CIKARANG
Disusun Oleh :
Sang Ayu Made Pujawati
NIM : 18-13-031
i
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu dari WHO adalah sebagai berikut; <15 per
100.000 kelahiran hidup 15-199 per 100.000 kelahiran hidup; 200-499 per
≥1.000 per kelahiran hidup. Pada tahun 2011 di kawasan ASEAN hanya
Angka Kematian Ibu <15 yaitu 3 per 100.000 kelahiran hidup. Ada 5
negara memiliki Angka Kematian Ibu 15-199 per 100.000 kelahiran hidup,
yakni: Brunei Darussalam (24), Filipina (99), Malaysia (29), Vietnam (59),
dan Thailand (48) serta 4 negara memiliki Angka Kematian Ibu 200-499 per
Angka Kematian Ibu tertinggi di ASEAN dengan angka 470 per 100.000
kelahiran hidup.(WH0,2013)
2019 dan SDGs. Menurut data SDKI, Angka Kematian Ibu sudah mengalami
penurunan pada periode tahun 1994- 2012 yaitu pada tahun 1994 sebesar 390
per 100.000 kelahiran hidup, tahun 1997 sebesar 334 per 100.000 kelahiran
hidup, tahun 2002 sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2007
3
sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup namun pada tahun 2012 , Angka
Kematian Ibu meningkat kembali menjadi sebesar 359 per 100.000 kelahiran
hidup. Untuaak AKB dapat dikatakan penurunan on the track (terus menurun)
meningkat. Lebih dari 25% kematian ibu di Indonesia pada tahun 2013
kematian ibu dan anak dimana dengan tingginya cakupan kesehatan ibu dan
Jabar,2017)
kematian bayi di Indonesia masih tinggi dari negara lainnya, kasus kematian
Bayi turun dari 33.278 di tahun 2015 menjadi 32.007 pada tahun 2016, dan di
meninggal satu bulan pertama setelah kelahiran (0-28 hari) yang dinyatakan
4
dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Angka kematian neonatal
Angka Kematian Ibu di Jawa barat tahun 2017 yang di laporkan pada
tabel profil kesehatan 2017 sebesar 76,03 per 1.000 kelahiran hidup.
maternal di bekasi 23,4 per 100.000 kelahiran hidup dan ini merupakan angka
Angka kematian bayi di jawa barat pada tahun 2017 sebesar 3,4 per
1000 kelahiran hidup menurun 0,53 poin di banding tahun 2016 sebesar 3,93
per 1000 kelahiran hidup dari kematian bayi sebesar 3,4 per 1000 terdapat
angka kematian neonatal (bayi berumur 0-28 hari) sebesar 3,1 per 1000
kelahiran hidup atau 84,63% kematian bayi berasal dari bayi usia 0-28 hari,
rumah pada ibu post partum sampai tali pusat bayi puput. Jumlah pasien ANC
bulan desember 10 orang dan pasien yang bersalin dalam 1 tahun 120 orang.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, sesuai dengan
hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir sesuai dengan
d. Mampu melakukan tindakan segera pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu
bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir sesuai dengan manajemen
bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir sesuai dengan manajemen
bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir sesuai dengan manajemen
a. Metode
1. Wawancara
2. Observasi
3. Studi dokumentasi
4. Studi kepustakaan
1. Lokasi
2. Waktu
b. INC (Persalinan)
c. PNC ( Nifas )
pasien
pasien
D. GAMBARAN KASUS
Pengambilan kasus pada kunjungan pertama ini pada Ny. L mulai dari
2020, Ny. L mengatakan tidak ada keluhan, hasil pemeriksaan HPHT: 24-3-
keras seperti papan (punggung), pemeriksaan leopold III : teraba bulat, keras,
9
ke II tanggal 21-10-2020
Pada kunjungan kedua yaitu tanggal 23-12-2020, Ny. L mengatakan tidak ada
bagian kecil-kecil janin (ekstremitas), kiri teraba panjang keras seperti papan
bagian kecil-kecil janin (ekstremitas), kiri teraba panjang keras seperti papan
kanan teraba bagian kecil-kecil janin, kiri teraba panjang keras seperti papan
Persalinan Ny.L Pada tanggal 5 januari 2020 pada pukul 09.30 WIB
melahirkan bayi secara spontan, jenis kelamin laki-laki dengan berat badan
3800 gram, panjang badan 50 cm, lingkar kepala 35 cm, lingkar dada 33 cm,
lingkar lengan atas 13 cm. Menangis spontan tonus otot kuat, warna kulit
cc yaitu kala II ±200 cc, kala III : ±100cc. kala IV 100 cc. dan tidak ada
komplikasi dalam proses persalinan. Pada kunjungan nifas 6 jam setelah post
partum sampai kunjungan nifas kedua 6 hari post partum tidak di temukan
Pada bayi Ny.S juga tidak di temukan masalah apapun, bayi terlihat
E. Sistematika Penulisan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Berisi landasan teori kehamilan normal, persalinan normal, nifas normal, bayi
mulai dari ibu hamil, ibu bersalin, nifas, bayi baru lahir.
BAB IV PEMBAHASAN
SOAP.
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
12
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KEHAMILAN
1. Definisi Kehamilan
MDGS penurunan angka kematian ibu antara 1990 dan 2015 seharusnya
5,5 persen pertahun. Namun data WHO, UNICEF,UNFPA dan Bank Dunia
penurunannya masih kurang dari satu persen per tahun. Pada 2005,
lebih rendah dari jumlah kematian ibu tahun 1990 yang sebanyak 576.000
miskin disebabkan oleh masalah kehamilan dan persalinan, dan nifas. Pada
dari 585.000 ibu hamil meninggal saat hamil atau bersalin (Kemenkes RI
bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi
triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari
maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial dalam keluarga, pada
kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang-kadang
persalinan.
3) Mengidam
4) Pingsan
kehamilan 16 minggu.
7) Sering kencing
8) Obstipasi
9) Pigmentasi kulit
10) Epulsi
11) Varises
1) Mastodinia
2) Quickening
menjelang aterm.
16
4) Perubahan temperatur
Perubahan ini antara lain kloasma yakni warna kulit yang kehitam-
hitaman pada dahi, punggung hidung dan kulit daerah tulang pipi,
6) Perubahan payudara
minggu.
8) Tanda Piskacek’s
kebiru-biruan.
setelah minggu ke 16, karena pada saat itu uterus telah keluar
secara jelas dan hal ini tidak dapat dijelaskan dengan kondisi
bunyi-bunyi yang lain, seperti bising tali pusat, bising uterus dan
nadi ibu.
2) Palpasi
3) Pemeriksaann USG
(Pantikawati&Saryono, 2010).
Istirahat yang dibutuhkan ibu 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada
siang hari.
4) Koitus
1) Oksigen
2) Kalori
pada trimester I, dan 300 kal/hari selama trimester II dan III , total
badan sekitar 11,5 – 16 kg, dan 7 – 11,5 kg untuk ibu hamil dengan
3) Protein
prematuritas
4) Lemak
Asupan lemak pada ibu hamil tidak boleh melebihi 25% kebutuhan
2015).
22
persalinan.
(1) Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering
dan teratur.
telah ada
23
dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan menyebabkan membesarnya
Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah
terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman
karena hamil sudah berkurang. Perut ibu belum terlalu besar sehingga
Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya dan ibu
sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa kecemasan, rasa tidak
meningkatnya libido.
Trimester ketiga sering kali disebut periode menuggu dan waspada sebab
pada saat itu ibu merasa tidak sabar menuggu kelahiran bayinya. Seorang
ibu mungkin mulai merasakan takut akan rasa sakit dan bahaya fisik
yang akan timbul pada waktu melahirkan. Rasa tidak nyaman akibat
kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang
merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa sedih
tersebut yaitu dengan mengatur posisi atau sikap tubuh yang baik selama
2) Varises
terlalu lama, senam hamil dan gunakan pakaian yang longgar dan nyaman.
3) Obstipasi
kehamilan yaitu dengan cara makan-makanan yang kaya akan serat dan
terjadi pada seorang ibu hamil yang merupakan suatu pertanda telah
terjadinya suatu masalah yang serius pada ibu atau janin yang
(hamil muda), pada pertengahan atau pada akhir kehamilan (hamil tua).
merah, banyak dan berulang, disertai atau tidak disertai rasa nyeri.
dari preeklampsia.
yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan
serius jika muncul pada wajah dan tangan, tidak hilang setelah
kali dalam periode 3 jam (10 gerakan dalam 12 jam). Gerakan bayi
28
akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring/beristirahat dan jika ibu
a) Definisi ANC
2014 : 237).
b) Tujuan ANC
hasil yang sehat dan positif bagi ibu dan bayinya dengan cara sebagai
berikut:
2014)
c) Recofusing
toxsoid,serta pemberian tablet zat besi kepada ibu hamil selama masa
atau penyulit yang ada yang dapat terjadi pada ibu hamil kwalitas
deteksi kehamilan ganda dan deteksi kelainan letak atau resiko tinggi
(Indrayani, 2011).
e) 10 T
badan pada ibu hamil dalam satu minggu 0,5 kg dan dalam sebulan
Hal ini untuk memantau apakah tekanan darah ibu normal atau
rumus:
Berat badan janin = (Tinggi Fundus Uteri – 13) x 155 gram: untuk
Fundus Uteri – 12) x 155 gram: untuk kepala janin yang sudah
Tablet zat besi berisi 60 mg zat besi dan 500 mg asam folat yang
hilang.
g. Tes labolatorium
f) Pemeriksaan Leopold
(1) Leopold I:
dalam fundus
33
simfisis.
g) Per limaan
Tabel 2.1
belum masuk
panggul.
3/5 H II – III Bagian terbesar
kepala
35
Bagian terbesar
2/5 H III + kepala
sudah masuk
panggul
1/5 H III – IV Kepala di dasar
panggul
0/5 H IV Di perineum
h) TT
Lama Perlindungannya
8. Pelayanan ANC
1. Definisi
36
(2) Mengupayakan kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang di kandung nya
(3) Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilan nya
(Sarwono,2014)
3. Kunjungan kehamilan
3. Dua kali kunjungan pada kehamilan trimester III (28-36 minggu dan >
36minggu)
(1) Anamnesis
b. Anamnesis umum:
37
tanggal persalinan memakai rumus Naegele: hari + 7, bulan -3, tahun +1.
2012)
B. PERSALIANAN NORMAL
Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan membran dari
dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks
sebagai akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan kekuatan yang teratur. Mula-
mula kekuatan yang muncul kecil, kemudian terus meningkat sampai pada puncaknya
pembukaan serviks lengkap sehingga siap untuk pengeluaran janin dari rahim ibu (Rohani,
2011).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam
serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan
lahir. Persalinan dan kelahiran normal merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin
(Jannah, 2017).
Menurut Sukarni dan Margareth (2016) persalinan adalah proses membuka dan
menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal
38
adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),
lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin.
Persalinan adalah kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan
atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh
Sebab-sebab terjadinya persalinan sampai kini belum diketahui dengan jelas karena itu
a. Teori keregangan
batas waktu tersebut, maka akan terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai.
Keadaan uterus yang terus menerus membesar menjadi tegang mengakibatkan iskemia
otot-otot uterus.
Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu,dimana proses terjadi
buntu. Produksi progesteron mengalami penurunan sehingga otot rahim lebih sensitif
estrogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi
39
d. Teori prostaglandin
oleh desidua. Pemberian prostagladin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot
Proses pemecahan masalah yang akan digunakan untuk merencanakan asuhan bagi ibu
bayi.
Asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan ibu. Salah
satu prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah dengan mengikutsertakan suami dan
c. Pencegahan infeksi
Bagian essensial dari asuhan lengkap yang diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir dan
harus dilaksanakan secara rutin pada saat menolong atau pasca persalinan / BBL atau
pada saat melaksanakan penyulit dengan memakai alat pelindung diri, menyiapkan
d. Pencatatan (Dokumentasi)
persalinan untuk terus menerus memperhatikan asuhan yang diberikan selama proses
Mengkaji ulang catatan memungkinkan untuk menganalisa data yang telah dikumpulkan
dapat lebih efektif dalam merumuskan suatu diagnosis serta membuat rencana asuhan
e. Rujukan
Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu ke fasilitas kesehatan rujukan atau yang
memiliki sarana lebih lengkap diharapkan mampu menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi
baru lahir. Meskipun sebagian besar ibu menjalani persalinan normal, sekitar 10-15 %
diantaranya akan mengalami masalah selama proses persalinan dan kelahiran sehingga
b) Sifatnya his teratur, intervalnya makin pendek dan kekuatannya makin besar.
Dengan adanya his persalinan, terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan.
terlepas.
3) Pengeluaran cairan
41
Sebagian ibu mengeluarkan air ketuban akibat pecahnya selaput ketuban.Jika ketuban
sudah pecah, maka ditargetkan persalinan dapat berlangsung dalam 24 jam.Namun jika
ternyata tercapai, maka persalinan akhirnya diakhiri dengan tindakan tertentu, misalnya
Berikut ini adalah langkah-langkah dari APN, yaitu (JNPK-KR, 2012 dan
Indrayani, 2016).
1. Mendengar, melihat dan memeriksa adanya tanda dan gejala kala dua.
b. Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina.
menanatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Resusitasi dilakukan ditempat
yang datar, rata, bersih, kering dan hangat, 3 handuk/kain bersih dan kering, alat
a. Menggelar kain diatas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal bahu bayi.
4. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku, mencuci kedua tangan
dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk
5. Memakai satu sarung tangan dengan DTT atau steril untuk semua pemeriksaan dalam
desinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakkan kembali di partus set atau wadah
belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi air desinfeksi
tingkat tinggi. Bersihkan dengan seksama jika mulut vagina, perieneum, atau anus
terkontaminasi oleh kotoran ibu, dengan cara menyeka dari depan ke belakang.
Membuang kapas atau kasa yang terkontaminasi dalam wadah yang benar. Mengganti
sarung tangan jika terkontaminasi (meletakkan kedua sarung tangan tersebut dengan
benar di dalam larutan terkontaminasi) dan rendam dalam klorin 0,5% (lihat langkah
9).
memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap. Bila pembukaan sudah lengkap
memakai sarung tangan yang kotor ke dalam larutan klorin 0,5% dan kemudian
10. Memeriksa Denyut Jantung Janin (DJJ) Setelah kontraksi berakhir untuk memastikan
11. Memberitahukan informasi kepada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan
janin baik
a. Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai dengan keinginannya.
pemantauan kondisi kesehatan dan kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk
meneran.
a. Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinginan untuk meneran.
g. Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera dalam waktu
120 menit (2 jam) meneran untuk ibu primipara atau 60 menit (1 jam) untuk ibu
multipara, merujuk segera. Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran.
44
14. Menganjurkan ibu untuk berjalan jongkok atau mengambil posisi yang aman. Jika ibu
belum ingin menera dalam 60 menit, anjurkan ibu untk mulai meneran pada puncak
15. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, letakkan handuk
16. Meletakkan kain yang bersih yang dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong ibu.
18. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
19. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter didepan 5-6 cm, segera lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain, letakkan tangan yang lain di kepala
bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi,
20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi,
a. Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala
bayi.
b. Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di dua tempat dan
memotongnya..
21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di masing-masing
sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya, dengan
45
lembut menariknya ke arah bawah dan ke arah luar hungga bahu anterior muncul di
bawah arcus pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar
23. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai dari kepala bayi yang berada
di bagian bawah ke arah perineum, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir.
Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan lengan
bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Dengan menggunakan
tangan depan (anterior) untuk mengendalikan siku dan tangan depan (anterior) bayi saat
keduanya lahir.
24. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas (anterior) dari
Bila salah satu jawaban “TIDAK” maka lakukan resusitasi pada asfiksia bayi baru
26. Segera mengeringkan bayi dengan handuk/kain yaitu mulai dari muka, kepala dan
bagian tubuh lainnya tanpa membersihkan verniks. Jika handuk/kain basah ganti
28. Menginformasikan kepada ibu akan disuntik oksitosin agar kontraksi uterus tetap baik.
30. Menjepit tali pusat pada 2 menit pasca persalinan dengan menggunakan klem kira-kira 3
cm dari pusat bayi. Setelah itu urut tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan memasang
a. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting dan
c. Setelah itu, lepaskan klem dan masukan ke wadah yang telah disediakan
32. Melakukan IMD dengan cara kulit bayi bertemu kulit ibu, meluruskan bahu bayi
sehingga menempel di dada/perut ibu dan kelapa bayi berada di antara payudara dengan
posisi lebih rendah dari putting. Untuk menjaga kehangatan pakaikan topi bayi dan
menyelimuti ibu dan bayi selama 1 jam. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan
IMD selama 30-60 menit. Menyusu prtama berlangsung sekitar 10-15 menit (jika bayi
sudah berhasil melakukan menyusu biarkan bayi tetap berada di dada ibu selama 1 jam).
33. Memindahkan klem pada tali pusat dengan jarak 5-10 cm di depan vulva.
34. Melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus dengan meletakan satu tangan di
atas kain yang ada di perut ibu, tepat di atas tulang pubis. Memegang tali pusat dan klem
35. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan ke arah bawah
pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian
bawah uterus dengan cara menekan uterus ke atas dan belakang (dorsokranial) dengan
penegangan tali pusat jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, dan menunggu hingga
47
kontraksi berikutnya dimulai. Jika uterus tidak berkontraksi, minta ibu atau seorang
Mengeluarkan plasenta
36. Setelah plasenta terlepas, minta ibu untuk meneran sambil menarik tali pusat kearah
bawah dan kemudian kearah atas, mengikuti kurva jalan lahir sambil meneruskan
a. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5 sampai
b. Jika plasenya tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama 15 menit,
maka:
37. Melakukan plasenta manual jika terjadi pendarahan karena plasenta tidak lahir dalam
wakti 30 menit sejak kelahiran bayi. Jika plasenta terlihat di introitus vagina,
dengan dua tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput ketuban
38. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus selama 15
detik, caranya letakan telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan
Menilai perdarahan
48
39. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan selaput
ketuban untuk memastikan bahwa plasenta dan selaput ketuban lengkap dan utuh.
40. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit laserasi
yang mengalami perdarahan aktif. Jika ada robekan yang menimbulkan perdarahan
41. Melakukan penilaian ulang terhadap uterus dan memastikannya berkontraksi dengan
baik.
42. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke larutan klorin 0,5%
membilas kedua tangan yang masih bersarung tangan tersebut dengan air desinfeksi
tingkat tinggi dan mengeringkan dengan kain yang bersih dan kering
Evaluasi
43. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.
44. Mengajarkan pada ibu dan keluarga tentang cara memeriksa kontraksi uterus dan
a. Jika bayi sulit bernafas, merintih, atau retraksi, lakukan resusitasi dan segera rujuk.
c. Jika kaki teraba dingin, maka hangatkan ruangan, dan biarkan bayi kontak kulit
48. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi
49. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang sesuai.
50. Membersihkan tubuh ibu dengan menggunakan air DTT. Membersihkan cairan ketuban,
lendir, dan darah. Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.
51. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI. Menganjurkan
52. Melakukan dekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan larutan
53. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, membalikkan bagian
dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
54. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir lalu mengeringkannya.
55. Melakukan penatalaksanaan bayi baru lahir dengan memakai sarung tangan bersih/DTT.
56. Melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir dan melakukan pemantauan setiap 15
menit untuk memastikan bayi bernafas normal serta suhu tubuh baik (36,5-37,5 0 C).
Setelah 1 jam berikan salep mata dan injeksi vitamin K 1 1 mg secara IM pada paha kiri
anterolateral.
57. Setelah pemberian K1, suntikan Hepatitis B pada paha kanan anterolateral dan letakan bayi
58. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik didalam larutan klorin 0,5%.
59. Cuci kedua tangan dibawah air mengalir dengan menggunakan sabun dan keringan
Dokumentasi
Tabel. 2.3
50
Pada akhir kehamilan kadar estrogen dan progesteron menurun kira-kira 1-2 minggu
Tekanan Darah akan meningkat selama kontraksi disertai peningkatan sistolik rata-
2. Perubahan suhu
yaitu 0,5 - 1° C.
yang mencolok selama puncak kontraksi uterus tidak terjadi jika wanita berada pada
4. Perubahan pernapasan
peningkatan metabolisme.
Polyuria sering terjadi selama persalinan. Kondisi ini dapat diakibatkan peningkatan
lebih lanjut curah jantung dan peningkatan laju filtrasi glomelurus dan aliran plasma
ginjal.
6. Perubahan Gastrointestinal
7. Perubahan hematologi
Hb meningkat rata- rata 1,2 gr/100 ml selama persalinan dan kembali kekadar
sebelum persalinan pada hari pertama pasca bersalin jika tidak ada kehilangan darah
yang abnormal.
Pada ibu yang akan menghadapi persalinan merasakan rasa kurang yakin bahwa
akan melahirkan, merasa putus asa dan lelah karena intensitas rasa sakit akibat mules yang
meningkat
Robekan jalan lahir bida terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak
perlukaan jalan lahir luka yang terjadi biasanya ringan tetapi sering juga terjadi luas dan
berbahaya, untuk itu setelah persalinan harus dilakukan pemeriksaan vulva dan perineum
( sarwono, 2009)
Untuk mengetahui apakah ada tidaknya robekan jalan lahir, maka periksa daerah
perineum, vagina dan vulva . setelah bayi lahir vagina akan mengalami peregangan oleh
a. Derajat pertama
Laserasi yang terjadi terjadi pada mukosa dan kulit perineum, tidak perlu dijahit.
b. Derajat kedua
Laserasi yang terjadi pada mukosa vagina, kulit,dan jaringan perineum, perlu dijahit.
c. Derajat ketiga
Robekan yang terjadi mengenai mukosa vagina, komisura posterior, kuit perenium,
d. Derajat keempat
Laserasi yang terjadi pada mukosa vagina ,kulit, jaringan perinieum dan spingter ani
yang meluas hingga rectum. Bila laserasi jalan lahir derajat 3 dan 4 maka : rujuk
segera.
9. Partograf
a. Definisi
53
Partograf adalah catatan grafik kemajuan persalinan untuk memantau keadaan ibu dan
janin.
2) Jika persalinan berjalan abnormal maka patograf yang menjadi petunjuk untuk
b) Landasan
Partograf WHO telah dirancang oleh suatu kelompok kerja informal yang
meneliti hampir semua karya yang dipublikasikan tentang partograf dan desainnya
3) Fase aktif, kecepatan pembukaan tidak boleh lebih lambat dari 1 cm/jam.
tidak akan membahayakan janin atau ibunya untuk menghindari dari suatu
5) Periksa dalam tidak boleh dilakukan terlalu sering dalam suatu praktek
6) Sebaiknya memakai partograf yang sudah ada garis waspada dan garis tindakan.
a. Kemajuan persalinan
c) Pembukaan serviks
54
1) Fase laten dari pembukaan 0-3 cm diikuti dengan penipisan bertahap dari
dalam 1 jam.
