ABSTRACT
According to WHO comprehensive care is an examination that is carried out in
a comprehensive, detailed and continuous manner that is followed from pregnant
women, childbirth, postpartum and newborns which is expected to reduce
maternal mortality which is the biggest problem in the world today. The purpose
of writing this article is to provide an overview of continuing care from pregnancy
to the postpartum period.
The research design used observation descriptive and methode used case study
research. Midwifery care used midwifery management based on Varney's 7 steps
of Mrs. X, 21 years old G2P1A0 38 weeks pregnant at TPMB Midwife. The period
of labor and up to using a long-term contraceptive method, namely the IUD in
the 42 day puerperium.
Comprehensive midwifery care that has been carried out on Mrs. X from
pregnancy, childbirth, newborns, and post-partum examination results obtained
within normal result.
Comprehensive midwifery care was carried out for Mrs. X G2P1A0 from
pregnancy to postpartum and no complications were found from this care.
15
Jurnal Kebidanan dan Kesehatan Reproduksi (JKKR)
Vol.3 No. 1 (2023) 19 – 20
E-ISSN : 2829 - 8780
16
Jurnal Kebidanan dan Kesehatan Reproduksi (JKKR)
Vol.3 No. 1 (2023) 19 – 20
E-ISSN : 2829 - 8780
menentukan sikap. Pasien akan berperilaku akan menekan hormon stresor, sehingga rasa
untuk mencegah, menghindari atau mengatasi sakit akan berkurang.3 Pada kasus ini, fase I
masalah risiko kehamilan tersebut sehingga ibu aktif berlangsung selama empat jam, fase II
memiliki kesadaran untuk melakukan berlangsung tiga puluh menit, dan fase III
kunjungan antenatal atau memeriksakan berlangsung sepuluh menit. Hal ini sesuai
kehamilannya.4 dengan teori yang dikemukakan oleh Reeder,
Bidan juga memberikan konseling tentang yang menyatakan bahwa persalinan multipara
persiapan persalinan hal ini sesuai dengan umumnya sekitar 6 jam lebih pendek daripada
pendapat Yoki. Rencana persalinan harus persalinan primipara.7 Hasil ini bertentangan
dibuat, yang mencakup pemilihan tempat dengan teori Prawirohardjo, yang menyatakan
persalinan, memilih tenaga kesehatan yang bahwa persalinan kala I fase aktif pada wanita
berpengalaman, cara transportasi ke lokasi multigravida berlangsung selama 8,5 jam
persalinan, siapa yang akan menemani dengan pembukaan satu cm per 72,8 menit (1,2
persalinan, dan berapa banyak biaya yang jam).8
diperlukan.5 Fakta ini sejalan dengan penelitian Persalinan kala II berlangsung 30 menit,
yang menemukan bahwa persiapan transportasi tetapi tidak seperti penelitian oleh Ishmah
ibu hamil ke tempat persalinan dan rujukan Fatriyani dan Esty Nugraheny, yang
sangat penting.6 menemukan bahwa persalinan multigravida
2) Asuhan Kebidanan Persalinan rata-rata berlangsung 11 menit (0,18 jam),
Pada saat persalinan usia kehamilan ibu sesuai dengan teori Prawirohardjo bahwa
yaitu 38 minggu, ibu datang pada tanggal 02 persalinan multigravida berlangsung 20 menit
Desember 2022 jam 02.00 WIB dini hari. Ny.X hingga bahkan satu jam.8
mengeluh mulas dan keluar flek. Saat dilakukan Persalinan kala III pada pengeluaran
pemeriksaan dalam ibu sudah terjadi plasenta berlangsung selama sepuluh menit. Ini
pembukaan 4 dimana itu mrupakan persalinan sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
