teraba

balotement, tanda ini muncul pada minggu ke 16-20, setelah


17

rongga rahim mengalami obliterasi dan cairan amnion cukup

banyak. Balotement adalah tanda ada benang terapung/melayang

dalam cairan. Sebagai diagnosis banding adalah asites yang di

sertai dengan kista ovarium, mioma uteri, dan sebagainya.

8) Tanda Piskacek’s

Terjadinya pertumbuhan yang asimetris pada bagian uterus yang

dekat dengan implatasi plasenta.

9) Perubahan-perubahan pada serviks

a) Tanda Hegar Tanda ini berupa perlunakan pada daerah isthmus

uteri, sehingga daerah tersebut pada penekanan mempunyai

kesan lebih tipis dan uterus mulai difleksikan. Dapat diketahui

melalui pemeriksaan bimanual. Tanda ini mulai terliaht pada

minggu ke-6, dan menjadi nyata pada minggu ke 7-8.

b) Tanda Goodell’s Diketahui melalui pemeriksaan bimanual.

Serviks tersa lebih lunak. Penggunaan kontrasepsi oral juga

dapat memberikan dampak ini.

c) Tanda Chadwick Dinding vagina mengalami kongesti, warna

kebiru-biruan.

d) Tanda Mc Donald Fundus uteri dan serviks bisa denagn mudah

difleksikan satu sama lain dan tergantung pada lunak atau

tidaknya jaringan isthmus.


18

e) Terjadi pembesaran abdomen Pembesaran perut menjadi nyata

setelah minggu ke 16, karena pada saat itu uterus telah keluar

dari rongga pelvis dan menjadi organ rongga perut.

f) Kontraksi uterus Tanda ini muncul belakangan dan pasien

mengeluh perutnya kencang, tetapi tidak disertai rasa sakit.

g) Pemeriksaan tes biologis kehamilan Pada pemeriksaan ini

hasilnya positif, dimana kemungkinan positif palsu.

c. Tanda Pasti Kehamilan

Tanda pasti kehamilan adalah penemuan-penemuan keberadaan janin

secara jelas dan hal ini tidak dapat dijelaskan dengan kondisi

kesehatan yang lain yaitu :

1) Denyut Jantung Janin (DJJ)

Dapat didengar dengan stetoskop laenec pada minggu 17-18. Pada

orang gemuk, lebih lambat. Dengan stetoskop ultrasonic

(Doppler), DJJ dapat didengarkan lebih awal lagi, sekitar minggu

ke 12. Melakukan auskultasi pada janin bisa juga mengidentifikasi

bunyi-bunyi yang lain, seperti bising tali pusat, bising uterus dan

nadi ibu.

2) Palpasi

Yang harus ditentukan adalah outline janin. Biasanya menjadi jelas

setelah minggu ke 22. Gerakan janin dapat dirasakan dengan jelas

setelah minggu ke 24 (Pantikawati & Saryono, 2010).


19

3) Pemeriksaann USG

Terlihat adanya kantong kehamilan, ada gambaran embrio

(Pantikawati&Saryono, 2010).

3. Kebutuhan Ibu Hamil

a. Kebutuhan ibu hamil trimester I

1) Diet dalam kehamilan

Ibu dianjurkan untuk makan makanan yang mudah dicerna dan

makan makanan yang bergizi untuk menghindari adanya rasa mual

dan muntah begitu pula nafsu makan yang menurun disebabkan

karena perubahan hormon estrogen dan progesteron. Ibu hamil juga

harus cukup minum 6-8 gelas sehari.

2) Pergerakan dan gerakan badan

Ibu hamil boleh mengerjakan pekerjaan sehari-hari akan tetapi

jangan terlalu lelah sehingga harus di selingi dengan istirahat.

Istirahat yang dibutuhkan ibu 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada

siang hari.

3) Hygiene dalam kehamilan

Ibu dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan untuk mengurangi

kemungkinan infeksi, kebersihan gigi juga harus dijaga

kebersihannya untuk menjamin pencernaan yang sempurna.

4) Koitus

Pada umumnya koitus diperbolehkan pada masa kehamilan jika

dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan, sebaiknya


20

dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan

perdarahan. Pada ibu yang mempunyai riwayat abortus, ibu

dianjurkan untuk koitusnya di tunda sampai dengan 16 minggu

karena pada waktu itu plasenta telah terbentuk.

5) Ibu diberi imunisasi TT1 dan TT2.

b. Kebutuhan ibu hamil trimester II

1. Pakaian dalam kehamilan

Menganjurkan ibu untuk mengenakan pakaian yang nyaman

digunakan dan yang berbahan katun untuk mempermudah

penyerapan keringat. Menganjurkan ibu untuk tidak menggunakan

sandal atau sepatu yang berhak tinggi karena dapat menyebabkan

nyeri pada pinggang.

2. Nafsu makan meningkat dan pertumbuhan yang pesat, maka ibu

dianjurkan untuk mengkonsumsi protein, vitamin, juga zat besi.

3. Ibu diberi imunisasi TT3.

c. Kebutuhan ibu hamil trimester III

1) Oksigen

Kebutuhan oksigen untuk wanita hamil bertambah, hal ini terjadi

karena selain untuk memenuhi kebutuhan pernafasan ibu juga harus

memenuhi oksigen janin Penambahan ini sekitar 20% dari jumlah

yang diperlukan sebelum hamil.


21

2) Kalori

Makanan sumber kalori adalah kentang, singkong, tepung,

cereal,nasi wanita hamil membutuhkan penambahan 150 kal/hari

pada trimester I, dan 300 kal/hari selama trimester II dan III , total

yang diperlukan adalah 2500 kal/hari. Anjuran kenaikan berat badan

setiap ibu hamil harus disesuaikan dengan IMTnya masing-

masing.Institue Of Medicine (IOM) menganjurkan kenaikan berat

badan wanita hamil yaitu sekitar 12,5 - 18 kg untuk IMT kurang

dari 19,8,ibu hamil dengan IMT 19,8 – 26 anjuran kenaikan berat

badan sekitar 11,5 – 16 kg, dan 7 – 11,5 kg untuk ibu hamil dengan

IMT 26,0 – 29,0.

3) Protein

Kebutuhan protein selama hamil bertambah sebanyak 25

gr/hari,berarti wanita hamil harus mengkomsumsi protein sebanyak

85 gr/hari. Hal ini digunakan untuk pertumbuhan perkembangan

sel,sekresi essensial tubuh (enzim, hormone, hemoglobin),

mengatur keseimbangan asam basa. Kekurangan protein mungkin

menimbulkan anemia, toxaemia gravidarum, oedema dan

prematuritas

4) Lemak

Asupan lemak pada ibu hamil tidak boleh melebihi 25% kebutuhan

energi, lemak ini hanya sebagai tambahan (Anggrita Sari, Dkk

2015).
22

a) Mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan darurat

(1) Bekerja sama dengan ibu, keluarganya, untuk

mempersiapkan rencana kelahiran, termasuk

mengidentifikasi penolong dan tempat persalinan, serta

perencanaan tabungan untuk mempersiapkan biaya

persalinan.

(2) Bekerja sama dengan ibu, keluarganya untuk

mempersiapkan rencana jika terjadi komplikasi, termasuk

Mengidentifikasi kemana harus pergi dan transportasi untuk

mencapai tempat tersebut.

(3) Mempersiapkan donor darah.

(4) Mengadakan persiapan financial.

(5) Mengidentifikasi pembuat keputusan kedua jika pembuat

keputusan pertama tidak ada ditempat.

b) Memberikan konseling tentang tanda-tanda persalinan

(1) Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering

dan teratur.

(2) Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak

karena robekan-robekan kecil pada servik.

(3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.

(4) Pada pemeriksaan dalam: servik mendatar dan pembukaan

telah ada
23

4. Perubahan Psikologi pada Ibu Hamil

a. Perubahan psikologis trimester I

Segera setelah konsepsi kadar harmon estrogen dan progesterone

kehamilan akan meningkat dan ini akan menyebabkan timbulnya mual

dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan menyebabkan membesarnya

payudara. Ibu merasa tidak sehat dan sering kali membenci

kehamilannya. Banyak ibu yang merasakan kekecewaan, penolakan,

kecemasan dan kesedihan. Sering kali biasanya pada awal kehamilannya

ibu berharap untuk tidak hamil.

Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-

tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap

perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan

seksama, karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia

seorang ibu yang mungkin diberitahukannya pada orang lain atau

dirahasiakannya (PusDikNaKes, 2003).

b. Perubahan psikologis trimester II

Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah

terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman

karena hamil sudah berkurang. Perut ibu belum terlalu besar sehingga

belum dirasakan sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan

mulai dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif.

Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya dan ibu

mulai merasakan kehadiran bayinya bagi seorang diluar dari dirinya


24

sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa kecemasan, rasa tidak

nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama dan merasakan

meningkatnya libido.

c. Perubahan psikologis trimester III

Trimester ketiga sering kali disebut periode menuggu dan waspada sebab

pada saat itu ibu merasa tidak sabar menuggu kelahiran bayinya. Seorang

ibu mungkin mulai merasakan takut akan rasa sakit dan bahaya fisik

yang akan timbul pada waktu melahirkan. Rasa tidak nyaman akibat

kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang

merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa sedih

karena akan berpisah dengan bayinya dan kehilangan perhatian khusus

yang diterima selama hamil.Pada trimester inilah ibu memerlukan

dukungan dari suami, keluarga dan bidan.

i. Ketidaknyamanan pada Kehamilan Trimester III

1) Sakit punggung atas dan bawah

Sebagian besar karena perubahan sikap pada kehamilan lanjut,karena letak

berat badan pindah ke depan disebabkan perut yang membesar. Ini

diimbangi dengan lordose yang berlebihan dan sikap ini dapat

menimbulkan spasmus dari otot pinggang.Cara mengatasi masalah

tersebut yaitu dengan mengatur posisi atau sikap tubuh yang baik selama

melakukan aktifitas,mengindari mengangkat beban terlalu berat serta

gunakan bantal ketika tidur untuk meluruskan punggung.


25

2) Varises

Dipengaruhi faktor keturunan, berdiri lama dan terlalu banyak duduk.

Dalam kehamilan ditambah faktor hormonal dan bendungan pada vena.

Cara mengatasinya tinggikan kaki sewaktu tidur/berbaring, hindari berdiri

terlalu lama, senam hamil dan gunakan pakaian yang longgar dan nyaman.

3) Obstipasi

Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus yang bisa

menyebabkan kesulitan buang air. Kemampuan bergerak otot menurun

akibat relaksasi otot rata/halus, penyerapan air dalam kolon meningkat,

tekanan uterus yang membesar atas usus.Cara mengatsi obsipasi pada

kehamilan yaitu dengan cara makan-makanan yang kaya akan serat dan

juga minum vitamin C, lakukan senam hamil, serta membiasakan buang

air kecil secara teratur.(Kusmiati, 2009).

5. Tanda Bahaya Kehamilan

Tanda-tanda bahaya pada kehamilan adalah tanda-tanda yang

terjadi pada seorang ibu hamil yang merupakan suatu pertanda telah

terjadinya suatu masalah yang serius pada ibu atau janin yang

dikandungnya. Tanda-tanda bahaya ini dapat terjadi pada awal kehamilan

(hamil muda), pada pertengahan atau pada akhir kehamilan (hamil tua).

Tanda-tanda bahaya ini, jika tidak segera dilaporkan dapat mengakibatkan

sesuatu yang lebih parah. Tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai

selama kehamilan antara lain:


26

a. Berdasarkan lewat jalan lahir

Perdarahan awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah

perdarahan yang banyak, merak atau disertai nyeri. Perdarahan ini

dapat berarti abortus, kehamilan mola atau kehamilan ektopik.

Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah

merah, banyak dan berulang, disertai atau tidak disertai rasa nyeri.

Perdarahan ini dapat berarti plasenta previa atau solusio plasenta.

b. Sakit kepala yang hebat, menetap yang tidak hilang

Sakit kepada bisa terjadi selama kehamilan, dan seringkali

merupakan ketidak nyamanan yang normal dalam kehamilan.Sakit

kepala yang menunjukkan suatu masalah serius adalah sakit kepala

yang hebat, menetap dan tidak hilang dengan beristirahat.Kadang –

kadang, dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin

menemukan bahwa penglihatannnya menjadi kabur atau

berbayang.Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala

dari preeklampsia.

c. Perubahan visual (penglihatan) secara tiba-tiba (pandangan kabur)

Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam

jiwa adanya perubahan visual (penglihatan) yang mendadak,

misalnya pandangan kabur atau ada banyangan.Perubahan

penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat

dan mungkin suatu tanda dari preeklampsia.


27

d. Nyeri abdomen yang hebat

Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan adalah

tidak normal.Nyeri abdomen yang mengindikasikan mengancam

jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah

beristirahat, kadang-kadang dapat disertai dengan perdarahan lewat

jalan lahir.Hal ini bisa berarti appendicitis, kehamilan ektopik,

gastritis, aborsi, penyakit radang panggul, penyakit kantong

empedu, solution placenta, infeksi saluran kemih atau infeksi lain.

e. Bengkak pada muka dan tangan

Hampir separuh dari ibu – ibu hamil akan mengalami bengkak

yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan

biasanya hilang setelah beristirahat atau dengan meninggikan kaki

lebih tinggi dari pada kepala. Bengkak dapat menjadi masalah

serius jika muncul pada wajah dan tangan, tidak hilang setelah

beristirahat dan disertai dengan keluhan fisik lain. Hal ini

merupakan pertanda dari anemia, gangguna fungsi ginjal, gagal

jantung ataupun pre eklampsia.

f. Bayi kurang bergerak seperti biasa

Ibu hamil mulai dapat merasakan gerakan bayinya pada usia

kehamilan 18 – 20 minggu pada primigravida. Jika bayi tidur,

gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3

kali dalam periode 3 jam (10 gerakan dalam 12 jam). Gerakan bayi
28

akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring/beristirahat dan jika ibu

makan dan minum dengan baik. (Sarwono. 2014).

6. Antenatal Care (ANC)

a) Definisi ANC

Asuhan antenatal adalah upaya prevebtif program pelayanan kesehatan

obstetric untuk optimalisasi luaran maternatal dan neonatal melalui

serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan (Sarwono.

2014 : 237).

b) Tujuan ANC

Tujuan utama dari asuhan antenatal care adalah untuk memfasilitasi

hasil yang sehat dan positif bagi ibu dan bayinya dengan cara sebagai

berikut:

1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu

dan tumbuh kembang bayi.

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan

sosial ibu dan bayi.

3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi

yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit

secara umum, kebidanan, dan pembedahan.

4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.


29

5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan

pemberian ASI eksklusif.

6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. (Prawirohardjo,

2014)

c) Recofusing

Pelayanan antenatal selama kehamilan yang meliputi pengukuran berat

badan,tekanan darah,pemeriksaan tinggi fundus uteri,imunisasi tetanus

toxsoid,serta pemberian tablet zat besi kepada ibu hamil selama masa

kehamilannya sesuai pedoman pelayanan antenatal,hal ini dilakukan

untuk mengontrol kehamilan dan mendeteksi secara dini komplikasi

atau penyulit yang ada yang dapat terjadi pada ibu hamil kwalitas

pelayanan antenatal diberikan selama masa hamil secara berkala sesuai

dengan pedoman pelayanan antenatal yang telah ditentukan untuk

memelihara serta meningkatkan kesehatan ibu selama hamil sesuai

dengan kebutuhan sehingga dapat menyelesaikan kehamilan dengan

baik dan melahirkan bayi sehat.

d) Kebijakan Program Pemeriksaan Hamil

Kebijakan program permeriksaan antenatal care menurut WHO yaitu 4

kali kunjungan selama periode antenatal, yaitu : satu kali kunjungan

selama trimester pertama sebelum 14 minggu yaitu untuk mendeteksi

masalah yang dapat ditangani sebelum membahayakan jiwa, satu kali

kunjungan pada trimester kedua pada minggu ke 14-18 untuk


30

meningkatkan kewaspadaan terhadap hipertensi kehamilan(deteksi

gejala pre-eklamsi, pantau TD, evaluasi edema dan proteinurenia ), dua

kali kunjungan selama trimester ketiga yaitu dari 28 minggu, yaitu

deteksi kehamilan ganda dan deteksi kelainan letak atau resiko tinggi

(Indrayani, 2011).

e) 10 T

Pelayanan asuhan antenatal harus sesuai dengan standar 10 T, yaitu:

a. Timbang Berat Badan

Pengukuran tinggi badan dilakukan saat ibu datang pertama kali,

yaitu apabila tingginya kurang dari 145 cm maka ibu mempunyai

faktor resiko tidak biasa melahirkan secara normal karena

diprediksikan mempunyai panggul yang sempit. Kenaikan berat

badan pada ibu hamil dalam satu minggu 0,5 kg dan dalam sebulan

tidak boleh melebihi 2 kg. Peningkatan berat badan normal selama

kehamilan berkisar antara 6,5 – 16,5 kg.

b. Ukur tekanan darah

Hal ini untuk memantau apakah tekanan darah ibu normal atau

tidak dan dilakukan setiap kali ibu melakukan pemeriksaan

kehamilannya karena kenaikan tekanan darah pada ibu hamil

untuk tekanan sistolik tidak boleh melebihi 30 mmHg dan untuk

tekanan diastolik tidak melebihi 15 mmHg.


31

c. Ukur tinggi Fundus Uteri

Mengukur tinggi fundus uteri untuk menentukan pertumbuhan dan

perkembangan janin serta taksiran berat badan janin. Menurut

Sarwono (2008), pengukuran tinggi fundus uteri, kemudian hasil

pengukuran dimasukkan dalam perhitungan dengan menggunakan

rumus:

Berat badan janin = (Tinggi Fundus Uteri – 13) x 155 gram: untuk

kepala janin yang masih floating. Berat badan janin = (Tinggi

Fundus Uteri – 12) x 155 gram: untuk kepala janin yang sudah

memasuki pintu atas panggul.

Berat badan janin = (Tinggi Fundus Uteri – 11) x 155 gram:

untuk kepala janin yang sudah melewati atas panggul

d. Pemberian imunisasi (Tetanus Toksoid) TT lengkap

Pemberian imunisasi TT sebanyak 2 kali selama kehamilan

dengan interval 4 minggu antara TT I dan TT II. Hal ini sesuai

dengan ketentuan WHO yang menyatakan bahwa ibu yang tidak

pernah diberikan imunisasi TT, harus mendapatkan paling sedikit

2 kali injeksi selama kehamilan dengan interval 4 minggu.

( Maternal Neonatal, 2014).

e. Pemberian tablet zat besi

Tablet zat besi berisi 60 mg zat besi dan 500 mg asam folat yang

diberikan minimum 90 tablet selama kehamilan.Dimulai dengan


32

memberikan 1 tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa mual

hilang.

f. Tes terhadap penyakit menular seksual

g. Tes labolatorium

Rutin : Golongan darah, protein urine dan reduksi, khusus

di daerah prevalensi tinggi kelompok beresiko Hepatitis B,

Malaria, Tuberculosis, Kecacingan dan Thalasemia

h. Tentukan presentasi dan DJJ

i. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

Setiap ibu hamil yang datang biasanya dianamnesa terlebih

dahulu untuk menentukan data subyektif dari ibu. Selaian itu,

biasa dilakukan dalam rangka persiapan rujukan. Setiap

kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi

setiap saat, itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan

penanganan selama kehamilannya (IBI). Temu wicara juga

berguna untuk membina hubungan saling percaya antara petugas

kesehatan, ibu hamil dan keluarga

j. Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara

f) Pemeriksaan Leopold

(1) Leopold I:

(a) Pemeriksaan menghadap ke arah muka ibu hamil

(b) Menentukan tinggi fundus uteri bagian janin yang terdapat

dalam fundus
33

(c) Konsistensi uterus

Variasi menurut knebel:Menentukan letak kepala atau bokong

dengan satu tangan di fundus dan tangan lainnya di atas

simfisis.