3) Pada persalinan yang berlangsung normal, pembukaan tidak boleh ada di kanan
garis waspada.
a) Turun kepala janin diperiksa dari perut ibu dalam perlimaan yang masih teraba
b) Pemeriksaan turun kepala janin dilakukan dengan periksa dalam dan catat
dengan tanda (O), pada posisi 0/5 sinsiput (s) atau paruh kepala atas berada
e) Bidang Hodge
1) Bidang Hodge 1 : ialah bidang datar yang melalui bagian atas simpisis dan
2) Bidang Hodge II : ialah bidang yang sejajar dengan Bidang Hodge I terletak
3) Bidang Hodge III : ialah bidang yang sejajar dengan bidang Hodge I dan II
terletak setinggi spina ichiadika kanan dan kiri. Pada rujukan lain, Bidang Hodge
4) Bidang Hodge IV : ialah bidang yang sejajar Bidang Hodge I,II,III terletak
setinggi oskoksigis.
f) His
55
2) Dicatat His berapa kali dalam 10 menit dan dicatat setiap setengah jam.
g) Keadaan Janin
a. Denyut Jantung
(1) Catat setiap 30 menit sekali dan satu kotak menggambarkan 30 menit.
(2) Dengarkan denyut jantung janin segera setelah puncak 1-HIS dilalui
U :Selaput utuh
Merupakan petunjuk penting adanya disporposi kepala janin dan panggul ibu.
0 = Sutura terpisah
i) Keadaan ibu
(1) Nadi : dicatat setiap 30 - 60 menit dan ditandai dengan sebuah titik besar
(2) Tekanan darah : dicatat setiap 4 jam dan ditandai dengan anak panah.
Jika memakai oxytosin, catatlah banyaknya oxytosin per volume cairan infus
1. DefinisiMasaNifas
Masa nifas atau puerperium adalah setelah kala IV sampai dengan enam minggu
berikutnya (pulihnya alat–alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil). Akan
tetapi seluruh otot genetalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam
57
waktu 3 bulan. Masa ini merupakan periode kritis baik bagi ibu maupun bayinya maka
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-
kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai
dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan pascapersalinan harus terselenggara pada
masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan,
deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta
Secara garis besar terdapat tiga proses penting dimasa nifas,yaitu sebagai berikut :
Tabel. 2.4
Kunjungan Masa Nifas
Kunjungan Waktu Tujuan
1 6-8 jam setelah a. Mencegah perdarahan masanifas
persalinan karena atonia uteri
b. Mendeteksi dan merawat
58
a. Uterus
59
Segera setelah pengeluaran plasenta, fundus korpus uteri berada kurang lebih
Tabel2.5
Setelah persalinan dengan cepat luka ini mengecil, pada akhir minggu kedua hanya
c. Perubahan ligament
Ligament-ligamen dan diafragma pelvis, serta fasia yang meregang sewaktu kehamilan
dan partus, setelah janin lahir berangsur-angsur menciut kembali seperti sedia kala.
Warna serviks merah kehitaman-hitaman karena penuh pembuluh darah. Segera setelah
janin lahir, tangan pemeriksa masih dapat dimasukkan dalam kavum uteri. Setelah 2
jam hanya dimasukan 2-3 jari. Satu minggu hanya dapat dimasukin 1 jari, hal ini
e. Lochea
Lochea adalah secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas.
1) Lochea rubra (crueta), (hari ke 1-3) berwarna merah dan mengandung darah dari
robekan/luka pada plasenta dan serabut dari desidua dan chorin. Lochea ini terdiri
atas sel desidua, verniks caseosa, rambut lanugo, sisa meconium dan sisa darah.
61
2) Lochea sanguinolenta berwarna merah kuning berisi darah dan lendir yang keluar
3) Lochea serosa pada hari ke 7 sampai ke 14 berwarna kekuningan terdiri atas lebih
sedikit darah, lebih banyak serum, leukosit dan robekan laserasi plasenta.
4) Lochea alba dimulai dari hari ke – 14 kemudian makin lama makin sedikit hingga
sama sekali berhenti sampai satu atau dua minggu berikutnya, bentuknya seperti
cairan putih berbentuk krim serta terdiri atas leukosit dan sel – sel desidua.
vagina dan hilangnya rugae. Vagina yang semula teregang akan kembali secara bertahap
pada ukuran sebelum hamil 6-8 minggu setelah bayi lahir. Rugae akan terlihat sekitar
minggu ke empat, walaupun tidak akan menonjol pada wanita nulipara. Pada umumnya
rugae akan memipih secara permanen. Mukosa tetap atrofik pada wanita yang
1) Suhu
Satu hari (24 jam) postpartum suhu badan akan naik sedikit (37,5-38 0C) sebagai
2) Nadi
Denyut nadi pada orang dewasa 60-80 x/menit. Sehabis melahirkan biasanya denyut
3) Tekanan darah
62
Tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah melahirkan karena
adanya perdarahan. Jika tekanan darah tinggi pada post patum dapat menandakan
4) Pernafasan
Selalu berhubungan dengan suhu dan denyut nadi bila suhu dan dan nadi tidak
normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus
1) Volume darah
Kehilangan darah akibat penurunan volume darah total yang cepat tetapi terbatas.
Setelah itu terjadi perpindahan normal cairan tubuh yang menyebabkan volume
darah menurun dengan lambat. Pada minggu ke-3 dan ke-4 setelah bayi lahir,
volume darah biasanya menurun sampai mencapan volume darah sebelum hamil.
2) Curah jantung
Denyut jantung, volume sekuncup, dan curah jantung meningkat sepanjang masa
hamil. Segera setelah wanita melahirkan, keadaan ini meningkat bahkan lebih tinggi
selama 30-60 menit karena darah yang biasanya melintasi sirkulasi uteroplasenta
Pada hari pertama post partum, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun,
factor pembekuan darah. Leukosit yang meningkat di mana jumlah sel darah putih
dapat mencapai 15000 selama persalinan akan tetap tinggi dalam beberapa hari pertama
dari masa post partum. Jumlah sel darah putih tersebut masih bias naik sampai 25000-
30000 tanpa adanya kondisi patologis jika wanita tersebut mengalami persalinan lama.
63
1) Nafsu makan
2) Motilitas
Penurunan tonus dan motilitas traktus cerna menetap selama waktu yang singkat
3) Pengosongan usus
Buang air besar secara spontan bias tertunda selama dua sampai tiga hari setelah
ibu melahirkan. Keadaan ini bias disebabkan karena keadaan tonus otot usus
menurun selama proses persalnan dan pada awal amsa pasca partum, diare sebelum
kembali normal.
terdapat dalam tubuh terdiri atas air dan unsur-unsur yang terlarut di dalamnya.
air yang terjadi pada tubuh karena pengeluaran kelebihan dan tidak di ganti.
Keseimbangan asam basa tuhuh, batas normal ph cairan tubuh adalah 7,35-7,40.
64
Bila ph >7,4 disebut alkalosis dan jika ph < 7,35 di sebut asidosis. Mengeluarkan
2) Sistem urinarius
Perubahan hormonal pada masa hamil (kadar steroid yang tinggi ) turut
satu bulan setelah wanita melahirkan. Diperlukan kira-kira 2-8 minggu supaya
hipotonia pada kehamilan serta dilatasi ureter dan velvis ginjal kembali ke
3) Komponen urin
Dalam 12 jam pasca melahirkan, ibu mulai membuang kelebihan cairan yang
Trauma dapat terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses melahirkan,
Periode postpartum adalah waktu penyembuhan dan perubahan yaitu waktu kembali
pada keadaan tidak hamil. Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna
akan berangsur-angsur pulih seperti pada keadaan sebelum hamil. Untuk membantu proses
penyembuhan pada masa nifas, maka ibu nifas membutuhkan diet yang cukup kalori dan
65
protein, membutuhkan istirahat yang cukup dan sebagainya.ibu nifas juga sangat
membutuhkan :
Ibu nifas membutuhkan nutrisi yang cukup, gizi seimbang, terutama kebutuhan protein
dan karbohidrat. Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitanya dengan produksi air susu,
b. Ambulasi/mobilisasi
aktif dengan dianjurkan untuk melakukan mobilisasi dini. Pada persalinan normal
Periode masa nifas merupakan waktu dimana ibu mengalami stres pasca persalinan,
terutama pada ibu primipara. Periode yang diekspresikan oleh reva rubin (seorang bidan
berpengaruh pada pelayanan terhadap ibu dan bayi), terdiri dari tiga tahap yaitu :
a. Taking In
Terjadi pada hari 1-2 setelah persalinan, ibu masih pasif dan sangat tergantung, fokus
b. Taking Hold
Berlangsung 3-10 hari post partum, ibu lebih berkonsentrasi pada kemampuannya
menerima tanggung jawab sepenuhnya terhadap perawatan bayi. Pada masa ini ibu
menjadi sangat sensitif sehingga membutuhkan bimbingan dan dorongan perawat untuk
c. Letting Go
Dialami setelah tiba di rumah secara penuh merupakan pengaturan bersama keluarga,
ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan ibu menyadari atau merasa kebutuhan
bayi yang sangat tergantung dari kesehatan sebagai ibu. (Vivian, 2011).
kembali pada keadaan tidak hamil. Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun
eksterna akan berangsur-angsur pulih seperti pada keadaan sebelum hamil. Untuk
membantu proses penyembuhan pada masa nifas, maka ibu nifas membutuhkan diet yang
cukup kalori dan protein, membutuhkan istirahat yang cukup dan sebagainya.ibu nifas juga
sangat membutuhkan :
Ibu nifas membutuhkan nutrisi yang cukup, gizi seimbang, terutama kebutuhan protein
dan karbohidrat. Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitanya dengan produksi air susu,
b. Ambulasi/mobilisasi
aktif dengan dianjurkan untuk melakukan mobilisasi dini. Pada persalinan normal
c. Istirahat
Umumnya wanita sangat lelah setelah melahirkan, akan terasa lebih lelah bila
persalinan berlangsung agak lama. Seorang ibu baru akan cemas apakah ia mampu
merawat anaknya atau tidak setelah melahirkan. Hal ini mengakibatkan susah tidur,
alasan lainya terjadi gangguan pola tidur karena beban kerja bertambah, ibu harus
67
bangun malam untuk mennyusui, atau mengganti popok yang sebelumnya tidak pernah
dilakukan.
e. Kaki terasa nyeri saat ditekan dan ketika diangkat, teraba panas, dan kemerahan.
f. Perdarahan yang terjadi dalam 42 hari setelah melahirkan yang berlangsung terus
g. Merasa sedih atau tidak mampu untuk merawat bayi dan diri sendiri.
berencana, menyusui, pemberian imunisasi, kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
Masa nifas (peurperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinanselesai
sampai alat – alat kandungan kembali seperti pra – hamil. Nifas dibagi menjadi 3 periode :
68
1) Puerpurium dini yaitu masa kepulihan dimana ibu sudah diperbolehkan berdiri dan
berjalan – jalan.
