Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

F3. Upaya Pelayanan KIA dan KB

Topik : Pelayanan Antenatal Care (ANC) pada Ibu Hamil di Poli Kesehatan Ibu
Puskemas Kecamatan Cakung

Disusun oleh :

dr. Fajriati Samsi

Pendamping :

dr. Hj. Sri Mulyati

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

PUSKESMAS KECAMATAN CAKUNG

JAKARTA TIMUR

2022
LATAR Antenatal Care (ANC) merupakan pelayanan pemeriksaan
BELAKANG
kesehatan rutin ibu hamil untuk mendiagnosis komplikasi obstetri
serta untuk memberikan informasi tentang gaya hidup, kehamilan dan
persalinan. Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan ANC komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali
yaitu minimal 1 kali pada trimester pertama (sebelum usia kehamilan
14 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia kehamilan 14-
28 minggu) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (28-36 minggu
dan setelah 36 minggu usia kehamilan) termasuk minimal 1 kali
kunjungan diantar suami atau anggota keluarga. Kunjungan pertama
ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan 8-12 minggu. Pada tahun
2015, hampir seluruh ibu hamil (95,75%) di Indonesia sudah
melakukan pemeriksaan kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu
hamil sudah melakukan pemeriksaan kehamilan lengkap dengan
frekuensi minimal 4 kali sesuai ketentuan tersebut (K4). Tujuan dari
pemeriksaan ANC salah satunya adalah mempersiapkan wanita dalam
menghadapi persalinan. Kesiapan persalinan adalah perencanaan awal
dan persiapan melahirkan yang bertujuan untuk membantu
perempuan, suami dan keluarga agar siap untuk melahirkan dengan
membuat rencana menghadapi komplikasi dan hal tak terduga.
PERMASALAHAN Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SKDI) angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per
100.000 kelahiran hidup. Hal ini salah satunya disebabkan karena
rendahnya kesiapan dalam menghadapi kehamilan, oleh karena itu
edukasi yang berkesinambungan diperlukan. Selain itu, perlu adanya
deteksi dini kehamilan risiko tinggi guna menurunkan angka kematian
ibu, khususnya di DKI Jakarta.
PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan di atas, diadakan pelayanan antenatal
DAN PEMILIHAN
care (ANC) kepada ibu hamil di puskemas kecamatan cakung, guna
INTERVENSI
memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi, mendeteksi ibu hamil yang beresiko tinggi
serta untuk mempersiapkan kehamilan.

Kegiatan ini dilaksanakan pada:

Tanggal: 25 Februari 2022

Sasaran: Ibu hamil kecamatan Cakung

Pukul: 08.00 - 15.00 WIB

Tempat: Poli Kesehatan Ibu Puskesmas Cakung


PELAKSANAAN Kegiatan dilakukan di Poli Kesehatan Ibu Puskesmas Cakung pada
tanggal 25 Februari 2022 yang dilaksanakan oleh dokter internsip dan
bidan puskesmas. Kegiatan dilakukan sesuai protokol kesehatan yang
berlaku. Kegiatan yang dilakukan adalah pemeriksaan tanda-tanda
vital, anamnesis, pemeriksaan fisik antenatal.

Ny.NY, 31 Tahun, No RM; 0000000001509184


Seorang pasien berusia 31 tahun, pasien datang kunjungan ke-3. Saat
ini pasien tidak memiliki keluhan. Ini merupakan kehamilan ketiga
pasien. Hari pertama haid terakhir pasien tanggal 7 September 2021,
sehingga saat ini usia kehamilan pasien 24 minggu, 4 hari(trimester
kedua) dengan tafsiran persalinan tanggal 14 Juni 2022. Berat badan
sebelum hamil 48 kg dan saat ini 53 kg. Tinggi badan pasien 156 cm.
Tekanan darah pasien normal 110/80 mmhg, dan tidak ada riwayat
darah tinggi sebelumnya. Pada pemeriksaan obstetri, tinggi fundus
uteri setinggi pusat. DJJ 143x/menit. Leopold I: Kepala, Leopold II:
Punggung Kanan, Leopold III: Bokong Leopold IV: Belum masuk
pintu atas panggul. Kemudian dilakukan edukasi mengenai tanda
bahaya kehamilan, yang meliputi sakit kepala, kaki bengkak, sesak
napas, keluar air-air atau darah dari jalan lahir. Memberikan kartu
pemantauan pergerakan janin yang harus diisi setiap hari. Minimal
10x gerakan/hari. Memberikan tablet Fe 1x1, vitamin C 1x1 dan juga
kalsium 1x1.
MONITORING Tahap Perencanaan: Pasien mengikuti arahan petugas seperti
DAN EVALUASI pemeriksaan tanda-tanda vital, anamnesis serta pemeriksaan fisik
antenatal.