(2) Leopold II:

(a) Menetukan batas samping Rahim kanan-kiri

(b) Menentukan letak punggung janin

(c) Pada letak lintang, tentukan letak kepala janin

(3) Leopold III:

(a) Menentukan bagian bawah janin

(b) Menentukan apakah bagian tersebut sudah masuk pintu atas

panggul atau masih dapat digerakkan

Variasi menurut Ahlfeld:Menentukan letak punggung dengan

pinggir tangan kiri diletakkan tegak ditengah perut.

(4) Leopold IV:

(a) Pemeriksaan menghadap kearah kiri ibu hamil

(b) Memeriksa untuk menentukan apakah bagian terbawah janin

dan berapa jauh sudah masuk pintu atas panggul

g) Per limaan

Tabel 2.1

Penurunan Kepala Janin Menurut Perlimaan

PERIKSA PERIKSA DALAM KETERANGAN


LUAR
34

Kepala diatas PAP


5/5
mudah digerakan .

Sulit digerakan, bagian

4/5 H I – II terbesar kepala

belum masuk

panggul.
3/5 H II – III Bagian terbesar
kepala
35

belu masuk panggul.

Bagian terbesar
2/5 H III + kepala

sudah masuk
panggul
1/5 H III – IV Kepala di dasar
panggul
0/5 H IV Di perineum

(Sumber: Rohani, 2011)

h) TT

Tabel 2.2 Rentang Waktu Pemberian Imunisasi TT Dan

Lama Perlindungannya

Imunisas Selang waktu minimal Lama perlindungan


i TT

TT 1 Langkah awal pembentukan


kekebalan tubuh terhadap
penyakit tetanus

TT 2 1 bulan setelah TT 1 3 tahun

TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun

TT 4 12 bulan setelah TT 3 10 tahun

TT 5 bulan setelah TT 4 >25 tahun

8. Pelayanan ANC

( Kemenkes RI, buku KIA)

1. Definisi
36

Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan

obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian

kegiatan pemantauan rutin selama Kehamilan.(Sarwono,2014)

2. 6 alasan mendapatkan asuhan antenatal care

(1) Membangun rasa percaya antara klien dan tenaga kesehatan

(2) Mengupayakan kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang di kandung nya

(3) Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilan nya

(4) Mengidentifikasi dan menatalaksana kehamilan resiko tinggi

(5) Memberikan pendidikan kesehatan yang di perlukan dalam menjaga kualitas

yang di berikan dalam menjaga kualitas dan merawat bayi

(6) Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan

membahayakan keseatan ibu hamil dan bayi yang di kandungnya.

(Sarwono,2014)

3. Kunjungan kehamilan

Menurut Saifuddin (2010), pada wanita hamil kunjungan antenatal sebaiknya

dilakukan paling sedikit 4 kali :

1. Satu kali kunjungan pada kehamilan trimester I (<14 minggu)

2. Satu kali kunjungan pada kehamilan trimester II (14-28 minggu)

3. Dua kali kunjungan pada kehamilan trimester III (28-36 minggu dan >

36minggu)

4. Pemeriksaan anternatal care

(1) Anamnesis

a. Anamnesis identitas istri dan suami : nama, umur, agama, pekerjaan,

alamat, dan sebagainya

b. Anamnesis umum:
37

1) Tentang keluhan-keluhan, nafsu makan, tidur, miksi, defekasi,

perkawinan, dan sebagainya.

2) Tentang haid, kapan mendapat haid terakhir (HPHT). Bila hari

pertama haid terakhir diketahui, maka dapat di jabarkan taksiran

tanggal persalinan memakai rumus Naegele: hari + 7, bulan -3, tahun +1.

3) Tentang kehamilan, persalinan, dan keguguran sebelumnya. (Sofian

2012)

B. PERSALIANAN NORMAL

1. Definisi Persalinan Normal

Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan membran dari

dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks

sebagai akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan kekuatan yang teratur. Mula-

mula kekuatan yang muncul kecil, kemudian terus meningkat sampai pada puncaknya

pembukaan serviks lengkap sehingga siap untuk pengeluaran janin dari rahim ibu (Rohani,

2011).

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam

uterus ke dunia luar. Persalinan mencakup proses fisiologi yang memungkinkan

serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan

lahir. Persalinan dan kelahiran normal merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi

pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang

kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin

(Jannah, 2017).

Menurut Sukarni dan Margareth (2016) persalinan adalah proses membuka dan

menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal
38

adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),

lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin.

Persalinan adalah kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan

atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh

ibu (Arum dan Sujiyatini, 2016).

2. Sebab–sebab Dimulainya Persalinan

Sebab-sebab terjadinya persalinan sampai kini belum diketahui dengan jelas karena itu

masih merupakan teori-teori yang kompleks.

Beberapa teori yang memungkinkan terjadinya persalinan, yaitu :

a. Teori keregangan

Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu,setelah melewati

batas waktu tersebut, maka akan terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai.

Keadaan uterus yang terus menerus membesar menjadi tegang mengakibatkan iskemia

otot-otot uterus.

b. Teori penurunan progesterone

Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu,dimana proses terjadi

penimbunan jaringan ikat, sehingga pembuluh darah mengalami penyempitan dan

buntu. Produksi progesteron mengalami penurunan sehingga otot rahim lebih sensitif

terhadap oksitosin.Akibatnya, otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat

penurunan progesteron tertentu.

c. Teori oksitosin internal

Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis pars posterior. Perubahan keseimbangan

estrogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi
39

kontraksi BraxtonHicks. Menurunnya konsentrasi progesterone akibat tuanya

kehamilan, maka ostitosin dapat mengakibatkan aktivitas sehingga persalinan dimulai.

d. Teori prostaglandin

Konsentrasi prostagladin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu, yang dikeluarkan

oleh desidua. Pemberian prostagladin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot

rahim, sehingga terjadi persalinan. Prostagladin dianggap dapat pemicu terjadinya

persalinan. (Naomy, 2013.hlm.4).

3. Lima Benang Merah dalam APN

a. Membuat keputusan klinik

Proses pemecahan masalah yang akan digunakan untuk merencanakan asuhan bagi ibu

bayi.

b. Asuhan sayang ibu dan sayang bayi

Asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan ibu. Salah

satu prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah dengan mengikutsertakan suami dan

keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi.

c. Pencegahan infeksi

Bagian essensial dari asuhan lengkap yang diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir dan

harus dilaksanakan secara rutin pada saat menolong atau pasca persalinan / BBL atau

pada saat melaksanakan penyulit dengan memakai alat pelindung diri, menyiapkan

larutan klorin 0,5 % dan larutan desinfektan tingkat tinggi.

d. Pencatatan (Dokumentasi)

Bagian terpenting dari proses keputusan klinik karena memungkinkan penolong

persalinan untuk terus menerus memperhatikan asuhan yang diberikan selama proses

persalinan dan kelahiran bayi.


40

Mengkaji ulang catatan memungkinkan untuk menganalisa data yang telah dikumpulkan

dapat lebih efektif dalam merumuskan suatu diagnosis serta membuat rencana asuhan

atau perawatan bagi ibu atau bayinya.

e. Rujukan

Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu ke fasilitas kesehatan rujukan atau yang

memiliki sarana lebih lengkap diharapkan mampu menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi

baru lahir. Meskipun sebagian besar ibu menjalani persalinan normal, sekitar 10-15 %

diantaranya akan mengalami masalah selama proses persalinan dan kelahiran sehingga

perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan. (Sarwono, 2013)

4. Tanda-Tanda Bahwa Persalinan Sudah Dekat

Tanda-tanda masuk dalam persalinan:

1) Terjadinya his persalinan

Karakter dari his persalinan

a) Pinggang terasa sakit yang menjalar ke depan.

b) Sifatnya his teratur, intervalnya makin pendek dan kekuatannya makin besar.

c) Terjadi perubahan pada serviks.

d) Dengan beraktivitas (jalan), kekuatan makin bertambah

2) Bloody show (pengeluaran lendir disertai darah melalui vagina)

Dengan adanya his persalinan, terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan.

a) Pendataran dan pembukaan.

b) Pembukaan menyebabkan selaput lendir yang terdapat pada kanalis servikalis

terlepas.

c) Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah.

3) Pengeluaran cairan
41

Sebagian ibu mengeluarkan air ketuban akibat pecahnya selaput ketuban.Jika ketuban

sudah pecah, maka ditargetkan persalinan dapat berlangsung dalam 24 jam.Namun jika

ternyata tercapai, maka persalinan akhirnya diakhiri dengan tindakan tertentu, misalnya

ekstraksi vakum, atau section caesaria. (Ari, dkk 2012)

5. Langkah Pertolongan Persalinan Normal 60 Langkah

Berikut ini adalah langkah-langkah dari APN, yaitu (JNPK-KR, 2012 dan

Indrayani, 2016).

Tanda dan gejala persalinan II

1. Mendengar, melihat dan memeriksa adanya tanda dan gejala kala dua.

a. Ibu merasa ada dorongan untuk meneran.

b. Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina.

c. Perineum tampak menonjol.

d. Vulva-vagina dan spingter ani membuka.

e. Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah

Menyiapkan pertolongan persalinan

2. Mengecek kembali perlengkapan, bahan, obat-obatan esensial siap digunakan dan

menanatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Resusitasi dilakukan ditempat

yang datar, rata, bersih, kering dan hangat, 3 handuk/kain bersih dan kering, alat

penghisap lendir, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm.

a. Menggelar kain diatas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal bahu bayi.

b. Mematahkan ampul oksitosin 10 IU dan menempatkan tabung suntik steril sekali

pakai di dalam partus set.

3. Memakai baju penutup atau celemek plastik yang bersih


42

4. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku, mencuci kedua tangan

dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk

satu kali pakai atau pribadi yang bersih.

5. Memakai satu sarung tangan dengan DTT atau steril untuk semua pemeriksaan dalam

6. Mengisap oksitosin 10 IU ke dalam tabung suntik (dengan memakai sarung tangan

desinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakkan kembali di partus set atau wadah

desinfeksi tingkat tinggi atau steril tanpa mengkontaminasi tabung suntik).

Memastikan pembukaan lengkap dan kondisi janin baik

7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke

belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi air desinfeksi

tingkat tinggi. Bersihkan dengan seksama jika mulut vagina, perieneum, atau anus

terkontaminasi oleh kotoran ibu, dengan cara menyeka dari depan ke belakang.

Membuang kapas atau kasa yang terkontaminasi dalam wadah yang benar. Mengganti

sarung tangan jika terkontaminasi (meletakkan kedua sarung tangan tersebut dengan

benar di dalam larutan terkontaminasi) dan rendam dalam klorin 0,5% (lihat langkah

9).

8. Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk

memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap. Bila pembukaan sudah lengkap

tetapi selaput ketuban belum pecah, maka dilakukan amniotomi.

9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih

memakai sarung tangan yang kotor ke dalam larutan klorin 0,5% dan kemudian

melepaskannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya di dalam larutan klorin

0,5% selama 10 menit dan mencuci kedua tangan.

10. Memeriksa Denyut Jantung Janin (DJJ) Setelah kontraksi berakhir untuk memastikan

bahwa DJJ dalam batas normal (120-160 kali/menit).


43

a. Mengambil tindakan prosedur yang sesuai jika DJJ tidak normal.

b. Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ, dan semua hasil-hasil

pemeriksaan sesuai partograf

Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan meneran

11. Memberitahukan informasi kepada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan

janin baik

a. Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai dengan keinginannya.

b. Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran dan melanjutkan

pemantauan kondisi kesehatan dan kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan

pedoman persalinan aktif dan dekontaminasikan temuan-temuan.

c. Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat mendukung dan

memberi semangat kepada ibu saat ibu mulai meneran.

12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran

13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk

meneran.

a. Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinginan untuk meneran.

b. Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran.

c. Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai dengan pilihannya.

d. Manganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.

e. Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu.

f. Menilai DJJ setiap lima menit.

g. Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera dalam waktu

120 menit (2 jam) meneran untuk ibu primipara atau 60 menit (1 jam) untuk ibu

multipara, merujuk segera. Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran.
44

14. Menganjurkan ibu untuk berjalan jongkok atau mengambil posisi yang aman. Jika ibu

belum ingin menera dalam 60 menit, anjurkan ibu untk mulai meneran pada puncak

kontraksi-kontraksi tersebut dan istirahat di antara kontraksi.

Persiapan pertolongan kelahiran bayi

15. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, letakkan handuk

bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi.

16. Meletakkan kain yang bersih yang dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong ibu.

17. Membuka partus set.

18. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.

Menolong kelahiran bayi (lahirnya kepala)

19. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter didepan 5-6 cm, segera lindungi

perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain, letakkan tangan yang lain di kepala

bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi,

membiarkan kepala keluar perlahan-lahan dan menganjurkan ibu untuk meneran

perlahan-lahan atau bernapas cepat saat kepala lahir

20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi,

kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi

a. Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala

bayi.

b. Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di dua tempat dan

memotongnya..

21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan

Menolong kelahiran bayi (lahirnya bahu)

22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di masing-masing

sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya, dengan
45

lembut menariknya ke arah bawah dan ke arah luar hungga bahu anterior muncul di

bawah arcus pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar

untuk melahirkan bahu posterior.

Menolong kelahiran bayi (lahirnya badan dan tungkai)

23. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai dari kepala bayi yang berada

di bagian bawah ke arah perineum, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir.

Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan lengan

bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Dengan menggunakan

tangan depan (anterior) untuk mengendalikan siku dan tangan depan (anterior) bayi saat

keduanya lahir.

24. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas (anterior) dari

punggung ke arah kaki bayi dengan hati-hati membantu kelahiran kaki.

Penanganan bayi baru lahir

25. Melakukan penilaian kepada bayi dengan cepat yaitu:

a. Apakah bayi cukup bulan?

b. Apakah bayi menangis kuat/bernapas tanpa kesulitan?

c. Apakah gerak tubuh bayi aktif?

Bila salah satu jawaban “TIDAK” maka lakukan resusitasi pada asfiksia bayi baru

lahir. Bila semua jawaban “YA” lanjut langkah berikutnya.

26. Segera mengeringkan bayi dengan handuk/kain yaitu mulai dari muka, kepala dan

bagian tubuh lainnya tanpa membersihkan verniks. Jika handuk/kain basah ganti

dengan yang kering dan letakan bayi diatas perut ibu.

27. Mengecek janin kedua.

28. Menginformasikan kepada ibu akan disuntik oksitosin agar kontraksi uterus tetap baik.

29. Menyuntikan oksitosin 10 unit IM setelah 1 menit bayi lahir.


46

30. Menjepit tali pusat pada 2 menit pasca persalinan dengan menggunakan klem kira-kira 3

cm dari pusat bayi. Setelah itu urut tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan memasang

klem kedua 2 cm dari klem pertama.

31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat

a. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting dan

memotong tali pusat di antara dua klem tersebut.

b. Mengikat tali pusat dengan benang DTT/steril dengan simpul kunci.

c. Setelah itu, lepaskan klem dan masukan ke wadah yang telah disediakan

32. Melakukan IMD dengan cara kulit bayi bertemu kulit ibu, meluruskan bahu bayi

sehingga menempel di dada/perut ibu dan kelapa bayi berada di antara payudara dengan

posisi lebih rendah dari putting. Untuk menjaga kehangatan pakaikan topi bayi dan

menyelimuti ibu dan bayi selama 1 jam. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan

IMD selama 30-60 menit. Menyusu prtama berlangsung sekitar 10-15 menit (jika bayi

sudah berhasil melakukan menyusu biarkan bayi tetap berada di dada ibu selama 1 jam).

Penatalaksanaan aktif persalinan kala III

33. Memindahkan klem pada tali pusat dengan jarak 5-10 cm di depan vulva.

34. Melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus dengan meletakan satu tangan di

atas kain yang ada di perut ibu, tepat di atas tulang pubis. Memegang tali pusat dan klem

dengan tangan yang lain.

35. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan ke arah bawah

pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian

bawah uterus dengan cara menekan uterus ke atas dan belakang (dorsokranial) dengan

hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya inversio uteri. Menghentikan

penegangan tali pusat jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, dan menunggu hingga
47

kontraksi berikutnya dimulai. Jika uterus tidak berkontraksi, minta ibu atau seorang

anggota keluarga untuk melakukan rangsangan puting susu.

Mengeluarkan plasenta

36. Setelah plasenta terlepas, minta ibu untuk meneran sambil menarik tali pusat kearah

bawah dan kemudian kearah atas, mengikuti kurva jalan lahir sambil meneruskan

tekanan berlawanan arah pada uterus.

a. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5 sampai

10 cm, dari vulva.

b. Jika plasenya tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama 15 menit,

maka:

1) Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit secara IM.

2) Menilai kandung kemih dan dilakukan kateterisasi kandung kemih dengan

menggunakan teknik aseptik jika perlu.

3) Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.

4) Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya.

37. Melakukan plasenta manual jika terjadi pendarahan karena plasenta tidak lahir dalam

wakti 30 menit sejak kelahiran bayi. Jika plasenta terlihat di introitus vagina,

melanjutkan kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta

dengan dua tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput ketuban

terpilin. Dengan lembut perlahah melahirkan selaput ketuban tersebut.

Rangsangan taktil (masase) uterus

38. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus selama 15

detik, caranya letakan telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan

melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi.

Menilai perdarahan
48

39. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan selaput

ketuban untuk memastikan bahwa plasenta dan selaput ketuban lengkap dan utuh.

Meletakkan plasenta ke dalam kantong plastik atau tempat khusus

40. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit laserasi

yang mengalami perdarahan aktif. Jika ada robekan yang menimbulkan perdarahan

aktif, segera lakukan penjahitan

Melakukan prosedur pascapersalinan

41. Melakukan penilaian ulang terhadap uterus dan memastikannya berkontraksi dengan

baik.

42. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke larutan klorin 0,5%

membilas kedua tangan yang masih bersarung tangan tersebut dengan air desinfeksi

tingkat tinggi dan mengeringkan dengan kain yang bersih dan kering

Evaluasi

43. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.

44. Mengajarkan pada ibu dan keluarga tentang cara memeriksa kontraksi uterus dan

melakukan masase uterus.

45. Melakukan evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.

46. Memeriksa nadi dan keadaan umum ibu.

47. Memantau pernafasan bayi (nafas normal bayi 40-60 kali/menit).

a. Jika bayi sulit bernafas, merintih, atau retraksi, lakukan resusitasi dan segera rujuk.

b. Jika bayi bernafas terlalu cepat, segera rujuk.

c. Jika kaki teraba dingin, maka hangatkan ruangan, dan biarkan bayi kontak kulit

dengan ibunya, selimuti bayi dan ibu dalam satu selimut.

Kebersihan dan keamanan


49

48. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi

selama 10 menit. Mencuci dan membilas peralatan setelah dekontaminasi.

49. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang sesuai.

50. Membersihkan tubuh ibu dengan menggunakan air DTT. Membersihkan cairan ketuban,

lendir, dan darah. Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.

51. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI. Menganjurkan

keluarga untuk memberikan ibu minuman dan makanan yang diinginkan.

52. Melakukan dekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan larutan

klorin 0,5% dan membilas dengan air bersih.

53. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, membalikkan bagian

dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

54. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir lalu mengeringkannya.

55. Melakukan penatalaksanaan bayi baru lahir dengan memakai sarung tangan bersih/DTT.

56. Melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir dan melakukan pemantauan setiap 15

menit untuk memastikan bayi bernafas normal serta suhu tubuh baik (36,5-37,5 0 C).

Setelah 1 jam berikan salep mata dan injeksi vitamin K 1 1 mg secara IM pada paha kiri

anterolateral.

57. Setelah pemberian K1, suntikan Hepatitis B pada paha kanan anterolateral dan letakan bayi

didekat ibu agar bias disusukan sewaktu-waktu.

58. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik didalam larutan klorin 0,5%.

59. Cuci kedua tangan dibawah air mengalir dengan menggunakan sabun dan keringan

dengan kain bersih.

Dokumentasi

60. Melengkapi partograf dan melakukan asuhan kala IV

Tabel. 2.3
50

Frekuensi Minimal Penilaian dalam Persalinan Normal

Parameter Frekuensi Frekuensi pada


pada fase laten fase aktif
Tekanan darah Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Suhu badan Setiap 4 jam Setiap 2 jam
Nadi Setiap 30-60 menit Setiap 30-60 menit
Denyut jantung janin Setiap 1 jam Setiap 30 menit
Kontraksi Setiap 1 jam Setiap 30 menit
Pembukaan serviks Setiap 4 jam* Setiap 4 jam*
Penurunan Setiap 4 jam* Setiap 4 jam*
(Sumber:Saifuddin, 2010)

a. Perubahan fisiologis persalinan

Pada akhir kehamilan kadar estrogen dan progesteron menurun kira-kira 1-2 minggu

sebelum partus dimulai sehingga menimbulkan kontraksi uterus.

1. Perubahan tekanan darah

Tekanan Darah akan meningkat selama kontraksi disertai peningkatan sistolik rata-

rata 10-20 mmHg dan diastolik rata-rata 5-10 mmHg.

2. Perubahan suhu

Perubahan suhu sedikit meningkat selama persalinandan segera setelah melahirkan

yaitu 0,5 - 1° C.

3. Perubahan denyut nadi


51

Perubahan selama kontraksi disertai peningkatan selama titik puncak. Penurunan

yang mencolok selama puncak kontraksi uterus tidak terjadi jika wanita berada pada

posisi miring bukan telentang.

4. Perubahan pernapasan

Peningkatan frekuensi pernapasan normal selama persalinan dan mencerminkan

peningkatan metabolisme.

5. Perubahan pada ginjal

Polyuria sering terjadi selama persalinan. Kondisi ini dapat diakibatkan peningkatan

lebih lanjut curah jantung dan peningkatan laju filtrasi glomelurus dan aliran plasma

ginjal.

6. Perubahan Gastrointestinal

Absorbsi lambungsaat persalinanbekerja dengan lambat sehingga waktu

pengosongan lambung menjadi lebih lama.

7. Perubahan hematologi

Hb meningkat rata- rata 1,2 gr/100 ml selama persalinan dan kembali kekadar

sebelum persalinan pada hari pertama pasca bersalin jika tidak ada kehilangan darah

yang abnormal.

7. Perubahan Psikologis Pada Persalinan

Pada ibu yang akan menghadapi persalinan merasakan rasa kurang yakin bahwa

akan melahirkan, merasa putus asa dan lelah karena intensitas rasa sakit akibat mules yang

meningkat

a. Laserasi Jalan Lahir

Robekan jalan lahir bida terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak

jarang juga terjadi pada persalinan selanjutnya. Persalinan seringkali menyebabkan


52

perlukaan jalan lahir luka yang terjadi biasanya ringan tetapi sering juga terjadi luas dan

berbahaya, untuk itu setelah persalinan harus dilakukan pemeriksaan vulva dan perineum

( sarwono, 2009)

1. Memeriksa laserasi jalan lahir

Untuk mengetahui apakah ada tidaknya robekan jalan lahir, maka periksa daerah

perineum, vagina dan vulva . setelah bayi lahir vagina akan mengalami peregangan oleh

kemungkinan edema dan lecet.

2. Laserasi dapat dikategorikan dalam

a. Derajat pertama

Laserasi yang terjadi terjadi pada mukosa dan kulit perineum, tidak perlu dijahit.

b. Derajat kedua

Laserasi yang terjadi pada mukosa vagina, kulit,dan jaringan perineum, perlu dijahit.

c. Derajat ketiga

Robekan yang terjadi mengenai mukosa vagina, komisura posterior, kuit perenium,

otot perenium hingga spinter ani.

d. Derajat keempat

Laserasi yang terjadi pada mukosa vagina ,kulit, jaringan perinieum dan spingter ani

yang meluas hingga rectum. Bila laserasi jalan lahir derajat 3 dan 4 maka : rujuk

segera.

9. Partograf

a. Definisi
53

Partograf adalah catatan grafik kemajuan persalinan untuk memantau keadaan ibu dan

janin.

a) Tujuan penggunaan partograf

Untuk mengobservasi dan mencatat kemajuan persalinan dengan memeriksa

pembukaan serviks berdasarkan pemeriksaan vagina.

1) Partograf membantu bidan untuk mendeteksi apakah proses persalinan berjalan

normal atau tidak.

2) Jika persalinan berjalan abnormal maka patograf yang menjadi petunjuk untuk

melakukan suatu intervensi yang diperlukan.

b) Landasan

Partograf WHO telah dirancang oleh suatu kelompok kerja informal yang

meneliti hampir semua karya yang dipublikasikan tentang partograf dan desainnya

yang berlandaskan prinsip-prinsip :

1) Fase aktif persalinan dimulai pada pembukaan 4 cm.

2) Fase laten persalinan harus berlangsung tidak lebih dari 8 jam.

3) Fase aktif, kecepatan pembukaan tidak boleh lebih lambat dari 1 cm/jam.

4) Tenggang waktu 4 jam antara melambatnya persalinan dan diambilnya tindakan

tidak akan membahayakan janin atau ibunya untuk menghindari dari suatu

tindakan yang tidak perlu.

5) Periksa dalam tidak boleh dilakukan terlalu sering dalam suatu praktek

kedokteran yang baik direkomendasikan setiap 4 jam.

6) Sebaiknya memakai partograf yang sudah ada garis waspada dan garis tindakan.

Komponen – komponen yang harus dipantau dalam partograf

a. Kemajuan persalinan

c) Pembukaan serviks
54

1) Fase laten dari pembukaan 0-3 cm diikuti dengan penipisan bertahap dari

serviks (tidak lebih dari 8 jam).

2) Fase aktif dari pembukaan 4-10 cm dengan kecepatan sekurang-kurangnya 1 cm

dalam 1 jam.

3) Pada persalinan yang berlangsung normal, pembukaan tidak boleh ada di kanan

garis waspada.

4) Dinilai setiap 4 jam dan diberi tanda silang.

d) Turun kepala janin

Pemeriksaan penurunan kepala membantu mentukan kemajuan persallinan

a) Turun kepala janin diperiksa dari perut ibu dalam perlimaan yang masih teraba

diatas sympisis pubis.

b) Pemeriksaan turun kepala janin dilakukan dengan periksa dalam dan catat

dengan tanda (O), pada posisi 0/5 sinsiput (s) atau paruh kepala atas berada

dibawah sympisis pubis.

e) Bidang Hodge

1) Bidang Hodge 1 : ialah bidang datar yang melalui bagian atas simpisis dan

promotorium. Bidang ini dibentuk pada lingkaran pintu atas panggul

2) Bidang Hodge II : ialah bidang yang sejajar dengan Bidang Hodge I terletak

setinggi bagian bawah simpisis.

3) Bidang Hodge III : ialah bidang yang sejajar dengan bidang Hodge I dan II

terletak setinggi spina ichiadika kanan dan kiri. Pada rujukan lain, Bidang Hodge

III ini disebut juga bidang.

4) Bidang Hodge IV : ialah bidang yang sejajar Bidang Hodge I,II,III terletak

setinggi oskoksigis.

f) His
55

1) His diamati menurut frekuensi, lamanya, kekuatan dan relaksasi.

2) Dicatat His berapa kali dalam 10 menit dan dicatat setiap setengah jam.

3) Ada 3 cara mengarsir lama HIS

< 20 detik (berupa titik-titik)

20 - 40 detik (garis miring / arsiran)

> 40 (dihitamkan secara penuh)

4) Catatan HIS dibuat pada waktu yang tepat pada partograf

g) Keadaan Janin

a. Denyut Jantung

(1) Catat setiap 30 menit sekali dan satu kotak menggambarkan 30 menit.

(2) Dengarkan denyut jantung janin segera setelah puncak 1-HIS dilalui

dengan ibu dalam posisi miring kalau mungkin.

(3) Denyut jantung janin normal berkisar antara 100-180 x/menit.

(4) Dengarkan denyut jantung janin selama 1 menit penuh.

b. Selaput dan air ketuban

Catat warna air ketuban setiap melakukan periksa dalam.

U :Selaput utuh

J :Selaput pecah air ketuban jemih

M :Air ketuban bercampur mekonium

D :Air ketuban bernoda darah

K :Tidak ada cairan ketuban / kering


56

h) Moulage tulang kepala janin

Merupakan petunjuk penting adanya disporposi kepala janin dan panggul ibu.

Catat setiap melakukan periksa dalam.

0 = Sutura terpisah

1 = Sutura (pertemuan dua tulang tengkorak) yang tepatbersentuhan

2 = Sutura tumpang tindih tetapi dapat diperbaiki

3= Sutura tumpang tindih hebat (tidak dapat dipisahkan kembali)

i) Keadaan ibu

a. Nadi, tekanan darah dan suhu.

(1) Nadi : dicatat setiap 30 - 60 menit dan ditandai dengan sebuah titik besar

(2) Tekanan darah : dicatat setiap 4 jam dan ditandai dengan anak panah.

(3) Suhu dicatat setiap 2 jam

b. Urin : Volume, protein dan aseton

(1) Catat setiap ibu berkemih

(2) Adakah protein atau aseton dalam urin

c. Obat yang diberikan.

(1) Pemberian oxytosin

Jika memakai oxytosin, catatlah banyaknya oxytosin per volume cairan infus

dan dalam tetesan per menit. (Sarwono, 2013).

C. MASA NIFAS NORMAL

1. DefinisiMasaNifas

Masa nifas atau puerperium adalah setelah kala IV sampai dengan enam minggu

berikutnya (pulihnya alat–alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil). Akan

tetapi seluruh otot genetalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam
57

waktu 3 bulan. Masa ini merupakan periode kritis baik bagi ibu maupun bayinya maka

perlu diperhatikan (Nurjasmi, E., dkk. 2016).

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat

kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-

kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan

(Kemenkes RI, 2015).

Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat

kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-

kira 6 minggu atau 42 hari (Ari Sulistyawati, 2009).

Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai

dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan pascapersalinan harus terselenggara pada

masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan,

deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta

penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan,imunisasi, dan nutrisi

bagi ibu (Sarwono Prawirohardjo, 2014 : 356).

Secara garis besar terdapat tiga proses penting dimasa nifas,yaitu sebagai berikut :

a. Pengecilan rahim atau involusi uterus.

b. Kekentalan darah (hemokosentrasi) kembali normal.

c. Proses laktasi atau menyusui

2. Kunjungan masa nifas

Tabel. 2.4
Kunjungan Masa Nifas
Kunjungan Waktu Tujuan
1 6-8 jam setelah a. Mencegah perdarahan masanifas
persalinan karena atonia uteri
b. Mendeteksi dan merawat
58

penyebab lain perdarahan : rujuk


bila perdarahan berlanjut
c. Memberikan konseling pada ibu
atau salah satu anggota keluarga
bagaimana mencegah perdarahan
masa nifas karena atonia uteri.
d. Pemberian ASI awal
e. Melakukan hubungan antara ibu
dan bayi baru lahir.
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan
cara mencegah hipotermia.

2 6 hari setelah a. Memastikan involusi uterus


persalinan berjalan normal : uterus,
berkontraksi,fundus
dibawahumbilikus, tidak ada
perdarahanabnormal, tidak ada
bau.
b. Menilai adanya tanda-tanda
demam, infeksi atau abnormal.
c. Memastikan ibu
mendapatkancukup makanan
cairan dan istirahat.
d. Memastikan ibu menyusui
dengan baik dan tak
memperlihatkan tanda- tanda
penyulit.
e. Memberikan konseling pada ibu
mengenai asuhan pada bayi, tali
pusat, menjaga bayi tetap hangat
dan merawat bayi
3 2 minggu Sama seperti di atas (6 hari setelah
setelah persalinan)
persalinan
4 6 minggu a. Menanyakan pada ibu tentang
setelah penyulit-penyulit yang ia atau
persalinan bayi alami.
b. Memberikan konseling untuk KB
secara dini
( Sumber: Saifuddin, 2010)

3. Perubahan Fisiologi pada masa nifas

a. Uterus
59

Segera setelah pengeluaran plasenta, fundus korpus uteri berada kurang lebih

pertengahan antara umbilikus dan simfisis, atau sedikit lebih tinggi


60

Tabel2.5

Proses involusi uterus

Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus


Bayi lahir Setinggi pusat 1,000 gram
1 minggu Pertengahan pusat sympisis 500 gram
2 minggu Tidak teraba di atas sympisis 350 gram
6 minggu Normal 50 gram
8 minggu Normal tapi sebelum hamil 1 Ram

b. Involusi tempat plasenta

Setelah persalinan dengan cepat luka ini mengecil, pada akhir minggu kedua hanya

sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifa 1-2 cm

c. Perubahan ligament

Ligament-ligamen dan diafragma pelvis, serta fasia yang meregang sewaktu kehamilan

dan partus, setelah janin lahir berangsur-angsur menciut kembali seperti sedia kala.

d. Perubahan pada serviks

Warna serviks merah kehitaman-hitaman karena penuh pembuluh darah. Segera setelah

janin lahir, tangan pemeriksa masih dapat dimasukkan dalam kavum uteri. Setelah 2

jam hanya dimasukan 2-3 jari. Satu minggu hanya dapat dimasukin 1 jari, hal ini

penting dalam penanganan kala uri.

e. Lochea

Lochea adalah secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas.

Macam – macam lochea :

1) Lochea rubra (crueta), (hari ke 1-3) berwarna merah dan mengandung darah dari

robekan/luka pada plasenta dan serabut dari desidua dan chorin. Lochea ini terdiri

atas sel desidua, verniks caseosa, rambut lanugo, sisa meconium dan sisa darah.
61

2) Lochea sanguinolenta berwarna merah kuning berisi darah dan lendir yang keluar

pada hari ke-3 sampai ke-7 pascapersalinan.

3) Lochea serosa pada hari ke 7 sampai ke 14 berwarna kekuningan terdiri atas lebih

sedikit darah, lebih banyak serum, leukosit dan robekan laserasi plasenta.

4) Lochea alba dimulai dari hari ke – 14 kemudian makin lama makin sedikit hingga

sama sekali berhenti sampai satu atau dua minggu berikutnya, bentuknya seperti

cairan putih berbentuk krim serta terdiri atas leukosit dan sel – sel desidua.

f. Perubahan vagina dan perineum

Estrogen pasca partum yang menurunkan berveran dalam penipisan mukosa

vagina dan hilangnya rugae. Vagina yang semula teregang akan kembali secara bertahap

pada ukuran sebelum hamil 6-8 minggu setelah bayi lahir. Rugae akan terlihat sekitar

minggu ke empat, walaupun tidak akan menonjol pada wanita nulipara. Pada umumnya

rugae akan memipih secara permanen. Mukosa tetap atrofik pada wanita yang

menyusui sekurang-kurangnya sampai menstruasi di mulai kembali. Penebalan mukosa

vagina terjadi seiring pemuliahan fungsi ovarium.

g. Perubahan tanda-tanda vital

1) Suhu

Satu hari (24 jam) postpartum suhu badan akan naik sedikit (37,5-38 0C) sebagai

akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan.

2) Nadi

Denyut nadi pada orang dewasa 60-80 x/menit. Sehabis melahirkan biasanya denyut

nadi akan lebih cepat.

3) Tekanan darah
62

Tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah melahirkan karena

adanya perdarahan. Jika tekanan darah tinggi pada post patum dapat menandakan

terjadinya preeklamsia postpartum.

4) Pernafasan

Selalu berhubungan dengan suhu dan denyut nadi bila suhu dan dan nadi tidak

normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus

pada saluran napas.

h. Perubahan sistem kardiovaskular

1) Volume darah

Kehilangan darah akibat penurunan volume darah total yang cepat tetapi terbatas.

Setelah itu terjadi perpindahan normal cairan tubuh yang menyebabkan volume

darah menurun dengan lambat. Pada minggu ke-3 dan ke-4 setelah bayi lahir,

volume darah biasanya menurun sampai mencapan volume darah sebelum hamil.

2) Curah jantung

Denyut jantung, volume sekuncup, dan curah jantung meningkat sepanjang masa

hamil. Segera setelah wanita melahirkan, keadaan ini meningkat bahkan lebih tinggi

selama 30-60 menit karena darah yang biasanya melintasi sirkulasi uteroplasenta

tiba-tiba kembali ke sirkulasi umum.

i. Perubahan sistem hematologi

Pada hari pertama post partum, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun,

tetapi darah lebih mengental dengan penungkatan viskositas sehingga meningkatkan

factor pembekuan darah. Leukosit yang meningkat di mana jumlah sel darah putih

dapat mencapai 15000 selama persalinan akan tetap tinggi dalam beberapa hari pertama

dari masa post partum. Jumlah sel darah putih tersebut masih bias naik sampai 25000-

30000 tanpa adanya kondisi patologis jika wanita tersebut mengalami persalinan lama.
63

j. Sistem pencernaan pada masa nifas

1) Nafsu makan

Ibu biasanya merasa lapar segera setelah melahirkan sehingga ia boleh

mengkonsumsi makanan ringan.

2) Motilitas

Penurunan tonus dan motilitas traktus cerna menetap selama waktu yang singkat

setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan anastesia bias memperlambat

pengembalian tonus dan motalitas ke keadaan normal.

3) Pengosongan usus

Buang air besar secara spontan bias tertunda selama dua sampai tiga hari setelah

ibu melahirkan. Keadaan ini bias disebabkan karena keadaan tonus otot usus

menurun selama proses persalnan dan pada awal amsa pasca partum, diare sebelum

persalinan, enema sebelum melahirkan, kurang makn atau dehidrasi. Pengosongan

pencernaan pada masa nifas membutuhkan waktu yang berangsur-angsur untuk

kembali normal.

k. Perubahan sistem perkemihan

1) Fungsi system perkemihan

Mencapai hemostatis internal, keseimbangan cairan dan elektrolit, cairan yang

terdapat dalam tubuh terdiri atas air dan unsur-unsur yang terlarut di dalamnya.

Edema adalah tertimbunnya cairan dalam jaringan akibat gangguan

keseimbangan cairan dalam tubuh. Dehidrasi adalah kekurangan cairan volume

air yang terjadi pada tubuh karena pengeluaran kelebihan dan tidak di ganti.

