Anda di halaman 1dari 211

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah kesehatan di

Indonesia. Hal ini dikarenakan masih tingginya AKI dan angka kematian bayi

yang ada di Indonesia. AKI dan AKB di Indonesia merupakan yang tertinggi

di ASEAN dengan jumlah kematian ibu tiap tahunnya mencapai 450/100 ribu

kelahiran hidup (KH) (Profil Kesehatan Indonesia, 2016).

Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, pada tahun 2016

lebih dari 100.000 perempuan meninggal selama dan setelah kehamilan dan

persalinan disebabkan karena beberapa faktor diantaranya adalah

perdarahan (46,7%), toxemia (14,5%), preeklamsia (13,3%), komplikasi

keguguran (11%), infeksi (10%) dan partus lama (6,5%), sedangkan

tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2013 menurut WHO

32/1000 kelahiran hidup, disebabkan karena beberapa faktor yaitu

prematuritas (39%), asfiksia (19%), infeksi (7%), kelainan kongenital

(6%) dan lain-lain (29%) (WHO, 2014).

Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

tahun 2014 menunjukan bahwa presentasi ibu bersalin ditolong oleh tenaga

kesehatan memang mengalami peningkatan dari 92% menjadi 96%, namun

di Indonesia sendiri masih menempati urutan teratas di ASEAN. Angka

1
2

Kematian Ibu sebesar 214/100.000 KH dengan penyebab pendarahan (28%)

eklampsia (24%), infeksi (11%), abortus (5%), partus lama (5%), trauma

obstetri (5%), komplikasi nifas (8%), emboli (5%) dan penyebab lain-lain

(11%). Sedangkan Angka Kematian Bayi yaitu 32/1000 KH, penyebab

kematian bayi yaitu gangguan pernafasan (39%), prematur (34%), sepsis

(12%), asfiksia (7%), ikterus (6%), infeksi (5%), postmatur (3%), kelahiran

konginental (1%) (SDKI, 2014).

Jumlah Kematian Ibu di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2016 yaitu

359 kasus. Penyebab AKI adalah perdarahan 30%, hipertensi dalam

kehamilan 31%, infeksi 4%, persalinan lama 1%, dan lain-lain sebanyak 34%,

sedangkan AKB menurun sebanyak 3.979 kasus, penyebab adalah BBLR

sekitar 31%, asfiksia 23%, infeksi 1%, tetanus 1%, dan lain-lainnya 20%

(Profil Jabar, 2016).

Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang tahun 2017 tercatat

jumlah kematian ibu mencapai 799 jiwa dari 2665 kelahiran hidup yang

disebabkan oleh perdarahan (25,6%), preeklamsia (23,4%), infeksi (2,1%),

dan lain-lain (48,9%). Sedangkan AKB mencapai 23/1000 kelahiran hidup,

yang disebabkan oleh BBLRR (33%), asfiksia (33,8%), kelainan congenital

(20,1%) dan lain-lain (9,7%). (Profil Dines Kesehatan Kabupaten Karawang,

2017).

Berdasarkan data PONED Puskesmas Cikampek jumlah AKI

sebanyak 1 kasus yang disebabkan oleh perdarahan saat nifas (Hemoragik


3

Post Partum).(profil puskesmas cikampek tahun 2016). jumlah AKB sebanyak

12 kasus diakibatkan BBLR (7 kasus), asfiksia (4 kasus), infeksi (1 kasus).

).(profil puskesmas cikampek tahun 2017).

Dampak tingginya AKI dan AKB terhadap pembangunan berdampak

pada bidang kesehatan seperti puskesmas dan posyandu di Indonesia

masih kurang dan belum berkembang dengan maksimal sehingga untuk

mengatasi masalah tingginya AKI dan AKB yang secara langsung

berhubungan dengan pembangunan di Indonesia.

Salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan Sustainable

Development Goal’s (SDG’s) yaitu Angka Kematian Ibu (AKI). AKI

merupakan indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Tujuan

ketiga yang berisi, pastikan hidup sehat dan mempromosikan kesejahteraan

bagi semua pada segala usia. Tujuan ketiga ini terdiri dari 13 indikator, dan

pencapaian yang pertama yaitu pada tahun 2030, terjadi penurunan rasio

kematian ibu yang kurang dari 70/100.000 Kelahiran Hidup (KH) (Menkes,

2014).

Upaya pemerintah di Karawang yang diterapkan oleh Dinas Kesehatan

Kabupaten Karawang, diantaranya adalah program system rujukan dan

penatalaksanaan, pihaknya telah mengembangkan program Sistem Informasi

Jaringan Rujukan dan Komunikasi (Expanding Maternal and Neonatal

Survival atau disingkat)(SI JARI EMAS). (Koran karawang, 2015).


4

Selain itu, pemerintah juga menyelenggarakan BPJS (Badan

Penyelenggara Jaminan Kesehatan) / KIS (Kartu Indonesia Sehat) yang

merupakan Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan khusus oleh

pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi

seluruh rakyat Indonesia, terutama untuk pegawai Negri sipil, penerima

pensiun dan TNI/POLRI, vetera, perintis kemerdekaan beserta keluarga dan

Badan Usaha lainnya ataupun rakyat bisa.

Selain itu, pemerintahan kabupaten karawang mempunyai Program

KALACAK adalah singkatan dari Kesatuan Layanan Cepat

Kegawatdaruratan.KALACAK menjadi pusat komunikasi, koordinasi dan

monitoring seluruh layanan kegawatdaruratan di Kabupaten Karawang, baik

kegawatdaruratan maternal-neonatal maupun non maternal neonatal,

termasuk dukungan rujukan lebih lanjut dalam penanganannya. Dengan

KALACAK 119, pelayanan kegawatdaruratan di Kabupaten Karawang dapat

dipantau setiap saat, 24 jam non stop sepanjang waktu. Diharapkan, dengan

koordinasi, komunikasi dan monitoring setiap saat melalui KALACAK 119,

angka kecatatan dan/atau angka kematian akibat kejadian gawat darurat di

Kabupaten Karawang dapat ditekan seminimal mungkin. Kesatuan layanan

dalam KALACAK 119 meliputi:SPGDT (Sistem Penanggulangan Gawat

Darurat Terpadu), baik SPGDT-S (Sehari-hari) maupun SPGDT-B (Bencana),

PSC (Public Safety Center) atau Pusat Keselamatan Publik, SISRUTE

(Sistem Informasi Rujukan Terintegrasi), SIRANAP (Sistem Informasi Rawat


5

Inap), yang menampilkan ketersediaan setiap ruangan dan kelas perawatan

Rumah Sakit,SIJARI EMAS (Sistem Informasi Jejaring Rujukan Expanding

Maternal and New Born Survival), Tracking Ambulance, yang tidak hanya

menginformasikan posisi setiap Ambulance, tetapi sekaligus mengarahkan

perjalanannya dari titik awal rujukan ke lokasi akhir rujukan dengan tepat

berikut rekam jejak perjalanan yang terdokumensi secara digital sehingga

memudahkan evaluasi kinerja rujukan dalam setiap periode waktu (harian,

mingguan, bulanan, tahunan).

Terlepas dari hal tersebut puskesmas Cikampek merupakan tempat

pelayanan kesehatan dengan nilai mutu pelayanan yang cukup optimal. Hal

itu terbukti dengan banyaknya pasien yang datang ke puskesmas, bukan

sekedar untuk memeriksakan diri, tetapi banyak juga yang datang untuk

konseling ataupun ingin mengetahui informasi seputar kesehatan.

Peran tenaga kesehatan khususnya bidan sangat berperan penting

dalam siklus daur kehidupan wanita dan terutama untuk menurunkan AKI dan

AKB maka dari itu bidan harus meningkatkan kopetensinya seperti mengikuti

seminar-seminar , pelatihan ataupun pendidikan formal serta fasilitas yang

tersedia harus memadai, aman dan nyaman untuk ibu. Beberapa kegiatan

yang dilakukan dalam rangka nmeningkatkan upaya percepatan penurunan

AKI dan AKB dengan memberikan asuhan yang komprehensif kepada klien

atau pasien dengan memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamilan

dengan standar 10 T, asuhan kebidanan pada ibu bersalinan dengan


6

menggunakan 60 langkah APN, asuhan pada ibu nifas yang sesuai dengan

standar dan kunjungan nifas secara bertahap mulai dari KF 1 sampai KF 3

dan asuhan kebidanan pada pada bayi baru lahir yang sesuai dengan

kebutuhan dimulai dari lahir sampai bayi tersebut medapatkan imunisasi

lengkap, (wahyuningsih, 2009)

Dengan demikian sebagai calon tenaga kesehatan yang akan

mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan maka pada kesempatan ini

penulis melakukan laporan tugas akhir dengan “Asuhan kebidanan

komprehensif pada Ny. R di puskesmas Cikampek Kecamatan Cikampek

Kabupaten Karawang Tahun 2018”. Alasan ketertarikan penulis untuk

mengambil studi kasus pada Ny. R dikarenakan klien menerima untuk di

jadikan sebagai pasien studi kasus dari kehamilan,persalinan,nifas dan bayi

baru lahir. dan pihak puskesmas Klari mengizinkan penulis untuk mengikuti

perkembangan kasus dari kehamilan sampai masa nifas dan bayi baru lahir

pada Ny. R sehingga mempermudah penulis untuk melakukan pengkajian

data yang dibutuhkan, dengan harapan bahwa manajemen asuhan

kebidanan komperhensif yang di lakukan penulis dapat berlangsung dengan

normal.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mampu menerapkan managemen asuhan kebidanan secara

kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir pada Ny. R di Puskesmas
7

Cikampek Kabupaten Karawang Tahun 2018 dengan menggunakantujuh

langkah varney dengan metode pendokumentasian SOAP.

2. Tujuan khusus

a. Penulis mampu mengumpulkan data subjektif dan objektif secara

kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir pada Ny. R Di

Puskesmas Cikampek Kabupaten Karawang Tahun 2018.

b. Penulis mampu melakukan interpretasi data dasar secara

kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir pada Ny. R DI

Puskesmas Cikampek Kabupaten Karawang Tahun 2018.

c. Penulis mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial

secara kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir pada Ny. R Di

Puskesmas Cikampek Kabupaten Karawang Tahun 2018.

d. Penulis mampu menentukan kebutuhan tindakan segera secara

kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir pada Ny. R Di

Puskesmas Cikampek Kabupaten Karawang Tahun 2018.

e. Penulis mampu menyusun rencana asuhan secara kehamilan,

persalinan, nifas dan bayi baru lahir pada Ny. R Di Puskesmas

Cikampek Kabupaten Karawang Tahun 2018.

f. Penulis mampu melaksanakan rencana asuhan yang telah dibuat

dari persalinan, nifas dan bayi baru lahir pada Ny. R Di Puskesmas

CikampekKabupaten Karawang Tahun 2018.


8

g. Penulis mampu mengevaluasi asuhan secara kehamilan,

persalinan, nifas dan bayi baru lahir pada R Di Puskesmas

CikampekKabupaten Karawang Tahun 2018.

h. Penulis mampu melakukan pendokumentasian secara kehamilan,

persalinan, nifas dan bayi baru lahir R Di Puskesmas

CikampekKabupaten Karawang Tahun 2018.

C. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dapat menambah asuhan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pada

ibu hamil, persalinan, nifas dan bayi baru lahir.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi institusi pendidikan

1) Mahasiswa dalam pembuatan studi kasus terutama

peningkatanpemahaman mahasiswa tentang kasus yang diambilnya,

baik penyediaan buku-buku referensi, juga dapat menambah

pembelajaran terhadap mahasiswi dalam hal memberikan asuhan

kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir yang didapatkan di

pendidikan, sehingga bisa membandingkan antara teori dengan

kegiatan di lahan praktek.

2) Instansi dapat selalu introspeksi terhadap kekurangan yang ada, baik

sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan studi kasus/asuhan

kebidanan kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir.


9

b. Bagi institusi kesehatan

Diharapkan dapat meningkatkan penerapan manajemen kebidanan dalam

memberikan asuhan kebidanan selama kehamilan, persalinan, nifas dan

bayi baru lahir terutama sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan

yang dihadapi klien.

c. Bagi klien

Di harapkan dapat menjadi pembelajaran mengenai asuhan yang sudah

diberikan oleh penulis dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

D. Gambaran Kasus

Tanggal 03 April 2018 pukul 23.40 WIB ibu datang ke poned bersama

keluarga mengeluh mules sejak jam ± 19.00 WIB, dan sudah keluar lendir

bercampur darah sejak ,TD 110/70 mmHg, suhu 36,9ºC, nadi 80x/menit,

TFU 30 cm, presentasi kepala tidak ada penyusupan, DJJ (+) punctum

maksimum 2 jari di bawah pusat frekuensi 138x/menit, kuat dan teratur.

Pukul 23.45 WIB pemeriksaan dalam : vulva/vagina tidak ada kelainan,

terlihat lendir bercampur darah, portio tipis lunak, pembukaan 2 cm,

ketuban (+), kepala di hodge II , UUK kanan depan ibu, G2P1A0 hamil 40

minggu 4 hari inpartu kala 1 fase laten kondisi ibu dan janin baik.

Menjelaskan pemeriksaan dan memantau kemajuan persalinan.

Pukul 03.45 WIB, mulas semakin sering pembukaan 6 cm, ketuban

(+), kepala di hodge III + , UUK kanan depan ibu, G2P1A0 hamil 40
10

minggu 4 hari inpartu kala 1 fase Aktif kondisi ibu dan janin baik.

Menjelaskan pemeriksaan dan memantau kemajuan persalinan.

Pukul : 06.15 wib pembukaan 10 cm, presentasi kepala tidak ada

penyusupan, hodge III +. Pukul 06.28 WIB bayi lahir spontan, menangis

kuat, tonus otot baik, warna kulit kemerahan, jenis kelamin laki laki. Pukul

06.40 WIB placenta lahir lengkap, terdapat robekan jalan lahir.

Pemantauan kala IV selama 2 jam.

Penulis melakukan Asuhan Kebidanan pada ibu nifas sebanyak 3 kali,

yaitu pada tanggal 04-04-2018, pada tanggal, 09-04-2018, dan pada

tanggal 14-04-2018. Ibu mengatakan tidak ada keluhan. Hasil

pemeriksaan seluruhnya baik, luka penjahitan laserasi sudah kering.

Penulis melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir Sebanyak

3 kali yaitu umur 1 jam, 6 jam, 4 hari, 10 hari, dan 16 hari, hasil

pemeriksaan keadaan umum bayi baik akan tetapi ada kelainan pada

kaki, Bayi sudah diberikan Vit K, HB0, salep mata serta bayi dirawat

gabung dengan ibu dan keadaan bayi normal sejak umur bayi 9 hari.

E. Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus

No Asuhan Tanggal Ruang


1 Kehamilan 28 Oktober 2017 Rumah pasien dan
sampai 29 Maret 2018 puskesmas cikampek
2 Persalinan 03 April 2018 Puskesmas
04 April 2018 sampai Puskesmas dan
3 Nifas
08 mei 2018 rumah pasien
04 April 2018 sampai Puskesmas dan
4 Bbl
08 mei 2018 rumah pasien
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan

a. Konsep Kehamilan

Kehamilan merupakan matarantai yang bersinambung dan terdiri dari:

ovulasi, migrasi spermatozoa, dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot,

nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang

hasil konsepsi sampai aterm. (Manuaba, 2010. Hal: 75).

1) Pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi

Kehamilan normal biasanya berlangsung kira-kira 10 bulan kalender atau 40

minggu atau 480 hari. Lama kehamilan biasanya dihitung dari hari pertama

haid terakhir (HPHT).

a) Trimester I

Tahap embrio berlangsung dari hari ke-15 sampai sekitar 8 minggu

setelah konsepsi. Dari gumpalan sel yang kecil, embrio berkembang dengan

pesat menjadi janin. Pada akhir 12 minggu pertama kehamilan jantungnya

berdetak, usus-sus lengkap didalam abdomen, genetalia eksterna

mempunyai karakteristik laki-laki atau perempuan, anus sudah terbentuk dan

muka seperti manusia. Janin dapat menelan, melakukan gerakan

pernafasan, kencing, menggerakan anggota badan, mengedipkan mata dan

12
13

mengerutkan dahi, mulutnya membuka dan menutup. Berat janin sekitar 15-

30 gram dan panjang 5-9 mm.

b) Trimester II

Pada akhir kehamilan 20 minggu berat janin sekitar 340 gram dan

panjang sekitar 16-17 cm. Ibu dapat merasakan gerakan bayi, sudah terdapat

mekonium didalam usus dan sudah terdapat verniks pada kulit.

c) Trimester III

Pada awal kehamilan 28 minggu, berat bayi lebih sedikit dari satu kilo

gram dan panjangnya 23 cm, ia mempunyai periode tidur dan aktivitas

merespon suara serta melakukan gerakan pernafasan.pada usia kehamilan

32 minggu, berat bayi 1,7 kg dan panjangnya 28 cm, kulitnya mengkerut, dan

testis sudah turun ke skrotum pada bayi laki – laki. Pada usia kehamila 36 –

40 minggu, jika ibu mendapat gizi yang cukupkebanyakan berat bayi anatar 3

sampai 3,5 kg dan panjang 50 cm.( Kusmiyati dkk, 2010 )

b. Definisi Kehamilan

Masa kehamilan di mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung

dari hari pertama haid terakhir. ( Prawirohardjo, 2009 )


14

c. Diagnosis Kehamilan

1) Tanda Pasti

d. Seseorang yang dinyatakan positif hamil ditandai dengan:

a) Terlihatnya embrio atau kantung kehamilan melalui USG pada 4-6 minggu

sesudah pembuahan.

b) Denyut jantung janin ketika usia kehamilan 10-20 minggu. Didengar

stetoscop leanec, alat kardiotokogarfi, alat dopler, atau di lihat dengan

ultrasonografi

c) Terasa geraka janin dalam rahim. Pada primigravida bisa dirasakan ketika

kehamilan berusia 18 minggu, sedangkan pada multigravida di usia 16

minggu. Terlihat atau teraba geraka janin dan bagian-bagian kecil janin.

d) Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin.

2) Tidak Pasti

Ada beberapa tanda dan gejala kehamila yang dialami seorang

perempuan tetapi belum tentu hamil yaitu

a) Amenore (Tidak adanya menstruasi)

Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentuka folikel

de graaf dan ovulasi.Gejala ini sangat penting karena umumnya

perempuan hamil tida mendapatka haid. Penting dketahui tanggal hari

pertama haid terakhir, supaya dapat di tentukan tuanya keamilan dan

diperkirakan kapan persalinan akan terjadi. Namun ini tidak bisa djadikan
15

sebagai acuan untu mendeteksi adanya kehamilan,bisa juga akibat dari

keletihan, strs atau mnyusui.

b) Mual di pagi hari (tanpa muntah) terjadi pada 2-8 minggu setelah

pembuahan. Pengaruh estrogen dan progsteron menyebabkan

pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Eneq terjadi umumnya pada

bulan-bulan pertama kehamilan, kadang-kadang disertai oleh emesis. Ini

sering terjadi pada pagi hari tetapi tidak selalu. Keadaan ini lazim disebut

Morning Sickness. Dalam batas-batas tertentu keadaan ini masih

fisiologik. Bila terlampau sering, bisa mengakibatkan gangguan kesakitan

dan disebut hiperemesis gravidarum. Akibat mual dan muntah akan

membuat nafsu makan berkurang.

c) Mengidam (Menginginkan makanan atau minuman tertentu)

Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi

menghilang seiring semakin tuanya kehamilan. 70% perempuan hamil

mengalami komplikasi mual dan muntah. Hal ini biasanya dimulai pada

usia kehamilan usia 4-8 minggu dan terus berlanjut sampai dengan usia

14-16 minggu . Reaksi otot polos di Hipotilitas disebabkan oleh

peningkatan estrogen atau HCG. Perubahn terjadi dalam indera

pengecap (lidah), ada yang merasa seperti aroma zat besi didalam mulut,

tidak menyukai rasa dari makana yang biasanya disukai atau

menginginkan makanan yang beraroma dan bersa lebih tajam.


16

d) Sering buang air kecil

Pada awal masa kehamilan, karena adanya desakan rahim ke depan,

kandung kemih cepat terasa penuh dan sering miksi. Pda trimester kedua

sudah mulai menghilang karena uterus yang membesar turun ke rongga

panggul. Pada trimester III gejala ini bisa timbul karena janin mulai masuk

keruang panggul dan menekan kembali kandung kencing.

e) Pingsan

Terjadinya sirkulasi ke daerah kepala (Sentral) menyebabkan adanya

iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan syncope atau pingsan.

Keadaan ini menghilang setelah 16 minggu. Seing di jumpai ibu pingsan

bila berada di tempat-tempat ramai. Dianjurkan untuk tidak pergi ke

tempat-tempat ramai pada bulan-bulan pertama kehamilan. Kondisi ini

menghilang pada usia kehamilan 16 minggu.

f) Mammae menjadi tegang da membesar

Keadaan ini di pengaruh oleh hormon estrogen dan progesteron yang

merangsang duktuli dan alveoli pada mama Glandula montgomeri. Ujung

saraf terteka sehingga menyebabkan rasa sakit, terutama pada hamil

pertama.

g) Anoreksia (Tidak Nafsu Makan)

Pada bulan-bulan pertama, kadang terjadi anoreksia, tetapi setelah itu

napsu makan kembali. Hendaknya nafsu makan tetap djaga, jang sampai
17

salah pengertian makan untuk dua orang, sehingga kenaikan berat badan

tidak sesua denga usia kehamilan.

h) Konstipasi dan Obstipasi

Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus dan

menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.

i) Pigmentasi kulit terjadi pada kehamilan usia 12 minggu ke atas. Ada

beberapa bagian dimana pigmentasi terlihat jelas yaitu:

(1) Sekitar Pipi: Cloasma Gravidarum

(2) Dinding perut : Striae Livide, Striae Nigra, Linea Nigra menjadi hitam

(3) Sekitar payudara : hiperpigmentasi areola mammae, puting susu makan

menonjol, kelenjar montgomery makin menonjol dan pembuluh darah

menifes sekitar payudara

j) Epulis

Suatu hipertrofi papila ginggivae/hipertropi gusi, sering terjadi pada

trimster I.

k) Varises

Karena pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penampakan

pembuluh darah vena, terutama bagi mereka yang mempunyai bakat.

Penampakan pembuluh darah tersebut terjadi disekitar genetalia

eksterna, kaki, betis, dan payudara. Pada multigravida kadang-kadang


18

varises di temuka pada kehamilan yang terdahulu. Sering terjadi pada

trimester I dan menghilang setelah persalinan.

3) Tanda Kemungkinan

Tanda-tanda yang memungkinkan seorang perempuan hamil adalah:

a) Rahim membesar sesuai dengan tuanya kehamilan

b) Pada pemeriksaan dijumpai:

c) Tanda hegar, tanda piscaseck, tanda chadwicks, kontraksi Braxton hicks,

teraba balottement

d) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif.

e) Sebagian kemungkinan positif palsu. (Yuni Kusmiati, dkk 2008)

d. Pemantauan Khusus Trimester

Setiap wanita hamil menghadapi risiko komplikasi yang bisa

mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil memerlukan

sedikitnya 4 kali kunjungan selama periode antenatal :

1) Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu).

2) Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14 – 28).

3) Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan

sesudah minggu ke 36). Buku Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal 2010.
19

d. Perubahan fisiologi pada kehamilan

1) Uterus

Rahim atau uterus yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30

gram akan mengalami hipertrofi, sehingga menjadi seberat 1000 gram, saat

akhir kehamilan. Otot rahim mengalami hiperplasia dan hipertrofi menjadi

lebih besar, lunak, dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena

pertumbuhan janin. Pada usia kehamilan 16 minggu, kavum uteri seluruhnya

di isi oleh amnion, dimana desidua kapsularis dan desidua parietalis telah

menjadi satu. Tinggi rahim adalah setengah dari jarak simfisis dan pusat.

Plasenta telah terbentuk seluruhnya. Pada usia kehamilan 20 minggu,

fundus rahim terletak dua jari dibawah pusat, sedangkan pada usia 24

minggu tepat di tepi atas pusat. Pada usia kehamilan 28 minggu, tinggi

fundus uteri sekitar 3 jari diatas pusat atau sepertiga jarak antara pusat dan

prosesus xifoideus. Pada usia kehamilan 32 minggu, tinggi fundus uteri

adalah setengah jarak prosesus xifoideus dan pusat. Usia kehamilan 36

minggu tinggi fundus uteri sekitar satu jari di bawah prosesus xifoideus, dan

kepala bayi belum masuk pintu atas panggul. Pada usia kehamilan 40

minggu, fundus uteri turun setinggi tiga jari dibawh prosesus xifoideus, oleh

karena saat ini kepala janin telah masuk pintu atas panggul.
20

2) Vulva/vagina

Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena

pengaruh estrogen sehingga makin berwarna merah dan kebiru-biruan.

(tanda chadwick).

3) Ovarium

Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus

luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuk plasenta

yang sempurnan pada usia 16 minggu. Kejadian ini tidak dapat lepas dari

kemampuan vili korealis yang mengeluarkan hormon korionik gonodotropin

yang mirip dengan hormon luteotropik hippfisis anterior.

4) Payudara

Payudara mengalamai pertumbuhan dan perkembangan sebagai

persiapan memberikan ASI saat laktasi. Perkembangan payudara tidak

dapatn dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan yaitu: estrogen,

progesteron, dan somatomamotrofin. Penampilan payudara pada ibu hamil

yaitu: payudara menjadi lebih besar. Areola payudara makin

hyperpigmentasi/hitam. Glandula montgomey makin tampak. Puting susu

makin menonjol. Pengeluatran ASI belum berlangsung karena prolaktin

belum berfungsi, karena hambatan dari PIH (prolactine inhibiting hormone)

untuk mengeluarkan ASI. Setelah persalinan hambatan prolaktin tidak ada

sehingga pembuatan ASI dapat berlangsung.


21

5) Sirkulasi darah ibu

Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:

meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi

kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim. Terjadi

hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retro plasenter.

Pengaruh hormon estrogen dan progesteron semakin meningkat. (Manuaba,

2010)

e. Perubahan psikologis yang terjadi pada ibu hamil diantaranya :

1) Trimester Pertama

Mencari tanda untuk meyakinkan dirinya hamil, memperhatikan

perubahan yang ada pada tubuhnya, merahasiakan kehamilan atau

memberitahukan kehamilanya, penurunan libido, butuh mencintai dan kuat

untuk mencintai tanpa hubungan seksual, ayah merasa bangga atas

kemampuannya mempunyai keturunan, dan prihatin menjadi ayah dan

pencari nafkah.

2) Trimester Kedua

Ibu merasa sehat, Ibu sudah dapat menerima kehamilannya dan Ibu sudah

dapat merasakan kehadiran bayinya.

3) Trimester Ketiga

Disebut periode menunggu dan waspada, Tidak sabar menunggu kelahiran

bayi, Merasa khawatir bayi dapat lahir sewaktu-waktu, Khawatir bayi yang

dilahirkan tidak normal, Mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya yang
22

mungkin timbul pada persalinan, Muncul kembali ketidaknyamananMerasa

diri aneh dan jelek, dan Sedih karena akan berpisah dengan bayi dan

kehilangan perhatian sebagai ibu hamil. (Kusmiyati dkk,2010 )

f. Berubahan metabolisme pada kehamilan

a) Metabolisme dasar naik sebesar 15 sampai 20% dari semula, terutama

pada trimester ke 3.

b) Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq perliter

menjadi 145 mEq per liter disebabkan hemodilusi darah dan kebutuha

mineral yang diperlukan janin.

c) Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan

perkembangan janin, prkembangan organ kehamilan, dan persiapan

laktasi. Dalam makanan diperlukan protein tinggi sekitar 0,5 g/kg berat

badan atau sebutir telur ayam sehari.

d) Kebutuhan kalori, didapat dari karbohidrat, lemak, dan protein.

e) Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil.

f) Berat badan ibu hamil bertambah.

(1) Kalsium 1,5 gram setiap hari , 30 sampai 40 gram untuk pembentukan

tulang janin.

(2) Fosfor, rata-rata 2 gram dalam sehari.

(3) Zat besi, 800 mg atau 30 sampai 50 mg sehari.

(4) Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi retensi air.
23

g. Antenatal Care (ANC)

1) Definisi

Asuhan antenatal adalah upaya preventif program playanan

kesehatan obstetrik, untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal

melaluai serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan.

(Adriaansz, 2009)

2) Tujuan Asuhan Kehamilan

Tujuan asuhan antenatal yaitu :

a) Memantau kemajuan kehamilan untuk memasatikan kesehatan ibu

dan tumbuh kembang bayi

b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan

sosial ibu dan bayi

c) Mengenali secara dini ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit

secara umum, kebidanan, dan pembedahan.

d) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

e) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan dengan normal dan

pemberian ASI eksklusif.


24

f) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. (Maternal

Neonatal, 2009)

3) Konsep PelayananAntenatal Terintegrasi

Pelayanan pada ibu hamil tidak dapat dipisahkan dengan pelayanan

persalinan, pelayanan nifas dan pelayanan kesehatan bayi baru lahir.

Kualitas pelayanan yang diberikan akan mempengaruhi kesehatan ibu

hamil dan janinnya, ibu bersalin dan bayi baru lahir serta ibu nifas untuk

mewujudkan generasi yang berkualitas.

Dalam pelayanan antenatal terintegrasi, tenaga kesehatan harus

dapat memastikan bahwa kehamilan berlangsung normal, mampu

mendeteksi dini masalah dan penyakit yang dialami ibu hamil,

melakukan intervensi secara adekuat sehingga ibu hamil siap untuk

menjalani persalinan normal.

Setiap kehamilan, dalam perkembangannya mempunyai risiko

mengalami penyulit atau komplikasi. Oleh karena itu, pelayanan

antenatal harus dilakukan minimal empat kali sesuai standar dan

terintegrasi untuk pelayanan antenatal yang berkualitas.

Pelayanan antenatal terintegrasi merupakan pelayanan kesehatan

kompheresif dan berkualitas yang dilakukan melalui :


25

a. Pemberian pelayanan dan konseling kesehatan termasuk stimulasi

dan gizi agar kehamilan berlangsung sehat dan janin lahir sehat dan

cerdas

b. Deteksi dini masalah, penyakit dan penyulit / komplikasi kehamilan

c. Penyiapan persalinan yang bersih dan aman

d. Perencanaan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan

jika terjadi penyulit / komplikasi

e. Penatalaksanaan kasus serta rujukan cepat dan tepat waktu bila

diperlukan melibatkan ibu hamil, suami dan keluarganya dalam

menjaga kesehatan dan gizi ibu hamil, menyiapkan persalinan dan

kesiagaan bila terjadi penyulit / komplikasi. Dalam melakukan

pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus memberikan

pelayanan yang berkualitas sesuai standar (10T) terdiri dari :

1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan

antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan

pertumbuhan janin. Penambahan berat badan yang kurang dari 9

kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap

bulannya menunjukan adanya gangguan pertumbuhan janin.

Pengukuran tinggi badan pada pertama kali kunjungan

dilakukan untuk menapis adanya faktor risiko pada ibu hamil.


26

Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm meningkatkan risiko

untuk terjadinya CPD (Cephalo Pelapic Disproportion).

2. Ukur Tekanan darah

Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan

antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan

darah) kurang dari 140/90 mmHg) pda kehamilan dan preeklamsia

(hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai: dan atau

proteinuria)

3. Nilai status Gizi (Ukur lingkar lengan atas/ LILA)

Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama oleh

tenaga kesehatan di trimester 1 untuk skrining ibu hamil berisiko

KEK. Kurang energi kronis disini maksudnya ibu hamil yang

mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa

bulan/ tahun) dimana LILA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan

KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR)

4. Ukur Tinggi fundus uteri

Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal

dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak

dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan

umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin.

Standar pengukuran menggunakan pita pengukuran setelah

kehamilan 24 minggu
27

5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II

dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini

dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Jika, pada trimester III

bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk

ke panggul berarti ada kelainan letak,panggul sempit atau ada

masalah lain. Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester 1 dan

selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang

dari 120 kali/ menit atau DJJ cepat lebih dari 160 kali/menit

menunjukkan adanya gawat janin

6. Skrining Status Imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus

Toksoid (TT) bila diperlukan

Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil

harus mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu

hamil diskrining status imunisasi TT-nya. Pemberian TT pada ibu

hamil disesuai dengan status imunisasi TT ibu saat ini. Ibu hamil

minimal meniliki status imunisasi T2 agar mendapatkan

perlindungan terhadap infeksi tetanus. Ibu hamil dengan status

imunisasi T5 (TT Long Live) tidak perlu diberikan imunisasiTT lagi.

7. Beri Tablet tambah darah (tablet besi)

Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus

mendapat tablet tambah darah (tablet zat besi) dan Asam Folat
28

minimal 90 tablet selama kehamilan yang diberikan sejak kontak

pertama.

