Anda di halaman 1dari 215

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setiap kehamilan merupakan proses alamia, namun apabila tidak

diperhatikan dengan baik selama kehamilan maka deteksi dini komplikasi

pada ibu dan janin tidak diketahui sehingga diperlukan suatu usaha dari

ibu dan keluarga dengan cara memeriksakan kehamilannya minimal empat

kali selama kehamilan agar memperoleh informasi kesehatan. Filosofi

asuhan kehamilan menggambarkan kenyakinan yang dianut oleh bidan dan

dijadikan sebagai panduan yang diyakini dalam memberikan asuhan

kebidanan pada klien selama masa kehamilan.(Asuhan Kehamilan pada

Kehamilan 2019).

Pelayanan kesehatan pada ibu hamil tidak dapat dipisahkan dengan

pelayanan persalinan,pelayanan nifas dan pelayanan bayi baru lahir.

Kualitas pelayanan antenatal yang diberikan akan mempengaruhi

kesehatan ibu hamil dan janinnya untuk mewujudkan generasi yang

berkualitas. Dalam pelayanan antenatal care, Bidan harus dapat

memastikan bahwa kehamilan berlangsung normal,mampu mendeteksi

dini masalah dan penyakit yang dialami ibu hamil, melakukan intervensi

secara adekuat sehingga ibu hamil siap untuk menjalani persalinan normal.

(Buku Acuan MIDWIFERY UPDATE 2016)

1
Berdasarkan data World Health Organization(WHO) diseluruh dunia

terdapat kematian ibu sebesar 100.000 jiwa pertahun dan kematian bayi

khususnya neonatus sebesar 1.000 jiwa pertahun. Kematian maternal dan

bayi tersebut sebesar 99% terjadi terutama di Negara Berkembang (WHO

Media, 2018)

Target Sustainable Development Goalls (SDG’s) tahun 2030 terjadi

penurunan resiko, Angka kematian ibu yang kurang dari 70 per 100.000

kelahiran hidup. Dan Angka kematian Bayi target (SDG’s) Tahun 2030,

mengakhiri kematian Bayi Baru Lahir danBalita yang dapat di cega

dengan menurunkan Angka Kematian Neonatal hingga 25 per 1.000

kelahiran hidup dan Angka Kematian Balita 25 per 1.000 kelahiran hidup

(WHO, 2018 )

Berdasarkan data survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

taun 2015 AKI di Indonesia adalah 305 kematian ibu per 100.000

kelahiran hidup. (SDKI,2017). Berdasarkan data informasi profil

kesehatan Indonesia, Cakupan kunjungan ibu homeamil yang di tolong

oleh tenaga kesehatan sebanyak 87,30% ibu bersalin sebanyak 83,67%,

ibu nifas sebanyak 87,36%, bayi baru lahir sebanyak 92,62% dan KB yang

paling banyak digunakan di Indonesia sebanyak 63,22% yaitu KB suntik

(profil kesehatan Indonesia,2017 ).

Pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan

melihat Cakupan k1 dan k4. Cakupan k1 adalah jumlah ibu hamil yang

2
telah memperoleh pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan

dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil wilayah kerja pada kurun waktu

satu tahun. Sedangkan cakupan k4 adalah jumlah ibu hamil yang telah

memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4

kali sesuai jadwal yang dianjurkan di tiap trimester di bandingkan jumlah

sasaran ibu hamil di satu wilayah dalam kurun waktu satu tahun. Indikator

tersebut memperlihatkan akses pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil

dan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya ke

tenaga kesehatan (Kementrian kesehatan Republik Indonesia,2017).

Cakupan ibu hamil yang telah memproleh pelayanan K1 di indonesia

pada tahun 2013 sebesar 81,3% dan mengalami peningkatan pada tahun

2018 sebesar 86,0% sedangkan K4 di Indonesia pada tahun 2013 sebesar

70,0% dan mengalami peningkatan pada tahun 2018 sebesar 74,1%.

Cakupan K1 di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2013 mencapai

82,9% dan mengalami peningkatan pada tahun 2018 sebesar 86,9% dan

mengalami peningkatan pada tahun 2018 sebesar 86,1% sedangkan

cakupan K4 pada tahun 2013 mencapai 62,9% dan pada tahun 2018

meningkat menjadi 69,9% ( Provinsi Sumatera Selatan,Riskesdes 2018 )

Capaian pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan

menggunakan indikator cakupan k1 dan k4. Cakupan k1 adalah jumlah ibu

hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal care pertama kali oleh

tenaga kesehatan dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu ilayah

kerja pada kurun waktu tertentu sedangkan cakupan k4 adalah jumlah ibu

3
hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar.

Cakupan pelayanan antenatal ibu hamil di Indonesia tahun 2015 untuk k1

mencapai 95,75% dan untuk k4 sebesar 87,48%. Namun pada tahun 2016

cakupan k4 mengalami penurunan sebesar 85,85% dan pada tahun 2017

cakupan k4 mengalami peningkatan sebesar 87,3%. Secara nasional,

indikator kerja cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil k4 pada tahun

2017 telah mencapai target Rencana Strategi (Restra) kementrian

kesehatan yakni sebesar 74% (Kemenkes RI,2017).

Persalinan normal merupakan proses lahirnya hasil konsepsi (bayi dan

plasenta) melalui jalan lahir pada usia kehamilan cukup bulan/aterm (37-

40 minggu) yang berlangsung kurang dari 24 jam, dengan tenaga ibu

sendiri, tanpa bantuan alat, tanpa penyulit, serta tidak melukai ibu dan bayi

yang dilahirkan (widiastini,2018).

Pada tahun 2014, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan (Cakupan pn) di Indonesia yaitu sebesar 88,68%. Namun, pada

tahun 2015, Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

menurun menjadi 88,55%. Sedangkan pada tahun 2016, cakupan

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menurun menjadi 80,61%.

Secara nasional, indikator tersebut telah memenuhi target Restra sebesar

77%. Dan analisis Rikesdes 2013, penolong persalinan di Indonesia

terbanyak dilakukan oleh bidan yaitu sebesar 68,6%(Kemenkes RI,2016).

Bayi baru lahir normal adalah bayi lahir pada usia kehamilan genap

37-41 minggu, dengan presntasi belakang kepala atau sungsang yang

4
melewati vagina tanpa memakai alat. Neonatus adalah bayi baru lahir yang

menyesuaikan diri dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar

uterus (Tando,2012).

Cakupan pelayanan kesehatan neonatus 0-28 hari (KN Lengkap)

adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar

paling sedikit 3x dengan distribusi waktu 1x pada hari ke 8 hari ke 28

setelah lahir. Capaian cakupan kunjungan neonatal (KN Lengkap) di

Indonesia pada tahun 2013 sebesar 87,23% dan meningkat pada tahun

2014 sebesar 93,33%. Cakupan kunjungan neonatal telah mencapai target

program di tahun 2014 yaitu sebesar 88% (Kemenkes Republik

Indonesia,2015).

Di Kota Palembang jumlah kematian ibu tahun 2018, berdasarkan


laporan seanyak 4 orang kematian ibu dari 26.837 kelahiran hidup. Jumlah
tersebut mengalam penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2017 (7
krmatian ibu dari27.876 kelahiran hidup). Nilai ini masih di baah target
AKI nasional untuk RJMN tahun 2018 sebesar 14,9 per 100.000 kelahiran
hidup. Penyebab kematiannya yaitu Hipertensi dalam kehamilan 25% (1
orang), Perdarahan 25% (1 orang), Gangguan sistem perdarahan darah
25% (1 orang) dan lain-lain 25% (1 orang) (Dinkes kota Palembang,2018).

Sedangkan AKB di kota Palembang, berdasarkan laporan program


anak, jumlah kematian bayi tahun 2018 sebanyak 24 kasus yang terdiri
dari 18 bayi neonatus (0 s.d 28 hari) penyebab kematian antara lain adalah
berat bayi lahir rendah (BBLR), down syndrome, infeksi neonates,
perdarahan intacranial, sianosis, kelainan jantung, respiratory distress
syndrome, post ophidrosefaluse dan lainnya (Dinkes kota
palembang,2018).

Masa nifas atau masa puerperium adalah masa setelah persalinan selesai
sampai 6 minggu atau 42 hari. Selama masa nifas, organ reproduksi secara
perlahan akan mengalami perubahan seperti keadaan sebelum hamil.
Perubahan organ reproduksi ini disebut involusi (Menurut Maritalia,2012).

5
Cakupan kunjungan nifas (KF3) di indonesia pada tahun 2014 yaitu
sekitar 86,41% dan mengalami peningkatan di tahun 2015 yaitu 87,06%
dan mengalami penurunan kembali di tahun 2016 yaitu sebesar 84,81%
(Kemenkes RI,2016).

Cakupan K1 untuk kota Palembang tahun 2017 sebesar 99,96% dan


pada tahun 2018 sebesar 100,0% (28.492/28.492). Nilai cakupan tersebut
tidak mengalami perubahan dibandingkan akupan tahun 2017 (99,96%)
dan dibawah dari target kota Palembang (100,0%) dan tahun 2017 K4
sebesar 99,0% dan pada tahun 2018 cakupan K4 sebesar 98,9%
(18.185/28.492). Angka ini sudah elebihi target kota Palembang. Adapun
puskesmas yang capaiannya masih dibawah target adalah Puskesmas
Nagaswidak. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di kota Palembang
Tahun 2018 sebesar 26.836/27.153 atau sebesar 98,8% Cakupan pelayanan
nifas di kota Palembang Tahun 2017 sebesar 97,2% dan pada tahun 2018
sebesar 98,3% Cakupan peserta keluarga Berencana aktif pada tahun 2018
sebesar 79,9% (196.770/246,165 ). Angka ini sudah di atas target kota
Palembang tahun 2018 sebesar 78% (Dinas kesehatan kota
Palembang,2018).

Selain pelayanan antenatal komprehensif, pelayanan kebidanan juga


mencakup pelayanan antenatal, pelayanan intranatal, pelayanan postnatal
dan juga pelayanan pada neonatus. Pelayanan ininif merupakan pelayanan
kesehatan oleh tenaga kesehatan proffesional (dokter spesialis kandungan
dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama
masa kehamilan, masa nifas dan neonatus, yang di titik beratkan pada
kegiatan promotif dan preventif ( Dinkes kesehatan kota palembang,2017)

Berdasarkan data dari Bidan Praktik Mandiri Hj. Maimunah, Am.Keb


kota palembang tahun 2016 ibu hamil yang melakukan Antenatal Care
(ANC) sebanyak 640 orang, ibu bersalin sebanyak 114 orang, ibu nifas
sebanyak 114 orang, Bayi baru lahir sebanyak 114 orang, Jumlah ibu ber
KB sebanyak 984 orang Akseptor KB suntik 1 Bulan 568 orang, Akseptor
KB suntik 3 bulan Sebanyak 677 orang, Akseptor KB pil sebanyak 605
orang Taun 2017 ibu hamil yang melakukan Antenatal Care (ANC)
Sebanyak 425 orang bayi baru lair sebanyak 43 orang ibu nifas sebanyak
43 orang, Bayi baru lahir sebanyak 43 orang, Jumlah ibu yang ber Kb
sebanyak 927 orang Akseptor KB suntik 1 bulan 935 orang, Akseptor Kb
suntik 3 bulan sebanyak 659 orang, Akseptor Kb Pil sebanyak 783 orang,
Tahun 2018 ibu hamil yang melakukan Antenatal Care (ANC) Sebanyak
385 orang, ibu bersalin sebanyak 46 orang, ibu nifas sebanyak 46 orang,

6
bayi baru lahir sebanyak 46 orang, Jumlah ibu yang ber KB sebanyak 845
orang (Profil PMB Hj. Maimunah, Am.Keb kota Palembang).

Penulis tertarik membuat Laporan Ilmiah untuk menyelesaikan Tugas

Ahir ini dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny “D” Di

Praktik Mandiri Bidan Hj. Maimunah Kota Palembang Tahun 2019”.

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana Asuhan Kebidanan Komperhensif pada Ny” D” di

Praktik Mandiri Bidan Hj.Maimunah,AM,Keb Kota Palembang Tahun

2019?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Untuk menerapkan asuhan kebidanan komperhensif pada Ny.”D”

sampai dengan nifas dan bayi baru lahir (neonatus) di Praktik Mandiri

Bidan Hj.Maimunah,AM.Keb Kota Palembang dengan mengacu pada

KEPEMENKES NO. 938/MENKES/SK/VIII/2007 tentang Standar

Asuhan Kebidanan

2. Tujuan Khusus

a. Untuk melakukan pengumpulan data subjektif dan objektif pada

Ny.”D” di PMB Hj.Maimunah,AM.Keb.

b. Untuk melakukan perumusan Diagnosa dan atau masalah

kebidanan pada Ny.”D” di PMB Hj.Maimunah,AM.Keb.

7
c. Menyusun perencanaan pada Ny “D” di BPM

Hj.Maimunah,AM.Keb.

d. Melakukan implementasi/pelaksanaan asuhan kebidanan pada

Ny.”D” di BPM Hj.Maimunah,AM.Keb.

e. Melakukan evaluasi tindakan yang telah diberikan pada Ny.”D”

BPM Hj.Maimunah,AM.Keb

f. Membuat Pencatatan Asuhan Kebidanan dengan Metode SOAP

pada Ny.”D” di PMB Hj. Maimunah, AM.Keb

D. MANFAAT PENELITIAAN

1. Manfaat Teoritis

Hasil studi kasus ini dapat sebagai pertimbangan masukan untuk

menambah wawasan tentang Asuhan Kebidanan Berkesinambungan

pada Ibu Hamil.

2. Manfaat Aplikatif

a. Manfaat Bagi STIK Siti Khadijah : “Hasil studi kasus ini dapat sebagai

masukan dan dijadikan sebagai referensi bagi mahasiswa dalam

pemberian asuhan kehamilan pada ibu hamil.

b. Manfaat Bagi PMB Hj.Maimunah,AM.Keb

Bagi tempat dilakukannya pengkajian diharapkan menjadi bahan

evaluasi, informasi dan pertimbangan bagi tenaga kesehatan dalam

melaksanakan pelayanan kesehatan khususnya asuhan kebidanan

dalam rangka meningkatkan standar pelayanan yang diberikan di

PMB.

8
E. KEASLIAAN PENELITIAN

Studi Kasus atau penelitian pernah yang pernah dilakukan oleh :

1. Hediatul Husna, (2018) Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny”A”

di Praktek Mandiri Bidan Hj. Maimunah Kota Palembang dengan hasil

masih dikategorikan dalam keadaan fisiologis asuhan kebidanan mulai

dari kehamilan, bersalin, bayi baru lahir, nifas hingga KB.

2. Isma Nur’aini, (2017) Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ibu Dan

Bayi Ny”E” Di Gampong Jeulingke Kecamatan Syiah Kuala Kota

Banda Aceh dengan hasil selama pemberian asuhan pada masa

kehamilan (36-37) minggu, ibu mengeluh batuk dan sering BAK.

Pada masa persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktek.

3. Diny Aisyah Aprillia,(2018) Asuhan Kebidanan Komprehensif pada

Ny”S” di Bidan Praktek Mandiri Lilis Surya Wati di desa Sambong

kecamatan Jombang dengan hasil membuat asuhan Antenatal Care

yang disajikan mulai dari Trimester I, II, dan III. asuhan kebidanan

mulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan KB.

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KEHAMILAN

1. Konsep Dasar (Kehamilan trimester III)

a. Pengertian

Kehamilan triwulan ketiga atau trimester ketiga merupakan kehamilan

dengan usia 28 minggu hingga 40 minggu berlangsung selama 13 minggu,

dimana ini merupakan waktu mempersiapkan kelahiran dan kedudukan

sebagai orang tua, seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi,

sehingga disebut dengan periode penantian. Pasa masa ini perkembangan

kehamilan sangat pesat, masa ini disebut dengan masa pematangan (Marmi,

2014).

Kehamilan merupakan proses alamiah,namun apabila tidak diperhatikan

dengan baik selama kehamilan maka deteksi dini komplikasi pada ibu dan

janin tidak di ketahui sehingga di perlukan suatu usaha dari ibu dan keluarga

dengan cara memeriksakan kehamilannnya minimal empat kali selama

kehamilan agar memperoleh informasi kesehatan (Dartiwin dan Yati

Nurhayati, 2019).

Tujuan Asuhan Antenatal Care (ANC) adalah:

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu

dan tumbuh kembang janin

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan

social pada ibu dan bayi

10
3. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau impikasi

yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit

secara umum, kebidanan dan pembedahan

4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berajalan normal dan

pemberian ASI ekslusif

6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

b. Tanda- tanda kehamilan

Secara klinis,tanda-tanda kehamilan dapat dibagi dalam tiga kategori,

yaitu tanda pasti, tanda tidak pasti, dan tanda kemungkinan hamil (Dartiwen

dan Yati Nurhayati, 2019).

1) Tanda Tidak Pasti

a) Amenorhea ( terlambat datang bulan )

Kehamilan menyebabkan dinding dalam uterus (endometrium)

tidak dilepaskan sehingga amenorhea atau tidak datangnya haid

dianggap sebagai tanda kehamilan. Namun, hal ini dapat

dianggap sebagai tanda pasti kehamilan karena amernorhea

dapat juga terjadi pada beberapa penyakit kronik, tumor

hipofise, perubahan faktor-faktor lingkungan, malnutrisi dan

yang paling sering gangguan emosional terutama pada mereka

11
yang tidak ingin hamil atau mereka yang ingin sekali hamil

(pseudocyesis atau hamil semu).

b) Mual dan muntah

Mual dan muntah merupakan gejala umum mulai dari rasa

tidaak enak sampai muntah yang berkepanjangan, dalam

kedoktran sering dikenal dengan morning sickness karena

munculnya sering kali pagi hari. Mual dan muntah diperberat

oleh makanan yang baunya menusuk dan jugaoleh emosi

penderita yang tidak stabil. Untuk mengatasinya, pelu diberi

makanan yang ringan, mudah dicerna dan menginformasikan

bahwa keadaan ini masih dalam batas normal orang hamil.

Apabila berlebihan dapat juga diberikan obat-obatan anti

muntah.

c) Mastodinia

Mastodinia adalah rasa kencang dan sakit pada payudara

disebabkan payudara membesar. Vaskularisasi bertambah

asinus dan duktus berpoliferasi karena pengaruh estrogen dan

progesteron.

d) Quickening

Quickening adalah persepsi gerakan janin pertama biasanya

didasari pada kehamilan 16-20 minggu.

e) Sering buang air kecil

12
Frekuensi kencing bertambah dan biasanya pada malam hari

disebabkan karena desakan uterus yang membesar dan tarikan

oleh uterus ke cranial. hal ini terjadi pada trimester kedua,

keluha ini hilang oleh karena uterus yang membesar keluar dari

rongga panggul. Pada akhir kehamilan, gejala timbul kembali

karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan

kembali kandung kemih.

f) Konstipasi

Konstipasi ini terjadi karena efek relaksasi hormon progesteron

atau dapat juga karena perubahan pola makan.

g) Perubahan berat badan

Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat badan

karena nafsu makan menurun serta mual muntah. Pada bulan

selanjutnya, berat badan akan selalu meningkat sampai stabil

menjelang aterm.

h) Perubahan warna kulit

Perubahan ini antara lain cloasma, yakni warna kulit

kehitaman pada pipi, biasanya muncul setelah kehamilan 16

minggu. Pada daerah areola dan puting susu warna kukit

menjadi lebih hitam. Perubahan ini disebabkan stimulasi

elanocyte stimulsting hormone(MSH). Pada kulit daerah

abdomen dan payudara dapat mengalami perubahan yang

13
disebut striae gravidarum, yaitu perubahan warna seperti

jaringan parut.

i) Perubahan payudara

Pembesara payudara sering dikaitkan dengan terjadinya

kehamilan akan tetapi hal ini bukan merupakan petunjuk pasti

karena kondisi serupa dapat terjadi pengguna kontrasepsi

hormonal, penderita tumor otak atau ovariun, penggna rutin

obat penenag dan penderita hamil semu (psedocyesis) akibat

stimulasi prolaktin dan HPL. Payudara mensekresi kolostrum,

biasanya setelah kehamilan lebih dari 16 minggu.

j) Mengidam

Mengidap sering terjadi pada bulan-bulan pertama

mengandung. Ibu hamil sering meminta makanan atau

minuman tertentu, terutama pada trimester pertama akan tetapi

akan segera menghilang dengan makin tuanya kehamian.

k) Pingsan

Sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai yang

sesak dan padat sering pingsan ini akan menghilang sesudah

kehamilan 16 minggu. Tidak dianjurkan untuk pergi ketempat

ramai pada bulan-bulan pertama kehamilan.

l) Lelah

Kondisi lelah disebabkan oleh menurunnya Basal Metabolik

Rate (BMR) dalam trimester kehamilan pertama. Dengan

14
meningatnya aktivitas metabolik produk kehamilan (janin)

sesuai dengan berlanjutnya usia kehamilan, maka rasa lelah

yang terjadi selama trimester pertama akan berlangsur-angsur

menghilang dan kondsi ibu hamil akan lebih segar.

m) Varises

Varises sering dijumpai pada kehamilan lanjut, yang dapat

dilihat pada daerah genetalia eksterna, kaki, dan betis. Pada

multigravida, kadang-0kadang varises ditemukan pada

kehamilan yang lalu, timbul kembali pada trimester pertama.

Terkadang timbulnya varises merupakan gejala pertama

kehamilan muda.

n) Epulis

Epulis ialah suatu hipertrofi papilla ginggivae. Hal ini sring

terjadi pada trimester pertama.

1) Tanda- tanda kemungkinan kehamilan ( dugaan hamil )

a) Perubahan pada uterus

Uterus mengalami perubahan pada ukuran, bentuk, dan

konsistensi. Uterus berubah menjadi lunak bentuknya

globuller. Teraba balotemen, tanda ini muncul pada minggu

ke 16-20, setelah rongga rahim mengalami obliterasi dan

cairan amnion cukup banyak. Balotemen adalah tanda ada

benta terapung atau melayang dalam cairan.

15
b) Tanda piskacek’s

Uterus membesar secara sistematis menjauhi garis

tengah tubuh (setengah bagian terasa lebih keras dari yang

lainnya) bagian yang lebih besar tersebut terdapat pada

tempat melekatnya (implantasi) tempat kehamilan. Sejalan

dengan bertambahnya usia kehamilan, pembesaran uterus

menjadi semakin sistematis. Tanda piskacek’s yaitu di mana

uterus membesar ke salah satu jurusan sehingga menojol ke

jurusan pembesaran tersebut.

c) Suhu basal

Suhu basal yag sesudah ovulasi tetap tinggi terus antara

37,2oc-37,8oc adalah salah satu tanda akan adanya

kehamilan.

d) Perubahan- perubahan pada serviks

1) Tanda hegar

Tanda ini berupa pelunakan pada daerah istmus uteri

sehingga daerah tersebut pada penekanan mempunyai

kesan lebih tipis dan uterus mudah difleksikan dapat

diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Tanda ini

mulai terlihatpada minggu ke-6 dan terjadi nyata pada

mnggu ke 7-8.

16
2) Tanda goodell’s

Diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Serviks terasa

lebih lunak, penggunaan kontrasepsi oral juga dapat

memberikan dampak ini.

3) Tanda chadwick

Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan

vulva tampak lebih merah, agak kebiru-biruan(lividea).

Tanda-tanda ini disebut tanda chadwick. Warna portio

tampak livide. Pembuluh-pembuluh darah alat genetalia

internal tampak akan membesar, hal ini karena

oksigenasi dan nutrisi meningkat.

4) Tanda Mc Donald

Fundus uteri dan serviks bisa dengan mudah difleksikan

satu sama lain dan tergantung pada lunak atau tidaknya

jaringan itshmus.

e) Pembesaran abdomen

Pembesaran perut menjadi nyata setelah minggu ke-16,

karena pada saat ini uterus telah keluar dari rongga pelvis

dan menjadi organ rongga perut.

f) Kontraksi uterus

Tanda ini muncul belakangan dan ibu mengeluh perutnya

kencang tetapi tidak disertai dengan tasa sakit.

g) Pemeriksaan tes biologis kehamilan

17
Pada pemeriksaan ini hasilnya positif.

2) Tanda pasti kehamilan

Tanda pasti hamil adalah kondisi yang mengindikasikan adanya

buah kehanilan atau bayi yang diketahui melalui pemeriksaan dan

direka oleh pemeriksa. Indikator pasti hamil adalah pemenuan

keberadaan janin secara jelas dan hal ini tidak dapat dijelaskan

dengan kondisi kesehatan yang lain.

a) Denyut jantung janin ( DJJ)

Dapat didengar dengan stetoscope laenec pada minggu 17-

18. Dengan doppler DJJ dapat didegarkan lebih awal lagi,

sekitar minggu ke-12. Melakukan auskultasi pada janin

bisa juga mengidentifikasikan bunti-bunyi yang lain,

seperti bising tali pusat, bising uterus, dan nadi ibu.

b) Gerakan janin dalam rahim

Gerakan janin juga bermula pada usia kehamilan

mencapai 12 minggu, akan tetapi baru dapat dirasakan

oleh ibu pada usia kehamilan 16-20 minggu. Pasalnya,

pada usia kehamilan tersebut ibu dapat disebut quickening

atau yang sering disebut dengan kesan kehidupan.

Walaupun gerakan awal ini dapat dikategorikan tanda

pasti kehamilan dan estimasi usia kehamilan, akan tetapi

hal ini sering keliru dengan gerasak usus akibat

perpindahan gas di dalam lumen saluran cerna. Bagian-

18
bagian janin dapat dipalpasi dengan mudah mulai usia

kehamilan 20 minggu.

c) Terlihat bagian- bagian janin pada pemeriksaan USG

Pada ibu yang diyakini dalam kondisi hamil, maka dalam

pemeriksaan USG terlihat adanya gambaran janin. USG

memungkinkan untuk mendeteksi jantung kehamilan

(gestasional sac) pada minggu ke-5 hingga ke-7.

Pergerakan jantung biasanya bisa terlihat pada 42 hari

setelah konsepsi yang normal atau sekitar minggu ke-8.

Melalui pemeriksaan USG dapat diketahui juga panjang,

kepala dan bokog janin serta merupakan metode yang

akurat dalam menentukan usia kehamilan

c. Perubahan Fisiologis Dan Pisikilogis pada ibu hamil trimester III

perubahan trimester III menurut ( Dartiwen dan Yati Nurhayati, 2019 )

1) Payudara

Perubahan akan membesar dan tegang akibat hormon

somatomatropin, estrogen dan progesteron, akan tetapi belum

mengeluarkan air susu. Pada pehamilan akan terbentuk lemak

sehingga payudara menjadi lebih besar, areola mengalami

hiperpigmentasi. Pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu

dapat keluar cairan berwarna putih jernih disebut colostrum.

2) Sistem Perkemihan

19
Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun ke PAP, keluhan

sering kencing akan timbul kembali karna kandung kemih mulai

tertekan.

3) Sistem Pernapasan

seorang wanita hamil sering mengeluh sesak napas sehingga

meningkatkan usaha bernapas. Pada kehamilan 32 minggu keatas

karna usus- usus tertekan uterus yang membesar ke arah diafragma

sehingga diafragma kurang leluasa bergerak mengakibatkan wanita

hamil kesulitan bernapas.

4) Rasa cemas dan takut

Proses persalinan dan kelahiran meningkat yang menjadi perhatiaan

yaitu rasa sakit saat melahirkan, kesehatan bayinya,dan adanya

gangguan tidur. Penjelasan tentang proses persalinan dan kelahiran

sehingga timbul kepercayaan diri pada ibu bahwa ia dapat melalui

peroses persalinan dengan baik.

20
d. Tanda bahaya dalam kehamilan Trimester III

Hendaknya nasihat ibu hamil untuk segera pergi ke dokter/bidan

apabila ditemui tanda-tanda sebagai berikut: (Dartiwen dan Yati

Nurhayti,2019).

1. Perdarah

2. an per vaginam

Perdarahan pada kehamilan setelah 22 minggu sampai sebelum bayi

dilahirkan disebut dengan perdarahan pada kehamilan lanjut atau

perdarahan antepartum.

3. Sakit perut yang hebat

Sakit kepala pada kehamilan adalah umum dan seringkali

merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit

kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit

kepala yang hebat yang menetap dan tidak hilang dengan istirahat.

Kadang-kadang dengan sakit kepala tersebut ibu mungkin

menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang,

sakit kepala yang hebat dalam kehamilan bisa jadi merupakan tanda

gejala dari preeklampsia.

4. Gerakan janin kurang dirasakan

Apabila ibu hamil tidak merasakan gerakan janin sesudah usia

kehamilan 22 minggu atau selama persalinan, maka waspada

terhadap kemungkinan gawat janin atau bahkan kematian janin

21
dalam uterus.Gerakan janin berkurang atau bahkan hilang dapat

terjadi pada solusio plasenta dan ruptur uteri.

5. Keluar cairan pervaginam

Pengeluaran cairan pervaginam pada kehamilan lanjut merupakan

kemungkinan mulainya persalinan lebih awal. Bila pengeluaran

berupa mucus bercampur darah dan mungkin disertai mules,

kemungkinan persalinan akan dimulai lebih awal. Bila pengeluaran

berupa cairan, perlu diwaspadai terjadinya ketuban pecah dini

(KPD). Menegakkan diagnosis KPD perlu diperiksa apakah cair

yang keluar tersebut adalah cairan ketuban. Pemeriksaan dilakukan

dengan menggunakan speculum untuk melihat darimana asal cairan,

kemudian pemeriksaan reaksi Ph basa.

6. Keluar Air Ketuban Sebelum Waktunya

Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan 22

minggu, ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses

persalinan berlangsung. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada

kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun

kehamilan aterm.

7. Nyeri perut yang hebat

Nyeri perut kemungkinan tanda persalinan preterm, ruptur uteri,

solusio plasenta. Nyeri perut hebat dapat terjadi pada ruptur uteri

disertai shock, perdarahan intra abdomen dan atau pervaginam,

kontur uterus yang abnormal, serta gawat janin atau DJJ tidak ada.

22
e. Ketidak nyamanan dalam Kehamilan Pada Trimester III.

Menurut Dartiwen dan Yati Nurhayati (2019) Wanita akan

merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin kuat menjelang akhir

kehamilan. Ia akan merasa canggung, jelek, berantakkan, dan

memerlukan dukungan yang sangat besar dan konsisten dari

pasangannya.

Menurut Marmi (2014) tidak semua wanita hamil mengalami

ketidaknyamanan saat kehamilan, akan tetapi kebanyakan wanita hamil

mengalaminya, mulai dari tingkat ringam hingga berat.