Keseimbangan asam basa tuhuh, batas normal ph cairan tubuh adalah 7,35-7,40.
64

Bila ph >7,4 disebut alkalosis dan jika ph < 7,35 di sebut asidosis. Mengeluarkan

sisa metabolism, racun dan zat toksin

2) Sistem urinarius

Perubahan hormonal pada masa hamil (kadar steroid yang tinggi ) turut

menyebabkan peningkatan fungsi ginjal. Fungsi ginjal kembali normal dalam

satu bulan setelah wanita melahirkan. Diperlukan kira-kira 2-8 minggu supaya

hipotonia pada kehamilan serta dilatasi ureter dan velvis ginjal kembali ke

keadaan sebelum hamil.

3) Komponen urin

Blood urea nitrogen(BUN) yang meningkat selama pasca-partum, merupakan

akibat autolysis uterus yang berinvolusi.

4) Diuresis post partum

Dalam 12 jam pasca melahirkan, ibu mulai membuang kelebihan cairan yang

tertimbun di jaringan selama ia hamil, disebabkan oleh penurunan kadar

estrogen, hilangnya peningkatan tekanan vena pada tingkat bawah, dan

hilangnya peningakatan volume darah akibat kehamilan, merupakan mekanisme

tubuh untuk mengatasi kelebihan cairan.

5) Uretra dan kandung kemih

Trauma dapat terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses melahirkan,

yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir. (Vivian, 2011).

4. Kebutuhan Dasar Masa Nifas

Periode postpartum adalah waktu penyembuhan dan perubahan yaitu waktu kembali

pada keadaan tidak hamil. Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna

akan berangsur-angsur pulih seperti pada keadaan sebelum hamil. Untuk membantu proses

penyembuhan pada masa nifas, maka ibu nifas membutuhkan diet yang cukup kalori dan
65

protein, membutuhkan istirahat yang cukup dan sebagainya.ibu nifas juga sangat

membutuhkan :

a. Nutrisi dan cairan

Ibu nifas membutuhkan nutrisi yang cukup, gizi seimbang, terutama kebutuhan protein

dan karbohidrat. Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitanya dengan produksi air susu,

yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi.

b. Ambulasi/mobilisasi

Pada masa lampau, perawatan puerperium sangat konservatif,dimana puerperium lebih

aktif dengan dianjurkan untuk melakukan mobilisasi dini. Pada persalinan normal

sebaiknya ambulasi dikerjakan setelah 2 jam.

5. Perubahan psikologi masa nifas

Periode masa nifas merupakan waktu dimana ibu mengalami stres pasca persalinan,

terutama pada ibu primipara. Periode yang diekspresikan oleh reva rubin (seorang bidan

dari Amerika Serikat yang penelitiannya

berpengaruh pada pelayanan terhadap ibu dan bayi), terdiri dari tiga tahap yaitu :

a. Taking In

Terjadi pada hari 1-2 setelah persalinan, ibu masih pasif dan sangat tergantung, fokus

perhatian terhadap tubuhnya, ibu lebih mengingat pengalaman melahirkan dan

persalinan yang dialami, kebutuhan tidur meningkat, nafsu makan meningkat.

b. Taking Hold

Berlangsung 3-10 hari post partum, ibu lebih berkonsentrasi pada kemampuannya

menerima tanggung jawab sepenuhnya terhadap perawatan bayi. Pada masa ini ibu

menjadi sangat sensitif sehingga membutuhkan bimbingan dan dorongan perawat untuk

mengatasi kritikan yang dialami ibu.


66

c. Letting Go

Dialami setelah tiba di rumah secara penuh merupakan pengaturan bersama keluarga,

ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan ibu menyadari atau merasa kebutuhan

bayi yang sangat tergantung dari kesehatan sebagai ibu. (Vivian, 2011).

6. Kebutuhan Dasar Masa Nifas

Periode postpartum adalah waktu penyembuhan dan perubahan yaitu waktu

kembali pada keadaan tidak hamil. Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun

eksterna akan berangsur-angsur pulih seperti pada keadaan sebelum hamil. Untuk

membantu proses penyembuhan pada masa nifas, maka ibu nifas membutuhkan diet yang

cukup kalori dan protein, membutuhkan istirahat yang cukup dan sebagainya.ibu nifas juga

sangat membutuhkan :

a. Nutrisi dan cairan

Ibu nifas membutuhkan nutrisi yang cukup, gizi seimbang, terutama kebutuhan protein

dan karbohidrat. Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitanya dengan produksi air susu,

yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi.

b. Ambulasi/mobilisasi

Pada masa lampau, perawatan puerperium sangat konservatif,dimana puerperium lebih

aktif dengan dianjurkan untuk melakukan mobilisasi dini. Pada persalinan normal

sebaiknya ambulasi dikerjakan setelah 2 jam.

c. Istirahat

Umumnya wanita sangat lelah setelah melahirkan, akan terasa lebih lelah bila

persalinan berlangsung agak lama. Seorang ibu baru akan cemas apakah ia mampu

merawat anaknya atau tidak setelah melahirkan. Hal ini mengakibatkan susah tidur,

alasan lainya terjadi gangguan pola tidur karena beban kerja bertambah, ibu harus
67

bangun malam untuk mennyusui, atau mengganti popok yang sebelumnya tidak pernah

dilakukan.

7. Tanda bahaya masa nifas Asuhan Masa Nifas

a. Perdarahan yang banyak segera atau dalam 1 jam setelah melahirkan.

b. Tekanan darah tinggi, pusing, mata berkunang-kunang, nyeri epigastrik

c. Pembengkakan di wajah atau ekstremitas

d. Payudara berubah menjadi merah, panas, dan sakit

e. Kaki terasa nyeri saat ditekan dan ketika diangkat, teraba panas, dan kemerahan.

f. Perdarahan yang terjadi dalam 42 hari setelah melahirkan yang berlangsung terus

menerus, disertai keluarnya cairan dari liang rahim yang berbau.

g. Merasa sedih atau tidak mampu untuk merawat bayi dan diri sendiri.

8. Asuhan Masa Nifas

1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.

2) Melaksankan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati, atau

merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.

3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehtan diri, nutrisi, keluarga

berencana, menyusui, pemberian imunisasi, kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.

4) Memberikan pelayanan keluarga berencana.

9. Tahapan Masa Nifas

Masa nifas (peurperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinanselesai

sampai alat – alat kandungan kembali seperti pra – hamil. Nifas dibagi menjadi 3 periode :
68

1) Puerpurium dini yaitu masa kepulihan dimana ibu sudah diperbolehkan berdiri dan

berjalan – jalan.

2) Puerpurium intermedial yaitu masa kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang

lamanya sekitar 6-8 minggu.

3) Remote puerpuriumwaktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama

bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Tahapan asuhan

masa nifas terbagi atas 4 kali kunjungan. (Rukiyah, 2011)

10. Standar asuhan pelayanan pada masa nifas

Tujuan Asuhan Masa Nifas

1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.

2) Melaksankan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati, atau

merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.

3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehtan diri, nutrisi, keluarga

berencana, menyusui, pemberian imunisasi, kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.

4) Memberikan pelayanan keluarga berencana.

D. BAYI BARU LAHIR (BBL)

1. Definisi BBL

Bayi Baru Lahir adalah bayi yang lahir presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa

memakai alat, pada usia kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dengan berat badan 2500

gram sampai 4000 gram. Menurut Rochmah, dkk (2012, hlm. 1)

Bayi baru lahir normal adalah bayi yanag lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42

minggu dan berat badan lahir 2500 – 4000 gram. Berdasarkan rekomendasi “The American
69

Academy of Pediatrics” bayi baru lahir diklasifikasikan berdasarkan berat badan lahir dan

usia gestasi. (Depkes RI, 2010).

Asuhan pada bayi baru lahir adalah asuhan pada bayi selama jam pertama setelah

kelahiran.Beberapa aspek penting dalam asuhan ini yaitu menjaga bayi tetap kering dan

hangat, mengusahakan adanya kontak antara kulit bayi dan kulit ibu sesegera mungkin,

memberikan asuhan segera setelah badan bayi lahir, mengklem dan memotong tali pusat,

pemeriksaan pernapasan pada bayi, dan melakukan perawatan pada mata dan pemberian

salep antibiotik. Jika bayi tidak mengalami masalah dalam waktu 24 jam, maka bidan akan

melanjutan pengamatan pernapasan, warna kulit, aktifitas bayi, mempertahankan suhu

tubuh bayi, melakukan pemeriksaan fisik, dan memberi vitamin K pada bayi (Rochmah,

2012. hlm. 2).

Berdasarkan usia gestasi, bayi baru lahir dikategorikan menjadi:

a. preterm ( < 37 minggu)

b. aterm (37 – 41 minggu)

c. postterm (≥ 42 minggu)

(Gomella, 2009)

2. Adaptasi Fisiologi BBL ke Kehidupan Ekstrauterin

a. Adaptasi Pernapasan

Pernapasan dipicu oleh faktor – faktor fisik, sensorik dan kimia. Faktor fisik meliputi

usaha yang diperlukan untuk mengembangkan paru – paru dalam mengisi alveolus yang

kolaps. Fakor sensorik meliputi suhu, bunyi, cahaya, suara dan faktor penurunan suhu.

Faktor kimia meliputi perubahan dalam darah misalnya penurunan kadar O 2,

peningkatan kadar CO2 dan penurunan PH


70

b. Adaptasi Kardiovaskuler

1) Terjadi berbagai perubahan anatomi berlangsung setelah lahir

2) Sirkulasi perifer lambat menyebabkan akrosianosis

3) Denyut nadi 120 sampai 160 kali permenit

4) Tekanan darah 80 / 46 mmhg.

c. Perubahan Termogulasi dan Metabolik

1) Suhu bayi baru lahir dapat menurun beberapa derajat setelah kelahiran

2) Suplai lemak subkutan yang terbatas dan area permukaan kulit bayi mudah

menghantarkan panas pada lingkungan.

3) Kehilangan panas yang cepat dalam lingkungan yang dingin terjadi melalui

konduksi, konveksi, radiasi dan evaporasi.

d. Adaptasi Gastrointestinal

1) Enzim – enzim digestif aktif pada waktu lahir.

2) Perkembangan otot dan refleks penting untuk menghantarkan makanan sudah

terbentuk saat lahir.

3) Pencernaan protein dan karbohidrat telah tercapai, pencernaan dan absorpsi lemak

kurang baik karena tidak adekuatnya enzim – enzim pancreas dan lipase.

4) Pengeluaran mekonium diekskresikan dalam 24 jam pertama.

e. Adaptasi Neurologis

1) Sistem neurologik belum terbentuk sempurna

2) Bayi baru lahir menunjukan gerakan – gerakan tidak terkoordinasi, pengaturan suhu

yang labil, kontrol otot yang buruk, mudah terkejut dan tremor pada ekstremitas.

f. Adaptasi Ginjal

Sebagian bayi baru lahir berkemih dalam 24 jam pertama setelah lahir dan dua sampai 6

kali sehari pada sampai 2 jam pertama setelah itu 5 sampai 20 kali dalam 24 jam.
71

g. Adaptasi hati

1) Selama periode neonatus hati memproduksi zat yang esensial untuk pembekuan

darah.

2) Penyimpanan zat besi ibu cukup memadai bagi bayi sampai usia lima bulan

kehidupan ekstrauterin, setelah itu bayi baru menjadi rentan terhadap defisiensi

zat besi.

h. Adaptasi sistem imun

1) Bayi baru lahir tidak dapat membatasi organisme penyerang.

2) Imaturitas sejumlah sistem pelindung secara signifikan meningkatkan resiko

infeksi pada periode bayi baru lahir.

3. Mekanisme Kehilangan Panas pada Bayi

Bayi baru lahir dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara-cara berikut:

a. Evaporasi adalah jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan panas dapat terjadi

karena penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri

karena setelah lahir,tubuh bayi tidak segera dikeringkan.

b. Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi

dengan permukaan yang dingin.

c. Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar

yang lebih dingin.

d. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-

benda yang mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh (Anik Maryunani, 2014).
72

4. Pemeriksaan Fisik pada BBL

Bidan perlu melakukan pemeriksaan fisik yang lengkap terhadap bayi pada saat lahir untuk

memastikan normalitas dan mendeteksi adanya penyimpanngan dari keadaan normal. Hal

ini biasanya dilakukan pada 1 jam pertama kelahiran yaitu:

a. Berat Badan

Berat badan bayi diukur dalam gram.Penimbangan dapa dilakukan diawal atau di akhir

pemeriksaan untuk menjaga agar bayi tetap dalam keadaan hangat.Berat badan bayi

normal adalah 2.500-4000 gram.(Indrayani, 2013)

b. Panjang Badan

Panjang badan diukur dari ujung atas kepla sampai ke ujung telapak kaki.Dalam

pemeriksaan kaki bayi harus dalam keadaan lurus. Panjang badan normal bayi saat lahir

adalah 48-52 cm.(Indrayani, 2013)

c. Suhu, Nadi dan Pernafasan

Suhu bayi baru lahir normalnya sekitar 36,5-37,2 oC, nadinya sekitar 120-160 x/memint

saat menagis, dan pernafasan 40-60 x/menit.(Indrayani, 2013)

d. Kepala

Pemeriksaan kepala dilakukan untuk menilai ubun-ubun bayi (fontanela), sutura, tanda-

tanda moulage, caput succedaneum, cephal haematoma, hydrocephalus dan rambut

meliputi jumlah, warna, lanugo.Raba sepanjang garis sutura dan fontanel, nilai apakah

ukuran dan tampilannya normal atau tidak.Sutura yang berjarak lebar

mengidentifikasikan bahwa bayi tersebut preterm, moulage yang buruk atau

hidrosefalus, bila fontanel menonjol, hal ini dapat terjadi akibat peningkatantekanan

intracranial, sedangkan fontanel yang cekung dapat terjadi akibat dehidrasi.


73

e. Lingkar Kepala

Lingkar kepala bayi baru lahir diukur dari oksiput dan mengelilingi kepla tepat diatas

alais mata (oksipito-frontalis). Lingkar kepala normalnya 33-35 cm. (Indrayani, 2013).

g. Bentuk Wajah

Bentuk wajah harus terlihat simetris, ukuran dan posisi mata, hidung, mulut, dan telinga

harus dalam kaitannya satu sama lain.

h. Mata

Kaji ukuran, bentuk mata, kesimetrisan, kekeruhan kornea, katarak congenital, trauma,

keluar nanah, bengkak pada kelopak mata, dan adanya perdarahan

subkonjungtiva.Lakukan pemeriksaan reflek glabellar yaitu untuk mengetahui reflek

berkedip dengan cara:

a) Ketuk daerah pangkal hidung secara perlahan dengan menggunakan jari telunjuk.

b) Bayi akan mengedipkan mata pada 4 sampai 5 ketukan pertama

i. Telinga

Pemeriksan telinga untuk memastikan jumlah, bentuk, posisi, salurannya jelas,

kesimetrisan letak dihubungkan dengan mata dan kepala serta adanya gangguan

pendengaran.

j. Hidung

Kaji bentuk, lebarnya dan adakah sekat pada hidung.Cuping hidung tidak boleh

mengembang, bila mengembang hal biasanya menidentifikasikan adanya gangguan

pernafasan.

k. Mulut

Mulut harus simetris dan posisinya terletak tepat di tengah.Inspeksi kelengkapan

strukturnya, mukosa mulut kering/basah, lidah, palatum, bercak putih pada,gusi,reflek


74

menghisap, adanya labioskizis/labiopalatoskizis, dan sianosis.Lakukan pemeriksaan

reflek rooting yaitu dengan cara:

a) Sentuh pipi atau sudut mulut bayi dengan jari-jari

b) Bayi akan menoleh ke arah stimulasi dan membuka mulut

c) Lakukan pemeriksaanreflek menghisap (sucking) dan menelan pada bayi yaitu

dengan cara: Masukkan sebagian besar aerola mammae ke dalam mulut bayi. Amati

bayi menyusu, apabila bayi sudah menyusu maka langkah ini tidak perlu di

kerjakan.(Indrayani, 2013)

l. Leher

Inspeksi bentuk leher simetris/tidak, adakah pembekakan, dan benjolan, kelainan tiroid,

serta hemangioma.Normalnya leher bayi tampak pendek, fleksibel dan mudah di

gerakan serta tidak berselaput.Bila ada selaput perlu dicurigai adanya sindrom Turner.

Lakukan pemeriksaan reflek tonikneck yaitu dengan cara:

1) Tengkurapkan bayi, bila reflek bagus bayi akan menoleh ke samping/kebelakang.

2) Baringkan bayi, seolah-olah akan mengakat bayi, bila reflek bagus bayi akan

mengangkat kepala/ reflek leher akan tegak.(Indrayani, 2013)

m. Tangan

Kedua tangan harus sama panjang, bergerak aktif dan jumlah jari harus lengkap.

Kurangnya gerakkan dapat berkaitan dengan adanya trauma, misalnya : fraktur,

kerusakan saraf atau control motorik yang buruk berkaitan dengan kerusakan

neurologis.Lakukan pemeriksaan reflek menggengam yaitu dengan cara:

1) Sentuh telapak tangan bayi dengan jari anda

2) Bayi akan menggengam tangan anda


75

Lakukan pemeriksaan reflek morro yaitu dengan cara:

1) Gendong bayi dalam posisi setengah duduk dengan sudut 30º di atas meja

pemeriksaan, kemudian biarkan jatuh ke belakang.

2) Bayi akan menunjukkan respon berupa memeluk dengan abduksi dan ekstensi dari

ekstremitas atas yang cepat dan diikuti dengan aduksi yang lebih lambat dan

kemudian timbul refleksi.(Indrayani, 2013)

n. Dada

Pemeriksaan kesimetrisan gerakkan dilakukan pada saat bayi bernafas. Nilai adakah

tanda-tanda distress pernafasan, misalnya tarikan sternum atau interkostal yang harus

segera dilaporkan kepada dokter anak.pada bayi cukup bulan putting dan aerola harus

terbentuk dengan baik dan tampak simetris pada dinding dada.(Indrayani, 2013) Periksa

juga besarnya ukuran lingkar dada yang normalnya 30-38 cm, lingkar dada sekitar 2-3

cm lebih kecil dari lingkar kepala.(Rizema, 2012)

o. Abdomen

Observasi kesimetrisan abdomen, penonjolan sekitar tali pusat saat bayi menangis,

perdarahan tali pusat, jumlah pembuluh darah pada tali pusat, dinding perut, adanya,

distensi, gastroskisis, omfalokel, serta palpasi hati dan ginjal.(Indrayani, 2013)

p. Genetalia

Pada bayi laki-laki panjang penis biasanya sekitar 3 cm, kaji posisi lubang uretra,

skrotum (jumlah testis ada dua dan sudah turun ke dalam skrotum).Untuk bayi

perempuan, kaji vulva untuk memastikan labia mayora telah menutupi labia minora dan

memastikan adanya klitoris, prefisium uretra dan vagian. Sering didapat keluar mukus

putih kental maupun perdarahan, namun hal ini normal dikarenkan faktor hormon dari

ibu.(Indrayani, 2013).

q. Tungkai dan kaki


76

Kaji gerakan, bentuk simetris atau tidak, jumlah jari, adanya kelumpuhan atau tidak,

adnya sekat diantara jari, dan adanya tali pusat equinovorus.Lakukan pemeriksaan reflek

babinsky yaitu dengan cara:Goreskan telapak kaki, di mulai dari tumit, gores sisi lateral

telapak kaki kearah atas kemudian gerakan jari sepanjang telapak kaki. Bayi akan

menunjukkan respon berupa semua jari kaki hyperekstensi dengan jari

dorsifleksi.Lakukan pemeriksaan reflek berjalan

1) Pegang bayi secara vertical, biarkan salah satu kaki bayi menyentuh permukaan

meja.

