BAB I
PENDAHULUAN
1
2
provinsi (67,6%) yang telah memenuhi targer tersebut. (Profil Kesehatan RI,
2017)
Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui pemberian pelayanan
antenatal sekurang-kurangnya 4 kali selama masa kehamilan, dengan distribusi
waktu minimal 1 kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu),
minimal 1 kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan minimal
2 kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24 minggu-lahir). Standar waktu
pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil
dan atau janin, berupa deteksi dini faktor resiko, pencegahan dan penanganan dini
komplikasi kehamilan (Kemenkes RI, 2016).
Penilaian terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil dapat
dilakukan dengan melihat cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 asalah jumlah ibu
hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga
kesehatan dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada
kurun waktu satu tahun. Sedangkan cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang
telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit empat
kali sesuai jadwal yang dianjurkan di tiap trimester dibandingkan jumlah sasaran
ibu hamil disuatu wilayah kerja pada kurun waktu satu tuhan. Indikator tersebut
memperlihatkan akses pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat
kepatuhan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan.
Selama tahun 2006 sampai tahun 2017 cakupan pelayanan kesehatan ibu
hamil cenderung meningkat. Jika dibandingkan dengan target Rencana Strategis
(Renstra) Kementerian Kesehatan tahun 2017 yang sebesar 76%, capaian tahun
2017 telah mencapai target tahun tersebut walaupun masih terdapat 11 provinsi
yang belum mencapai target. (Profil Kesehatan RI, 2017)
Cakupan komplikasi kebidanan dan cakupan neonatus dengan komplikasi
yang ditangani pada tahun 2017, penanganan komplikasi kebidanan sebanyak
18,313 orang dari 24,174 perkiraan ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani
sebesar 75,7%. Cakupan ini jauh meningkat dari tahun 2015 besarnya cakupan
64,1%. Sedangkan cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani sebesar
6,523 orang dari 14,561 orang perkiraan neonatal komplikasi (44,8%). Cakupan
4
ini jauh meningkat dari tahun 2015, besarnya cakupan 43,1%. (Dinkes ProvSu,
2017)
Cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menunjukkan
bahwa terdapat 83,67% ibu hamil yang menjalani persalinan dengan ditolong oleh
tenaga kesehatan dan dilakukan difasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia.
Secara nasional, indikator tersebut telah memenuhi target Renstra 79%. Namun
demikian masih terdapat 17 provinsi (50%) yang belum memenuhi target tersebut.
Kesenjangan yang cukup jauh antara provinsi tertinggi dan terendah yaitu
114,42% (DKI Jakarta) – 30,65% (Maluku) dengan standar deviasi sebesar 16%.
(Profil Kesehatan RI, 2017)
Cakupan kunjungan nifas (KF3) di Indonesia menunjukkan
kecenderungan peningkatan dari tahun 2008 sebesar 17,9% menjadi 87,36% pada
tahun 2017. Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa provinsi DKI Jakarta
memiliki capaian tertinggi yang diikuti oleh Kalimantan Utara dan Jambi.
Sedangkan Provinsi dengan cakupan nifas terendah yaitu Papua, Papua Barat, dan
Nusa Tenggara Timur. Dari 34 Provinsi yang melaporkan data kunjungan nifas,
hampir 60% Provinsi di Indonesia telah mencapai KF3 80%. (Profil Kesehatan RI
2017)
Berdasarkan data diatas maka penulis ingin melaporkan asuhan kepada ibu
hamil TM III yang fisiologis, persalinan fisiologis, nifas fisiologis, bayi baru lahir
fisiologis.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan secara continuity care pada ibu hamil,
bersalin, nifas, bayi baru lahir dengan menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan.
1.4.2 Tempat
Lokasi yang dipilih adalah klinik Jannnah di Jalan Makmur Pasar 7 Medan
Tembung.
1.4.3 Waktu
Waktu yang diperlukan mulai dari praktek, penyusunan proposal sampai
sidang LTA adalah terhitung mulai tanggal 16 Januari 2019 sampai dengan
tanggal 30 April 2019.
6
1.5 Manfaat
1.5.1 Bagi Peneliti
Untuk meningkatkan pengalaman, wawasan dan pengetahuan mahasiswi
dalam memberikan asuhan kebidanan secara berkesinambungan (continuity care)
pada ibu hamil terkhusus ibu hamil trimester III.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kehamilan
2.1.1 Pengertian Kehamilan
Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Menurut
Federasi Obstreti Ginekologi Internasional, kehamilan didefenisikan sebagai
fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi (Sarwono, 2012).
Kehamilan di defenisikan sebagai fertilitas atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan di lanjutkan dengan nidasi. Kehamilan normal
berlangsung dalam waktu 40 mingguatau 10 bulan, kehamilan terbagi menjadi 3
trimester, dimana trimester satu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua
15 minggu (minggu ke-13-minggu ke-27), dan trimester ke tiga 13 minggu
(minggu ke-28-minggu ke-40). (Walyani,2015).
Kehamilan adalah proses dimana sperma menembus ovum sehingga
terjadinya konsepsi dan fertilisasi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan), dihitung dari hari pertama haid terakhir.
(Jenni Mandang, Sandra Gerce Jelly Tombokan, Naomy Marie Tando, 2016).
Kehamilan merupakan suatu proses alamiah dan fisiologis. Setiap wanita
yang memiliki organ reproduksi sehat, jika telah mengalami menstruasi dan
melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya
sehat, sangat besar kemungkinannya terjadi kehamilan. Apabila kehamilan
direncanakan, akan memberi rasa bahagia dan penuh harapan, tetapi di sisi lain
diperlukan kemampuan bagi kehamilan, baik perubahan yang bersifat fisiologis
maupun psikologis. (Dra. Gusti Ayu Mandriwati, M.Kes, dkk, 2017)
Tanda dan Gejala Tidak Pasti Hamil
1) Amenorea (berhentinya menstruasi).
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de Graaf
dan oulasi sehingga menstruasi tidak terjadi. Lamanya amenorea dapat
7
8
9) Pigmentasi kulit
Terjadi pada usia > 12 minggu akibat pengaruh hormone kortikosteroid
plasentanya yang meransang melanofor dan kulit. Dijumpai sekitar pipi, leher,
dinding perut, payudara dan sekitar paha atas.
10) Varises atau penampakan pembuluh darah vena
Pengaruh estrogen dn progesterone menyebabkan pelebaran pembuluh darah
terutama bagi wanita yang mempunyai bakat.
Varises dapat terjadi di sekitar genetalia ekterna, kaki, betis dan payudara.
Penampakan pembuluh darah ini akan hilang setelah persalinan.
(Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis, 2014)
Tanda dan Gejala Kemungkinan Hamil
1) Pembesaran perut
2) Tanda Hegar adalah pelunakan dan dapat di tekannya isthmus uteri
3) Tanda goodel adalah pelunakan serviks
4) Tanda Chadwicks perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan
mukosa vagina termasuk juga portio dan serviks.
5) Tanda Piscaseck adalah pembesaran uterus yang tidak simetris.
6) Kontraksi Braxton-Hicks meruapakan peregangan sel-sel otot uterus,
akibat meningkatnya actomysin di dalam otot uterus.
7) Teraba ballottement
8) Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif
(Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis, 2014)
usia kehamilan lebih tua (trisemester terakhir). Bagian janin ini dapat
dilihat lebih sempurna lagi menggunakan USG.
4) Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rotgen maupun USG
(Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis, 2014)
2) Status Gizi
Selama masa kehamilan ibu merupakan sumber nutrisi bagi yang
dikandungnya. Apabila ibu hamil memiliki status gizi kurang selama
kehamilannya maka ia berisiko memiliki bayi dengan kondisi kesehatan yang
buruk. Dan ibu hamil dengan status gizi baik akan melahirkan bayi yang sehat.
11
Ibu hamil dengan status gizi kurang memiliki kategori resiko tinggi
keguguran, kematian bayi dalam kandungan, kematian bayi bru lahir,cacat dan
berat lahir rendah. Selain itu umumnya pada ibu dengan status gizi kurang dari
dua komplikasi yang cukup berat selama kehamilan yaitu: Anemia (kekurangan
sel darah merah) dan Preeklamsi/eklamsia.
Untuk menilai status gizi pada ibu hamil umumnya dilakukan pada awal
asuhan prenatal, diikuti tindak lanjut yang kontinu selama masa kehamilan.
Pengkajian yang dilakukan untuk menilai status gizi ibu dapat dilakukan melalui
wawancara meliputi kebiasan atau pola makan, asupan makan yang dikonsumsi,
masalah yang berkaitan dengan makan yang dikonsumsi termasuk adanya
pantangan terhadap makan tertentu atau mengidam makan tertentu (pika).
3) Gaya Hidup
Seperti perokok, mengkonsumsi obat-obatan, alkohol adalah sangat
berhaya bagi ibu dan bayinya. Semua benda tersebut dapat terserap dalam darah
ibu kemudian terserap dalam darah bayi melalui sistem sirkulasi plasenta selama
kehamilan. Jika ibuhamil merokok selama kehamilan maka ia sudah terpapar tiga
zat yang dapat membahayakan janinnya yaitu:karbon monoksida, sianida dan
nikotin. Karbon monoksida yang bercampur dengan hemaglobin dalam darah
dapat mengakibatkan jumlah oksigen yang tersedia bagi bayi berkurang.
Sianida adalah zat beracun, dan jika bercampur dengan makan bisa
mengurangi jumlah gizi bagi janin. Untuk melepaskan sianida, membutuhkan
banyak vit B12. Nikotin adalah mengurangi gerakan pernapasan fetus dan juga
menyebabkan kontraksi pembuluh arteri pada plasenta dan tali pusat sehingga
mengurangi jumlah oksigen yang sampai ke janin. Kekurangan oksigen dan
nutrisi inilah yang menyebabkan cacat, apnea (lumpuhnya pernafasan), BBLR
sampai kematian pada bayi. Wanita perokok juga dapat mengalami komplikasi
kehamilan seperti perdarahan pervaginam, keguguran, tertanamnya plasenta pada
tempat yang tidak normal, pecah ketuban dini persalinan prematur.
Disamping itu, rokok bukan hanya berbahaya bagi ibu hamil yang
merokok aktif. Ibu hamil yang merupakan perokok pasif juga dapat
12
bayinya dari zat berbahaya denagan menghindari lingkungan kerja yang terpapar
polusi atau pun tidak menggunakan bahan kimiawi berbahaya dirumah.
b. Faktor Lingkungan
Banyak alasan mengapa ibu mengalami kesulitan untuk menjadi sehat
terutama ibu hamil, beberapa alasan antara lain karena kemiskinan, kurangnya
pelayanan midik, kurang pendidikan dan pengetahuan, termaksud pengaruh sosial
budaya berupa kepercayaan yang merungikan atau membahayakan. Seorang bidan
biasanya mancoba bekerja memberikan asuhan pada ibu hamil secara pribadi
untuk menyelesaikan masalah-masalahnya. Namun seringkali masalah-masalah
tersebut merupakan masalah yang terdapat pada masyarakat yang tidak mudah
14
d. Fasilitas Kesehatan
Fasilitas berhubungan dengan tempat ibu mendapatkan pelayanan
kesehatan untuk memeriksakan kehamilannya sampai ibu dapat melahirkan
dengan aman. Tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai dengan jarak, yang
mudah tersangkau akan memberikan kemudahan bagi ibu hamil untuk sering
memeriksakan kehamilannya dan untuk mendapatkan penanganan dalam keadaan
darurat. Bidan dapat memberikan informasi atau petunjuk kepda ibu dan keluarga
tentang pemanfaatan sarana kesehatan seperti rumah bersalin, polindes, PKM,
dan fasilitas kesehatan lainnya yang sangat penting dan aman kehamilan dan
persalinan (Sari, 2015).
e. Sosial Ekonomi
Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi kehamilan ibu karena
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ibu selama kehamilan
antara lain, makanan sehat, bahan persiapan kelahiran, obat-obatan, tenaga
kesehatan dan transportasi/sarana angkutan. Masalah keuangan sering timbul
kehidupan dalam kehidupan keluarga. Memang Bidan dalam hal ini tidak
15
rongga perut yang dalam pembesarannya dapat mencapai batas hati. Rahim yang
hamil biasanya mobil, lebih mengisi rongga abdomen kanan atau kiri.
- Vaskularisasi
Uterina dan ovarika bertambah dalam diameter, panjang, dan anak-anak
cabangnya.
- Serviks uteri.
Serviks bertambah vaskularisasinya dan bertambah lunak disebut Tanda Goodell.
Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan mukus. Karena
pertambahan dan pelebaran pembuluh darah, warnanya menjadi livid dan ini
disebut Tanda Chadwick.
b. Sistem Pernapasan
Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan pendek nafas. Hal ini
disebabkan oleh usus yang tertekan ke arah diafragma akibat pembesaran rahim.
Seorang wanita hamil selalu bernafas lebih dalam. Yang lebih menonjol adalah
pernapasan dada (thoracicbreathing).
18
d. Saluran Urinaria
Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Dalam keadaan normal
aktifitas ginjal meningkat ketika berbaring dan menurun ketika berdiri. Keadaan
ini semakin menguat pada saat kehamilan, karena itu wanita hamil sering merasa
ingin berkemih ketika kita mencoba untuk berbaring atau tidur. Pada akhir
kehamilan peningkatan aktivitas ginjal yang lebih besar terjadi pada saat wanita
hamil yang tidur miring. Tidur miring mengurangi tekanan dari rahim pada vena
yang membawa darah dari tungkai sehingga terjadi perbaikan aliran darah yang
selanjutnya akan meningkatkan aktivitas ginjal dan curah jantung.
3. Perubahan Hormon
Ketika terjadi kehamilan pada diri seorang perempuan, maka tubuh
bereaksi dengan membentuk perubahan-perubahan dan segera memproduksi
19
atau sembelit. Hormon ini juga mempengaruhi perasaan dan suasana hati ibu,
meningkatkan suhu tubuh, meningkatkan pernafasan, mual, dan menurunnya
gairah berhubungan intim selama hamil.
membrane kulit yang tipis. Anggota tangan serta kaki juga terbentuk
walaupun belum sempurna.
c. Minggu ke-12
Bentuk wajah bayi lengkap, ada dagu dan hidung kecil. Jari-jari tangan dan
kaki yang mungil terpisah penuh. Usus bayi telah berada di dalam rongga
perut. Akibat meningkatnya volume darah ibu, detak jantung janin bisa jadi
meningkat. Panjangnya sekitar 63 mm dan beratnya 14 gram. Mulai proses
penyempurnaan seluruh organ tubuh. Bayi membesar beberapa millimeter
setiap hari. Jari kaki dan tngan mulai terbentuk termasuk telinga dan kelopak
mata.
d. Minggu ke-16
Kini panjangnya mencapai 12 cm, berat kira-kira 100 gram. Reflex gerak
bisa dirasakan ibu, meski masih amat sederhana yang biasanya terasa
sebagai kedutan. Rambut halus di ats bibir atas dan alis mata juga tampak
melengkapi lanugo yang memenuhi seluruh tubuhnya. Bahkan, jari-jemari
kaki dan tangannya dilengkapi dengan sebentuk kuku. Tungkai kaki yang di
awal pembentuknya muncul belakangan, kini lebih panjang dari lengan.
Pada usia janin memproduksi alfafetoprotein,yaitu protein yang hanya di
jumpai pada darah ibu hamil. Bila kadar protein ini berlebih bisa
merupahkan pertanda ada masalah serius pada janin, seperti spina bifida.
Sebaliknya, kadar alfafetroprotein yang rendah bersignifikasi dengan
sindrom down. Jumlah alfafetoprotein ini sendiri dapat di ukur dengan
pemeriksaan air ketuban / amniosentesis dengan menyuntikan jarum khusus
lewat dinding perut ibu.
e. Minggu Ke-20
Panjang janin mencapai kisaran 14-16 cm berat sekitar 260 gram. Kulit yang
menutupi tubuh janin mulai bisa di bedakan menjadi dua lapisan, yakni
lapisan epidermis yang terletak di permukaan dan lapisan dermis yang
merupahkan lapisan dalam. Epidermis selanjutnya akan memebentuk pola-
pola tertentu pada ujung jari , telapak tangan maupun telapak kaki.
Sedangkan lapisan dermis mengendung pembuluh-pembuluh darah kecil,
23
j. Minggu ke-40
Panjangnya mencapai 45-55 cm, berat sekitar 3300 gram, betul-betul cukup
bulan dan siap dilahirkan, jika laki-laki testisnya sudah turun ke skrotum.
Pada wanita, labia mayora (bibir kemaluan bagian luar) sudah berkembang
baik menutupi labia minora (bibir kemaluan bagian dalam). (Rismalinda
2016)
Stres selama masa reproduksi dapat dihubungakan dengan 3 aspek utama yaitu
stres di dalam individu, stress yang disebabkan oleh pihak lain, dan stress yang
disebabkan penyesuaian terhadap tekanan sosial. (Burnard, 2015)
e) Perubahan seksual
Ketertarikan dan perubahan seksual selama masa kehamilan bersifat
individual dan sulit di tebak. Bersifat individual karna ada pasangan
yang puas dan ada pasangan yang tidak. Perasaan tersebut tergantung
dari factor-faktor emosi, interaksi, budaya, masalah disfungsi seksual,
perubahan fisik pada wanita, bahkan tahayul atau mitos tentang seks
selama kehamilan. Aktifitas seksual tetap aman di lakukan jika tidak
ada komplikasi pada masa kehamilan.
b. Personal Hygiene
Sebaiknya ibu hamil mandi, gosok gigi dan ganti pakaian minimal 2x
sehari, kebersihan badan mengurangi infeksi, karena badan yang kotor banyak
mengandung kuman-kuman mulai dari menggosok gigi secara teratur, Mandi
yang dapat merangsang sirkulasi menyegarkan dan menghilangkan kotoran,
perawatan rambut, keramas satu minggu sekali 2-3 kali. Payudara,pemeliharaan
payudara sangatlah penting putting susus harus di bersihkan, putting susu yang
masuk kedalam di usahakan supaya keluar setiap kali pemijatan saat mandi.
Perawatan vagina dan vulva ada beberapa hal yang harus di perhatikan seperti
celana dalam harus kering, sesudah BAB dan BAK di lap dengan lap khusus. Dan
perawatan kuku, untuk menghindari masuknya infeksi.
30
c. Pakaian
Pakaian ibu hamil harus nyaman, mudah menyerap keringat, mudah di
cuci, tanpa sabuk atau pita yang menekan bagian pita yang menekan di bagian
perut atau pergelangan tangan, pakaian juga tidak baik jika terlalu ke leher,
stoking tungkai yang sering di gunakan oleh sebagian wanita tidak dianjurkan
karna dapat menghambat sirkulasi darah. Pakaian wanita hamil harus ringan dan
menarik karena wanita hamil tubuhnya akan betamabah besar. Sepatu harus
terasa pas, enak dan aman, sepatu bertumit tinggi dan berujung lancip tidak baik
bagi kaki, khususnya pada saat kehamilan ketrika stabilitas tubuh terganggu dan
cedera kaki yang sering terjadi. Kaos kaki ketat tidak boleh di gunakan.
d. Eliminasi
Ibu hamil akan sering ke kamar mandi terutama saat malam hingga
mengganggu tidur, sebaiknya intake cairan sebelum tidur dikurangi, gunakan
pembalut untuk mencegah pakaian dalam yang basah dan lembab hingga
memudahkan masuk kuman, setiap habis BAB dan BAK cebok dengan baik
e. Seksual
Bila dalam anamnesis ada abortus sebelum kehamilan yang sekarang,
sebaiknya koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu.
Pada waktu itu plasenta sudah terbentuk, serta kemungkinan abortus
menjadi lebih kecil. Pada umumnya koitus diperbolehkan pada masa kehamilan
jika dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan, jika kepala sudah masuk
kedalam rongga panggul, koitus sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan
perasaan sakit dan perdarahan.
Sebagian perempuan takut melakukan hubungan seksual saat hamil.
Beberapa merasa gairah seksualnya menurun karena tubuh mereka melakukan
banyak penyesuaian terhadap bentuk kehidupan baru yang berkembang di dalam
rahim mereka. Sementara di saat yang sama, gairah yang timbul ternyata
meningkat. Ini bukan kelainan seksual. Memang ada masanya ketika ibu hamil
mengalami peningkatan gairah seksual.
Trimester pertama: Minat menurun pada trimester (3 bulan) pertama,
biasanya gairah seks menurun. Jangankan kepingin, bangun tidur saja sudah
31
didera morning sickness, muntah, lemas, malas, segala hal yang bertolak
belakang dengan semangat dan libido. Fluktuasi hormon, kelelahan, dan rasa mual
dapat menghisap semua keinginan untuk melakukan hubungan seks.
Trimester kedua: Minat meningkat (kembali) Memasuki trimester kedua,
umumnya libido timbul kembali. Tubuh sudah dapat menerima dan terbiasa
dengan kondisi kehamilan sehingga ibu hamil dapat menikmati aktivitas dengan
lebih leluasa daripada di trimester pertama. Kehamilan juga belum terlalu besar
dan memberatkan seperti pada trimester ketiga. Mual, muntah, dan segala rasa
tidak enak biasanya sudah jauh berkurang dan tubuh terasa lebih nyaman.
Demikian pula untuk urusan ranjang. Ini akibat meningkatnya pengaliran darah ke
organ-organ seksual dan payudara.
Trimester ketiga: Minat menurun lagi libido dapat turun kembali ketika
kehamilan memasuki trimester ketiga. Rasa nyaman sudah jauh berkurang. Pegal
di punggung dan pinggul, tubuh bertambah berat dengan cepat, nafas lebih sesak
(karena besarnya janin mendesak dada dan lambung), dan kembali merasa mual,
itulah beberapa penyebab menurunnya minat seksual. Tapi jika Anda termasuk
yang tidak mengalami penurunan libido di trimester ketiga, itu adalah hal yang
normal, apalagi jika Anda termasuk yang menikmati masa kehamilan. Anda juga
termasuk beruntung karena tidak perlu tersiksa oleh kaki yang membengkak, sakit
kepala, atau keharusan beristirahat total.
d. Mobilisasi
Mobilitas merupakan suatu kemampuan individu untuk bergerak bebas
mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mem
pertahankan kesehatan, misalnya :
a) Hindari mengangkat beban yang berat
b) Gunakan kasur yang keras untuk tidur
c) Gunakan bantal waktu tidur untuk meluruskan punggung
d) Hindari tidur terlentang terlalu lama karena dapat menyebabkan sirkulasi
darah menjadi terhambat
e) Boleh mengerjakan pekerjaan sehari-hari selama tidak memberikan gangguan
32
3) Lemak
Pada kehamilan normal terjadi kenaikan serum kolesterol dan trigliserida
masing-masing 25-40% dan 20-40%. Asam lemak archidonic mungkin berguna
untuk perkembangan psikomotor dan penglihatan anak.
4) Vitamin dan Mineral
Asam folat dan zat besi dibutuhkan untuk mengimbangi peningkatan
volume darah yaitu dalam produksi heme dan hemoglobin. Selain itu asam folat
juga dipergunakan untuk pembentukan sumsum tulang belakang, dikatakan bahwa
defisiensi asam folat dapat mengakibatkan terjadinya spina bifida. Bahan
makanan tinggi asam folat : sayuran, kacang-kacangan, lauk hasil fermentasi
misalnya tempe. Bahan makanan sumber zat besi : daging, hati, kacang-kacangan,
dan beberapa sayuran hijau. Pada awal kehamilan pemberian vitamin A harus
hati-hati, tidak boleh terlalu sedikit atau terlalu banyak, untuk menghindari efek
teratogen (keracunan).