8. Periksa laboratorium (rutin dan khusus)

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil

adalah pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus. Pemeriksaan

laboratorium rutin adalah pemeriksaan laboratorium yang harus

dilakukan pada setiap ibu hamil yaitu golongan darah, hemoglobin

darah, protein urine, dan pemeriksaan spesifik daerah

endemis/epidemi (malaria, IMS, HIV, dll). Sementara pemeriksaan

laboratorium khusus adalah pemeriksaan laboratorium lain yang

dilakukan atas indikasi pada ibu hamil yang melakukan kunjungan

antenatal.

Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal tersebut

meliputi :

a. Pemeriksaan golongan darah

Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya

untuk mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan juga

untuk mempersipakan calon pendonor darah yang sewaktu-

waktu diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.

b. Pemeriksaan kadar Hemoglobin darah (Hb)

Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan

minimal sekali pada trimester pertama dan sekali pada trimester


29

ketiga. Pemeriksaan ini ditunjukan untuk mengetahui ibu hamil

tersebut menderita anemia atau tidak selama kehamilannya

karena kondisi anemia dapat mempengaruhi proses tumbuh

kembang janin dalam kandungan. Pemeriksaan kadar

hemoglobin darah ibu hamil pada trimester kedua dilakukan

atas indikasi.

c. Pemeriksaan protein dalam urine

Pemeriksaan protein dalam urine pada ibu hamil dilakukan

pada trimester kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini

ditunjukkan untuk mengetahui adanya proteinuria pada ibu

hamil. Proteinuria merupakan salah satu indikator terjadinya

pre-eklampsia pada ibu hamil.

d. Pemeriksaan kadar gula darah

Ibu hamil yang dicurigai menderita diabetus melitus harus

dilakukan pemeriksaan gula darah selama kehamilannya

minimal sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester

kedua, dan sekali pada trimester ketiga.

e. Pemeriksaan darah Malaria

Semua ibu hamil didaerah endemis Malaria dilakukan

pemeriksaan darah Malaria dalam rangka skrining pada kontak

pertama. Ibu hamil disaerah non endemis Malaria dilakukan

pemeriksaan darah Malaria apabila ada indikasi.


30

f. Pemeriksaan tes Sifilis

Pemeriksaan tes sifilis dilakukan didaerah dengan risiko

tinggi dan ibu hamil yang diduga menderita sifilis. Pemeriksaan

sifilis sebaiknya dilakukan sedini mungkin pada kehamilan.

g. Pemeriksaan HIV

Didaerah epidemi HIV meluas dan terkonsentrasi, tenaga

kesehatan difasilitas pelayanan kesehatan wajib menawarkan

tes HIV kepada semua ibu hamil secara inklusif pada

pemeriksaan laboratorium rutin lainnya saat pemeriksaan

antenatal atau menjelang persalinan. Didaerah epidemi HIV

rendah, penawaran tes HIV oleh tenaga kesehatan

diprioritaskan pada ibu hamil dengan IMS dan TB secara inklusif

pada pemeriksaan laboratorium rutin lainnya saat pemeriksaan

antenatal atau menjelang persalinan.

Teknik penawaran ini disebut Provider Initiated Testing and

Councelling (PITC) atau Tes HIV atau Inisiatif Pemberi

Pelayanan Kesehatan dan Konseling (TIPK).

h. Pemeriksaan BTA

Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai

menderita tuberkulosis sebagai pencegahan agar infeksi


31

tuberkulosis tidak mempengaruhi kesehatan janin Selain

pemeriksaan tersebut diatas, apabila diperlukan dapat dilakukan

pemeriksaan penunjang lainnya difasilitas rujukan.

Mengingat kasus perdarah dan preeklampsi/ eklampsi

merupakan penyebab utama kematian ibu, maka diperlukan

pemeriksaan dengan menggunakan alat deteksi risiko ibu hamil

oleh bidan termasuk bidan desa meliputi alat pemeriksaan

laboratorium rutin (golongan darah, Hb), alat pemeriksaan

laboratorium khusus (gluko-protein urine) dan tes hamil.

9. Tatalaksana/penanganan kasus

Bedasarkan hasil pemeriksaan antenatal Diatas dan hasil

pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada

ibu hamil harus ditangani dengan sesuai standar dan kewenangan

bidan. Kasus kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai

dengan sistem rujukan.

10. Temu wicara (konseling)

Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan

antenatal meliputi:

a. Kesehatan ibu

setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan

kehamilanya secara rutin ketenaga kesehatan dan


32

menganjurkan ibu hamil agar beristirahat yang cukup selama

kehamilanya (sekitar 9-10 jam perhari) Dan tidak bekerja berat.

b. Perilaku hidup sehat dan bersih

Setiap ibu hamil dianjurkan menjaga kebersihan badan

selama kehamilan misalnya mencuci tangan sebelum makan,

mandi 2 kali sehari menggunakan sabun, menggosok gigi

setelah sarapan dan sebelum tidur.

c. peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan

persalinan.

Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari

keluarga terutama suami dalam kehamilanya. Suami, keluarga

atau masyarakat perlu menyiapkan biaya persalinan, kebutuhan

bayi, transportasi rujukan dan calon donor darah,. Hal ini

penting apabila terjadi komplikasi kehamilan, persalinan, dan

nifas agar serta dibawa kefasilitas kesehatan.

d. Tanda bahaya Pada kehamilan, persalinan dan nifas serta

kesiapan menghadapi komplikasi

Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenal tanda tanda

bahaya baik selama kehamilan, persalinan, dan nifas misalnya

perdarahan pada hamil muda maupun hamil tua, keluar cairan

berbau pada jalan lahir saat nifas, dsb. Mengenal tanda tanda
33

bahaya ini penting agar ibu hamil segera mencari pertolongan

ke tenaga kesehatan.

e. Asupan gizi seimbang

Selama hamil, ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan

makanan yang cukup dengan pola gizi yang seimbang karna hal

ini penting untuk proses tumbuh kembang janin dan derajat

kesehatan ibu. Misalnya ibu hamil disarankan minum tablet

tambah darah secara rutin untuk mencegah anemia pada

kehamilannya.

f. Gejala penyakit menular dan tidak menular.

Setiap ibu hamil harus tahu mengenai gejala-gejala

penyakit menular dan penyakit tidak menular karena dapat

mempengaruhi pada kesehatan ibu dan janinnya.

g. Penawaran untuk melakukan tes HIV dan Konseling di daerah

Epidemi meluas dan terkonsentrasi atau ibu hamil dengan IMS

dan TB di daerah epidemic rendah.

Setiap ibu hamil ditawarkan untuk melakukan tes HIV dan

segera diberikan informasi mengenai resiko penularan HIV dari

ibu ke janinnya. Apabila ibu hamil tersebut HIV positif maka

dilakukan konseling Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke

Anak (PPIA). Bagi ibu hamil yang negative diberikan penjelasan


34

untuk menjaga HIV negative selama hamil, menyusui dan

seterusnya.

h. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI eksklusif

Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI kepada

bayinya segera setelah bayi lahir karena ASI mengandung zat

kekebalan tubuh yang penting untuk kesehatan bayi. Pemberian

ASI dilanjutkan sampai beyi berusia 6 bulan.

i. KB paska persalinan

Ibu hamil diberikan pengarahan tentang pentingnya ikut

KB setelag persalinan untuk menjarangkan kehamilan dan agar

ibu punya waktu merawat kesehatan diri sendiri, anak, dan

keluarga.

j. Imunisasi

Setiap ibu hamil harus mempunyai status imunisasi (T)

yang masih memberikan perlindungan untuk mencegah ibu dan

bayi mengalami tetanus neonatorum.

Setiap ibu hamil minimal mempunyai status imunisasi T2

agar terlindungi terhadap infeksi tetanus.

k. Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Brain

bosster)

Untuk dapat meningkatkan intelegensia bayi yang akan

dilahirkan, ibu hamil dianjurkan untuk memberikan stimulus


35

auditori dan pemenuhan nutrisi pengungkit otak (brain booster)

secara bersamaan pada periode kehamilan.

4) Pelayanan Antenatal Terintegrasi

Pelayanan antenatal terintegrasi merupakan pelayanan kesehatan

komprehensif dan berkualitas yang dilakukan melalui :

a. Deteksi dini masalah, penyakit dan penyulit/komplikasi kehamilan

Menanyakan tanda-tanda penting yang terkait dengan masalah

kehamilan dan penyakit yang kemungkinan diderita ibu hamil:

1) Muntah berlebihan

Rasa mual dan muntah biasa muncul pada kehamilan muda

terutama pada pagi hari namun kondisi ini biasanya hiang setelah

kehamilan berumur 3 bulan, keadaan ini tidak perlu di khawatirkan,

kecualikalomemang cukup berat, hingga tidak dapat makan dan

berat badan menuurun terus.

2) Pusing

Pusing biasa muncul pada kehamiln muda, apabila pusing sampai

mengganggu aktivitas sehari-hari maka erlu diwaspadai.

3) Sakit kepala

Sakit kepala yang hebat atauyang menetap timbul pada ibu hamil

mungkin dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin.

4) Perdarahan
36

Perdarahan waktu hamil, walaupun hanya sedikit sudah

merupakan tanda bahaya sehingga ibu hamil harus waspada.

5) Sakit perut hebat

Sakit perut yang hebat dapat membahayakan kesehatan ibu dan

janinnya.

6) Demam

Demam tinggi lebih dari 2 hari atau keluarnya cairan berlebihan

dari liang rahim dan kadang – kadang berbau merupakan salah

satu tanda bahaya kehamilan.

7) Batuk lama

Batuk lama lebih dari 2 minggu, perlu ada pemeriksaan lanjut dan

perlu dicurigai ibu hamil menderita TB.

8) Berdebar-debar

Jantung berdebar-debar pada ibu hamil merupakan salah satu

masalah pada kehamilan yang harus diwaspadai.

9) Cepat lelah

Dalam dua atau tiga bulan pertaa kehamilan, biasanya timbul rasa

lelah, mengantuk yang berlebihan dan pusing, yang biasanya

terjadi pada sore hari, kemungkinan ibu menderita kurang darah.

10) Sesak nafas atau sukar bernafas


37

Pada akhir bulan ke delapn ibu hamil sering merasa sedikit sesak

bila bernafas karena bayi menekan paru-paru ibu. Namun apabila

hal ini terjadi berlebihan maka perlu diwaspadai.

11) Keputihan yang berbau

Keputihan yang berbau merupakan salah satu tanda bahaya pada

ibu hamil.

12) Gerakan janin

Gerakan bayi mulai dirasakan ibu pada kehamilan akhir buan

keempat, apabila gerakan janin belum muncul pada usia

kehamilan ini. Gerakan yang semakin berkurang atau tidak ada

gerakan maka ibu hamil harus waspada.

13) Perilaku berubah selama hamil, seperti gaduh gelisah, menarik

diri, bicara sendiri, tidakmandi, dsb.

14) Riwayat kekerasan terhadap perempuan (ktp) selm kehamilan

informasi mengenai kekerasan terhadap perempuan terutama ibu

hamil seringkali sulit untuk digali. Korban kekerasan selalu mau

berterus terang pada kunjungan pertama, yang mungkin di

sebabkan oleh rasa takut atau belum mampu mengemukakan

masalahnya kepada orang lain, termasuk petugas kesehatan.

Dalam keadaan ini, petugas kesehatan diharapkan dapat

mengenali korban dan memberikan dukungan agar mau membu

diri.
38

b. Pemberian pelayanan dan koseling kesehatan termasuk:

1) Pola makan ibu selama hamil yang meliputi jumlah, frekuensi dan

kualitas asupan makanan terkait dengan kandungan gizinya.

2) Inisiasi menyusu dini dan asi eklusif selama 6bulan

3) Perawatan tali pusat

4) Penggunaan alat kontrasepsi

5) Status imunisasi tetanus ibu hamil

6) Jumlah tablet tamah darah (tablet fe) yang dikonsumsi ibu hamil

7) Obat – obat yang diikonsumsi seperti : antihipertensi, diuretika,

antivomitus, antipiretika, antibiotic, obat TB dsb.

8) Didaerah endemis malaria, tanyakan gejala malaria dan riwayat

pemakaian obat malaria

9) Diderah resiko tinggi IMS tanyakan gejala IMS dan riwayat

penyakit pada pasangannya. Informasi ini penting untuk langkah-

langkah penanggulangan penyakit menulr seksual

c. persiapan persalinan yang bersih dan aman

menanyakan kesiapan menghdapi persalinan dan menyikapi

kemungkinan terjadinya komplikasi dalam kehamilan, antara lain :

1) Siapa yang akan menolong persalinan?

2) Dimana akan bersalin?

(ibu hamil dapat bersalin di poskesdes, puskesmas atau di rumah

sakit).
39

3) Siapa yang mendampingi ibu saat bersalin?

(sebaiknya ibu ditunggu oleh keluarga terdekat : suami, ibu,

kakak perempuan, kader, dll.)

4) Jelaskan tanda tanda persalinan dan tanda tanda bahaya

persalinan.

5) Apakah sudah disiapkan biaya untuk persalinan?

Suami diharapkan dapat menyiapkan dana untuk persalinan

ibu. Biaya persalinan ini dapat pula berupa tabulin (tabungan ibu

bersalin) atau dasilin (dana sosial ibu bersalin) yang dapat

dipergunakan untuk membantu pembiayaan mulai antenatal,

persalinan dan kegawatdaruratan.

d. Kegawat-daruratan dan rujukan

1) deteksi dini masalah: ibu hamil, suami dan keluarga mengenal

tanda tanda bahaya.

2) Pengambilan keputusan dalam keluarga siapa yang sangat

berperan untuk mengatisipasi dan peraiapan dini dalam

melakukan rujukan jika terjadi penyulit/komplikasi.

3) Siapa yang akan menjadi pendonor darah apabila terjadi

perdarahan?

Suami, keluarga dan masyarakat menyiapkan calon donor darah

minimal 3 orang yang sewaktu waktu dapat menyumbangkan

darahnya untuk keselamatan ibu melahirkan.


40

4) Transportasi apa yang akan digunakan jika suatu saat harus

dirujuk

Alat transportasi bisa berasal dari masyarakat sesuai dengan

kesepakatan bersama yang dapat dipergunakan untuk mengantar

calon ibu bersalin ke tempat persalinan termasuk tempat rujukan.

Alat transportadi tersebut dapat mobil, ojek, becak, sepeda,

tandu, perahu, dll.

Integrasi pelayanan ANC dengan beberapa program antara lain:

1. Maternal Neonatal Tetanus Elimination (MNTE)

Pada kunjungan pertama ANC dilakukan scrining status imunisasi

TT ibu hamil, apabila diperlukan, diberikan imunisasi pada saat

pelayanan antenatal.

Tujuan:

a. Untuk mencegah terjadinya tetanus pada bayi baru lahir

b. Melengkapi status imunisasi TT

2. Pencegahan Malaria Dalam Kehamilan (PMDK)

Untuk daerah endemis malaria, pada kunjungan 1 ANC semua ibu

hamil dilakukan :

a. Pemberian Kelambu berinsektisida

b. Skrining darah malaria (RDT/mikroskopis)

c. Pemberian terapi pada ibu hamil positif malaria

3. Pencegahan Penularan HIV dari ibu ke bayi (PPIA)


41

Berdasarkan Surat Edaran Menteri Kesehatan

No.GK/MENKES/001/2013, tentang Layanan Pencegahan Penularan

HIV dari Ibu ke Anak (PPIA), maka disepakati 4 prong dalam Program

PPIA :

a. Mencegah terjadinya penularan HIV pada perempuan usia

reproduksi

b. Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada ibu dengan HIV

c. Mencegah terjadinya penularan HIV dari ibu hamil dengan HIV ke

bayi yang dikandungnya

d. Memberikan dukungan psikologis, sosial dan perawatan kepada

ibu dengan HIV beserta bayi & keluarganya

Pada daerah epidemic meluas dan terkonsentrasi: tes HIV dan

sifilis dilakukan untuk semua ibu hamil bersamaan dengan pem rutin

lainnya pada layanan antenatal terpadu, di setiap kunjungan, mulai

K1 hingga menjelang persalinan. Sedangkan pada daerah epidemic

rendah: tes HIV dan sifilis dilakukan untuk ibu hamil dengan indikasi

adanya perilaku beresiko, keluhan/gejala IMS atau infeksi oportunistik

(khususnya TBC), bersama pem rutin lainnya pada layanan antenatal

terpadu, di setiap kunjungan mulai K1 hingga menjelang persalinan.

Terapi antiretroviral/ART/HAART (highly active antiretroviral

therapy) dalam PPIA adalah penggunaan obat antitertroviral jangka


42

panjang untuk mengobati perempuan hail HIV positif, mencegah

penularan HIV dari ibu ke anak/MTCT dan diberikan seumur hidup

Manfaat Terapi ARV dalam program PPIA serupa dengan terapi

ARV untuk pasien HIV pada umumnya yaitu :

1. Memperbaiki status kesehatan dan kualitas hidup

2. Menurunkan rawat inap akibat HIV

3. Menurunkan kematian terkait AIDS

4. Menurunkan angka penularan HIV dari ibu ke anak

Pemberian ARV Selama Kehamilan, Persalinan dan Setelah

Melahirkan mengikuti sejumlah prinsip sebagai berikut :

1. Protokol pemberian ARV mengikuti Pedoman Terapi ARV 2011.

2. Untuk PPIA, kehamilan adalah indikasi pemberian ARV. tanpa

melihat nilai CD4.

3. Jika perempuan HIV positif sudah menerima ARV maka

pemberiannya diteruskan untuk seumur hidup.

4. Perempuan HIV positif dewasa yang sudah mendapatkan ARV,

saat hamil : teruskan ARV dengan rejimen yang sama. Hindari

penggunaan Evafiren pada trimester 1.

5. Perempuan HIV positif yang diketahui statusnya pad saat

kehamilannya, maka jika terdiagnostik pada umur kehamilan

kurang dari 14 minggu, dan belum ada indikasi pemberian ARV

maka tunda pemberian ARV hingga usia kehamilan 14 minggu.


43

Jika terdiagnostik HIV pada usia kehamilan lebih dari 14 minggu,

maka langsung diberikan ARV

Tujuan terapi ARV pada perempuan hamil :

1. Memperbaiki kualitas hidup

2. Mencegah infeksi oportunistik

3. Mencegah progesifitas penyakit

4. Mengurangi transmisi dari ibu ke bayi dan kepada orang lain

Rekomendasi WHO : ART pada ibu hamil


Recommendations
Start one of the following regimens in ART-naïve individuals elgibie for
treatment.
 AZT + sTO + EFV
 AZT + sto + NVP
 TDF + Sto (or FTC) + EFV
 TDF + Sto (or FTC) + NVP
(Strong recommendation, moderate quality of evidence)
World Health Organization 2010

Rekomendasi untuk Memulai Terapi ARV pada perempuan hamil

menurut stadium klinis dan ketersediaan penanda imunologis (menurut

WHO 2006)

Table 9. criteria for ART initiation in apecific populations

Target population Clinical condition Recommendation


Asymtomatomatic WHO Clinical stage 1 Start ART II CD4 ≤350
individuals (including
pregnant women)
Symplomatic WHO Clinical Stage 2 Start ART II CD4 ≤350
individuals (including
pregnant women) WHO Clinical Stage 3 Start ART Irrespective
Or 4 Of CD4 Cell Count
TB And Hepatitis B Active TB Diases Start ART Irrespective
44

Coinfections Of CD4 Cell Count


HBVInfection Start ART Irrespective
Requiring Treatment Of CD4 Cell Count
World Health Organization 2010
Perempuan mengalami kadar hitung CD4 yang lebih rendah saat

kehamilan. Dibandingkan setelah melahirkan/nifas, sebagian dikarenakan

hemodilusi terkait kehamilan. Hal ini mempengaruhi penggunaan ambang

batas 350 pada perempuan hamil, khususnya pada stadium klinis 1 atau

2, belum diketahui.

Jenis-Jenis Antiretroviral Yang Tersedia Di Indonesia

Golongan Nama Singkatan Nama Sediaan


Generik Dagang

Nucleoside Zidovudin AZT, ZDV Retrovir, Kapsul/tabl


Reverse Zidovex, et
Transcriptas Reviral
e Inhibitor 300mg;kap
(NRTI) sul 100 mg

Lamivudin 3TC Epivir, Tablet 150


Lamivox, mg;
Hiviral Larutan 10
mg/Ml;
Tablet 150
mg

Stavudin d4T Zerit, Kapsul 30


Stavex mg, 40 mg

Didanosin ddI Videx Tablet


kunyah:
100 mg

Non Nevirapin NVP Viramune, Tablet 200


45

Nucleoside Nevirex mg

Golongan Nama Singkatan Nama Sediaan


Generik Dagang

Reverse Efavirens EFV Stocrin, Tablet


Transcriptase Efavir 600 mg
Inhibitor
(NNRTI)

Protease Nelfinavir NVF Viracept, Tablet


Inhibitor (PI) Nelvex 250 mg

Lopinavir/rito LPV/r Alluvia, Tablet


navir Kaletra 200 mg
lopinavir/
50 mg
ritonavir

Saquinavir SQV Tablet


200 mg,
500 mg

Koformulasi AZT dan 3TC Combivir AZT 300


, mg +
Zidovex- 3TC 150
L, mg
Duviral

AZT, 3TC Zidovex- AZT 300


dan NVP LN mg +
3TC 150
mg+ NVP
Triviral 200 mg
AZT 300
mg +
3TC 150
mg+NVP
200 mg
46

a. Beberapa sifat farmakologi ARV:

1. Zivovudin (AZT, ZDV)

a) Cepat diserap sepenuhnya dengan diminum

b) Dampak zidovudin pada prenatal dan neonatal masih batas kewajaran

c) Terjadi anemia ringan, namun biasanya sembuh ketika pengobatan

selesai

d) Dapat diminum dengan atau tanpa makan terlebih dahulu

b. Nevirapine (NVP)

1. Cepat diserap sepenuhnya dengan diminum dan dapat melewati

sawar plasenta dengan cepat

2. Parauh umur yang panjang yang menguntungkan sang bayi

3. Dapat diminum dengan atau tanpa makan terlebih dahulu

c. Lamivudine (3TC)

1. Cepat diserap sepenuhnya dengan diminum

2. Dapat diminum dengan obat lainnya yang mengobati gejala yang mirip

dengan HIV

3. Dapat diminum dengan atau tanpa makanan terlebih dahulu

d. Keamanan obat ARV untuk ibu hamil dan bayinya

1. Obat antiretroviral memiliki efek samping yang dapat mengganggu dan

menimbulkan

2. Gejala pada pasien. Efek samping ini dapat membuat kepatuhan

berobat (adherens)
47

3. Menurunkan dan menyebabkan tujuan pengobatan tidak tercapai obat

ARV juga memiliki

4. Potensi toksisitas dan terotogenik terhadap janin dan ibunya namun

dari rejimen yang

5. Dipilih telah diteliti memiliki efek samping minimal atau tidak ada sama

sekali. Obat

6. ARV dapat digunakan selama kehamilan: sebagai terapi kombinasi

yang poten untuk ibu hamil dan mencegah infeksi HIV

e. Toksisitas dan kontra-indikasi Rajimen Antiretroviral (ARV)

1. Efek samping tersering dari AZT, AZT dan 3TC: mual, sakit kepala,

myalgia, insomnia dan biasanya berkurang jika tetap diberikan

2. Kontra indikasi AZT, AZT dan 3TC: alergi obat, kadar hemoglobin di

bawah 7 g/dL, netropenia (<750 sel/mm3), disfungsi hepar atau ginjal

yang berat

3. Efek toksik pada ibu hamil jarang namun berbahaya: asidosis laktat,

hepatic steatosis, pankreatitis, toksistas miktondria lain.

4. Toksisitas jangka pendek pada bayi (AZT) yang penting: anemia

(makin lama pajanan makin berat anemia dan reversibel)

5. Efek samping terbesar dari NVP: hepatotoksik dan ruam kulit

(jarang). Jumlah CD4 > 250; risiko untuk hepatotoksik adalah 10 kali

daripada CD4 yang rendah.


48

6. Kontra indikasi NVP: alergi terhadap NVP atau derivate

benzodiazepine (dilihat kembali)

7. Pada janin: jika pajanan lama dapat menyebabkan toksisitas

hermatologi termasuk netropeni, hepatoksik, ruam kulit

8. Efavirens dikontraindikasikan pada usia kehamilan trimester I, namun

dapat diberikan pada trimester II dan III, bila tidak mungkin

memberikan nevirapin.

Pemberian obat antiretroviral perlu mengikuti prinsip sebagai berikut

untuk menjamin keberhasilan terapi :

1. Dibawah pengawasan dokter

2. Jelaskan efek samping yang dapat terjadi

3. Pada masa nifas, ARV dilanjutkan untuk meningkatkan kualitas hidup

ibu

4. Sebaiknya ada pendamping minum ARV, karena tingkat kepatuhan

sangat

5. Menentukan efektivitas hasil penggunaan ARV

Memulai terapi ARV perlu mempertimbangkan hal-hal berikut :


No. Situasi Klinis Rekomendasi Pengobatan
(Rejimen untuk Ibu)
1. ODHA dengan indikasi  AZT + 3TC + NVP
ART dan kemungkinan  TDF + 3TC(or FTC) + NVP
hamil atau sedang hamil Hindari EFV pada trimester
pertama
 AZT + 3TC + EVF
 TDF + 3TC(or FTC) + EVF
2. ODHA sendang  Lanjutkan rejimen (ganti
49

menggunakan ART dan dengan NVP atau golongan PI


kemudian hamil jika sedang menggunakan EFV
pada trimester I)
 Lanjutkan dengan ARV yang
sama selama
3. ODHA hamil dan belum ARV mulai pada minguu ke 14
ada indikasi ART kehamilan
Rejimen sesuai dengan
rekomendasi
4. ODHA hamil dengan ARV mulai 14 minggu
indikasi ART, tetapi belum  Rejimen sesuai dengan
menggunakan ARV rekomndasi WHO
5. ODHA hamil dengan OAT yang sesuai tetap diberikan
tuberculosis aktif Rejimen untuk ibu
Bila pengobatan mulai trimester II
dan III :
 AZT (d4T) + 3TC + EFV

1. Bahwa untuk mencatat dan memantau kesehatan ibu dan anak

diperlukan buku kesehatan ibu dan anak ( KIA).

2. Bahwa buku KIA merupakan alat untuk mendeteksi secara dini adanya

gangguan atau masalah kesehatan ibu dan anak. Alat komunikasi dan

penyuluhan dengan informasi yang penting bagi ibu, keluarga dan

masyarakat mengenai pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk

rujukanya dan paket atau standar pelayanan KIA, gizi, imunisasi, dan

tumbuh kembang balita.

3. Bahwa sehubungan dengan huruf a, b, dan c diatas perlu ditetapkan

buku kesehatan ibu dan anak dengan keputusan mentri kesehatan

Buku KIA merupakan gabungan kartu kartu kesehatan ibu dan

anak dimulai dari KMS, ibu hamil, KMS balita, kartu keluarga
50

berencana, kartu perkembangan anak, dll. Buku KIA digunakan juga

sebagai alat untuk melakukan penyuluhan dan komunikasi yang efektif

kepada masyarakat, serta mudah digunakan.

Pada umumnya buku KIA berisi :

1. Meliputi informasi ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan dilengkapi

catatan pelayanan kesehatan ibu, riwayat ibu bersalin, rujukan serta

keterangan lahir.

2. Kesehatan anak, meliputi informasi kesehatan anak, imunisasi,

perawatan balita dan KMS anak, cara merangsang perkembangan

anak, dll, serta dilampiri catatan pelayanan kesehatan anak.

Dengan buku KIA pemeriksaan dapat dilakukan dimana saja, mulai

dari posyandu, poskesdes, pustu, puskesmas, rumah sakit dan klinik klinik

swasta sesuai dengan registrasi kohord ibu hamil. Tugas kita sebagai

tenaga kesehatan memberikan buku KIA kepada setiap ibu hamil atau

setiap anak. Dan ingatkan untuk membacanya serta meminta pada ibu

hamil untuk selalu membawa buku KIA kemana saja setiap pergi

kepelayanan kesehatan.

Manfaat buku KIA yaitu :

1. Sebagai alat untuk meningkatkan kwalitas pelayanan KIA yang terdiri

dari :

a) Standar pelayanan oleh petugas.

b) Hak ibu dan anak menerima pelayanan sesuai standar.


51

c) Kerja sama petugas dan masyarakat untuk mewujudkan

pelayanan KIA yang berkualitas.

2. Sebagai alat untuk meningkatkan surveilan, monitoring dan sistem

informasi:

Catatan kesehatan berguna dalam pelayanan KIA walaupun diberikan

oleh petugas kesehatan yang berbeda.

3. Buku KIA bermanfaat untuk :

a) mengurangi keterlambatan pengendalian resiko tinggi

b) mengurangi dampak infeksi

c) kepatuhan terhadap standar pelayanan kebidanan

d) mengurangi 3 keterlambatan dalam rujukan kerumah sakit.

h. Buku KIA berisi tentang :

a) Ibu Hamil

1. Periksa kehamilan

Segera ke dokter atau ke bidan jika terlambat datang bulan, periksa

kehamilan paling sedikit 4 kali selama kehamilan.

a. 1 kali pada usia kandungan sebelum 3 bulan

b. 1 kali pada usia kandungan 4-6 bulan

c. 2 kali pada usia kandungan 7-9 bulan

Pastikan ibu hamil mendapatkan pelayanan pemeriksaan kehamilan (10T)

2. Ikuti Kelas Ibu Hamil


52

Dikelas ibu hamil, ibu mendapatkan informasi dan saling bertukar

informasi mengenai kehamilan, persalinan, nifas dan perawatan bayi baru

lahir. Ikuti kelas ibu hamil paling sedikit 4 kali pertemuan sebaiknya 1 kali

pertemuan dihadiri suami/keluarga.

3. Perawatan sehri-hari

a. Makan beragam makanan secara proposional dengan pola gizi

seimbang yang lebih banyak daripada sebelum hamil

b. Istirahat yang cukup

c. Menjaga kebersihan diri

d. Boleh melakukan hubungan suami istri selama hamil

e. Aktifitas fisik

4. Aktivitas yang harus dihindari ibu selama hamil

a. Merokok/terpapar asam rokok

b. Kerja berat

c. Minum-minuman bersoda, beralkohol dan jamu

d. Tidur terlentang >10 menit pada masa kehamilan tua

e. Ibu hamil minum obat tanpa resep dokter

f. Stress berlebihan

5. Persiapan melahirkan (Bersalin)

Tanda bahaya pada kehamilan

Masalah lain pada kehamilan

a. Demam, menggigil dan berkeringat.


53

b. Terasa sakit pada saat kencing atau keluar keputihan atau gatal gatal

didaerah kemaluan.

c. Batuk lama (lebih dari 2 minggu).

d. Jantung berdebar debar atau nyeri di dada.

e. Diare berulang.

f. Sulit tidur dan cemas berlebihan.

b) Ibu bersalin

1. Tanda awal persalinan.

2. Proses melahirkan.

3. Tanda bahaya pada persalinan:

a. Perdarahan lewat jalan lahir.

b. Tali pusar atau tangan bayi keluar dari jalan lahir.

c. Ibu mengalami kejang.

d. Ibu tidak kuat mengejan.

e. Air ketuban keruh dan berbau.

f. Ibu gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat.