Ketidaknyamanan yang mungkin timbul pada Trimester III, adalah

sebagai berikut :

a. Peningkatan Frekuensi saat berkemih

Frekuensi berkemih biasanya meningkat pada saat trimester

III sering dialami wanita primigravida setelah efek lightaning

yaitu suatu keadaan dimana bagian presentasi akan menurun

masuk kedalam panggul dan menimbulkan tekanan pada

kandung kemih. Peningkatan frekuensi berkemih disebabkan

oleh tekanan uterus karena turunnya bagian bawah janin

sehingga menekan kandung kemih, kapasitas kandung kemih

menjadi berkurang dan mengakibatkan frekuensi berkemih

menjadi meningkat (Manuaba,2010).

23
b. Konstipasi

Konstipasi diduga akibat penurunan perilastik yang

disebabkan relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi

penurunan jumah progesterone akibat pembesaran uterus atau

bagian presentasi menyebabkan pergeseran dan tekanan pada

usus dan penurunan motilitas pada saluran gasrointestinal. Dan

bisa juga akibat efek mengkonsumsi zat besi. Konstipasi bisa

menyebabkan haemoroid.

c. Edema dan Varises

Kedua hal ini disebabkan oleh gangguan sirkulasi vena dan

meningkatkan tekanan vena pada ekstermitas bagian bawah.

Perubahan ini akibat penekanan uterus yang membesar pada vena

panggul saat wanita tersebut duduk atau berdiri dan penekanan

pada vena kava interior saat berbaring.

d. Sakit punggung bagian bawah

Kondisi ini biasanya terjadi pada trimester II dan trimester

III kehamilan, hal ini terjad tepatnya pada lumbosacral yang

diakibatkan terjadinya pergeseran pusat grativasi dan postur

tubuh ibu hamil, yang semakin berat seiring semakin

membesarnya uterus.

24
e. Insomnia

Disebabkan karena adanya ketidaknyamanan akibat uterus

yang membesar serta pergerakan janin yang semakin kuat dan

karena adanya kekhawatiran dan kecemasan.

f. Kebutuhan Fisikologis ibu hamil Trimester III

Kebutuhan ibu hal yang berkaitan dengan hal fisiologis di antaranya

(Dartiwen dan Yati Nurhayati,2019) :

1) Nutrisi

Pada trimester ketiga (sampai usia 40 minggu) nafsu makan ibu

akan sangat baik, tetapi jangan sampai berlebihan. Pada ibu

hamil, kebutuhan gizi memang menjadi meningkat hingga 15%

dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi

ini dibutuhkan untuk pertumbuhan ibu dan janin, mengganti sel-

sel yang rusak, sebagai sumber tenaga, serta untuk mengatur suhu

tubuh dan cadangan makanan. Secara normal kenaikan berat

badan ibu hamil berkisar antara 11kg-13kg.

2) Personal hygiene

Secara umum personal hygiene diperlukan untuk mengurangi

kemungkinan infeksi, karena tubuh yang kotor banyak

mengandung kuman-kuman. Personal hygiene pada ibu hamil

meliputi, perawatan gigi, mandi, perawatan rambut, payudara,

kuku, dan perawatan vagina atau vulva. Khusus untuk perawatan

25
vagina atau vulva pada wanita hamil dilakukan dengan nasihat

dokter dan tidak boleh melakukan perawatan irrigasi, karena

perawatan irigasi dapat menimbulkan emboli udara.

3) Pakaian

Pakaian yang dikenakan ibu hamil haruslah nyaman, mudah

menyerap keringat, mudah dicuci, tanpa sabuk atau pita yang

menekan dibagian perut. Pakaian wanita hamil harus ringan

karena wanita hamil tubuhnya akan menjadi besar. Penggunna

sepatu bertumit tinggi atau berujung lancip juga sebaiknya

dihindari karena dapat mengganggu stabilitas tubuh ibu dan

menyebabkan cedera kaki yang sering terjadi.

4) Seksual

Masalah hubungan seksual merupakan kebutuhan biologis yang

tidak dapat ditawar, tetapi perlu diperhitungkan bagi mereka yang

hamil, kehamilan bukan merupakan halangan untuk melakukan

hubungan seksual. Pada kehamilan tua sekitar 14 hari menjelang

persalinan perlu dihindari hubungan seksual karena dapat

membahayakan. Bisa terjadi infeksi bila kurang higienis, ketuban

bisa pecah, dan persalinan bisa terangsang karena sperma

mengandung prostagladin. Perlu diketahui keinginan seksual ibu

hamil tua biasanya berkurang karena berat perut yang semakin

membesar.

26
5) Istirahat

Wanita hamil harus mengurangi semua kegiatan yang

melelahkan, tapi tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk

menghindari pekerjaan yang tidak disukainya. Wanita hamil juga

harus menghindari posisi duduk, berdiri dalam waktu yang sangat

lama. Ibu hamil harus mempertimbangkan pola istirahat dan pola

tidur yang mendukung kesehatan sendiri, maupun kesehatan

bayinya. Kebiasaan tidur larut malam dan kegiatan-kegiatan

malam hari harus dipertimbangkan dan kalau mungkin dikurangi

hingga seminimal mungkin. Sebaiknya ibu hamil beristirahat

lebih kurang 8 jam/ hari dan istirahat tidur siang lebih kurang 1

jam.

6) Senam Hamil

Kegiatan senam hamil adalah melancarkan sirkulasi darah, nafsu

makan bertambah, pencernaan menjadi lebih baik, dan tidur

menjadi lebih nyenyak. Bidan hendaknya menyarankan agar ibu

hamil melakukan masing-masing gerakan sebanyak dua kali pada

awal latihan dan dilanjutkan dengan kecepatan frekuensi menurut

kemampuan dan kehendak mereka sendiri inimal lima kali tiap

gerakan.

7) Sukap tubuh yang baik (Body Mechanic)

27
Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan tubuh akan

mengadakan penyesuaian fisik dengan ukuran janin. Perubahan

tubuh yang paling jelas adalah tulang punggung bertambah

lordosis karena tumpuan tubuh bertambah ke belakang

dibandingkan sikap tubuh ketika tidak hamil. Keluhan yang sering

muncul dari perubahan ini adalah rasa pegal di punggung dan kram

kaki ketika tidur dimalam hari. Untuk mencegah dan mengurangi

keluhan ini perlu adanya sikap tubuh yang baik. Beberapa hal yang

harus diperhatikan adalah sebagai berikut.

8) Pakailah sepatu yang baik dengan hak yang rendah atau tanpa hak

dan jangan terlalu sempit.

a) Posisi tubuh saat mengangkat beban, yaitu dalam keadaan

tegak dan pastikan beban terfokus pada lengan.

b) Tidur dengan posisi kaki ditinggikan.

c) Duduk dengan posisi punggung tegak.

d) Hindari duduk atau berdiri terlalu lama (ganti posisi

secara bergantian untuk mengurangi ketegangan otot).

9) Persiapan persalinan

Sangatlah penting membuat persiapan persalinan dan

bekerjasama dengan ibu. Rencana persalinan adalah rencana

tindakan yang dibuat ibu, anggota keluarganya dan bidan.

Rencana ini tidak harus dalam bentuk tertulis dan biasanya

memang tidak tertulis. Dengan adanya rencana persalinan akan

28
mengurangi kebingungan dan kekacauan pada saat persalinan dan

meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan menerima asuhan

yang sesuai serta tepat waktu.

10) Memantau kesejahteraan janin

Pemantauan gerakan janin minimal dilakukan selama 12 jam, dan

pergerakan janin selama 12 jam adalah minimal 10 kali gerakan

janin yang dirasakan ibu, serta menimbang pertumbuhan berat

badan ibu setiap trimesternya apakah mengalami

peningkatan/tidak.

2. Asuhan Antenatal Care ( ANC)

a. Pengertian

Asuhan Antenatal adalah asuhan yang diberikan kepada ibu hamil

sejak konfirmasi konsepsi hingga awal persalinan. Bidan akan

menggunakan pendekatan yang berpusat pada ibu dalam memberikan

asuhan kepada ibu dalam memberikan asuhan kepada ibu dan keluarga

dengan berbagai informasi untuk memudahkannya membuat pilihan

tentang asuhan yang ia terima (Marmi,2014).

Untuk menghindari resiko komplikasi pada kehamilan dan persalinan,

anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan Antenatal komprehensif yang

berkualitas minimal 4 kali, termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar

suami/pasangan atau anggota keluarga (Kemenkes,2015).

29
Tabel 2.2 Kunjungan pemeriksaan Antenatal

Trimester Jadwal kunjungan


(Kemenkes, 2015) Waktu kunjungan yang
minimal dianjurkan

I 1x Sebelum minggu ke 16

II 1x Antara minggu ke 24-28

III 2x Antara minggu ke 30-32

Antara minggu ke 36-38

b. Tujuan

Menurut Manuaba (2010) tujuan ANC diantaranya :

a) Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit-penyulit yang

terdapat saat kehamilan, persalinan, dan nifas.

b) Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil,

persalinan, dan nifas.

c) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal

c. Kebijakan Pemerintah
Menurut Kemenkes (2012) standar pemeriksaan Antenatal Care

(ANC), yaitu “10 T” :

a) Timbang Berat Badan dan ukur Tinggi badan

Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal

dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Ibu

yang cukup gizinya akan mendapatkan kenaikan Berat Badan (BB)

30
yang cukup baik. Kenaikan berat badan selama kehamilan berkisar

rata-rata antara 11kg-13kg.

Tabel 2.3 Kenaikan Berat Badan

No. Trimester kehamilan Jumlah kenaikan rata-rata

1 I 1 kg

2 II 3 kg

3 III 6 - 7 kg atau 0.3 - 0.5 kg/minggu

(Marmi,2014)
Sementara pengukuran tinggi badan pada pertama kali kunjungan

dilakukan untuk menapis adanya faktor resiko pada ibu hamil. Tinggi

badan kurang dari 145cm pada ibu hamil dapat meningkatkan resiko

terjadinya CPD (Cephalo Pelvic Disproportion).

b) Ukur tekanan darah

Pengkuran tekanan darah setiap kunjungan Antenatal dilakukan untuk

mendeteksi adanya hipertensi.

c) Ukur Lingkar Lengan Atas (LILA)

Pengukuran LILA saat kontak pertama untuk skrining ibu hamil

beresiko Kurang Energi Kronis (KEK). Kurang energi kronis disini

maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah

berlangsung lama (beberapa bulan atau tahun) dimana LILA kurang

dari 23,5 cm atau LILA berada pada 23.5 cm menandakan status gizi

baik (Kemenkes, 2012). Ibu hamil dengan KEK akan beresiko

melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).

31
d) Ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU)

Mengukur TFU setiap kunjungan Antenatal untuk mendeteksi

pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan usia kehamilan

kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standart

pengukuran menggunakan pita meter setelah kehamilan 24

minggu. Disebut metode MC.Donald yaitu batas fundus uteri

diukur menggunakan pita hingga ke sympisis.

Gambar 2.2 Mengukur Tinggi Fundus Uteri

(Kemenkes,2015)

Sedangkan pengukuran TFU Menggunakan cara leopold dengan

langkah sebagai berikut :

1) Leopold I

Bertujuan untuk mengetahui TFU dan bagian janin yang berada

pada fundus. Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

(a). Pemeriksaan menghadap pasien.

(b). Kedua tangan meraba bagian fundus dan mengukur berapa

tinggi fundus uteri.

32
(c). Meraba bagian apa yang berada pada fundus. Jika teraba

bagian bulat, melenting, mudah digerakkan, maka itu adalah

kepala. Namun jika teraba bagian bulat, besar, lunak, dan tidak

melenting serta sulit digerakkan maka itu adalah bokong janin.

Gambar 2.3 Manuver Pertama

(Kemenkes, 2015)

2) Leopold II

Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang berada pada sisi

kanan dan kiri perut ibu. Cara pelaksanaannya sebagai berikut :

(a) Kedua tangan pemeriksa berada disebelah kanan dan kiri

perut ibu.

(b) Ketika memeriksa sebelah kanan, makan tangan kanan

menahan perut sebelah kiri kearah kanan.

(c) Raba perut ibu sebelah kanan menggunakan tangan kiri, dan

rasakan bagian apa yang ada disebelah kanan (jika teraba

benda yang rata, tidak teraba bagian kecil, terasa ada tahanan,

maka itu adalah punggung janin. Namun jika teraba bagian-

bagian yang kecil dan menonjol, maka itu adalah bagian-

bagian kecil janin).

33
Gambar 2.4 Manuver Kedua

(Kemenkes, 2015)
3) Leopold III

Bertujuan untuk mengetahui janin yang berada dibawah

uterus. Cara pelaksanaannya adalah sebagai beri :

(a). Tangan kiri berada pada fundus uteri.

(b). Tangan kanan meraba bagian yang ada dibagian

bawah uterus. Jika teraba bagian bulat,

melenting, keras dan dapat digoyangkan, maka

itu adalah bagian kepala. Namun jika teraba

bagian yang bulat, besar, lunak, dan sulit

digerakkan maka ini adalah bokong. Jika

dibagian bawah tidak ditemukan kedua bagian

seperti gambar diatas, maka pertimbangkan

apakah janin dalam keadaan melintang.

(c). Pada letak sungsang (melintang) dapat dirasakan

ketika tangan kanan menggoyangkan bagian

bawah, tangan kiri akan merasakan Ballottement

34
(pantulan dari kepala janin, terutama ini

ditemukan pada usia kehamilan 5-7 bulan).

(d). Tangan kanan meraba bagian bawah (jika teraba

kepala, goyangkan, jika masih muda

digoyangkan, berarti kepala belum masuk

kedalam panggul, dan sebaliknya.

Gambar 2.5 Manuver Ketiga

(Kemenkes,2015)

4) Leopold IV

Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada dibawah dan

untuk mengetahui apakah kepala janin sudah masuk PAP dan

seberapa jauh kepala janin sudah masuk. Cara pelaksanaanya

sebagai berikut :

(a) Pemeriksaan menghadap kaki pasien.

(b) Kedua tangan meraba bagian terbawah.

(c) Jika teraba kepala, tempatkan kedua tangan di dua belah

pihak yang berlawanan di bagian bawah.

(d) Jika kedua tangan Konvergen (dapat saling bertemu)

berarti kepala belum masuk Panggul.

35
(e) Jika kedua tangan Divergen ( tidak saling bertemu) berarti

kepala sudah masuk panggul (Kemenkes,2015).

Gambar 2.6 Manuver Keempat

(Kemenkes, 2015)

e) Tentukan presentasi janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ)

Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan

selanjutnya setiap kali kunjungan Antenatal. Pemeriksaan ini

dimaksudkan untuk mengetahui letak janin, jika pada trimester III

bagian bawah janin bukan kepal atau kepala janin belum masuk

panggul berarti ada kelainan letak, atau panggul sempit serta

mungkin ada masalah lain. Denyut Jantung Janin normal berkisar

antara 120 x/menit - 160 x/menit.

f) Beri imunisasi Tetanus Toxoid (TT).

Pemberian imunisasi pada ibu hamil ini berguna untuk mencegah

terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus mencapai imunisasi

TT pada saat kontak pertama sesuai dengan skrining status

imunisasi TT, pemberian sesuai dengan status imunisasi ibu saat

ini.

36
Tabel 2.4 Pemberian imunisasi TT pada ibu yang belum pernah imunisasi atau
tidak tahu status imunisasinya.

Pemberian Selang waktu minimal

TT I Saat kunjungan pertama (sedini mungkin pada kehamilan)

TT II 4 minggu setela TT 1(pada kehamilan)

TT III 6 bulan setelah TT 2 (pada kehamilan, jika selang waktu minimal


terpenuhi)

TT IV 1 tahun setelah TT 3

TT V 1 tahun setelah TT 4

g). Beri tablet tambah darah (Tablet Fe/besi)

Untuk mencegah terjadinya anemia gizi besi ibu hamil harus

mendapatkan tablet Fe, minimal 90 Tablet. Diberikan sejak

kontak pertama.

h). Pemeriksaan Laboraturium (Rutin dan Khusus)

Pemeriksaan Laboraturium dilakukan pada saat Antenatal

meliputi :

i. Pemeriksaan Golongan Darah

ii. Pemeriksaan kadar Haemoglobin darah (Hb)

37
iii. Pemeriksaan Protein dalam Urin.

iv. Pemeriksaan kadar gula darah

v. Pemeriksaan darah Malaria

vi. Pemeriksaan tes sifilis

vii. Pemeriksaan HIV

i). Temu wicara

Menentukan presentasi janin setiap kali kunjungan mulai akhir

trimester II dan selanjutnya setiap kali kunjungan Antenatal.

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui letak janin.

Sedangkan pengukuran TFU Menggunakan cara leopold

dengan langkah sebagai berikut :

i. Leopold I

Bertujuan untuk mengetahui TFU dan bagian janin yang

berada pada fundus. Cara pelaksanaannya adalah

sebagai berikut :

(a) Pemeriksaan menghadap pasien.

(b) Kedua tangan meraba bagian fundus dan mengukur

berapa tinggi fundus uteri.

(c) Meraba bagian apa yang berada pada fundus. Jika

teraba bagian bulat, melenting, mudah digerakkan,

38
maka itu adalah kepala. Namun jika teraba bagian

bulat, besar, lunak, dan tidak melenting serta sulit

digerakkan maka itu adalah bokong janin.

j). Tatalaksana Kasus

Hasil pemeriksaan Antenatal diatas dan hasil pemeriksaan

laboraturium. Setiap kelainan yang ditemukan harus ditangani

sesuai standar dan kewenangan tenaga kesehatan (Kemenkes,

2015).

39
2. Manajemen Standar Asuhan Kebidanan
Manajemen Asuhan Kebidanan Mengacu pada KEPEMENKES
NO. 938/MENKES/SK/VIII/2007 tentang standar Asuhan
Kebidanan yang meliputi:

STANDAR I : Pengkajian

A. Pernyataan Standar
Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat,relevan dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
B. Kriteria pengkajian
1. Data tepat, akurat dan lengkap
2. Terdiri dari Data Subjektif (hasil Anamnesa, biodata,
keluhan utama, riwayat kesehatan dan latar belakang social
budaya)
3. Data objektif ( hasil pemeriksaan fisik, psikologis dan
pemeriksaan penunjang ).

STANDAR II : Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan

A. Pernyataan standar
Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,
menginterpretasikannya secara akuratdan logis untuk
menegakan diagnose dan masalah kebidanan yang tepat.
B. Kriteria perumusan diagnosa dan atau masalah
1. Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan
2. Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien
3. Dapat diselesaikan dngan Asuhan Kebidanan secara
mandiri, kolaborasi, dan rujukan.

40
STANDAR III : Perencanaan

A. Pernyataan standard
Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa
dan masalah yang ditegakkan.
B. Kriteria Perencanaan
1. Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah
dan kondisi klien; tindakan segera,tindakan antisipasi, dan
asuhan komprehensif
2. Melibatkan klien/pasien dan atau keluarga.
3. Mempertimbangkan kondisi Psikologi, social budaya
klien/keluarga
4. Memilih tindakan yang aman sesuai kndisi dan kebutuhan
klien berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa
asuhan yang diberikan bermanfaat untuk klien.
5. Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku,
sumberdaya serta fasilitas yang ada.

STANDAR IV : Implementasi

A. Pernyataan standar
Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif.
Efektif,efisien, dan aman berdasakan evidence based kepada
klien/pasien, dalam bentuk upaya promotif, preventif,keratif dan
rehabilitative. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.
B. Kriteria
1. Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial-
spiritual-kultural
2. Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien
dan atau keluarga nya (infom consent)
3. Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based
4. Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan
5. Menjaga privacy klien/pasien

41
6. Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi
7. Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan
8. Menggunakan sumber daya, sama dan fasilitas yang ada dan
sesuai
9. Melakukan tindakan sesuai standar
10. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan

STANDAR V: Evaluasi

A. Pernyataan standar
Bidan melakukan evaluasi secara sistimatis dan berkesinambungan
untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai dengan
perubahan perkembangan kondisi klien.
B. Kriteria Evaluasi
1. Penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan
sesuai kondisi klien.
2. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien
dan /keluarga
3. Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar
4. Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien

STANDAR VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan

A. Pernyataan standar
Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan
jelas mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam
memberikan asuhan kebidanan.
B. Kriteria pencatatan Asuhan kebidanan
1. Pencatatn dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada
formulir yang tersedia (rekam medis/KMS/Status pasien/buku
KIA)
2. Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP

42
3. S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa
4. O adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan
5. A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan
6. P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan
penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipasi,
tindakan segera, tindakan secara komprehensif: penyuluhan,
dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan

43
B. PERSALINAN

1. Konsep Dasar

a. Pengertian

Persalinan atau partus adalah suatu proses pengeluaran hasil

konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat

hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,

dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba,

2014).

Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi

yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar

dengan presentasi belakang kepala tanpa memakai alat-alat atau

pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi, dan pada

umumnya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam

(Prawirohardjo, 2014).

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

plasenta) yang dapat hidup di luar kandungan dimulai dengan adanya

kontraksi uterus, penipisan dan pembukaan serviks, kelahiran bayi

dan plasenta melalui jalan lahir atau melalui jalan lain (abdomen),

dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan ibu sendiri).

44
Persalinan merupakan suatu proses yang alamiah sama halnya

dengan kehamilan, seperti firman Allah yang menjelaskan bahwa:

WAWASHSHAYNA AL-INSAANA BIWALIDAYHI IHSAANA


HAMALAT-HU UMMUHU KURHAN WAWADHA’AT-HU
KURHAN WAHAMLUHU WAFISHAALUHU TSALAATSUNA
SYAHRAN HATTA IDZA BALAGHA ASYUDDAHU WABALAGHA
ARBA’IINA SANATAN QAALA RABBI AWZI’NII AN ASYKURA
NI’MATAKA ALLATI AN’AMTA ALLAYA WA’ALAA WAALIDAYYA
WA-AN A’MALA SHAALIHAN TARDAAHU WA-ASHLIH LII FII
DZURRIYYATI INNI TUBTU ILAYKA WA-INNI MINA
ALMSLIMIINA

Artinya:
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada
dua orang ibu dan bapaknya, ibunya mengandungnya dengan
susah payah dan melahirkannya dengan susah payah(pula).
Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh
bulansehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai
empat puluh tahun ia berdoa: “Ya Tuhanku, tunujukilah aku
untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan
kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat
berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai;berilah kebaikan
kepadaku denfan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku.
Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya
aku termasuk orang-orang yang berserah diri”. Ayat ini
menjelaskan bahwa proses persalinan yang dialami seorang ibu
sangat berat pengaruh kontraksi rahim ketika bayi akan lahir
menyebabkan rasa sakit bahkan dapat menyebabkan kematian
(QS. Al- Ahqaf/46:15).

45
b. Tanda-tanda persalinan

Berikut ini merupakan tanda – tanda persalinan:

1) Terjadinya His Persalinan

His adalah kontraksi rahim yang dapat diraba dan menimbulkan

rasa nyeri diperut serta dapat menimbulkan pembukaan serviks.

His persalinan mempunyai sifat:

a. Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan

b. Sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuataannya

makin besar

c. Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks

d. Makin beraktivitas (berjalan), kekuatan his makin bertambah

2) Pengeluaran lender bercampur darah

Dengan adanya His persalinan, terjadi perubahan pada serviks

yang menimbulkan

a. pendataran dan pembukaan

b. Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada

kanalis serviksalis lepas

c. Terjadi pendarahan karena kapiler pembuluh darah pecah

3) Pengeluaran Cairan

Pada beberapa kasus persalinan, kulit ketuban dapat pecah

yang menimbulkan pengeluaran cairan. Sebagian besar kulit

ketuban pecah menjelang pembukaan lengkap. Jika kulit

46
ketuban sudah pecah, diharapkan persalinan berlangsung dalam

waktu 24 jam .

c. Penyebab mulainya persalinan

Menurut Sulistyawati (2012) terjadinya persalinan belum diketahui

secarapasti, sehingga menimbulkan beberapa teori yang berkaitan

dengan mulai terjadinya kekuatan his (kontraksi otot rahim). Perlu

diketahui bahwa ada duahormon yang dominan saat hamil yaitu :

1) Estrogen yang berfungsi unrtuk meningkatkan sensitivitas otot

rahim dan memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti

rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin dan rangsangan

mekanis.

2) Progesteron yang berfungsi untuk menurunkan sensivisitas otot

rahim, menghambat penerimaan rangsangan dari luar seperti

rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan

mekanis dan juga menyebabkan otot rahim dan otot polos

relaksasi.

Teori penyebab terjadinya proses persalinan :

1) Teori Penurunan Hormon

Saat 1-2 minggu sebelum proses melahirkan mulai terjadi

penurunan hormon estrogen dan progesteron. Progesteron

bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan

menyebabkan tegangnya pembuluh darah sehingga timbul his

bila kadar progesteron turun.

47
2) Teori Plasenta Menjadi Tua

Seiring matangnya usia kehamilan, villi chorialis dalam plasenta

mengalami beberapa perubahan yang akan menyebabkan

turunnya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan

tegangnya pembuluh darah, hal ini akan menimbulkan kontraksi

rahim.

3) Teori Distensi Rahim

Otot rahim yang menjadi besar dan merenggang melewati

batasnya dapat menyebabkan kontraksi sehingga persalinan

dapat dimulai. Contohnya pada kehamilan gemelli.

4) Teori Iritasi Mekanik

Di belakang serviks terletak ganglion servikalis (flexsus

frankenhauser). Bila ganglion ini digeser dan ditekan misalnya

oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus.

5) Teori Oksitosin

Menurunnya konsentrasi progesteron pada akhir kehamilan

menyebabkan oksitosin meningkatkan aktivitasnya dalam

merangsang otot rahim dalam melakukan kontraksi dan

akhirnnya persalinan dimulai.

6) Teori Hipotalamus dan Glandula Suprenalis

Glandula Suprenalis merupakan pemicu terjaadinya persalinan

contohnya pada kehamilan anensefalus sering terjadinya

kelambatan karena tidak terbentuknya hipotalamus.

48
7) Teori Prostaglandin

Hasil percobaan menunjukkan bahwa prostaglandin yang

dihasilkan oleh desidua F2 atau E2 yang diberikan secara

intravena menimbulkan kontraksi miometrium pada setiap usia

kehamilan.

8) Induksi Partus (Induction of Labour)

Partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan :

a) Gagang laminaria : beberapa laminaria dimasukkan ke

dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang fleksus

frankenhauser

b) Amniotomi : pemecahan ketuban

c) Oksitosin drips : pemberian oksitosin menurut tetesan per

infus.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses persalinan

Faktor-faktor yang dapat memengaruhi jalannya proses persalinan

adalah :

1) Penumpang (Passenger)

Penumpang dalam persalinan adalah janin dan plasenta. Hal-hal

yang perlu diperhatikan mengenai janin adalah ukuran kepala

janin, presentasi, letak, sikap dan posisi janin. Sedangkan yang

perlu diperhatikan pada plasenta adalah letak, besar dan luasnya

(Sondakh, 2013).

49
2) Jalan lahir (Passage)

Jalan lahir terbagi atas dua, yaitu jalan lahir keras dan jalan lahir

lunak. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada jalan lahir keras

adalah ukuran dan bentuk tulang panggul. Sedangkan yang perlu

diperhatikan pada jalan lahir lunak adalah segmen bawah rahim

(SBR) yang dapat meregang, serviks, otot dasar panggul,

vagina dan introitus vagina (Sondakh, 2013).

3) Kekuatan (Power)

a) Kekuatan primer (kontraksi involunter)

Kontraksi berasal dari SBR yang menebal dan dihantarkan

ke uterus bawah dalam bentuk gelombang yang diistilahkan

melalui frekuensi, durasi dan intensitas kontraksi. Kekuatan

primer menyebabkan serviks menipis (effacement) dan

berdilatasi sehingga janin turun.

b) Kekuatan sekunder (kontraksi volunter)

Otot-otot diafragma dan abdomen ibu berkontraksi dan

mendorong keluar isi ke jalan lahir sehingga menimbulkan

tekanan intraabdomen. Tekanan ini menekan uterus ke

semua sisi dan menambah kekuatan dalam mendorong

keluar. Kekuatan ini cukup penting dalam usaha untuk

mendorong keluar isi dari uterus ke vagina setelah dilatasi

serviks lengkap (Sondakh, 2013).

4) Posisi ibu (Positioning)

50
Posisi ibu dapat memengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi

persalinan. Selain dapat memberi rasa nyaman juga dapat

mengurangi kejadian penekanan tali pusat(Sondakh, 2013).

Ibu dapat meluangkan waktu beberapa saat untuk berjalan kaki

pada pagi hari atau melakukan relaksasi. Selain itu, penting juga

untuk mulai menyiapkan barang-barang yang hendak dibawa

ketika waktu bersalin telah tiba. Contoh latihan yang bisa

dilakukan oleh ibu hamil, antara lain :

a) Posisi jongkok

Ini adalah posisi yang dapat dicoba dalam persalinan karena

akan memudahkan janin melewati jalan lahir. Latihan ini

akan memperkuat perineum dan mencegah bagian ini sobek

saat ibu bersalin. Latihlah untuk beberapa menit

(Andrina,2011).

b) Posisi bersila

Ini adalah posisi duduk dengan menyilang kaki

semampunya. Dengan mengambil posisi ini, otot-otot paha

ibu akan menguat dan panggul menjadi lentur. Gunakan alat

bantu, seperti bantal, sebagai alas atau bersandarlah pada

tembok jika posisi ini sulit dilakukan (Andriana, 2011).

5) Psikologi (Phychology Response)

51
Respons psikologi ibu berupa dukungan ayah bayi/pasangan,

dukungan kakek-nenek, saudara dekat dan saudara kandung

selama persalinan (Sondakh, 2013).

e. Mekanisme persalinan

Menurut Marmi (2012) mekanisme persalinan adalah putaran dan

penyesuaian yang terjadi pada proses kelahiran manusia. Tujuh

gerakan kondisi presentasi puncak kepala pada mekanisme

persalinan adalah engagement, decent (penurunan), fleksi, putar

paksi dalam, ekstensi, putar paksi luar dan ekspulsi.

1) Engagement

Kepala dikatakan telah menancap (engager) pada pintu atas

panggul apabila diameter biparietal kepala melewati pintu atas

panggul. Pada nullipara, hal ini terjadi sebelum persalinan aktif

dimulai karena otot – otot abdomen masih tegang sehingga

bagian presentasi terdorong ke dalam panggul sedangkan

multipara yang otot–otot abdomennya lebih kendur, kepala

seringkali tetap dapat digerakkan di atas permukaan panggul

sampai persalinan dimulai.