2) Bayi akan menunjukkan respon berupa gerakan berjalan, kaki akan bergantian fleksi

dan ekstensi.(Indrayani, 2013)

r. Anus

Kaji adanya lubang anus, posisi, dan fungsi sfingter ani.Perhatikan jika terdapat atresia

ani, megacolon.

s. Punggung

Dalam posisi bayi tengkurap, raba kurvatura kolumna vertebralis, skoliosis,

pembekakan, spina bifida, mielomeningokel, bercak berambut dan lain-lain.

t. Kulit

Kaji verniks caseosa, lanugo, warna, adanya edema/bercak/tanda lahir/memar.

u. Eliminasi

Kaji fungsi ginjal dan saluran gastrointestinal bagian bawah.Normalnya bayi kencing

lebih dari 6 kali sehari dan berak cair 6 sampai 8 kali sehari. Dicurigai diare apabila

frekuensi meningkat, tinjau hijau, mengandung lendir atau darah.(Indrayani, 2013)


77

5. Tanda Bahaya pada BBL

Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir

a. Pernapasan sulit atau lebih dari 60%x/menit.

b. Terlalu hangat (lebih dari 38oC)atau terlalu dingin (kurang dari 36oC).

c. Kulit bayi kuning (terutama dalam 24 jam pertama),biru,pusat atau memar.

d. Hisapan saat menyusu sangat lemah,rewel,sering muntah,dan mengantuk yang

berlebihan.

e. Tali pusat merah,bengkak,keluar cairan,dan berdarah.

f. Adanya tanda-tanda infeksi seperti suhu tubuh meningkat ,merah,bengkak,berbau

busuk,keluar cairan,dan sulit untuk bernapas.

g. Tidak BAB dalam 3 hari,tidak BAB dalam 24 jam,tinja lembek/encer,terlalu sering

BAB,warna tinja hijau tua,ada lendir atau darah.

h. Menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa tenang dan menangis terus

menerus.(Saifuddin, 2010)

i. Imunisasi

j. Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit

k. dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap

l. penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang.

m. Imunisasi yang diberikan kepada bayi baru lahir adalah imunisasi Hepatitis B

bermanfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi. Imunisasi Hepatitis B

pertama kali 1 jam setelah pemberian vitamin K1 dosis 0,5 ml intra maskuler di paha

sebelah kanan. Hepatitis B dapat diberikan kepada bayi baru lahir yaitu 1 jam setelah

lahir dan maksimal 7 hari, bila lebih maka imunisasi hepatitis B tersebut tidak dapat

diberikan
78

n. Tabel. 2.6

Imunisasi Dasar

Vaksinasi Jadwal Booster/ Imunisasi


pemberian- Ulangan untuk
usia melawan
BCG ≤ 2 bulan -- Tuberkulosis
Hepatitis B Waktulahir- 1 tahun-- pada Hepatitis B
dosis I bayi yang lahir
1 bulan-dosis 2 dari ibu dengan
6 bulan-dosis 3 hep B.
DPT dan Polio 3 bulan-dosis1 18 bulan- Dipteria,
4 bulan-dosis2 booster1 pertusis,
5 bulan-dosis3 6 tahun-booster 2 tetanus, dan
12tahun-booster3 polio
Campak 9 bulan -- Campak
(Sumber: Rizema, 2012)

6. Perawatan Bayi Baru Lahir

a. Lakukan perawatan tali pusat :

1) Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena udara dan tutupi

dengan kain bersih secara longgar.

2) Lipatlah popok di bawah sisa tali pusat.

3) Jika tali pusat terkena kotoran atau tinja, cuci dengan sabun atau air bersih, dan

keringkan betul-betul.
79

b. Dalam waktu 24 jam dan sebelum ibu dan bayi di pulangkan ke rumah, berikan

imunisasi hepatitis B.

c. Ajarkan tanda-tanda bahaya bayi pada orang tua dan beri tahu orang tua agar merujuk

bayi segera untuk perwatan lebih lanjut, jika ditemui tanda-tanda bahaya bayi baru lahir.

d. Ajarkan pada orang tua

e. cara merawat bayi mereka dan perawatan harian untuk bayi baru lahir:

1) Beri ASI sesuai dengan kebutuhan 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam) mulai dari

hari pertama.

2) Pertahankan agar bayi selalu dengan ibu.

3) Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering, dengan mengganti popok dan

selimut sesuai dengan keperluan. Pastikan bayi tidak terlalu panas dan terlalu dingin

(dapat menyebabkan dehidrasi).

4) Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering.

5) Ukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit atau menyusu kurang baik.(Saifuddin, 2010)

7. Pemantauan Bayi Baru Lahir

Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal

atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian

keluarga dan penolong persalinan serta tidak lanjut petugas kesehatan.

a. Dua Jam Pertama Sesudah Lahir

b. Hal-hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama sesudah lahir meliputi:

(1) Kemampuan menghisap kuat atau lemah

(2) Bayi tampak aktif atau lunglai,

(3) Bayi kemerahan atau biru


80

c. Sebelum Penolong Persalinan Meninggalkan Ibu Dan Bayinya

Penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap ada tidaknya

masalah kesehatan yang memerlukan tindak lanjut,seperti bayi kecil untuk masa

kehamilan atau bayi kurang bulan, gangguan pernapasan, hipotermia, infeksi, cacat

bawaan dan trauma lahir. (Saifuddin,2009)

8. Standar Asuhan Pelayanan BBL

a. Skor APGAR

Nilai APGAR yaitu suatu sistem penilaian yang dipakai untuk mengevaluasi bayi

baru lahir pada menit pertama dan kelima setelah kelahirannya.Nilai APGAR membantu

menentukan tingkat keseriusan dari depresi bayi baru lahir serta langkah segera yang harus

diambil

Tabel 2.7
Nilai APGAR
Tanda 0 1 2
Warna kulit Seluruh tubuh Tubuh kemerahan, Seluruh tubuh
biru/pucat ekstermitas biru kemerahan
Denyut Tidak ada <100 denyut/menit >100
jantung denyut/menit
Reflek Tidak bereaksi Menyeringai
(grimace)
Tonus otot Lumpuh Ekstermitas sedikit Gerakan aktif,
fleksi ekstermitas
fleksi dengan
baik
Usaha Tidak ada Lambat, tidak teratur Menangis kuat
bernafas
(Sumber: Muslihatun, 2010)
81

Klasifikasi klinik :

1) Nilai 7-10 : keadaan bayi baik

2) Nilai 4-6 : bayi asfiksi ringan-sedang

3) Nilai 0-3 :bayi asfiksi berat

a. Membersihkan jalan napas

Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila bayi tidak langsung

menangis, penolong segera membersihkan jalan napas dengan cara sebagai berikut :

1) Letakkan bayi pada posisi telentang di tempat yang keras dan hangat.

2) Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus

dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.

3) Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang

dibungkus kasa steril.

4) Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain

kering dan kasar. Dengan rangsangan ini biasanya bayi segera menangis.

b. Memotong dan merawat tali pusat

Pengikatan dan pemotongan tali pusat segera setelah persalinan banyak dilakukan secara

luas diseluruh dunia, tetapi penelitian menunjukkan, penundaan pengikatan tali pusat

memberikan kesempatan terjadinya terjadinya transfusi fetomarternal sebanyak 20-50

%.Pemotongan tali pusat dilakukan dengan mengklem terlebih dahulu 2-3 cm dari perut

bayi dan klem kedua disusur arah ibu, kemudian tali pusat di potong kemudian diikat.

(Rohsiswatmo, 2010)

c. Mempertahankan suhu tubuh bayi

Pada waktu bayi baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya, dan

membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat.Bayi baru lahir harus
82

dibungkus hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolok ukur kebutuhan akan tempat tidur

yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil. Suhu bayi harus dicatat. (Rizema, 2012)

d. Memberi obat tetes mata/salep mata

Salep mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan setelah 1 jam kontak kulit ke kulit

dan bayi selesai menyusu. Pencegahan infeksi tersebut menggunakan antibiotik

Tetrasiklin 1%. Salep antibiotik harus tepat diberikan pada waktu satu jam setelah

kelahiran. Upaya profilaksis infeksi mata tidak efektif jika diberikan lebih dari satu jam

setelah kelahiran.Cara pemberian salep mata :

1) Cuci tangan (gunakan sabun dan air bersih mengalir).

2) Berikan salep mata dalam satu garis lurus mulai dari bagian mata yang paling dekat

dengan hidung bayi menuju ke bagian luar mata.

3) Ujung tabung salep mata tak boleh menyentuh mata bayi.

4) Jangan menghapus salep mata dari mata bayi dan anjurkan keluarga untuk tidak

menghapus obat-obat tersebut.(Indrayani, 2013)

e. Memberi vitamin K

Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K1 injeksi 1 mg intramuskuler setelah 1

jam kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu untuk mencegah perdarahan BBL

akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian BBL.(Indrayani, 2013)

f. Pemberian immunisasi bayi baru lahir

Imunisasi Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi,

terutama jalur penularan ibu-bayi. Imunisasi Hepatitis B pertama diberikan 1 jam

setelah pemberian vitamin K1, pada saat bayi berumur 2 jam(Indrayani, 2013)

g. Identifikasi bayi
83

Apabila bayi dilahirkan di tempat bersalin yang persalinannya mungkin lebih dari satu

persalinan, maka sebuah alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada setiap bayi

baru lahir dan harus tetap di tempatnya sampai waktu bayi dipulangkan.

1) Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan

pasien, di kamar bersalin, dan di ruang rawat bayi.

2) Alat yang digunakan, hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah

melukai, tidak mudah sobek, dan tidak mudah lepas.

Sidik telapak kaki bayi dan sidik jari ibu harus dicetak di catatan yang tidak mudah

hilang. Sidik telapak kaki bayi harus dibuat oleh personil yang berpengalaman

menerapkan cara ini, dan dibuat dalam catatan bayi. Bantalan sidik kaki harus disimpan

dalam ruangan bersuhu kamar.Ukurlah berat lahir, panjang bayi, lingkar kepala, lingkar

perut, dan catat dalam rekam medik(Saifuddin,2010). Ukuran-ukuran lingkar kepala

pada bidang-bidang tertentu yang di sebut sirkumferensia, yaitu:

1) Sirkumferensia suboksipitobregmatikus (± 32 cm).

2) Sirkumferensia submentobregmatikus (± 32 cm).

3) Sirkumferensia oksipitofrontalis (± 34 cm).

4) Sirkumferensia mentooksipitalis (± 35 cm).

h. Pemberian ASI

Inisiasi Menyusui Dini

Langkah inisiasi menyusu dini (IMD)

1) Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit ibunya segera setelah lahir

selama paling sedikit satu jam

2) Bayi harus menggunakan naluri alamiahnya untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini

dan ibu dapat mengenali bayinya siap untuk menyusu serta memberi bantuan jika

diperlukan
84

3) Menunda semua prosedur lainnya yang harus dilakukan kepada bayi baru lahir

hingga inisiasi menyusu selesai dilakukan, prosedur tersebut seperti: menimbang,

pemberian antibiotika salep mata, vitamin K1 dan lain-lain.

4) Prinsip menyusu/pemberian ASI adalah dimulai sedini mungkin dan secara

eksklusif.
85

BAB III

TINJAUAN KASUS

No Reg :

Nama Mahasiswa : Sang Ayu Made Pujawati

NIM : 18-13-031

Hari / Tanggal : 15 desember 2020

Waktu Pengkajian : 16.00 WIB

Tempat Praktek : PMB Nengsih Padmawati

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

Kunjungan ANC KE I

I. DATA SUBYEKTIF (S) (Kaji Identitas Klien)


A. Biodata / Identitas
Nama : Ny. L Nama Suami : Tn. F

Umur : 31 tahun Umur : 35 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/bangsa : Sunda Suku/bangsa : Sunda

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Alamat Rumah : Kp. Ceger Alamat : Kp. Ceger

B. Alasan Kunjungan Saat ini :


( ) Kunjungan Pertama
( x ) Kunjungan Ulang
86

( ) Keluhan : Ibu mengatakan tidak ada keluhan


C. Riwayat Kehamilan Sekarang
1. Riwayat menstruasi :
Hari pertama haid terakhir tanggal : 24 maret 2020 Pasti/tidak
Lamanya : 7 hari, Banyaknya : 3 hari, Teratur/tidak : Konsistensinya : cair
Haid sebelumnya tanggal : 23 februari 2020 lamanya : 7 hari, Siklus : 28 Hari
Tafsiran Persalinan : 31 desember 2020
2. Tanda – Tanda Kehamilan Trimester I :
Tes Kehamilan (jika di lakukan) pada Tanggal : 26 – April 2020, hasil : positif
3. Pergerakan janin di rasakan pertama kali : 16 minggu
Pergerakan janin yang di rasakan dalam 24 jam terakhir: 16 kali
4. Tanda – tanda bahaya/penyulit : Tidak ada
5. Imunisasi TT1 tanggal : 29-juni-2020
TT2 tanggal : 21-oktober-2020
6. Kekhawatiran – Kekhawatiran Khusus : Tidak ada

D. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu (isi sesuai dengan pertanyaan)

No Tgl/TH Usia Jenis Tempat Penyulit Jenis BB/ Keada Nifas


Lahir Kehamilan persalina persalinan Kelamin PB an
anak n /penolong Anak

1 2021 40 minggu spontan BPM - Laki-laki 3000 baik Normal


amira

Hamil Ini

E. Riwayat Kesehatan/ Penyakit (Kaji sesuai pertanyaan)


Riwayat kesehatan yang di derita sekarang/ dulu (Jantung, Hipertensi, Diabetes,
Malaria, penyakit ginjal,asthma, Hepatitis, PMS/HIV/AIDS) : Ibu Mengatakan tidak
ada riwayat penyakit apapun.
Riwayat keturunan : Tidak ada
Riwayat Keluarga : Tidak ada
87

F. Riwayat Psikososial : (Kaji sesuai pertanyaan)


Status pernikahan : Suami yang ke : 1
Istri yang ke : 1
Lamanya Pernikahan: 11 Tahun
Respon ibu/Keluarga terhadap Kehamilan : baik
Jenis Kelamin yang di harapkan : perempuan
Bentuk dukungan keluarga : perhatian
Adat Istiadat yang berhubungan dengan kehamilan : tidak ada
Pengambilan Keputusan dalam keluarga : Suami
Rencana Persalinan: PMB
- Tempat : PMB Bidan Nengsih
- Penolong Persalinan : Bidan Nengsih
- Pendamping Persalinan : Suami
Riwayat KB terakhir : Jenis Kontrasepsi : Suntik Kb 3 bulan

Lama Penggunaan : 8 tahun

G. Aktivitas Sehari – hari


1. Nutrisi
Pola makan (frekuensi) : 3 kali sehari
Jenis makanan yang di konsumsi : sayur, ikan, tempe dll
Jenis makanan yang tidak di sukai : tidak ada
Perubahan Porsi makanan : semakin bertambah
Alergi terhadap makan (jenis) : tidak ada
2. Eliminasi
BAB : 1 kali
Frekuensi : normal
Konsistensi : lunak
BAK : 5 kali
Frekuensi : normal
Warna : kuning
3. Pola Istrahat dan Tidur
Tidur Malam : 7 Jam
88

Tidur siang : 1 Jam


Masalah : Tidak ada
4. Kebiasaan hidup sehari – hari
Obat-Obatan /Jamu : Tidak ada
Alergi terhadap Obat : Tidak ada
Merokok : Tidak Pernah
Minuman Beralkohol : Tidak Pernah
NAPZA : Tidak Pernah
5. Aktivitas sehari-hari : Bersih – Bersih Rumah
6. Hubungan seksual :
Hubungan Seks dalam kehamilan : 2x dalam seminggu
Keluhan : tidak ada
7. Personal hygiene
Mandi : 2 kali sehari
Ganti Pakaian Dalam dan Luar : 3 kali sehari
Irigasi Vagina : Tidak ada, frekuensi : tidak ada

OBJEKTIF

A. Pemeriksaan Umum
- Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran : Compos Mentis
- Keadaan Emosional : Baik
- Tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 Mmhg

Nadi : 78 x/menit

Pernapasan : 22x/menit

Suhu : 36,2 C

B. Antropometri
TB : 160 cm
89

BB Sebelum Hamil : 65 kg
BB Sekarang : 80 kg
IMT : 15 kg
LILA : 30
C. Pemeriksaan fisik
1. Kepala
Rambut : Bersih, warna hitam, tidak rontok, tidak ada ketombe
Muka : Cloasma: tidak ada, Oedema : Tidak ada
Mata : Konjungtiva : Merah muda
Scelera : Putih
Hidung : Pengeluaran : Tidak ada
Polip : Tidak ada
Telinga : Kebersihan : Bersih
Mulut/Gigi : Stomatitis : Tidak ada
Gusi : Tidak ada Pembengkakan
Caries : Tidak ada
2. Leher
Pembesaran Kelenjar Tiroid : tidak ada pembengkakan
Pembesaran Kelenjar Getah Bening : Tidak ada pembesaran
Pembesaran Vena Jugularis : Tidak ada Pembesaran
3. Dada
Retraksi dinding dada : tidak ada
Bunyi pernafasan : vasikuler
Bunyi Jantung : Normal
Irama : Teratur
Payudara : Bentuk : Simetris Kanan dan Kiri
Puting Susu : Menonjol
Areola : Hyperpigmentasi
Pengeluaran : Belum ada
Benjolan : Tidak ada
Tanda – tanda retraksi : tidak ada
Kebersihan : Bersih
Lain-lain : Tidak ada
90

4. Perut
Inspeksi :
Bekas Luka Operasi : Tidak ada
Bentuk Perut : bulat memanjang
Braxthonshick/kontraksi : Tidak ada
Palpasi :
TFU (Mc Donald) : 31 cm
Leopold I : teraba lunak, bulat, tidak melenting,
Leopold II : sebelah kanan : teraba bagian terkecil janin, sebelah kiri : teraba
bagian keras memanjang seperti papan
Leopold III : teraba keras, bulat dan melenting,
Leopold IV : Belum Masuk PAP
TBJ : (31-11)x155 = 3100 gram
Auskultasi : Puctum Maksimum : kanan bawah
DJJ : 146x/menit, Teratur/tidak
5. Ekstremitas : Telapak tangan : bagus
Varices : tidak ada
Reflek Patella : Positif
Oedema : Tidak ada
6. Pinggang : Nyeri Ketuk : Ada/Tidak ada

D. Pemeriksaan Genital
1. Pemeriksaan Genital Eksternal
Labia Mayora : Tidak ada kelainan
Labia Minora : Tidak Ada Kelainan
Urifisium Uretra : Tidak ada Kelainan
Vulva : di lakukan
Varices : Tidak Ada
Pengeluaran : Tidak ada
Kelenjar Skene : Tidak ada Pembengkakan
Kelenjar Bartholine : Tidak ada Pembengkakan
Lain-lain : Tidak ada
2. Anus (Haemoroid) : Tidak ada
91

E. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium :

Darah : HB : 12 gr/dl

Gol Darah : o

Rh : Positif

Urine : Protein : Tidak Ada

Reduksi : Tidak ada

USG : Tidak di lakukan

II. INTERPRETASI DATA


Tidak Ada
III. DIAGNOSA
G2P1A0 usia Kehamilan 36 minggu
Janin tunggal hidup intra uterine Presentasi kepala
IV. ANTISIPASI/TINDAKAN SEGERA
Tidak Ada
V. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan dalam batas normal, seperti : TD : 120/80
mmHg, Nadi : 78x/menit, R: 23x/menit, S: 36 C. Ibu telah mengerti dan mengetahui
pemeriksaan.
2. Memberikan dukungan emosional kepada ibu dalam menghadapi dan merawat
kehamilannya. Ibu telah merasa percaya diri dalam merawat kehamilannya.
3. Menganjurkan pada ibu untuk istirahat yang cukup, minimal 6 jam/hari. Ibu bersedia
istirahat yang cukup.
4. Memberitahukan ibu agar mengurangi minum pada malam hari dan bisa minum
banyak pada siang hari. ibu mengerti dan dan akan melakukannya. Menganjurkan
ibu untuk makan makanan yang mengandung gizi seimbang dan minum minimal 8
gelas/hari. Ibu mengerti
92

5. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan seperti : sakit kepala yang
hebat, nyeri ulu hati, penglihatan kabur, dan adanya perdarahan pervaginam. Ibu
mengerti penjelasan bidan.
6. Memberitahukan kepada ibu untuk rutin minum tablet Fe pada malam hari. Ibu
mengerti dan bersedia.
7. Memberitahukan kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang Satu Minggu
kemudian pada tanggal 23 desember 2020 atau jika ada keluhan bisa datang ke
tenaga kesehatan. Ibu bersedia dan akan datang kembali pada tanggal yang telah di
tentukan atau jika ada keluhan bisa datang ke tenaga kesehatan terdeka
KUNJUNGAN KE 2 ANC

No Reg :

Nama Mahasiswa : Sang Ayu Made Pujawati

NIM : 18-13-031

Hari / Tanggal : 23 desember 2020

Waktu Pengkajian : 09.30 WIB

Tempat Praktek : PMB Nengsih Padmawati

S:
Ibu Mengatakan ingin memeriksakan kehamilanya

O:
a. Keadaan umum :
1. Kesadaran : Compos Mentis
2. TTV : TD: 110/70 Mmhg
N : 80x/menit
R : 22x/menit
S : 36,2 C
3. Berat badan sebelum hamil : 65 kg
4. Berat badan saat hamil : 80 kg
5. Kenaikan BB selama hamil : 15 kg
6. Tinggi Badan : 160 cm
b. Muka : tidak ada pembengkakan
c. Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sclera : tidak ikterik
d. Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening, tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran vena jugularis.
e. Mamae : Simetris, putting susu menonjol, belum ada pengeluaran
kolostrum.
f. Abdomen : kontraksi : tidak ada saat di lakukan pemeriksaan
TFU (Mc Donald) : 32 cm
Leopold I : teraba lunak, bulat, tidak melenting,
Leopold II : sebelah kanan : teraba bagian terkecil janin, sebelah kiri :
teraba bagian keras memanjang seperti papan
Leopold III : teraba keras, bulat dan melenting,
Leopold IV : Belum Masuk PAP
TBJ : (32-11)x155 = 3255 gram
Auskultasi : Puctum Maksimum : kanan bawah
DJJ : 136x/menit, Teratur/tidak
g. Ekstremitas : Atas : tidak ada oedema
Bawah : tidak ada oedema, tidak ada varises
h. Anogenital : tidak ada kelainan, tidak ada keputihan, tidak ada varises,
tidak ada pembengkakan kelenjar bartolini, anus tidak ada haemoroid.

A:
G2P1A0 usia kehamilan 37 minggu

Janin tunggal hidup intra uterine Presentase kepala

Masalah : tidak ada

Kebutuhan : Tidak ada

Masalah Potensial :

P:
1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan bahwa janin dan ibu dalam
keadaan baik dan normal
TTV : TD: 110/70 Mmhg
N : 80x/menit
R : 22x/menit
S : 36,5 C
UK : 37 Minggu
DJJ : 136x/menit
BB : 80 kg
(Ibu mengetahui hasil pemeriksaan)
2. Mengingatkan kembali ibu untuk menjaga pola istrahat dan beristrahat
yang cukup dengan tidur siang kurang lebih 1 jam dan tidur di malam
kurang lebih 6-7 jam perhari (ibu bersedia untuk melakukannya)
3. Mengingatkan kembali ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi,
seperti : sayur-sayuran, daging, ikan, telut dan buah-buahan.
4. Mengingatkan kembali ibu tanda bahaya menjelang persalinan seperti :
nyeri perut hebat, sakit kepala hebat, perdarahan dan pandagan kabur.
(ibu mengetahui tanda-tanda persalinan, seperti : perut terasa kencang.
(ibu bersedia melakukannya)
5. Mengingatkan ibu tanda-tanda persalinan seperti : perut terasa kencang
dan mules, keluar lendir bercampur darah, keluar air-air (ibu
mengetahui tanda-tanda persalinan)
6. Mengigatkan kembali ibu untuk mempersiapkan persalinan, seperti :
tempat bersalin, penolong bersalin, biaya persalinan, transportasi serta
persiapan apabila terjadi kegawatdaruratan dalam persalinan. (ibu
bersedia dan menyiapkannya)
7. Mengingatkan kembali ibu untuk meminum tablet fe pada saat ibu mau
tidur malam, karena tablet fe dapat menyebabkan mual serta efek
samping dari tablet fe lainnya adalah membuat konstipasi. (ibu
bersedia untuk melakukannya)
8. Mengingatkan kembali ibu untuk selalu menjaga kebersihan tubuh,
seperti : mandi 2x/hari, ganti pakaian 2x/hari ibu mengetahui dan
bersedia melakukannya.
9. Mengingatkan kembali ibu untuk melakukan kunjungan ulang sesuai
jadwal yaitu : 1 minggu kemudian atau apabila ada tanda-tanda
persalinan serta keluhan. (ibu mengetahui dan bersedia untuk
melakukannya).
Kunjungan Ke 3 ANC

No Reg :

Nama Mahasiswa : Sang Ayu Made Pujawati

NIM : 18-13-031

Hari / Tanggal : 27 desember 2020

Waktu Pengkajian : 09.00 WIB

Tempat Praktek : PMB Nengsih Padmawati

S:
Ibu Mengatakan ingin memeriksakan kehamilanya

O:
Keadaan umum :
Kesadaran : Compos Mentis
TTV : TD: 110/70 Mmhg
N : 81x/menit
R : 23x/menit
S : 36,5 C
Berat badan sebelum hamil : 65 kg
Berat badan saat hamil : 80 kg
Kenaikan BB selama hamil : 15 kg
Tinggi Badan : 160 cm
Muka : tidak ada pembengkakan
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sclera : tidak ikterik
Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening, tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran vena jugularis.
Mamae : Simetris, putting susu menonjol, belum ada pengeluaran
kolostrum.
Abdomen : kontraksi : tidak ada saat di lakukan pemeriksaan
TFU (Mc Donald) : 33 cm
Leopold I : teraba lunak, bulat, tidak melenting,
Leopold II : sebelah kanan : teraba bagian terkecil janin, sebelah kiri :
teraba bagian keras memanjang seperti papan
Leopold III : teraba keras, bulat dan melenting,
Leopold IV : Belum Masuk PAP
TBJ : (33-11)x155 = 3410 gram
Auskultasi : Puctum Maksimum : kanan bawah
DJJ : 140x/menit, Teratur/tidak
Ekstremitas : Atas : tidak ada oedema
Bawah : tidak ada oedema, tidak ada varises
Anogenital : tidak ada kelainan, tidak ada keputihan, tidak ada varises,
tidak ada pembengkakan kelenjar bartolini, anus tidak ada haemoroid.

A:
G2P1A0 usia kehamilan 38 minggu

Janin tunggal hidup intra uterine Presentase kepala

Masalah : tidak ada

Kebutuhan : Tidak ada

Masalah Potensial :

P:
1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan bahwa janin dan ibu dalam
keadaan baik dan normal
TTV : TD: 110/70 Mmhg
N : 81x/menit
R : 22x/menit
S : 36,5 C
UK : 38 minggu
DJJ : 140x/menit
BB : 80 kg
(Ibu mengetahui hasil pemeriksaan)
2. Mengingatkan kembali ibu untuk menjaga pola istrahat dan
beristrahat yang cukup dengan tidur siang kurang lebih 1 jam dan
tidur di malam kurang lebih 6-7 jam perhari (ibu bersedia untuk
melakukannya)
3. Mengingatkan kembali ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi,
seperti : sayur-sayuran, daging, ikan, telut dan buah-buahan.
4. Mengingatkan kembali ibu tanda bahaya menjelang persalinan
seperti : nyeri perut hebat, sakit kepala hebat, perdarahan dan
pandagan kabur. (ibu mengetahui tanda-tanda persalinan, seperti :
perut terasa kencang. (ibu bersedia melakukannya)
5. Mengingatkan ibu tanda-tanda persalinan seperti : perut terasa
kencang dan mules, keluar lendir bercampur darah, keluar air-air
(ibu mengetahui tanda-tanda persalinan)
6. Mengigatkan kembali ibu untuk mempersiapkan persalinan, seperti
: tempat bersalin, penolong bersalin, biaya persalinan, transportasi
serta persiapan apabila terjadi kegawatdaruratan dalam persalinan.
(ibu bersedia dan menyiapkannya)
7. Mengingatkan kembali ibu untuk meminum tablet fe pada saat ibu
mau tidur malam, karena tablet fe dapat menyebabkan mual serta
efek samping dari tablet fe lainnya adalah membuat konstipasi.
(ibu bersedia untuk melakukannya)
8. Mengingatkan kembali ibu untuk selalu menjaga kebersihan tubuh,
seperti : mandi 2x/hari, ganti pakaian 2x/hari 9ibu mengetahui dan
bersedia melakukannya.
9. Mengingatkan kembali ibu untuk melakukan kunjungan ulang
sesuai jadwal yaitu : 1 minggu kemudian atau apabila ada tanda-
tanda persalinan serta keluhan. (ibu mengetahui dan bersedia untuk
melakukannya).

KUNJUNGAN KE 4 ANC

No Reg :

Nama Mahasiswa : Sang Ayu Made Pujawati

NIM : 18-13-031

Hari / Tanggal : 03 Januari 2021

Waktu Pengkajian : 17.30 WIB

Tempat Praktek : PMB Nengsih Padmawati

S:
Ibu Mengatakan ingin memeriksakan kehamilanya

O:
Keadaan umum :
Kesadaran : Compos Mentis
TTV : TD: 110/70 Mmhg
N : 81x/menit
R : 21x/menit
S : 36,5 C
Berat badan sebelum hamil : 65 kg
Berat badan saat hamil : 80 kg
Kenaikan BB selama hamil : 15 kg
Tinggi Badan : 160 cm
Muka : tidak ada pembengkakan
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sclera : putih, tidak ikterik
Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening, tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran vena jugularis.
Mamae : Simetris, putting susu menonjol, belum ada pengeluaran
kolostrum.
Abdomen : kontraksi : tidak ada saat di lakukan pemeriksaan
TFU (Mc Donald) : 35 cm
Leopold I : teraba lunak, bulat, tidak melenting,
Leopold II : sebelah kanan : teraba bagian terkecil janin, sebelah kiri :
teraba bagian keras memanjang seperti papan
Leopold III : teraba keras, bulat dan melenting,
Leopold IV : Belum Masuk PAP
TBJ : (35-11)x155 = 3720 gram
Auskultasi : Puctum Maksimum : kanan bawah
DJJ : 142x/menit, Teratur/tidak
Ekstremitas : Atas : tidak ada oedema
Bawah : tidak ada oedema, tidak ada varises
Anogenital : tidak ada kelainan, tidak ada keputihan, tidak ada varises,
tidak ada pembengkakan kelenjar bartolini, anus tidak ada haemoroid.

A:
G2P1A0 usia kehamilan 38 minggu

Janin tunggal hidup intra uterine Presentase kepala


Masalah : tidak ada

Kebutuhan : Tidak ada

Masalah Potensial :

P:
1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan bahwa janin dan ibu dalam
keadaan baik dan normal
TTV : TD: 110/70 Mmhg
N : 81x/menit
R : 21x/menit
S : 36,5 C
UK : 38 minggu
DJJ : 142x/menit
BB : 80 kg
(Ibu mengetahui hasil pemeriksaan)
2. Mengingatkan kembali ibu untuk menjaga pola istrahat dan
beristrahat yang cukup dengan tidur siang kurang lebih 1 jam dan
tidur di malam kurang lebih 6-7 jam perhari (ibu bersedia untuk
melakukannya)
3. Mengingatkan kembali ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi,
seperti : sayur-sayuran, daging, ikan, telut dan buah-buahan.
4. Mengingatkan kembali ibu tanda bahaya menjelang persalinan
seperti : nyeri perut hebat, sakit kepala hebat, perdarahan dan
pandagan kabur. (ibu mengetahui tanda-tanda persalinan, seperti :
perut terasa kencang. (ibu bersedia melakukannya)
5. Mengingatkan ibu tanda-tanda persalinan seperti : perut terasa
kencang dan mules, keluar lendir bercampur darah, keluar air-air
(ibu mengetahui tanda-tanda persalinan)
6. Mengigatkan kembali ibu untuk mempersiapkan persalinan, seperti
: tempat bersalin, penolong bersalin, biaya persalinan, transportasi
serta persiapan apabila terjadi kegawatdaruratan dalam persalinan.
(ibu bersedia dan menyiapkannya)
7. Mengingatkan kembali ibu untuk meminum tablet fe pada saat ibu
mau tidur malam, karena tablet fe dapat menyebabkan mual serta
efek samping dari tablet fe lainnya adalah membuat konstipasi.
(ibu bersedia untuk melakukannya)
8. Mengingatkan kembali ibu untuk selalu menjaga kebersihan tubuh,
seperti : mandi 2x/hari, ganti pakaian 2x/hari 9ibu mengetahui dan
bersedia melakukannya.
9. Mengingatkan kembali ibu untuk melakukan kunjungan ulang
sesuai jadwal yaitu : 1 minggu kemudian atau apabila ada tanda-
tanda persalinan serta keluhan. (ibu mengetahui dan bersedia untuk
melakukannya).
Nama Mahasiswa : Sang Ayu Made Pujawati

NIM : 18-13-031

Hari / Tanggal : 05 januari 2020

Waktu Pengkajian : 08.00 WIB

Tempat Praktek : PMB Nengsih Padmawati

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN

A. DATA SUBYEKTIF (S) (Kaji Identitas Klien)


1. Biodata / Identitas
Nama : Ny. L Nama Suami : Tn. F
Umur : 31 tahun Umur : 35 tahun
Agama: Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Sunda Suku/bangsa : Sunda
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Alamat Rumah : Kp. Ceger Alamat : Kp. Ceger
2. Keluhan Utama : ibu mengatakan perutnya mules-mules dan keluar
lendir darah tanggal 4 januari
3. Tanda – tanda Persalinan
Kontraksi : ada, sejak tanggal : 4 januari
Lamanya : 2x10’45”
4. Pengeluaran pervaginam
Lendir Darah : Ada / tidak
Air Ketuban : Ada / tidak
Darah : Ada / tidak
5. Riwayat kehamilan Sekarang
a. HPHT : 24-3-2020
b. TP : 31-12-2020
c. UK : 39 minggu

B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik kesadaran : composmentis
Tanda-tanda Vital : 120/80 Mmhg Suhu : 36,5 C
Pernafasan : 20x/menit Nadi : 80x/menit
BB Sebelum Hamil : 65 kg BB setelah Hamil : 80
kg
2. Pemeriksaan Fisik
a. Muka : tidak ada oedema
b. Mata : simetris, konjuktiva merah mudah, skelera : putih, tidak
ikterik
c. Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid, tidak ada
pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada benjolan.
d. Mamae : simetris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, puting
menonjol, belum ada pengeluaran kolostrum.
e. Abdomen : tidak ada bekas luka operasi, ada linea nigra dan ada
striae gravidarum
1. Kontraksi : 3x10’45”
2. TFU (Mc Donald) : 35 cm
Leopold I : teraba lunak, bulat, tidak melenting,
Leopold II : sebelah kanan : teraba bagian terkecil janin,
sebelah kiri : teraba bagian keras memanjang seperti papan
Leopold III : teraba keras, bulat dan melenting,
Leopold IV : sudah masuk PAP 2/5 bagian
3. DJJ : 145x/menit
4. Kandung kemih : kosong
f. Anogenital : tidak ada keputihan, tidak ada varises, tidak ada
pembengkakan kelenjar Bartholini, terdapat pengeluaran lendir,
anus tidak ada haemoroid.
Pemeriksaan dalam :
Atas indikasi : mules semakin sering dan keluar lendir
Dinding vagina : tidak ada kelainan
Portio : teraba tipis lunak
Pembukaan : 8 cm
Posisi Portio : Antefleksi
Ketuban : Utuh
g. Ekstremitas : Atas : tidak ada oedema
Bawah : Tidak ada oedema
C. ASSESMENT
G2P1A0 Usia Kehamilan 39 minggu inpartu kala I fase aktif
Janin tunggal hidup intra uterine presentasi kepala
1. Masalah : tidak ada
2. Masalah Potensial : tidak ada
3. Kebutuhan : tidak ada
D. DIAGNOSE POTENSIAL
Tidak ada
E. ANTISIPASI / TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
F. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa saat ini ibu dan
janin saat ini dalam keadaan baik dan sehat yaitu TD:120/80 mmhg,
Suhu: 36,60C, Pernafasan: 20 x/menit, Nadi: 80 x/menit, DJJ
148x/menit serta pembukaan 6 cm. (ibu mengetahui hasil
pemeriksaan)
2. Melakukan informed consent, menghadirkan keluarga. (informed
consent sudah DI lakukan)
3. Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini senyaman
mungkin, seperti miring kanan/kiri,berjalan-jalan kecil,atau duduk
bersila. (ibu memeilih miring kanan/kiri)
4. Menganjurkan pada ibu untuk selalu menjaga kebersihan dan
memberitahu ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK. (ibu untuk
tidak menahan BAB dan BAK)
5. Mengajarkan pada ibu dan keluarga untuk memassase daerah yang
nyeri. (ibu mengerti cara memassage daerah yang nyeri)
6. Mengajarkan pada ibu teknik relaksasi. (ibu mengerti teknik relaksasi)
7. Memberitahu posisi persalinan, seperti setengah duduk atau jongkok.
(ibu mengerti tentang posisi persalinan)
8. Memberikan ibu nutrisi segelas teh manis hangat dan sepotong roti
untuk menambah energi dalam menghadapi persalinan. (ibu mau
mengonsumsinya)
9. Mempersiapkan peralatan persalinan, seperti partus set, hecting set,
alat resusitasi, obat-obatan, perlengkapan ibu dan bayi, APD (Alat
Pelindung Diri), penolong dan lingkungan. (peralatan sudah disiapkan)
10. Mengobservasi HIS, DJJ, nadi setiap 30 menit sekali, suhu dan urine
setiap 4 jam sekali serta TD setiap 4 jam sekali. (hasil terlampir di
partograf)
11. Menghadirkan pendamping persalinan suami atau pun keluarga. (ibu
menghadirkan ibu sebagai pendamping)
12. Menilai kemajuan persalinan setiap 4 jam sekali atau jika ada indikasi.
(hasil terlampir di partograf)
13. Melakukan pendokumentasian. (telah di dokumentasikan)
Hasil Observasi Kala I

No Hari/ Pukul TD VT DJJ His N


Tanggal

1 Selasa 08.00 120/80 8 145x/ 3x10’4 80x/


5/1/2021 Mmhg cm menit 5” menit
2 Selasa 08.30 110/80 - 142x/ 3x10’4 82x/
5/1/2021 Mmhg menit 5” menit
3 Selasa 09.00 110/80M - 146x/ 3x10’4 80x/
5/1/2021 mhg menit 5” menit

4 Selasa 09.30 110/ - 136x/ 4x10’4 84x/


Mmhg menit 5” menit
5/1/2021

KALA II

Hari Tanggal : 05 januari 2020

Pukul : 09.30 WIB

S:
Ibu mengatakan mules dan ada dorongan ingin meneran seperti mau BAB
keras dan keluar air – air.

