Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat permasalahan

kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi,

tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan

program KIA dan KB serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi

masyarakat di suatu negara.

AKI merupakan jumlah kematian dalam ruang lingkup selama

periode kehamilan, persalinan, dan nifas di setiap 100.000 kelahiran hidup.

AKI di Indonesia masih cukup tinggi, hal ini ditunjukkan dengan AKI di

Indonesia pada tahun 2015 adalah 305/100.000 KH (Badan Pusat Statistik,

2015). Dari data tersebut menujukan bahwa AKI di Indonesia masih sangat

jauh dari target penurunan AKI menurut Tujuan Pembangunan Milenium

(Milenium Development Goals) 2015 yaitu 102/100.000 KH. Pada tahun 2021

jumlah AKI yang tercatat di Kementerian Kesehatan sebanyak 7.389

kematian, dibandingkan dengan jumlah AKI pada tahun 2020 yang sebesar

4.627 kematian yang menandakan bahwa adanya peningkatan setiap tahunnya

(Kemenkes RI, 2022;h.109). Penurunan AKI masih menjadi prioritas program

kesehatan di Jawa Tengah. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2021, jumlah AKI 2021 mengalami

1
2

peningkatan yaitu 199/100.000 KH dibandingkan dengan jumlah AKI tahun

2020 yaitu 98,6/100.00 KH (Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2021;h.22). Pada

tahun 2020 AKI di Kabupaten Banyumas sebesar 41,55/100.000 KH dengan

jumlah tersebut sebenarnya target AKI dalam RPJMN (Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional) tahun 2019-2024 sebesar

70/100/000 KH sudah mencapai target, namun mengalami peningkatan

kembali yang cukup tinggi pada tahun 2021 dengan jumlah 181,09/100.000

KH (Dinkes Banyumas,2021;h.12-13)

AKB adalah jumlah bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1

tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup atau usia 0 – 12 bulan

dalam kurun waktu satu tahun. AKB pada tahun 2021 di Indonesia sebesar

17,2/1000 KH (Badan Pusat Stastistik, 2022;h.2). Capaian AKB di Jawa

Tengah tahun 2021 sebesar 7,87/1000 KH, meskipun angka ini jauh lebih

baik dibanding target nasional yaitu AKB 24/1000 KH (Dinkes Provinsi Jawa

Tengah, 2021;h.22). Sedangkan, AKB Kabupaten Banyumas tahun 2021

dengan total 219 kasus (kematian neonatus dan anak) ditemukan 9,01 kasus

per 1.000 kelahiran hidup. Dibandingkan dengan target 24/1000 kelahiran

hidup pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

2019-2023, Kabupaten Banyumas sudah mencapai target RPJMN, namun

dibandingkan dengan target pembangunan jangka menengah daerah

Kabupaten Banyumas. Rencana (RPJMD), target belum tercapai. mencapai

target RPJMD (target RPJMD 7,0/1000 kelahiran hidup) (Dinkes Kabupaten

Banyumas, 2022;h.9).
3

Penyebab terbanyak kematian ibu di Kabupaten Banyumas adalah Pre

Eklampsia, perdarahan pada kehamilan, persalinan serta nifas di sertai

komplikasi penyakit penyerta. Selain penyebab kematian tersebut, kematian

ibu biasanya juga tidak lepas karena tingginya kasus ibu hamil dengan resiko

tinggi, padahal pelayanan oleh nakes sudah berusaha sesuai standar dan

pelayanan kesehatan kegawatdaruratan sudah tepat sewaktu (Dinkes

Banyumas, 2021;h.12-13). Sedangkan penyebab kematian bayi terbanyak

adalah BBLR (Berat Badan Lahir Rendah), asfiksia dan kelainan kongenital

(Dinkes Kabupaten Banyumas, 2022;h.9).

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka pemerintah melakukan

berbagai upaya dalam penurunan AKI adalah dengan penguatan Puskesmas

PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar dan Rumah Sakit

PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif), MONEV

(Monitoring dan Evaluasi) paska latih, peningkatan dan pertemuan rutin

bidan koordinator, peningkatan kerja sama lintas program dan lintas sektoral,

pembinaan terfokus pada Puskesmas/ Bidan dengan kinerja rendah,

persalinan wajib dengan 2 (dua) bidan, pelaksanaan SOP ( Standar

Operasional Prosedur) pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas, serta bayi dan

balita, serta penggalangan donor darah dengan Bintara Pembinaan Desa

(BABINSA), melibatkan suami ibu hamil dengan Kelas Bapake Mamake,

Peningkatan Pemberdayaan masyarakat dengan program Siji Kader Siji Wong

Meteng (JIDER JITENG), dan peningkatan Program KB (Dinkes Banyumas,

2021;h.14). Sedangkan untuk upaya menurunkan AKB adalah


4

pengembangan upaya kesehatan bersumber masyarakat seperti pemantauan

pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita di Pos Pelayanan Terpadu