2) Penurunan Kepala (Descent)

Pada primigravida biasanya sudah terjadi pada bulan terakhir

kehamilan disusul majunya kepala, sedangkan pada

multigravida terjadi pada awal persalinanyang terjadi secara

52
bersamaan. Sutura sagitalis masuk PAP melintang, sehingga

terletak di tengah–tengah jalan lahir. Posisi sutura sagitalis

terhadap jalan lahir dibagi 2 :

a) Sinklitismus : Sutura sagitalis terletak di tengah–tengah

antara simfisis dan promontorium.

b) Asinklitismus : Sutura sagitalis agak kedepan mendekati

simfisis atau agak ke belakang mendekati promontorium

yang dibagi 2, yaitu :

(1) Posterior : Lebih mendekati simfisis

(1) Anterior : Sutura lebih mendekat ke promontorium

3) Fleksi

Fleksi adalah suatu keadaan dimana ubun–ubun kecil jelas

berada lebih rendah dari ubun–ubun besar. Tujuannya untuk

menyesuaikan penurunan kepala terhadap jalan lahir. Fleksi ini

disebabkan karena janin terdorong maju dan sebaliknya

mendapat tahanan dari pinggir atas panggul, serviks dan dinding

atau dasar panggul.

4) Putaran Paksi Dalam

Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan

memutar ke depan ke bawah simfisis. Putar paksi dalam

diperlukan untuk kelahiran kepala karena putaran paksi

merupakan usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan

53
bentuk jalan lahir khususnya bentuk bidang tengah dan pintu

bawah panggul.

5) Ekstensi

Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai di dasar

panggul, terjadilah ekstensi dari kepala. Hal ini disebabkan

karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah

ke depan dan atas sehingga kepala harus mengadakan ekstensi

untuk melaluinya. Upaya dari kepala atau bagian janin untuk

menyesuaikan dengan jalan lahir dengan cara kepala tengadah

sebagai akibat dari jalan lahir yang memutar ke atas dan terjadi

2 kekuatan, yaitu :

a) Kekuatan kepala yang mendesak bagian bawah panggul.

b) Adanya tekanan dasar panggul sehingga menghasilkan

suatu kekuatan yang mendesak bagian janin memutar arah

ke atas sesuai jalan lahir.

Setelah subocciput tertahan pada pinggir bawah simfisis maka

yang dapat maju karena kekuatan tersebut di atas bagian yang

berhadapan dengan subocciput, maka lahirlah berturut–turut

pada pinggir atas perineum ubun–ubun besar, dahi, hidung,

mulut dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi.

6) Putaran Paksi Luar

54
Setelah kepala lahir, maka kepala bayi memutar kembali kearah

punggung untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi

karena putar paksi dalam.

7) Ekspulsi

Setelah putar paksi luar bahu depan sampai di bawah simfisis

untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusul

dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi

jalan lahir.

f. Partograf

1) Definisi Partograf

Menurut Sondakh (2013) partograf adalah alat bantu untuk

mengobservasikemajuan kala I persalinan dan memberikan

informasi untuk membuat keputusan klinik.

Sedangkan menurut Marmi (2012) partograf adalah alat untuk

mencatat informasi berdasarkan observasi dan pemeriksaan fisik

pada ibu dalam persalinan dan alat penting khususnya untuk

membuat keputusan klinis selama kala I.

2) Tujuan Partograf

Menurut Sondakh (2013) tujuan utama penggunaan partograf

adalah sebagai berikut :

a) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan

menilai pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.

55
b) Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan normal dan

kemungkinan adanya partus lama.

c) Mendapatkan data yang lengkap terkait dengan pemantauan

kondisi ibu, kondisi bayi, serta grafik kemajuan persalinan

(pembukaan serviks, presentasi janin, garis waspada dan

garis bertindak).

g. Tahapan persalinan

Proses persalinan dibagi menjadi empat kala atau fase yaitu kala I,

kala II, kala III, dan kala IV. Kala I dimulai dari saat persalinan

sampai pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir, kala II

dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir, kala III

dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta dan kala

IV dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum

(Saifuddin, 2013).

Menurut Marmi (2012) proses persalinan terdiri dari 4 kala yaitu:

1) Kala I Persalinan (Kala Pembukaan)

Kala I persalinan berlangsung antara pembukaan nol hingga

pembukaan lengkap (10 cm). Pada permulaan his, kala

pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga ibu masih

dapat berjalan–jalan. Proses pembukaan serviks pada kala I

dibagi menjadi dua fase, yaitu ;

a) Fase Laten

56
Berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat

lambat sampai mencapai ukuran 3 cm.

b) Fase Aktif, dibagi dalam 3 fase lagi, yaitu:

(1) Fase Akselerasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm

menjadi 4 cm.

(2) Fase Dilatasi Maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan

berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.

(3) Fase Deselerasi, pembukaan menjadi lambat. Dalam

waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap (10

cm).

Dalam fase aktif, frekuensi dan lama kontraksi uterus akan

meningkat secara bertahap (kontraksi dianggap adekuat atau

memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10 menit

dan berlangsung selama 40 detik atau lebih) dari

pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap (10

cm), akan terjadi dengan kecepatan sedikitnya 1 cm setiap

jam pada (nullipara atau primigravida) atau lebih dari 1 cm

hingga 2 cm (multipara) serta terjadi penurunan bagian

terbawah janin (Marmi, 2012).

Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam

sedangkan multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurva

Friedman, diperhitungkan pembukaan pada primigravida 1

57
cm/jam dan pembukaan pada multigravida 2 cm/jam

(Manuaba,2014).

2) Kala II (Pengeluaran Janin)

Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah

lengkap (10 cm) sampai lahirnya bayi. Proses ini berlangsung 2

jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida (Marmi,

2012). Diagnosa persalinan kala II ditegakkan dengan

melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan

sudah lengkap dan kepala janin sudah tampak di vulva dengan

diameter 5-6 cm. (Sulistyawati, 2012).

Tanda dan gejala inpartu termasuk:

a) Penipisan dan pembukaan serviks

b) Kontraksi uterus yang menakibatkan perubahan serviks

(frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit)

c) Cairan lender bercampur darah (show) melalui vagina

(JNPK-KR, 2012).

3) Kala III (Pengeluaran Uri atau Plasenta)

Batasan kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan

berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban yang

berlangsung tidak lebih dari 30 menit, jika lebih dari 30 menit,

maka harus diberi penanganan yang lebih atau dirujuk.

Lepasnya plasenta dapat diperkirakan dengan memperhatikan

tanda– tanda seperti uterus menjadi bundar, uterus terdorong ke

58
atas karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim, tali pusat

bertambah panjang dan terjadi semburan darah (Sulistyawati,

2012).

4) Kala IV (Kala Pengawasan)

Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena

pendarahan postpartum paling sering terjadi pada dua jam

pertama. Observasi yang dilakukan adalah tingkat kesadaran

penderita, pemeriksaan tanda–tanda vital, kontraksi uterus dan

pendarahan. Pendarahan dianggap masih normal bila jumlahnya

tidak melebihi 400 – 500 cc (Sulistyawati, 2012).

Kala IV adalah kala pengawasan 1-2 jam setelah bayi dan

plasenta lahir untuk memantau kondisi ibu. Pengawasan yang

dilakukan adalah:

a) Evaluasi uterus, Setelah kelahiran plasenta, periksa

kelengkapan dari plasenta dan selaput ketuban. Jika masih

ada sisa plasenta dan selaput ketuban yang tertinggal dalam

uterus akan memanggu kontraksi uterus sehingga

menyebabkan pendarahan. Jika dalam waktu 15 menit

uterus tidak berkontraksi dengan baik, maka akan terjadi

atonia uteri. Oleh karena itu diperlukan tindakan

rangsangan taktil (massage) fundus uteri dan bila perlu

dilakukan kompresi bimanual.

59
b) Pemeriksaan servik, vagina dan perineum, Untuk

mengetahui apakah ada tidaknya robekan jalan lahir, maka

periksa daerah perineum, vagina dan vulva. Setelah byi

lahir, vagina akan mengalami peregangan, oleh

kemungkinan edema dan lecet. Introitus vagina juga akan

tampak terkulai dan terbuka. Sedangkan vulva bisa

berwarna merah bengkak dan mengalami lecet lecet.

Robekan jalan lahir dapat dikategorikan dalam :

(1) Robekan derajat satu kadang kala bahkan tidak perlu

untuk dijahit, yaitu:

(a) Robekan mukosa.

(b) Komisura posterior.

(c) Kulit perineum

(4) Robekan derajat dua biasanya dapat dijahit dengan

mudah dibawah pengaruh analgesia lokal dan biasanya

sembuh tanpa kompilasi, yaitu:

(a) Robekan mukosa.

(b) Komisura posterior.

(c) Kulit perineum.

(d) Otot perineum.

60
(5) Robekan derajat tiga dapat mempunyai akibat yang

lebih serius dan dimana pun bila memungkinkan harus

dijahit oleh ahli obsteri, dirumah sakit dengan peralatan

yang lengkap, dengan tujuan mencegah inkontinensia

vekal atau fistula fekal, yaitu:

(a) Robekan mukosa

(b) Komisura posterior

(c) Kulit perineum

(d) Otot perineum

(e) Otot sfingter ani

(6) Robekan derajat empat harus dijahit oleh ahli obsteri,

dirumah sakit dengan peralatan yang lengkap, dengan

tujuan mencegah inkontinensia vekal dan atau fistula

fekal, yaitu:

(a) Robekan mukosa

(b) Komisura posterior

(c) Kulit perineum

(d) Otot perineum

(e) Otot sfingter ani

(f) Dinding depan rektum

61
h. Perubahan fisiologis pada masa persalinan

1) Tekanan Darah

Tekanan darah meningkat selama kontraksi uterus dengan

kenaikan sistolik sebesar 10–20 mmHg dan diastolik rata–rata

5–10 mmHg. Diantara kontraksi uterus, tekanan darah akan

turun seperti sebelum masuk persalinan dan akan naik lagi jika

terjadi kontraksi (Marmi, 2012).

2) Suhu

Suhu tubuh akan sedikit meningkat selam persalinan. Kenaikan

ini dianggap normal asal tidak melebihi 0,5–1◦C, karena hal ini

terjadi akibat peningkatan metabolisme tubuh. Suhu akan

kembali turun segera setelah kelahiran, apabila keadaan ini

berlangsung lama, kenaikn suhu ini dapat mengindikasikan

dehidrasi. Jika selaput ketuban sudah pecah dan disertai suhu

yang meningkat, hal ini dapat mengindikasikan terjadinya

infeksi (Marmi, 2012).

3) Pernafasan

Terjadi sedikit kenaikan pola pernafasan dibandingkan dengan

sebelum persalinan. Hal ini disebabkan karena rasa nyeri,

kekhawatiran, serta pengaturan nafas yang tidak benar. Untuk

itu bidan perlu mengajarkan teknik pernafasan yang benar untuk

menghindari hiperventilasi yang ditandai adanya perasaan

pusing (Marmi, 2012).

62
4) Denyut Jantung

Frekuensi denyut jantung nadi diantara kontraksi sedikit lebih

tinggi dibandingkan selama periode menjelang persalinan. Hal

ini bermakna bahwa sedikit peningkatan frekuensi nadi

dianggap normal. Hal ini menunjukkan kenaikan dalam

metabolisme yang terjadi selama persalinan (Marmi, 2012).

5) Metabolisme

Selama persalinan, baik metabolisme karbohidrat aerob maupun

anaerob akan naik secara perlahan. Kenaikan ini sebagian besar

disebabkan oleh karena kecemasan serta kegiatan otot kerangka

tubuh. Kegiatan metabolisme yang meningkat tercermin dengan

kenaikan suhu badan, denyut nadi, pernafasan, cardiac output,

dan kehilangan cairan (Marmi, 2012).

6) Gastrointestinal

Motilitas dan absorbsi lambung terhadap makanan padat jauh

berkurang. Apabila kondisi ini diperburuk oleh penurunan lebih

lanjut sekresi asam lambung, selama persalinan maka saluran

pencernaan bekerja dengan lambat sehingga waktu pengosongan

lambung menjadi lebih lama. Oleh karena itu, ibu dianjurkan

untuk tidak makan dalam porsi besar atau minum berlebihan

tetapi makan dan minum ketika keinginan timbul guna

mempertahankan energi dan dehidrasi (Marmi, 2012).

63
7) Hematologi

Hemoglobin meningkat rata–rata 1,2 gr/100 ml selama

persalinan dan kembali ke kadar sebelum persalinan pada hari

pertama postpartum jika tidak ada kehilangan darah yang

abnormal (Marmi, 2012).

8) Uterus

Selama persalinan, uterus berubah menjadi dua bagian yang

berbeda. Segmen atas berkontraksi aktif menjadi lebih tebal

selama persalinan dan bagian bawah relative pasif dibanding

segmen atas karena berkembang menjadi jalan lahir yang

berdinding lebih tipis. Segmen atas berkontraksi, mengalami

rektraksi dan mendorong janin keluar sebagai respon terhadap

daya dorong kontraksi segmen atas, segmen bawah rahim akan

semakin lunak berdilatasi membentuk suatu saluran muscular

dan fibromuskular yang menipis sehingga janin dapat menonjol

keluar (Marmi, 2012).

9) Serviks

Penipisan serviks terjadi diakhir kehamilan atau dapat juga tidak

terjadi hingga persalinan dimulai. Pada primipara, serviks

biasanya tidak akan berdilatasi hingga penipisan sempurna,

sedangkan pada multipara, penipisan dan dilatasi dapat terjadi

secara bersamaan.Pembukaan serviks disebabkan oleh karena

membesarnya Ostium Uteri Eksternum (OUE) karena otot yang

64
melingkar disekitar ostium meregang untuk dapat dilewati

kepala. Pada primigravida Ostium Uteri Internum (OUI) terbuka

terlebih dahulu sedangkan OUE membuka saat persalinan

terjadi. Pada multigravida OUI dan OUE membuka secara

bersamaan pada saat persalinan terjadi (Marmi, 2012).

i. Kebutuhan dasar ibu bersalin

Ada lima kebutuhan dasar bagi wanita dalam persalinan menurut

Lesser dan Keanne yang dikutip dari Marmi (2012) dalam bukunya

yang berjudul Asuhan Kebidanan Pada Persalinan antara lain :

1) Kebutuhan fisik dan psikologis

Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologis pada ibu dan

keluarga pada kala I, II, dan III sebagai berikut :

a) Mengatur posisi ibu

b) Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his

c) Menjaga kandung kemih tetap kosong

d) Menjaga kebersihan ibu

e) Pemberian cairan dan nutrisi

f) Kebutuhan istirahat

2) Kehadiran seorang pendamping

Kehadiran seorang pendamping yang memberikan dukungan

terus– menerus kepada ibu selama proses persalinan dapat

mempermudah proses persalinan, memberikan rasa nyaman,

semangat, membesarkan hati ibu dan meningkatkan rasa percaya

65
diri ibu, serta memberikan sumber kekuatan bagi ibu yang tidak

dapat diberikan oleh tenaga kesehatan. Dukungan pendamping

persalinan ini dapat berupa dorongan, motivasi, sentuhan, dan

kata–kata pujian yang membuat nyaman.

3) Pengurangan rasa sakit

Teknik yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa sakit

diantaranya dengan teknik farmakologis yaitu dengan

menggunkan obat–obatan, maupun dengan teknik non

farmakologis, seperti kehadiran seorang pendamping persalinan,

perubahan posisi yang nyaman, sentuhan dan masasse, kompres

hangat–dingin, akupuntur, aromaterapi, relaksasi dan teknik

pernafasan ataupun dengan musik.

4) Penerimaan atas sikap dan perilakunya

Pada saat persalinan, ibu terkadang tak dapat mengontrol dirinya

dan sering melakukan tindakan seperti memegang sesuatu

dengan erat saat kontraksi, mengangkat pinggulnya, menutup

mata dan kadang berteriak selama kontraksi yang nyeri. Sebagai

seorang bidan yang dapat dilakukan adalah menyemangati

bukan memarahinya.

5) Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang aman

Setiap ibu membutuhkan informasi tentang kemajuan

persalinannya sehingga mampu mengambil keputusan dan ibu

perlu diyakinkan juga bahwa kemajuan persalinannya normal.

66
j. Doa untuk memperlancar persalinan :

‫ﺤﻨﺎ ﻭﻟﺪﺖ ﻤﺭﻴﻡ ﻭﻤﺭﻴﻡ ﻭﻟﺪﺖ ﻋﻴﺴﻰ ﺍﺨﺮﺝ ﺍﻴﻬﺎ ﺍﻟﻤﻮﻟﻮﺪ ﺒﻗﺪﺮﺓ‬
‫ﺍﻟﻤﻠﻚ ﺍﻟﻤﻌﺒﻮﺪ‬
HANNAA WALADAT MARYAMA WA MARYAMA WALADAT ‘IISAA
UKHRUJ AYYUHAL MAULUUDU BIQUDROTIL MALIKIL
MA’BUUDI

Artinya :
Hana melahirkan Maryam, sedangkan Maryam telah melahirkan ‘sa.
Keluarlah (lahirlah) hai anak dengan sebab kekuasaan Raja (Allah)
yang disembah.

67
C. BAYI BARU LAHIR

1. Konsep Dasar

a. Pengertian

Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir pada usia

kehamilan 37-42 minggu dengan berat lahir antara 2500-4000 gram

(Sondakh, 2013).

Sedangkan menurut Prawirohardjo (2014) bayi lahir normal

adalah bayi yang lahir cukup bulan, 38-42 minggu dengan berat

badan sekitar 2500-3000 gram dan panjang badan sekitar 50-55 cm.

Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4

minggu (28 hari) sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur 0

(baru lahir) sampai dengan usia 1 bulan sesudah lahir (Muslihatun,

2010).

Setelah bayi lahir diadzani ditelinga sebelah kanan dan


dibacakan doa :

‫ك أُ ِعي ُذهَا إِنّى‬


َ ِ‫ال َّر ِج ِيم ال َّش ْيطَا ِن ِمنَ َو ُذ ّريَّتَهَا ب‬

“INNII U’IIDZUHAA BIKA WA DZURRIYYATAHAA MINAS


SYAITHOONIR ROJIIMI”
Artinya : "Sesungguhnya aku mohon perlindungan untuknya serta
anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) engkau
daripada setan yang terkutuk." (qs. Al-imron : 36).

b. Perubahan fisiologis bayi segera setelah lahir

68
Menurut Sondakh (2013) setiap bayi baru lahir akan mengalami

periode transisi. Adapun jenis-jenis adaptasi fisiologi BBL terhadap

kehidupan di luar uterus

adalah sebagai berikut :

1) Adaptasi Pernafasan

Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30

detik sesudah kelahiran. Pernafasan ini timbul sebagai akibat

aktivitas normal sistem saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh

beberapa rangsangan lainnya. Semua ini menyebabkan

perangsangan pusat pernafasan dalam otak yang melanjutkan

rangsangan tersebut untuk menggerakkan diafragma, serta otot-

otot pernafasan lainnya. Tekanan rongga dada bayi pada saat

melalui jalan lahir pervaginam mengakibatkan paru-paru

kehilangan 1/3 dari cairan yang terdapat didalamnya, sehingga

tersisa 80-100 mL. Setelah bayi lahir, cairan yang hilang

tersebut akan diganti dengan udara.

2) Adaptasi Kardiovaskular

Dengan berkembangnya paru-paru, pada alveoli akan terjadi

peningkatan tekanan oksigen. Sebaliknya, tekanan karbon

dioksida akan mengalami penurunan. Hal ini mengakibatkan

penurunan resistansi pembuluh darah dari arteri pulmonalis

mengalir ke paru-paru dan ductus arteriosus tertutup. Setelah tali

69
pusat dipotong, aliran darah dari plasenta terhenti dan foramen

ovale tertutup.

Tabel 2.3 Nilai Darah Tali Pusat pada Bayi Baru Lahir Cukup Bulan.

(Walyani, 2015)

Komponen Rentang Optimal


Konsentrasi Hb 14-20gr%
Hitung sel darah merah 4,2-5,8 juta/mm2
Hematokrit 43-63%
Hitung rekulosit 3-7%
Hitung sel darah merah 10.000-30.000/mm2
Hitung trombosit 150.000-350.000/mm2
Granulosit 40-80%
Limfosit 20-40%
Monosit 3-10%
3) Perubahan Termoregulasi dan Metabolik

Sesaat sesudah bayi lahir, ia akan berada di tempat yang

suhunya lebih rendah dari dalam kandungan dan dalam keadaan

basah. Bila bayi dibiarkan dalam suhu kamar 25°C, maka bayi

akan kehilangan panas melalui evaporasi, konduksi, konveksi,

dan radiasi sebanyak 200 kalori/kgBB/menit. Sementara itu

pembentukan panas yang dapat diproduksi hanya sepersepuluh

daripada yang tersebut di atas dalam waktu yang bersamaan. Hal

ini akan menyebabkan penurunan suhu tubuh sebanyak 2°C

dalam waktu 15 menit.

70
Suhu lingkungan yang tidak baik akan menyebabkan bayi

menderita hipotermi dan trauma dingin (cold injury). BBL dapat

mengurangi suhu tubuhnya dengan mengurangi konsumsi energi

serta merawatnya di dalam Natural Thermal Environment

(NTE), yaitu suhu lingkungan rata-rata dimana dimana produksi

panas, pemakaian oksigen, dan kebutuhan nutrisi untuk

pertumbuhan adalah minimal agar suhu tubuh menjadi normal.

4) Adaptasi Neurologis

BBL menunjukkan gerakan tidak terkoordinasi, pengaturan suhu

yang labil, kontrol otot yang buruk, mudah terkejut, dan tremor

pada ekstremitas. Perkembangan neonatus terjadi cepat. Saat

bayi tumbuh, perilaku yang lebih kompleks misalnya tersenyum

atau mengontrol kepala akan mulai berkembang. Refleks bayi

merupakan indikator penting perkembangan normal.

5) Adaptasi Gastrointestinal

Oleh karena kadar gula darah tali pusat 65 mg/100mL akan

menurun menjadi 50mg/100mL dalam waktu 2 jam sesudah

lahir, energi tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam

71
pertama sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme asam

lemak sehingga kadar gula akan mencapai 120 mg/100mL.

Bila perubahan glukosa menjadi glikogen meningkat atau

adanya gangguan metabolisme asam lemak yang tidak dapat

memenuhi kebutuhan neonatus, maka kemungkinan besar bayi

mengalami hipoglikemia.

6) Adaptasi Ginjal

Laju filtrasi glomerulus relatif rendah pada saat lahir

disebabkan oleh tidak adekuatnya area permukaan kapiler

glomerulus. Meskipun keterbatasan ini tidak mengancam BBL

normal, tetapi menghambat kapasitas bayi untuk berespons

terhadap stresor. Penurunan kemampuan untuk mengeksresikan

obat-obatan dan kehilangan cairan yang berlebihan

mengakibatkan asidosis dan ketidakseimbangan cairan.

Sebagian besar BBL berkemih dalam 24 jam pertama

setelah lahir 2-6 kali sehari dan 2-6 kali sehari pada 1-2 hari

pertama. Setelah itu mereka berkemih 5-20 kali dalam 24 jam.

Urin dapat keruh karena lendir dan garam asam urat, noda

kemerahan (debu batu bata) dapat diamati pada popok karena

kristal asam urat (Walyani, 2015).

7) Adaptasi Hati

Selama kehidupan janin dan sampai tingkat tertentu setelah

lahir, hati terus membantu pembentukan darah. Selama periode

72
neonatus, hati memproduksi zat esensial untuk pembekuan

darah. Penyimpanan zat besi ibu cukup memadai bagi bayi

sampai 5 bulan kehidupan ekstrauterin, pada saat ini, BBL

menjadi rentan terhadap defisiensi zat besi.

8) Adaptasi Imun

BBL tidak dapat membatasi organisme penyerang di pintu

masuk. Imaturitas jumlah sistem pelindung seperti respons

inflamasi berkurang, fagositosis lambat, keasaman lambung dan

produksi pepsin dan tripsin belum berkembang sempurna

sampai usia 3-4 minggu, immunoglobulin A hilang dari saluran

pernafasan dan perkemihan kecuali jika bayi tersebut menyusu

dengan ASI, secara signifikan meningkatkan resiko infeksi pada

periode BBL. Infeksi merupakan penyebab utama morbiditas

dan mortalitas selama periode neonatus.

9) Produksi Panas (Suhu Tubuh)

BBL mempunyai kecenderungan untuk mengalami stress fisik

akibat perubahan suhu di luar uterus. Jika seorang bayi

kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia, hipoksia,

dan asidosis. Oleh karena itu, upaya pencegahan kehilangan

panas merupakan prioritas utama dan bidan berkewajiban untuk

menjaga kehangatan tubuh bayi. Suhu tubuh normal pada

neonatus adalah 36,5-37,5◦C, jika nilainya turun di bawah 36,5◦C

maka bayi mengalami hipotermia (Jauhariyah, 2012).

73
Empat mekanisme kemungkinan yang dapat menyebabkan bayi

baru lahir kehilangan panas tubuhnya antara lain :

a) Konduksi

Konduksi yaitu pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lain

melalui kontak langsung.

b) Konveksi

Konveksi merupakan pemindahan panas dari tubuh bayi ke

udara sekitarnya yang sedang bergerak.

c) Radiasi

Radiasi adalah pemindahan panas dari tubuh bayi keluar

tubuhnya ke lingkungan yang lebih dingin.

d) Evaporasi

Evaporasi adalah hilangnya panas tubuh bayi melalui proses

penguapan yang bergantung pada kecepatan dan kelembaban

udara.Agar dapat mencegah terjadinya kehilangan panas pada

bayi, maka dapat dilakukan hal-hal seperti mengatur suhu

lingkungan bayi agar tetap hangat, selimuti bayi dengan selimut

atau kain bersih yang kering dan hangat, meletakkan bayi pada

tempat tidur yang sudah dihangatkan atau sementara

dimasukkan ke inkubator, mengeringkan bayi dengan seksama,

menutup bagian kepala bayi, menganjurkan ibu untuk memeluk

dan menyusui bayinya, dan tidak segera memandikan bayi baru

lahir (Dewi, 2012).

74
c. Asuhan bayi baru lahir dalam 2 jam pertama

1) Penilaian awal pada bayi segera setelah lahir

Menurut Sondakh (2013) penilaian keadaan umum bayi dimulai

setelah satu menit setelah lahir dengan menggunakan nilai

APGAR (Tabel 2.3). Penilaian berikutnya dilakukan pada menit

kelima dan kesepuluh. Penilaian ini perlu dilakukan untuk

mengetahui apakah bayi menderita asfiksia atau tidak.

Tabel 2.4 APGAR Score.

(Sondakh, 2013)

APGAR 0 1 2

Appearance Seluruh tubuh


Pucat Badan merah ekstremitas biru
(Warna kulit) kemerah-merahan

Pulse rate
Tidak ada < 100 x/menit > 100 x/menit
(Frekuensi nadi)

Grimace Sedikit gerakan mimik


Batuk/ bersin
(Reaksi rangsang) (grimace)
Tidak ada
Activity Ekstremitas dalam sedikit
Tidak ada Gerakan aktif
(Tonus otot) fleksi

Respiration
Tidak ada Lemah/ tidak teratur Baik/ menangis
(Pernafasan)

Menurut Mead (1996) dalam Sondakh (2013) setiap variabel

diberi nilai 0, 1, atau 2 sehingga nilai tertinggi adalah 10. Nilai

7-10 pada 1 menit pertama menunjukkan bahwa bayi berada

dalam kondisi baik. Nilai 4-6 menunjukkan adanya depresi

sedang dan membutuhkan beberapa jenis tindakan resusitasi.

Bayi dengan nilai 0-3 menunjukkan depresi serius dan

75
membutuhkan resusitasi segera dan mungkin memerlukan

ventilasi.

2) Perawatan bayi baru lahir

a) Pertolongan pada Saat Bayi Lahir

(2) Sambil menilai pernafasan secara cepat, letakkan bayi

dengan handuk di atas perut ibu.

(7) Dengan kain yang bersih dan kering atau kasa,

bersihkan darah atau lendir dari wajah bayi agar jalan

udara tidak terhalang. Periksa ulang pernafasan bayi,

sebagian besar bayi akan menangis atau bernafas secara

spontan dalam waktu 30 detik setelah lahir (Sondakh,

2013).

b) Perawatan Mata

Obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan

untuk pencegahan penyakit mata akibat klamidia (penyakit

menular seksual). Obat ini perlu diberikan pada jam

pertama setelah persalinan (Sondakh, 2013).

c) Pemeriksaan Fisik Bayi

Menurut Sondakh (2013) pemeriksaan fisik pada bayi

meliputi :

76
(2) Kepala : pemeriksaan terhadap ukuran, bentuk,

adanya caput succadaneum, cepal hematoma, dan

sebagainya.

(8) Mata :pemeriksaan terhadap pendarahan, bentuk,

subkonjungtiva, sklera dan tanda-tanda infeksi (pus).

(9) Hidung dan mulut : pemeriksaan terhadap labioskizis,

labiopalatoskizis, dan refleks hisap baik.

(10) Telinga : pemeriksaan terhadap kelainan/bentuk

daun telingan dan Preaurical tog.

(11) Leher : pemeriksaan terhadap pembesaran vena

jugularis, kelenjar tiroid, kelenjar limfe.

(12) Dada : pemeriksaan terhadap bentuk, pernafasan,

retraksi intercostal.

(13) Jantung : pemeriksaan terhadap pulsasi, frekuensi

bunyi jantung, kelainan bunyi jantung.

(14) Abdomen : pemeriksaan terhadap membuncit

(pembesaran hati, limfa, tumor aster), omfalokel,

schapoid (kemungkinan bayi menderita

diafragmatika/atresia esofagus tanpa fistula).

77
(15) Tali pusat : pemeriksaan terhadap perdarahan/infeksi.

(16) Alat kelamin : pemeriksaan terhadap testis apakah

berada dalam skrotum, penis berlubang pada ujung

(pada bayi laki-laki), vaginaberlubang, apakah labia

mayora menutupi labia minora (pada bayi perempuan).

(17) Lain-lain : mekonium harus keluar dalam 24 jam

sesudah lahir, bila tidak, harus waspada terhadap atresia

ani atau obstruksi usus. Selain itu, urin juga harus

keluar dalam 24 jam. Kadang, pengeluaran urin tidak

diketahui karena pada saat bayi lahir, urin keluar

bercampur dengan air ketuban. Bila urin tidak keluar

dalam 24 jam, maka harus diperhatikan kemungkinan

adanya obstruksi saluran kemih.

4). Perawatan Lainnya

(3) Lakukan perawatan tali pusat

Menurut rekomendasi WHO, cara perawatan tali pusat

yaitu cukup membersihkan bagian pangkal tali pusat,

bukan ujungnya, dibersihkan menggunakan air dan

sabun lalu dikeringkan hingga benar-benar kering.

