Oleh :
Nama : Dini Ria Oktavia
NIM : 2231081001
Oleh :
Nama : Mahasiswa Dini Ria Oktavia
NIM : 2231081001
2
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Kebidanan pada Ny. “E” G2 P1001 Ab0 UK 34-36 Minggu I/T/H
dengan Kehamilan Normal, Ibu dan Janin Sehat di Poli KIA KRI Nusantara
Kepanjen Kab. Malang, telah disahkan oleh pembimbing pada:
Hari :
Tanggal :
Asri Dewi W, S.Tr. Keb., M. Kes Poppy Farantia S., S.Keb.Bd., M. Keb
NIP 1972110 199302 2 005 NIDN 711118504
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
informasi tentang gaya hidup, kehamilan dan persalinan. Setiap ibu hamil
sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ANC komprehensif yang
berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada trimester pertama
(sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia
kehamilan 14- 28 minggu) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (28-36
minggu dan setelah 36 minggu usia kehamilan) termasuk minimal 1 kali
kunjungan diantar suami atau anggota keluarga.
Kesiapan persalinan adalah perencanaan awal dan persiapan melahirkan
yang bertujuan untuk membantu perempuan, suami dan keluarga agar siap
untuk melahirkan dengan membuat rencana menghadapi komplikasi dan hal
tak terduga. Salah satu faktor yang mendorong kesiapan persalinan adalah
kunjungan ANC. Terdapat proporsi kesiapan yang lebih tinggi pada wanita
yang melakukan kunjungan ANC 4 kali atau lebih dibandingkan yang
melakukan kunjungan ANC kurang dari 4 kali. Selain bertujuan untuk
mempersiapkan persalinan salah satu alasan penting ibu hamil harus
mendapatkan pelayanan ANC adalah untuk membangun rasa saling percaya
antara klien dan petugas kesehatan (Saifuddin, 2011).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi dan terus
mengalami peningkatan. Menurut Abdul Bari Saifuddin tahun 2010, kematian
ibu dibagi menjadi kematian langsung dan tidak langsung. Kematian langsung
adalah kematian ibu sebagai akibat komplikasi kehamilan, persalinan atau masa
nifas, dan segala intervensi atau penanganan tidak tepat dari komplikasi
tersebut. Kematian ibu tidak langsung merupakan akibat dari penyakit yang
sudah ada atau penyakit yang timbul sewaktu kehamilan yang berpengaruh
terhadap kehamilan, misalnya malaria, anemia, HIV/AIDS dan penyakit
kardiovaskuler.
Peranan tenaga kesehatan dalam mata rantai kesehatan khususnya bidan
dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan menyeluruh
ikut berperan dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Dengan
pemeriksaan yang baik, dan deteksi sedini mungkin tanda bahaya kehamilan,
sehingga dapat dicegah kemungkinan terjadinya komplikasi yang lebih berat.
5
1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada
kehamilan, dengan menerapkan pola pikir melalui pendekatan 7 langkah
manajemen Varney dan pendokumentasian menggunakan SOAP.
1.2.2 Tujuan khusus
1) Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar kehamilan.
2) Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar masalah-masalah pada
kehamilan.
3) Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan pada pasien hamil.
4) Mahasiswa mampu melakukan analisis adanya kesenjangan maupun
kesesuaian antara kasus yang didapat dengan teori dan konsep dasar
yang telah dipahami.
5) Mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian SOAP menggunakan
pola pikir pendekatan 7 langkah Varney.
1.3. Manfaat
1.3.1 Manfaat Teoritis
Hasil pembuatan asuhan kebidanan ini, mahasiswa mendapatkan
masukan pengetahuan mengenai penanganan asuhan pada kehamilan
1.3.2 Manfaat Praktis
Klien hamil mendapatkan asuhan pelayanan yang berkualitas.
1.4. Pelaksanaan
1.4.1 Tempat : Ruang Poli KIA KRI Nusantara Kepanjen
1.4.2 Waktu : 15 November 2022
6
Memberikan asuhan kepada pasien, melakukan pendekatan serta
pelayanan kesehatan secara langsung.
1.5.3 Bimbingan dan konsultasi
Dalam penyusunan asuhan kebidanan ini, penulis melakukan
konsultasi dengan pembimbing di lahan praktik dan pembimbing
pendidikan.
7
BAB 2
TINJAUAN TEORI
8
3. Segmen Bawah Uterus
Segmen bawah uterus berkembang dari bagian atas kanalis servikalis
setinggi ostium interna bersama-sama istmus uteri. Segmen bawah lebih
tipis dari pada segmen atas dan menjadi lunak serta berdilatasi selama
minggu-minggu terakhir kehamilan sehingga memungkinkan segmen
tersebut menampung janin. Serviks bagian bawah baru menipis dan
menegang setelah persalinan terjadi.
4. Kontraksi Braxton-Hikcs
Merupakan kontraksi tak teratur rahim dan terjadi tanpa rasa nyeri di
sepanjang kehamilan. Kontraksi ini barang kali membantu sirkulasi darah
dalam plasenta.
5. Vagina dan vulva
Vagina dan serviks akibat hormon estrogen mengalami perubahan
pula. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak
lebih merah, agak kebiruan (livide) disebut tanda Chadwick. Vagina
membiru karena pelebaran pembuluh darah.
6. Mammae
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormone
somatemammotropin, esterogen dan progesteron, akan tetapi belum
mengeluarkan air susu. Pada kehamilan akan terbentuk lemak sehingga
mammae menjadi lebih besar, mammae akan membesar, lebih tegang dan
aerola mammae tampak lebih hitam karena hiperpigmentasi. Pada
kehamilan 12 minggu keatas dari putting susu dapat keluar cairan berwarna
putih agak jernih disebut colostrums.
7. Sistem Endokrin
Perubahan endokrin, sekresi kelenjar hipofisis umumnya menurun dan
penurunan ini selanjutnya akan meningkatkan sekresi kelenjar endokrin
(khususnya kelenjar tiroid, paratiroid, dan adrenal). Kadar hormon hipofise,
prolaktin meningkat secara berangsur-angsur menjelang akhir kehamilan,
namun fungsi prolaktin dalam memicu laktasi disurpresi sampai plasenta
dilahirkan dan kadar esterogen menurun.
