Anda di halaman 1dari 55

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sustainble Development Goals (SDGs) mempunyai target pada

tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu menjadi kurang dari 70

per 100.000 kelahiran dan mengakhiri kematian yang dapat di cegah pada

bayi baru lahir dan balita, dimana setiap negara menargetkan untuk

mengurangi angka kematian neonatal setidaknya menjadi kurang dari 12

per 1000 kelahiran dan kematian balita menjadi serendah 25 per 1000

kelahiran (Bappenas, 2020).

Setiap hari di tahun 2017, sekitar 808 perempuan meninggal akibat

komplikasi kehamilan dan persalinan. Hampir semua kematian ini terjadi

di rangkaian sumber daya rendah, dan sebagian besar dapat dicegah.

Penyebab utama kematian adalah perdarahan, hipertensi, infeksi, dan

penyebab tidak langsung, terutama karena interaksi antara kondisi medis

yang sudah ada sebelumnya dan kehamilan. Risiko seorang wanita di

negara berpenghasilan rendah meninggal karena penyebab terkait ibu

selama hidupnya adalah sekitar 130 kali lebih tinggi dibandingkan dengan

wanita yang tinggal di negara berpenghasilan tinggi. Kematian ibu

merupakan indikator kesehatan yang menunjukkan jurang yang sangat

lebar antara kaya dan miskin dan antar negara (WHO, 2017)

Data profil kesehatan Indonesia tahun 2019, menurut provinsi di

Indonesia didapati AKI tahun 2018 sebesar 4.226 jumlah kematian ibu
dari 100.000 KH sedangkan pada tahun 2019 kematian ibu mengalami

penurunan yaitu sebesar 4.221 dari 100.000 KH.. Adapun penyebab

kematian ibu yaitu perdarahan (30,3%), hipertensi dalam kehamilan

(25,2%), infeksi (4,9%), Gangguan sistem peredaran darah (4,7%),

Gangguan metabolik (3,7), dan penyakit lain-lain (31,0%) (Kementerian

kesehatan RI,2020).

Angka kematian bayi (AKB) adalah 26.359 darI 100.000 KH dan

Adapun penyebab kematian bayi adalah Bayi berat lahir rendah (35,3%),

asfiksia (26,9%), tetanus neonaturum (0,27%), sepsis (3,4%), kelainan

bawaan (12,5%), dan penyakit lain-lain (21,4%) (Kementerian kesehatan

RI,2020).

Provinsi Bengkulu pada tahun 2019 secara absolut jumlah

kematian ibu yaitu sebanyak 35 orang, yang terdiri dari kematian ibu

hamil sebanyak 10 orang (28,6%), kematian ibu bersalin sebanyak 11

orang (31,4%), dan kematian ibu nifas sebanyak 14 orang (40%), Provinsi

Bengkulu sudah berhasil menurunkan angka kematian ibu dari kondisi

awal 117 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2019 (Jumlah kematian

sebanyak 35 ibu dari 34.939 Jumlah kelahiran Hidup) melalui berbagai

upaya dan inovasi program yang telah dilakukan. Adapun penyebab

kematian ibu adalah perdarahan 16 orang (45,7%), hipertensi dalam

kehamilan 6 orang (17,1%), gangguan sistem peredaran darah 3 orang

(8,5%), sedangkan infeksi dan gangguan metabolik tidak ada kasus

kematian (0%) (Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu ,2020).


Pada tahun 2019 didapatkan data menurut profil kesehatan

indonesia, Angka kematian bayi di provinsi bengkulu sejumlah 196 bayi

yang meninggal. Adapun penyebab kematian bayi yaitu karena Berat bayi

lahir rendah 65 orang (33,1%), Asfiksia 44 orang (22,4%), tetanus

neonaturum tidak ada kasus kematian (0%), sepsis 3 orang (1,5%),

kelainan bawaan 42 orang (21,4%) dan lain- lain 42 orang

(21,4%) .Penyebab tersebut sebetulnya dapat dicegah dan

ditangani ,namun terkendala oleh askes ke pelayanan

kesehatan ,kemampuan petugas kesehatan dalam memberikan asuhan

antenatal dan persalinan yang belum maksimal,keadaan sosial

ekonomi,sistem rujukan yang belum berjalan baik,terlambatnya deteksi

dini dan kesadaran orang tua untuk mencari pertolongan kesehatan (Dinas

kesehatan provinsi bengkulu ,2020).

Upaya untuk menurunkan AKI tidak akan efektif jika hanya

mengandalkan program dari pemerintah tanpa peran serta semua pihak.

Upaya penurunan AKI merupakan salah satu target kementerian

kesehatan. Beberapa program yang telah dilaksanakan antara lain program

Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) yaitu berupaya untuk

menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian neonatal melalui : 1)

Meningkatkan kualitas pelayanan emergensi obstetri dan bayi baru lahir

minimal di 150 Rumah sakit PONEK dan 300 Puskesmas/Balkesmas

PONED dan 2). Memperkuat sistem rujukan yang efisien dan efektif antar

puskesmas dan rumah sakit (Kementrian Kesehatan RI, 2018).


Penilaian terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil

dapat dilakukan dengan melihat cakupan K2 dan K4. Cakupan K1 adalah

jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal pertama kali

oleh tenaga kesehatan,dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu

wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan K4 adalah jumlah

ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan

standar paling sedikit empat kali sesuai jadwal yang dianjurkan di tiap

trimester, selama tahun 2006 sampai 2017 cakupan pelayanan kesehatan

ibu hamil K4 cenderung meningkat. Jika dibandingkan dengan target

rencana strategis (Renstra) kementerian kesehatan tahun 2017 yang

sebesar 76%,capaian tahun 2017 telah mencapai target tahun tersebut

walaupun masih terdapat 11 provinsi yang belum mencapai target

(Kemenkes,2018)

Pada tahun 2018 terdapat 90,32% persalinan yang ditolong tenaga

kesehatan. Sementara ibu hamil yang menjalani persalinan dengan

ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan sebesar

86,28%. Dengan demikian masih terdapat sekitar 16% persalinan yang

ditolong tenaga kesehatan namun tidak dilakukan di fasilitas pelayanan

kesehatan (Kemenkes,2019)

Pelayanan kesehatan ibu nifas harus dilakukan minimal tiga kali

sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada enam jam sampai dengan tiga

hari pasca persalinan,pada hari ke empat sampai dengan hari ke-28 pasca

persalinan, dan pada hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 pasca
persalinan. Cakupan kunjungan nifas (KF3) di Indonesia menunjukkan

kecenderungan peningkatan dari 17,9% pada tahun 2008 menjadi 85,92%

pada tahun 2018 (Kemenkes,2019)

Kunjungan neonatal idealnya dilakukan 3 kali yaitu pada umur 6-

48 jam,umur 3-7 hari,dan umur 8-28 hari. Indikator yang menggambarkan

upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko kematian pada

periode neonatal yaitu 6-48 jam setelah lahir adalah cakupan kunjungan

neonatal pertama atau KN1. Capaian KN1 Indonesia pada tahun 2018

sebesar 97,36% lebih tinggi dari tahun 2017 yaitu sebesar 92,62%.

Capaian ini sudah memenuhi target Renstra tahun 2018 yang sebesar 85%.

Sejumlah 23 provinsi (67,6%) yang telah memenuhi target tersebut

(Kemenkes,2019).

Upaya lain untuk dilakukan untuk menurunkan kematian ibu dan

kematian bayi yaitu dengan mendorong agar setiap persalinan ditolong

oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter spesialis kebidanan dan

kandungan (SpOG), dokter umum, dan bidan, serta diupayakan di fasilitas

pelayanan kesehatan, keberhasilan program ini diukur melalui indikator

presentase persalinan di fasilitas kesehatan (Kemenkes,2019).

Bidan mempunyai peran, fungsi dan kompetensi dalam

memberikan asuhan kebidanan kepada wanita. Bidan sebagai ujung

tombak dalam upaya penurunan angka kematian dan kesakitan ibu. Untuk

itu bidan harus mampu dan terampil dalam memberikan pelayanan sesuai
dengan standar yang ditetapkan,karena bidan dituntut untuk memberikan

pelayanan sesuai profesionalisme (Asmara, 2019).

