Anda di halaman 1dari 82

KASUS ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY”X”

DENGAN KEHAMILAN TRIMESTER III, PERSALINAN,NIFAS

DAN BAYI BARU LAHIR NORMAL DI BPM “X” TAHUN 2020

PROPOSAL LAPORAN TUGAS AKHIR

PROGRAM STUDI

DIPLOMA III KEBIDANAN

DISUSUN OLEH :

EZA ASHIRA

171512

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-NYA sehingga penyusun dapat menyelesaikan proposal laporan

tugas akhir yang berjudul : “Asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester III, bersalin,

nifas, dan BBL Ny”X” di(…)

Penyusunan dan penulisan proposal tugas akhir ini merupakan suatu rangkaian dari

proses pendidikan secara menyeluruh di program Studi DIII Kebidanan STIKes

Alifah Padang, dan sebagai prasyarat untuk menyelesaikan pendidikan DIII

Kebidanan STIKes Alifah Padang pada masa akhir pendidikan.

Dalam penulisan proposal Laporan Tugas Akhir ini penyusun memerlukan banyak

bantuan dan bimbingan, baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Pertama

penyusun ucapkan terimakasih kepada ibu fatmi nirmala sari,M.Keb yang telah

bersedia menjadi pembimbing penyusun mulai dari penyusunan profosal Laporan

tugas akhir sampai .

Penyusun menyadari dalam penyusunan proposal laporan tugas akhir ini tidak

luput dari segala kekurangan, semoga proposal laporan tugas akhir ini bisa dilanjutkan

ke laporan tugas akhir.

Padang, oktober 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan kebidanan meliputi kehamilan dan persalinan adalah peristiwa yang

alamiah dan natural bagi perempuan. Meskipun demikian, kehamilan, persalinan,

nifas dan bbl memerlukan asuhan dan penanganan lebih lanjut.

Agar proses yang alamiah ini berjalan dengan lancer dan tidak berlanjut

kepatologis diperlukan pemantauan dan asuhan kebidanan sejak dini dengan

memberikan asuhan dan pemantauan mengenai kesehatan ibu secara

berkesinambungan dan sesuai engan standar asuhan kebidanan yang telap di

tetapkan serta melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur oleh petugas

kesehatan, melakukan kunjungan minimal 4X trimester pertama minimal 1 x (usia

kehamilan 0-12 minggu). Pada trimester 2 minimal 1X (usia kehamilan 12-28

minggu). Pada trimester 3 minimal 2X (usia kehamilan 28 minggu – proses

persalinan) (kemenkes 2015).

Berdasarkan data WHO, ibu hamil di dunia menunjukkan penurun dari 43 %

pada tahun 1995 menjadi 38 % pada tahun 2017. Prevalensi tertinggi pada ibu

hamil terdapat di kawasan benua Afrika dan Asia yaitu 44.6 % dan 39.3%

berturut-turut. Bila dibandingkan dengan kawasan benua Asia lain.

Menurut data Profil Kesehatan Indonesia cakupan ibu hami di Indonesia pada

tahun 2018 adalah 5.283.165. Sedangkan cakupan pelayanan ibu hamil K4

sebanyak 4.650.937 atau sebanyak 88,03%.Data ibu bersalin menurut dinas

kesehatan RI sebanyak 5.043.078 ibu hamil setiap tahunnya dan ibu hamil yang di
tolong oleh pelayan kesehatan sebanyak 4.351.389 atau sebanyak 86,28%

(Kemenkes Indonesia, 2018).

Menurut data dinas kesehatan sumatera barat pada tahun 2016. Target

pencapaian program K1 = 91 % dan K4 = 80 %. tahun 2016 ibu hamil yang ada di

provinsi sumatera barat sebanyak 120.868 orang dalam capaian K1 sebanyak

109.670 orang (90.7 %) dan K4 sebanyak 96.592 orang (79.9 %). jika dibanding

tahun 2015 capaian ini lebih kecil, yakni K1= 99 % dan K4 = 89 %.

Defenisi persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang dimulai

secara spontan,beresikorendah pada awal persalinan,dan tetap demikian selama

proses proses persalinan.Bayi baru lahir secara spontan dalam presentasi belakang

kepala pada usia kehamilan antara 37 minggu sampai dengan 24 minggu

lengkap.Setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi sehat.

Masa nifas merupakan periode penting untuk diperhatikan guna menurunkan

Angka Kematian Ibu dan bayi di Indonesia. Diperkirakan 60 % kematian ibu

terjadi setelah persalinan atau masa nifas. Penyebab utama kematian ibu di

Indonesia adalah perdarahan (28%), preeklampsi (24%) dan Infeksi (11%). Infeksi

merupakan penyebab kematian ibu, 80-90% kasus infeksi setelah persalinan

penyebabnya adalah luka persalinan pada perineum, mastitis, tromboflebitis dan

radang panggul (Lestari, 2017).

Laporan kesehatan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2017, mengatakan bahwa

capaian kunjungan nifas adalah 84 %. Walaupun cakupan pelayanan nifas

dikatakan tinggi di Sumatera Barat, namun masih jauh dari capaian target yang

telah di tetapkan pada tahun 2017 yaitu 91 %. (Dinkes Sumatera Barat, 2017).

Menurut penelitian yang di lakukan oleh Erindra Budi C, Anggun Sholekah,

Angesti Nugraheni (2016) di bidan praktik mandiri siyamtiningsih karanganyar


terdapat 13 orang ibu nifas 0-4 minggu terdapat 7 orang ibu yang mengalami

masalah ibu nifas (diantaranya ibu merasa tidak mendapat dukungan dari keluarga

karena suami bekerja di luar kota sebanyak dua orang, ibu malas menyusui bayinya

dan memilih memberikan susu formula sebanyak tiga orang, dan ibu mengalami

keletihan berat saat mengurus bayi sebanyak dua orang) sehingga membuat ibu nifas

mengalami gejala depresi dan 6 orang lainnya mengatakan tidak mengalami

masalah saat masa nifas (menurut hasil penelitianErindra Budi C, Anggun Sholekah,

Angesti Nugraheni (2016).

Gerakan saat body massage ini membantu mengurangi tingkat defresi yang

dialami oleh ibu nifas dan kegunaan lainnya adalah meningkatkan kelenturan otot

dan bekerja pada jaringan yang lembut, seperti otot, ligamen, dan tendon.

Selama proses pemijatan tubuh, terjadi gerakan relaksasi dan kontraksi

sehingga mengirimkan sinyal ke otak (hipotalamus), selanjutnya hipotalamus

merangsang hipofisi, kemudian hipofisis merangsang saraf parasimpatis untuk

mengeluarkan zat kimiawi/hormon dopamine, serotonim, oksitosin, endorphin yang

berfunsi untuk relaksasi,pada saat yang sama hipofisis merangsang saraf simpatis

(konteks adrenal) untuk mengurangi hormon kortisol, norepinefrin dan epinefrin.

Kondisi ini akan meningkatkan perasaan seseorang terhadap rasa nyaman,

menciptakan rasa bahagia, rasa puas, keseimbangan psikomotor, penurunan

frekuensi detak jantung, penurunan tekanan darah, peningkatan sirkulasi darah dan

limfe sehingga tubuh kembali seimbang dan gejala depresi berkurang.

Kasus bayi lahir mati mengalami fluktuasi dalam 3 tahun

terakhir. Tahun 2015 terdapati 60 kasus, jumlah ini meurun pada tahun 2016

menjadi 49 kasus dan meningkat lagi pada tahun 2017 menjadi 58

kasus. Jika dilihat berdasarkan jender,maka lebih banyak lahir mati bayi
perempuan (28 kasus) dibanding bayi laki-laki (30orang).(Dinas Kota

Padang,2017).

Berdasarkan uraian peneliti tertarik untuk melakukan asuhan kebidanan

komprehensif pada ibu hamil trimester III, bersalin,nifas dan bayi baru lahir yang

meliputi perubahan fisik normal yang di alami. Untuk menjamin kualitas asuhan

kebidanan maka peneliti sebagai pemberi pelayanan bagi ibu akan

mendokumentasikan semua asuhan yang telah diberikan dengan pendekatan

SOAP.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti menetapkan

rumusan masalah yaitu, “Bagaimana cara melakukan asuhan kebidanan komprensif

pada kehamilan,persalinan,nifas dan bayi baru lahir pada ibu normal di PMB

“X” tahun 2020?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mampu melakukan asuhan kebidanan komperehensif pada ibu

hamil,bersalin,nifas dan bayi baru lahir normal dengan alur fikir varney dan

melakukan pendokumentasian kebidanan dengan pendekatan SOAP.

2. Tujuan Khusus

a. Dapat melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada ibu

hamil,bersalin,nifas,dan bayi baru lahir normal pada Ny.”X” di PMB “X’ tahun

2020.
b. Dapat menginterprestasikan data untuk mengindentifikasi diagnosa, masalah

dan kebutuhan objektif pada ibu hamil,bersalin,nifas dan bayi baru lahir normal

pada Ny.”X” di PMB “X” tahun 2020.

c. Dapat menganalisi dan menentukan diagnosa potensial pada ibu

hamil,bersalin,nifas,dan bayi baru lahir normal objektif pada ibu

hamil,bersalin,nifas,dan bayi baru lahir normal pada Ny.”X” di PMB “X” tahun

2020.

d. Dapat menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera baik mandiri, kolaborasi

maupun rujukan dalam memberikan asuhan kebidanan objektif pada ibu

hamil,bersalin,nifas,dan bayi baru lahir normal pada Ny.”X” di PMB “X” tahun

2020.

e. Dapat menyusun rencana asuhan menyeluruh dengan tepat dan rasional

berdasarkan kebutuhan objektif pada ibu hamil,bersalin,nifas,dan bayi baru lahir

normal pada Ny.”X”di PMB “X”tahun 2020.

f. Dapat menerapkan tindakan asuhan kebidanan yang diberikan sesuai dengan

rencana yang efisien dan aman objektif pada ibu hamil,bersalin,nifas,dan bayi

baru lahir normal pada Ny.”X” PMB “X” tahun 2020.

g. Dapat mengevaluasi hasil asuhan objektif pada ibu hamil,bersalin,nifas,dan bayi

baru lahir normal pada Ny.”X” di PMB “ tahun 2020.

h. Dapat mendokumentasikan hasil asuhan pelayanan kebidanan pada ibu

hamil,bersalin,nifas,dan bayi baru lahir normal Ny.”X” dengan pendokumentasian

SOAP di PMB “X”tahun 2020.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti
Adapun manfaat dari penulisan ini bagi peneliti adalah sebagai penerapan ilmu

dari pendidikan ke lahan praktik dan untuk menambah wawasan peneliti serta

meningkatkan kemampuan dan keterampilan peneliti dalam memberikan asuhan

kebidanan yang komprehensif, melakukan pemantauan dan perkembangan pada

ibu hamil,bersalin,nifas dan bayi baru lahir normal.

2. Bagi Lahan Praktik

Penelitian ini diharapkan di lingkup lahan praktik kebidanan khusunya dapat

dijadikan acuan sebagai asuhan yang berkualitas dan bermutu serta aman bagi

ibu hamil,bersalin,nifas dan bayi baru lahir..

3. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan sebagai evaluasi institusi pendidikan untuk

mengetahui kemampuan mahasiswanya dalam melakukan asuhan kebidanan serta

sebagai wacana bagi mahasiswa dan pembaca lainnya di perpustakaan mengenai

asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu hamil,bersalin,nifas dan bayi baru

lahir normal.

E. Ruang Lingkup

Adapun penelitian ini merupakan penelitian dalam bentuk studi kasus asuhan

kebidanan fisiologis yang dilakukan secara komprehensif pada ibu Hamil TM III

dan ibu Bersalin, Bayi Baru Lahir dan ibu nifas dengan asuhan komplementer body

massage diPraktek Mandiri Bidan X . Penelitian ini dilakukan dari bulan X

berlajut sampai bulan X pada ibu nifas Ny “X” asuhan kebidanan menggunakan

alur Varney
BAB ll

TINJAUAN TEORI

A. Kehamilan

1. Konsep Dasar (Kehamilan Trimester III)

a. Pengertian

Trimester III sering disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan. Pada

periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayinya sebagai makhluk yang terpisah

sehingga ia tidak sabar menanti kehadiran sang bayi. Perasaan was-was mengingat

bayi dapat lahir kapanpun, membuatnya berjaga-jaga dan memperhatikan serta

menunggu tanda dan gejala persalinan muncul.

Pergerakan janin dan pembesaran uterus menjadi hal yang mengingatkan

keberadaan bayi. Wanita mungkin merasa cemas dengan kehidupan bayi dan

kehidupan sendiri seperti apakah bayinya akan lahir normal.

Pada trimester ketiga ibu akan kembali merasakan ketidak nyamanan fisik yang

semakin kuat menjelang akhir kehamilan. Ia akan merasa canggung, jelek, berantakan,

dan memerlukan dukungan yang sangat besar dan konsisten dari pasangannya.

( Varney’s 2007).

Respon Psikologi Triwulan Ketiga, calon ibu sudah menyesuaikan diri;

Kehidupan psikologik-emisional dikuasai oleh perasaan dari pikiran mengenai

persalinan yang akan datang.


Pikiran dan perasaan akan tanggung jawab sebagai ibu yang akan mengurus

anaknya. Bermacam penjelmaan dapat terjadi: Semula menolak kehamilan-sekarang

menunjukan sikap positif dan menerima kehamilan; Semula jarang memeriksa

kehamilan sekarang lebih teratur dan mendaftarkan untuk bersalin; Persiapan

perawatan bayi sudah disiapkan dirumah.

b. Perubahan fisiologis dan psikologis pada hamil trimester III

1. Perubahan fisiologis

A. System reproduksi

1). Uterus

a. Ukuran

Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30 x 25 x 20

cm dengan kapasitas lebih dari 4000 cc.

b. posisi rahim dalam kehamilan

Mulai merasuki ongga perut yang dalam pembesarannya dapat

dapat mencapai batas hati.

c. Vaskularisasi

Arteri uterine dan ovarika bertambah dalam diameter, panjang, dan

anak-anak cabangnya, pembuluh darah vena mengembang dan

bertambah.

d. Serviks uteri

Bertambah varkularisasinya dan menjadi lunak, kondisi ini yang

disebut tanda goobell. Kelenjar endorvikal membesar dan mengeluarkan

banyak cairan mucus. Oleh karena pertambahan dan pelebaran pembuluh

darah, warnanya menjadi livid dan ini disebut dengan tanda Chadwick.
2). Ovarium

Ovulasi berhenti namun mash terdapat masih terdapat korpus luteum

graviditas sampai terbentuknya plasenta yang akan mengambil alih

pengeluaran estrogen dn progesterone.