Kebutuhan vitamin pada umumnya meningkat selama hamil. Vitamin
diperlukan untuk membantu metabolisme karbohidrat dan protein. Salah satu
vitamin yang perlu diperhatikan selama hamil adalah folic acid (folacin).
Vitamin A : Vitamin A adalah penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi serta
meningkatkan daya tahan terhadap infeksi juga diperlukan untuk pemeliharaan
jaringan mata.
Vitamin B1(aneurin) : Penting untuk pembakaran hidrat arang, guna
menghasilkan tenaga serta urat saraf. Terdapat pada telur, ginjal, otak ikan, beras
tumbuk, kacang-kacangan, beras merah, daun singkong, daun kacang panjang dll
Vitamin B2 (Riboflavin) : Penting untuk pernafasan antar sel, pemeliharaan
jaringan saraf, jaringan pelepas, kulit dan kornea mata. Kekurangan vitamin B2
menyebabkan kornea akan tampak pembuluh-pembuluh halus, luka pada bibir dan
sudut mulut (seilosis). Sumber vitamin B2 adalah bermacam-macam buah, sayur,
biji kacang, dll.
Vitamin B12: Penting untuk pematangan eritrosit. Kekurangan vitamin
B12 jarang terjadi karena terdapat pada sel-sel hewan.
35
Folic Acid : Folic acid atau folacin adalah vitamin yang berfungsi sebagai
coenzym dalam sintesa DNA. Folic acid memelihara pertumbuhan janin dan
mencegah terjadinya anemia makrositik megaloblastik selama hamil. Kebutuhan
folacin selama hamil antara 400 – 800 gram/hari. Sumber folacin adalah makanan
segar misalnya : sayuran yang bewarna hijau tua, telur, jeruk, pisang, kacang dan
roti. Folic acid sangat sensitif terhadap panas tinggi sehingga apabila makanan
dimasak terlalu lama akan merusak folic acid. Pola makanan masyarakat di negara
berkembang pada umumnya kurang mencukupi kebutuhan ibu hamil, berkaitan
dengan hal tersebut, perlu ditambahkan 400-800 mg folic acid bagi ibu hamil.
Suplemen multivitamin dan mineral
Suplemen yang dapat diberikan adalah vitamin B6, C, D, E, folic acid dan
panthothenic acid. Khusus mengenai zat besi, banyak sekali ibu hamil yang
mengalami kekurangan zat besi. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa lebih dari
70% ibu hamil menderita kekurangan zat besi. Zat besi yang dibutuhkan adalah
sebanyak 1 – 2 x 100 mg/hari, sampai melahirkan. Pemberian suplemen kalsium
(khusus calsium phospor) dan magnesium pada saat perut kosong akan
menurunkan absorbsi suplemen zat besi. Hal ini disebabkan karena kalsium dan
magnesium akan menurunkan kadar keasaman lambung. Pemberian kalsium tidak
lebih dari 250 mg/hari.
Suplemen vitamin dalam keadaan normal, tidak dibutuhkan oleh ibu
hamil. Kecuali dalam keadaan tertentu, misalnya ibu hamil sedang sakit, masih
remaja (kurang dari 20 tahun), kurang gizi, dll. Selain itu pemberian vitamin
dengan dosis yang berlebihan, akan menimbulkan efek samping. Contohnya :
a. Vitamin A (Penimbunan besi pada kulit, rambut rontok, sakit kepala,
pengliharan kabur, charrhae dan kerusakan hepar, ginjal dan tulang)
b. Vitamin D (Kerusakan ginjal yang bersifat irreversible, hypercalcemia pada
ibu hamil dan neonatal
5) Cairan
Cairan yang diminum tidak dibatasi tetapi pada orang dewasa dianjurkan
untuk minum 2 liter per hari. Keperluan cairan ibu hamil tak berbeda dengan ibu
tidak hamil, yaitu sesuai dengan kebutuhan, walaupun dianjurkan tidak boleh
36
adanya infeksi pokal. Periksa pula jantung, paru, mammae, abdomen, anggota
gerak secara lengkap.
5) Pemeriksaan Obstetri
Terdiri dari pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam. Sebelum
pemeriksaan kosongkan kandung kemih. Kemudian ibu diminta terbaring
telentang dan periksaan dilakukan sisi kanan ibu.
6) Pemeriksaan Luar
Lihat apakah uterus berkontraksi atau tidak. Bila berkontraksi, harus
ditunggu sampai dinding perut lemas agar dapat diperiksa dengan teliti. Agar
tidak terjadi kontraksi dinding perut akibat perbedaan suhu dengan tangan
pemeriksa, sebelum palpasi kedua tangan periksa dikosongkan dahulu.
Cara pemeriksaan umum digunakan adalah cara leopold yang dibagi dalam 4
tahap. Pada pemeriksaan leopold I,II dan III pemeriksa menghadap muka ibu,
sedangkan leopold IV kearah kaki ibu.
Leopold I :
a. Pemeriksa menghadap ke arah muka ibu hamil
b. Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus
c. Konsistensi uterus variasi menurut knebel
d. Menentukan letak kepala atau bokong dengan satu tangan di fundus dan
tangan lain di atas simpisis
Leopold II :
a. Menentukan batas samping rahim kanan kiri
b. Menentukan letak punggung janin
c. Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin
d. Menentukan letak punggung dengan satu tangan menekan di fundus
Leopold III :
a. Menentukan bagian terbawah janin
b. Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk atau masih goyang
c. Menentukan letak punggung dengan pinggir tangan kiri diletakkan tegak di
tengah perut
40
Leopold IV :
a. Pemeriksa menghadap kearah kaki ibu hamil
b. Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh sudah
masuk pintu atas panggul
7) Pemeriksaan Dalam
Siapkan ibu dalam posisi litotomi lalu bersikan daerah vulva dan perineum
dengan larutan antiseptik. Inspeksi vulva dan vagina apakah terdapat luka, varises,
radang, atau tumor. Selanjutnya lakukan pemeriksaan inspekulo. Lihat ukuran dan
warna porsio, dinding, dan secret vagina. Lakukan pemeriksaan colok vagina
dengan memasukkan telunjuk dan jari tengah. Raba adanya tumor atau
pembesaran kelenjar di liang vagina. Periksa adanya massa di adneksa dan
prametrium. Perhatikan letak, bentuk, dan ukuran uterus serta periksa konsistensi,
arah, panjang porsio, dan pembukaan serviks. Pemeriksaan dalam ini harus
dilakukan dengan cara palpasi bimanual.
Ukuran uterus wanita yang tidak hamil kira-kira sebesar telur ayam. Pada
kehamilan 8 minggu sebesar telur bebek, 12 minggu sebesar telur angsa, dan 16
minggu sebesar kepala bayi atau tinju orang dewasa.
Turunnya kepala pada rongga panggul ditentukan berdasarkan bidang hodge I-IV.
(Risamalida , 2016)
Bidang hodge I : Bidang horizontal yang melaui PAP dan tepi atas
symphisis
Bidang hodge II : Sejajar dengan PAP hodge I melalalui tepi bawah
symphisis
Bidang hodge III : Sejajar dengan PAP bidang hodge I, II melalui spina
ishiadika
Bidang hodge IV : Sejajar dengan PAP bidang hodge I, II, III melaui ujung
coxigeus
8) Pemeriksaan Panggul
Lakukan penilaian akomodasi panggul bila kehamilan 20 minggu karena
jaringan dalam rongga panggul lebih lunak sehingga tidak menimbulkan rasa
sakit. Masukan telunjuk dan jari tengah ke dalam liang vagina. Arahkan ujung
41
kedua jari ke promontorium, coba untuk merabanya. Bila teraba, tentukan panjang
konjugata diagonalis. Dengan ujung jari menelusuri linea innominata kiri dan
kanan sejauh mungkin, tentukan bagian yang teraba. Raba lengkung sakrum dan
tentukan apakah spina ischiadika kiri dan kanan menonjol ke dalam. Raba dinding
pelviks, apakah lurus atau konvergen ke bawah dan tentukan panjang distansia
interspinarum. Arahkan bagian palmar jari-jari tangan ke dalam simpisis dan
tentukan besar sudut yang ditentukan antara pubis os pubis kiri dan kanan.
a. Ukuran-Ukuran panggul
Alat pengukur ukuran panggul
a) Pita meter
b) Jangka panjang: martin, oseander, collin, dan baudeloque
c) Pelvimetri klinis dengan periksa dalam
d) Pelvimetri rontgenologis dibuat oleh ahli radiologi yang hasilnya
diinterpretasikan serta dikalkulasikan oleh ahli kebidanan
Ukuran-Ukuran panggul dalam
a) Konjugata vera : dengan periksa dalam diperoleh konjugata
diagonalis 1,5-11 cm
b) Konjugata transversa : 12-13 cm
c) Konjugata obliqua : 13 cm
d) Konjugata obtetrica : jarak antara bagian tengah simpisis ke
promontorium. (Sarwono, 2014 )
9) Pemeriksaan Laboratorium (Hb dan Urine) pada Ibu Hamil
a. Pemeriksaan Hemoglobin
Hemoglobin merupakan protein yang kaya akan zat besi. Ia memiliki
afinitas (daya gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk
oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen
dibawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan. (Rukiyah,2015)
Saat ini pengukuran kadar hemoglobin dalam darah sudah menggunakan
mesin otomatis. Selain mengukur hemoglobin, mesin ini juga dapat mengukur
beberapa komponen darah yang lain. Mesin pengukur akan memecah hemoglobin
menjadi sebuah larutan. Hemoglobin dalam larutan ini kemudian dipisahkan dari
42
zat lain dengan menggunakan zat kimia yang bernama sianida. Selanjutnya
dengan penyinaran khusus, kadar hemoglobin diukur berdasarkan nilai sinar yang
berhasil diserap oleh hemoglobin. Kadar hemoglobin menggunakan satuan
gram/dl. Yang artinya banyaknya gram hemoglobin dalam 100 mililiter darah.
Prinsip. Hemoglobin darah diubah menjadi asam hematin dengan
pertolongan larutan HCl, lalu kadar dari asam hematin ini diukur dengan
membandingkan warna yang terjadi dengan warna standar memakai mata biasa.
Tujuan. Menetapkan kadar hemoglobin dalam darah
Alat yang digunakan :
1. Hemoglobinometer (hemometer) Sahli yang terdiri dari :
a) Gelas berwarna sebagai warna standar
b) Tabung hemometer dengan pembagian skala putih 2 sampai dengan 22
c) Pengaduk
d) Pipet Sahli yang merupakan kapiler dan mempunyai volume 20/ml
e) Pipet Pasteur
f) Tissue / kain kasa / kapas
2. Reagen
a) Larutan HCl 0,1 N
b) Aquades
Cara Pemeriksaan
a) Tabung hemometer diisi dengan larutan HCl 0,1 N sampai tanda 2
b) Hisaplah darah kapiler/vena dengan pipet Sahli sampai tepat pada tanda 20ml.
Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung luar pipet dengan kertas
tissue secara hati-hati jangan sampai darah dari dalam pipet berkurang
c) Masukkan darah sebanyak 20ml ini ke dalam tabung yang berisi larutan HCl
tadi tanpa menimbulkan gelembung udara
d) Bilas pipet sebelum diangkat dengan jalan menghisap dan mengeluarkan HCl
dari dalam pipet secara berulang-ulang 3 kali
e) Tunggu 5 menit untuk pembentukan asam hematin
43
f) Asam hematin yang terjadi diencerkan dengan aquades setetes demi setetes
sambil diaduk dengan batang pengaduk dari gelas samapi didapat warna yang
sama dengan warna standar
g) Minikus dari larutan dibaca
h) Minikus adalah permukaan terendah dari larutan
Nilai kadar Hb pada ibu hamil :
Normal : > 11 gr/dl
Anemia ringan : 9-10 gr/dl
Anemia sedang : 7-8 gr/dl
Anemia berat : <7 gr/dl
b. Pemeriksaan Urine
Air seni alias air kencing atau urin adalah cairan sisa yang dilepaskan oleh
ginjal, yang kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui proses urinasi (berkemih).
Ekskresi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah
yang disaring ginjal dan untuk menjaga kestabilan cairan tubuh. Urin disaring di
dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang
keluar tubuh melalui uretra. Komposisi urin terdiri dari air dengan bahan terlarut
berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan
dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial (jaringan pen
yokong). (Rukiyah,2015)
1. Pengambilan Sampel Air Seni
Ada beberapa cara pengambilan sampel urin, yakni: Urin sewaktu
Untuk berbagai pemeriksaan digunakan urin sewaktu, yakni urin dikeluarkan pada
waktu yang tidak ditentukan secara khusus. Pemeriksaan ini baik untuk
pemeriksaan rutin tanpa keluhan khusus.
a) Urin pagi
Maksudnya, urin yang pertama-tama dikeluarkan di pagi hari setelah bangun
tidur. Urin ini lebih pekat daripada urin yang dikeluarkan di siang hari.
Pemeriksaan urin pagi baik untuk sedimen, berat jenis, protein, juga tes
kehamilan. Sebaliknya, urin pagi tidak baik untuk pemeriksaan penyaring karena
adanya glukosuria.
44
b) Urin postprandial
Maksudnya, urin yang pertama kali dikeluarkan 1,5–3 jam sehabis makan. Sampel
ini berguna untuk pemeriksaan glukosuria.
c) Urin 24 jam
Sampel ini digunakan untuk mengetahui keandalan angka analisis. Untuk
mengumpulkan urin 24 jam diperlukan botol besar, bervolume 1,5 liter atau lebih
yang ditutup dengan baik. Botol harus bersih dan memerlukan zat pengawet.
Apa yang berkaitan dengan warna urin?
Kuning. Zat warna normal dalam jumlah besar: urobilin, urochrom. Zat warna ab
normal: bilirubin. Pengaruh obat-obatan: santonin, riboflavin atau pengaruh
permen. Indikasi penyakit: tidak ada (normal).
Hijau. Zat warna normal dalam jumlah besar: indikan (indoxilsulfat). Pengaruh
obat-obat: methyleneblue, evan’s blue. Indikasi penyakit: obstruksi (penyumbatan
usus kecil).
Merah. Zat warna normal dalam jumlah besar: uroerythrin. Zat warna abnormal:
hemoglobin, porfirin, porfobilin. Pengaruh obat-obat: santonin, amidopyrin,
congored, atau juga zat warna makanan. Indikasi penyakit: glomerulonevitis
nefitit akut (penyakit ginjal), kanker kandung kencing.
Cokelat. Zat warna normal dalam jumlah besar: urobilin. Zat warna abnormal:
bilirubin, hematin, porfobilin. Indikasi penyakit: hepatitis.
Cokelat tua atau hitam. Zat warna normal dalam jumlah besar: indikan. Zat
warna abnormal: darah tua, alkapton, melamin. Pengaruh obat-obat: derivat fenol,
argyrol. Indikasi penyakit: sindroma nefrotika (penyakit ginjal).
Serupa susu.Zat warna normal dalam jumlah besar: fosfat, urat. Zat warna
abnormal: pus, getah prostat, chylus, zat-zat lemak, bakteri-bakteri, protein yang
membeku. Indikasi penyakit: infeksi saluran kencing, kebocoran kelenjar limfa.
(Rukiyah, 2015)
2.Pemeriksaan Protein dalam urin
Prinsip:terjadi endapan protein jika direaksikan dengan asam (asam sulfosalisilat)
Tujuan :menentukan adanya protein dalam urin secara semi kuantitatif
45
hamil rata rata 6,5-16 kg ( anjuran kenaikan BB disesuaikan dengan Indeks Masa
Tubuh). Bila BB naik dari semestinya anjurkan untuk mengurangi karbohidrat,
lemak jangan dikurangi sayur dan buah buahan. Bila BB tetap saja atau menurun,
semua makanan dianjurkan terutama mengandung protein dan zat besi.
2. Ukur Tekanan Darah
Tekanan darah harus diperiksa secara tepat dan benar. Banyak faktor yang
mempengaruhi peningkatan tekanan darah. Posisi ibu saat dilakukan pemeriksaan
sebaiknya posisi tidur (setegah duduk/semi fowler), jangan mengukur tekanan
darah langsung saat ibu datang tapi persilahkan ibu untuk istirahat sebentar
sebelum dilakukan pemeriksaan, karena aktivitas ibu akan menimbulkan kenaikan
tekanan darahsehingga hasilnya menjadi tidak akurat.
3. Ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU)
TFU dapat digunakan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
janin. Mengukur TFU bisa menggunakan jari pada kehamilan ˂ 22 minggu dan
menggunakan pita cm pada kehamilan ≥ 22 minggu.
4. Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) lengkap
Imunisasi TT yang diberikan pada ibu hamil sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya Tetanus Neonatorum.
5. Pemberian Tablet Zat Besi
Minimum 90 tablet selama kehamilan, dimulai dengan memberikan 1
tablet zat besi sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Tiap tablet zat
besi mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500 micogram.
Minimal masing-masing 90 tablet zat besi. Tablet zat besi sebaiknya tidak
diminum bersama teh atau kopi karena akan mengganggu penyerapan. Anjurkan
ibu mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin C bersamaan dengan
mengkonsumsi tablet zat besi karena vitamin C dapat membantu penyerapan
tablet zat besi sehingga tablet zat besi yang dikonsumsi dapat terserap sempurna
oleh tubuh.
6. Tes terhadap Penyakit Menular
Wanita termasuk yang sedang hamil merupakan kelompok resiko tinggi
terhadap PMS. PMS dapat menimbulkan morbiditas dan mortalitas terhadap ibu
47
2.2 Persalinan
2.2.1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yaitu janin, plasenta
dan membrane yang telah dapat hidup di luar kandungan. Dengan bantuan atau
tanpa bantuan ( Sarwono, 2014).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus keluar uterus kedunia luar. Persalinan mencakup proses fisiologis
yang mumungkinkan serangkaian perubahan besar pada ibu untuk dapat
melahirkan janinnya melaui jalan lahir. ( Nurul Jannah, 2017)
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan ( 37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pad ibu
maupun janin. ( Nurul Jannah, 2017)
Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi dengan
proses kelahiran bayi pada letak belakang kepala (LBK) dengan tenaga ibu sendiri
berlangsung tanpa bantuan alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya
berlangsung kurang dari 24 jam (Nurul Jannah, 2017).
Persalinan normal adalah proses persalinan bersih dan aman serta
mencegah terjadinya komplikasi hal ini merupahkan pergeseran paradigma dari
menunggu terjadinya dan menangani kompikasi menjadi proaktif dalam persiapan
persalinan dan pencegahan komplikasi. Hal ini baru terbukti mampu mengurangi
kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir ( Midwifery Update, 2016).
48
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga
panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta dapat
melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal
2. Passanger (janin)
Passanger terdiri dari janin dan plasenta. Janin merupakan passenger
utama dan bagian janin yang paling penting adalah kepala, karena kepala janin
mempunyai ukuran yang paling besar, 90% bayi dilahirkan dengan letak kepala.
Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan
besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan
1) Tulang tengkorak (Cranium)
a) Bagian muka dan tulang-tulang dasar tengkorak
b) Bagian tengkorak: Os. Frontalis, Os. Sagitalis, Os. Temporalis, Os.
Occipitalis
c) Sutura: sutura Frontalis, Sutura Sagitalis. Sutura Koronaria, Sutura
Lamboidea
d) Ubun-ubun (Fontanel): Fontanel Mayor/bregmatika, Fontanel Minor
a. Fontanel/ubun-ubun. Rongga tulang tengkorak, merupakan
pertemuan beberapa sutura. Fontanel mayor/ fontanel anterior/
ubun-ubun besar. Merupakan pertemuan antara sutura sagitalis,
sutura frontalis, sutura koronaria, berbentuk segiempat panjang.
Fontanel ini menutup pada usia bayi 18 bulan
b. Fontanel minor/fontanela posterior/ubun-ubun kecil. Berbentuk
segi tiga dengan puncak segitiga runcing searah muka janin dan
dasar segitiga searah dengan punggung janin merupakan
pertemuan antara sutura sagitalis dengan sutura lamboidea.
Fontanel ini menutup pada usia 6-8 minggu .
2) Ukuran-ukuran kepala
a. Diameter
a) Diameter occipito frontalis 12 cm
b) Diameter mento occipitalis 13,5 cm
c) Diameter sub occipito bregmatika 9,5 cm
51
3. Kekuatan (Power)
a) Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari
his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu
b) Power merupakan tebaga primer atau kekuatan yang utama yang
dihasilkan oleh adanya kontraksi otot-otot rahim pada persalinan
c) Kontraksi adalah gerakan memendek dan menebalnya otot-otot rahim
yang terjadi diluar kesadaran (involuter) dan dibawah pengendalian
syaraf simpatik
d) Retraksi adalah pemendekan otot-otot rahim yang bersifat menetap
setelah adanya kontraksi
e) His yang normal adalah timbulnya mula-mula perlahan tetapi teratur,
makin lama bertambah kuat sampai kepada puncak yang paling kuat
kemudian berangsur-angsur menurun menjadi lemah
f) His tersebut makin lama makin cepat dan teratur jaraknya sesuai dengan
proses persalinan sampai anak dilahirkan
g) His yang normal mempunyai sifat: kontraksi otot rahim mulai dari salah
satu tanduk rahim, kontraksi bersifat simetris, foundal dominan yaitu
menjalar keseluruh otot rahim, kekuatan seperti memeras isi rahim, otot
rahim yang berkontraksi tidak kembali ke panjang semula sehingga
terjadi retraksi dan pembentukan segmen bawah rahim, bersifat
involuter yaitu tidak dapat diatur oleh parturient
h) Tenaga meneran merupakan kekuatan lain atau tenaga sekunder yang
berperan dalam persalinan, tenaga ini dilakukan pada saat kala II dan
untuk membantu mendorong bayi keluar, tenaga ini berasal dari otot
52
5. Penolong
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan dimana Bidan
mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan
janin. Proses tergantung dari kemampuan atau keterampilan dan kesiapan
penolong dalam menghadapi proses persalinan.
Yang perlu diingat oleh bidan adalah persalinan merupakan proses alamiah. Oleh
sebab itu, bidan tidak boleh melakukan intervensi yang tidak perlu bahkan
merugikan. Setiap tindakan yang akan diambil harus lebih mementingkan manfaat
daripada kerugiannya.
Saat SAR berkontraksi, ia akan menjadi tebal dan mendorong janin keluar,
sedangkan SBR serviks mengadakan relaksasi dan dilatasi menjadi
saluranyangtipis dan teregang yang akan dilalui oleh bayi.
b. Uterus
Kontraksi uterus bertanggung jawab terhadap penipisan dan pembukaan
serviks,serta pengeluaran bayi dalam persalinan, kontraksi uterus saat
persalinan sangatunik karena kontraksi ini merupakan kontraksi otot yang
menimbulkan rasa yangsangat sakit.
c. Perubahan pada servik
a) Pendataran, adalah pemendekan dari kanalis servikalis, yang
semulaberupa saluran yang panjangnya beberapa milimeter sampai 3
cm.
b) Pembukaan, dibagi menadi 2 fase yaitu fase laten dan fase aktif. Fase
laten yang dimulai pada pembukaan serviks mencapai 3 cm. Pada fase
ini kontraksi uterus meningkat. Frekuensi, durasi, dan intensitasnya
setiap 10-20 menit, lama 15- 20 detik dengan intensitas cukup menjadi
5-7 menit, lama 30 – 40 detik dan dengan intensitas yang kuat. Fase
aktif, fase yang dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir
sampai pembukaan serviks mencapai 10 cm. Pada fase ini
kontraksi uterus menjadi efektif ditandai dengan meningkatnya
frekuensi, durasi dan kekuatan kontraksi. Di akhir fase aktif, kontraksi
berlangsung antara 2-3 menit sekali selama 60 detik, dengan kekuatan
lebih dari 40 mmHg.