Asuhan kebidanan komprehensif merupakan asuhan kebidanan

yang diberikan secara menyeluruh dari mulai hamil,bersalin,bayi baru

lahir, hingga nifas,. Asuhan kebidanan ini diberikan sebagai bentuk upaya

pelayanan kesehatan dan salah satu tugas serta tanggung jawab untuk

menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang dapat disimpulkan bahwa angka kematian ibu

(AKI) dan angka kematian bayi (AKB) masih tinggi. Bidan mempunyai

peran penting dalam memberikan asuhan kebidanan dengan mendeteksi

dini komplikasi serta pendekatan yang maksimal sehingga menurunnya

angka kematian ibu dan angka kematian bayi.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut maka yang akan menjadi

rumusan masalah dalam Laporan Tugas Akhir ini adalah “Bagaimana

Asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil,bersalin,bayi baru lahir

serta sampai masa nifas ?”


D. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka batasan masalah

dalam Laporan Tugas akhir ini adalah bagaimana memberikan asuhan

komprehensif melingkup (kehamilan, bersalin, nifas dan bayi baru lahir)

dengan lingkup permasalah yang dialami pasien sehingga tercapai nya

suatu asuhan kebidanan dengan baik.

E. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu melakukan asuhan kebidanan komprehensif dari sejak

kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, serta nifas dengan pendekatan

Manajemen Varney.

2. Tujuan khusus

a. Mampu melakukan pengkajian pada masa Kehamilan, bersalinan,

nifas dan bayi baru lahir dengan pendekatan manejemen varney.

b. Mampu melakukan interpretasi data untuk spesifikasi masalah atau

diagnosa.

c. Mampu melakukan identifikasi diagnosa dan masalah potensial.

d. Mampu melakukan identifikasi tindakan segera dan kolaborasi.

e. Mampu melakukan rencana menyeluruh asuhan kebidanan

(intervensi).

f. Mampu melakukan pelaksanaan asuhan kebidanan (implementasi),

g. Mampu melakukan evaluasi.


h. Mampu melakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP.

F. Manfaat

1. Manfaat Akademis

Diharapkan Laporan Tugas akhir (LTA) ini dapat menjadikan

masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan terutama dalam

memberikan Asuhan Kebidanan Komprehensif.

2. Manfaat praktis

Diharapkan hasil Laporan Tugas Akhir (LTA) ini dapat dijadikan

sebagai masukan dalam pengembangan pelayanan kebidanan terutama

dalam memberikan Asuhan Kebidanan Komprehensif. Dengan

melakukan asuhan kebidanan komprehensif diharapkan ilmu kebidanan

semakin berkembang sesuai dengan pendekatan manajemen kebidanan

dan evidance based dalam praktik asuhan kebidanan.

3. Manfaat Penelitian yang dapat di Terapkan langsung

a. Manfaat bagi lahan praktik

Sebagai bahan informasi dan masukan bagi tenaga

kesehatan khususnya bidan untuk menampilkan kualitas pelayanan

Asuhan Kebidanan Komprehensif.

b. Manfaat bagi institusi pendidikan

Berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan,sebagai

tambahan pengetahuan dan informasi serta sebagai bahan masukan


institusi dalam penerapan proses manajemen asuhan kebidanan

komprehensif.

c. Manfaat bagi penelitian selanjutnya

Sebagai masukan dalam mengembangkan asuhan yang

lebih lanjut,serta sebagai referensi atau pedoman bagi pihak yang

ingin melanjutkan penelitian mengenai Asuhan Kebidanan

Komprehensif.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan

a) Pengertian

Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin

yang sedang tumbuh di dalam tubuhnya (yang pada umumnya di dalam

rahim). Kehamilan pada manusia berkisar 40 minggu atau 9 bulan,

dihitung dari awal periode menstruasi terakhir sampai melahirkan.

Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan

khusus, agar dapat berlangsung dengan baik kehamilan mengandung

kehidupan ibu maupun janin. Resiko kehamilan ini bersifat dinamis,

karena ibu hamil yang pada mulanya normal, secara tiba-tiba dapat

beresiko tinggi (Maternity dan Putri,2017).

kehamilan dimulai dari adanya konsepsi,yaitu pertemuan antara sel

ovum dan sel spermatozoa.Setelah bertemu dinamakan zigot dan


beberapa jam zygot ini membelah diri 2,4,8 dst. Dalam 3 hari disebut

morula. Sekitar hari ke 6 hasil konsepsi ini tiba di uterus dan siap untuk

berimplantasi. Tahap ini dinamakan tahap germinal (1 sampai 10 hari).

kemudian kehamilan akan masuk ke tahap embrionik dari hari ke 10

sampai ke minggu 8 dan akan terus berlanjut sampai mencapai aterm.

Lamanya kehamilan dari ovulasi sampai aterm ± 280 hari (40 minggu).

(Mizawati,2019).

Kehamilan terbagi dalam 3 trimester,dimana trimester pertama

berlangsung dalam 12 minggu,trimester kedua dari minggu ke 13

hingga minggu ke 27 ,trimester ke 3 berlangsung mulai dari minggu ke

28 sampai dengan minggu ke 40.

trimester tiga adalah triwulan terakhir dari masa kehamilan yakni

usia 7 bulan sampai 9 bulan atau 28 minggu – 40 minggu. Pada

trimester ini adalah proses penantian menunggu buah hati lahir dan

persiapan persalinan.

b) Cara menentukan usia kehamilan

a. Hari pertama haid terakhir

Dengan menghitung lamanya ibu tidak haid (Amenorhoe)

menggunakan rumus neagle,yaitu :

Hari bulan tahun

+7 -3 +1

dan kita akan mendapatkan tanggal taksiran persalinan


b. Tinggi fundus uteri (TFU)

Dengan menggunakan palpasi pada abdomen ibu

menggunakan cara leopold.

1) sebelum bulan ke 3 TFU belum teraba.

2) 12 minggu TFU setinggi 1 sampai 2 jari diatas sympisis

3) 16 minggu TFU setinggi pusat – sympisis

4) 20 minggu TFU setinggi 3 jari di bawah pusat

5) 24 minggu TFU setinggi pusat

6) 28 minggu TFU setinggi 3 jari diatas pusat

7) 32 minggu TFU setinggi pertengahan pusat – prosessus xipoideus

8) 36 minggu TFU setinggi 3 jari di bawah prosessus xipoideus

9) 40 minggu TFU setinggi pertengahan pusat – prosessus xipoideus

c. Dari mulainya ibu merasakan gerakan janin

Pada PP ibu merasakannya pada usia kehamilan ± 5 bulan (20

minggu). Pada MP usia kehamilan lebih kurang 4 bulan (16

minggu).

d. Dengan menggunakan rumus mac donald – spiegelberg

caranya dengan mengukur tinggi fundus dalam cm pita

pengukur,kemudian hasil dibagi 3,5. Hasilnya dalam hitungan bulan.

e. Dari saat mulai denyut jantung anak

secara manual bisa didengar pada akhir bulan ke 5 dengan

USG/DOPTON pada akhir bulan ke 3.

f. Dari masuknya kepala ke pintu atas panggul (PAP)


Pada PP kepala masuk PAP pada minggu ke 36

g. Dengan USG

Bisa mulai dilakukan pada usia kehamilan 5-6 minggu,yang

dinilai adalah :

1) Diameter kantong gestasi

2) jarak kepala-bokong

3) diameter biparietal dan femor

h. Dengan rontgen foto

Dasarnya adalah ossifikasi pada tulang,pusat ossifikasi adalah

pada os kuboid pada kehamilan 34 minggu,distal femos 36 minggu

dan proximal tibia 38 minggu.

i. Amnio sintesis

cairnan amnion dipulas dengan highsulfat blue. Bila terdapat

sel-sel lemak,cairan amnion akan berwarna jingga. Interpretasinya

adalah :

1) kehamilan >36minggu,sel lemak >10 %

2) kehamilan >39minggu,sel lemak >50 %

c) Tanda – tanda kehamilan (Mizawati,2016).

a. Tanda – tanda kehamilan tidak pasti

1) Amenorhea

Amenorhea merupakan salah satu tanda kehamilan tidak pasti

karena amenorhea bisa terjadi pada wanita yang siklus menstruasi


nya tidak teratur baik pengaruh hormonal maupun pola

makan,stress dan kecapekan.

2) Mual

Sekitar 50 % perempuan yang mengalami kehamilan akan

merasakan mual. Pemicunya adalah peningkatan hormon HCG

(human chorionic gonadtrophin) secara tiba-tiba dalam aliran

darah. Selain dalam darah,peningkatan hormon HCG juga terjadi

pada saluran air kencing. Makanya,alat test pack kehamilan

dilakukan melalui media air seni,hal ini dilakukan untuk

mengukur terjadinya peningkatan kadar hormon HCG.