3). Vagina dan vulva

Oleh karena pengaruh esterogen, terjadi hipervaskularisasi pada vagina

dan vulva sehingga papa bagian tersebut terlihat kebih merah atau kebiruan,

kondisi ini disebut tanda Chadwick.

3). Payudara

Karena adanya peningkatan suplai darah dibawah pengaruh aktivitas

hormone, jaringan glandular dari payudara membesar dan putting

menjadi lebih efektif walaupun perubahan payudara dalam bentuk yang

membesar terjadi pada waktu menjelang persalinan.

B. Sistem metabolisme

1) Rongga mulut

Salivasi mungkin kan meningkat sehubungan dengan kesukaran

menelan akibat nausea. Gusidapat menjadi hiperemis dan melunak

kadang berdarah kalau terkena cedera ringan saja. Contohnya pada saat

gosok gigi. Pembengkakan gusi sangat vaskuler ynag disebut epulis

kehamilan kadang kala timbul tetapi secara khas mengecil seacar

spontan setelah kelahiran.

2) Lambung dan esophagus

Pirosis umum pada kehamilan, paling mungkin disebabkan oleh

refluks secret-sekret asam ke esophagus bagian bawah, posisi


lambung yang berubah mungkin ikut menyumbang pada seringnya

terjadi peristiwa ini. Tonus esophagus dan lambung berubah selama

kehamilan dengan tekanan intraesofagus yang lebih rendah dari

tekanan lambung lebih tinggi selain itu ada saat yang bersamaan

peristaltis esophagus mempunyai kevepatan gelombang dan

amplitude yang rendah perubahan-perubahan tersebut menyokong

terjadinya refluks gastroesofageal yang menimbulkan heart burn.

3) Usus kecil, besar dan appendik

Hormone progesterone menimbulkan gerakan usus semakin

berkurang (reaksi otot-otot polos), makanan lebih lama berada di

dalam lambung, dan apa ynag telah dicernakan lebih lama di dalam

usus. Hal ini mungkin baik untuk reabsorppsi akan tetapi

menimbulkan pula konstipasi yang merupakan keluhan dari ibu hamil.

Konstipasi bisa juga terjadi karena kurangnya aktivitas dan penurunan

intake cairan.

4) Hati

Perubahan terjadinya secara funsional yaitu dengan menurunnya

albumin plasm adan globulin plasma dalam ratio tertentu merupakan

hal yang normal pada wanita hamil. Pada wanita yang tidak hamil

kondisi tersebut dapat menunjukan adanya penyakit pada hati.

5) Kandung kemih

Fungsinya berubah selama kehamilan karena pengaruh hipotomi

dari otot-otot halus. Potter (1936) menemukan selama melakukan SC

cukup sering empedu teregang namun hipotonik, aspirat empedu


cukup kental. Umum diterima bahwa kehamilan menjadi predisposisi

pembentukan batu empedu.

6) Perubahan system pencernaanpada ibu hamil

Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormone

progesterone yang meningkat. Selain itu, perut kembung juga terjadi

karena adanya tekana uterus yang mendesak organ-organ dalam perut

khususnya saluran pencernaan, usus besar, kearah atas dan lateral.

Wasir (hemorrhoid) cukup sering pada kehamilan sebagian besar

akibat konstipasi dan naiknya tekanan vena vena dibawah uterus

termasuk vena hemorrhoid. Panas perut terjadi karena terjadinya

aliran balik asam gastric kedalam sophagus bagian bawah.

2.. Perubahan psikologis

Pada trimester III, Saiffudin, dkk (2002) menyatakan adaptasi psikologis ibu

hamil berkaitan dengan bayangan resiko kehamilan dan proses persalinan, sehingga

wanita hamil sangat emosional dalam upaya mempersiapkan atau mewaspadai segala

sesuatu yang mungkin akan dihadapinya.

Pada usia kehamilan 39-40 minggu, seorang ibu mungkin mulai merasa takut

akan rasa sakit dan bahaya yang akan timbul pada waktu melahirkan dan merasa

khawatir akan keselamatannya. Rasa tidak nyaman timbul kembali pada trimester

ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh, berantakan, canggung dan jelek

sehingga memerlukan perhatian lebih besar dari pasangannya. Di samping itu, ibu

mulai sedih karena akan terpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang

diterima selama hamil, terdapat perasaan mudah terluka (sensitif). Trimester ketiga

sering kali disebut periode penantian dan waspada, sebab pada saat itu ibu merasa
tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Trimester III adalah waktu untuk

mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua seperti terpusatnya

perhatian pada kehadiran bayi.

Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu

akan bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir

sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya

tanda dan gejala menuju terjadinya persalinan. Ibu seringkali merasa khawatir atau

takut jika bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Secara umum, ibu juga akan

bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang

dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan

rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan.

Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan

banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Pada trimester inilah ibu memerlukan

keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan.

Trimester ketiga merupakan saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi yang akan

dilahirkan dan bagaimana rupanya. Mungkin juga nama bayi yang akan dilahirkan

juga sudah dipilih. Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi

dan menjadi orang tua. Keluarga mulai menduga-duga tentang jenis kelamin bayinya

(apakah laki-laki atau perempuan) dan akan mirip siapa.

c. Tanda bahaya dalam kehamilan trimester III

1) Bengkak / oedema pada muka atau tangan

Sebagian ibu hamil mengalami bengkak / oedema yang normal pada kaki,

biasanya muncul pada sore hari dan hilang setelah istirahat atau menaikkan

kaki lebih tinggi.

2) Nyeri abdomen yang hebat


Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan adalah tidak

normal. Nyeri abdomen yang dapat mengancam jiwa adalah nyeri yang hebat,

menetap, dan tidak hilang setelah istirahat. Hal ini bisa disebabkan karena

appendicitis, kehamilan ektopik, aborsi, radang pelvic, persalinan pre-term,

gastritis, penyakit kandung empedu, iritasi uterus, abrupsi plasenta, STls,

infeksi saluran kemih atau infeksi lain.

a) Berkurangya gerak janin

1) Ibu mulai merasakan gerakan bayinya mulai bulan ke-5 atau ke-6,

kadang lebih awal.

2). Pada saat bayi tidur, gerakannya akan melemah.

3). Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 3 jam.

4) Gerakan bayi akan lebih mudah terasa bila ibu berbaring atau

beristirahat dan jika ibu makan atau minum dengan baik.

Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka

dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat dan diikuti dengan keluhan fisik

lainnya. Hal ini bisa merupakan gejala anemia, gagal jantung atau

preeklamsia.

3). Pendarahan pervaginam

Perdarahan pervaginam dalam kehamilan cukup normal. Pada masa awal

kehamilan, ibu mungkin akan mengalami perdarahan atau spotting.

Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi, dan merupakan keadaan

normal. Pada waktu lain dalam kehamilan, perdarahan kecil mungkin tanda

dari ‘friable cervix’. Perdarahan semacam ini bisa normal atau mungkin

suatu tanda adanya infeksi.


Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah yang merah,

perdarahan yang banyak, atau perdarahan yang sangat menyakitkan.

Perdarahan ini bisa karena aborsi, kehamilan molar, atau kehamilan ektopik.

Pada akhir kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah merah,

jumlahnya banyak dan kadang-kadang tetapi tidak selalu, disertai dengan

rasa nyeri. Perdarahan semacam ini bisa disebabkan karena plasenta previa

atau abrupsi plasenta.

4). Sakit kepala hebat

Sakit kepala selama kehamilan merupakan hal yang umum, seringkali

merupakan keluhan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang

menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang

menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit

kepala yang hebat tersebut, ibu dapat menemukan penglihatannya menjadi

kabur atau berbayangan. Sakit kepala hebat dalam kehamilan merupakan

gejala dan preeklamsia.

5). Penglihatan kabur

Karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah

dalam kehamilan. Perubahan yang kecil adalah normal. Masalah penglihatan

yang menunjukkan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan

penglihatan mendadak, misalnya pandangan kabur atau berbayang /

berbintik-bintik. Perubahan penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit

kepala yang hebat. Perubahan penglihatan mendadak mungkin merupakan

suatu tanda preeklamsia.

d. Ketidaknyamanan dalam kehamilan pada trimester III

1) Sesak nafas
Dikarenakan diafragma terdorong ke atas.

2) Insomnia

Dikarenakan gerakan janin menguat, kram otot, sering buang air kecil.

3) Rasa khawatir dan cemas

Dikarenakan gangguan hormonal: penyesuaian hormonal dan khawatir

berperan sebagai ibu setelah melahirkan.

4) Rasa tidak nyaman dan tertekan pada bagian perineum

Dikarenakan pembesaran uterus terutama waktu berdiri dan jalan serta

akibat gemeli.

5) Kontraksi Braxton Hick

Dikarenakan kontraksi usus mempersiapkan persalinan.

6) Kram betis

Dikarenakan penekanan pada saraf yang terkait dengan uterus yang

membesar. Perubahan kadar kalsium, fosfor, keadaan ini diperparah oleh

kelenjar sirkulasi darah tepi yang buruk. Akibat minum susu lebih 1 liter

/hari.

7) Eodema kaki sampai tungkai

Dikarenakan berdiri dan duduk lama, postur tubuh jelek, tidak latihan

fisik, baju ketat, cuaca panas.

8) Sakit kepala yang terjadi selama kehamilan

Dikarenakan ketegangan otot, pengaruh hormon, tegangan mata,

kongesti hidung, dan dinamika cairan saraf yang berubah.

e. Kebutuhan psikologis ibu hamil trimester III

1. Support keluarga
a. Keluarga ikut mendukung dan pengertian dengan mengurangi beban

kerja ibu.

b. Ikut serta merundingkan persiapan persalinan.

c. Suami dan pasangan perlu menyiapkan kenyataan dan peran menjadi

orang tua.

d. Suami harus mengatakan”saya tau peran saya selama proses kelahiran

dan saya akan menjadi orang tua”.

2. Support dari tenaga kesehatan

a. Menginformasikan tentang hasil pemeriksaan.

b. Meyakinkan bahwa ibu akan menjalani kehamilan dengan baik.

c. Meyakinkan ibu bahwa bidan siap membantu.

d. ,Meyakinkan ibu bahwa melewati persalinan dengan baik.

3. Rasa aman dan nyaman selama kehamilan.

Orang yang paling pentimng bagi seorang wanita hamil biasanya ialah

ayah sang anak.Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa wanita yang

diperhatikan dan dikasihi oleh suaminya delama hamil akan menunjukkan

lebih sedikit kompklikasi persalinan dan lebih mudah menyesuaikan diri

selama masa nifas.

4. Persiapan menjadi orang tua

Pendidikan orang tua adalah sebagai proses pola untuk membantu orang

tua dalam perubahan dan peran ibu hamil. bertujuan untuk mempersiapkan

orang tua untuk menemukan tantangan dalam melahirkan anak dan segera

menjadi orang tua.

5. Subling
Subling adalah rasa persaingan antara saudara kandung akibat kelahiran

anak berikutnya. Subling ini tidak berlaku bagi anak pertama, hanya

berlaku untuk anak kedua dan selanjutnya.

f. Kebutuhan fisiologis ibu hamil trimester III

1. Oksigen

Kebutuhan oksigen adalah kebutuhan yang utama pada manusia

termasuk ibu hamil. Berbagai gangguan pernapasan bisa terjadi saat hamil

sehingga akan mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu yang

akan berpengaruh pada bayi yang di kandung.

a. Tidur dengan bantal yang lebih tinggi

b. Makan tidak terlalu banyak

c. Kurangi atau hentikan merokok

d. Konsul le dokter bila ada kelainan atau gangguan pernapasan seperti

asma dan lain-lain.

Untuk mencegah hal tersebut di atas dan untuk memenuhi

kebutuhan oksigen maka ibu hamil perlu melakukam :

1. Latihan nafas melalui senam hamil

2. Nutrisi

Pada saat hamil ibu harus makan makanan yang mengandung nilai gizi

bermutu tinggi meskipun tidaj berarti makan yang mahal. Gizi pada waktu

hamil harus di tingkatkan hingga 300 kkl per hari, ibu hamil seharusnya

mengonsumsi yang mengandung protein, zat besi, dan minum cukup cairan

(minum seimbang).

3. Kebutuha nutrisi ibu hamil pada trimester III


Di trimester III, ibu hamil butuh bekal energi yang memadai. Selain

utntuk mengatasi beban yang kian berat, juga sebagai cadangan energi

untuk persalinan kelak. Itulah sebabnya pemenuhan gizi seimbang tidak

boleh dikesampingkan baik secara kualitas pada dua bulan terakhir

maupun kuantitas. Pertumbuhan otak janin akan terjadi cepat sekali pada

dua bulan terakhir menjelang persalinan. Karena itu, jangan sampai

kekurangan gizi.

Berikut ininsederet zat gizi sebaiknya lebih di perhatikan pada

kehamilan trimester III ini, tentu tanpa mengabaikan gizi lainnya.

1) Kalori

Kebutuhan kalori selama kehamilan adalah sekitar 70.000-80.000

kilo kalori, dengan pertambahan berat badan sekitar 12,5 kg.

Pertambahan kalori ini diperlukan terutama pada 20 minggu terakhir.

Utnuk itu, tambahan kalori yang diperlukan setiap hari adalah sekitar

285-300 kkal.

Tambahan kalori diperlukan untuk pertumbuhan jaringan janin

dan plasenta dan menambah volume darah serta cairan amnion

(ketuban). Selain itu kalori juga berguna sebagai cadangan ibu untuk

keperluan melahirkan dan menyusui.

2) Vitamin B6 (piridoksin)

Vitamin ini dibutuhkan untuk menjalankan lebih dari 100 reaksi

kimia di dalam tubuh yang melibatkan enzim. Selain membantu

metabolisma asam amino, juga berperan dalam pembentukan

neurotransmitter (senyawa kimia penghantar pesan antar sel saraf).


Semakin berkembang otak janin, semakin meningkat pula

kemampuan untuk mengantarkan pesan.

Angka kecukupan vitamin B6 bagi ibu hamil adaah sekitar 2,2

miligram sehari. Makanan hewani adalah sumber yang kaya akan

vitamin ini.

3) Yodium

Yodium di butuhkan sebagai pembentuksenyawa tiroksin yang

berperan mengontrol setiap metabolisma sel baru yang dibentuk. Bila

kekurangan senyawa ini, akibatnya proses perkembangan janin,

termasuk otaknya terhambat dan terganggu. Janin akan tumbuh kerdil.