kala I fase aktif. Asuhan yang diberikan pada Mutmainnah, Johan, dan sortya liyod yang
Ny.X yaitu mengobservasi HIS dan DJJ, menyatakan bahwa waktu untuk pelepasan dan
memberikan konseling kepada suami untuk pengeluaran plasenta dimulai setelah bayi lahir
memberikan dukungan seperti berdoa, dan berakhir saat plasenta dan selaput ketuban
memotivasi, dan memijat pinggang untuk lahir. Proses ini biasanya memakan waktu 5–30
mengurangi nyeri, memberikan kebutuhan menit setelah kelahiran bayi. Menurut teori,
nutrisi dan hidrasi agar memiliki tenaga saat waktu pelepasan plasenta rata-rata adalah lima
meneran. Persalinan kala I berlangsung selama hingga lima belas menit; namun, itu adalah
±4 jam, kala II berlangsung selama 30 menit, jangka waktu normal untuk tahap persalinan
kala III berlangsung selama 10 menit dan kala plasenta, dan risiko perdarahan meningkat
IV dilakukan observasi selama 2 jam. Ibu ketika kala III berlangsung lebih dari tiga puluh
melahirkan secara normal tanpa ada komplikasi menit, terutama selama tiga puluh hingga enam
dan penyulit pada ibu dan bayi. Asuhan yang puluh menit.9
diberikan sesuai dengan standar Asuhan 3) Asuhan Kebidanan Nifas
Persalinan Normal (APN). Asuhan nifas ibu pemeriksaan dilakukan 6
Pada kala I asuhan yang diberikan jam kemudian, hasil pemeriksaan Ny.X yaitu
memberikan konseling kepada suami untuk keadaan umum ibu baik, kontraksi uterus baik,
memberikan dukukan kepada ibu. Hal ini sesuai TFU 2 jari dibawah pusat, pengeluaran lochea
dengan teori dari Hilmansyah dalam Puspitasari rubra. Sejalan Cunningham, dkk, pada
bahwa dukungan yang baik akan membantu ibu beberapa hari pertama setelah melahirkan,
merasa lebih baik. Tubuh akan menghasilkan lochea berwarna merah karena adanya darah
hormon bahagia yang disebut endorphin ketika dalam jumlah yang cukup banyak yaitu lochea
mereka dalam keadaan relaksasi. Hormon ini rubra. Teori ini didukung pula oleh Bahiyatun
17
Jurnal Kebidanan dan Kesehatan Reproduksi (JKKR)
Vol.3 No. 1 (2023) 19 – 20
E-ISSN : 2829 - 8780
yang menyebutkan bahwa lochea rubra produksi ASI, memperlambat proses involusi
berwarna merah karena mengandung darah. Ini uterus, memperbanyak perdarahan,
adalah lochea pertama yang mulai keluar segera menyebabkan depresi, ketidak mampuan
setelah kelahiran dan terus berlanjut hingga dua merawat bayi dan dirinya Saleha juga
atau tiga hari pertama postpartum. Dengan menganjurkan agar ibu istirahat selagi bayi
demikian teori diatas sesuai dengan kasus Ny.X tidur. Dengan demikian, asuhan yang diperoleh
yaitu lochea yang keluar beberapa hari Ny.X sama dengan teori Saleha (2009).10
postpartum adalah lochea rubra yang berwarna 4) Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
merah.10 Asuhan BBL pada Ny.X bayi dalam
Asuhan yang diberikan yaitu menganjurkan keadaan normal dan sehat serta tidak ada
ibu untuk makan makanan bergizi serta kelainan kongenital atau kelainan bawaan. Bayi
berprotein dan tinggi serat, istirahat yang lahir spontan dengan usia kehamilan 38
cukup, dan mengajarkan cara menyusui yang minggu, menangis, warna kulit kemerahan dan
baik dan benar. Ibu mengatakan bahwa perut tonus otot aktif. Hal ini sesuai dengan Asuhan
masih teras mulas Hal ini sesuai dengan Persalinan Normal yaitu menilai awal kondisi
