Anda di halaman 1dari 11

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Proses kehamilan merupakan merantai yang

berkesinambungan yang terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan

ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi pada uterus,

pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai

aterm (Manuaba, 2010;h.75). Persalinan merupakan suatu proses

pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan

atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan

lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba,

201;h.164). Masa nifas (puerperium) merupakan masa pemulihan

kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan

kembali seperti prahamil (Mochtar, 2012;h.87).

Banyak kejadian komplikasi dari proses kehamilan, persalinan

hingga nifas yang mengarah terjadinya angka kematian ibu. Jumlah

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2012 berdasarkan

(Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), tercatat Angka

Kematian Ibu (AKI) yang mengalami kenaikan secara signifikan yakni

dari 228 menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Tahun

2012 Kementrian Kesehatan meluncurkan program Expanding

Maternal dan Neonatal Survival (EMAS) dalam rangka menurunkan

angka kematian ibu dan neonatal sebesar 25 %.(Profil Kesehatan

Indonesia, 2014;h.127).

1
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Tri Andriyaningrum, Kebidanan DIII UMP, 2016
2

Angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah tahun 2012

berdasarkan laporan dari kabupaten/kota sebesar 116,34/100.000

kelahiran hidup, mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan AKI

pada tahun 2011 sebesar116,01/100.000 kelahiran hidup. Sebesar

57,93% kematian maternal terjadi pada waktu nifas, pada waktu hamil

sebesar 24,74% dan pada waktu persalinan sebesar 17,33%.

Sementara berdasarkan kelompok umur, kejadian kematian maternal

terbanyak adalah pada usia produktif (20-34 tahun) sebesar 66,96%,

kemudian pada kelompok umur>35 tahun sebesar 26,67% dan pada

kelompok umur <20 tahun sebesar 6,37%(profil kesehatan Jawa

Tengah, 2012;h.13-14).

Angka Kematian Ibu (AKI) di kabupaten Banyumas tahun 2014

sebesar 114,73 per 100.000 kelahiran hidup. Target dari AKI di Provinsi

Jawa Tengah, yaitu 60 per 100.000 kelahiran hidup, maka Kbaupaten

Banyumas melebihi target. Melihat kondisi diatas dapat dikatakan

bahwa program Kesehatan Ibu belum berjalan optimal. Kematian ibu

juga dipengaruhi baik oleh penyebab langsung maupun tidak langsung.

Penyebab langsung kematian ibu terbesar adalah komplikasi obstetrik

(90%) yang dikenal dengan Trias Klasik seperti perdarahan, infeksi dan

preeklamsi, atau komplikasi pada saat kehamilan, kelahiran, dan

selama nifas yang tidak tertangani dengan baik dan tepat waktu.

Berdasarkan tabel lampiran profil kesehatan diperoleh informasi bahwa

jumlah kematian ibu hamil adalah sebanyak 33 orang, dengan rincian

13 orang saat menjalani kehamilan, 5 orang pada saat menjalani

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Tri Andriyaningrum, Kebidanan DIII UMP, 2016


3

persalinan, dan 15 orang pada saat nifas (Profil kesehatan kabupaten

Banyumas, 2014).

Angka kematian Ibu (AKI) menurut jumlah kematian ibu hamil,

ibu bersalin maupun ibu nifas di Puskesmas II Sumpiuh dengan jumlah

0 (Profil Kesehatan Indonesia, 2014).itu artinya Angka Kematian Ibu

(AKI) yang terjadi di Kabupaten Banyumas, Puskesmas II Sumpiuh

bukan merupakan penyumbang AKI yang terjadi di Kabupaten

Banyumas(Profil kesehatan kabupaten Banyumas, 2014).