3) Remote puerpuriumwaktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama
bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Tahapan asuhan
berencana, menyusui, pemberian imunisasi, kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
1. Definisi BBL
Bayi Baru Lahir adalah bayi yang lahir presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa
memakai alat, pada usia kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dengan berat badan 2500
Bayi baru lahir normal adalah bayi yanag lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42
minggu dan berat badan lahir 2500 – 4000 gram. Berdasarkan rekomendasi “The American
69
Academy of Pediatrics” bayi baru lahir diklasifikasikan berdasarkan berat badan lahir dan
Asuhan pada bayi baru lahir adalah asuhan pada bayi selama jam pertama setelah
kelahiran.Beberapa aspek penting dalam asuhan ini yaitu menjaga bayi tetap kering dan
hangat, mengusahakan adanya kontak antara kulit bayi dan kulit ibu sesegera mungkin,
memberikan asuhan segera setelah badan bayi lahir, mengklem dan memotong tali pusat,
pemeriksaan pernapasan pada bayi, dan melakukan perawatan pada mata dan pemberian
salep antibiotik. Jika bayi tidak mengalami masalah dalam waktu 24 jam, maka bidan akan
tubuh bayi, melakukan pemeriksaan fisik, dan memberi vitamin K pada bayi (Rochmah,
c. postterm (≥ 42 minggu)
(Gomella, 2009)
a. Adaptasi Pernapasan
Pernapasan dipicu oleh faktor – faktor fisik, sensorik dan kimia. Faktor fisik meliputi
usaha yang diperlukan untuk mengembangkan paru – paru dalam mengisi alveolus yang
kolaps. Fakor sensorik meliputi suhu, bunyi, cahaya, suara dan faktor penurunan suhu.
b. Adaptasi Kardiovaskuler
1) Suhu bayi baru lahir dapat menurun beberapa derajat setelah kelahiran
2) Suplai lemak subkutan yang terbatas dan area permukaan kulit bayi mudah
3) Kehilangan panas yang cepat dalam lingkungan yang dingin terjadi melalui
d. Adaptasi Gastrointestinal
3) Pencernaan protein dan karbohidrat telah tercapai, pencernaan dan absorpsi lemak
kurang baik karena tidak adekuatnya enzim – enzim pancreas dan lipase.
e. Adaptasi Neurologis
2) Bayi baru lahir menunjukan gerakan – gerakan tidak terkoordinasi, pengaturan suhu
yang labil, kontrol otot yang buruk, mudah terkejut dan tremor pada ekstremitas.
f. Adaptasi Ginjal
Sebagian bayi baru lahir berkemih dalam 24 jam pertama setelah lahir dan dua sampai 6
kali sehari pada sampai 2 jam pertama setelah itu 5 sampai 20 kali dalam 24 jam.
71
g. Adaptasi hati
1) Selama periode neonatus hati memproduksi zat yang esensial untuk pembekuan
darah.
2) Penyimpanan zat besi ibu cukup memadai bagi bayi sampai usia lima bulan
kehidupan ekstrauterin, setelah itu bayi baru menjadi rentan terhadap defisiensi
zat besi.
Bayi baru lahir dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara-cara berikut:
a. Evaporasi adalah jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan panas dapat terjadi
karena penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri
b. Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi
c. Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar
d. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-
benda yang mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh (Anik Maryunani, 2014).
72
Bidan perlu melakukan pemeriksaan fisik yang lengkap terhadap bayi pada saat lahir untuk
memastikan normalitas dan mendeteksi adanya penyimpanngan dari keadaan normal. Hal
a. Berat Badan
Berat badan bayi diukur dalam gram.Penimbangan dapa dilakukan diawal atau di akhir
pemeriksaan untuk menjaga agar bayi tetap dalam keadaan hangat.Berat badan bayi
b. Panjang Badan
Panjang badan diukur dari ujung atas kepla sampai ke ujung telapak kaki.Dalam
pemeriksaan kaki bayi harus dalam keadaan lurus. Panjang badan normal bayi saat lahir
Suhu bayi baru lahir normalnya sekitar 36,5-37,2 oC, nadinya sekitar 120-160 x/memint
d. Kepala
Pemeriksaan kepala dilakukan untuk menilai ubun-ubun bayi (fontanela), sutura, tanda-
meliputi jumlah, warna, lanugo.Raba sepanjang garis sutura dan fontanel, nilai apakah
hidrosefalus, bila fontanel menonjol, hal ini dapat terjadi akibat peningkatantekanan
e. Lingkar Kepala
Lingkar kepala bayi baru lahir diukur dari oksiput dan mengelilingi kepla tepat diatas
alais mata (oksipito-frontalis). Lingkar kepala normalnya 33-35 cm. (Indrayani, 2013).
g. Bentuk Wajah
Bentuk wajah harus terlihat simetris, ukuran dan posisi mata, hidung, mulut, dan telinga
h. Mata
Kaji ukuran, bentuk mata, kesimetrisan, kekeruhan kornea, katarak congenital, trauma,
a) Ketuk daerah pangkal hidung secara perlahan dengan menggunakan jari telunjuk.
i. Telinga
kesimetrisan letak dihubungkan dengan mata dan kepala serta adanya gangguan
pendengaran.
j. Hidung
Kaji bentuk, lebarnya dan adakah sekat pada hidung.Cuping hidung tidak boleh
pernafasan.
k. Mulut
dengan cara: Masukkan sebagian besar aerola mammae ke dalam mulut bayi. Amati
bayi menyusu, apabila bayi sudah menyusu maka langkah ini tidak perlu di
kerjakan.(Indrayani, 2013)
l. Leher
Inspeksi bentuk leher simetris/tidak, adakah pembekakan, dan benjolan, kelainan tiroid,
gerakan serta tidak berselaput.Bila ada selaput perlu dicurigai adanya sindrom Turner.
2) Baringkan bayi, seolah-olah akan mengakat bayi, bila reflek bagus bayi akan
m. Tangan
Kedua tangan harus sama panjang, bergerak aktif dan jumlah jari harus lengkap.
kerusakan saraf atau control motorik yang buruk berkaitan dengan kerusakan
1) Gendong bayi dalam posisi setengah duduk dengan sudut 30º di atas meja
2) Bayi akan menunjukkan respon berupa memeluk dengan abduksi dan ekstensi dari
ekstremitas atas yang cepat dan diikuti dengan aduksi yang lebih lambat dan
n. Dada
Pemeriksaan kesimetrisan gerakkan dilakukan pada saat bayi bernafas. Nilai adakah
tanda-tanda distress pernafasan, misalnya tarikan sternum atau interkostal yang harus
segera dilaporkan kepada dokter anak.pada bayi cukup bulan putting dan aerola harus
terbentuk dengan baik dan tampak simetris pada dinding dada.(Indrayani, 2013) Periksa
juga besarnya ukuran lingkar dada yang normalnya 30-38 cm, lingkar dada sekitar 2-3
o. Abdomen
Observasi kesimetrisan abdomen, penonjolan sekitar tali pusat saat bayi menangis,
perdarahan tali pusat, jumlah pembuluh darah pada tali pusat, dinding perut, adanya,
p. Genetalia
Pada bayi laki-laki panjang penis biasanya sekitar 3 cm, kaji posisi lubang uretra,
skrotum (jumlah testis ada dua dan sudah turun ke dalam skrotum).Untuk bayi
perempuan, kaji vulva untuk memastikan labia mayora telah menutupi labia minora dan
memastikan adanya klitoris, prefisium uretra dan vagian. Sering didapat keluar mukus
putih kental maupun perdarahan, namun hal ini normal dikarenkan faktor hormon dari
ibu.(Indrayani, 2013).
Kaji gerakan, bentuk simetris atau tidak, jumlah jari, adanya kelumpuhan atau tidak,
adnya sekat diantara jari, dan adanya tali pusat equinovorus.Lakukan pemeriksaan reflek
babinsky yaitu dengan cara:Goreskan telapak kaki, di mulai dari tumit, gores sisi lateral
telapak kaki kearah atas kemudian gerakan jari sepanjang telapak kaki. Bayi akan
1) Pegang bayi secara vertical, biarkan salah satu kaki bayi menyentuh permukaan
meja.
2) Bayi akan menunjukkan respon berupa gerakan berjalan, kaki akan bergantian fleksi
r. Anus
Kaji adanya lubang anus, posisi, dan fungsi sfingter ani.Perhatikan jika terdapat atresia
ani, megacolon.
s. Punggung
t. Kulit
u. Eliminasi
Kaji fungsi ginjal dan saluran gastrointestinal bagian bawah.Normalnya bayi kencing
lebih dari 6 kali sehari dan berak cair 6 sampai 8 kali sehari. Dicurigai diare apabila
b. Terlalu hangat (lebih dari 38oC)atau terlalu dingin (kurang dari 36oC).
berlebihan.
h. Menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa tenang dan menangis terus
menerus.(Saifuddin, 2010)
i. Imunisasi
m. Imunisasi yang diberikan kepada bayi baru lahir adalah imunisasi Hepatitis B
pertama kali 1 jam setelah pemberian vitamin K1 dosis 0,5 ml intra maskuler di paha
sebelah kanan. Hepatitis B dapat diberikan kepada bayi baru lahir yaitu 1 jam setelah
lahir dan maksimal 7 hari, bila lebih maka imunisasi hepatitis B tersebut tidak dapat
diberikan
78
n. Tabel. 2.6
Imunisasi Dasar
1) Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena udara dan tutupi
3) Jika tali pusat terkena kotoran atau tinja, cuci dengan sabun atau air bersih, dan
keringkan betul-betul.
79
b. Dalam waktu 24 jam dan sebelum ibu dan bayi di pulangkan ke rumah, berikan
imunisasi hepatitis B.
c. Ajarkan tanda-tanda bahaya bayi pada orang tua dan beri tahu orang tua agar merujuk
bayi segera untuk perwatan lebih lanjut, jika ditemui tanda-tanda bahaya bayi baru lahir.
e. cara merawat bayi mereka dan perawatan harian untuk bayi baru lahir:
1) Beri ASI sesuai dengan kebutuhan 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam) mulai dari
hari pertama.
3) Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering, dengan mengganti popok dan
selimut sesuai dengan keperluan. Pastikan bayi tidak terlalu panas dan terlalu dingin
5) Ukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit atau menyusu kurang baik.(Saifuddin, 2010)
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal
atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian
b. Hal-hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama sesudah lahir meliputi:
masalah kesehatan yang memerlukan tindak lanjut,seperti bayi kecil untuk masa
kehamilan atau bayi kurang bulan, gangguan pernapasan, hipotermia, infeksi, cacat
a. Skor APGAR
Nilai APGAR yaitu suatu sistem penilaian yang dipakai untuk mengevaluasi bayi
baru lahir pada menit pertama dan kelima setelah kelahirannya.Nilai APGAR membantu
menentukan tingkat keseriusan dari depresi bayi baru lahir serta langkah segera yang harus
diambil
Tabel 2.7
Nilai APGAR
Tanda 0 1 2
Warna kulit Seluruh tubuh Tubuh kemerahan, Seluruh tubuh
biru/pucat ekstermitas biru kemerahan
Denyut Tidak ada <100 denyut/menit >100
jantung denyut/menit
Reflek Tidak bereaksi Menyeringai
(grimace)
Tonus otot Lumpuh Ekstermitas sedikit Gerakan aktif,
fleksi ekstermitas
fleksi dengan
baik
Usaha Tidak ada Lambat, tidak teratur Menangis kuat
bernafas
(Sumber: Muslihatun, 2010)
81
Klasifikasi klinik :
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila bayi tidak langsung
menangis, penolong segera membersihkan jalan napas dengan cara sebagai berikut :
1) Letakkan bayi pada posisi telentang di tempat yang keras dan hangat.
2) Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus
dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
3) Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang
4) Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain
kering dan kasar. Dengan rangsangan ini biasanya bayi segera menangis.
Pengikatan dan pemotongan tali pusat segera setelah persalinan banyak dilakukan secara
luas diseluruh dunia, tetapi penelitian menunjukkan, penundaan pengikatan tali pusat
%.Pemotongan tali pusat dilakukan dengan mengklem terlebih dahulu 2-3 cm dari perut
bayi dan klem kedua disusur arah ibu, kemudian tali pusat di potong kemudian diikat.
(Rohsiswatmo, 2010)
Pada waktu bayi baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya, dan
membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat.Bayi baru lahir harus
82
dibungkus hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolok ukur kebutuhan akan tempat tidur
yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil. Suhu bayi harus dicatat. (Rizema, 2012)
Salep mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan setelah 1 jam kontak kulit ke kulit
Tetrasiklin 1%. Salep antibiotik harus tepat diberikan pada waktu satu jam setelah
kelahiran. Upaya profilaksis infeksi mata tidak efektif jika diberikan lebih dari satu jam
2) Berikan salep mata dalam satu garis lurus mulai dari bagian mata yang paling dekat
4) Jangan menghapus salep mata dari mata bayi dan anjurkan keluarga untuk tidak
e. Memberi vitamin K
Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K1 injeksi 1 mg intramuskuler setelah 1
jam kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu untuk mencegah perdarahan BBL
akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian BBL.(Indrayani, 2013)
setelah pemberian vitamin K1, pada saat bayi berumur 2 jam(Indrayani, 2013)
g. Identifikasi bayi
83
Apabila bayi dilahirkan di tempat bersalin yang persalinannya mungkin lebih dari satu
persalinan, maka sebuah alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada setiap bayi
baru lahir dan harus tetap di tempatnya sampai waktu bayi dipulangkan.
1) Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan
2) Alat yang digunakan, hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah
Sidik telapak kaki bayi dan sidik jari ibu harus dicetak di catatan yang tidak mudah
hilang. Sidik telapak kaki bayi harus dibuat oleh personil yang berpengalaman
menerapkan cara ini, dan dibuat dalam catatan bayi. Bantalan sidik kaki harus disimpan
dalam ruangan bersuhu kamar.Ukurlah berat lahir, panjang bayi, lingkar kepala, lingkar
h. Pemberian ASI
1) Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit ibunya segera setelah lahir
2) Bayi harus menggunakan naluri alamiahnya untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini
dan ibu dapat mengenali bayinya siap untuk menyusu serta memberi bantuan jika
diperlukan
84
3) Menunda semua prosedur lainnya yang harus dilakukan kepada bayi baru lahir
eksklusif.
85
BAB III
TINJAUAN KASUS
No Reg :
NIM : 18-13-031
Kunjungan ANC KE I
D. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu (isi sesuai dengan pertanyaan)
Hamil Ini
OBJEKTIF
A. Pemeriksaan Umum
- Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran : Compos Mentis
- Keadaan Emosional : Baik
- Tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 Mmhg
Nadi : 78 x/menit
Pernapasan : 22x/menit
Suhu : 36,2 C
B. Antropometri
TB : 160 cm
89
BB Sebelum Hamil : 65 kg
BB Sekarang : 80 kg
IMT : 15 kg
LILA : 30
C. Pemeriksaan fisik
1. Kepala
Rambut : Bersih, warna hitam, tidak rontok, tidak ada ketombe
Muka : Cloasma: tidak ada, Oedema : Tidak ada
Mata : Konjungtiva : Merah muda
Scelera : Putih
Hidung : Pengeluaran : Tidak ada
Polip : Tidak ada
Telinga : Kebersihan : Bersih
Mulut/Gigi : Stomatitis : Tidak ada
Gusi : Tidak ada Pembengkakan
Caries : Tidak ada
2. Leher
Pembesaran Kelenjar Tiroid : tidak ada pembengkakan
Pembesaran Kelenjar Getah Bening : Tidak ada pembesaran
Pembesaran Vena Jugularis : Tidak ada Pembesaran
3. Dada
Retraksi dinding dada : tidak ada
Bunyi pernafasan : vasikuler
Bunyi Jantung : Normal
Irama : Teratur
Payudara : Bentuk : Simetris Kanan dan Kiri
Puting Susu : Menonjol
Areola : Hyperpigmentasi
Pengeluaran : Belum ada
Benjolan : Tidak ada
Tanda – tanda retraksi : tidak ada
Kebersihan : Bersih
Lain-lain : Tidak ada
90
4. Perut
Inspeksi :
Bekas Luka Operasi : Tidak ada
Bentuk Perut : bulat memanjang
Braxthonshick/kontraksi : Tidak ada
Palpasi :
TFU (Mc Donald) : 31 cm
Leopold I : teraba lunak, bulat, tidak melenting,
Leopold II : sebelah kanan : teraba bagian terkecil janin, sebelah kiri : teraba
bagian keras memanjang seperti papan
Leopold III : teraba keras, bulat dan melenting,
Leopold IV : Belum Masuk PAP
TBJ : (31-11)x155 = 3100 gram
Auskultasi : Puctum Maksimum : kanan bawah
DJJ : 146x/menit, Teratur/tidak
5. Ekstremitas : Telapak tangan : bagus
Varices : tidak ada
Reflek Patella : Positif
Oedema : Tidak ada
6. Pinggang : Nyeri Ketuk : Ada/Tidak ada
D. Pemeriksaan Genital
1. Pemeriksaan Genital Eksternal
Labia Mayora : Tidak ada kelainan
Labia Minora : Tidak Ada Kelainan
Urifisium Uretra : Tidak ada Kelainan
Vulva : di lakukan
Varices : Tidak Ada
Pengeluaran : Tidak ada
Kelenjar Skene : Tidak ada Pembengkakan
Kelenjar Bartholine : Tidak ada Pembengkakan
Lain-lain : Tidak ada
2. Anus (Haemoroid) : Tidak ada
91
E. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium :
Darah : HB : 12 gr/dl
Gol Darah : o
Rh : Positif
5. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan seperti : sakit kepala yang
hebat, nyeri ulu hati, penglihatan kabur, dan adanya perdarahan pervaginam. Ibu
mengerti penjelasan bidan.
6. Memberitahukan kepada ibu untuk rutin minum tablet Fe pada malam hari. Ibu
mengerti dan bersedia.
7. Memberitahukan kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang Satu Minggu
kemudian pada tanggal 23 desember 2020 atau jika ada keluhan bisa datang ke
tenaga kesehatan. Ibu bersedia dan akan datang kembali pada tanggal yang telah di
tentukan atau jika ada keluhan bisa datang ke tenaga kesehatan terdeka
KUNJUNGAN KE 2 ANC
No Reg :
NIM : 18-13-031
S:
Ibu Mengatakan ingin memeriksakan kehamilanya
O:
a. Keadaan umum :
1. Kesadaran : Compos Mentis
2. TTV : TD: 110/70 Mmhg
N : 80x/menit
R : 22x/menit
S : 36,2 C
3. Berat badan sebelum hamil : 65 kg
4. Berat badan saat hamil : 80 kg
5. Kenaikan BB selama hamil : 15 kg
6. Tinggi Badan : 160 cm
b. Muka : tidak ada pembengkakan
c. Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sclera : tidak ikterik
d. Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening, tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran vena jugularis.
e. Mamae : Simetris, putting susu menonjol, belum ada pengeluaran
kolostrum.
f. Abdomen : kontraksi : tidak ada saat di lakukan pemeriksaan
TFU (Mc Donald) : 32 cm
Leopold I : teraba lunak, bulat, tidak melenting,
Leopold II : sebelah kanan : teraba bagian terkecil janin, sebelah kiri :
teraba bagian keras memanjang seperti papan
Leopold III : teraba keras, bulat dan melenting,
Leopold IV : Belum Masuk PAP
TBJ : (32-11)x155 = 3255 gram
Auskultasi : Puctum Maksimum : kanan bawah
DJJ : 136x/menit, Teratur/tidak
g. Ekstremitas : Atas : tidak ada oedema
Bawah : tidak ada oedema, tidak ada varises
h. Anogenital : tidak ada kelainan, tidak ada keputihan, tidak ada varises,
tidak ada pembengkakan kelenjar bartolini, anus tidak ada haemoroid.
A:
G2P1A0 usia kehamilan 37 minggu
Masalah Potensial :
P:
1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan bahwa janin dan ibu dalam
keadaan baik dan normal
TTV : TD: 110/70 Mmhg
N : 80x/menit
R : 22x/menit
S : 36,5 C
UK : 37 Minggu
DJJ : 136x/menit
BB : 80 kg
(Ibu mengetahui hasil pemeriksaan)
2. Mengingatkan kembali ibu untuk menjaga pola istrahat dan beristrahat
yang cukup dengan tidur siang kurang lebih 1 jam dan tidur di malam
kurang lebih 6-7 jam perhari (ibu bersedia untuk melakukannya)
3. Mengingatkan kembali ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi,
seperti : sayur-sayuran, daging, ikan, telut dan buah-buahan.
4. Mengingatkan kembali ibu tanda bahaya menjelang persalinan seperti :
nyeri perut hebat, sakit kepala hebat, perdarahan dan pandagan kabur.
(ibu mengetahui tanda-tanda persalinan, seperti : perut terasa kencang.
(ibu bersedia melakukannya)
5. Mengingatkan ibu tanda-tanda persalinan seperti : perut terasa kencang
dan mules, keluar lendir bercampur darah, keluar air-air (ibu
mengetahui tanda-tanda persalinan)
6. Mengigatkan kembali ibu untuk mempersiapkan persalinan, seperti :
tempat bersalin, penolong bersalin, biaya persalinan, transportasi serta
persiapan apabila terjadi kegawatdaruratan dalam persalinan. (ibu
bersedia dan menyiapkannya)
7. Mengingatkan kembali ibu untuk meminum tablet fe pada saat ibu mau
tidur malam, karena tablet fe dapat menyebabkan mual serta efek
samping dari tablet fe lainnya adalah membuat konstipasi. (ibu
bersedia untuk melakukannya)
8. Mengingatkan kembali ibu untuk selalu menjaga kebersihan tubuh,
seperti : mandi 2x/hari, ganti pakaian 2x/hari ibu mengetahui dan
bersedia melakukannya.
9. Mengingatkan kembali ibu untuk melakukan kunjungan ulang sesuai
jadwal yaitu : 1 minggu kemudian atau apabila ada tanda-tanda
persalinan serta keluhan. (ibu mengetahui dan bersedia untuk
melakukannya).
Kunjungan Ke 3 ANC
No Reg :
NIM : 18-13-031
S:
Ibu Mengatakan ingin memeriksakan kehamilanya
O:
Keadaan umum :
Kesadaran : Compos Mentis
TTV : TD: 110/70 Mmhg
N : 81x/menit
R : 23x/menit
S : 36,5 C
Berat badan sebelum hamil : 65 kg
Berat badan saat hamil : 80 kg
Kenaikan BB selama hamil : 15 kg
Tinggi Badan : 160 cm
Muka : tidak ada pembengkakan
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sclera : tidak ikterik
Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening, tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran vena jugularis.
Mamae : Simetris, putting susu menonjol, belum ada pengeluaran
kolostrum.
Abdomen : kontraksi : tidak ada saat di lakukan pemeriksaan
TFU (Mc Donald) : 33 cm
Leopold I : teraba lunak, bulat, tidak melenting,
Leopold II : sebelah kanan : teraba bagian terkecil janin, sebelah kiri :
teraba bagian keras memanjang seperti papan
Leopold III : teraba keras, bulat dan melenting,
Leopold IV : Belum Masuk PAP
TBJ : (33-11)x155 = 3410 gram
Auskultasi : Puctum Maksimum : kanan bawah
DJJ : 140x/menit, Teratur/tidak
Ekstremitas : Atas : tidak ada oedema
Bawah : tidak ada oedema, tidak ada varises
Anogenital : tidak ada kelainan, tidak ada keputihan, tidak ada varises,
tidak ada pembengkakan kelenjar bartolini, anus tidak ada haemoroid.
A:
G2P1A0 usia kehamilan 38 minggu
Masalah Potensial :
P:
1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan bahwa janin dan ibu dalam
keadaan baik dan normal
TTV : TD: 110/70 Mmhg
N : 81x/menit
R : 22x/menit
S : 36,5 C
UK : 38 minggu
DJJ : 140x/menit
BB : 80 kg
(Ibu mengetahui hasil pemeriksaan)
2. Mengingatkan kembali ibu untuk menjaga pola istrahat dan
beristrahat yang cukup dengan tidur siang kurang lebih 1 jam dan
tidur di malam kurang lebih 6-7 jam perhari (ibu bersedia untuk
melakukannya)
3. Mengingatkan kembali ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi,
seperti : sayur-sayuran, daging, ikan, telut dan buah-buahan.
4. Mengingatkan kembali ibu tanda bahaya menjelang persalinan
seperti : nyeri perut hebat, sakit kepala hebat, perdarahan dan
pandagan kabur. (ibu mengetahui tanda-tanda persalinan, seperti :
perut terasa kencang. (ibu bersedia melakukannya)
5. Mengingatkan ibu tanda-tanda persalinan seperti : perut terasa
kencang dan mules, keluar lendir bercampur darah, keluar air-air
(ibu mengetahui tanda-tanda persalinan)
6. Mengigatkan kembali ibu untuk mempersiapkan persalinan, seperti
: tempat bersalin, penolong bersalin, biaya persalinan, transportasi
serta persiapan apabila terjadi kegawatdaruratan dalam persalinan.