3) Mengidam

Wanita hamil biasanya menginginkan makanan – makanan

tertentu,terjadi pada bulan-bulan pertama,hal inilah yang sering

kita kena; dengan mengidam. Misalnya,ingin makan buah-buahan

yang rasanya asam,padahal sebelumnya tidak suka terhadap buah

yang rasanya asam.Mungkin,sebagian orang akan beranggapan

sedang hamil. Tetapi mengidam bukan salah satu tanda pasti

bahwa wanita mengalami kehamilan.

4) Pingsan

Mungkin,sebagian orang akan beranggapan wanita hamil

sering mengalami pingsan. Namun faktanya dapat terjadi karena

kadar jumlah darah di tubuh yang rendah..Oleh karena

itu,pastikan cukup makan dan banyak minum supaya tidak


kekurangan cairan tubuh. Dan gejala pingsan tidak menjadi tanda

pasti kehamilan karena pingsan bisa dialami oleh siapapun baik

yang sedang mengalami gangguan kesehatan.

5) Anoreksia

Memalingkan hidung dari suatu makanan tertentu biasanya

merupakan tanda-tanda awal bahwa sedang hamil. Bahkan bau

makanan tertentu bisa menyebabkan rasa mual di awal kehamilan.

satu study mengatakan bahwa ibu hamil biasanya tidak suka pada

bau kopi di minggu – minggu awal kehamilannya.

Begitupun,dengan daging,produk yang mengandung susu

merupakan objek yang biasanya paling tidak disukai pada saat

kehamilan.

6) Mammae menjadi tegang dan besar

Pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang

merangsang duktus dan alveoli di mammae. Kelenjar

montgomery tampak lebih jelas,tetapi bukan merupakan tanda

pasti kehamilan kerena hal seperti ini juga bisa terjadi pada

wanita yang akan mengalami menstruasi.

7) Sering kencing

Karena pada kandung kencing saat bulan-bulan pertama

tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada akhir triwulan

ketiga,gejala ini timbul lagi karena janin menekan kandung

kemih.
8) Varises

Terdapat pada kaki,betis,vulva biasanya dijumpai pada

triwulan terakhir,tetapi varises juga bisa terjadi pada wanita

bukan hamil.

9) Pigmentasi kulit

Pengaruh hormon kortikistroid plasenta yang merangsang

melanofor dan kulit. Dijumpai pada muka (chloasma gravidarum)

areola mammae menjadi lebih hitam,leher dan dinding perut

(linea nigra = grisea).

b. Tanda Pasti kehamilan

1) Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa/diraba juga bagian

janin.

Gerakan janin dapat dirasakan oleh ibunya pada kehamilan 18-20

minggu pada saat primigravida, sedangkan pada multigravida

sudah dapat dirasakan pada umur kehamilan 16 minggu. Keadaan

gerakan janin juga dapat dirasakan karena peningkatan peristaltic

usus,flatus,dan kontraksi otot abdominal.

2) Denyut jantung janin.

Bunyi Jantung Anak (BJA) atau Denyut Jantung Janin (DJJ)

dapat dideteksi dengan fetoskop atau doptone.Pada awal

kehamilan,denyut jantung janin dapat diidentifikasi dengan

menggunakan ultrasound pada kehamilan 6


minggu.Sedangkan,USG transabdominal dapat dideteksi mulai

usia 8 minggu. Denyut jantung janin juga terdengar pada usia

kehamilan 10-12 minggu dengan menggunakan pinard’s fetal

stetoscope baru dapat di dengar mulai usia kehamilan 20-24

minggu.

3) Kelihatan tulang-tulang janin dalam foto rontgen.

pemeriksaan dengan rontgen khususnya pada kehamilan muda

akan berpengaruh pada janin,sehingga pemeriksaan rontgen

dianjurkan setelah kehamilan lebih dari 18 minggu (bulan ke-

4).Selain itu,rangka janin pada kehamilan muda belum

nampak,tetapi saat pemeriksaan dengan rontgen untuk

menentukan tanda pasti kehamilan jarang dilakukan,sebagai

gantinya penggunaan USG semakin banyak digunakan,karena

relatif lebih aman jika dibandingkan dengan menggunakan

rontgen.Dengan menggunakan USG,kantung kehamilan sudah

dapat dilihat pada kehamilan 5 minggu.

c. Tanda-Tanda kemungkinan kehamilan

1) Pembesaran abdomen jelas terlihat setelah kehamilan 14 minggu.

2) Perubahan organ-organ dalam pelvik :

a) Tanda chadwick : vagina livid,terjadi pada kehamilan kira-kira

6 minggu

b) Tanda hegar : segmen bawah uterus lembek pada perabaan


c) Tanda psicaseck : Uterus membesar ke salah satu jurusan.

d) Tanda braxton hicks : uterus berkontraksi saat dirangsang.

3) Test kehamilan memberikan hasil positif

4) Balotement

Pada bulan keempat dan kelima janin itu kecil dibandingkan

dengan banyaknya air ketuban maka kalau rahim didorong

dengan sekonyong-konyong atau digoyang maka anak akan

melenting ke dalam rahim.

d) Perubahan fisiologis Kehamilan (Mizawati,2016)

a. Sistem Reproduksi

1) Uterus

Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama

dibawah pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya

meningkat. Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh

hipertropi otot polos uterus. Disamping itu,serabut-serabut

kolagen yang ada pun menjadi higroskopik akibat

meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus dapat

mengikuti pertumbuhan janin.Berat uterus normal lebih

kurang 30 gram,pada akhir kehamilan (40 minggu) berat

uterus menjadi 1000 gram,dengan panjang lebih kurang 20

cm dan tebal dinding lebih kurang 2,5 cm.Serabut otot


stimulasi estrogen dan progesteron dan terjadi akibat tekanan

mekanis dari dalam,yaitu janin,plasenta serta cairan ketuban

akan memerlukan lebih banyak ruangan. Dinding uterus

menipis dan melunak ketika uterus membesar.

Uterus pada ibu hamil sering berkontraksi tanpa

perasaan nyeri,juga bila disentuh,misalnya pada waktu

pemeriksaan,kadang-kadang kita meraba bahwa sewaktu

pemeriksaan,konsistensi rahim dari lunak menjadi

keras,kemudian lunak kembali. Apabila rahim sudah dapat

diraba dari luar,maka kontraksi ini dapat dirasakan dengan

palpasi. Kontraksi ini dianggap sebagai tanda kehamilan yang

dikenal dengan nama kontraksi dari Braxton hicks.

2) Serviks

Karena pengaruh hormon estrogen,serviks uteri pada

kehamilan juga mengalami perubahan. Jika korpus uteri

mengandung lebih banyak jaringan otot,maka serviks lebih

banyak mengandung jaringan ikat dan hanya 10 % jaringan

otot. Jaringan ikat pada serviks ini banyak mengandung

kolagen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan

adanya hipervaskularisasi maka konsistensi serviks menjadi

lunak
3) Ovarium

Dengan terjadinya kehamilan,indung telur yang

mengandung korpus luteum akan meneruskan fungsinya

sampai terbentuknya plasenta yang sempurna kira-kira pada

usia 16 minggu. Korpus luteum grafiditas berdiameter ± 3

cm,kemudian mengecil setelah plasenta terbentuk. Plasenta

juga mengambil alih fungsi korpus luteum untuk

mengeluarkan hormone estrogen dan progesteron. Dalam

dasawarsa terakhir ditemukan pada awal ovulasi hormon

relaxin,suatu immunoreactive inhibin dalam sirkulasi maternal.

Diperkirakan korpus luteum adalah tempat sintesis dari relaxin

pada awal kehamilan. Kadar relaxin di sirkulasi maternal dapat

ditentukan dan meningkat pada trimester pertama. relaxin

mempunyai pengaruh ,menenangkan hingga pertumbuhan

janin menjadi baik hingga aterm.

4) Tuba fallopi

Muskulatur tuba fallopi mengalami sedikit hipertropi

selama kehamilan epitelium mukosa tuba menjadi gepeng

selama kehamilan,dibandingkan pada keadaan tidak hamil.

Sel-sel desidua dapat berkembang didalam stroma

endosalping,tetapi suatu membran desidua kontinyu tidak

terbentuk.
5) Vagina

Hipervaskularisasi yang menyolok terjadi pada

vagina. Sekresi yang banyak sekali dan warna ungu vagina

yang khas pada kehamilan biasa disebut tanda chadwick ,yang

mirip dengan perubahan serviks pada kehamilan mungkin

terutama disebabkan oleh hyperemia.Dinding vagina

mengalami perubahan menyolok yang tampaknya untuk

mempersiapkan distensi yang terjadi pada persalinan,dengan

penambahan ketebalan mukosa yang cukup besar,pengendoran

jaringan penyambung,dan hipertropi sel-sel otot polos sampai

hampir sama pada uterus.

6) Payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan

perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI pada laktasi

perkembangan payudara tidak dapat terlepas dari pengaruh

hormon saat kehamilan yaitu : estrogen,progesteron dan

somatomammotropin.

Penampakan payudara pada ibu hamil :

a) Payudara menjadi lebih besar

b) Hiperpigmentasi areola dan pappila payudaranya menjadi

lebih besar
c) Glandulla Montgomery makin tampak dan papilla makin

menonjol.

d) Pengeluaran ASI belu, berlangsung karena prolaktin belum

berfungsi ,karena hambatan dari PIH (prolaktin inhibiting

hormone) untuk mengeluarkan ASI.

b. Sistem pernafasan

Kehamilan mempengaruhi perubahan sistem pernafasan

pada volume paru-paru dan ventilasi. Perubahan anatomi dan

fisiologi sistem pernafasan selama kehamilan diperlukan untuk

memenuhi peningkatan metabolisme dan kebutuhan oksigen bagi

tubuh ibu dan janin. Perubahan tersebut terjadi karena pengaruh

hormonal dan biokimia. Relaksasi otot dan kartilago toraks

menjadikan bentuk dada berubah. Diagfragma menjadi lebih naik

sampai 4 cm dan diameter melintang dada menjadi 2 cm.

Perubahan ini menyebabkan perubahan sistem pernapasan

yang tadinya pernapasan perut menjadi pernafasan dada oleh

karena itu diperlukan perubahan letak diagfragma selama

kehamilan. Kapasitas inspirasi meningkat progresif selama

kehamilan selain itu volume tidal meningkat sampai 40 %.

Peningkatan volume tidal ini menyebabakan peningkatan ventilasi

pernafasan permenit yaitu jumlah udara yang masuk dalam satu

menit. Karena pertukaran udara selama kehamilan meningkat oleh


karena itu,ibu hamil dianjurkan untuk nafas dalam daripada nafas

cepat. Pada akhir kehamilan,ventilasi pernafasan permenit

meningkat 40 %. Perubahan ini mengakibatkan resiko

hiperventilasi pada ibu.

c. Sistem peredaran darah

Darah mengangkut oksigen,karbondioksida,nutrisi dan hasil

metabolisme ke seluruh tubuh. Selain itu darah juga berfungsi

sebagai alat keseimbangan asam basa,perlindungan dari infeksi dan

merupakan pemelihara suhu tubuh. Darah terdiri dari dua komponen

yaitu plasma (55%) dan sel-sel darah (45%). Plasma mengandung

air,protein dan elektrolit. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit (99%)

leukosit,dan trombosit.

Peningkatan volume plasma yaitu sekitar 50%,hal ini

dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme ibu dan

janin. Peningkatan ini erat hubungannya dengan berat badan bayi.

Ibu dengan memiliki kehamilan ganda akan mengalami peningkatan

volume plasma yang lebih besar daripada ibu dengan kehamilan

biasa.

Volume plasma meningkat pada minggu ke-6 kehamilan

sehingga terjadi pengenceran darah (hemodilusi) dengan puncaknya

pada umur kehamilan 32-34 mg. Serum darah (volume darah)

bertambah 25-30% dan sel darah bertambah 20 %. Massa sel darah


merah terus naik sepanjang kehamilan. Hemotokrit meningkat dari

TM I – TM III.

d. Sisem pencernaan

Perubahan rasa tidak enak di ulu hati disebabkan karena

perubahan posisi dan aliran balik asam lambung ke esophagus

bagian bawah,produksi asam lambung menurun. Sering terjadi

nausea dan muntah karena pengaruh HCG,tonus otot-otot traktus

digestivus menurun sehingga motilitas seluruh traktus digestivus

berkurang. Makanan lebih lama di dalam lambung dan apa yang

dicernakan lebih lama berada dalam usus-usus. Saliva atau

pengeluaran air liur berlebihan daripada biasanya,rasa mual baik

yang sedang maupun berat dengan atau tanpa terjadinya muntah

setiap saat siang maupun malam. Apabila terjadi pada pagi hari

disebut “Morning Sickness”. Hipersalivasi sering terjadi sebagai

kompensasi dari mual yang muntah terjadi. Pada beberapa wanita

adanya (ngidam makanan) yang mungkin berkaitan dengan persepsi

indinvidu wanita tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa

mual dan muntah. Kondisi lainnya adalah “pica”(mengidam) yang

sering dikaitkan dengan anemia akibat defesiensi zat besi ataupun

suatu tradisi.(Afrina mizawati,2016 hal 37-38 asuhan kebidanan

kehamilan).
e. Sistem perkemihan

Sistem perkemihan atau sistem urinaria adalah suatu sistem

dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas

dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-

zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak

dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa

urin(air kemih).

Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing

tertekan sehingga sering timbul kencing. Dan keadaan ini hilang

dengan tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga

panggul. Pada kehamilan normal,fungsi ginjal cukup banyak

berubah,laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal meningkat

pada kehamilan. Ginjal wanita harus berakomodasi tuntutan

metabolisme dan sirkulasi tubuh ibu meningkat dan juga

mengekresikan produk sampah janin. Fungsi ginjal berubah karena

adanya hormone kehamilan,peningkatan volume darah. Postur

wanita,aktivitas fisik maupun asupan makanan,sejak minggu ke-10

gestasi,pelvic ginjal dan ureter berdilatasi.

f. Integument/kulit
Perubahan keseimbangan hormone dan peregangan

mekanis menyebabkan timbulnya beberapa perubahan dalam

sistem integument selama masa kehamilan. Pada bulan-bulan

terakhir kehamilan,umumnya muncul garis-garis kemerahan yang

sedikit mencekung pada kulit abdomen dan kadangkala pada kulit

payudara dan paha pada sekitar separuh semua wanita hamil. Pada

wanita multipara,selain striae kemerahan dari kehamilan yang

sekarang,sering terlihat garis-garis keperakan mengkilat yang

menunjukan sikatriks striae kehamilan sebelumnya.

Pada banyak wanita,garis tengah kulit abdomen menjadi

sangayt terpigmentasi,berwarna hitam kecoklatan membentuk line

nigra. Kadangkala bercak-bercak kecoklatan irregular dengan

berbagai ukuran terlihar di wajah dan leher sehingga membentuk

chloasma gravidarum atau melasma gravidarum (topeng

kehamilan).

e) Perubahan Psikologis ibu hamil Trimester III (Mizawati,2016)

Trimester ketiga sering kali disebut periode

menunggu/penantian dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa

tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Trimester III adalah waktu

untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua

seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi.


Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal

yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang ibu merasa

khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan

rasa waspada dan cemas saat akan memulai persalinan. Ibu sering kali

merasa khawatir dan takut jika bayi yang akan dilahirkannya tidak

normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan

akan menghindari orang atau benda apa saja yang di anggapnya

membahayakan bayi nya. Seorang ibu mungkin akan mulai merasa

takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu

melahirkan.

f) Kebutuhan Psikologis ibu hamil Trimester III (Mizawati,2016)

a. Dukungan keluarga dan suami

Dukungan selama masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi

seorang wanita yang sedang hamil,terutama dari orang terdekat

apalagi bagi ibu yang pertama kali hamil. Seorang wanita akan

merasa tenang dan nyaman dengan adanya dukungan dan perhatian

oleh keluarga dan suami nya.

b. Support tenaga kesehatan

Peran bidan dalam perubahan dan adaptasi psikologi adalah

dengan memberikan support atau dukungan moral bagi

klien,meyakinkan bahwa klien dapat menghadapi kehamilannya

dan perubahan yang dirasakannya adalah sesuatu yang normal.


Bidan harus bekerjasama dan membangun hubungan yang baik

dengan klien agar terjalin hubungan yang terbuka antara bidan dan

klien. Keterbukaan ini akan mempermudah bidan memberikan

solusi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh klien.

c. Rasa aman dan nyaman selama kehamilan

Peran keluarga khususnya suami,sangat diperlukan bagi

seorang wanita hamil. Keterlibatan dan dukungan yang diberikan

suami kepada kehamilan akan mempererat hubungan antara ayah

anak dan suami istri. Dukungan yang diperoleh oleh ibu hamil

akam membuatnya lebih tenang dan nyaman dalam kehamilannya.

