PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perawatan kebidanan yang menyeluruh dan terintegrasi yang diberikan kepada ibu
hamil, ibu bersalin, nifas, dan bayi baru lahir. Pelayanan ini mencakup berbagai
aspek kesehatan fisik dan psikologis dari pasien tersebut. Asuhan kebidanan
berkelanjutan seorang wanita hamil atau pasien dengan seorang bidan atau tenaga
kesehatan lainnya, dari awal kehamilan, persalinan dan saat nifas (Legawati, 2019,
h.3).
langkah yang dapat diambil adalah memastikan akses penuh ibu kepada pelayanan
kesehatan berkualitas. Hal ini mencakup pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk
ibu hamil, bantuan saat proses persalinan yang diselenggarakan oleh tenaga medis
dan bayi, penanganan khusus dan rujukan saat menghadapi masalah atau
1
2
kematian ibu selama periode kehamilan, persalinan, atau pengobatan yang tidak
disebabkan oleh faktor lain seperti kecelakaan atau kejadian tak terduga, yang
diukur dalam setiap seratus ribu kelahiran hidup (KH). Sementara itu, AKB adalah
angka kematian bayi di bawah usia satu tahun per seribu KH (Issabella et al., 2023,
h.2).
kematian ibu berdasarkan data dari program kesehatan keluarga. Pada tahun 2021,
jumlah kematian ibu di Indonesia mencapai 7.389 kasus, meningkat dari 4.627
kasus pada tahun 2020. Dari data tersebut, mayoritas kematian ibu pada tahun 2021
disebabkan oleh COVID-19 dengan jumlah 2.982 kasus, diikuti oleh perdarahan
dengan 1.330 kasus, dan hipertensi selama kehamilan dengan 1.077 kasus
Jumlah kematian balita pada tahun 2021 sebanyak 27.566 kematian balita,
menurun dibandingkan tahun 2020, yaitu sebanyak 28.158 kematian. Dari seluruh
kematian balita, 73,1% diantaranya terjadi pada masa neonatal (20.154 kematian).
(79,1%) terjadi pada usia 0-6 hari, sedangkan kematian pada usia 7-28 hari sebesar
20,9%. Sementara itu, kematian pada masa post neonatal (usia 29 hari-11 bulan)
sebesar 18,5% (5.102 kematian) dan kematian anak balita (usia 12-59 bulan)
sebesar 8,4% (2.310 kematian). Pada tahun 2021, kondisi Berat Badan Lahir
Pada tahun 2021, pneumonia dan diare masih menjadi penyebab kematian
terbanyak pada masa post neonatal, yaitu sebesar 14,4% kematian karena
pneumonia dan 14% kematian karena diare. Selain itu, kelainan kongenital
langkah yang diambil adalah memastikan bahwa setiap ibu memiliki akses ke
kehamilan, proses persalinan yang dilakukan oleh tenaga medis yang telah
dan bayi setelah proses persalinan termasuk perawatan intensif jika diperlukan,
serta pengarahkan untuk penanganan komplikasi yang mungkin timbul, dan juga
kesehatan anak yang mencakup sejumlah layanan untuk berbagai kelompok usia.
Ini mencakup layanan kesehatan yang diberikan kepada janin dalam kandungan,
bayi, anak balita, anak prasekolah, anak usia sekolah, dan remaja (Kemenkes RI.,
2021, h.132).
4
Pada tahun 2021, terdapat 199 kematian ibu di provinsi Jawa Tengah.
Kabupaten Brebes dengan 105 kasus, di ikuti oleh Grobogan dengan 84 kasus, dan
Klaten dengan 45 kasus. Penyebab kematian ibu terbanyak pada tahun 2021 yaitu
kematian lain yaitu perdarahan sebanyak 10,7%, gangguan sistem peredaran darah
sebanyak 4,4%, infeksi sebanyak 1,7%, gangguan metabolik 0,6% (Jateng, 2021,
h.45).
Pada tahun 2021, angka kematian bayi di provinsi Jawa Tengah mencapai
5,9 per 1000 kelahiran hidup. Kota Magelang merupakan Kabupaten/Kota dengan
jumlah kasus kematian bayi tertinggi, yaitu sebanyak 15,6%, sementara Kota
Surakarta memiliki angka kematian bayi terendah, yaitu 1,1%. Sebagian besar
kematian neonatal di Provinsi Jawa Tengah tahun 2021 disebabkan karena BBLR
sebanyak 41,1% dan asfiksia sebanyak 28,7%. Penyebab kematian lain yaitu
kelainan bawaan sebanyak 17,4%, diare 4,8%, pneumonia sebanyak 3,6%, sepsis
3,3%, kelainan saluran cerna sebanyak 0,9% dan kelainan syaraf sebanyak 0,2%
sampai dengan tahun 2018 sangat bervariatif. Menurut laporan Puskesmas, pada
tahun 2018 terdapat 18 kasus kematian ibu maternal di Kabupaten Kendal dari total
15.498 kelahiran hidup, yang setara dengan tingkat angka kematian ibu sekitar
116,14 per seratusribu KH. Kematian ibu pada tahun tersebut paling sering terjadi
5
pada masa nifas dengan persentase sebanyak 44%. Hal ini berarti, dari segi
pelayanan dan kualitas pelayanan kesehatan sudah cukup bagus, walaupun masih
perlu ditingkatkan untuk kapabilitas dan kecakapan petugas kesehatan dalam hal
penanganan persalinan (ANC), mengingat masih ada 28% ibu yang meninggal
akibat dari proses persalinan dan 28% ibu hamil yang meninggal. Dinas Kesehatan
tahun 2018 mengalami fluktuasi, dengan jumlah kelahiran paling sedikit terjadi
pada tahun 2017 dengan angka kelahiran 15.290 kelahiran dan mengalami kenaikan
pada tahun 2018 dengan angka 15.498 kelahiran. Dari total keseluruhan jumlah
kelahiran bayi tersebut, ada penurunan kematian bayi, pada tahun 2017 terdapat 142
bayi yang meninggal atau 9,28 perseribu KH sedangkan tahun 2018 terdapat sekitar
127 bayi yang meninggal atau 8,19 per 1000 kelahiran hidup (Kendal, 2018, h.10).
Rowosari II”.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
6
Umur 27 tahun mulai dari hamil, bersalin, nifas, KB, bayi baru lahir dan
2. Tujuan Khusus
komprehensif
komprehensif
komprehensif
C. Ruang Lingkup
1. Sasaran
selama kehamilan diikuti asuhan ibu bersalin, asuhan ibu nifas, KB dan
2. Tempat
3. Waktu
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
untuk ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, pelayanan KB, serta perawatan bayi
2. Bagi Klien
dalam penyusunan studi kasus ini melibatkan penggunaan data sekunder dan
data primer. Data primer berupa anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang, sedangkan data sekunder berupa rekam medis klien dan buku KIA.
F. Sistematika Penulisan
1. Bagian Awal
2. Bagian Isi
kebidanan.
pembahasan