Tahap Pelaksanaan: Setelah mendapatkan semua informasi yang


diperlukan, pasien diberikan edukasi terkait kondisi yang dimiliki

Evaluasi: Proses penyampaian edukasi dan perencanaan pengobatan


berjalan baik.

LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT


F3. Upaya Pelayanan KIA dan KB

Topik : Deteksi Ibu Hamil Yang Beresiko Tinggi Melalui Pelayan Antenatal Care di
Puskemas Kecamatan Cakung

Disusun oleh :

dr. Fajriati Samsi

Pendamping :

dr. Hj. Sri Mulyati

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

PUSKESMAS KECAMATAN CAKUNG

JAKARTA TIMUR

2022

LATAR Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang akan


BELAKANG
menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar baik
pada ibu maupun pada janin dalam kandungan dan dapat
menyebabkan kematian, kesakitan, kecacatan, ketidaknyamanan dan
ketidakpuasan. Kehamilan akan membuat banyak perubahan dalam
tubuh perempuan.
Berdasarkan Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan
(Infodatin), pada tahun 2013 tingginya Angka Kematian Ibu
disebabkan oleh perdarahan 30,3 %, preeklamsi 27,1, infeksi 7,3%,
dan disebabkan oleh yang lain-lainya yakni 40,8% (Kemenkes RI,
2014).
Tingginya angka kematian ibu dan bayi di Indonesia tidak
dapat dilepaskan dari berbagai faktor yang mempengaruhi diantaranya
kondisi sosial ekonomi, rendahnya pendidikan, faktor sosial budaya,
kurangnya kesadaran akan kesehatan dan belum berfungsinya secara
optimal pelayanan kesehatan pada ibu pada masa kehamilan.
Pelayanan Antenatal Care yang kurang baik dapat menyebabkan
masalah kesehatan pada masa kehamilan tidak dapat ditangani dengan
baik termasuk preeklamsia. Hal ini sering menyebabkan ibu hamil
datang kepetugas kesehatan dengan kondisi atau komplikasi
kehamilan yang sudah parah. Keterlambatan penanganan ini
menyebabkan perburukan kondisi ibu dan janin sehingga banyak
kondisi darurat yang memaksa persalinan harus dilakukan dengan
cara Seksio Caesaria (SC).
Preeklamsia adalah keadaan di mana hipertensi pada masa
kehamilan didiagnosis dengan tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHg (WHO,
2002), Sedangkan menurut Cunningham (2006) preeklamsia adalah
sindrom spesifik kehamilan berupa bekurangnya perfusi organ akibat
vasospasme dan aktivitas endotel yang ditandai dengan proteinuria
dan hipertensi. Hipertensi yang dimaksudkan disini adalah terjadinya
peningkatan tekanan diastolik sekurang-kurangnya 30 mmHg, atau
peningkatan diastolik sekurang-sekurangnya 15 mmHg, atau adanya
tekanan sistolik sekurangkurangnya 140 mmHg, atau tekanan
diastolik sekurang-kurangnya 90 mmHg. Pemeriksaan dilakukan
sekurang-kurangnya dua kesempatan dengan perbedaan waktu 6 jam
dan harus didasarkan pada nilai tekanan darah sebelumnya yang
diketahui.
PERMASALAHAN Permasalahan yang ditemukan di masyarakat yaitu masih
kurangnya pemahaman mengenai kehamilan risiko tinggi dan
bagaimana melakukan perencanaan persalinan yang baik
sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi kehamilan dan
komplikasi persalinan
PERENCANAAN Dalam upaya deteksi dini ibu hamil risiko tinggi ini, dilakukan
DAN PEMILIHAN
metode pemeriksaan holistik antenatal care bagi ibu hamil yang
INTERVENSI
dilaksanakan pada

Tanggal: 22 Februari 2022

Sasaran: Ibu hamil kecamatan Cakung

Pukul : 08.00 - 15.00 WIB

Tempat: Poli Kesehatan Ibu Puskesmas Cakung

PELAKSANAAN Kegiatan dilakukan di Poli Kesehatan Ibu Puskesmas Cakung


pada tanggal 22 Februari 2022 yang dilaksanakan oleh dokter
internsip dan bidan puskesmas. Kegiatan dilakukan sesuai protokol
kesehatan yang berlaku. Kegiatan yang dilakukan adalah pemeriksaan
tanda-tanda vital, anamnesis, pemeriksaan fisik antenatal, dan
pengambilan sampel laboratorium.