Sebaliknya, jika tiroksin berlebih, sel-sel baru akan tumbuh

secara berlebihan sehingga janin tumbuh melampaui ukuran normal.

Karenanya, cermati asupan yodium ke dalam tubuh saat hamil. Angka

yang ideal untuk konsumsi yodium adalah 175 mikrogram perhari.

4) Tiamin (vitamin B1),riboflavin (B2), dan niasin (B3)

Deretan vitamin ini akan membantu enzim untuk mengatur

metabolisma sistem pernapasan dan enerji. Ibu hamil di anjurkan

untuk mengonsumsi titanium sekitar 12 miligram per hari.

5) Air

Kebutuhan ibu hamil di trimester III ini bukan hanya dari

makanan tapi juga dari cairan. Air sangat penting untuk pertumbuhan

sel-sel baru, mengatur suhu tubuh, melarutkan dan mengatur proses

metabolisma zat-zat gizi, serta mempertahankan volume darah yang

meningkat selama masa kehamilan.

4. Personal hygiene
Personal hygiene pada ibu hamil adalah kebersihan yang di lakukan

oleh ibu untuk mengetahui kemungkinan infeksi, karena badan yang kotor

yang banyak mengandung kuman-kuman. Kehamilan merupakan suatu

proses kehidupan seorang wanita, dimana dengan adanya proses ini terjadi

perubahan-perubahan ang meliputi perubahan fisik,mental, psikologis dan

sosial. Kesehatan pada ibu hamil untuk mendapatkan ibu dan anak yang

sehat dilakukan selama ibu dalam keadaan hamil. Hal ini dapat dilakukan

di antaranya dengan memperhatikan kebersihan diri pada ibu hamil itu

sendiri, sehingga dapat mengurangi hal-hal yang memberikan efek negatif

pada ibu hamil,misalnya pencegahan terhadap infeksi.

5. Pakaian

Pakaian yang dikenakan ibu hamil harus nyaman tanpa sabuk/pita

yang menekan dibagian perut/pergelangan tangan, pakaian juga tidak

baik terlalu ketat di leher,stoking tungkai yang sering di gunakan oleh

sebagian wanita tidak dianjurkan karena dapat menghambat sirkulasi

darah. Pakaian wanita hamil harus ringan dan menarik karena wanita

hamil tubuhnya akan bertambah menjadi besar. Sepatu harus terasa pas,

enak dan aman, sepatu bertumit tinggi berujung lancip tidak baik bagi

kaki, khususnya pada saat kehamilan ketika stabilitas tubuh terganggu

dan cidera kaki yang sering terjadi. (rukiyah A.Y,dkk>2009).


g. Asuhan antenatal

Contoh asuhan antenatal standar 10 T

1) Timbang dan ukur tinggi badan

Timbang BB dan pengukuran TB pertambahan BB yang normal pada

ibu hamil yaitu berdasarkan massa tubuh (BMI: body masa index) dimana

metode ini menentukan pertambahan optimal selama masa kehamilan, karena

merupakan hal yang penting untuk mengetahui BMI wanita hamil. Total

pertambahan BB pada kehamilan yang normal 11,5 – 16 kg adapun TB

menentukan panggul ibu, ukuran normal yang baik untuk ibu hamil antara

lain < 145 cm. (Prawirdjohardjo, 2005).

2) Ukuran tensi darah

Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan nilai dasar

selama kehamilan. Tekanan darah yang kuat perlu untuk mempertahankan

fungsi plasenta, tetapi tekanan darah sistolik 140 mmHg atau diastolik 90

mmHg pada saat awal pemeriksaan dapat mengindikasi potensi hypertensi.

(Prawirdjohardjo, 2005).

3) Tinggi fundus uteri

Apabila usia kehamilan dibawah 24 minggu pengukuran dilakukan

dengan jari, tetapi apabila kehamilan diatas 24 minggu memakai Mc Donald

yaitu dengan cara mengukur tinggi fundus memakai metlin dari tepi atas

sympisis sampai fundus uteri kemudian ditentukan sesuai rumusnya. (Depkes

RI, 2006).

4) Tetanus Toxoid

Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT) pada kehamilan umumnya

diberikan 2 kali saja imunisasi pertama diberikan pada usia 16 minggu untuk
yang ke dua diberikan 4 minggu kemudian, akan tetapi untuk memaksimalkan

perlindungan maka dibuat jadwal pemberian imunisasi pada ibu.

(Prawirdjohardjo, 2005).

5) Tablet Fe (min 90 tablet selama hamil)

Zat besi pada ibu hamil (Fe) adalah mencegah defisiensi zat besi pada

ibu hamil, bukan menaikan kadar haemoglobin. Wanita hamil perlu menyerap

zat besi rata-rata 60 mg/hari, kebutuhannya meningkat secara signifikan pada

trimester 2, karena absorpsi usus yang tinggi. Fe diberikan 1 kali 1 perhari

setelah rasa mual hilang, diberikan sebanyak 90 tablet selama masa

kehamilan. Tablet zat sebaiknya tidak diminum dengan teh atau kopi, karena

akan menganggu penyerapan. Jika ditemukan anemia berikan 2-3 tablet zat

besi perhari. Selain itu untuk memastikannya dilakukan pemeriksaan Hb yang

dilakukan 2 kali selama kehamilan yaitu pada saat kunjungan awal dan pada

usia kehamilan 28 minggu atau jika ada tanda-tanda anemia. (Depkes RI,

2006).

6) Pengukuran status gizi untuk mencegah dampak buruk pada kelahiran bayi.

7) a. Pemeriksaan HB (Haemoglobulin) (labor sederhana)

Dianjurkan pada saat kehamilan diperiksa Haemoglobulin untuk

memeriksa darah ibu, apakah ibu mengalami anemia atau tidak, mengetahui

darah ibu, sehingga apabila ibu membutuhkan donor pada saat persalinan

ibu sudah mempersiapkannya sesuai dengan golongan darah ibu. (Depkes

RI, 2006).
b. Pemeriksaan protein urine atas indikasi (labor sederhana)

Sebagai pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan protein urine,

karena untuk mendeteksi secara dini apakah ibu mengalami hipertensi atau

tidak. Karena apabila hasil protein (positif), maka ibu bahaya PEB.

(Rukiyah, 2009).

c. Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (labor sederhana)

Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mendeteksi secara dini

ditakutkan ibu mengalami penyakit DM. (DiabetesbMilitus) (Rukiyah,

2009).

8) Melakukan pemeriksaan terhadap presentasi janin dan denyut jantung janin.

9) Tatalaksana kasus selama menjalani antenatal care.

10) Temu wicara

Anamnesa meliputi biodata riwayat menstruasi, kesehatan, kehamilan,

persalinan, dan nifas, biopsikososial dan pengetahuan klien. (Varney’s, 2006).

B. Persalinan

1. Pengertian

Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan

membran dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan

dan dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan

kekuatan yang teratur. Mula-mula kekuatan yang muncul kecil, kemudianterus

meningkat sampai pada puncaknya pembukaan serviks lengkap sehingga siap

untuk pengeluaran janin dari rahim ibu.


Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi dari rahim ibu melalui

jalan lahir atau dengan jalan lahir lain, yang kemudian janin dapat hidup ke dunia

luar.

Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi, sehingga menyebabkan

perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya

plasenta secara lengkap (Asuhan Persalinan Normal, 2007).

2. Tanda-tanda persalinan

1. Lightenings

Merupakan peristiwa turunnya (desensus) kepala janin kepada pelvis atau

rongga panggul ibu. Terjadi dalam waktu 2-4 minggu sebelum kelahiran pada

primipara. Dapat terjadi pada saat melahirkan atau sesudah dimulainya persalinan

pada multipara (Lockhart, Anita dan Lyndon Saputra, 2014).

2. Kontraksi Braxton Hicks

Kontraksi uterus yang ringan disepanjang kehamilan. Sifatnya tidak teratur.

Waktu antara kontraksi dan kekuatan kontraksi bervariasi. Frekuensi dan

intensitasnya akan mengalami peningkatan yang bertahap di sepanjang kehamilan.

Mereda ketika aktivitas bertambah, makan, minum, atau berganti posisi

(Lockhart,Anita dan Lyndon Saputra, 2014).

3. Perubahan Serviks

Biasanya terjadi beberapa hari sebelum dimulainya persalinan. Serviks menjadi

lunak (matang), mulai menipis (effacement) dan sedikit terbuka (dilatasi) (Lockhart,

Anita dan Lyndon Saputra, 2014).


4. Ledakan Energi

Pasien dapat mengalami ledakan yang mendadak sebelum awal persalinan,

setelah sebelumnya peningkatan rasa cepat lelah selama sebagian besar trimester

ketiga (Lockhart, Anita dan Lyndon Saputra, 2014).

5. Kontraksi Uterus

Kotraksi uterus terjadi diluar kehendak (involunter) tetapi spesifik dalam

melaksanakan fungsinya untuk menibulkan effacament dan dilatasi serviks. Pada

awalnya tidak teratur tetapi segera menjadi teratur. Mengalami peningkatan frekwensi,

durasi dan identitas. Kontraksi terasa nyeri dan bergelombang. Tidak dipengaruhi oleh

aktivitas, makan, minum atau ganti posisi (Lockhart, Anita dan Lyndon Saputra,

2014).

6. Bloody Show

Kadang-kadang bloody show disebut show (tanda perdarahan yang

menunjukkan dimulainya persalinan). Tanda ini terjadi ketika serviks menipis dan

mulai terbuka (dilatasi). Sumbat mukus yang menyumbat kanalis serviks selama

kehamilan akan diekspulsikan keluar (Lockhart, Anita dan Lyndon Saputra, 2014).

7. Ruptur Selaput Uetri

Ruptur kantung amnion (kantung ketuban) yang berisi dan menyangga janin

serta cairam amnion. Kantung amnion ini dapat mengalami ruptur spontan pada awal

persalinan atau tetap utuh sehingga harus dipesah (Lockhart, Anita dan Lyndon

Saputra, 2014).
3. Penyebab mulainya persalinan

Hal yang menjadi penyebab mulainya persalinan belum diketahui benar,

yang ada hanyalah merupakan teori-teori yang kompleks. Perlu diketahui bahwa ada

dua hormon yang dominan saat hamil.

1. Esterogen

a. Meningkatkan sensivitas otot rahim.

b. Memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin,

rangsangan prostaglandin, serta rangsangan mekanis.

2. Progesteron.

a. Menurunkan sensitivitas otot rahim.

b. Menyulitkan penerimaan dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan

prostaglandin, serta rangsangan mekanis.

c. Menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi.

Estrogen dan progesteron harus berada dalam kondisi keseimbangan sehingga

kehamilan dapat dipertahankan. Perubahan keseimbangan kedua hormon tersebut

menyebabkan oksitosin yang dikeluarkan oleh hipofisis pars posterior dapat

menimbulkan kontraksi Braxton Hiks. Kontraksi Braxton Hicks akan menjadi

kekuatan dominan saat mulainya persalinan, oleh karena itu semkain tua kehamilan,

frekuensi kontraksi semakin sering.

Oksitosin diduga bekerja bersama atau bekerja melalui prostaglandin, yang

nilainya akan meningkat mulai dari umur kehamilan minggu ke-15.


Teori penyebab persalinan

a. Teori Penurunan Hormon

Terjadi saat 1-2 minnggu sebelum proses melahirkan dimulai, terjadi penurunan

kadar esterogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot

polos rahim, jika kadar progesteron turun akan menyebabkan tegangnya pembuluh

darah dan menimbulkan his (Sulistyawati, Ari, 2012)

b. Terori Distensi Rahim

1. Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.

2. Setelah melewati batas tersebut, akhirnya terjadi kontraksi sehingga

persalinan dapat dimulai.

Contohnya pada kehamilan gemeli, sering terjadi kontraksi karena uterus

teregang oleh ukuran janin ganda, sehingga kadang kehamilan gemeli mengalami

persalinan yang lebih dini (sulstyawati, ari,2012).

c. Teori Oksitosin

Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjarhipofisis posterior. Perubahan keseimbangan

esterogen dan progesteron dapat megubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering

terjadi kontraksi Braxton Hicks.

Menurunnya konsentrasi progesteron karena matangnya usia kehamilan

menyebabkan oksitosin meningkatkan aktivitasnya dalam merangsang otot rahim

untuk berkontraksi, dan akhirnya persalinan dimulai (Sulistyawati, Ari, 2012).

d. Teori Hipotalamus-Pituitari dan glandula Suprarenalis


Glandula suprarenalis merupakan pemicu terjadinya persalinan. Teori ini

menunjukkan, pada kehamilan dengan bayi anensefalus sering terjadi kelambatan

persalinan karena tidak terbentuknya hipotalamus (Sulistyawati, Ari, 2012)

e. Teori Prostaglandin

Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua disangka sebagai salah satu sebab

pemulaan persalinan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa prostaglandin F₂ atau E₂

yang diberikan secara intravena menimbulkankontraksi meiometrium pada setiap usia

kehamilan (Sulistyawti, Ari, 2012).

Kosentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu, yang

dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan

kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat dikeluarkan. Prostaglandin

dianggap sebagai pemicu terjadinya persalinan(Rohani, Reni Saswita dan Marisah,

2011).

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses persalinan

a. Passage (jalan lahir)

Passage atau jalan lahir berarti lintasan yang harus dijalani oleh janin sebelum

meninggalkan uterus ibunya.Jalur llintasan ini meliputi rongga pelvis ibu dan jaringan

lunak. Rongga pelvis ibu harus cukup luas untuk dapat dilewati oleh bayi. Bentuk

pelvis juga dapat menentukan kemampuan dan kemudahan bayi untuk dapat

melewatinya (Lockhart, Anita dan Lyndon Saputra, 2014).

Secara fungsional, diketahui terdapat dua bagian besar panggul yaitu:

1. Pelvis Mayor
Pelvis Mayor adalah bagian pelvis yang teletak diatas linea terminalis, disebut juga

false pelvic (Sulistyawati, Ari, 2012).

2. Pelvis Minor

Pelvis Minor adalah bagian pelvis yang terletak disebeelah bawah linea terminalis

yang disebut sebgau true pelvic (Sulistyawati, Ari, 2012).

b. Passanger (janin)

Yang termasuk dalam passanger ini adalah fetus (keadaan janin) dan plasenta

(Maryuni, Anik, 2010).

1. Janin dilihat pada bagian kepala janin:

a. Tersusun atas tulang-tulang tengkora, meliputi:

(1)Ossis parictalis / tulang-tulang parietal (2 buah)

(2)Ossis frontalis/tulang-tulang frontal (2buah), meliputi:

(a) Sutura: lamboidesus, sagitalis, koronarius, frontalis.