Fase aktif dibagimenjadi 3 fase yaitu :
1. Fase akselerasi, dari pembukaan 3 menjadi 4 cm
2. Fase dilatasi maksimal, dari pembukaan 4 menjadi 9 cm
3. Fase deselerasi, dilatasi serviks dari 9 cm menuju pembukaan lengkap (10
cm).
c. Perubahan pada vagina dan dasar panggul, setelah ketuban pecah, segala
perubahan terutama pada dasar panggul ditimbulkan oleh bagian depan
56
janin. Oleh bagian depan yang maju itu, dasar panggul teregang menjadi
saluran dengan dinding dinding yang tipis.
2. Sistem Kardiovaskuler
a. TD meningkat selama kontraksi uterus, sistol meningkat 10-20mmHg dan
diastol meningkat 5-10mmHg. Antara kontraksi, tekanan darah kembali
normal seperti sebelum persalinan.
b. Detak jantung berhubungan dengan peningkatan metabolisme, detak
jantung secara dramatis naik selama kontraksi. Antara kontraksi, detak
jantung meningkat dibandingkan sebelum persalinan.
c. Jantung pada setiap kontraksi, 400 ml darah dikeluarkan dari uterus dan
masuk ke dalam sistem vaskular ibu. Hal ini menyebabkan peningkatan
curah jantung sebesar10-15 %.
d. Hematologi, hemoglobin akan meningkat 1,2 mg/100 ml selama persalinan
dan kembali seperti sebelum persalinan pada hari pertama post partum.
Asalkan tidak ada kehilangan darah yang abnormal: waktu koagulasi darah
akan berkurang dan terjadi peningkatan plasma; gula darah akan
berkurang.
3. Sistem Pencernaan
Metabolisme karbohidrat aerob maupun anaerob akan meningkat secara
terus menerus, motilitas lambung dan penyerapan makanan padat secara substansi
berkurang sangat banyak selama persalinan, rasa mual dan mual muntah biasa
terjadi sampai berakhirnya kala I persalinan, persalinan mempengaruhi sistem
saluran cerna wanita, bibir dan mulut menjadi kering akibat wanita bernafas
melalui mulut, dehidrasi, dan sebagai respon emosi terhadap persalinan.
4. Suhu Tubuh
Suhu tubuh selama persalinan akan meningkat, hal ini terjadi karena
terjadinya peningkatan metabolisme. Peningkatan suhu tubuh tidak boleh
melebihi 37,5°C.
5. Sistem Pernafasan
Peningkatan laju pernafasan selama persalinan adalah normal, hal ini
mencerminkan adanya kenaikan metabolisme.
57
6. Sistem Perkemihan
Protein uria yang sedikit (+1) dianggap normal dalam persalinan. Pada
trimester ke 2, kandung kemihmenjadi organ abdomen. Selama persalinan, wanita
dapat mengalami kesulitan untuk berkemih secara spontan akibat berbagai alasan:
odema jaringan akibat tekanan bagian presentasi, rasa tidak nyaman, sedasi, dan
rasa malu. Poliuria sering terjadi selama kehamilan, mungkin disebabkan oleh
peningkatan curah jantung, peningkatan filtrasi dalam glomerulus, dan
peningkatan aliran plasma darah.
7. Perubahan Endokrin
Sistem endokrin akan diaktifkan selama persalinan dimana terjadi
penurunan kadar progesteron dan kadar estrogen, prostaglandin dan oksitosin.
8. Perubahan Integumen
Adaptasi integumen khususnya distensibilitasi yang besar pada introitus
vagina yang terbuka.
9. Perubahan Muskuluskeletal
Sistem muskuluskeletal mengalami stres saat persalinan, keletihan, protein
uria (+1), dan kemungkinan pengangkatan suhu menyertai peningkatan aktifitas
otot yang menyolok.
10. Perubahan Psikologi pada Ibu Bersalin pada Kala I
Oleh karena rasa nyeri dalam persalinan sudah menjadi pokok
pembicaraan di antara wanita sejak zaman dahulu, banyak calon ibu menghadapi
kehamilan dan kelahiran anaknya dengan perasaan takut dan cemas, ketakutan
dapat berpengaruh pada his dan pembukaan.(Rohani, 2014)
dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun kebagian bawah uterus atau
bagian aatas vagina.
Tanda tanda lepasnya plasenta :
a) Perubahan bentuk dan tinggi fundus. Setelah bayi lahir dan sebelum
miometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh (diskoit)
dan tinggi fundus biasanya turun hingga dibawah pusat. Setelah uterus
berkontraksi dan plasenta terdorong kebawah, uterus menjadi bulat dan
fundus berada diatas pusat (sering kali mengarah kesisi kanan).
b) Tali pusat memanjang. Tali pusat terlihat keluar memanjang atau terjulur
melalui vulva dan vagina (tanda ahfeld)
c) Semburan darah tiba tiba. Darah yang terkumpul dibelakang plasenta akan
membantu mendorong plasenta keluar dan dibantu gaya
gravitasi. Semburan darah yang tiba-tiba menandakan bahwa darah yang
terkumpul diantara tempat melekatnya plasenta dan permukaan maternal
plasenta (darah retroplasenter), keluar melalui tepi plasenta yang terlepas.
pengapuran juga dikeramati pada permukaan plasenta maternal. Infark ini teras
seperti berpasir ketika di sentuh dan normalnya dapat di sebar di seluruh
permukaan plasenta maternal dalam ukuran yang sedang. Perkembangan
perubahan degeneratif yang beralasan ini (pembentukan infark dan sedikit
pengapuran) adalah bagian normal dari proses penuaan plasenta
c. Ukuran-ukuran panggul
1. Ukuran luar panggul
a. Distansia spinarum: jarak antara kedua spina illiaka anterior superio
kanan dan kiri: 24-26 cm
b. Distansia cristarum: jarak antara kedua crista illiaka kanan dan kiri:
28-30 cm
c. Kunjugata externa (Boudeloque): jarak dari pinggir atas sympisis ke
prosesus spinosus lumbal 5: 18-20 cm
d. Lingkar panggul: jarak dari pinggir atas pubis ke crista illiaka melalui
spina illiaka ke prosesus spinosus lumbal 5 kanan dan kiri: 80-90 cm
2. Ukuran dalam panggul
Pintu atas panggul merupakan suatu bidang yang dibentuk oleh
promontorium, linea innominata, dan pinggir atas sympisis pubis
a. Konjugata vera: dengan periksa dalam diperoleh konjugata diagonalis
10,5-11 cm
b. Konjugata transversa 12-13 cm
c. Konjugata oblique 13 cm
d. Konjugata obstetrica adalah jarak bagian tengah sympisis ke
promontorium
d. Jenis panggul
Berdasarkan pada ciri-ciri bentuk pintu atas panggul, ada 4 bentuk pokok
jenis panggul
a. Ginekoid (tipe wanita klasik)
b. Android (mirip panggul pria)
c. Antropoid (mirip panggul kera)
d. Platipeloid (panggul pipih)
e. Pintu panggul
a. Pintu atas panggul (PAP)disebut Inlet dibatasi oleh promontorium,
lineainominata dan pinggir atas symphisis
65
2.2.7. Batasan Persalinan
a. Kala I
Persalinan kala I (satu) dimulai dari pembukaan 1cm sampai 10cm (lengkap).
Fase-fase persalinan kala I
Kala I fase laten :
a. Pembukaan serviks kurang dari 3 cm
b. Serviks membuka perlahan selama fase ini
c. Fase laten biasanya berlangsung tidak lebih dari 7- 8 jam
Kala I fase aktif :
a) Periode akselerasi berlangsung 2 jam pembukaan 4 cm.
b) Periode dilatasi maksimal selama 2 jam, pembukaan berlangsung cepat
menjadi 9 cm
c) Periode deselerasi berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan
menjadi 10 cm atau lengkap
b. Kala II
Persalinan kala II dimulai ketika pembukaan lengkap sampai lahirnya seluruh
tubuh janin.
Tanda dan gejala persalina kala II, didapatkan hal-hal berikut ini:
a. Ibu ingin meneran
b. Perineum menonjol
c. Vulva dan anus membuka
d. Meningkatnya pengeluaran darah dan lendir
e. Kepala telah turun di dasar panggul
66
c. Kala III
Persalinan kala III (tiga) dimulai setelah bayi lahir sampai plasenta lahir.
Normalnya pelepasan plasenta berkisar ± 15-30 menit setelah bayi lahir.Pada
persalinan kala III myometrium akan berkontraksi mengikuti berkurangnya
ukuran rongga uterus secara tiba-tiba setelah lahirnya bayi. Pengurangan ukuran
uterus ini menyebabkan pula berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta.
Karena tempat perlekatan menjadi kecil sedangkan ukuran plasenta tidak berubah,
maka plasenta akan terlepas dari dinding uteri setelah plasenta terpisah, ia akan tur
un ke segmen bawah rahim.
Tanda-tanda pelepasan plasenta
a. Bentuk uterus globuler
b. Tali pusat bertambah panjang (tanda afeld)
c. Semburan darah tiba-tiba.
Cara pelepasan plasenta ada 2 :
a. Secara Schultze
Pelepasan dimulai pada bagian tengah, dari satu titik dan merosot ke
vagian melalui lubang dalam kantong amnion, permukaan fetal plasenta muncul
pada vulva dengan selaput ketuban yang mengikuti di belakang seperti payung
terbalik saat terkelupas dari dinding uterus. Permukaaan maternal plasenta tidak
terlihat dan bekuan darah berada dalam kantong yang terbalik. Kontraksi dan
retreksi otot uterus yang menimbulkan pemisahan plasenta juga menekan
pembuluh darah dengan kuat dan mengontrol perdarahan ( Nurul Jannah, 2017).
b. Secara Duncan
Pelepasan dimulai dari pinggir plasenta. Plasenta turun melalui bagian
samping dan masuk ke vulva dengan pembatas lateral terlebih dahulu seperti
kancing yang memasuki lubang baju, sehingga bagian plasenta tidak berad dalam
kantong. Walaupun demikian, bagian selaput ketuban berpotensi tertinggal
67
dengan metode ini karena selaput ketuban tersebut tidak terkelupas semua
selengkap metode schultze. Metode ini berkaitan dengan plasenta letak rendah
dalam uterus. Proses pelepasan berlangsung lebih lama dan darah yang hilang
sangat banyak karna hanya ada sedikit serat oblik di bagian bawah segmen
( Nurul Jannah, 2017 ).
d. Kala IV
Persalinan kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta sampai 1 jam setelah itu
Pemantauan pada kala IV :
a. Kelengkapan plasenta dan selaput ketuban
b. Perkiraan pengeluaran darah
c. Laserasi atau luka episiotomi pada perineum dengan perdarahan aktif
d. Keadan umum dan tanda-tanda vital ibu
2.2.8. Bishopscore
1. Pengertian
a. Suatu cara untuk menilai kematangan serviks dan responsnya terhadap
suatu persalinan
b. Merupakan suatu klasifikasi objektif untuk memilih pasien yang
memenuhi syarat untuk persalinan pervaginam atau perabdominam.
2. Lima kondisi yang dinilai dari serviks
a. Pembukaan (Dilatation)
b. Pendataran (Effacement)
c. Penurunan kepala janin (Station)
d. Konsistensi (consistency)
e. Posisi Ostium Uteri (Position)
3. Keberhasilan induksi persalinan
a. Skor Bishop 0-4:Angka keberhasilan induksi persalinan 50-60%
b. Skor Bishop 5-9 :Angka keberhasilan induksi persalinan 80-90%
c. Skor Bishop >9 :Angka keberhasilan induksi persalinan mendekati 100%
68
Bila skor total 6 atau lebih, maka keberhasilan induksi persalinan tinggi,
sedangkan bila kurang dari 6, keberhasilannya rendah.
Pemeriksaan Penilaian serviks
a) Tingkat pendataran serviks biasanya dinyatakan dalam istilah panjang
kanalis serviks dibandingkan dengan serviks yang tidak mengalami pendataran
b) Posisi serviks ditentukan dalam hubungan ps servikalis terhadap kepala janin
dan digolongkan menjadi posterior, posisi tengah dan anterior.
c) Bersamaan dengan posisi, konsistensi serviks ditentukan menjadi lunak, kaku
atau diantara keduanya.
Sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan dan ke atas
sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk melewatinya.
Kalau kepala yang fleksi penuh pada waktu mencapai dasar panggul tidak
melakukan ekstensi maka kepala akan tertekan pada perineum dan dapat
menembusnya.
Subocciput yang tertahan pada pinggir bawah simpisis akan menjadi pusat
pemutaran (hypomochlion), maka lahirlah berturut-turut pada pinggir atas
perineum: ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan dagu bayi dengan
gerakan ekstensi.
g) Putaran Paksi Luar
Restitusi yaitu kepala bayi memutar kembali ke arah punggung anak untuk
menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam
h) Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simpisis dan menjadi
hipomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Setelah kedua bahu bayi lahir,
selanjutnya seluruh badan bayi dilahirkan searah dengan sumbu jalan lahir.
2.2.10. Asuhan Persalinan
1) Pemeriksaan dan Tindakan Kala I
Persalinan kala I (satu) dimulai dari pembukaan 1cm sampai 10cm (lengkap)
a. Pemeriksaan kala I fase laten
Fase laten ini paling lama, untuk menentukan pembukaan serviks dan kemajuan
persalinan
Pemeriksaan:
a) Pembukaan 1- 3 cm
b) Kontraksi uterus setiap 15- 30 menit, durasi 15-30 detik
Tindakan:
1. Motivasi agar si ibu dan suami nya turut dalam proses perawatan
2. Bantu memberi rasa nyaman, atur posisi dan ajak ibu jalan- jalan
3. Beritahu ibu dan suami nya tentang kemajuan persalinan
4. Berikan ibu cairan
71
2. Periksa DJJ sebelum, sewaktu, dan setelah kontraksi harus 120- 160
x/menit
3. Monitor kontraksi uterus dengan cara mempalpasi, catat kontraksi, durasi,
dan kekuatan
4. Periksa pembukaan serviks dan eplasme
5. Periksa presentase fetus dan posisi fetus secara manual Leopold
2) Pemeriksaan dan Tindakan Kala II
Pemeriksaan:
1. Pembukaan lengkap
2. Kepala fetus turun melalui jalan lahir
3. Kontraksi uterus 2-3 menit, durasi 60-70 detik, kontraksi kuat
4. Darah keluar bertambah banyak
5. Ibu merasa ingin mengedan, sebab itu periksa ibu harus kuat mengedan
Tindakan:
1. Periksa tiap 5 menit
2. Tanda-tanda vital
3. Periksa DJJ sebelum, sewaktu, setelah kontraksi, 120-160 x/ menit teratur
4. Monitor kontrasi uterus
5. Beritahu ibu dan suami nya tentang kemajuan persalinan
6. Pertahankan privasi pasien
7. Tetap berikan cairan
8. Bantu si ibu untuk mengubah posisi untuk memberi rasa nyaman seperti
posisi litotomi, semi fowler dan knechesst
9. Monitor tanda –tanda persalinan seperti ibu merasa seperti mau BAB.
10. Monitor tanda- tanda bersalin, perineum menonjol atau kepala fetus sudah
mulai keluar.
11. Persiapkan kelahiran
c) Pemeriksaan dan Tindakan Kala III
Pemeriksaan:
1. Kontraksi uterus sampai plasenta keluar
2. Pelepasan plasenta dan keluarnya plasenta
73
1. Pemeriksaan TTV
2. Pemeriksaan kontraksi
3. Menjelaskan kepada orang tua tentang pengeluaran plasenta
4. Setelah keluar plasenta fundus tetap keras dan terletak 2 jari dibawah
umbilicus
5. Periksa plasenta, kotiledon lengkap dan membran atau selaput amnion
harus membalik.
6. Periksa ibu apakah menggigil dan berikan selimut
7. Lakukan bounding attachment
d) Pemeriksaan dan Tindakan Kala IV
Masa dari 1- 2 jam setelah partus
Pemeriksaan:
1. Pemantauan tanda-tanda vital
2. Pengeluaran darah pervaginam/lochea
74
2.3 Nifas
2.3.1 Pengertian Nifas
Masa nifas (puerpurium) dimaknai sebgai periode pemulihan segera
setelah lahirnya bayi dan plasenta serta mencerminkan keadaaan fisiologi ibu,
terutama system reproduksi kembali mendekati keadaan sebelum hamil. Periode
ini berlangsung enam minggu atau berakhir saat kembalinya kesuburan (Reni
Haryani 2015)
Masa nifas (puerperium) di mulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti ke keadaan sebelu hamil. Masas nifas
75
atau puerperium di mulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6
minggu (42 hari) setelah itu . dalam bahasa latin, waktu mulai tertentu setelah
melahirkan anak ini di sebut puerpurium yaitu kata puer yang artinya bayi dan
parous melahirkan. Jadi puerperim adalah masa pulih kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. (Reni
Haryani 2015)
Masa nifas (puerperium) dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Sarwono, 2014)
Pengertian Masa Nifas (Puerperium) ialah masa sesudah persalinan yang di
perlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lama nya 6 minggu .
Masa nifas (puerperium) adalah setelah kala IV sampai dengan enam
minggu berikutnya ( pulihnya alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil). Akan tetapi seluruh otot genitalia baru pulih kembali seperti
sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. Masa ini merupahkan periode kritis
baik bagi ibu maupun bayinya maka perlu di perrhatikan (Buku Acuan Midwifery
Update, 2016 ).
sakit ibu telah siap telah beradaptasi dengan peran barunya. ( Yevi Marliandi
2015 )
2) Purperium intermedial
Suatu masa yakni kepulihan mennyeluruh dari organ-organ reproduksi internal
maupun eksternal selama kurang 6-8 minggu.
3) Remote puerpurium
4) Waktu yang di perlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam keadaan
sempurna terutama bila ibu hamil atau waktu persalinan mengalami
komplikasi. Rentang waktu remote puerpurium setiap ibu akan berbeda,
bergantung pada berat ringannya komplikasi yang dia alami selama hamil dan
persalinanan. Waktu sehat sempurna dapat berlangsung selama berminggu-
minggu, bulanan, bahkan tahunan. ( Yelvi Merliandani, 2015 )
20:80 dan 18:8. Disini, tampak bahwa casein dalam ASI hanya separuh dari
susu sapi. Meskipun kedua susu tersebut sama- sama mengandung whey
protein yang baik intuk pencernaan, namun whey ASI terdiri dari
alphalactalbumin yang membantu sintesa laktosa, sedangkan pada susu sapi
terdiri dari beta-lactoglobulin. Disamping alpha-lactalbumin, ASI juga
mengandung 4 unsur penting lainnya,yaitu serum
albumin,laktoferin,immunoglobindan lisozim.
2) Lemak ASI terdiri dari trigliserid (98-99 %) yang dengan ezim lipase akan
terurai menjadi trigliserol dan asam lemak. Enzim lipase tidak hanya terdapat
pada system pencernaan bayi,tapi juga lemak dalam ASI. Lemak ASI lebih
mudah dicerna karena sudah dalam bentuk emulsi. Salah satu keunggulan
lemak ASI adalah kandungan asam lemak esensial,docosabexaenoid (DHA)
arachnoid acid (AA) yang berperan penting dalam pembentukan otak sejak
trimester pertama kehamilan sampai 1 tahun usia anak. Yang merupakan
asam lemak esensial sebenarnya adalah kelompok Omega -3 yang dapat
diubah menjadi DHA dan Omega-6 yang dapat diubah menjadi AA.
Kelebihan ASI dapat terjadi karena ASI selain mengandung N-3 dan N-6, juga
mengandung DHA dan AA. Konsentrasi lemak meningkat dari 2.0g/100ml
paada kolostrum menjadi sekitar 4-4.5g/100ml pada 14 hari persalinan. Kadar
lemak juga bervariasi pada saat baru mulai menyusui (fore milk) menjadi 2-3
kali lebih tinggi pada akhir menyusui (hind milk). Dibandingkan dengan
lemak yang bervariasi konsentrasinya, asam lemak lebih stabil. Dalam ASI,
asam lemak terdiri dari 42% asam lemak jenuh dan 57% asam lemak tak
jenuh, termasuk DHA dan AA yang sangat dibutuhkan untuk perkembangan
otak bayi dan anak kecil.
3) Vitamin
a. Vitamin yang larut dalam lemak
Vitamin A adalah salah satu vitamin yang penting yang tinggi kadarnya dalam
kolostrum dan menurun pada ASI biasa.ASI adalah sumber vitamin A yang
baik.Dan konsentrasi sekitar 200 IU/dl.Vitamin yang larut dalam lemak
lainnya adalah vitamin D, E, dan K. Konsentrasi vitamin D dan K sedikit
83
dalam ASI.Untuk negara tropis yang dapat cukup sinar matahari, vitamin D
tidak jadi masalah. Vitamin K akan terbentuk oleh bakteri didalam usus bayi
beberapa waktu kemudian.
b. Vitamin yang larut dalam air
Vitamin C, asam nicotinic, B12, B1 (tiamin), B2, (riboflavim), B6(piridoksin),
sangat dipengaruhi oleh makanan ibu, namun untuk ibu dengan status gizi
normal, tidak perlu diberi suplemen.
4) Zat Besi
Meskipun ASI mengandung sedikit zat besi (0.5-1.0 mg/Liter), namun bayi
yang menyusui jarang terkena anemia. Bayi lahir dengan cadangan zat besi
dan dan zat besi dari ASI diserap dengan baik (>70%)dibanding dengan
penyerapan 30% dari susu sapidan 10 % dari susu formula.
Tabel 2.4Perbandingan komposisi gizi dan kolostrum, ASI, dan susu sapi.
Zat gizi per 100 ml Satuan Kolostrum ASI (>30 hari) Susu Sapi
Energy Kkal 58 70 65
Protein Gr 2.3 1.1 3.3
Casein Mg 0.5 0.4 0.8
Alpha-Lactalbumin Mg 140 187 -
Lactoferin Mg 330 167 -
Secretory IgA Mg 364 162 -
Lemak G 2.9 2.9 3.8
Lactosa G 5.3 5.3 4.7
Kalsium Mg 28 28 120
Vitamin A mg retinol 151 151 40
Sumber : Ari Sulystyawaty, 2016
5) Zat Anti Infeksi
ASI mengandung anti infeksi terhadap berbagai macam infeksi seperti
penyakit saluran pernafasan atas, diare, dan penyakit saluran pencernaan. ASI
sering disebut juga ”darah putih” yang
mengandung enzim, immunoglobulin dan leukosit.Leukosit terdiri atas fagosit
84
90% dan limfosit 10%, yang meskipun sedikit dapat memberikan efek
protektif dan signifikan terhadap bayi.Immunoglobulin merupakan protein
yang dihasilkan oleh sel plasma sebagai respon terhadap adanya immunogen
atau antigen (zat yang menstimulasi tubuh untuk memproduksi antibody). Ada
5 macam immunoglobulin: IgA, IgM, IgE,IgD, dan IgG. Dari kelimanya,
secretory IgA (sIgA) disekresi oleh makrofag (disintesa dan disimpan
dipayudara), yang berperan dalam fungsi antibody ASI melalui alur limfosit
(lymphocyte pathway). Antibody IgA yang terbentuk dalm payudara ibu
(melalui ASI) setelah etelah ibu terekspos terhadap antigen disaluran
pencernaan dan saluran pernafasan disebut BALT (bronchus associated
immunocompetent lymphoid tissue) dan GALT (gut associated
immunocompetent lymphoid tissue). Bayi baru mempunyai cadangan IgA
sedikit dan karena itulah ia sangat memerlukan tambahan proteksi SIgA dalam
ASI terhadap penyakit infeksi.
