Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS DAN BAYI


BARU LAHIR
PADA NY. D G2P1A0 DI PONED PUSKESMAS
TELAGASARI
TAHUN 2019

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Menyelesaikan


Pendidikan Program Studi D III Kebidanan
Universitas Singaperbangsa Karawang

DISUSUN OLEH :
NAMA : Gina Desti Nurahman
NPM : 1710630100017

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan ibu dan anak menjadi salah satu yang perlu

mendapatkan prioritas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan,

karena ibu dan anak merupakan kelompok rentan terhadap keadaan

keluarga dan sekitarnya secara umum. Sehingga Penilaian status

kesehatan dan kinerja upaya kesehatan ibu dan anak penting untuk

dilakukan (Kemenkes RI, 2015; hal 103-104).

Kesehatan maternal merupakan kunci bagi kesehatan generasi

penerusnya. Ibu yang sehat ketika hamil, aman ketika melahirkan,

pada umumnya akan melahirkan bayi yang sehat. Oleh sebab itu

angka kesakitan dan kematian ibu merupakan indikator yang penting

untuk menggambarkan status kesehatan maternal. Walaupun masa

kehamilan, persalinan dan nifas bersifat fisiologis bagi seorang

perempuan yang telah menikah, namun berbagai resiko yang

berhubungan dengan prilaku reproduksi, status kesehatan dan cara

pemeliharaan kesehatan, dapat menyebabkan terjadinya kesakitan

dan komplikasi pada masa kehamilan, persalinan dan nifas. (Djaja,

Afifah, 2015)

1
2

Berdasarkan Word Health Organitation (WHO), pada tahun 2017

Angka Kematian Ibu (AKI) tercatat 211/100.000 kelahiran hidup,

yang disebabkan karena beberapa faktor diantaranya adalah

perdarahan (27%), hipertensi (14%), preeklamsia (28%),

komplikasi keguguran (8%), infeksi (11%), emboli (3%) dan anemia

(10%). (WHO, 2017)

Sedangkan angka kematian bayi diperkirakan mencapai

29/1.000 kelahiran hidup disebabkan karena beberapa faktor yaitu

prematuritas (39%), asfiksia (19%), infeksi (7%), kelainan

kongenital (6%) dan lain-lain (29%). (WHO, 2017)

Upaya yang dilakukan melalui Internasional untuk mengatasi

AKI dan AKB yaitu dengan cara menggunakan kegiatan SDGs

dengan melakukan peningkatan status kesehatan dimulai dari ibu

hamil, ibu bersalin, ibu nifas serta bayi baru lahir yang akhirnya nanti

akan berkesinambungan, dan meningkatkan akses dan mutu

pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama didaerah terpencil,

tertinggal dan perbatasan, memenuhi kebutuhan yang ditetapkan

dalam sasaran pembangunan kesehatan yang akan dicapai pada

tahun 2025. Serta untuk mencapainya tujuan SDGs untuk mencapi

70/100.000 kelahiran hidup ditahun 2024. (Menkes, 2017)

Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)

tahun 2017, AKI di Indonesia sebesar 1.712 kasus atau 177/100.000

kelahiran hidup, dengan penyebab perdarahan (28%), eklampsia


3

(24%), infeksi (11%), abortus (5%), persalinan lama (5%), trauma

obstetri (5%), komplikasi nifas (8%), emboli (5%), dan penyebab lain-

lain (11%). (SDKI, Unicef, 2017)

Sedangkan AKB pada tahun 2017 adalah 22/1.000 kelahiran

hidup, penyebab kematian bayi yaitu gangguan pernafasan (39%),

premature (34%), sepsis (12%), asfiksia (7%), ikterus (6%), infeksi

(5%), postmatur (3%), dan kelainan konginental. (SDKI, Unicef,

2017)

Upaya di Indonesia antara lain kemenkes bekerjasama dengan

USAID untuk membuat dan menjalankan program – progran dalam

rangka upaya penurunan AKI dan AKB di Indonesia terutama di

wilayah yang memiliki angka kematian tinggi dengan penggunaan

buku KIA, program P4K (perencanaan, pelaksanaan dan

pencegahan komplikasi persalinan), penyediaan pelayanan obstetri

neonatal emergensi komprehensif (PONEK) dan pelayanan obstetri

neonatal emergensi dasar (PONED) disetiap fasilitas kesehatan.