Untuk membersihkan pangkal tali pusat dengan sedikit

diangkat bukan di tarik. Berdasarkan hasil penelitian

terbaru, tali pusat yang dibersihkan hanya

78
menggunakan air dan sabun serta dibiarkan kering,

akan lebih cepat puput.

(2) Orang tua diajarkan tanda-tanda bahaya bayi dan

mereka diberitahu agar merujuk bayi dengan segera

untuk perawatan lebih lanjut jika ditemui hal-hal

berikut : Menurut Marmi (2012) ada beberapa tanda

bahaya pada bayi yang harus dikenali ibu, yaitu :

a. Pemberian ASI yang sulit, bayi sulit menghisap atau

hisapan lemah.

b. Bayi kesulitan bernafas, yaitu pernafasan cepat lebih

dari 60 x/menit atau menggunakan otot nafas

tambahan.

c. Letargi, yaitu bayi terus menerus tidur tanpa bangun

untuk makan.

d. Warna kulit abnormal (kulit atau bibir berwarna

kebiruan (sianosis) atau bayi sangat kuning).

e. Suhu tubuh terlalu panas (demam/febris) atau terlalu

dingin (hipotermia).

f. Gangguan sistem pencernaan, seperti tidak BAB

selama 3 hari pertama setelah lahir, muntah terus

menerus, perut membesar/bengkak, tinja berwarna

hijau tua atau berdarah, atau berlendir.

g. Mata bengkak atau mengeluarkan cairan.

79
h. Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan (nanah),

bau busuk

i. Tanda atau perilaku tidak biasa seperti menggigil

atau tangis merintih, tubuh bayi lemah, lunglai, atau

kejang.

(3) Orang tua diajarkan cara merawat bayi dan melakukan

perawatan harian untuk bayi baru lahir, meliputi :

(a) Pemberian ASI ekslusif setiap 2-3 jam tanpa

makanan tambahan apapun, mulai dari hari

pertama sampai usia 6 bulan. Sebab asi

mengandung sejumlah zat yang bergizi seperti

lemak, protein, vitamin dan mineral (Prasetyono,

2009).

(b) Menjaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan

kering, serta mengganti popok (Azwar, 2008).

(c) Menjaga tali pusat dalam keadaan bersih dan

kering.

(d) Menjaga keamanan bayi terhadap trauma dan

infeksi.

80
3) Ciri - Ciri Bayi Baru Lahir (BBL) Normal

Ada pun ciri - ciri dari bayi baru lahir normal adalah sebagai

berikut:

a) Lahir aterm antara 37 - 42 minggu.

b) Berat badan 2500 - 4000 gram.

c) Panjang badan 48 - 52 cm.

d) Lingkar dada 30 - 38 cm.

e) Lingkar kepala 33 - 35 cm.

f) Lingkar lengan 11 - 12 cm.

g) Frekuensi denyut jantung 120 – 160 x / menit.

h) Pernapasan ± 40 - 60 x / menit.

i) Kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan subkutan

yang cukup

j) Rambutan lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya

telah sempurna.

k) Kuku agak panjang dan lemas.

l) Nilai APGAR > 7.

m)Gerak aktif.

n) Bayi lahir langsung menangis kuat.

81
o) Refleks rooting (mencari puting susu dengan rangsangan

taktil pada pipi dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan

baik.

p) Refleks sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan

baik.

q) Refleks morro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah

terbentuk dengan baik.

r) Refleks grasping (menggenggam) sudah baik.

s) Genitalia:

(1) Pada bayi laki - laki kematangan ditandai dengan testis

yang berada pada skrotum dan penis yang berlubang.

(2) Pada bayi perempuan kematangan ditandai dengan

vagina uterus yang berlubang, serta adanya labia minora

dan mayora.

t) Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium

dalam 24 jam pertama dan berwarna hitam kecoklatan (Dewi,

2010).

4) Inisiasi Menyusui Dini

Menurut Sondakh (2013) inisiasi menyusui dini (IMD) atau

permulaan menyusui dini adalah bayi mulai menyusu sendiri

segera setelah lahir. Seperti halnya bayi mamalia lainnya, bayi

manusia mempunyai kemampuan untuk menyusu sendiri.

Kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya dibiarkan

82
setidaknya selama satu jam segera setelah lahir, kemudian bayi

akan mencari payudara ibu dengan sendirinya.

5). Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan Vitamin K1

Semua bayi baru lahir harus diberi penyuntikan Vitamin K1

(Phytomenadione) 1 mg intramuskuler di paha kiri, untuk

mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin yang dapat

dialami oleh sebagian bayi baru lahir (Kemenkes RI, 2010).

6). Imunisasi Dasar Wajib

a) Jenis Imunisasi Dasar Wajib

Menurut Rukiyah dan Yulianti, 2010. Berdasarkan

program pengembangan Ikatan Dokter Anak Indonesia

(IDAI). Program Pengembangan Imunisasi (PPI) yang wajib

dan Program Imunisasi Non PPI yang dianjurkan. Jenis

imunisasi wajib terdiri dari:

(1) Hepatitis B

Imunisasi Hepatitis B diberikan sedini mungkin

setelah lahir. Imunisasi Hepatitis B untuk mencegah

virus Hepatitis B yang dapat menyerang dan merusak

hati, bila berlangsung sampai dewasa dapat menjadi

kanker hati.

(2) BCG (Bacille Calmette Guerin)

Imunisasi BCG berguna untuk mencegah penyakit

tuberkulosis berat. Misalnya TB paru berat. Imunisasi ini

83
sebaiknya diberikan 2 - 3 bulan. Dosis untuk bayi kurang

setahun adalah 0,05 ml dan anak 0,10 ml. Disuntikkan

secara intadermal dibawah lengan kanan atas. BCG tidak

menyebabkan demam. Tidak dianjurkan BCG ualangan.

Suntikan BCG akan meninggalkan jaringan jaringan

parut pada bekas suntikan. Apabila BCG diberikan pada

usia lebih dari 3 bulan, sebaiknya dilakukan uji

tuberkulin terlebih dahulu.

(3) DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)

Iminisasi DPT untuk mencegah bayi dari tiga

penyakit, yaitu difteri, pertusis, tetanus. Difteri

disebabkan bakteri Corynebacterium diphtheriae yang

sanagat menular. Batuk rejan yang juga dikenal Partusis

atau batuk 100 hari, disebabkan bakteri Bordetella

Partussis. Tetanus merupakan penyakit infeksi

mendadak yang disebabkan toksin dari clostridium

tetani, bakteri yang terdapat di tanah atau kotoran

binatang dan manusia. Imunisasi DPT dasar diberikan 3

kali sejak anak umur dua bulan dengan interval 4 - 6

minggu. DPT 1 diberikan di umur 2 - 4 bulan, DPT 2

umur 3 - 5 bulan dan DPT 3 umur 4 - 6 bulan. Imunisasi

DPT bayi tiga kali (3 dosis) akan memberikan imunitas

satu sampai tiga tahun.

84
(4) Polio

Untuk imunisasi dasar (3 kali pemberian) vaksin

diberikan 2 tetes per oral dengan interval tidak kurang

dari dua minggu. Pemberian polio 1 saat bayi masih

berada dirumah sakit atau rumah bersalin, dianjurkan

saat bayi akan pulang. Maksudnya tak lain agar tidak

mencemari bayi lain oleh karena virus polio hidup dapat

dikeluarkan melalui tinja.

(5) Campak

Campak adalah penyakit yang sangat menular yang

dapat disebabkan oleh sebuah virus Campak. Vaksin

campak diberikan dalam suatu dosis 0,5 ml pada usia 9

bulan.

b) Jadwal Pemberian Imunisasi

Tabel 2.5 Jadwal Pemberian Imunisasi.

(Kemenkes RI, 2015)

Jenis
No Umur Bayi
Imunisasi
1 0-7 Hari Hepatitis B
2 1 Bulan BCG, Polio 1
3 2 bulan DPT-HB-HIB1, Polio 2 D. NIFAS
4 3 bulan DPT-HB-HIB2, Polio 3
5 4 bulan DPT-HB-HIB3, Polio 4, IPV 1.
6. 9 bulan CAMPAK

Konsep dasar

a. Pengertian

85
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai

dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti

sebelum hamil (Rukiyah, 2014). Masa nifas atau masa puerperium

berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari (Manuaba, 2014).

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi,

plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali

organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih

6 minggu (Saleha, 2013).

Menurut Prawirohardjo (2014), masa puerperium atau masa

nifas dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta dan berakhir

setelah 6 minggu (42 hari) setelah itu.

b. Perubahan fisiologis masa nifas

1) Perubahan Sistem Reproduksi

a) Uterus

Selama masa nifas, alat-alat interna maupun eksterna

berangsur-angsur kembali seperti keadaan sebelum hamil.

Perubahan keseluruhan alat genetalia ini disebut involusi

uterus (Saleha, 2013). Menurut Sulistyawati (2012),involusi

uterus terjadi melalui 3 proses yang bersamaan, antara lain :

86
(3) Autolysis, Autolysis merupakan proses penghancuran

diri sendiri yang terjadi di dalam otot rahim. Enzim

proteolitik akan memendekkan jaringan otot yang telah

sempat mengendur hingga 10 kali panjangnya dari

semula dan lima kali lebarnya dari sebelum hamil.

(18) Atrofi Jaringan, Jaringan yang berpoliferasi dengan

adanya estrogen dalam jumlah besar, kemudian

mengalami atrofi sebagai reaksi terhadap penghentian

produksi estrogen yang menyertai pelepasan plasenta.

(19) Efek Oksitosin (Kontraksi), Intensitas kontraksi uterus

meningkat secara bermakna segera setelah bayi lahir.

Hormon oksitosin yang dilepas dari kelenjar hipofisis

memperkuat dan mengatur kontraksi uterus,

mengompresi pembuluh darah dan membantu proses

homeostatis. Kontraksi dan retraksi otot uteri akan

mengurangi bekas luka tempat implantasi plasenta dan

mengurangi perdarahan. Luka bekas perlekatan

plasenta memerlukan waktu 8 minggu untuk sembuh

total.

87
Tabel 2.6 Tinggi Fundus Uteri dan Berat Uterus Menurut Masa Involusi.

(Saleha, 2013)

Involusi TFU Berat Uterus


Bayi lahir Setinggi pusat, 2 jari dibawah pusat 1.000 gram
Plasenta lahir 2 jari dibawah pusat 750 gram
1 minggu Pertengahan pusat-simfisis 500 gram
2 minggu Tidak teraba di atas simfisis 350 gram
6 minggu Normal (bertambah kecil) 50 gram
8 minggu Normal tapi sebelum hamil 30 gram

b) Lochea

Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri

dan vagina selama masa nifas. Jumlah rata-rata pengeluaran

Lochea adalah kira-kira 240-270 ml (Saleha, 2013). Jenis-

jenis Lochea :

(4) Lochea Rubra (cruenta), Lochea rubra ini berwarna

merah karena berisi darah segar dan sisa-sisa selaput

ketuban, set-set desidua, verniks caseosa, lanugo dan

mekonium. Lochea ini akan keluar selama 2-3 hari

postpartum.

(20) Lochea Sanguilenta, Lochea sanguilenta berwarna

merah kuning berisi darah dan lendir yang keluar pada

hari ke-3 sampai ke-7 pasca persalinan.

88
(21) Lochea Serosa, Lochea ini berbentuk serum dan

berwarna merah jambu kemudian menjadi kuning.

Cairan tidak berdarah lagi pada hari ke-7 sampai hari

ke-14 pascapersalinan. Lochea serosa mengandung

terutama cairan serum, jaringan desidua, leukosit dan

eritrosit.

(22) Lochea Alba, Dimulai dari hari ke-14 kemudian makin

lama makin sedikit hingga sama sekali berhenti sampai

satu atau dua minggu berikutnya. Bentuknya seperti

cairan putih berbentuk krim serta terdiri atas leukosit

dan sel-sel desidua.

(23) Lochea purulenta, yaitu Lochea yang terjadi infeksi,

keluar cairan seperti nanah berbau busuk.

(24) Lochiostasis, Lochea yang keluar tidak lancar. Lochea

mempunyai bau yang khas, tidak seperti bau

menstruasi. Jumlah Lochea yang sedikit pada saat ia

berbaring dan jumlahnya meningkat pada saat ia

berdiri.

c) Endometrium

Perubahan pada endometrium adalah timbulnya trombosis,

degenerasi dan nekrosis di tempat implantasi plasenta.  Hari

pertama, tebal endometrium 2,5 mm, permukaan yang kasar

akibat pelepasan desidua dan selaput janin. Setelah 3 hari

89
mulai rata sehingga tidak ada pembentukan jaringan parut

pada bekas implantasi plasenta (Saleha, 2013).

d) Serviks

Segera setelah berakhirnya kala II, serviks menganga

seperti corong merah kehitaman, serviks menjadi sangat

lembek, kendur dan terkulai. Bentuk ini disebabkan oleh

kavum uteri yang dapat mengadakan kontraksi sedang

serviks tidak berkontraksi. Warna serviks merah kehitam-

hitaman karena penuh dengan pembuluh darah dan

konsistensinya lunak. Muara serviks yang berdilatasi

sampai 10 cm sewaktu persalinan akan menutup secara

perlahan dan bertahap. Rongga leher serviks bagian luar

akan membentuk seperti keadaan sebelum hamil pada saat

empat minggu postpartum. Setelah bayi lahir tangan masih

bisa masuk, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari, 7 hari

hanya dapat dilalui 1 jari dan pada minggu ke-6, serviks

sudah menutup kembali (Saleha, 2013).

e) Vagina

Vagina dan lubang vagina pada permulaan puerperium

merupakan suatu saluran yang luas berdinding tipis yang

luasnya berangsur-angsur berkurang. Rugae timbul kembali

pada minggu ketiga. Himen tampak sebagai tonjolan

jaringan yang kecil yang dalam proses pembentukan

90
berubah menjadi karunkulae mitiformis yang khas bagi

wanita multipara (Saleha, 2013).

f) Perineum

Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena

sebelumnya teregang oleh tekanan bayi yang bergerak

maju. Pada masa nifas hari ke-5, perineum sudah

mendapatkan kembali sebagian tonusnya, sekalipun tetap

lebih kendur daripada keadaan sebelum hamil (Sulistyawati,

2012).

g) Payudara

Selama masa kehamilan, hormon estrogen dan progesteron

menginduksi perkembangan alveoli dan duktus lactiferous

di dalam payudara, serta merangsang produksi kolostrum.

Kolostrum adalah cairan pertama yang diperoleh bayi dari

ibunya sesudah dilahirkan, yang kaya akan protein, mineral

dan antibodi. Air Susu Ibu (ASI) mulai ada kira-kira pada

hari ke-3 atau ke-4 setelah kelahiran bayi dan kolostrum

berubah menjadi ASI yang matur kira-kira 15 hari setelah

bayi lahir (Sulistyawati, 2012). Proses menyusui

mempunyai dua mekanisme yaitu produksi susu dan sekresi

(let down). Selama sembilan bulan kehamilan, jaringan

payudara tumbuh dan menyiapkan fungsinya untuk

menyediakan makanan bagi bayi baru lahir. Sehingga bayi

91
cukup diberi ASI saja sampai usia enam bulan (Saleha,

2013).

2) Perubahan Sistem Pencernaan

Biasanya, ibu akan mengalami konstipasi setelah persalinan. Hal

ini disebabkan karena pada waktu persalinan, alat pencernaan

mengalami tekanan yang menyebabkan usus menjadi kosong,

pengeluaran cairan berlebih pada waktu persalinan, kurangnya

asupan cairan dan makanan, serta kurangnya aktivitas tubuh.

Supaya buang air besar kembali normal, dapat diatasi dengan

diet tinggi serat, peningkatan asupan cairan, dan ambulasi awal

(Sulistyawati, 2012).

3) Perubahan Sistem Perkemihan

Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit

untuk buang air kecil dalam 24 jam pertama sebagai respon

terhadap penurunan hormon estrogen. Kemungkinan terdapat

spasme sfingter dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini

mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang pubis

selama persalinan (Rukiyah, 2014).

4) Perubahan Sistem Muskuloskletal

Ligamen-ligamen, fasia dan diafragma pelvis yang meregang

sewaktu kehamilan dan persalinan berangsur-angsur kembali

seperti sediakala. Fasial jaringan penunjang alat genetalia yang

92
mengendur dapat diatasi dengan latihan-latihan tertentu (Saleha,

2013).

5) Perubahan Sistem Endokrin

Menurut Saleha (2013) hormon-hormon yang berperan selama

proses perubahan pada sistem endokrin adalah :

a) Oksitosin

Selama tahap ketiga persalinan, hormon oksitosin berperan

dalam pelepasan plasenta dan mempertahankan kontraksi

sehingga mencegah perdarahan. Isapan bayi dapat

merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin. Hal

tersebut membantu uterus kembali ke bentuk normal.

b) Prolaktin

Menurunnya kadar estrogen menimbulkan perangsangan

kelenjar pituitari bagian belakang untuk mengeluarkan

prolaktin. Pada wanita yang menyusui bayinya, kadar

prolaktin tetap tinggi. Pada wanita yang tidak menyusui

bayinya tingkat sirkulasi prolaktin menurun dalam 14-21

hari setelah persalinan.

6) Perubahan Tanda-Tanda Vital

Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 oC. Sesudah

partus dapat naik kurang lebih 0,5oC dari keadaan normal namun

tidak akan melebihi 8 oC. sesudah 2 jam pertama melahirkan

93
umumnya suhu badan akan kembali normal. Bila suhu lebih dari

38oC, mungkin terjadi infeksi pada klien (Saleha, 2013).

Nadi berkisar antara 60-80 denyutan per menit setelah

partus dan dapat terjadi bradikardia. Bila terdapat takikardia dan

suhu tubuh tidak panas mungkin ada perdarahan berlebihan atau

ada vitiumkordis pada penderita.

Tekanan darah biasa ditemukan keadaan hipertensi

postpartum dan akan menghilang dengan sendirinya apabila

tidak ada penyakit-penyakit lain yang menyertainya dalam ½

bulan tanpa pengobatan. Sedangkan pernafasan meningkat

sejalan persalinan.

7) Perubahan Hematologi dan Kardiovaskuler

Leukositosis adalah meningkatnya jumlah sel-sel darah

putih sampai banyak 15.000 selama masa persalinan. Jumlah

sel-sel darah putih tersebut masih bisa naik lebih tinggi lagi

hingga 25.000-30.000 tanpa adanya kondisi patologis jika

wanita tersebut mengalami persalinan lama. Jumlah hemoglobin

dan hematokrit serta eritrosit akan sangat bervariasi pada awal-

awal masa nifas sebagai akibat dari volume darah, volume

plasma dan volume sel darah yang berubah-ubah (Saleha, 2013).

Pada ibu masa nifas 72 jam pertama biasanya akan kehilangan

volume plasma darah daripada sel darah, penurunan plasma

ditambah peningkatan sel darah pada waktu kehamilan

94
diasosikan dengan peningkatan hematokrit, dan hemoglobin

pada hari ke-3 sampai hari ke-7 setelah persalinan, yang akan

kembali normal dalam 4-5 minggu postpartum (Sulistyawati,

2012).

Selama kehamilan, volume darah normal digunakan untuk

menampung aliran darah yang meningkat, yang diperlukan oleh

plasenta dan pembuluh darah uteri. Penarikan kembali estrogen

menyebabkan diuresis yang terjadi secara cepat sehingga

mengurangi volume plasma kembali pada proporsi normal.

Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam setelah kelahiran bayi

(Sulistyawati, 2012).

c. Kebutuhan pada masa nifas

1) Nutrisi dan Cairan

Menurut Saleha (2013) pada masa nifas masalah diet perlu

mendapat perhatian yang serius, karena dengan nutrisi yang baik

dapat mempercepat penyembuhan ibu dan sangat mempengaruhi

susunan air susu. Diet yang diberikan harus bermutu, bergizi

tinggi, cukup kalori, tinggi protein dan banyak mengandung

cairan.

Ibu yang menyusui harus memenuhi kebutuhan akan gizi

sebagai berikut :

95
a) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.

b) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein,

mineral, dan vitamin yang cukup.

c) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari.

d) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi,

setidaknya selama 40 hari pascapersalinan.

e) Minum kapsul vitamin A 200.000 unit agar dapat

memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI.

(Saleha, 2013).

2) Ambulasi

Menurut Saleha (2013) ambulasi dini (early ambulation)

adalah kebijaksanaan agar secepat mungkin bidan membimbing

ibu postpartum bangun dari tempat tidurnya dan membimbing

ibu secepat mungkin untuk berjalan. Ibu postpartum sudah

diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam

postpartum.

Tujuan dari ambulasi dini adalah untuk membantu

menguatkan otot-otot pertu dan dengan demikian menghasilkan

bentuk tubuh yang baik, mengencangkan otot dasar panggul

sehingga mencegah atau memperbaiki sirkulasi darah keseluruh

tubuh (Rukiyah, 2014).

Menurut Saleha (2013) keuntungan dari early ambulation adalah

sebagai berikut :

96
a) Ibu merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation.

b) Faal usus dan kandung kemih lebih baik.

c) Early ambulation memungkinkan kita mengajarkan ibu cara

merawat anaknya selama ibu masih di rumah sakit.

Misalnya memandikan, mengganti pakaian dan memberi

makan.

d) Lebih sesuai dengan keadaan indonesia (sosial ekonomis).

Menurut penelitian yang seksama, early ambulation tidak

mempunyai pengaruh yang buruk, tidak menyebabkan

perdarahan yang abnormal, tidak mempengaruhi

penyembuhan luka episiotomi atau luka di perut, serta tidak

memperbesar kemungkinan prolapsus atau retrotexto uteri.

Namun, early ambulation tidak dibenarkan pada ibu

postpartum dengan penyulit, misalnya anemia, penyakit

jantung, penyakit paru-paru, demam, dan sebagainya.

Penambahan kegiatan dengan early ambulation harus

berangsur-angsur.

3) Eliminasi

Dalam 6 jam pertama masa nifas, ibu harus dapat buang

air kecil. Semakin lama urine tertahan dalam kandung kemih

maka dapat mengakibatkan kesulitan pada organ perkemihan,

misalnya infeksi. Biasanya, pasien menahan air kencing karena

takut akan merasakan takut pada luka jalan lahir. Bidan harus

97
dapat menyakinkan pada ibu bahwa buang air kecil sesegera

mungkin setelah melahirkan akan mengurangi komplikasi masa

nifas.

Dalam 24 jam pertama, ibu nifas juga sudah harus dapat

buang air besar karena semakin lama feces tertahan dalam usus

makan akan semakin sulit baginya untuk buang air besar secara

lancar karena feces yang tertahan lama diusus semakin lama

akan mengeras karena cairan yang terkandung dalam feces akan

selalu terserap oleh usus (Sulistyawati, 2012).

4) Personal Hygiene

Menurut Saleha (2013) langkah-langkah yang dapat dilakukan

untuk menjaga kebersihan diri ibu post partum adalah sebagai

berikut :

a) Anjurkan kebersihan seluruh tubuh, terutama perineum.

b) Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin

dengan sabun dan air yang dimulai dari daerah disekitar

vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, kemudian

membersihkan daerah sekitar anus. Nasehati ibu untuk

membersihkan vulva setiap kali selesai buang air kecil atau

besar.

c) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut

setidaknya 2 kali sehari.

98
d) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air

sebelum dan sesudah membersihkan daerah kemaluannya.

e) Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan

kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah tersebut.

5) Istirahat dan Tidur

Menurut Saleha (2013) hal-hal yang bisa dilakukan pada ibu

untuk memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur adalah sebagai

berikut :

a) Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah

kelelahan yang berlebihan.

b) Sarankan ibu untuk kembali pada kegiatan-kegiatan rumah

tangga secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau

beristirahat selagi bayi tidur.

c) Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa

hal, yaitu mengurangi jumlah ASI yang diproduksi,

memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak

perdarahan, serta menyebabkan depresi dan

ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.

6) Aktivitas Seksual

Menurut Saleha (2013) aktivitas seksual yang dapat dilakukan

oleh ibu masa nifas harus memenuhi syarat berikut ini :

a) Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri

begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan

99
satu atau dua jarinya ke dalam vaginatanpa rasa nyeri, maka

ibu aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri

kapan saja ibu siap.

b) Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda

hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu, misalnya

setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan

ini bergantung pada pasangan yang bersangkutan.

7) Latihan dan Senam Nifas

Setelah persalinan terjadi involusi pada hampir seluruh organ

tubuh wanita. Oleh karena itu, mereka akan selalu berusaha

untuk memulihkan dan mengencangkan keadaan dinding perut

yang sudah tidak indah lagi. Cara untuk mengembalikan bentuk

tubuh menjadi indah dan langsing seperti semula adalah dengan

melakukan latihan dan senam nifas (Saleha, 2013).

Untuk mencapai hasil pemulihan otot yang maksimal, sebaiknya

latihan masa nifas dilakukan seawal mungkin dengan catatan ibu

menjalani persalinan dengan normal dan tidak ada penyulit

postpartum (Sulistyawati, 2012).

8) Kebutuhan Keluarga Berencana

Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun

sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan

sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan

tentang keluarganya. Namun petugas kesehatan dapat membatu

100
merencanakan keluarganya dengan memberikan alternatif

pilihan kontrasepsi (Rukiyah, 2014).

9) Pendidikan Kesehatan (Health Education)

a) Perawatan Payudara

Kedua payudara harus sudah dirawat selama kehamilan.

Areola mammae dan puting susu dicuci dengan

menggunakan sabun dan diberi minyak agar tetap lemas,

jangan sampai menjadi lecet atau pecah-pecah. Sebelum

menyusui mammae harus dalam keadaan lemas dan bersih

(Rukiyah, 2014).

Menurut Sulistyawati (2012) ada beberapa cara merawat

payudara, antara lain :

(1) Menjaga payudara tetap bersih dan kering, terutama

bagian puting susu.

(2) Menggunakan BH yang pas untuk menyokong

payudara.

(3) Apabila puting susu lecet, oleskan kolostrum atau ASI

yang keluar di sekitar puting setiap kali selesai

menyusui. Menyusui tetap dilakukan dimulai dari

puting susu yang tidak lecet.

(4) Apabila lecet sangat berat, dapat diistirahatkan 24 jam.

Asi dikeluarkan secara manual dan diminumkan

menggunakan sendok.

101
(5) Apabila payudara bengkak akibat bendungan ASI maka

ibu dapat melakukan :

(a) Pengompresan payudara dengan menggunakan

kain basah dan hangat selama 5 menit.

(b) Pijat payudara dari arah pangkal ke putting.

(c) Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan

payudara sehingga puting susu menjadi lunak.

(d) Susukan bayi setiap 2-3 jam.

(e) Letakkan kain dingin pada payudara setelah selesai

menyusui.

b) Cara Menyusui yang Benar

Menurut Sulistyawati (2012) langkah-langkah menyusui

yang benar adalah sebagai berikut :

(1) Keluarkan ASI sedikit untuk membersihkan puting

susu sebelum menyusui.

(2) Pegang payudara dengan C Hold di belakang areola.

(3) Hidung bayi dan puting susu ibu berhadapan.

(4) Sentuh pipi atau bibir bayi merangsang rooting reflect.

(5) Tunggu sampai mulut terbuka lebar dan lidah menjulur.

(6) Dekatkan bayi ke ibu dan arahkan puting susu ke atas

menyusuri langit mulut bayi.

(7) Puting susu, areaola dan sebagian besar payudara

tertangkap oleh mulut bayi.

102
(8) Posisi mulut dan pelekatan yang benar yaitu aerola

masuk sebanyak mungkin, mulut terbuka lebar, bibir

atas dan bawah bayi terputar keluar, dagu bayi

menempel pada payudara.

(9) Jika bayi sudah dirasa cukup kenyang maka hentikan

proses menyusui dengan memasukkan kelingking

kedalam mulut bayi menyusuri langit-langit mulut bayi.

(10) Kadang bayi akan tertidur sendiri sebelum proses

menyusui diakhiri, hal ini menunjukkan bayi menyusu

dengan puas

d. Tahapan masa nifas

Menurut Rukiyah, dkk (2014) masa nifas dibagi ke dalam 3 tahapan

yaitu :

1) Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan

berdiri dan berjalan-jalan.

2) Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat

genetalia yang lamanya 6-8 minggu.

3) Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih

dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu

persalinan memiliki komplikasi.

103
e. Kunjungan

Kunjungan masa nifas dilakukan paling sedikit 4 kali untuk menilai

status ibu dan bayi baru lahir juga untuk mencegah, mendeteksi,

serta menangani masalah-masalah yang terjadi (Saleha, 2013).

Tabel 2.7 Jadwal Kunjungan Masa Nifas.

(Saleha, 2013)

Kunjungan Waktu Tujuan


1 6 jam setelah 1. Mencegah terjadinya perdarahan masa nifas (karena
persalinan atonia uteri).
2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan
dan memberi rujukan bila perdarahan berlanjut.
3. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu
anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan
masa nifas karena atonia uteri.
4. Pemberian ASI pada masa awal menjadi ibu.
5. Mengajarkan ibu cara mempererat hubungan antara
ibu dan bayi baru lahir.
6. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah
hipotermia.
7. Jika bidan menolong persalinan, maka bidan harus
menjaga ibu dan bayi baru lahir minimal 2 jam
setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam
keadaan stabil.

2 6 hari 1. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus


setelah berkontraksi, tinggi fundus uteri di bawah pusat, tidak
persalinan
ada perdarahan abnormal dan tidak ada bau.
2. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi
perdarahan abnormal, atau kelainan pasca melahirkan
3. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan
dan istirahat.
4. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda peyulit.
5. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan

104
pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan
merawat bayi sehari-hari.
3 2 minggu
setelah Sama seperti di atas (6 hari setelah persalinan).
persalinan
4 6 minggu 1. Menanyakan kepada ibu tentang kesulitan-kesulitan
setelah yang ibu atau bayinya alami.
persalinan
2. Memberikan konseling untuk KB secara dini.

f. Tujuan Asuhan pada ibu nifas

Menurut Saleha (2013) tujuan diberikannya asuhan pada ibu selama

masa nifas antara lain :

1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun

psikologis.

2) Melakukan skrining yang komprehensif (menyeluruh), dimana

bidan harus melakukan manajemen asuhan kebidanan pada ibu

nifas secara sistematis mulai dari pengkajian data subjektif,

objektif maupun penunjang.

3) Setelah bidan melaksanakan pengkajian data maka bidan harus

menganalisa data tersebut sehingga dapat mendeteksi masalah

yang terjadi pada ibu dan bayi.

4) Mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu

maupun bayinya, yakni setelah masalah ditemukan maka bidan

dapat langsung masuk ke langkah berikutnya sehingga tujuan

diatas dapat dilaksanakan.

5) Memberikan informasi kesehatan tentang perawatan kesehatan

diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi

105
kepada bayinya dan perawatan bayi sehat serta memberikan

pelayanan keluarga berencana.