Angka Cakupan kunjungan ibu hamil di Puskesmas II Sumpiuh

mencapai 534 dengan jumlah cakupan K1 sebanyak 567 dengan

prosentase 106.2% dan cakupan K4 mencapai 488 dengan prosentase

91.4%. Dengan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah kesakitan

pada ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu yang dapat mengancam jiwa ibu

dan bayi.Angka cakupan persalinan yang ditolong oleh Tenaga

Kesehatan di Puskesmas II Sumpiuh mencapai 492 dengan prosentase

96.3%. Angka cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas di Puskesmas II

Sumpiuh yang mendapat layanan kesehatan 492 dengan prosentase

96.3% dan angka cakupan ibu nifas yang mendapat vitamin A

mencapai 492 dengan prosentase 96.2818% (Profil kesehatan

kabupaten Banyumas, 2014).

AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 10,75/1.000

kelahiran hidup, meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2011

sebesar 10,34/1.000 kelahiran hidup. Dibandingkan dengan target

Millenium Development Goals(MDGs) ke-4 tahun 2015 sebesar

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Tri Andriyaningrum, Kebidanan DIII UMP, 2016


4

17/1.000 kelahiran hidup maka AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun

2012 sudah cukup baik karena telah melampaui target (profil kesehatan

Jawa Tengah, 2012;h.11-12).

Berdasarkan profil kesehatan, AKB di kabupaten Banyumas

tahun 2014 sebesar 9,04 per 1000 kelahiran hidup,kondisi tersebut

mengalami penurunan dibanding tahun 2013 sebesar 12,34 per 1000

kelahiran hidup. AKB tahun 2014 jika dibandingkan dengan target

Millineum Development Goals (MDGS) Tahun 2015 sebesar 17 per

1000 kelahiran hidup maka AKB di kabupaten Banyumas sudah baik

karena sudah melampaui target (Profil kesehatan kabupaten

Banyumas, 2014;h.7-8).

Jumlah AKB di Puskesmas II Sumpiuh pada neonatal mencapai

2 dan bayi berjumlah 3. Tahun 2014 perkiraan neonatal komplikasi /

risti sebanyak 4200 dari jumlah neonatal komplikasi ditangani sebesar

3423 atau 81,5%. Bila dibanding tahun 2013 perkiraan neonatal

komplikasi / risti ditangani sebanyak 3462 atau 81,8%, sedikit menurun.

Neonatus risiko tinggi / komplikasi yang ditangani tahun 2014 sebesar

81,6% (Profil kesehatan kabupaten Banyumas, 2014).

Berbagai strategi operasional program Kesehatan Ibu dan Anak

(KIA) telah dicanangkan di kabupaten Banyumas, antara lain Antenatal

Care (ANC) terintegrasi, optimalisasi Sumber Daya Manusia (SDM)

bidan,optimalisasi buku KIA dan P4K, optimalisasi K1,K4,Program

Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi(P4K) dengan

stiker dan deteksi resiko tinggi, optimalisasi desa siap antar jaga dan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Tri Andriyaningrum, Kebidanan DIII UMP, 2016


5

Forum Kesehatan Desa (FKD), pemantapan puskesmas Pelayanan

Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) dan Rumah sakit

Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif(PONEK),

Monitoring Evaluasi (MONEF) paska latih, peningkatan peran bidan

koordinator, peningkatan lintas program dan lintas sektoral, pembinaan

terfokus pada puskesmas atau bidan dengan kinerja rendah, persalinan

dengan dua bidan, pelaksanaan SOP kunjungan nifas, penggalangan

donor darah dengan BABINSA (Badan Pembinaan Desa), peningkatan

pemberdayaan masyarakat dengan optimalisasi FKD, peningkatan

program KB serta reward dan punishmen(Profil kesehatan kabupaten

Banyumas, 2014).