6) Laktoferin
Laktoferin banyak dalam ASI (1-6 mg/ml) tapi tidak dapat dalam susu sapi.
Laktoferin bekerjasam dengan IgA untuk menyerap zat besi dari pencernaan
sehingga menyebabkan terhindarnya suplay zat besi yang dibutuhkan
organism patogenik, seperti Eschericia coli (E.Coli) dan Candida
Albikans.Oleh karena itu, pemberian suplemen zat besi kepada bayi menyusui
harus lebih dipertimbangkan.
7) Faktor bifidus
Factor bifidus dalam ASI meningkatkan pertumbuhan bakteri baik dalm usus
bayi (Lactobasilus Bifidus) yang melawan pertumbuhan bakteri pathogen
(seperti ShIgela, Salmonella dan E.Coli), yang ditandai dengan PH rendah (5-
6), bersifat asam dari tinja bayi.
8) Lisozim
Lisozim termasuk whey pritein yang bersifat baktriosidal, antiimplamasi, dan
mempunyai kekuatan berapa ribu kali lebih tinggi daripada susu sapi. Lisozim
dapat melawan serangan E.coli dan salmonella,serta lebih unuik dibandingkan
antibody lain karena jika yang lain menurun maka kadar lisozim akan
85
meningkat di ASI setelah bayi berumur 8 bulan. Saat bayi sedang diberikan
makanan pendamping ASI (MP-ASI). Oleh karena itu, kemungkinan terkena
infeksi semakin tinggi.
9) Taurin
Adalah asam amino dalam ASI yang terbanyak kedua dan tidak terdapat
dalam susu sapi. Berfungsi sebagai neurottransmiter dan berperan penting
dalam matur ASI otak bayi. Karena itu, susu formula bayi kebanyakan
berusah menambah taurin di dalam formulanya.
B. ASI Eksklusif
Pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal
dan tidak diberikan makan lain,walaupun air putih, sampai bayi berumur 6
bulan.Alasan ASI diberikan sampai usia bayi 6 bulan tidak 4 bulan yakni: pertama
komposisi ASI cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi apabila di
berikan tepat dan benar sampai umur bayi 6 bulan, kedua: bayi saat umur 6 bulan
system pencernaanya mulai matur, jaringan khusu bayi sehingga kemungkinan
kuman/protein dapat langsung masuk sistem peredaran darah yang menyimpilkan
alergi, pori-pori tersebut tertutup saat bayi berumur 6 bulan.
1) ASI adalah mukzijat
Air susu ibu (ASI) dikatakan sebuah mukzijat dikarenakan ASI sudah
diciptakan Tuhan untuk kedekatan antara ibu dan bayi, tidak ada makan di
dunia ini sebaik ASI. ASI mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik,
psikologis, social maupun spiritual, mengandung hormon, nutrisi, unsur
kekebalan, anti alergi, inflamasi, nutrsi hampir 200 unsur zat makan .
2) Pengelompokan ASI
a. ASI stadium I
Pada ASI stadium I terdapat kolostrum yakni cairan pertama yang diekresi
oleh kelenjar payudara dari hari ke 1 sampai hari ke 4 setelah persalinan,
kolostrum berwarna kuning keemasan mengandung tingginya komposisi
lemak dan sel-sel hidup, kolostrum sebagai pencahar sehingga mekonium
cepat terkuras dan bayi siap merima ASI, kandungan anti bodi tinngi,
86
D. Pengeluaran ASI
Keluarkan ASI sebanyak mungkin dan tamping di dalam cangkir atu gelas
yang bersih. Meskipun langkah ini kelihatannya sederhana, namun tidak ada
salahnya jika bidan memberikan bimbingan tehnik memerah ASI yang tepat.
E. Masalah Dalam Menyusui
1) Pada masa antenatal
Putting yang kurang menguntungkan seperti ini sebenarnya tidak selalu
menjadi masalah. Secara umum, ibu tetap masih dapat menyusui bayinya dan
upaya selama antenatal umumnya kurang berfaedah, seperti memanipulasi putting
dengan perasat Hoffman, menarik-narik putting atau penggunaan breaste shield
dan breast shell yang paling efisien untuk memperbaiki keadaan ini adalah
hisapan langsung bayi yang kuat dalam hal, sebaiknya ibu tidak melakukan apa-
apa, tunggu sampai bayin lahir. Segera setelah bayi lahir, ibu dapat melakukan:
a) Skin to skin contact dan barkan bayi mengiap sedini mungkin
b) Biarkan bayi ”mencari” putting susu, kemudian mengisapnya. Bila perlu,
coba berbagai posisi untuk mendapatkan keadaan putting yang
paling menguntungkan. Rangsangan putting biar dapat ”keluar” sebelum b
ayi ”mengambilnya”
c) Apabila putting tidak benar-banar muncul,dapat”ditarik”dengan pompa
puting susu (nipple puller) atau paling sederhana dengan modifikasi spuit
10 ml bagian ujung dekat jarum dipotong dan kemudian pendorong
dimasukkan dari arah potongan tersebut. Cara penggunaan pompa putting
putting susu, modifikasi ini adalah dengan menempelkan ujung pompa
(spuit modifikasi) pada payudara sehingga putting berada didalam
pompa,kemuduan ditarik perlahan sehingga ada tahanan dan
dipertahankan selama 30 detik sampai 1 menit. Bila terasa,tarikan
dikendorkan prosedur ini diulang terus sehingga beberapa kali dalam
sehari
d) Jika tetap mengalami kesulitan, usahakan agar bayi tetap disusui dengan
sedikit penekanan pada aerola mammae dengan jari hingga terbentuk “dot”
ketika memasukan putting susu ke dalam mulut bayi
88
b. Payudara Bengkak
Sebelumnya kita perlu membedakan antara payudara penuh karena berisi
ASI dengan payudara bengkak pada payudara penuh, gejala yang dirasakan pasien
adalah rasa berat karena payudara, panas dan keras sedangkan pada payudara
bengkak akan terlihat payudar udem, pasien merasa sakit, putting susu kencang,
89
kulit mengkilat walaupun tidak merah, ASI tidak akan keluar bila diperiksa atau
diisap, dan badan demam setelah 24 jam. Hal ini dapat terjadi karena beberapa
hal, antara lain produksi meningkat, terlambat menyusukan dini. Pelekatan kurang
baik, sering mengeluarkan ASI, atau karena pembatasan menyusui. Untuk
mencegah supaya hal ini tidak terjadi seperti menyisui dini, pelekatan yang baik,
dan menyusui on demand. Bayi harus sering di susui. Apabila terlalu tegang atau
bayi tidak dapat menyusui, sebaiknya ASI dikeluarkan dahulu agar ketegangan
menurun.
Untuk merangsang reflex oksitosin, dapat dilakukan langkah-langkah berikut ini:
a) Kompres panas untuk mengurangi rasa sakit
b) Ibu harus rileks
c) Dekatkan ibu pada bayi agar ibu memandangnya
d) Pijat leher dan punggung belakang (sejajar dengan
payudara)menggunakan ibu jaridengan teknik gerakan memutar searah
jarum jam selama 3 menit
e) Belai dengan lembut ke-2 payudara menggunakan minyak pelumas
f) Lakukan stimulasi dengan ke-2 putting. Caranya pegang dengan 2jari pada
arah yang berlawanan, kemudian putar putting dengan lembut searah
jarum jam
g) Selanjutnya kompres dengan air hangat dan ingin untuk
mengurangi oedema
h) Pakai BH sesuai ukuran dan bentuk payudara dengan baik
i) Bila terlalu sakit dapat diberikan obat analgestik parasetamol
kulit menjadi merah. Kejadian ini terjadi pada masa nifas1-3 minggu setelah
persalinan diakibatkan oleh sumbatan saluran ASI yang berlanjut.
Keadaan tersebut dapat disebabkan beberapa hal, antara lain:
a) Kurangnya ASI yang dikeluarkan atau diisap
b) Pengisapan yang tidak efektif
c) Kebiasaan menaikkan payudara dengan jari atau karena tekanan baju
d) Pengeluaran ASI yang kurang baik pada payudara yang besar,terutama
pada bagian bawah payudara yang menggantung
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan,antara lain:
a) Kompres hangat/panas dan lakukan pemijtan
b) Rangsang oksitosin dengan pemijatan punggung dan kompres
c) Pemberian antibiotik flucloxacillin atau erythromycin selama 7-10 hari
d) Bila perlu, istirahat total dan konsumsi obat untuk menghilangkan rasa
nyeri
e) Kalau sudah terjadi abses, sebaiknya payudara yang sakit tidak boleh
disusukan karena mungkin akan memerlukan tindakan bedah
3) Pada masa setelah persalinan lanjut
a. Sindrom ASI kurang
Pada kenyataannya, ASI sering tidak benar-benar kurang. Tanda-tanda
yangmungkin sajaASI dengan benar-benar kurang, antara lain:
a) Bayi tidak puas setiap kali menyusui, menyusu dengan waktu yang sangat
lama, atau terkadang lebih cepat menyusu. Dikira produksi ASI kurang.
Padahal karena telah pandai menyusu
b) Bayi sering menangis atau menolak jika disusui
c) Tinja bayi keras, kering, atau berwarna hijau
d) Payudara tidak membesar selama kehamilan (keadaan yang jarang) atau
ASI tidak “datang” setelah bayi lahir
Walaupun ada tanda-tanda tersebut, tapi tetap perlu diperkirakan apakah ada
tanda-tanda dipercaya. Tanda bahwa ASI benar-benar kurang, antara lain :
a) Berat badan bayi meningkat kurang dari rata-rata 500 gram per bulan
b) Berat badan setelah lahir dalam waktu 2 minggu belum kembali
91
c) Ngompol rata-rata kurang dari 6 kali dalam 24 jam. Cairan urin pekat, bau,
dan berwarna kuning
Cara mengatasinya disesuaikan dengan penyebab, terutama dicari berdasarkan
faktor penyebab berikut ini:
a) Faktor tehnik menyusui
Keadaan ini yang paling sering dijumpai, antara lain karena masalah frekuensi,
perlekatan, penggunaan dot atau botol, dan lain-lain
b) Faktor psikologis
Ini juga sering terjadi. Biasanya ini erat kaitannya dengan perlekatan antara ibu
dan bayi atau karena ibu tidak dapat berkonsentrasi pada perannya sebagai ibu,
misalnya pada ibu yang berkarir sukses
c) Faktor fisik ibu.
Hal ini jarang dijumpai, misalnya karena penggunaan alat kontrasepsi, hamil,
merokok,kurang gizi, dan lain-lain
d) Faktor kondisi bayi
Hal ini sangat jarang dijumpai, misalnya penyakit, abnormalitas bayi.
Ibu dan bayi dapat saling membantu agar produksi ASI meningkat dan bayi
dapat terus memberikan isapan efektifnya.Pada keadaan tertentu, ketika produksi
ASI memeng sangat tidak memadai, perlu upaya yang lebih, misalnya relaktasi
dan bila perludapat dilakukan pemberian ASI suplementer, yaitu dengan
menggunakan pipa nasogastrik atau pipa halus lainnya yang ditempelkan pada
putting untuk diisap bayi dan ujung lainnya dihubungkan dengan ASI atau susu
formula.
mengisap. Areola masuk lidah menekan sinus laktiferus ASI terperas keluar;
reflex meneran.
2) Tanda- tanda bayi telah berada pada posisi yang baik pada payudara
Seluruh tubuhnya berdekatan dan terarah pada ibu; mulut dan dagunya
berdekatan dengan payudara; aerola tidak akan bisa terlihat dengan jelas; anda
dapat melihat bayi melakukan hisapan yang lambat dan dalam dan, menelan
ASInya; bayi terlihat tenang dan senang; ibu tidak merasakan adanya nyeri pada
puting susu .
Mekanisme mengisap dotdan aerola sangat berbeda, dan ini membuat bayi
mengalami bingung putting. Tidak benar bahwa kurang mengeluarkan tenaga
mekanisme mengisap pada bayi.
Menyusu: Lidah bayi ” memerah “ sinus laktiferus otot pipi, lidah, langit- langit
rahang bawah semua aktif .
Dot : terutama otot bibir dan pipih keluarnya susu tergantung kemiringan botol
dan besarnya lubang dot, tidak memerlukan isapan yang kuat tetapi perlu menjaga
agar tidak tersedak.
g. Teknik Menyusui
1) langkah-langkah perlekatan yang benar
a) Cuci tangan sebelum menyusui dan mendampingi ibu
b) Ibu duduk atau berbaring dengan santai (bila duduk lebih baik
menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak menggantung dan
punggung ibu bersandar pada sandaran kursi)
c) Mempersilahkan dan membantu ibu membuka pakaian bagian atas
d) Sebelum menyusui bersihkan putting sampai areola dengan kapas di
basahi air hangat (DTT) lalu ASI di keluarkan sedikit, kemudian di
oleskan pada putting dan sekitar areola payudara (cara ini mempunyai
manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembapan putting susu)
e) Jelaskan pada ibu teknik memegang bayinya.
1) Kepala dan badan bayi berad pada stu garis
93
2) Perut bayi menempel pada perut ibu dengan meletakan satu tangan
bayi ke belakang badan ibu dan satu yang di depan.
3) Muka bayi menghadap payudara, sedangkan hidungnya kea rah putting
susu)
4) Ibu harus memegang bayinya berdekatan dengan ibu.
5) Untuk BBL, ibu harus menopang badan bayi bagian belakang di
samping kepala dan bahu.
f) mengajari ibu menopang payudara dengan ibu jari di ats dan jari yang lain
menopang di bawah serta jangan menekan putting susu dan areolanya.
g) Mengajari ibu merangsang membuka mulut bayi, menyentuh sudut mulut
bayi dengan putting susu.
h) Setekah bayi membuka mulut (anjurkan ibu untuk mendekatkan dengan
cepat kepala bayi ke payudara ibu, kemudian memasukan putting susu
serta sebagian besar areola ke mulut bayi).
i) Setelah bayi mengisap, menganjurkan ibu untuk tidak memegang atau
menyangga payudara lagi.
j) Menganjurkan ibu memperhatikan bayi selama menyusui
k) Mengajari ibu cara melepas isapan bayi dengan cara jari kelingking di
masukan ke dalam mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi di tekan
kebawah.
l) Setelah selesai menyusui, mengajarkan ibu untuk mengoleskan sedikit ASI
pada putting susu dan areola. Biarkan kering dengan sendirinya.
a) Berbaring miring
Posisi ini apabila ibu dan bayi meras letih, jika baru pulih dari
pembedahan sesar, ini mungkin satu-satunya posisi yang biasa di coba
pada hari pertama. Ibu dan bayi berbaring miring dan saling berhadapan.
b) Duduk
Untuk posisi menyusui dengan duduk, ibu dapat memilih beberapa posisi
tangan dan bayi yang paling nyaman.
94
sekarangakan berada dalam rongga mulut bayi. Putting susu akan masuk sampai
sejauh langit-langit lunak (velum platinum) dan bersentuhan dengan langit-langit
tersebut. Sentuhan ini akan merangsang reflex penghisapan. Rahang bawah akan
menutup pada jaringa payudara, penghisapan akan terjadi, dan putting susu
ditangkap dengan baik dalam rongga mulut, sementara lidah memberikan
penekanan yang berulang-ulang secara teratur sehingga ASI akan keluar dari
duktus lactiferous.
Tanda-tanda pelekatan yang benar antara lain:
a) Tampak areola masuk sebanyak mungkin. Areola bagian atas lebih banyak
terlihat
b) Mulut terbuka lebar
c) Bibir atas dan bawah terputar keluar
d) Dagu bayi menempel pada payudara
e) Gudang ASI termasuk dalam jaringan yang masuk
f) Jaringan payudara meregang sehingga membentuk dot tang panjang
g) Putting susu sekitar 1/3 – 1/4 dot saja
h) Bayi menyusu pada payudara, bukan putting susu
i) Lidah bayi terjulur melewati gusi bawah (dibawah gudang ASI),
melingkari dot jaringan payudara
Tanda – tanda pelekatan yang salah antara lain :
a) Tampak bagian besar kalang payudara/areola mamae berada diluar
b) Hanya putting susu atau disertai sedikit areola yang masuk mulut bayi
c) Seluruh atau sebagian besar gudang ASI berada diluar mulut bayi
d) Lidah tidak melewati gusi
e) Hanya putting susu yang menjadi dot
f) Bayi menyusu pada putting
g) Bibir mencucu atau monyong ( Yelfi merliandini, 2015)
96
otot uterus, lapisan desidua akan mengalami atrofi dan terlepas dengan
meninggalkan lapisan basal yang akan berregenerasi menjadi endometrium yang
baru.
3) Efek Oksitosin (kontraksi)
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi
lahir. Hal tersebut diduga terjadi sebagai respon terhadap penurunan volume intra
uterine yang sangat besar. Hormon oksitosin yang dilepas dari kelenjar hypofisis
memperkuat dan mengatur kontraksi uterus,mengompresi pembuluh darah, dan
membantu proses homeostasis. Kontraksi dan retraksi otot uteri akan mengurangi
suplai darah ke uterus. Proses ini akan membantu mengurangi bekas luka tempat
implantasi plasenta dan mengurangi perdarahan. Luka bekas perlekatan palsenta
memerlukan waktu 8 minggu untuk sembuh total.
Selama 1-2 jam pertama postpartum intensitas kontraksi uterus dapat
berkurang dan menjadi teratur. Oleh karena itu, penting sekali untuk menjaga dan
mempertahankan kontraksi uterus pada masa ini. Suntikan oksitosin biasanya
diberikan secara Intra Vena atau Intra Muscular segera setelah bayi lahir.
Pemberian ASI segera setelah bayi lahir akan merangsang pelepasan oksitosin
karena isapan bayi pada payudara.
2. Lochea
Lochea adalah ekskesi cairan rahim selama masa nifas. Lochea mengandung
darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotic dari dalam uterus.Lochea
mempunyai reaksi basa/alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih
cepat daripada kondisi asam yang ada pada vagina normal. Lochea berbau amis
atau anyir dengan volume yang berbeda-beda pada setiap wanita. Lochea yang
berbau tidak sedap menandakan adanya infeksi. Lochea mempunyai perubahan
warna dan volume karena adanya proses involusi. Lochea dibedakan menjadi 4
jenis berdsarkan warna dan waktu keluarnya :
a. Lochea rubra/merah
Lochea ini keluar pada hari 1 sampai hari ke 4 masa postpartum. Cairan yang
keluar berwarna merah karena terisi darah segar, jaringan dari sisa-sisa plasenta,
dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi) dan mekonium.
98
b. Lochea Sanguinolenta
Lochea ini berwarna merah kecoklatan dan berlendir,serta berlangsung dari hari
ke 4 sampai hari ke 7 postpartum.
c. Lochea Serosa
Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum, leukosit, dan
robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada hari ke 7 sampai hari ke 14.
d. Lochea Alba/putih
Lochea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir serviks, dan
serabut jaringan yang mati. Lochea alba ini dapat berlangsung selama 2-6 minggu
postpartum.
Lochea yang menetap pada awal periode postpartum menunjukkan adanya
tanda-tandaperdarahan sekunder yang mungkin disebabkan oleh tertinggalnya sisa
atau selaput plasenta. Lochea alba atau serosa yang berlanjut dapat menandakan
adanya endometritis,terutama bila disertai dengan nyeri pada abdomen dan
demam. Bila terjadi infeksi, akan keluar cairan nanah berbau busuk yang disebut
dengan “Lochea Purulenta”. Pengeluaran lochea yang tidak lancar disebut dengan
“Lochea Statis”.
jaringan-jaringan penunjang alat genetalia, serta otot-otot dinding perut dan dasar
panggul, dianjurkan untuk melakukan latihan-latihan tertentu. Pada 2 hari post
partum, sudah dapat fisioterapi.
6) Pada tahap ini, bidan harus tanggap terhadap kemungkinan perubahan yang
terjadi.
7) Tahap ini merupakan waktu yang tepat bagi bidan untuk memberikan
bimbingan cara perawatan bayi, namun masih selalu diperhatikan teknik
bimbingannya, jangan sampai menyinggung perasaan atau membuat
perasaan ibu tidak nyaman karena ia sangat sensitif.
Hindari kata : “Jangan begitu” atau “ kalau kayak gitu salah” pada ibu
karena hal itu akaan sangat menyakiti perasaannya dan akibatnya ibu akan putus
asa untuk mengikuti bimbingan yang bidan berikan.
c.Periode “Letting Go”
1). Periode ini biasanya terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Periode ini pun
sangatberpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang diberikan oleh
keluarga.
2). Ibu mengambil tanggung jawab terhadap perawatan bayi dan ia harus
beradaptasi dengan segala kebutuhan bayi yang sangat tergantung padanya.
Hal ini menyebabkan kurangnyahak ibu, kebebasan dan hubungan sosial.
3). Depresi postpartum umumnya terjadi pada periode ini.
d.Post Partum Blues
Fenomena pasca partum awal atau baby blues merupakan sekuel umum
kelahiran bayi biasanya terjadi 70% wanita. Penyebabnya ada beberapa hal,antara
lain lingkungan tempat melahirkan yang kurang mendukung, perubahan hormon
yang cepat dan keraguan terhadap hal peran yang baru. Pada dasarnya, tidak
satupun dari ketiga hal tersebut termasuk penyebab yang konsistensi. Faktor
penyebab biasanya merupakan kombinasi dari berbagai faktor, termasuk adanya
gangguan tidur yang tidak dapat dihindari oleh ibu selama masa-masa awal
menjadi seorang ibu.
Postpartum blues biasanya dimulai pada beberapa hari setelah kelahiran
dan berakhir setelah 10-14 hari. Karakteristik post partum blues meliputi
menangis, merasa letih karena melahirkan, gelisah, perubahan alam perasaan,
menarik diri, serta reaksi negatif terhadap bayi dan keluarga. Karena pengalaman
melahirkan, digambarkan sebagai pengalaman “puncak”, ibu baru mungkin
106
merasa perawatan dirinya tidak kuat atau ia tidak mendapatkan perawatan yang
tepat,jika bayangan melahirkan tidak sesuai dengan apa yang ia alami. Ia mungkin
juga merasa diabaikan jika perhatian keluarganya tiba-tiba terfokus pada bayi
yang baru saja dilahirkannya.
Kunci untuk mendukung wanita yang melalui periode ini adalah diberikan
perhatian dan dukungan yang baik baginya,serta yakinkan padanya bahwa ia
adalah orang yang berarti bagi keluarga dan suami. Hal yang terpenting berikan
kesempatan untuk beristirahat yang cukup. Selain itu, dukungan positif atas
keberhasilannya menjadi orangtua dari bayi yang baru lahir dapat membantu
kepercayaan diri terhadap kemampuannya.
e.Kesedihan dan Duka Cita
Proses berduka sangat bervariasi, tergantung dari apa yang hilang serta
persepsi dan keterlibatan individu terhadap apapun yang hilang. “Kehilangan”
dapat memiliki makna, mulai dari pembantalan kegiatan (piknik, perjalanan, atau
pesta) sampai kematian orang yang dicintai. Seberapa berat kehilangan tergantung
pada persepsi individu yang menderita kehilangan. Contohnya, kematian dapat
menimbulkan respon yang ringan sampai berat, tergantung pada hubungan dan
keterlibatan individu dengan orang yang meninggal.
Kehilangan maternitas termasuk hal yang dialami oleh wanita yang
mengalami infertilitas (wanita yang tidak mampu hamil atau yang wanita tidak
mampu mempertahankan kehamilannya),yang mendapatkan bayinya hidup, tapi
kemudian kehilangan harapan (prematuritas atau kecacatan kongenital), dan
kehilangan yang dibahas sebagai penyebab post partum blues (kehilangan
keintiman internal dengan bayinya dan hilangnya perhatian).