8. Sistem Kekebalan
9
Kehamilan dianggap berkaitan dengan penekanan berbagai macam
fungsi imunologi secara hormonal dan seluler untuk menyesuaikan diri
dengan graft janin. Titer antibodi humoral melawan beberapa virus
misalnya herves simpleks, campak, dan influenza A menurun selama
kehamilan.
9. Sistem Respirasi
Pernafasan masih diafragmatik selama kehamilan, tetapi karena
pergerakan diafragma terbatas setelah mingu ke-30, wanita hamil bernafas
lebih dalam, dengan meningkatnya volume tidal dan kecepatan ventilasi
sehingga memungkinkan pencampuran gas dan konsumsi oksigen
meningkat
10. Tractus Urinarus
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke PAP (Pintu Atas
Panggul), keluhan sering kencing timbul karena kandung kencing mulai
tertekan. Pada ginjal seorang wanita hamil bertambah besar, misalnya
menemukan bahwa ginjal 1,5 cm lebih panjang selama masa nifas awal dari
pada yang diukur 6 bulan kemudian. Kecepatan fitrasi glomerulus dan
aliran plasma ginjal bertambah pada awal kehamilan, pada awal trimester
kedua sebanyak 50 persen, mekanisme tepat untuk meningkatnya hal-hal
ini pada kehamilan belum diketahui.
11. Traktus Digestivus
Di mulut, gusi menjadi lunak, akibat retensi cairan intraseluler yang
disebabkan oleh progesteron. Sfingter esopagus bawah relaksasi, sehingga
dapat terjadi regorgitasi isi lambung yang menyebabkan rasa terbakar di
dada. Sekresi isi lambung berkurang dan makanan lebih lama berada di
lambung. Otot-otot usus relaksi disertai dengan penurunan motilitas. Hal ini
memungkinkan absorbsi zat nutrisi lebih banyak, sehingga menyebabkan
konstipasi yang merupakan salah satu keluhan utama wanita hamil.
12. Sistem Muskuleskeletal
Perubahan tubuh secara bertahap dari peningkatan berat wanita hamil
menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah secara menyolok,
peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul miring ke depan,
10
penurunan tonus otot perut, dan peningkatan berat badan pada akhir
kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang (realignment) kurvatura
spinalis. Pusat gravitasi wanita bergeser ke depan.
11
tempat-tempat yang terlalu ramai dan penuh sesak karena akan mengurangi
pemasokan oksigen dalam tubuh.
2. Nutrisi
Pada trimester II dan III, tambahan energi yang dibutuhkan 300
kkal/hari atau sama dengan mengonsumsi tambahan makanan 100 gr
daging atau minum 2 gelas susu. Nutrisi ini berkaitan dengan pemenuhan
kalori yang digunakan oleh tubuh sebagai pengelola. Selain itu ibu hamil
juga perlu mengonsumsi tambahan vitamin dan tablet Fe sebanyak 90 tablet
selama kehamilan yang berguna untuk mencegah anemia defisiensi besi,
meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah
janin dan plasenta. Makanan sehari-hari yang dapat dikonsusmsi untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi ibu adalah makanan yang mengandung
karbohidrat, asam folat, protein, zat besi, kalsium, vitamin, semua sumber
nutrisi ini dapat diperoleh dengan mengonsumsi nasi secukupnya, sayuran
hijau, buah-buahan, daging ayam, ikan, telur, tahu, tempe, dan kacang-
kacangan.
3. Personal Hygiene
Personal Hygiene penting untuk dijaga oleh seorang ibu hamil karena
bila tidak dijaga akan berdampak pada kesehatan ibu dan janin. Ibu hamil
sebaiknya mandi, menggosok gigi dan mengganti pakaian dalam minimal 2
kali sehari, menjaga kebersihan alat genitalia dan pakaian dalam dan
menjaga kebersihan payudara.
4. Eliminasi
Ibu hamil sering buang air kecil terutama pada trimester I dan III
untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman ibu, sebaiknya memperbanyak
intake di siang hari dan menguranginya di malam hari dan mengganti
pakaian dalam setiap terasa lembab, dan bila selesai buang air ceboklah
dengan baik.
5. Pakaian
Baju hamil yang praktis selama enam bulan kehamilan mengenakan
baju biasa yang longgar, pilihlah bahan yang tidak panas dan mudah
menyerap keringat, bagian dada harus longgar karena payudara akan
12
membesar, bagian pinggang harus longgar kalau perlu terdapat tali untuk
menyesuaikan perut yang terus membesar. Bra disiapkan paling sedikit dua
buah dengan bukaan di depan untuk memudahkan menyusui, sepatu
kenakan yang rata bukan bertumit.
6. Seksual
Ibu hamil dapat tetap melakukan hubungan seksual dengan suaminya
sepanjang hubungan seksual tersebut tidak menganggu kehamilan. Bila
hendak melakukan hubungan seksual sebaiknya gunakan kondom karena
prostaglandin yang terdapat dalam semen bisa menyebabkan kontraksi.
7. Istirahat/Tidur
Ibu hamil hendaknya tidur malam ± 8 jam dan tidur siang ± 1 jam.
Posisi tidur untuk ibu hamil dianjurkan dalam posisi miring ke kiri,
letakkan beberapa bantal untuk menyangga. Pada ibu hamil sebaiknya
banyak menggunakan waktu luangnya untuk banyak istirahat atau tidur,
walau bukan benar-benar tidur hanya baringkan badan untuk memperbaiki
sirkulasi darah dan jangan bekerja terlalu lelah.
8. Senam Hamil
Ibu hamil dianjurkan untuk mengikuti senam hamil sesuai dengan
kondisi ibu, senam ringan yang dapat dilakukan ibu adalah jalan pagi,
sambal menghirup udara segar dan sebelum maupun sesudah melakukan
senam ibu harus minum yang cukup.
13
cairan sebelum tidur malam sehingga wanita tidak perlu sering ke kamar
mandi saat mencoba tidur.
2. Nyeri Ulu Hati
Nyeri ulu hati merupakan ketidaknyamanan yang mulai timbul
menjelang akhir trimester kedua dan bertahan hingga trimester ketiga.