(ibu bersedia dan menyiapkannya)
7. Mengingatkan kembali ibu untuk meminum tablet fe pada saat ibu
mau tidur malam, karena tablet fe dapat menyebabkan mual serta
efek samping dari tablet fe lainnya adalah membuat konstipasi.
(ibu bersedia untuk melakukannya)
8. Mengingatkan kembali ibu untuk selalu menjaga kebersihan tubuh,
seperti : mandi 2x/hari, ganti pakaian 2x/hari 9ibu mengetahui dan
bersedia melakukannya.
9. Mengingatkan kembali ibu untuk melakukan kunjungan ulang
sesuai jadwal yaitu : 1 minggu kemudian atau apabila ada tanda-
tanda persalinan serta keluhan. (ibu mengetahui dan bersedia untuk
melakukannya).
KUNJUNGAN KE 4 ANC
No Reg :
NIM : 18-13-031
S:
Ibu Mengatakan ingin memeriksakan kehamilanya
O:
Keadaan umum :
Kesadaran : Compos Mentis
TTV : TD: 110/70 Mmhg
N : 81x/menit
R : 21x/menit
S : 36,5 C
Berat badan sebelum hamil : 65 kg
Berat badan saat hamil : 80 kg
Kenaikan BB selama hamil : 15 kg
Tinggi Badan : 160 cm
Muka : tidak ada pembengkakan
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sclera : putih, tidak ikterik
Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening, tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran vena jugularis.
Mamae : Simetris, putting susu menonjol, belum ada pengeluaran
kolostrum.
Abdomen : kontraksi : tidak ada saat di lakukan pemeriksaan
TFU (Mc Donald) : 35 cm
Leopold I : teraba lunak, bulat, tidak melenting,
Leopold II : sebelah kanan : teraba bagian terkecil janin, sebelah kiri :
teraba bagian keras memanjang seperti papan
Leopold III : teraba keras, bulat dan melenting,
Leopold IV : Belum Masuk PAP
TBJ : (35-11)x155 = 3720 gram
Auskultasi : Puctum Maksimum : kanan bawah
DJJ : 142x/menit, Teratur/tidak
Ekstremitas : Atas : tidak ada oedema
Bawah : tidak ada oedema, tidak ada varises
Anogenital : tidak ada kelainan, tidak ada keputihan, tidak ada varises,
tidak ada pembengkakan kelenjar bartolini, anus tidak ada haemoroid.
A:
G2P1A0 usia kehamilan 38 minggu
Masalah Potensial :
P:
1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan bahwa janin dan ibu dalam
keadaan baik dan normal
TTV : TD: 110/70 Mmhg
N : 81x/menit
R : 21x/menit
S : 36,5 C
UK : 38 minggu
DJJ : 142x/menit
BB : 80 kg
(Ibu mengetahui hasil pemeriksaan)
2. Mengingatkan kembali ibu untuk menjaga pola istrahat dan
beristrahat yang cukup dengan tidur siang kurang lebih 1 jam dan
tidur di malam kurang lebih 6-7 jam perhari (ibu bersedia untuk
melakukannya)
3. Mengingatkan kembali ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi,
seperti : sayur-sayuran, daging, ikan, telut dan buah-buahan.
4. Mengingatkan kembali ibu tanda bahaya menjelang persalinan
seperti : nyeri perut hebat, sakit kepala hebat, perdarahan dan
pandagan kabur. (ibu mengetahui tanda-tanda persalinan, seperti :
perut terasa kencang. (ibu bersedia melakukannya)
5. Mengingatkan ibu tanda-tanda persalinan seperti : perut terasa
kencang dan mules, keluar lendir bercampur darah, keluar air-air
(ibu mengetahui tanda-tanda persalinan)
6. Mengigatkan kembali ibu untuk mempersiapkan persalinan, seperti
: tempat bersalin, penolong bersalin, biaya persalinan, transportasi
serta persiapan apabila terjadi kegawatdaruratan dalam persalinan.
(ibu bersedia dan menyiapkannya)
7. Mengingatkan kembali ibu untuk meminum tablet fe pada saat ibu
mau tidur malam, karena tablet fe dapat menyebabkan mual serta
efek samping dari tablet fe lainnya adalah membuat konstipasi.
(ibu bersedia untuk melakukannya)
8. Mengingatkan kembali ibu untuk selalu menjaga kebersihan tubuh,
seperti : mandi 2x/hari, ganti pakaian 2x/hari 9ibu mengetahui dan
bersedia melakukannya.
9. Mengingatkan kembali ibu untuk melakukan kunjungan ulang
sesuai jadwal yaitu : 1 minggu kemudian atau apabila ada tanda-
tanda persalinan serta keluhan. (ibu mengetahui dan bersedia untuk
melakukannya).
Nama Mahasiswa : Sang Ayu Made Pujawati
NIM : 18-13-031
B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik kesadaran : composmentis
Tanda-tanda Vital : 120/80 Mmhg Suhu : 36,5 C
Pernafasan : 20x/menit Nadi : 80x/menit
BB Sebelum Hamil : 65 kg BB setelah Hamil : 80
kg
2. Pemeriksaan Fisik
a. Muka : tidak ada oedema
b. Mata : simetris, konjuktiva merah mudah, skelera : putih, tidak
ikterik
c. Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid, tidak ada
pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada benjolan.
d. Mamae : simetris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, puting
menonjol, belum ada pengeluaran kolostrum.
e. Abdomen : tidak ada bekas luka operasi, ada linea nigra dan ada
striae gravidarum
1. Kontraksi : 3x10’45”
2. TFU (Mc Donald) : 35 cm
Leopold I : teraba lunak, bulat, tidak melenting,
Leopold II : sebelah kanan : teraba bagian terkecil janin,
sebelah kiri : teraba bagian keras memanjang seperti papan
Leopold III : teraba keras, bulat dan melenting,
Leopold IV : sudah masuk PAP 2/5 bagian
3. DJJ : 145x/menit
4. Kandung kemih : kosong
f. Anogenital : tidak ada keputihan, tidak ada varises, tidak ada
pembengkakan kelenjar Bartholini, terdapat pengeluaran lendir,
anus tidak ada haemoroid.
Pemeriksaan dalam :
Atas indikasi : mules semakin sering dan keluar lendir
Dinding vagina : tidak ada kelainan
Portio : teraba tipis lunak
Pembukaan : 8 cm
Posisi Portio : Antefleksi
Ketuban : Utuh
g. Ekstremitas : Atas : tidak ada oedema
Bawah : Tidak ada oedema
C. ASSESMENT
G2P1A0 Usia Kehamilan 39 minggu inpartu kala I fase aktif
Janin tunggal hidup intra uterine presentasi kepala
1. Masalah : tidak ada
2. Masalah Potensial : tidak ada
3. Kebutuhan : tidak ada
D. DIAGNOSE POTENSIAL
Tidak ada
E. ANTISIPASI / TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
F. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa saat ini ibu dan
janin saat ini dalam keadaan baik dan sehat yaitu TD:120/80 mmhg,
Suhu: 36,60C, Pernafasan: 20 x/menit, Nadi: 80 x/menit, DJJ
148x/menit serta pembukaan 6 cm. (ibu mengetahui hasil
pemeriksaan)
2. Melakukan informed consent, menghadirkan keluarga. (informed
consent sudah DI lakukan)
3. Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini senyaman
mungkin, seperti miring kanan/kiri,berjalan-jalan kecil,atau duduk
bersila. (ibu memeilih miring kanan/kiri)
4. Menganjurkan pada ibu untuk selalu menjaga kebersihan dan
memberitahu ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK. (ibu untuk
tidak menahan BAB dan BAK)
5. Mengajarkan pada ibu dan keluarga untuk memassase daerah yang
nyeri. (ibu mengerti cara memassage daerah yang nyeri)
6. Mengajarkan pada ibu teknik relaksasi. (ibu mengerti teknik relaksasi)
7. Memberitahu posisi persalinan, seperti setengah duduk atau jongkok.
(ibu mengerti tentang posisi persalinan)
8. Memberikan ibu nutrisi segelas teh manis hangat dan sepotong roti
untuk menambah energi dalam menghadapi persalinan. (ibu mau
mengonsumsinya)
9. Mempersiapkan peralatan persalinan, seperti partus set, hecting set,
alat resusitasi, obat-obatan, perlengkapan ibu dan bayi, APD (Alat
Pelindung Diri), penolong dan lingkungan. (peralatan sudah disiapkan)
10. Mengobservasi HIS, DJJ, nadi setiap 30 menit sekali, suhu dan urine
setiap 4 jam sekali serta TD setiap 4 jam sekali. (hasil terlampir di
partograf)
11. Menghadirkan pendamping persalinan suami atau pun keluarga. (ibu
menghadirkan ibu sebagai pendamping)
12. Menilai kemajuan persalinan setiap 4 jam sekali atau jika ada indikasi.
(hasil terlampir di partograf)
13. Melakukan pendokumentasian. (telah di dokumentasikan)
Hasil Observasi Kala I
KALA II
S:
Ibu mengatakan mules dan ada dorongan ingin meneran seperti mau BAB
keras dan keluar air – air.
O:
Keadaan umum : baik
kesadaran : composmentis
HIS : 4x10’45”
DJJ : 142x/menit
Pemeriksaan Dalam : 10 cm
Vulva vagina tidak ada kelainan Portio tidak teraba, pembukaan lengkap,
ketuban pecah spontan berwarna jernih, tidak berbau, jumlahnya 200cc,
presentasi kepala, penunjuk UUK kiri depan, penurunan Hodge III+, tidak
ada molase.
A:
G2P1A0 usia kehamilan 39 minggu inpartu kala II
P:
a. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa saat ini
pembukaan sudah lengkap, dan ibu sudah boleh meneran, ibu tampak
terlihat bersemangat setelah mengetahui pembukaan sudah lengkap.
b. Mempersiapkam diri dengan cara memakai alat pelindung diri seperti
Apron, dan mencuci tangan sebelum tindakan. Memastikan
perlengkapan persalinan, partus set, heacting set, dan obat-obatan
esential sudah di siapkan. Memastikan ampul oksitosin 10 IU dan
menempatkan spuit ke dalam partus set, setelah oksitosin dimasukan
ke dalam spuit.
c. Menganjurkan suami untuk menemani ibu dalan proses persalinan dan
memberikan dukungan kepada ibu untuk mengambil posisi yang
nyaman pada saat persalinan, dan ibu sudah dalam posisi setengah
duduk.
d. Menganjurkan pada ibu untuk meneran pada saat his, dan memberitahu
ibu untuk relaksasi dan minum teh manis hangat 1 gelas untuk
menambah tenaga pada saat persalinan. Ibu sudah menerapkan teknik
relaksasi yang benar dan sudah minum teh manis hangat di saat his
mereda.
e. Memasang handuk di perut ibu, memasang underpad di bawah
bokong ibu, setelah kepala bayi tampak 5-6 cm di depan vulva,
dekatkan partus set dan buka partus set, pakai sarung tangan.