Ny. SH, 26 Tahun, No RM; 0000000001595923


Seorang pasien berusia 26 tahun, pasien datang kunjungan ke-
6. Saat ini pasien mengeluhkan tangan dan kaki terasa kesemutan (+),
cepat merasa capek (+), dan pandangan berkunang-kunang dan sering
pusing, kaki bengkak(-), pandangan kabur (-), mual dan muntah (-).
Ini merupakan kehamilan pertama pasien. Hari pertama haid terakhir
pasien tanggal 30 Mei 2021, sehingga saat ini usia kehamilan pasien
38 minggu (trimester ketiga). Berat badan sebelum hamil 56 kg dan
saat ini 67 kg. Tinggi badan pasien 150 cm. Tekanan darah pasien
normal 90/70 mmhg, dan tidak ada riwayat darah tinggi sebelumnya.
Pada pemeriksaan obstetri, tinggi fundus uteri 33 cm. DJJ 135x/menit.
Presentasi kepala, kepala belum memasuki panggul. Kemudian
setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil HB :
9,5. Selanjutnya dilakukan edukasi mengenai tanda bahaya kehamilan
yang meliputi sakit kepala, pusing, pandangan berkunang, pandangan
kabur, kaki bengkak, sesak napas, keluar air-air atau darah dari jalan
lahir. Setelah dilakukan edukasi kemudian ibu hamil diberikan kartu
pemantauan pergerakan janin yang harus diisi setiap hari. Minimal
10x gerakan/hari. Memberikan tablet Fe 2x1, vitamin C 1x1 dan juga
kalsium 1x1. Pasien direncanakan untuk dirujuk ke rumah sakit
terdekat untuk menjalani pemeriksaan dan tatalaksana lebih lanjut
dikarenakan anemia pada kehamilan dapat menyebabkan resiko
kelahiran premature, berat badan bayi lahir rendah, dan kematian
janin dalam rahim sehingga sebaiknya pada pasien ini dilakukan
rujukan ke dokter spesialis obstetric and genecology di rumah sakit.
MONITORING Tahap Perencanaan: Pasien mengikuti arahan petugas seperti
DAN EVALUASI
pemeriksaan tanda-tanda vital, anamnesis serta pemeriksaan fisik
antenatal, dan pengambilan sampel laboratorium sesuai dengan
rencana

Tahap Pelaksanaan: Setelah mendapatkan semua informasi yang


diperlukan, pasien diberikan edukasi terkait kondisi yang dimiliki
serta memberikan tatalaksana yang sesuai dengan kondisi pasien,
termasuk rencana untuk merujuk pasien ke dokter spesialis obstetric
dan ginekologi guna mendapat penanganan lanjutan

Evaluasi: Proses penyampaian edukasi dan perencanaan pengobatan


berjalan baik. Pasien diharapkan memeriksakan diri sesuai dengan
rujukannya, dan nantinya menyampaikan hasil rujukan balik tersebut.
LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

F3. Upaya Pelayanan KIA dan KB

Topik : Asuhan Persalinan Normal di Puskemas Kecamatan Cakung

Disusun oleh :

dr. Fajriati Samsi

Pendamping :

