NIM : PO0224219006
A. Latar Belakang
Antenatal Care (ANC) merupakan pengawasan ibu dan janin selama
masa kehamilan. (Nurwahyuni, 2017). Menurut Word Health Organization
(WHO) Antenatal Care selama kehamilan dapat mendeteksi dini terjadinya
resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan. Bila tiap wanita hamil mau
memeriksakan kehamilannya, maka deteksi kelainan-kelainan yang mungkin
ada atau akan timbul pada kehamilan tersebut cepat diketahui, dan segera
dapat di atasi sebelum berpengaruh terhadap kehamilannya (Lisnawati et al.,
2019).
Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah
kesehatan di Indonesia, salah satu penyebab Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka kematian Bayi (AKB) yaitu infeksi tetanus yang disebabkan oleh
bakteri Clostridium tetani sebagai akibat dari proses persalinan yang tidak
aman/steril atau berasal dari luka yang diperoleh ibu hamil sebelum
melahirkan. Clostridium Tetani masuk melalui luka terbuka dan menghasilkan
racun yang menyerang sistem syaraf pusat, sebagai upaya mengendalikan
infeksi tetanus yang merupakan salah satu faktor risiko kematian ibu dan
kematian bayi, maka dilaksanakan program imunisasi Tetanus Teksoid Difetri
(TD) bagi wanita usia subur dan ibu hamil (kemenkes RI, 2017).
Berdasarkan data Word Health Organization (WHO), pada tahun 2017
jumlah AKI sebanyak 295.000 jiwa, ini menunjukan bahwa sekitar 810 wanita
meninggal setiap harinya, dikarenakan terjadi komplikasin saat hamil. Rasio
untuk kematian ibu di negara berkembang sangat tinggi mencapai
415/100.000 kelahiran hidup (WHO, 2017).
Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) menurut provinsi di Indonesia
tahun 2018-2019 terdapat penurunan dari 4.226 menjadi 4.221. Penyebab
kematian ibu yaitu perdarahan (1.280 kasus), Hipertensi dalam kehamilan
(1.066 kasus), Infeksi (207 kasus), Gangguan system peredaran darah (200
kasus), Gangguan metabolik (157 kasus), lain-lain (1.311 kasus) (Kemenkes
RI, 2019).
Di Provinsi Sulawesi Tengah Angka Kematian Ibu (AKI) mengalami
fluktuasi selama 5 tahun terakhir dari 208/100.000 KH menjadi 179/100.000
KH pada tahun 2019. Jumlah kematian ibu di Sulawesi Tengah pada tahun
2015 sebanyak 132 terus mengalami penurunan menjadi 82 kasus sampai
dengan tahun 2018, kemudian meningkat lagi menjadi 97 kasus pada tahun
2019 (Dinkes Prov. Sulteng, 2019).
Berdasarkan data jumlah AKI di kabupaten poso tahun 2018 sebanyak
10 kasus, penyebabnnya adalah pendarahan, hipertensi dalam kehamilan,
infeksi, dan gangguan sistem peredaran darah. Kemudian pada tahun 2019
terjadi penurunan menjadi 2 kasus, faktor penyebabnnya adalah hipertensi
dalam kehamilan. Dan pada tahun 2020 terjadi peningkatan menjadi 7 kasus,
penyebabnnya adalah 2 kasus eklamsia dan 5 kasus tidak diketahui penyebab
lainnya (Dinkes Prov. sulteng, 2019).
Penilaian terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil dapat
dilakukan dengan melihat cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu
hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga
kesehatan, dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada
kurun waktu satu tahun. Sedangkan cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang
telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit
empat kali sesuai jadwal yang dianjurkan ditiap trimester (Kemenkes RI,
2019).
Setiap ibu hamil sangat di anjurkan untuk melakukan pemeriksaan
ANC untuk menekan AKI dengan memberikan pelayanan kesehatan yang
berkualitas pelayanan kesehatan ibu hamil harus memenuhi frekuensi minimal
di tiap trimester, yaitu satu kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12
minggu), minimal satu kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24
minggu), dan minimal dua kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24-36
minggu), sesuai Pelayanan ANC Terpadu dan Berkualitas. Standar waktu
pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu
hamil dan janin berupa deteksi dini faktor resiko, pencegahan, dan
penanganan dini komplikasi kehamilan. Penilaian terhadap pelaksanaan
pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dilakukan dengan melihat cakupan K1
dan K4 (Kemenkes RI, 2019).Di Indonesia tahun 2019 cakupan KI mencapai
96,4% dan cakupan K4 mencapai 88,54% (target K4 80%) (Kemenkes RI,
2019). Dan untuk di Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2019 cakupan K1 90,2%
dan cakupan K4 79,2% (Dinkes Prov. sulteng, 2019). Untuk Kabupaten Poso
tahun 2019 cakupan K1 mencapai 70,2% dan cakupan K4 mencapai 57,7%
(Dinkes Prov. sulteng,2019).