Dalam hal ini “berduka” dibagi menjadi 3 tahap,antara lain :
1. Tahap syok
Merupakan awal tahap kehilangan. Tanda gejalanya meliputi penyangkalan,
ketidakpercayaan, marah, jengkel, ketakutan, kecemasan, dan
bersalah, kekosongan, kesendirian, kesedihan, isolasi, mati rasa, menangis, intr
oversi (memikirkan dirinya sendiri), tidak rasional, bermusuhan, kebencian,
107
c). Protein
Selam menyusui, ibu membutuhkan tambahan protein diatas normal
sebesar 20 gr/hari. Dasar ketentuan ini adalah tiap 1 cc ASI mengandung 1,2 gr
protein. Dengan demikian, 830 cc ASI mangandung 10 gr protein. Efisiensi
konveksi protein makanan menjadi protein susu hanya 70 % (dengan variasi
perorangan). Peningkatan kebutuhan ini ditunjukan bukan hanya untuk
transformasi menjadi protein susu, tetapi juga untuk sintesis hormon yang
memproduksi (prolactin), serta yang mengeluarkan ASI (oksitoksin).
Selain ke-2 nutrisi tersebut, ibu mempunyai juga dianjurkan untuk
mendapatkan tambahan asupan dari nutrisi lain.
109
Penanganan Umum :
1). Hentikan perdarahan
2). Cegah / atasi syok
3). Ganti darah yang hilang: diberi infus cairan (larutan garam fisiologis,
plasma Ekspander, Dextran-L, dan sebagainya) tranfusi darah, kalau perlu
oksigen
6. Infeksi masa nifas
Infeksi nifas merupakan maksudnya bakteri pada traktus genetalia, terjadi sesudah
melahirkan, kenaikan suhu sampai 38oC atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari
pertama pasca persalinan, dengan mengecualikan 24 jam pertama.
a) Etiologi
Organisme pada bekas implantasi plasenta atau laserasi akibat persalinan
adalah: Kuman anaerob: kokus gram positif (peptostreptococcus,
bakteririodes, dan clostridium ) kuman aerob: gram positif dan E.coli.
b) Faktor Predisposisi
1. Semua keadaan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh
2. Partus lama dengan ketuban pecah lama
3. Tertinggalnya sisa plasenta, selaput ketuban dan bekuan darah
4. Teknik aseptik yang tidak baik dan benar
5. Pemeriksaan vagina selama persalinan
6. Manipulasi intra uterus
7. Trauma / luka terbuka
8. Hematom dan hemoragik ( darah hilang lebih dari 100ml )
9. Perawatan perineum yang tidak tepat
10. Infeksi vagina (serviks atau penyakit menular seksual yang tidak
ditangani)
Macam-macam infeksi masa nifas
a. Infeksi perineum, vulva, vagina, dan serviks
Nyeri serta panas pada tempat infeksi dan kadang-kadang perih bila kencing .
Bila getah radang bisa keluar, biasanya keadaannya tidak berat, suhu 38 0C dan
nadi dibawah 100x/i. Bila luka terinfeksi tertutup oleh jahitan dan getah
119
radang tidak dapat keluar, demam bisa naik sampaai 39-400C , disertai
menggigil.
b. Endometritis
Tanda-tanda dan gejala: takikardi, suhu 380C - 400C, menggigil nyeri tekan
uterus, subinvolusi, distensi abdomen, lochea sedikit dan tidak berbau, atau
banyak, berbau busuk, mengandung darah, dan seropurulen, jumlah sel darah
putih meningkat.
Penanganan endometritis: rujuk ke rumah sakit, konsultasi dokter, diberikan
obat antimikroba, spektrum luas atau terapi antibiotic tripel, biasanya secara
IV, pulangkan jika dalam 24 jam tidak terjadi panas
c. Septicemia dan piemia
Pada septikcemia, penderita sudah sakit dan lemah. Sampai 3 hari postpartum
suhu meningkat dengan cepat, biasanya di sertai menggigil. Suhu 39-40 oC,
keadaan umum cepat memburuk, nadi menjadi cepat (140 - 160 x/i atau lebih).
Penderita meninggal dalam 6 – 7 hari postpartum. Jika ia hidup terus, gejala-
gejala menjadi piemia.
Pada piemia, penderita tidak lama setelah postpartum sudah merasa sakit,
perut nyeri, dan suhu agak meningkat. Tetapi gejala-gejala infeksi umum
dengan suhu tinggi serta menggigil terjadi setelah kuman-kuman dengan
embolus memasuki peredaran darah umum. Suatu ciri khusus pada piemia
adalah berulang-ulang suhu meningkat dengan cepat disertai menggigil,
kemudian diikuti oleh turunnya suhu.
d. Peritonitis
Pada peritonitis umumnya terjadi peningkatan suhu tubuh, nadi cepat dan
kecil, perut kembung dan ada defense musculaire. Penanganan yang dapat
dilakukan adalah nasogastrik suction, berikan infuse (NaCl atau RL),
antibiotik sehingga bebas panas selama 24 jam (ampisilin 2gr per IV,
kemudian 1 gr setiap 6 jam, ditambah gentamisimin 5 mg IV setiap 8 jam).
Laparatomi dilakukan untuk membersihkan perut ( peritoneal lavige ).
e. Selulitis pelvic
120
Selulitis pelvika ringan dapat menyebabkan suhu yang meninggi dalam nifas.
Bila suhu tinggi menetap lebih dari 1 minggu disertai dengan rasa nyeri
dikiri/kanan dan nyeri pada pemeriksaan dalam, hal ini patut dicurigai
terhadap kemungkinan selulitis pelvika. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba
tahanan padat dan nyeri di sebelah uterus dan tahanan ini yang berhubungan
erat dengan tulang panggul, dapat meluas ke berbagai jurusan. Di tengah-
tengah jaringan yang meradang itu bisa tumbuh abses.
f. Salpingitis dan Ooforitis
Gejala salpangitis dan ooforitis tidak dapat dipisahkan dari pelvio peritonitis.
Penyebaran melalui permukaan endometrium. Kadang-kadang jaringan infeksi
menjalar ke tuba fallopi dan ovarium disini terjadi salpingitis dan/abfritis yang
sungkar dipisahkan dari pelvio peritonitis.
g. Tromboflebitis
Perluasan infeksi nifas yang mengikuti aliran darah disepanjang vena dan
cabang-cabangnya.
Tromboflebitis, dikelompokkan sbb :
Pelvio Tromboflebitis
1. Nyeri pada perut bawah atau samping,pada hari ke 2-3 masa nifas dengan
atau tanpa panas.
2. Tampak sakit berat,menggigil berulang kali,suhu badan naik turun secara
tajam dapat berlangsung selama 1-3 bulan
3. Terdapat leukositosis
4. Pada pemeriksaan dalam hampir tidak ditemukan apa-apa karena yang paling
banyak terkena ialah vena ovarika yang sukar pada pemeriksaan dalam.
Tromboflebitis Femoralis
1. Keadaan umum baik sub febris selama 7-10 hari, kemudian mendadak
naik pada hari ke 10-20, yang disertai menggigil dan nyeri.
2. Pada salah satu kaki (biasanya kaki kiri ),tanda-tanda seperti kaki sedikit
fleksi rotasi keluar serta sulit bergerak, lebih panas dibandingkan dengan
kaki yang lain. Nyeri hebat pada lipatan paha (daerah paha). Edema
kadang-kadang terjadi sebelum atau setelah nyeri.
121
Penanganan :
1. Kaki ditinggikan untuk mengurangi edema, lakukan kompres pada kaki,
setelah mobilisasi kaki hendaknya tetap dibalut elastik atau memakai kaus
kaki panjang selama mungkin.
2. Kondisi ibu jelek,sebaiknya jangan menyusui
3. Antibiotik dan analgetik
c) Pencegahan Infeksi Nifas
Masa kehamilan: mengurangi atau mencegah faktor-faktor predisposisi,
pemeriksaan dalam jangan dilakukan kalau tidak ada indikasi yang perlu, koitus
pada hamil tua hendaknya dihindari atau dikurangi dan dilakukan hati-hati.
Selama persalinan: hindari partus telalu lama dan ketuban pecah lama,
menyelesaikan persalinan dengan trauma sedikit mungkin, perlukan jalan lahir di
jahit sebaik-baiknya dan menjaga sterilitas, mencegah terjadinya perdarahan
banyak, semua petugas dalam kamar bersalin harus menutup hidung dan masker
“yang menderita infeksi pernafasan tidak boleh masuk kamar bersalin, alat-alat
dan kain-kain yang dipakai harus suci hama, hindari pemeriksaan dalam berulang-
ulang.
Selama nifas: luka dirawat dengan baik, jangan sampai kena infeksi, alat-
alat dan pakaian serta kain yang digunakan harus steril: penderita dengan infeksi
nifas sebaiknya tidak bercampur dengan ibu sehat. Pengunjung-pengunjung dari
luar hendaknya pada hari-hari pertama dibatasi sedapat mungkin.
Komplikasi lain yang harus di waspadai
1. Sakit kepala, nyeri epigastrik, penglihatan kabur
2. Pembengkakan di wajah atau ekstremitas
3. Demam, muntah, rasa sakit waktu berkemih
4. Payudara yang berubah menjadi merah, panas atau terasa sakit
5. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama
6. Rasa sakit, merah, lunak, dan atau pembengkakan dikaki
7. Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan diri sendiri
2. 4 Bayi Baru Lahir
2.4.1 Pengertian Bayi Baru Lahir
122
TANDA 0 1 2
Appearance Biru, pucat Badan pucat, Semuanya merah
tungkai biru muda
Pulse Tidak teraba <100 >100
Grimace Tidak ada Lambat Menangis kuat
Aktiviti Lemas, lumpuh Gerakan Aktif/fleksi
sedikit/fleksi tungkai baik/
tungkai reaksi melawan
Respiratory Tidak ada Lambat, tidak Baik, menangis
teratur kuat
Sumber : Maryanti Dwi, dkk, 2016
Terdapat 2 proses mekanisme terjadinya pernafasan untuk pertama kali, berdasark
an pada penyebab rangsangan, yaitu:
1. Rangsangan Mekanis
Rangsangan mekanis terjadi saat bayi melewati vagina yang
menyebabkan terjadinya penekanan pada rongga thoraks janin. Penekanan pada
rongga thoraks ini dapat menimbulkan tekanan negatif intra thoraks sehingga
memberi kesempatan untuk masuknya udara ke dalam alveoli sebanyak kurang
lebih 40cc menggantikan cairan amnion yang berada di dalamnya. Secara
bersamaan pula terjadinya pengeluaran cairan amnion dalam alveolus sekitar 1/3
dari jumlah total cairan amnion dalm alveolus yang 80-100 ml.
Masuknya udara sejumlah 40cc menyebabkan terjadi permulaan penuruna
n tekananpermukaan alveolus yang sebelumnya berisi cairan kini berisi udara.
Selanjutnya penurunan tekanan ini merangsang peningkatan volume pembuluh
darah paru untuk proses pertukaran oksigen dan karbondioksida secara difusi,
dimana pada masa janin proses ini tidak terjadi.
Proses difusi ini merangsang peningkatan sirkulasi limfa yang bertugas
menyerap kembali sisa cairan amnion yang berada dalam alveolus untuk diganti
dengan udara. Sehingga ketika cairan amnion dalam alveolus seluruhnya telah
hilang dan berganti udara maka peningkatan oksigen menjadi adekuat serta
merangsang paru untuk berkembang.
Pada bayi yang dilahir dengan SC, pengeluaran cairan paru-paru tidak terjadi,
melainkan dengan jalan reabsorbsi oleh pembuluh darah dan limfa.
2. Mekanisme rangsangan kimiawi (rangsangan terhadap kemoreseptor), termal
(rangsangan dingin di daerah muka), mekanikal (sentuhan), sensori.
Rangsangan ini menyebabkan terjadinya pergerakan pernafasan pertama
kali sehingga udara dapat memasuki alveoli sejumlah kurang lebih 40 cc. Untuk
terjadinya mekanisme di atas harus terdapat surfaktan yang cukup dan aliran
darah ke paru-paru. Peningkatan kebutuhan energi memerlukan penggunaan lebih
banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini dapat menyebabkan stress
pada bayi. Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan mengalami
vasokonstriksi. Pengerutan pembuluh darah ini berarti tidak ada pembuluh darah
125
yang terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga
menyebabkan penurunan oksigenasi yang akan memperburuk hipoksia.
Pernafasan pertama pada neonatus terjadi normal dalam waktu 30 detik
setelah kelahiran. Pernafasan pada neonatus adalah pernafasan diafragmatik dan
abdominal serta biasanya masih tidak teratur frekuensi dan dalam pernafasan.
Kompresi dan dekompresi kepala bayi selama proses kelahiran diyakini
merangsang pusat pernafasan di dalam otak yang pada gilirannya
mempertahankan rangsangan tersebut terhadap upaya bernafas. Rangsangan taktil
dianggap kecil (sedikit) arti pentingnya dalam hal ini. Akan tetapi rasa sakit yang
disebabkan oleh ekstensi tungkai yang masih fleksi, sendi-sendi dan tulang
punggung bisa dianggap menjadi penyebab timbulnya respon awal napas dari
neonatus.
b) Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Perubahan system kardiovaskuler terjadi akibat perubahan tekanan pada
seluruh system pembuluh darah tubuh. Terdapat hukum yang menyatakan bahwa
darah akan mengalir pada daerah - daerah yang mempunyai resistensi yang kecil.
Jadi perubahan- perubahan resistensi tersebut langsung berpengaruh pada aliran
darah. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara
mengurangi atau meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.
Hal ini terutama penting jika mengingat bahwa sebagian besar kematian dini bayi
baru lahir berkaitan dengan oksigen (asfiksia).
Perubahan sistem kardiovaskuler yang terjadi yaitu:
a. Penutupan Foramen Ovale
Penutupan foramen ovale terjadi bermula pada proses pemotongan tali
pusat yangmana berarti neonatus kini lepas ketergantungan dari plasenta, hal ini
menyebabkan terjadinya penurunan sirkulasi darah neonatus. Pemotongan tali
pusat ini merangsang timbulnya pernafasan pertama kali dan menyebabkan
parunya berkembang. Saat paru berkembang terjadi penurunan tekanan atrium
kanan karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini
menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri. Kedua
kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru
126
untuk menjalani proses oksigenasi ulang. Pada siklus peredaran darah janin atrium
kanan menerima darah dari vena kava inferior dan superior, sebagian darah masuk
ke atrium kiri melalui foramen ovale dan 1/3 darah menuju ventrikel kanan.
Sementara atrium kiri hanya menerima darah dari atrium kanan saja, karena vena
pulmonalis yaitu vena yang menghubungkan antara paru dan atrium kiri belum
bekerja secara fungsional, ini artinya tekanan pada atrium kiri lebih rendah dari
pada atrium kanan.
Ketika darah yang mengandung oksigen sedikit mengalir ke paru, maka
setelah mendarahi paru maka darah yang kaya oksigen akan memasuki vena
pulmonalis menuju atrium kiri. Akibatnya atrium kiri sekarang mempunyai
tekanan lebih besar dari atrium kanan. Perubahan tekanan ini yang mendorong
penutupan foramen ovale. Foramen ovale yang menutup akan menjadi fosa ovalis.
esophagus,interskapula dan arteri mamaria, aorta abdominal, ginjal dan kelenj
ar adrenal. Penggunaan lemak coklat yaitu glikogen dalam sel lemak coklat
menghasilkan glukosa untuk sejumlah mitokondria, yang digunakan untuk
menghasilkan energi terutama untuk produksi panas.
b) Jaringan lemak coklat kaya vaskularisasi sehingga memberi 2 manfaat yaitu:
c) Membawa nutrient seluler dan sampah metabolis pada tempat nya dan
menyebarkan panas yang dihasilkan dalam jaringan lemak coklat untuk
istirahat tubuh. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh neonatus dan
cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya
stres dingin. Semakin lama usia kehamilan, semakin banyak persediaan lemak
coklat bayi jika neonatus kedinginan, dia akan mulai
mengalami hipoglikemia, hipoksia dan asidosis.
d) Neonatus yang mengalami hiportermi, pada saat lahir yang mengakibatkan
hipoksia akan menggunakan cadangan glikogen dalam jam jam pertama kelah
iran. Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai dalam 3-4 jam pertama
kelahiran pada bayi cukup bulan. Jika semua persediaan glikogen digunakan
pada jam pertama, maka otak dalam keadaan beresiko.
e) Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir.
130
Lakukan penimbangan setelah satu jam kontak kulit ibu ke kulit bayi dan bayi
selesai menyusu. Karena BBL cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya
(terutama jika tidak
berpakaian), sebelum melakukan penimbangan, terlebihdulu selimuti bayi
dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat bayi dapat dinilai dari
selisih berat bayi pada saat berpakaian atau diselimuti dikurangi
dengan berat pakaian atau selimut.
Bayi sebaiknya dimandikan pada waktu yang tepat yaitu tidak kurang dari
enam jam setelah lahir dan setelah kondisi stabil. Memandikan bayi dalam
beberapa jam pertama setelah lahir dapat menyebabkan hipotermia yang
sangat membahayakan kesehatan BBL.
f). Rawat Gabung
Ibu dan bayi harus tidur dalam satu ruangan selama 24 jam. Idealnya BBL
ditempatkan di tempat tidur yang sama dengan ibunya. Ini adalah cara yang
paling mudah untuk menjaga agar bayi tetap hangat, mendorong ibu segera
menyusui bayinya dan mencegah paparan infeksi pada bayi.
g). Resusitasi dalam lingkungan yang hangat
Apabila bayi baru lahir memerlukan resusitasi harus dilakukan dalam
lingkungan yang hangat.
h). Transportasi hangat
Bayi yang perlu dirujuk, harus dijaga agar tetap hangat selama dalam
perjalanan.
i). Pelatihan untuk petugas kesehatan dan konseling untuk keluarga
Meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan dan keluarga tentang hipotermia
meliputi tanda-tanda dan bahayanya.
d). Perubahan Sistem Urinarius
1. Neonatus harus miksi dalam waktu 24 jam setelah lahir, dengan jumlah urine
sekitar 20-30 ml/ hari dan meningkat menjadi 100-200 ml/ hari pada waktu
akhir minggu pertama. Urinenya encer, berwarna kekuning-kuningan dan
tidak berbau. Warna coklat akibat lendir bebas membrane mukosa dan udara
131
acid dapat terjadi dan hilang setelah banyak minum. Garam urine acid dapat
menyebabkan noda merah jambu namun ini bukan suatu masalah.
2. Fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah nefron matur belum sebanyak
orang dewasa dan ada ketidak seimbangan antara dua permukaan glumelurus
dan volume tubulus proksimal serta renal bood flow pada neonatus bila
dibandingkan dengan orang dewasa.
c) ASI dan terutama kolostrum memberikan kekebalan pasif kepada bayi dalam
bentuk:
1. Laktoferin
Merupakan protein yang mempunyai afinitas yang tinggi terhadap zat besi.
Bersamaan dengan salah satu imunoglobulin yaitu Ig A, laktoferin mengambil zat
besi yang diperlukan untuk perkembangan E. Colli, stafilokokus dan ragi.
Kandungan zat besi yang rendah pada kolostrum dan ASI akan mencegah
perkembangan kuman patogen.
2. Lisosom
Bersama IgA mempunyai fungsi antibakteri dan juga menghambat pertumbuhan
berbagai macam virus.
3. Faktor antitrypsin
Enzim tripsin barada di dalam saluran usus dan fungsinya adalah memecah
protein. Adanya faktor tripsin dalam kolostrum ASI akan menghambat kerja
tripsin, sehingga akan menyebabkan immunoglobulin pelindung tidak akan
dipecah oleh tripsin.
4. Faktor Bifidus
Lactobacili ada di dalam usus bayi dan laktobacili ini
menghasilkan asam mencegah pertumbuhan kuman patogen.Untuk pertumbuhann
ya, lactobacilli membutuhkan gula yang mengandung nitrogen, yaitu faktor
bifidus dan faktor ini terdapat dalam ASI.
h. Perubahan-Perubahan Sistem Reproduksi
Pada neonatus perempuan labia mayora dan labia minora mengaburkan
vestibulum dan menutupi klitoris. Pada neonatus laki-laki preputium biasanya
tidak sepenuhnya tertarik masuk dan testis sudah turun. Pada bayi laki-laki dan
perempuan penarikan estrogen maternal menghasilkan kongesti lokal di dada dan
yang kadang-kadang diikuti oleh sekresi susu pada hari ke 4 atau ke 5. Untuk
alasan yang sama gejala haid dapat berkembang pada bayi perempuan.
i. Perubahan Sistem Skletal
Tubuh neonatus kelihatan sedikit tidak proposional, tangan sedikit lebih
panjang dari kaki, punggung neonatus kelihatan lurus dan dapat ditekuk dengan
134
c). Wajah
Wajah terlihat simetris. Bayi normal memiliki dua mata. Kantus bagian
dalam dan bagian luar (kedua tepi mata) harus sejajar. Fisura palpebra dan jarak
antara kantus bagian dalam dikedua mata harus sama dengan panjang satu fisura
palpebra (Tappero dan Honeyfield. 2015). Mata harus bersih, iris mata abu-abu
tua atau biru, dan sklera berwarna putih. Mata dapat mengalami memar dan
137
edema (membengkak) yang disebabkan oleh trauma jalan lahir, dan hemoragi
konjungtiva ( perdarahan ) dapat terlihat.
Hidung terletak secara vertikal di garis pertengahan wajah dan lubang
hidung harus paten. Warna bibir dan membran harus kemerahan. Praktisi asuhan k
esehatan perlumemeriksa keutuhan palatum mole dan palatum durum di dalam
mulut bayi. Refleks menghisap dan muntah biasanya diobservasi selama palpasi p
alatum mole dan palatumdurum. Praktisi asuahan kesehatan dapat memeriksa
palatum dengan memasukkan satu jari yang bersih secara perlahan kedalam mulut
bayi dan memeriksa bahwa langit-langit mulut bayi utuh.
d). Mata
Mata paling mudah diperiksa dengan mengangkat bayi dan perlahan
menggerakkan nya kedepan dan kebelakang. Pada saat ini, bayi akan secara
spontan merefleks membuka matanya.
1) Letak dan kesimetrisan mata yang terpisah jauh dapat dihubungkan
dengan sindrom kogenital
2) Ukuran. Ukuran yang normal adalah 2,5cm mata berukuran besar disebut
hipertelorisme sedangkan mata yang ukuran kecil disebut hipotelorisme.
Keduanya dihubungkan dengan sindrom kogenital. Perhatikan kesesuaian
kedua bola mata dihubungkan dengan kantungnya dan perhatikan
kedalamannya.
3) Posisi. Lipatan keatas atau kebawah dapat mengidentifikasikan sindrom
kogenital
4) Ukuran dan kejernihan kornea.
5) Warna iris. Fikmentasi penuh terjadi pada usia10-12 bulan celah ventral
dapat dihubungkan dengan defek pada lensa dan retina. Bintik-bintik
berwarna emas dapat terlihat pada perifer iris.
Sklera : Pada kondisi normal jernih, tetapi bisa berwarna kuning disertai ikterik
hemoragi akibat trauma lahir, atau berwarna biru disertai osteogenesis inperfekta
Konjungtiva : Pedarahan kecil sering terjadi. Peradangan bisa munculakibat
profilaksis eritromisin
Pupil : Sama dan reaktif setelah usia 2-3 minggu, pupil berukuran 1,8 - 5,4
138
2) Bibir. Harus terbentuk penuh. Filtrum yang memanjang (alur dari hidung
hingga bibir atas) dapat mengindakasikan sindrom congenital.