(b)Dua fontael (membran): fontael minor (uuk/ubun-ubun kecil) dan fontanel

mayor (uub/ubun-ubun bear/bregma).

b. Moulage: kemampuan kepala untuk berubah bentuk.

(maryuni, Anik, 2010).

2. Sikap (Habitus)

Hubungan bagian tubuh janin yang satu dan bagian tubuh lainnya. Menyatakan

apakah presenting part janin berada dalam keadaan fleksi atau ekstendi (Lockhart,

Anita dan Lyndon Saputra,2014).

3. Letak (situs)
Merupakan hubungan sumbu janin dengan jalan lahir. Jenis letak janin yaitu

letak longitudinal (letak membujur), letak transversal (letak lintang), dan letak oblique

(letak miring)(Lockhart, Anita dan Lyndon Saputra, 2014).

4. Presentasi dan bagian terbawah

Prentasi merupakan bagian janin yang terdapat dibagian bawah jalan lahir. Pada

letak memanjang, bagian terbawahnya adalah kepala atau bokong, maka disebut

presentasi kepala atau bokong. Pada letak melintang bagian terbawahnya bahu, maka

disebut presentasi bahu.

5. Posisi

Hubungan bagian janin tertentu (penyebutnya, misalnya: ubun-ubun kecil, dagu,

dan sakrum) dengan bagian kiri, kanan, depan, lintang(laternal), belakang dan jalan

lahir (Lockhart, Anita dan lyndon Saputra, 2014)

c. Power Kekuatan

Istilah power mengacu kepada kekuatan kontraksi uterus. Kotraksi uterus

akhirnya akan menghaislakan penipisan (effacement) dan dilatasi serviks yang

lengkap. Kontraksi otot abdomen menjadi sumber kekuatan skunder (Lockhart, Anita

dan Lyndon, 2014).

5. Mekanisme persalinan

Gerakan utama kepala janin pada proses persalinan :

1) Engagement (Masuk)

Masuknya kepala :

a) Pada primi terjadi pada buan terakhir kehamilan.


b) Pada multi terjadi pada permulaan persalinan

Kepala masuk pintu atas panggul dengan sumbu kepala janin dapat

tegak lurus dengan pintu atas panggul (sinklistismus) atau

miring/membentuk sudut dengan pintu atas panggul. Mauknya kepala

kedalam PAP dengan fleksi ringan, sutura sagitalis / SS melintang.

2) Desent (Penurunan)

Penurunan kepala janin sangat tergantung pada arsitektur pelvis dengan

hubungan ukuran kepala dengan ukuran pelvis sehingga penurunan kepala

berlangsung lambat. Kepala turun kedalam rongga panggul akibat tekanan

langsung dari his, dari daerah fundus kearah bokong, tekanan dari cairan

amnion, kontraksi otot dinding perut dan diafragma (mengejan) serta badan

janin terjadi ekstensi dan menegang.

3) Fleksi (Fleksi)

Terjadi fleksi penuh/ sempurna sehingga sumbu panjang kepala sejajar

sembu panggul, membantu penurunan kepala selanjutnya. Fleksi adalah

kepala janin, dan menempel ke toraks, posisi kepala berubah dari diameter

oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi diameter

suboksipito-bregamatikus (belakang kepala).

Dengan majunya kepala fleksi bertambah ukuran kepala yang melalui

jalan lahir kecil (diameter suboksipito bregmatika, menggantikan

oksipito-frontalis). Fleksi terjadi karena anak didorong mahu, selanjutnya

juga mendapatkan tahanan dari PAP, serviks, dinding panggul / dasar

panggul.

4) Internal Rolation(Putaran paksi dalam)


Selalu disertai dengan turunya kepala, putaran ubun-ubun kecil kearah

depan (kebawah simpisis pubis), membawa kepala melewati distansia

interspinarum dengan diameter biparietalis.

Perputaran kepala dari samping kedepan atau kearah posterior (jarang)

disebabkan :

a) Ada his selaku tenaga/gaya pemutar.

b) Ada dasar panggul beserta otot-otot daripanggul selaku tahanan.

Sebab utama terjadinya putaran paksi dalam :

a) Pada letak fleksi : Bagian belakang kepala merupakan bagian terendah.

b) Bagian terendah mencari tahanan paling sedikit, yaitu didepan atas

terdapat hiarus genitalis.

c) Ukuran terbesar pada bidang tengah panggul : diameter

anteroposterior.

5) Extension (Ekstensi)

Dengan kontraksi perut yang benar akan adekuat kepala makin turun dan

meyebabkan perineum distensi. Pada saat ini pencak kepala berada

disimpisis dan dalam keadaan begini kontraksi perut ibu yang kuat akan

mendorong kepala ekspulsi dan melewati introitus vaginae.

6. Patograf

Patograf adalah alat bantu untuk membantu untuk mengobservasi kemajuan kala I

persalinan dan memberikan informasi untuk membuat keputusan klinik. Tujuan utama

penggunaan patograf adalah sebagai berikut :


1. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan

serviks dengan pemeriksaan dalam.

2. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan dengan normal. Dengan demikian,

juga dapat mendeteksi secara dini kemungkianan terjadinya partus lama.

3. Data lengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi, grafik

kemajuan proses persalinan.

Jika digunakan dengan tepat dan konsisten, petograf akan membantu penolong

persalinan untuk :

1) Mencatat kemajuan persalinan.

2) Mencatat kondisi ibu dan janinnya.

3) Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran.

Menggunakan informasi yang tercatat untuk identifikasi dini penyulit persalinan.

4) Menggunakan informai yang tersedia untuk membuat keputusan klinik yang

sesuai dan tepat waktu.

Halaman depan patograf menginstruksikan observasi dimulai pada fase aktif

persalinan dan menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasil pemeriksaan

selama fase aktif persalinan, yaitu :

1. Informasi tentang ibu

Meliputi nama, umur, gravida, para, abortus, nomor catatan medis/nomor

puskesmas, tanggal dan waktu mulai dirawat, serta waktu pecahnya selaput

ketuban.
2. Kondisi janin

Djj, warna dan adanya air ketuban, penyusupan kepala janin.

3. Kemajuan persalinan

Pembukaan serviks, penurunan bagian terendah atau persentasi janin, garis

waspada, dan garis bertindak.

4. Jam dan waktu

Waktu mulainya fase aktif persalinan, waktu aktual saat pemeriksaan atau

penilaian

5. Kontraksi uterus

Frekuensi kontraksi dalam waktu 10 menit, lama kontraksi dalam detik.

6. Obat dan cairan yang diberikan

Oksitosin, obat, dan cairan IV yang diberikan.

7. Kondisi ibu

Nadi, tekanan darah, temperatur tubuh, dan urin (volume, aseton, protein).

8. Halaman belakang patograf merupakan bagian untuk mencatat hal hal yang

terjadi selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Itulah sebabnya bagian ini

disebut catatan persalinan. Catatan persalinan ini terdiri dari data atau informasi

umum kala I, kala II, kala III, bayi baru lahir, dan kala IV.
7. Tahapan persalinan

a. Kala I(kala pembukaan)

Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah karena serviks mulai

membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya pemubuluh darah kapiler

sekitar kanalis servikalis karena pergeseran-pergeseran, ketika serviks mendatar dan

membuka.

Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksiuterus dan pemukaan serviks,

hingga mencapai pembukaan lengkap (10cm).

Persalinan kala I dibagi menjadi duafase, yaitu fase laten dan fase aktif.

1. Fase laten, di mana pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai sejak awal

kontraksi yang mnyebabkan penipisan dan pembukaan secara bertahap sampai

pembukaan 3cm, berlangsung dalam 7-8 jam.

2. Fase aktif (pembukaan serviks 4-5 cm), berlangsung selama 6 jam dan di bagi

dalam 3 subfase.

a. Periode akselerasi: berlangsung selama 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.

b. Periode dilatasi maksimal: berlangusng selama 2 jam, pembukaan berlangsung

cepat menjadi 9 cm.

c. Periode deselerasi: berlangsung ;ambat, dalam 2 jam pembukaan jadi 10 cm

atau lengkap.

Pada fase persalinan, frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat

(kontraksi dianggap adekuat jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan

berlangsung selama 40 detik atau lebih ) dan terjadi penurunan begaian terbawah
janin. Berdasarkan kurve friedman, di perhitungkan pembukaan pada primigravida 1

cm/jam dan pembukaan multigravida2 cm/jam.

Mekanisme membukanya serviks berbeda antara primigravida dan multigravida.

Pada primigravida, ostium uteri internum akan mebuka lebih dulu, sehingga serviks

akan mendatar dan menuipis, kemudian ostium internum sudah sedikit terbuka.

Ostinum uteri internum dan eksternumserta penipisan dan pendataran serviks terjadi

dalam waktu yang sama.

b. Kala II(kala Pengeluaran janin)

Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengakap (10cm) dan

berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II pada primipara berlangsung selama 2 jam dan

pada multipara 1 jam.

Tanda dan Gejala Kala II

1. His semakin kuat, dengan interval 2 samapi 3 menit.

2. Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.

3. Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum dan/atau vegina.

4. Perineum terlihat menonjol.

5. Vlva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka.

6. Peningkatan peneluaran lendir dan darah.

Diagnosis kala II ditegakkan atas dasar pemeriksaan dalam yang menunjukkan:

1. Pembukaan serviks telah lengkap.

2. Terlihat bagian kepala bayi intoitus vagina.

c. Kala III (Kala Pengeluaran Plasenta)


Kala II persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya

plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah

bayi lahir.

d. Kala IV (kala Pengawasan)

Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah proses

tersebut.

Observasi yang harus dilakukan pada kala IV.

1. Tingkat kesadaran

2. Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, dan pernapasan.

3. Kontrksi uterus.

4. Terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak

melebihi 400 sampai 500 cc.

8. Perubahan fisiologis pada masa persalinan

1) Perubahan fisiologis pada kala I

a) Tekanan darah

Selama persalinan tekanan darah meningkat yang disebabkan oleh rasa

nyeri, rasa takut dan kekhawatiran. Tekanan darah meningkat selama

kontraksi dengan kenaikan sistol rata-rata sebesar 10-20 mmHg dan

kenaikan diastole rata-rata sebesar 5-10 mmHg. Perubahan posisi ibu dari

telentang menjadi miring kesamping akan menghilangkan perubahan

dalam tekanan darah ini selama satu kontraksi.

b) Metabolisme

Selama peesalinan, baik metebolisme korbohidrat secara aerob

maupun anearobakan naik secara perlahan dan terus-menerus. Kenaikan


ini sebagian besar disebabkan karena kecemasan serta oleh kegiatan otot

kerangka tubuh.

Tanda peningkatan metabolisme : kenaikan suhu tubuh, denyut jantung,

pernapasan, curah jantung dan kehilangan cairan.

c) Suhu

Suhu tubuh akan sedikit meningkat selama persalinan, tertinggi selama

dan segera setelah kelahiran. Untuk bisa dianggap normal, kenaikan ini

tidak boleh melampaui 0,5ºc-1ºc, karena hal ini mencerminkan kenaikan

dan metabolism yang terjadi selama persalinan.

d) Pernapasan

Kenaikan sedikit dalam jumlah pernapasan adalah normol selama

persalinandan hal ini mencerminkan kenaikan metabolism yang terjadi.

e) Perubahan renal

Poliuri sering terjadi selama persalinan, mungkin diakibatkan oleh

kardiak output yang naik selama persalinan. Poliuri tidak begitu terlihat

dalam posisi telentang, yang mempunyai efek mengurangi aliran urine

selama kehamilan.

Sedikit proteinuria (+1) adalah biasa dalam pertiga sampai separuh

jumlah wanita dalam persalinan. Proteinuria (+2) atau lebih sudah jelas

tidak normal.

f) Perubahan gastrointestinal

Kemampuan pergerakan gastric dan penyerapan makanan padat sangat

berkurang, dikombinasikan dengan pengurangan sekresi gastric selama

persalinan, akan membuat pencernaan hamper berhenti dan menghasilkan

waktu pengisingan usus yang lambat.


g) Perubahan hematologi

Hemoglobin akan meningkat sebesar 1,2 gram/100 ml selama

persalinan dan kembali ketingkat pasca persalinan asalkan tidak ada

kehilangan darah yang abnormal.

Waktu koagulasi darah akan berkurang dan terdapat penambahan

plasenta selanjutnya salama persalinan. Hitung sel-sel darah putih secara

progresif akan meningkat selama kala I persalinan sebesar 5.000 sampai

rata-rata sejumlah 15.000 WBC pada akhir pembukaan lengkap. Setelah

itu tidak aka nada lagi peningkatan dalam jumlah tersebut.

Gula darah akan berkurang selama persalinan dan turun secara

mencolok. Persalinan yang lama atau sulit, kemungkinan besar disebabkan

terjadinya peningkatan kegiata uterus dan otot kerangka tubuh.

2) Perubahan fisiologis kala II

Perubahan pada uterus dan organ dasar panggul

(1) Kontraksi dorongan otot-otot persalinan

Pada his persalinan, walaupun his tersebut merupakan suatu kontraksi

dari otot-otot yang fisiologis akan tetapi pada his persalinan, kontraksi

yang muncul bertentangan dengan kontraksi fisiologis lainnya dan

bersifat nyeri. Pada waktu kontraksi, otot-otot rahim menguncup

sehingga terjadi tebal dan menjadi lebih pendek. Kavum Uteri menjadi

lebih kecil serta mendorong janin dan kantong kearah segmen bawah

rahim dan serviks.

(2) Pergeseran organ dalam panggul

Saat persalinan segmen atas berkontraksi, menjadi tebal dan

mendorong anak keluar. Sementara itu, segmen bawah dan serviks


mengadakan relaksasi, dilatasi, serta menjadi saluran yang tipis dan

teregang yang nantinya akan dilalui bayi.

3) Perubahan fisiologis kala III

Kala III merupakan periode waktu dimana otot uterus berkontraksi

mengikuti penyusutan volume rongga uterus setalah kelahiran bayi.

Penyusutan ukuran ini menyebabkan kurangnya ukuran tempat perlekatan

plasenta. Oleh karena itu, tempat perlekatan tidak berubah, maka plasenta

menjadi terlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus. Setelah

lepas, plasenta akan turun kebagian bawah uterus atau kedalam vagina.

