Penerapan Home Care Bayi Baru Lahir Usia 0-28 Hari Pasca
Pandemi COVID-19
Oleh
Ririn Ratnasari 1*, Inna Sholicha Fitriani 2 , Anisa Arianti 3
1 Nisa Arianti, (D III Kebidanan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Ponorogo)
2 Ririn Ratnasari, (D III Kebidanan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Ponorogo)
3 Inna Sholicha Fitriani ( D III Kebidanan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Ponorogo)
ABSTRAK
Saat pandemi, Layanan kesehatan yang biasanya mudah diakses
dengan biaya murah , namun terdapat perubahan salah satunya adanya
penerapan home care yang diutamakan bagi pasien Ibu dan Bayi , untuk
mencegah tingkat keparahan dan meningkatkan kesehatannya. Tujuan
penelitian ini menggambarkan penerapan pemberian asuhan kebidanan pada
neonatus dengan home care saat pasca pandemi. Metode yang digunakan
dalam penelitian adalah metode kualitatif berjenis deskriptif dengan
pendekatan studi kasus. Pada asuhan kebidanan ini digunakan metode
pendekatan manajemen kebidanan dengan metode SOAP. Homecare Asuhan
kebidanan yang diberikan saat kehamilan pada Ny. W usia kehamilan 39
minggu yang melahirkan secara spontan pada 13 Februari 2022 ditolong
oleh bidan. Bayi lahir dengan BB 2800 gram, PB 46 cm, LK 33 cm, LD 30 cm,
berjenis kelamin perempuan usia 0-28 hari. Dengan respondennya yaitu
seorang ibu yang mempunyai bayi berusia 0-28 hari bertempat di PMB serta
di rumah Ny. W. Pemberian asuhan kebidanan pada neonatus meliputi
pencegahan infeksi, melakukan penilaian pada bayi, pencegahan kehilangan
panas bayi, pembebasan jalan nafas, menyusui dengan ASI eksklusif dan cara
merawat tali pusat yang benar, KIE tanda bahaya pada neonatus serta
imunisasi. Tidak ada perubahan layanan home care pada bayi baru lahir 0 –
28 hari saat pasca pandemi dalam hal ini layanan home care lebih ditekankan
pada penggunaan APD ( Alat Pelindung Diri ) pada tenaga kesehatan ( bidan )
saat memberikan layanan.
ABSTRACT
A. PENDAHULUAN
Layanan kesehatan terutama kepada ibu dan bayi memiliki ketentuan
yang diatur oleh Kementerian Kesehatan , khususnya pada masa pandemi
Covid-19 tetap dilaksanakan dengan layanan yang dapat meminimalkan adanya
penularan dan resikonya baik terhadap tenaga kesehatan maupun pasiennya
Ibu dan bayi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa terdapatnya rintangan dan
tantangan yang harus dihadapi bidan terhadap pemberian layanan terkait
adanya kasus Covid-19 yang walaupun masa ini sudah mulai mengalami
penurunan yang optimal karena adanya vaksinasi serentak di seluruh
Indonesia. (Sugandini, Erawati and Mertasari, 2022). Layanan kesehatan yang
biasanya mudah diakses dengan biaya murah , namun terdapat perubahan salah
satunya adanya penerapan home care yang diutamakan bagi pasien Ibu dan Bayi
untuk mencegah tingkat keparahan dan meningkatkan kesehatannya. (Yusri
and Febri, 2020). Implementasi program perawatan di rumah untuk
neonatus berisiko tinggi juga relatif diinginkan. Namun, beberapa evaluasi dan
peninjauan rutin perlu dilakukan pada instruksi dan implementasi. Perawatan
di rumah selama pandemi COVID-19 dilaksanakan melalui telepon dan tindak
lanjut (Ansari et al., 2021).