BAB II
TINJAUAN PUSAKA
Usia Kehamilan
Perubahan
(Minggu)
3-4 Rasa penuh pada payudara
6 Terjadi pembesaran dan sedikit nyeri
Pelebaran pembuluh darah vena disekitar
8
payudara
12 Penggelapan sekitar areola dan putting
16 Kolostrum sudah mulai dikeluarkan
Sumber : (Fatimah & Nuryaningsih, 2017)
2) Perubahan Uterus
Tinggi fundus uteri (TFU) dapat ditentukan dengan mengunakan
pita sentimeter M. Donald
Tabel 2.3 TFU M.Donald
Usia Kehamilan
Tinggi Fundus Uteri
(minggu)
24-28 24-25 cm di atas simfisis
28 26,7 cm di atas simfisis
30 29,5-30 cm di atas simfisis
32 29,5-30 cm di atas simfisis
34 31 cm di atas simfisis
36 32 cm di atas simfisis
38 33 cm di atas simfisis
40 37,7 cm di atas simfisis
Sumber : (Wahyu Karina Lestari, 2020)
Keterangan :
TBJ = Taksiran Berat Janin
TFU = Tinggi Fundus Uteri
N = penurunan bagian bawah janin
N = 11 bila kepala janin sudah melewati spina iskiadika (bidang
Hodge III)
12 bila kepala janin sudah memasuki pintu atas panggul
13 bila kepala janin masih floating (Simanjuntak, 2020).
b. Sistem Endokrin
Salah satu perubahan sistem endokrin adalah sekresi kelenjar
hipofisis umumnnya menurun, dan penurunan ini selanjutnya akan
meningkatkan sekresi semua hormon endokrin (khususnya kelenjar
tiroid, paratiroid dan adrenal). Kadar hormon hipofise,prolaktin
meningkat secara berangsur-angsur menjelang akhir kehamilan,
namun fungsi prolaktin dalam memicu laktasi di supresi sampai
plasenta dilahirkan dan kadar estrogen menurun. (Rahma & Safura,
2016).
c. Sistem Kekebalan
Kadar imunologik tidak berubah pada kehamilan. Kadar
antibodi ibu yang spesifik memiliki kepentingan khusus karena
kemampuanya untuk melintasi plasenta. IG ibu adalah komponen
utama dari immunoglobin janin di dalam uterus dan periode neonatal
dini dan merupakan satu-satunya immunoglobin yang dapat
menembus plasenta.
d. Sistem Perkemihan
Bila satu organ membesar, maka organ lain akan mengalami
tekanan, pada kehamilan tidak jarang terjadi gangguan berkemih pada
saat kehamilan. Ibu akan merasa lebih sering buang air kecil pada
akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun kebawah pintu atas
panggul, keluhan sering BAK akan timbul karena kandung kemih akan
tertekan kembali.
e. Sistem Pencernaan
Selama awal kehamilan, rasa mual dan ingin muntah (emesis
gravidarum) sering terjadi pada 7-14 minggu karena peningkatan
kadar estrogen dan human Chorionic Gonadotropin (HCG). Kondisi
ini akan lebih berat pada kehamilan ganda atau kehamilan
molahidatidosa. Biasanya, gangguan yang terjadi pada system
pencernaan adalah pengeluaran air liur yang berlebihan, daerah
lambung terasa panas, mual muntah dan sakit kepala terutama pagi
hari, muntah berlebihan dan obstipasi.
g. Sistem Muskuloskeletal
Peningkatan hormon progesterone dan relaksin menyebabkan
pengeduran jaringan ikat dan otot sihingga simfisis publis dan
articulasio sacro cocsigeal melunak dan bergeser sehingga
menyebabkan nyeri pinggang dan persendian. Postur tubuh berubah
penyesuaian perubahan pusat gaya berat badan pada masa hamil rahim
mendorong tubuh ke depan sehingga tubuh condong kebelakang agar
seimbang dengan lekuk pinggung yang berlebihan.
h. Sistem Kardiovaskuler
Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskuler atau yang
biasa disebut sistem sirkulasi darah adalah suatu sistem organ yang
berfungsi memindahkan zat dan nutrisi ke dalam sel. Sistem ini juga
menolong stabilisasi suhu dan PH tubuh. Kadar Hemoglobin (Hb)
minimun yang sesuai dalam masa kehamilan adalah 11 gr/dl.