3) Lidah. Makroglosia dihubungkan dengan hipotiroidisme. Perhatikan ukuran,
proporsi, warna, lapisan pelindung, gerakan,tonus danpanjang frenulum
4) Gusi. Gigi yang tumbuh sebelum waktunya jarang ditemui pada mulut bayi
baru lahir normal dan akan tanggal sebelum gigi susu muncul; gigi juga
dapat muncul pada beberapa sindrom congenital.
5) Dagu. proporsinya harus tepat. Mikrognatia mengesankan sindrom pierre-
robin.
6) Palatum : Melengkung utuh
7) Refleks : Refleks menghisap terlihat sejak usia kehamilan 32 minggu
hingga 3–4 bulan. Refleks rooting terlihat sejak usia kehamilan 34 minggu
hingga 3-4 bulan
8) Membran mukosa : Perhatikan kelembapan pengeluaran saliva yang
berlebihan mengindikasikan fistula atau atresia esophagus, sariawan di
identifikasikan dengan adanysa bercak putih dan abu- abu.
h). Leher
1) Bentuk, nodus limfoideus, keberadaan massa
2) Gerakan. Rentang pergerakan harus memungkinkan bayi memutar dagu
ketiap-tiapbahu. Tortikolis kongenital (kepala menutupi menekuk salah satu
bahu sementaradagu mengarah ke bahu lain) ditemukan jika hematoma pada
ototsternokleidomastoideus akibat cedera lahir.
3) Tiroid. Biasanya ditemukan digaris tengah tanpa modul.
4) Klavikula. Fraktur klaviluka tetjadi pada 1,7-2,9% bayi cukup bulan
walaupunbanyak fraktur tidak terdeteksi sampai kalus terbentuk diatas
fraktur pada 2-3 minggu
i). Kulit
Kulit normalnya bersih, lembut, dan elastik. Verniks kaseosa dapt ditemukan
tetapi jumlahnya berkurang saat bayi mencapai usia cukup bulan. Lanugo,
rambut halus yang menutupi tubuh, juga dapat ditemukan, tetapi semakin
140
berkurang menjelang cukup bulan. Warna kulit harus sesuai dengan etnisitas
(NICE, 2015). Akan tetapi, semua bayi seharusnya berwarna merah jambu.
Bagian yang baik untuk memeriksa hal ini adalah bibir, yang seharusnya
berwarna merah jambu. Bayi dapat mengalami akrosianosis, yaitu tangan dan
kaki terlihat agak sianosis. Hal ini normal dan biasanya kembali normal dalam
24 jam. Sianosis (kebiruan) selain akrosianosis, atau ikterusdalam beberapa
jam pertama kehidupan bayi selalu memerlukan perujukan untuk mendapat
bantuan dan pemeriksaan medis.
j). Dada
Dada harus simetris kanan dan kiri, dan payudara serta jaringan payudara harus
sudah terbentuk pada bayi cukup bulan. Klavikula diamati dan dipalpasi untuk
mendeteksi adanya fraktur yang dapat terjadi selama pelahiran. Pernapasan
normal bersifat simetris per menit Suhu tubuh harus di ukur di aksila ( di
bawah lengan ) menggunakan thermometer digital. Suhu tubuh normal
diruangan normal ( 200C) adalah sekitar 37oC ( NICE, 2015).
Lingkar dada pada putting susu. Rentang normalnya adalah 30-36 cm, 1-2 cm
lebih kecil daripada lingkar kepala ( rentang normal 30-36 cm ).
1. Perkembangan areola. Letak putting susu. Letak putting yang berjauhan
terlihat pada sindrom turner. Putting susu yang berjumlah banyak terlihat
dengan atau tampa areola pada 1,2- 1,6 % bayi berpigmen gelapdan dalam
jumlah lebih kecil pada bayi berpigmen lebih terang. Pada bayi keturunan
Kaukasia biasanya berhubungan dengan kelainanginjal.Kesimetrisan
pengembangan. Dada yang tidak mengembang simetris menandakan hernia
difragmatik pneumothoraks, atau kerusakan nervus prenikus.
2. Pernapasan. Biasanya pernapasan abdomen pada BBL; Frekuensi normalnya
adalah 30–60 x/ menit. Dihitung selama 1 menit penuh. Frekuensi napas lebih
dari 60 x/ menit mengindikasikan penyakit. Pernapasan periodik (pernapasan
Cheyne Stokes–apnoe selama 15 detik tanpa disertai bradikardia). Dapat
ditemui pada BBl. Bayi yang menunjukkan apnoe lebih dari 15 detik disertai
bradikardia, memiliki syndrome kematian bayi mendadak (SIDS). Perhatikan
pernapasan seesaw atau pernapasan paradoksikal.
141
Tanda gawat napas meliputi mendengkur, napas cuping hidung, retraksi otot –
otot interkosta dan sternum, serta penggunaan otot-otot aksesori. Suara napas
normal terdengar jelas dan sam merata, terdengar keras karena dinding dada
bayi tipis, dan hampir brhonkovesikular diseluruh bidang dada. Rales sulit di
interpretasi pada periode ini, tapi akan tetap beberapa jam setelah lahir.
3. Bunyi Jantung. Nada terdengar lebih tinggi dari pada nada yang terdengar pada
orang dewasa. Sinus aritmia (varian teratur yang menyertai pernafasan) adalah
temuan normal. Bunyi jantung ketiga terdengar normal dan biasanya terdengar
paling keras di apeks. Bunyi jantung kedua dapat terdengar terpisah dan ini
normal pada bayi. Kedua komponen S2 harus terdengar pada jam ke-6 hingga
ke-12 setelah bayi lahir. Denyut jantung rata- rata adalah 110-160 x/i. Pada
bayi cukup bulan yang sehat, memiliki rentang 90-180 x/I bergantung pada
aktivitas bayi. Pada bayi premature, denyut jantung rata-rata adalah 140-150x/i
pada saat istirahat. Denyut jantung menetap>160x/i dapat mengindikasikan
iritabilitas system saraf pusat,gagal jantung,kongestif,demam,anemia,atau
masalah lain.Sebagian besar denyut premature bersifat sementara dan benigna.
4. Perkusi. Dikaji dengan menggunakan 1 jari, paru bayi baru lahir pada kondisi
normal hiperresonan diseluruh bidang paru. Suara redup dapat
mengindikasikan ada efusi atau konsolidasi.
mekonium, yang normal terjadi 12-24 jam pertama setelah lahir ( Kanneh dan
Davies, 2014)
Genetalia Wanita
1). Labia mayor, harus menutupi labia minor dan klitoris cukup bulan. Penuh pada
labia ( biasanya unilateral, jarang bilateral). Dapat mengindikasikan hernia
inguinalis.Hernia yang demikian membesar jika tekanan intra abdominal
meningkat, misalnya pada saat bayi menangis.Hormon kehamilan ibu dapat
menyebabkan penonjolan genetalia wanita.Maskunilisasi menyebabkan
penyatuan lipatan labiaskrotum posterior.
2). Klitoris, normal memiliki panjang 1 cm atau lebih pendek. Klitoris yang
sempurna dicapai pada minggu ke 27. Pada bayi imatur atau bayi kurang gizi
klitoris ini dapat terlihat hipertropi karena struktur sekitarnya tidak sempurna
akibat keterbatasan simpanan lemak.
3). Vagina harus paten.Imperporasihimen dapat menyebabkan hidrometrocolpus
dan massa di abdomen bawah. Rabas yang mengandung darah dari vagina
disebabkan oleh estrogen ibu. Ruang sebesar ujung jari (sekurang- kurangnya
0,34 cm) harus ada diantara vagina dan rectum; ukuran yang lebih kecil
dapat mengindikasikan ketidak jelasan kelamin ( ambiguitas ).
4). Selaput hymen. Hampir semua wanita memiliki selaput dara ( hymen) yang
tidak berfungsi. Pada 13 % wanita, selaput ini memanjang 1–15 mm melebihi
batas pinggir hymen. Selaput ini lenyap dalam beberapa minggu pertama
kehidupan.
Genetalia Pria
1). Perhatikan ukuran dan rugae pada skrotum. Skrotum dapat membesar karena
trauma pada kelahiran dengan presentasi bokong atau akibat ada hodrokel
sementara. Penurunan testis harus dikonfirmasi. Setidaknya ada 1 testis pada
palpasi saluran atau pada skrotum si bayiyang lahir cukup bulan. Ketidak
simetrisan menunjukkan adanya hidrokel atau hernia testis.
144
2. BAB
Jumlah feses pada bayi baru lahir cukup bervariasi selama minggu pertama
dan jumlah paling banyak adalah antara hari ketiga dan keenam. Feses transisi
(kecil-kecil berwarna coklat sampai hijau karena adanya mekonium) dikeluarkan
sejak hari ketiga sampai keenam. Adalah normal bagi bayi untuk defekasi setelah
diberi makan atau defekasi 1x setiap 3 atau 4 hari, tinja dari bayi yang disusui
lebih lunak berwarna kuning emas dan tidak menyebabkan iritasi pada kulit bayi.
Tinja dari bayi yang minum susu botol berbentuk, namun tetap lunak, berwarna
kuning pucat dan memiliki bau yang khas. Tinja ini cenderung mengiritasi kulit
bayi, Jumlah tinja berkurang pada minggu kedua dari 5 atau 6x defekasi setiap
hari (1 x defekasi setiap kali diberi makan ) menjadi 1 atau 2 x sehari. Pada
minggu kedua kehidupan, bayi mulai memiliki pola defekasi. Dengan tambahan
makanan padat tinja bayi akan menyerupai tinja orang dewasa, Dalam 3 hari
pertama BAB, tinja masih dalam bentuk mekonium dan normalnya bayi BAB
paling tidak 1x/hari. Untuk membersihkannya gunakan air bersih hangat dan
sabun.
149
3. BAK
Fungsi ginjal yang mirip dengan fungsi yang dimiliki pada orang dewasa
belum terbentuk pada tahun kedua yang dimiliki oleh bayi, Sejumlah kecil urine
terdapat dikandung kemih bayi saat lahir tapi BBL mungkin tidak mengeluarkan
urine selama 12-34 jam. Berkemih 6-10 x dengan warna urine pucat menunjukkan
masukan cairan yang cukup. Bayi cukup bulan mengeluarkan urine 15-16
ml/kg/hari, Untuk menjaga bayi tetap bersih, hangat dan kering, maka setelah
BAK harus diganti popoknya.
4. Istirahat
Dalam 2 minggu pertama setelah bayi lahir, bayi normalnya sering tidur.
Neonatus sampai usia 3 bulan rata-rata tidur sekitar 16 jam sehari. Pada umumnya
bayi mengenal malam hari pada usia 3 bulan. Sediakan selimut dan ruangan yang
hangat pastikan bayi tidak terlalu panas atau terlalu dingin.
Tabel 2.8Pola Tidur pada Bayi
POLA TIDUR BAYI USIA LAMA TIDUR
1 minggu 16,5 jam
1 tahun 14 jam
2 tahun 13 jam
5 tahun 11 jam
9 tahun 10 jam
5. Kebersihan kulit
a) Muka, pantat dan tali pusat bayi perlu dibersihkan secara teratur
b) Mandi seluruh tubuh setiap hari tidak harus dilakukan
c) Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah memengang bayi
6. Kebutuhan akan keamanan
a) Jangan sesekali meninggalkan bayi tanpa ada yang menunggu
b) Hindari pemberian apapun ke mulut bayi selain ASI, karena bayi bisa
tersedak
c) Jangan menggunakan alat penghangat buatan di tempat tidur bayi.
7. Tanda-tanda bahaya
150
sebelumnya kekaki bayi. Kemudian tutup kedua ujung lain ketubuh bayi satu per
satu.
2. Membuat bayi tidur lebih nyenyak ( mueser,2014)
a. Perawatan tali pusat
Tidak membubuhkan apapun dan hendaknya tali pusat dibiarkan membuka
agar tetap kering. Ketika bayi masih berada dalam kandungan ibu, ia mendapat
makanan dan udara melalui pembuluh darah yang mengalir didalam tali pusat.
Bengitu bayi lahir, dokter atau bidan akan menjepit tali pusatnya memotong kira-
kira 3 cm dari pusat bayi (Depkes RI, Asuhan persalinan normal). Agar bagian
tali pusat yang menempel pada perut bayi tidak terinfeksi maka harus selalu
dibersihkan juga agar tetap kering dan bersih. Sisa-sisa tali pusat ini akan terlepas
dalam waktu 7-10 hari, kadang-kadang sampai 3 minggu baru terlepas setelah
terlepas tali pusat ini meninggalkan bercak yang kasar, yangmemerlukan waktu
beberapa hari lagi (kadang-kadang beberapa minggu) untuk mongering dan
sembuh.
Penyembuhan yang berlangsung lambat akan menyebabkan kasar ini
bertambah tebal dengan jaringan yang disebut dengan jaringan granulasi yaitu
jaringan baru yang tumbuh, jika ada luka, maksudnya untuk menggatingkan
jaringan lama yang rusak. Jaringan granulasi yang berlebih akan lebih menonjol
dari kulit sekitarnya.
Bercak ini harus dirawat dengan teliti dan dijaga kebersihannya, sehingga
kuman-kuman tidak dapat menginfeksi luka ini. Jangan bubuhkan apapun pada
luka ini, yang perlu dilakukan adalah menjaga agar bekas ini tetap kering.
Usahakan jika bayi mengompol,urine yang membasahi popok tidak
mengenai luka ini, pastikan popok bayi tidak bergesekan dan mengiritasi pusar.
Jika perlu, tepuk popok kebawah untuk menghindari sentuhan dengan pusar.
Apabila melihat atau dua tetes darah keluar dari ujung tali pusar atau sekitarnya
terasa panas, memerah atau tampak luka, agak bengkak, bernanah. Ini
menunjukkan tanda-tanda infeksi dan konsultasikan dokter atau bidan. Menjelang
kesembuhannya, tali pusat akan berubah warna menjadi hitam bagian ini akan
lepas dengan sendirinya antara 1-4 minggu. Beberapa professional menyarankan
152
mengusap nya dengan alcohol dengan kain atau bola kapas yang diberi alcohol
steril, sedangkan yang lain cenderung menyarankan membiarkannya begitu saja,
membersihkan sekelilingnya saja dan proses alamia akan mengambil alih
penyembuhannya.
Cara perawatan tali pusat adalah sebagai berikut (pelayanan kesehatan maternal
dan neonatal,2014:106)
1) Hindari pembungkusan tali pusat.
2) Jangan mengoleskan saleb apapun atau zat lain ketempat tali pusat.
3) Lipat popok dibawah tali pusat.
4) Jika punting tali pusat kotor,cuci secara hati-hati dengan air matang dan
sabun. Keringkan secara seksama dengan kain bersih.
5) Jelaskan pada ibu bahwa ia harus mencari bantuan perawatan jika pusat
menjadi merah atau mengeluarkan darah atau nanah
6) Jika pusat menjadi merah atau mengeluarkan nanah, segera rujuk bayi
kefasilitas yang mampu untuk memberikan asuhan bayi baru lahir secara
lengkap
b. Perawatan mata
Mata selalu dibersihkan secara teratur oleh air mata yang terus menerus
dibentuk dan dialirkan keseluruh bola mata, maka dalam kondisi normal mata
tidak perlu perawatan khusus. Jadi tidak perlu meneteskan obat mata apapun jika
mata bayi selalu sehat. Yang perlu dilakukan adalah membersihkan kotoran
disudut mata setiap bangun tidur, terutama pagi hari.
Cara merawatnya adalah dengan menggunakan kapas bersih atau cutton
buds yang sudah dicelupkan kedalam air bersih. Kemudian mersihkan pelan-pelan
pelupuk mata dan ujung luar mata.
c. Perawatan Telinga
Telinga bayi tidak memerlukan perawatan khusus, yang perlu dilakukan adalah:
1) Jagalah agar air tidak masuk keliang telinga terutama pada saat mandi.
2) Bersihkan daun telinga dengan menggunakan cutton buds/kapas yang
dicelupkan kedalam air bersih.
3) Bersihkan liang telinga dengan memakai cutton buds.
153
Nilai positif menyentuhkan mulut bayi pada puting payudara dan cara
menghisapnya :
a. Dagu menyentuh payudara ibu
b. Mulut terbuka lebar
c. Mulut bayi menutupi seluas areola tidak hanya putting susu saja
d. Bibir bayi bagian bawah melengkung keluar
e. Bayi menghisap dengan perlahan dan kuat, serta kadang-kadang berhenti
f. Tidak terdengar suara apapun kecuali suara bayi menelan
i). Tanda-tanda bahaya
Berikan pertolongan pertama sesuai kemampuan ibu dan sesuai kebutuhan
sampai bayi memperoleh perawatan medis lanjutan. Bahwa bayi ke RS atau klinik
terdekat untuk perawatan tindakan segera.
j). Imunisasi
Perawatan harian / rutin, pencegahan infeksi dan kecelakaan.
Masa Prenatal
Masa prenatal terdiri atas dua fase, yaitu fase embrio dan fase fetus. Pada
fase embrio pertumbuhan dimulai sejak8 minggu pertama . fase embrio diawali
dengan terjadinya proses defensiasi ovum menjadi satu organisme dan
terbentuknya manusia. Pada masa ini belum tampak adanya gerakan yang
menonjol, tetapi denyut jantung janin sudah terdeteksi sejak usia empat minggu.
Fase fetus terjadi antar minggu ke-12 sampai minggu ke-40. Terjadi peningkatan
fungsi organ serta bertambahnyanukuran panjang dan berat badan, terutama
jaringan subcutan dan otot.
Masa Postnatal
Masa postnatal dibagi menjadi enam periode. Enam periode pertumbuhan
dan perkembangan masa postnatal tersebut, adalah mas neonates (0-28 hari), masa
bayi ( 28 hari- 1 tahun), masa anak (1-2 tahun), maa prasekolah ( 3-5 tahun), masa
sekolah (6-12 tahun) dan masa remaja (13-18 tahun).
Masa Neonatus
Masa neonates merupakan masa terjadinya kehidupan baru diluar uterus.
Terjadi proses adaptasi semua system organ tubuh, diawali dengan aktivitas
pernafasan pertama, penyesuaian denyut jantung janin, pergerakan bayi,
pengeluaran meconium dan defekasi. Perubahan fungsi organ lain, sepeti ginjal,
hati, dan system kekebalan tubuh belum sempurna.
Perkembangan motoric kasar diawali dengan gerakan seimbang tubuh dan
mengangkat kepala. Perkembangan motorik halus ditandai dengan kemampuan
mengikuti garis tengah bila ada orang yang memberikan respon terhadap gerakan
jari dan tangan. Perkembangan bahasa ditujukan dengan bayi tersenyum dan
mulai menatap orang untuk mengenali seseorang.
Masa Bayi
Pertumbuhan dan perkembangan masa bayi dikelompokkan menjadi tiga
tahap, yaitu umur 1-4 bulan, umur 4-8 bulan dan umur 8-12 bulan.
158
BAB III
TINJAUAN KASUS
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
I. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS
Nama : Ny. S Nama suami : Tn.D
Umur : 29Tahun Umur : 35Tahun
Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia Suku/Kebangsaan :Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama :Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : wiraswasta
Alamat rumah : Jl. Makmur Alamat rumah : Jl. Makmur
Telepon : 081269344561 Telepon :-
Mulut Dan Gigi : Tidak ada karang gigi,tidak ada caries dentis ,tidak
ada infeksi dan tidak ada kelainan
Telinga : Tidak ada serumen pada telinga,tidak ada infeksi dan
tidak ada kelainan
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan mandel
5. Kelenjar Getah Bening : Tidak ada pembengkakan kalenjar getah bening
6. Dada : Simetris
Mammae : Asimetris
Benjolan : Ada Tidak ada
Areola : Hiperpigmentasi
Puting susu : Menonjol
Pinggang (periksa kelak cotro-vertebrata-angel lenderness) : Tidak dilakukan
1. Extremitas :
Oedema tangan dan jari : Ada Tidak
Oedema tibia, kaki : Ada Tidak
Betis merah/lembek/keras : Ada Tidak
Varises tungkai : Ada Tidak
Refleks patellaKanan : Positif Negatif
Kiri : Positif Negatif
2. Abdomen
a. Bekas luka : Ada Tidak
Pembesaran perut : Sesuai dengan usia kehamilan
Bentuk perut : Asimetris
Oedema : Ada Tidak
Acites : Ada Tidak
Striae : Lipid dan Albikan
Linea : Nigra dan Alba
b. Pemeriksaan kebidanan
Palpasi uterus : Dilakukan leopold I-IV
163
D. UJI DIAGNOSTIK
Pemeriksaan laboratorium (jika ada indikasi albumin)
Keton : Tidak dilakukan
Haemoglobin : Tidak dilakukan Golongan darah : Tidak dilakukan
Haemotokrit : Tidak dilakukan Rhesus : Tidak dilakukan
- DJJ : Positif (+) terdengar suara DJJ padabagian kuadran kiri 2 jari
di bawah pusat
- Frekuensi : 140 x/menit teratur
Masalah : - Tidak ada
Kebutuhan : - informasikan kepada ibu membatasi minum di malam hari dan
agar istirahat ibu tidak terganggu
- istirahat yang cukup dan menghindari pekerjaan yang berat
Dasar : - Ibu mengatakan sering BAK pada malam hari
- Ibu mengatakan nyeri di pinggang
V. PERENCANAAN
1.Berikan informasi tentang keadaan umum ibu dan janin
2.Berikan konseling tentang masalah ketidaknyaman pada ibu Trimester III
- Sering BAK terutama pada malam hari
- Susah tidur
- Nyeri di pinggang
3.Beri penkes tentang : - Kebutuhan istirahat pada ibu hamil
- Gizi ibu hamil Trimester III
- Personal hygiene
- Tanda bahaya kehamilan TM III
- Tanda bahaya persalinan
4. Menganjurkan ibu untuk minum tablet Fe
5.Beritahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang.
166
VI. PELAKSANAAN
1. Menginformasikan kepada ibu bahwa kondisi saat ini dalam keadaan baik
Keadaan umum ibu baik :
TD : 130/70 mmHg
HR : 75 x/menit
RR : 23 x/menit
T : 36,1oC
Keadaan umum janin baik :
- Leopold I : Pada fundus teraba bagian bulat,lunak dan tidak
melenting.
- Leopold II : Disebelah kiri perut ibu teraba bagian panjang, keras dan
memapan.
-Leopold III : Pada perut bagian bawah ibu teraba bulat, keras dan
melenting.
- Leopold IV : sudah masuk PAP (divergen).
- DJJ : 140 x/menit teratur
- Pergerakan janin : 10-20 x/hari
2. Ibu sering BAK merupakan hal yang normal pada TM III akibat penurunan
bagian terbawah janin yang menekan kandung kemih dan cara mengatasinya
yaitu dengan membatasi minum di malam hari dan sebelum tidur agar
istirahat ibu tidak terganggu dan cara mengatasi nyeri pinggang yaitu istirahat
yang cukup, menghindari pekerjaan yang berat dan melelahkan serta
perjalanan jauh dan duduk terlalu lama, menganjurkan ibu melakukan
gerakan ringan seperti jalan di pagi hari
3. Memberi penyuluhan kesehatan tentang :
a. Kebutuhan istirahat ibu hamil
Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, banyak istirahat siang ±1-2
jam dan malam 7-8 jam.
