Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan kebidanan komprehensif adalah istilah yang mengacu pada jenis

perawatan kebidanan yang menyeluruh dan terintegrasi yang diberikan kepada ibu

hamil, ibu bersalin, nifas, dan bayi baru lahir. Pelayanan ini mencakup berbagai

aspek kesehatan fisik dan psikologis dari pasien tersebut. Asuhan kebidanan

komprehensif perlu diberikan untuk mencegah peningkatan AKI dan AKB

(Rochayati, 2022). Continuity of care adalah prinsip penting dalam pelayanan

kesehatan kebidanan. Prinsip ini berfokus pada terjalinnya hubungan yang

berkelanjutan seorang wanita hamil atau pasien dengan seorang bidan atau tenaga

kesehatan lainnya, dari awal kehamilan, persalinan dan saat nifas (Legawati, 2019,

h.3).

Untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), langkah-

langkah yang dapat diambil adalah memastikan akses penuh ibu kepada pelayanan

kesehatan berkualitas. Hal ini mencakup pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk

ibu hamil, bantuan saat proses persalinan yang diselenggarakan oleh tenaga medis

mencakup pelatihan di fasilitas kesehatan, perawatan setelah persalinan bagi ibu

dan bayi, penanganan khusus dan rujukan saat menghadapi masalah atau

komplikasi, serta menyediakan layanan KB (Kemenkes RI, 2015).

AKI dan AKB adalah ukuran yang dapat menggambarkan tingkat

kesejahteraan suatu masyarakat dalam sebuah negara. AKI merupakan angka

1
2

kematian ibu selama periode kehamilan, persalinan, atau pengobatan yang tidak

disebabkan oleh faktor lain seperti kecelakaan atau kejadian tak terduga, yang

diukur dalam setiap seratus ribu kelahiran hidup (KH). Sementara itu, AKB adalah

angka kematian bayi di bawah usia satu tahun per seribu KH (Issabella et al., 2023,

h.2).

Setiap tahun, Kementerian Kesehatan mencatat peningkatan jumlah

kematian ibu berdasarkan data dari program kesehatan keluarga. Pada tahun 2021,

jumlah kematian ibu di Indonesia mencapai 7.389 kasus, meningkat dari 4.627

kasus pada tahun 2020. Dari data tersebut, mayoritas kematian ibu pada tahun 2021

disebabkan oleh COVID-19 dengan jumlah 2.982 kasus, diikuti oleh perdarahan

dengan 1.330 kasus, dan hipertensi selama kehamilan dengan 1.077 kasus

(Kemenkes RI., 2021, h.109).

Jumlah kematian balita pada tahun 2021 sebanyak 27.566 kematian balita,

menurun dibandingkan tahun 2020, yaitu sebanyak 28.158 kematian. Dari seluruh

kematian balita, 73,1% diantaranya terjadi pada masa neonatal (20.154 kematian).

Dari seluruh kematian neonatal yang dilaporkan, sebagian besar diantaranya

(79,1%) terjadi pada usia 0-6 hari, sedangkan kematian pada usia 7-28 hari sebesar

20,9%. Sementara itu, kematian pada masa post neonatal (usia 29 hari-11 bulan)

sebesar 18,5% (5.102 kematian) dan kematian anak balita (usia 12-59 bulan)

sebesar 8,4% (2.310 kematian). Pada tahun 2021, kondisi Berat Badan Lahir

Rendah (BBLR) dan asfiksia merupakan penyebab kematian neonatal terbanyak

dengan masing-masing persentase sebesar 34,5% dan 27,8%. Penyebab kematian


3

lain di antaranya kelainan kongenital, infeksi, COVID-19, tetanus neonatorium, dan

lain-lain (Kemenkes RI., 2021, h.110).

Pada tahun 2021, pneumonia dan diare masih menjadi penyebab kematian

terbanyak pada masa post neonatal, yaitu sebesar 14,4% kematian karena

pneumonia dan 14% kematian karena diare. Selain itu, kelainan kongenital

menyebabkan kematian sebesar 10,6%. Penyebab kematian lain di antaranya adalah

COVID-19, kondisi perinatal, penyakit saraf, meningitis, demam berdarah, dan

lain-lain (Kemenkes RI., 2021, h.130-131).

Untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), langkah-

langkah yang diambil adalah memastikan bahwa setiap ibu memiliki akses ke

layanan kesehatan berkualitas. Melibatkan aspek layanan medis selama masa

kehamilan, proses persalinan yang dilakukan oleh tenaga medis yang telah

mendapatkan pelatihan di fasilitas kesehatan, perawatan yang diberikan kepada ibu

dan bayi setelah proses persalinan termasuk perawatan intensif jika diperlukan,

serta pengarahkan untuk penanganan komplikasi yang mungkin timbul, dan juga

melibatkan layanan KB (Kemenkes RI., 2021, h.110).

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 berfokus pada

kesehatan anak yang mencakup sejumlah layanan untuk berbagai kelompok usia.

Ini mencakup layanan kesehatan yang diberikan kepada janin dalam kandungan,

bayi, anak balita, anak prasekolah, anak usia sekolah, dan remaja (Kemenkes RI.,

2021, h.132).
4

Pada tahun 2021, terdapat 199 kematian ibu di provinsi Jawa Tengah.

Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 98,6 dibandingkan dengan tahun

2020. Kabupaten/Kota dengan jumlah kasus kematian ibu tertinggi adalah

Kabupaten Brebes dengan 105 kasus, di ikuti oleh Grobogan dengan 84 kasus, dan

Klaten dengan 45 kasus. Penyebab kematian ibu terbanyak pada tahun 2021 yaitu

Covid 19 sebanyak 55,2% dan hipertensi dalam kehamilan 16,0%. Penyebab

kematian lain yaitu perdarahan sebanyak 10,7%, gangguan sistem peredaran darah

sebanyak 4,4%, infeksi sebanyak 1,7%, gangguan metabolik 0,6% (Jateng, 2021,

h.45).

Pada tahun 2021, angka kematian bayi di provinsi Jawa Tengah mencapai

5,9 per 1000 kelahiran hidup. Kota Magelang merupakan Kabupaten/Kota dengan

jumlah kasus kematian bayi tertinggi, yaitu sebanyak 15,6%, sementara Kota

Surakarta memiliki angka kematian bayi terendah, yaitu 1,1%. Sebagian besar

kematian neonatal di Provinsi Jawa Tengah tahun 2021 disebabkan karena BBLR

sebanyak 41,1% dan asfiksia sebanyak 28,7%. Penyebab kematian lain yaitu

kelainan bawaan sebanyak 17,4%, diare 4,8%, pneumonia sebanyak 3,6%, sepsis

3,3%, kelainan saluran cerna sebanyak 0,9% dan kelainan syaraf sebanyak 0,2%

(Jateng, 2021, h.57).

Berdasarkan tren kematian ibu di Kabupaten Kendal, dari tahun 2011

sampai dengan tahun 2018 sangat bervariatif. Menurut laporan Puskesmas, pada

tahun 2018 terdapat 18 kasus kematian ibu maternal di Kabupaten Kendal dari total

15.498 kelahiran hidup, yang setara dengan tingkat angka kematian ibu sekitar

116,14 per seratusribu KH. Kematian ibu pada tahun tersebut paling sering terjadi
5

pada masa nifas dengan persentase sebanyak 44%. Hal ini berarti, dari segi

pelayanan dan kualitas pelayanan kesehatan sudah cukup bagus, walaupun masih

perlu ditingkatkan untuk kapabilitas dan kecakapan petugas kesehatan dalam hal

penanganan persalinan (ANC), mengingat masih ada 28% ibu yang meninggal

akibat dari proses persalinan dan 28% ibu hamil yang meninggal. Dinas Kesehatan

Kabupaten Kendal, atas dukungan dari Pemerintah Kabupaten Kendal, terus

berkomitmen untuk mengurangi Angka Kematian Ibu melalui langkah-langkah

seperti pendirian puskesmas yang mampu menangani persalinan serta menyediakan

Rumah Tunggu Kelahiran (Kendal, 2018, h.9).