Penggolongan kadar Hb ibu adalah kadar 11 gr/dl (tidak anemia), Hb
9-10 (anemia ringan), Hb 7-8/dl (anemia sedang) dan <7 gr/dl (anemia
berat). Selama kehamilan tekanan sistolik turun 5-10 mmHg dan
distolik 10-15 mmHg. Setelah kehamilan 24 minggu, tekanan darah
akan sedikit demi sedikit naik kembali seperti tekanan darah sebelum
hamil.
i. Sistem Integumen
Pada kulit dinding perut terjadi perubahan warna menjadi
kemerahan, kusam hingga mengenai payudara dan paha, perubahan ini
disebut strie gravidarum, pada garis tengah abdomen (linea alba) akan
menjadi hitam kecoklatan (linea nigra). Perubahan warna kulit juga
muncul pada wajah dan leher yang disebut cloasma gravidarum.
pigmentasi berlebihan ini akan berkurang setelah persalinan.
j. Sistem Pernafasan
Ibu hamil dianjurkan untuk bernafas lebih cepat pada akhir
kehamilan, ventilasi pernafasan permenit meningkat 40%, perubahan
ini mengakibatkan hiperventilasi pada ibu hamil (Silalahi, 2018).
7. Berat Badan pada Ibu Hamil
Umumnya, berat badan wanita hamil bertambah disebabkan oleh
janin yang cukup bulan kira-kira 3400 gram, plasenta 650 gram, air
ketuban 800 gram, besar uterus 970 gram, mamae yang membesar 405
gram, bertambahnya volume darah 1450 gram, cairan ekstra seluler 1480
gram, dan lemak 3345 gram.
Tabel 2.4 Komponen pertambahan Berat Badan Ibu selama hamil
Janin 3400
Plasenta 650
Cairan amnion 800
Peningkatan berat uterus 970
Peningkatan berat payudara 405
Peningkatan volume darah 1450
Cairan ekstra seluler 1480
Lemak 3345
Total/ 12500
Sumber : (dr Dian Isti Angraini, 2015).
c. terjadi.
d. Merentangkan tangan di atas kepala secara
menarik napas panjang.
e. Mendorong postur tubuh yang baik, melakukan
pernapasan interkostal.
d. Istirahat cukup.
e. Senam ibu hamil.
f. Membiasakan buang air besar secara teratur.
g. Buang air besar segera setelah ada dorongan.
Hamil Menyusui
c. Personal hygiene
1) Mandi
Mandi diperlukan untuk kebersihan kulit terutama untuk
perawatan kulit karena pada ibu hamil fungsi ekresi keringat
bertambah.Dan menggunakan sabun yang ringan dan lembut agar
kulit tidak teriritasi. Mandi berendam air hangat selama hamil
tidak di anjurkan karena apabila suhu tinggi akan merusak janin
jika terjadi pada waktu perkembangan yang kristis dan pada
trimester III mandi berendam dihindari karena resiko terjatuh lebih
besar, dikarenakan keseimbangan tubuh ibu hamil sudah berubah.
2) Pakaian
Pakain harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang
ketat pada daerah perut dan leher, stoking tungkai tidak dianjurkan
karena dapat menghambat sirkulasi. Memakai pakaian dalam
terutama BH yang menyokong payudara, dan mempunyai tali yag
besar sehingga tidak terasa sakit pada bahu. Memakai sepatu yang
tidak terlalu tinggi dan pakaian dalam yang selalu bersih.
3) Payudara
a) Putting harus dibersihkan
b) Persiapan menyusui dengan perawatan putting dan kebersihan
payudara
c) Perawatan payudara Ante Natal.
4) Kebersihan kulit
Apabila terjadi infeksi kulit segera diobati. Dan dalam
pengobatan dilakukan dengan resep dokter.
d. Eliminasi
Pada kehamilan terjadi perubahan hormonal, sehingga daerah
kelamin menjadi lebih basah.Situasi basah ini menyebabkan jamur
(trikomonas) kambuh sehingga wanita mengeluh gatal dan
mengeluarakan keputihan.Rasa gatal sangat mengganggu sehingga
sering digaruk dan menyebabkan saat berkemih terdapat residu (sisa)
yang memudahkan infeksi kandung kemih. Untuk melancarkan dan
mengurangi infeksi kandung kemih yaitu dengan minum dan
menjagan kebersihan sekitar alat kelamin.
e. Seksual
Hamil bukan merupakan halangan untuk melakukan hubungan
seksual.Hubungan seksual yang disarankan pada ibu hamil adalah
hindari hubungan seksual yang menyebabkan kerusakan janin, hindari
kunikulus (stimulasi oral genetalia wanita) karena apabila meniupkan
udara ke vagina dapat menyebabkan emboli udara yang dapat
menyebabkan kematian dan pada pasangan beresiko, hubungan
seksual dengan memakai kondom supaya dilanjutkan untuk mencegah
penularan penyakit menular seksual.