167
Mules perut yang menjalar ke pinggang lebih sering, kuat dan teratur
Keluar lendir dan bercampur darah dari alat kemaluan
Ketuban pecah
4. Menganjurkan ibu untuk minum tablet Fe 1x sehari dengan air putih
5. Menganjurkan ibu melakukan kunjungan ulang 1 minggu kemudian atau bila
ada keluhan
VII. EVALUASI
1. Ibu sudah mengetahui bahwa keadaan ibu dan janin saat ini baik-baik saja.
2. Penyebab ibu sering BAK dan nyeri pinggang, dan susah tidur telah
dijelaskan kepada ibu dan telah dilakukan feed back (tanya jawab) ternyata
ibu bisa menjawab pertanyaan dan dapat menyimpulkan kembali apa yang
menyebabkan ibu sering BAK dan nyeri pinggang, dan susah tidur.Hal ini
menunjukkan bahwa ibu sudah mengerti tentang apa yang menyebabkan ibu
sering BAK dan nyeri pinggang.
3. Penkes telah diberikan kepada ibu dan dan telah dilakukan feed back(tanya
jawab), ternyata ibu bisa menjawab pertanyaan dan dapat menyimpulkan
kembali tentang penkes yang diberikan selama kehamilan. Hal ini
menunjukkan bahwa ibu sudah mengerti tentang penkes yang diberikan.
4. Tablet Fe telah diberikan pada ibu dan setelah dijelaskan cara meminum
tabletFe tersebut dan ibu mengatakan sesampai ibu dirumah ibu akan
meminum tablet Fe.
5. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagiatau bila ada keluhan
169
DOKUMENTASI KEBIDANAN
Subjektif :
Nama : Ny. S Nama suami : Tn.D
Umur : 29 Tahun Umur : 35 Tahun
Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : wiraswasta
Alamat rumah : Jl. Makmur Alamat rumah : Jl. Makmur
Telepon : 081269344561 Telepon :-
Objektif :
- Ibu mengatakan ini kehamilan yang ke empat, ibu juga mengatakan
pernah abortus 2 kali di karenakan kecapean.
- HPHT : 16- 05-2018
- Ibu datang pada tanggal : 06 - 02-2019
- Tafsiran Tanggal Persalinan : 23- 02- 2019
- Vital sign :
TD : 130/70 mmHg RR : 23 x/menit
HR : 75 x/menit T : 36,5°C
Leopold I : Pada fundus teraba bagian bulat,lunak dan tidak melenting.
Leopold II : Disebelah kiri perut ibu teraba bagian panjang, keras dan
memapan.
Leopold III : Pada perut bagian bawah ibu teraba bulat, keras dan
melenting.
Leopold IV : sudah masuk PAP (divergen).
DJJ : Positif(+) terdengar suara padabagian kuadran kanan 2 jari
dibawah pusat.
170
I. INTERPRETASI DATA
Nama : Ny.S Nama Suami : Tn.D
Umur : 29 Tahun Umur : 35 Tahun
Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia Suku/Kebangsaan : jawa /Indonesia
Agama : Islam Agama : islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat Rumah : Jl. Makmur Alamat Rumah : Jl.Makmur
Telp : 081269344561 Telp :-
5. Masalah-masalahkhusus :
(tanyakan hal-hal yang berhubungan dengan faktor resiko/predisposisi resiko
tinggi yang dialami) : Tidak ada
6. Riwayat kehamilan sekarang
HPHT : 16 - 05- 2018
TTP :23 - 02- 2018
Haid bulan sebelumnya :05 - 07- 2017 Lamanya :7 hari
Siklus : 28 Hari
ANC : Teratur Frekuensi :4x di klinik Jannah
Keluhan lain : Tidak Ada
Riwayat imunisasi TT 1 : tidak diberikan
TT 2 :tidak diberikan
7. Riwayat kehamilan, persalinan yang lalu: G4P1 A2
No Tgl Usia Jenis Tempat Komplikasi Penolong Bayi Nifas
Lahir Kehamilan Persalinan Persalinan
Umur Ibu Bayi PB/BB Keadaan Keadan Laktasi
Jenis
1 9 tahun 37 minggu Normal klinik - - bidan 50/3200 baik baik baik
4 I N P A R T U
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Baik
Keadaan emosional : Stabil
2. Tanda Vital
Suhu tubuh : 36,5oC
Denyut nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 23x/menit
Tekanan darah :110/70mmHg
3. Tinggi Badan : 160cm
Berat badan : 68kg
4. Kepala : Bersih, tidak ada ketombe
Rambut : Tidak ada rambut bercabang
5. Muka : Tidak ada odema, tidak ada cloasma gravidarum
Konjungtiva : Merah muda (Tidak anemia)
Sklera : Putih (Tidak ikterik)
Hidung : Bersih, tidak ada pembengkakan polip
Mulut : Bersih dan tidak ada caries, tidak ada stomatitis
Telinga : Bersih, tidak ada serumen
6. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid dan kelenjar
limfe
7. Axila : Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening
8. Dada : Simetris
174
9. Payudara :
a. Pembesaran :Asimetris
b. Puting susu : Menonjol
c. Benjolan : Tidak ada
d. Pengeluaran : Tidak ada
e. Rasa nyeri : Tidak ada
f. Lain-lain : Tidak ada
10. Jantung : Tidak ada kelainan
11. Paru : Tidak ada kelainan
12. Abdomen
- Pembesaran : Asimetris
- Benjolan : Tidak ada
- Bekas luka operasi : Tidak ada
- Konsisitensi : Keras
- Kandung kemih : Kosong
13. Pemeriksaan kebidanan
a. Palpasi uterus
- Leopold I : Pada fundus teraba bagian bulat, lunak dan
tidak melenting,
- Leopold II : Pada perut bagian kiri ibu teraba bagian
panjang, keras, datar dan memapan dan pada
perut bagian kanan ibu teraba bagian-bagian
terkecil janin
- Leopold III : Pada bagian terbawah perut ibu teraba bagian
bulat, keras dan melenting
- Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP,kedua tangan tidak
menyatu(divergen ).
DJJ : DJJ positif (+),145x/i di bagian kuadran kiri3
jari di bawah pusat
175
C. UJI DIAGNOSTIK
Pemeriksaan Laboratorium (Jika Ada Indikasi Albumin)
Keton : Tidak dilakukan pemeriksaan
Haemoglobin : Tidak dilakukan pemeriksaan
Hamotorikt : Tidak dilakukan pemeriksaan
Golongan darah : Tidak dilakukan pemeriksaan
II.INTERPRESTASI DATA
Identifikasi diagnosa masalah dan kebutuhan
Diagnosa : G4P1A2usia kehamilan40-41 minggu, punggungkiri, presentasi
kepala, bagian terbawah janin sudah masuk PAP, janin hidup,
janin tunggal,intrauteri, Ibu inpartu kalaI fase aktif.
Data Subjektif: - Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama,belum pernah
melahirkan danbelum pernah abortus
- Ibu mengatakan HPHT : `16 - 05– 2018
- Ibu mengatakan adannya keluar lendir bercampur darah
pervaginam
Data Objektif : TTP : 23 - 02- 2019
Leopold I : Pada fundus teraba bagian lunak, bulat, tidak
tidak melenting
Leopold II : Di bagian kiri perut ibu teraba bagian keras,
panjang, datar, dan memapan sedangkan di
bagian kanan ibu teraba bagian-bagian
terkecil
Leopold III : Pada bagian terbawah perut ibu teraba bagian
bulat, keras, dan melenting
Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP, kedua tangan
tidak menyatu ( divergen ).
DJJ : Terdengar di kuadran kanan 3 jari di bawah
pusatdengan frekuensi 145 x/ menit
177
V. PERENCANAAN
1. Pantau keadaan ibu dan janin
2. Informasikan keadaan ibu dan janin pada ibu dan keluarga
3. Informasikan penyebab rasa nyeri di pinggang
4. Anjurkan suami untuk mendampingi ibu selama proses persalinan dan beri
ibu makan dan minum
5. Beri ibu posisi aman dan nyaman sesuai keinginan
6. Siapkan partus set
7. Pantau kemajuan persalinan
8. Catat hasil pemeriksaan partograf
178
VI. PELAKSANAAN
1. Memantau keadaan umum ibu dan janin
Vital Sign: T : 36,50C
HR : 80x/menit
RR : 18x/menit
TD : 110/70 mmHg
Pukul 23.30 - VT : 1 cm
- Penurunan : 3/5
- DJJ : 146x/menit
- Kontraksi : 2x dalam 10 menit
- Durasi : 30 detik
Pukul 00. 00
- DJJ : 147x/menit
- Kontraksi : 2x dalam 10 menit
- Durasi : 30 detik
Pukul 00. 30 - VT :3 cm
- Penurunan : 3/5
- DJJ : 147x/menit
- Kontraksi : 2x dalam 10 menit
- Durasi : 30 detik
Pukul 01. 00
- DJJ : 145x/menit
- Kontraksi : 2x dalam 10 menit
- Durasi : 30 detik
179
Pukul01.30 wib - VT : 7 cm
- Penurunan : 3/5
- DJJ : 145 x/menit
- Kontraksi : 3x dalam 10 menit
- Durasi : 35 detik
- ketuban : pecah
Pukul02.00 wib
- DJJ : 146x/menit
- Kontraksi : 3x dalam 10 menit
- Durasi : 38 detik
Pukul02.30 wib
- DJJ : 145 x/menit
- Kontraksi : 3x dalam 10 menit
- Durasi : 40 detik
Pukul03.15 wib - VT : 10 cm
- Penurunan : 0/5
- DJJ : 145 x/menit
- Kontraksi : 4x dalam 10 menit
- Durasi : 45 detik
180
2. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga bahwa ibu dan janin dalam
keadaan baik
3. Menjelaskan kepada ibu bahwa rasa nyeri yang dirasakan ibu merupakan
hal yang normal pada ibuyang akan melakukan proses persalinan. Semakin
sering ibu merasakan sakit berarti kontraksi semakin bagus dan
mempercepat proses persalinan
4. Menganjurkan suami untuk mendampingi ibu selama proses persalinan
dan memberi dukungn ataupun support agar ibu semangat dalam
menghadapi proses persalinan
5. Memberi keleluasaan pada ibu untuk memilih posisi yang aman dan
nyaman tetapi sebaiknya ibu tidak tidur terlentang karena konsistensi
uterus dapat menekan vena cava inferior sehingga ibu sesak dan peredaran
darah ke janin berkurang, sebaiknya ibu miring kiri untuk mempercepat
penurunan bagian terbawah janin.
6. Mempersiapan alat persalinan
7. Memantau kemajuan persalinan 4 jam kemudian
- His semakin sering, kuat dan teratur
- Pembukaan
- Penurunan 3/5
- Ketuban sudah pecah
8. Mencatat kedalam partograf
VII. EVALUASI
1) Keadaan umum ibu baik dan janin baik
Vital sign : T : 37,5oC RR : 24x/menit
HR : 80x/menit TD : 110/80 mmHg
Keadaan umum janin : DJJ : 145 x/menit
2) Ibu kooperatif tentang informasi yang di berikan
3) Ibu kooperatif tentang informasi penyebab rasa nyeri yang dirasakan dan ibu
menerima keadaan yang dirasakan
181
Tanggal : 07-02-2019
Data Subjektif :
- Ibu mengatakan mules semakinsering
- Ibu mengatakan seperti ingin BAB
Data Objetif :
- Terlihat adanya dorongan meneran terlihat dari wajah ibu
- Terlihat adanya tekanan pada anus
- Perenium terlihat menonjol
- Vulva terlihat membuka
V. PERENCANAAN
1) Menyiapkan alat dan menyiapkan diri
2) Beri support mental kepada ibu
3) Gunakan handscoen kemudian lalukan vulva hygien dan pantau selaput
ketuban
4) Beritahu ibu dan keluarga bahwa ibu sebentar lagi akan melahirkan
5) Ajarkan ibu tehnik meneran yang baik dan benar
6) Bidan siap-siap untuk menolong
7) Tolong kepala,bahu, badan
8) Penanganan bayi baru lahir
VI. PELAKSANAAN
1) Bidan menyiapkan alat dan memakai alat perlindungan diri.
2) Melakukan vulva hygiene dan memantau selaput ketuban
3) Memberitahu ibu dan keluarga bahwa sebentar lagi ibu akan melahirkan
4) Mengajarkan ibu tehnik meneran yang efektif
5) Beritahu suaminya untuk memberi makan dan minum pada ibu jika tidak
ada his
6) Bidan siap-siap menolong
7) Penanganan bayi baru lahir
VII. EVALUASI
1. Alat pertolongan persalinan dan perlindungan diri telah disiapkan, sebelum
menolong persalinan
2. Vulva hygiene dan periksa dalam telah di lakukan dan DJJ telah di dengarkan
3. Keluarga telah diberitahu bahwa sebentar lagi ibu akan melahirkan
4. Memimpin ibu untuk meneran sudah dilakukan
5. Bidan sudah meletakkan handuk diatas perut ibu, bidan telah meletakkan
under pet di bawah bokong ibu, bidan membuka bak instrumen dan bidan
telah memakai handscoen.
184
III. PERENCANAAN
1. Lakukan manajemen aktif kala III
2. Pantau tanda-tanda pelepasan plasenta
3. Lahirkan plasenta dengan teknik PTT
4. Lakukan penilaian kelengkapan plasenta, selaput ketuban
5. Robekan pada perineum
6. Lakukan pasca tindakan 17 ( 4, eval,bersih,aman, parto )
VI. PELAKSANAAN
1. Melakukan manajemen aktif kala III
2. Memantau tanda-tanda pelepasan plasenta seperti adanya semburan darah tiba-
tiba, tali pusat bertambah panjang, dan perubahan bentuk serta ukuran uterus
3. Melahirkan plasenta dengan tehnik PTT
4. Menilaikelengkapan plasenta dan selaput ketuban, plasenta lahir spontan dan
lengkap,Pukul: 04.15 WIB
5. Melakukan paskah tindakan 17 ( 4, eval, bersih, aman, parto)
I. EVALUASI
1. Manajemen aktif kala III telah di lakukan
2. Tanda-tanda pelepasan plasentasudah di pantau
3. Plasenta di lahirkan dengan tehnik PTT
4. Plasenta lahir lengkap
5. Pasca tindakan 17 telah di lakukan
- Perdarahan normal
- Keadaan umum ibu baik
- Vital sign: T : 37oC RR : 24x/menit
HR : 74 x/menit TD : 120/80 mmHg
- Sterilisasi alat-alat partus set sudah di lakukan dengan desinfektan tingkat
tinggi
187
Tanggal : 07-02-2019
I. PENGKAJIAN DATA
Data Subjektif : -Ibu mengatakan perutnya terasa mules
- Ibu mengatakan nyeri pada kemaluannya
Data Objektif : -Uterus teraba keras
- TFU 2 jari di bawah pusat
- Keadaan umum ibu baik
Vital sign : T : 370C
HR : 78 x/i
RR : 24 x/i
TD : 120/70 mmHg
II. INTERPRESTASI DATA
Identifikasi diagnose, masalah dan kebutuhan
Diagnose :Ny. S Umur 29 tahun Ibu dalam kala IV
Dasar : - Ibu mengatakan ia merasa lelah
- Uterus teraba keras
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : personal hygine dan Istirahatkan ibu dan Asi eksklusif
Dasar :
- Pantau kala IV,selama 2 jam
III. PERENCANAAN
1. Pantau keadaan umum ibu dan vital sign
2. Informasikan keadaan umum ibu
3. Observasi kontraksi uterus dan perdarahan
4. Beri makan dan minum
5. Beri rasa aman dan nyaman
6. Beri penkes tentang : -Personal hygine
- Istirahat
- ASI eksklusif
7. Catat hasil pemeriksaan pada partograf
IV. PELAKSANAAN
Memantau keadaan umum ibu dan vital sign :
T : 37 oC
HR :78 x/menit
RR : 24 x/menit
TD :120/70 mmHg
1. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga bahwa ibu dalam keadaan baik
2. Mengobservasi kontraksi uterus dan perdarahan
- Pada fundus ibu teraba keras ( kontraksi uterus baik )
- Perdarahan normal
3. Memberikan ibu makan dan minum untuk menambah nutrisi dalam
menghadapi masa nifas
4. Memberikan rasa aman dan nyaman dengan mengatur posisi ibu senyaman
mungkin
5. Memberikan pendidikan kesehatan tentang :
a. Personal hygiene
Membersihkan daerah genitalia dan memfasilitasi ibu untuk menjaga
kebersihan tubuh dan pastikan ibu sudah mengenakan pakaian bersih untuk
meningkatkan kenyamanan ibu
189
b. Istirahat
Istirahat selama proses persalinan kala IV adalah memberi kesempatan pada
ibu untuk mencoba rileks tanpa adanya tekanan emosional dan fisik
c. Asi esklusif
Menjelaskan pada ibu pemberian ASI 0-6 bulan tanpa pemberian makanan
tambahan
6. Mencatat hasil pemeriksaan kedalam partograf
V. EVALUASI
1. Vital sign sudah di pantau T : 37 oC
HR : 78 x/menit
RR : 24 x/menit
TD : 120/70 mmHg
2. Keadaan ibu baik
3. Kontraksi uterus baik
4. Ibu mengatakan sudah makan dan minum
5. Ibu mengatakan sudah merasa aman dan nyaman
6. Ibu mengatakan sudah mendapat informasi tentang : a. Personal higiene
b. Istirahat
c. ASI esklusif
7. Mencatat hasil pemeriksaan kedalam partograf.
190
DOKUMENTASI KEBIDANAN
Kala I
Subjektif
- Ibu mengatakan ini kehamilan yang ke empat
- Ibu mengatakan nyeri pada perut yang menjalar kepinggang
- Ibu mengatakan keluar lendir dari kemaluannya.
Objektif
- Adanya bloody show
- Pada VT pembukaan 7 cm dan penurunan kepala 3/5
- Leopold I : Pada fundus teraba bagian lunak, bulat dan tidak melenting,
- Leopold II : Di sebelah kiri perut ibu teraba bagian keras, panjang, datar
dan memapan, sedangkan di bagian kanan ibu teraba bagian
terkecil janin
- Leopold III : Pada bagian terbawah perut ibu teraba bagian bulat, keras dan
melenting
- Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP, kedua tangan tidak menyatu
(Divergen).
Assessment :
G4P1 A2, usia kehamilan 40-41 minggu, punggung kiri, presentase kepala
janin hidup, dan tunggal, intrauteri, bagian terbawah janin sudah masuk PAP,
ibu inpartu kala 1 fase aktif.
Perencanaan :
1. Pantau keadaan umum ibu dan janin
2. Informasikan keadaan ibu dan janin pada keluarga
3. Informasikan penyebab rasa nyeri
4. Anjurkan suami untuk mendampingi ibu selama proses persalinan dan beri
ibu makan dan minum
5. Beri ibu posisi aman dan nyaman sesuai keinginan
6. Siapkan alat pertolongan persalinan
7. Pantau kemajuan persalinan
191
Perencanaan :
1. Menyiapkan alat dan menyiapkan diri
2. Gunakan handscoen kemudian lalukan vulva hygien dan pantau selaput
ketuban
3. Beritahu ibu dan keluarga bahwa ibu sebentar lagi akan melahirkan
4. Ajarkan ibu tehnik meneran yang baik dan benar
5. Bidan siap-siap untuk menolong
6. Tolong kepala,bahu, badan
7. Penanganan bayi baru lahir
192
Kala III
Subjektif :
- Ibu mengatakan perut terasa mules
- Ibu mengatakan ia merasa lelah
Objektif :
- Uterus teraba bulat dan keras
- TFU setinggi pusat
- Kandung kemih kosong
- Lahirkan plasenta dengan tehnik PTT
- Plasenta masih belum lepas
- TTV baik : T : 370 C
HR : 74 x/menit
RR : 24 x/menit
TD : 120/80 mmHg
Perencanaan :
1. Lakukan manajemen aktif kala III
2. Pantau tanda-tanda pelepasan plasenta
3. Lahirkan plasenta dengan teknik PTT
4. Lakukan penilaian kelengkapan plasenta, selaput ketubandan melihat robekan
5. Lakukan pasca tindakan 17 (4, eval,bersih, aman, parto)
193
Kala IV
Subjektif :
- Ibu mengatakan perutnya terasa mules
- Ibu mengatakan ia merasa lelah
Objektif :
- Uterus teraba bulat dan keras
- TFU 2 Jari Dibawah pusat
- Keadaan umum Ibu Baik : T : 37°C
HR : 78 x/menit
RR : 24 x/menit
TD : 120/70 mmHg
- Perdarahaan
Jam : 03.55 wib
Jumlah perdarahan : ± 30 cc
Jam : 04.10 wib
Jumlah perdarahan : ± 15 cc
Jam : 04.25 wib
Jumlah perdarahan : ± 15 cc
Jam : 04.40 wib
Jumlah perdarahan : ± 15 cc
Jam : 05.10 wib
Jumlah perdarahan : ± 15 cc
Jam : 05.40 wib
Jumlah perdarahan : ± 10 cc
Perencanaan:
1. Ibu mengatakan lelah setelah menghadapi persalinan
2. Pantau keadaan umum ibu dan vital sign
3. Informasikan keadaan umum ibu
4. Observasi kontraksi uterus dan perdarahan
5. Beri makan dan minum
6. Beri rasa aman dan nyaman
7. Catat hasil pemeriksaan
8. Beri penkes tentang : -Personal hygine
- Istirahat
- ASI eksklusif
195
I. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS/BIODATA
Nama : Ny.S Nama Suami : Tn.D
Umur :29Tahun Umur : 35Tahun
Suku/Kebangsaan :Jawa/Indonesia Suku/Kebangsaan : Batak/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : wiraswasta
Alamat Rumah : Jl. Makmur Alamat Rumah : Jl. Makmur
Telp : 081269344561 Telp :-
Tgl
Komplikasi Bayi Nifas
Lahir Usia Jenis Tempat
No Penolong
Kehamilan Persalinan Persalinan
PB/BB
Umur Ibu Bayi Keadaan Keadaan Laktasi
Jenis
9 tahun
1. 37 minggu l normal Klinik - - Bidan 50/3200 Baik Baik Baik
Rumah
12 minggu Abortus - Dokter - - - -
sakit
2
3.