Jumlah kelahiran di Kabupaten Kendal dari tahun 2011 sampai dengan

tahun 2018 mengalami fluktuasi, dengan jumlah kelahiran paling sedikit terjadi

pada tahun 2017 dengan angka kelahiran 15.290 kelahiran dan mengalami kenaikan

pada tahun 2018 dengan angka 15.498 kelahiran. Dari total keseluruhan jumlah

kelahiran bayi tersebut, ada penurunan kematian bayi, pada tahun 2017 terdapat 142

bayi yang meninggal atau 9,28 perseribu KH sedangkan tahun 2018 terdapat sekitar

127 bayi yang meninggal atau 8,19 per 1000 kelahiran hidup (Kendal, 2018, h.10).

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik mengambil studi

kasus “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. P umur 27 tahun di Puskesmas

Rowosari II”.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
6

Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny. P

Umur 27 tahun mulai dari hamil, bersalin, nifas, KB, bayi baru lahir dan

neonatus menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.

2. Tujuan Khusus

a. Memberikan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil Ny. P secara

komprehensif

b. Memberikan Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin Ny. P secara

komprehensif

c. Memberikan Asuhan Kebidanan pada ibu nifas dan KB Ny. P secara

komprehensif

d. Memberikan Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir serta neonatus

Bayi Ny. P secara komprehensif

C. Ruang Lingkup

1. Sasaran

Subjek yang akan diberikan asuhan kebidanan adalah Ny. P dengan

usia kehamilan 37 minggu tanpa komplikasi atau masalah yang terjadi

selama kehamilan diikuti asuhan ibu bersalin, asuhan ibu nifas, KB dan

asuhan bayi baru lahir serta neonatus.

2. Tempat

Lokasi pengambilan studi kasus ini di Puskesmas Rowosari II

Kabupaten Kendal dengan memperhatikan protokol kesehatan.


7

3. Waktu

Waktu dimulainya pengambilan studi kasus ini dimulai dari tanggal

20 Februari sampai tanggal 15 April 2023

D. Manfaat

1. Bagi Penulis

Mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam

memberikan asuhan kebidanan dalam situasi nyata, meliputi perawatan

untuk ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, pelayanan KB, serta perawatan bayi

baru lahir dan neonatus.

2. Bagi Klien

Klien memiliki kesadaran tentang kondisinya sepanjang masa

kehamilan, persalinan, masa nifas, hingga bayi baru lahir, sehingga

kesehatan ibu dan bayi dapat terus terpantau.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Meningkatkan referensi bacaan mahasiswa dan pengetahuan tentang

pelayanan kebidanan secara komprehensif tentang ibu hamil, persalinan,

masa nifas, KB, bayi baru lahir, dan neonatus.

4. Bagi Lahan Praktik

Menambah sumber bacaan dan aplikatif bagi lahan praktik dalam

pemberian asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas,

pelayanan KB, bayi baru lahir serta neonatus.


8

E. Metode Pengambilan Data

Metode yang digunakan untuk menghimpun informasi yang diperlukan

dalam penyusunan studi kasus ini melibatkan penggunaan data sekunder dan

data primer. Data primer berupa anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan

penunjang, sedangkan data sekunder berupa rekam medis klien dan buku KIA.

F. Sistematika Penulisan

1. Bagian Awal

2. Bagian Isi

a. BAB I Pendahuluan : latar belakang, tujuan, ruang lingkup, manfaat,

metode pengambilan data, sistematika penulisan.

b. BAB II Tinjauan Pustaka : tinjauan teori medis, tinjauan teori asuhan

kebidanan.

c. BAB III Metode : rancangan, subjek, pengumpulan data dan analisa

data, masalah etika.

d. BAB IV Tinjauan Kasus dan Pembahasan : pengkajian subyektif,

pengkajian obyektif, analisa kasus, penatalaksanaan kasus dan

pembahasan

e. BAB V Penutup : simpulan dan saran

3. Bagian Akhir ; terdiri dari daftar pustaka, lampiran

Anda mungkin juga menyukai