Anda di halaman 1dari 5

KESALAHAN PEMBERIAN OBAT

Reaksi obat yang merugikan


Reaksi obat yang merugikan harus dicurigai setiap kali terdapat perubahan ,Terhadap obat yang diberikan pasien yang
bukan merupakan respon teraupetik
Terhadap obat yang sedang diberikan ,terutama bila ada obat baru yang diberikan meskipun penyakit yang bersamaan
/progresif juga dapat menjelaskan tentang adanya gejala baru /gejala yang memburuk .namun reaksi obat yang
merugikan /efek samping tetap harus di pertimbangkan sebagai penyebabnya

 REAKSI
Yang berhubungan dengan dosis (reaksi toksis) reaksi ini pada dasarnya dosis yang direspon bagi pasien berjumlah
berlebihan,alasanya mencakup kegagalan memperhitungkan ukuran pasien (kekaksia lansi a/pasien yang lemah)
kegagalan memperhitungkan karakteristik distribusi obat .mendasarkan perhitungan dosis pada berat badan ,ideal
mengakibatkan toksisitan ,kegagalan memperhitungkan kemampuan ekresi /metabolisme /kerusakan hati .secar umum
tindakan yang dilakukan adalah menghentikan sementara pemakaian obat dan kemudian menurunkan dosis /meningkat
ka interval ,dosis tergantung pada obat tsb .
 Efek samping
Biasanya dianggap sebagai gejela gejala yang muncul akibat pemberian obat dan tidak berhubungan dengan gejala
obat yang dimaksud.efek samping juga sering terjadi pada dosis biasa sehingga pasien harus waspada mengenai
kemungkinan terjadi dan cara penanganan nya contoh.sakit kepala yang biasa menyertai pemberian
nitroguserin.dengan pemberian klonis,efek sampan lainya memerlukan perubahan dosis,penambahan agens lain ,atau
menghentikan obat ,tergantung respons pasien atau keparahan reaksi ,berbagai obat antihipeltensa dapat
menyebabkan impotersi pada pria,biar pasien dapat menerima keadaan ini
Analgesik opioid biasanya menyebabkan kontipasi;namun penambahan laksatif pada program pengobatan atau
perubahan diet sederhan dapat mengurangi/mencegah efek samping ini adanya sindrom neurolektif maglinan,suatu
reaksi yang berfotensi mengancam kehidupan dapat terjadi pada terapi fenotiazin ,sehingga pengguaan obat in lebih
lanjut harus dihindarkan
 Reaksi I diansikrasi ;
Reaksi ini terjadi tanpa berhubungan dengan dosis terjadinya reaksi ini tidak dapat diperkirakan dan sporadic.reaksi
ini dapat muncul dalam berbagai cara yang berbeda termasuk demam,diskrasia darah,efek kardiovaskuler ,atau
perubahan status mental yang tidak diharapkan .beberapa reaksi idiosikrasi dapat dijelaskan dengan adanya perbedaan
genetic pada enzim pemetabolisme obat.
 Reaksi hipersensitivitas
Reaksi ini dapat bersifat atergik dan menyatakan secara tidak langsug bahwa pernah terjadi pajanan terhadap agens tsb
Manifestasi dari reaksi ini memiliki rentang dari ruam ringan semua jenis sampai nefritis,pneumonitis ,atau anemia
hemolitir sampai manfostasi ,anafilaksis yang berfotensi mengancam kehidupan .
Obat yang terdiri atas protein (vaksin,enzim)lebih sering menimbulkan reaksi hipersensitivitas pada pajanan berikutnya
Pendokumentasian reaksi hipersentivitas merupakan hal penting,program pengobatan dimasa yang akan datang harus
menghindari pemakain bahaya terkait,atau bila sangat dibutuhkan perlu diperlukan prapengobatan (dengan
antihistamin dan /glukokortoid)
 Reaksi yang terjadi akibat obat(kedua,ketiga,atau kelompok)
Bebrapa reaksi merugikan /efek samping mungkin tidak akan muncul kecuali jika ada obat lain yang memulai proses
tsb .penatalaksanaan situasi ini memerlukan perhatian yang cermat tentang man obat yang mulai diberikan terlebih
dahalu,kapan perlu ditambahkan dan berapa waktu yang diperlukan ,obat itu untuk munculnya reaksi tsb.contoh nya
adalah interaksi antara digoksi dan quinidine.
 Kesalahan pemberian obat
Pencegahan kesalahan pemberian obat ;perbedaan antar reaksi obat yang merugikan dan kesalahan
pemberian obat adalah bahwa yang merugikan dan kesalahan pemberian obat dapat dicegah ,bila tujuan
tetapi obat yang optimal adalah memberikan obat yang benar ,pada waktu yang benar,dan dengan
indikasi yang benar,akan terlihat adanya banyak potensi kesalahan dalam proses tsb
Karena perawat beratanggung jawab untuk memberikan obat,maka merekalah yang biasanya titik tolak
terakhir dan terpenting dalam sistem tsb
• Mengetahui dengan baik proses permintaan obat institusional dari sistem pemberianya (floorstock
diibanding dosis unit)
• Mengetahui kemana mencari informasi mengenai obat.sumber informasi termasuk dokter,apoteker,dan
referansi obat
• Verifikasi setiap intruksi pemberian obat sering mungkin,proses penyalinan harus lengkap sesuai
potensi kesalahan
• Menggunakan waktu pemberian obat standar,hal ini membantu menghindari kebingungan khususnya
bila pemantauan tes laboratium harus dilakukan pada waktu tertentu setelah pemberian obat .
• Pada saat pemberian obat ,priksa produk obat mungkinan adanya kerusakan (retak pada kapsul,obat
sumtik yang keruh,endapan dalam larutan
• Observasi adanya efek obat termasuk reaksi merugikan
Mendokumentasi hasil terapeutik yang diinginkan merupakan hal yang sanat penting sprit melaporkan adanya
ruam.
Bila kalkulasi obat diperlukan/sangat bijaksana untuk memeriksanya kembar dengan org lain
(apoter/perawat).penggunaan konsentrasi standar/table kecepatan infus sangat bermanfaat (liat apendiks D)
Biasakan diri dgn alat pemberian obat sebelum menggunakannyadan pahami keuntungan dan kerugiannya.berbagai
sistem sistem pemberian obat berteknologi tinggi (pompa infus,inhaler,patch)
Ajarkan pada pasien mengenai obat mereka sebanyak mungkin berikan informasi dalam format yang dapat
dipahami pasien.
Bila obat tidak diberikan sesuai intruksi,untk alasan apapun hal ini harus di dokumentasikan.
PENANGANAN INTRUKSI PEMBERIAN OBAT
Harus dilakukan dicermat agar dapat dihindari beberapa jebakan yang banyak terjadi mengakibatkan kesalaha
pemberian obat.

Anda mungkin juga menyukai