Jika muncul salah satu tanda diatas, segera rujuk ibu kerumah sakit.

c) Ibu nifas

Pelayanan kesehatan ibu nifas oleh bidan dan dokter dilaksanakan minimal 3

kali yaitu:

a. Pertama : 6 jam - 3 hari setelah melahirkan

b. Kedua : hari ke4 - 28 hari setelah melahirkan


54

c. Ketiga : hari ke 29 - 42 hari setelah melahirkan

Hal hal yang harus dihindari oleh ibu bersalin dan selama nifas

Cara menyusui bayi

Cara memerah dan menyimpan ASI

Tanda bahaya pada ibu nifas :

a. Perdarahan lewat jalan lahir

b. Keluar cairan berbau dari jalan lahir

c. Bengkak diwajah, tangan dan kaki, atau sakit kepala dan kejang kejang

d. Demam lebih dari 2 hari

e. Payudara bengkak, merah disertai rasa sakit

f. Ibu terlihat sedih, murung dan menangis tanpa sebab (depresi).

a) keluarga berenana, Mengapa perlu ikut ber-KB, Metode kontrasepsi

jangka panjang, dan Metode kontrasepsi jangka pendek

b) catatan kesehatan ibu hamil

c) catatan kesehatan ibu bersalin, ibu nifas, dan bayi baru lahir

d) catatan ibu nifas

e) format keterangan lahir

f) Cuci tangan pakai sabun

g) bayi baru lahir/neonatus (0-28 hari)

1) tanda bayi baru lahir sehat

2) pelayanan esensial pada BBL sehat dokter/bidan/perawat

3) perawatan bayi baru lahir


55

4) pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir (kunjungan neonatal)

5) tanda bahaya pada bayi baru lahir

a. catatan kesehatan bayi baru lahir

b. catatan imunisasi anak

c. anak usia 29 hari – 6 tahun

untuk meningkatkan pengetahuan orangtua mengenai kesehatan dan

pola asuhan anak, ikuti kelas ibu balita dan bina keluarga balita. Ajak

anak ke POS PAUD supayah anak menjadi mandiri bersosialisasi, dan

berkembang kemampuannya.

d. Pemenuhan kebutuhan gizi dan perkembangan anak

e. KMS balita laki-laki dan perempuan

f. Format hasil pemeriksaan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh

Kembang (SDIDTK)

g. Grafik lingkaran kepala perempuan dan laki-laki

h. Catatan kesehatan anak

5) Perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (p4k)

Rendahnya akses pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang

berkualitas adalah salah satu faktor yang sangat mempengaruhi

terjadinya kematian ibu maupun bayi. Namun dengan buku KIA dan

stiker P4K (Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi)

diharapkan akan tercipta banyak tenaga kesehatan yang terampil dalam

bidang klinik dan komunikasi. Tenaga kesehatan yang terampil tentu


56

akan dapat membantu ibu dan suami termasuk keluarganya agar

mampu membuat perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi

sehingga ibu dan bayi selamat

a. Pengertian P4K

P4K dengan stiker adalah kepanjangan dari program perencanaan

persalinan dan pencegahan komplikasi, yang merupakan suatu kegiatan

yang difasilitasi oleh bidan didesa dalam rangka peningkatan peran aktif

Suami, keluarga, dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang

aman dan persiapan mengahadapi komplikasi bagi ibu hamil, termasuk

perencanaan penggunakan KB pasca persalinan dengan menggunakan

stiker sebagai media notifikasi sasaran dalam rangka meningkatkan

cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir.

b. Tujuan umum

Meningkatkan cakupan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan

bayi baru lahir melalui peningkatan peran aktif keluarga dan

masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan

persiapan menghadapi komplikasi dan tanda bahaya kebidanan bagi

ibu sehingga melahirkan bayi yang sehat.

c. Tujuan khusus

a) Terdatanya status ibu hamil dan terpasangnya stiker p4k disetiap

rumah ibu hamil yang memuat informasi tentang:

1) Lokasi tempat tinggal ibu hamil


57

2) Identidas ibu hamil

3) Taksiran persalinan

4) Penolong persalinan, pendamping persalinan dan fasilitas tempat

persalinan

5) Calon donor darah, transportasi yang akan digunakan serta

pembiayaan

b) Adanya perencanaan persalinan, termasuk pemakaian metode KB

pasca persalinan yang sesuai dan disepakati ibu hamil, suami,

keluarga dan bidan.

c) Terlaksananya pengambilan keputusan yang cepat dan tepat bila

terjadi komplikasi selama kehamilan, persalinan, dan nifas.

d) Meningkatnya keterlibatan tokoh masyarakatbaik formal maupun

non formal, dukun/pendamping persalinan dan pencegahan

komplikasi dengan stiker, dan KB pasca salin sesuai dengan

peranya masing masing.

d. Manfaat

a) Mempercepat berfungsinya desa siaga

b) Meningkatnya cakupan pelayanan ANC sesuai standar

c) Meningkatnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terampil

d) Meningkatkan kemitraan kemitraan bidan dan dukun

e) Tertanganinya kejadian komplikasi secara dini

f) Meningkatnya peserta KB pasca persalinan


58

g) Terpantaunya kesakitan dan kematian ibu dan bayi

e. Indikator program

a) Persentase desa melaksanakan P4K dengan stiker

b) Persentase ibu hamil mendapat stiker

c) Persentase ibu hamil berstiker mendapat pelayanan standar

d) Persentase ibu hamil berstiker bersalin di tenaga kesehatan

e) Persentase ibu hamil berstiker, bersalin, dan nifas berstiker nifas

f) Persentase ibu bersalin di nakes mendapat pelayanan nifas

f. Output/luaran P4K

Output yang diharapkan adalah sebagai berikut

a) Semua ibu hamil terdapat dan rumahnya tertempel stiker P4K

b) Bidan memberikan pelayanan antenatal sesuai dengan standar

c) Ibu hamil dan keluarganya mempunyai rencana persalinan

termasuk yang dibutuhkan bersama dengan penolong persalinan

d) Bidan menolong persalinan sesuai standar

e) Bidan memberikan playanan nifas sesuai standar

f) Keluarga menyiapkan biyaya persalinan, kebersihan dan

kesehatan lingkungan (sosial-budaya)

g) Adanya keterlibatan masyarakat baik formal maupun non formal

rencana persalinan termasuk KB pasca persalinan sesuai dengan

perannya masing-masing

h) Ibu mendapat pelayanan kontrasepsi pasca persalinan


59

i) Adanya kerja sama yang baik

g. Komponen P4K

Fasilitas aktif oleh bidan :Pencatatan ibu hamil, dasolin / tabulin, donor

darah, trasport / ambulan desa, suami / keluarga menemani ibu pada

saat bersalin, IMD, kunjungan nifas dan Kunjungan rumah

h. Tahap kegiatan

Orientasi p4k, Sosialisasi, Operasionalisasi p4k ditingkat desa,

Rekapitulasi pelaporan dan Forum komunikasi

i. Peran bidan dalam p4k

Masa kehamilan

a. Melakukan pemeriksaan ibu hamil sesuai standar minimal 4 kali selama

hamil

b. Melakukan penyuluhan dan konseling pada ibu hamil dan keluarga

c. Melakukan kunjungan rumah

d. Melakukan rujukan apabila diperlukan

e. Melakukan pencatatan pada kartu ibu, kohort ibu, kartu KIA

f. Membuat laporan PWS-KIA

g. Memberdayakan unsur unsur masyarakat termasuk suami, keluarga dan

kader untuk terlibat aktif dalam p4k

Masa persalinan

Memberikan pertolongan persalinan sesuai standar

A. Mempersiapkan sarana prasarana persalinan aman termasuk pencegahan


60

infeksi

b. Memantau kemajuan persalinan sesuai dengan patograf

c. Melakukan asuhan persalinan normal sesuai standar

d. Melakukan menejemen aktif kala 3 (MAG III)

e. Melaksanakan inisiasi menyusui dini (IMD)

f. melakukan perawatan bayi baru lahir

g. Melakukan tindakan PPGDON apabila mengalami komplikasi

h. Melakukan rujukan bila diperlukan

i. Melakukan pencatatan persalinan pada kartu ibu, kartu bayi, kohort ibu dan

bayi, register persalinan, buku KIA

j. Membuat pelaporan PWS-KIA dan AMP

Masa Nifas

Memberikan pelayanan nifas sesuai dengan standar

a. Melakukan kunjungan nifas(KF 1, KF2, KF Lengkap), (KN1,KN2,KN3)

b. Melakukan penyuluhan dan konseling pada ibu, keluarga dan masyarakat

c. Melakukan rujukan apabila dibutuhkan

d. Melakukan penvatatn pada kohort bayi dan buku KIA

e. Membuat laporan PWS-KIA dan AMP

6) Kebijakan Program

Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama

kehamilan.

a) Satu kali pada trimester pertama


61

b) Satu kali pada trimester kedua

c) Dua kali pada trimester ketiga (Maternal dan Neonatal 2009)

7) Kebijakan teknis

Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-

komponen sebagai berikut :

a) Mengupayakan kehamilan yang sehat.

b) Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal

serta rujukan bila diperlukan.

c) Persiapan persalinan yang bersih dan aman.

d) Perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan

jika terjadi komlpikasi. Maternal dan Neonatal 2009

8) Asuhan kehamilan kunjungan awal

Kunjungan pertama harus seawal mungkin meliputi :

a) Anamnesis

Tanyakan data rutin : umur, hamil keberapa, kapan menstruasi,

bagaimana riwayat menstruasi ynag dulu dan lain-lain.

(1) Riwayat persalinan yang lalu

(2) Jenis persalinannya, anak hidup atau mati, berapa berat

badannya, siapa yang menolong, adakah penyakit selama

kehamilan, lahirnya cukup bulan atau tidak, dan sebagainya.


62

(3) Riwayat penyakit dulu, terutama diabetes, hipertensi, penyakit

jantung, penyakit ginjal, riwayat operasi (abdominal, panggul) dan

sebagainya.

(4) Problem-problem yang timbul dalam kehamilan ini, seperti rasa

sakit,perdarahan, mual atau muntah yang berlebihan, dan

sebagainya.(Kusmiyati dkk, 2010)

b) Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan darah (HB) kadar HB normal selama kehamilan yaitu

lebih dari 10 gr %. Pemeriksan dilakukan minimal dua kali selama

kehamilan, yaitu pada trimester 1 dan trimester III. 11 gr% tidak anemia,

9-10 gr% anemia ringan, 7-8 gr%, anemia sedang< 7 gr%, anemia berat

(Manuaba, 2010)

Pemeriksaan protein urine pada ibu hamil dilakukan pada trimester II

dan III menurut (Kusmiyati dkk, 2008).Hasil pemeriksaan standar

kekeruhan Glukosa urine adalah sebagai berikt: negative warna biru /

hijau keruh, positif 1 (+) larutan keruh dan hijau agak kuning, positif 2

(++) kuning kehijauan dengan endapan kuning, positif (+++) kuning

kemerahan dengan endapan kuning merah positif 4 (++++) merah

jingga sampai merah bata. (Wirawan dkk, 2012)

9) Kunjungan ulang

Setiap kali kunjunan antental yang dilakukan setelah kunjungan

antenatal pertama sampai memasuki persalinan (Varney : 1997)


63

a) Tujuan

Pendeteksian komplikasi – komplikasi, Mempersiapakan kelahiran dan

kegawatdaruaratan, Pemeriksaan fisik yang terfokus, Mengevaluasi

penemuan masalah dan Meninjau data kunjungan pertama

b) Pemerikasaan pada kunjungan ulang

Riwayat dasar kunjungan ulang dibuat untuk mendeteksi tiap gejala atau

indikasi keluhan atau ketidak nyamanan yang mungkin dialami ibu hamil

sejak kunjungan terakhirnya. Ibu hamil ditanya tentang hal

berikut:Gerakan janin dan Setiap masalah atau tanda – tanda bahaya

kehamian.

10) Keluhan – keluhan yang lazim dalam kehamilan :Mual dan muntah,

Sakit punggung, Kram kaki, KonstipasiDan lain – lain

11) Kekhawatiran lainnya :

a) Cemas menghadapi persalinan

b) Rasa khawatir dan kondisi kandungan atau janinnya.

12) Pemeriksaan fisik

Pada tiap kunjungan ulang antenatal pemeriksaan fisik berikut dilakukan

untuk mendeteksi tiap tanda – tanda keluhan ibu dan evaluasi keadaan

janin. (Kusmiyati, 2009).

13) Pemberian vitamin zat besi

Dimulai dengan memberikan satu tablet sehari sesegera mungkin

setelah rasa mual hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4 mg (zat besi
64

60 mg) dan asam folat 500 mg minimal masing-masing 90 tablet. Tablet

besi sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi, karena akan

mengganggu penyerapan. (Kusmiyati dkk, 2010).

14) Jadwal pemberian imunisasi tetanus toxoid


Lama
%
Antigen Interval perlindunga
perlindungan
n

TT 1 Pada kunjungan
- -
antenatal pertama

TT 2 4 Minggu setelah TT 1 3 tahun 80

TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun 95

TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 99

TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 tahun 99

( Kusmiyati dkk,2010 )
15) Tahap Pemeriksaan Leopold

a) Leopold I

Kedua telapak tangan pada fundus uteri untuk menentukan tinggi

fundus uteri, sehingga perkiraan umur kehamilan dapat disesuaikan

dengan tanggal haid terakhir.

Bagian apa yang terletak di fundus uteri, pada letak membujur,

sungsang, kepala bulat keras melintang pada goyangan, pada letak

kepala akan teraba bokong pada fundus: tidak keras, tidak melenting
65

dan tidak bulat pada letak lintang, fundus uteri tidak diisi oleh bagian-

bagian janin.

b) Leopold II

Kemudian kedua tangan kemudian diturunkan menelusuri tepi uterus

untuk menetapkan bagian apa yang terletak dibagian samping.

(1) Letak membujur dapat ditetapkan punggung anak, yang teraba

rata dengan tulang iga seperti papan.

(2) Pada letak lintang.

c) Leopold III

Menetapkan bagian apa yang terdapat diatas simpisis fubis kepala

akan teraba bulat dan keras sedangkan bokong teraba tidak keras

dan tidak bulat. Pada letak lintang simpisis fubis akan kosong.

d) Leopold IV

Pemeriksaan Leopold IV pemeriksaan menghadap kearah kaki ibu

untuk menetapkan bagian terendah janin yang masuk ke pintu atas

panggul. Bila bagian terendah masuk PAP telah melampaui

lingkaran terbesarnya maka tangan yang melakukan pemeriksaan

divergen, sedangkan bila lingkaran terbesarnya belum masuk PAP

maka tangan pemeriksa konvergen. (Manuaba, 2010.)

Tujuan : guna menentukan bagian bawah dalam rahim dan seberapa

masuknya bagian bawah tersebut ke dalam PAP. Caranya :


66

1. Tangan convergen : hanya sebagian kecil dari kepala yang turun

PAP

2. Tangan sejajar : separuh kepala masuk PAP

3. Tangan divergen : bagian terbesar kepala masuk PAP

Untuk mendengarkan DJJ :

1. Cari punctum maksimum

2. Kalu sudah jelas dengarkan bias dengan linex/dopler

3. Hitung denyut jantung dalam 1 menit

4. Normal >120-160 x/menit

5. Bila <120 >160 x/menit yaitu fetal distress

16) Menentukan usia kehamilan

Menentukan usia kehamilan sangan penting untuk

memperkirakan persalinan. Umur kehamilan dapat ditentukan

dengan: rumus neagle, gerakan pertama fetus, palpasi abdomen,

perkiraan tinggi fundus uteri dan ultrasonografi. Menurut Tirsa

Verani (2017).

a) Rumus naegele

Rumus naegele terutama untuk menentukan hari

perkiraan lahir (HPL, EDC = Expected Date of Confinement).

Rumus ini berlaku untuk wanita dengan siklus 28 hari sehingga

ovulasi terjadi pada hari ke 14. Caranya yaitu tanggal hari pertama

menstruasi terakhir (HPM) ditambah 7 dan bulan dikurangin 3.


67

b) Berdasarkan tinggi fundus uteri

Secara tradisional perkiraan tinggi fundus dilakukan dengan

palpasi fundus dan membandingkannya dengan beberapa

patokan antara lain simfisis pubis, umblikalis, atau prosesus

xifoideus. Cara tersebut dilakukan dengan tanpa

memperhitungkan ukuran tubuh ibu. Dalam upaya standarisasi

perkiraan tinggi fundus uteri, para penelita saat ini menyarankan

penggunaan pita ukur untuk mengkur tinggi fundus uteri dari tepi

atas sinfisis pubis karena membereikan hasil yang lebih akurat

dan dapat di andalkan.

c) Berdasarkan palpasi abdomen

(1) Rumus bartholomew

Antara simfisis pubis dan pusat dibagi menjadi 4 bagian yang

sama maka tiap bagian menunjukan penambahan 1 bulan. Pada

saat fundus uteri teraba tepat teraba di simfisis umur kehamilan

adalah 2 bulan (8 minggu). Antara pusat sampai prosesus

xifoideus juga dibagi menjadi 4 bagian dan tiap bagian

menunjukan kenaikan 1 bulan. Perlu diperhatikan bulan ke 10 (40

minggu) tinggi fundus uteri kurang lebih sama dengan bulan ke 8

(32 minggu) pada saat itu, kepala sudah masuk panggul.

(2) Rumus Mc. Donald


68

Fundus uteri diukur dengan pita. Tinggi dikalikan 2 dan dibagi 7

memberikan umur kehamilan dalam bulan obstetrik dan bila

dikalikan 8 dan dibagi 7 memberikan umur kehamilan dalam

minggu.

(3) Taksiran berat janin

Taksiran ini hanya berlaku untuk janin presentasi kepala.

Rumusnya adalah sebagai berikut: (Tinggi pundus dalam cm –n) ×

155 = berat (gram) bila kepala diatas atau pada spina iskiadika

maka n =12. Bila kepala di bawah spina iskiadika maka n = 11.

(4) Quickening (persepsi gerakan janin pertama)

Gerakan janin pertama biasanya dirasakan pada umur

kehamilan 18 minggu (primigravida) atau 16 minggu

(multigravida). (Kusmiyati, 2010).

(5) Kenaikan berat badan selama kehamilan

sebagai pengawasan akan kecukupan gizi dapat dipakai

kenaikan berat badan wanita hamil normal rata-rata antara 6,5

sampai 16 kg. Menurut Prawirohardjo (2006).

17) Pemeriksaan USG

secara umum, pemeriksaan USG berkala yang harus dilakukan

selama kehamilan adalah pada saat kehamilan berusia 0-28

minggu, 28-36 minggu, dan 36-40 minggu. Menurut Prof med Ali

Baziad (2015).
69

i. Pemberian suplemen dalam kehamilan

1. Prinsip pemberian suplemen dalam kehamilan

Menurut Dietary Supplemens Health And Education Act (DHSEA)

tahun 1994. Definisi dari suplemen makanan (dietary

supplement)adalah produk tambahan makanan yang memenuhi

kententuan berikut:

a) Produk (selain tembakau ) yang menjadi tambahan makanan dan

mengandung beberapa hal berikut yaitu vitamin, mineral, herbal

atau substansi dari tanaman lainnya (misalnya gingsengdan

bawang putih), asam amino, konsentrat, metabolit, konstituen,

ataupun ekstrak.

b) Produk yang dimaksu dapat dikonsumsi dalam bentuk pil, kapsul,

tablet maupun cair.

c) Produk tidak digunakan untuk mewakili makanan konvensional

atau sebagai item tunggal dan diet.

Regulasi tentang suplemen ini juga dibawah kendali food and

drugs admistration (FDA). FDA mengkategorikan suplemen sebagai

“Food”, namun demikian, control pemakaian dan peredarannya harus

benar-nbnar teruji sebagaimana aturan pada “drug”, suplemen ini

dikategorikan food karena pada prinsipnya pemenuhan unsur yang

dibutuhkan oleh tubuh yang dipenuhi melalui suplemen, dapat

digantikan dengan pola makanan yang baik dan seimbang, sehingga


70

kebutuhan unsur-unsur tersebut (vitamin dan mineral) dapat

terpenuhi (daftar rekomendasi kebutuhan vitamin dan mineral selama

kehamilan terlampir;1) namun, pada kondisi-kondisi tertentu,

penambahan diet suplemen dibuthkan, misalnya pada kondisi hamil.

Seiring dengan perubahan fisiologis yang terjadi, ibu hamil

mengalami perubahan kebutuhan tubuh terhadap zat gizi yang

digunakan untuk memaksimalkan kesehatan ibu dan meningkatkan

tumbuh kembang bayi yang sehat. Defisiensi gizi pada ibu hamil akan

memberikan banyak dampak yang tidak baik pada ibu maupun

bayinya. Suplemen yang dibutuhkan bagi ibu hamil meliputi beberapa

jenis vitamin, mineral dan beberapa unsur micronutrient lain. Namun

demikian, penting untuk diperhatikan bahwa pemberian yang

berlebihan dari mikronutrien ini juga dapat membahayakan kesehtan

ibu dan janin. Oleh karena itu, penggunaan suplemen selama

kehamilan sebaiknya dibawah supervisi tenaga kesehatan

2. Rekomendasi suplemen dalam kehamilan

Terdapat beberapa jenis suplemen yang direkomendasikan

untuk dikonsumsi selama kehamilan. US center for disease control

and prevention (CDC) merujuk dari American academy of

pediatricsand the national healty mother, healt babies coalition

merekomendasikan setiap ibu hamil mengkonsumsi asam folat.

World health organization (WHO) merekomendasikan agar setiap ibu


71

hamil mengkonsumsi suplemen iron/ zat besi dan Vitamin A. The

American Throid Associative merekomendasikan kepada seluruh ibu

hamil di US dan Canada untuk mengkonsumsi iodine. Selain ketiga

jenis suplemen tersebut, The Royal Australian And New Zealand

Collage Of Obstetricians And Gynaecologists juga

merekomendasikaan untuk mengkonsumssi suplemen vitamin B12,

Vitamin B kompleks, Vitamin D, Vitamin K, dan calcium.

Berikut ini uraian dari beberapa jenis vitamin dan mineral yang

biasa dikonsumsi oleh ibu hamil:

a. Zat besi(Fe)

Sekitar 2 milyar oraang tau sekitar 30% dari populasi dunia

diketahui aneis, teruama anemia defisiensi besi. Perkiraan global,

51 juta wanita hamil atau sekitar 41,8% dari seluruh wanita hamil

juga mengalami anemia, terutama juga dikarenakan difesiensi besi.

Kasus anemia defisiensi besi ini lebih banyak terjadi di Negara-

negara berkembang, termasuk Indonesia. Anemia difisiensi zat

besi pada ibu hamil masih menjadi masalah utama gizi di

Indonesia. Seperti yang dikutip pada penelitian yang dilakukan oleh

Idris dkk, (2008).

“… secaraa umum di Indonesia sekitar 20% wanita, 50%

wanita hamil dan 3% pria kekurangan zat besi. Dan penelitian yang

dilakukn oleh fakultas kedokteran udayana di bali menunjukan 46%


72

ib hamil menderita anemia (syafrizal,2004). Sri hartati (2005)

menyebutkan bahwa prevalensi anemia ibu hamil di provinsi DI.

Yogyakarta sebesar 73,9%...%.

WHO mendefinisikan anemia sebagai keadaan dimana kadar

hemoglobin (Hb) kurang dari 110 g/L da dikatakan anemia berat

jika kadar hemoglobin kurang dari 70 g/L. anemia defisiensi besi

diartikan sebagai kadar hemoglobin kurang dari 110 g/L dan

minimal terdapat satu kriteria defisiensi besi (volume sel rataa-

rataa, konsentrasi hemoglobin, serum ferritin, konsentrasi eritrosit

protopirin, dll).

Zat besi merupakan mineral yang diperlakukan oleh tubuh yang

berfungsi untuk sintetis hemoglobin. Bagi jani, zat besi sangat

penting untuk perkembangan otak fetus dan kemampuan kognitif

bayi lahir. Defisiensi zat besi dalam tubuh akan mengakibatkan

anemia yang menurunkan jumlah maksimal oksigen yang dibawa

oleh darah. Defisiensi besi berakibat pada berkurangnya

persediaan zat besi untuk memenuhui kebutuhan ibu, janin dan

plasenta. Hal ini menyebabkan peningkatan penggunaan simpanan

besi ibu sehingga terjadi penurunan kadar oksigen dalam darah.

Akibatnya, terjadi perkurangannya transfer oksigen ke janin

sebagai salah satu penyebab pertumbuhan janin terhambat. Selain

itu, dapat terjadi peningkatan resiko persalinan preterm dan BBLR.


73

Menurut Dietary Refence Intake kebutuhan zat besi pada ibu

hamil meningkat dari 18 mg/ hari pada wanita dewasa menjadi 27

mg/hari pada ibu hamil. World healt organization

(WHO)merekomendasikan agar setiap ibu hamil mengkonsumsi

suplementasi Fe 60 mg per hari selama 6 bulan. Jika tidak dapat

mengkonsumsi suplementasi Fe selama 6 bulan (mengkonsumsi

pada waktu yng lebih singkat), dosisnya dinaikan menjadi 120

mg/perhari atau melanjutkan menkonsumsinya hingga 3 bulan

postpartum, konsumsi Fe dosis tinggi ini juga dianjurkan pada

Negara yang memiliki prevalensi anemia pada wanita yang tinggi

dan jika ibu hamil diketahui anemia. Di beberapa Negara industry,

rekomendasi dosis penggunaan Fe lebih rendah, yaitu 30 mg per

hari. The Danish National Board Of Healt merekomendasikan untuk

memulai konsumsi profilaksis Fe sejak usia kehamilan 10 minggu.

Suplementasi Fe ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan ibu,

tetapi juga dapat membantu memaksimalkan pertumbuhan otak

dan berat badan bayi, pertambahan berat badan janin menunjukan

hasil yang lebih rendah pada kelompok ibu hamil dengan

suplementasi hasil yang lebih rendah pada kelompok ibu hamil

dengan suplementasi Fe yang dimulai pada usia kehamilan lebih

dari trimester satu.


74

Studi menunjukan bahwa suplementasi Fe pada ibu hamil

menurunkan sebesar 73% insiden anemia pada kehamilan aterm

dan 67% insiden anemia defisiensi besi pada kehamilan aterm. Hal

ini bisa dijelaskan bahwa dengan suplementasi Fe dapat

meningkatkan antara lain jumlah retikulosit (Ret-Het), sel darah

merah (RBO) dan hemoglobin.

Beberapa bahan makanan sumber zat besi yaitu bayam, daging

mentah, telur, sereal, biji-bijian, dan lainnya. Bahan makanan tersebut

memiliki bentuk Fe3+ (Feri), dan kemudian dilarutkan oleh secret

lambung menjadi bentuk fero (Fe2-) yang mudah diserap oleh tubuh.

Akan tetapi, besi adalah salah satu nutrient yang tidak dapat diperoleh

dalam jumlah yang adekuat dan makanan yang dikonsumsi selama

masa hamil. Oleh karena iru, perlu diberikan suplemen zat (tablet sulfas

ferrosus) pada ibu hamil.

Tablet sulfas ferrosus yang dikeringkan merupakan preparat yang

sering diberikan pada ibu hamil. Suplemen zat besi sebaiknya

dikonsumsi tidak berbarengan dengan the, kopi, suplemen kalsium dan

produk susu karena menurunkan absorbs zat besi tersebut. Sebaliknya,

suplemen besi sebaiknya dikonsumsi berbarengan dengan daging, ikan,

vitamin C atau jus jeruk yang dapat menstimulasi asam lambung.


75

Efek konsumsi zat besi yaitu terjadi perubahan warna pada feces

dan urine. Oleh karena itu ibu hamil yang mengkonsumsi zat ini perlu

diberikan pendidika kesehatan bahwa tinjanya dapat menjadi hitam

selama mengkonsumsi zat besi.

a. Asam Folat

Asam folat (B9) merupakan seplemen yang dianggap esensial bagi

semua ibu hamil. Asam folat berperan dalam sintetis dan replikasi

DNA/RNA, meningkatkan eritropoiesis (produksi sel darah merah),

mengatur reaksi enzimatis dalam sintesis asam amino dan metabolism

vitamin. Asam folat juga dibutuhkan dalam sintesis substansi neoroaktif.

Penurunan level homosistein akibat defesiensi asam folat dapat

berperan dalam memediasi terjadinya komplikasi neuropsikiatrik.

Folat sangat diperlukan pada minggu pertama usia kehamilan.

Kebutuhan tubuh akan asam folat selama hamil meningkat menjadi 600

ug/hari. Peningkatan asam folat pada kehamilan dibutuhkan untuk

pertumbuhan dan perkembangan janin. Defisiensi asam folat dapat

dikaitkan dengan terjadinya abnormalitas baik pada ibu (anemia,

neuropati parifer) maupun janin (abnormalitas kongenital), termasuk

mencegah terjadinya neural tube disease. Asam folat juga dapat

menurunkan resiko persalinan premature dan berat badan lahir rendah.

Asam folat tidak dapat disintesis sendiri oleh tubuh, sehingga

pemenuhan kebutuhannya harus diperoleh dari makanan maupun


76

suplementasi. US Center For Disease and Prevention (CDC) merujuk

dari American Academy of Pediantries and the National Healthy Mother,

Health Babies Coalition merekomendasikan setiap ibu hamil

mengkonsumsi asam folat 0,4 mg/400µg per hari. Vitamin ini juga

terdapat pada sayur yang berwarna hijau, hati, ragi, buncis, kacang

tanah, kelapa, daging dan ikan.

Meskipun banyak keuntungan yang dapat diperoleh dari konsumsi

asam folat, namun bukan berarti aman untuk digunakan secara

berlebihan. Dalam kondisi normal, vitamin B12 dan asam folat bersama-

sama berperan dalam proses eritropoiesis. Suplemen asam folat yang

berlebihan menyebabkan peningkatan unmerabolized asam folat dalam

sirkulasi, akibatnya dapat menurunkan fungsi vitamin B12 sehingga

dapat menyebabkan anemia defisiensi B12 oleh karena itu suplementasi

asam folat secara terus menerus tidak direkomendasikan. Selain itu,

perlu kewaspadaan suplementasi asam folat pada ibu hamil dengan

pengobatan epilepsi. Obat anti kejang bekerja secara atagonis terhadap

asam folat. Studi yang dilakukan Hernandez-Diaz, dkk (2000)

menunjukan bahwa suplemtasi asam folat pada ibu hamil dengan

pengobatan epilepsy, beresiko 2 hingga 3 kali lipat terjadinya bibir

sumbing, cacat jantung dan kelainan saluran kemih.

c. Vitamin A
77

Defisiensi vitamin A terjadi pada sekitar 19 juta ibu hamil di

seluruh dunia, dan paling banyak terjadi pada ibu hamil di kawasan

Afrika dan Asia Tenggara. Rekomendasi WHO terhadap suplementasi

vitamin A pada ibu hamil ini ditunjukan untuk mengurangi angka

kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi, serta mencegah terjadinya

night blindness. Suplementasi vitamin A bukan merupakan standar

asuhan antenatal, tetapi merupakan upaya untuk mencegah terjadinya

defisiensi vitamin A di daerah yang banyak terjadi kasus night blindness.

Suplementasi vitamin A pada kehamilan memiliki manfaat sama

pentingnya bagi ibu maupun janin. Vitamin A berperan penting dalam

pembelaha sel, pertumbuhan maturasi organ dan rangka janin, perbaika

system imun dan pertahanan diri dari infeksi, pertumbuhan penglihatan

janin, serta menjaga kesehatan mata ibu. Adanya kehamilan

menyebabkan peningkatan kebutuhan vitamin A pada ibu, untuk itulah

diperlukan suplementasi vitamin A sesuai dengan rekomendasi WHO.

Jenis vitamin A yang digunakan sebagai suplemen dosis tunggal

adalah retinil palmitat dan retinil acetat tablet atau oil-based solutions.

Sebagai alternatif lain dipilih minyak ikan hati, beta karoten atau

kombinasi beta karoten dan vitamin A sesuai dengan rekomendasi

WHO yaitu sebagaimana tampak pada tabel berikut:

Tabel 2-13: Rekomendasi WHO Suplementasi Vitamin B pada


Kehamilan (WHO, 2011).
78

Target Group Pregnant women

Dose Up to 10.000 IU vitamin A (daily dose) OR


UP to 25.000 IU vitamin A (weekly dose)

Frequency Daily or weekly

Route of Oral liquid, oil-based preparation of retinyl


administration palmitate or retinyl acetate

Duration A minimum of 12 weeks during pregnancy until


delivery

Settings Populations where the prevalence of night


blindness is 5% or higher in pregnant women or
5% higher in children 24-59 months of age

Terdapat banyak penelitian mengenai toksitas vitamin A. sebagai

upaya untuk mengatasi hal tersebut, diajurkan untuk mengkonsumsi

vitamin A tidak melebihi standar yang telah ditentukan diatas. Perlu

diperhatikan juga jenis vitamin A yang digunakan. Beta karoten

hendaknya dijadikan pilihan karena tidak ditemukan adanya efek

teratogennya terhadap janin. Selain itu asam retinoat merupakan

teratogen yang peten pada periode embryogenesis. Oleh karenanya

disarankan untuk mengkonsumsi pada trimester II atau III.

d. Iodine

Sekitar 38 juta bayi baru lahir per tahun di negara-negara berkembang

terancam mengalami kerusakan otak akibat IDD (Iodine deficiency).

Defisiensi iodine yang berat dapat menyebabkan kretinisme, yaitu kerusakan

syaraf berat akibat defisiensi iodine, dengan karakteristik retardasi mental


79

yang irreversible, deaf mutism, keterbatasan syaraf motorik yang berat,

gondok, gangguan pertumbuhan, dan hipotiroidisme.

The American Thyroid Association merekomendasikan kepada seluruh

ibu hamil di US dan Canada untuk mengkonsumsi 150µg iodine per hari.

Suplementasi iodine direkomendasikan pada priode awal kehamilan. Karena

diketahui bahwa kelenjar tiroid janin melalui fungsinya pada usia gestasi 10-

12 minggu, dan sel syaraf mulai berkembang pada usia gestasi 18 minggu.

Usia gestasi ini merupakan periode kritis, apabila terjadi defisiensi iodine

dapat berakibat pada gangguan pertumbuhan syaraf janin. Di sisi lain,

suplementasi iodine pada kehamilan lanjut dapat mengakibatkan terjadinya

Wolff-Chaikoff.

World Health Organization (WHO) menganjurkan untuk berhati-hati dalam

suplementasi iodine pada ibu hamil. Ibu hamil mendapatkan iodinisasi

apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Ibu tinggal di daerah dengan prevelensi defisiensi iodine yang

menengah atau berat

2. Terdapat riwayat kretinisme atau hipotiroid neonatal pada kehamilan

sebellumnya.

e. Vitamin B12

Vitamin B12 (Cyanocobalamin) berperan dalam mekanisme kerja folat

dalam pembentukan DNA, yang merupakan bagian penting dari proses


80

multiplikasi sel. Dengan demikian keberadaan B12 juga berfungsi sebagai

koenzim dalam metabolisme energi. Selama kehamilan, vitamin B12 dapat

masuk ke dalam sirkulasi darah janin dengan mekanisme transfor aktif

melalui plasenta.