Hal ini akan memberikan kehamilan yang sehat. Dukungan yang

dapat diberikan oleh suami misalnya dengan mengantar ibu

memeriksakan kehamilannya, memenuhi keinginan

ibu,mengingatkan minum tablet besi,maupun membantu ibu

melakukan kegiatan rumah tangga selama hamil.

d. Persiapan menjadi orang tua

Kehamilan dan peran sebagai orang tua dapat dianggap

sebagai masa transisi atau peralihan. Terlihat adanya peralihan

yang sangat besar akibat kelahiran dan peran yang baru,serta

ketidakpastian yang terjadi sampai peran yang baru ini dapat

disatukan dengan anggota keluarga yang baru.

Untuk pasangan baru,kehamilan merupakan kondisi

perubahan dari masa anak menjadi orang tua,dan apabila kehamilan


berakhir maka akan bertambahnya tanggung jawab keluarga. Suami

akan mengalami perubahan menjadi orang tua,seperti

bertambahnya tanggung jawab. Selama periode prenatal,ibu ialah

satu – satunya pihak yang memebentuk lingkungan tempat janin

tumbuh dan berkembang.

e. Persiapan sibling

Kehadiran seorang adik yang baru dapat merupakan krisis

utama bagi seorang anak. Anak sering mengalami perasaan

kehilangan atau merasa cemburu karena digantikan oleh bayi yang

baru. Beberapa faktor yang mempengaruhi respon seorang anak

adalah umur,sikap orang tua,peran ayah,lama waktu berpisah

dengan ibu,peraturan kunjungan dirumah sakit dan bagaimana anak

itu dipersiapkan untupak suatu perubahan.

Ibu mempunyai anak harus menyediakan banyak waktu dan

tenaga untuk mengorganisasikan kembali hubungannya dengan

anak-anaknya ia perlu mempersiapkan anak-anaknya untuk

menyambut kelahiran sang bayi dan melalui proses perubahan

peran dalam keluarga dengan melibatkan anak-anaknya yang lebih

besar karena mereka kehilangan tempat.

g) Ketidaknyamanan Dan pencegahannya Pada Trimester III

(husin,2015).
Trimester III mencakup minggu ke -29 sampai 42

kehamilan. Trimester III sering kali disebut sebagai “periode

menunggu,penantian dan waspada”. Trimester III merupakan masa

persiapan dalam menanti kelahiran bayi dan menjadi orang tua,selama

periode ini sebagian besar wanita hamil dalam keadaan cemas yang

nyata. Hal yang mendasari ketidaknyamanan trimester III adalah :

a. Pertumbuhan ukuran uterus akibat dari perkembangan janin dan

plasenta serta turunnya kepala pada rongga panggul menimbulkan

pengaruh pada sistem organ maternal. Hal tersebut menjadi dasar

timbulnya ketidaknyamanan pada ibu selama trimester III.

b. Pada trimester III kadar progesteron mengalami peningkatan dan

stabil hingga 7 kali lebih tinggi dari masa sebelum hamil.

c. Penantian dan persiapan akan persalinan memengaruhi psikologis

ibu. Ibu merasa khawatir terhadap proses persalinan yang akan

dihadapinya,keadaan bayi saat dilahirkan. Sehingga dukungan

pendamping sangat dibutuhkan.

Perubahan-perubahan tersebut menjadi dasar timbulnya

keluhan-keluhan fisiologis pada trn imester III yaitu :

1) Sering berkemih

Sering berkemih dikeluhkan sebanyak 60% oleh ibu selama

kehamilan akibat dari meningkatkan laju filtrasi glomerolus.

(Sandhu,dkk,2009) dilaporkan 59 % terjadi pada trimester

pertama,61% pada trimester kedua dan 81% pada trimester


ketiga. Keluhan sering berkeimih karena tertekannya kandung

kemih oleh uterus yang semakin membesar dan menyebabkan

kapasitas kandung kemih berkurang serta frekuensi berkemih

meningkat.

Menjelang akhir kehamilan,pada nulipara persentasi

terendah sering ditemukan janin yang memasuki pintu atas

panggul,sehingga menyebabkan dasar kandung kemih terdorong

ke depan dan ke atas,mengubah permukaan semula konveks

menjadi konkaf akibat tekanan.

Penanganannya adalah bidan dapat menjelaskan pada ibu

bahwa sering berkemih merupakan hal normal akibat dari

perubahan yang terjadi selama kehamilan,menganjurkan ibu

mengurangi asupan cairan 2 jam sebelum tidur agar istirahat ibu

tidak akan terganggu.

2) Varises dan wasir

Varises adalah pelebaran pada pembuluh darah balik-vena

sehingga menyebabkan katup vena melemah dan menyebabkkan

hambatan pada aliran pembuluh darah balik dan biasa pada

pembuluh balik supervisial. Varises terjadi pada 40%

wanita,biasanya terlihat pada bagian kaki,namun sering juga

muncul pada vulva dan anus. Varises pada bagian anus biasa

disebut hemoroid.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh catano,dkk

(2004),cara mengatasi varises dan kram diantaranya yaitu

dengan melakukan exercise selama kehamilan dengan

teratur,menjaga sikap tubuh yang baik,tidur dengan posisi kaki

sedikit lebih tinggi selama 10-15 menit dan dalam keadaan

miring,hindari duduk dengan posisi kaki menggantung dan

gunakan stoking,serta mengkonsumsi suplemen kalsium.

Hemoroid sering didahului dengan konstipasi.Oleh karena

itu,semua penyebab konstipasi berpotensi menyebabkan

hemoroid. Progesteron menyebabkan relaksasi dinding vena dan

usur besar. Pengaruh hormon progesteron dan tekanan yang

disebabkan oleh uterus menyebabkan vena-vena pada rektum

mengalami tekanan yang lebih dari biasanya. Akibatnya,ketika

massa dari rektum akan dikeluarkan tekanan lebih besar

sehingga terjadinya hemoroid.

Menurut penelitian Juan C Vazquez 2010,belum diketahui

secara pasti bahwa mengkonsumsi makanan yang berserat dan

minum air 8-9 gelas/hari merupakan upaya pencegahan

terjadinya hemoroid.

Pencegahan yang dapat dilakukan yakni :

a. Hindari memaksakan mengejan saat defekasi jika tidak ada

rangsangan untuk mengedan.


b. Mandi berendam (Hangatnya air tidak hanya memberi

kenyamanan tetapi juga meningkatkan sirkulasi peredaran

darah).

c. Anjurkan ibu untuk memasukan kembali hemoroid ke dalam

rectum (menggunakan lubrikasi).

d. Lakukan latihan mengencangkan perineum (kegel).

3) Sesak nafas

Peningkatan ventilasi menit yang menyertai kehamilan

sering dianggap sebagai sesak nafas. Sesak nafas merupakan

salah satu keluhan yang sering dialami oleh ibu (70%) pada

kehamilan trimester III yang dimulai pada 28-31 minggu.

Hal ini disebabkan oleh meningkatnya usaha bernafas pada

ibu hamil. Peningkatan ventilasi menit pernafasan dan beban

pernafasan yang meningkat dikarenakan oleh rahim yang

membesar sesuai dengan kehamilan sehingga menyebabkan

peningkatkan kerja pernafasan.

Penanganan sesak nafas pada usia kehamilan lanjut ini

dapat dilakukan secara sederhana dengan menganjurkan ibu

untuk mengurangi aktifitas berat dan berlebihan,disamping itu

ibu hamil perlu memperhatikan posisi pada saat duduk dengan

punggung tegak,jika perlu disangga dengan bantal pada bagian

punggung,menghindari posisi tidur terlentang karena dapat

mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan ventilasi pervusi


akibat tertekannya vena (Suppin Hipotension Sindrom). Sesak

nafas dapat mengakibatkan gangguan pada saat tidur di malam

hari.

4) Bengkak dan kram kaki

Bengkak atau oedema adalah penumpukan atau retensi

cairan pada daerah luar sel akibat dari berpindahnya cairan

intraseluler ke ekstraseluler. Oedema pada kaki biasa dikeluhkan

pada usia kehamilan di atas 34 minggu. Hal ini dikarenakan

tekanan uterus yang semakin meningkat dan mempengaruhi

sirkulasi cairan.