Dari banyaknya strategi yang dicanangkan, namun asuhan

komprehensif belum tercantum untuk upaya menurunkan AKI dan AKB

di Banyumas. Asuhan Kebidanan Komprehensif adalah suatu

pemeriksaan yang sama dengan pemeriksaan lainnya hanya berbeda

pada fasilitasnya, Asuhan kebidanan komprehensif mencakup empat

kegiatan pemeriksaan berkesinambungan diantaranya adalah asuhan

kebidanan kehamilan, persalinan, masa nifas, bayi baru lahir, yang

artinya berfungsi untuk menurunkan AKI dan AKB di Indonesia tahun

2016 (Prawirohardo, 2010;h.63) Tujuan dari asuhan komprehensif itu

sendiri yaitu para penentu kebijakan dan para pengelola sadar betul

bahwa ada masalah, dan masalah tersebut dapat diatasi, memilih

strategi yang sederhana (Prawirogardjo, 2009;h.63). Peranan Bidan

dalam asuhan komprehensif yaitu fungsi bidan yang sangat penting

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Tri Andriyaningrum, Kebidanan DIII UMP, 2016


6

dalam asuhan yang mandiri, kolaborasi, dan melakukan rujukan yang

tepat. Oleh karena itu bidan dituntut untuk mampu mendeteksi dini

tanda dan gejala komplikasi kehamilan, memberikan pertolongan

kegawatdaruratan dan perinatal serta merujuk kasus (Prawirohardjo,

2012;h.65).oleh karena itu saya tertarik untuk membantu mendeteksi

dini adanya risiko tinggi yang mengarah untuk menurunkan AKI dan

AKB di Banyumas, dengan melakukan asuhan komprehensif

yaitupendampingan ibu hamil dari trimester I, II, III, persalinan, bayi

baru lahir, nifas serta penggunaan alat kontrasepsi pada Ny. R G3P2A0

di Puskesmas II sumpiuh. Diharapkan dengan asuhan komprehensif

tersebut membantu menurunkan kejadian komplikasi yang mengarah

pada AKI dan AKB di Banyumas.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan

“Bagaimana Asuhan Kebidanan Komprehensif Hamil, Bersalin, Nifas,

Bayi baru lahir dan Masa Antara Pada Ny.R G3P2A0 di Puskesmas II

Sumpiuh? “

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Penulis mampu memberikan asuhan kebidanan komprehensif hamil

bersalin nifas bayi baru lahir normal dan masa antara secara

komprehensif berdasarkan dengan metode Varney dan SOAPIE.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Tri Andriyaningrum, Kebidanan DIII UMP, 2016


7

2. Tujuan khusus

a. Melakukan pengkajian subyektif secara komprehensifpada ibu

hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan masa antara.

b. Melakukan pengkajian obyektif secara komprehensif pada ibu

hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan masa antara.

c. Menyusun rencana tindakan atau planning yang akan dilakukan

pada ibu hamil bersalin nifas bayi baru lahir dan masa antara.

d. Melaksanakan rencana tindakan yang telah disusun dalam

kebutuhan pelaksanaan tindakan pada ibu hamil bersalin nifas

bayi baru lahir dan masa antara.

e. Melakukan evaluasi terhadap tindakan kebidanan dengan teliti

pada ibu hamil bersalin nifas bayi baru lahir dan masa antara.

D. Ruang Lingkup

1. Sasaran

Pada ibu hamil trimester I sampai trimster III Ny. R G3P2A0 umur 35

tahun.

2. Tempat

Pengaambilan kasus ini dilaksanakan di Puskesmas II Sumpiuh dan

di rumah Ny R Sumpiuh, Banyumas.

3. Waktu

Pengambilan kasus : 31 Agustus 2015.

Penyususnan Laporan : 4 Januari 2016 – 21 juli 2016.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Tri Andriyaningrum, Kebidanan DIII UMP, 2016


8

E. Manfaat

1. Teoritis

Laporan KTI ini diharapkan bisa mengembangkan ilmu pengetahuan

dan keterampilan yang didapat selama di bangku kuliah serta dapat

menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan secara asuhan

komprehensif dari hamil, bersalin, nifas, masa antara,bayi baru lahir

dan neonatal.

2. Praktis

Diharapkan studi kasus ini dapat digunakan sebagai arahan

pertimbangan dalam melaksanakan asuhan komprehensif dari hamil,

bersalin, nifas, masa antara, bayi baru lahir dari neonatal.