f. Mobilisasi
Melakukan latihan atau senam hamil agar otot-otot tidak kaku,
jangan melakukan gerakan tiba-tiba atau spontan, jangan mengangkat
secara langsung benda-benda yang cukup berat, jongkoklah terlebih
dahulu lalu kemudian mengangkat benda, apabila bangun tidur miring
dulu baru kemudian bangkit dari tempat tidur.
g. Imunisasi
Tabel 2.7 Imunisasi TT pada ibu hamil
Gambar 2.1
Pemeriksa menghadap ke arah ibu hamil, menentukan tinggi fundus
uteri dan bagian janin dalam fundus, konsistensi uterus.
b. Leopold II
Gambar 2.2
Menentukan batas samping rahim kanan kiri, menentukan letak
punggung, pada letak lintang tentukan di mana kepala janin.
c. Leopold III
Gambar 2.3
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah uterus.
d. Leopold IV
Gambar 2.4
Bertujuan untuk mengetahui apakah kepala sudah masuk Pintu Atas
Panggul (PAP) atau belum.
B. Konsep Asuhan Kebidanan Menurut Lawrence weed
Dr. Lawrence Weed merupakan dokter yang memperkenalkan format
catatan SOAP. Beliau mengunakan catatan SOAP tersebut untuk membantu
semua tenaga kesehatan mengorganisasikan dan merencanakan perawatan
pasien, termasuk asuhan kebidanan, yang berkualitas. Dalam acuan Dr. Weed
berdasarkan rencana (SOAP) yang telah dibuat oleh dokter tersebut.
Dengan dokumentasi jenis ini, banyak tujuan dapat dipenuhi, mulai
dari memastikan asuhan yang berkualitas hingga menyelesaikan rencana
asuhan yang sudah dibuat tersebut. Ini menjadi sangat penting dalam atmosfer
kesehatan yang mencakup tuntutan hukum dan kebutuhan pembayar pihak
ketiga untuk mendapatkan informasi yang jelas dan akurat.
Singkatnya, metode penulisan catatan SOAP berfungsi sebagai
panduan untuk memikirkan masalah, menunjukan akuntabilitas untuk asuhan
pasien yang berkualitas, menjamin keabsahan bukti asuhan ketika kasus
hukum terjadi, dan mendokumentasikan asuhan pasien. Dengan pentingnya
aspek legal ini, catatan SOAP yang benar dan berkualitas harus diajarkan
secara benar pula kepada mahasiswa kebidanan sedini mungkin agar mereka
terbiasa dengan pencatatan asuhan klinis pasien yang benar.
1. Fungsi utama catatan SOAP
Fungsi utama catatan SOAP, dalam konteks asuhan kebidanan,
adalah rencana asuhan kebidanan yang dibuat seideal mungkin berdasarkan
standard operating procedure (SOP) asuhan kebidanan tertentu yang
berlaku di indonesia. Catatan SOAP dapat menjadi catatan ini harus sesuai
dengan ilmu sumber, yaitu pengertian catatan SOAP ini diseluruh dunia
dari semua latar profesi kesehatan.
Profesional kesehatan, termasuk bidan harus mengerti bahwa
penulisan catatan SOAP secara lengkap harus dilakukan sesegera mungkin
setelah pasien memberikan data, baik data subjektif mengenai dirinya dan
kondisi dirinya saat ini, ataupun data pemeriksaan, untuk menghindari
kesalahan data. Dalam bagian rencana, bidan harus menulis seideal
mungkin (seperti yang diungkapkan fungsi utama catatan SOAP ) sehingga
bidan harus benar-benar kompeten dalam ilmu kebidanannya.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, inti dari format catatan SOAP
adalah di bagian p (plan) karena catatan ini merupakan lembar rencana
asuhan klinis. Setelah lembar SOAP ini, kita harus menyertakan catatan
implementasi dari rencana yang tertulis dalam lembar catatan SOAP. Jadi,
kata plan (p) tidak boleh diartikan menjadi ‘penatalaksanaan’, karena
dalam ilmu kesehatan klinis, management plan’ atau rencana
penatalaksanaan merupakan hal yang harus ada di dalam setiap tindakan.
2. Definisi Akronim SOAP
Lembar catatan SOAP merupakan lembar rencana asuhan
kebidanan yang akan diberikan kepada pasien (atau klien) oleh seorang
praktisi bidan. Jadi, SOAP dibuat oleh bidan sebagai lembar rencana untuk
merencanakan pemberian tindakan asuhan kepada kliennya berdasarkan
data aktual (S dan O) yang disimpulkan dalam A untuk ditulis secara ideal
dalam rencana (P).
a. Subjektif (S)
Data subjektif didasarkan pada apa yang didasarkanya atau
diyakininya oleh klien ketika tersebut mengungkapkan apa yang
dirasakannya kepada bidan yang dinamakan dengan anamnesis. Data
subjektif harus di gali secara fokus untuk menghindari hal-hal yang
tidak diperlukan atau yang bukan ranah bidan.