Pencegahan Bengkak dan Kram kaki

a. Anjurkan ibu untuk memperbaiki sikap tubuhnya,terutama

saat duduk dan tidur. Hindari duduk dengan posisi kaki

menggantung.

b. Hindari mengenakan pakaian ketat dan berdiri lama,duduk

tanpa adanya sandaran.

c. Lakukan latihan ringan dan berjalan secara teratur untuk

memfasilitasi peningkatan sirkulasi.

d. Kenakan penyokong abdomen maternal atau korset untuk

menghilangkan tekanan pada vena panggul.

e. Anjurkan ibu untuk menggunakan stocking untuk dapat

membantu meringankan tekanan yang memperberat kerja


dari pembuluh vena sehingga dapat mencegah terjadinya

varises.

f. Lakukan senam kegel untuk mengurangi varises vulva atau

hemoroid untuk meningkatkan sirkulasi darah.

g. Gunakan kompres es di daerah vulva untuk mengurangi

pembengkakan.

h. Lakukan mandi air hangat untuk menenangkan.

i. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan mengandung

kalsium dan vitamin B. Kalsium bermanfaat untuk mencegah

terjadinya kram akibat tidak terpenuhinya kebutuhan kalsium

tubuh.sedangkan vitamin B akan membantu menstabilkan

system saraf perifer.

Wanita hamil sering mengeluhkan adanya kram

pada kaki yang biasanya berlangsung pada malam hari atau

menjelang pagi hari. Kram pada kaki saat kehamilan sering

dikeluhkan oleh 50 % wanita pada usia kehamilan lebih dari

24 minggu sampai dengan 36 minggu kehamilan. Keadaan

ini perkirakan terjadi karena adanya gangguan aliran atau

sirkulasi darah pada pembuluh darah panggul yang

disebabkan oleh tertekannya pembuluh tersebut oleh uterus

yang semakin membesar pada kehamilan lanjut.

Asuhan kebidanan untuk mengurangi kram adalah :


a. Meminta ibu untuk meluruskan kakinya yang kram

dalam posisi berbaring kemudian menekan tumitnya atau

dengan posisi berdiri dengan tumit menekan pada lantai.

b. Menyarankan ibu hamil untuk melaksanakan latihan

ringan umum seperti memposisikan kaki lebih tinggi dari

tempat tidur sekitar 20-25 cm,mendorsofleksikan kaki

dan melakukan pijatan ringan.

c. menyarankan ibu hamil untuk mengonsumsi vitamin

B,C,D,kalsium dan fosfor agar terdapat keseimbang

antara kadar tersebut dalam tubuh ibu dan menghindari

terjadinya keluhan. (penjelasan lebih lanjut pada bab

obat dan suplemen).

5) Gangguan tidur dan mudah lelah

Pada trimester III,hampir semua wanita mengalami

gangguan tidur. Cepat lelah pada kehamilan disebabkan oleh

nokturia (sering berkemih di malam hari), terbangun di malam

hari dan mengganggu tidur yang nyenyak. Dari beberapa

penelitian menyatakan bahwa cepat lelah pada ibu hamil

dikarenakan tidur malam yang tdak nyenyak karena terbangun

tengah malam untuk berkemih.

Wanita hamil yang mengalami insomnia disebabkan

ketidaknyamanan akibat uterus yang membesar,ketidaknyamana

n lain selama kehamilan dan pergerakan janin,terutama jika


janin aktif. Pencegahan untuk gangguan tidur dan mudah lelah

adalah mandi air hangat,minum air hangat contohnnya susu

sebelum tidur,dan lakukan aktifitas yang tidak menimbulkan

stimulus sebelum tidur.

6) Nyeri perut bawah

Nyeri perut bawah dikeluhkan oleh sebagian besar ibu

hamil. Keluhan ini dapat bersifat fisiologis dan beberapa lainnya

merupakan tanda adanya bahaya dalam kehamilan Secara

normal,nyeri perut bawah dapat disebabkan oleh muntah yang

berlebihan dan konstipasi yang dialami oleh sebagian besar ibu

dalam kehamilannya.. Nyeri ligamentum,torsi uterus yang parah

dan adanya kontraksi Braxton-Hicks juga mempengaruhi

keluhan ibu terkait dengan nyeri pada perut bagian bawah.

7) Heartburn

Perasaan panas pada perut atau Heartburns atau pirosis

didefinisikan sebagai rasa terbakar di saluran pencernaan bagian

atas,termasuk tenggorokan. Hal ini dapat dikaitkan dengan

esofagitis-infeksi saluran esofagus, Heartburn merupakan


keluhan saluran pencernaan yang sering dikeluhkan oleh wanita

hamil yang biasanya terjadi pada sekitar 17-45% kehamilan.

Penyebab dari keluhan ini selama kehamilan dapat

disebabkan oleh peningkatan kadar progesteron atau

meningkatnya metabolisme yang menyebabkan relaksasi dari

otot polos,sehingga terjadi penurunan pada irama dan

pergerakan lambung dan penurunan tekanan pada spinkter

esofagus bawah.

Penatalaksanaan pertama yang direkomendasikan untuk

heartburn selama kehamilan adalah dengan mengubah gaya

hidup dan pola nutrisi. Perubahan gaya hidup yang dapat

dilakukan adalah dengan menghindari berbaring dalam waktu 3

jam setelah makan,perubahan pola nutrisi dengan menghindari

dan mengurangi asupan makanan yang dapat merangsang

terjadinya refluks seperti makanan berminyak dan

pedas,tomat,jeruk yang sangat asam,minuman bersoda dan zat-

zat seperti kafein.

8) Kontraksi braxton hicks

Pada saat trimester III, kontraksi dapat sering terjadi setiap

10-20 menit dan juga sedikit banyak,mungkin berirama. Pada

akhir kehamilan,kontraksi-kontraksi ini dapat menyebabkan

rasa tidak nyaman dan menjadi penyebab persalinan palsu

(false labour). Salah satu dampak klinis yang baru-baru ini


dibuktikan adalah bahwa 75% wanita dengan 12 atau lebih

kontraksi per jam didiagnosis memasuki persalinan aktif dalam

24 jam.

h) Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan (Mizawati,2016).

a. Faktor fisik

1) Status Kesehatan.

Terjadinya perubahan hormonal yang dapat menyebabkan

berbagai perubahan dalam tubuh,yang pada dasarnya adalah

normal/tidak ada yang memiliki pengaruh khusus terhadap

kehamilan. Ibu hamil biasanya sering mengalami mual dan

muntah (efek hormonal),bila berlebihan maka akan mengganggu

status kesehatan (hiperemesis gravidarum).

2) Status gizi

Gizi yang adekuat selama hamil akan mengurangi resiko

dan komplikasi pada ibu,menjamin pertumbuahan jaringan

sehingga bayi baru lahir memiliki berat badan optimal. Nutrisi

tentang gizi selama kehamilan bisa berasal dari beberapa

sumber. Dokter serta bidan,kelas penyuluhan antenatal,keluarga

serta teman dan kalau perlu dari seorang ahli gizi.

Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan pada

masa kehamilan,karena faktor gizi sangat berpengaruh terhadap

status kesehatan ibu selama hamil serta guna pertumbuhan dan


perkembangan janin. Hubungan antara gizi ibu hamil dan

kesejahteraan janin merupakan hal yang penting untuk

diperhatikan. Keterbatasan gizi selama hamil sering

berhubungan dengan faktor ekonomi,pendidikan sosial atau

keadaan lain yang meningkatkan kebutuhan gizi ibu seperti ibu

hamil dengan penyakit infeksi tertentu termasuk pula persiapan

fisik untuk persalinan.

Penilaian status gizi ibu hamil adalah dari :

a) Berat badan dilihat dari Quatelet atau body mass index (indek

masa tubuh = IMT) Ibu hamil dengan berat badan dibawah

normal sering dihubungkan dengan abnormalitas

kehamilan,berat badan lahir rendah. Sedangkan berat badan

Overweight meningkatkan resiko atau komplikasi dalam

kehamilan seperti hipertensi,janin besar sehingga terjadi

kesulitan dalam persalinan.

b) Ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)

Standar minimal untuk ukuran lingkar lengan atas pada

wanita dewasa atau usia reproduksi adalah 23,5 cm. Jika

ukuran LILA kurang dari 23,5 cm maka interpretasinya

adalah kurang energi kronis (KEK).

c) Kadar Hemoglobin (HB).


3) Gaya hidup

Saat kehamilan menuntut ibu untuk mengurangi semua

kegiatan yang melelahkan. Ibu hamil harus mempertimbangkan

gaya hidup yang mempengaruhi kesehatannya sendiri maupun

kesehatan bayinya,seperti kebiasaan tidur malam,kegiatan sosial

yang menyibukan,kegiatan menghadiri pesta dalam ruangan

yang penuh asap rokok,kebiasaan minum-minuman keras dan

lain-lain.