F. Pengumpulan Data

1. Pengumpulan Data Primer

a. Wawancara

Wawancara merupaka metode pengumpulan data dengan cara

mewawancarai langsung responden yang diteliti, sehingga

metode ini memberikan hasil secara langsung (Aziz, 2014;h.98).

b. Observasi atau pengamatan

Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan

mengadakan pengamatan secara langsung kepada respoden

untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti (Aziz,

2014;h.98).

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Tri Andriyaningrum, Kebidanan DIII UMP, 2016


9

c. Pemeriksaan fisik

1) Inspeksi

Inspeksi dapat dibagi menjadi inspeksi umum dan lokal. Pada

inspeksi umum pemeriksa melihat perubahan yang terjadi

secara umum, sehingga dapat diperoleh kesan keadaan

umum pasien. Pada inspeksi lokal, dilihat perubahan-

perubalan lokal yang sampai yang sekecil-kecilnya. Untuk

bahan pembanding perlu diperhatikan keadaan sisi lainnya

(Manuaba, 2012;h.214).

2) Palpasi

Yaitu pemeriksaan dengan meraba, dengan menggunakan

telapak tangan dan memanfaatkan alat peraba yang terdapat

pada telapak dan jari tangan (Manuaba, 2012;h.214).

3) Perkusi

Suatu pemeriksaan di lakukan dengan cara ketukan di

bagian-bagian tertentu untuk mengetahui batas- batas yang

normal (Manuaba, 2012;h.214).

4) Auskultasi

Yaitu suatu pemeriksaan dengan cara mendengar

menggunakan stetoskop (Manuaba, 2012;h.214).

5) Pemeriksaan penunjang (ultrasonografi)

Merupakan gambaran real time pada layar ultrasonik yang

dihasilkan oleh gelombang suara yang dipantulkan kembali

dari organ, cairan dan jaringan yang berhadapan dengan

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Tri Andriyaningrum, Kebidanan DIII UMP, 2016


10

janin di dalam uterus sehingga dapat mengetahui usia

gestasi, perkembangan janin, dan deteksi abnormaalitas

pada janin dan plasenta (Williams, 2012;h.132).

2. Pengumpulan Data Dasar

a. Studi pustaka

Penulis menggunakan buku yang berhubungana dengan

Kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga

berencana (Aziz, 2014;h.98).

b. Media elektronika

Dengan membuka situs/website yang ada kaitannya dengan

studi kasus yang dilakukan (Aziz, 2014;h.98).

3. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan penulisan, ruang lingkup, manfaat penulisan, metode

memperoleh data, dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Teori

Bab ini berisi tentang tinjauan teori yang berisi asuhan

komprehensif dari kehamilan, bersalin, nifas, bayi baru lahir

normal dan masa antara yang meliputi: pengertian, tanda

dan gejala, klasifikasi, faktor yang mempengaruhi, komplikasi

yang terjadi.

BAB III Tinjauan Kasus

Berisi tentang asuhan kebidanan komprehensif dari hamil,

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Tri Andriyaningrum, Kebidanan DIII UMP, 2016


11

bersalin, nifas, bayi baru lahir normal dan masa antara

secara sistematis dengan metode SOAPIE.

Pembahasan

BAB IV Berisi tentang menjelaskan tentang masalah atau

kesenjangan antara teori dan kasus yang penulis temukan

dilapangan tentang asuhan komprehensif dari hamil,

bersalin, nifas, bayi baru lahir normal dan masa antara.

BAB V Penutup

Berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan

jawaban dari tujuan dan merupakan inti dari pembahasan

asuhan komprehensif dari hamil, bersalin, nifas, bayi baru

lahir normal dan masa antara. Sedangkan saran merupakan

alternatif pemecahan masalah dan tanggapan dari

kesimpulan.

Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Tri Andriyaningrum, Kebidanan DIII UMP, 2016

Anda mungkin juga menyukai