Saran yang dapat diberikan adalah:
- Makan dalam porsi kecil tetapi sering untuk menghindari lambung
menjadi terlalu penuh.
- Hindari makanan berlemak, makanan dingin, pedas atau makanan lain
yang dapat mengganggu pencernaan.
- Hindari makanan berat sesaat sebelum tidur.
3. Konstipasi
Wanita yang sebelumnya tidak mengalami konstipasi dapat
mengalami konstipasi saat kehamilan trimester ketiga. Salah satu efek
samping dari penggunaan zat besi adalah konstipasi. Saran yang dapat
diberikan adalah:
- Minum air putih minimal 8 gelas/hari.
- Minum air hangat saat bangun dari tempat tidur untuk menstimulasi
peristaltis.
- Konsumsi buah yang mengandung banyak serat seperti pepaya.
4. Hiperventilasi dan Sesak Nafas
Sesak nafas merupakan ketidaknyamanan terbesar yang dialami pada
trimester ketiga. Selama periode ini, uterus telah mengalami pembesaran
hingga terjadi penekanan diafragma. Hal ini menimbulkan perasaan atau
kesadaran tentang kesulitan bernafas. Saran yang dapat diberikan adalah:
- Anjurkan ibu berdiri dan meregangkan lengannya diatas kepala secara
berkala dan mengambil nafas dalam.
- Anjurkan ibu untuk melakukan peregangan yang sama di tempat tidur
seperti saat sedang berdiri.
- Jelaskan alasan terjadinya sesak nafas, redakan kecemasan dan
ketakutan ibu.
14
2.1.6 Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III
1. Perdarahan Pervaginam
Perdarahan antepartum atau perdarahan pada pada kehamilan lanjut
adalah perdarahan pada trimester terakhir dalam kehamilan sampai bayi
dilahirkan. Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah
merah, banyak dan kadang-kadang tapi tidak selalu, disertai dengan rasa
nyeri.
2. Plasenta Previa
Adalah plasenta yang berimplantasi rendah sehingga menutupi
sebagian/seluruh ostium uteri internum. Implantasi plasenta yang normal
adalah pada dinding depan, dinding belakang Rahim atau di daerah fundus
uteri. Gejala-gejala yang ditunjukkan seperti gejala yang terpenting adalah
perdarahan tanpa nyeri, bias terjadi secara tiba-tiba dan kapan saja, bagian
terendah anak sangat tinggi karena plasenta terletak pada bagian bawah
rahim sehingga bagian terendah tidak dapat mendekati PAP dan ukuran
panjang Rahim berkurang maka pada plasenta previa lebih sering disertai
kelainan letak.
3. Solusio Plasenta
Adalah lepasnya plasenta sebelum waktunya. Secara normal plasenta
terlepas setelah anak lahir. Tanda dan gejala terjadinya perdarahan, namun
terkadang darah tidak keluar, terkumpul di belakang plasenta (perdarahan
tersembunyi/ perdarahan kedalam). Perdarahan disertai nyeri, nyeri
abdomen pada saat dipegang, palpasi sulit dilakukan, fundus uteri makin
lama makin naik dan denyut jantung bayi biasanya tidak ada.
4. Sakit Kepala yang Berat
Sakit kepala sering kali merupakan ketidaknyamanan yang normal
dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah serius
adalah sakit kepala yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat.
Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat ibu mungkin menemukan
bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang
hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre eklampsia.
5. Penglihatan Kabur
15
Karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah
dalam kehamilan. Tanda dan gejalanya adalah pandangan kabur dan
berbayang dan perubahan penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit
kepala yang hebat dan mungkin menandakan pre eklampsia.
6. Bengkak di Wajah dan Jari-Jari Tangan
Bengkak bias menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada
muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat dan disertai dengan
keluhan fisik yang lain. Hal ini merupakan pertanda anemia, gagal jantung
atau pre eklampsia.
7. Keluar Cairan Pervaginam
Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina normalnya terjadi pada
trimester ketiga namun ketuban dinyatakan pecah dini (KPD), jika terjadi
sebelum proses persalinan berlangsung. Pecahnya selaput ketuban dapat
terjadi pada kehamilan preterm (sebelum kehamilan 37 minggu) maupun
pada kehamilan aterm. Normalnya selaput ketuban pecah pada akhir kala I
atau awal kala persalinan, bias juga belum pecah saat mengedan.
8. Gerakan Janin Tidak Terasa
Normalnya ibu mulai merasakan Gerakan janinnya selama bulan ke 5
atau ke 6, beberapa ibu dapat merasakan Gerakan bayinya lebih awal. Jika
bayi tidur, gerakannya akan melemah. Gerakan bayi akan lebih mudah
terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum
dengan baik
9. Nyeri Abdomen yang Hebat
Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang
mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak hilang
setelah beristirahat.
16
memperoleh suatu proses kehamilan dan persiapan persalinan yang aman
dan memuaskan (Varney, 2010).
Kunjungan pemeriksaan antenatal dilakukan minimal 4x kunjungan
dalam kehamilan dengan distribusi sekali dalam usia kehamilan sebelum
minggu ke 16, sekali dalam usia kehamilan antara 24-28 minggu dan dua
kali dalam usia kehamilan antara 30-32 dan 36-38 minggu.
2. Tujuan Asuhan Kehamilan
- Memfasilitasi untuk kehamilan yang sehat dan positif bagi ibu maupun
bayi dengan menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu.
- Memantau kehamilan dengan memastikan ibu dan tumbuh kembang
anak sehat.
- Mendeteksi komplikasi yang dapat mengancam jiwa selama hamil
(penyakit umum, keguguran, pembedahan).
- Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,
ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
- Mempersiapkan ibu, agar masa nifas berjalan normal dan pemberian
ASI eksklusif.
- Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal.
- Membantu ibu mengambil keputusan klinik.
3. Standar Pelayanan Kebidanan
Dalam melaksanakan pelayanan antenatal care, ada sepuluh standar
pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang
dikenal dengan 10 T.