4) Hamil diluar nikah

Jika kehamilan tidak diharapkan,secara otomatis ibu akan

sangat membenci kehamilannya,sehingga tidak ada keinginan

untuk melakukan hal-hal positif yang akan meningkatkan

kesehatan bayinya. Pada kasus ini kita waspada akan adanya

keguguran (abortus),prematur (bayi lahir belum cukup umur)

dan kematian janin. Pada kehamilan di luar nikah,hampir bisa

dipastikan bahwa pasangan masih belum siap dalam hal

ekonomi. Selain itu kekurangsiapan ibu untuk merawat bayi

juga perlu diwaspadai agar tidak terjadi Postpartum Blues atau

seorang wanita yang tidak menerima kehadiran anaknya

karena depresi saat dalam masa nifas dan setelah melahirkan.

b. Faktor Psikologis
1) Stressor internal dan external

Status emosional dan psikologis ibu turut menentukan

keadaan yang timbul sebagai akibat atau diperburuk oleh

kehamilan,sehingga dapat terjadi pergeseran dimana kehamilan

sebagai proses fisiologis menjadi kehamilan patologis.

Ada dua macam stressor yaitu :

a) Stressor internal,meliputi kecemasan,ketegangan,ketakutan,peny

akit,cacat,tidak percaya diri,perubahan penampilan,perubahan

peran sebagai orang tua,sikap ibu terhadap kehamilan,takut

terhadap kehamilan persalinan,kehilangan pekerjaan.

b) Stressor external,meliputi status marital,maladaptasi,relationship

,kasih sayang,support mental,broken home.

2) Support Keluarga

Ibu merupakan salah satu anggota keluarga yang sangat

berpengaruh sehingga perubahan apapun yang terjadi pada ibu akan

mempengaruhi keluarga.Kehamilan merupakan krisis bagi

kehidupan keluarga dan diikuti oleh stress dan kecemasan.

Kehamilan dapat dikatakan sebgai maturasi dan suatu kejadian

yang biasa dalam tumbuh kembang keluarga.

Kehamilan melibatkan seluruh anggota keluarga. Karena

konsepsi merupakan awal,bukan saja bagi janin yang sedang

berkembang,tetapi juga bagi keluarga, yakni dengan hadirnya


seorang anggota keluarga yang baru dan terjadinya perubahan

hubungan dalam keluarga,maka setiap anggota keluarga harus

beradaptasi terhadap kehamilan dan menginterpretasikannya

berdasarkan kebutuhan masing-masing.

c. Faktor Lingkungan

1) Kebiasaan adat istiadat

Persepsi tentang kehamilan berbeda-beda menurut adat-

istiadat daerah masing-masing. Kebiasaan/mitos tersebut dapat

mempengaruhi psikologi ibu (cemas dan khawatir),misalnya bumil

dilarang makan strawberry karena tubuh bayi akan berbintik,karena

bayi akan terlilit tali pusat dan lain-lain.

2) Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan berkaitan dengan sistem penggunaan

pelayanan kesehatan. Tipe-tipe penggunaan pelayanan kesehatan

dibawah ini terdiri dari :

a) Model demografi (kependudukan)yakni indikator psikologis

yang berbeda umur,seks,status perkawinan dan besar keluarga.

b) Model struktur sosial adalah pendidikan,pekerjaan dan suku

bangsa. Suku bangsa,pekerjaann,pendidikan yang berbeda-beda

mempunyai kecenderungan yang tidak sama terhadap kesehatan

mereka.
c) Model sosio-psikologis adalah yang dipakai sebagai ukuran

adalah sikap dan keyakinan individu,misalnya ditandai

kegagalan seseorang atau masyarakat untuk menerima usaha-

usaha pencegahan dan penyembuhan penyakit yang dilakukan

oleh provider.

d) Model sumber keluarga adalah ukuran yang dipakai adalah

pendapatan keluarga,cakupan asuransi keluarga sebagai anggota

kesehatan dan pihak yang membiayai pelayanan kesehatan

keluarga.

e) Model sumber daya masyarakat adalah ukuran yang digunakan

adalah penyediaan pelayanan kesehatan dan sumber-sumber

didalam masyarakat dan ketercapaian dan pelayanan kesehatan

yang tersedia dan sumber-sumber didalam masyarakat.

3) Ekonomi

Aspek finansial ini dapat menjadi masalah jika misalnya

ibu hamil yang suaminya belum bekerja,berhenti atau dengan

penghasilan kurang mungkin juga ibu harus tinggal dirumah

kontrakan yang murah dan kumuh sehingga membuat ibu rentan

terhadap penyakit.

Tingkat sosial ekonomi terbukti sangat berpengaruh

terhadap kondisi fisik dan psikologis ibu hamil. Pada ibu hamil

dengan tingkat sosial ekonomi yang baik,otomatis akan


mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikologis yang baik pula.

Status gizipun akan meningkat karena nutrisi yang didapatkan

berkualitas selain itu ibu tidak akan terbebani secara psikologis

mengenai biaya persalinan dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari

setelah bayinya lahir.

Ibu akan lebih fokus untuk mempersiapkan fisik dan

mentalnya sebagai seorang ibu. Sementara pada ibu hamil dengan

kondisi ekonomi yang lemah maka ia akan mendapatkan banyak

kesulitan terutama masalah pemenuhan kebutuhan primer.

i) Kebutuhan fisik ibu hamil trimester III (Mizawati,2016).

a. Oksigen

Kebutuhan oksigenisasi adalah kebutuhan yang utama pada

manusia termasuk ibu hamil. Berbagai gangguan pernapasan bisa

terjadi saat hamil sehingga akan mengganggu pemenuhan

kebutuhan oksigen pada ibu yang akan berpengaruh pada bayi yang

dikandung.

Untuk mencegah hal tersebut diatas dan untuk memenuhi

kebutuhan oksigen maka ibu hamil perlu melakukan :

1) Latihan nafas melalui senam hamil

2) Tidur dengan bantal yang lebih tinggi

3) makan tidak terlalu banyak

4) kurangi atau hentikan merokok


5) konsul ke dokter bila ada kelainan atau gangguan pernapasan

seperti asma dan lain-lain.

b. Nutrisi ibu hamil

Janin di dalam kandungan membutuhkan zat-zat gizi dan

hanya ibu yang dapat memberikannya. Oleh sebab itu makanan

ibu hamil harus cukup untuk berdua yaitu untuk ibu dan janinnya,

makanan yang cukup mengandung zat gizi selama hamil penting

artinya. Berbagai penelitian menunjukan bahwa apabila jumlah

makannya dikurangi maka berat badan bayi yang akan dilahirkan

menjadi lebih kecil. Komplikasi pada ibu yang mungkin terjadi

adalah anemia dan pre eklamsi. Selain berat badan janin lebih

kecil,menyebabkan pula pertumbuhan dan perkembangan otok

janin tidak sempurna. Adapun kebutuhan nutrisi ibu hamil adalah

karbohidrat,lemak,vitamin,protein serta minral yang baik.

c. Personal Hygiene dan pakaian

Personal hygiene pada ibu hamil adalah kebersihan yang

dilakukan oleh ibu hamil untuk mengurangi kemungkinan

infeksi,karena badan yang kotor dan mengandung banyak kuman.

Kehamilan merupakan suatu proses kehidupan seorang

wanita,dimana dengan adanya proses ini terjadi perubahan-

perubahan yang meliputi perubahan fisik,mental,psikologisdan


sosial. Kesehatan pada ibu hamil untuk mendapatkan ibu dan

anak yang sehat dilakukan selama ibu dalam keadaan hamil. Hal

ini dapat dilakukan diantaranya dengan memperhatikan

kebersihan diri sehingga dapat mengurangi hal-hal yang dapat

memberikan efek negatif pada ibu hamil misalnya pencegahan

terhadap infeksi.

d. Eliminasi

frekuensi BAK meningkat karena penurunan kepala ke

PAP (Pintu Atas Panggul),BAB sering obstipasi (sembelit) karena

hormone progesterone meningkat. Untuk melancarkan dan

mengurangi infeksi kandung kemih yaitu dengan minum dan

menjaga kebersihan sekitar alat kelamin serta,perubahan

hormonal mempengaruhi aktifitas usus halus dan usus besar

sehingga pada ibu hamil sering mengalami obstipasi untuk

mengatasi hal tersebut dianjurkan meningkatkan aktifitas jasmani

dan makanan berserat.

e. Seksual

Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama

tidak ada riwayat penyakit seperti berikut ini :

1) sering abortus dan kelahirann prematur.