Jika bidan tidak tau kurang menguasai kemampuan komunikasi
efektif pemeriksaan subjektif dalam anamnesis ini biasanya cenderung
mendapatkan data-data yang tidak fokus pada ranah bidan,seperti
pemeriksaan telingga, bau darah menstruasi dan sebagainya. Ketika ini
diajarkan dibangku kuliah mahasiswa kebidanan akan terbiasa untuk
tidak berfikir fokus dan hal ini tentunya akan merugikan mahasiswa itu
sendiri ketika suatu hari nanti mereka telah menjadi praktisi bidan.
b. Objektif (O)
Data objektif berdasarkan fakta ril dari pemeriksaan yang
dilakukan, baik pemeriksaan utama maupun pemeriksaan penunjang.
Data objektif harus berdasarkan pada “fakta” yang terukur sehingga
penyedia kesehatan dilarang untuk berasumsi atau mengikutkan
asumsi pada bagian ini.
Data ini merupakan fakta-fakta nyata yang didapat dari hasil
inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi. Selain itu, data “o” juga
didapat dari hasil pemeriksaan, seperti: pemeriksaan laboratorium atau
radiologi. Data “o” digali dari pengembangan data “S” oleh sebab itu,
data “S” sangat berperan penting dalam menentukan jenis pemeriksaan
yang akan dilakukan.
Pada umumnya, jenis pemeriksaan dalam asuhan kebidanan
terdiri dari: pemeriksaan umum yang sering dikenal dengan
pemeriksaan tanda-tanda vital Antropometri, dan head to toe. Head to
toe yang dimaksud adalah pemeriksaan yang dilakukan mulai dari
kepala hingga ujung kaki. Namun, pemeriksaan tersebut hanya
pemeriksaan yang berkaitan dengan asuhan kebidanan, bukan yang
berkaitan dengan kedokteran atau keperawatan.
Demikian juga, pemeriksaan penunjang yang boleh dilakukan
oleh bidan terbatas hanya pada pemeriksaan laboratorium sederhana
(Hb, urine protein, urine reduksi). Namun, bidan boleh mencatat hasil
kesimpulan pemeriksaan penunjang dari profesi lain (dokter) dengan
catatan bahwa hasil tersebut terbukti keabsahannya dan harus
dicantumkan siapa yang melakukan pemeriksaan ini. Contoh : hasil
USG dari SpOG yang menunjukan kehamilan gemelli.
c. Assessment (A)
Dalam melakukan assessment (penilaian) berdasarkan data S
dan O, bidan harus menguasai tiga kemampuan dasar klinik, yaitu
clinical reoony ca tminaing. Clinicall thinking dan clinical judgment
kata assesment sendiri itu mengikutkan kemampuan untuk :
menganalisis (mengurai) dan mensintesis (menyimpulkan).
Dalam tahap assesment ini, penilaian yang dilakukan akan
berujung pada kesimpulan kondisi klien yang harus ditindaklanjuti
yang tertuang dalam plan atau rencana asuhan yang akan diberikan.
d. Plan (P)
Rencana merupakan serangkaian keputusan tentang bagaimana
untuk melakukan sesuatu di masa depan. Rencana ini harus dibuat
seideal mungkin sesuai dengan standard operanting procedure (SOP)
yang berlaku. Seperti halnya dengan assessment, clinical reasoning,
clinical thinking, dan ctinical judgment juga sangat berperan pada
tahap ini.
3. Lembar Implementasi
Seperti yang telah diketahui, lembar catatan SOAP hanya
merupakan lembar rencana ideal dari asuhan kebidanan yang akan
diberikan kepada pasien. Oleh karena itu, untuk menindaklanjuti catatan
tersebut, lembar implementasi harus juga disiapkan untuk mewujudkan
rencana ke dalam tindakan nyata.
C. Konsep Asuhan Kebidanan Kehamilan
1. Tujuan Asuhan Antenatal
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan
sosial ibu dan bayi.
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara
umum, kebidanan dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,
ibu maupun dengan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapakn peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh berkembang secara normal.
2. Kunjungan ANC
Sesuai evidence-based practice, pemerintah telah menetapkan program
kebijakan kunjungan ANC dilakukan minimal 4× selama kehamilan:
a. Trimester I sebelum 14 minggu
Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum membahayakan
jiwa.
b. Trimester II 14-28 minggu
Sama dengan trimester I ditambah : kewaspadaan terhadap hipertensi
kehamilan (deteksi gejala pre-eklamsia, pantau TD, evaluasi edema,
proteinuria).
c. Trimester III lebih dari 28 minggu
28-36 minggu sama dengan trimester I dan II ditambah : deteksi
kehamilan ganda. Setelah 36 minggu sama dengan trimester I dan II
ditambah : deteksi kelainan letak dan resiko tinggi.