Recomended Daili Intake (RDI) merekomendasikan suplementasi vitamin

B12 pada ibu hamil adalah 6mcg per hari. Kebutuhan vitamin B12 tidaklah

jauh berbeda pada ibu hamil, peningkatan hanya 2,6µg/ hari dari 2,4 µg/

haripada wanita dewasa lainnya. Kebutuhan vitamin B12 juga dapat

diperoleh dari padi-padian utuh, daging, sayuran berdaun hijau, dan makanan

yang sudah diperkaya dengan vitamin ini, seperti pada sereal dan susu non-

dairy. Rumput laut dan makanan seperti tempe umumnya tidak sumber yang

baik dari vitamin B12.

Defisiensi vitamin B12 jarang terjadi pada ibu hamil, 10-28% dari

kejadian terjadi tanpa komplikasi. Kondisi ini banyak terjadi pada trimester 3.

Rendahnya kadar B12 dalam tubuh dikenal dengan istilah

Hyperhomocysteinemia, yang dapat menyebabkan vakulopati plasenta dan

akibatnya terjadi gangguan pertumbuhan janin. Selain itu, kekurangan

vitamin B12 juga menyebabkan anemia megaloblastik dengan konsekuensi

beresiko terjadi komplikasi pada ibu maupun janin. Komplikasi pada ibu

meliputi gangguan fungsibkardiovaskuler, mengurangi performa fisik maupun

mental, mengurangi fungsi imun dan fatigue.penurunan fungsi imunitas


81

tersebut dikarenakan defisiensi vitamin B12 menyebabkan membatasi fungsi

fagosit, penundaan respon hipersensitif dan proliferasi sel T. Sedangkan

pada janin menyebabkan terjadinya growth retardation, prematuritas, IUFD,

ROM, NTD, dan berat badan bayi rendah.

f. Vitamin B Kompleks

Suplementasi vitamin B kompleks terdiri atas B2, B6, B9 dan B12

bertujuan untuk mengurangi terjadinya trombofilia jenis

Hyperhomocysteinemia. Dalam penggunaan tunggal, berbagai vitamin B ini

memiliki peran masing-masing.

Kebutuhan B2 (riboflavin) pada ibu hamil meningkat 7% dibandingkan

tidak dalam kondisi hamil. Riboflavins merupakan koenzim yang dibutuhkan

untuk remilitasi dan transsulfurasi dan hemosistein.

Kejadian defisiensi vitamin B6 (pyridoxin) pada ibu hamil jarang terjadi,

sehingga FAO/WHO tidak merekomendasikan mengkonsumsinya secara

khusus. The Recomended dietary allowances (RDAs) mereka

merekomendasikan kebutuhan B6 pada ibu hamil adalah 1,9 mg per hari.

Phrydoxin merupakan metabolit yang dibutuhkan untuk sintesis seretonin dan

ketokolamin. Suplementasi phrydoxin selama kehamilan menurunkan resiko

terjadinya depresi postpartum. (Vitamin B9 dan B12 telah dijelaskan

sebelumnya).

g. Vitamin D
82

Vitamin D merupakan prohormon yang merupakan derifat dari

kolesterol. Vitamin D terdii dari 2 jenis, yaitu D3 (cholecalciferol) yang

terdapat pada hewan (misalnya salmin, makarel, tuna, sardines) dan D4

(ergocalciferol) yang terdapat pada tumbuhan (misalnya jamur). Jenis-jenis

vitamin D ini tidak dapat langsung dimanfaatkan oleh tubuh, namun perlu

melalui 2 langkah terlebih dahulu. Pertama adalah keterpaparan oleh photons

uktraviolet B (UVB) yang didapat dari sinar matahari untuk merubah

provitamin D3 menjadi previtamin D3, previtamin D3 dibawa oleh vitamin D

binding protein ke dalam hati untuk dilakukan metabolisme menjadi 25

hydroxylate, yang terjadi di dalam ginjal, selanjutnya, bentuk aktif dari vitamin

D ini memfasilitasi faktor autokrin/ parenkrin yang berperan penting dalam

proses proliferasi, deferensiasi dan fungsionalisasi sel-sel spesifik.

Meskipun kebutuhan vitamin D dalam bentuk provitamin dan atau tidak

adanya keterpaparan photon UVB, untuk memenuhi kebutuhan vitamin D

aktif dalam tubuh dapat diperoleh dari suplemen. Berdasarkan studi yang

dilakukan di Amerika, rekomendasi suplementasi vitamin D selama kehamilan

adalah 2000 IU dan 4000 IU per hari.

Defisiensi vitamin D dalam kehamilan merupakan suatu epidemik,

dimana studi menunjukan prevelensinya sekitar 18-84%, tergantung negara

dan kondisi masing-masing. Akibat yang ditimbulkan dari defisiensi vitamin

Dini dapat terjadi pada ibu maupun janin. Beberapa studi menunjukkan

bahwa efek paling sering akibat defisiensi vitamin D


83

D ini adalah preeklamsi sedangkan efek bagi janin adalah berat badan

lahir rendah, beresiko mengalami bayi KMK ( kecil masa kehamilan ) dan

gangguan pertumbuhan tulang (riketsia craniotabes, osteopenia dan fatal

bone ossification), namun demikian, lama kehamilan tidak dibenarkan

mengonsumsi suplementasi vitamin D yang berlebihan. Kelebihan vitamin ini

dapat menyebabkan hiperkalsemia pada bayinya, sehingga bayi dapat

mengalami kejang.

g. Vitamin K

Vitamin K diberikan pada trimester akhir, untuk mencegah kolestasis

dalam kehamilan. Supllementasi vitamin K pada ibu hamil adalah 75 mcg (

usia ibu 14-18 tahun) dan 90 mcg (usia ibu ≥ 19 tahun ). Vitamin K pada ibu

dapatmasuk kedalam sirkulasi darah janin melalui plasenta dan juga dapat

dikeluarkan ibu melalui ASI.

Penggunaan Vitamin K memerlukan kehati-hatian. Ibu hamil yang

mengkonsumsi antikoagulan ( misalnya coumadin) mengalami peningkatan

resiko terjadi pendarahan, akibat efek antagonis antikoagulan terhadap

vitamin K.

h. Kalsium

Dosis yang direkomendasikan untuk suplementasi kalsium ibu hamil

adalah 1000mg/hari. Suplementasi kalsium pada ibu hamil diberikan hanya

jika ibu tidak dapat mengkonsumsi susu ( misalnya karena intoleransi laktosa)

dan tidak mengkonsumsi alternatif makanan yang mengandung kalsium


84

tinggi lainnya ( misalnya susu kedelai yang telah diperkaya dengan kalsium).

Suplementasi kalsium selama kehamilan dilakukan untuk mencegah

terjadinya hipertensi dan segala konsekuensi yang ditimbulkan

karnanya.Kalsium diketahui menghambat penyerapan iron, baik jenis hem

maupun non hem. Oleh karna itu untuk memaksimalkan absorbsi iron,

kalsium dikonsumsi pada jarak yang cukup lama setelah makan maupun

mengkonsumsi suplementasi Fe.Janin mengkonsumsi kalsium lewat suplei

darah ibu tiap harinya, terutama selama trimester III. Setelah lahir bayi akan

menyimpan kalsium untuk pertumbuhan tulangnya.

3. Suplemen Lain

Asam Lascorbic atau ascorbate


Antiskorbutik
Bisa juga dikenal dengan sebutan
Antiskorbutik adalah bahan
Vitamin C merupakan deskriptorumum
(terutama obat) yang dapat
Untuk senyawa yang memiliki aktivitas mencegah atau pengobatan
scurvy. Penyakit sucvytelah
Anti scorbutik. Beberapa binatang dikenal sejak abad ke-16-17 M,
yaitu penyakit yang banyak
Dapat mensintesis sendiri vitamin C
diderita oleh pelaut yang
berlayar selama berbulan-bulan
dari D-glukosa. Akan tetapi, manusia
serta bertahan dengan makanan
tidak dapat memproduksi sendiri yang dikeringkan dan biscuit.
Penyakit ini menyebabkan
dikarnakan tidak memiliki L-3 pucat, rasa lelah
berkepanjangan diikuti oleh
gulonolactone oxidase, yaitu perdarahan gusi perdarahan
dibawah kulit oedema, tukuk,
dan pada akhirnya kematian
(Hughes, 1990). 1

Pada pertengahan abad ke 18


85

enzim yang dibutuhkan untuk

biosinte-sis vitamin C. Oleh karna

itu , untuk mencukupi kebutuhan

vitamin C tubuh di perlukan asupan

vitamin C,baik dari makanan maupun

suplement asi (NHMRC, 2015).

Makanan danbuah merupakan

Sumber vitamin C terbaik, misalnya

Fruits, tomat, kentang daun-daunan

Hijau, kiwi, brokoli, strawberi dan

Blewah. Adapun untuk suplementasi

Vitamin C, biasanya dalam bentuk

Asam askorbat, sodium askorabat,Kalsium askorabat atau berbagai

Jenis askorabat lainnya. Kekurangan Vitamin C dapat menyebabkan

Terjadinya scurvy (NIH, 2011). Dalam Kondisi normal, tidak selalu

dibutuhkan Suplementasi vitamin C karna Kebutuhannya dapat di

penuhi oleh sumber makanan. Kelebihan vitamin C itu sendiri tidak

menimbulkan penimbunan, karena secara otomatis akan dikeluarkan

melalui urine (NIH, 2011). Rekomendasi pemenuhan Vitamin C perhari

adalah sebagai berikut :

Tabel 2-14 Recmmended Dietary Allowances (RDAs) Vitamin C


Age Male Female Pregnancy Lactation
86

0-6 months 40mg* 40mg*

7-12 50mg* 50mg*


months
1-3 years 15 mg 15 mg

4-8 years 25 mg 25 mg

9-13 years 45 mg 45mg

14-18 75 mg 65mg 80 mg 115 mg


years
19+ years 90 mg 75mg 85 mg 120 mg

*Adequate Intake (Al)

Sumber : institute of medicine, food and nutrition board; washington DC

Vitamin C dibutuhkan tubuh untuk biosintesis kolagen, L-Carnitine dan

neurotransmiter tertentu. Kolagen adalah bahan esensial pembentukan

jaringan ikat, yang berperan penting dalam proses penyembuhan luka ( NIH,

2011). Selain itu, beberapa studi juga menunjukan peran vitamin C pada

kehamilan dalam pencegahan terjadinya PROM ( premature rupture of the

chorioamniotic membranes). Casanueva (2005). Dalam studinya terhadap ibu

hamil usia kehamilan 20-36 minggu, menunjukan bahwa suplementasi 100

mg vitamin C efek mengurangi kejadian PROM. Adapun mekanisme terjadi

kondisi tersebut karna vitamin C berperan dalam metabolisme kolagen dan

kemampuan, kolagen untuk menjaga kekuatan mekanik membran

koriamniotik selama kehamilan. Namun, penelitian-penelitian serupa tentang

penurunan kejadian PROM melalui suplementasi vitamin C brikutnya tidak

menunjukan hasil yang sinigfikan secara konsisten (Hauth, 2010 dan Mercer,
87

2010). Oleh karna itu, masi diperlukan perhatian lebih lanjut pentingnya

suplementasi vitamin C pada kehamilan untuk mencegah terjadinya PROM (

Mercet, 2010)

Fungsi lain vitamin C adalah sebagai antioksidan fisiologis dan

membantu regenerasi antioksidan,termasuk alpha tocoherol (vitamin e)

diketahui bahwa dalam potogenasis preeklamasi terjadi suatu keadaan stress

oksidati. Oleh karena itulah conde-agudelo (2011) melakukan studi

systematic riview dan meta analisis RCT untuk mengetahui pengaruh

suplementasi vitamin C dan vitamin E selama kehamilan dengan penurunan

resiko preeklamsi. Hasil studi tersebut menunjukan bahwa suplementasi

vitamin C dan E selama kehamilan tidak mencegah terjadinya preeklamsi.

Selain itu vitamin C dan E juga berperan penting dalam fungsi

imunitas. West (2012) dalam studinya menunjukkan bahwa konsumsi vitamin

C dengan dosis recommended dietary intake (RDI) pada ibu hamil dengan

usia kisaran 19-50 tahun (60mg/hari), signifikan mengurangi risiko elergi (OR-

0,48; 95% CI 0,25-0,93) dan wheeze (OR=0,40;95% CI 0,18-87) pada bayi

yang dilahirkan. Vitamin C juga membantu penyerapan zat besi non-home

(zat besi yang ada pada tumbuhan) (NIH, 2011). Asem askorbat membantu

megatasi efek negative yang menganggung penyerapan zat besi

(fiddler,2004).

B. Omega 3
88

Banyak beredar informasi suplementasi omega3 bagi ibu hamil,

terutama yang sering dikenal dengan EPA dan DHA. Oleh karena itu perlu

untuk memahami hal tersebut dan pengaruhnya bagi kehamilan.

Omega 3 adalah sejenis asam lemak yang terdapat dalam makan dan

bermanfaat bagi tubuh. Asam lemak terdiri atas 2 jenis , yaitu asam lemakn

jenuh (saturareted) dan asam lemak tidak jenuh (unsaturated). Khusus untuk

asam lemak tidak jenuh terdiri atas 2 tipe, yaitu monousaturanted dan

polyunsaturated. Dari asam lemak omega 3 dan omega 6 berasal. Asam

lemak omega 3 paling banyak dalam bentuk EPA (eicosapentaenoic), DHA

(decosahexaenoic) dan ALA (alphalinolenic acid). Sedangkan asam lemak

omega 6 paling banyak dalam bentuk LA (linoleice acid).

Asam lemak omega 3 diketahui paling banyak maanfaatnya bagi itu

dan jenis, terutama EPA+DHA, EPA dan DHA materal dapat masuk kedalam

sirkulasi darah janin transplansenta. EPA dan DHA merupakan asam lemak

omega 3 rantai panjang (long chain PUFA), sedangkan ALA merupakan

asam lemak omega 3 rantai pendek. Untuk memaksimalkan fumgsinya,

seringkali dilakukan pengubahan (convert) terhadap asam lemak rantai

pendek ini (ALA) menjadi asam lemak rantai panjang (EPA+DHA) melalui

proses elongasi dan desaturase enzymes. Beberapa manfaat dari

suplementasi PUFA ini tampak pada table berikut:

Study Design No. of pregnant Omega-3 Major


patients who facty acids funding
89

completed triaal assessed


and amounts
Judge Double-blid, 29 DHA Maternal
et al. placebo- (average DHA intake
controlled consumpotio was
randomized n 1500gram asseociated
mg. DHA with
(=14, enhanced
gestation infant
week 24 until problem-
birt) vs sloving but
placebo not
(n=15) recogriniti
sliclis at 9
mo old
Dunsta Double-blind 98 DHA (2,2g/dl) At 2,5 ild.
n at al placebo- and epa Chillidren
conrolled, (1,1g/d) (n=32)
randomized (gestation whese
week 20 until mother were
nrith) vs. supplemente
placebo d had
(n=39) significantly
better scores
af hand and
eye
coordination
Olsen Randomized n=435 DHA+EPA Supplement
et al clinical supplemented n= (fish oil ation during
intervention 463 placebo capsules pregnancy
daily 2,7g/d was
PUFA) associated
whir a
decreased
inciden of
astma in the
chillideren at
16 y old
Olsen Placebo- Supplemented DHA (fish oil associated
el al conrolled, (n=263) vs capsules whir a
randomized placebo (n=136) providing decreased
800mg) inciden of
90

astma in the
chillideren.
Makride Double-blind 2399 (n=1197 DHA + FHA Fish oil
s et al placebo- supplemented; dily witheither supllementat
conrolled n=1202 placebo; fish oil DHA ion was
726 chilidren (0,5g) and associed
were followed up FPA (015) or with
with) whit decreasedbl
methyltetrahy evels of
drofolic acid maternal
(400) both of inflammatory
placebp 22 1 cytokines
week and a
decrease of
fetal rh2-
related
cytokines
Krauss Double-blind 311 DHA + FHA At 1 y old,
eschma placebo- dily witheither infants
nn et al conrolled fish oil DHA whose
(1,1g) and mothers
FPA (1,16) or were
whit suplemened
methyltetrahy had a
drofolic acid decreased
(400) both of risk of food
placebp 22 allergy and
week IgE-associad
eczel
Furuhje Placebo- 145
lm et al conrolled,
randomized

EPA+ADH paling banyak berfungsi dalan memperbaiki fungsi

membran sel, serta perkembangan otak dan retina. Pada kehamilan trimester

ketiga, terjadinya akumulasi DHA dan EPA didalam jaringan janin. Bagian

tubuh yang memiliki daya infiltrasi paling tinggi adalah pada retina dan otak.
91

Oleh karena itulah, pasokan EPA dan DHA dikedua tempat ini dapat

berperan dalam memaksimalkan pertumbukan fungsi penghilatan dan otak.

Suplementasi EPA+DHA juga berperan dalam memperpanjang

periode gestari (mencegah terjadinya persalinan prematur). Hal ini

dikarenakan keberadaan EPA+DHA dapat menurunkan produksi

prostaglandin E2 dan prostaglandin E2a, sehingga dapat mencegah

terjadinya kontraksi dini. Selain itu, EPA+DHA ini dikonsumsi pada periode

kehamilan hingga menyusui, maka dapat memberikan perlindungan terhadap

bayi dari resiko alergi, peradangan dan meningkatkan ketahanan tubuh. Studi

lain tentang kondisi yang ihasilkan dari suplementasi 400mg DHA per hari

menunjukkan bahwa kelompok yang diberikan perlakuan, secara signifikan

bayi yang dilahirkanmemiliki berat badan lebih tinggi, yaitu sekitar 99,4 g dan

lingkar kepala bayi lebih lebar sekitar 0,5 cm.

EPA=DHA merupakan asam lemak esensial, maksudnya tidak dapat

diproduksi sendiri oleh tubuh. Pemenuhan kebutuhannya diperoleh melalui

intake makanan maupun suplementasi. Bahan makanan yang diketahui

banyak mengandung EPA+DHA adalah makanan laut (ikan salmon, tuna,

makarel, sardines, dll). The 2010 US Departement of Health and Human

Servies Dietary Gyidines merekomendasikan mangonsumsi 8-12 ons/ minggu

makanan laut, yang setara dengan 300-900 mg EPA+DHA per hari. Pada

kondisi kekhawatiran produk di daerah tersebut tercemar oleh zat-zat

berbahaya (misalnya merkuri), maka pemenuhan kebutuhanEPA+DHA


92

melalui suplementasi dapat menjadi pilihan. Intake bahan mkanan

mengandung EPA+DHA yang kurang, juga dapat dijadikan pertimbangan

untuk memenuhi kebutuhannya melalui suplementasi. Suplementasi DHA

yang direkommendasikan adalah 200-300 mg per hari. Konsumsi berlebihan

terhadap asam lemak jenis apapun dapat beresiko terjadinya perdarahan

eksesif dan berat badan berlebih.

C. FOS-GOS

FOS (fructooligosaccharides) dan GOS (galactooligosaccharides)

suplemen yang dapat memberikan efek bifidogenik pada mikrobiota usus.

Mikrobiota usus berperan penting dalam tubuh manusia, yaitu dalam proses

percernaan makanan dan pembentukan mekanisme pertahanan tubuh alami

dari berbagai bakteri pathogen. Pertimbangan yang biasa digunakan dalam

pemberian FOS-GOS pada ibu hamil adalah memperbaiki produksi

mikrobiota usus ibu dan diharapkan dapat berperan pula terhadap system

pertahanan tubuh janin.

Shaded (2007) melakukan studi RCY terhadap 48 ibu hamil yang

mendapatkan suplementasi GOS/IcFOS (long chain FOS) dengan rasio 9.1

dosis 3 g dikonsumsi 3 kali sehari. Seplementasi diberikan pada usia

kehamilan 25 minggu hingga persalinan. Berdasarkan studi tersebut

diperoleh hasil bahwa suplementasi GOS/IcFOSndapat meningkatkan

laktobasilus dan bakteri bifidus di usus ibu. Namun, tidak ditemukan adanya

transfer kedua mikrobiota tersebut didalam sirkulasi darah bayi. Studi yang
93

lain menunjukkan jika suplementasi FOS-GOS ini diberikan lagsung kepada

bayi (misalnya melalui enruch formula), maka efek perlindungan tersebut

dapat terjadi.

C. Peran Bidan Dalam Pemberian Obat Dan Suplemen Dalam Kehamilan

Berdasarkan permenkes RI Nomer1464 tahun2010 tentang isin an

penyelenggaraan Praktik Bidan disebut bahwa kewenangan pemberian tablet

Fe (pasal 10 ayat 3d). selebihnya bidan dalam menjalankan program

pemerintahan berwenang melakukan pelayanan kesehatan meliputi asuhan

antenatal teringrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis tertentu,

dilakukan di bawah supervise dokter (pasal 13 ayat 1b).

Peraturan tersebut jelas mengatur bahwa secara mandiri bidan tidak

memiliki kewenangan melakukan upaya kuratif terhadap kondisi yang

memerlukan pengobatan pada periode antenatal. Namun, bidan masih

berwenang melakukan upaya promotif preventif penggunaan obat-obatan

atau unsur kimia lain, misalnya NAPZA (narkotika, psikotropika dan zat adiktif

lain) (pasal 13 ayat h dan ayar 2). Konseling pengguna NAPZA pada ibu

hamil dapat menjadi “pintu kesempatan (window of opportunity)” untuk

memberikan pendidikan kesehatan, pilihan dan dukungan berhenti

menggunakan demi keselamatan ibu maupun janin.

Di beberapa tempat misalnya Ontario (Canada), berdasarkan Ontario

Regualation 884/93 Designated Drugs, bidan diperbolehkan memberikan

peresepan beberapa jenis obat bagi ibu hamil. Misalnya antibiotic intervena
94

Grup B Streptococcus sebagai profilaksis; antibiotika oral untuk terapi awal

infeksi saluran kemih, dan vaginosis bakteri; serta obat-obatan lain seperti

Domperidone untuk mual dan muntah, sedangkan di Auckland peraturan

peresepan bidan juga serupa dengan Ontario.

B. Persalinan

a. Definisi persalinan

Persalianan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput

ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika

prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan( setelah kehamilan

37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai inpartu

sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks

(membuka dan menipis ) dan berkahir dengan lahirnya plasenta secara

lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan

perubahan serviks. (APN:2008).

b. Sebab-sebab mulainya persalinan

Belum diketahui dengan jelas. Banyak factor yang memegang

peranan dan bekerja sama sehingga terjadi persalinan, beberapa teori

yang dikemukakan adalah:

1) Penurunan kadar progesterone.

Progesterone menmbulkan relaksasi otot-otot rahim. Sebaliknya

kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesterone dan


95

estrogen didalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar

progesterone menurun sehingga timbul his.

2) Teori oxytocin.

Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah. Oleh karena

itu timbul kontraksi otot-otot rahim.

3) Keregangan otot-otot.

Maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot dan

otot-otot rahim makin rentan.

4) Pengaruh janin

Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga

memegang peranan oleh karena pada anencehpalus kehamilan

sering lebih lama dari biasanya.

5) Teori prostaglandin.

Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua, disangka menjadi

salah satu sebab permulaan persalinan. Prostaglandin F2 dan E2

yang diberikan intravena menimbulkan kontraksi miometrium pada

setiap umur kehamilan. (Sumarah, 2010)

j. Tanda dan Gejala Persalinan

1. Lightening
96

Hal ini mulai dirasakan kira-kira 2 minggu sebelum persalinan,

adalah penurunan bagian presentasi bayi ke dalam pelvis minor.

Sesak napas yang dirasakan pada trimester ketiga kehamilan ini

akan berkurang karena untuk menciptakan kondisi yang lebih besar

didalam abdomen atas untuk ekspansi paru.

2. Perubahan serviks

Mendekati persalinan serviks semakin matang. Perubahan

serviks diduga terjadi akibat peningkatan intensitas kontraksi braxton

Hicks. Kematangan serviks mengindikasikan kesiapan untuk

persalinan.

3. Persalinan palsu

Persalinan palsu terdiri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri,

yang memberi pengaruh signifikan terhadap serviks. Persalinan palsu

dapat terjadi secara intermiten.

4. Ketuban pecah dini

Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala 1

persalinan. Apabila terjadi sebelum persalianan disebut ketuban

pecah dini (KPD). Wanita yang memendekati usia kehamilan cukup

bulan dan mengalami KPD mulai mengalami persalinan spontan

mereka dalam waktu 24 jam.

5. Bloody show
97

Plak lendir ini menjadi sawar pelindung dan menutupi jalan lahir

selama kehamilan. Plak lendir iji yang disebut bloody show. Bloody

show merupakan tanda persalinan yang biasanya terjadi 24-48 jam.

6. Lonjakan energi

Banyak wanita mengalami lonjakan energi 24-48 jam sebelum

persalinan. Oleh sebab itu wanita harus diinformasikan untuk

menahan diri menggunakannya dan justru menghemat untuk

persalinan.

7. Gangguan saluran cerna

Kesulitan mencerna, mual dan muntah, diduga hal tersebut

merupakan gejala menjelang persalinan. (Helen Varney:2008)

Tahap-Tahap dalam Persalinan :

1. Persalianan Kala 1 yang dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus

yang teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga

serviks membuka lengkap (10 cm). Kala I dibagi menjadi 2 yaitu

fase laten dan fase aktif.

a. Fase laten pada kala I persalinan

1) Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan

dan membukaan serviks secara bertahap

2) Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm pada

umumnya, fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.

b. Fase aktif pada kala I persalinan


98

1) Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkatkan

secara bertahap (kontraksi dianggap adekuat/ memadai jika

terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan

berlangsung selama 40 detik atau lebih)

2) Dari pembukaan 4cm hingga mencapai pembukaan lengkap

atau 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1cm

perjam (nullipara atau primigravida) atau lebih dari 1cm

hingga 3 cm (multipara).

3) Terjadi penurunan bagian terbawah janin (APN:2008)

2. Persalinan Kala II dimulai ketika pembukaan serviks suadah

lengkap (10 cm) dan berkahir dengan lahirnya bayi. Kala II juga

disebut sebagai kala pengeluaran bayi. Gejala dan tanda kala II

persalinan adalah: Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan

terjadinya kontraksi, Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan

pada rectum atau vaginanya, Perineum menonjol, Vulva- vagina

dan sfingter ani membuka, dan Meningkatnya pengeluaran lendir

bercampur darah.

Tanda pasti Kala II di tentukan dengan periksa dalam (informasi

obyektif) yang hasilnya adalah:Pembukaan serviks lengkap atau

Terlihatnya bagian terendah janin melalui introitus vagina

(APN:2008).
99

3. Persalinan Kala III disebut juga sebagai kala uri atau kala

pengeluaran plasenta yang merupakan kelanjutan dari kala I dan

kala II. Kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan

lahirnya plasenta dan selaput ketuban (APN, 2008)

Tanda-tanda pelepasan plasenta :

1) Perubahan bentuk dan tinggi fundus: Setelah bayi lahir dan

sebelum miometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk

globuler dan tinggi fundus biasanya di bawah pusat. Setelah

uterus berkontraksi dan plasenta terdorong ke bawah,

uterus berbentuk segitiga atau seperti buah pear atau

alpukat dan fundus berada di bawah pusat (seringkali

mengarah ke sisi kanan)

2) Tali pusat memanjang: Tali pusat terlihat menjulur keluar

melalui vagina (tanda Ahfeld)

3) Semburan darah yang mendadak dan singkat : Darah yang

terkumpul di belakang plasenta akan mendorong plasenta

keluar dan dibantu oleh gaya gravitasi. (APN,2008)

Macam pelepasan plasenta :

1) Mekanisme Schultz : Pelepasan plasenta yang dimulai dari

sentral/bagian tengah sehingga terjadi bekuan

retroplasenta. Perdarahan banyak terjadi segera setelah

plasenta lahir.
100

2) Mekanisme Duncan : Terjadi pelepasan plasenta dari

pinggir atau bersamaan dari pinggir dan tengan plasenta.

Terjadi semburan darah sebelum plasenta lahir.

Persalianan Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan

berakhir 2 jam setelah itu.

c. Faktor-faktor dalam Persalinan

1) Passage

Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat,

dasar panggul, vagina dan introitus (lubang luar vagina).

Jalan lahir terdiri atas:

a) Jalan lahir keras = pelvis = panggul

b) Jalan lahir lunak = Segmen Bawah Rahim, serviks,

vagina, introitus vagina dan vulva, muskulus dan

ligamentum yang menyelubungi dinding dalam dan bawah

panggul. Dasar panggul/diafragma pelvis terdiri dari

bagian otot disebut diafragma uro genital.

2) Passanger

Passenger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir

merupakan akibat interaksi beberapa factor, yakni ukuran

kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan posisi janin. Karena

plasenta juga harus melewati jalan lahir, maka ia juga


101

dianggap sebagai bagian dari passanger yang menyertai

janin.

3) Power (kekuatan)

Kekuatan terdiri dari kemampuan ibu melakukan

kontraksi involunter dan volunter secara bersamaan untuk

mengeluarkan janin dan plasenta dari uterus.

(Sumarah, 2010)

d. Mekanisme Persalinan Normal

Gerakkan janin dalam menyesuaikan dengan ukuran

dirinya dengan ukuran panggul saat kepala melewati panggul.

Gerakan utamanya adalah:engagement, penurunan,

fleksi, rotasi dalam, ekstensi, rotasi luar dan ekspulsi(sumarah,

2010)

Penurunan kepala janin dengan metode lima jari ( perlimaan)


Periksa
Periksa Keterangan
Luar Penurunan
Dalam

5/5 - Kepala di atas PAP, mudah


digerakkan
Convergen

4/5 H I – II Sulit di gerakkan, bagian terbesar


kepala belum masuk panggul
Convergen
102

3/5 H II – III Bagian terbesar kepala belum masuk


panggul
Convergen

2/5 H III+ Bagian terbesar kepala sudah masuk


panggul
Divergen

1/5 H III – IV
Kepala di dasar panggul
Divergen

0/5 H IV Di perineum
Divergen

1) Partograf

Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama

persalinan (Prawirohardjo, 2010. Hal: 315)

2) Tujuan Penggunaan Partograf

Tujuan utama dilakukkannya pencatatan dengan

partograf yaitu:

(1) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalian dengan

menilai pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.


103

(2) Mendeteksi apakah proses perrsalinan berjalan secara

normal. Dengan demikian, juga dapat melakukan deteksi

secara dini setiap kemungkinan terjadinya partus lama.

(3) Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi

ibu, kondisi bayi, grafik kemajuan proses persalinan,

bahan dan medikamentosa yang diberikan, pemeriksaan

laboratorium, membuat dimana semua itu dicatatkan

secara rinci pada status atau rekam medik ibu bersalin

dan bayi baru lahir.

Partograf juga akan membantu penolong persalinan jika

dilakukan dengan tepat dan konsisten, antara lain :

(a) Mencatat kemajuan persalinan.

(b) Mencatat kondisi ibu dan janinnya.

(c) Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan

kelahiran.

(d) Mengunakan unformasi yang tercatat untuk secara dini

identifikasi dini penyulit persalinan..

(e) Menggunakan informasi yang tersedia untuk membuat

keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu.

(Wiknjosastro, 2008)

3) Kondisi yang harus dicatat dalam partograf

a) Denyut jantung janin : setiap 30 menit.


104

b) Warna dan adanya air ketuban : nilai air ketuban setiap

kali melakukan pemeriksaan dalam dengan

menggunakan lambing sebagai berikut:

U : jika ketuban utuh (belum pecah).

J : jika ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih.

M : jika ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur

mekonium.

D : jika ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur

darah.

K : jika ketuban sudah pecah dan air ketuban/kering.

c) Penyusupan (molase atau molding) tulang kepala janin.

0 : tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan

mudah dapat diraba.

1 : tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan.

2 : tulang-tulamng kepala janin saling tumpah tindih,

tetapi masih dapat dipisahkan.

3 : tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak

dapat dipisahkan.

d) Pembukaan mulut rahim (serviks) : dinilai tiap 4 jam pada

pemeriksaan pervaginam dan diberi tanda (X).

e) Penurunan : mengacu pada bagian kepala (dibagi 5

bagian) yang teraba (pada pemeriksaan abdomen atau


105

luar) di atas symphisis pubis, catat dengan tanda

lingkaran (O) pada setiap pemeriksaan dalam. Pada

posisi 0/5, sinsiput (S) atau paruh atas kepala berada di

symphisis pubis.

f) Waktu : menyatakan beberapa jam waktu yang sudah

dijalani selama pasien diterima.

g) Jam : catat jam sesungguhnya.

h) Kontraksi : catat setiap ½ jam, lakukan palpasi untuk

menghitung banyaknya kontraksi dalam 10 menit dan

lamanya masing-masing kontraksi dalam hitungan detik :

kurang dari 20 detik, antara 20-40 detik dan lebih dari 40

detik.

i) Oksitosin: jika memakai oksitosin, catatlah banyaknya

oksitosin per volume cairan infus dan dalam tetesan per

menit.

j) Obat yang diberikan : catat semua obat lain yang

diberikan.

k) Nadi: catatlah setiap 30- 60 menit dan ditandai dengan

sebuah titik besar (●).

l) Tekanan darah: catatlah setiap 4 jam dan ditandai

dengan anak panah.

m) Suhu: catatlah setiap 2 jam.