2) perdarahan pervinam.
3) coitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu

terakhir kehamilan.

4) bila ketuban sudah pecah,coitus dilarang karena dapat

menyebabkan infeksi janin intra uteri.

Pada umumnya coitus diperbolehkan pada masa

kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir

kehamilan,jika kepada sudah masuk kedalam rongga

panggul,coitus sebaiknya dihentikan karena dapat

menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan.

Sebagian perempuan takut melakukan hubungan seksual

pada saat hamil. Beberapa merasa gairah seksualnya menurun

karena tubuh meraka melakukan banyak penyesuaian

terhadap bentuk kehidupan baru yang berkembang di dalam

rahim mereka. Sementara di saat yang sama,gairah yang

timbul ternyata meningkat. Ini bukan kelainan

seksual,memang ada masanya ketika ibu hamil mengalami

peningkatan gairah seksual.

f. Body mekanik

Ibu hamil harus mengetahui bagaiamana caranaya

memperlakukan diri dengan baik dan kiat berdiri duduk dan

mengangkat tanpa menjadi tegang. Body mekanik (sikap tubuh


yang baik) diintruksikan kepada wanita hamil karena

diperlukan untuk membentuk aktivitas sehari-hari yang aman

dan nyaman selama kehamilan.

g. Senam hamil/exercise

Senam hamil adalah suatu gerak atau olah tubuh

yang dilaksanakan oleh ibu hamil sehingga ibu tersebut

menjadi siapbaik fisik maupun mental untuk menghadapi

kehamilan dan persalinanya dengan aman dan alami.

h. Istirahat dan tidur

Wanita hamil harus mengurangi semua kegiatan

yang melelahkan,tetapi tidak boleh digunakan sebagai alasan

untuk menghindari pekerjaan yang tidak disukainya. Wanita

hamil juga harus menghindari posisi duduk,berdiri dalam

waktu yang sangat lama. Ibu hamil harus mempertimbangkan

pola istirahat dan tidur yang mendukung kesehatan

sendiri,maupun kesehatan bayinya. Kebiasaan tidur larut

malam dan kegiatan-kegiatan malam hari pun harus

dipertimbangkan dan kalau mungkin dikurangi hingga

seminimal mungkin. Tidur malam ibu hamil ± 8 jam dan

tidur siang 1-2 jam per harinya.


i. Imunisasi

Pentingnya melakukan imunisasi pada saat kehamilan agar

tercegahnya penyakit yang akan ditularkan oleh bayi,salah satu

imunisasi untuk ibu hamil adalah imunisasi TT. Imunisasi

tetanus toksoid adalah imunisasi untuk mencegah adanya

penyakit tetanus neonatorum. imuniasasi TT harus diberikan

sebanyak 2 kali,dengan jarak waktu TT1 dan TT2 minimal 1

bulan dan ibu hamil harus sudah diimunisasi pada umur

kehamilan 8 bulan.

j. Travelling

Pada trimester ketiga resiko yang paling dipikirkan dan

berpergian adalah terjadinya kelahiran prematur. Dan jika tetap

ingin berpergian sebaiknya konsultasikan dengan dokter

kandungan.

Wanita hamil harus berhati-hati melakukan perjalanan yang

cenderung lama dan melelahkan karena dapat menimbulkan

ketidaknyamanan dan mengakibatkan gangguan sirkulasi serta

oedema tungkai karena kaki tergantung terlalu lama. Berpergian

dapat menimbulkan masalah lain seperti konstipasi/diare karena

asupan makanan dan minuman cenderung berbeda seperti

biasanya karena akibat perjalanan yang melelahkan.


k. Persiapan laktasi

Sebagai persiapan selama hamil kita harus merawat

payudara dan langkah awal adalah membersihkan dibagian

payudara agar dapat mempersiapkan menyusui bayi. Jangan

gunakan sabun saat membersihkan karena sabun bisa

menyebabkan puting menjadi kering. Ukuran dan bentuk

payudara tidak berpengaruh yang penting bayi bisa menghisap

dan mendapatkan asi yang cukup, jika puting tidak menonjo

atau bahkan masuk kedalam maka anda dapat mengeluarkan

dengan cara menarik sisi-sisinya keluar atas-bawah dan

kanankini (hofman exercise) atau menariknya dengan

menggunakan spuit.

j)Tanda – tanda bahaya selama kehamilan

Pada setiap kunjungan antenatal,bidan harus mengajarkan

kepada ibu bagaimana mengenali tanda-tanda bahaya dan

menganjurkan untuk datang ke klinik dengan segera jika ia

memberikan pendidikan tidak hanya kepada ibu,tetapi juga pada

anggota keluarganya,khususnya pembuat keputusan utama sehingga

si ibu akan didampingi untuk mendapatkan asuhan.

Enam tanda bahaya selama periode antenatal adalah sebagai berikut.

a) Perdarahan per vaginam.


b) Sakit kepala yang hebat,menetap yang tidak hilang.

c) Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kabur,rabun senja)

d) Nyeri abdomen yang hebat.

e) Bengkak pada muka atau tangan.

f) Bayi kurang bergerak seperti biasa.

Jika bidan mengidentifikasi/menemukan suatu tanda

bahaya,maka langkah berikutnya adalah melaksanakan semua

investigasi untuk membuat suatu assesment/diagnosis dan

membuat suatu rencana penatalaksanaan yang sesuai.(Fadlun

Achmad Feryanto,2011 hal 5 Asuhan kebidanan patologis ).

k) Asuhan Antenatal care

a. Pengertian Asuhan Antenatal Care

Pelayanan Antenatal merupakan pelayanan kesehatan yang

diberikan oleh tenaga kesehatan yang profesional untuk

meningkatkan derajat kesehatan ibu hamil dengan yang

diharapkan. Oleh karena itu pelayanan antenatal atau asuhan

antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan

mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu

dengan kehamilan normal (Kementerian Kesehatan RI, 2016).

b. Tujuan Antenatal Care (Wagiyo dan Purnomo, 2016).

1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan

ibu dan tumbuh kembang bayi.


2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,mental,

dan sosial ibu dan bayi.

3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau

komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk

riwayat penyakit secara umum, obstetric ,dan pembedahan.

4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal

mungkin.

5) Mempersiapkan ibu supaya masa nifas berjalan norma dan

pemberian ASI ekslusif.

6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima

kelahiran bayi supaya dapat tumbuh dan berkembang secara

normal.

c. Kunjungan Antenatal Care (WHO dan Depkes RI, 2015).

1) Satu kali pada trimester pertama (K1) dengan usia kehamilan

1-12 minggu untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan,

perencanaan persalinan dan pelayanan kesehatan trimester

pertama.

2) Satu kali pada trimester kedua (K2) dengan usia kehamilan

13-24 minggu untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai

standar selama satu periode berlangsung.


3) Dua kali pada trimester ketiga (K3 & K4) dengan usia

kehamilan >24 minggu untuk memantapkan rencana

persalinan dan mengenali tanda-tanda persalinan.

4) Pemeriksaan pertama sebaiknya dilakukan segera setelah

diketahui terlambat haid dan pemeriksaan khusus dilakukan

jika terdapat keluhan – keluhan tertentu.

d. Pelayanan Kesehatan ibu hamil (Wagiyo & Putrono, 2016)

1) Timbang berat badan (T1)

Ukur berat badan dalam kilo tiap kali kunjungan.

Kenalkan berat badan normal pada waktu hamil 0,5 kg

perminggu mulai trimester kedua.

2) Pengukuran tekanan darah (T2)

Tekanan darah yang normal 110/80 hingga 140/90

mmHg, bila melebihi dari 140/90 mmHg perlu diwaspadai

adanya preeklamsi.

3) Ukur tinggi fundus uteri (T3).

4) Pemberian tablet fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan

(T4).

5) Pemberian imunisasi (T5).

6) Pemeriksaan Hb (T6).

7) Pemeriksaan VDRL (T7).

8) Perawatan payudara,senam payudara, dan pijat tekan

payudara (T8).
9) Pemeliharaan tingkat kebugaran atau senam hamil (T9).

10) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10).

11) Pemeriksaan protein urine atau indikasi (T11).

12) Pemeriksaan reduksi urine atau indikasi (T12).

13) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis

gondok (T13).

14) Pemberian terapi anti-malaria untuk daerah endemis

malaria (T14).

Anda mungkin juga menyukai