3. Pendokumentasian kehamilan normal dengan menggunakan metode
SOAP:
a. Data Subjektif (subjective)
Mengambarkan dokumentasi hasil pengumpulan data klien
melalui anamsesis seperti biodata, riwayat kesehatan, riwayat
menstruasi, riwayat perkawinan, riwayat kehamilan, persalinan dan
nifas lalu, riwayat kehamilan ini, riwayat keluhan, riwayat KB,
riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit keluarga, riwayat
keluarga, riwayat alergi, pola eliminasi, pola makan, pola minum,
serat pola psikologis dan spritual.
b. Data Objektif (Objective)
Pemeriksaan tanda-tanda vital seperti: tekanan darah, respirasi,
nadi dan suhu, tekanan darah (normalnya sistolik 100-140 mmHg
dan distolik: 60-90 mmHg), nadi (normalnya 55-90×/menit),
respirasi (16-20×/menit) dan suhu (normalnya 36-37° C),
pemeriksaan keadaan umum ibu pemeriksaan fisik, yang dimulai
dari kepala, wajah, mata, telinga, hidung, mulut dan gigi, leher, dada,
perut, estremitas atas dan bawah serta pemeriksaan genetalia.
Melakukan leopold (palpasi uterus), auskultasi (mendengar denyut
jantung janin). Leopold I untuk menentukan tinggi fundus uteri
dengan pengukuran 3 jari, mengukur dengan pita cm untuk
menentukan usia kehamilan serta letak yang normal pada fundus
teraba bokong pada kehamilan trimester III. Leopold II untuk
mengetahui bagian apa yang yang berada di sisi kiri dan kanan perut
ibu. Pada letak yang normal, teraba bagian punggung janin di satu
sisi perut ibu dan sisi perut yang lain bagian ekstermitas janin.
Leopold III untuk mengetahui bagian apa yang terletak di bagian
bawah perut ibu. ibu.Leopold IV untuk mengetahui bagian janin
sudah masuk pintu atas panggul (PAP) atau belum.
c. Assessment
Ny X umur tahun G0P0A0 UK …. Pemeriksaan pada ibu dan
janin selama masa kehamilan sampai bersalin.
d. Plan
penatalaksanaan dalam Asuhan Kehamilan Trimester III
yaitu:
1) Memberikan informasi terhadap perubahan fisiologis yang biasa
terjadi pada kehamilan Trimester III untuk memberikan
pemahaman kepada klien dan menurunkan kecemasan serta
membantu penyesuain aktifitas perawatan diri. Masalah yang
mungkin muncul pada Trimester III seperti nyeri punggung,
varises pada kaki, susah tidur, sering buang air kecil (BAK),
hemoroit, konstitasi, obstitasi, keram pada kaki dan lain
sebagainnya.
2) Di wilayah dengan asupan kalsium rendah, suplementasi kalsium
1,5-2 g/hari dianjurkan untuk pencegahan preeklamsia bagi
semua ibu hamil, terutama yang memiliki risiko tinggi ( riwayat
preeklamsia di kehamilan sebelumnya, diabetes, hipertensi
kronik, penyakit ginjal, penyakit autoimun, atau kehamilan
ganda).
3) Pemberian 75 mg aspirin tiap hari dianjurkan untuk pencegahan
preeklampsia bagi ibu dengan risiko tinggi, dimulai dari usia
kehamilan 20 minggu.
4) Beri ibu vaksin Tetanus Toksoid (TT) sesuai status
imunisasinnya. Pemberian imunisasi pada wanita usia subur atau
ibu hamil harus didahului dengan skrininng untuk mengetahui
jumlah dosis, dan status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) yang
telah diperoleh selama hidupnya.
5) Persiapan persalinan, termasuk: siapa yang akan menolong
persalinan, dimana akan melahirkan, siapa yang akan membantu
dan menemani dalam persalinan, kemungkinan persiapan donor
darah bila timbul permasalahan, metode transportasi bila
diperlukan rujukan, dukungan biaya.
6) Pentingnya peran suami atau pasangan dan keluarga selama
kehamilan dan persalinan.
7) Tanda-tanda bahaya yang perlu diwaspadai: Sakit kepala lebih
dari biasa, pendarahan pervaginam, gangguan penglihatan,
pembengkakan pada wajah/tangan, nyeri perut yang hebat,
demam, janin tidak bergerak sebanyak biasanya.
8) Pemberian makanan bayi, Air susu ibu (ASI) eksklusif, dan
Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
9) Kesehatan ibu termasuk kebersihan, aktivitas, dan nutrisi.
