KEJANG DEMAM
Oleh:
Arum Dwi Haerunnisa
111 2019 2064
Pembimbing:
dr. Hj. Yati Aisyah Arifin, Sp.A
2
KATA PENGANTAR
refarat ini dapat diselesaikan dengan baik. Salam dan salawat semoga
kepada dr. Hj. Yati Aisyah Arifin, Sp.A sebagai pembimbing dalam
penulisan karya ini. Terakhir penulis berharap semoga referat ini dapat
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
Kejang demam merupakan kejang yang paling sering terjadi pada anak. 1
Kejang demam terjadi pada 2-5% anak berumur 6 bulan – 5 tahun dan
kejadian terbanyak adalah pada usia 17-23 bulan. Secara umum kejang
demam memiliki prognosis yang baik, namun sekitar 30 sampai 35% anak
berulang.2
dan sebagian besar terjadi dalam rentang usia 6 hingga 36 bulan, dengan
berbagai negara. Daerah Eropa Barat dan Amerika tercatat 2-4% angka
berkepanjangan, atau yang terjadi lebih dari sekali pada penyakit demam
menjadi epilepsi.3,4
4
Faktor-faktor yang berperan dalam etiologi kejang demam yaitu
faktor demam, usia, riwayat keluarga, riwayat prenatal (usia saat ibu
hamil), riwayat perinatal (asfiksia, usia kehamilan dan bayi berat lahir
rendah).
menjadi hal yang menakutkan bagi orang tua. Untuk itu diperlukan
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
B. Etiologi
6
3. Predisposisi genetik
morbili (campak).
C. Epidemiologi
paling sering dijumpai pada bayi dan anak. Sekitar 2,2% hingga 5%
usia 5 tahun. Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada anak
7
bila kejang pertama terjadi pada umur lebih dari 2 tahun maka risiko
D. Patofisiologi
kejang demam dipengaruhi oleh usia dan maturitas otak. Pada masa
lebih cepat dan akibatnya oksigen akan lebih cepat habis, sehingga
neuron dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari ion kalium
8
dan natrium dari membran tadi, dengan akibat lepasnya muatan
listrik.10
E. Klasifikasi
atau klonik, tanpa gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam waktu
kejang demam.5
9
f. Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya 1 minggu sesudah suhu
Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului
kejang parsial
atau kejang berulang lebih dari 2 kali dan di antara bangkitan kejang
10
F. Faktor Resiko
adalah demam. Selain itu juga terdapat faktor riwayat kejang demam
tahun pertama.
11
pemberian obat rumat pada kejang demam. Pada penderita kejang
G. Diagnosis
Anamnesis6
susunan saraf pusat (gejala infeksi saluran napas akut/ ISPA, Infeksi
keluarga.
Pemeriksaan Fisik5,6
12
6. Pemeriksaan neurologi: tonus, motorik, reflex fisiologis, reflex
patologis.
Pemeriksaan Penunjang6
1. Pemeriksaan Laboratorium
dianjurkan pada:
3. Pemeriksaan elektoensefalogi
13
kejadian epilepsi pada pasien kejang demam. Oleh karenanya tidak
direkomendasikan.
4. Pemeriksaan Radiologi
spastisitas).
edema papil.
14
15
H. Penatalaksanaan Kejang Demam
a. Antipiretik
mg/kg/kali dapat diberikan 4 kali dan tidak lebih dari 5 kali. Dosis
b. Anti Konvulsan
berat badan <12 kg dan 10 mg untuk berat badan >12 kg). Diazepam
3. Kejang fokal
Obat pilihan saat ini adalah asam valproat. Pada sebagian kecil
17
perawatan. Dapat diberikan fenobarbital dengan dosis awal 8-10
dosis 4-5 mg/kgBB/ hari sampai resiko untuk berulangnya kejang tidak
ada. Jika etiologi adalah epilepsy, lanjutkan obat anti epilepsy dengan
orang tua. Pada saat kejang sebagian besar orang tua beranggapan
baik.
18
Beberapa hal yang harus dikerjakan bila kembali kejang 6
mulut.
berhenti.
atau lebih
3. Vaksinasi
vaksinasi DPT adalah 6-9 kasus per 100.000 anak yang divaksinasi
kemudian.1
19
I. Prognosis
pada kasus kejang lama atau kejang berulang, baik umum maupun
lama.5
J. Komplikasi
kecil kasus dengan kejang lama atau kejang berulang baik umum atau
fokal.7
20
DAFTAR PUSTAKA
Edisi ke-18. United States of America: Elsevier; 2009. hlm. 2457 – 75.
pada Anak. Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. 28, No. 2. Hal 116
21