Pelayanan atau asuhan standar minimal 10 T menurut Kemenkes tahun
2016 adalah sebagai berikut:
a. Timbang Berat Badan dan Ukur Tinggi Badan
Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kg selama kehamilan atau
kurang dari 1 kg setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan
pertumbuhan janin. Pengukuran tinggi badan pada pertama kali
kunjungan dilakukan untuk menepis adanya factor risiko pada ibu
hamil. Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm meningkatkan
17
resiko untuk terjadinya Cephalo Pelvic Disproportion (CPD). Cara
untuk menentukan status gizi dengan menghitung IMT (Indeks Massa
Tubuh) dari berat badan dan tinggi badan ibu sebelum hamil menurut
Walyani (2015) adalah sebagai berikut:
- Nilai IMT < 19,8: Status gizi kurang
- Nilai IMT 18,5-26: Status gizi normal
- Nilai IMT >29: Status gizi lebih/ obesitas
b. Ukur Tekanan Darah (TD)
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (TD ≥140/90 mmHg)
pada kehamilan dan pre eclampsia (hipertensi disertai edema wajah dan
atau tungkai bawah dan atau proteinuria.
c. Nilai Status Gizi (Ukur Lingkar Lengan Atas/LILA)
Pengukuran LILA dilakukan pada kontak pertama oleh nakes di
trimester I untuk skrining ibu hamil berisiko KEK. Standar minimal
pengukuran LILA pada wanita dewasa/usia produktif adalah <23,5 cm.
Jika kurang <23,5 cm maka interpretasinya adalah Kurang Energi
Kronis (KEK). Ibu hamil dengan KEK dapat melahirkan bayi berat
lahir rendah (BBLR).
d. Pemeriksaan Tinggi Fundus Uteri (TFU)
Pengukuran TFU dilakukan setiap kali kunjungan kehamilan untuk
menentukan usia kehamilan, mendeteksi pertumbuhan janin, serta
menghitung taksiran berat janin sesuai atau tidak dengan umur
kehamilan. Standar pengukuran menggunakan pita pengukur setelah
kehamilan 20 minggu. Beberapa metode untuk menentukan usia
kehamilan yaitu:
- Mengukur TFU dari simfisis dengan menggunakan satuan cm.
TFU berdasarkan usia kehamilan menurut Spiegelberg dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel Tinggi Fundus Uteri Berdasarkan Usia Kehamilan
Tinggi Fundus Uteri (cm) Umur Kehamilan (Minggu)
24- 25 cm di atas symfisis 22-28
18
26,7 cm di atas symfisis 28
28,5-30 cm di atas symfisis 30
29,5-30 cm di atas symfisis 32
31 cm di atas symfisis 34
32 cm di atas symfisis 36
33 cm di atas symfisis 38
37,7 cm di atas symfisis 40
Sumber: Mochtar, Rustam. 2013. Sinopsis Obstetri. Jakarta, halaman 53
Menurut Mc. Donald dengan mengukur jarak fundus-simfisis dalam
cm dibagi 3,5 merupakan tuanya kehamilan dalam bulan.
19
mengetahui letak janin. Jika pada trimester III bagian bawah janin
bukan kepala, atau kepala janin belum masuk ke PAP berarti ada
kelainan posisi janin, atau kelainan panggul sempit. Penilaian DJJ
dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan
antenatal usia kehamilan ≥ 13 minggu. DJJ normal 120-160 kali/menit.
f. Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Pemberian Imunisasi TT adalah untuk melindungi ibu dan janin dari
tetanus neonatorum. Efek samping TT yaitu nyeri, kemerah-merahan
dan bengkak untuk 1-2 hari pada tempat penyuntikkan. Pada saat
pemberian imunisasi TT ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
seperti jadwal pemberian dan interval dari pemberian TT pertama dan
TT selanjutnya. Jadwal pemberian, interval pemberian, persen
perlindungan dan masa perlindungan dari pemberian imunisasi TT.
g. Pemberian Tablet Zat Besi (Fe)
Pemberian tablet Fe untuk mencegah anemia pada wanita hamil,
diberikan sebanyak 90 tablet selama kehamilan. Tablet ini diberikan
segera mungkin setelah rasa mual hilang. Tablet Fe diminum 1 x 1
tablet per hari, dan sebaiknya dalam meminum tablet Fe tidak
bersamaan dengan teh atau kopi, karena akan mengganggu penyerapan.
h. Test Laboratorium (Rutin dan Khusus)
Pemeriksaan laboratorium rutin adalah pemeriksaan laboratorium yang
harus dilakukan pada setiap ibu hamil, yaitu golongan darah, Hb dan
pemeriksaan spesifik daerah endemis, malaria, HIV, dll. Sementara
pemeriksaan laboratorium khusus adalah pemeriksaan laboratorium lain
yang dilakukan atas indikasi lain pada ibu hamil yaitu protein urin dan
pemeriksaan kadar gula darah.
i. Tatalaksana Kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan ANC dan hasil pemeriksaan
laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil wajib
diberikan pelayanan sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga
kesehatan. Kasus-kasus yang tidak dapat dilayani dirujuk sesuai dengan
sistem rujukan.
20
j. Temu Wicara (Konseling)
Temu wicara atau konseling dilakukan pada setiap kunjungan ANC
agar ibu memahami kehamilannya dan sebagai upaya preventif terhadap
hal-hal yang tidak diinginkan
2.3 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Trimester III
Merupakan suatu sistem dalam perencanaan pelayanan yang
menpunyai 7 tahap sesuai manajemen kebidanan Varney yaitu: pengkajian
21
data, analisa data, diagnosa masalah, diagnosa potensial, tindakan segera,
perencanaan asuhan kebidanan, pelaksanaan asuhan kebidanan, evaluasi.
2.3.1. Pengumpulan data
Data Subjektif
Data Subyektif diperoleh dengan cara anamnesa pada klien secara
langsung/pengantar yang dapat memberikan informasi secara akurat.
1) Identitas
Wanita usia subur usia 20-35 tahun merupakan usia matang untuk hamil
dan melahirkan. Organ reproduksi dan mental telah siap dalam
menerima kehamilan. lnsiden komplikasi dalam kehamilan meningkat 3
kali lipat pada wanita diatas 40 tahun dibandingkan dengan wanita yang
berusia 20 - 30 tahun (Cunningham, 2005).