Menjaga kebersihan tubuh dengan mandi teratur dua kali sehari,
mengganti pakaian dalam yang bersih dan kering, dan membasuh
vagina, minum cukup cairan, peningkatan konsumsi makanan
hingga 300 kalori/hari dari menu seimbang. Contoh: nasi putih 4
sendok makan, sepasang hati ayam, 1 potong tahu, wortel parut,
bayam, 1 sendok teh minyak goreng, dan 400 ml air. Latihan
fisik normal tidak berlebihan, istirahat jika lelah, hubungan
suami-istri boleh dilanjutkan selama kehamilan (dianjurkan
memakai kondom).
10) Penentuan kebutuhan untuk melakukan tes laboratorium atau tes
penunjang lain untuk menyingkirkan, mengonfirmasi atau
membedakan antara berbagi komplikasi yang mungkin timbul.
Menjelaskan ketidaknyamanan pada trimester III.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN
PADA NY.M DI DESA PINEDAPA
1. Biodata
IDENTITAS KLIEN PENANGGUNG JAWAB
Nama Ny.Siti Khadija Nama Tn. Usman
Umur 37 Tahun Status Suami
hubungan dgn
klien
Agama Islam Umur 41 tahun
Pendidikan SMP Agama Islam
Pekerjaan IRT Pendidikan SMA
Alamat skrg Desa Masamba Pekerjaan Tani
No. HP Alamat Desa Masamba
Gol. Darah B No. HP -
2. Alasan kunjungan
Pemeriksaan Kehamilan
5. Riwayat menstruasi
HPHT 20-03-2021
Siklus 28 hari
Masalah yang Nyeri saat menstruasi dibagian bawah perut
pernah dialami
6. Riwayat perkawinan
Pernikahan ke- Tiga (3)
Umur saat kawin 15 Tahun
pertama
Lama pernikahan 1 Tahun
B. DATA OBJECTIVE
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum Baik
TD 140/90 mm.Hg
N 86 kali/menit
TTV
P 21 kali/menit
S 36,5̊C
BB sebelum hamil 57 Kg
BB sekarang 62 Kg
TB 148 cm
IMT (BB sebelum 22,8 m²
Hamil/TB2)
<18,5 (underweight)
18,5 – 22,9 (normal)
23 – 24,5 (overweight)
25 – 29,9 (obesitas I)√
30 (obesitas II)
TP 22-12-2021
Usia Kehamilan 34 minggu 2 hari
2. Pemeriksaan fisik yang berhubungan dengan kebidanan/masalah kesehatan
Kepala dan Simetris, bersih
wajah
Leher Tidak ada benjolan pada kelenjar tiroid
Payudara Simetris, tidak ada benjolan
Putting menonjol/tidak: Menonjol
Kebersihan payudara: bersih
Abdomen Leopold 1 : Tiga jari di bawah proc. Xypoideus (28 cm)
TBJ : 2480 gr
Leopold 2 : Puki DJJ : 163x/menit
Leopold 3 : Preskep
Leopold 4 : Bagian terendah dari janin sudah masuk
PAP/divergen
Ekstremitas Atas Tidak ada odema
Lila : 27cm
Ekstremitas Kaki kanan (+)
bawah (Refleks Kaki kiri (+)
patella)
Anogenetalia Tidak dilakukan pemeriksaan
3. Pemeriksaan penunjang (Informasi data subjektif atau dilakukan
pemeriksaan)
HB : 11,6 mg/dl
HBSOJ : Non Reaktif
B20 : Non Reaktif
IMS : Non Reaktif
Protein urine : Negatif
C. ASSESSMENT
Ny. H usia 37 Tahun G4P0A0 usia kehamilan 34 minggu 2 hari janin tunggal hidup,
intra uterina dengan hipertensi kehamilan
D. PLAN
1. Sampaikan kepada ibu hasil pemeriksaan
2. Anjurkan pada ibu untuk pergi ke bidan desa agar bisa
berkolaborasi dengan dokter terakit kasus ibu
3. Jelaskan penyebab susah tidur dimalam hari dan cara
mengatasinya
4. Jelaskan penyebab nyeri pingang dan cara mengatasinya
5. Sampaikan kontrak waktu kunjungan selanjutnya
Catatan: *PJ berarti penanggung jawab yang bisa dari keluarga atau siapapun walinya
2. Evaluasi proses 1. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan mengetahu bahwa ibu
sedang mengalami hipertensi dalam kehamilan
2. Ibu menyetujui pergi ke bidan desa untuk malaporkan bahwa ibu
sedang mengalami hipertensi dalam kehamilan
3. Ibu mengetahui penyebab susah tidur di malam hari dan cara
mengatasinya
4. Ibu mengetahui penyebab nyeri pinggangnya dan cara
mengatasinya