dr. Hj. Sri Mulyati

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

PUSKESMAS KECAMATAN CAKUNG

JAKARTA TIMUR

2022
LATAR Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
BELAKANG
plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan
melalui jalan lahir atau jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan
(kekuatan sendiri). Persalinan adalah suatu proses dimana bayi,
plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan
dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup
bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan
dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi mengakibatkan perubahan
serviks.
Persalinan normal adalah proses persalinan yang melalui
kejadian secara alami dengan adanya kontraksi rahim ibu dan dilalui
dengan pembukaan untuk mengeluarkan bayi. Dari pengertian diatas
persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi servik,
lahirnya bayi dan plasenta dari Rahim ibu. Persalinan normal disebut
juga alami karena terjadi secara alami. Jadi secara umum persalinan
normal adalah proses persalinan yang melalui kejadian secara alami
dengan adanya kontraksi Rahim ibu dan dilalui dengan pembukaan
untuk mengeluarkan bayi.
Asuhan persalinan adalah upaya kelangsungan hidup dan
mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi dan ibu secara
terintegrasi dan lengkap, serta intervensi yang bersifat minimal.
Dalam persalinan sangat dibutuhkan penolong yang dapat dipercaya,
yang bisa memberikan bimbingan dan semangat, serta selalu siap di
dalam mengatasi kesukaran dalam proses persalinan.
PERMASALAHAN Asuhan persalinan merupakan kompetensi penting yang harus
dimiliki setiap dokter umum. Namun, belum semua dokter umum
terampil dalam melakukannya oleh karena ada banyak komponen
yang harus diperhatikan pada proses persalinan.

Untuk standard kompetensi dokter umum pada kehamilan


normal bahkan persalinan normal dengan ruptur perineum grade 1-2
merupakan tingkat kemampuan 4A dengan begitu Dokter umum
seharusnya bisa melakukannya.

Persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan karena tenaga


kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu
persalinanan, sehingga keselamatan Ibu dan bayi lebih terjamin.
Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau
dirujuk ke rumah sakit. Persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan menggunakan peralatan yang aman, bersih, dan steril
sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya
dibandingkan jika persalinan bukan dilakukan oleh tenaga kesehatan.
PERENCANAAN Rencana : Pelaksanaan asuhan persalinan dilaksanakan pada:
DAN PEMILIHAN
INTERVENSI
Tanggal: 02 Maret 2022

Sasaran: Ibu Hamil Aterm dengan Persalinan Spontan di PKC Cakung

Pukul: 14.00 - Selesai WIB

Tempat: Ruang Bersalin PKC Cakung


PELAKSANAAN Kegiatan dilakukan di Ruang Bersalin Puskesmas Cakung pada
tanggal 02 Maret 2022 yang dilaksanakan oleh dokter internsip dan
bidan puskesmas. Kegiatan dilakukan sesuai protokol kesehatan yang
berlaku. Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan pertolongan
persalinan normal.
Terdapat seorang ibu berusia 36 tahun. Pasien datang dengan
keluhan mulas-mulas pada perut sejak pukul 15.00 wib. Keluar darah
dan lendir dari jalan lahir sejak pukul 04.00 wib. Keluar air-air
disangkal. Batuk, pilek, demam disangkal. Pasien hamil anak kelima,
dengan perkiraan kehamilan 39 minggu. Selama kehamilan ini tidak
pernah ada riwayat darah tinggi, kaki bengkak, sesak napas, sakit
kepala, dan riwayat jatuh. Pada saat datang, dilakukan pemeriksaan
swab antigen dan didapatkan hasil yang negative. Tekanan darah
pasien 110/70. TFU 35 cm; DJJ 138x/menit; HIS 2x10’x25’’; PD
pembukaan lengkap 3 cm, portio tidak teraba; presentasi kepala di
hodge I. Ketuban pecah jernih (-).
Pukul 20.00 wib dilakukan pemeriksaan kembali didapatkan
hasil pemeriksaan DJJ 144x/menit; HIS 3x10’x30’’; PD pembukaan
lengkap 10 cm, portio tidak teraba; presentasi kepala di hodge III-IV.
Ketuban pecah jernih (+).
Dilakukan persalinan kala 2 dan kala 3. Pasien dipimpin untuk
meneran. Pada pukul 20.30 wib lahir seorang bayi perempuan. Bayi
menangis kencang, bergerak aktif. Kebiruan, pucat disangkal.
Dilakukan inisiasi menyusui dini segera. Bayi diletakan pada dada ibu
selama 1 jam. Secara bersamaan dilakukan persalinan kala 3, yakni
melahirkan plasenta. Plasenta lahir lengkap dan dilakukan observasi
pada jalan lahir, dan ditemukan rupture perineum grade II, dilakukan
penjahitan sebanyak 4 jahitan. Setelah proses IMD, dilakukan
pemeriksaan dan perawatan pada bayi. Berat lahir bayi, 2800gr/PB
43,5 cm/Lingkar kepala 31 cm. HR: 140x/menit, RR: 54x/menit,
Suhu: 36,5. UUB rata, flexi, tonus otot aktif; Kulit bayi kemerahan.
Bayi kemudian dibersihkan dan di hangatkan, diberikan rangsangan
taktil, dan dilakukan perawatan tali pusat. Bayi diberikan salep mata
antibiotic di kedua mata, vitamin K1 di paha kiri, imunisasi HepB1 di
paha kanan, 1 jam setelah pemberian vitamin K1. Kemudian bayi
dikembalikan kepada ibu untuk dilakukan pemberian ASI. Ibu
diberikan edukasi untuk menyusui bayi dengan posisi sejajar, mulut
bayi mengokop seluruh puting ibu, guna menghindari lecet. Setelah
itu dilakukan edukasi pentingnya pemberian ASI secara ekslusif,
yakni diberikan ASI setidaknya 6 bulan, guna meningkatkan
kekebalan tubuh dan kesehatan anak.
Setelah melahirkan, dilakukan persalinan kala 4, yakni
pemantauan kondisi ibu selama 2 jam. Hasil didapatkan baik,
kontraksi uterus baik dan tidak ada perdarahan aktif. Ibu diberikan
amoksisilin 3x500 mg selama 7 hari, Asam mefenamat 3x500 mg
selama 5 hari, tablet Fe 1x1 selama 30 hari, Vit A 1x1 selama 2 hari
dan direncanakan kontrol 1 minggu kemudian.
MONITORING Monitoring : Tahap Perencanaan: Peserta PIDI melatih keterampilan
DAN EVALUASI
asuhan persalinan sebelum melakukan kegiatan, serta berkoordinasi
dengan pihak UKP Ruang Bersalin