E. KONTRASEPSI KB

1. Konsep dasar

106
a. Pengertian

Keluarga berencana merupakan usaha suami isteri untuk mengukur

jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Usaha yang dimaksud

termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan

keluarga. Prinsip dasar metode kontrasepsi adalah mencegah sperma

laki-laki mecapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi) atau

mencegah telur yang sudah dibuahi untuk berimplanasi ( melekat )

dan berkembang didalam rahim (Elisabeth, 2016).

b. Tujuan KB

1) Tujuan umum Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam

rangka mewujudkan Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

(NKKBS) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang

sejahtera dan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin

terkendalinya pertambahan penduduk.

2) Tujuan khusus Meningkatkan pengguanaan alat kontrasepsi dan

kesehatan keluarga berencana dengan cara pengaturan jarak

kelahiran (Elisabeth, 2016).

c. Macam-macam metode kontrasepsi

1) Kontrasepsi oral kombinasi

2) Kontrasepsi oral progestin

3) Kontrasepsi suntikan progestin

4) Kontrasepsi suntikan estrogen-progesteron

5) Implant progestin

107
6) Kontrasepsi Patch

a) Kontrasepsi barrier (penghalang)

b) Kondom (pria dan wanita)

7) Diafragma dan cervical cap

8) Spermisida

9) IUD (spiral)

10) Perencanaan keluarga alami

11) Penarikan penis sebelum terjadinya ejakulasi

12) Metode amenorea menyusui

13) Kontrasepsi darurat

14) Sterilisasi

a) Vasektomi

b) Ligasi tuba

d. Jenis-jenis alat kontrasepsi

Elisabeth (2016) mengemukakan ada beberapa jenis kontrasepsi

pasca salin untuk ibu menyusui :

1) Suntik 3 bulan

Suntikan kontrasepsi diberikan setiap 3 bulan sekali.

Suntikan kontrasepsi mengandung hormon progesteron yang

menyerupai hormon progesteron yang diproduksi oleh wanita

selama 2 minggu pada setiap awal siklus menstruasi. Hormon

tersebut mencegah wanita untuk melepaskan sel telur sehingga

108
memberikan efek kontrasepsi. Disarankan penggunaan kondom

saat berhubungan pada minggu pertama pemakaian kontrasepsi

suntik.

Kontrasepsi suntikan progestin adalah mencegah

terjadinya kehamilan dengan cara disuntik intra muskuler yang

berdaya kerja 3 bulan dan tidak membutuhkan pemakaian setiap

hari serta tidak mengganggu produksi ASI. (Saifuddin, 2011).

2) Implan / Susuk

Implan atau susuk merupakan alat kontrasepsi yang berbentuk

batang dengan panjang sekitar 4 cm yang di dalamnya terdapat

hormon progesteron, implan ini kemudian dimasukkan ke dalam

kulit di bagian lengan atas. Hormon tersebut kemudian akan

dilepaskan secara perlahan dan implan ini dapat efektif sebagai

alat kontrasepsi selama 3 tahun.

3) Metode Amenorea Laktasi (MAL)

Lactational Amenorrhea Method (LAM) adalah metode

kontrasepsi sementara mengandalkan pemberian Air Susu Ibu

(ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa

tambahan makanan dan minuman lainnya. Metode Amenorea

Laktasi (MAL) dapat dikatakan sebagai metode keluarga

berencana alamiah atau natural family planning, apabila tidak

dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.

4) IUD dan IUS

109
Intra uterine device (IUD) merupakan alat kecil berbentuk

seperti huruf T yang lentur dan diletakkan di dalam rahim untuk

mencegah kehamilan, efek kontrasepsi didapatkan dari lilitan

tembaga yang ada di badan IUD. IUD merupakan salah satu

kontrasepsi yang sangat efektif dan paling banyak di dunia.

Efektifitas IUD sangat tinggi sekitar 99,2 – 99,9%.

Saat ini sudah ada modifikasi lain dari IUD yang disebut

dengan intra uterine system (IUS), bila pada IUD efek

kontrasepsi berasal dari lilitan tembaga dan dapat efektif selama

12 tahun, maka pada IUS efek kontrasepsi didapat melalui

pelepasan hormon progesteron dan efektif selama 5 tahun.

Baik IUDS maupun IUS mempunyai benang plastik yang

menempel pada bagian bawah alat, benang tersebut dapat diraba

dengan jari di dalam vagina, tetapi tidak terlihat dari luar vagina.

Disarankan untuk memeriksa keberadaan benang tersebut setiap

habis menstruasi supaya posisi IUD dapat diketahui.

5) Kontrasepsi Oral Laktasi

Kontrasepsi oral atau pil dapat berupa pil kombinasi (berisi

hormon estrogen dan progesteron) atau pun hanya berisi

progesteron saja. Pil kotrasepsi bekerja dengan cara mencegah

terjadinya ovulasi dan mencegah terjadinya penebalan dinding

rahim. Disarankan penggunaan kondom saat berhubungan

seksual pada minggu pertama pemakaian pil kontrasepsi.

110
6) Sterilisasi

Kontrasepsi mantap pada wanita atau MOW (Metode Operasi

Wanita) atau tubektomi, yaitu tindakan pengikatan dan

pemotongan saluran telur agar sel telur tidak dapat dibuahi oleh

sperma. Kontrasepsi mantap pada pria atau MOP (Metode

Operasi Pria) atau vasektomi yaitu tindakan pengikatan dan

pemotongan saluran benih agar sperma tidak keluar dari buah

zakar.

7) Kondom

Kondom merupakan jenis kontrasepsi penghalang mekanik.

Kondom mencegah kehamilan dan infeksi penyakit kelamin

dengan cara menghentikan sperma untuk masuk ke dalam

vagina. Efektifitas dari kondom pria antara 85 – 98% sedangkan

efekifitas kondom wanita antara 79 – 95%. Sebaiknya kondom

pria dan wanita jangan digunakan secara bersamaan.

e. Keuntugan dan kerugian alat kontrasepsi

Setiap metode kontrasepsi pasti memiliki kelebihan dan

kekurangannya masing-masing, berikut kelebihan dan kekurangan

dari metode kontrasepsi yang telah disebutkan di atas :

Tabel.2.8 Keuntungan & Kerugian Kontrasepsi.

(Purwoastuti & Walyani, 2015)

No Jenis kontrasepsi Keuntungan Kerugian

1. Suntik Kontrasepsi  Dapat digunakan  Dapat

111
3 bulan oleh ibu yang mempengaruhi siklus
menyusui. menstruasi.
 Tidak perlu  Dapat
diminum setiap hari menyebabkan
atau dipakai sebelum kenaikan berat badan
melakukan hubungan pada beberapa
seksual. wanita.
 Darah menstruasi  Tidak terlindung
menjadi lebih sedikit terhadap penyakit
dan membantu menular seksual.
mengatasi kram saat  Harus
menstruasi. mengunjungi
dokter/klinik setiap 3
bulan sekali untuk
mendapatkan
suntikan berikutnya.

2. Implan/Susuk  Dapat mencegah  Dapat


Kontrasepsi terjadinya kehamilan mempengaruhi siklus
dalam jangka waktu 3 menstruasi.
tahun.  Tidak terlindung
 Dapat digunakan terhadap penyakit
oleh wanita yang menular seksual.
menyusui.  Dapat
 Tidak perlu menyebabkan
diminum setiap hari kenaikan berat badan
atau dipakai sebelum pada beberapa
melakukan hubungan wanita.
seksual.

3. Metode Amenorea  Efektifitas tinggi  Memerlukan


Laktasi (98% apabila persiapan dimulai
digunakan selama 6 sejak kehamilan.
bulan pertama setelah  Metode ini
melahirkan, belum hanya efektif
mendapat haid dan digunakan selama 6
menyusui secara bulan setelah
eksklusif. melahirkan, belum
 Dapat segera mendapat haid dan
dimulai setelah menyusui secara
melahirkan. eksklusif.
 Tidak memerlukan  Tidak terlindung
prosedur khusus, alat terhadap penyakit
maupun obat. menular seksual.
 Tidak memerlukan  Tidak menjadi
perawatan medis. pilihan bagi wanita
 Tidak yang tidak menyusui.
mengganggu hubungan  Kesulitan dalam
seksual. mempertahankan
 Mudah digunakan pola menyusui secara
dan tidak eksklusif.
membutuhkan biaya.
 Tidak
menimbulkan efek

112
samping sistemik.
 Tidak
bertentangan dengan
budaya maupun
agama.
4. IUD/IUS  Bagi wanita yang  Dapat terjadi
tidak tahan terhadap risiko infeksi pada 4
hormon dapat bulan pertama
menggunakan IUD pemakaian.
dengan lilitan tembaga.  Alatnya
 IUS dapat (IUD/IUS) terkadang
membuat menstruasi dapat keluar tanpa
menjadi lebih sedikit disadari.
(sesuai untuk yang  Tembaga pada
sering mengalami IUD dapat
menstruasi hebat). meningkatkan darah
menstruasi dan kram
menstruasi.
 IUD/IUS dapat
menancap ke dalam
Rahim (jarang
terjadi).
 Perforasi Rahim
(jarang terjadi).
 Alat tersebut
harus dipasang dan
dilepas oleh tenaga
medis.
5. Kontrasepsi Darurat  Memengaruhi  Terjadi mual dan
Hormonal hormon. muntah.
 Digunakan paling
lama 72 jam setelah
terjadi hubungan
seksual tanpa
kontrasepsi.

6. Kontrasepsi Patch  Wanita  Efek samping


menggunakan pacth sama dengan
kontrasepsi (berbentuk kontrasepsi oral,
seperti koyo) untuk namun jarang
penggunaan selama 3 ditemukan adanya
minggu dan 1 minggu perdarahan tidak
berikutnya tidak perlu teratur.
menggunakan koyo.

7. Pil Kontrasepsi/KB  Mengurangi risiko  Tidak terlindung


terkena kanker rahim terhadap penyakit
dan kanker menular seksual.
endometrium.  Harus rutin
 Mengurangi darah diminum setiap hari.
menstruasi dan kram  Saat pemakaian
saat menstruasi pertama dapat
 Dapat mengontrol menimbulkan gejala

113
waktu untuk terjadinya pusing dan spotting.
menstruasi  Efek samping
 Untuk pil tertentu yang mungkin
dapat mengurangi dirasakan adalah
timbulnya jerawat atau sakit kepala, depresi,
pun hirsuntism (rambut letih, perubahan
tumbuh menyerupai mood dan
pria). menurunnya nafsu
seksual.
 Pil tertentu
harganya bisa mahal
dan memerlukan
resep dokter untuk
pembeliannya.
8. Sterilisasi  Lebih aman, Tubektomi (MOW)
karena keluhan lebih  Rasa
sedikit dibandingkan sakit/ketidaknyamana
dengan cara n dalam jangka
kontrasepsi lainnya. pendek setelah
 Lebih praktis, tindakan.
karena hanya  Ada
memerlukan satu kali kemungkinan adanya
tindakan saja. risiko pembedahan
 Lebih efektif, Vasektomi (MOP)
karena tingkat  Tidak dapat
kegagalannya sangat dilakukan pada orang
kecil dan merupakan yang masih ingin
cara kontrasepsi yang memiliki anak.
permanen.  Harus ada
 Lebih ekonomis, tindakan
karena hanya pembedahan minor.
memerlukan biaya
untuk satu kali
tindakan saja.

9. Kondom  Bila digunakan  Penggunaan


secara tepat maka kondom memerlukan
kondom dapat latihan dan tidak
digunakan untuk efisien.
mencegah kehamilan  Karena sangat
dan penularan penyakit tipis maka kondom
menular seksual. mudah robek bila
 Kondom tidak tidak digunakan tepat
mempengaruhi atau tidak disimpan
kesuburan jika sesuai aturan.
digunakan dalam  Beberapa pria
jangka panjang. tidak dapat
 Kondom mudah mempertahankan
didapat dan tersedia ereksinya saat
dengan harga yang menggunakan
terjangkau. kondom.
 Setelah
ejakulasi, pria harus
menarik penisnya

114
dari vagina, bila tidak
maka dapat terjadi
risiko kehamilan.
 Kondom yang
terbuat dari latex
dapat menimbulkan
alergi bagi beberapa
pengguna.

F. TUJUH LANGKAH VARNEY

1. Langkah 1. Pengumpulan data dasar

Pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua

data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara

lengkap yaitu :

a. Riwayat kesehatan

b. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya

c. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya

d. Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil

studi

Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari

semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.

2. Langkah 2. Interpretasi data dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis

atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar

atas data dasar yang telah dikumpulkan.

Data dasar yang telah dikumpulkan diinterprestasikan sehingga

ditemukan masalah atau diagnosis yang spesifik, diagnosis kebidanan

115
yang ditegakkan oleh bidan dalam lingkup praktek kebidanan yang

memenuhi standar nomenklatur (tata nama) diagnosis kebidanan.

Standar nomenklatur tersebut adalah :

a. Diakui dan telah disahkan oleh profesi

b. Berhubungan langsung dengan praktis kebidanan

c. Memiliki ciri khas kebidanan

d. Didukung oleh clinical judgement dalam praktik kebidanan

e. Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan

3. Langkah 3. Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial

Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosis

potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang telah

diidentifikasi, langkah ini membutuhkan antisipasi, bila

memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan

diharapkan bersiap – siap bila diagnosis / masalah potensial ini benar-

benar terjadi.

4. Langkah 4. Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang

memerlukan penanganan segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter

untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim

kesehatan yang lain atau ditangani bersama dengan anggota tim

kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.

5. Langkah 5. Merencanakan asuhan yang menyeluruh

116
Pada langkah ini dilakukan perencanaan yang menyeluruh yang telah

ditentukan oleh langkah – langkah sebelumnya. Langkah ini

merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosis atau masalah

yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Rencana asuhan yang

menyeluruh tidak hanya meliputi apa saja yang sudah

teridentifikasidari kondisi klien, tetapi juga dari kerangka pedoman

antisipasi terhadap klien tersebut seperti apa yang diperkirakan akan

terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan konseling, merujuk klien bila

ada masalah sosial ekonomi kultural atau masalah psikologi, setiap

rencana asuhan harus disetujui olehkedua belah pihak (bidan dan

klien) agar dapat dilaksanakan dengan efektif.

6. Langkah 6. Melaksanakan perencanaan

Pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh dari langkah

kelima harus dilaksanakan secara efesien dan aman, pelaksanaan ini

bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebahagian dilakukan oleh

bidan dan sebahagian lagi dilakukan oleh pasien.

7. Langkah 7. Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang

sudah diberikan sebagaimana telah diidentifikasi dalam masalah dan

diagnosis, rencana tersebut dapat dianggap efektif bila benar – benar

efektif dalam pelaksanaannya.

117
G. STANDAR ASUHAN KEBIDANAN

Acuan proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan

oleh bidan sesuai dengan wewenang bidan dan ruang lingkup praktiknya

berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Mulai dari pengkajian, perumusan

diagnosa dan atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi,

evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan.

Tujuan Standar Asuhan Kebidanan dalam Permenkes 938 tahun 2007 :

1. Adanya standar sebagai acuan dan landasan dalam melaksanakan

tindakan/kegiatan dalam lingkup tanggung jawab bidan.

2. Mendukung terlaksananya Asuhan Kebidanan berkualitas.

3. Parameter tingkat kualitas dan keberhasilan asuhan yang diberikan

bidan.

4. Perlindungan hukum bagi bidan dan klien/pasien.

Ruang Lingkup Asuhan kebidanan dalam Permenkes 938 tahun 2007 :

1. Asuhan Kebidanan pada ibu Hamil.

2. Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin.

3. Asuhan Kebidanan pada ibu nifas dan masa antara.

4. Asuhan pada bayi.

5. Asuhan pada anak balita sakit.

6. Asuhan pada masa reproduksi.

7.

Standar Asuhan Kebidanan dalam Permenkes 938 tahun 2007 :

STANDAR I : Pengkajian

118
Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan

lengkap

dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Kriteria Pengkajian :

1. Data tepat, akurat dan lengkap

2. Data Subjektif

3. Data Objektif

STANDAR II : Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan

Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,

menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk menegakan

diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat.

Kriteria Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan :

1. Diagnosa sesuai dengan nomenklatur Kebidanan

2. Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien

3. Dapat diselesaikan dengan Asuhan Kebidanan secara mandiri,

kolaborasi dan rujukan.

STANDAR III           : Perencanaan

Bidan merencakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan

masalah yang ditegakkan.

Kriteria Perencanaan :

1. Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi

pasien; tindakan segera, tindakan antisipasi, dan asuhan secara

komprehensif.

2. Melibatkan klien/pasien dan atau keluarga.

119
3. Mempertimbangkan kondisi psikologis, sosial budaya klien/keluarga.

4. Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien

berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang

diberikan bermanfaat untuk klien.

5. Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku, sumber

daya serta fasilitas yang ada.

STANDAR IV          : Implentasi

Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif,

efektif, efesien dan aman berdasarkan evidence based kepada klien/pasien,

dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif.  Kriteria Implentasi :

1. Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial-

spritual-kultural.

2. Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien dan

atau keluarganya.

3. Melaksanakan asuhan berdasarkan evidence based.

4. Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan.

5. Menjaga privacy klien/pasien.

6. Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi.

7. Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan.

8. Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan sesuai.

9. Melakukan tindakan sesuai standar.

10. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan.

120
STANDAR V : Evaluasi

Bidan melakukan evaluasi secara sistimatis dan berkesinambungan untuk

melihat keefektifandari asuhan yang sudah diberikan, sesuai dengan

perubahan perkembangan kondisi klien.

Kriteria Evaluasi :

1. Penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan sesuai

kondisi klien.

2. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasiakn pada klien dan

keluarga.

3. Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien.

STANDAR VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan

Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan jelas

mengenai kaeadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam

memberikan asuhan kebidanan.

Kriteria Pencatatan Asuhan Kebidanan :

1. Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada

formulir yang tersedia (Rekam Medis/KMS/Status pasien/Buku KIA).

2. Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP.

S : data subjektif, mencatat hasil anamnesa.

O : data objektif, mencatat hasil pemeriksaan.

A : hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan.

P : penatalaksanaan mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang sudah dilakukan. Seperti tindakan antisipatif,

121
tindakan segara, tindakan secara komprehensif: penyuluhan,

dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan.

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis LTA

LTA ditulis berdasarkan laporan kasus asuhan kebidanan

berkesinambungan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB

ini dilakukan dengan jenis metode penelitian, studi penelaahan kasus

dengan cara meneliti suatu permasalahan yang berhubungan dengan kasus

itu sendiri, faktor-faktor yang mempengaruhi, kejadian-kejadian khusus

yang muncul sehubungan dengan kasus, maupun tindakan dan reaksi kasus

terhadap suatu perlakuan.

B. LOKASI DAN WAKTU

1. Waktu

Laporan Tugas Akhir ini dilakukan pada bulan April - Mei tahun 2019.

2. Tempat Penelitian

Laporan Tugas Akhir ini telah dilakukan di Bidan Praktik Mandiri Hj.

Maimunah Jl. KH Wahid Hasyim lr. Mutiara 1 RT. 034 RW. 09 No. 1292

5ulu Kota Palembang Tahun 2019

122
C. SUBYEK STUDI KASUS

Subyek yang digunakan dalam Studi Kasus dengan Manajemen Asuhan

Kebidanan ini adalah ibu hamil normal mulai usia 37 minggu pada bulan

April 2019 di Bidan Praktik Mandiri Hj. Miamunah Kota Palembang

kemudian diikuti sampai ibu bersalin, bayi baru lahir, nifas dan KB s/d

bulan Mei 2019.

D. Instrumen Studi Kasus

Instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi, wawancara dan

studi dokumentasi dalam bentuk format asuhan kebidanan pada ibu hamil,

bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan KB sesuai dengan KEPMENKES

NO.938/MENKES/SK/VIII/2007.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data Primer atau first hand of information adalah sumber informasi

langsung dan mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap data

tersebut (Notoadmodjo, 2012).

123
Data primer dalam laporan tugas akhir ini didapatkan dari hasil wawancara

atau anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh selain dari pemeriksaan secara

tidak langsung atau terapi yang diperoleh dari keterangan keluarga,

lingkungannya, mempelajari status dan dokumentasi pasien, dan catatan

dalam kebidanan diantaranya buku registrasi, buku Kesehatan Ibu dan Anak

(KIA) atau buku kunjungan,kantong persalinan,partograf,kohort

(Notoadmodjo, 2012).

124
BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1. Letak Geografis

Bidan Praktik Mandiri Hj. Maimunah palembang terletak di Jl.

K.H Wahid Hasyim Lr. Mutiara 1 No. 1292 Rt. 34 Rw. 09 Kel. 5 Ulu

Palembang.

2. Keadaan Geografis

Mata pencaharian masyarakat yang berkunjung di Bidan Praktik

Mandiri Hj. Maimunah ini mulai dari buruh, pedagang, pegawai swata,

ibu rumah tangga dan pegawai negeri.

3. Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Bidan Praktik Mandiri Hj. Maimunah melayani :

a). Pemeriksaan kehamilan

125
b). Program Keluarga Berencana (KB) dan penyuluhan KB

c). Kesehatan Ibu dan Anak

d). Imunisasi

e). Persalinan dan Perawatan nifas

4. Visi, Misi, Motto, dan Nilai BPM Hj. Maimunah

a). Visi

Membuat masyarakat terutama ibu, bayi, dan anak wilayah

pemerintah menjadi sehat.

b). Misi

Membantu program pemerintah untuk ikut serta dengan sisi

menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi dan

Balita.

c). Motto

Tiada tindakan tanpa indikasi, bekerja dan berdo’alah.

d). Nilai

Keterbukaan, kebersamaan, dan kekeluargaan.

126
B. TINJAUAN KASUS

1. Kehamilan

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “D” UMUR 30 TAHUN


G3P2A0 HAMIL 37 MINGGU DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN
HJ. MAIMUNAH KOTA PALEMBANG TAHUN 2019

Pengkajian data, tanggal : 05 April 2019


Tempat : BPM Hj. Maimunah
Waktu : 09:30 WIB

I. DATA SUBJEKTIF
A. BIODATA
Nama Klien : Ny. D Nama Suami : Tn. J
Umur : 30Tahun Umur : 33 Tahun
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh harian
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Indonesia Suku/Bangsa : Indonesia
Alamat : Jl. Kh balkhi lrg yakin III, Rt 063.

B. Alasan Datang : Ny.”D” datang ke BPM Hj. Maimunah pada tanggal


05 April 2019 pada pukul 09:30 wib. Mengatakan

127
ingin memeriksakan kehamilannya mengaku hamil 9
bulan anak ke 3 ibu mengeluh sering sakit pinggang
dan gerakan janin masih dirasakan.

C. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun Teratur/Tidak : Teratur
Lama Haid : 6 Hari Disminorhe : Tidak
Banyaknya : 3x ganti pembalut Warna Darah :Merah
Kecoklatan
D. Riwayat Pernikahan
Status Pernikahan : Menikah
Usia Menikah : 21 Tahun
Lama Pernikahan : 9 Tahun
E. Riwayat Kehamilan Sekarang
G3 P2 A0
HPHT : 20 - 07 - 2018
TP : 27 - 04 - 2019
Usia Kehamilan : 37 Minggu
ANC : 4Kali
Tempat Pemeriksaan : BPM Hj. Maimunah
Tablet Fe
 Jumlah Diberikan : 90 Tablet
 Jumlah Dimakan : 90 Tablet
Imunisasi
 TT I : 27 - 11 - 2018
 TT II : 27 - 12 – 2018
Keluhan Selama Kehamilan
 Trimester I : Mual dan Muntah.
 Trimester II : Sering Bak.
 Trimester III : Mengeluh sering sakit pinggang.

128
F. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu :
N Tahu Tempa Usia Jenis Penol K.U Anak
o. n t Keha Persal ong Nifas JK PB BB Keadaa
Partu partus milan inan n
s
1 2011 Bidan Aterm Spont Bidan Baik Pr 51c 4000 Hidup
an m gr
2 2015 RS Aterm Spont Dokte Baik Lk 50c 2800 Hidup
an r m gr
3 ini

G. Riwayat KB
Pernah menjadi Akseptor KB : Pernah
Jenis Kontrasepsi yang digunakan : Suntik 3 Bulan
Lama pemakaian : 3 Tahun
Keluhan : Tidak Ada
Alasan berhenti menjadi Akseptor KB : Hamil
Rencana Kontrasepsi akan datang : Implan
Alasan : karena anak sudah 3
H. Data Kesehatan
1. Riwayat penyakit yang pernah diderita :
TBC : Tidak Ada Ginjal : Tidak Ada
Malaria : Tidak Ada Diabetes Melitus : Tidak Ada
Hipertensi : Tidak Ada Tumor : Tidak Ada
Jantung : Tidak Ada Peny. Kelamin : Tidak Ada

129
Kanker : Tidak Ada HIV/AIDS : Tidak Ada
2. Riwayat Operasi yang pernah dijalani
SC : Tidak Pernah
Appendiks : Tidak Pernah
3. Riwayat penyakit Keluarga/Keturunan
TBC : Tidak Ada Retardasi Mental : Tidak Ada
HIV/AIDS : Tidak Ada Kelainan Darah : Tidak Ada
Hepatitis : Tidak Ada Peny. Kelamin : Tidak Ada
DM : Tidak Ada Kelainan Kongenital : Tidak Ada
Hipertensi : Tidak Ada Kelianan Kembar : Tidak Ada
Jantung : Tidak Ada Peny. Ginjal : Tidak Ada
4. Riwayat Alergi
Obat : Tidak Ada
Makanan : Tidak Ada
I. Data Kebiasaan Sehari-hari (Activity Daily Living)
1. Nutrisi
Nutrisi Makan Minum
+
Pola 3 x/ hari /_ 8 gelas / hari
Porsi / jenis Sepiring nasi, sepotong ikan, sayur. Air putih dan Susu
Pantangan/masalah Tidak ada Tidak ada

2. Eliminasi
BAK BAB
Frekuensi : +/- 8x per hari Frekuensi : 1 x perhari
Jumlah :- Konsistensi : Lunak
Warna : Jernih Warna : Kecoklatan
Masalah : Tidak Ada Masalah : Tidak Ada
3. Istirahat
Tidur Siang : ± 1 Jam perhari
Tidur Malam : ± 7 Jam perhari
Masalah : Tidak Ada
4. Personal Hygiene

130
Gosok Gigi : 2 x perhari
Mandi : 2 x perhari
Ganti Pakaian Dalam : 3 x perhari

J. Riwayat Psikososial
1. Pribadi
Hubungan Ibu dengan Suami : Harmonis
Hubungan Ibu dengan Keluarga : Baik
Rencana Persalinan : PMB Hj. Maimunah
Persiapan yang sudah dilakukan : Uang, Mental
Rencana Menyusui : ASI Ekslusif
Rencana merawat Anak : Sendiri
2. Keluarga
Harapan suami dan Keluarga : Ibu Sehat dan Bayi selamat
Persiapan yang dilakukan :Uang, Kendaraan, gol. Darah
Keluarga lain yang tinggal serumah : Tidak ada
Jumlah seluruh keluarga yang tinggal serumah : 4 Orang
3. Budaya
Kebiasaan/Adat Istiadat yang dilakukan selama Kehamilan : Tidak Ada

II. DATA OBJEKTIF


1. Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
2. Tanda Vital
Temp : 36,5oC TD : 120/80mmHg
Pernafasan : 22 x / menit N : 80 x /menit
3. Sikap Tubuh : Baik
4. Tinggi Badan : 164 cm
5. Berat Badan
BB Sebelum hamil : 70 Kg

131
BB Sekarang : 77 Kg
6. LILA : 28 cm
7. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Kebersihan : Bersih
Warna Rambut : Hitam
Rontok/Mudah dicabut : Tidak Rontok
b. Muka
Cloasma Gravidarum : Ada
Oedema : Tidak Ada
c. Mata
Conjungtiva : Putih
Sklera : Merah Muda
Penglihatan : Baik
Alat Bantu : Tidak Ada
d. Hidung
Kebersihan : Bersih
Polip : Tidak Ada
e. Mulut
Bibir : Tidak pecah-pecah
Gigi : Bersih
Caries : Tidak Ada
Stomatitis : Tidak Ada
Lidah : Bersih, Tidak Ada Candidiasis
f. Telinga
Bentuk : Simetris
Pendengaran : Baik
Kebersihan : Bersih, Tidak Ada Serumen
Masalah : Tidak Ada
g. Leher
Hiper Thyroid : Tidak Ada Pembengkakan

132
Distensi Vena Jugularis : Tidak Ada Pembengkakan
h. Jantung : Teratur
i. Paru-paru : Normal
j. Payudara
Bentuk : Simetris
Konsistensi : Tegang
Kebersihan : Bersih
Kolostrum : Sudah keluar
Areola Mamae : Hiperpigmentasi
Putting Susu : Menonjol Kanan dan Kiri
Kelainan : Tidak Ada
k. Abdomen
Pembesaran : Sesuai usia kehamilan
Luka Bekas Operasi : Tidak Ada
Linea : Ada
Striae : Tidak Ada
Kandung Kemih : Kosong
Tinggi Fundus Uteri : 29 cm
Leopold I : TFU 2 Jari dibawah Px(29 cm) teraba
bokong.
Leopold I : Punggung janin terletak di kanan perut
ibu dan ekstermitas janin terletak di
kanan perut ibu.
Leopold III : Preskep, belum masuk PAP
Leopold IV : Tidak Dilakukan
TBJ : (29 cm – 12) x 164 = 2.788 gr
DJJ : Positif
Frekuensi : 138x / Menit
Teratur/Tidak : Teratur
l. Genetalia Eksterna
Vagina : Normal

133
Pembesaran Kelenjar : Tidak Ada
Varises : Tidak Ada
Pengeluaran
Jenis : Tidak Ada
Warna : Tidak Ada
Bau : Tidak Ada
Anus : Tidak Ada Haemoroid
m. Ekstermitas Bawah
Tungkai : Simetris
Oedema : Tidak Ada
Varises : Tidak Ada
Kelainan : Tidak Ada
Refleks Patella : Kanan positif, Kiri positif
n. Pengukuran Panggul Luar
Distansia Spinarum : Tidak dilakukan
Distansia Cristarum : Tidak dilakukan
Boudelouge : Tidak dilakukan
Lingkar Panggul : Tidak dilakukan
o. Panggul Dalam
Indikasi : Tidak dilakukan
Promontorium : Tidak dilakukan
Linea Inominata : Tidak dilakukan
Sacrum : Tidak dilakukan
Spina Ischiadika : Tidak dilakukan
Arcus Pubis : Tidak dilakukan
Kesan Panggul : Tidak dilakukan
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah
HB : 12 gram %
Golongan Darah : O (+)
b. Urine

134
Protein : Tidak dilakukan
Glukosa : Tidak dilakukan
c. USG : Tidak dilakukan
d. Rontgen : Tidak dilakukan
e. Lain – lain : Tidak dilakukan
III. ANALISA DATA
Diagnosa : G3P2A0 hamil 37 minggu, JTH Preskep.