4) Perubahan fisiologis kala IV

Selama 10-45 menit berikutnya setelah kelahiran bayi, uterus berkontraksi

menjadi ukuran sangat kecil yang mengakibatkan pemisahan antara dinding

uterus dan olasenta, dimana nantinya akan memisahkan plasenta dari tempat

letaknya. Oleh karena itu, Kontraksi uterus setelah persalinan bayi

menyempitkan pembuluh darah yang sebelumnya meyuplai ke plasenta.

9. Kebutuhan dasar ibu bersalin

Keinginan dasar ibu dalam melahirkan telah diperkenalkan oleh perawat lesser dan

keane. Keinginan-keinginan tersebut antara lain :

1. Ditemani oleh orang lain

2. Perawatan tubuh dan fisik

3. Mendapatkan penurunan rasa sakit

4. Mendapatkan jaminan tujuan yang aman bagi dirinya dan bayinya


5. Mendapatkan perhatian yang menerima sikap pribadi dan prilakunya selama

persalinan

Untuk dapat membantu pasien secara terus menerus selama persalinan, bidan

harus dapat memperlihatkan perasaan berada terus dekat pasien, bahkan bila

mereka tidak lagi berada di ruangan kapan saja persalinan terjadi.

1) Peran orang terdekat

Suami atau orang terdekat dapat memainkan peranan penting bagi wanita yang sedang

melahirkan. Bila orang terdekat menghadiri kelas prenatal bersama dengan ibu, maka

orang tersebut dapat memberikan informasi yang membantu dan menemani ibu

selama proses persalinan. Bantuan yang dapat diberikan seperti menghitung kontraksi

ibu, mengosok pungung nya, mencuci mukanya, memberikan dorongan untuk

beristirahat di antara kontraksi , dan megingatkan padanya tentang teknik bernapas,

selain itu juga dapat memberikan perhatian penuh kepada ibu dengan cara memegang

tangannya.

2) Menjaga kebersihan dan kondisi kering

Kebersihan dan kondisi kering dapat meningkatkan kenyamanan dan relaksasi serta

menuru kan resiko terinfeksi. Kombinasi bloody show, keringat, cairan amnion,

larutan untuk pemeriksaan vagin, dan fases dapat membuat wanita merasa sangat

kotor, tidak nyaman dan sangat tidak keruan.perawatan perineum dan

mempertahankan nya tetap kering akan menambah perasaan sejaterah pada wanita,

hal ini dilakukan dengan menganti pakaian yang di kenakan jika sudah basah karena

keringat, menganti perlak jika sudah basah, melakukan perawatan perineum,


mengunakan teknik membersihkan cermat dari depan ke belakang, dan mengganti

dengan sering pembalut yang menyerap diantara bokongnya.

3) Mengajarkan dan memandu

Telah menjadi keyakinan bahwa ketakutan karena ketidaktahuan berpegaruh pada

rasa nyeri saat melahirkan, hal ini merupakan alasan utama untuk kelas- kelas prenatal.

Bila pasien dalam proses melahirkan tidak mengunjungi kelas ini atau menmaah

pegetahuan dengan buku, maka bidan harus menerangkan, memandu, dan megajarkan

pada pasien hal-hal yang rumit dalam waktu yang amat singkat.

Unuk megajarkan pada pasien seluruh proses fisik dari persalinan dan melahirkan

selama beberapa jam saat pasien dalam proses persalinan adalah masalah besar. Hal

tersebut dapat dilakukan dengan detail, tetapi aspek tertentu yang penting dapat

dijelaskan dengan sederhana dan singkat. Hal ini harus sesuai dengan tahap persalinan

yang sedang dihadapi oleh pasien.

4) Makanan dan cairan

Sebagai peraturan khusus, makanan padat tidak boleh diberikan selama pesalinan

aktif, karena makanan padat lebih lama tinggal dalam lambung daripada cairan dan

pencernaan menjadi sangat lambat selama persalinan. Pada saat bersamaan,

kombinasi dari stress persalinan, kontraksi dan obat-obatan tertentu mungkin akan

meyebabkan mual. Bersamaan dengan faktor ini, lambung yang penuh dan mual dapat

meyebabkan muntah sehingga berisiko aspirasi dari partikel-partikel makanan ke

dalam paru-paru.

Di lain pihak,cairan sangat penting untuk mencegah dehidrasi. Banyak dokter

meganjurkan pasien minum air putih sepanjang proses persalinan. Bila pasien
megalami mual, maka larutan ringer laktat 5% secara intraena dianjurkan untuk

diberikan.

5) Eliminasi

Kandung kemih harus dikosongkan secara berkala sepanjang proses persalinan,

minimal setiap 2 jam. Catatan yang jelas megenai jumlah dan waktu bekemih dan

harus disertakan. Bila ibu tidak mampu berkemih dan kandung kemihnya menjadi

distensi turunnya kepala janin ke pelvis dapat terganggu. Kandung kemih yang penuh

dapat dipalpasi tepat dibawah pubis, hal ini amat meyakitkan dan meningkakan rasa

tidak nyaman, tetapi karna adanya kontraksi, pasien tidak megenali sumber dari rasa

nyerinya. Bidan harus tetap memeriksa dengan cermt akan kebutuhan pasien ini . bila

pasien telah menjalani enema pada saat masuk, rektumnya akan kosong.oleh karena

itu, bila pasien megatakan bahwa ia ingin buang air besar lagi, bidan harus melihat

pada perineum dengan cermat. Terdapat kemungkinan bahwa bayinya akan segera

lahir . tekanan kepala bayi pada perineum merangsang jaras refleks saraf sehingga

menimbulkan keinginan buang air besar.

6) Positioning dan aktivitas

Beberapa orang orang mempunyai keyakinan bahwa bila ibu jongkok atau berjalan,

serviks akan berdilaktasi dengan pendataran yang lebih cepat. Terdapat bukti bahwa

bila ibu dapat benar- benar merelaksasikan otot-otot abdomennya, persalinan dapat

berlanjut dengan lebih mudah.

Kemungkinan posisi yang paling nyaman bagi ibu adalah posisi yang biasaya

dilakukan bila ia tidur. Meletakan bantal di belakang di bahwa abdomen, dan diantara

lutut juga dapat membantu. Selain itu, menggosok punggung dan mengusap keringat
yang memenuhi wajah pasien juga meupakan hal yang dapat memberikan rasa

nyaman. Orang terdekat dapat menolong bidan untuk melakukan tindakan tersebut.

Oleh karena tekanan uterus pada vena cava dan pembuluh darah lainnya dapat

melambat arus balik darah vena, jangan biarkan ibu untuk berbaring terlentang.

7) Kontrol rasa nyeri

Rasa sakit selama melahirkan dan persalinan disebabkan oleh ketengan emosional,

tekanan pada ujung saraf, rengangan pada jaringan dan persendian, serta hipoksia otot

uterus selama dan setelah kontraksi yang panjang. Disproporsional sepalopelvis dan

uterus selama dan setelah kontraksi yang panjang. Metode persalinan secara alami di

rancang untuk megurangi ketakutan dan megontrol rasa sakit yang berhubungan saat

persalinan

8) Menjamin privasi dan mencegah pajanan

Menjamin privasi dan mencegah pajanan bukanlah sesuatu yang harus dipastikan

pada persalinan rumah, tetapi sangat penting untuk diberikan pada penyuluhan di

rumah sakit, privasi bukan saja mengacu pada penghargaan terhadap tubuh ibu

sebagai seorang pribadi, tetapi juga menghormati tubuhnya yang merupakan haknya

sebagi individu. Menjaga privasi dan mencegah pajanan merupakan upaya untuk

menghormati martabat ibu. Pemikiran tentang martabat ibu sangat bervarisi, saat ini

salah satu contohnya, seorang ibu yang berpegetahuan tetap merasa nyaman walaupun

tumbuhnya tidak diselimuti untuk menutupi organ genetalia eksternalnya. Beberapa

ibu merasa hal ini bertolak belakang dengan tradisi yang menganggap memalukan

jika area genital eksternalnya terlihat. Mereka sangat merasa malu jika bidan tidak

menutupi tubuh mereka. Oleh karena itu, cara terbaik adalah dengan menanyakan

keinginan mereka berkenaan dengan hal tersebut.


C. Bayi baru lahir (BBL)

1. Pengertian

Bayi baru lahir normal dalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42

minggu dengan berat badan lahir anatra 2500-4000 gram. Bayi baru lahir

normal adalah bayi yang lahir cukup bulan, 38-42 minggu denganberat badan

sekitar 2500-3000 gram dan panjang badan sekitar 50-55 cm (Sarwono,2005).

Bayi baru lahir dikatakan normal jika termasuk dalam kategori sebagai

berikut :

(1) Berat badan bayi lahir antara 2500-4000 gram.

(2) Panjang badan bayi 48-50 cm.

(3) Lingkar dada bayi 32-34 cm.

(4) Lingkar kepala bayi 33-35 cm.

(5) Bunyi jantung dalam menit pertama ±180 kali/menit, kemudian turun

sampai 140-120 kali/menit pada saat bayi berumur 30 menit.

(6) Pernapasan cepat pada menit-menit pertama kira-kira 80 kali/menit

disertai pernapasan cuping hidung, retraksi suprasternal dan

interkostal, serta rintihan hanya berlangsung 10-15 menit.

(7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan sebkutan terbentuk

dan dilapisiverniks kaseosa.

(8) Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala tumbuh baik.

(9) Kuku telah agak panjang dan lemas.

(10) Genitalia :testis sudah turun (pada bayi laki-laki) dan labia mayora

telah menutupi labia minora( pada bayi perempuan).

(11) Refleks isap, menelan dan moro telah terbentuk.


(12) Eliminasi, urin dan melunium normalnya keluar pada 24 jam pertama.

Mekonium memiliki karakteristik hitam kehijauan dan lengket.

1. Perubahan fisiologis bayi segera setelah lahir

a) Adaptasi fisiologis BBL terhadap kehidupan di luar uterus

Konsep mengenai adaptasi bayi abru lahir adalah sebagai berikur :

(1) Memulai segera pernapasan dan perubahan dalam pola sirkulasi.

Konsep ini merupakan hal yang esensial pada kehidupan

ekstrauterin.

(2) Dalam 24 jam setelah lahir, sistem ginjal, gastriontetinal,

hematologi, metabolik, dan sistem neurologis bayi baru lahir harus

berfungsi secara memadai untuk memperhatikan kehidupan

ekstrauterin.

Setiap bayi baru lahir mengalami periode transisi, yaitu:

(1) Periode ini merupakan fase tidak stabil selama 6-8 jam pertama

kehidupan, yang akan di lalui oleh seluruh bayi dengan

mengabaikan usia gestasi atau sifat [ersalinan atau melahirkan.

(2) Pada periode pertama reaktivitas (segera setelah lahir), akan terjadi

pernapasan cepat (dapat mencapai 80 kali/menit) dan pernapasan

cuping hidung yang berlangsung sementara, retraksi,serta suara

seperti mendengkur dapat terjadi. Denyut jantung dapat mencapai

180 kali/menit selama beberapa menit kehidupan.

(3) Setelah respons awal ini, bayi baru lahir ini akan menjadi tenang,

relaks, dan jatuh tertidur. Tidur pertama ini (dikenal sebagai fase
tidur) terjadi dalam 2 jam setelah kelahiran dan berlangsung

beberapa menit sampai beberapa jam.

(4) Periode kedua breaktivitas,dimulai ketika bayi bangun, ditandai

dengan respon terlebih terhadap stimulus, perubahan warna kulit

dari merah mudah menjadi agak sianosis, dan denyit jantung cepat.

b) Adaptasi pernapasan

(a) Pernapasan awal dipicu oleh faktor fisik, sensorik, dam kimia.

(1) Faktor-faktor fisikmeliputi usaha yang diperlukan untuk

mengembangkan paru-paru dan mengisi alveolus yang kolaps

(misalnya,perubahan dalam gradien tekanan).

(2) Faktor –faktor sensorik meliputi suhu, bunyi, cahaya, suara,

dan penurunan suhu.

(3) Faktor-faktor kimia, meliputi perubahan dalam darah

(misalnya, penurunan kadar oksigen, peningkatan kadar

karbon dioksida, dan penurunan pH) sebagai akibat

asfiksia-sementara selama kelahiran.

1. Frekuensi pernapasan bayi baru lahir berkisar 30-60

kali/menit.

2. Sekresi lendir mulut dapat menyebabkan bayi batuk dan

muntah, terutama selama 12-18 jam pertama.

3. Bayi baru lahir lazimnya bernapas melalui hidung.

Pernapasan pertama bayi normal terjadi dalam waktu 30

detik sesudah kelahiran. Pernapasan initimbul sebagai

akibat aktivitas normal sistem saraf pusat dan perifer

yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya.


c) Adaptasi kardiovaskular

1. Berbagai perubahan anatomi berlangsung setelah lahir. Beberapa

perubahan terjadi dengan cepat, dan sebagian lagi terjadi seiring

dengan waktu.

2. Sikulasi perifer lambat, yang menyebabkan akrosianosis (pada

tangan, kaki, dan sekitar mulut).

3. Denyut nadi berkisar 120-160 kali/menit saat bangun dan 100

kali/menit saat tidur.

4. Rata-rata tekanan darah adalah 80/46 mmHg dan bervariasi sesuai

dengan ukuran dan tingkat aktivitas bayi.

5. Nilai hematologi normal pada bayi

Dengan berkembangnya paru-paru, pada alveoli akan terjadi

peningkatan tekanan oksigen.sebaliknya, tekanan karbon diosiden

akan mengalami penurunan. Hal ini mengakibatkan terjadinya

oenurunan resistensi oembuluh darah dari arteri pulmonalis

mengalir ke paru-paru dak ductus arteriosus tertutup. Setelah tali

pusat dipotong, aliran darah dari plasenta terhenti dan foramen

ovale tertutup.

d) Perubahan termoregulasi dan metabolik

1. Suhu bayi baru lahir dapat turun beberapa derajat karena

lingkungan eksternal lebih dingin daripada lingkungan pada uterus.

2. Suplai lemak subkutan yang terbatas dan area permukaan kulit

yang besar dibandingkan dengan berat badan menyebabkan bayi

mudah menghantarkan panas pada lingkungan.


3. Kehilangan panas yang cepat dalam lingkungan yang dingin

terjadi melalui konduksi, konveksi, dan evaporasi.

4. Trauma dingin (hipotermi) pada bayi baru lahir dalam

hubungannya dengan asidosis metabolik dapat bersifat mematikan,

bahkan pada bayu cukup bulan yang sehat.

e) Adaptasi neurologis

1. Sistem neurologis bayi secara anatomik atau fisiologis belum

berkembang sempurna.