gagasan Maryunani bahwa pada minggu bayi, menjaga untuk terhindar dari hipotermia,
pertama setelah kelahiran bayi, ibu akan menggunting dan mengikat tali pusat serta
mengalami kram atau mulas di abdomen yang pencegan infeksi. Bayi berjenis kelamin
berlangsung singkat, mirip dengan kram selama perempuan dengan BB 3000 gr, PB 44 cm, LK
periode menstruasi. Kram ini disebut sebagai 30 cm, LLA 11 cm, A/S 9/10. Asuhan yang
sakit setelah menstruasi dan disebabkan oleh diberikan sudah sesuai dengan teori bayi baru
kontraksi uterus yang berlebihan yang lahir normal yaitu bayi yang lahir dalam
mendorong pembentukan jaringan dan darah di presentase belakang kepala melalui vagina
dalamnya.10 tanpa memakai alat, pada usia kehamilan 37-42
Pada kunjungan ulang satu minggu setelah minggu dengan berat badan lahir 2500 - 4000
persalinan, keadaan umum ibu baik; TTV gram, nilai APGAR score >7 dan tanpa cacat
dalam batas normal, cairan yang keluar dari bawaan.12
kemaluan berwarna merah kecoklatan (lochea Pada pelaksanaan asuhan kebidanan segera
sanguilenta), ASI lancar dan ibu menjaga pola setelah bayi lahir dan 1 jam setelah lahir
makan yang sehat. Hal ini sesuai dengan teori keadaan umum pada bayi baik 1 jam setelah
Saleha, yang menyatakan bahwa lochea lahir bayi dilakukan injeksi Vit.K untuk
sanguinolenta keluar pada hari ketiga hingga membantu mencegah perdarahan pada bayi.
tujuh setelah persalinan. Ibu terus minum tablet Bayi diberikan salep mata untuk mencegah
besi, tidak ada masalah dengan BAB dan BAK, terjadinya infeksi pada mata.
dan bayi menyusui dengan baik.11 Assessment pada studi kasus ini telah sesuai
Pada 1 minggu postpartum pada Ny.X dengan teori Oktarina neonatus cukup bulan
mengeluh pusing. Bidan mengidentifikasi dengan usia kehamilan 38 minggu dan sesuai
ternyata ibu mengalami pusing diakibatkan masa kehamilan (BB 3000gram) dengan
tidur atau istirahatnya terganggu karena bayi keadaan fisik normal dan keadaan umum baik,
sering terbangun pada malam hari. Bidan dan IMD berhasil. Penatalaksanaan pada
menjelaskan pada ibu bahwa kurang istirahat asuhan memberikan pendidikan kesehatan
akan menganggu pemulihan kondisi ibu, tentang melakukan perawatan rutin BBL yaitu
menganggu produksi ASI, dan dapat menyuntikkan vit K, untuk membantu proses
menyebabkan kepala ibu menjadi pusing. Maka pembekuan darah dan mencegah perdarahan
Bidan menganjurkan kepada ibu agar ibu yang bisa terjadi pada bayi. Kemudian
istirahat saat bayi tertidur. Hal ini sama dengan memberikan salep mata untuk mencegah
teori Saleha bahwa kurang istirahat akan terjadinya infeksi pada mata bayi. Menjaga
mempengaruhi ibu terhadap kurangnya jumlah kehangatan bayi dengan memakaikan bayi
18
Jurnal Kebidanan dan Kesehatan Reproduksi (JKKR)
Vol.3 No. 1 (2023) 19 – 20
E-ISSN : 2829 - 8780
pakaian, popok, bedong bayi mengunakan kain Dengan menggunakan KB jangka Panjang
yang bersih. Serta melakukan rawat gabung yang di pilih oleh Ny.X yaitu IUD maka hal ini
untuk memberikan bantuan emosional bagi ibu sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik
dan keluarganya untuk mendapat pengalaman Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 Tentang
menjaga bayinya, agar bayi dapat segera Perkembangan Kependudukan dan