Selain itu, upaya terobosan lain yaitu dengan jampersal (jaminan

persalinan) yang digulirkan sejak tahun 2011 yang dimana jampersal

ini diperuntukkan bagi seluruh ibu hamil, bersalin dan nifas

(Kemenkes RI, 2017).

Jumlah kematian ibu di Jawa Barat pada tahun 2017 sebanyak

696 jiwa atau 76,03/100.000 kelahiran hidup, kematian ibu

diantaranya pendarahan sebesar 206 (25.85%), hipertensi dalam


4

kehamilan sebesar 254 (31.87%), infeksi sebesar 33 (4.14%),

gangguan sistem peredaran darah (jantung, Stroke, dll) sebesar 129

(16,18%). Jumlah kematian bayi di Jawa Barat pada tahun 2017

sebanyak 3.077 bayi atau 3,4/1.000 kelahiran hidup. Penyebab

kematian neonatal pada tahun 2017 diakibatkan oleh BBLR sejumlah

1298 bayi, asfiksia sejumlah 781 bayi, sepsis sejumlah 127 bayi,

pnemonia sejumlah 143 bayi, diare sejumlah 65 bayi, kelainan

saluran cerna sejumlah 26 bayi, kelainan saraf sejumlah 10 bayi dan

lain-lain sejumlah 445 bayi (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat,

2017).

Upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

dalam menangani tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka

kematian bayi (AKB) yaitu melakukan sebuah terobosan melalui

program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) melalui

dana hibah dari United States Agency for International Development

(USAID) yang bekerja sama dengan Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia (Kemenkes RI) untuk melakukan upaya

penurunan AKI dan AKB di Jawa Barat selama 5 tahun. Program

EMAS memberikan bantuan teknis di 24 rumah sakit dan 62 PONED

di lima kabupaten percontohan yaitu Bandung, Cirebon, Bogor,

Karawang dan Indramayu.


5

EMAS juga menyasar perbaikan kualitas rujukan melalu

penggunaan Sistem informasi jejaring rujukan expanding maternal

and neonatal (Si Jari Emas) program ini semua berjalan lancar berkat

implementasi komitmen anggaran kebutuhan infrakstruktur dan SDM

yang dikoneksikan dengan program sehat yang melibatkan seluruh

bidan desa. Program ini terus dilaksanakan agar Fasilitas Kesehatan

dan Tenaga Kesehatan mampu meningkatkan standar layanan klinis

dan rujukan, demi penurunan AKI dan AKB di Provinsi Jawa Barat.

(15 November 2017). TribunJabar.id hlm 1 & 2, Mukminin.

Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang tahun

2018, menyatakan jumlah kematian ibu sebanyak 43 kasus.

Penyebab kematian yakni perdarahan 11 kasus, preeklamsia berat

sebanyak 13 kasus, infeksi 5 kasus dan lain – lain 14 kasus.

Sedangkan jumlah kematian bayi tahun 2018 mencapai 162 kasus

diantaranya adalah BBLR 74 kasus, asfiksia 25 kasus, sepsis/infeksi

2 kasus, kelainan kongental 22 kasus, BP 2 kasus, diare 3 kasus,

dan lain – lain 32 kasus. Pada tahun 2019 hingga Maret terdapat AKI

sebanyak 7 kasus dan AKB sebanyak 22 kasus. (Dinas Kesehatan

Kabupaten Karawang, 2019).

Sebagai salah satu upaya untuk menjamin pelayanan kesehatan

bagi ibu yang sedang melahirkan dan bayi yang baru lahir,

Pemerintah Kabupaten Karawang meluncurkan Si Jari Emas, atau

Sistem Informasi Jejaring Rujukan Gawat Darurat Ibu dan Bayi Baru
6

Lahir dengan peluncuran sistem yang bekerja online 24 jam, selain

itu pemerintah juga membuat program BPJS Kesehatan, Kartu

Indonesia Sehat (KIS), Jaminan Kesehatan Masyarakat

(JAMKESMAS). Peran bidan sebagai tenaga profesi kesehatan

sangat penting dalam melakukan pengawasan. Bidan harus

meningkatkan kompetensinya baik melalui seminar, pelatihan

ataupun pendidikan formal serta fasilitas yang tersedia harus

memadai, nyaman dan aman untuk ibu.