Usia < 15 tahun atau > 35 tahun merupakan faktor resiko terjadinya
komplikasi kehamilan. Usia 20-30 tahun merupakan periode paling
aman untuk melahirkan (Rozikhan, 2007)
2) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan oleh klien hamil pada Trimester III
adalah:
Kecemasan dalam menghadapi kehamilan dan persalinan
Nyeri punggung dan kaki
Kontraksi palsu
Sering BAK/Konstipasi
Sulit tidur
Gangguan aktivitas
b) Riwayat kesehatan sekarang (riwayat kehamilan saat ini)
Mendeteksi ibu hamil dengan beberapa keluhan yang sering terjadi
dan penanganan pertama pada gejala, riwayat ANC, pengunaan
obat-obatan, pemeriksaan laboratorium.
c) Riwayat kesehatan dulu
22
Adanya riwayat kesehatan lalu untuk mendeteksi secara dini
kemungkinan terjadi komplikasi saat kehamilan hingga persalinan.
Riwayat penyakit Hipertensi, Diabetes, Jantung, Paru-paru, dll.
d) Riwayat Penyakit Keluarga
Adanya riwayat kesehatan keluarga untuk mendeteksi secara dini
kemungkinan terjadi komplikasi saat kehamilan hingga persalinan.
Riwayat penyakit Hipertensi, Diabetes, Jantung, Paru-paru, dll.
Penyakit hipertensi pada keluarga dapat diturunkan pada anggota
keluarga yang lain begitu pula pada ibu yang hamil (Prawirohardjo,
2016).
3) Riwayat obstetri yang lalu
Wanita primigravida memiliki resiko lebih besar mengalami komplikasi
dalam kehamilan dibandingkan dengan wanita multigravida
(Prawirohardjo, 2016).
4) Riwayat kontrasepsi
Riwayat penggunaan kontrasepsi, serta keluhan dan masalah selama
penggunaan kontrasepsi.
5) Pemenuhan kebutuhan (mengkaji selama kehamilan)
a. Nutrisi/hidrasi
Status gizi ibu hamil sebelum dan selama kehamilan, perubahan
konsumsi gizi, alergi makanan, serta masalah terkait intake
makanan/hidrasi yang dialami selama kehamilan (Prawirohardjo,
2016).
b. Pola eliminasi
Masalah gangguan eliminasi, perubahan frekuensi eliminasi selama
kehamilan (produksi urine < 500 cc/hari) (Prawirohardjo, 2016).
c. Pola istirahat
Terdapat gangguan istirahat pada pasien trimester III akibat nyeri
punggung, kaki, kadang disertai kram perut/kontraksi palsu
(Manuaba, 2003).
d. Mobilisasi
23
Gangguan dan pembatasan mobilisasi, tirah baring selama keluhan
menetap untuk mencegah kelelahan dan meningkatnya gejala yang
semakin berat.
e. Personal Hygiene
Ibu hamil trimester III rentan terhadap infeksi, perlunya perawatan
personal hygiene yang teratur.
f. Konsumsi obat
Sesuai advise bidan terkait vitamin yang dikonsumsi/ dokter spesialis
Obgyn.
g. Pola kebiasaan
Merokok dan meminum jamu-jamuan dapat menyebabkan kesehatan
ibu dan janin terganggu karena kandungan dalam rokok dan jamu-
jamuan (Prawirohardjo, 2016).
6) Seksualitas
Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu melakukan hubungan seksual
dalam seminggu, terdapat keluhan atau tidak (Saifudin,2002).
7) Riwayat psiko-sosial-budaya
Riwayat pernikahan, dukungan suami dan keluarga terhadap keadaan
saat ini, kebiasaan/mitos yang dipercayai selama masa hamil.
Usia kawin < 20 tahun menjadi salah satu faktor predisposisi terjadinya
komplikasi kehamilan (Prawirohardjo, 2016).
Status sosial mempunyai resiko yang sama, tetapi kelompok masyarakat
miskin biasanya tidak mampu untuk membiayai perawatan kesehatan
sebagaimana mestinya. Bahkan orang miskin tidak percaya dan tidak
mau menggunakan fasilitas pelayanan medis walaupun tersedia
(Rozikhan, 2007).
Status perkawinan dikaji untuk mengetahui apakah ibu untuk pertama
kali mengalami persalinan pada perkawinan saat ini atau pernah
sebelumnya. Hal ini terkait faktor predisposisi terjadinya keluhan dalam
kehamilan.
Data Objektif
24
Data obyektif diperoleh melalui pemeriksaan fisik secara inspeksi, palpasi,
auskultasi, perkusi serta pemeriksaan penunjang bila diperlukan.
1) Pemeriksaan umum
Keadaan umum: Baik / Sedang / Buruk
Kesadaran : Compos Mentis/Apatis/Delirium/Somnolen/Sopor/Koma
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : normal sistole ≤120 mmHg, diastole ≥80
mmHg,
Respirasi : normal 16 - 18 x/menit
Nadi : normal 60-80 x/menit
Suhu : normal 36ºc – 37.5ºc
Berat badan
Penambahan berat badan ≥ 2 pon/minggu karena pengaruh kehamilan
(Benson, 2008). Pada primigravida yang mempunyai kenaikan berat
badan rendah, yaitu ≤ 0,34 kg/minggu, menurunkan resiko hipertensi
(Prawirohardjo, 2016).
Kegemukan disamping menyebabkan meningkatkan kolesterol dalam
darah, juga menyebabkan kerja jantung yang lebih berat karena jumlah
darah yang beredar dalam tubuh sekitar 15% dari berat badan.
2) Pemeriksaan Fisik
Wajah
Muka pucat/tidak: tanda anemis, odem pada muka: tanda
preklampsia
Mata
Gangguan penglihatan/tidak, kondisi konjungtiva anemis/tidak
Dada
Nyeri epigastrium, retraksi dada, sesak, pada edema paru : nafas
pendek, ronkhi (+) (Prawirohardjo, 2016).
Payudara
Hiperpigmentasi areola mammae pada ibu hamil, vaskularisasi
payudara untuk persiapan menyusui. Payudara mulai mengeluarkan
colostrum pada 48 jam pertama, berlanjut pada ASI biasanya pada
25
hari ke-3, mungkin lebih dini tergantung kapan menyusui dimulai
(Doenges, 2001).