Tahap Pelaksanaan: Pelaksanaan asuhan persalinan berjalan dengan


lancar sesuai dengan ekspektasi. Ibu dan bayi dalam kondisi sehat.

Evaluasi: Proses pelayanan sesuai dengan sasaran. Dilakukan


pemantauan selama 1x24 jam pada ibu dan bayi dan direncanakan
kontrol ulang 1 minggu paska bersalin.
LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

F3. Upaya Pelayanan KIA dan KB

Topik : Inisiasi Menyusui Dini dan ASI Eksklusif Pasca Persalinan di PKC Cakung

Disusun oleh :

dr. Fajriati Samsi

Pendamping :

dr. Hj. Sri Mulyati

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

PUSKESMAS KECAMATAN CAKUNG

JAKARTA TIMUR

2022
LATAR ASI merupakan makanan bayi yang pertama, utama dan terbaik
BELAKANG
bagi bayi secara alamiah dan mengandung berbagai zat yang
dibutuhkan bayi dalam tumbuh kembangnya, serta dapat melindungi
bayi dari berbagai penyakit. ASI menjadi penting untuk pertumbuhan
bayi, permasalahan yang sering dihadapi ibu-ibu menyusui adalah
ibu-ibu merasa bahwa ASI nya tidak cukup, hal ini sebenarnya
disebabkan kurangnya dukungan dari orang terdekat. The lancet
Breasfeeding Seraka (2016) menyatakan pemberian ASI dapat
menurunkan angka kematian bayi akibat infeksi sebesar 80%, di
samping itu menyusui dapat berkontribusi penurunan risiko stunting,
obesitas dan penyakit kronis di masa mendatang. Sebanyak 36% dari
37% anak sakit karena tidak menerima ASI Eksklusif, menyusui
merupakan infestor dan upaya pencegahan bayi lahir berat badan
rendah (BBLR), stunting obesitas dan penyakit kronis. Kolustrum
adalah cairan yang keluar pertama kali dari payudara ibu menyusui,
kolustrum berwarna kekuning-kuningan kaya akan zat anti bodi yang
dapat melindungi daya tahan tubuh bayi. Manfaat menyusui
membantu meningkatkan kelangsungan hidup dan membantu anak
untuk tumbuh kembang secara optimal sudah tidak diragukan lagi
(Dirjen Kesmas Kemenkes RI) (2010). Menurut Siallagam, 2013
menyatakan pemberian ASI eksklusif dapat menurunkan kejadian
diare 53% dan ispa 27%.
PERMASALAHAN Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015 target ASI
Eksklusif 80 % dan pencapaian baru 52 %. Survei Demografi
Kesehatan Indonesia, menyatakan jumlah ibu yang memberi ASI
sebesar 42%, sedangkan data dari Profil Kesehatan Kemenkes tahun
2018 menyatakan bahwa cakupan bayi yang mendapatkan IMD
sebesar 87,5% dan bayi yang mendapat ASI ekslusif sebesar 76,17%.
IMD kerap tidak dilakukan sedini mungkin dikarenakan kurangnya
faktor pengetahuan, sosial budaya, serta kesadaran akan pentingnya
ASI untuk kesehatan anak. Di samping itu, pelayanan kesehatan dan
petugas kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung program ini
menjadi penghambat tidak dilakukannya IMD sedini mungkin.
PERENCANAAN Rencana : Pelaksanaan asuhan persalinan dilaksanakan pada:
DAN PEMILIHAN
INTERVENSI
Tanggal: 02 Maret 2022