IV. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa
ibu dan janin dalam keadaan sehat.
T : 36,5 0C TD : 120/80 mmHg
P : 22x/menit N : 80x/menit.
- Ibu mengerti penjelas dan akan menjaga kesehatannya.

2. Menjelaskan pada ibu bawah sakit pinggang yang dialami disebab kan karena
adanya tekanan, dan ketidak nyamanan.

-Ibu mengerti dengan penjelas dan dapat memahami.

3. Menjelaskan pada ibu tanda fisiologis kehamilan TM III yaitu, kenaikan berat
badan , mengalami sakit punggung dan panggul, muncul kntraksi palsu, nafas
menjadi pendek, bengkak di beberapa bagian tubuh, sering buang air kecil
(BAK), merupakan hal biasa yang terjadi pada ibu hamil TM III mengajurkan ibu
untuk tidak menahan buang air kecil.
- Ibu mengerti penjelasan bidan dan dapat mengulangi apa yang telah dijelaskan
bidan.

4. Menjelaskan kepada Ibu tentang tanda bahaya kehamilan TM III, yaitu :


a. Pendarahan Pada kehamilan Muda maupun kehamilan tua
b. Bengkak pada wajah,tangan, dan kaki, disertai sakit kepala dan
kejang
c. Keluar air-air dari kemaluan atau pecah ketuban sebelum waktunya

135
d. Gerakan janin dirasa berkurang
e. Dan menganjurkan Ibu untuk segera ke Bidan jika terdapat salah
satu dari tanda tersebut.
-Ibu mengerti dengan penjelasan bidan dan dapat mengulangi apa yang
telah dijelaskan bidan.
5. Memberitahu dan menjelaskan kepada Ibu tentang tanda-tanda
persalinan,yaitu :
a. Nyeri perut menjalar kepinggang, yang semakin lama semakin
teratur.
b. Keluar lendir bercampur darah (blood show)
c. Keluar air ketuban dari jalan lahir.
Dan menganjurkan Ibu untuk segera ke Bidan jika terdapat salah satu dari
tanda berikut.
- Ibu mengerti dengan pejelasan bidan dan dapat mengulangi apa yang
telah dijelaskan bidan.

6. Menganjurkan Ibu untuk senam hamil karena senam hamil berguna


untuk mempermudah persalinan karena mempunyai manfaat meredakan
nyerih sakit dan ketidak nyamanan yang dirasakan dimasa kehamilan,
mengencangkan otot, memperkuat jantung dan paru, membuat tidur
lebih nyenyak, membantu menghindari pertambahan beban pada tulang
belakang, memperkuat sendi dan mempersiapkan diri untuk menghadapi
persalinan.
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan dan mampu mengulangi kembali
penjelasan bidan dan senam hamil akan dilakukan.
7. Menjelaskan paa ibu untuk melakukan kunjungan ulang 10 hari lagi
yaitu pada tanggal 15 April 2019 atau jika ada keluhan.
- Ibu mengerti dan bersedia melakukan kunjungan ulang.

136
CATATAN PERKEMBANGAN KEHAMILAN PADA NY.D G3P2A0 DI
BIDAN PRAKTIK MANDIRI Hj. MAIMUNAH,AM.KEB KOTA
PALEMBANG TAHUN 2019

N Waktu/ Tempat Caatatan Perkembangan (SOAP)


O
1. Jum’at,05 April 2019 SUBJEKTIF :
WIB di Bidan Ny”D” datang ke BPM Hj. Maimunah,AM.Keb untuk
Praktek Mandiri Hj. memeriksakan kehamilannya mengaku hamil 39 minggu
Maimunah,AM.Keb anak ke 3 mengeluh sering sakit pinggang dan gerakan
kota Palembang janin masih aktif dirasakan.

OKJEKTIF
G3P2A0
HPHT: 20-07-2018
TP: 27-04-2019
1. Keadaan Umum : Baik
Kedasaran : Composmentis
Keadaan Emosional : Stabil

Tanda Vital
T : 36,5 0C TD : 120/80 mmHg
P : 22x/menit N : 80x/menit

2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Muka ibu tidak pucat, tidak ada oedema.

137
b. Palpasi
- Leopold I : TFU 2 jari dibawah px(29cm),
teraba bokong
- Leopold II : Punggung janin terletak di kanan perut
ibu dan ekstremitas di kiri perut ibu.
- Leopold III : Preskep .
- Leopold IV : divergen, penurunan kepala 3/5
- TBJ : (29-12)x 164 = 2.788 gr
- DJJ : positif
- Frekuensi : 138 x/menit
- Lokasi : Di sebelah kanan perut ibu.

ANAMNESA
G3P2A0 hamil 37 minggu, JTH Preskep

PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa ibu
dan janin dalam keadaan sehat.
T : 36,50C TD : 120/80mmHg
R : 22x/menit N : 80x/menit
- Ibu mengetahui keadaannya dan janinnya dan
akan menjaga kehamilannya.

2. Menanyakan keluhan yang dirasakan ibu


sebelumnya yaitu sakit pinggang.
-Ibu mengatakan ibu sudah tidak sakit gigi lagi
dan sudah melakukan senam hamil.
3. Menanyakan kembali tanda-tanda fisiologis
kehamilan TM III kepada ibu?
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan dan

138
dapat menjelaskan kembali tanda-tanda
fisiologis kehamilan trimester III yaitu:
Sakit pinggang, sering BAK, payudara
membesar, dan perubahan sistem respirasi atau
pernafasan karena tekanan dari rahim yang
membesar sehingga pernafasan 2x lebih cepat,
timbul ambeien dan varises di kaki.
4. Menanyakan kembali pada ibu tentang tanda
bahaya kehamilan TM III?
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan dan
dapat menjelaskan kembali tanda-tanda bahaya
kehamilan yaitu: perdarahan pervaginam, sakit
kepala yang hebat, penglihatan kabur, bengkak
pada muka, tangan kaki, keluar cairan dari
vaginam, gerakan janin tidak dirasakan, dan
nyeri hebat pada abdomen.

5. Memastikan kembali persiapan persalinan


sudah di siapkan atau belum?
- Ibu mengatakan sudah mempersiapkan persiapan
persalinan yang sudah di butuh kan saat
persalinan nanti yaitu: tujuan bersalin, kendaraan,
pakaian yang akan di bawa seperti baju bayi, dan
kain ibu, surat-surat dan persiapkan mental serta
materil.
6. Menanyakan pada ibu tentang tanda-tanda
persalinan?
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan da dapat
menjelaskan kembali tanda-tanda persalinan
yaitu: nyerih yang tak tertahan kandan sering
dalam waktu yang teratur, keluar air ketuban dari

139
vagina, dan keluar air bercampur darah.
7. Memastikan ibu sudah meminum terapi obat
Calsium yang telah diberikan sesuai dengan
instruksi?
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan dan
mengatakn sudah meminum obat secara teratur
sesuai instruksi yang telah diberikan yaitu asam
folat dan kalsium yang diminum 1x dalam sehari
pada pagi dan sore, diminum secara terpisah
misal, pagi hari untuk kalsium dan sre hari untuk
asam folat.
8. Memastikan ibu untuk melakukan kunjungan
ulang 10 hari lagi pada tanggal 15 April 2019
atau jika atau segera jika ada keluhan.
- Ibu mengerti dan bersedia melakukan kunjungan
ulang.

140
B. TINJAUAN KASUS

1. Kehamilan

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “D” UMUR 30 TAHUN


G3P2A0 HAMIL 39 MINGGU DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI
HJ. MAIMUNAH KOTA PALEMBANG TAHUN 2019

Pengkajian data, tanggal : 15 April 2019


Tempat : BPM Hj. Maimunah
Waktu : 10:30 WIB

I. DATA SUBJEKTIF
A. BIODATA
Nama Klien : Ny. D Nama Suami : Tn. J
Umur : 30Tahun Umur : 33 Tahun
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh harian
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Indonesia Suku/Bangsa : Indonesia
Alamat : Jl. Kh balkhi lrg yakin III, Rt 063.

B. Alasan Datang : Ny.”D” datang ke BPM Hj. Maimunah pada tanggal


15 April 2019 pada pukul 10:30 wib. Mengatakan
ingin memeriksakan kehamilannya mengaku hamil 9
bulan anak ke 3 ibu mengeluh sulit tidur dan gerakan
janin masih dirasakan.

141
C. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun Teratur/Tidak : Teratur
Lama Haid : 6 Hari Disminorhe : Tidak
Banyaknya : 3x ganti pembalut Warna Darah :Merah
Kecoklatan

D. Riwayat Pernikahan
Status Pernikahan : Menikah
Usia Menikah : 21 Tahun
Lama Pernikahan : 9 Tahun

E. Riwayat Kehamilan Sekarang


G3 P2 A0
HPHT : 20 - 07 - 2018
TP : 27 - 04 - 2019
Usia Kehamilan : 39 Minggu
ANC : 4Kali
Tempat Pemeriksaan : BPM Hj. Maimunah
Tablet Fe
 Jumlah Diberikan : 90 Tablet
 Jumlah Dimakan : 90 Tablet
Imunisasi
 TT I : 27 - 11 - 2018
 TT II : 27 - 12 – 2018
Keluhan Selama Kehamilan
 Trimester I : Mual dan Muntah.
 Trimester II : Sering Bak.
 Trimester III : Mengeluh sulit tidur.

142
F. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu :
N Tahu Tempa Usia Jenis Penol K.U Anak
o. n t Keha Persal ong Nifas JK PB BB Keadaa
Partu Partus milan inan n
s
1 2011 Bidan Aterm Spont Bidan Baik Pr 51c 4000 Hidup
an m gr
2 2015 RS Aterm Spont Dokte Baik Lk 50c 2800 Hidup
an r m gr
3 Ini

G. Riwayat KB
Pernah menjadi Akseptor KB : Pernah
Jenis Kontrasepsi yang digunakan : Suntik 3 Bulan
Lama pemakaian : 3 Tahun
Keluhan : Tidak Ada
Alasan berhenti menjadi Akseptor KB : Hamil
Rencana Kontrasepsi akan datang : Implan
Alasan : karena anak sudah 3
H. Data Kesehatan
1. Riwayat penyakit yang pernah diderita :
TBC : Tidak Ada Ginjal : Tidak Ada
Malaria : Tidak Ada Diabetes Melitus : Tidak Ada
Hipertensi : Tidak Ada Tumor : Tidak Ada
Jantung : Tidak Ada Peny. Kelamin : Tidak Ada
Kanker : Tidak Ada HIV/AIDS : Tidak Ada
2. Riwayat Operasi yang pernah dijalani
SC : Tidak Pernah

143
Appendiks : Tidak Pernah
3. Riwayat penyakit Keluarga/Keturunan
TBC : Tidak Ada Retardasi Mental : Tidak Ada
HIV/AIDS : Tidak Ada Kelainan Darah : Tidak Ada
Hepatitis : Tidak Ada Peny. Kelamin : Tidak Ada
DM : Tidak Ada Kelainan Kongenital : Tidak Ada
Hipertensi : Tidak Ada Kelianan Kembar : Tidak Ada
Jantung : Tidak Ada Peny. Ginjal : Tidak Ada
4. Riwayat Alergi
Obat : Tidak Ada
Makanan : Tidak Ada
I. Data Kebiasaan Sehari-hari (Activity Daily Living)
3. Nutrisi
Nutrisi Makan Minum
+
Pola 3 x/ hari /_ 8 gelas / hari
Porsi / jenis Sepiring nasi, sepotong ikan, sayur. Air putih dan Susu
Pantangan/masalah Tidak ada Tidak ada

4. Eliminasi
BAK BAB
Frekuensi : +/- 8x per hari Frekuensi : 1 x perhari
Jumlah :- Konsistensi : Lunak
Warna : Jernih Warna : Kecoklatan
Masalah : Tidak Ada Masalah : Tidak Ada
3. Istirahat
Tidur Siang : ± 30 menit perhari
Tidur Malam : ± 5 Jam perhari
Masalah : Tidak Ada
4. Personal Hygiene
Gosok Gigi : 2 x perhari
Mandi : 2 x perhari
Ganti Pakaian Dalam : 3 x perhari

144
J. Riwayat Psikososial
1. Pribadi
Hubungan Ibu dengan Suami : Harmonis
Hubungan Ibu dengan Keluarga : Baik
Rencana Persalinan : BPM Hj. Maimunah
Persiapan yang sudah dilakukan : Uang, Mental
Rencana Menyusui : ASI Ekslusif
Rencana merawat Anak : Sendiri
2. Keluarga
Harapan suami dan Keluarga : Ibu Sehat dan Bayi selamat
Persiapan yang dilakukan :Uang, Kendaraan, gol. Darah
Keluarga lain yang tinggal serumah : Tidak ada
Jumlah seluruh keluarga yang tinggal serumah : 4 Orang
3. Budaya
Kebiasaan/Adat Istiadat yang dilakukan selama Kehamilan : Tidak Ada

II. DATA OBJEKTIF


1. Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
2. Tanda Vital
Temp : 36,5oC TD : 120/80mmHg
Pernafasan : 23 x / menit N : 78 x /menit
3. Sikap Tubuh : Baik
4. Tinggi Badan : 164 cm
5. Berat Badan
BB Sebelum hamil : 70 Kg
BB Sekarang : 78 Kg
6. LILA : 28 cm
7. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala

145
Kebersihan : Bersih
Warna Rambut : Hitam
Rontok/Mudah dicabut : Tidak Rontok
b. Muka
Cloasma Gravidarum : Ada
Oedema : Tidak Ada
c. Mata
Conjungtiva : Putih
Sklera : Merah Muda
Penglihatan : Baik
Alat Bantu : Tidak Ada
d. Hidung
Kebersihan : Bersih
Polip : Tidak Ada
e. Mulut
Bibir : Tidak pecah-pecah
Gigi : Bersih
Caries : Tidak Ada
Stomatitis : Tidak Ada
Lidah : Bersih, Tidak Ada Candidiasis
f. Telinga
Bentuk : Simetris
Pendengaran : Baik
Kebersihan : Bersih, Tidak Ada Serumen
Masalah : Tidak Ada
g. Leher
Hiper Thyroid : Tidak Ada Pembengkakan
Distensi Vena Jugularis : Tidak Ada Pembengkakan
h. Jantung : Teratur
i. Paru-paru : Normal
j. Payudara

146
Bentuk : Simetris
Konsistensi : Tegang
Kebersihan : Bersih
Kolostrum : Sudah keluar
Areola Mamae : Hiperpigmentasi
Putting Susu : Menonjol Kanan dan Kiri
Kelainan : Tidak Ada
k. Abdomen
Pembesaran : Sesuai usia kehamilan
Luka Bekas Operasi : Tidak Ada
Linea : Ada
Striae : Tidak Ada
Kandung Kemih : Kosong
Tinggi Fundus Uteri : 30 cm
Leopold I : TFU 2 Jari dibawah Px(30 cm) teraba
bokong.
Leopold I : Punggung janin terletak di kanan perut
ibu dan ekstermitas janin terletak di
kanan perut ibu.
Leopold III : Preskep, belum masuk PAP
Leopold IV : Tidak Dilakukan
TBJ : (30 cm – 12) x 164 = 2.952 gr
DJJ : Positif
Frekuensi : 141x / Menit
Teratur/Tidak : Teratur
l. Genetalia Eksterna
Vagina : Normal
Pembesaran Kelenjar : Tidak Ada
Varises : Tidak Ada
Pengeluaran
Jenis : Tidak Ada

147
Warna : Tidak Ada
Bau : Tidak Ada
Anus : Tidak Ada Haemoroid
m. Ekstermitas Bawah
Tungkai : Simetris
Oedema : Tidak Ada
Varises : Tidak Ada
Kelainan : Tidak Ada
Refleks Patella : Kanan positif, Kiri positif
n. Pengukuran Panggul Luar
Distansia Spinarum : Tidak dilakukan
Distansia Cristarum : Tidak dilakukan
Boudelouge : Tidak dilakukan
Lingkar Panggul : Tidak dilakukan
o. Panggul Dalam
Indikasi : Tidak dilakukan
Promontorium : Tidak dilakukan
Linea Inominata : Tidak dilakukan
Sacrum : Tidak dilakukan
Spina Ischiadika : Tidak dilakukan
Arcus Pubis : Tidak dilakukan
Kesan Panggul : Tidak dilakukan
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah
HB : 12 gram %
Golongan Darah : O (+)
b. Urine
Protein : Tidak dilakukan
Glukosa : Tidak dilakukan
c. USG : Tidak dilakukan
d. Rontgen : Tidak dilakukan

148
e. Lain – lain : Tidak dilakukan

III. ANALISA DATA


Diagnosa : G3P2A0 hamil 39 minggu, JTH Preskep.

IV. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa
ibu dan janin dalam keadaan sehat.
T : 36,5 0C TD : 120/80 mmHg
P : 23x/menit N : 78x/menit.
- Ibu mengerti penjelas dan akan menjaga kesehatannya.

2. Menjelaskan pada ibu bawah sulit tidur yang dialami disebab kan karena
adanya kecemasan pada ibu dan menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
yaitu tidur sian 1jam dan tidur mlam 6-8jam.

-Ibu mengerti dengan penjelas dan dapat memahami.

3. Menjelaskan pada ibu tanda fisiologis kehamilan TM III yaitu, kenaikan berat
badan , mengalami sakit punggung dan panggul, muncul kntraksi palsu, nafas
menjadi pendek, bengkak di beberapa bagian tubuh, sering buang air kecil
(BAK), merupakan hal biasa yang terjadi pada ibu hamil TM III mengajurkan ibu
untuk tidak menahan buang air kecil.
- Ibu mengerti penjelasan bidan dan dapat mengulangi apa yang telah dijelaskan
bidan.

4. Menjelaskan kepada Ibu tentang tanda bahaya kehamilan TM III, yaitu :


f. Pendarahan Pada kehamilan Muda maupun kehamilan tua
g. Bengkak pada wajah,tangan, dan kaki, disertai sakit kepala dan
kejang
h. Keluar air-air dari kemaluan atau pecah ketuban sebelum waktunya
i. Gerakan janin dirasa berkurang

149
j. Dan menganjurkan Ibu untuk segera ke Bidan jika terdapat salah
satu dari tanda tersebut.
-Ibu mengerti dengan penjelasan bidan dan dapat mengulangi apa yang
telah dijelaskan bidan.
5. Memberitahu dan menjelaskan kepada Ibu tentang tanda-tanda
persalinan,yaitu :
d. Nyeri perut menjalar kepinggang, yang semakin lama semakin
teratur.
e. Keluar lendir bercampur darah (blood show)
f. Keluar air ketuban dari jalan lahir.
Dan menganjurkan Ibu untuk segera ke Bidan jika terdapat salah satu dari
tanda berikut.
- Ibu mengerti dengan pejelasan bidan dan dapat mengulangi apa yang
telah dijelaskan bidan.

6. Menganjurkan Ibu untuk senam hamil karena senam hamil berguna untuk
mempermudah persalinan karena mempunyai manfaat meredakan nyerih
sakit dan ketidak nyamanan yang dirasakan dimasa kehamilan,
mengencangkan otot, memperkuat jantung dan paru, membuat tidur
lebih nyenyak, membantu menghindari pertambahan beban pada tulang
belakang, memperkuat sendi dan mempersiapkan diri untuk menghadapi
persalinan.
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan dan mampu mengulangi kembali
penjelasan bidan dan senam hamil akan dilakukan.
7. Menjelaskan paa ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu
lagi yaitu pada tanggal 22 April 2019 atau jika ada keluhan.
- Ibu mengerti dan bersedia melakukan kunjungan ulang.

150
CATATAN PERKEMBANGAN KEHAMILAN PADA NY.D G3P2A0 DI
BIDAN PRAKTIK MANDIRI Hj. MAIMUNAH,AM.KEB KOTA
PALEMBANG TAHUN 2019

N Waktu/ Tempat Caatatan Perkembangan (SOAP)


O
1. Senin,15 April 19 SUBJEKTIF :
WIB di Bidan Ny”D” datang ke BPM Hj. Maimunah,AM.Keb untuk
Praktek Mandiri Hj. memeriksakan kehamilannya mengaku hamil 39 minggu
Maimunah,AM.Keb anak ke 3 mengeluh sering sakit pinggang dan gerakan
kota Palembang janin masih aktif dirasakan.

OKJEKTIF
G3P2A0
HPHT: 20-07-2018
TP: 27-04-2019
1. Keadaan Umum : Baik
Kedasaran : Composmentis
Keadaan Emosional : Stabil

Tanda Vital
T : 36,5 0C TD : 120/80 mmHg
P : 23x/menit N : 78x/menit

2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Muka ibu tidak pucat, tidak ada oedema.
b. Palpasi
- Leopold I : TFU 2 jari dibawah px(30cm),
teraba bokong

151
- Leopold II : Punggung janin terletak di kanan perut
ibu dan ekstremitas di kiri perut ibu.
- Leopold III : Preskep .
- Leopold IV : divergen, penurunan kepala 3/5
- TBJ : (30-12)x 164 = 2.952gr
- DJJ : positif
- Frekuensi : 141 x/menit
- Lokasi : Di sebelah kanan perut ibu.

ANAMNESA
G3P2A0 hamil 37 minggu, JTH Preskep

PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa ibu
dan janin dalam keadaan sehat.
T : 36,50C TD : 120/80mmHg
R : 23x/menit N : 78x/menit
- Ibu mengetahui keadaannya dan janinnya dan
akan menjaga kehamilannya.

2. Menanyakan keluhan yang dirasakan ibu


sebelumnya yaitu sulit tidur.
-Ibu mengatakan ibu sudah tidak sulit tidur lagi
dan ibu dapat mengulang kembali pennjelasan
yang di sampai kan bidan yaitu: tidur siang jam
dan tidur malam 6-8 jam .
3. Menanyakan kembali tanda-tanda fisiologis
kehamilan TM III kepada ibu?
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan dan
dapat menjelaskan kembali tanda-tanda

152
fisiologis kehamilan trimester III yaitu:
Sakit pinggang, sering BAK, payudara
membesar, dan perubahan sistem respirasi atau
pernafasan karena tekanan dari rahim yang
membesar sehingga pernafasan 2x lebih cepat,
timbul ambeien dan varises di kaki.
4. Menanyakan kembali pada ibu tentang tanda
bahaya kehamilan TM III?
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan dan
dapat menjelaskan kembali tanda-tanda bahaya
kehamilan yaitu: perdarahan pervaginam, sakit
kepala yang hebat, penglihatan kabur, bengkak
pada muka, tangan kaki, keluar cairan dari
vaginam, gerakan janin tidak dirasakan, dan
nyeri hebat pada abdomen.

5. Memastikan kembali persiapan persalinan


sudah di siapkan atau belum?
- Ibu mengatakan sudah mempersiapkan persiapan
persalinan yang sudah di butuh kan saat
persalinan nanti yaitu: tujuan bersalin, kendaraan,
pakaian yang akan di bawa seperti baju bayi, dan
kain ibu, surat-surat dan persiapkan mental serta
materil.
6. Menanyakan pada ibu tentang tanda-tanda
persalinan?
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan da dapat
menjelaskan kembali tanda-tanda persalinan
yaitu: nyerih yang tak tertahan kandan sering
dalam waktu yang teratur, keluar air ketuban dari
vagina, dan keluar air bercampur darah.

153
7. Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda
persalinan yaitu nyeri yang tak tertahankan dan
sering dalam waktu yang teratur, keluar air
ketuban dari vagina, dan keluar air bercampur
darah.
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan.
8. Menjelaskan dan memberikan ibu terapi obat
Calsium 1x1 untuk pertumbuhan tulang dan
gigi. Asam folat 1x1 untuk perkembangan
otak, mencegah cacat bawaan dan mencegah
lengket tembuni.
- Ibu mengerti dan akan mengikuti anjuran bidan.
9. Menjelaskan pada ibu untuk melakukan
kunjungan ulang 1 minggu lagi pada tanggal
22 April 2019 atau segera jika ada keluhan.
- Ibu mau melakukan kunjungan ulang.

154
ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA NY “D”

G3P2A0 HAMIL 40 MINGGU DI BIDAN PRAKTIK

MANDIRI MAIMUNAH KOTA PALEMBANG TAHUN 2019

No. Registrasi :

Pengkajian Data, Tanggal : 24 April 2019

Tempat : BPM Maimunah Palembang

Waktu : 00.10 WIB

I. DATA SUBJEKTIF

A. Biodata
Nama Klien : Ny “D” Nama Suami : Tn “H”
Umur : 30 Tahun Umur : 35 Tahun
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pedagang
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Indonesia Suku/Bangsa : Indonesia
Alamat : Jln. Kh balkhi lrg yakin III

B. AlasanDatang:
Ibu datang ke PMB Hj. Maimunah, pada tanggal 24 April 2019 Pukul
00.10 WIB. Ibu mengaku hamil 40 minggu anak ke 3.
C. Keluhan Utama :
Ibu mengeluh sakit perut menjalar ke pinggang dan keluar lender sejak

pukul 18:00 wib dan gerakan janin masih dirasakan.

155
D. RiwayatMenstruasi
Menarche : 14 tahun Teratur/Tidak : teratur
Lama Haid : 6 hari Disminorhoe : Tidak
Banyaknya : 3x ganti pembalut Warna Darah : merah kecoklatan

E. Riwayat Pernikahan

Status Pernikahan : 1 x menikah


Usia Menikah : 21 tahun
Lama Pernikahan : 9 tahun

F. Riwayat Kehamilan Sekarang

G3 P2 A0
HPHT : 20-07-2018
TP : 27-04-2019
Usia Kehamilan : 39 minggu
ANC : 5x
Tempat Pemeriksaan : BPM Maimunah Palembang
TabletFe
- Jumlah diberikan : 90 tablet
- Jumlah dimakan : 90 tablet
Imunisasi

- TT I : 27 -11- 2018
- TT II : 27-12- 2018
- TT III :-
- TT IV :-
- TT V :-
Keluhan TM I : Mual, muntah

- Terapi yang diberikan : Vitamin B6, Kalk, asam folat


- Nasihat yang diberikan : Makan sedikit tapi sering
Keluhan TM II : Sering BAK

156
- Terapi yang diberikan : Tablet Fe, Kalk, dan Vitamin .
- Nasihat yang diberikan : memberi tau ibu agar tidak menahan buang
Air kecil
Keluhan TM III : mengeluh Sulit tidur

- Terapi yang diberikan : Tablet Fe, Kalk, dan Vitamin.