Program ini akan memberikan kontribusi positif terhadap

pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Karawang,

khususnya dalam upaya menekan angka kematian bayi dan angka

kematian ibu di Kabupaten serta program ini merupakan kerjasama

dari Pemerintah Kabupaten Karawang, Dinas Kesehatan, RSUD

Karawang, serta organisasi nirlaba USAID. Keberadaan program ini

dimaksudkan untuk mengurangi AKI dan AKB yang cukup tinggi di

Jawa Barat. (Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang 2019)

Pedoman Manajemen Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency

Komprehensif 24 jam di tingkat Kabupaten/Kota, merupakan

kebijakan DepKes tahun 2010 sebagai kelanjutan dari Making

Pregnancy Safer (MPS) yang bertujuan untuk mempercepat

penurunan AKI dan AKB melalui pengembangan Puskesmas

PONED dan Rumah Sakit, PONEK 24 jam (Prawirohardjo, S. 2010).


7

Pada tahun 2020 dari bulan Januari sampai dengan Maret di

Puskesmas Telagasari tercatat tidak terdapat kasus kematian ibu.

Sedangkan terdapat 3 kasus kematian bayi yang disebabkan oleh

solusio plasenta 1 kasus, Premature 1 kasus, dan Hydrochefallus 1

kasus. (Laporan Puskesmas Telagasari Karawang, 2020).

Upaya yang dilakukan Puskesmas Telagasari yaitu mengadakan

paguyuban bapa siaga, dmana paguyuban tersebut bertujua untuk

memberikan pengarahan kepada para suami yang tengan

mendampingi istrinya mengandung. Sehingga kelak mampu

berperan untuk mengambil sikap saat akan melakukan rujukan

kerumah sakit bersalin.

Juga upaya yang dilakukan berupa Pengawasan kehamilan atau

Antenatal Care penting bagi wanita hamil mulai dari trimester I

sampai trimester III sangat diperlukan supaya komplikasi dalam

kehamilan seperti persalinan prematur dapat dikenali secara dini,

karena survey dilakukan sekitar 70% kematian perinatal didunia

disebabkan oleh persalinan prematur. Kematian maternal dan

perinatal merupakan masalah besar, sekitar 98-99% terjadi dinegara

berkembang.

Puskesmas Telagasari sendiri memiliki program untuk

menurunkan AKI dan AKB ialah pelaksanaan posyandu, kelas ibu

hamil dan kelas balita, imunisasi, penemuan gizi buruk (ibu hamil

Kurang Energi Kronis dan bayi/anak), pengembangan desa siaga


8

(Promkes, audit maternal perinatal (Medik), pembinaan dukun paraji,

kemitraan dukun paraji, monitoring dan evaluasi kinerja bidan desa,

kegiatan RAKOR kecamatan, membahas program-program update

yang sedang dilaksanakan di Puskesmas, evaluasi hasil program

KIA tingkat desa dan kecamatan, dan pengembangan desa siaga di

tiap desa.

AKI dan AKB yang tertinggi memberikan dampak yang besar

terhadap keluarga dan masyarakat. Kematian ibu dan anak masih

merupakan masalah kesehatan reproduksi di dunia terutama di

Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah dunia dan Indonesia masih

terus memikirkan upaya-upaya untuk menurunkan tingkat angka

kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) adapun upaya

yang dilakukan diantaranya yaitu pemberian ASI Eksklusif ,

mencegah terjadinya komplikasi persalinan pada ibu hamil,

imunisasi, memeriksakan kandungan minimal 4 kali selama masa

kehamilan, dan memberikan zat besi yang cukup untuk ibu hamil

(Banunaek, M. 2015).

Berdasarkan hal-hal yang sudah diungkapkan diatas, maka

penulis tertarik untuk melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil,

bersalin, nifas, dan bayi baru lahir. Sehingga penulis mengambil judul

“Asuhan Kebidanan Komprehensif Kehamilan, Persalinan,

Nifas Dan Bayi Baru Lahir Pada Ny. D G2P1A0 Di Poned

Puskesmas Telagasari Tahun 2019”.