106

n) Protein, aseton dan volume urine : catatlah setiap kali ibu

berkemih. (Prawirohardjo, 2010)

k. Pencatatan partograf

Partograf membantu penolong persalinan dalam memantau,

mengevaluasi dan membantu keputusan klinik. pencatatan pada

partograf dimulai pada saat proses persalinan, masuk dalam kala

“fase aktif” untuk mengatakan ibu sudah masuk fase aktif harus

ditandai dengan kontraksi yang teratur minimal 3x selama 10 menit,

lama kontraksi minimal 40 detik, pembukaan 4 cm disertai

penipisan, dan bagian terendah sudah masuk pintu atas panggul.

Menurut modul Midwifery Update tahun (2018).

l. Observasi Selama Persalinan

Komponen yang harus diobservasi saat persalinan yaitu DJJ,

kontraksi uterus,nadi, setiap ½ jam, pembukaan serviks,

penurunan, TD, suhu, setiap 4 jam sekali, produksi urine, aseton

dan protein setiap 2-4 jam. Menurut modul Midwifery Update tahun

(2018).

m. Asuhan Persalinan

1. Asuhan Persalinan Kala 1

1) Mempersiapkan perlengkapan , bahan – bahan dan obat –

obatan yang diperlukan.

2) Melakukan persiapan rujukan jika terdapat komplikasi


107

3) Memberikan asuhan sayang ibu

2. Asuhan Persalinan Kala II

1) Anjurkan agar ibu selalu didampingi oleh keluarganya selama

proses persalinan dan kelahiran bayi.

2) Anjurkan keluarga ikut terlibat dalam asuhan, diantaranya

membantu ibu untuk berganti posisi, melakukan rangsangan

taktil (masase), memberikan makanan dan minuman, teman

bicara dan memberikan dukungan dan semangat selama

persalinan dan melahirkan bayinya.

3) Penolong persalinan dapat memberi dukungan dan semangat

serta menjelaskan tahapan dan kemajuan persalinan bayi

kepada ibu dan keluarga.

4) Tenangkan hati ibu dalam menghadapi dan menjalani kala II

persalinan berlangsung.

5) Bantu ibu memilih posisi yang nyaman saat meneran.

6) Setelah pembukaan lengkap, anjurkan ibu untuk meneran jika

hanya ada dorongan kuat dan spontan untuk meneran.

Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi.

A. Asuhan Persalinan Kala III

1) Periksa janin kedua

2) Melakukan Manajemen Aktif Kala III


108

a) Pemberian Suntikan Oksitosin dalam 1menit pertama setelah

bayi lahir

b) Melakukan penegangan tali pusat terkendali

c) Masase Fundus Uteri

B. Asuhan Persalinan Kala IV

1) Lakukan Rangsangan taktil (masase) uterus untuk merangsang

uterus berkontraksi baik dan kuat.

2) Evaluasi tinggi fundus dengan meletakan jari tangan secara

melintang dengan pusat sebagi patokan. Umumnya, fundus uteri

setinggi atau beberapa jari dibawah pusat.

3) Memperkirakan kehilangan darah secara keseluruhan.

4) Periksa kemungkinan perdarahan dari robekan

(laserasi/episiotomi) perineum. Laserasi dapat diklasifikasikan

berdasarkan luasnya robekan :

a. Derajat 1 : Mukosa vagina ,Komisura Posterior ,Kulit perineum

Ket: Tidak perlu dijahit jika tidak ada perdarahan dan aposisi luka

baik

b. Derajat 2 :Mukosa vagina ,Komisura Posterior, Kulit perineum

dan Otot perineum

Ket : Jahit menggunakan teknik jelujur/satu per satu

c. Derajat 3 :Mukosa vagina , Komisura Posterior, Kulit perineum

, Otot perineum dan Otot sfingter ani


109

Ket : Segera rujuk ke fasilitas rujukan

d. Derajat 4 : Mukosa vagina , Komisura Posterior , Kulit

perineum, Otot perineum, Otot sfingter ani dan Dinding depan

rectum

Ket : Segera rujuk ke fasilitas rujukan (APN:2008)

5) Evaluasi keadaan umum ibu.

6) Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama

persalinan kala IV dibagian belakang partograf (Asuhan

Persalinan Normal : 2008)

Langkah Dalam Pertolongan Persalinan Dan Manajemen


Kebidanan Pada Ibu Bersalin
Tabel 2.2
Langkah-Langkah Pertolongan Persalinan Normal

1 Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua

2 Memastikan kelengkapan alat, patahkan ampul oksitosin dan


memasukkan spuit 3 ml ke dalam wadah partus set

3 Menggunakan APD lengkap

4 Mencuci tangan menggunakan air mengalir

5 Memakai sarung tangan DTT sebelah kanan

6
Mengambil alat suntik dengan tangan kanan, isi dengan oksitosin,
letakkan kembali ke dalam partus set, dan pakai handskun sebelah
kiri
Ctt.Bila ketuban belum pecah: pinggirkan ½ kocher pada partus set

7
Membersihkan vulva dan perineum menggunakan kapas DTT
110

8
Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan
lengkap
9
Melepaskan sarung tangan dalam tempat sampah infeksius
10
Memeriksa DJJ setelah kontraksi uterus berkurang
11
Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan meminta ibu untuk
meneran saat ada his bila ia sudah merasa ingin meneran.
12
Meminta keluarga untuk membantu menyiapkan posisi ibu untuk
meneran
13
Melakukan pimpinan meneranpada saat ibu merasa ingin meneran
atau timbul kontraksi yang kuat
14
Menganjurkan ibu untuk berjalan, jongkok, dan mengambil posisi
yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran
dalam selang waktu 60 menit
15
Meletakkan pernel dan handuk bersih
Cat: jika kepala bayi telah membuka vulva diameter 5-6 cm
16
Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dan meletakkannya
di bawah bokong ibu
17
Membuka tutup partus set
18
Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan
19
Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka
vulva lakukan steneng ritgen lindungi perineum dengan satu tangan
yang dilapisi dengan kain bersih dan kering, tangan yang lain
menahan belakang kepala untuk mempertahankan posisi defleksi
dan membantu lahirnya kepala.
20
Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat
21
Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan
22
Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara
biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan
lembut gerakkan kepala kea rah bawah dan distal hinggal bahu
111

depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan kearah


atas dan distal utuk melahirkan bahu belakang
23
Melakukan sangga susur
24
Memegang kedua mata kaki, masukan telunjuk diantara kaki
pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari yang
lainnya
25
Meletakan bayi diperut ibu dan Nilai bayi
Ctt. Penilaian Bayi : Warna, Jantung, Menangis/tidak,
26
Segera mengeringkan bayi, kecuali tangan
27
Periksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal
28
Memberitahu ibu bahwa akan disuntik
29
Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit
(IM) di 1/3 distal lateral paha
Cat : Lakukan Aspirasi

30
Menjepit tali pusat menggunakan kedua klem dengan jarak 2-3 cm
dari klem yang pertama.
31
Memotong tali pusat diantara kedua klem dan ikat tali pusat
32
Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu – bayi
atau skin to skin, selimuti ibu dan bayi dengan kain kering dan
pasang topi
33
Memindahkan klem pada tali pusat jarak 5-10 cm dari vulva
34
Letakkan tangan kiri di atas tepi simpisis, tangan lain memegang tali
pusat
35
Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah
sambil tangan yang lain mendorong uterus kearah belakang-atas
(dorso cranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri).
36
Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus kearah
dorsal ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat kearah distal
maka lanjutkan dorongan kearah cranial hingga plasenta dapat
dilahirkan
112

37
Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan
kedua tangan.
38
Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase
uterus hingga uterus berkontraksi.
39
Periksa kedua sisi plasenta (maternal-fetal) pastikan telah dilahirkan
lengkap.
40
Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum
Cat ; Bila ada laserasi lakukan penjahitan dengan anastesi lokal

41
Memastikan uterus berkotraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam
42 Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam
larutan klorin 0,5% dan cuci tangan.

43
Pastikan kandung kemih kosong
44
Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan
menilai kontraksi
45
Mengevaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
46
Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik
47
Memantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan
baik (40-60 kali/menit).
48
Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah
didekontaminasi
49
Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai
50
Membersihkan ibu jari paparan darah dan cairan tubuh dengan
menggunakan air DTT.
51
Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan
keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang
diinginkannya.
52
Mendekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
113

53
Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5%, balikan
bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama
10 menit
54
Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
55
Memakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan pemeriksaan
fisik bayi
56
Dalam satu jam pertama, beri salep/tetes mata profilaksis infeksi,
vitamin K₁ 1 mg IM dipaha kiri bawah lateral, pemeriksaan fisik bayi
baru lahir, pernapasan bayi (normal 40-60 kali/menit) dan
temperature tubuh (normal 36,5 – 37,5⁰C) setiap 15 menit
57
Setelah satu jam pemberian vitamin K₁ berikan suntikan imunisasi
Hepatitis B dipaha kanan bawah lateral. Letakkan bayi di dalam
jangkauan ibu agar sewaktu-waktu dapat disusukan
58
Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam
didalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
59
Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
60
Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda
vital dan asuhan kala IV persalinan
 Sumber : Asuhan Persalinan normal, 2016
C. Nifas

a. Definisi

Masa nifas disebut juga masa post partum atau puerperium

adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar

lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya isertai dengan

pulihnya kembali dengan organ – organ yang berkaitan dengan

kandungan ,yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain

sebagainya berkaitan saat melahirkan. (Suherni,2012)

b. Tujuan Asuhan Masa Nifas


114

1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun

psikologik.

2) Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi

masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada

ibu maupun bayinya.

3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan

kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui,

pemberian imunisasi kepada bayi dan perawatan bayi sehat.

4) Memberikan pelayanan keluarga berencana. (Suherni

dkk,2012).

Tahapan masa nifas dibagi menjadi 3 periode adalah:

a) Puerperium dini: masa kepulihan, yakni saat-saat ibu

diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.

b) Puerperium intermedial: masa kepulihan menyeluruh dari organ-

organ genital, kira-kira antara 6-8 minggu.

c) Remot puerperium: waktu yang diperlukan untuk pemulih dan

sehat sempurna terutama apabila ibu selalu hamil atau

persalinan mempunyai komplikasi, waktu untuk sehat sempurna

bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan. (Suherni dkk,

2012).

Proses involusi uteri


115

Dalam masa nifas uterus akan berangsur-angsur kembali


seperti keadaan sebelum hamil (involusi).
Tinggi fundus uteri atau berat uterus menurut masa involusi
No Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus
1 Bayi lahir Sepusat 1000 gram
2 Placenta lahir Dua jari bawah pusat 750 gram
3 7 hari Pertengahan pusat 500 gram
symphisis
4 2 minggu Tidak ada atas 350 gram
symphisis
5 6 minggu Bertambah kecil 50 gram
6 8 minggu Sebesar normal 30 gram

(Suherni dkk, 2012).


c. Perubahan fisiologis dan psikologis pada masa nifas

1) Perubahan fisiologis nifas

(a) Vulva dan Vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan

yang sangat besar selama proses persalinan dan akan

kembali secara bertahap dlam 6-8 minggu postpartum.

(Suherni dkk,2012)

(b) Serviks

Serviks setelah persalinan, bentuk serviks agak menganga

seperti corong berwarna kehitaman, konsistensinya lunak

kadang-kadang perlukaan kecil.

(c) Perubahan sistem pencernaan

Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah melahirkan anak.

Hal ini disebabkan karena pada waktu melahirkan alat


116

pencernaan mendapat penekanan yang menyebabkan colon

menjadi kosong, pengeluaran cairan yang belebihan pada

waktu persalinan (dehidrasi), kurang makan, haemoroid,

laserasi jalan lahir.

(d) Perubahan sistem perkemihan

Hendaknya dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-

kadang puerperiun mengalami sulit buang air kecil, karena

spingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh

iritasi muskulus sphingter ani selama persalinan.

(e) Perubahan sistem muskuloskeletal

Perubahan sistem muskuluskeletal pada ibu selama masa

nifas berlangsung terbalik dan selama masa kehamilannya.

Perubahan ini meliputi hal-hal yang dapat membantu

relaksasi dan hipermobilitas sendi serta perubahan pusat

berat ibu akibat pembesaran rahim. Untuk menstabilakan

sendi dengan lengkap diperlukan waktu sampai migguu ke 8

setelah ibu melahirkan

(f) Perubahan endokrin

(1) Hormon plasenta

Selama periode pasca partum terjadi perubahan hormon

yang besar. Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan

signifikan hormon-hormon yang diproduksi oleh plasenta.


117

Hormone plasenta menurun dengan cepat setelah

persalinan.

(2) Hormone pituitary

Prolaktin darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak

menyusui menurun dalam waktu 2 minggu.FSH dan LH

meningkat pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke 3,

LH tetap rendah sehingga ovulasi terjadi.

(3) Hormone oksitosin

Oksitosin dikeluarkan dari kelanjar bawah otak bagian

belakang (posterior), bekerja terhadap otot uterus dan

jaringan payudara. Selama tahap ketiga persalinan,

oksitosin menyebabkan pemisahan plasenta. Kemudian

seterusnya bertindak atas otot yang menahan kontraksi,

mengurangi tempat plasenta dan mencegah pendarahan.

(4) Hipotalamik pituitary ovarium

Untuk wanita yang menyusui dan tidak menyusui akan

mempengaruhi lamanya ia mendapatkan menstruasi.

Seringkali menstruasi pertama itu bersifat anovulasi yang

dikarenakan rendahnya kadar estrogen dan progesteron.

(5) Perubahan tanda – tanda vital

Tekanan darah biasanya normal. Temperatur biasanya

kembali normal dari kenaikannya yang sedikit selama


118

periode melahirkan dan menjadi stabil dalam 24 jam

pertama setelah melahirkan. Denyut nadi normal, jika

>100x/menit mungkin terjadi infeksi atau perdarahan.

Pernapasan dalam batas normal.

(g) Perubahan sistem kardiopaskuler

Setelah terjadi diuresis yang mencolok akibat penurunan

kadar estrogen, volume darah kembali kepada keadaan

tidak hamil. Jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin

kembali normal pada hari ke-5 postpartum.

(h) Perubahan hematologi

Selama minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar

fibrinogen dan plasma serta faktor-faktor pembekuan darah

meningkat. Pada hari pertama postpartum, kadar dan

plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental

dengan peningkatan viskositas sehingga meningkatkan

faktor pembekuan darah. (Suherni dkk, 2012).

(i) Lochea.

Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas.

Proses keluarnya darah nifas atau lochea terdiri atsa 4

tahapan :

(1) Lochea rubra atau merah (kruenta)


119

Lochea ini muncul pada hari 1 sampai hari ke 4 masa post

partum. Cairan yang keluar berwarna merah karena berisi

darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim,

lemak bayi, lanungo (rambut bayi) dan mekonium.

(2) Lochea sanguinolenta

Cairan yang berwarna merah kecoklatan dan berlendir.

Berlangsung dari hari ke 4 sampai hari ke 7 post partum.

(3) Loche serosa

Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena

mengandung serum, leukosit dan robekan atau laserasi

plasenta. Muncul pada hari ke 7 sampai ke 14 post

partum.

(4) Lochea alba atau putih

Mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir

serviks dan serabut jaringan yang mati. Lochea alba bisa

berlangsung selama 2 sampai 6 minggu postpartum.

(Suherni dkk,2012)

2) Perubahan psikologi nifas

(a) Fase pengungkapan (taking in)

Fase taking in yaitu periode ketergantungan,

berlangsung dari hari pertama sampai hari ke dua setelah

melahirkan. Pada fase ini ibu berfokus pada dirinya sendiri.


120

Ketidak nyamanan fisik yang dialami ibu pada fase ini

seperti rasa mules, nyeri pada jahitan, kurang tidur dan

kelelahan merupakan suatu yang tidak bisa dihindari.

(b) Fase taking hold

Fase talking hold yaitu periode yang berlangsung antara

3 sampai 10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini ibu timbul

rasa khawatir akan ketidak mampuan dan rasa tanggung

jawabnya dalam merawat bayi. Ibu mempunyai perasaan

sangat sensitif sehingga mudah tersinggung dan gampang

marah. Dukungan moril sangat diperlukan untuk

menumbuhkan kepercayaan diri ibu.

(c) Fase latting go.

Periode menerima tanggung jawab akan peran barunya.

Fase ini berlangsung 10 hari melahirkan. Ibu sudah mulai

menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Suami

dan keluarga dapat membantu merawat bayi, mengerjakan

urusan rumah tangga sehingga ibu tidak terbebani. (Suherni

dkk,,2012).

3) Gangguan Psikologi Masa Nifas

(a) Post partum blues

Post partum blues merupakan masa transisi mood

setelah melahirkan yang sering terjadi pada 50-70% wanita.


121

Gejala-gejala baby blues antara lain:Sering menangis,

Mudah tersinggung, Cemas, Labilitas perasaan,

Cenderung, menyalahkan diri sendiri, Gangguan tidur dan,

gangguan nafsu makan, Kelelahan, Mudah sedih, Cepat

marah, Mood mudah berubah, cepat menjadi sedih dan

cepat gembira, Perasaan terjebak, marah kepada pasangan

dan bayinya, Perasaan bersalah dan Sangat pelupa.

(b) Depresi berat

Depresi berat dikenal dengan sindrom depresi non

psikotik pada kehamilan namun umumnya terjadi dalam

beberapa minggu sampai bulan setelah kelahiran.

Gejala-gejala depresi berat:Perubahan pada mood,

Gangguan pola tidur dan makan, Perubahan metal dan

labido dan Dapat pula muncul fobia, ketakutan akan

menyakiti diri sendiri atau bayinya. (Suherni dkk, 2012)

4) Tanda-tanda Bahaya Pada Ibu Post Partum

(a) Demam tinggi melebihi 38°C

(b) Perdaraha pervaginam yang luar biasa atau tiba-tiba

bertambahbanyak(lebih dari perdarahan haid biasa).

(c) Sakit di bagian perut yang hebat


122

(d) Sakit kepala yang terus-menerus, nyeri ulu hati, dan

gangguan penglihatan.

(e) Bengkak di wajah, jari-jari dan tangan.

(f) Payudara membengkak, kemerahan, lunak disetai demam.

(g) Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama.

(h) Tidak bisa buang air besar selama 3 hari atau terasa sakit

waktu buang air besar

(i) Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri

bayinya.

(1) Menyusui

ASI mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah

dicerna, memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar,

bersih, dan siap untuk diminum.

Ibu menyusui harus :

a) Mengkonsumsi tambahan kalori 500 kalori tiap hari.

b) Makan dengan diet berimbang untuk mendapat protein, mineral,

dan vitamin yang cukup.

c) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum

setiap kali menyusui)

d) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya

selama 40 hari pasca bersalin.


123

Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan

vitamin A kepada bayinya melalui ASI-nya. (Suherni dkk,2012)

(2) Kebijakan Program Nasional Masa Nifas

Paling sedikit ada 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk

menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah,

mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang

terjadi.(Suherni dkk,2012)

(3) Memberikan Asuhan Pada Masa Nifas

Bidan beroerantasi dalam memberikan asuhan masa nifas

untuk dapat memastikan ibu merasa nyaman dalam menjalani

peran barunya dan selalu memberikan dukungan dalam proses

adaptasi yang dilalui ibu. Pada pemeriksaan fisik, bidan harus

melakukan pemeriksaan menyeluru dan terutama berfokus pada

masa nifas, yaitu :

1) Keadaan umum, kesadaran

2) Tanda-tanda vital : tekanan darah, suhu nadi dan pernafasan.

3) Payudara: pembesaran, putting susu (menonjol/mendatar,

adakah nyeri dan lecet pada putting), ASI/kolostrum sudah

keluar, adakah pembengkakan, radang atau benjolan

abnormal.

4) Abdomen: tinggi fundus uteri, kontraksi uterus.

5) Kandung kemih kosong/penuh.


124

6) Genetalia dan perineum: pengeluaran lochea (jenis, warna,

jumlah, bau), edema, peradangan, keadaan jahitan, nanah,

tanda-tanda infeksi pada luka jahitan, kebersihan perineum,

hemoroid pada anus.

7) Ektremitas bawah: pergerakan, gumpalan darah pada otot

kaki yang menyebabkan nyeri, edena, human’s sign, varises.

(Suherni dkk,2012)

D. Bayi Baru Lahir

1. Definisi

Bayi baru lahir disebut neonatus adalah bayi berumur 0 (baru

lahir) sampai dengan usia 1 bulan sesudah lahir. (Saefudin, 2010).Bayi

baru lahir disebut neonatus dengan tahapan :Umur 0-7 hari disebut

neonatal dini, Umur 8-28 hari disebut neonatal lanjut dan Umur lebih

dari 28 disebut bayi

2. Bayi baru lahir normal

Pada waktu kelahiran, tubuh bayi mengalami sejumlah adaptasi

pesikologik. Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan

masa transisi kehidupannya, kehidupan luar uterus berlangsung

baik.Bayi baru lahir juga membutuhkan asuhan yang dapat


125

meningkatkan kesempatan untuknya menjadi masa trasisi dengan

baik.Tujuan asuhan pada bayi baru lahir ini adalah memberikan

asuhan komperhensif kepada bayi baru lahir pada saat masih diruang

rawat serta mengajarkan pada orang tua yang percaya diri. Setelah

kelahiran, akan terjadi serangkaian perubahan tanda – tanda vital dan

tampak klinisjika bayi reaktif terhadap proses kelahiran.

3. Keadaan bayi baru lahir pemeriksaan ekstremitas

pemeriksaan ini meliputi tulang gerakan bagian atas

(ekstremitas atas) dan bagian bawah (ekstremitas bawah), ekstremitas

bawah: pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh mulai dari paha,

lutut, tungkai, pergerakan kaki, tumit hingga jari-jari kaki, melihat

kelengkapan jari, menguji reflex, dan adakah kalinan bentuk tulang

atau sendi.Menurut William C (2012).

4. Penilaian Bayi Baru Lahir

Keadaan umum bayi dinilai satu menit setelah bayi lahir dengan

penggunaan nilai APGAR. Panilaian ini perlu mengetahui apakah bayi

menderita asfiksia atau tidak. Yang dinilai adalah Appearance (warna

kulit), Pulse rate (frekuensi nadi), Grimace (reaksi rangsangan),

Activity (tonus otot), dan Respiration (pernafasan).

5. Ciri – ciri BBL Normal

a) Berat badan berkisar antara 2500-4000 gram.

b) Panjang badan 48-53 cm


126

c) Lingkar dada 30-38 cm

d) Lingkar kepala 33-35 cm

e) Bernapas dan menangis spontan terjadi dalam 30 detik setelah

kelahiran kira-kira 80 kali/menit setelah kelahiran kira-kira 80

kali/menit dan setelah tenang 40 kali/menit

f) Frekuensi denyut jantung berkisar 180 kali/menit, kemudian setelah

tenang menurun sampai 120-140 kali/menit pada 30 menit pertama.

g) Warna kulit kemerah-merahan dan terdapat vernik caseosa atau

bersih.

h) Lemak subkutan cukup tebal.

i) Rambut lanugo dan rambut kepala tumbuh dengan baik.

j) Aktifitas (tonus otot) gerakan aktif.

k) Mengeluarkan mekonium dalam 24 jam pertama.

l) Fungsi urinaria normal, dalam 24 jam pertama bayi dapat BAK

dengan volume 20-30 ml/hari.

m) Genetalia: labia mayora menutupi labia minora, testis sudah

turun dalam skrotum. (Saefudin, 2010).

6. Inisiasi MenyusuiDini (IMD)

Setelah bayi baru lahir dan tali pusat di potong, segera letakkan

bayi tengkurap di dada ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu untuk

melaksanakan proses IMD selama 1 jam. Biarkan bayi mencari,

menemukan puting, dan mulai menyusui. Sebagian besar bayi akan


127

berhasil melakukan IMD dalam waktu 60-80 menit, menyusu pertama

biasanya berlangsung pada menot ke 45-60 menit dan berlangsung

selama 10-20 menit dan bayi cukup menyusu dari satu payudara

(Kementerian Kesehatan RI, 2013)

Jika bayi belum menemukan puting ibu dalam waktu 1 jam,

posisikan bayi lebih dekat dengan puting ibu dan biarkan kontak kulit

dengan kulit selamma 30-60 menit berikutnya. Jika bayi masih belum

melakukan IMD dalam waktu 2 jam, lanjutkan asuhan kebidanan pada

neonatal lainnya ( menimbang, pemberian vit. K, salep mata, serta

pemberian gelang pengenal). Kemudian diikembalikan lagi kepada ibu

untuk belajar menyusu. (Kementerian Kesehatan RI, 2013)

7. Pencegahan kehilangan panas pada bayi baru lahir

Menunda mandi selama 6 jam, kontak kulit bayi dan ibu serta

menyelimuti kepala dan tubuh bayi (Kementerian Kesehatan RI, 2013)

8. Pemberian salep mata

Pemberian salep mata atau tetes mata diberikan untuk

pencegahan infeksi mata. Beri bayi salep mata antibiotika profilaksis

(tetrasiklin 1%, oxytetrasiklin 1%, atau antibiotika lainnya). Pemberian

salep mata harus tepat 1 jam setelah kelahiran. Upaya pencegahan

infeksi mata tidak efektif jika diberikan lebih dari 1 jam setelah

kelahiran (Kementerian Kesehatan RI, 2013)

9. Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan vitamin K


128

Semua bayi baru lahir harus diberi penyuntikan vit K

(Phythomenadione) 1 mg intramuskular di paha kiri, untuk mencegah

perdaraha BBL akibat defisiensi vitamin yang dapat dialami oleh

sebagian bayi baru lahir (Kementerian Kesehatan RI, 2010).

Pemberian vit K sebagai profilaksis melawan hemmoragic disease of

the newborn dapat diberikan dalam suntikan yang memberikan

pencegahan lebih terpercaya, atau secara oral yang membutuhkan

beberapa dan proteksi yang kurang pasti pada bayi (Lissuer, 2013).

Vitamin K dapat diberikan dalam waktu 6 jam setelah lahir.

10. Pemberian imunisasi Hepatitis B (HB 0)

Diberikan 1-2 jam di paha kanan setelah penyuntikan vit K yang

bertujuan untuk mencegah penularan Hepatitis B melalui jalur ibu ke

bayi yang dapat menimbulkan kerusakan hati (Kementerian Kesehatan

RI, 2010).

11. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir (BBL)

Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin

kelainan pada bayi. Bayi yang lahir di fasilitasi kesehatan dianjurkan

tetap berada di fasilitasi tersebut selama 24 jam karena resiko terbesar

kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama kehidupan. Saat kunjungan

tindak lanjut (KN) yaitu 1 kali pada umur 6-48 jam, 1 kali pada umur 3-

7 hari, dan 1 kali pada umur 8-28 hari. (Kementerian Kesehatan RI,

2010).
129

Pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir seharusnya di lakukan

secara lengkap, berdasarkan Muslihatun, 2010.

12. Pemberian ASI eksklusif

ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

minuman tambahan lain pada bayi 0-6 bulan dan jika memungkinkan

dilanjutkan dengan pemeberian ASI dan makanan pendamping

sampai 2 tahun. Pemeberian ASI eksklusif mempunyai dasar hukum

yang diatur dalam SK Menkes Nomor 450/Menkes/SK/IV/2004 tentang

pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan. Setiap bayi mempunyai

hak untuk dipenuhi kebutuhan dasarnya seperti Inisiasi Menyusui Dini

(IMD). ASI eksklusif, dan imunisasi serta pemgamanan dan

perlindungan bayi baru lahir upaya penculikan dan perdagangan bayi.

13. Tanda-tanda bayi baru lahir tidak normal (Saifuddin, 2010)

a) Usia kehamilan kurang atau lebih dari 36-42 minggu,Berat badan

lahir kurang dari 2500-4000 gr,

b) Tidak dapat bernafas teratur dan normal,

c) Organ fisik tidak lengkap dan tidak dapat berfungsi dengan baik.

14. Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir (Saifuddin, 2010)

a) Pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit,

b) Kehangatan tubuh (> 380C atau terlalu dingin < 360C),

c) Warna kulit, kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau

pucat, memar,
130

d) Pemberian makanan, hisapan lemah, mengantuk berlebihan,

banyak muntah,

e) Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah,

f) Infeksi, suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan (nanah),

bau busuk, pernafasan sulit,

g) Tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua,ada

lendir atau darah pada tinja

h) Aktivitas menggigil , atau nangis tidak biasa, sangat mudah

tersinggung, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang, kejang

halus, tidak bisa tenang, menangis terus menerus.

15. Dislocation of the knee/ kelainan dislokasi lutut

Dislokasi lutut anterior dengan hiperekstensi jarang saat lahir

tetapi membutuhkan perawatan darurat. Ini dapat terjadi dengan

sindrom Larsen, yang terdiri dari beberapa dislokasi kongenital

(misalnya, siku, pinggul, lutut), kaki pengkor, dan fasies karakteristik

(misalnya, dahi menonjol, jembatan hidung tertekan, mata lebar-spasi),

atau dengan arthrogryposis (lihat Arthrogryposis Multiplex congenita).

Dislokasi mungkin terkait dengan ketidakseimbangan otot (jika

myelodysplasia atau arthrogryposis hadir) atau intrauterine posisi.

Ipsilateral hip dislokasi sering berdampingan. Pada pemeriksaan kaki

yang diperpanjang dan tidak dapat tertekuk lebih dari beberapa

derajat. ika bayi dinyatakan normal, pengobatan segera dengan


131

gerakan fleksi pasif harian dan belat di fleksi biasanya menghasilkan

lutut fungsional.

Dislokasi lutut terjadi ketika tulang yang membentuk lutut tidak

pada tempatnya. Dislokasi lutut, lebih khusus, adalah ketika tulang-

tulang kaki (tibia dan fibula) bergerak dalam hubungannya dengan

tulang di paha (femur).

Tulang-tulang lutut dipegang bersama oleh jaringan kuat yang

disebut ligamen. Setiap ligamen bertanggung jawab untuk

menstabilkan lutut dalam posisi tertentu.

Untuk dislokasi lutut terjadi, ligamen ini harus sobek. Dislokasi

parsial disebut sebagai subluksasi. Dalam beberapa cedera,

tempurung lutut ( patella ) dan ligamennya juga terganggu.

16. Manajemen Pelayanan Kebidanan

Dalam pelayanan kebidanan, manajemen adalah proses

pelaksanaan pemberian pelayanan kebidanan untuk memberikan

asuhan kebidanan kepada klien dengan tujuan menciptakan

kesejahteraan bagi ibu dan anak ,kepuasan pelanggan dan kepuasan

bidan sebagai provider.

Pengelola pelayanan kebidanan memiliki standar asuhan /

manajemen kebidanan yang ditetapkan sebagai pedoman dalam

memberikan pelayanan kepada pasien.

E. Langkah-langkah Manajemen Kebidanan


132

Proses Manajemen Kebidanan menurut varney (2007) terdiri dari 7

langkah yang secara periodik disaring ulang, proses manajemen ini

terdiri dari pengumpulan data, antisipasi atau tindakan gawat

daruratan, rencana tindakan, pelaksanaan dan evaluasi.

1) Langkah 1 (Pertama) : Pengumpulan data dasar

Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan

mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi

keadaan klien secara lengkap (Asrinah,2010)

2) Langkah II (Kedua) : Intepretasi data

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap

diagnosis atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan

interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan

diintepretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosis yang

spesifik (Asrinah,2010)

3) Langkah III (Ketiga) : Mengidentifikasi diagnosis atau masalah

potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis

potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang

sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila

memungkinkan dilakukan pencegahan(Arsinah dkk, 2010). Pada

langkah ini penting sekali untuk melakukan asyhan yang aman

(Sari, 2012)
133

Pada kasus persalinan dengan ketuban pecah dini berpotensi

terjadi korioamnionitis, malpresentasi, prolaps tali pusat, partus

lama, perdarahan post partum, endometritis pasca persalinan,

prematuritas, sindom gawat nifas.

4) Langkah IV (Keempat) : Mengidentifikasi dan menetapkan

kebutuhan yang memerlukan penanganan segera

Tahap ini dilakukan oleh bidan dengan melakukan identifikasi

dan menetapkan beberapa kebutuhan setelah diagnosa dan

masalah ditegakkan. Kegiatan bidan tahap ini adalah konsultasi,

kolaborasi, dan melakukan rujukan (Sari,2012)

Langkah keempat mencerminkan keseimbangan dari proses

manajemen kebidanan. Jadi manajemen kebidanan bukan hanya

selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi

juga selama perempuan tersebut bersama bidan terus menerus

(Arsinah, 2010)

5) Langkah V (Kelima) : Merencanakan asuhan yang menyeluruh

Setelah beberapa kebutuhan pasien ditetapkan, diperlukan

perencanaan secara menyeluruh terhadap masalah dan diagnosa

yang ada (Sari, 2012) Rencana asuhan yang menyeluruh tidak

hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien, atau

dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga dari kerangka


134

pedoman antisipasi terhadap perempuan tersebut (Arsinah dkk,

2010).