- Nasihat yang diberikan : Istirahat yang cukup yaitu tidur siang 1 Jam
Dan tidur malam 6-8Jam

G. RiwayatKehamilan, Persalinan, danNifas yang lalu :

No Tahu Tempa Usia Jenis Penolon K.U Anak


. n t g JK PB BB Keadaan
kehamila Persalina Nifas
Partu Partus n n
s

1 2011 BPM Aterm Spontan Bidan Baik Pr 51 4000gr Hidup


cm

2 2015 BPM Aterm Spontan Bidan Baik Lk 50c 2800gr Hidup


m

3 Ini - - - - - - -

H. Riwayat KB

Pernah menjadi Akseptor KB : pernah


Jenis Kontrasepsi yang digunakan : KB Suntik 3 bulan
Lama Pemakaian : 3 tahun
Keluhan : Tidak ada
Alasan Berhenti menjadi Akseptor KB : Hamil
Rencana Kontrasepsi yang Akan Datang : KB Suntik 3 bulan
Alasan : Agar produksi ASI tidak

157
terganggu

I. Data Kesehatan

1. Riwayatpenyakit yang pernahdiderita :


TBC : Tidak Ada Ginjal : Tidak Ada
Malaria : Tidak Ada Diabetes Melitus : Tidak Ada
Hipertensi : Tidak Ada Tumor : Tidak Ada
Jantung : Tidak Ada Peny. Kelamin : Tidak Ada
Kanker : Tidak Ada HIV/AIDS : Tidak Ada

2. RiwayatOperasi yang pernahdijalani


SC : TidakPernah
Appendiks : TidakPernah

3. RiwayatpenyakitKeluarga/Keturunan
TBC : Tidak Ada Retardasi Mental : Tidak Ada
HIV/AIDS : Tidak Ada KelainanDarah : Tidak Ada
Hepatitis : Tidak Ada Peny. Kelamin : Tidak Ada
Diabetes Melitus : Tidak Ada KelainanKongenital : Tidak Ada
Hipertensi : Tidak Ada KeliananKembar : Tidak Ada
Jantung : Tidak Ada Peny. Ginjal : Tidak Ada

4. RiwayatAlergi
Obat : Tidak Ada
Makanan : Tidak Ada

J. Data Kebiasaan Sehari-hari (Activity Daily Living)

1. Nutrisi

158
Pola Makan : 3x/ hari
Porsi : Sepiring nasi, sepotong lauk, 1 mangkuk sayur,
buah
Pantangan : Tidak Ada
Masalah : Tidak Ada
Minum : ± 8 gelas/ hari
Jenis : Air Putih dan 1 gelas susu
2. Eliminasi
BAK BAB
Frekuensi : ± 8x/ hari Frekuensi : 1x/ hari
warna : kuning jernih Konsistensi : lunak
masalah : Tidak Ada Warna : kecoklatan
Masalah : Tidak Ada
3. Istirahat
- Tidur Siang : ± 30 menit/ hari
- Tidur Malam : ± 5 jam/ hari
- Masalah : Tidak ada
4. Olahraga dan Rekreasi
Olahraga : 1 x seminggu
Rekreasi : 1 x sebulan
5. Personal Hygiene
Gosok Gigi : 2 x/Hari
Mandi : 2 x/Hari
Ganti Pakaian Dalam : 3 x/Hari

K. RiwayatPsikososial

1. Pribadi
Hubungan ibu dengan Suami : Harmonis
Hubungan Ibu dengan Keluarga : Baik
Rencana Persalinan : Normal, di Bidan
Persiapan yang sudah dilakukan : Tabulin, pakaian bayi dan

159
kendaraan
Rencana Menyusui : ASI Ekslusif
Rencana Merawat Anak : Merawat Sendiri
2. Keluarga
Harapan Suami dan Keluarga : Ibu dan Bayi sehat
Persiapan yang dilakukan : Uang dan Kendaraan
Keluarga Lain yang Tinggal Serumah : tidak ada
Jumlah Seluruh Keluarga yang Tinggal Serumah: 4 orang
Pengambilan Keputusan dalam Keluarga : Suami dan istri
3. Budaya
Kebiasaan/Adat Istiadat yang dilakukan Selama Kehamilan : Tidak Ada

II. DATA OBJEKTIF

1. KeadaanUmum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Keadaanemosional : Stabil

2. Tanda Vital

Temp : 36,60C TD : 130/80mmHg

Pernafasan : 20 x / menit N : 80x /menit

3. Sikap Tubuh : baik

4. Tinggi Badan : 164 cm

5. Berat Badan

BB Sebelum hamil : 70 Kg

BB Sekarang : 78 Kg

LILA : 28 cm

160
6. PemeriksaanFisik

a. Kepala

Kebersihan : Bersih, tidak berketombe


Warna Rambut : Hitam
Rontok/mudah dicabut : Tidak rontok
b. Muka
Cloasma Gravidarum : Tidak Ada
Oedema : Tidak Ada
c. Mata
Conjungtiva : Merah muda
Sklera : Putih
Penglihatan : Baik
Alat Bantu : Tidak Ada
d. Hidung
Kebersihan : Bersih
Polip : Tidak Ada
e. Mulut
- Bibir : Simetris, Tidak Pecah-pecah
- Gigi : Bersih
- Caries : Tidak Ada
- Stomatitis : Tidak Ada
- Lidah : Bersih
f. Telinga
Bentuk : Simetris
Pendengaran : Baik
Kebersihan : Bersih, tidak ada serumen
Masalah : sulit tidur
g. Leher
Hiper Thyroid : Tidak Ada Pembesaran
Distensi Vena Jugularis : Tidak Ada Pembesaran

161
h. Jantung : Bunyi teratur dan jelas
i. Paru-paru : Bersih
j. Payudara
Bentuk : Simetris
Konsistensi : Lunak
Kebersihan : Bersih
Kolostrum : Sudah Keluar
Areola Mammae : Hiperpigmentasi
Putting Susu : Menonjol kanan dan kiri
Kelainan : Tidak Ada
k. Abdomen
Pembesaran : Sesuai usia kehamilan
Luka Bekas Operasi : Tidak Ada
Linea : Ada
Striae : Ada
Kandung Kemih : Kosong

-Leopold I : TFU 2 jari di bawah px(Mc. Donald = 30


cm) teraba bokong

- Leopold II : Teraba punggung janin disebelah kanan


perut ibu dan bagian ekstremitas di bagian
kiri perut ibu
- Leopold III : PRESKEP,sudah masuk PAP
- Leopold IV : Sudah masuk PAP 3/5
- TBJ : (TFU-11) x 164 = (30-11) x 164 =3.116 gr
- DJJ :(+)
- Frekuensi : + 132 x/ menit
- Lokasi : Sebelah kanan bawah perut ibu
- Teratur/Tidak : Teratur
l. Genetalia Eksterna
Vagina : Tidak ada pembekakan

162
Pembesaran Kelenjar :Tidak Ada
Varises : Tidak Ada
Pengeluaran
- Jenis : Tidak ada
- Bau : Tidak ada
- Warna : Tidak ada
Anus : Tidak Ada Haemoroid

m. Ekstermitas Bawah

Tungkai : Simetris

Oedema : Tidak Ada

Varises : Tidak Ada

Kelainan : Tidak Ada

Refleks Patella : Kanan ( + ), Kiri ( + )

n. Pengukuran Panggul Luar

Distansia Spinarum : Tidak dilakukan

Distansia Cristarum : Tidak dilakukan

Boudelouge : Tidak dilakukan

Lingkar Panggul : Tidak dilakukan

o. Panggul Dalam

Indikasi : Tidak dilakukan

Promontorium : Tidak dilakukan CD : cm, CV : cm

Linea Inominata : Tidak dilakukan

Sacrum : Tidak dilakukan

163
SpinaIschiadika : Tidak dilakukan

Arcus Pubis : Tidak dilakukan

KesanPanggul : Tidak dilakukan

7. Pemeriksaan Dalam
Indikasi : Keluar lendir
Tujuan : Memantau persalinan dan pembukaan
Hasil
- Portio : Teraba Lunak
- Pembukaan : 3cm
- Ketuban : (+)
- Presentasi : Kepala
- Penunjuk : Ubun-ubun kecil
- Penurunan : Hodge II
- Kelainan Lain : Tidak ada
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah

HB : 12,gram %

GolonganDarah :O

b. Urine

Protein : Tidak dilakukan

Glukosa : Tidak dilakukan

c. USG : Tidak dilakukan

d. Rontgen : Tidak dilakukan

e. Lain – lain : Tidak dilakukan

164
N Hari/ Tanggal Perencanaan

O
1. Rabu, 24 April SUBJEKTIF

2019 Ibu mengatakan sakit perut yang menjalar kepinggang

dan keluar lendir.

OBJEKTIF

KU : Baik

TD : 130/80 mmH

N : 80 x/menit

P : 20 x/ menit

T : 36,6 ºC

TFU : 2 jari di bawah px (Mc.Donald=30)

ANAMNESA

G3P2A0 Hamil 40 Minggu inpartu kala I, fase laten,

Janin tunggal hidup presentasi kepala.

PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu dan menjelaskan kepada ibu bahwa

keadaannya baik.

T : 36,6 °c P : 20x/menit

TD : 130/80 mmHg N : 80x/menit

DJJ: 140x/menit

165
TFU : 2 Jari di bawah px (Mc.Donald=30 cm).

- Ibu senang dan mengerti dengan penjelasan bidan.

2. Memberi support, motivasi kepada ibu. Ibu mau

melakukan apa yang dianjurkan bidan.

- Ibu mengerti dan merasa sedikit tenang

dengan support yang telah di berikan bidan.

3. Menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang aman

dan nyaman seperti miring kekiri.

-Ibu memilih posisi yang di anjurkan bidan.

4. Mengajarkan ibu cara tekhnik relaksasi seperti menarik

nafas panjang lewat hidung pada saat sakit perut dan

membuang nafas lewat awal penyebab nyeri semakin

kuat.

- Ibu mengrti dengan penjelaasn bidan dan

menjalankan anjuran bidan.

5. Sambil menunggu pembukaan lengkap anjurkan ibu

untuk main bola jim ball.

6. Persiapan alat dan memastikan alat sudah steril dan

lengkap.

7. Pada pukul 04.30 dilakukan pemeriksaan dalam

166
pembukaan 6 cm.

8. Pada pukul 06.45 dilakukan pemeriksaan dalam

pembukaan lengkap (10cm).

9. mencacat hasil observasi

SUBJEKTIF

Ibu mengatakan bahwa perutnya semakin mules dan

bertambah kuat dan timbul rasa ingin meneran.

OBJEKTIF

1) Keadaan Umum: Baik

Kesadaran : Composmetis

Keadaan Emosial : Stabil

2) Tanda Vital

T : 36,5 °c P : 23 x/menit

TD : 120/80 mmHg N : 82 x/menit

3)Pemeriksaan dalam

Pukul : 06: 45 Wib

- Portio : Tidak teraba

- Pembukaan : Lengkap

- Pendataran : 100 %

167
- Ketuban : (+)

- Presentasi : Kepala

- Penunjuk : UUK (ubun-ubun kecil)

- Penurunan : Hodge III

- Kelainan lain : Tidak ada

- Pembukaan : Lengkap (10 cm)

ANAMESA

G3P2A0 Hamil 40 minggu Inpartu kala II, Janin tunggal

hidup presentasi kepala.

PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu dan menjelaskan kepada ibu bahwa

keadaannya baik.

T : 36,5 °c P : 23 x/menit

TD : 120/80 mmHg N : 82 x/menit

Pembukaan : Lengkap (10) cm

2. Mendekatkan partus set, obat-obatan penatalaksanaan

komplikasi ibu dan bayi baru lahir serta kebutuhan

ibu dan bayi sudah siap dan lengkap.(Alat-alat sudah

lengkap).

3. Menghadirkan Suami atau keluarga untuk

mendampingi pada saat proses persalinan (tindakan

sudah dilakukan dan kakak dari pasien yang

mendampingi).

168
4. Membantu ibu mengatur posisi untuk bersalin.

5. Penolong persalinan menggunakan APD. (APD telah

di pakai).

6. Melihat adanya tanda gejala kala II, yaitu;

a) Ibu merasa ada dorongan untuk meneran.

b) Perineum menonjol

c) Terlihat tekanan pada anus

d) Vulva, vagina membuka (terlihat tanda gejala kala

II).

7. Meletakkan kain di perut dan lipat kain 1/3 letakkan

di bokong ibu

8. Mengajak ibu meneran sambil tahan menahan

perineum ibu.

9. Biarkan bayi melakukan putaran paksi.

10. Lakukan bipariental untuk mengeluarkan bahu. Tarik

ke atas untuk mengeluarkan bahu bagian bawah dan

tarik ke bawah untuk mengeluarkan bahu bagian atas.

11. Nilai bayi sepintas dengan melihat :

a) Tanggisan bayi ( bayi menangis)

b) Warna kulit bayi (merah )

c) pernapasan bayi

d) Tonus otot bayi

12. Bersihkan mulut dan hidung bayi dengan

169
menggunakan delay. (sudah dilakukan )

13. Periksa adanya bayi kedua atau tidak.

14. Klem tali pusat

15. potong tali pusat dan letakkan bayi di atas perut ibu.

SUBJEKTIF

Ibu mengataka perut nya masih terasa mules.

OBJEKTIF

1) Keadaan Umum: Baik

Kesadaran : composmetis

2) Tanda-tanda vital.

T : 36,5 °c P : 20 x/menit

TD : 130/80 mmHg N : 78x/menit

3) Pemeriksaan fisik

a) Palpasi

- Tidak teraba janin kedua

- TFU : Sepusat

- Kontraksi uterus : Baik

- Kandung kemih : Tidak penuh

b) Inspeksi

Adanya terlihat tanda gejala kala III yaitu:

- Tali pusat memanjang

- Semburan darah tiba-tiba

170
- Uterus membundar

ANAMESA

P3A0 Postpartum kala III

PENATALAKSANAAN

a) Melakukan penyuntikan oksitosin 1 menit setelah

bayi lahir.(10 IU Secara IM di 1/3 paha kanan bagian

luar).

b) Melakukan peregangan tali pusat : Pindahkan kelm 5-

10 cm depan vulva ibu, tanggan kanan tegangkan tali

pusat sejajar lantai, tanggan kiri dorsokranial, tarik ke

atas lalu kebawah, sambut plasenta dengan kedua

tanggan dan putar searah jarum jam. (plasenta lahir

lengkap pukul 07:05 Wib).

c) Melakukan masase uterus setelah plasenta lahir

lengkap

d) Perdarahan 150 cc

e) setelah plasenta keluar lihat kelengkapan plasenta

f) Jumlah kotiledon 18

g) timbang plasenta (berat plasenta 500 gram).

h) Mengukur diameter plasenta yaitu 18 cm

KALA IV
Tanggal : 24 April 2019
Pukul : 07.10

171
I. DATA SUBJEKTIF
Ibu merasa bahagia dengan kelahiran bayinya dengan
merasa mules dan lelah
II. DATAOBJEKTIF
1. KeadaanUmum : Baik
Kesadaran : Composmen
Keadaanemosional : Stabil
2. Tanda Vital
T : 36,5 C TD :
120/80mmHg
Pernafasan : 20 x / menit N : 84
x /menit
3. Kontraksi uetrus : baik,
4. TFU : 2 jari dibawah pusat
III. ASSESMENT
P3A0 Postpartum kala IV
IV. PENATALAKSANAAN

a) Mengobservasi vital sign, TD 120/80 mmHg, suhu 36,50C, RR

20x/menit, Nadi 84x/menit, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus

baik, perdarahan normal dan kandung kemih tidak penuh

172
b) Memberitahu kepada ibu bahwa saat ini ibu sedang dalam masa

pemantauan

c) Membersihkan tubuh ibu dan tempat tidur dengan menggunakan air

bersih, mengganti pakaian ibu dengan pakaian yang bersih dan memasang

pembalut serta mensterilkan semua peralatan yang telah digunakan.

d) Menganjurkan ibu untuk masase uterus yaitu dengan cara menggosok

perut dengan gerakan memutar

e) Menganjurkan ibu untuk istirahat agar rasa lelah ibu berkurang.

f) Menjelaskan kepada ibu tentang nutrisi yang cukup dibutuhkan oleh ibu
menyusui seperti karbohidrat (nasi, roti), protein (tempe, tahu, telur, ikan
dan lain-lain), vitamin dan mineral yang di dapatkan dari sayuran dan
buah-buahan.
g) Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa

pendamping ASI dan perawatan payudara dengan membersihkan daerah

puting susu seperti bilas dengan air hangat

h) Menjelaskan kepada ibu tanda bahaya post partum misal terjadi nyeri

perut yang hebat & suhu tubuh lebih dari 38º C.

i) Memantau kala IV setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30 menit pada

1 jam kedua.

j) Mendokumentasikan semua asuhan dan temuan selama proses persalinan

pada lembar partograf.

Ja Wakt TD N T TFU Kontra Kandung Perdarah


m u ksi Kemih an
Ke Uterus
-
1. 07.15 120/70mmHg 84x/m 36,7°c 2 jari Baik Kosong ±25 cc
WIB dibawah

173
pusat
07.30 120/70mmHg 82x/m 36,7°c 2 jari Baik Kosong ±25 cc
WIB dibawah
pusat
07.45 120/70mmHg 81x/m 36,7°c 2 jari Baik Kosong ±20 cc
WIB dibawah
pusat
08.00 120/70mmHg 80x/m 36,6°c 3 jari Baik Kosong ±20 cc
WIB dibawah
pusat
2. 00.30 120/80mmHg 82x/m 36,6°c 3 jari Baik Kosong ±15 cc
WIB dibawah
pusat
09.00 120/80mmHg 82x/m 36,5°c 3 jari Baik Kosong ±15 cc
WIB dibawah
pusat

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NY “D”


P3A0 POST PARTUM 2 JAM DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI
MAIMUNAH KOTA PALEMBANG

174
No. Registrasi :

Pengkajian Data, Tanggal : 24- 04- 2019

Tempat : BPM Maimunah Palembang

Waktu : 09.15

I. DATA SUBJEKTIF
A. Biodata
Nama Klien : Ny “D” Nama Suami : Tn “J”
Umur : 30 Tahun Umur : 35 Tahun
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pedagang
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Indonesia Suku/Bangsa : Indonesia
Alamat : Jln. Kh balkhi lrg yakin III
B. Keluhan :
Ny.D 30 tahun dengan P3A0. Ibu mengaku habis melahirkan 2 jam tanggal
24 April 2019, pukul 09.15 WIB, ibu mengeluh masih terasa mules-mules,
bayinya sudah mau menyusu dan ASI yang keluar sudah lancar

C. Riwayat Pernikahan
Status Pernikahan : 1 x menikah
Usia Menikah : 21 tahun
Lama Pernikahan : 9tahun
D. Riwayat Persalinan Sekarang
Jenis Persalinan : Spontan
Penolong Persalinan : Bidan
Tempat Persalinan : Bidan Praktek Mandiri Maimunah
Ketuban : Jernih

175
Plasenta
- Kotiledon : Lengkap
- SelaputPlasenta : Lengkap
Lama persalinan

- Kala I : 12 Jam/Menit
- Kala II : 12 Jam/Menit
- Kala III : 8 Jam/Menit
- KalaIV : 2 Jam/Menit
- Jumlah Perdarahan : + 270 cc
- Episiotomi : Tidak dilakukan
- Komplikasi : Tidak ada
E. RiwayatKehamilan, PersalinandanNifas yang lalu:
No Tahu Tempa Usia Jenis Penolon K.U Anak
. n t g JK PB BB Keadaan
Kehamila Persalina Nifas
Partu partus n n
s

1 2011 BPM Aterm Spontan Bidan Baik Pr 51 4000gr Hidup


cm

2 2015 BPM Aterm Spontan Bidan Baik LK 50 2800 gr Hidup


cm

3 2019 BPM Aterm Spontan Bidan Baik Pr 48 2500 gr Hidup

Cm

F. RiwayatKelahiranBayi
TanggalLahir : 24-04-2019 BB : 2500 gram
JenisKelamin : Perempuan PB : 48 cm

176
Nilai APGAR : 8/10
CacatBawaan : Tidak ada
MasaGestasi :

G. Riwayat KB
Pernah menjadi Akseptor KB : pernah
Jenis Kontrasepsi yang digunakan : KB Suntik 3 bulan
Lama Pemakaian : 3 tahun
Keluhan : Tidak ada
Alasan Berhenti menjadi Akseptor KB : Hamil
Rencana Kontrasepsi yang Akan Datang : KB Suntik 3 bulan
Alasan : Agar produksi ASI tidak

terganggu

H. Data Kesehatan
1. Riwayat Penyakit yang Pernah diderita :
TBC :Tidak Ada Ginjal :Tidak Ada
Malaria :Tidak Ada Diabetes Melitus :Tidak Ada
Hipertensi :Tidak Ada Tumor :Tidak Ada
Jantung :Tidak Ada Peny. Kelamin :Tidak Ada
Kanker :Tidak Ada HIV/AIDS :Tidak Ada
2. Riwayat Operasi yang pernah dijalani :
SC : Tidak Ada
Appendiks :Tidak Ada
3. Riwayat Penyakit Keluarga/Keturunan
TBC :Tidak Ada Retardasi Mental :Tidak Ada
HIV/AIDS:Tidak Ada Kelainan Darah :Tidak Ada
Hepatitis :Tidak Ada Peny. Kelamin :Tidak Ada
DM :Tidak Ada Kelainan Kongenital :Tidak Ada
Hipertensi :Tidak Ada Kelainan kembar :Tidak Ada
Jantung :Tidak Ada Peny. Ginjal :Tidak Ada

177
4. Riwayat Alergi
Obat : Tidak Ada
Makanan : Tidak Ada
Lain-lain : Tidak Ada
I. Data KebiasaanSehari-hari(Activity Daily Living/ADL)
1. Nutrisi
PolaMakan : 3x/ hari
Porsi : sepiring nasi, sepotong lauk, 1 mangkuksayur,
buah
Pantangan : Tidak Ada
Masalah : Tidak Ada
Minum : ± 8gelas/ hari
Jenis : 7 gelas air putih, 1 gelas susu
2. Eliminasi
BAK BAB
Frekuensi : ± 8x/ hari Frekuensi : 1x/ hari
warna : kuning jernih konsistensi : lunak
masalah : Tidak Ada warna : kecoklatan
masalah : Tidak Ada
3. Istirahat
- Tidur Siang : ± 1 jam/ hari
- TidurMalam : ± 7 jam/ hari
- Masalah : Tidak ada
4. OlahragadanRekreasi
Olahraga : Jalan santai di pagi hari
Rekreasi : 1 x seminggu

5. Personal Hygiene
Gosok Gigi : 2 x/Hari
Mandi : 2 x/Hari
GantiPakaianDalam : 3 x/Hari

178
J. Riwayat Psikososial
1. Pribadi
Hubungan ibu dengan Suami : Harmonis
Hubungan Ibu dengan Keluarga : Baik
2. Keluarga
Dukungan Suami/Keluarga Lain : Baik
Keluarga Lain yang Tinggal Serumah : tidak ada
Jumlah Seluruh Keluarga yang Tinggal Serumah: 4 orang
Pengambilan Keputusan dalam Keluarga : Suami dan istri
3. Budaya
Kebiasaan/Adat Istiadat yang dilakukan Selama Masa Nifas : Tidak
Ada

I. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keada an Emosional : Stabil
2. Tanda Vital
T : 36,50 c TD : 120/80
P : 22x/ menit N : 80x/menit
3. TinggiBadan : 164 cm
4. PemeriksaanFisik
a. Kepala
Kebersihan : Bersih, tidak berketombe
WarnaRambut : Hitam
Rontok/mudahdicabut : Tidak rontok

b. Muka
Cloasma : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
c. Mata

179
Conjungtiva : Merah muda
Sklera : Putih
Penglihatan : Baik
Alat Bantu : Tidak ada
d. Hidung
Kebersihan : Bersih
Polip :Tidak ada
e. Mulut
Bibir : Tidak kering

Gigi : Bersih

Caries : Tidak ada

Stomatitis : Tidak ada

Lidah : Bersih

f. Telinga
Bentuk : Simetris
Pendengaran: Baik
Kebersihan : Bersih, tidak ada serumen
Masalah : Tidak ada
g. Leher
Pembesaran Kelenjar Thyroid : Tidak ada
Pembesaran Vena Jugularis : Tidak ada
h. Ekstremitas Atas : Simetris
i. Jantung : Teratur
j. Paru-paru : Normal

k. Payudara
Bentuk : Simetris
Areola Mammae : Hiperpigmentasi
Putting Susu : Menonjol kanan dan kiri

180
Konsistensi : Lunak
Kolostrum : Sudah keluar
Kelainan : Tidak ada
l. Abdomen
Striae : Ada
Linea : Ada
Luka BekasOperasi : Tidak ada
Tinggi Fundus Uteri : 2 Jari dibawah pusat
Kontraksi Uterus : Baik
KandungKemih : Kosong
m. Ekstremitas Bawah
Tungkai : Simetris
Oedema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Kelainan : Tidak ada
Refleks Patella : (+) kanan dan kiri
n. Genetalia Eksterna
Oedema : Tidak ada
Varises :Tidak ada
KelenjarBartholini : Normal
Vagina : Normal
Urethra : Normal
Kista : Tidak ada
Abses : Tidak ada
Pengeluaran Vulva :
- Jenis : Lochea rubra
- Bau : Amis
- Warna : Merah
Perineum

- Luka Heacting : Tidak ada

181
Kelainan : Tidak ada

Anus : Tidak ada haemoroid

5. PemeriksaanPenunjang
a. Laboratorium
- Darah
HB : 12 gr%
GolonganDarah :o
- Urine
Protein :Tidakdilakukan
Glukosa :Tidakdilakukan
b. USG :Tidakdilakukan
c. Rontgen :Tidakdilakukan
d. Lain-lain :Tidakdilakukan

II. ANALISA DATA


Diagnosa : G3P2A02 jam post partum, keadaan umum ibu baik

III. PENATALAKSANAAN

182
a) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan umum KU : baik, TD : 120/80

mmHg, nadi : 22 x/menit, RR : 80x/menit, T : 36 0C, kontraksi uterus :

baik, lochea : rubra, TFU : 2 jari bawah pusat.

b) Menganjurkan kepada ibu untuk makan sayur-sayuran yang berserat agar

BAB tidak keras dan tubuh kembali sehat.

c) Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan

pemberian dilakukan sesering mungkin sampai payudara terasa kosong

karena ASI sangat bermanfaat bagi ibu dan bayi dan membantu proses

kontraksi uterus.

d) Mengajarkan kepada ibu cara perawatan payudara dengan cara

membersihkan puting susu sebelum dan sesudah menyusui bayinya, dan

menggunakan BH yang menyokong payudara

e) Menganjurkan kepada ibu untuk mobilisasi dini agar loche yang keluar

lancar.

f) Menganjurkan kepada ibu untuk personal hygine agar tidak terjadi infeksi

dan tumbuhnya jamur

g) Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang pada 6 hari kemudian dan

apabila ada kelainan.

183
CATATAN PERKEMBANGAN NIFAS PADA NY. D P3A0

DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN HJ. MAIMUNAH

KOTA PALEMBANG

TAHUN 2019

N Hari/ Tanggal Perencanaan

O
1. Selasa, 30 April SUBJEKTIF

2019 Kunjungan Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules dan ibu

Nifas Ke-2 (6 sudah BAB.

Hari Post Partum OBJEKTIF

KU : Baik

TD : 120/80 mmH

N : 80 x/menit

P : 22 x/ menit

T : 36,5 ºC

TFU : Pertengahan pusat dan simfisis

Lochea : Sanguilenta berwarna merah kekuningan

Kandung Kemih : Kosong

ANAMNESA

P3AO Post Partum 6 hari

PENATALAKSANAAN

4. Memberitahu dan menjelaskan kepada ibu bahwa

keadaannya baik.

184
T : 36,5 °c P : 22x/menit

TD : 120/80 mmHg N : 80x/menit

TFU : Pertengahan Pusat dan Sympisis

Lochea : Sanguinolenta berwarna Merah kekuni dan

berlendir.

- Ibu senang dan mengerti dengan penjelasan bidan.

5. Menjelaskan Menjelaskan pada Ibu untuk istirahat

yang cukup minimal 7 jam pada malam hari dan 2

jam pada siang hari, serta menganjurkan kepada Ibu

untuk beristirahat, terutama pada saat bayi tidur untuk

mencegah kelelahan, karena apabila kurang istirahat

akan mempengaruhi produksi ASI.

- Ibu mengerti dan mau melakukan anjuran bidan.

6. Menganjurkan ibu untuk melakukan senam nifas

dirumah atau mengikuti kelas ibu nifas gunanya agar

mempercepat pemulihan alat reproduksi ibu.

- Ibu mau melakukan apa yang dianjurkan bidan.

7. Menganjurkan kepada ibu untuk tetap memberikan

ASI Ekslusif kepada bayi nya selama 6 bulan dimana

bayi hanya diberi ASI tanpa diberi tambahan

makanan apapun dan menganjurkan Ibu untuk

menyusui Bayinya sesering mungkin, dimana ASI

Ekslusif dapat menjadi KB Alamiah selama 6 bulan.

185
- Ibu mengerti dengan penjelasan yang telah

diberikan dan mau melakukannya

8. Menganjurkan kepada Ibu untuk tetap menjaga

personal hygiene dengan cara mandi 2x sehari,

mengganti pembalut minimal 2x sehari, menjaga

kebersihan alat genetalia sehabis buang air kecil

maupun buang air besar dengan cara

membersihkannya dari arah depan kebelakang

dengan menggunakan sabun dan air bersih mengalir

dan mengeringkannya dengan kain bersih agar tidak

lembab, sehingga akan terhindar dari kuman yang

bisa menyebabkan infeksi lebih parah.

- Ibu mengerti dengan penjelasan yang telah

diberikan dan mau melakukannya.

9. Menganjurkan kepada Ibu untuk tetap melakukan

perawatan payudara dengan cara menempelkan kapas

pada puting susu Ibu yang telah diberi minyak

kelapa / baby oil ± 5 menit, kemudian puting susu

dibersihkan. Lalu oleskan baby oil pada Ibu jari dan

jari telunjuk untuk melakukan gerakan memutar

kearah dalam sebanyak 20-30x putaran untuk kedua

puting susu.

- Ibu mengerti dengan penjelasan yang telah

186
diberikan dan mau melakukannya.

10. Memberitahu kepada ibu tanda-tanda bahaya nifas

yaitu seperti;

a. Sakit kepala yang berlebihan dan menetap

b. Penglihatan kabur dan nyeri ulu hati

c. Pembengkakan pada muka, betis dan tangan

d. Suhu tubuh lebih dari 38°c

e. Perdarahan yang banyak dari jalan lahir

f. Nyeri dan kemerahan pada payudara

g. Lochea Berbau busuk, dan disertai dengan nyeri

abdomen

h. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama

Jika ibu mengalami tanda bahaya tersebut,minta ibu

segera memberi tahu petugas kesehatan untuk

mendapatkan menanganan.

11. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu

atau bila ada keluhan.

- Ibu mengerti dan bersedia melakukan kunjungan

ulang atau bila ada keluhan.

SUBJEKTIF

Ibu datang ke praktik mandiri bidan Hj. Maimunah

palembang mengatakan ingin memeriksakan keadaannya.

187
2. Selasa,7 Mei

2019 Kunjungan OBJEKTIF

Nifas Ke-3 (14 T : 36,5 °c P : 20 x/menit

Hari Post Partum TD : 110/70 mmHg N : 72 x/menit

TFU : Tidak Teraba

Lochea : Serosa Berwarna Kuning Kecoklatan

ANAMESA

P3AO Post Partum 14 hari

PENATALAKSANAAN

16. Memberitahu dan menjelaskan kepada ibu bahwa

keadaannya baik.

T : 36,5 °c P : 20 x/menit

TD : 110/70 mmHg N : 72 x/menit

TFU : Tidak Teraba

Lochea : Serosa Berwarna Kuning Kecoklatan

- Ibu tenang dan mengerti dengan penjelasan

bidan.

17. Menganjurkan kepada ibu untuk tetap memberikan

ASI Ekslusif kepada bayi nya selama 6 bulan dimana

bayi hanya diberi ASI tanpa diberi tambahan

makanan apapun dan menganjurkan Ibu untuk

188
menyusui Bayinya sesering mungkin, dimana ASI

Ekslusif dapat menjadi KB Alamiah selama 6 bulan.

- Ibu mengerti dengan penjelasan yang telah

diberikan dan mau melakukannya

18. Menganjurkan kepada Ibu untuk tetap menjaga

personal hygiene dengan cara mandi 2x sehari,

mengganti pembalut minimal 2x sehari, menjaga

kebersihan alat genetalia sehabis buang air kecil

maupun buang air besar dengan cara

membersihkannya dari arah depan kebelakang

dengan menggunakan sabun dan air bersih mengalir

dan mengeringkannya dengan kain bersih agar tidak

lembab, sehingga akan terhindar dari kuman yang

bisa menyebabkan infeksi lebih parah.

- Ibu mengerti dengan penjelasan yang telah

diberikan dan mau melakukannya.

19. Menganjurkan kepada Ibu untuk tetap melakukan

perawatan payudara dengan cara menempelkan kapas

pada puting susu Ibu yang telah diberi minyak

kelapa / baby oil ± 5 menit, kemudian puting susu

dibersihkan. Lalu oleskan baby oil pada Ibu jari dan

jari telunjuk untuk melakukan gerakan memutar

kearah dalam sebanyak 20-30x putaran untuk kedua

189
puting susu.

- Ibu mengerti dengan penjelasan yang telah

diberikan dan mau melakukannya.

20. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu

atau bila ada keluhan.

- Ibu mengerti dan bersedia melakukan kunjungan

ulang atau bila ada keluhan.