9

1.2. Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan umum

Penulis mampu menerapkan manajemen Asuhan Kebidanan

Komprehensif Kehamilan, Persalinan, Nifas Dan Bayi Baru Lahir

Pada Ny. D di Poned Puskesmas Talagasari Kecamatan Talagasari

Kabupaten Karawang dengan melakukan pendekatan manajemen

Varney pada klien sesuai dengan standar pelayanan kebidanan

didokumentasikan secara SOAP.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Penulis mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif

secara komprehensif dari kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi

baru lahir.

2. Penulis mampu menginterpretasikan data dari kehamilan,

persalinan, nifas, dan bayi baru lahir.

3. Penulis mampu mengidentifikasi diagnosa atau masalah

potensial dari kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir.

4. Penulis mampu mengidentifikasikan kebutuhan yang

memerlukan tindakan segera dari kehamilan, persalinan, nifas,

dan bayi baru lahir.

5. Penulis mampu menyusun perencanaan yang telah dibuat

secara efisien dan aman dari kehamilan, persalinan, nifas, dan

bayi baru lahir.


10

6. Penulis mampu melaksanakan asuhan yang telah dibuat secara

efisien dan aman dari kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru

lahir.

7. Penulis mampu mengevaluasi hasil tindakan yang telah

dilakukan dari kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir.

8. Penulis mampu melakukan pendokumentasian dengan metode

SOAP dari hasil tindakan yang telah dilakukan pada Ny.D Di

Poned Puskesmas Telagasari Kecamatan Telagasari Kabupaten

Karawang.

1.3. Manfaat Penulisan

1.3.1. Teoritis

Sebagai bahan perbandingan antara materi perkuliahan yang

telah diajarkan dengan kenyataan yang ada di lapangan, dan untuk

menjadi acuan saat melakukan pengajaran mengenai asuhan

komprehensif dari kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir

yang akan dilakukan pada saat di lapangan.

1.3.2. Praktis

1. Institusi Pendidikan

Sebagai bahan perbandingan antara teori perkuliahan

dengan praktek dilahan agar tercipta suatu asuhan yang lebih

komprehensif lagi, serta untuk mengembangkan materi-materi

perkuliahan manjadi lebih inovatif.


11

2. Klien

Sebagai bahan untuk memotivasi pasien selanjutnya dalam

melakukan pemeriksaan kesehatan ibu dan anak ke tenaga

kesehatan untuk mendapatkan asuhan secara komprehensif

pada saat kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir.

3. Lahan Praktik

Sebagai bahan untuk memotivasi petugas kesehatan dalam

memberikan asuhan menjadi lebih baik lagi, dengan

menerapkan asuhan secara komprehensif dengan melakukan

pengkajian data subjektif, objektif, analisa, dan penatalaksanaan

sesuai standar yang berlaku, agar bisa di deteksi secara dini

komplikasi-komplikasi yang akan terjadi.

1.4. Gambaran Kasus

1.4.1. Kehamilan

Pada kasus yang diambil penulis mendapatakan informasi dari

klien yang bernama Ny. D, usia 31 tahun, agama islam, pendidikan

terakhir SMP, dan pekerjaan ibu rumah tangga, no. Telp. 0896-3398-

2254. Suami bernama Tn. S, Usia 36 tahun, agama islam,

pendidikan terakhir SD, dan pekerjaan buruh. Alamat Dusun Krajan

RT. 02 RW. 01 Desa Pasir Mukti Kecamatan Telagasari Kabupaten

Karawang. Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) 25-06-2019, taksiran


12

persalinan 1-04-2020. Klien mengatakan bahwa ini kehamilan kedua

dan belum pernah keguguran.

Ny. D selama kehamilan telah memeriksakan kehamilannya

sebanyak 13 kali, 8 kali oleh tenaga kesehatan dan 5 kali oleh

penulis, pertama kali dilakukan pemeriksaan pada trimester I

sebanyak 2 kali, pada trimester II dilakukan pemeriksaan sebanyak

6 kali dan pada trimester III dilakukan sebanyak 5 kali, status

imunisasi TT3.