2. Bayi baru lahir menunjukkan gerakan-gerakan tidak terkoordinasi,

pengaturan suhu yang labil, kontrol otot yang buruk, mudah

terkejut, dan tremor pada ekstremitas.

3. Perkembangan neonatus terjadi cepat. Saat ini bayi tumbuh,

perilaku yang lebih kompleks (misalnya: kontrol kepala, tersenyum,

dan meraih dengan tujuan) akan berkembang.

4. Refleks bayi baru lahir merupakan indi

Refleks yaitu bayi yang baru lahir mempunyai sejumlah reflex. Hal

ini merupakan dasar bagi bayi untuk mengadakan reaksi dari

tindakan aktif.

Ada 2 macam refleks yaitu :

(1) Refleks permanen ( Tidak akan hilang)

a) Refleks urat achialis : Kontraksi urat daging kempal,

bilaurat achialis dipukul.

(a) Refleks Urat petalair : Kontraksi urat daging

kaki atas bila ada pukulan bawah atas.


(b) Refleks pupil : Mengecilnya pupil bila ada

sinar.

b) Refleks Sementara (menghilang setelah umur 4-6

bulan)

(a) Refleks moro= reflex perut = reflek terkejut

Anak mengambangkan tangan kesamping

lebar-lebar, melebarkan jari-jari lalu

mengembalikan dengan tarikancepat

seakan-akan memeluk seseorang.

(b) Refleks tonick nect = reflex otot leher

Anakakan mengangkat leher dan menoleh

kanan/kiri bila dilekakkan dalam posisi

tengkurap.

(c) Refleks Rooting

Timbul karena stimulasi taktil pada pipi dan

daerah mulut, akan bereaksi seakan-akan

mencapai putting susu.

(d) Refleks Sucking=menghisap dan

menelan=reflek otal

Timbul bersama dengan rangsangan pipi untuk

menghisap putting susu dan menelan ASI.

(e) Refleks Grasping

Bila jari diletakkan pada telapak tangan, anak

akan menutup telapak tangan.

(f) Refleks Babinskly


Bila ada rangsangan pada telapk kaki, ibu jari

akan bergerak diatas jari-jari lain membuka.

(g) Refleks Steping =Refleks melangkah

Jika bayi dibuat posisi berdiri maka aka nada

gerakan spontan kaki melangkah walaupun

belum bisa berjalan.

f) adaptasi gastrointestinal

1. enzim-enzim digestin aktif saat lahir dan dapat menyongkong

kehidupan ekstrauterin pada kehamilan 36-38 minggu.

2. Perkembangan otot dan refleks yang penting untuk

menghantarkan makanan sudah terbentuk saat lahir.

3. Pencernaan protein dan karbohidrat telah tercapai; pencernaan

dan absorpsi lemak kurang baik karena tidak adekuatnya

enzim-enzim pankreas dan lipase.

4. Kelenjar saliva imatur saat lahir; sedikit saliva sampai bayi

berusia 3 bulan.

5. Pengeluaran mekonium, yaitu fases berwarna hitam

kehijauan,lengket,dan mengandung darah samar, diekskresikan

dalam 24 jam pada 90 % bayi baru lahir yang normal.

6. Variasi besar terjadi diantara bayi baru lahir tentang minat

terhadap makanan, gejala-gejala lapar, dan jumlah makanan yang

ditelan pada setiap kali pemberian makanan.

7. Beberapa bayi baru lahir menyusu segera bila diletakkan pada

payudara; sebagian lainnya memerlukan 48 jam untuk menyusu

secara efektif.
8. Gerakan acak tangan ke mulut dan menghisap jari telah diamati

di dalam uterus; tindakan-tindakan ini berkembang baik pada saat

lahir dan diperkuat dengan rasa lapar.

g) Adaptasi ginjal

1. Laju filtrasi glomerulus relatif rendah [ada saat lahir

disebabkan oleh tidak adekuatnya area permukaan kapiler

glomerulus.

2. Meskipun ketebatasan ini tidak mengancam bayi baru lahir yang

normal, tetapi menghambat kapasitas bayi untuk berespon

terhadap stresor.

3. Penurunan kemampuan untuk mengekskresikan obat-obat dan

kehilangan cairan yang berlebihan mengakibatkan asidosis dan

ketidakseimbangan cairan.

4. Sebagian besar bayi baru lahir berkemih dalam 24 jam pertama

setelah lahir dan 2-6 kali sehari pada 1-2 hari pertama; setelah

iti, mereka berkemih 5-20 jali dalan 24 jam.

5. Urine dapat keruh karena lendir dan garam asam urat;noda

kemerahan (debu batu bata) dapat diamati pada pokok karena

kristal asam urat.

h) Adaptasi hati

1. Selama kehidupan janin dan sampai tingkat tertentu setelah lahir,

hati teris membantu pembentukan darah.

2. Selama periode neonatus, hati memproduksi zat yang esensial

unntuk pembekuan dara.


3. Penyimpanan zat besi ibu cukup memadai bagi bayi sampai 5

bulan kehidupan ekstrauterin; pada saat ini, bayi baru lahir

menjadi rentan terhadap defisiensi zat besi.

4. Hati juga mengontrol jumlah bilirubin tak terkonjugasi dengan

pemecahan sel-sel dara merah.

5. Bilirubun tak terkonjugasi dapat meninggalkan sistem vaskular

dan menembus jaringan ekstravaskular lainnya (misalnya: kulit,

sklera, dan membran mukosa oral) mengakibatkan warna kuning

yang disebut jaundice atau ikterus.

6. Pada stes dingin yang lama, glikolisis anaerobik terjadi yang

mengakibatkan peningkatan produksi asam. Asidosis metabolik

terjadi dan jika teradapat defek fungsi pernapasan, asidosis

respiratorik dapat terjadi. Asam lemak yang berlebihan

menggeser bilirubin dari tempat-tempat peningkatan albumin.

Peningkatan kadar bilirubin tidak berikatan yang bersirkulasi

mengakibatkan peningkatan risiko kern-ikterus bahkan pada

kadar bilirubin serum 10 mg/dL atau kurang.

i) Adaptasi imun

1. Bayi baru lahir tidak dapat membatasi organisme penyerang di

pintu masuk.

2. Imaturitas jumlah sistem pelindungan secara signifikan

meningkatkan risiko infeksi pada periode bayi baru lahir.

(a) Respons inflamasi berkurang, baik secara kualitatif maupun

kuantitatif.

(b) Fagositosis lambat


(c) Keasaman lambung dan produksi pepsin dan tripsin belum

berkembang sempurna sampai usia 3-4 minggu

(d) Imunoglobulin A hilang dari saluran pernapasan dan

perkemihan, kecuali jika bayi tersebut menyusu ASI, Iga

tidak terdapat pada saluran Gl.

3. Infeksi merpakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas

selama priode neonatus.

j) Pemeliharaan pernapasan

Mempertahankan terbukanya jalan napas. Sediakan balon pengisap

dari karet di tempat tidur bayi untuk mengisap lendir atau ASI dari mulut

dengan cepat dalam upaya mempertahakan jalan napas yang bersih.

k) Pemotongan Tali pusat

Pemotongan dan pengikatan tali pusat merupakan pemisahan fisik

terakhir anatara ibu dan bayi. Pemotongan sampai denyut nadi tali pusat

berhenti dapat dilakukan pada bayi normal, sedangkan pada bayi gawat

dapat dilakukan pemotongan tali pusat secepat ,ungkin agar dapat

dilakukan resusitasi sebaik-baiknya. Tali pusat dijepit dengan kocher

atau klem kira-kira 3 cm dan sekali lagi 1.5 cm dari pusat. Pemotongan

dilakukan antara kedua klem tersebut. Kemudian bayi dilekatkkan diatas

kain bersih atau steril yang hangat. Selain itu, dilakukan pengikatan tali

pusat dengan alat penjepit plastik atau pita dari nilon atau dapat juga

benang katun steril. Untuk menghindari infeksi tali pusat yang dapat

menyebabkan sepsis, meningitis dan lain-lain maka ditempat

pemotongan dan dipanggal tali pusat, serta 2.5 cm disekitar tali pusat
dapat diberi antiseptik, selanjutnya tali pusat dirawat dalam keadaan

agak steril/bersih dan kering.

l) Penilaian APGAR

Penilaian keadaan umum bayi dimulai 1 menit setelah lahir dengan

menggunakan nilai APGAR. Penilaian berikutnya dilakukan pada menit

ke 5 dan ke 10. Penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah bayi

menderita asfiksia atau tidak.

Tabel 1.2

Penilaian keadaan umum bayi bersadarkan nilai APGAR

0 1 2

Appearance(Warna Pucat Badan merah Seluruh tubuh

kulit) aksterimitas kemerah-meraha

biri n

Pulse rate( Frekuensi Tidak ada Kurang dari Lebih dari

nadi) 100 seratus

Grimace (reaksi Tidak ada Sedikit Batuk atau

rangsang) gerakan mimik bersin

(Grimace)

Activity (tonus otat) Tidak ada Eksteritas Gerakan aktif

dalam sedikit

fleksi

Respiration(Pernapasan) Tidak ada Lama/tidak Baik/menangis

teratur
Setiap variabel diberi nilai 0,1,atau 2 sehingga nilai tertinggi adala 10.

Nilai 7 sampai 10 pada menit pertama menunjukan bahwa bayi berada

dalam kondisi baik. Nilai 4-6 menunjukkan adanya depresi senang dan

membutuhkan beberapa jenis tindakan resusutasi. bayi dengan nilai 0-3

menunjukkan depresi serius dan membutuhkan resusitasi segera dan

mungkin memeperlukan ventilasi (mead, 1996).

m) Mengkaji nilai APGAR

Cara mengkaji nilai APGAR adalah sebagai berikut :

1. Observasi, tampilan bayi,misalnya apakah seluruh tubuh bayi

berwarna merah muda (2,apakah tubuhnya merah muda, tetapi

eksterimitasnya biru (1,atau seluruh tubuh bayi pucat atau biru(0).

2. Hitung frekuensi jantung dengan mempalpasi umbilikus atau

meraba bagian atas dada bayi dibagian apeks 2 jari. Hitung

denyutan selama 6 detik, kemudian dikalikan 10. Tentukakna

apakah frekuansi jantung >100(10 denyut atau lebih pada periode 6

detik (kedua) (2);<100 (<10 denyut dalam 6 detik) (1); atau tidak

ada denyut(0). Bayi yang bewarna merah muda, aktif dan bernafas

cenderung memiliki frekuensi jantung >.

3. Respon bayi terhadap stimulus juga harus diperiksa, yaitu respon

terhadap rasa haus atau sentuhan. Pada bayi yang diresusitasi,

dapat berupa respons terhadap penggunaan kateter oksigen atau

penghisapan. Tentukan apakah bayi menangis sebagai respons


terhadap stimulus(2);apakah bayi mencoba untuk menangis tetapi

hanya dapat merintih(1);atau tidak ada respons sama sekali (0).

4. Observasi tonus otot bayi dengan mengobservasi jumlah aktivitas

dan tingakat fleksi eksterimitas. Adakah gerakan aktif yang

menggunakan fleksi eksterimitas yang baik (2); adalah fleksi

ekstremitas (1); atau apakah bayi lemas (0).

5. Observasi upaya bernafas yang dilakukan bayi.apakah bayi baik

dan kuat,biasanya dilihat dari tangisan bayi(2);apakah pernapasan

bayi lambat dan tidak teratur(1);atau tidak ada pernapasan sama

sekali(0).

n) Prosedur penilai APGAR

1. Pastikan bahwa pencahayaan baik, sehingga visualisasi warna

dapat dilakukan dengan baik, dan pastikan adanya akses yang baik

kebayi.

2. Catat waktu kelahiran,tunggu satu menit,kemudian lakukan

pengkajian pertama. Kaji kelima variabel dengan cepat dan

stimultan, kemudia jumlahkan hasilnya.

3. Lakukan tindakan dengan baik dan cepat sesuai dengan hasilnya,

misalnya bayi dengan nilai 0-3 memerlukan tindakan resusitasi

dengan segera.

4. Ulangi pada menit kelima. Skore harus naik bila nilai sebelumnya

8 atau kurang.

5. Ulangi lagi pada meni ke 10

6. Dokumentasikan nilainya dan laukan tindakan yang sesuai.

o) Perawatan bayi baru lahir


1. Pertolongan pada saat bayi baru lahir

1) Sambil menilai pernapasan secara cepat, letakkan bayi di atas

perut ibu.

2) Dengan kain yang bersih dan kering atau kasa, bersihkan

darah atau lendir dari wajah bayi gar jalan udara tidak

terhalang. Periksa ulang pernapasan bayi, sebagian bayi akan

menangis atau bernapas secara spontan dalam waktu 30 detik

setelah lahir.

2. Perawatan mata

Obat mata eritromisin 0,5 % atau tetrasiklin 1 % di anjurkan untuk

dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata akibat kelamidia

(penyakit menular seksual). Obat perlu di berikan pada jam

pertama setelah persalinan. Pengobatan yang umumnya di pakai

adalah larutan perak nitrat atau neosporin yang langsung di

teteskan pada mata bayi segerasetelah bayi lahir.

3. Pemeriksaan fisik bayi

1) Kepala: pemeriksaan terhadap ukuran, bentuk, sutura menutup

atau melebar, adanya caput succedaneum, cepal hematoma,

kraniotabes dan lain sebagainya.

2) Mata : pemeriksaan terhadap perdarahan, sub konjungtiva,

tanda-tanda infeksi (PUS).

3) Hidung dan mulut : pemeriksaan terhadap labio skisis, labio

palaton skisis dan refleh hisap ( dinilai dengan mengamati bayi

saat menyusu).
4) Telinga : pemeriksaan terhadap preaurical tog, kelainan dau

atau bentuk telinga.

5) Leher : pemeriksaan terhadap hematom

sternocleidomastoideus,ductus thyrogilossalis, hygromacolli.

6) Dada : pemeriksaan terhadap bentuk, pembesaran buah dada,

pernapasan, retraksi inter kostal, sun kostalsipoid,merintih,

pernapasan cuping hidung , serta bunyi paru-paru

(sonor,fesikular, bronkeal dan lain lain).

7) Jantung : pemeriksaan terhadap pulsasi, frekuensi bunyi

jantung, kelainan bunyi jantung.

8) Abdomen : pemeriksaan terhadap membuncit ( pembesaran hati,

limpa, tumor aster), scaphoid (kemungkinan bayi menderita

diafragmatika/atresia esofagus tanpa fistula).

9) Tali pusat : pemeriksaan terhadap perdarahan, jumlah darah

pada tali pusat, warna dan besar tali pusat, hernia di tali pusat

atau diselangkangan.