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NY “D”


USIA 2 JAM DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI
MAIMUNAH KOTA PALEMBANG

190
No. Registrasi :

Pengkajian Data, Tanggal : 24-04-2018

Tempat : BPM Husniyati Palembang

Waktu : 09.30

I. DATA SUBJEKTIF
A. Biodata
Nama Bayi : By Ny “D”
Tanggal Lahir : 24-04-2018
Pukul : 09.30
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama Klien : Ny “D” Nama Suami : Tn “J”
Umur : 30Tahun Umur : 35 Tahun
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pedagang
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Indonesia Suku/Bangsa : Indonesia
Alamat : Jln. Kh balki lrg yakin III

B. Riwayat Kehamilan
Antenatal Care : 5x
Tempat Pemeriksaan : 5x di BPM Maimunah Palembang
Kebiasaan Waktu Hamil
Makan : 3x/ hari
Minum : ± 8 gelas/ hari
Obat – Obatan : Tidak Ada
Jamu : Tidak Ada

191
Rokok : Tidak Ada
Imunisasi Selama Kehamilan : Suntik TT
Penyakit yang diderita Selama Kehamilan : Tidak Ada

C. Riwayat Persalinan
Usia Kehamilan : 40 minggu
Anak Ke :3
Jenis Persalinan : Spontan
Penolong Persalinan : Bidan
Tempat Persalinan : BPM Maimunah Palembang
Ketuban : Jernih
Plasenta
- Kotiledon : Lengkap
- Selaput Plasenta : Lengkap
Lama persalinan

- Kala I : 6 jam/menit
- Kala II : 10 jam/menit
- Kala III : 10 jam/menit
- KalaIV : 2 jam/menit
- Komplikasi : Tidak Ada
D. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Penyakit yang pernah diderita Ibu :
TBC : Tidak Ada Ginjal : Tidak Ada
Malaria : Tidak Ada Diabetes Mellitus : Tidak Ada
Hipertensi : Tidak Ada Peny. Kelamin : Tidak Ada
Jantung : Tidak Ada HIV/AIDS : Tidak Ada
Asma : Tidak Ada Lain - lain : Tidak Ada
2. Riwayat Operasi yang pernah dijalani Ibu :
Jenis Operasi : Tidak Ada
3. Riwayat Penyakit yang pernah diderita Ayah :

192
TBC : Tidak Ada Ginjal : Tidak Ada
Malaria : Tidak Ada Diabetes Mellitus : Tidak Ada
Hipertensi : Tidak Ada Peny. Kelamin : Tidak Ada
Jantung : Tidak Ada HIV/AIDS : Tidak Ada
Asma : Tidak Ada Lain - lain : Tidak Ada
4. Riwayat Penyakit Keluarga/Keturunan
TBC : Tidak Ada Ginjal : Tidak Ada
Malaria : Tidak Ada Diabetes Mellitus : Tidak Ada
Hipertensi : Tidak Ada Peny. Kelamin : Tidak Ada
Jantung : Tidak Ada HIV/AIDS : Tidak Ada
Asma : Tidak Ada Lain - lain : Tidak Ada

E. Riwayat Psikososial
Penerimaan Ibu terhadap Kehadiran Bayinya : Sangat bahagia
Penerimaan Ayah terhadap Kehadiran Bayinya : Sangat bahagia
Hubungan Ibu dengan Suami dan Keluarga : Harmonis
Keluarga Lain yang Tinggal Serumah : Tidak ada
Jumlah Seluruh Keluarga yang Tinggal dirumah : 4 orang

F. Pola Nutrisi
ASI On Demand : Ada
Colostrum : Sudah ada
PASI : Tidak ada
- Alasan :-
- Jenis :-
Makanan Lain : Tidak ada
- Jenis :-
- Pola :-
Keluhan dalam Makan

- Muntah : Tidak Ada

193
G. Pola Eliminasi
BAK : 8 x/hari
Nyeri : Tidak Ada
Darah : Tidak Ada
BAB : 3 x /hari
Diare : Tidak Ada
Konsistensi : Lembek
Warna : Coklat kehitaman
Bau : Khas
Darah : Tidak Ada

II. DATA OBJEKTIF


1. Nilai APGAR

No Aspek yang dinilai 0 1 2 Menit


. 1 5
1 Warna Kulit Biru/pucat Merah Jambu/ Merah Jambu 2 2
ujung – ujung biru
2 Reaksi terhadap Tidak Ada Meringis Menangis 2 2
Rangsangan
3 Denyut Jantung Tidak Ada < 100 x/menit >100 x/menit 2 2
4 Tonus Otot Lemah Sedang Baik 1 2
5 Pernafasan Tidak Ada Tak Teratur Baik 1 2
Total 8 10
Menit 1 menentukan derajat asfiksia, untuk menentukan perlu tidaknya
tindakan
Menit 5 menentukan prognosis jangka panjang

2. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda Vital
T : 370c
P : 30x/menit
N : 120x/menit

194
b. Kepala
- Sutura : Tidak ada moulase
- Caput Suksadaneum :Tidak Ada
- Cephal Haematom :Tidak Ada
- Perdarahan Intrakranial :Tidak Ada
- Kelainan Lain
 Hydrocephal : Tidak Ada
 Anencephal : Tidak Ada
 Makrocephal : Tidak Ada
 Mikrocephal : Tidak Ada
c. Mata
- Conjungtiva : Merah muda
- Sklera : Putih
- Palpebra : Tidak ada pembengekakan
- Bentuk : Simetris
- Perdarahan :Tidak Ada
- Lain – lain :Tidak Ada
d. Hidung
- Pengeluaran Cairan : Tidak Ada
- Nafas Cuping Hidung :Tidak Ada
e. Mulut
- Bibir : Simetris, tidak ada kelainan
- Lidah : Bersih
- Lain – lain :Tidak Ada

f. Telinga
- Bentuk : Simetris
- Serumen :Tidak Ada
- Pendengaran : Baik
- Kelainan :Tidak Ada

195
g. Leher
- Gerakan : Normal
h. Bahu
- Bentuk : Simetris
- Clavikula : Simetris, tidak fraktur
i. Dada
- Bentuk : Simetris
- Retraksi :Tidak Ada
Auskultasi Dada

- Bunyi Nafas : Tidak ada bising usus


- Bunyi Jantung : Normal, teratur
- Lain – lain :Tidak Ada
j. Abdomen
- Tali Pusat : Masih basah
- Auskultasi Abdomen : Baik
- Perkusi Abdomen : Baik
k. Punggung
- Bentuk : Simetris
- Spina Bifida :Tidak Ada
- Meningocele :Tidak Ada
l. Panggul
- Bentuk : Simetris
m.Genetalia (perempuan)
- vagina : Berlubang
- labia mayora : Testis sudah turun
- Kelainan :Tidak Ada
n. Anus : Berlubang dan tidak ada haemoroid
o. Tungkai / Ekstremitas
- Bentuk Tangan : Simetris
- Bentuk Kaki :Simetris

196
- Jari Tangan : Lengkap
- Jari Kaki : Lengkap
3. Pemeriksaan Antropometri :
- Berat Badan : 2500 gram
- Panjang Badan : 48 cm
- Lingkar Kepala :
CFO : 33 CMO : 30
DFO : 19 DMO : 17
- Lingkar Dada : 34
- LILA : 11cm
4. Pemeriksaan Refleks
- Refleks Moro : Baik
- Refleks Glabellar : Baik
- Refleks Rooting :Baik
- Refleks Sucking : Baik
- Refleks Swallowing : Baik
- Refleks Graps :Baik
- Refleks Babinski :Baik
- Refleks Tonic Neck : Baik
5. Pemeriksaan Penunjang Laboratorium Klinik
- Darah : Tidak dilakukan
- Urine : Tidak dilakukan
- Feses : Baik
- Lain - lain : Tidak ada

III. ANALISA DATA


Diagnosa : Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 2 jam

IV. PENATALAKSANAAN

197
a. Mengobservasi keadaan umum bayi dan melakukan pemeriksaan TTV

seperti suhu, pernafasan dan nadi bayi (tindakan telah dilaksanakan)

b. Memberikan injeksi vitamina K 1 mg secara IM pada paha kiri 1/3 bagian

luar atas untuk mecegah terjadinya perdarahan pada bayi baru lahir dan

salep mata critromycin 0,5 % pada kedua mata bayi untuk mencegah

terjadinya infeksi mata pada bayi baru lahir (tindakan telah dilakukan bayi

telah disuntik Vit.K)

c. Melakukan rooming in (rawat gabung) antara ibu dan bayi dengan tujuan

meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayinya serta mempermudah ibu

dalam proses menyusui bayinya (rooming in telah dilakukan ibu merasa

senang didekat bayinya)

d. Memberitahu ibu agar tidak langsung memberikan putih-putih pada badan

bayi karena berguna untuk mencegah bayi dari infeksi (ibu mengerti

dengan saran bidan)

e. Menjaga bayi agar tetap hangat dengan cara :

1) Memakaikan pakaian yang bersih dan kering

2) Menutupi epala bayi dengan topi

3) Memakaikan bayi dengan kain bersih dan kering

4) Mengganti pakaian bayi bila basah atau kotor

5) Memakaikan bedong pada bayi, tetapi jangan terlalu erat dan

memperhatikan posisi bayi saat dibedong, jangan letakan bayi dibawah

kipas angin / AC dalam keadaan terbuka (pencegahan hipotermi

dilakukan bayi dalam keadaa hangat).

198
6) Melatih bayi untuk mulai belajar menyusu dengan cara :

a) Letakkan bayi me

b) nghadap perut ibu dengan posisi perut bayi dan ibu menempel

c) Beri rangsangan kepala bayi dengan menyentuh pipi dan mulut

bayi menggunakan jari jibu.

d) Ketika bayi mulai membuka mulutnya dan mencari ke arah

ramgsamgam yang diberikan, masukkan putting ibu ke mulut bayi,

usahakan bagian areola dimasukkan seluruhnya kedalam mulut

bayi agar tidak membuat putting ibu menjadi keras.

e) Biarkan bayi tetap menyusu hingga bayi merasa cukup dan

melepaskan sendiri putting ibu dari mulutnya.

7) Setelah bayi selesai menyusu, sendawakan bayi dengan menepuk

secara perlahan pada punggung bayi dengan membalikkan bayi sambil

digendong sampai bayi bersendawa untuk mencegah bayi dari muntah

(bayi sedang menyusu dan adekuat).

8) Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin atau

setiap 2 jam atau jika bayi menginginkannya dan menganjurkan ibu

memberikan asi eksklusif selama 6 bulan tanpa makanan pendamping

apapun (ibu mengerti dan mau mengikuti ajuran bidan)

9) Menjaga kebersihan bayi dengan baik

a) Mengganti pakaian bayi bila kotor / setiap habis BAK dan BAB

(bayi sudah BAK 4x warna kuning jernih dan BAB 1x warna hijau

kehitaman konsistensi lembek)

199
b) Memastikan lingkungan di sekitar bayi tetap bersih kebersihan bayi

terjaga dan selalu mengganti segera setiap BAB atau BAK)

Setelah cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi

ajarkan pada ibu dan keluarga yang mendampingi datang

berkunjung (ibu mengerti dan mengikuti anjuran bidan).

CATATAN PERKEMBANGAN BAYI BARU LAHIR PADA NY.D


DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN HJ. MAIMUNAH
KOTA PALEMBANG TAHUN 2019

No Hari/Tanggal Perencanaan

200
.
1. Rabu, 24April 2019 SUBJEKTIF

Kunjungan neonatus Ibu mengatakan bayinya tetap mau menyusui dan

ke 1 (neonatus cukup bayinya tidak rewel.

bulan usia 1 hari) OBJEKTIF

Ku : Baik

T : 36,6ºC

P : 35x/menit

N :145x/menit

PB : 48 cm

BB : 2,800 gram

ANALISA DATA

Dagnosa : Neonatus cukup bulan umur 1 hari

PENATALAKSANAAN

1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan

yang telah dilakukan bahwa keadaan bayi baik.

Ku : Baik

T : 36,6ºC

P : 35x/menit

N :145x/menit

PB : 48 cm

BB : 2800 gram

- Ibu tenang mendengar hasil pemeriksaan

2. Memberitahu dan menganjurkan ibu agar

201
membern ASI ekslusif pada bayinya secara On

Demand dimulai dari bayi lahir sampai usia 6

bulan. Dan dilanjutkan sampai bayi usia 2 tahun

dengan MPASI.

- Ibu mau melakukan anjuran bidan.6.

3. Mengajarkan ibu cara merawat tali pusat bayi

dengan menggunakan kassa steril saja jangan

diberi betadine ataupun ramuan lainnya karena

akan membuat tali pusat itu sendiri lama untuk

lepas.

- Ibu mengerti dan mau melakukan ajaran

bidan

4. Memberitahu ibu untuk mengawasi tanda

bahaya pada bayi atau seperti pernafasan lebih

cepat, suhu tubuh tinggi, tali pusat berwanaa

merah atau bernanah, mata bengkak dan warna

kulit bayi kuning. Apabila ada tanda tersebut ibu

diharapkan segera membawa bayinya ke

pelayanan kesehatan terdekat.

- Ibu mengerti dan mau membawa anaknya

jika melihat hal tersebut

5. Memberitahu ibu cara memadikan bayi dan

benar dan baik. Dengan menggunakan air

202
hangat-hangat kuku, dan cara mengecek airnya

panas atau tidak bisa dengan mencelupkan ujung

siku tangan kita dan rasakan apakah airnya

panas atau tidak.

- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan

6. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan

ulang 1 bulan lagi untuk melanjutkan imunisasi

anaknya BCG pada tanggal 12 Juni 2019.

- Ibu mau membawa anaknya untuk

kunjungan ulang.

2. Selasa,30 april 2019

Kunjungan neonatus SUBJEKTIF

ke 2 (neonatus cukup Ibu datang membawa bayinya umur 7 hari, Ibu

bulan usia 7 hari) mengatakan bayinya sehat, BAK dan BAB lancar,

tali pusat bayi sudah lepas, bayi tetap mau menyusu

dan tidak mempunyai keluhan apapun.

OBJEKTIF

Ku : Baik

T : 36,8ºC

P : 35x/menit

N :137x/menit

PB: 50 cm

BB : 2900 gram

203
Tali pusat : sudah lepas pada hari ke 4

ANALISA DATA

Neonatus cukup sesuai masa kehamilan umur 7 hari

PENATALAKSANAAN

1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan

yang telah dilakukan bahwa keadaan bayi baik.

T : 36,8ºC

P : 35x/menit

N :137x/menit

PB: 50 cm

BB : 2900 gram

Tali pusat : sudah lepas pada hari ke 4

- Ibu tenang mendengar hasil pemeriksaan.

2. Memberitahu dan menganjurkan ibu agar tetap

memberikan ASI ekslusif pada bayinya secara

On Demand dimulai dari bayi lahir sampai usia

6 bulan. Dan dilanjutkan sampai bayi usia 2

tahun dengan MPASI.

- Ibu mau melakukan anjuran bidan.6.

3. Memberitahu ibu untuk mengawasi tanda

bahaya pada bayi atau seperti pernafasan lebih

cepat, suhu tubuh tinggi, tali pusat berwanaa

merah atau bernanah, mata bengkak dan warna

204
kulit bayi kuning. Apabila ada tanda tersebut ibu

diharapkan segera membawa bayinya ke

pelayanan kesehatan terdekat.

- Ibu mengerti dan mau membawa anaknya

jika melihat hal tersebut

4. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan

ulang 1 bulan lagi untuk melanjutkan imunisasi

anaknya BCG pada tanggal 12 Juni 2019.

- Ibu mau membawa anaknya untuk

kunjungan ulang.

D.PEMBAHASAN

Pada pembahasan studi kasus ini penulis akan menyajikan pembahasan


yang membandingkan antara teori dengan asuhan kebidanan komprehensif
pada Ny.D mulai dari tanggal 01 April 2019 sampai 11 Mei 2019 di BPM
Maimunah Palembang. Asuhan yang diberikan mulai dari asuhan kebidanan
kehamilan, asuhan kebidanan persalinan, asuhan kebidanan masa nifas dan
asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan pembahasan sebagai berikut:

205
1. Masa Kehamilan

Klien dengan identitas Ny”D” mengaku hamil anak ketiga dimana


usia saat ini 30tahun. Kehamilan ini merupakan kehamilan yang normal
dan tidak memiliki faktor resiko. Dimana menurut Syafruddin (2009),
Faktor resiko pada ibi hamil meliputi : Primigravida kurang dari 20 tahun
atau lebih dari 35 tahun, mempunyai anak >4, Jarak persalinan terakhir
dan kehamilan sekarang kurang dari 4 tahun, dengan lingkar lengan atas k
28 cm, atau penambahan berat badan <9kg selama kehamilan, hemoglobin
12 gr.
Selama kehamilannya, Ny “D” memeriksakan kehamilan secara
teratur, frekuensi ANC sebanyaknya 5x , yaitu 2x pada terimeter 1, 2 x di
trimeter II, dan dan 2x di trimetr III. Hal ini sesusai dengan standar
pelayanan antenatal menurut buku standar pelayanan kebidanan menurut
Kemenkes, RI (2015)untuk menghindari resiko komplikasi pada
kehamilan dan persalinan, ajurkansetiap ibu hamil untuk melakukan
kunjungan antenatal komprehensip yang berkualitas minimal 4 x selama
kehamilannya yaitu sebanyak 1x pada trimeter I (<16 minggu), 1x pada
trimeter II (14-28 minggu), 2x pada trimeter III (>30 minggu)
(Walyani,2015).
Pada awal kunjungan ANC pertama, pada anemsis ibu pernah
mengatakan mendapat imunisasi TT (Ttetanus toxoid) sebanyak 2 kali atas
anjuran bidan dengan alasan untuk memberikan kekebalan tubuh pada ibu
terhadap infeksi tetanus neonatorum. Hal ini berati ibu telah mendapatkan
pelayanan antenetal sesuai standat 10 T yang salah satunya adalah
mendapat imunisasi TT (Kemenkes,2012). Tetapi untuk pemeriksaan
laboratorium tidak dilakukan secara rutin dan khusus di BPM karena
sarana dan prasarana pada BPM untuk laboratorium tidak lengkap dan
terkhusus pemeriksaan malaria, HIV, sifilis tidak ada.
Pada kunjungan ANC terakhir berat badan ibu sebelum hamil 70
kg sedangkan setelah hamil berat badan ibu 78 kg. Jadi kenaikan berat
badan ibu selama hamil adalah sekitar rata-rata antara 8 kg dan nilai IMT
yang didapatkan 26,6, ini berarti kenaikan berat badan ibu dalam batas
normal sesuai dengan teori Kemenkes (2012)
Secara keseluruhan tidak ada penyulit yang menyertai Ny. “D”
mau bekerja sama dan mau mengikuti setiap anjuran yang bidan berikan.
Ny “D” juga mengerti akan pentingnya menjaga kesehatan dirinya dan
kehamilannya serta pentingnya persiapan persalinan nanti.
2. Masa Persalinan

Ny “D” datang ke BPM pada pukul 00.10 WIB mengeluh sakit perut
menjalar kepinggang dan dilakukan pemeriksaan dalam, ibu memasuki
masa persalinan pada usia kehamilan 39 minggu tepatnya pada tanggal 24

206
April 2019.Tafsiran persalinan yaitu pada tanggal 27 April 2019. Hal ini
sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa persalinan normal terjadi
pada usia kehamilan cukup bulan yakni 37-42 minggu (Kemenkes, 2015).
Persalinan kala I berlangsung selama + 6 jam. Hal ini sesuai dengan
teori kepustakaan bahwa lama waktu persalinan kala I pada primigravida
berlangsung 12 jam (Nugaraheny,2010). Persalinan pada kala I terbagi
menjadi 2 fase, yaitu fase laten dan fase aktif. Dikatakan fase laten jika
dimana serviks membuka sampai 3 cm sedangkan bila dikatakan fase aktif
dimana serviks membuka 3-10 cm, Lamanya kala 1 untuk primigravida
berlangsung selama 12 jam (Nugaraheny,2010).
Pemantauan pada Ny. “D” didokumentasikan dalam pertograf
karena Ny.”D” datang pembukaan 3cm,. Pada kala 1 fase aktif,
pemantauan kemajuan persalinan dilakukan dengan partograf seperti TD
setiap 4 jam yang ditulis dengan skala,nadi diperiksa setiap 30 menit, suhu
setiap 2 jam, dan urien 2-4 dan kondisi janin (DJJ setiap 30 menit dihitung
dalam 1 menit penuh, warna ketuban, penyusupan, mollase), pembukaan
dan penurunan kepala setiap 4 jam dan kontraksi uterus 4 jam dan
kontraksi uterus setiap 30 menit dan mengindentifikasi kualitas konraksi
memantau tanda-tanda kala II anus dan Vuva membuka, perineum
menonjol.
Pada pukul 06.57 WIB ibu mengeluh perut perut semakin kuat dan
mengatakan ingin meneran dan buang air besar kemudian dilakukan
pemerikasaan dalam, dan hasil yang didapatkan portio tidak teraba,
pendataran 100 %, pembukaan lengkap, ketuban pecah spontan, presentasi
kepala, hodge IV, penunjuk UUK Kiri depan. Dan untuk kala I fase aktif
pada Ny. “D” telah dilakukan sesuai dengan teori dan tidak melewati garis
waspada (Sulistyawati,2015).
Penolong persalinan menganjurkan kepada keluarga atau suami
untuk mendampingi ibu saat proses persalinan berlangsung untuk
memberikan ibu support dan motivasi agar ibu merasa tenang dan
menjalani proses persalinan dengan lancar. Hal tersebut sesuai dengan
teori yang menyatakan untuk menganjurkan ibu agar selalu didampingi
oleh keluarga dan diberi dukungan selama proses persalinan dan kelahiran
bayinya (Kemenkes,2015).
Pada saat menolong persalinan,memakai APD (Alat Pelindung
Diri) sudah mulai disiapkan seperti memakai celemek, handscoon, namun
untuk kaca mata googel, masker tidak dipakai karena dapat membuat
pasien merasa cemas dan menggangu fsikologis ibu. Untuk mencegah
terjadinya infeksi alat-alat instrumen partus set, heacing set dan resusitasi
serta handscoon yang digunakan dalam keadaan steril sehingga
pertolongan persalinan berlangsung dengan aman selama persalinan dan
setelah bayi lahir, serta upaya mencegah komplikasi terutama pendarahan
pasca persalinan, hipotermi,asfiksia bayi baru lahir (Kemenkes,2015).

207
Setelah proses kala III selesai , bidan membersihkan pasien dan
tempat bersalin serta dilakukan dekontaminasi alat-alat bekas pakai dengan
merendam dengan di larutan klorin 0,5% selama 10 menit hal ini sesuai
dengan teori (Kemenkes,2015) dan mencuci alat dengan air sabunsetelah
itu dibilas dan di keringkan setelah itu taruh alat partus yang telah dicuci
ke dalam otoklaf untuk diseterilkan.

3. Masa Nifas

Proses masa nifas yang dialami Ny.”D” bejalan dengan normal,


lochea yang keluar pada 2 jam post patrum adalah lochea rubra yang berupa
darah segar bercampur sisa selaput ketuban, hal ini sesuai dengan teori
(Nany,2011),yaitu, Loche ini muncul pada hari 1-3 masa nisaf, warnanya
merah dan mengandung darah dari perobekan/luka pada plasenta dan
serabut dari desidua dan chorin.
Pada 2 jam post patrum TFU 2 jari di bawah pusat. Selain itu pada 2
jam post patrum, ibu mengatakan keadaan baik, ibu sudah dapat berkemih,
serta ibu sudah melakukan mobilisasi seperti duduk, miring kanan, dan
miring kiri berjalan ke toilet tetapi masih dibantu suami dan keluarga hal ini
sesuai dengan teori kebutuhan ibu masa nifas yang mengatakan bahwa
hendaknya ibu kencing dan mobilisasi dilakukan sendiri secepatnya
(Rukiyah,2017).
Pada pernyataan ibu hari ke-6 pos parfum, ibu mengatakan
keadaannya baik, tidak ada keluhan pada ibu maupun bayi, Bak dan BAB
lancar, loche yang keluar adalah lochea sanguinolenta yang berupa darah
bercampur lendir, hal ini sesuai dengan teori (Nany, 2011) yang
menyatakan bahwa pada hari ke 3-7 terdapat loche sanguinolenta berupa
darah campur lendir. Pada payudara tidak terjadi masalah , tidak ada infeksi,
putting susu tidak lecet bengkak, tidak terasa padat suhu tubuh 36,50C, serta
ibu dapat menyusui dengan lancar tanpa ada penyulit.

4. Bayi Baru Lahir

Bayi Ny, “D” lahir pada tanggal 24 April 2019, pukul 06.57 WIB,
lahir spontan, hidup, sehat, tidak ada cacat bawaan dan jenis kelamin
perempuan Berat badan Bayi Ny. “D” adalah 2500 gram termasuk masih
dalam batas normal kerena menurut salah satu literatur yang mengatakan
bahwa berat badan bayi lahir normal bekisar 2500-4000 gram (Dewi,2017),
Setelah lahir bayi Ny. “D” diberi suntikan vitamin K 1 mg secara IM dipaha
1/3 paha atas bagian luar, dan salep mata tetransiklin 1% hal ini sudah
sesuai dengan yang diungkapkan oleh (Safarudin,(2009).

208
Pada kunjungan selanjutnya yakni 6 hari post partum keaadan bayi
semakin membaik, ia dapat menyusu kuat tali pusat lepas hari ke-4 dan bayi
diberi ASI, warna kulit kemerahan , dengan kata lain sampai saat kunjungan
6 hari post partum bayi dalam keadaan sehat

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37
– 42 minggu dan berat badanya 2500 – 4000 gram (Vivian, 2010).

Tindakan segera setelah bayi lahir dilakukan tindakan seperti


mengeringkan tubuh bayi dan membersihkan jalan napas bayi lalu
melakukan pemotongan tali pusat kemudian bayi diletakkan diantara kedua
payudara ibu untuk melakukan IMD (Inisiasi Menyusu Dini).

Setelah itu bayi Ny “D” dilakukan pengukuran berat badan dan

panjang badan. BB:2500 gram, PB: 48 cm, lingkar 34,ligkar lengan 11 cm,.

Hal ini sesuai dengan teori Vivian (2013: 2)Bahwa berat badan bayi lahir

normal adalah 2500-4000 gram dan panjang badan bayi baru lahir normal

adalah 48-52 cm.

Pada pemantauan 1 jam setelah kelahiran, bayi dalam keadaan sehat,


warna kulit kemerahan, bayi sudah menyusu, daya hisap kuat, mekonium
telah keluar, tali pusat masih basah, tidak berbau dan tidak ada gejala
infeksi. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa lebih dari 90%
bayi baru lahir akan 24 jam pertama, sedangkan sisanya akan mengeluarkan
mekonium dalam 36 jam pertama kelahiran. Jika hal ini terjadi maka harus
dipikirkan adanya obstipasi (Vivian, 2010).
Apgar score bayi diperiksa pada 5 menit pertama yaitu 8 dan pada 5
menit kedua 10, hal ini termasuk hal yang normal karena sesuai dengan teori
Vivian (2010), bahwa apgar score normal adalah 7-10.
Rencana asuhan yang diberikan kepada bayi NY ”D” yaitu melakukan
injeksi Vit K dan pemberian salep mata,imunisasi hepatitis B, injeksi Vit.K
dan salep mata di berikan 1 jam setelah Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
Melakukan perawatan bayi baru lahir yaitu menjaga kehangatan tubuh bayi
dengan segera mengganti pakaian apabila basah, menjaga kebersihan dan
menjaga lingkungan disekitar bayi agar bayi merasa nyaman. Menganjurkan
pada Ibu untuk memeberi ASI eksklusif selama 6 bulan setelah lahir tanpa
makanan pendamping dan dianjurkan untuk menyusui sesering mungkin.
Setelah dilakukan pengawasan dari hari pertama dan kunjungan rumah
2 minggu post partum, bayi dalam keadaan sehat, tidak rewel dan menyusu
dengan kuat. Pada hari pertama pemeriksaan tali pusat tidak terdapat

209
kemerahan, tidak bengkak, tidak bernanah, tidak berbau pada tali pusat,
melainkan tali pusat berwarna putih kebiruan dan tali pusat puput pada hari
ke empat. Hal ini dalam keadaan normal sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa pemeriksaan ini normal apabila warna tali pusat putih
kebiruan pada hari pertama dan mulai mengering atau mengecil dan lepas
antara hari ke-5 sampai dengan hari ke-10 setelah persalinan (World Health
Organization. 2003)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Kehamilan

210
Asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.D tidak terdapat
komplikasi mulai dari kehamilan, bersallin, bayi baru lahir, nifas hingga KB. Oleh
karena itu penulis menyimpulkan.

a. Penulis mampu melakukan pengkajian data subjektif pada Ny.D hamil,

bersalin, nifas dan bayi baru lahir. Ny.D yang berumur 30 tahun, suku

Palembang, bangsa Indonesia, beragama Islam, pendidikan terakhir

SD, pekerjaan ibu rumah tangga.

b. Penulis mampu melakukan pengkajian data objektif yang di dapat pada

Ny.”D” di Bidan Praktik Mandiri Maimunah AM.Keb Palembang

meliputi keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, keadaan

emosional baik, tekanan darah normal, nadi normal, pernapasan

normal serta pemeriksaan fisik dalam keadaan normal dan tidak

adamasalah.

c. Penulis mampu mengidentifikasikan diagnosa, masalah dan kebutuhan

pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayhi baru lahir. Diagnosa yang

didapat berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan pada

saat hamil yaitu G3P2A0 hamil 9 bulan JTH Preskep. Selama

kehamilan, bersalin, nifas dan bayi baru lahir yaitu melaksanakan

pemeriksaan kehamilan sesuai dengan standar.

d. Penulis mampu melakukan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana

yaitu melakukan pertolongan persalinan dengan 60 langkah meskipun

APD tidak dipakai lengkap tetapi alat yang digunakan sudah steril dan

sesuai dengan prinsip APN yaitu pertolongan persalinan yang bersih

211
dan aman, serta melaksanakan asuhan pada bayi baru lahir dan ibu

nifas sesuai dengan standar meskipun masih ada yang tidak diterapkan.

e. Pencatatn asuhan kebidanan pada Ny.D yang dilakukan seara

komprehensif telah sesuai dengan KEPMENKES

NO.938/MENKES/SK/VIII/2007 tentang standar asuhan kebidanana.

B. Saran

1. Bagi BPM STIK Siti khadijah Palembang

Diharapkan STIK Siti Khadijah Palembang dapat mengembangkan


program pengabdian masyarakat dengan memberikan asuhan kebidanan
kepada ibu hamil dan penyuluhan mengenai penyulit masa kehamilan,
persalinan, BBL, Nifas dan KB.

212
2. Bagi PMB Hj.Maimunah,Am.Keb

Diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan mutu

pelayanan sesuai dengan standar asuhan kebidanan dan terus meningkatkan

kegiatan promosi kesehatan, seperti mengadaka penyuluhan kepada

masyarakat tentang pentingnya melakukan pemeriksaan mulai dari hamil,

bersalin,bayi baru lahir, nifas dan KB.

3. Bagi Mahasiswa

a. Diharapkan untuk terus-menerus mengasah keterampilan dalam asuhan

kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir normal

selama proses pembelajaran di kampus maupun di lahan praktek.

b. Diharapkan kepada mahasiswa untuk lebih aktif dan lebih cekatan

dalam meningkatkan kemampuan dalam belajar di lapangan.

213
214
Sidik Telapak Kaki Kiri Bayi Sidik Telapak Kaki Kanan Bayi

Sidik Jempol Kiri Ibu Sidik Jempol Kanan Ibu

215

Anda mungkin juga menyukai