Meletakkan kain yang dilipat 1/3 nya dibawah bokong ibu untuk
melindungi perenium, dengan tangan kanan.
f. Pimpin ibu untuk meneran. Tangan kiri melindungi kepala bayi agar
mencegah posisi kepala bayi tidak terjadi defleksi maksimal. Setelah
kepala bayi lahir, maka akan lahir berturut-turut dahi, hidung, mulut,
dagu. Setelah bayi lahir secara keseluruhan maka cek lilitan tali pusat,
tidak ada lilitan tali pusat maka tunggu putar paksi luar, dan tangan
secara biparietal memegang kepala lalu tarik curam ke bawah untuk
membantu melahirkan bahu depan, dan tarik ke atas untuk melahirkan
bahu belakang kemudian tangan kanan menyanggah leher dan bahu
bayi sedangkan tangan kiri menyusuri bahu sampai dengan badan bayi
lahir secara keseluruhan.
g. Menolong persalinan dengan 60 Langkah APN. Pada pukul 09.20 WIB
Bayi lahir spontan, jenis kelamin laki – laki, menangis kuat, warna
kulit kemerahan, tonus otot aktif, reflek positif. Meletakkan bayi di
atas kain bersih sambil mengeringkan bayi dari kepala dan bagian
tubuh bayi yang lainnya kecuali telapak tangan bayi untuk
memudahkan bayi mencari putting susu ibu.
KALA III
S:
Ibu mengatakan masih merasa mules dan senang dengan kelahiran
bayinya.
O:
1. Keadaan umum : baik
2. Kesadaran : compos mentis
3. Abdomen : TFU sepusat, tidak ada janin kedua
4. Kandung kemih : kosong
5. Kontraksi uterus : baik
6. Plasenta belum lahir, terlihat tali pusat depan vulva
7. Perdarahan : 100 cc
A:
P2A0 Partus Kala III
P:
a. Memberitahukan ibu bahwa plasenta bayi akan di lahirkan. Ibu
mengerti
b. Memeriksa fundus uteri, memastikan apakah ada janin kedua atau
tidak, tidak ada janin kedua.
c. Memberitahukan ibu bahwa akan disuntik oksitosin 10 IU pada paha
kiri 1/3 paha bagian luar secara IM, oksitosin telah disuntikkan.
d. Mengklem tali pusat dengan jarak kira-kira 3 cm dari pusat bayi dan
urut tali pusat kearah maternal, dan klem tali pusat dengan tangan kiri
melindungi perut bayi. Ikat tali pusat. Tali pusat telah di gunting dan
di ikat dengan klem tali pusat.
e. Memberikan bayi kepada ibu untuk IMD. Bayi telah berada alam
dekapan ibu
f. Memindahkan klem tali pusat 5-6 cm dari vulva, kemudian
meletakkan tangan kiri di atas simfsis pubis secara dorsokranial dan
tangan kanan melakukan peregangan tali pusat terkendali. Dan sudah
terlihat tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu ada semburan darah tiba-
tiba, tali pusat memanjang, uterus globuler.
g. Melahirkan plasenta dengan teknik Brand Andrew, menarik tali pusat
ke arah bawah lalu ke atas sesuai dengan jalan lahir, sanggah plasenta
dengan kedua tangan dan putar plasenta searah jarum jam untuk
mengeluarkan selaput ketuban.
h. Melahirkan plasenta. Pukul 09.30 WIB plasenta lahir.
i. Melakukan masasse selama 15 detik agar uterus berkontraksi dengan
baik. Uterus telah di massase.
j. Memeriksa kelengkapan plasenta dan slaputnya, kotiledon lengkap.
Diameter 14 cm, tebal 3 cm, inversi tali pusat sentralis, panjang tali
pusat 50 cm Melakukan massase fundus uteri selama 15 detik.
( kontraksi uterus baik ) telah di periksa kelengkapan plasenta dan
sudah di massase.
k. Mengajarkan kepada ibu atau keluarga pendamping ibu untuk
melakukan massase fundus uteri. ( ibu dan keluarga sudah mengerti )
KALA IV
S:
Ibu mengatakan masih merasa mules.
Ibu mengatakan lega dan senang dengan kelahiran bayinya dan proses
persalinan lancar
O:
1. Keadaan umum : baik
2. Kesadaran : compos mentis
3. TTV :
TD : 110/80 Mmhg N :80x/menit
S : 36,5 C R : 22x/menit
4. Abdomen : TFU 3 jari di bawah pusat
5. Kandung kemih : kosong
6. Kontraksi uterus : baik
A:
P2A0 partus Kala IV
P:
a. Mengecek adanya laserasi /robekan jalan lahir atau tidak. Tidak
terdapat laserasi
b. Memberitahu bahwa ibu dalam keadaan baik, plasenta telah lahir dan
ibu terlihat senang. TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi baik dan
kandung kemih kosong.
c. Mengajarkan ibu dan suami cara massase uterus yang benar, ibu dapat
mengerti penjelasan bidan.
d. Merendam semua peralatan bekas pakai ke dalam larutan klorin 0.5 %
untuk dekontaminasi selama 10 menit, dan membuang sampah dan
bahan-bahan lain yang terkontaminasi ke dalam sampah infeksius.
e. Membersihkan ibu dengan air DTT dan membantu ibu memakai
pakaian, sudah bersih dengan baju yang baru diganti, dan ibu merasa
lebih nyaman. Menganjurkan ibu untuk minum dan makan untuk
mencegah hidrasi, ibu minum teh manis hangat 1 gelas. Memastikan
bayi masih dalam perlekatan IMD.
f. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum teh manis hangat. Ibu
makan dan minum teh manis hangat.
g. Memeriksakan robekan jalan lahir.robekan jalan lahir grade II
h. Mengobservasi atau Melakukan Pemantauan kala IV setiap 15 menit
jam pertama dan 30 menit pada jam kedua.
i. Memindahkan ibu dan bayi ke ruang perawatan nifas. Ibu dan bayi telah
berada dalam ruangan perawatan nifas dan telah di rooming in.
I. SUBYEKTIF
1. Biodata / Identitas
Nama : Ny. L Nama Suami : Tn. F
Umur : 31 tahun Umur : 35 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Sunda Suku/bangsa : Sunda
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Alamat Rumah : Kp. Ceger Alamat: Kp. Ceger
2. Anamnesa
Keluhan Utama : ibu mengatakan masih merasa mules di bagian
perut.
3. Riwayat Persalinan
a. Jenis persalinan : Spontan
b. Tanggal : 05 Januari 2020
c. Jenis Kelamin anak yang di lahirkan : Laki – laki, BB : 3800
gram, PB : 50 cm, keadaan anak : Normal.
4. Proses Persalinan
Ketuban pecah : (Spontan)
Kala I : 1 jam 15 menit
Kala II : 15 menit
Kala III : 10 menit
Kala IV : perineum utuh jahitan : grade II
5. Jumlah perdarahan :
Kala I : 10 cc
Kala II : 250 cc
Kala III : 100 cc
Kala IV : 100 cc
Total : 460 cc
6. Penyulit Komplikasi
Tekanan darah tinggi : Tidak ada
Kejang : Tidak ada
Infeksi : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
7. Buang air kecil : Ibu mengatakan sudah BAK
pukul 16.00 WIB
8. Buang air besar : Ibu mengatakan belum BAB
II. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
TTV :
TD : 120/80 Mmhg N : 81x/menit
S : 36,5 C R : 23x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Muka : Tidak ada pembengkakan
b. Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, skelera : putih
tidak ikterik
c. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
pembesaran kelenjar getah bening
d. Dada : Mamae Simetris, tidak ada kelainan, putting menonjol,
pengeluaran ASI sudah ada
e. Abdomen : pembesaran normal, TFU 2 jari di bawah pusat,
kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong
f. Anogenital : pengeluaran lochea rubra, konsistensi cair, 1 kali
ganti pembalut penuh, perineum utuh, haemoroid tidak ada.
g. Ekstremitas : tidak ada oedema, tidak ada varises, reflek patella
positif kanan dan kiri
III. ASSESMENT
P2A0 Nifas 6 Jam
Masalah : Tidak Ada
Kebutuhan : Tidak ada
IV. PLANNING/IMPLEMENTASI
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu dalam
keadaan baik. (ibu mengerti dan merasa senang)
2. Mengingatkan ibu tanda bahaya nifas, seperti perdarahan,
padangan kabur, (Ibu mengerti tanda bahaya nifas tersebut)
3. Memberitahukan ibu tidak menahan BAK dan membersihkan diri.
(Ibu mengerti)
4. Memberitahukan ibu lebih banyak mengkonsumsi makan yang
banyak protein dan kaya akan serat. (ibu mengerti)
5. Memeberikan konseling pada ibu tetang ASI Eksklusif yaitu hanya
memberikan ASI saja tanpa campran atau tambahan makanan dan
minuman apapun selama 6 bulan. (Ibu mengerti)
6. Memberitahukan ibu untuk Kontrol ulang 1 minggu kemudian atau
segera jika ada keluhan. ( ibu bersedia)
Kunjungan Ke dua PNC
S:
Ibu mengatakan tidak ada keluhan
O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
TTV :
TD : 110/70 Mmhg N : 80x/menit
S : 36,5 ⸰C R : 22x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
Muka : Tidak ada pembengkakan
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, skelera tidak
ikterik
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
pembesaran kelenjar getah bening
Dada : Mamae Simetris, tidak ada kelainan, putting menonjol,
pengeluaran ASI sudah ada
Abdomen : pembesaran normal, TFU pertengahan Sympisis
pusat, kontraksi uterus baik
Anogenital : pengeluaran lochea sanguelenta, konsistensi cair,
perineum utuh, haemoroid tidak ada.
Ekstremitas : tidak ada oedema, tidak ada varises.
A:
P2A0 Nifas 6 Hari
P:
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu dalam keadaan
baik. Ibu mengerti.
2. Mengingatkan ibu agar ASI Eksklusif tetap di lanjutkan. Ibu bersedia
3. Mengajarkan ibu tekhnik menyusui yang benar. Ibu mengetahui dan
bisa melakukannya.
4. Memberikan penkes keluarga berencana. Ibu ingin menggunakan KB
suntik 3 bulan
5. Mengingatkan ibu supaya tidak pantang terhadap makanan. Ibu
mengerti
6. Menganjurkan ibu istrahat yang cukup. Ibu bersedia
7. Mengingatkan ibu supaya menjaga personal hygiene, terutama
perawatan payudara dan genetalia. Ibu mengerti dan bersedia
melakukannya.
8. Memberitahu ibu akan kunjungan lagi 2 minggu kemudian. Ibu
bersedia.
S:
Ibu mengatakan tidak ada keluhan dan selalu merawat bayinya dengan
baik
O:
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
TTV :
TD : 100/80 Mmhg N : 80x/menit
S : 36,5 ⸰C R : 22x/menit
Pemeriksaan Fisik
Muka : Tidak ada pembengkakan
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, skelera tidak ikterik
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening
Dada : Mamae Simetris, tidak ada kelainan, putting menonjol,
pengeluaran ASI sudah ada
Abdomen : pembesaran normal, TFU tidak teraba, kontraksi uterus baik
Anogenital : pengeluaran lochea serosa, konsistensi cair, perineum utuh,
haemoroid tidak ada.
Ekstremitas : tidak ada oedema, tidak ada varises.
A:
P2A0 Nifas 2 Minggu
P:
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu dalam keadaan
baik. Ibu mengerti.
2. Mengingatkan ibu agar ASI Eksklusif tetap di lanjutkan. Ibu bersedia
3. Mengajarkan ibu tekhnik menyusui yang benar. Ibu mengetahui dan
bisa melakukannya.
4. Memberikan penkes keluarga berencana. Ibu ingin menggunakan KB
suntik 3 bulan
5. Mengingatkan ibu supaya tidak pantang terhadap makanan. Ibu
mengerti
6. Menganjurkan ibu istrahat yang cukup. Ibu bersedia
7. Mengingatkan ibu supaya menjaga personal hygiene, terutama
perawatan payudara dan genetalia. Ibu mengerti dan bersedia
melakukannya.