O:
Keadaan umum : baik

kesadaran : composmentis

HIS : 4x10’45”

DJJ : 142x/menit

Terdapat tanda –tanda persalinan kala II dorongan ingin meneran, tekanan


pada anus, vulva membuka, perineum menonjol.

Pemeriksaan Dalam : 10 cm

Vulva vagina tidak ada kelainan Portio tidak teraba, pembukaan lengkap,
ketuban pecah spontan berwarna jernih, tidak berbau, jumlahnya 200cc,
presentasi kepala, penunjuk UUK kiri depan, penurunan Hodge III+, tidak
ada molase.

A:
G2P1A0 usia kehamilan 39 minggu inpartu kala II

Janin Tunggal Hidup Intra uterinepresentase kepala.

Masalah : tidak ada

Masalah Potensial : tidak ada

Kebutuhan : tidak ada

P:
a. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa saat ini
pembukaan sudah lengkap, dan ibu sudah boleh meneran, ibu tampak
terlihat bersemangat setelah mengetahui pembukaan sudah lengkap.
b. Mempersiapkam diri dengan cara memakai alat pelindung diri seperti
Apron, dan mencuci tangan sebelum tindakan. Memastikan
perlengkapan persalinan, partus set, heacting set, dan obat-obatan
esential sudah di siapkan. Memastikan ampul oksitosin 10 IU dan
menempatkan spuit ke dalam partus set, setelah oksitosin dimasukan
ke dalam spuit.
c. Menganjurkan suami untuk menemani ibu dalan proses persalinan dan
memberikan dukungan kepada ibu untuk mengambil posisi yang
nyaman pada saat persalinan, dan ibu sudah dalam posisi setengah
duduk.
d. Menganjurkan pada ibu untuk meneran pada saat his, dan memberitahu
ibu untuk relaksasi dan minum teh manis hangat 1 gelas untuk
menambah tenaga pada saat persalinan. Ibu sudah menerapkan teknik
relaksasi yang benar dan sudah minum teh manis hangat di saat his
mereda.
e. Memasang handuk di perut ibu, memasang underpad di bawah
bokong ibu, setelah kepala bayi tampak 5-6 cm di depan vulva,
dekatkan partus set dan buka partus set, pakai sarung tangan.
Meletakkan kain yang dilipat 1/3 nya dibawah bokong ibu untuk
melindungi perenium, dengan tangan kanan.
f. Pimpin ibu untuk meneran. Tangan kiri melindungi kepala bayi agar
mencegah posisi kepala bayi tidak terjadi defleksi maksimal. Setelah
kepala bayi lahir, maka akan lahir berturut-turut dahi, hidung, mulut,
dagu. Setelah bayi lahir secara keseluruhan maka cek lilitan tali pusat,
tidak ada lilitan tali pusat maka tunggu putar paksi luar, dan tangan
secara biparietal memegang kepala lalu tarik curam ke bawah untuk
membantu melahirkan bahu depan, dan tarik ke atas untuk melahirkan
bahu belakang kemudian tangan kanan menyanggah leher dan bahu
bayi sedangkan tangan kiri menyusuri bahu sampai dengan badan bayi
lahir secara keseluruhan.
g. Menolong persalinan dengan 60 Langkah APN. Pada pukul 09.20 WIB
Bayi lahir spontan, jenis kelamin laki – laki, menangis kuat, warna
kulit kemerahan, tonus otot aktif, reflek positif. Meletakkan bayi di
atas kain bersih sambil mengeringkan bayi dari kepala dan bagian
tubuh bayi yang lainnya kecuali telapak tangan bayi untuk
memudahkan bayi mencari putting susu ibu.
KALA III

Hari Tanggal : 05 januari 2020

Pukul : 09.45 WIB

S:
Ibu mengatakan masih merasa mules dan senang dengan kelahiran
bayinya.

O:
1. Keadaan umum : baik
2. Kesadaran : compos mentis
3. Abdomen : TFU sepusat, tidak ada janin kedua
4. Kandung kemih : kosong
5. Kontraksi uterus : baik
6. Plasenta belum lahir, terlihat tali pusat depan vulva
7. Perdarahan : 100 cc

A:
P2A0 Partus Kala III

Masalah : tidak ada

Masalah Potensial : tidak ada

Kebutuhan : Tidak ada

P:
a. Memberitahukan ibu bahwa plasenta bayi akan di lahirkan. Ibu
mengerti
b. Memeriksa fundus uteri, memastikan apakah ada janin kedua atau
tidak, tidak ada janin kedua.
c. Memberitahukan ibu bahwa akan disuntik oksitosin 10 IU pada paha
kiri 1/3 paha bagian luar secara IM, oksitosin telah disuntikkan.
d. Mengklem tali pusat dengan jarak kira-kira 3 cm dari pusat bayi dan
urut tali pusat kearah maternal, dan klem tali pusat dengan tangan kiri
melindungi perut bayi. Ikat tali pusat. Tali pusat telah di gunting dan
di ikat dengan klem tali pusat.
e. Memberikan bayi kepada ibu untuk IMD. Bayi telah berada alam
dekapan ibu
f. Memindahkan klem tali pusat 5-6 cm dari vulva, kemudian
meletakkan tangan kiri di atas simfsis pubis secara dorsokranial dan
tangan kanan melakukan peregangan tali pusat terkendali. Dan sudah
terlihat tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu ada semburan darah tiba-
tiba, tali pusat memanjang, uterus globuler.
g. Melahirkan plasenta dengan teknik Brand Andrew, menarik tali pusat
ke arah bawah lalu ke atas sesuai dengan jalan lahir, sanggah plasenta
dengan kedua tangan dan putar plasenta searah jarum jam untuk
mengeluarkan selaput ketuban.
h. Melahirkan plasenta. Pukul 09.30 WIB plasenta lahir.
i. Melakukan masasse selama 15 detik agar uterus berkontraksi dengan
baik. Uterus telah di massase.
j. Memeriksa kelengkapan plasenta dan slaputnya, kotiledon lengkap.
Diameter 14 cm, tebal 3 cm, inversi tali pusat sentralis, panjang tali
pusat 50 cm Melakukan massase fundus uteri selama 15 detik.
( kontraksi uterus baik ) telah di periksa kelengkapan plasenta dan
sudah di massase.
k. Mengajarkan kepada ibu atau keluarga pendamping ibu untuk
melakukan massase fundus uteri. ( ibu dan keluarga sudah mengerti )
KALA IV

Hari Tanggal : 05 januari 2020

Pukul : 10.00 WIB

S:
Ibu mengatakan masih merasa mules.

Ibu mengatakan lega dan senang dengan kelahiran bayinya dan proses
persalinan lancar

O:
1. Keadaan umum : baik
2. Kesadaran : compos mentis
3. TTV :
TD : 110/80 Mmhg N :80x/menit
S : 36,5 C R : 22x/menit
4. Abdomen : TFU 3 jari di bawah pusat
5. Kandung kemih : kosong
6. Kontraksi uterus : baik

A:
P2A0 partus Kala IV

Masalah : tidak ada


Kebutuhan : tidak ada

P:
a. Mengecek adanya laserasi /robekan jalan lahir atau tidak. Tidak
terdapat laserasi
b. Memberitahu bahwa ibu dalam keadaan baik, plasenta telah lahir dan
ibu terlihat senang. TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi baik dan
kandung kemih kosong.
c. Mengajarkan ibu dan suami cara massase uterus yang benar, ibu dapat
mengerti penjelasan bidan.
d. Merendam semua peralatan bekas pakai ke dalam larutan klorin 0.5 %
untuk dekontaminasi selama 10 menit, dan membuang sampah dan
bahan-bahan lain yang terkontaminasi ke dalam sampah infeksius.
e. Membersihkan ibu dengan air DTT dan membantu ibu memakai
pakaian, sudah bersih dengan baju yang baru diganti, dan ibu merasa
lebih nyaman. Menganjurkan ibu untuk minum dan makan untuk
mencegah hidrasi, ibu minum teh manis hangat 1 gelas. Memastikan
bayi masih dalam perlekatan IMD.
f. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum teh manis hangat. Ibu
makan dan minum teh manis hangat.
g. Memeriksakan robekan jalan lahir.robekan jalan lahir grade II
h. Mengobservasi atau Melakukan Pemantauan kala IV setiap 15 menit
jam pertama dan 30 menit pada jam kedua.

Hasil observasi terlampir :

NO WAKTU TD N S TFU KONTRAKSI K.KEMIH PENDARAHAN


1 10.00 120/80 84/m 36 c 3jbp Baik Kosong +- 30 cc
2 10.15 120/80 84/m 36,5 3jbp Baik Kosong +- 30 cc
c
3 10.30 120/80 82/m 36,5 3jbp Baik Kosong +- 30 cc
c
4 10.45 110/80 82/m 36,5 3 jbp Baik Kosong +- 30 cc
c
5 11.15 110/80 84/m 37 c 3jbp Baik Kosong +- 30 cc
6 11.45 110/80 84/m 36,5 3jbp Baik Kosong +- 30 cc
c

i. Memindahkan ibu dan bayi ke ruang perawatan nifas. Ibu dan bayi telah
berada dalam ruangan perawatan nifas dan telah di rooming in.

Nama Mahasiswa : Sang Ayu Made Pujawati


NIM : 18.13.031

Hari / Tanggal : 05 januari 2020

Waktu Pengkajian : 16.30 WIB

Tempat Praktek : PMB Nengsih Padmawati

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

Pemeriksaan Pertama PNC

I. SUBYEKTIF
1. Biodata / Identitas
Nama : Ny. L Nama Suami : Tn. F
Umur : 31 tahun Umur : 35 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Sunda Suku/bangsa : Sunda
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Alamat Rumah : Kp. Ceger Alamat: Kp. Ceger
2. Anamnesa
Keluhan Utama : ibu mengatakan masih merasa mules di bagian
perut.
3. Riwayat Persalinan
a. Jenis persalinan : Spontan
b. Tanggal : 05 Januari 2020
c. Jenis Kelamin anak yang di lahirkan : Laki – laki, BB : 3800
gram, PB : 50 cm, keadaan anak : Normal.
4. Proses Persalinan
Ketuban pecah : (Spontan)
Kala I : 1 jam 15 menit
Kala II : 15 menit
Kala III : 10 menit
Kala IV : perineum utuh jahitan : grade II
5. Jumlah perdarahan :
Kala I : 10 cc
Kala II : 250 cc
Kala III : 100 cc
Kala IV : 100 cc
Total : 460 cc
6. Penyulit Komplikasi
Tekanan darah tinggi : Tidak ada
Kejang : Tidak ada
Infeksi : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
7. Buang air kecil : Ibu mengatakan sudah BAK
pukul 16.00 WIB
8. Buang air besar : Ibu mengatakan belum BAB
II. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
TTV :
TD : 120/80 Mmhg N : 81x/menit
S : 36,5 C R : 23x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Muka : Tidak ada pembengkakan
b. Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, skelera : putih
tidak ikterik
c. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
pembesaran kelenjar getah bening
d. Dada : Mamae Simetris, tidak ada kelainan, putting menonjol,
pengeluaran ASI sudah ada
e. Abdomen : pembesaran normal, TFU 2 jari di bawah pusat,
kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong
f. Anogenital : pengeluaran lochea rubra, konsistensi cair, 1 kali
ganti pembalut penuh, perineum utuh, haemoroid tidak ada.
g. Ekstremitas : tidak ada oedema, tidak ada varises, reflek patella
positif kanan dan kiri

III. ASSESMENT
P2A0 Nifas 6 Jam
Masalah : Tidak Ada
Kebutuhan : Tidak ada
IV. PLANNING/IMPLEMENTASI
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu dalam
keadaan baik. (ibu mengerti dan merasa senang)
2. Mengingatkan ibu tanda bahaya nifas, seperti perdarahan,
padangan kabur, (Ibu mengerti tanda bahaya nifas tersebut)
3. Memberitahukan ibu tidak menahan BAK dan membersihkan diri.
(Ibu mengerti)
4. Memberitahukan ibu lebih banyak mengkonsumsi makan yang
banyak protein dan kaya akan serat. (ibu mengerti)
5. Memeberikan konseling pada ibu tetang ASI Eksklusif yaitu hanya
memberikan ASI saja tanpa campran atau tambahan makanan dan
minuman apapun selama 6 bulan. (Ibu mengerti)
6. Memberitahukan ibu untuk Kontrol ulang 1 minggu kemudian atau
segera jika ada keluhan. ( ibu bersedia)
Kunjungan Ke dua PNC

Hari / Tanggal : 11 januarai 2021

Waktu Pengkajian : 10.30 WIB

Tempat pengkajian : PMB Nengsih Padmawati

S:
Ibu mengatakan tidak ada keluhan

O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
TTV :
TD : 110/70 Mmhg N : 80x/menit
S : 36,5 ⸰C R : 22x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
Muka : Tidak ada pembengkakan
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, skelera tidak
ikterik
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
pembesaran kelenjar getah bening
Dada : Mamae Simetris, tidak ada kelainan, putting menonjol,
pengeluaran ASI sudah ada
Abdomen : pembesaran normal, TFU pertengahan Sympisis
pusat, kontraksi uterus baik
Anogenital : pengeluaran lochea sanguelenta, konsistensi cair,
perineum utuh, haemoroid tidak ada.
Ekstremitas : tidak ada oedema, tidak ada varises.

A:
P2A0 Nifas 6 Hari

Masalah : Tidak Ada

Kebutuhan : Tidak ada

P:
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu dalam keadaan
baik. Ibu mengerti.
2. Mengingatkan ibu agar ASI Eksklusif tetap di lanjutkan. Ibu bersedia
3. Mengajarkan ibu tekhnik menyusui yang benar. Ibu mengetahui dan
bisa melakukannya.
4. Memberikan penkes keluarga berencana. Ibu ingin menggunakan KB
suntik 3 bulan
5. Mengingatkan ibu supaya tidak pantang terhadap makanan. Ibu
mengerti
6. Menganjurkan ibu istrahat yang cukup. Ibu bersedia
7. Mengingatkan ibu supaya menjaga personal hygiene, terutama
perawatan payudara dan genetalia. Ibu mengerti dan bersedia
melakukannya.
8. Memberitahu ibu akan kunjungan lagi 2 minggu kemudian. Ibu
bersedia.

Kunjungan Ke Tiga PNC


Hari / Tanggal : 18 januari 2021

Waktu Pengkajian : 10.00 WIB

Tempat pengkajian : PMB Nengsih Padmawati

S:
Ibu mengatakan tidak ada keluhan dan selalu merawat bayinya dengan
baik

O:
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
TTV :
TD : 100/80 Mmhg N : 80x/menit
S : 36,5 ⸰C R : 22x/menit
Pemeriksaan Fisik
Muka : Tidak ada pembengkakan
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, skelera tidak ikterik
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening
Dada : Mamae Simetris, tidak ada kelainan, putting menonjol,
pengeluaran ASI sudah ada
Abdomen : pembesaran normal, TFU tidak teraba, kontraksi uterus baik
Anogenital : pengeluaran lochea serosa, konsistensi cair, perineum utuh,
haemoroid tidak ada.
Ekstremitas : tidak ada oedema, tidak ada varises.

A:
P2A0 Nifas 2 Minggu

Masalah : Tidak Ada

Kebutuhan : Tidak ada

P:
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu dalam keadaan
baik. Ibu mengerti.
2. Mengingatkan ibu agar ASI Eksklusif tetap di lanjutkan. Ibu bersedia
3. Mengajarkan ibu tekhnik menyusui yang benar. Ibu mengetahui dan
bisa melakukannya.
4. Memberikan penkes keluarga berencana. Ibu ingin menggunakan KB
suntik 3 bulan
5. Mengingatkan ibu supaya tidak pantang terhadap makanan. Ibu
mengerti
6. Menganjurkan ibu istrahat yang cukup. Ibu bersedia
7. Mengingatkan ibu supaya menjaga personal hygiene, terutama
perawatan payudara dan genetalia. Ibu mengerti dan bersedia
melakukannya.
8. Memberitahu ibu akan kunjungan lagi. Ibu bersedia.