10) Alat kelain : pemeriksaan terhadap testus apakah berada dalam

skotum, penus berlubang pada ujungnya (pada bayi laki-laki),

vagina berlubang, apakah labia mayora menutupi labia minora

(pada bayi perempuan).

11) Lain-lain : mekonium harus keluar dalan 24 jam setelah

melahirkan, bila tidak, harus waspada terhadap atresia ani atau

obstruksi usus. Selain itu, urine juga harus keluar dalam 24 jam.

Kadang pengeluaran urine tidak diketahui karen pada saat bayi

lahir, urine bercampur dengan ketuban. Bila urine tidak keluar


dalam 24 jam,maka harus diperhatikan kemungkinan adanya

obstruksi saluran kemih.

3. Asuhan bayi baru lahir 2 jam pertama

1) Penilaian awal pada bayi segera setelah lahir

Dilakukan dalam waktu 30 detik pertama. Yang dimulai adalah

penilaian awal, yaitu :

a) Apakah bayi lahir dengan cukup bulan ?

b) Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium ?

c) Segera setelah bayi lahir, dan telah dikeringkan lakukan penilaian.

d) Apakah bayi menangis atau bernafas atau tidak megap-megap.

e) Apakah tonus bayi baik/bayi bergerak aktif ?

Jika salah satu dari empat pertanyaan diatas jawabanya TIDAK maka

lakukan resusitasi pada bayi baru lahir.

2) Pemotongan tali pusat

1) Memotong dan mengikat tali pusat

2) Klem, potong dan ikat tali pusat dua menit pasca bayi lahir.

Pelaksaan penyuntikan oksitosin dilakukan sabelum tali pusat

dipotong.

3) Lakukan penjepitan ke-1 pusat dengan klem logan DTT 3 cm dari

dinding perut (pangkal pusat) bayi. Dri titik jepitan, tahan tali pusat

dengan 2 jari kemudian dorong isi tali pusat kearah ibu (agar darah

tidak terpancar saat akan dilakukan pemotongan tali pusat).

Lakukan penjepitan ke-2 dengan jarak 2cm darintempat penjepitan

ke-1 kearah ibu.


4) Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut, satu tangan menjadi

landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tangan yang lain

memotong tali pusat diantara kedua klem tersebut dengan

menggunakan gunting steril.

5) Ikat tali pusat dengan benang DTT steril pada satu sisi kemudian

melingkarkan kembali benang tersebut dan mengingatkan dengan

simpul kunci pada sisi lainnya.

6) Lepaskan klem logam penjepit tali pusat dan masukkan kedalam

larutan klorin 0,5%.

7) Letakkan bayi tengkurap didada ibu untuk upaya inisasi menyusui

dini.

3) Resusitasi

Resusitasi bertujuan untuk memulihkan fungsi pernafasan bayi baru

lahir yang mengalami asfiksia dan terselamatkan hidupnya tanpa gelaja

sisa dikemuan hari.

Hipoksia bayi didalam rahim ditunjukkan dengan gawat janin yang

dapat berlanjut menjadi asfiksia bayi baru lahir. Gejala dan tanda-tanda

asfiksia termasuk :

i. Tidak bernafas atau megap-megap.

ii. Warna kulit kebiruan.

iii. Kejang.

iv. Penurunan kesadaran.

4) Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

Segera setelah bayi baru lahir, setelah tali pusat dipotong, letakkan

bayi tengkurap didada ibu dnegan kulit bayi kontak kekulit ibu. Biarkan
kontak kulit ini menetap setidaknya 1 jam bahkan lebih sampai bayi dapat

menyusu sendri. Ayah dan keluarga dapat membarikan dukungan dan

membantu ibu selama proses IMD.

D. Nifas

1. Pengertian

Masa setelah melahirkan bayi dan plasenta sampai 6 minggu atau 40 hari. Masa

nifas sangat penting bagi seorang wanitaa karena merupakan masa pemulihan untuk

megembalikan alat kandugan seta fisik ibu ke kondisi seperti sebelum hamil. Selain

itu masa nifas memerlukan pegawaasan agaar masa nifas dapat terlampui dengan

penuh keyamanan. Masa nifas dimulai sesaat keluarnya plasenta dan selaput janin seta

kembali setelah alat kandungan berakhir serta berakhir setelah alat kandungan

kembali seperti keadaan sebelum hamil kira- kira sampai 6 minggu. Waktu 6 minggu

setelah persalinan tersebut dimungkinkan agar semua sistem tubuh ibu dapat pulih

dari efek kehaamilan dan kembali pada kondisi seperti saat sebelum hamil. Nama lain

masa nifas adalah postpartum, masa puerperium, masa pascanatal ataupun masa

postnatal.

Masa puerperium atau masa nifas atau masa postpartum adalah mulai setelah

partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh otot

genetalia baru pulih kembali seperti sebelum kehamilan dalam waktu 3 bulan

( sarwono,2002:237)

Pengertian masa nifas yang lain disampaikan oleh saifudin (2002 : 122 ) yaitu

masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat- alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas selama kira-kira 6 minggu,

sedangkan menurut Mochtar ( 1998 : 155 ) masa nifas ( pueperium ) adalah pulihnya

kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat- lat kandungan kembali seperti pra

hamil, lama masa nifas 6-8 minggu.

2. Perubahan fisiologis

Setelah kelahiran bayi dan pegeluaran plasenta ibu megalami suatu periode

pemulihan kembali kondisi fisik dan psikologisnya. ( Ball 1994, Hytten 1995 ). Yang

di harapkan pada periode 6 minggu setelah melahirkan adalah semua sistem dalam

tubuh ibu akan pulih dari bebagai pengaruh kehamilan dan kembali pada keadaan

sebelum hamil (Beischer dan Mackay.1986, Cunningham et .al 1993 ).

perubahan sistem reproduksi perubahan alat- alat genital baik internal maupun

ekterna kembali seperti semula seperti sebelum hamil disebut involusi. Meskipun

istilah involusi telah digunakan untk menunjukan perubahan retrogresif yang terjadi di

semua organ danskruktur saluran reproduksi isilah ini lebih spesifik menunjukan

adanya perubahan retrogresif pada uterus yang myebabkan berkurangnya ukuran

uterus. Demi kejelasan defenisi involusi puerperium dibatasi pada uterus dan apa yang

terjadi pada organ dan skruktur lain hanya dianggap sebagai perubahan puerperium.

( Varney, dkk.2007 : 958-959).

1. Involusi uterus

Involusi atau pengerutan utrus merupakan suatu proses dimana uterus kembali

ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram, proses ini dimulai

segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus

Walaupun istilah involusi saat ini telah digunakan untuk menunjukan

kemunduran yang terjadi pada setiap organ dan saluran reproduktif, kadang
lebih banyak megarah secara spesifik pada kemunduran uterus yang megarah

ke ukuranya. ( Varney’s Midwivery ).

2. Involusi tempat plasenta

Setelah pesalinan, tempat plasenta merupakan tempat dengan permukaan kasar,

tidak rata dan kira-kira sebesar telapak tangan dengan cepat luka ini mengecil,

pada akhir minggu ke 2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada kahir nifas 1-2 cm

peyembuhan luka bekas plasenta khas sekali. Pada permulaan nifas bekas

plasenta megandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh

thrombus.

3. Perubahan ligamen

Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang merengang sewaktu

kehamilan dan partus, setelah janin lahir, berangsur-angsur menciut kembali

seperti sediakala. Tidak jarang ligamentum rotundum menjadi kendor dan

megakibatkan letak uterus menjadi retrofleksi. Tidak jarang pula wanita

megeluh “ kandungan nya turun “ setelah melahirkan oleh karena

ligament,fasia,jaringan penunjang alat genetalia menjadi agak kendor.

4. Perubahan serviks

Segera setelah melahirkan, serviks menjadi lembek, kendor, terkulai dan

berbentuk corong. Hal ini disebabkan korpus uteri berkontraksi, sedangkan

serviks tidak berkontrasi sehingga

perbatasan antara corpus dan serviks uteri berbentuk cincin warna serviks

merah kehitam hitaman karena penuh pembuluh darah, segera setelah bayi

dilahirkan, tangan pemeriksa masih dapat dimasukan 2-3 jari dan setelah 1

minggu hanya 1 jari saja yang dapat masuk.


Oleh karena hiperpalpasi dan retraksi serviks, robekan serviks dapat sembuh.

5. Lokia

Akibat involusi uteri, lapisan luar desidua yang mengelilingi plasenta akan

menjadi nekrotik. Desisua yang mati akan keluar bersama dengan sisa cairan.

Lokia adalah istilah untuk secret dari uterus yang keluar melalui vagina

selama puerperium. Loka adalah eksresi cairan rahim selama masa nifas dan

mempuyai reaksi basa /alkalis yang membuat organisme berkembang lebih

cepat dari pada kondisi asam yang ada pada vagina normal.

6. Perubahan vulva,vagina dan perineum

Segera setelah kelahiran, vagina tetap terbuka lebar, mungkin megalami

beberapa derajat edema dan memar dan celah pada introitus setelah satu

hingga dua hari pertama pascapartum, tonus otot vagina kembali, celah vagina

tidak lebar dan vagina tidak oedema.

Selama proses persalinan vulva dan vagina megalami penekanan serta peregangan,

setelah beberapa hari persalinan kedua organ ini kembali kedalam keadaan kendor,

rugue timbul kembali pada minggu ketiga.

3. Kebutuhan pada masa nifas

Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan

berangsur-angsur pulih seperti ke keadaan sebelum hamil. Untuk membantu

mempercepat proses penyembuhan pada masa nifas, maka ibu nifas membutukan diet

yang cukup dan sebagainya. Selama kehamilan dan persalinan ibu banyak mengalami

perubahan fisik seperti dinding perut menjadi kendor, longgarnya liang senggama dan

otot dasar panggul. Untuk mengembalikan kepada keadaan normal dan menjaga

kesehatan agar tetap prima, senam nifas sangat baik dilakukan pada ibu setelah
melahirkan. Ibu tidak perlu takut untuk banyak bergerak, karena ambulasi dini

(bangun dan bergerak setelah beberapa jam melahirkan) dapat membantu rahim untuk

kembali kebentuk semula.

Kebutuhan dasar masa nifas adalah sebagai berikut :

1. Kebutuhan nutrisi

Nutrisi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan metabolismenya.

Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila menyusui akan meningkatkan 25%,

karena berguna untuk proses kesembuhan karena sehabis melahirkan dan untuk

memproduksi air susu yang cukup untuk menyehatkan bayi semua itu akan meningkat

tiga kali dari kebutuhan biasa.

Nutrisi yang dikonsumsi harus bermutu tinggi, bergizi dan cukup kalori. Kalori

bagus untuk proses metabolisme tubuh, kerja organ tubuh, proses pembentukan ASI.

Wanita dewasa memerluka 2.200 k kalori. Ibu menyusui memerlukan kalori yang

sama dengan wanita dewasa + 700 k. kalori pada 6 bulan pertama kemudian +500k.

kalori bulan selanjutnya.

Menu makanan seimbang yang harus dikonsumsi adalah porsi cukup dan teratur,

tidak perlu asin, pedas atau berlemak, tidak mengandung alkohol, nikotin, serta bahan

pengawet atau pewarna. Di samping itu harus mengandung sumber tenaga,

pembangun, dan pengatur/pelindung.

Sumber tenaga atau energi untuk pembakaran tubuh, pembentukan jaringan baru,

penghematan protein (jika sumber tenaga kurang, protein dapat digunakan sebagai

cadangan untuk memenuhi kebutuhan energi). zat gizi sebagai sumber karbohidrat

terdiri dari beras, sagu, jagung, tepung terigu dan ubi. Sedangkan zat lemak dapat
diperoleh dari hewani (lemak, mentega, keju) dan nabati (kelapa sawit, minyak sayur,

minyak kelapa dan margarine).

Sumber pembangun (protein) diperlukan untuk pertumbuhan dan penggatian

sel-sel yang rusak atau mati. Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani (ikan,

udang, kerang, kepiting, daging, ayam, hati, telur, susu dan keju) dan protein nabati

(kacang tanah, kacang merah, kacang hijau, kedelai, tahu dan tempe).

Sumber pengatur dan pelindung (mineral, vitamin dan air) digunakan untuk

melindungi tubuh dari serangan penyakit dan pengatur kelancaran metabolisme dalam

tubuh.. anjurkan ibu untuk minum setiap sehabis menyusui. Sumber zat pengatur

untuk pelindung biasa diperoleh dari semua jenis sayuran dan buah-buahan segar.

Makanan yang dikonsumsi dianjurkan mengandung 50-60% karbohidrat. Laktosa

(gula susu) adalah bentuk utama dari karbohidrat yang ada dalam jumlah lebih besar

dibandingkan dalam susu sapi. Laktosa membantu bayi menyerap kalsium dan mudah

di metabolisme menjadi dua gula sederhana (galaktosa dan glukosa) yang dibutuhkan

untuk pertumbuhan otak yang cepat yang terjadi selama masa bayi.

Lemak 25-35% dari total makanan. Lemak menghasilkan kira-kira setengah

kalori yang diproduksi oleh air susu ibu. Jumlah kelebihan protein yang diperlukan

oleh ibu pada masa nifas adalah sekitar 10-15%. protein utama dalam air susu ibu

adalah whey. Whey menjadi kepala susu yang lembut yang memudahkan penyerapan

nutrient kedalam aliran darah bayi.

Kegunaan vitamin dan mineral adalah untuk melancarkan metabolisme tubuh.

Beberapa vitamin dan mineral yang ada pada air susu ibu perlu mendapat perhatian
khusus karena jumlahnya kurang mencukupi, tidak mampu memenuhi kebutuhan bayi

sewaktu bayi bertumbuh dan berkembang.

Vitamin dan mineral yang paling mudah menurun kandungannya dalam makanan

adalah Vit B6, tiamin, asam folat, kalsium, seng dan magnesium. Kadar Vit B6,

tiamin dan asam folat dalam air susu langsung berkaitan dengan diet atau asupan

suplemen yang dikonsumsi ibu. Asupan vitamin yang tidak memadai akan

mengurangi cadangan dalam tubuh ibu dan mempengaruhi kesehatan ibu maupun

bayi.

2. Kebutuhan cairan

Fungsi cairan sebagai pelarut zat gizi dalam proses meabolisme tubuh. Minumlah

cairan cukup untuk membuat tubuh ibu tidak dehidrasi. Asupan tablet tambah darah

dan zat besi diberikan selama 40 hari postpartum. Minumlah kapsul Vit A (200.000

unit).