8. Memberitahu ibu akan kunjungan lagi. Ibu bersedia.
2. Anamnesa
Tanggal : 05 januari 2020 Pukul/Jam : 16.30 WIB
3. Riwayat Penyakit Kehamilan
Perdarahan : Tidak ada
Pre Eklamsia : Tidak ada
Eklamsia : Tidak Ada
Penyakit Kelamin : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
4. Kebiasaan Waktu Hamil
Makanan : 3 kali sehari, sayuran, tahu dan tempe
Obat-obatan/Jamu : tidak ada
Merokok ; Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
5. Riwayat persalinan Sekarang
a. Jenis persalinan : Spontan
b. Di tolong Oleh : Bidan
c. Komplikasi persalinan
Ibu : Tidak ada
Bayi : Tidak Ada
d. Keadaan Bayi Baru Lahir : menangis kuat, Kulit kemerahan,
tonus otot kuat
II. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
TTV :
N : 128x/menit
S : 36, C RR : 40x/menit
BB saat Lahir : 3800 gram
BB sekarang : 3800 gram
PB Saat lahir : 50 cm
PB Sekarang : 50 cm
2. Pemeriksaan Fisik Secara sistematik
a. Kepala :
Caput sccedenum : tidak ada
Chepal Hematom : tidak ada
b. Ubun – ubun : berdenyut
c. Muka :
Cyanosis : tidak ada
Pucat : tidak ada
d. Mata :
Conjunctiva : merah muda
Skelera : putih
e. Mulut :
Hipersaliva : tidak ada
Labio palate schiziz : tidak ada
f. Hidung :
Septum : ada
Polip : tidak ada
g. Telinga : Simetris kanan kiri
h. Leher
Kelenjar tyroid : tidak ada pembesaran
i. Dada :
Simetris Kanan/Kiri : Simetris
Kembung : tidak ada
j. Tali pusat
Perdarahan : tidak ada
Punggung
Spina bifida : tidak ada
Ekstremitas
Simetris kanan/ kiri : simetris
Genetalia : Ada, scrotum sudah turun prupetium di ujung
k. Anus : positif
l. Reflek moro : positif
m. Reflex rooting : positif
n. Reflek walking : positif
o. Reflek Graping/plantar : positif
p. Reflex suching : positif
q. Reflex tonic neck : positif
Antropometri
r. Lingkar Kepala :
s. Lingkar dada
t. Lingkar lengan atas
Eliminasi
u. Miksi : sudah / Belum, Warna : - tgl : pkl:
v. Meconeum : sudah / belum, warna : - tgl : pkl :
3. Data Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium : tidak di lakukan
Pemeriksaan laboratorium : tidak di lakukan
III.ASSESMENT
Diagnosa : Neonatus Cukup Bulan Sesuai masa Kehamilan usia 6 jam
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : tidak ada
IV. PLANNING
1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan bahwa bayinya dalam
keadaan baik. (ibu mengetahui hasil pemeriksaan)
2. Memberitahu ibu bahwa telah di berikan suntik vit k 1 mg dan
salep mata erlamycetin 1%. (ibu mengerti)
3. Memberitahukan ibu 1 jam lagi akan di berikan imunisasai HB 0.
( ibu mengetahui dan mengerti)
4. Menjaga kehangatan bayi. (bayi sudah dalam keadaan hangat)
5. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin. (ibu
bersedia untuk melakukannya)
6. Memberitahukan ibu bayi akan di mandikan 6 jam kemudian. (ibu
mengetahui dan bersedia).
Pemeriksaan BBL 6 Hari
S:
1. Identitas /Biodata
Nama Bayi : Ny. L
Umur bayi : 6 hari
2. Ibu mengatakan tali pusat sudah puput
O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
TTV :
N : 125x/menit
S : 36,5 c R :45x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Ubun – ubun berdenyut datar
b. Muka :
Cyanosis : tidak ada
Pucat : tidak ada
Kemerahan : ada
c. Mata :
Conjunctiva : merah muda
Skelera : putih
d. Leher
Kelenjar tyroid : tidak ada pembesaran dan pembengkakan
e. Abdomen
Tali pusat : sudah puput, tidak ada tanda – tanda infeksi
f. Punggung
Spina bifida : tidak ada
g. Ekstremitas
Simetris kanan/ kiri : simetris pergerakan aktif
A:
Neonatus Cukup bulan sesuai usia masa kehamilan usia 6 hari
P:
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayi dalam keadaan sehat.
Ibu mengerti
2. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif. Ibu bersedia
3. Menganjurkan ibu untuk rajin menjemur bayinya di pagi hari. Ibu
bersedia
4. Mengingatkan ibu untuk kunjungan ulang saat bayi berusia 1 bulan
untuk imunisasai BCG dan polio 1 atau jika ada keluhan. Ibu bersedia
intuk kunjungan ulang.
S:
Identitas /Biodata
Nama Bayi : Ny. L
Umur bayi : 2 minggu
Ibu mengatakan tali pusat sudah puput
O:
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
TTV :
N : 120x/menit
S : 36 C RR: 42x/menit
3. Pemeriksaan Fisik
h. Kepala : Ubun – ubun berdenyut datar
i. Muka :
Cyanosis : tidak ada
Pucat : tidak ada
Kemerahan : ada
j. Mata :
Conjunctiva : merah muda
Skelera : putih
k. Leher
Kelenjar tyroid : tidak ada pembesaran dan pembengkakan
l. Abdomen
Tali pusat : sudah puput, tidak ada tanda – tanda infeksi
m. Punggung
Spina bifida : tidak ada
n. Ekstremitas
Simetris kanan/ kiri : simetris pergerakan aktif
A:
Neonatus Cukup bulan sesuai usia masa kehamilan usia 2 minggu
P:
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayi dalam keadaan
sehat. Ibu mengerti
2. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif. Ibu bersedia
3. Menganjurkan ibu untuk rajin menjemur bayinya di pagi hari. Ibu
bersedia
4. Mengingatkan ibu untuk kunjungan ulang saat bayi berusia 1 bulan
untuk imunisasai BCG dan polio 1 atau jika ada keluhan. Ibu
bersedia intuk kunjungan ulang.
BAB IV
PEMBAHASAN
Penulis menerapkan manajemen asuhan ibu hamil, bersalin, nifas serta bayi
evaluasi dengan langkah Varney, selain itu penulis juga menerapkan manajemen
Dengan itu penulis ingin membahas dan membandingkan antara teori dan
kenyataan praktek yang ditemukan selama masa kehamilan sampai masa nifas.
A. Kehamilan Normal
dilakukan empat kali selama kehamilan yaitu satu kunjungan pada trimester
kunjungan pada dan pada trimester ketiga yaitu usia kehamilan 28 sampai ke-
dan ukur tinggi badan, pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan tinggi fundus
tidak di berikan kapsul yodium dan terapi anti malaria, hal ini juga di
penyakit gondok dan malaria, maka dalam hal ini terdapat kesenjangan antara
panggul dapat menyebabkan ketidak nyamanan pada ibu hamil trimester III
(Setiawan, 2007). Pada kasus Ny. L sudah di imunisasi TT nya sebanyak 2x,
yaitu imunisasi TT1 tanggal 29-6-2020 dan TT2 Tanggal 21-10-2020 namun
Ny.L di imunisasi bukan pada tanggal yang sama di bulan berikutnya, maka
mengeluh nyeri di bagian bawah perut dan susah tidur di malam hari.
panggul dapat menyebabkan ketidak nyamanan pada ibu hamil trimester III
terutama pada primigravida dan multigravida (Indrayani, 2013). Hal ini
2020 usia kehamilan ibu yaitu 39 minggu Ibu mengatakan mengeluh nyeri di
bagian bawah perut dan susah tidur di malam hari. Menurut teori,penurunan
menyebabkan ketidak nyamanan pada ibu hamil trimester III terutama pada
B. Persalinan Normal
kemajuan persalinan. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa
psikologis dan penolong. (Indrayani, 2013), Pada saat proses persalinan Ny. L
ditemani oleh suaminya, Maka dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan
rumus Neagle, dan diketahui dari tafsiran persalinan Ny. L pada tanggal 31
1. Kala I
Pada kala ini terdapat 2 fase utama yaitu fase laten dan fase aktif
cm dengan keadaan ibu dan janin baik selama fase aktif sampai
2. Kala II
Pada kala II juga tidak ditemukan penyulit karena ibu bisa bersikap
dengan teori (Saifuddin, 2010) pukul 09.15 WIB pembukaan lengkap dan
3. Kala III
Kala III merupakan tahapan persalinan yang dimulai dari bayi lahir
sampai lahirnya plasenta yang berkisar 15-30 menit. Pada tahapan ini
berjalan sesuai dengan teori yakni kelahiran plasenta tidak lebih dari 30
menit (Mose, 2010). Hal ini tidak ada kesenjangan dalam teori dan
praktek.
4. Kala IV
dilakukan anastesi terlebihh dahulu hal ini tidak sesuai dengan asuhan
sayang ibu. Lalu dilakukan observasi kala IV yaitu 15 menit pada 1 jam
pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam kedua selama 2 jam tidak ada
C. Nifas Normal
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
tanda bahaya masa nifas dan juga tidak ada tanda-tanda infeksi, hal ini
sesuai dengan teori. (Elisabeth, 2015 ) Pada kunjungan masa nifas ini tidak
ada kesenjangan antara teori dan praktek, Pada masa ini keadaan ibu baik
suami.
TFU tidak teraba, pengeluaran lochea serosa, tidak terdapat tanda bahaya
masa nifas dan juga tidak ada tanda-tanda infeksi, hal ini sesuai dengan
teori. (Elisabeth, 2015 ) Pada kunjungan masa nifas ini tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktek, Pada masa ini keadaan ibu baik
dengan suami
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 – 4000 gram.
Asuhan pada bayi baru lahir adalah asuhan pada bayi selama jam
menjaga bayi tetap kering dan hangat, mengusahakan adanya kontak antara
kulit bayi dan kulit ibu sesegera mungkin, memberikan asuhan segera
setelah badan bayi lahir, mengklem dan memotong tali pusat, pemeriksaan
pernapasan pada bayi, dan melakukan perawatan pada mata dan pemberian
salep antibiotik. Jika bayi tidak mengalami masalah dalam waktu 24 jam,
Keuntungan IMD yaitu kontak kulit ke kulit yang akan menstabilkan suhu
tubuh bayi, meningkatkan hubungan antara ibu dan bayi. Dan disini tidak
2010).
vitamin K1 yang terdapat pada sayuran hijau. Dalam beberapa kali Kongres
paha luar sebelah kiri sebanyak 0,5 cc dan tidak memberikan efek samping
adalah vaksin yang aman dan tidak memberikan efek samping yang berat.
Dalam kasus bayi Ny. L hanya diberikan suntikan HBO dan diberikan
suntikan vit K. Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
praktek.
Pada bayi Ny. L perawatan tali pusat dilakukan dengan prinsip bersih
dan kering menggunakan kassa steril (Saifuddin, 2010) dan tali pusat puput
pada hari ke 5. Dalam hal ini juga tidak ada kesenjangan antara teori dan
prak
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Data subjektif dan objektif Ny. L mulai dari kehamilan, persalinan, nifas
dan bayi baru lahir sudah terkumpul dengan lengkap dan benar.
2. Diagnosa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir pada Ny.L sudah
4. Tindakan segera tidak ada karena pasien tidak mempunyai masalah yang
dengan teori pada saat kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir.
7. Semua tindakan sudah terevaluasi dengan benar pada Ny. L mulai dari
Ny. L
SOAP.
B. Saran
1. Bagi Penulis
keperluan ke depannya.
pelayanan yang sudah ada selama ini agar dapat memberikan kepuasan
kepada pasien dan sebagai tolak ukur dalam meningkatkan mutu dan
3. Institusi
lebih baik lagi kepada mahasiswa, sehingga dapat menjadi bidan yang
banyak lagi buku referensi untuk semua mata kuliah yang di butuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.depkes.go.id (Di akses pada hari jumat, 24 agustus 2018 pukul 18.30
WIB)
Indriyani.2013. buku Panduan Update Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
CV Trans Info Media:Yogyakarta.