Abdomen
Untuk mengetahui adanya jaringan parut bekas operasi SC
sebelumnya/ operasi lain, pembesaran abdomen sesuai dengan
masa kehamilan atau tidak, pengukuran TFU menggunakan metelin
untuk tafsiran BB Janin, pergerakan janin, DJJ janin, dan posisi
bagian terbawah janin (Fraser, 2009).
Pemeriksaan Kebidanan Menurut Romauli (2014), palpasi menurut
Leopold adalah sebagai berikut:
a. Leopold I:
Untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian yang berada di
fundus. Pada keadaan normal TFU sesuai dengan usia
kehamilan, serta pada fundus teraba bagian lunak dan bulat.
b. Leopold II:
Untuk mengetahui bagian apa yang berada di sisi kiri dan kanan
perut ibu. Pada letak yang normal, teraba bagian punggung janin
di satu sisi perut ibu dan sisi perut yang lain teraba bagian
ekstremitas janin.
c. Leopold III:
Untuk mengetahui presentasi /bagian terbawah janin yang ada di
symfisis ibu. Pada keadaan normal teraba bagian yang bulat,
keras, dan melenting (kepala).
d. Leopold IV:
Untuk mengetahui apakah bagian terbawah janin sudah masuk
ke dalam Pintu Atas Panggul (PAP) atau belum.
DJJ normal biasa terdengar di bawah pusat ibu (baik di bagian kiri
atau kanan) atau kuadran bagian punggung 3 jari dibawah pusat ibu.
DJJ yang normal 120-160 kali/menit (Romauli, 2014).
Tafsiran berat badan janin (TBJ) berguna untuk mengetahui TBJ
pada saat usia kehamilan trimester III dan dapat digunakan rumus
Johnson Toshack yaitu:
26
(TFU – n) x155= ..... gr.
n =11 jika kepala belum masuk PAP
n =12 jika kepala berada diatas PAP
n=13 jika kepala sudah masuk PAP
Pemeriksaan panggul, ukuran panggul luar meliputi distansia
spinarum yaitu jarak antara spina iliaka anterior superior kiri dan
kanan (24cm-26cm), distansia cristarum yaitu jarak antara crista
iliaka kiri dan kanan (28cm- 30cm) dan conjugata eksterna yaitu
jarak antara tepi atas simfisis pubis dan ujung prosessus spina (18-
20 cm) (Mochtar, 2013).
Genetalia
Adanya pengeluaran secret dari vagina/tidak, perdatahan, fluor
albus, varises, dan pembengkakan kelenjar Bartolini
(Prawirohardjo, 2016).
Ekstremitas
Simetris, adakah oedema pada ekstremitas pada pemeriksaan fisik.
Adanya edema merupakan salah satu tanda dari pre-eklampsia
juga. Pemeriksaan reflek patella berguna untuk menilai apakah ibu
mengalami kelemahan otot atau tidak. Ibu preeklampsia dengan
reflek patella positif, memenuhi syarat untuk diberikan magnesium
sulfat (Prawirohardjo, 2016).
3) Pemeriksaan Penunjang
Adalah pemeriksaan yang dapat menunjang, seperti pemeriksaan
labolatorium atau rontgen bila dalam data subjektif maupun objektif
memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
a. Darah
- Pemeriksaan Golongan Darah
Pemeriksaan ini tidak hanya berguna untuk mengetahui golongan
darah ibu melainkan juga untuk mempersiapkan calon pendonor
darah yang sewaktu-waktu diperlukan apabila terjadi situasi
kegawatdaruratan.
- Pemeriksaan Kadar Hb
27
Pemeriksaan dilakukan minimal sekali pada trimester I dan sekali
pada trismester III. Pemeriksaan ini di tujukan untuk mengetahui
ibu hamil tersebut menderita anemia atau tidak selama
kehamilannya, karena kondisi anemia dapat mempengaruhi
proses tumbuh kembang janin dalam kandungan. Pemeriksaan
darah pada kehamilan trimester III perlu dilakukan untuk
mengetahui terjadi anemia atau tidak. Klasifikasi anemia
menurut Romauli (2014) adalah Hb 11 gr% tidak anemia, Hb 9-
10,5 gr % anemia ringan, Hb 7 – 8 gr% anemia sedang dan Hb <
7 gr % anemia berat.
b. Urin
Pemeriksaan dilakukan pada trimester ke II dan ke III atas indikasi.
Pemeriksaan yang ditujukan untuk mengetahui adanya proteinuria
pada ibu hamil. Proteinuria merupakan salah satu indikator
terjadinya pre eclampsia pada ibu hamil.
28
Mengidentifikasi diagnosis dan masalah potensial sesuai dengan
diagnosis dan masalah yang sudah diidentifikasi. Diagnosis potensial pada
pasien hamil Trimester III, antara lain resiko infeksi, preeklampsia,
perdarahan, persalinan prematur (Mansjoer, 2018)
2.3.5. Perencanaan
Merumuskan rencana asuhan kebidanan, harus didasarkan pada data
yang diperoleh disertai dengan rasional dari perencanaan tersebut.
Pengembangan rencana yang komprehensif sesuai dengan kebutuhan ibu
Perencanaan pada asuhan kebidanan hamil trimester III, adalah:
1) Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
Rasional : Dengan memberikan penjelasan tentang hasil pemeriksaan
diharapkan ibu mengetahui tentang keadaan dirinya.
2) Beri dukungan emosional baik bagi ibu dan keluarga
Rasional : Dengan memberikan dukungan emosional, gangguan
psikologis yang berupa kecemasan dapat dikuragi.
3) Memberi KIE tentang masalah yang sering terjadi dalam kehamilan
(nyeri punggungdan kaki, sulit tidur, sering BAK, his palsu).
Rasional : mengurangi masalah gejala pusing.
4) Lakukan kolaborasi dengan spesialis dalam pemberian terapi yang tepat
(dokter kandungan) untuk penanganan gejala yang menetap dan dan
bertambah berat
Rasional : menghindari komplikasi serius yang dapat terjadi pada
pasien.
5) Lakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin dan menyeluruh pada
kunjungan berikutnya.
Rasional : deteksi dini adanya kelainan dan penanganan segera.
29
6) Informasikan kepada ibu dan keluarga tentang tanda-tanda bahaya ibu
hamil dan bersalin
Rasional : ibu dan keluarga mengetahui tanda-tanda bahaya sehingga
dapat menghubungi bidan tepat waktu.