3. Kebutuhan ambulasi

Sebagian besar pasien dapat melakukan ambulasi segera setelah persalinan usai.

Aktivitas tersebut amat berguna bagi semua sistem tubuh, terutama fungsi usus,

kandung kemih, sirkulasi dan paru-paru. Hal tersebut juga membantu mencegah

thrombosis pada pembuluh tungkai dan membantu kemajuan ibu dari ketergantungan

peran sakit menjadi sehat.

Aktivitas dapat dilakukan secara bertahap, memberikan jarak antara aktivitas dan

istirahat. Dalam 2 jam setelah bersalin ibu harus sudah melakukan mobilitas.

Dilakukan secara perlahan-lahan dan bertahap. Dapat dilakukan dengan miring kanan
atau kiri terlebih dahulu, kemudian duduk dan berangsur-angsur untuk berdiri dan

jalan.

Mobilitas dini (early mobilization) bermanfaat untuk:

1) Melancarkan pengerluaran lokia, mengurangi infeksi puerperium

2) Ibu merasa lebih sehat dan kuat

3) Mempercepat involusi alat kandungan

4) Fungsi usus, sirkulasi, paru-paru dan perkemihan lebih baik

5) Meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat

fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme

6) Meningkatkan untuk mengajarkan perawatan bayi pada ibu

7) Mencegah trombosis pada pembuluh tungkai

4. Kebutuhan eliminasi BAK/BAB

a. Miksi

1) Pada persalinan normal masalah berkemih dan buang air besar tidak

mengalami hambatan apapun. Kebanyakan pasien dapat melakukan

BAK secara spontan dalam 8 jam setelah melahirkan.

2) Miksi hendaknya dilakukan sendiri secepatnya, kadang-kadang

wanita mengalami sulit kencing, karena sfingter uretra ditekan oleh

kepala janin dan spasme oleh iritasi musculus spinchter selama

persalinan, juga karena adanya edema kandung kemih yang terjadi

selama persalinan.
3) Bila dalam 3 hari tidak dapat berkemih, dapat dilakukan rangsangan untuk

berkemih dengan mengkompres vesica urinaria dengan air hangat, jika ibu belum

bisa melakukan ajarkan ibu untuk berkemih sambil membuka kran air, jika tetap

belum bisa melakukan juga maka dapat dilakukan kateterisasi.

b. Defekasi

1) Buang air besar akan biasa setelah sehari, kecuali bila ibu takut dengan luka

episiotomi.

2) Bila sampai 3-4 hari belum buang air besar, sebaiknya dilakukan diberikan

obat rangsangan per oral atau per rektal, jika masih belum bisa dilakukan klisma

untuk merangsang buang air besar sehingga tidak mengalami sembelit dan

menyebabkan jahitan terbuka.

5. Kebersihan diri (personal hygiene)

Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dari meningkatkan

perasaan nyaman pada ibu. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri dengan cara

mandi teratur minimal 2 kali sehari, mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta

lingkungan dimana ibu tinggal. Ibu harus tetap bersih, segar dan wangi. Merawat

perineum dengan baik dengan menggunakan antiseptik dan selalu diingah bahwa

membersihkan perineum dari arah depan ke belakang. Jaga kebersihan diri secara

keseluruhan untuk menghindari infeksi, baik pada luka jahitan maupun kulit.

a. Kebersihan pakaian

Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena

produksi keringat menjadi banyak. Produksi keringat yang tinggi berguna untuk

menghilangkan ekstra volume saat hamil. Sebaiknya, pakaian agak longgar di


daerah dada sehingga payudara tidak tertekan dan kering. Demikian juga dengan

pakaian dalam, agar tidak terjadi iritasi (lecet) pada daerah sekitarnya akibat

lochea.

b. Rambut

Setelah bayi lahir, ibu mungkin akan mengalami kerontokan rambut akibat

gangguan perubahan hormon sehingga keadaanya menjadi lebih tipis

dibandingkan keadaan normal. Jumlah dan lamanya kerontokan berbeda beda

antara satu wanita dengan wanita lain. Meskipun demikian, kebanyakan akan

pulih setelah beberapa bulan. Cuci rambut dengan conditioner yang cukup, lalu

menggunakan sisir yang lembut.

c. Kebersihan kulit

Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan

dikeluarkan kembali melalui air seni dan keringat unuk menghilangkan

pembengkakan pada wajah, kaki, betis, dan tangan ibu. Oleh karena itu, dalam

minggu-minggu pertama setelah melahirkan, ibu akan merasakan jumlah keringat

yang lebih banyak dari biasanya. Usahakan mandi lebih sering dan jaga agar kulit

tetap kering.

d. Kebersihan vulva dan sekitarnya

1) Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan cara

membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru

kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Bersihkan vulva setiap kali buang air

kecil atau besar.


2) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut

setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik

dan dikeringkan di bawah matahari atau disetrika.

3) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum

dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.

4) Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada

ibu untuk menghindari menyentuh luka, cebok dengan air dingin atau cuci

menggunkan sabun. Perawatan luka perineum bertujuan untuk mencegah infeksi,

meningkatkan rasa nyaman dan mempercepat penyembuhan.

6. Kebutuhan istirahat dan tidur

Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur yang dibutuhkan ibu

nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari. Anjurkan ibu untuk

istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Sarankan ibu untuk

kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan. Kurang istirahat akan

mempengaruhi ibu dalam berbagai hal, diantaranya mengurangi jumlah ASI yang

diproduksi, memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak pendarahan,

serta menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya.

Dengan tubuh yang letih dan mungkin pula pikiran yang sangat aktif, ibu sering

perlu diingatkan dan dibantu agar mendapatkan istirahat yang cukup.

a. Istirahat malam

Selama satu atau dua malam yang pertama, ibu yang baru melahirkan

mungkin memerlukan obat tidur yang ringan. Biasanya dokter akan

memberikannya jika benar-benar diperlukan. Kerapkali tubuhnya sendiri yang


mengmbil alih fungsikan obat tidur ini dan ia benar-benar tidur lelap sehingga

pemeriksaan tanda-tanda vital serta fundus uteri hanya sedikit menganggunya.

Sebagian ibu menemukan bahwa perhatiannya dan sebagian lainnya merasa

terganggu selalu memerlukan pemeriksaan dan analgesik dapat diberikan

sebelum pasien menggunakan obat tidur.

Setelah hari kedua postnatal, pemberian obat tidur pada malam hari biasanya

sudah tidak dibutuhkan lagi dan tidak dianjurkan jika ibu ingin menyusui bayinya

pada malam hari.

Ibu yang baru melahirkan yang tidak dapat tidur harus diobsevasi dengan

ketat dan semua keadaan yang ditemukan harus dilaporkan pada dokter. Insomnia

merupakan salah satu tanda peringatan untuk psikosis nifas.

b. Istirahat siang

Waktu siang hari dirumah sakit tidak perlu terlalu diprihatinkan, namun

banyak orang mengatakan hal tersebut harus pulang ke rumah untuk bisa

beristirahat merupakan pernyataan yang sering terdengar dan petugas yang

terlibat dalam unit asuhan maternitas harus mendengarkan serta mencari mengapa

keluhan tersebut bisa terjadi.

Jika dirumah ibu dianjurkan untuk istirahat pada siang hari minimal 1 jam

agar istirahat ibu cukup.

c. Tidur

Istirahat dan tidur merupakan kebuuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi

oleh semua orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup, tubuh baru dapat

berfungsi secara optimal.


Istirahat yang memuaskan bagi ibu yang baru melahirkan merupakan

masalah yang sangat penting. Ada banyak kegunaan atau fungsi dari tidur yang

cukup, antara lain adalah sebagai berikut :

1) Regenerasi sel-sel tubuh yang rusak menjadi baru.

2) Memperlancar produksi hormon pertumbuhan tubuh.

3) Mengistirahat tubuh yang letih akibat aktivitas seharian.

4) Meningkatkan kekebalan tubuh kita dari serangan penyakit.

5) Menambah konsentrasi dan kemampuan fisik.

7. Kebutuhan seksual

Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah

berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa

nyeri, aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.

8. Kebutuhan perawatan payudara

a. Sebaiknya perawatan mammae telah dimulai sejak wanita hamil supaya puting

lemas, tidak keras, dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya.

b. Bila bayi meninggal, laktasi harus dihentikan dengan cara: pembalutan

mammae sampai tertekan, pemberian obat estrogen untuk supresi LH seperti

tablet lynoral dan pardolel.

c. Ibu menyusui harus menjaga payudaranya untuk tetap bersih dan kering.

d. Menggunakan bra yang menyokong payudara.

e. Apabila puting susu lecet oleskan colostrum atau ASI yang keluar pada sekitar
puting susu setiap kali selesai menyusui, kemudian apabila lecetnya sangat berat

dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan minumkan dengan

menggunakan sendok. Selain itu, untuk menghilangkan rasa nyeri dapat minum

paracetamol 1 tablet setiap 4-6 jam.

9. Senam nifas

Selama kehamilan dan persalinan ibu banyak mengalami perubahan fisik seperti

dinding perut menjadi kendor, longgarnya liang senggama dan otot dasar panggul.

Untuk mengembalikan kepada keadaan normal dan menjaga kesehatan agar tetap

prima, senam nifas sangat baik dilakukan pada ibu setelah melahirkan. Ibu tidak perlu

takut untuk banyak bergerak, karena dengan ambulasi dini (bangun dan bergerak

setelah beberapa jam melahirkan) dapat membantu rahim untuk kembali ke bentuk

semula.

a. Pengertian

Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama melahirkan setiap

hari sampai hari yang kesepuluh, terdiri dari sederatan gerakan tubuh yang dilakukan

untuk mempercepat pemulihan keadaan ibu. Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam

melakukan senam nifas adalah:

1) Diskusikan pentingnya pengembalian otot-otot perut dan panggul karena

dapat mengurangi sakit pinggang.

2) Anjurkan ibu untuk melakukan ambulasi sedini mungkin secara bertahap,

misalnya latihan duduk, jika tidak pusing baru boleh berjalan.

3) Melakukan latihan beberapa menit sangat membantu.


b. Tujuan

Tujuan dilakukannya senam nifas pada ibu setelah melahirkan adalah :

1) Membantu mempercepat pemulihan keadaan ibu.

2) Mempercepat proses involusi dan pemulihan fungsi alat kandungan.

3) Membantu memulihkan kekuatan dan kekencangan otot otot panggul,

perut dan perineum terutama otot yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan.

4) Mempercepat pengeluaran lochea

5) Membantu menguarangi rasa sakit pada otot-otot setelah melahirkan.

6) Merelaksasikan otot-otot yang menunjang proses kehamilan dan

persalinan.

7) Meminimalisir timbulnya kelainan dan komplikasi nifas, misalnya

emboli, trombosia dan lain lain.

c. Manfaat

Senam nifas membantu memperbaiki sirkulasi darah, memperbaiki sikap tubuh

dan punggung setelah melahirkan, memperbaiki otot tonus, pelvis dan peregangan

otot abdomen, memperbaiki juga memperkuat otot panggul dan membantu ibu untuk

lebih rileks dan segar pascamelahirkan.

10. Rencana KB

Rencana KB setelah ibu melahirkan itu sangatlah penting, dikarenakan secara


tidak langsung KB dapat membantu ibu untuk dapat merawat anaknya dengan baik
serta mengistirahatkan alat kandungannya (pemulihan alat kandungan). ibu dan suami
dapat memilih alat kontrasepsi KB apa saja yang ingin digunakan. Mengapa ibu perlu
KB? Agar ibu tidak cepat hamil (minimal 2 tahun) dan agar ibu punya waktu merawat
kesehatan diri sendiri, anak dan keluarga.

4. Tahapan masa nifas

Nifas dibagi dalam tiga periode, yaitu :

a. Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri dan

berjalan.

b. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyelurula alat-alat genital.

c. Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat

sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai

komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna mungkin beberapa minggu, bulan, atau

tahun.

5. Kunjungan

Kunjungan masa nifas dilakukan paling sedikit empat kali kunjungan dengan tujuan :

1. Kunjungan 1 ( 6-8 jam masa nifas )

a. Mencegah terjadinya pendarahan masa nifas

b. Mendekteksi dan merawat peyebab lain pendarahan dan memberi rujukan

bial pendarahan berlanjut

c. Memberikan konseling kepada ibu atau salah satu angota keluarga

megenai bagaimana mencegah pendarahan masa nifas karena atonia uteri

d. Pemberian ASI pada masa awal menjadi ibu

e. Megajarkan dan mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir

f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hiportemia


g. Jika bidan menolong persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan bayi

untuk jam pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi

dalam keadaan stabil.

2. Kunjungan 2 ( 6 hari masa nifas )

a. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus di

bawah umbilikus, tidak ada pendarahan abnormal dan tidaka ada bau

b. Menilai adanya tanda- tanda deman, infekssi atau kelainan pasca

persalinan

c. Memastikan ibu mendapat cukup makana, cairan dan istirahat.

d. Memastikan ibu meyusui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda peyulit

e. Memberikan konseling kepada ibu megenai asuhan pada bayi, cara

merawat tali pusat dan bagaimana menjaga bayi agar tetap hangat

3. Kunjungan 3 ( 2 minggu masa nifas )

a. Msemastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus

dibawah umbilikus tidak ada pendarahan abnormal dan tidak ada bau.

b. Menilai adanya tanda-tanda deman, infeksi atau kelainan masa nifas

c. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat

d. Memastikan ibu meyusui dengan baik dan tidak ada tanda- tanda peyulit

e. Memberikan konseling kepada ibu megenai asuhan pada bayi dan

bagaimana menjaga bayi agar tetap hangat

4. Kunjungan 4 ( 6 minggu masa nifas )

a. Menanyakan pada ibu tentang peyulit-peyulit yang dialami atau bayinya

b. Memberikan konseling untuk KB secara dini

6. Tujuan asuhan pada ibu nifas


Asuhan masa nifas diperlukan dalam priode ini karena merupakan masa kristis
bak ibu maupun bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi
setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama.

Tujuan asuhan masa nifas normal di bagi 2 yaitu :

a. Tujuan umum
Membantu ibu dan pasanganya selama masa transisi awal megasuh anak.
b. Tujuan khusus
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologisnya
2. Melaksanakan skrining ysng komprehensif
3. Mendekteksi masalah, megobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada
ibu dan bayinya.
4. Memberikan pendidikan kesehatan, tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, KB, meyusui, pemberian imunisasi dan perawatan bayi sehat.
5. Memberikan pelayanan keluarga berencana.

Anda mungkin juga menyukai