Sasaran: Ibu Hamil Aterm dengan Persalinan Spontan di PKC Cakung

Pukul: 14.00 - Selesai WIB

Tempat: Ruang Bersalin PKC Cakung


PELAKSANAAN Kegiatan inisiasi menyusui dini dilakukan di Ruang Bersalin
PKC Cakung pada tanggal 2 Maret yang dilaksanakan oleh dokter
internsip dan bidan segera setelah persalinan kala 3. Kegiatan
dilakukan sesuai protokol kesehatan yang berlaku. Inisiasi menyusui
dini dilakukan pada seorang ibu berusia 36 tahun, segera paska
melahirkan.
Dilakukan informed consent dan edukasi kepada pasien untuk
melakukan inisiasi menyusui dini. Edukasi yang diberikan berupa
penjelasan akan pentingnya IMD bagi kekebalan tubuh bayi, ikatan
antara ibu dan bayi, dan juga dapat meningkatkan kontraksi rahim ibu,
sehingga mengurangi perdarahan paska bersalin. Segera setelah lahir
dan pemutusan tali pusat, bayi dibersihkan dan diletakan ke dada ibu.
Bayi dibiarkan berada di dada ibu selama kurang lebih 1 jam agar
bayi dapat mencari sendiri puting ibu. Setelah itu bayi disusui hingga
kenyang.
MONITORING Tahap Perencanaan: Peserta PIDI mempelajari pentingnya IMD dan teknik
DAN EVALUASI melakukannya sebelum melakukan kegiatan, serta berkoordinasi dengan
pihak UKP Ruang Bersalin
Tahap Pelaksanaan: Pelaksanaan inisiasi menyusui dini berjalan dengan
lancar sesuai dengan ekspektasi. Ibu dalam kondisi sehat.

Evaluasi: Proses pelayanan sesuai dengan sasaran. Dilakukan pemantauan


selama 1x24 jam pada ibu dan bayi dan direncanakan kontrol ulang 1
minggu paska bersalin. Ibu juga diedukasi mengenai cara menyusui yang
tepat, yakni bayi diposisikan sejajar dengan ibu, seluruh mulut bayi
mengokop puting ibu dan pastikan hisapan bayi kuat. Tanda keberhasilan
menyusui ialah naiknya berat badan bayi.

LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

F3. Upaya Pelayanan KIA dan KB


Topik : Pemasangan Kontrasepsi Jangka Panjang (AKDR) di Puskesmas Kecamatan
Cakung.

Disusun oleh :

dr. Fajriati Samsi

Pendamping :