7) KIE ibu terkait personal hygiene
Rasional : personal hygiene sangat penting pada hamil apabila
disertai dengan fluor albus, yaitu untuk mencegah terjadinya infeksi
8) Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi
Rasional : bila kebutuhan nutrisi ibu terpenuhi maka ibu akan tetap
mempunyai tenaga selama proses kehamilan hingga bersalin
9) KIE ibu terkait gangguan mobilisasi dan istirahat
Rasional : dengan pembatasan mobilisasi dan istirahat mencegah
terjadinya kelelahan yang berakibat pada meningkatnya gejala menjadi
lebih berat.
10) Anjurkan ibu untuk tidak mengkonsumsi obat-obatan kecuali yang telah
dianjurkan dokter
Rasional : obat-obatan yang tidak sesuai berpengaruh pada kesehatan
ibu dan janin.
11) Rencana kunjungan ulang
Rasional : kunjungan ulang diperlukan untuk memantau keadaan ibu
dan janinnya serta memastikan kebutuhan ibu dan janin terpenuhi.
2.3.6. Pelaksanaan
Pelaksanaan dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah disusun.
Pelaksanaan yang efisien menyingkat waktu dan biaya serta menghasilkan
mutu asuhan yang terjamin.
2.3.7. Evaluasi
Merupakan tahap akhir dari keseluruhan asuhan proses kebidanan.
Evaluasi menilai apakah asuhan yang diberikan sudah efektif atau tidak.
Setelah melakukan asuhan kebidanan, diharapkan :
Subyektif :
30
Sudah tidak ada masalah yang dialami ibu (tidak ada keluhan)
Pasien dan keluarga telah mengetahui kondisi kesehatannya saat ini,
sehingga masalah teratasi baik sebagian atau seluruhnya.
Objektif :
Pada pemeriksaan, pasien didapatkan dalam kondisi yang normal/tidak ada
kelainan hasil pemeriksaan ditandai dengan normalnya tanda-tanda vital
Analisisis :
G… P A P A H Ab... UK... mgg I/T/H dengan keadaan baik
Penatalaksanaan :
- Jelaskan hasil evaluasi
- Pengawasan keadaan ibu selama kehamilan
- Lakukan tindakan kolaborasi pada ibu hamil dengan komplikasi kehamilan
31
BAB 3
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
Pada NY. ”E” G2 P1001 Ab0 UK 34-36 Minggu I/T/H dengan
Kehamilan Normal di KRI Nusantara Kepanjen Kab. Malang
Data Subjektif
1. Identitas
Biodata Pasien Suami
Nama Ny. ”E” Tn. ”B”
Usia/Tanggal lahir 25 thn 30 thn
Pendidikan terakhir SMK STM
Pekerjaan Tidak bekerja swasta
Agama Islam Islam
Alamat Dsn. Tegaron Panggungrejo
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Nyeri Punggung
b. Riwayat kesehatan pasien
Sebelum hamil ibu tidak memiliki penyakit hipertensi, diabetes,
jantung, alergi, paru-paru, asma, TB, hingga saat ini.
c. Riwayat kesehatan dulu
32
Ibu tidak memiliki riwayat alergi, hipertensi, penyakit jantung, paru-
paru, asma, TB maupun diabetes mellitus.
d. Riwayat kesehatan keluarga
keluarga pasien tidak memiliki riwayat alergi, hipertensi, penyakit
jantung, paru-paru, asma, TB maupun diabetes mellitus.
3. Riwayat Obstetri
- HPHT : 15 Maret 2022
- TP : 22 Desember 2022
Kehamilan Penolong Persalinan Bayi
Penyulit
Penyulit
Tempat
Umur
Jenis
JK H/M ASI
(kg)
9 2800 Tidak
1 2018 - Bidan PMB Normal - Normal P H √
bln gr Pernah
2 Hamil ini
33
jam per hari akhir-akhir ini sulit untuk tidur
karena kontraksi palsu
Mobilisasi Ibu melakukan aktifitas Ibu melakukan aktifitas sendiri,
sendiri, tanpa ada bantuan, tanpa/terkadang ada bantuan, tidak
tidak ada keluhan ada keluhan
Personal Ibu mandi 2 kali sehari Ibu mandi 2 kali sehari disertai
hygiene disertai ganti pakaian ganti pakaian dalam
dalam
6. Data Psiko-sosio-budaya
Riwayat pernikahan: ini adalah pernikahan yang pertama bagi ibu maupun
suami, pernikah berlangsung pada tahun 2018
Dukungan suami dan keluarga: kehamilan ini direncanakan dan sangat
diharapkan oleh ibu, suami maupun keluarga.
Mitos seputar masa hamil: tidak ada
Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital : TD = 110/80 mmHg, N = 80 x/mnt, R = 24 x/mnt,
S = 36 °C
TB : 150
BB sekarang : 84 kg
BB sebelum : 60 kg
2. Pemeriksaan fisik
Wajah : tidak pucat, tidak odema
Mata : Konjungtiva merah muda, sclera agak kekuningan
Payudara : ASI belum keluar, konsistensi lembek, bersih, puting
menonjol, areola mammae hiperpigmentasi.
34
Abdomen : tidak ada jaringan parut akibat operasi, pembesaran sesuai
usia kehamilan, perut tegang.
a. Palpasi
: Teraba satu bagian bulat, lunak dan tidak melenting
Leopold I pada perut ibu bagian atas (bokong), TFU pertengahan pusat
dan PX
: Teraba satu bagian panjang, keras, seperti papan pada perut
Leopold II ibu sebelah kanan, dan teraba bagian kecil-kecil atau
ekstremitas pada perut bagian sebelah kiri ibu.
: Teraba satu bagian bulat, keras dan melenting pada
Leopold III perut ibu bagian bawah (kepala), dan masih dapat
digoyangkan.
Leopold IV : Kepala belum masuk PAP.