Trimester I, pemeriksaan pertama dilakukan pada tanggal 06-

09-2019, di PMB C, ibu mengatakan tidak ada keluhan, hasil

pemeriksaan tinggi badan 154 cm, lingkar lengan atas (LILA) 26 cm,

tekanan darah (TD) 120/70 mmHg, Berat Badan 73 kg, Tinggi

Fundus Uteri (TFU) belum teraba, hasil laboratorium testpack positif

(+), usia kehamilan 8 minggu, nasihat yang diberikan nutrisi .

Pemeriksaan kedua pada tanggal 18-09-2019 dilakukan oleh penulis

yang ditemani oleh bidan, di rumah klien dan di puskesmas

telagasari, ibu mengatakan mual, hasil pemeriksaan BB 71 kg, TD

100/70 mmHg, TFU belum teraba, usia kehamilan 10 minggu,

menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering.

Trimester II, pemeriksaan ketiga dilakukan pada tanggal 18-10-

2019, di PMB C, ibu tidak ada keluhan, hasil pemeriksaan BB 72 kg,

TD 110/70 mmHg, TFU teraba ballotement, letak ballotement positif

(+). Usia kehamilan 16 minggu. Diberikan terapi imunisasi TT3.


13

Nasihat yang diberikan nutrisi. Pemeriksaan keempat tanggal 20-10-

2019 dilakukan oleh penulis di rumah klien, ibu mengatakan tidak

ada keluhan, hasl pemeriksaan TD 110/80 mmHg, BB 72 kg, TFU

pertengahan sympisis pusat, letak belum teraba, DJJ 126x/menit,

usia kehamilan 16 minggu 5 hari, nasihat yang dberikan nutrisi dan

istirahat. Pemeriksaan kelima pada tanggal 08-11-2019, di PMB C,

ibu mengatakan tidak ada keluhan, hasil pemeriksaan TD 110/70

mmHg, BB 75 kg, TFU 2 jari dibawah pusat, DJJ 152x/menit, usia

kehamilan 20 minggu, anjuran yang diberikan yaitu kontrol rutin.

Pemeriksaan keenam pada tanggal 19-11-2019, dilakukan oleh

penulis, di rumah klien, ibu mengatakan tidak ada keluhan, hasil

pemeriksaan TD 110/70 mmHg, BB 76 kg, TFU 20 cm 1 jari dibawah

pusat, DJJ 138 x/menit, usia kehamilan 21 minggu, anjuran yang

diberikan adalah rutin meminum fe. Pemeriksaan ketujuh pada

tanggal 13-12-2019, di PMB C, ibu mengatakan tidak ada keluhan,

hasil pemeriksaan, TD 110/80 mmHg, BB 76 kg, TFU sepusat, DJJ

positif (+), usia kehamilan 24 minggu, nasihat yang diberikan kontrol

rutin. Pemeriksaan kedelapan pada tanggal 03-01-2020, di PMB C,

ibu mengatakan tidak ada keluhan, hasil pemeriksaan TD 120/80

mmHg, BB 78 kg, TFU 25 cm, letak kepala, DJJ positif (+), usia

kehamilan 28 minggu, anjuran yang diberikan kontrol rutin.


14

Trimester III, Pemeriksaan kesembilan pada tanggal 19-01-

2020, di rumah klien dilakukan oleh penulis, ibu mengatakan sakit

pinggang, hasil pemeriksaan TD 120/80 mmHg, BB 79 kg, TFU 26

cm 3 jari diatas pusat, letak kepala, DJJ 140 x/menit, usia kehamilan

29 minggu 5 hari, anjuran yang diberikan adalah tidur miring kiri dan

banyak berjalan santai. Pemeriksaan kesepuluh pada tanggal 07-02-

2020, di PMB C, ibu mengatakan tidak ada keluhan, hasil

pemeriksaan TD 120/70 mmHg, BB 80 kg, TFU 27 cm, letak kepala,

DJJ positif (+), usia kehamilan 32 minggu, anjuran yang diberikan

untuk kontrol rutin.

Pemeriksaan kesebelas pada tanggal 23-02-2020, di rumah

klien yang dilakukan oleh penulis, ibu mengatakan sulit tidur, hasil

pemeriksaan TD 120/80 mmHg, BB 80 kg, TFU 29 cm 3 jari dibawah

px, letak kepala, DJJ 140 x/menit, usia kehamilan 34 minggu 5 hari,

anjuran yang diberikan adalah cari posisi tidur nyaman dan minum

susu hangat.