mungkin mendapatkan ASI, dan menambahkan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana
produksi asi, mencegah infeksi dan mencegah dan Sistem Informasi Keluarga. Peraturan ini,
kehilangan panas.13 pada pasal 1 ayat 8 memuat upaya mengatur
5) Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan,
Keluarga Berencana mengatur kehamilan, melalui promosi,
Pada saat nifas kunjungan 1 minggu, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak
dilakukan konseling untuk keluarga berencana, reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
Ny.X memilih untuk menggunakan kontrasepsi berkualitas.16
AKDR/IUD. Pasien telah menggunakannya
pada riwayat KB sebelumnya, sehingga untuk 4. SIMPULAN
metode saat ini pasien tetap memilih untuk Asuhan kebidanan secara komprehensif
menggunakan KB IUD. Pasien memilih untuk yang di mulai kehamilan hingga nifas pada
menggunakan KB tersebut setelah 42 hari studi kasus ini tidak ditemukan adanya penyulit
postpartum. Bidan juga menjelaskan bahwa ada maupun komplikasi. Hal ini di karenakan
KB alami yang di sebut dengan MAL (Metode asuhan yang diberikan bidan telah memenuhi
Amenorhea Laktasi). MAL dapat dikatakan standar. Asuhan persalinan juga juga sudah
berhasil jika menyusui ASI secara ekslusif sesuai dengan asuhan persalinan normal (APN)
selama 6 bulan dan tanpa tambahan makanan sehingga seluruh tahapan proses persalinan
apapun. Simpulannya pasien diminta untuk tidak terdapat penyulit. Selama melakukan
memasang IUD setelah 40 hari postpartum. asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
Banyak pasien yang memilih KB IUD selain pemantauan dilakukan dengan baik sehingga
karena nonhormonal alasan lainnya yaitu tidak terdapat penyulit, komplikasi dan tanda-
karena lebih efektif dan praktis apabila tanda bahaya pada bayi baru lahir.
dibandingkan menggunakan metode lain Pada saat nifas asuhan yang di berikan yaitu
karena tidak perlu kembali ke fasilitas pemantauan 6 jam postpartum dan 1 minggu
kesehatan dan merasakan sakit yang sama saat postpartum, semua dalam keadaan normal,
suntik bulanan, serta tidak kesulitan dalam uterus berkontraksi dengan baik sehingga
mengingat jadwal minum pil.14 involusi terjadi secara normal, tidak
Sebagian besar penelitian menunjukkan ditemukannya komplikasi dan ibu serta bayi
bahwa penggunaan kontrasepsi IUD memiliki pulang dalam keadaan sehat. Ny.X memilih
banyak manfaat. Manfaatnya antara lain sangat untuk menggunakan alat kontrasepsi IUD yang
efektif segera setelah dipasang di rahim, dengan di pasang setelah 6 minggu postpartum. Dalam
tingkat kegagalan sekitar 125 hingga 170 mengurangi tingkat kesakitan dan kematian ibu
kehamilan dan tingkat kegagalan sekitar 0,6 dan bayi, bidan harus memberikan pelayanan
hingga 0,8 kehamilan per 100 perempuan. continuity of care atau asuhan kebidanan
Tidak perlu kunjungan ulang, tidak komprehensif secara berkesinambungan,
mempengaruhi hubungan seksual, tidak dimulai sejak kehamilan, persalinan, bayi baru
memiliki efek samping hormonal, dan tidak lahir, nifas, dan keluarga berencana.3
mempengaruhi volume dan kualitas ASI. Bisa
dipasang segera setelah melahirkan atau
sesudah abortus jika tidak ada infeksi.15
19
Jurnal Kebidanan dan Kesehatan Reproduksi (JKKR)
Vol.3 No. 1 (2023) 19 – 20
E-ISSN : 2829 - 8780
20