(posyandu), pelayanan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) , penguatan

Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) , Penerapan

PHBS ( Pola Hidup Bersih dan Sehat) dalam setiap tatanan rumah tangga,

penanggulangan Balita kurang energi protein, pendidikan atau penyuluhan

gizi, penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar, serta pencegahan dan

pemberantasan penyakit melalui surveilans dan imunisasi, penguatan

puskesmas Ramah Anak (Dinkes Banyumas, 2021; h.10).

Selain upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam

menurunkan AKI dan AKB, peran bidan juga sangat penting yaitu melalui

Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K).

Program dengan menggunakan stiker ini dapat meningkatkan peran aktif

suami (suami siaga), keluarga dan masyarakat dalam merencanakan

persalinan persalinan yang aman. Bidan melakukan konseling kepada ibu,

suami, dan keluarga mengenai tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan nifas

serta asuhan perawatan ibu dan bayi, pemberian ASI, jadwal imunisasi, serta

informasi lainnya yang terdapat di buku KIA yang diberikan kepada ibu.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin menerapkan ilmu dan

keterampilan yang diperoleh selama pendidikan melalui pengambilan studi

kasus fisiologis serta memberikan asuhan komprehensif sejak kehamilan,

bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana dengan judul “Asuhan
5

Kebidanan Komprehensif pada Ny. S umur 21 tahun di Puskesmas Cilongok

II Kabupaten Banyumas.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Penulis dapat melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada

Ny. S umur 21 tahun di Puskesmas Cilongok II.

2. Tujuan Khusus

a. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil pada Ny. S umur 21

tahun di Puskesmas Cilongok II

b. Memberiksan asuhan kebidanan pada ibu bersalin pada Ny. S umur

21 tahun di Puskesmas Cilongok II

c. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas pada Ny. S umur 21

tahun di Puskesmas Cilongok II

d. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir pada Ny. S umur

21 tahun di Puskesmas Cilongok II

C. Ruang Lingkup

1. Sasaran

Ny. S dengan umur kehamilan 39 minggu yang tidak mengalami

komplikasi atau penyulit dalam kehamilan asuhan kebidanan secara

komprehensif mulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas dan keluarga

berencana serta bayi baru lahir

2. Tempat
6

Lokasi pengambilan asuhan kebidanan menyesuaikan tempat

praktik asuhan kebidanan komprehensif yaitu di Puskesmas Cilongok II.

3. Waktu

Pengambilan kasus asuhan kebidanan ini yaitu pada waktu Praktik

Kebidanan Komprehensif tanggal 6 Februari 2023 - 1 April 2023

D. Manfaat

1. Bagi Klien

Klien mendapatkan asuhan kebidanan komprehensif yang sesuai

dengan standar pelayanan kebidanan, mendapat pengetahuan kehamilan,

persalinan, nifas dan bayi baru lahir.

2. Bagi Lahan Praktik

Lahan praktik dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

terutama ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir.

3. Bagi Institusi

Institusi dapat mengevaluasi sejauh mana mahasiswa menguasai

asuhan kebidanan pada klien. Laporan Tugas Akhir ini diharapkan dapat

menjadi tambahan bacaan untuk menambah pengetahuan baik bagi

pembacanya.

E. Metode Pengambilan Data

Cara-cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan

dalam penyusunan studi kasus ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, serta bayi

baru lahir meliputi : anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,

studi kasus serta dokumentasi.


7

F. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang latar belakang, tujuan

penyusunan , ruang lingkup, manfaat, metode pengambilan,

sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORI

Bab ini berisikan tinjauan pustaka yang berisi tentang

tinjauan teori medis tentang konsep kehamilan, persalinan,

nifas, KB dan bayi baru lahir yang meliputi teori asuhan

kebidanan dan jurnal penelitian.

BAB III METODE

Bab ini berisi tentang rancangan subjek, pengumpulan data,

analisa data dan masalah etika. Dan bagian akhir terdiri

dari daftar pustaka dan lampiran.

BAB IV STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan studi kasus dan pembahasan dari asuhan

kehamilan, asuhan kebidanan persalinan, asuhan kebidanan

nifas, dan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran

Anda mungkin juga menyukai