Bayi baru lahir ( BBL ) merupakan bayi dengan usia 0 sampai 28 hari yang
mampu berkembang dengan adaptasi penuh dari kehidupan intra uterin ke
ekstra uterin. Bayi baru lahir sangat rentan terhadap adana gangguan kesehatan
yang harus mendapatkan perawatan atau layanan bidan yang optimal salah
satunya melalui program home care, maka dari itu untuk mendapatkan layanan
ini dibutuhkan kunjungan neonatus secara lengkap yaitu KN 1 yang diakses dari
B. METODE PENELITIAN
Metode kualitatif digunakan dalam penelitian dengan jenis deskriptif
eksplanatori dengan pendekatan yang digunakan adalah studi kasus yang
dilakukan secara observasi lapangan, untuk mendapatkan informasi dari pasien
dilakukan wawancara dan observasi dengan pengkajian pemeriksaan fisik,
membuat diagnosa, membuat rencana asuhan kebidanan, memberikan
intervensi asuhan kebidanan sesuai standar, menarik evaluasi sesuai
perencanaan, dan melakukan dokumentasi sesuai asuhan kebidanan secara
SOAP. Subyek dari penelitian ini adalah bayi X Ny. W usia mulai 24 jam yang
dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret 2022 bertempat di PMB T.
Wijayanti, S.ST Keb serta rumah Ny. W Kauman, Ponorogo. Teknik analisa data
dari penelitian ini adalah dengan mengolah data yang sudah terkumpul untuk
dijadikan sebuah dokumentasi dalam bentuk laporan, kemudian hasilnya
dinarasikan berdasarkan kasus dan teori.
C. HASIL PENELITIAN.
Dari hasil observasi yang telah dilakukan riwayat kehamilan pada Ny.W
usia 22 tahun adalah pada usia kehamilan 39 minggu pada tanggal 13 Februari
2022 pukul 03.45 WIB lahir seorang bayi perempuan secara normal tanpa
adanya penyulit saat persalinan dengan berat lahir 2.800 gram di PMB T.
Wijayanti, Kauman, Ponorogo. Bayi lahir spontan dengan Apgar Score 9 (1
menit pertama), 10 (pada menit kelima). Pada kunjungan neonatus untuk home
care ke 1 usia 24 jam didapatkan data Tanda – tanda vital nadi : 122x/menit,
suhu : 36,6℃ c), RR : 45x/menit BB : 2.800 gram, PB : 46 cm, LK : 30 cm, LD : 33
cm, Hasil pemeriksaan fisik normal semua, Eliminasi BAB : 2x/hari, warna hijau
kecoklatan dan lembek BAK : 3x/hari, warna kekuningan, turgor kulit baik, ASI
masih belum banyak , tidak lancer dan disambung susu formula, adanya
kemerahan pada kulit bayi. Tindakan yang dilakukan peneliti adalah
memberitahu ibu hasil pemeriksaan, menganjurkan ibu untuk menyusui
bayinya sesering mungkin tanpa jadwal (on demand) dan tidak diberikan susu
formula, memberikan penjelasan pada ibu cara menyusui yang benar, Ibu
bersedia untuk mengganti sabun pada bayinya, menganjurkan ibu untuk tidak
membedaki bayinya terutama pada daerah genetalia, menganjurkan pada ibu
menjaga personal hygiene pada bayi dengan mengeringkan tubuh bayi dan
mengganti popok ketika basah atau habis BAB dan BAK, menganjurkan pada ibu
untuk menjemur bayinya setiap pagi kurang lebih selama 15 menit pada jam 8
sampai setengah 9 pagi, memberikan KIE tentang perawatan bayi sehari-hari ,
memberitahu ibu jadwal kunjungan ulang dengan Bidan
D. PEMBAHASAN
Perawatan kesehatan bayi baru lahir universal berkualitas tinggi adalah
hak setiap bayi baru lahir di mana pun. Bayi memiliki hak untuk dilindungi dari
cedera dan infeksi, bernapas secara normal, menjadi hangat dan diberi makan.
Semua bayi baru lahir harus memiliki akses ke perawatan bayi baru lahir yang
penting, yang merupakan perawatan penting untuk semua bayi di hari-hari
pertama setelah kelahiran. Perawatan bayi baru lahir yang penting melibatkan
perawatan segera pada saat kelahiran, dan perawatan penting selama seluruh
periode bayi baru lahir (WHO, 2014). Intervensi memiliki beberapa komponen
seperti kunjungan rumah, sesi pendidikan kesehatan dan dukungan yang
bervariasi dalam frekuensi atau intensitas (Hamer, 2022). Penerapan home care
merupakan bagian dari pemberian intervensi kesehatan bayi baru lahir utama
berbasis masyarakat dengan melakukan kunjungan rumah. (Gogia and Sachdev,
2016). Saat pandemic, Tenaga kesehatan layanan home care bertanggung jawab
untuk mendukung penerima perawatan mengakses pengaturan perawatan
alternatif jika diperlukan. Tenaga kesehatan tidak boleh menghentikan layanan.