6) Langkah VI (Keenam) : Melaksanakan perencanaan

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti

yang telah diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara

efisiensi dan aman (Arsinah, 2010).

7)Langkah VII (Ketujuh) : Evaluasi

Dilakukan evaluasi efektivitas dari asuhan yang telah diberikan

meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan telah apakah benar-

benar terpenuhi sesuai dengan apa yang telah diidentifikasi dalam

amasalh dan diagnosis. Rencana tersebut bisa dianggap efektif jika

memang benar efektif dalam pelaksanaanya. Ada kemungkinan

bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif sedang sebagian

belum efektif (Arsina dkk, 2010)

17. Informed Consent

Informed Consent adalah persetujuan atau izin oleh pasien atau

keluarga yang berhak kepada dokter untuk melakukan tindakan medis

pada pasien, seperti pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lain-lain

(idtesis, 2014).
BAB III

PERKEMBANGAN KASUS

Berdasarkan data yang didapat secara sekunder dan primer penulis

mendapatkan hasil pemeriksaan kehamilan yang dilakukan secara

langsung oleh penulis dan didapat dari buku KIA, sedangkan persalinan,

nifas, dan bayi baru lahir dilakukan secara primer dan dilakukan

pemeriksaan langsung oleh penulis.

A. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan

Pada kehamilan ini ibu memeriksakan kehamilan nya pada trimester I

sebanyak 3 kali, trimester II sebanyak 3 kali dan trimester III

sebanyak 4 kali

1. Pemeriksaan pada tanggal 08 Agustus 2017 di BPM (buku KIA).

Data subjektif: Identitas Ny. R berusia 28 tahun, suku/ bangsa

Sunda/Indonesia, agama Islam, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan

ibu rumah tangga. Tn. H berusia 28 tahun, suku/ bangsa

Sunda/Indonesia, agama Islam, pendidikan terakhir SMA, karyawan

swasta, beralamat perum mahkota rt 006 rw 014, Kec. Cikampek barat

Kabupaten Karawang, No.telpon 08577xxxxxx.

Hari pertama haid terakhir (HPHT), tanggal 24 Juni 2017. Hari

taksiran persalinan (HTP) 01 April 2018, LILA: 29 cm, TB: 158 cm,

penggunaan kontrasepsi sebelum ini kb suntik 3 bulan selama 2

136
137

tahun, riwayat penyakit yang di derita ibu: x, riwayat alergi: x, G2P1A0,

jarak kehamilan ini dengan persalinan terakhir: 4-5 tahun, status

imunisasi: TT2, penolong terakhir: bidan, keluhan sekarang : Ibu

mengatakan mual dan pusing.

Data objektif : TD 100/60 mmHg, BB 66 kg, usia kehamilan ± 5-6

minggu, TFU -,kaki bengkak -. A : Ny. R usia 28 tahun G2P1A0 usia

kehamilan ± 5-6 minggu P : terapi yang diberikan pct, asam folat,

antacid, nasihat yang disampaikan baca buku halaman 1.

2. Pemeriksaan pada tanggal 27 Agustus 2017 di BPM bidan (buku

KIA).

S : Ibu mengatakan flu dan pusing, O :TD 100/60 mmHg, BB 64 kg,

usia kehamilan ± 9 minggu, kaki bengkak -. A : Ny. R usia 28 tahun

G2P1A0 usia kehamilan ±9 minggu. P : terapi yang diberikan hufabion,

asam folat, nasihat yang disampaikan membaca buku kia halaman 1-

4.

3. Pemeriksaan pada tanggal 26 September 2017 di BPM bidan (buku

KIA).

S :-,O : TD 100/60 mmHg, BB 60 kg, usia kehamilan ± 12 minggu, TFU

: 3 jari dibawah pusat, baltm +, kaki bengkak -. A : Ny. R usia 28 tahun

G2P1A0 usia kehamilan ± 12 minggu. P : terapi yang diberikan terapi

yang diberikan hufabion,asam folat, nasihat yang disampaikan baca


138

buku KIA halaman 1-5 dan untuk membuat bpjs, cek golongan darah,

dan cek hib.

4. tanggal 20 Oktober 2017 di BPM bidan (buku KIA).

S : Ibu mengatakan pusing. O : TD 100/70 mmHg, BB 60 kg, usia

kehamilan ±16 minggu, Tfu : 2 jari dibawah pusat. A : Ny. R usia 28

tahun G2P1A0 usia kehamilan ± 16 minggu, 3 jari dibawah pusat,

baltm +, DJJ +, kaki bengkak -. P : terapi yang diberikan hufabion,

kalk, nasihat yang disampaikan baca buku KIA halaman 6.

5. Tanggal 25 oktober 2017

Penulis bertemu dengan bidan untuk meminta dicarikan pasien untuk

laporan tugas akhir dan penulis mendapatkan nomer hp pasien LTA.

6. Kunjungan pertama dengan pasien tanggal 28 Oktober 2017

Penulis dan ny. R bertemu untuk pertamakalinya dan menjelaskan

maksud dan tujuan penulis datang ke rumah ny.R dengan bidan yaitu

untuk meminta kepada ny.R agar mau menjadi pasien dalam

pembuatan laporan tugas akhir penulis mulai dari kehamilan,

persalinan yang di tolong oleh penulis, pemeriksaan nifas dan bayi

baru lahir dan ny.R mengatakan bersedia menjadi pasien untuk

penulis. Penulis melakukan informed consent secara lisan.


139

Data Subjektif

Klarifikasi didapat dari pasien yang sebelumnya telah

memeriksakan kepada bidan seluruh identitas pasiensesuai dengan

buku KIA.

Ibu mengatakan tidak ada keluhan, ini kunjungan pertama kali

dengan penulis. Penulis mendapatkan data baru dari Riwayat

menstruasi : menarche 12 tahun, HPHT sesuai dengan buku KIA,

siklus haid terarur 28 hari, lamanya ± 6-7 hari, disminore tidak ada,

flour albus tidak ada. Riwayat perkawinan : ibu menikah satu kali

dengan suami dan status perkawinan syah. ibu tidak mempunyai atau

sedang menderita penyakit sistemik seperti ginjal, jantung, hepatitis,

hipertensi, DM, asma dll. Ibu mengatakan ini hamil yang pertama kali

dan belum pernah keguguran, klarifikasi ibu mengatakan pernah

menggunakan alat kontrasepsi kb suntik 1 bulan tidak sesuai dengan

buku KIA. ibu sudah di imunisasi TT 1 kali pada saat usia kehamilan

18 minggu. Pergerakan janin dirasakan pada usia kehamilan ± 5

bulan.

Pola nutisi ibu makan 3 kali sehari porsi sedang dan habis, lauk

pauk bervariasi. Minum ± 7 gelas/hari jenisnya air putih dan susu.

Tidak ada keluhan dan perubahan pada pola nutrisi. Pola eliminasi :

BAB 1 kali/hari, BAK 5-6 kali/ hari, tidak ada keluhan pada pola

eliminasi. Pola aktifitas melakukan pekerjaan rumah tangga. Pola


140

istirahat : istirahat ibu cukup, siang ± 1 jam dan malam ± 8 jam, tidak

ada keluhan pada pola istirahat. Personal hygiene : mandi 2x/hari.

Ibu sangat menerima kehamilan ini dan mendapatkan

dukungan besar dari suami dan keluarga, keputusan pertama atas Ny.

R adalah suaminya dan kehamilan ini sudah direncanakan.

Data Objektif

Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, keadaan emosional

stabil, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80 x/menit, pernafasan 20

x/menit, (pengukuran LILA sesuai dengan buku KIA).

Kepala : tidak ada benjolan, muka: tidak pucat, tidak oedema Mata

bersih,konjungtiva tidak anemis, hidung : tidak ada pengeluaran

cairan, mulut : bibir tidak pucat, leher : tidak ada pembesaran kelenjar

tyroid dan peningkatan vena jugularis, telinga : bersih, tidak ada

pengeluaran cairan, payudara: bersih, tidak ada benjolan dan nyeri,

putting susu menonjol,ada colostrums sedikit. Abdomen: TFU 2 jari

dibawah pusat Pemeriksaan balltemen (+), DJJ (+). Ekstremitas atas:

tidak oedema, cavilaria revil kembali dalam 2 detik. Ekstermitas

Bawah: tidak oedema, tidak ada varices. Genetalia tidak dilakukan,

reflek patella : tidak dilakukan. Pemerikaan penunjang : tidak

dialakukan.
141

Assesment

Diagnosa : Ny. R usia 28 tahun G2 P1 A0 usia kehamilan 18 minggu

janin tunggal hidup intra uterin fisiologis.

Masalah : Tidak ada

Penatalaksanaan

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan

baik. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan

baik.

2. Menganjurkan kepada ibu untuk makan makanan yang bergizi

seperti sayuran hijau, bayam, kangkung, daun katuk, kacang-

kacangan, seperti kacang merah, kacang kedelai, kacang panjang

dan lain-lain, protein hewani seperti iakn, telur, daging dan protein

nabati seperti tempe, tahu serta buah-buahan seperti pisang,

pepaya, jambu dan lain-lain. Ibu mengerti dan akan mengikuti

anjuran yang telah disampaikan.

3. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan,

yaitu pervaginam pada hamil muda maupun hamil tua, bengkak di

wajah, tangan dan kaki di sertai sakit kepala yang hebat dan

kejang, demam atau panas tinggi, air ketuban keluar sebelum

pada waktunya, gerakan bayi berkurang atau tidak bergerak,

muntah terus dan tidak mau makan. Ibu mengerti dengan

penjelasan yang telah disampaikan.


142

4. Memberitahu ibu tentang tanda tanda persalinan yaitu keluarnya

lendir bercampur darah, keluar air air yang tak tertahan,

merasakan mulas dalam waktu 10 menit lebih dari 3 kali. Ibu

mengerti yang telah disampaikan.

5. Memberitahu ibu tentang persiapan persalinan seperti

perlengkapan bayi, perlengkapan ibu, persiapan melahirkan

seperti keuangan dan rencana bersalin dimana, siapa yang akan

meolong persalinan dan siapa yang akan mengambil keputusan,

pendonor darah, dan transportasi.ibu mengerti dengan penjelasan

yang diberikan oleh bidan

6. Menganjurkan kepada ibu untuk tetap minum tablet Fe ( zat besi )

untuk mencegah ibu agar tidak anemia dengan cara di minum 1x1

sehari pada malam hari sebelum tidur, diminum dengan air putih

jangan di minum dengan air teh atau air kopi karena dapat

menghambat penyerapan tablet Fe ( zat besi ). Ibu mengerti

dengan penjelasan yang diberikan oleh bidan dan ibu akan

melakukannya.

7. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang 1 bulan kemudian yaitu

pada tanggal 28 November 2017 dan jika ada keluhan atau penulis

akan melakukan kunjungan rumah pada tanggal tersebut. ibu

bersedia untuk kunjungan ulang dengan penulis maupun dengan

bidan.
143

7. Kunjungan Ke-2 Tanggal 15 November 2017

Data Subjektif

Ibu mengatakan tidak ada keluhan.

Data Objektif

Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, keadaan emosional

stabil, tekanan darah 110/70 mmHg, Nadi 80x/m, Pernapasan 21x/m,

suhu 36,5 c. BB:67 Kg, kepala : tidak ada benjolan, muka : tidak oedema,

mata : konjungtiva tidak anemis, hidung : tidak ada pengeluaran cairan,

mulut : bibir tidak pucat, telinga : tidak ada pengeluaran cairan, leher :

tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan peningkatan vena jugularis,

payudara: bersih, tidak ada benjolan dan nyeri, ada pengeluaran

colostrum sedikit, Pemeriksaan leopold tfu : 21 cm, Leopold : balltmen +.

DJJ (+), kuat dan teratur TBJ : (21-12)x155= 1.395 gram. DJJ (+)

punctum maksimum 2 jari dibawah pusat, frekuensi : 135x/menit, kuat

dan teratur. Ekstremitas atas: tidak oedema, cavilaria revil kembali dalam

2 detik. Ekstermitas Bawah: tidak oedema, tidak ada varices. Genetalia

tidak dilakukan reflek patella : tidak dilakukan, pemeriksaan penunjang :

tidak dilakukan.

Assesment

Diagnosa : Ny. R 28 tahun G2 P1 A0 usia kehamilan 20 minggu 4 hari

janin tunggal hidup intra uterin fisiologis.

Masalah : tidak ada


144

Penatalaksanaan

1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam

keadaan baik. ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan ibu merasa

senang.

2. Mengingatkan kepada ibu untuk makan makanan yang bergizi seperti

sayuran hijau, bayam, kangkung, daun katuk, kacang-kacangan,

seperti kacang merah, kacang kedelai, kacang panjang dan lain-lain,

protein hewani seperti iakn, telur, daging dan protein nabati seperti

tempe, tahu serta buah-buahan seperti pisang, pepaya, jambu dan

lain-lain. Ibu ingat akan penjelasan tentang nutrisi.

3. Mengingatkan kepada ibu untuk memperhatikan pergerakan janin

dalam satu hari normal pergerakan janin ≥ 10 x dalam sehari, ibu

akan selalu memperhatikannya

4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan tidur yang cukup,

serta tidak melakukan aktivitas yang berat-berat. Ibu mengerti akan

penjelasan yang telah di sampaikan dan akan melakukannya.

5. Menganjurkan ibu untuk berjalan kaki setiap pagi agar tubuh tidak

mudah lemas, psikologis ibu semakin kuat, mempermudah dan

mempercepat proses persalinan, dapat memperlancar aliran darah

serta menjaga kondisi tubuh tetap fit. Ibu mengerti dan akan

melakukan nya.
145

6. Mengingatkan ibu tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan, yaitu

pervaginam pada hamil muda maupun hamil tua, bengkak di wajah,

tangan dan kaki di sertai sakit kepala yang hebat dan kejang, demam

atau panas tinggi, air ketuban keluar sebelum pada waktunya,

gerakan bayi berkurang atau tidak bergerak, muntah terus dan tidak

mau makan. Ibu ingat tentang tanda bahaya pada masa kehamilan.

7. Memberitahu kunjungan ulang 1 minggu kemudian pada tanggal 15

Desember 2017 dan jika ada keluhan, atau penulis akan melakukan

kunjungan rumah pada tanggal tersebut. Ibu bersedia untuk

kunjungan ulang dengan penulis maupun dengan bidan.

8. Pemeriksaan pada tanggal 12 Desember 2017 di puskesmas (buku

KIA).

S : Ibu mengatakan pusing. O : TD 110/60 mmHg, BB 66 kg, Tfu :

sepusat, baltm +, djj 142x permenit, kaki bengkak -, HB : 10,4 gr%. A :

Ny. R usia 28 tahun G2P1A0 usia kehamilan 25 minggu. P : terapi

yang diberikan hufabion, kalk, nasihat yang disampaikan baca buku

KIA halaman 6.

9. Tanggal 22 Desember 2017 di BPM bidan(buku KIA).

S : Ibu mengatakan tidak ada keluhan. O : TD 100/70 mmHg, BB 66

kg, usia kehamilan 24-25 minggu, Tfu : sepusat, presentasi kepala

belum masuk PAP, djj : 142x permenit, kaki begkak -, TT3 ?. A : Ny. R

usia 28 tahun G2P1A0 usia kehamilan 24-25 minggu, presentasi


146

kepala belum masuk PAP. P : terapi yang diberikan hufabion, kalk,

nasihat yang disampaikan baca buku KIA halaman 7.

10. Kunjungan ke-3 tanggal 24 Desember 2017

Data Subjektif

Ibu mengatakan tidak ada keluhan.

Data Objektif

Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, keadaan emosional

stabil, tekanan darah 100/80 mmHg, Nadi 79x/m, Pernapasan 20x/m,

suhu 36,8ºc. BB:66 Kg. Kepala : tidak ada benjolan, muka : tidak

oedema, konjungtiva tidak pucat, hidung : tidak ada pengeluaran cairan,

mulut : bibir tidak pucat, leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan

peningkatan vena jugularis, payudara: tidak ada benjolan dan nyeri, ada

pengeluaran colostrum sedikit, abdoment : TFU 24 cm. Leopold I teraba

satu bagian fundus bundar tidak melenting (bokong), Leopold II teraba

satu bagian disebalah kanan ibu memanjang keras seperti papan (puka),

teraba satu bagian kiri ibu jari jari kecil (ekstremitas), Leopold III teraba

keras dan melenting (kepala), belum masuk PAP, Leopold IV :

convergen, penurunan kepala 4/5 TBJ : (24-12)x155= 1.860 gram. DJJ

(+) punctum maksimum terdengar jelas kuat dan terkatur di sebelah

kanan perut ibu, frekuensi : 131 x/menit, kuat dan teratur, genetalia : tidak

dilakukan, Reflek patella tidak dilakukan. Pemeriksaan penunjang tidak di

lakukan
147

Assesment

Diagnosa : Ny. R 28 tahun G2 P1 A0 usia kehamilan 26 minggu 1 hari

janin tunggal hidup intrauterin presentasi kepala keadaan ibu dan janin

baik.

Masalah : tidak ada

Penatalaksanaan

1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam

keadaan baik. ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan ibu merasa

senang.

2. Mengingatkan kepada ibu untuk makan makanan yang bergizi

seperti sayuran hijau, bayam, kangkung, daun katuk, kacang-

kacangan, seperti kacang merah, kacang kedelai, kacang panjang

dan lain-lain, protein hewani seperti iakn, telur, daging dan protein

nabati seperti tempe, tahu serta buah-buahan seperti pisang,

pepaya, jambu dan lain-lain. Ibu ingat akan penjelasan tentang

nutrisi.

3. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan tidur yang cukup,

serta tidak melakukan aktivitas yang berat-berat. Ibu mengerti

akan penjelasan yang telah di sampaikan dan akan

melakukannya.

4. Menganjurkan ibu untuk berjalan kaki setiap pagi agar tubuh tidak

mudah lemas, psikologis ibu semakin kuat, mempermudah dan


148

mempercepat proses persalinan, dapat memperlancar aliran darah

serta menjaga kondisi tubuh tetap fit. Ibu mengerti dan akan

melakukan nya.

5. Mengingatkan ibu tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan,

yaitu pervaginam pada hamil muda maupun hamil tua, bengkak di

wajah, tangan dan kaki di sertai sakit kepala yang hebat dan

kejang, demam atau panas tinggi, air ketuban keluar sebelum

pada waktunya, gerakan bayi berkurang atau tidak bergerak,

muntah terus dan tidak mau makan. Ibu ingat tentang tanda

bahaya pada masa kehamilan.

6. Memberitahu kunjungan ulang 1 bulan kemudian pada tanggal 24

januari 2018 dan jika ada keluhan, atau penulis akan melakukan

kunjungan rumah pada tanggal tersebut. Ibu bersedia untuk

kunjungan ulang dengan penulis maupun dengan bidan.

11. Tanggal 08 Januari 2018 di puskesmas(buku KIA).

S : Ibu mengatakan tidak ada keluhan. O : TD 100/70 mmHg, BB 66

kg, Tfu : 20 cm, presentasi kepala belum masuk PAP, djj 142x

permenit, kaki bengkak -. A : Ny. R usia 28 tahun G2P1A0 usia

kehamilan 28 minggu. P : terapi yang diberikan hufabion, kalk, nasihat

yang disampaikan baca buku KIA halaman 9 dan untuk memeriksakan

hb kembali, USG dan protein urine.


149

12. Tanggal 15 Januari 2018 di BPM bidan(buku KIA).

S : Ibu mengatakan tidak ada keluhan. O : TD 110/70 mmHg, BB 65

kg. A : Ny. R usia 28 tahun G2P1A0 usia kehamilan 29-30 minggu,

kaki bengkak -. P : terapi yang diberikan hufabion, kalk, nasihat yang

disampaikan baca buku KIA halaman 10.

13. Tanggal 09 Februari 2018 di BPM bidan(buku KIA).

S : Ibu mengatakan tidak ada keluhan. O : TD 110/70 mmHg, BB 66

kg, Tfu : 28 cm. A : Ny. R usia 28 tahun G2P1A0 usia kehamilan ± 33

minggu. P : terapi yang diberikan hufabion, kalk, nasihat yang

disampaikan baca buku KIA halaman 10.

14. Kunjungan Ke-4 Tanggal 16 Februari 2018

Data Subjektif

Ibu mengatakan tidak ada keluhan.

Data Objektif

Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, keadaan emosional

stabil, tekanan darah 110/70 mmHg, Nadi 80x/m, Pernapasan 21x/m,

suhu 36,5 c. BB:67 Kg, muka : tidak oedema, mata : konjungtiva tidak

pucat, hidung : tidak ada pengeluaran cairan, mulut : bibir tidak pucat,

Pemeriksaan leopold tfu : 30 cm, Leopold I (bokong), Leopold II (puka),

(ekstremitas), Leopold III (kepala), belum masuk PAP Leopold IV :

convergen, TBJ : (30-12)x155= 2.790 gram. DJJ (+) punctum maksimum


150

di sebelah kanan perut ibu, frekuensi : 135x/menit, kuat dan teratur.

Pemeriksaan penunjang tidak di lakukan.

Assesment

Diagnosa : Ny. R 28 tahun G2 P1 A0 usia kehamilan 33 minggu 5 hari

dengan janin tunggal hidup intrauterin presentasi kepala keadaan ibu dan

janin baik.

Masalah : tidak ada

Penatalaksanaan

1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam

keadaan baik. ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan ibu merasa

senang.

2. Menganjurkan ibu untuk pemeriksaan Hb, HbsAg, protein urine,

anti hiv.

Ibu mau mengikuti anjuran bidan.

3. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan tidur yang cukup,

serta tidak melakukan aktivitas yang berat-berat. Ibu mengerti

akan penjelasan yang telah di sampaikan dan akan

melakukannya.

4. Menganjurkan ibu untuk berjalan kaki setiap pagi agar tubuh tidak

mudah lemas, psikologis ibu semakin kuat, mempermudah dan

mempercepat proses persalinan, dapat memperlancar aliran darah


151

serta menjaga kondisi tubuh tetap fit. Ibu mengerti dan akan

melakukan nya.

5. Mengingatkan kepada ibu untuk memperhatikan pergerakan janin

dalam satu hari normal pergerakan janin ≥ 10 x dalam sehari, ibu

akan selalu memperhatikannya.

6. Mengingatkan ibu tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan,

yaitu pervaginam pada hamil muda maupun hamil tua, bengkak di

wajah, tangan dan kaki di sertai sakit kepala yang hebat dan

kejang, demam atau panas tinggi, air ketuban keluar sebelum

pada waktunya, gerakan bayi berkurang atau tidak bergerak,

muntah terus dan tidak mau makan. Ibu ingat tentang tanda

bahaya pada masa kehamilan.

7. Mengingatkan ibu tentang tanda-tanda persalinan yaitu keluarnya

lendir bercampur darah, keluar air air yang tak tertahan,

merasakan mulas dalam waktu 10 menit lebih dari 3 kali. Ibu ingat

tentang tanda-tanda persalinan.

8. Memberitahu kunjungan ulang 2 minggu kemudian pada tanggal

28 maret 2018 dan jika ada keluhan, atau penulis akan melakukan

kunjungan rumah pada tanggal tersebut. Ibu bersedia untuk

kunjungan ulang dengan penulis maupun dengan bidan.


152

15. Kunjungan Ke-5 Tanggal 20 Februari 2018

Data Subjektif

Ibu mengatakan tidak ada keluhan.

Data Objektif

Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, keadaan emosional

stabil, tekanan darah 110/80 mmHg, Nadi 81x/m, Pernapasan 20x/m,

suhu 36,5 c. BB:66 Kg, mata : konjungtiva tidak anemis, hidung : bersih,

tidak ada pengeluaran cairan, mulut : bersih, bibir tidak pucat, telinga :

bersih, tidak ada pengeluaran cairan, Pemeriksaan leopold tfu : 30 cm,

Leopold I (bokong), Leopold II (puka), (ekstremitas), Leopold III (kepala),

belum masuk PAP, Leopold IV : convergen, TBJ : (30-12)x155= 2.790

gram. DJJ (+) punctum maksimum di sebelah kanan perut ibu, frekuensi :

135x/menit, kuat dan teratur. Ekstremitas atas: bersih, kuku pendek, tidak

oedema. Ekstermitas Bawah: bersih, kuku pendek tidak oedema, tidak

ada varices. Reflek patella tidak dilakukan. Pemeriksaan penunjang : hb :

12,2gr%, protein urine -, HbsAg -,anti Hiv-.

Assesment

Diagnosa : Ny. R 28 tahun G2 P1 A0 usia kehamilan 34 minggu 3 hari

dengan janin tunggal hidup intrauterin presentasi kepala keadaan ibu dan

janin baik.
153

Masalah : tidak ada

Penatalaksanaan

1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam

keadaan baik. ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan ibu merasa

senang.

2. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan tidur yang cukup,

serta tidak melakukan aktivitas yang berat-berat. Ibu mengerti

akan penjelasan yang telah di sampaikan dan akan

melakukannya.

3. Menganjurkan ibu untuk berjalan kaki setiap pagi agar tubuh tidak

mudah lemas, psikologis ibu semakin kuat, mempermudah dan

mempercepat proses persalinan, dapat memperlancar aliran darah

serta menjaga kondisi tubuh tetap fit. Ibu mengerti dan akan

melakukan nya.

4. Mengingatkan ibu tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan,

yaitu pervaginam pada hamil muda maupun hamil tua, bengkak di

wajah, tangan dan kaki di sertai sakit kepala yang hebat dan

kejang, demam atau panas tinggi, air ketuban keluar sebelum

pada waktunya, gerakan bayi berkurang atau tidak bergerak,

muntah terus dan tidak mau makan. Ibu ingat tentang tanda

bahaya pada masa kehamilan.


154

5. Mengingatkan kepada ibu untuk memperhatikan pergerakan janin

dalam satu hari normal pergerakan janin ≥ 10 x dalam sehari, ibu

akan selalu memperhatikannya

6. Memberitahu kunjungan ulang 2 minggu kemudian pada tanggal

28 maret 2018 dan jika ada keluhan, atau penulis akan melakukan

kunjungan rumah pada tanggal tersebut. Ibu bersedia untuk

kunjungan ulang dengan penulis maupun dengan bidan.

16. Kunjungan Ke-6 Tanggal 02 Maret 2018

Data Subjektif

Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah.

Data Objektif

Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, keadaan emosional

stabil, tekanan darah 110/80 mmHg, Nadi 82x/m, Pernapasan 20x/m,

suhu 36,5 c. BB:67 Kg, kepala : tidak ada benjolan, muka : tidak oedema,

mata : konjungtiva tidak anemis, hidung : bersih, tidak ada pengeluaran

cairan, mulut : bersih, bibir tidak pucat, telinga : bersih, tidak ada

pengeluaran cairan, leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan

peningkatan vena jugularis, payudara: tidak ada benjolan dan nyeri, ada

pengeluaran colostrum sedikit, Pemeriksaan leopold tfu : 30 cm, Leopold

I (bokong), Leopold II (puka), (ekstremitas), Leopold III (kepala), belum

masuk PAP Leopold IV : convergen, TBJ : (30-12)x155= 2.790 gram. DJJ

(+) punctum maksimum di sebelah kanan perut ibu, frekuensi :


155

133x/menit, kuat dan teratur. Ekstremitas atas: bersih, kuku pendek, tidak

oedema, cavilaria revil kembali dalam 2 detik. Ekstermitas Bawah: bersih,

kuku pendek tidak oedema, tidak ada varices. genetalia : tidak oedema,

tidak ada varices, tidak ada tanda infeksi, anus tidak haemoroid. Reflek

patella tidak dilakukan. Pemeriksaan penunjang : Hb : 10,2 gr% dan

protein urine -.

Assesment

Diagnosa : Ny. R 28 tahun G2 P1 A0 usia kehamilan 35 minggu 6 hari

dengan janin tunggal hidup intrauterin presentasi kepala keadaan ibu dan

janin baik.

Masalah : nyeri perut bagian bawah.

Penatalaksanaan

1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam

keadaan baik. ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan ibu merasa

senang.

2. Memberitahu ibu bahwa nyeri perut bagian bawah adalah hal yang

normal karena usia kehamilan yang semakin membesar dan

adanya tekanan kepala bayi ke bagian bawah perut ibu.

Ibu mengetahuinya dan tidak mengkhawatirkannya lagi.

3. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan tidur yang cukup,

serta tidak melakukan aktivitas yang berat-berat. Ibu mengerti


156

akan penjelasan yang telah di sampaikan dan akan

melakukannya.

4. Menganjurkan ibu untuk berjalan kaki setiap pagi agar tubuh tidak

mudah lemas, psikologis ibu semakin kuat, mempermudah dan

mempercepat proses persalinan, dapat memperlancar aliran darah

serta menjaga kondisi tubuh tetap fit. Ibu mengerti dan akan

melakukan nya.

5. Mengingatkan ibu tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan,

yaitu pervaginam pada hamil muda maupun hamil tua, bengkak di

wajah, tangan dan kaki di sertai sakit kepala yang hebat dan

kejang, demam atau panas tinggi, air ketuban keluar sebelum

pada waktunya, gerakan bayi berkurang atau tidak bergerak,

muntah terus dan tidak mau makan. Ibu ingat tentang tanda

bahaya pada masa kehamilan.

6. Mengingatkan ibu tentang tanda-tanda persalinan yaitu keluarnya

lendir bercampur darah, keluar air air yang tak tertahan,

merasakan mulas dalam waktu 10 menit lebih dari 3 kali. Ibu ingat

tentang tanda-tanda persalinan.

7. Memberitahu kunjungan ulang 2 minggu kemudian pada tanggal

13 maret 2018 dan jika ada keluhan, atau penulis akan melakukan

kunjungan rumah pada tanggal tersebut. Ibu bersedia untuk

kunjungan ulang dengan penulis maupun dengan bidan.


157

17. Kunjungan Ke 7 Tanggal 12 Maret 2018

Data Subjektif

Ibu mengatakan tidak ada keluhan.

Data Objektif

Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, keadaan emosional

stabil, tekanan darah 110/90 mmHg, Nadi 81x/m, Pernapasan 20x/m,

suhu 36,7 c. Muka : tidak oedema, mata : konjungtiva merah muda,

sklera putih, mulut : bersih, bibir tidak pucat, telinga : bersih, tidak ada

pengeluaran cairan, leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan

peningkatan vena jugularis, Pemeriksaan leopold tfu : 30 cm, Leopold I

(bokong), Leopold II (puka), (ekstremitas), Leopold III (kepala), belum

masuk PAP, Leopold IV : convergen, TBJ : (30-12)x155= 2.790 gram.

DJJ (+) punctum maksimum di sebelah kanan perut ibu, frekuensi :

135x/menit, kuat dan teratur. Ekstremitas atas: bersih, kuku pendek, tidak

oedema. Ekstermitas Bawah: bersih, kuku pendek tidak oedema, tidak

ada varices.

Assesment

Diagnosa : Ny. R 28 tahun G2 P1 A0 usia kehamilan 37 minggu 2 hari

dengan janin tunggal hidup intrauterin presentasi kepala keadaan ibu dan

janin baik.

Masalah : tidak ada


158

Penatalaksanaan

1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam

keadaan baik. ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan ibu merasa

senang.

2. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan tidur yang cukup,

serta tidak melakukan aktivitas yang berat-berat. Ibu mengerti akan

penjelasan yang telah di sampaikan dan akan melakukannya.

3. Menganjurkan kepada ibu agar tetap meminum vitamin yang diberikan

bidan. Ibu mengikuti anjuran bidan untuk meminum vitamin setiap hari

4. Mengingatkan kepada ibu untuk memperhatikan pergerakan janin

dalam satu hari normal pergerakan janin ≥ 10 x dalam sehari, ibu

akan selalu memperhatikannya

5. Mengingatkan ibu tentang tanda-tanda persalinan yaitu keluarnya

lendir bercampur darah, keluar air air yang tak tertahan, merasakan

mulas dalam waktu 10 menit lebih dari 3 kali. Ibu ingat tentang tanda-

tanda persalinan.

6. Memberitahu kunjungan ulang 1 minggu kemudian pada tanggal 19

maret 2018 dan jika ada keluhan, atau penulis akan melakukan

kunjungan rumah pada tanggal tersebut. Ibu bersedia untuk

kunjungan ulang dengan penulis maupun dengan bidan.


159

18. Kunjungan Ke 8 Tanggal 21 Maret 2018

Data Subjektif

Ibu mengatakan tidak ada keluhan.

Data Objektif

Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, keadaan emosional

stabil, tekanan darah 110/70 mmHg, Nadi 80x/m, Pernapasan 20x/m,

kepala : tidak ada benjolan, muka : tidak oedema, mata : konjungtiva

tidak anemis, mulut : bersih, bibir tidak pucat, telinga : bersih, tidak ada

pengeluaran cairan, Pemeriksaan leopold tfu : 30 cm, Leopold I teraba

(bokong), Leopold II (puka), teraba (ekstremitas), Leopold III teraba

(kepala) Leopold IV : convergen, TBJ : (30-12)x155= 2.790 gram. DJJ

(+) punctum maksimum di sebelah kanan perut ibu, frekuensi :

139x/menit, kuat dan teratur. Ekstremitas atas: bersih, kuku pendek, tidak

oedema. Ekstermitas Bawah: bersih, kuku pendek tidak oedema, tidak

ada varices.