5. Ibu menyetujui kontrak waktu kunjungan selanjutnya
DOKUMENTASI KUNJUNGAN PERTAMA
O Pemeriksaan Umum
TD : 140/90 mm.Hg
N : 82 kali/menit
R : 24 kali/menit
S : 36,5̊c
BB : 64 kg
Lila : 27 cm
Usia kehamilan : 35 minggu
Pemeriksaan Obstetrik
Leopold 1 : Tiga jari di bawah proc. Xypoideus (28 cm) (TBJ :
2480 gr)
Leopold 2 : Puki (DJJ : 149 Kali/menit)
Leopold 3 : Preskep
Leopold 4 : Bagian terendah dari janin sudah masuk
PAP/divergen
A Ny. H usia 37 tahun G4P3A0 usia kehamilan 35 minggu, janin tunggal,
hidup intrauterina dengan Hipertensi gravidarum
Leopold 4
CATATAN PERKEMBANGAN PERTEMUAN KE-3
O Pemeriksaan Umum
TD : 130/90 mm.Hg
N : 84 kali/menit
R : 24 kali/menit
S : 36,5̊c
BB : 66 kg
Lila : 28 cm
Usia kehamilan : 35 minggu 5 hari
Pemeriksaan Obstetrik
Leopold 1 : Tiga jari di bawah proc. Xypoideus (29 cm) (TBJ :
2635 gr)
Leopold 2 : Puki (DJJ : 146 Kali/menit)
Leopold 3 : Preskep
Leopold 4 : Bagian terendah dari janin sudah masuk
PAP/divergen
A Ny. H usia 37 tahun G4P3A0 usia kehamilan 35 minggu 5 hari, janin
tunggal, hidup intrauterina dengan hipertensi kehamilan.
Leopold 4
CATATAN PERKEMBANGAN PERTEMUAN KE-4
O Pemeriksaan Umum
TD : 130/90 mm.Hg
N : 84 kali/menit
R : 24 kali/menit
S : 36,5̊c
BB : 65 kg
Lila : 29 cm
Usia kehamilan : 36 minggu 5 hari
Pemeriksaan Obstetrik
Leopold 1 : Tiga jari di bawah proc. Xypoideus (29 cm) (TBJ :
2635 gr)
Leopold 2 : Puki (DJJ : 152 Kali/menit)
Leopold 3 : Preskep
Leopold 4 : Bagian terendah dari janin sudah masuk
PAP/divergen
A Ny. H usia 37 tahun G4P3A0 usia kehamilan 36 minggu 5 hari, janin
tunggal, hidup intrauterina dengan hipertensi kehamilan
Dinkes Prov. Sulteng. (2019). Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Tahun
2019. Jurnal Kesehatan, 1(3), 1–363. ttps://dhinkes.sultengprov.go.id/wp-
content/uploads/2018/06/profil-Dinkes-Sulteng-TA.-2019.pdf
dr Dian Isti Angraini, M. (2015). Hubungan Pertambahan Berat Badan Ibu Selama
Hamil Dengan Berat Bayi Lahir Rendah. Jurnal Majority, 4(3), 52–57.
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/550
Kemenkes RI. (2019a). Profil Kesehatan Indonesia 2018 [Indonesia Health Profile
2018]. http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/Data-dan-Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia-2018.pdf
Lisnawati, L.-, Arsyad, G.-, Hafid, F.-, & Zainul, Z.-. (2019). Penerapan Model
Antenatal Care (ANC) Model WHO 2016 Di Kabupaten Poso Dan Parigi
Mautong Provinsi Sulawesi Tengah. Jurnal Kesehatan Prima, 13(2), 85.
https://doi.org/10.32807/jkp.v13i2.237
Rahma, M., & Safura, T. R. (2016). Asuhan Pada Ibu Hamil Trimester I Dengan
Hiperemesis Gravidarum Tingkat I Care of Pregnant Women With Hyperemesis
Gravidarum Trimester I Level I. Midwife Journal, 2(02), 50–58.
http://jurnal.ibijabar.org/asuhan-pada-ibu-hamil-trimester-i-dengan-hiperemesis-
gravidarum-tingkat-i/
Siti Tyastuti. (2016). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jurnal Kebidanan, 1(2), 1–168.
http://library1.nida.ac.th/termpaper6/sd/2554/19755.pdf
Wahyu Karina Lestari. (2020). Hasil Laporan Tugas Akhir Asuhan Kebidanan
Komprehensif pada Ny.Y.Usia Kehamilan 39 Minggu Dengan Masalah TFU
Tidak Sesuai Usia Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Margasari Kota
Balikpapan Tahun 2020. Jurnal Kesehatan, 1(3), 1–241.
http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1127/
WHO 2017. (2017). Maternal mortality Evidence brief. Jurnal Kesehatan, 2(1), 1–4.
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/329886/WHO-RHR-19.20-
eng.pdf?ua=1