TFU : 27 Cm
b. Fetus
- Pergerakan janin dapat dirasakan
- DJJ : Ada
- Frekuensi : 136 x/menit
- Interval : Teratur
Analisis
G2 P1001 Ab0 UK 34-36 mgg I/T/H dengan kehamilan normal ibu dan janin sehat
Masalah : Nyeri Punggung
35
Penatalaksanaan
Tgl/Jam Penatalaksanaan Petugas
15 Nov 22 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu.
08.45 wib Evaluasi : ibu mengetahui kondisi kesehatannya saat Dini
ini.
2. Memberikan informasi dan edukasi pada ibu dan
keluarga terkait :
a. Nyeri punggung, merupakan salah satu gejala
tanda ketidaknyamanan hamil di TM III, karena
pembesaran uterus yang semakin besar sehingga
sering terjadinya nyeri punggung.
b. Cara mengatasi rasa nyeri bisa dengan cara
relaksasi, distraksi, melakukan senam hamil.
c. Kebutuhan istirahat saat ini sangat mempengaruhi
proses pemulihan kondisi ibu. Ibu disarankan
untuk memberi bantal saat tidur/istirahat di
punggung untuk mengurangi rasa tidak nyaman
tersebut.
d. Nutrisi pada masa hamil. Ibu disarankan
menghindari konsumsi makanan yg mengandung
tinggi gula, garam, diet tinggi lemak, rendah
karbohidrat. Kecukupan konsumsi air putih ± 1,5-
2 liter.
e. Mobilisasi, ibu dianjurkan untuk membatasi
kegiatan yang dapat membuat ibu kelelahan,
namun ibu boleh untuk berjalan di pagi hari tanpa
alas kaki untuk memperlancar peredarah darah
dan mempersiapkan persalinan nanti (gravitasi
bumi membantu penurunan kepala bayi melalui
jalan lahir), ibu mengerti dan dapat menyebutkan
kembali informasi yang telah diberikan.
f. Tanda-tanda persalinan, oleh karena usia
36
kehamilan Ibu yang yang sudah mendekati hari
persalinan.
Evaluasi : ibu mengerti tentang informasi yang telah
disampaikan
3. Memberikan terapi sesuai gejala, yaitu :
Paracetamol
Multivitamin Hamil (Hufabion)
Kalsium
Evaluasi : ibu telah memahami cara meminum obat
dan kegunaan yang diberikan.
4. Merencanakan konrol ulang dalam 1-2 minggu ke
depan untuk pamantauan lebih lanjut terkait
kesehatan dan kesejahteraan ibu dan janin
Evaluasi : ibu telah memahami dan akan melakukan
pemeriksaan dalam 1 minggu ke depan
37
BAB 4
PEMBAHASAN
38
Multivitamin dan kalsium ditujukan guna memenuhi kebutuhan tambahan
zat gizi dan mineral bagi ibu hamil dan janin (Saifudin, 2011).
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari keseluruhan asuhan proses
kebidanan. Evaluasi menilai apakah asuhan yang diberikan sudah efektif
atau tidak. Pada kasus ini, evaluasi dinilai dari tersampaikannya dan
mengerti edukasi dan informasi yang disampaiakan pada ibu hamil.
39
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
AKI adalah angka kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan
dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau
pengelolaannya dan bukan karena sebab lain di setiap 100.000 KH. Setiap
hari pada tahun 2015, sekitar 830 perempuan meninggal karena komplikasi
kehamilan dan persalinan. Menurut data World Health Organization (WHO)
tahun 2015, AKI secara global sebesar 216 per 100.000 Kelahiran Hidup.
Penyebab kematian ibu dibagi menjadi dua yaitu penyebab langsung
dan tidak langsung. Penyebab langsung kematian ibu didominasi oleh
Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK) (32%), termasuk preeklampsia
(Kemenkes, 2015). Antenatal Care (ANC) merupakan pelayanan
pemeriksaan kesehatan rutin ibu hamil untuk mendiagnosis komplikasi
obstetri serta untuk memberikan informasi tentang gaya hidup, kehamilan
dan persalinan. Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan ANC komprehensif yang berkualitas
Berdasarkan hal tersebut, tugas kita sebagai bidan adalah memberikan
asuhan dan dukungan serta melakukan pemantauan terhadap kesehatan ibu
dan bayinya. Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal, keadaan ibu dan
janin sehat, pada saat ini untuk mengetahui apakah dalam masa tersebut ibu
mengalami masalah sehingga dapat diberikan suatu penatalaksanaan agar
ibu hamil dapat kembali ke keadaan yang normal lagi.
Dalam kasus Ny. ”E” G2 P1001 Ab0 UK 34-36 mgg I/T/H dengan
Kehamilan normal ibu dan janin sehat, dari hasil pemeriksaan baik itu
secara subjektif maupun objektif sesuai dengan teori yang ada begitupun
dengan penatalaksanaannya, dimana ibu hamil diberikan asuhan sesuai
dengan kebutuhannya. Sehingga kondisi ibu dan janin diharapkan sehat dan
gejala berkurang hingga proses persalinan.
40
5.2 Saran
5.2.1 Bagi klien
Kesejahteraan ibu hamil dan janin pada masa ini merupakan
kolaborasi, baik dari petugas kesehatan, dari ibu hamil sendiri, maupun
dukungan keluarga. Motivasi ibu hamil untuk tetap menjaga kesehatan fisik
maupun mental selama kehamilan, melakukan semua saran dan anjuran dari
petugas kesehatan agar dapat melalui masa hamil hingga proses persalinan
dengan lancar.
41
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL et al. 2018. Williams Obstetri 25nd.
Jakarta: EGC.
Fraser, Diane M and Cooper, Margaret A. 2011. Myles Buku Ajar Bidan Myles
Buku Ajar Bidan ed.14 revisi, alih bahasa Sri Rahayu, Jakarta: EGC
Leveno KJ, Cunningham FG, Bloom SL et al. 2016. Manual Williams Komplikasi
Kehamilan. Jakarta: EGC.
Manuaba IBG, Manuaba IAC, Manuaba IBGF. 2010. Pengantar Kuliah Obstetri.
Jakarta: EGC
Saifuddin, AB, Wignjosastro, G., dan Waspodo, D., 2011. Buku acuan nasional
pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
42
Sofian, Amru. 2012. Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri Edisi 3. Jakarta: EGC.
Varney, H., Kriebs, JM., dan Gegor, C., 2010. Buku ajar asuhan kebidanan
volume 1. Jakarta: EGC.
43