Rumah
10 minggu Abortus - Dokter - - - -
sakit
4 P O S T P A R T U M
4. Riwayat kesehatan
Riwayat penyakit yang pernah/sedang diderita: Tidak ada penyakit
Perilaku kesehatan : Baik
Penggunaan alkohol : Tidakada
Merokok : Tidakada
Ganti pakaian dalam : 2 x dalam sehari
5. Riwayat sosial dan ekonomi
Status perkawinan : Sah
Jumlah perkawinan : 2 kali
Lama perkawinan : kawin 1 : 5 tahun
Kawin 2 : 2 tahun
Anggota keluarga yang tinggal serumah : 4orang
198
C. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : Baik
b. Keadaan emosional : Stabil
c. Tanda vital: T :37 oC
HR : 75 x
/menit
RR : 24x/menit
TD : 120/70 mmHg
d. Muka : Odema : Ada Tidak ada
Mata : Konjungtiva : Merah muda (Tidak Anemis )
Sklera mata : Putih (Tidak Ikteris )
Hidung : Tidak ada pembengkakan polip, hidung bersih
Mulut : Bersih, terdapat cariers, tidak adaepulis
Telinga : Tidak ada serumen pada telinga
e. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid dantidak
ada pembengkakan kelenjar limfe
f. Aksila : Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening
g. Dada : Simetris
h. Payudara
a) Pengeluaran : Asi Colostrum
b) Bentuk : Simestris
c) Puting susu : Menonjol
d) Areola : Hiperpigmentasi
e) Benjolan : Tidak ada
i. Uterus
a) TFU : 2 jari di bawah pusat
b) Kontraksi uterus : Baik
199
j.Pengeluaran pervagina
a) Perdarahan : Tidak ada
b) Lochea : Rubra
c) Warna : Merah segar
d) Jumlah : tidak diukur
e) Bau : Amis
k.Perineum : terdapat luka perineum
i.Kandung kemih : Penuh
Kosong
m.Extremitas
a) Odema : Tidak ada
b) Kemerahan : Tidak ada
c) Refleks patella : Positif (+) kanan dan kiri
d) Mobilisasi : Baik
J. UJI DIAGNOSTIK
Pemeriksaan laboratorium (jikaada indikasi)
- Albumin : Tidak di lakukan pemeriksaan
- Keton : Tidak di lakukan pemeriksaan
- Hb : Tidak di lakukan pemeriksaan
- Golongan darah : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Hematokrit : Tidak di lakukan pemeriksaan
- Rhesus : Tidak di lakukan pemeriksaan
200
V. PERENCANAAN
1. Pantau keadaan umum ibu
2. Informasikan keadaan umum ibu
3. Lakukan perawatan payudara
4. Anjurkan ibu untuk perawatan luka jahitan perineum
201
Vl. PELAKSANAAN
1. Memantau keadaan umum ibu dan vital sign
T : 37,5oC RR : 22 x/ menit
HR :80x/ menit TD : 120/80mmHg
2. Menginformasikan keadaan ibu saat ini pada ibu dan keluarga, bahwa
keadaan ibu baik
3. Menganjurkanibu untuk melakukan perawatan payudara dengan cara
membersihkan puting susu dengan kapas yang di basahi baby oil serta
mengurut, mengetuk, menyisir payudara sebanyak 18 kali,lalu mengompres
payudara kiri dan kanan dengan waslap yang dibasahi air hangat lalu air
dingin sekitar 2 menit kemudian payudara di dinginkan.
4. Menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan luka jahitan perineum
dengan cara menjaga luka agar tidak lembab, kemudian membersihkan
daerah luka perineum dengan air sabun dengan cara membersihkan dari
depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah anus, mengganti
pembalut setiap kali darah sudah penuh atau minimal 2 kali dalam sehari.
5. Menganjurkan ibu untuk personal hygiene dan vulva hygiene
Mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari
Menjaga kesehatan mulut dan gigi
Menjaga kebersihan perineum
202
6. Menganjurkan ibu untuk memobilisasi miring kiri dan miring kanan setelah
6-8 jam
7. Melakukan rooming in dimana ibu harus dirawat gabung dalam satu ruangan
sehingga ibu dapat menyusui bayinya setiap saat selama on demond ibu
dapat mengontrol bayinya
8. Memberikan tablet zat besi, vitamin, dan antibiotic (Sangobion 1 x 1 hari ,
amoxilin 1 x1, asam mefenamat 1x1 selama 5 hari)
9. Memberikan penkes tentang :
a. Perawatan bayi
Membungkus bayi dengan kain kering dan hangat, mengganti popok
bayi jika BAB dan BAK di bersihkan
Membersihkan tali pusat, basahkan kapas atau menyeka di setiap
pergantian popok, bersihkan perhatian khusus pada area dasar pada
tali pusat, usap dengan lembut untuk mengeluarkan kotoran yang
mungkin bertumpuk di sana. Pastikan tersedianya udara untuk
mencapai tali pusat.
Memandikan bayi dengan suhu ruangan yang tidak terlalu dingin
dan panas, menyiapkan peralatan mandi dan pakaian bayi, penuhi
bak untuk menampung air sebanyak air setinggi 7 cm dan air mandi
yang hangat. Masukkan bayi ke dalam bak mandi i mulai dari
kakinya dan dan letakkan salah satu tangan anda untuk menopang
leher dan kepala bayi, gunakan sabun dengan jumlah yang sedikit
agar kulit bayi tidak kering, gunakan spons mandi dari atas ke
bawah dari depan ke belakang, diikuti area mata, dan wajah tanpa
menggunakan sabun, serta area genetalia, bilas tubuh bayi dengan
air kemudian keringkan tubuhnya, setelah mandi oleskan lotion
khusus bayi dan pakaikan popok serta pakaian bayi.
b. Manfaat asi eksklusif
Membungkus bayi dengan kain kering dan menyusui bayinya secara
on demond karena ASI sangat penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi, ASI eksklusif di berikan pada bayi usia 0-6 bulan
203
VII. EVALUASI
1. Keadaan umum ibu baik
T : 37,5oC RR : 24x/menit
HR : 80x/menit TD : 120/80mmHg
2. Menginformasikan keadaan Ibu saat ini kepada keluarga bahwa ibu dalam
keadaan baik dan tidak terjadi tanda-tanda infeksi
3. Perawatan payudara telah dilakukan
4. Perawatan luka jahitan perineum telah dilakukan
5. Personal hygiene dan vulva hygiene telah dilakukan
6. Mobilisasi telah dilakukan
7. Rooming in telah dilakukan
204
DOKUMENTASI KEBIDANAN
Subjektif :
Nama : Ny.S Nama Suami : Tn.D
Umur : 29 Tahun Umur : 35 Tahun
Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia Suku/Kebangsaan : jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat Rumah : Jl.Makmur Alamat Rumah :jl.Makmur
Telp : 081269344561 Telp :-
- Ibu mengatakan merasa lelah setelah mengalami proses persalinan
- Ibu khwatir tentang kondisinya
- Ibu merasa lelah
- Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan perinuem
Objektif :
- Tanggal persalinan :07-02- 2019
- Bayi lahir spontan
- Kolostrum (+)
- TFU 2 jari dibawah pusat
- Kontraksi uterus baik
- Vital sign :T : 37,5 oC RR : 24x/menit
HR : 80 x/menit TD : 120/80 mmHg
Assessment: Ny D, umur 29 tahun,Ibu post partum hari pertama
205
Perencanaan :
1. Informasikankeadaan umum ibu dan vital sign
2. Informasikan keadaanibu saat ini pada ibu dan keluarga
3.Anjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara
4. Anjurkan ibu untuk melakukan perawatan luka jahitan perineum
5. Anjurkan ibu untuk personal hygiene dan vulva hygiene
6. Anjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi
7. Anjurkan ibu untuk rooming in
8. Beri tabletzat besidan antibiotik
9. Berikan penkes tentang:
a. Perawatan bayi
b. Manfaat ASI eksklusif
c. Tehnik menyusui yang benar
d. Tanda-tanda bahaya dan infeksi pada ibu nifas
206
I. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS BIODATA
Nama bayi : A/d Ny.S
Umur bayi :1 hari
Tanggal/jam/lahir : 07-02-2019/ 03.40WIB / Spontan
Jenis kelamin : Laki-Laki
Berat badan : 2700 gram
Panjang badan : 48 cm
Nama :Ny. S Nama Suami : Tn.D
Umur :29Tahun Umur : 35 Tahun
Suku/Kebangsaan :Jawa/Indonesia Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia
Agama :Islam Agama : Islam
Pendidikan :SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan :IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat Rumah :Jl.Makmur Alamat Rumah : Jl.Makmur
Telp :081269344561 Telp :-
Sedikit Telapak Kaik Kanan Bayi Sedikit Telapak Kaki Kiri Bayi
211
Sedikit Jempol Tangan Kanan Ibu Sedikit Jempol Tangan Kiri Ibu
a. Eliminasi
- Miksi : Sudah Belum
Warna : Jernih
Tanggal : 07-02-2019
Pukul :06.00WIB
- Mekoneum : Sudah Belum
Warna : Hijau kehitaman
Tanggal : 07-02-2019
Pukul : 06.00WIB
RESUSITASI
Pengisapan lender: Tidak Ada Rangsangan: Tidak di lakukan
Ambu : Tidak di lakukan Lamanya :-
Massage jantung : Tidak di lakukan Lamanya :-
Inkhubasi endotraheal : Tidak di lakukan
Oksigen : Tidakdi berikan
Therapy : Tidak di berikan keterangan :-
V. PERENCANAAN
1. Pantau keadaan umum bayi dan vital saign
2. Pertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat
3. Informasikan keadaan bayi pada ibu dan keluarga
4. Lakukan perawatan tali pusat
I. PELAKSANAAN
1. Memantau keadaan umum bayi : HR : 140 x/i
RR : 42 x/i
T : 36,70C
2. Mempertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat dan normal, dan tidak
terjadi hipotermi
3. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga bahwa bayi dalam keadaan baik
4. Melakukan perawatan tali pusat dengan cara membungkus tali pusat dengan
kassa steril dan tidak lembab untuk mencegah terjadinya infeksi
5. Melakukan rooming in untuk menjalin hubungan bathin antara ibu dan bayi
dengan menempatkan ibu dan bayi dalam satu ruangan
6. Memberikan penkes pada ibu dan keluarga tentang :
a. Perawatan rutin pada bayi: - Perawatan tali pusat
216
- Memandikan bayi
- Ganti popok bayi
b. Tanda-tanda bahaya bayi : - Bayi sulit bernafas
- Bayi susah minum (daya hisap kurang)
- Badan bayi panas
c. ASI eksklusif : ASI di berikan pada bayi mulai umur 0-6
bulantanpa pemberian makanan tambahan
untuk pertumbuhan danperkembangan bayi.
VII. EVALUASI
1. Keadaan umum bayi baik : HR : 140 x/i
RR : 42 x/i
T : 36,70C
2. Bayi telah di bedong dengan baik
3. Ibu dan keluarga telah mengetahui bahwa bayi dalam keadaan baik
4. Perawatan tali pusat telah di lakukan dengan membungkus tali pusat dengan
kassa steril
5. Pemberian penkes telah di lakukan
6. Rooming in telah di lakukan
217
DOKUMENTASI KEBIDANAN
Subjektif:
Nama bayi : A/d Ny.S
Umur bayi : 1 hari
Tanggal/jam/lahir : 07-02-2019 / 03.40 WIB / Spontan
Jenis kelamin : laki-laki
Berat badan : 2700 gram
Panjang badan : 48 cm
Nama : Ny. S Nama Suami : Tn.D
Umur : 29 Tahun Umur : 35 Tahun
Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat Rumah : Jl.Makmur Alamat Rumah : Jl.Makmur
Telp : 081269344561 Telp :-
Objektif :
- Bayi lahir normal, tanggal : 03-02-2019 Pukul : 03.40 WIB
218
Assessment : Bayi baru lahir spontan, tanggal : 07-02-2019 Pukul : 03.40 WIB
Perencanaan :
1. Pantau keadaan umum bayi
2. Timbang BB bayi
3. Lakukan perawatan tali pusat
4. Beri konseling tentang :
a. ASI eksklusif
b. Cara memandikan bayi
5. Anjurkan ibu untuk menyusui bayi
219
BAB IV
IDENTIFIKASI DAN PEMBAHASAN MASALAH
nyeri pinggang, sering buang air kecil, kram pada betis, konstipasi, nyeri ulu hati.
Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa keluhan yang di alami
Ny.Smerupakan salah satu ketidaknyamanan pada ibu hamil. Ini terjadi karena ibu
membawa beban yang berlebih seiring peningkatan berat badan janin dalam
rahim. Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau mengatasi
keluhan yaitu sebaiknya menyempatkan waktu untuk berolahraga atau senam
hamil, dan di wajibkan mengonsumsi susu dan makanan yang kaya kalsium.
Sering buang air kecil juga merupakan salah satu ketidak nyamanan pada
trimester III, ini terjadi karena bagian terbawah janin menekan kandung kemih,
akibatnya kapasitas kandung kemih jadi terbatas sehingga ibu sering BAK.
Dorongan untuk bolak balik ke kamar mandi inilah yang mau akan mengganggu
istirahat ibu termasuk waktu tidurnya. Penanganan yang dapat di lakukan untuk
mengurangi atau mengatasi yaitu sarankan tidak minum saat 2-3 jam sebelum
tidur, dan kosongkan kandung kemih sebelum tidur, namun agar kebutuhan air
pada ibu hamil tetap terpenuhi sebaiknya minumlah lebih banyak disiang hari.
Kram pada otot betis umum nya dirasakan saat kehamilan lanjut, penyebab nya
tidak jelas dan bisa di karenakan iskemin transier setempat, kebutuhan akan
kalsium (kadarnya rendah dalam tubuh) atau perubahan sirkulasi darah, tekanan
saraf pada kaki. Penanganan yang dapat di lakukan untuk mengurangi atau
mengatasi yaitu jangan sembarang obat tanpa seijin dokter, perbanyak makan
makanan yang mengandung kalsium, menaikkan kaki ke atas, pengobatan
simtomatik dengan kompres hangat. Konstipasi terjadi pada bulan bulan terakhir
dan di sebabkan progesteron dan usus yang terdesah oleh rahim yang membesar
atau bisa juga di karenakan efek dari terapi tablet zat besi. Penatalaksanaan khusus
yaitu dengan diet atau kadang kadang dapat di berikan pencahar ringan (dengan
resep dokter). Asuhan yang dapat di berikan yaitu menganjurkan ibu makan
makanan tinggi serat seperti buah dan sayuran, hindari makanan yang berminyak,
dan anjurkan olahraga tanpa di paksa. Nyeri ulu hati di rasakan pada bulan bulan
terakhir, disebabkan karna adanya progesterone serta tekanan dari uterus, untuk
penatalaksanaan khusus biasanya dengan diet dan kadang kadang pemberian
antacid. Asuhan yang dapat di lakukan dengan memberi nasehat tentang gizi,
221
makan sedikit sedikit, minum susu, hindari makanan yang pedas, makanan yang
berminyak, dan tinggikan bagian kepala di tempat tidur ( rukiyah,2015 )
Dari hasil anamnesa Ny.Smengaku dapat merasakan gerakan janin.
Gerakan ini dirasakan pertama kali pada usia kehamilan 16 minggu dengan
pergerakan janin yang dirasakan ±10-20 kali dalam 24 jam. Sesuai dengan
kepustakaan menurut (Jenni Mandang, 2016) bahwa salah satu tanda pasti hamil
adalah terdapat gerakan janin.
Berat badan Ny.S sebelum hamil 58 kg, sejak Ny.Shamil berat badan nya
menjadi 68 kg sehingga berat badan Ny.S mengalami kenaikkan 10 kg. Kenaikan
berat badan Ny.D dikatakan normal seperti diungkapkan oleh (Jenni Mandang,
2016)bahwa kenaikan berat badan normal selama kehamilan adalah 10 kg – 12 kg.
Secara keseluruhan tidak ada kelainan maupun komplikasi yang terjadi pada
Ny.Shal ini dikarenakan Ny.S mau bekerjasama dan mau mengikuti anjuran yang
diberikan oleh bidan. Ny.Sjuga mengerti akan pentingnya kesehatan dirinya dan
kehamilannya serta pentingnya persiapan persalinan nanti.
Asuhan yang diberikan pada ibu antara lain: menganjurkan ibu untuk
mengkonsumsi makanan yang tinggi protein, hewani dan nabati yang diperoleh
dari sayur, ikan, telur, tempe dan lain-lain. Menganjurkan ibu untuk istirahat yag
cukup, menghindari pekerjaan yang berat dan melelahkan serta perjalanan jauh
dan duduk terlalu lama, menganjurkan ibu gerakan ringan seperti jalan dipagi hari.
Menganjurkan ibu perawatan payudara sampai persiapan laktasi. Menganjurkan
ibu mandi 2x sehari dan mengganti pakaian dalam jika basah agar tidak lembab.
Menjelaskan tanda-tanda persalinan pada ibu seperti mules pada pinggang yang
menjalar ke perut lebih sering kuat dan teratur, keluar lendir bercampur darah dari
alat kemaluan, dan ketuban pecah. Memberikan tablet Fe dan menganjurkan ibu
untuk melakukan kunjungan ulang lagi.
Dari pengkajian data objektif secara keseluruhan, hasil pemeriksaan fisik
tidak di temukan komplikasi selama kehamilan. Keadaan ibu dan janin dalam
keadaan baik.
ke 1 sampai hari ke 3 yang keluar adalah lochea rubra. asuhan yang diberikan
kepada ibu mengajurkan ibu mengonsumsi makanan berprotein,mengajarkan ibu
cara personal hygine, vulva hygine dan menjaga luka jahitan ibu agar tetap bersih
dan kering,perawatan payudara dan mengajari ibu cara teknik menyusui yang baik
memberitahu tanda-tanda bahaya pada masa nifas, serta menganjurkan ibu untuk
ber-KB implan atu IUD.
Proses persalinan berlangsung normal dan bayi Ny.S lahir dalam keadaan
sehat dengan jenis kelamin laki-laki, berat 2700 gram dan panjang 48 cm. Bayi
tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kelainan apapun seperti tali pusat
berdarah, sulit menyusui, kedinginan, kepanasan, sulit bernafas, bayi terus
menerus tidur, warna kulit normal, tangis yang normal.
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Pada proses persalinan dari Ny.’’S’’ dari kala I sampai kala IV tidak
terjadi kesenjangan dimana lama kala 1 5 jam 15 menit dan lama kala II
30 menit sedangkan lama kala III berlangsung 15 menit dan dan
226
5.2 Saran
1. Bagi BPM 223
Dapat lebih meningkatkan pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas,
dan bayi baru lahir,sehingga menjadi klinik yang lebih baik.
2. Bagi mahasiswa
Agar mahasisiwa mampu belajar lebih tentang teori-teori dalam kebidanan
yang lebih di dapat selama pendidikan dan dapat mengamalkan ilmu-ilmu
227
DAFTAR PUSTAKA
Heryani, Reni. 2015. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Dan Menyusui. Jakarta. Trans
Info Media
Nurrul Jannah S.SiT. 2017.Askeb II Persalinan Berbasis Kompetensi. Jakarta
Penerbit : Buku Kedokteran EGC.
Yelfi Merliandani. 2015.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas Dan
Menyusui. Jaksrta: Selemba Medika
Walhyani. 2015.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: Selemba
Medika
Jenni Mandang DKK. 2016. Asuhan Kehamilan. Jakarta: TIM
Dra. Gusti Ayu Mandriwati 2017. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan fisiologis.
Jakarta: Selemba Medika.
Midwifery Update 2017. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalianan
Yuliantilia.2014.AsuhanNeonatus, Bayidan AnakBalita.Jakarta: Trans Info Media.
Maryanti Dwi DKK .2015.Buku Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal.Jakarta: Selemba Medika
.
229
Materi Yang
NO Hari/Tanggal/Waktu Perbaikan Keterangan Paraf
Dikonsulkan
1. 19 Juli 2018 Bab I dan II Harus yang terbaru. MDGs ganti ACC Perbaikan
dengan SDGs
10. 02 agustus 2018 INC Perbaikan kala I, II, III dan IV Perbaikan
Perbaikan dokumentasi
kebidanan
Disetujui Oleh
Dosen Pembimbing
239
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui
Penguji I
Diketahui
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan
rahmatNya sehingga dapat terselesaikan nya Laporan Tugas Akhir yang berjudul
“Laporan Asuhan Kebidanan Pada Ny.S Masa Kehamilan,persalinan,nifas dan
bayi baru lahir di klinik “JANNAH”sebagai salah satu syarat menyelesaikan
pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi DIII Kebidanan di
Akademi Kebidanan Darmo Medan.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
1. Dr. Aminuddin Lubis, AFM, selaku Ketua Yayasan Akademi Kebidanan
Darmo Medan.
2. Kristiova Masnita Saragih, SST, M.Kes, selaku Direktris Akademi Kebidanan
Darmo Medan.
3. Eka Susanti Lubis, SST, selaku Koordinator Tingkat III Akademi Kebidanan
Darmo Medan.
4. Helena Fransysca Pardosi,SST, M.Kes, selaku dosen penguji I yang telah
memberikan masukan. Kritik, dan saran untuk menyempurnakan laporan tugas
akhir (LTA)
241
5. Dwi Ris Hasanah, SST, M.K.M, selaku dosen penguji II yang telah
memberikan masukan,kritik dan saran untuk menyempurnakan Laporan Tugas
Akhir(LTA).
6. Kristiova Masnita Saragih, SST, M.Kes, selaku dosen penguji III dan
sekaligus pembimbing penulis dalam mSSenyusun Laporan Tugas Akhir ini
yang telah memberikan masukan kepada penulis.
7. Seluruh Dosen di Akademi Kebidanan Darmo Medan yang secara bersama-
sama memberikan ilmu petunjuk dan nasehat selama penulis mengikuti masa
pendidikan di Akademi Kebidanan Darmo Medan.
8. Siti Aziz Am,Keb selaku pembimbing klinik yang telah memberikan
kesempatan untuk melakukan penyusunan Laporan Tugas Akhir di Klinik
JANNAH sehingga laporan tugas akhir ini dapat terselesaikan.
i penulis yang tidak pernah jenuh dalam
9. Teristimewa kepada kedua orang tua
memberikan doa dan dukungan baik secara moril maupun secara materil
dengan penuh rasa kasih sayang, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan tugas akhir ini dengan baik.
10. Kepada abang-abang saya Tremartatias zebua dan Fortumeny zebua dan kakak
saya Lista juniwati lase dan Novel ziliwu, Anugrah Zebua dan kakak saya
Damara Waruwu dan kepada seluruh keluarga besar saya karena Doa dan
dukungannya saya dapatmenyelesaikan Laporan Tugas Akhir (LTA).
11. Kepada sahabat dan sebagai saudara saya,Charisda Gulo, Ayu Marbun,
Elfride Marpaung dan Ira Simanjorang danjuga kepada kakak angkat saya Sri
Zuni Zendrato,Am.Keb dan Adek sayang saya Sepri Harefa dan Nizky Duha,
serta adek saya Sinar Zega, Nita Giawa, luang untuk membantu penulis dalam
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir.
12. Kepada teman-teman TK III seperjuangan stambuk 2016 yang selama 3 tahun
terakhir kita melewati banyak pengalaman dalam menimba ilmu bersama-
sama di Akademi Kebidanan Darmo Medan .
Akhir kata penulis berharap semoga laporan tugas akhir ini bermanfaat bagi kita
semua dan penulis mengucapkan banyak terima kasih.
ii
243
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERSEMBAHAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL........................................................................................... vi
DAFTAR SINGKATAN................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang........................................................................ 1
1.2 Identifikasi Ruang Lingkup Asuhan....................................... 4
1.3 Tujuan..................................................................................... 5
1.3.1 Tujuan Umum............................................................... 5
1.3.2 Tujuan Khusus............................................................... 5
1.4 Sasaran, Tempat, dan Waktu Asuhan Kebidanan................... 5
1.4.1 Sasaran.......................................................................... 5
1.4.2 Tempat........................................................................... 5
1.4.3 Waktu............................................................................ 5
1.5 Manfaat................................................................................... 6
1.5.1 Bagi Penelitian.............................................................. 6
244
DAFTAR PUSTAKA
246
DAFTAR TABEL
Halaman
DAFTAR SINGKATAN
A (Abortus)
AIDS (Aqcuired Immune Deficiency Syndrome)
AKB (Angka Kematian Bayi)
AKI (Angka Kematian Ibu)
AMKeb (Ahli Madya Kebidanan)
ANC (Ante Natal Care)
ASEAN (Assosiation of Southeast Asian Nation)
ASI (Air Susu Ibu)
BAB (Buang Air Besar)
BAK (Buang Air Kecil)
BBL (Bayi Baru Lahir)
BBLR (Bayi Baru Lahir Rendah)
BOK (Bantuan Operasional Kesehatan)
BMP (Bidan Praktek Mandiri)
DJJ (Denyut Jantung Janin)
DMPA (Depo Medroksiprogesteron Asetat)
HBV (Hepatitis B Virus)
HIV (Human Immunodeficiency Virus)
HR (Hearth Rate)
248
USG (Ultrasonoghrapy)
WHO (World Health Organisation)