Pemeriksaan keduabelas pada tanggal 09-03-2020 di

Puskesmas Telagasari, oleh bidan, ibu mengatakan tidak ada

keluhan, hasil pemeriksaan TD 110/80 mmHg, BB 78 kg, TFU 32 cm,

letak kepala, DJJ 142x/menit, usia kehamilan 37 minggu. hasil

pemeriksaan laboratorium goldar O resus (+), hemoglobin 12

gram/dl, VCT negatif (-), HbSAg negatif (-), Sifilis negatif (-), Protein

urine negatif (-). Pemeriksaan ketigabelas pada tanggal 22-03-2020


15

di rumah klien yang dilakukan oleh penulis, ibu mengatakan sering

buang air kecil, hasil pemeriksaan TD 120/80 mmHg, BB 79 kg, TFU

32 cm 3 jari dibawah px, letak kepala, DJJ 140 x/menit, usia

kehamilan 38 minggu 5 hari, anjuran yang diberikan yaitu jangan

menahan buang air kecil dan tetap menjaga personal hygiene.

1.4.1 Persalinan

Kala I tanggal 02-04-2020, jam 02.00 WIB di Poned Puskesmas

Telagasari, ibu merasa mulas – mulas dan sudah keluar lendir

bercampur darah, hasil pemeriksaan ibu dalam kala I fase laten,

dilakukan pemberitahuan hasil pemeriksaan TD 120/80 mmHg, TFU

32 cm, DJJ : 144 x/menit, pembukaan 1, hodge II, protein urin negatif

(-), ibu kala I fase laten, pendidikan kesehatan dan memantau

kemajuan persalinan.

Kala I tanggal 02-04-2020 jam 03.15 WIB di Poned Puskesmas

Telagasari, ibu merasa mulas – mulas semakin kuat dan sudah

keluar lendir bercampur darah, hasil pemeriksaan TD : 120/80 mmHg

,DJJ : 145 x/menit, pembukaan 7, hodge III, ibu kala I fase aktif,

dilakukan pemberitahuan hasil pemeriksaan pembukaan 7,

pendidikan kesehatan dan memantau kemajuan persalinan.

Kala II tanggal 02-04-2020, pukul 04.00 WIB, ibu merasakan

tanda-tanda kala II, hasil pemeriksaan TD : , pembukaan lengkap 10

cm, hodge IV, partus kala II normal, pendidikan kesehatan, asuhan

persalinan normal, dipimpin meneran, bayi lahir pukul 04.25 WIB.


16

Kala III tanggal 02-04-2020, pukul 04.35 WIB, ibu tampak

lemas, dan masih mersaa mulas, hasil pemeriksaan TD 120/80

mmHg, TFU : sepusat, perdarahan : 100 cc, partus kala III normal,

dilakukan manajemen aktif kala III.

Kala IV tanggal 02-04-2020, pukul 04.40 WIB, ibu masih lelah,

dan tampak senang, hasil pemeriksaan TD 110/80 mmHg, TFU 2 jari

dibawah pusat, partus kala IV dengan laserasi grade I, mengajarkan

masase uterus, melakukan penjahitan luka, penkes, dekontaminasi

alat dan pemantauan Kala IV selama 2 jam postpartum.

1.4.2 Nifas

Kunjungan pertama tanggal 02-04-2020, jam 12.00 WIB, di

puskesmas telagasari, ibu mengeluh sedikit nyeri pada bagian

perineum, hasil pemeriksaan TD: 120/80 mmHg, TFU 3 jari dibawah

pusat, lochea rubra, nifas 6 jam, diberitahukan tentang hasil

pemeriksaan, diberikan obat furrous fumarate 200 mg 1x1,

paracetamol 500 mg 1x1, amoxicilin 250 mg 1x1, Vitamin A 200.000

IU, pendidikan kesehatan dan kunjungan ulang di hari ke 3.