Assesment

Diagnosa : Ny. R 28 tahun G2 P1 A0 usia kehamilan 38 minggu 4 hari

dengan janin tunggal hidup intrauterin presentasi kepala keadaan ibu dan

janin baik.

Masalah : tidak ada


160

Penatalaksanaan

1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam

keadaan baik. ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan ibu merasa

senang.

2. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan tidur yang cukup,

serta tidak melakukan aktivitas yang berat-berat. Ibu mengerti akan

penjelasan yang telah di sampaikan dan akan melakukannya.

3. Menganjurkan kepada ibu agar tetap meminum vitamin yang diberikan

bidan. Ibu mengikuti anjuran bidan untuk meminum vitamin setiap hari

4. Mengingatkan kepada ibu untuk memperhatikan pergerakan janin

dalam satu hari normal pergerakan janin ≥ 10 x dalam sehari, ibu

akan selalu memperhatikannya

5. Mengingatkan ibu tentang tanda-tanda persalinan yaitu keluarnya

lendir bercampur darah, keluar air air yang tak tertahan, merasakan

mulas dalam waktu 10 menit lebih dari 3 kali. Ibu ingat tentang tanda-

tanda persalinan.

6. Memberitahu kunjungan ulang 2 minggu kemudian pada tanggal

maret 2018 dan jika ada keluhan, atau penulis akan melakukan

kunjungan rumah pada tanggal tersebut. Ibu bersedia untuk

kunjungan ulang dengan penulis maupun dengan bidan.


161

19. Kunjungan Ke 9 Tanggal 29 Maret 2018

Data Subjektif

Ibu mengatakan merasa khawatir karena usia kehamilan memasuki 9

bulan tapi belum merasakan tanda – tanda persalinan

Data Objektif

Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, keadaan emosional

stabil, tekanan darah 110/90 mmHg, Nadi 81x/m, Pernapasan 22x/m,

suhu 36,5 c. Pemeriksaan leopold tfu : 30 cm, Leopold I (bokong),

Leopold II (puka), (ekstremitas), Leopold III (kepala) Leopold IV :

convergen, TBJ : (30-12)x155= 2.790 gram. DJJ (+) punctum maksimum

di sebelah kanan perut ibu, frekuensi : 131x/menit, kuat dan teratur.

Ekstremitas atas: bersih, kuku pendek, tidak oedema, cavilaria revil

kembali dalam 2 detik. Ekstermitas Bawah: bersih, kuku pendek tidak

oedema, tidak ada varices.

Assesment

Diagnosa : Ny. R 28 tahun G2 P1 A0 usia kehamilan 39 minggu 5 hari

dengan janin tunggal hidup intrauterin presentasi kepala keadaan ibu dan

janin baik.

Masalah : ibu merasa cemas


162

Penatalaksanaan

1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam

keadaan baik. ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan ibu merasa

senang.

2. Menjelaskan kepada ibu bahwa normal usia kehamilan untuk bersalin

mulai dari usia 37 minggu hinggal 42 minggu jadi ibu tidak usah

khawatir karena usia kehamilan ibu belum melebihi 42 minggu dan

tidak ada masalah pada ibu. Ibu merasa lebih tenang.

3. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan tidur yang cukup,

serta tidak melakukan aktivitas yang berat-berat. Ibu mengerti akan

penjelasan yang telah di sampaikan dan akan melakukannya.

4. Menganjurkan kepada ibu agar tetap meminum vitamin yang diberikan

bidan. Ibu mengikuti anjuran bidan untuk meminum vitamin setiap hari

5. Mengingatkan kepada ibu untuk memperhatikan pergerakan janin

dalam satu hari normal pergerakan janin ≥ 10 x dalam sehari, ibu

akan selalu memperhatikannya

6. Mengingatkan ibu tentang tanda-tanda persalinan yaitu keluarnya

lendir bercampur darah, keluar air air yang tak tertahan, merasakan

mulas dalam waktu 10 menit lebih dari 3 kali. Ibu ingat tentang tanda-

tanda persalinan.

7. Memberitahu kunjungan ulang 2 minggu kemudian pada tanggal

maret 2018 dan jika ada keluhan, atau penulis akan melakukan
163

kunjungan rumah pada tanggal tersebut. Ibu bersedia untuk

kunjungan ulang dengan penulis maupun dengan bidan.

B. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin

Ibu memberitahu penulis bahwa ibu sudah merasakan mulas mulas

dan akan pergi ke puskesmaspada pukul 23:10, penulis bersiap -

siap ke puskesmas, pada saat ibu sudah sampai puskesmas ibu

memberitahu kembali panulis dan 10 menit kemudian setalah ibu

sampai dipuskesmas penulis juga sudah sampai.

1. Kala I Fase Laten Tanggal 03 april 2018 Pukul, 23:30 WIB di

poned puskesmas cikampek

Data Subjektif : Ibu datang diantar oleh suami dan keluarga ke poned

puskesmas cikampek tanggal 03 April 2018 pukul 23.30 WIB, mengeluh

mulas-mulas sejak pukul ± 19.00 WIB, sudah keluar lendir darah dan

belum keluar air-air yang tak tertahan.

Data Objektif

Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, keadaan emosional

stabil. Tekanan darah 110/70 mmHg, suhu 36,9°C, nadi 80x/menit,

pernafasan 21x/menit. Payudara Bersih tidak ada masa atau tumor,

puting susu menonjol kolostrum sudah keluar. Abdomen, TFU 30 cm.

Leopold I teraba satu bagian fundus bundar tidak melenting (bokong),

Leopold II teraba satu bagian disebalah kanan ibu memanjang keras

seperti papan (puka), teraba satu bagian kiri ibu jari jari kecil
164

(ekstremitas), Leopold III teraba keras dan melenting (kepala), Leopold

IV sudah masuk (PAP) divergen, TBJ : (30-11)x155= 2.945 gram.

perlimaan teraba 4/5 bagian, gerakan janin masih dirasakan oleh ibu,

HIS, 3x dalam 10 menit lamanya 35 detik, DJJ (+) punctum maksimum

di sebelah kanan perut ibu frekuensi 138x/menit, kuat dan teratur.

ekstremitas atas tidak oedema, cavilaria refil kembali dalam 2 detik,

ekstremitas bawah tidak oedema, tidak varices, cavila revil kembali

dalam 2 detik. Pukul 23:45 WIB pemeriksaan dalam: Vulva vagina tidak

ada kelainan, portio tipis lunak, pembukaan 2 cm, ketuban utuh, kepala

di hogde II, UUK kanan depan ibu, molase tidak ada, blood show ada.

Asessment

Diagnosa : Ny. R 28 tahun G2 P1 A0 hamil 40 minggu 4 hari inpartu kala I

fase laten janin tunggal hidup intrauterin presentasi kepala keadaan

ibu dan janin baik.

Masalah : tidak ada.

Penatalaksanaan

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janin dalam

keadaan baikibu saat ini ibu pembukaan 2 cm, menyarankan ibu

agar tetap tenang dan berdoa agar ibu di beri kelancaran dalam

persalinan. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan merasa lebih

tenang, semangat, dan terus berdoa.

2. Menganjurkan ibu untuk miring kiri agar pembukaannya semakin


165

cepat dan peredaran darah ke janin tidak terganggu. ibu mengikuti

anjuran bidan untuk miring kesebelah kiri

3. Mengajarkan ibu teknik relaksasi dengan cara menarik nafas dari

hidung dan mengeluarkannya dari mulut. Ibu memgerti dan mulai

mencoba yang sudah dijelaskan penulis.

4. Menyarankan kepada keluarga untuk selalu mendukung ibu dalam

menghadapi persalinannya. Keluarga terlihat semangat mendukung

ibu.

5. Menyarankan keluarga untuk memberikan makan dan minum pada

ibu disaat ibu tidak merasa mulas, agar mempunyai tenaga untuk

mengedan. Keluarga memberi makan dan minum kepada ibu.

6. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK agar tidak

menghambat proses persalinan. Ibu mengerti dan tidak akan

menahan BAB dan BAK.

7. Menganjurkan ibu untuk meminta kepada keluarga agar menemani

pada saat persalinan nanti, ibu di temani oleh keluarga

8. Akan dilakukan pemeriksaan dalam kembali pada pukul : 03:45 wib

pada tanggal 04-04-2018.


166

2. Kala I Fase AktifTanggal 04 April 2018 Jam 03:45 WIB di poned

puskesmas cikampek.

Data subjektif

Ibu mengatakan mulasnya semakin sering. Makan terakhir : pukul 20.00

WIB. Minum terakhir 5 Menit yang lalu. BAB Terakhir: kemarin tanggal 03

April 2017. BAK Terakhir 10 menit yang lalu. Terakhir tidur malam pukul

21.00 WIB hanya 7 jam.

Data objektif

Keadaan umum Baik, kesadaran composmetis, emosional Stabil.

Tekanan darah 110/80 mmHg, Respirasi 28 kali/menit, nadi 80 kali/menit,

suhu 36,5°C. Tidak ada edema pada wajah, konjungtiva tidak pucat,

sklera putih. Payudara tidak ada kelainan, colostrum belum ada.

perlimaan 2/5, djj punctum max terdengar jelas di bawah pusat ibu

sebelah kanan teratur kuat 140 kali permenit. HIS 3 kali dalam 10 menit

lamanya 35 detik. Genetalia Tidak oedema, tidak ada varices, tidak ada

tanda infeksi tampak lendir bercampur darah.di lakukan pemeriksaan

dalam pukul : 03:45 wib. Vulva vagina tidak ada kelainan, portio tipis

lunak, pembukaan 6 cm, ketuban (+) kepala hodge III +, UUK kanan

depan ibu, tidak ada molase.


167

Asessment.

Diagnosa : Ny. R 28 tahun G2 P1 A0 hamil 40 minggu 4 hari inpartu kala I

fase aktif janin tunggal hidup intrauterin presentasi kepala keadaan ibu

dan janin baik.

Masalah : tidak ada.

Penatalaksanaan

1. Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan, bahwa ibu

akan segera melahirkan, tetapi ibu masih pembukaan 6 cm, kondisi

ibu dan janin dalam keadaan baik untuk saat ini.

ibu dan keluarga tahu tentang hasil pemeriksaan

2. Memberikan dukungan, ibu merasa lebih tenang dalam menghadapi

proses persalinan, serta menganjurkan keluarga untuk mendukung

ibu supaya ibu tetap tenang dan bersemangat, serta menganjurkan

ibu dan keluarga untuk berdoa dan bersabar dalam menghadapi

persalinan ibu.

ibu mengerti dan lebih tenang

3. Memberikan makanan ringan dan teh hangat agar ibu memiliki

tenaga saat proses persalinan.

ibu mengerti anjuran bidan dan memakan biskut dan meminum teh

manis.

4. Menganjurkan ibu untuk miring kiri agar pembukaannya semakin

cepat dan peredaran darah ke janin tidak terganggu.


168

ibu mengikuti anjuran bidan untuk miring kesebelah kiri

5. Mengajarkan ibu teknik relaksasi yaitu dengan cara menarik nafas

dari hidung dan mengeluarkan perlahan-lahan dari mulut.

dengan cara menarik napas dengan hidung dan keluarkan melalui

mulut secara berlahan lahan.

6. Menganjurkan kepada ibu untuk jangan dulu mengedan apabila rasa

mulesnya sangat mengganggu, ibu dapat melakukan teknik relaksasi

yang telah diajarkan, atau keluarga dapat membantu mengurangi

rasa sakit dengan memasasse bagian pinggang ibu.

ibu dan keluarga mengerti anjuran bidan

7. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK karena dapat

menghambat penurunan kepala bayi.

ibu tidak akan menahan BAK

8. Mengobservasi bagian umum ibu, his, DJJ, tanda-tanda persalinan

dan kemajuan persalinan dengan partograf.

obervasi telah dilakukan

9. Akan dilakukan pemeriksaan dalam kembali pada pukul : 07:45 wib.


169

3. Kala II

Tanggal 04 april 2018, Jam 06.15 WIB

Data subjektif

Ibu mengatakan mules nya semakin kuat dan merasa ingin BAB yang

tidak bisa ditahan, lendir darah bertambah banyak, gerakan janin

semakin aktif.

Data objektif

Keadaan umum Baik, Kesadaran Composmentis, Emosional Stabil,

Tekanan Darah: 110/80 mmhg, Nadi 80 kali permenit, Respirasi 22 kali

permenit, His 5 kali dalam 10 menit lamanya 49 detik kuat, kandung

kemih kosong, perlimaan : 1/5, DJJ puntum maximum terdengar 140

kali/menit, lendir darah bertambah banyak, vulva membuka, perinium

menonjol dan anus membuka. Pemeriksaan dalam portio tidak teraba,

pembukaan lengkap 10 cm ketuban belum pecah, presentasi kepala

penurunan HIII+ UUK kanan depan.

Asessment.

Diagnosa : Ny. R 28 tahun G2 P1 A0 hamil 40 minggu 4 hari inpartu kala

II janin tunggal hidup intrauterin presentasi kepala keadaan ibu dan

janin baik.

Masalah : tidak ada.


170

Penatalaksana

1. Memberikan informasi kepada ibu dan keluarga saat ini ibu dan janin

dalam keadaan baik. Saat ini pembukaan sudah lengkap, ketuban

sudah pecah spontan,pukul : 06 :19 wib.warna jernih banyaknya ±

500 ml dan ibu boleh di dampingi oleh salah satu keluarga.

ibu di dampingi oleh ibunya.

2. Penolong menggunakan APD

Penolong sudah memakai celemek, handscon, sandal tertutup.

3. Mengatur posisi sesuai dengan keinginan ibu dan meganjurkan

keluarga untuk membantu ibu mengatur posisi yang senyaman

mungkin .

ibu mengerti anjuran bidan.

4. Memberikan ibu support dan menganjurkan keluarga untuk terus

mendukung ibu supaya ibu dapat melalui persalinan ini dengan

tenang. Meminta ibu meneran saat ada mules dan beristirahat saat

tidak ada mules. Meminta keluarga ibu untuk memberi minum

apabila ibu tidak merasa mules.

keluarga terus mendampingi dan keluarga langsung memberikan ibu

minum.

5. Memimpin ibu untuk mengedan ketika ada mules dengan cara

pandangan melihat ke perut, dan kedua tangannya menarik kedua


171

kakinya dan membukanya. Menarik nafas dari hidung, dan

Mengedannya tanpa bersuara, mengedan seperti sedang BAB.

ibu siap untuk mengedan ketika ada HIS.

6. Melakukan pertolongan pada kelahiran janin dengan bidan.

Bayi lahir spontan pukul 06:28 WIB. menangis kuat, tonus otot baik,

warna kulit kemerahan, jenis kelamin perempuan.

4. Kala III

Tanggal 04 April 2018, jam 06.28 WIB

Data subjektif

Ibu mengatakan merasa senang dengan kelahiran bayinya dan merasa

lelah, pegal- pegal serta sedikit mules di perut bagian bawah.

Data objektif

Keadaan umum ibu tampak kelelahan, kesadaran composmentis,

emosional stabil, tidak ada janin kedua, Kandung kemih kosong,

kontraksi baik, TFU sepusat, tampak tali pusat di vulva, belum ada

tanda-tanda pelepasan placenta.

Asessment

Diagnosa : Ny. R 28 tahun P2 A0 Partus kala III fisiologis

Masalah : tidak ada.


172

Penatalaksanaan

1. Memberitahukan bahwa ibu akan disuntik oksitosin

ibu bersedia di suntik, Memberikan suntik oksitosin 10 unit secara IM

di paha kanan ibu dan oksitosin telah diberikan.

2. Menjepit tali pusat dengan umbilical klem, potong tali pusat

tali pusat sudah dipotong

3. Melakukan IMD selama 1 jam, menjaga kehangatan bayi dengan

cara menyelimuti tubuh bayi dan kepala bayidengan kain kering.

Sudah dilakukan.

4. Melakukan PTT peregangan tali pusat, PTT pertama kali tali pusat

belum bertambah panjang, PTT ke 2 tali pusat sudah bertambah

panjang dan terdapat semburan darah dan plasenta sudah lepas.

plasenta lahir Pukul 06:40 WIB placenta lahir spontan lengkap

kontraksi baik, perdarahan ±150 cc.

5. Mengecek kontraksi uterus

kontraksi uterus baik

6. Setelah plasenta lahir, lakukan massase pada fundus uteri sebanyak

15 kali, yaitu dengan cara meletakkan telapak tangan pada fundus

uteri

dilakukan masasse Kontraksi baik.

7. Mengecek kelengkapan plasenta


173

Selaput utuh, kotiledon lengkap, insersio sentralis, panjang tali pusat

± 50cm.

5. Kala IV

Tanggal 04 April 2018 jam 06:55 WIB.

Data subjektif

Ibu masih merasa mules dan pegal-pegal ibu senang karena persalinan

telah berjalan dengan lancar dan kondisi bayinya sehat.

Data objektif

Keadaan umum tampak kelelahan, kesadaran composmentis, emosi

stabil, Kandung kemih kosong, kontraksi baik, TFU 2 jari dibawah pusat.

perdarahan ± 140. perineum terdapat laserasi dari mukosa vagina

sampai otot perineum

Analisa

Ny. R usia 28 tahun P2A0 partus kala IV dengan laserasi jalan lahir

grade 2.

Masalah : ibu mengatakan sakit dan perih pada kemaluannya.

Kebutuhan tindakan segera : penjahitan luka perineum.

Diagnose potensial : perdarahan.

Penatalaksana

1. Menginformasikan kepada ibu bahwa persalinan sudah selesai dan

ibu dalam keadaan baik akan tetapi ada robekan pada jalan lahir dan

ibu harus dilakukan penjahitan


174

ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan bersedia dilakukan penjahitan

luka.

2. Memberitahu ibu sakit dan perih pada kemaluannya itu karena ada

robekan pada jalan lahir, maka akan dilakukan penjahitan agar sakit

dan perihnya berkurang, tetapi pada saat penjahitan terasa sakit

karena harus melewati beberapa proes.

3. Memberitahu bahwa ibu akan disuntik lidocain sebelum dilakukan

penjahitan dan Menyiapkan alat hecting

Lidocain 2% sudah di suntikan dibagian yang terdapat luka robekan.

4. Melakukan hecting pada perineum. Hecting dilakukan dengan cara

teknik jelujur pada mukosa vagina sampai otot perineum.

5. Mengajarkan ibu dan keluarga untuk mengenali kontraksi uterus dan

melakukan massage uterus apabila kontraksi uterus tidak baik atau

lembek

ibu mengerti dan akan melakukannya

6. Menganjurkan ibu untuk makan minum dan istirahat

ibu mau mengikuti anjuran bidan

7. Membersihkan seluruh tubuh ibu dari kotoran darah dan cairan

lainnya

ibu sudah bersih dan mengganti baju

8. Memeriksa kontraksi, tekanan darah, nadi, kandung kemih, dan

perdarahan
175

pemeriksaan sudah dilakukan

9. Melakukan dekontaminasi, cuci bilas dan sterilisasi peralatan bekas

pakai.

dekontaminas sudah dilakukan .melakukan observasi memeriksa

tekanan darah, nadi, kandung kemih, kontraksi dan pendarahan

setiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam kedua juga

memeriksa suhu setiap 1 jam sekali selama 2 jam

10. Meganjurkan ibu untuk istirahat

ibu mengerti dan akan mengkutin anjuran dari bidan

11. Melakukan observasi

1 jam pertama 15 menit dan 30 menit pada jam ke 2

12. Melengkapi partograf dan partograf sudah di lengkapi.

C. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Usia (1 jam)

Tanggal 04 April 2018, Jam 07:30 wib

By. Ny. R Lahir tanggal 04 April 2018, Jam : 06 : 28 wib jenis kelamin

perempuan.

Data subjektif

Bayi lahir anak ke 2 umur kehamilan 40 minggu 4 hari, ibu mengatakan

sudah menyusui bayinya, sudah BAB dan BAK, komplikasi ibu dan janin

tidak ada, sudah diberikan salep mata eritromisin 0,5% pada mata kanan

dan kiri dan sudah diberikan vit pytomenadion 0,1ml


176

Data objektif

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, warna kulit secara

keseluruhan kemerahan. Gerakan aktif, denyut jantung 143 kali/menit,

respirasi 50 kali/menit, Suhu: 36,7 0C, BB/PB lahir : 3850 gram/50 cm,

LK: 32 cm, LD : 33 cm. Kepala bersih tidak ada kelainan, wajah tidak

ada oedema, tidak ikterik, refleks glabela (+). Mata, hidung dan mulut

tidak ada kelainan reflex rooting (+) dan sucking (+). Telinga tidak ada

kelainan refleks tonicneck (+). Klavikula normal tidak ada keretakan.

Bunyi paru-paru dan bunyi jantung bersih. Abdomen bersih, tali pusat

tidak membesar pada saat menangis, bunyi usus normal tidak ada

kembung.Ekstremitas atas jumlah jari lengkap dan simetris, Ekstremitas

bawah simetris, jari lengkap, ada kelainan pada tempurung lutut kaki

sebelah kiri yang menghadap ke depan, refleks grabs dan refleks moro,

refleks babysky (+). Labia mayora menutupi labia minora. Anus (+). Miksi

dan defekasi segera setalah lahir konsistensi lembek warna hitam.

Assesment

Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan Kehamilan Usia 1 Jam.

Masalah : dislokasi lutut kaki sebelah kiri

Kebutuhan tindakan segera : Memberikan rujukan dan konsul dengan

dokter umum.
177

Penatalaksaan

1. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga bahwa hasil pemeriksaan

keadaan bayi ibu saat ini baik akan tetapi ada ketidak simetrisan kaki

bayi.

Ibu mengetahuinya dan merasa khawatir terhadap keadaan bayinya.

2. Mempertahankan kehangatan suhu tubuh bayi dan membedongnya

bayi sudah di tetapkan di ruangan hangat

3. Konsul dr.umum untuk memberikan rujukan ke dokter sepesialis anak.

Rujukan telah diberikan

4. Memberikan dukungan kepada ibu bahwa bahwa bayi dapat sembuh

dan normal

Ibu mengetahinya dan merasa senang

5. Memberitahu ibu untuk melakukan perawatan tali pusat dengan cara

mengganti kasa setiap hari jika kotor dan tidak menambahkan apapun

ibu memahami dan mengerti penjelasan bidan tentang perawatan tali

pusat.

6. Menginformasikan kepada ibu agar bayi mendapatkan ASI, dan

harus diberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan dan memberikan

support kepada ibu agar tetap berusaha menyusui bayinya.

Mengajari ibu cara menyusui yang baik

7. Memberitahukan kepada ibu dan keluarga untuk mempertahankan

suhu tubuh bayi agar bayi tetap merasa hangat


178

ibu dan keluarga mengerti

8. Memberitahukan kepada ibu bahwa penulis akan melakukan

kunjungan ulang ke rumah

ibu mengerti apa yang bidan sampaikan.

D. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Usia (6 jam)

Tanggal 04 April 2018, Jam 12:30 wib

By. Ny. R Lahir tanggal 04 April 2018, Jam : 06 : 28 wib jenis kelamin

perempuan.

Data Subjektif

Ibu mengatakan bayi sudah BAB dan BAK.

Data Objektif

Keadaan umum bayi baik, pemeriksaan tanda-tanda vital suhu 36,8ºC,

denyut jantung 138x/menit, pernafasan 45x/menit. Pemeriksaan fisik

dada simetris tidak ada retraksi dada pada saat di auskultasi bunyi

jantung normal dan pernafasan teratur. Abdomen bersih, tali pusat masih

basah, tidak ada perdarahan tali pusat, bunyi usus normal, tidak ada

kembung, tidak ada pembengkakan pada hati. Ekstremitas atas normal

dan ekstremitas bawah ada kelainan pada tempurung lutut kaki sebelah

kiri menekuk kearah depan.

Asessment

Diagnosa : Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 6 jam.

Masalah : dislokasi lutut kaki sebelah kiri.


179

Kebutuhan tindakan segera : rujuk ke dokter anak.

Penatalaksanaan

1. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga bahwa hasil

pemeriksaan keadaan bayi ibu saat ini baik akan tetapi ada ketidak

simetrisan kaki bayi. Ibu mengetahuinya dan merasa khawatir

terhadap keadaan bayinya.

2. Menjelaskan kepada ibu agar memberikan ASI eksklusif selama 6

bulan tanpa diberi makanan apapun kepada bayinya. Ibu akan

memberikan ASI eksklusif.

3. Memberitahu ibu untuk mempertahankan suhu tubuh bayi agar tetap

hangat. Ibu mengerti dan akan melakukannya

4. Memberitahukan kepada ibu tentang cara perawatan tali pusat yaitu

dengan di tutup kasa steril tanpa menggunakan betadine atau di

bubuhi bumbu rempah-rempah, jaga agar tali pusat tetap kering. Ibu

mengerti dengan penjelasan yang diberikan.

5. Menganjurkan kepada ibu untuk perawatan bayi sehari-hari (

mandikan bayi setiap hari dengan air hangat matang, jemur bayi

setiap pagi selama 15-30 menit pukul 07.00 WIB ). Ibu mengerti dan

akan melakukannya

6. Memberitahukan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada bayi

baru lahir yaitu seperti kulit berwarna kuning atau pucat kebiruan,

sulit bernafas/cepat bernafas, suhu badan bayi terlalu panas atau


180

terlalu dingin, bayi tidak mau menyusu, BAB encer dan ada lendir

darah, bayi tidur terus, bayi tampak gelisah. Ibu dan keluarga

mengerti penjelasan yang di berikan dan ibu mampu

menyebutkannya kembali satu per satu.

7. Memberitahu ibu untuk segera datang ke bidan terdekat apabila

terjadi keluhan pada bayi dan penulis akan melakukan kunjungan

rumah. Ibu bersedia penulis kunjungan rumah pada tanggal 08 April

2018.

E. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas ( 7 jam)

Tanggal 04 April 2018 pukul 13.25 WIB

Data Subjektif

Ibu mengatakan merasa perih pada organ genetalia dan masih

merasa sedikit lemas.

Data Objektif

Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, keadaan emosional

stabil, TD 110/70 mmHg, suhu 36,80C, nadi 80x/menit, pernafasan

22x/menit. Kepala : tidak ada benjolan, muka: tidak pucat, tidak

oedema Mata : bersih,simetris konjungtiva merah muda, sklera putih,

hidung : bersih, tidak ada pengeluaran cairan, mulut : bersih, bibir tidak

pucat, leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan peningkatan

vena jugularis, telinga : bersih, tidak ada pengeluaran cairan, payudara

bersih, tidak ada masa atau tumor, pengeluaran kolostrum. Ektremitas


181

bagian atas dan bawah tidak oedema tidak varices cavila revil kembali

dalam 2 detik. Abdomen kandung kemih kosong, kontraksi baik,

fundus 2 jari di bawah pusat, Genetalia pengeluaran lochea rubra, luka

jahitan perineum masih basah.

Asessment

Ibu P2 A0 post partum 7 jam dengan luka jahitan perineum.

Masalah : tidak ada

Penatalaksanaan.

1. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu

dalam keadaan baik. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan merasa

senang.

2. Menjelaskan kepada ibu bahwa rasa perih pada organ genetalia

karena ibu ada robekan jalan lahir dan harus dijahit maka timbul

rasa perih. Ibu mengerti akan penjelasan penulis dan tidak khawatir

dengan keadaannya.

3. Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan alat

kelaminnya agar tetap bersih dengan cara apabila pembalut sudah

penuh segera ganti, kemudian cara membersihkan alat kelaminibu

dari depan ke belakang. Ibu mengerti dan akan melakukan anjuran

bidan

4. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK. Ibu mengerti

dan akan melakukannya.


182

5. Menganjurkan ibu untuk menjaga asupan nutrisinya seperti makan

sayur-sayuran dan buah-buahan serta memperbanyak makanan

yang mengandung protein tinggi seperti telur, ikan dan lain- lain

agar proses penyembuhan pada luka jahitan cepat kering, minum

air putih minimal 8 gelas/hari untuk kesehatan ibu dan

memperlancar ASI. Ibu akan mengikuti anjuran bidan.

6. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada ibu nifas

yaitu pusing yang hebat, pandangan kabur, perdarahan

pervaginam, payudara bengkak, lochea berbau busuk, demam

>38ºC. Ibu mengetahui tanda bahaya pada masa nifas dan mampu

menyebutkannya satu persatu.

7. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif dengan tidak

memberikan makanan apapun selain ASI selama 6 bulan pertama,

dan menyusui bayinya sesering mungkin. Ibu mengerti dan akan

memberikan ASI eksklusif pada bayinya.

8. Memberikan ibu tablet Fe 30 mg 1x1 dan Amoxicillin 500 mg 3x1.

Ibu akan meminumnya

9. Memberitahu ibu untuk kunjungan ke bidan atau puskesmas apabila

terdapat keluhan dan memberitahu ibu bahwa penulis akan

melakukan kunjungan rumah pada tanggal 08 April 2018. ibu

bersedia bahwa penulis akan melakukan kunjungan rumah pada

tanggal tersebut.
183

F. Asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir

Tanggal 09 April 2018 Pukul 10:00 WIB (4 hari)

By. Ny. R Lahir tanggal 04 April 2018, Jam : 06 : 28 wib jenis kelamin

perempuan.

Data Subjektif

Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada bayinya, tali pusat sudah puput

pada saat mandi pukul : 08:30 wib dan ibu mengatakan bahwa bayi

sudah dirujukan ke dokter anak dan dokter mengatakan bahwa bayi

dapat normal jika bayi mengikuti terapi yang sudah diberikan oleh dokter.

Data Objektif

Keadaan umum bayi baik, denyut jantung 135x/menit, pernafasan

42x/menit, suhu 36.50C, PB 50 cm, LK 32 cm, LD 33cm, LILA 10 cm, tali

pusat pusat sudah puput, ekstremitas atas simetris, jari lengkap,

ekstremitas bawah, kaki simetris, jari lengkap gerakan aktif, terdapat

kelainan pada tempurung lutut kaki kiri menekuk ke arah depan.

Assesment

Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 4 hari

Masalah : dislokasi lutut kaki sebelah kiri.

Kebutuhan : control dokter anak


184

Penatalaksanaan

1. Memberitahukan kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa

bayi dalam keadaan baik akan tetapi terdapat kelainan pada kaki

bayi. Ibu dan keluarga telah mengetahui hasil pemeriksaan.

2. Memberitahu ibu agar bayi datangke dokter anak kembali untuk

control danmengikuti terapi yang diberikan dokter anak. Ibu

mengetahuinya dan mengikuti anjuran bidan.

3. Mengingatkan kepada ibu agar memberikan ASI eksklusif selama 6

bulan tanpa diberi makanan apapun kepada bayinya. Ibu akan

memberikan ASI eksklusif.

4. Memberitahukan kepada ibu untuk tetap menjaga kebersihan alat

kelamin bayi yaitu selalu membersihkannya setiap kali bayi BAB dan

BAK dengan air hangat dari arah depan ke belakang dengan

menggunakan kapas. Ibu mengerti dan akan mengikuti anjuran yang

bidan sampaikan.

5. Memberitahukan kepada ibu bahwa penulis akan melakukan

kunjungan rumah pada tanggal 12 April 2018. Ibu bersedia bahwa

penulis akan melakukan kunjungan rumah pada tanggal tersebut.


185

G. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas 4 hari

Tanggal 09 April 2018 Pukul 11:00 WIB

Data Subjektif

Ibu mengatakan tidak ada keluhan dan ibu sudah melakukan kontrol

ke klinik A pada nifas hari ke 3 dan sudah mendapatkan tablet fe.

Data Objektif

Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, keadaan emosional

stabil, tekanan darah 110/90 mmHg, suhu 36,8ºC, nadi 80x/menit,

pernafasan 20x/menit. Kepala : tidak ada benjolan, muka: tidak pucat,

tidak oedema Mata : bersih,simetris konjungtiva merah muda, sklera

putih, hidung : bersih, tidak ada pengeluaran cairan, mulut : bersih,

bibir tidak pucat, leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan

peningkatan vena jugularis, telinga : bersih, tidak ada pengeluaran

cairan, payudara bersih, tidak ada masa atau tumor, ada pengeluaran

ASI. Ektremitas bagian atas bersih, tidak oedema, ekstremitas bagian

bawah bersih, tidak ada oedema dan varices, homansign tidak ada

tanda-tanda trombofeblitis. Abdomen kandung kemih kosong,

kontraksi baik, fundus pertengahan sympisis pusat ,diastasi recti

2/1,pengeluaran lochea sanguinolenta, luka bekas jahitan tidak ada

tanda-tanda infeksi.

Assesment

Ibu P2A0 post partum 4 hari fisiolgis


186

Masalah : tidak ada

Penatalaksanaan

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa saat ini ibu

dalam keadaan baik. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.

2. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga asupan nutrisi agar keadaan

ibu dan bayi sehat serta kandungan ASI ibu menjadi banyak yaitu

dengan mengkonsumsi daun katuk, protein hewani telur, ikan,

daging,sayuran hijau seperti bayam, kangkung dan buah-buahan.