dr. Hj. Sri Mulyati

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

PUSKESMAS KECAMATAN CAKUNG

JAKARTA TIMUR

2022

LATAR Keluarga Berencana (KB) merupakan program pemerintah


BELAKANG
untuk mengatur laju pertambahan penduduk di Indonesia dengan
menggunakan metode kontrasepsi. Kontrasepsi dibagi menjadi dua
jenis, yaitu Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MJKP) dan Non
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MJKP). Intra Uterine
Devices (IUD) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
merupakan salah satu kontrasepsi jangka panjang yang efektif, aman,
dan reversibel, dimana terbuat dari plastik atau logam kecil yang
dililit dengan tembaga dengan berbagai ukuran dan dimasukkan ke
dalam uterus. Dari seluruh metode kontrasepsi, akseptor kontrasepsi
IUD di Indonesia mencapai 22,6%. IUD memiliki efektifitas yang
sangat tinggi dimana keberhasilannya mencapai 0,6 sampai 0,8
kehamilan per 100 perempuan yang menggunakan IUD dengan 1
kegagalan dalam 125 sampai 170 kehamilan. Penggunaan kontrasepsi
IUD harus memperhatikan kontraindikasi dan efek sampingnya.
Adapun kontraindikasi pemasangan kontrasepsi IUD antara lain
kehamilan, gangguan perdarahan, peradangan alat kelamin,
kecurigaan tumor ganas pada alat kelamin, tumor jinak rahim,
kelainan bawaan rahim, peradangan pada panggul, perdarahan uterus
yang abnormal, karsinoma organ-organ panggul, malformasi panggul,
mioma uteri terutama submukosa, dismenorhea berat, stenosis kanalis
servikalis, anemia berat dan gangguan koagulasi darah, dan penyakit
jantung reumatik. Sedangkan efek samping penggunaan kontrasepsi
IUD yaitu spotting, perubahan siklus menstruasi, amenorhea,
dismenorhea, menorrhagea, fluor albus, dan pendarahan post seksual.
PERMASALAHAN Pasien datang untuk melakukan persalinan di RB PKC
Cakung. Sebelumnya, tidak menggunakan alat kontrasepsi. Riwayat
perdarahan di luar haid, kehamilan ektopik, masalah pada rahim,
keganasan (tumor payudara/tumor rahim/tumor indung telur), tanda-
tanda infeksi menular seksual disangkal oleh pasien. Pasien berniat
untuk tidak hamil lagi. Haid pasien teratur selama 6 hari dalam jeda
28 hari. Riwayat obstetri P5A0 dengan kelahiran spontan. Konsumsi
obat-obatan saat ini disangkal oleh pasien.
PERENCANAAN Pelaksanaan asuhan persalinan dilaksanakan pada:
DAN PEMILIHAN
INTERVENSI
Tanggal: 02 Maret 2022

Sasaran: Ibu Hamil Aterm dengan Persalinan Spontan di PKC Cakung

Pukul: 14.00 - Selesai WIB

Tempat: Ruang Bersalin PKC Cakung


PELAKSANAAN Pemasangan AKDR dilakukan di Ruang Bersalin PKC Cakung
pada tanggal 02 Maret 2022 yang dilaksanakan oleh dokter internsip
dan bidan segera setelah persalinan kala 3. Kegiatan dilakukan sesuai
protokol kesehatan yang berlaku.
Dilakukan informed consent dan edukasi kepada pasien untuk
melakukan pemasangan AKDR. Edukasi yang diberikan berupa
penjelasan bahwa AKDR efektif 98% mencegah kehamilan, AKDR
bukan merupakan kontrasepsi hormonal, sehingga tidak
mempengaruhi hormone, sehingga efek samping seperti kegemukan,
jerawat dapat dihindari. AKDR efektif menjarangkan kehamilan
hingga 5-10 tahun. Komplikasi yang mungkin terjadi paska
pemasangan adalah adanya infeksi dan adanya ekspulsi AKDR.
Pemasangan dilakukan dengan tangan yang menggunakan handscoen
steril. Dokter memasukan AKDR ke dalam rahim dan memastikan
AKDR terpasang. Menggunting benang AKDR yang menjuntai keluar
rahim.
MONITORING Tahap Perencanaan: Peserta PIDI melatih keterampilan pemasangan
DAN EVALUASI
AKDR sebelum melakukan kegiatan, serta berkoordinasi dengan
pihak UKP Ruang Bersalin

Tahap Pelaksanaan: Pelaksanaan pemasangan AKDR berjalan dengan


lancar sesuai dengan ekspektasi. Ibu dalam kondisi sehat.

Evaluasi: Proses pelayanan sesuai dengan sasaran. Dilakukan


pemantauan selama 1x24 jam pada ibu dan bayi dan direncanakan
kontrol ulang 1 minggu paska bersalin. Apabila ada keluhan alat
AKDR keluar dari rahim, segera ke fasilitas kesehatan untuk
dilakukan pemasangan kembali. Untuk selanjutnya dipantau apakah
ada tanda-tanda infeksi paska pemasangan. (nyeri perut bawah, keluar
sekret berbau dari jalan lahir, dan demam).

Anda mungkin juga menyukai