Kunjungan kedua tanggal 07-04-2020, jam 14.00 WIB, di

rumah klien, ibu mengeluh takut nyeri pada bagian perineum yang

dijahit, hasil pemeriksaan TD 110/70 mmHg, TFU pertengahan pusat

sympisis, lochea sangunolenta, nifas 6 hari, dicek jahitan perineum,

diberitahukan tentang hasil pemeriksaan. Memberikan pendidikan


17

kesehatan terutama personal hygiene dan kunjungan ulang di hari

ke 29.

1.4.3 Bayi baru lahir

Pemeriksaan bayi baru lahir tanggal 02-04-2020, jam 07.00

WIB, di Poned Puskesmas Telagasari. Penulis melakukan

pemeriksaan bayi baru lahir . Hasil pengkajian data subjektif sebagai

berikut: Bayi Ny. D, jenis kelamin laki – laki. Keadaan bayi baru lahir

menangis kuat, kulit kemerahan, gerakan aktif. Caput succedaneum

tidak ada, cepal haematom tidak ada, tidak ada cacat, resusitasi

rangsangan tidak dilakukan, penghisapan lendir dilakukan. Eliminasi

depekasi sudah, eliminasi miksi sudah. Hasil pemeriksaan berat

badan 3400, panjang 49 cm, lingkar kepala 34 cm, lingkar dada 32

cm, lingkar perut 32 cm, neonatus cukup bulan sesuai masa

kehamilan usia 2 jam, diberitahukan tentang hasil pemeriksaan,

pendidikan kesehatan, ASI eksklusif dan kunjungan ulang pada hari

ke 3.

Kunjungan pertama tanggal 02-04-2020, jam 10.30 WIB, di

Poned Puskesmas Telagasari. Ibu mengatakan tidak ada keluhan

untuk bayinya, bayi biasa menusu dengan normal, hasil pemeriksaan

respirasi 45 x/menit, DJJ 144 x/menit, ubun ubun besar dan ubun

ubun kecil datar, Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia

6 jam, diberitahukan tentang hasil pemeriksaan, pendidikan

kesehatan, ASI eksklusif dan kunjungan ulang pada hari ke 3.


18

Kunjungan kedua tanggal 07-04-2020, jam 15.00 WIB, di

Rumah klien. Ibu mengatakan tidak ada keluhan untuk bayinya, bayi

bisa menyusu dengan normal, hasil pemeriksaan respirasi 44

x/menit, DJJ 135 x/menit, UUB dan UUK datar, Neonatus cukup

bulan sesuai masa kehamilan usia 6 hari, diberitahukan tentang hasil

pemeriksaan, pendidikan kesehatan, ASI eksklusif dan kunjungan

ulang pada hari ke 8.


19

1.5. Tempat dan Waktu Penulisan

Tabel 1.1
Tempat dan Waktu Pemeriksaan Pada Ny.D
No. Asuhan Tanggal Tempat
1. 06-09-2019 PMB bd C
2. 18-09-2019 Puskesmas Telagasari
3. 18-10-2019 PMB bd C
4. 20-10-2019 Rumah Klien
5. 08-11-2019 PMB bd C
6. 19-11-2019 Rumah Klien
7. Kehamilan 13-12-2019 PMB bd C
8. 03-01-2020 PMB bd C
9. 19-01-2020 Rumah Klien
10. 07-02-2020 PMB bd C
11. 23-02-2020 Rumah Klien
12. 09-03-2020 Puskesmas Telagasari
13. 22-03-2020 Rumah Klien
No. Asuhan Tanggal Tempat
02-04-2020 (02.15 Poned Puskesmas
1.
WIB,03.00 WIB) Telagasari
02-04-2020 (04.00 Poned Puskesmas
2.
WIB) Telagasari
Persalinan
02-04-2020 (04.25 Poned Puskesmas
3.
WIB) Telagasari
02-04-2020 (04.35 Poned Puskesmas
4.
WIB) Telagasari
No. Asuhan Tanggal Tempat
1. 02-04-2020 Puskesmas Telagasari
2. 07-04-2020 Rumah Klien
Nifas
3.
4.
No. Asuhan Tanggal Tempat
1. 02-04-2020 Puskesmas Telagasari
2. 07-04-2020 Rumah Klien
3. BBL
4.
5.
(Sumber : Kajian penulis dan buku KIA Ny.D)

Anda mungkin juga menyukai