Ibu mengerti dan akan mengikuti anjuran yang diberikan

3. Mengingatkan kepada ibu agar tetap memberikan ASI eksklusif

kepada bayinya, tanpa memberikan makanan atau minuman

pendamping apapun hingga bayi berumur 6 bulan. Ibu ingat dan

akan tetap memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.

4. Mengingatkan kepada ibu untuk cukup istirahat, meningkatkan

kebersihan diri seperti menjaga kebersihan payudara dan alat

kelamin. Ibu ingat dan akan melakukan anjuran yang telah

disampaikan.

5. Mengingatkan ibu tentang tanda-tanda bahaya pada ibu nifas yaitu

pusing yang hebat, pandangan kabur, perdarahan pervaginam,


187

payudara bengkak, lochea berbau busuk, demam >38ºC. Ibu ingat

tentang tanda bahaya pada masa nifas..

6. Memberitahu ibu untuk kunjungan ke bidan atau puskesmas apabila

terdapat keluhan dan memberitahu ibu bahwa penulis akan

melakukan kunjungan rumah pada tanggal 14 April 2018. Ibu

bersedia bahwa penulis akan melakukan kunjungan rumah pada

tanggal tersebut.

H. Asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir

Tanggal 14 April 2018 Pukul 10:00 WIB (10 hari)

By. Ny. R Lahir tanggal 04 April 2018, Jam : 06 : 28 wib jenis kelamin

perempuan

Data Subjektif

Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada bayi nya dan ibu mengatakan

hasil pemeriksaan dari dokter bahwa pergerakan kaki bayi aktif, kaki bayi

sudah normal sampai 99%, pada usia bayi 8 hari dan jika ada keluhan

segera melakukan pemeriksaan kembali ke dokter.

Data Objektif

Keadaan umum bayi baik, denyut jantung 137x/menit, pernafasan

43x/menit, suhu 36.90C, PB 52 cm, LK 33 cm, LD 34cm, LILA 11 cm,

ekstremitas bawah simetris, jari lengkap, kaki sebelah kiri normal.


188

Asessment

Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 10 hari.

Masalah : tidak ada

Penatalaksanaan

1. Memberitahukan kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa

bayi saat ini dalam keadaan baik dan kaki bayi sudah normal. Ibu dan

keluarga telah mengetahui hasil pemeriksaan dan merasa senang.

2. Mengingatkan kepada ibu agar tetap memberikan ASI eksklusif

selama 6 bulan tanpa diberi makanan atau minuman tambahan

apapun kepada bayinya. Ibu akan memberikan ASI eksklusif.

3. Mengingatkan ibu kembali tentang tanda-tanda bahaya pada bayi

baru lahir yaitu seperti kulit berwarna kuning atau pucat kebiruan,

sulit bernafas/cepat bernafas, suhu badan bayi terlalu panas atau

terlalu dingin, bayi tidak mau menyusu, BAB encer dan ada lendir

darah, bayi tidur terus, bayi tampak gelisah. Ibu ingat tentang tanda-

tanda pada bayi baru lahir.

4. Menganjurkan ibu untuk rutin membawa bayinya kebidan atau

posyandu terdekat untuk dilakukan pemantauan tumbuh kembang

dan pemberian imunisasi bagi bayinya. Ibu mengerti dan akan

melakukan anjuran bidan


189

I. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas 10 hari

Tanggal 14 April 2018 Pukul 11:00 WIB

Data Subjektif

Ibu mengatakan tidak ada keluhan

Data Objektif

Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, keadaan

emosional stabil, tekanan darah 120/70 mmHg, suhu 36,7 0C, nadi

80x/menit, pernafasan 20x/menit. Kepala : tidak ada benjolan, muka:

tidak pucat, tidak oedema Mata : bersih,simetris konjungtiva merah

muda, sklera putih, hidung : bersih, tidak ada pengeluaran cairan,

mulut : bersih, bibir tidak pucat, leher : tidak ada pembesaran kelenjar

tyroid dan peningkatan vena jugularis, telinga : bersih, tidak ada

pengeluaran cairan, payudara bersih, tidak ada masa atau tumor, ada

pengeluaran ASI. Ektremitas bagian atas dan bawah tidak ada

oedema. Abdomen kandung kemih kosong, fundus sudah tidak teraba,

pengeluaran lochea serosa, luka bekas jahitan sudah kering dan tidak

ada tanda-tanda infeksi.

Assesment

Ibu P2A01 post partum 10 hari fisiologis.

Masalah : tidak ada.


190

Penatalaksanaan

1. Memberitahukan ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu saat ini

dalam keadaan baik. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan

merasa senang

2. Menjelaskan kepada ibu cara istirahat yaitu ketika selesai

menyusui bayi dan kemudian bayi tertidur maka ibu ikut tidur,

dengan istirahat yang cukup yaitu pada malam hari 8 jam dan

pada siang hari 1-3 jam, karena apabila kurang istirahat akan

mempengaruhi produksi ASI, memperlambat involusi dan bisa

menyebabkan depresi serta untuk menjaga ibu agar tidak

kelelahan yang berlebihan. Ibu mengerti dan akan melakukan

anjuran yang telah diberikan

3. Memastikan bayi menyuusu dengan baik dan mengingatkan ibu

kembali untuk memberikan ASI eksklusif dengan tidak memberikan

makanan apapun selain ASI selama 6 bulan pertama, dan

menyusui bayinya sesering mungkin. Ibu mengerti dan akan

memberikan ASI eksklusif pada bayinya.

4. Menganjurkan kepada ibu untuk berunding dengan suami tentang

persiapan ber KB ( Keluarga Berencana ). Ibu akan mengikuti

anjuran yang telah disampaikan oleh bidan


191

5. Memberitahu ibu untuk kunjungan ke bidan atau puskesmas

apabila terdapat keluhan. Ibu mengerti akan penjelasan yang di

sampaikan dan akan datang apabila terdapat keluhan

J. Asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir

Tanggal 19 April 2018 Pukul 09:00 WIB (15 hari)

By. Ny. R Lahir tanggal 04 April 2018, Jam : 10 : 28 wib jenis kelamin

perempuan

Data Subjektif

Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada bayi nya dan ibu merasa senang

karena bayi sudah normal.

Data Objektif

Keadaan umum bayi baik, denyut jantung 139x/menit, pernafasan

43x/menit, suhu 36.90C,BB:4550gram,PB 52 cm,ekstremitas bawah

simetris, kaki sebelah kiri normal.

Asessment

Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 15 hari.

Masalah : tidak ada

Penatalaksanaan

1. Memberitahukan kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa

bayi saat ini dalam keadaan baik dan kaki bayi sudah normal. Ibu dan

keluarga telah mengetahui hasil pemeriksaan dan merasa senang.


192

5. Mengingatkan kepada ibu agar tetap memberikan ASI eksklusif

selama 6 bulan tanpa diberi makanan atau minuman tambahan

apapun kepada bayinya. Ibu akan memberikan ASI eksklusif.

6. Mengingatkan ibu kembali tentang tanda-tanda bahaya pada bayi

baru lahir yaitu seperti kulit berwarna kuning atau pucat kebiruan,

sulit bernafas/cepat bernafas, suhu badan bayi terlalu panas atau

terlalu dingin, bayi tidak mau menyusu, BAB encer dan ada lendir

darah, bayi tidur terus, bayi tampak gelisah. Ibu ingat tentang tanda-

tanda pada bayi baru lahir.

7. Menganjurkan ibu untuk rutin membawa bayinya kebidan atau

posyandu terdekat untuk dilakukan pemantauan tumbuh kembang

dan pemberian imunisasi bagi bayinya. Ibu mengerti dan akan

melakukan anjuran bidan

8. Menganjurkan kepada ibu jika ada keluhan pada bayi segera datang

kedokter kembali atau ke tenaga kesehatan. Ibu mengerti dan

mengikuti anjuran bidan.

K. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas

Tanggal 19 April 2018 Pukul 10:00 WIB

Data Subjektif

Ibu mengatakan tidak ada keluhan

Data Objektif
193

Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, keadaan

emosional stabil, tekanan darah 120/70 mmHg, suhu 36,70C, nadi

80x/menit, pernafasan 20x/menit. payudara bersih, tidak ada masa

atau tumor, ada pengeluaran ASI. Ektremitas bagian atas dan bawah

tidak ada oedema. Abdomen kandung kemih kosong, fundus sudah

tidak teraba, pengeluaran lochea serosa, luka bekas jahitan sudah

kering dan tidak ada tanda-tanda infeksi.

Assesment

Ibu P2A0post partum 15 hari fisiologis.

Masalah : tidak ada.

Penatalaksanaan

1. Memberitahukan ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu saat ini

dalam keadaan baik. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan merasa

senang

2. Menjelaskan kepada ibu cara istirahat yaitu ketika selesai menyusui

bayi dan kemudian bayi tertidur maka ibu ikut tidur, dengan istirahat

yang cukup yaitu pada malam hari 8 jam dan pada siang hari 1-3 jam,

karena apabila kurang istirahat akan mempengaruhi produksi ASI,

memperlambat involusi dan bisa menyebabkan depresi serta untuk

menjaga ibu agar tidak kelelahan yang berlebihan. Ibu mengerti dan

akan melakukan anjuran yang telah diberikan


194

3. Memastikan bayi menyuusui dengan baik dan mengingatkan ibu

kembali untuk memberikan ASI eksklusif dengan tidak memberikan

makanan apapun selain ASI selama 6 bulan pertama, dan menyusui

bayinya sesering mungkin. Ibu mengerti dan akan memberikan ASI

eksklusif pada bayinya.

4. Memberitahu ibu untuk kunjungan ke bidan atau puskesmas apabila

terdapat keluhan. Ibu mengerti akan penjelasan yang di sampaikan

dan akan datang apabila terdapat keluhan

L. Asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir

Tanggal 08 Mei 2018 Pukul 11:30 WIB (1 bulan 4 hari)

By. Ny. R Lahir tanggal 04 April 2018, Jam : 10 : 28 wib jenis kelamin

perempuan

Data Subjektif

Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada bayi nya dan ibu merasa senang

karena bayi sudah normal.

Data Objektif

Keadaan umum bayi baik, denyut jantung 137x/menit, pernafasan

44x/menit, suhu 37.00C,PB 53 cm,ekstremitas bawah simetris, jari

lengkap, kaki sebelah kiri normal.

Asessment

Bayi sehat usia 1 bulan 4 hari

Masalah : tidak ada


195

Penatalaksanaan

1. Memberitahukan kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa bayi

saat ini dalam keadaan baik dan kaki bayi sudah normal. Ibu dan

keluarga telah mengetahui hasil pemeriksaan dan merasa senang.

2. Mengingatkan kepada ibu agar tetap memberikan ASI eksklusif selama 6

bulan tanpa diberi makanan atau minuman tambahan apapun kepada

bayinya. Ibu akan memberikan ASI eksklusif.

3. Menganjurkan ibu untuk rutin membawa bayinya kebidan atau posyandu

terdekat untuk dilakukan pemantauan tumbuh kembang dan pemberian

imunisasi bagi bayinya. Ibu mengerti dan akan melakukan anjuran bidan

4. Menganjurkan kepada ibu jika ada keluhan pada bayi segera datang

kedokter kembali atau ke tenaga kesehatan. Ibu mengerti dan mengikuti

anjuran bidan.

M. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas

Tanggal 08 mei 2018 Pukul 11:00 WIB

Data Subjektif

Ibu mengatakan bahwa ibu berencana menggunakan kb AKDR (IUD)

Data Objektif

Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, keadaan

emosional stabil, tekanan darah 110/70 mmHg, suhu 36,7 0C, nadi

80x/menit, pernafasan 20x/menit. payudara bersih, tidak ada masa

atau tumor,ada pengeluaran ASI. Abdomen kandung kemih kosong,


196

fundus sudah tidak teraba, pengeluaran lochea alba, luka bekas

jahitan sudah kering dan tidak ada tanda-tanda infeksi.

Assesment

Ibu P2A0 post partum 34 harifisiologis.

Masalah : tidak ada.

Penatalaksanaan

1. Memberitahukan ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu saat ini

dalam keadaan baik. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan merasa

senang.

2. Mengingatkan kembali kepada ibu cara istirahat yaitu ketika selesai

menyusui bayi dan kemudian bayi tertidur maka ibu ikut tidur, dengan

istirahat yang cukup yaitu pada malam hari 8 jam dan pada siang hari

1-3 jam, karena apabila kurang istirahat akan mempengaruhi produksi

ASI, memperlambat involusi dan bisa menyebabkan depresi serta

untuk menjaga ibu agar tidak kelelahan yang berlebihan. Ibu mengerti

dan akan melakukan anjuran yang telah diberikan

3. Memastikan bayi menyuusui dengan baik dan mengingatkan ibu

kembali untuk memberikan ASI eksklusif dengan tidak memberikan

makanan apapun selain ASI selama 6 bulan pertama, dan menyusui

bayinya sesering mungkin. Ibu mengerti dan akan memberikan ASI

eksklusif pada bayinya.


197

4. Memberitahu ibu untuk kunjungan ke bidan atau puskesmas apabila

terdapat keluhan. Ibu mengerti akan penjelasan yang di sampaikan

dan akan datang apabila terdapat keluhan


BAB IV

PEMBAHASAN KASUS

Berdasarkan hasil perbandingan antara teori dengan kenyataan yang

ada di lapangan tentang Laporan Tugas Akhir kebidanan kehamilan,

persalinan, nifas dan bayi baru lahir yang dilakukan pada Ny. R di

Puskesmas Cikampek Kabupaten Karawang secara komprehensif yang

dilaksanakan mulai tanggal 28 Oktober 2017 sampai dengan 08 Mei

2018. Pada studi kasus yang penulis lakukan ditemukan ada kesesuaian

antara teori dengan kenyataan yang ada pada manajemen asuhan

komprehensif Ny. R.

A. Kehamilan

1. Informed Consent

Informed Consent adalah persetujuan atau izin oleh pasien atau

keluarga yang berhak kepada dokter untuk melakukan tindakan medis

pada pasien, seperti pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lain-lain

(idtesis, 2014). Dalam kasus ny. R penulis tidak melakukan informed

consent secara tertulis.

Menurut asumsi penulis, penulis belum menyiapkan lembar

Informed Consentdan penulis hanya melakukan Informed

Consentsecara lisan saja. Dampaknya tidak melakukan Informed

Consent secara tertulis jika ada tindakan yang dilakukan bidan dan

198
199

pasien setuju tetapi dikemudian hari pasien berubah fikiran dan

menuntut bidan maka bidan tidak mempunyai bukti yang kuat.

2. Pemeriksaan darah (HB)

kadar HB normal selama kehamilan yaitu lebih dari 10 gr %.

Pemeriksan dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu pada

trimester I dan trimester III(Manuaba, 2010). Dalam kasus ini ny. R

tidak dilakukan pemeriksaan HB pada trimester I hal tersebut ada

kesenjangan antara teori dan praktek.

Dampak yang akan terjadi jika ibu tidak melakukan

pemeriksaan Hb ibu akan mengalami anemia pada kehamilannya dan

akan terjadi perdarahan pada persalinannya.

Menurut asumsi penulis ibu tidak mengetahui jadwal

pemeriksaan HB yang pertama dan penulis belum bertemu dengan ny.

R.

3. Pelayanan antenatal terintegrasi sesuai standar 10T

Dalam melaksanakan pelayanan Antenatal Care, ada sepuluh

standar pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga

kesehatan yang dikenal dengan 10 T menurut (Depkes RI, 2009)

sebagai berikut: Timbang berat badan dan ukur tinggi badan,

Pemeriksaan tekanan darah, Nilai status gizi (ukur lingkar lengan

atas), Pemeriksaan puncak rahim (tinggi fundus uteri), Tentukan

presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), Skrining status


200

imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila

diperlukan, Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama

kehamilan, Test laboratorium (rutin dan khusus), Tatalaksana kasus,

Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan

Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB paska persalinan. kasus Ny. R

tidak dilakukan pemeriksaan 10 T secara lengkap seperti berat badan

dan djj, sehingga pada kasus tersebut ada kesenjangan antara teori

dengan kenyataan.

Dampak yang akan terjadi jika DJJ dan penimbangan berat

badan itu tidak dilakukan, tidak diketahuinya kebutuhan tindakan

segera yang tepat pada kasus ibu seperti tidak diketahuinya IUPD jika

tidak melakukan pemeriksaan DJJ (denyut jantung janin) setiap kali

kunjungan, tidak dilakukan penimbangan berat badan maka tidak

diketahuinya kenaikan berat badan ibu dan status gizi ibu.

Menurut asumsi penulis, tidak dilakukannya pelayanan 10T

dikarenakan keterbatasan alat yang dimiliki penulis dan kurang teliti

penulis.

4. Kenaikan berat badan selama kehamilan

Menurut Prawirohardjo (2006), sebagai pengawasan akan

kecukupan gizi dapat dipakai kenaikan berat badan wanita hamil

normal rata-rata antara 6,5 sampai 16 kg. Terdapat kesenjangan

antara teori dengan kenyataan karena pada kasus Ny R berat


201

badannya naik turun, dan kenaikan berat badannya hanya 1 kg saja

selama kehamilan.

Dampak yang akan terjadi jika berat badan ibu tidak naik maka

akan kekuranan gizi pada janinnya, resiko bayi lahir rendah,

meningkatnya resiko bayi premature, pertumbuhan janin terlambat,

dan meningkatnya resiko kehamilan.

Menurut asumsi penulis ibu menimbang berat badan tidak

hanya 1 timbangan melainkan beberapa timbangan yang terkadang

berbeda – beda timbangan beda berat badan dan menurut

perhitungan TBJ dengan TFU 30cm menghasilkan 2.790 gram, maka

dapat diperkirakan tidak termasuk kedalam resiko bayi lahir rendah.

5. Menentukan usia kehamilan

Menurut Tirsa Verani (2017). Menentukan usia kehamilan

sangan penting untuk memperkirakan persalinan. Umur kehamilan

dapat ditentukan dengan: rumus neagle, gerakan pertama fetus,

palpasi abdomen, perkiraan tinggi fundus uteri dan ultrasonografi.

Terdapat kesenjangan anatara teori dengan kenyataan, pada kasus

Ny.R, Pemeriksaan pada tanggal 08 agustus 2017 dlihat dari buku kia

bidan menuliskan usia kehamilan ± 5-6 minggu sedangkan hasil

perhitungan penulis 6 minggu 3 hari. Pemeriksaan pada tanggal 26

september 2017 bidan menuliskan usia kehamilan ± 12 minggu

sedangkan hasil perhitungan penulis 13 minggu 3 hari, pemeriksaan


202

pada tanggal 20 oktober 2017 bidan menuliskan usia kehamilan ±16

minggu sedangkan hasil perhitungan penulis 16 minggu 6 hari,

pemeriksaan pada tanggal 12 desember 2017 bidan menuliskan usia

kehamilan ±25 minggu sedangkan hasil perhitungan penulis 24

minggu 3 hari, pemeriksaan pada tanggal 22 desember 2017 bidan

menuliskan usia kehamilan ±24-25 minggu sedangkan hasil

perhitungan penulis 25 minggu 6 hari. pemeriksaan pada tanggal 15

januari 2018 bidan menuliskan usia kehamilan 29-30 minggu

sedangkan hasil perhitungan penulis 29 minggu 2 hari, pemeriksaan

pada tanggal 09 februari 2018 bidan menuliskan usia kehamilan ±33

minggu sedangkan hasil perhitungan penulis 32 minggu 6 hari.

Menurut asumsi penulis, Ada perbedaan terhadap hasil usia

kehamilan bidan dengan usia kehamilan penulis dikarenakan

kemungkinan bidan menggunakan kalkulator kehamilan sedangakan

penulis menggunakan perhitungan neagle.

Dampaknya kurang tepatnya kebutuhan asuhan kehamilan

yang diberikan dengan usia kehamilan.

6. Pemeriksaan protein urine

Pemeriksaan protein urine pada ibu hamil dilakukan pada

trimester II dan III menurut (Kusmiyati dkk, 2008). Terdapat

kesenjangan antara teori dengan kenyataan. pada kasus ny R

dilakukan pemeriksaan protein urine pada trimester III saja.


203

Dampak yang akan terjadi tidak terdeteksi awal kadar protein

urine positif dan jika keterlambatan dalam hal tersebut akan

mengalami penanganan yang terlambat.

Menurut asumsi penulis tidak dilakukannya pemeriksaan protein

urin pada trimester I karena tidak ada indikasi untuk dilakukan

pemeriksaan tersebut dan ketidak telitian penulis terhadap teori.

7. Melakukan pemeriksaan USG

Menurut Prof med Ali Baziad (2015) secara umum,

pemeriksaan USG berkala yang harus dilakukan selama kehamilan

adalah pada saat kehamilan berusia 0-28 minggu, 28-36 minggu, dan

36-40 minggu. Terdapat kesenjangan antara teori dengan kenyataan

pada kasus Ny.R pertamakali melakukan pemeriksaan USG pada usia

kehamilan 29-30 minggu.

Dampak jika tidak dilakukan pemeriksaan USG pada usia

kehamilan 0-28 minggu, tidak diketahuinya letak janin, hamil di luar

atau di dalam kandungan, letak plasenta, untuk mengetahui ukuran

bayi, lingkar kepala, dan lain-lain, apakah sesuai dengan usia

kehamilan. Selain itu, mengevaluasi pertumbuhan janin, melakukan

evaluasi terhadap detak jantung, serta deteksi secara dini kelainan

kongenital yang mungkin terjadi. Menurut asumsi penulis, penulis

sudah menyarankan ibu untuk pemeriksaan USG akan tetapi pada


204

saat ibu ke puskesmas ibu telat untuk mendaftar pemeriksaan USG

tersebut dan hanya melakukan pemeriksaan laboratorium.

B. Persalinan

1. Penggunaan APD lengkap

Pada saat melakukan pertolongan persalinan (INC),

pemeriksaan ibu nifas, dan Bayi baru lahir, penolong hanya

menggunakan handskun, sandal tertutup, celemek. Berdasarkan buku

APN perlengkapan pelindung pribadi mencegah petugas terpapar oleh

mikro organism penyebab infeksi dengan cara menghalangi atau

membatasi (kacamata pelindung, masker wajah, sepatu boot, atau

sepatu tertutup, celemek) petugas dari percikan cairan tubuh, darah

atau cedera, selama melaksanakan prosedur klinik. Hal ini ada

kesenjangan antara teori dengan kenyataan karena penulis tidak

menggunakan kaca mata google karena penolong merasa tidak

nyaman, seharusnya penulis membawa kaca mata yang nyaman

untuk dipergunakan. (Asuhan Persalinan Normal, 2016). Terdapat

kesenjangan antara teori dengan kenyataan karena penulis tidak

menggunakan kaca mata google. Dampak yang akan terjadi pada

penulis akan terpaparnya infeksi.

Menurut asumsi penulis, penulis tidak menggunakan kaca mata

google karena ketidaknyamanan penulis saan menolong persalinan.


205

2. Observasi selama persalinan

Menurut modul Midwifery Update tahun (2018), komponen yang

harus diobservasi saat persalinan yaitu DJJ, kontraksi uterus,nadi,

setiap ½ jam, pembukaan serviks, penurunan, TD, suhu, setiap 4 jam

sekali, produksi urine, aseton dan protein setiap 2-4 jam, terdapat

kesenjangan anatara teori dengan kenyataan pada kasus Ny R

dilakukan observasi persalinan DJJ, kontraksi uterus, nadi setiap 30

menit sekali, VT, penurunan, TD, Nadi, Suhu, setiap ±4 jam sekali

sedangkan untuk pemeriksaan produksi urine, aseton dan protein

urine tidak dilakukan.

Dampak yang akan terjadi jika tidak dilakukannya pemeriksaan

protein urine maka tidak terdeteksinya kadar urine positif pada

persalinan dan penangannya pun akan terlambat. Menurut asumsi

penulis, karena melihat dari hasil pemeriksaan hamil dan observasi

persalinan tidak ada indikasi untuk dilakukan pemeriksaan tersebut.

3. Vulva Hygiene

Merupakan salah satu perasat pemenuhan kebutuhan personal

hygiene yang biasa diberikan pada pasien wanita yang tidak dapat

melakukan personal hygiene sendiri karena kondisi kesehatannya

tidak memungkinkan atau karena merupakan tindakan terkoordinasi

dengan perasat lain seperti pada pemeriksaan dalam pada asuhan

kebidanan ibu hamil atau inpartu. Vulva hygiene merupakan langkah


206

ke-7 dari 58 langkah Asuhan Persalinan Normal (APN) yaitu

membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari

depan kebelakang dengan menggunakan kapas atau kassa yang

sudah dibasahi air desinfektan tingkat tinggi. (APN,2016). Pada kasus

Ny. R terdapat kesenjangan antara teori dan kenyataan yaitu penulis

tidak melakukan vulva hygiene sebelum melakukan pemeriksaan

dalam.

Dampaknya jika tidak dilakukan vulva hygiene sebelum

melakukan pemeriksaan dalam dapat mengakibatkan masuknya

mikroorganisme yang akan menyebabkan terjadi infeksi pada saluran

reproduksi ibu. Menurut asumsi penulis dikarenakan ketidak sengajaan

penulis yang kurang teliti mengikuti APN.

4. Pencatatan Partograf

Menurut modul Midwifery Update tahun (2018), Partograf

membantu penolong persalinan dalam memantau, mengevaluasi dan

membantu keputusan klinik. pencatatan pada partograf dimulai pada

saat proses persalinan, masuk dalam kala “fase aktif” untuk

mengatakan ibu sudah masuk fase aktif harus ditandai dengan

kontraksi yang teratur minimal 3x selama 10 menit, lama kontraksi

minimal 40 detik, pembukaan 4cm disertai penipisan, dan bagian

terendah sudah masuk pintu atas panggul, terdapat kesenjangan

antara teori dengan kenyataan pada kasus Ny. R dilakukannya


207

pencatatan partograf mulai dari pembukaan 4cm tetapi pada lama

kontraksi masih 35 detik.

Menurut asumsi penulis, karena pembukaan sudah memasuki 4

cm, kontraksi teratur sudah 3x selama 10 menit, dan bagian terendah

sudah masuk pintu atas panggul. Persyaratan untuk menuliskan sudah

masuk fase aktif hampir sudah terpenuhi hanya pada lama kontraksi

belum memasuki 40 detik dan penulis berfikiran untuk tetap di

cantumkan dalam partograf karena merasa takut jika melewat garis

waspada.

C. Nifas

1. Senam nifas

Selama kehamilan dan persalinan ibu banyak mengalami

perubahan fisik seperti dinding perut menjadi kendor, longgar liang

senggama dan otot dasar panggul sehingga perlu dikembalikan pada

keadaan normal maka dilakukan senam nifas (Suherni, Perawatan

masa nifas, 105, 2010). Dalam hal ini terdapat kesenjangan antara

teori dengan kenyataan karena penulis tidak menginformasikan ke

pasien tentang senam nifas.

Dampaknya ibu tidak mengetahui cara mengurangi rasa sakit,

dapat memprcepat involusi uteri, meningkatkan stamina, kadar stress

berkurang dan seperti memperbaiki kekuatan otot. Menurut asumsi

penulis kurang telitinya penulis untuk mengajarkan ibu senam nifas.


208

D. Bayi Baru Lahir

1. Keadaan bayi baru lahir pemeriksaan ekstremitas

Menurut William C (2012), pemeriksaan ini meliputi tulang

gerakan bagian atas (ekstremitas atas) dan bagian bawah (ekstremitas

bawah), ekstremitas bawah: pemeriksaan dilakukan secara

menyeluruh mulai dari paha, lutut, tungkai, pergerakan kaki, tumit

hingga jari-jari kaki, melihat kelengkapan jari, menguji reflex, dan

adakah kalinan bentuk tulang atau sendi.

Dislokasi lutut terjadi ketika tulang yang membentuk lutut tidak

pada tempatnya. Dislokasi lutut, lebih khusus, adalah ketika tulang-

tulang kaki (tibia dan fibula) bergerak dalam hubungannya dengan

tulang di paha (femur). Tulang-tulang lutut dipegang bersama oleh

jaringan kuat yang disebut ligamen. Setiap ligamen bertanggung jawab

untuk menstabilkan lutut dalam posisi tertentu dan pada kasus bayi

Ny.R pada tulang lutut kaki sebelah kiri menekuk kearah depan.

Terdapat kelainan pada lutut kaki kiri menekuk ke arah depan.

2. Penimbangan berat badan bayi

Pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir seharusnya di lakukan

secara lengkap, berdasarkan Muslihatun, 2010. Terdapat kesenjangan


209

anatara teori dengan kenyataan. Pada kasus bayi Ny. R tidak

dilakukannya penimbangan berat badan bayi pada KN II.

Dampaknya bidan tidak mengetahui naik dan turunya berat

badan bayi. Naik turunnya berat badan sangat penting bagi kesehatan

bayi karena berat badan bayi akan mengalami penurunan pada

minggu pertama sekitar 7-10%, kemudian pada minggu kedua akan

naik lagi, sehingga pada usia paling lama 14 hari sudah kembali pada

berat bayi lahir.

Menurut asumsi penulis keterbatasan alat penulis yang tidak

mempunyai timbangan berat badan untuk menimbang berat badan

bayi.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada Ny. R dari mulai

kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir. Sejak tanggal 28

Oktober 2017 sampai tanggal 08 mei 2018. Maka penulis dapat

mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Mampu melaksanakan pengumpulan data dasar kehamilan,

persalinan, nifas dan bayi baru lahir

2. Interprestasi data dasar telah dilakukan pada nifas dan bayi baru lahir

normal.

3. Tidak ada masalah pada asuhan kebidanan kehamilan, persalinan,

nifas dan bayi baru lahir, namun dalam pemeriksaan bayi baru lahir

terdapat kelainan pada lutut sebelah kiri.

4. Tidak terdapat kebutuhan tindakan segera pada nifas dan bayi baru

lahir ada kelainan pada lutut sebelah kiri, pada persalinan dibutuhkan

tindakan segera yaitu penjahitan perineum agar tidak terjadi

perdarahan.

5. Telah mampu merencanakan asuhan kebidanan kehamilan,

persalinan, nifas dan bayi baru lahir.

210
211

6. Telah mampu melaksanakan asuhan kebidanan kehamilan,

persalinan, nifas dan bayi baru lahir sesuai yang telah direncanakan.

7. Telah melakukan evaluasi asuhan kebidanan kehamilan, persalinan,

nifas dan bayi baru lahir sesuai yang telah dilakukan.

Maka dapat disimpulkan bahwa manajemen asuhan kebidanan

pada Ny. R di Puskesmas Cikampek. Perencanaan dan pelaksanaan

yang telah dibuat sebagian besar dilakukan dengan lengkap meskipun

ada kesenjangan antara teori dengan praktek dilapangan. Dapat

disimpulkan juga bahwa asuhan selama kehamilan, persalinan, nifas

normal dan bayi baru lahir dengan kelainan dislokasi lutut kaki sebelah

kiri, hal tersebut terlihat dalam partograf, ditemukan kelainan atau

tindakan yang membutuhkan penanganan segera dan ditemukan

tanda-tanda bahaya dan rujuk bayi ke dokter sepesialis anak.

B. Saran

1. Bagi Tenaga Kesehatan

Bidan dapat meningkatkan upaya untuk kesejahteraan pasiennya

khususnya dalam promosi kesehatan tentang senam hamil, senam

nifas dan diharapkan pula bidan dapat melakukan pemeriksaan

laboratorium pada trimester III seperti pemeriksaan Hb agar dapat

terdeteksi anemia atau tidaknya.


212

2. Bagi Instansi Pendidikan

Diharapkan dapat menyediakan sarana dan prasarana yang

mendukung peningkatan pendidikan untuk mahasiswi seperti

penyediaan refrensi terbaru di perpustakaan, untuk mempermudah

dalam mengerjakan asuhan kebidanan kehamilan, persalinan, nifas

dan bayi baru lahir.

3. Bagi Penulis

Penulis mampu melakukan asuhan kebidanan komprehensif dengan

benar guna menjadi pengalaman untuk masa depan dan dapat

meningkatkan inisiatif serta mampu mengembangkan kreatifitas yang

dimiliki, penulis mampu memberikan pendidikan kesehatan tentang

pentingnya imunisasi TT, pemeriksaan Hb,pentingnya pemeriksaan

urine, pentingnya kunjungan pada masa kehamilan secara lengkap

minimal 4 kali, dan senam nifas/senam hamil serta penulis harus

mengusahakan untuk membawa timbangan bayi karena naik atau

turun nya berat badan pada bayi sangat penting.

4. Bagi Pasien

Diharapkan ibu lebih mementingkan kesehatan walaupun dalam

keadaan baik-baik saja, pada masa kehamilan minimal pemeriksaan

HB 2x ( trimester satu 1 kali, dan trimester ketiga 1 kali) karena

masalah atau keluhan bisa muncul kapan saja dan tidak terduga.
213

Diharapkan ibu mengerti dengan penjelasan yang telah

disampaikan tentang pentingnya pemeriksaan Hb pada trimester I dan

III. Ibu juga dapat mencari informasi tentang senam ibu hamil atau

senam nifas.

Anda mungkin juga menyukai