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR/NEONATUS

Pemeriksaan Pertama BBL


I. SUBJEKTIF
1. Biodata/Identitas
Nama Bayi : Ny. L
Umur Bayi : 6 jam
Tanggal / Jam Lahir : 05 januari 2020
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Berat Badan : 3800 gram
Panjang Badan : 50 cm

Nama Ibu : Ny. L Nama Ayah : Tn. F

Umur : 31 tahun Umur : 35 tahun

Agama : islam Agama : islam

Suku/bangsa : sunda Suku/bangsa : sunda

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : wiraswasta

Alamat Rumah : kp ceger Alamat Rumah : kp. ceger

2. Anamnesa
Tanggal : 05 januari 2020 Pukul/Jam : 16.30 WIB
3. Riwayat Penyakit Kehamilan
Perdarahan : Tidak ada
Pre Eklamsia : Tidak ada
Eklamsia : Tidak Ada
Penyakit Kelamin : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
4. Kebiasaan Waktu Hamil
Makanan : 3 kali sehari, sayuran, tahu dan tempe
Obat-obatan/Jamu : tidak ada
Merokok ; Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
5. Riwayat persalinan Sekarang
a. Jenis persalinan : Spontan
b. Di tolong Oleh : Bidan
c. Komplikasi persalinan
Ibu : Tidak ada
Bayi : Tidak Ada
d. Keadaan Bayi Baru Lahir : menangis kuat, Kulit kemerahan,
tonus otot kuat
II. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
TTV :
N : 128x/menit
S : 36, C RR : 40x/menit
BB saat Lahir : 3800 gram
BB sekarang : 3800 gram
PB Saat lahir : 50 cm
PB Sekarang : 50 cm
2. Pemeriksaan Fisik Secara sistematik
a. Kepala :
Caput sccedenum : tidak ada
Chepal Hematom : tidak ada
b. Ubun – ubun : berdenyut
c. Muka :
Cyanosis : tidak ada
Pucat : tidak ada
d. Mata :
Conjunctiva : merah muda
Skelera : putih
e. Mulut :
Hipersaliva : tidak ada
Labio palate schiziz : tidak ada
f. Hidung :
Septum : ada
Polip : tidak ada
g. Telinga : Simetris kanan kiri
h. Leher
Kelenjar tyroid : tidak ada pembesaran
i. Dada :
Simetris Kanan/Kiri : Simetris
Kembung : tidak ada
j. Tali pusat
Perdarahan : tidak ada
Punggung
Spina bifida : tidak ada
Ekstremitas
Simetris kanan/ kiri : simetris
Genetalia : Ada, scrotum sudah turun prupetium di ujung
k. Anus : positif
l. Reflek moro : positif
m. Reflex rooting : positif
n. Reflek walking : positif
o. Reflek Graping/plantar : positif
p. Reflex suching : positif
q. Reflex tonic neck : positif
Antropometri
r. Lingkar Kepala :
s. Lingkar dada
t. Lingkar lengan atas
Eliminasi
u. Miksi : sudah / Belum, Warna : - tgl : pkl:
v. Meconeum : sudah / belum, warna : - tgl : pkl :
3. Data Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium : tidak di lakukan
Pemeriksaan laboratorium : tidak di lakukan
III.ASSESMENT
Diagnosa : Neonatus Cukup Bulan Sesuai masa Kehamilan usia 6 jam
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : tidak ada
IV. PLANNING
1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan bahwa bayinya dalam
keadaan baik. (ibu mengetahui hasil pemeriksaan)
2. Memberitahu ibu bahwa telah di berikan suntik vit k 1 mg dan
salep mata erlamycetin 1%. (ibu mengerti)
3. Memberitahukan ibu 1 jam lagi akan di berikan imunisasai HB 0.
( ibu mengetahui dan mengerti)
4. Menjaga kehangatan bayi. (bayi sudah dalam keadaan hangat)
5. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin. (ibu
bersedia untuk melakukannya)
6. Memberitahukan ibu bayi akan di mandikan 6 jam kemudian. (ibu
mengetahui dan bersedia).
Pemeriksaan BBL 6 Hari

Hari/tanggal : 11 januari 2021

Pukul : 10.30 WIB

S:
1. Identitas /Biodata
Nama Bayi : Ny. L
Umur bayi : 6 hari
2. Ibu mengatakan tali pusat sudah puput

O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
TTV :
N : 125x/menit
S : 36,5 c R :45x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Ubun – ubun berdenyut datar
b. Muka :
Cyanosis : tidak ada
Pucat : tidak ada
Kemerahan : ada
c. Mata :
Conjunctiva : merah muda
Skelera : putih
d. Leher
Kelenjar tyroid : tidak ada pembesaran dan pembengkakan
e. Abdomen
Tali pusat : sudah puput, tidak ada tanda – tanda infeksi
f. Punggung
Spina bifida : tidak ada
g. Ekstremitas
Simetris kanan/ kiri : simetris pergerakan aktif

A:
Neonatus Cukup bulan sesuai usia masa kehamilan usia 6 hari

P:
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayi dalam keadaan sehat.
Ibu mengerti
2. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif. Ibu bersedia
3. Menganjurkan ibu untuk rajin menjemur bayinya di pagi hari. Ibu
bersedia
4. Mengingatkan ibu untuk kunjungan ulang saat bayi berusia 1 bulan
untuk imunisasai BCG dan polio 1 atau jika ada keluhan. Ibu bersedia
intuk kunjungan ulang.

Pemeriksaan BBL 2 Minggu


Hari/tanggal : 18 januari 2021

Pukul : 10.00 WIB

S:
Identitas /Biodata
Nama Bayi : Ny. L
Umur bayi : 2 minggu
Ibu mengatakan tali pusat sudah puput

O:
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
TTV :
N : 120x/menit
S : 36 C RR: 42x/menit
3. Pemeriksaan Fisik
h. Kepala : Ubun – ubun berdenyut datar
i. Muka :
Cyanosis : tidak ada
Pucat : tidak ada
Kemerahan : ada
j. Mata :
Conjunctiva : merah muda
Skelera : putih
k. Leher
Kelenjar tyroid : tidak ada pembesaran dan pembengkakan
l. Abdomen
Tali pusat : sudah puput, tidak ada tanda – tanda infeksi
m. Punggung
Spina bifida : tidak ada
n. Ekstremitas
Simetris kanan/ kiri : simetris pergerakan aktif

A:
Neonatus Cukup bulan sesuai usia masa kehamilan usia 2 minggu

P:
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayi dalam keadaan
sehat. Ibu mengerti
2. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif. Ibu bersedia
3. Menganjurkan ibu untuk rajin menjemur bayinya di pagi hari. Ibu
bersedia
4. Mengingatkan ibu untuk kunjungan ulang saat bayi berusia 1 bulan
untuk imunisasai BCG dan polio 1 atau jika ada keluhan. Ibu
bersedia intuk kunjungan ulang.

BAB IV

PEMBAHASAN

Penulis menerapkan manajemen asuhan ibu hamil, bersalin, nifas serta bayi

baru lahir di BPM Nengsih Padmawati Amd.Keb, Proses yang dilaksanakan


merupakan proses yang logis dan berurutan, mulai dari pengkajian sampai

evaluasi dengan langkah Varney, selain itu penulis juga menerapkan manajemen

pendokumentasian secara SOAP. Dalam laporan ini penulis mengamati

perkembangan kehamilan sejak 36 minggu hingga minggu masa post partum.

Dengan itu penulis ingin membahas dan membandingkan antara teori dan

kenyataan praktek yang ditemukan selama masa kehamilan sampai masa nifas.

A. Kehamilan Normal

Sesuai dengan teori (Manuaba, 2010 : 204) kunjungan antenatal minimal

dilakukan empat kali selama kehamilan yaitu satu kunjungan pada trimester

pertama yaitu kehamilan 0 berlangsung 12 minggu dilakukan 1x kunjungan,

pada trimester kedua dari usia 13 sampai ke-28 minggu dilakukan 1x

kunjungan pada dan pada trimester ketiga yaitu usia kehamilan 28 sampai ke-

40 minggu dilakukan 2x kunjungan. Penulis memfokuskan penelitian ini pada

2 kali pemeriksaan yaitu pada pemeriksaan trimester III. Pelayanan antenatal

terintegrasi adalah yang memilik standar 10 T seperti timbang berat badan

dan ukur tinggi badan, pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan tinggi fundus

uteri, pemberian tablet FE, Imunisasi TD (Tetanus difteri, pemeriksaan urin,

pemeriksaan VDRL, perawatan payudara, Senam ibu hamil, temu wicara

(konseling), pemeriksaan protein urin, urin reduksi, pemberian kapsul yodium

dan terapi anti malaria (Anggita, 2016)

Kunjungan pertama tanggal 15 Desember 2020 ibu mengatakan tidak ada

keluhan, pada kujungan pertama pelayanan yang di berikan di BPM Bidan

Nengsih kepada Ny. L hanya mencakup 10 T yaitu tidak di lakukan


pemeriksaan VDRl, hal ini disebabkan oleh tidak adanya indikasi pada Ny.L,

tidak di berikan kapsul yodium dan terapi anti malaria, hal ini juga di

sebabkan oleh daerah sekitar Ny.L bukan merupakan daerah endemik

penyakit gondok dan malaria, maka dalam hal ini terdapat kesenjangan antara

teori dan lahan praktik

Pada kunjungan ke Dua, tanggal 23 desember 2020 usia kehamilan ibu

yaitu 37 minggu Ibu mengatakan mengeluh nyeri di bagian bawah perut.

Menurut teori,penurunan bagian terendah janin hingga memasuki pintu atas

panggul dapat menyebabkan ketidak nyamanan pada ibu hamil trimester III

terutama pada primigravida dan multigravida (Indrayani, 2013). Hal ini

menunjukan bahwa antara teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan.

Mengenai imunisasi tetanus difteri adalah proses untuk pembangunan

kekebalan tubuh sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus

(Setiawan, 2007). Pada kasus Ny. L sudah di imunisasi TT nya sebanyak 2x,

yaitu imunisasi TT1 tanggal 29-6-2020 dan TT2 Tanggal 21-10-2020 namun

Ny.L di imunisasi bukan pada tanggal yang sama di bulan berikutnya, maka

dalam hal ini terdapat kesenjangan antara teori dengan kasus

Pada kunjungan Ke tiga Ny. L di BPM Bidan Nengsih tanggal 27

desember 2020 usia kehamilan ibu yaitu 38 minggu Ibu mengatakan

mengeluh nyeri di bagian bawah perut dan susah tidur di malam hari.

Menurut teori,penurunan bagian terendah janin hingga memasuki pintu atas

panggul dapat menyebabkan ketidak nyamanan pada ibu hamil trimester III
terutama pada primigravida dan multigravida (Indrayani, 2013). Hal ini

menunjukan bahwa antara teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan.

Pada kunjungan Ke empat Ny. L di BPM Bidan Nengsih tanggal 3 Januari

2020 usia kehamilan ibu yaitu 39 minggu Ibu mengatakan mengeluh nyeri di

bagian bawah perut dan susah tidur di malam hari. Menurut teori,penurunan

bagian terendah janin hingga memasuki pintu atas panggul dapat

menyebabkan ketidak nyamanan pada ibu hamil trimester III terutama pada

primigravida dan multigravida (Indrayani, 2013). Hal ini menunjukan bahwa

antara teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan.

B. Persalinan Normal

Pendamping persalinan mempunyai peranan yang besar terhadap

kemajuan persalinan. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa

proses persalinan dipengaruhi oleh passage, passeger, power, posisi,

psikologis dan penolong. (Indrayani, 2013), Pada saat proses persalinan Ny. L

ditemani oleh suaminya, Maka dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan

antara teori dan praktek.

Persalinan Ny. L menurut HPHT 24-3-2020 dapat dihitung menggunakan

rumus Neagle, dan diketahui dari tafsiran persalinan Ny. L pada tanggal 31

desember 2020 namun kenyataannya tanggal persalinan dan tanggal tafsiran

persalinan hal ini sesuai dengan definisi kehamilan. (Sarwono 2015)

1. Kala I
Pada kala ini terdapat 2 fase utama yaitu fase laten dan fase aktif

selama proses persalinan. Pada saat Ny. L datang dan dilakukan

pemeriksaan,sudah memasuki kala I fase aktif yaitu pembukaan sudah 8

cm dengan keadaan ibu dan janin baik selama fase aktif sampai

pembukaan lengkap. Pada kasus Ny. L tidak ditemukan adanya

kesenjangan antara teori dengan praktik di lapangan.

Pada persalinan partograf tidak melewati garis waspada.

2. Kala II

Pada kala II juga tidak ditemukan penyulit karena ibu bisa bersikap

kooperatif sesuai dengan arahan yang diberikan oleh bidan. Lama

persalinan ibu berlangsung kurang lebih 1 jam 10 menit sudah sesuai

dengan teori (Saifuddin, 2010) pukul 09.15 WIB pembukaan lengkap dan

penatalaksanaan kala 2 sudah sesuai dengan standar asuhan kebidanan

dan berjalan dengan normal.

3. Kala III

Kala III merupakan tahapan persalinan yang dimulai dari bayi lahir

sampai lahirnya plasenta yang berkisar 15-30 menit. Pada tahapan ini

berjalan sesuai dengan teori yakni kelahiran plasenta tidak lebih dari 30

menit (Mose, 2010). Hal ini tidak ada kesenjangan dalam teori dan

praktek.

4. Kala IV

Kala IV dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam postpartum,

merupakan kala yang membutuhkan perhatian. Saat kala IV pada Ny.R


terdapat luka lasererasi derajat II, telah dilakukan hecting dengantidak

dilakukan anastesi terlebihh dahulu hal ini tidak sesuai dengan asuhan

sayang ibu. Lalu dilakukan observasi kala IV yaitu 15 menit pada 1 jam

pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam kedua selama 2 jam tidak ada

masalah yang ditemukan, tanda-tanda vital, kontraksi, tinggi fundus uteri,

kandung kemih, dan perdarahan masih dalam batas normal.

C. Nifas Normal

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir

ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas

berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara

keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan (Kemenkes RI, 2015).

Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir

ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas

berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari (Ari Sulistyawati, 2009).

Dalam masa nifas Ny. L mendapatkan 3 kali kunjungan nifas yaitu:

1. Kunjungan 6 jam setelah persalinan, dilakukan pemeriksaan terhadap Ny.

R di dapatkan hasil kontraksi baik, tinggi fundus uteri 2 jari dibawah

pusat , lochea rubra , kandung kemih kosong. Ibu sudahmelakukan

mobilisasi seperti miring kiri dan kanan,menyusui bayinya, oleh suami.

Hal ini sudah sesuai dengan teori

2. Pada 6 hari postpartum tidak terdapat keluhan, keadaan umum baik


TFU teraba 1 jari simfisis, pengeluaran lochea sanguilenta, tidak terdapat

tanda bahaya masa nifas dan juga tidak ada tanda-tanda infeksi, hal ini

sesuai dengan teori. (Elisabeth, 2015 ) Pada kunjungan masa nifas ini tidak

ada kesenjangan antara teori dan praktek, Pada masa ini keadaan ibu baik

begitupun aktifitas sehari-hari hampir sepenuhnya dilakukan seperti

sebelum hamil, ibu belum menggunakan kontrasepsi apapun namun

berencana menggunakan kb suntik 3 bulan dan masih didiskusikan dengan

suami.

3. Pada 2 Minggu postpartum tidak terdapat keluhan, keadaan umum baik

TFU tidak teraba, pengeluaran lochea serosa, tidak terdapat tanda bahaya

masa nifas dan juga tidak ada tanda-tanda infeksi, hal ini sesuai dengan

teori. (Elisabeth, 2015 ) Pada kunjungan masa nifas ini tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktek, Pada masa ini keadaan ibu baik

begitupun aktifitas sehari-hari hampir sepenuhnya dilakukan seperti

sebelum hamil, ibu belum menggunakan kontrasepsi apapun namun

berencana menggunakan kb suntik 3 bulan dan masih didiskusikan

dengan suami

D. Bayi Baru Lahir Normal

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37

minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 – 4000 gram.
Asuhan pada bayi baru lahir adalah asuhan pada bayi selama jam

pertama setelah kelahiran.Beberapa aspek penting dalam asuhan ini yaitu

menjaga bayi tetap kering dan hangat, mengusahakan adanya kontak antara

kulit bayi dan kulit ibu sesegera mungkin, memberikan asuhan segera

setelah badan bayi lahir, mengklem dan memotong tali pusat, pemeriksaan

pernapasan pada bayi, dan melakukan perawatan pada mata dan pemberian

salep antibiotik. Jika bayi tidak mengalami masalah dalam waktu 24 jam,

maka bidan akan melanjutan pengamatan pernapasan, warna kulit, aktifitas

bayi, mempertahankan suhu tubuh bayi, melakukan pemeriksaan fisik, dan

memberi vitamin K pada bayi (Rochmah, 2012. hlm. 2).

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dilakukan ketika Bayi Baru Lahir,

Keuntungan IMD yaitu kontak kulit ke kulit yang akan menstabilkan suhu

tubuh bayi, meningkatkan hubungan antara ibu dan bayi. Dan disini tidak

terdapat kesenjangan antara teori dan praktek. (Ilmu Kesehatan Anak,

2010).

Menurut KEMENKES RI, 2010 vitamin K yang diberikan adalah

vitamin K1 yang terdapat pada sayuran hijau. Dalam beberapa kali Kongres

Nasional Ilmu Kesehatan Anak (KONIKA) . Pada bayi 1 jam setelah

dilahirkan diberikan Vitamin K, yang berfungsi untuk mencegah terjadinya

perdarahan intracranial, pemberian Vitamin K dengan cara disuntikkan pada

paha luar sebelah kiri sebanyak 0,5 cc dan tidak memberikan efek samping

apapun terhadap bayi.. Setelah pemberian Vitamin K dilanjutkan dengan

pemberian imunisasi pertama kali yaitu Hepatitis B. Hepatitis B dapat


berfungsi untuk mencegah penyakit Hepatitis terhadap bayi. Imunisasi HB 0

adalah vaksin yang aman dan tidak memberikan efek samping yang berat.

Dalam kasus bayi Ny. L hanya diberikan suntikan HBO dan diberikan

suntikan vit K. Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan

praktek.

Pada bayi Ny. L perawatan tali pusat dilakukan dengan prinsip bersih

dan kering menggunakan kassa steril (Saifuddin, 2010) dan tali pusat puput

pada hari ke 5. Dalam hal ini juga tidak ada kesenjangan antara teori dan

prak
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Data subjektif dan objektif Ny. L mulai dari kehamilan, persalinan, nifas

dan bayi baru lahir sudah terkumpul dengan lengkap dan benar.

2. Diagnosa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir pada Ny.L sudah

di tegakkan dengan benar.

3. Masalah potensial pada Ny.L tidak di temukan mulai dari kehamilan,

persalinan, nifas dan bayi baru lahir pada Ny. L

4. Tindakan segera tidak ada karena pasien tidak mempunyai masalah yang

berupa tindakan segera.

5. Rencanakan tindakan telah di susun dengan teori tidak semua sesuai

dengan teori pada saat kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir.

6. Implementasi pada Ny. L sesuai teori dengan teori kehamilan, persalinan,

nifas dan bayi baru lahir pada Ny. L

7. Semua tindakan sudah terevaluasi dengan benar pada Ny. L mulai dari

pendokumentasian kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir pada

Ny. L

8. Pendokumentasian Ny. L sudah di lakukan dengan langkah Varney dan

SOAP.
B. Saran

1. Bagi Penulis

Di harapkan penulis dapat menjelaskan setiap tindakan sesuai standar

profesi kebidanan dengan menggunakan manajemen asuhan kebidanan

dengan pendekatan Varney dan mendokumentasikan dalam bentuk

SOAP. Serta meningkatkan kualitas penulisan studi kasus untuk

keperluan ke depannya.

2. Bagi PMB Bidan Nengsih

Di harapkan untuk dapat meningkatkan dan mempertahankan

pelayanan yang sudah ada selama ini agar dapat memberikan kepuasan

kepada pasien dan sebagai tolak ukur dalam meningkatkan mutu dan

kualitas pelayanan kepada pasien dan dapat menerapkan asuhan

kebidanan sesuai perkembangan ilmu dan tekhnologi yang berkembang

pada saat ini di PMB Bidan Nengsih Padmawati

3. Institusi

Di harapkan agar dapat memberikan pendidikan dan bimbingan yang

lebih baik lagi kepada mahasiswa, sehingga dapat menjadi bidan yang

professional dan pada perpustakaan di harapkan dapat menyediakan lebih

banyak lagi buku referensi untuk semua mata kuliah yang di butuhkan.
DAFTAR PUSTAKA

BKKBN.(2008).Program KB di Indonesia.http://www.bkkbn.go.id(Di akses pada


hari rabu, 15 agustus 2018 pukul 10.30 WIB)

Depkes.(2012).Profil Kesehatan Indonesia.http://www.depkes.go.id(Di akses pada


hari rabu, 15 agustus 2018 pukul 12.30 WIB)

Depkes.(2015). ProfilKesehatan Indonesia. Jakarta. Departemen Kesehatan


Republik Indonesia.

Depkes.(2015) buku KIA.http://www.depkes.go.id(Di akses pada hari jumat, 17


agustus 2018 pukul 12.30 WIB)

Depkes.(2015) kesehatan dalam rangka sustainable development goals (SDGs).


(Di akses pada hari jumat, 24 agustus 2018 pukul 08.00 WIB)

Depkes RI. (2015). Buku Acuan persalinan Normal. Jakarta : Departemen


Kesehata Republik Indonesia.

http://www.depkes.go.id (Di akses pada hari jumat, 24 agustus 2018 pukul 18.30
WIB)

Indriyani.2013. buku Panduan Update Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
CV Trans Info Media:Yogyakarta.

WHO. World Health Statistics.(2014). http://who.int/(Di akses pada hari jumat,24


agustus 2018 pukul 09.10 WIB)

Anda mungkin juga menyukai