BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap hari di tahun 2015, sekitar 830 wanita meninggal karena
komplikasi kehamilan dan kelahiran anak. Hampir semua kematian ini terjadi
pada rangkaian sumber daya rendah, dan sebagian besar bisa dicegah.
Penyebab utama kematian adalah perdarahan, hipertensi, infeksi, dan
penyebab tidak langsung, terutama karena adanya interaksi antara kondisi
medis yang sudah ada sebelumnya dan kehamilan. Risiko seorang wanita di
negara berkembang yang meninggal akibat sebab akibat ibu selama hidupnya
sekitar 33 kali lebih tinggi dibandingkan wanita yang tinggal di negara maju.
Kematian ibu adalah indikator kesehatan yang menunjukkan kesenjangan
yang sangat luas antara daerah kaya dan miskin, perkotaan dan pedesaan, baik
antar negara dan di dalamnya(WHO,2015).
Kehamilan adalah proses mata rantai yang bersinambungan dan terdiri
dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot,
nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan placenta dan tumbuh kembang
hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba,2012; h. 75).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui
jalan lahir atau jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan
sendiri). Proses ini di mulai dengan adanya kontraksi persalinan sejati, yang
ditandai dengan perubahan serviks secara progresif dan diakhiri dengan
kelahiran plasenta (Sulistyawati dan Nugraheny, 2013; h. 4).
2
resiko kematian pada periode neonatal yaitu 6-48 jam setelah lahir yang
meliputi antara lain kunjungan menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu
Bayi Muda ( MTBM ) termasuk konseling perawatan bayi baru lahir, ASI
ekslusif, pemberian vitamin K injeksi dan Hepatitis B0 injeksi bila belum
diberikan. Capaian KN1 di Indonesia pada tahun 2016 sebesar 91,14% lebih
tinggi dari 2015 yaitu sebesar 83,67%. Capaian ini sudah memenuhi target
Restra tahun 2016 yang sebesar 78%. Sejumlah 26 provinsi (71%) yang telah
memenuhi target tersebut(Profil Kesehatan Indonesia,2016).
Pembangunan yang ingin di capai oleh Pemerintah Aceh adalah
tercapainya daerah yang maju serta mandiri, sejahtera lahir dan bathin. Salah
satu ciri daerah yang maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi,
karena derajat kesehatan mempunyai pengaruh sangat besar terhadap kualitas
sumber daya manusia.
Angka Kematian Bayi (AKB) di tujuh tahun terakhir mengalami
fluktasi. Dari data yang bersumber pada dinas kesehatan kabupaten/kota,
diketahui jumlah kematian bayi di Aceh tahun 2016 sebanyak 1.108 jiwa dan
lahir hidup sebanyak 100.278 jiwa. Dengan menggunakan definisi operasional
yang telah ditetapkan untuk kedua indicator tersebut maka AKB di Aceh
tahun 2016 sebesar 11 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini menurun dari
tahun sebelumnya (12/1000 LH). Hal ini menunjukkan semakin baiknya
pelayanan di fasilitas kesehatan(Profil Kesehatan Aceh,2016).
Sedangkan, Angka Kematian Ibu ( AKI ) pada tahun 2016 proporsi
kematian ibu di dominasi oleh kematian ibu nifas 76 kasus (45%), diikuti
kematian ibu bersalin sebanyak 65 kasus (38%) dan kematian ibu dalam
keadaan hamil sebanyak 28 kasus (17%). Angka Kematian Ibu di tujuh tahun
terakhir juga berfluktasi. Dari data yang bersumber pada dinas kesehatan
kabupaten/kota, dketahui jumlah kematian ibu di Aceh yang dilaporkan
adalah 169 kasus dan lahir hidup 101.249 jiwa, maka rasio Angka Kematian
Ibu di Aceh tahun 2016 sebesar 167 per 100.000 kelahiran hidup, meningkat
4
dari tahun sebelumnya yaiti 134 per 100.000 kelahiran hidup, hal ini menjadi
tantangan bagi pemerintah Aceh untuk lebih meningkatkan komitmen daerah
dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu
nifas(Profil Kesehatan Aceh,2016).
Cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K1 dan K4 pada tahun 2016
di Aceh belum mencapai target rencana strategis ( Restra) di tahun yang sama,
yakni sebesar 95%. Hal ini bukan berarti pelayan dilapangan tidak baik, tetapi
laporan yang ditemukan bervariasi. Presentasi cakupan K1 di Aceh sebesar
87%. Adapun presentassi cakupan K4 sebesar 78%(Profil Kesehatan
Aceh,2016).
5
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah
“Bagaimana Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. K di Desa
Geudebang Aceh Kecamatan Langsa Baro Kota Langsa pada masa kehamilan,
persalinan, bayi baru lahir (BBL), nifas dan Keluarga Berencana (KB) ?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. K di Desa
Geudubang Aceh Kecamatan Langsa Baro Kota Langsa dari masa
kehamilan, persalinan, bayi baru lahir (BBL), nifas dan Keluarga
Berencana (KB) dengan pendekatan manajemen kebidanan SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. K pada
saat kehamilan sesuai standar yang telah ditentukan.
b. Untuk memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. K pada
saat persalinan sesuai standar yang telah ditentukan.
c. Untuk memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. K pada
bayi Ny. K sesuai standar yang telah ditentukan.
d. Untuk memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. K pada
saat nifas sesuai standar yang telah ditentukan.
e. Untuk memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. K
tentang KB sesuai standar yang telah ditentukan.
2. Secara Praktis/klinis
a. Untuk Kebijakan
Diharapkan dari hasil penulisan ini dapat membantu dinas yang terkait
seperti dinas kesehatan, puskesmas dan polindes agar dapat menurunkan
AKI dan AKB serta sebagai bahan acuan dalam meningkatkan program
kesehatan, khususnya ibu dan anak.
b. Untuk Pelayanan
Diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas pelayanan dalam
memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif kepada ibu hamil,
ibu bersalin, bayi baru lahir, ibu nifas dan KB sesuai dengan standar
asuhan pelayanan kebidanan yang berkualitas.