(Health, 2022). Kompetensi home care dimodifikasi untuk merawat dengan
tatap muka digantikan oleh telehealth saat pada masa pandemic masih memiliki
presentase kasus yang tinggi (uíz-Fernández, et al, 2022). Penelitian
menunjukkan bahwa praktik perawatan home care merupakan perkembangan
untuk mengurangi stres orang tua dan bayi dan meningkatkan ikatan orang tua-
bayi selama pandemic (Polloni Laura and A, 2021).
Standar Asuhan yang dilakukan saat ada bayi baru lahir adalah
membersihkan jalan pernafasan bayi dan mengevaluasi lancar tidaknya
pernafasan pada bayi, serta melakukan perawatan tali pusat. Bayi baru lahir
harus diperhatikan suhu tubuhnya agar tetap hangat serta harus
memperhatikan suhu tubuh bayi yang terlalu panas. Segera lakukan evaluasi
Apgar Score pada bayi baru lahir. Tubuh bayi dibersihkan dan dikeringkan. Bayi
baru lahir dilakukan pemeriksaan fisik, kemudian dilakukan screening untuk
melihat apakah bayi memiliki kelainan yang menghalanginya untuk hidup
(WHO, 2017). Selama menyusui, posisi bayi diubah agar lebih nyaman. Selain itu
posisi yang benar dalam menyusui akan menentukan kapasitas jumlah asi yang
keluar akan lebih banyak, dan bayi tidak akan mudah tersedak. Diberikan
imunisasi pada bayi yang baru lahir. Terapkan tindakan darurat seperti
hipotermia, asfiksia atau tidak bernapas secara normal. Melakukan rujukan bayi
baru lahir ke fasilitas yang memadai untuk mengatasi kegawatdaruratan apabila
ditemukan keadaan darurat pada bayi. Bayi baru lahir atau neonatus
memerlukan perawatan dengan segera setelah lahir langsung dilakukan IMD
serta melakukan penilaian sepintas meliputi bayi yang dilahirkan cukup bulan,
tangisan kuat, warna kulit bayi kemerahan serta tonus otot baik. Didukung
dengan teori yang ada dari Ambarwati (2010) IMD ialah dimana bayi segera
menyusu setelah lahir. Cara melakukannya ialah membiarkan bayi mencari
dengan sendirinya putting susu ibunya yang bermanfaat agar meningkatkan
bounding attachment antara ibu dan bayinya (UNICEF, 2018). Selain itu ada
manfaat yang tak kalah penting yaitu sebagai penyelamat kehidupan bagi si ibu
dan bayi karena dengan dilakukannya IMD bisa merangsang kotraksinya otot-
otot rahim sehingga dapat mencegah perdarahan yang bisa saja terjadi pada ibu
pasca melahirkan, dapat juga mempertahankan suhu tubuh pada bayi karena
adanya skin to skin serta bayi dapat memperoleh kolostrum yang mempunyai
manfaat untuk meningkatkan kekebalan tubuh bayi. Lakukan IMD pada bayi
setidaknya 1 jam (Hayu Lestari, 2018).
Setelah kelahiran bayi kemudian dilakukan pemeriksaan dan hasilnya
menunjukkan bahwa bayi dalam keadaan baik, tidak adanya kelainan, tali pusat
sudah terbungkus dengan kassa yang steril. Pengukuran antropometri telah
dilakukan dan hasilnya adalah sebagai berikut: panjang badan 46 cm, berat
2800 gram, lingkar kepala 30 cm, dan lingkar dada 33 cm. Pengukuran refleks
bayi bagus seperti refleks moro, babinski, rooting, swallowing, grasping, tonic
neck serta refleks sucking semua dalam keadaan baik. Anus berlubang, tidak ada
kelainan kongenital, dan labia mayora menutupi labia minora genitalia bayi
perempuan.
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik pada bayi kemudian ibu diberitahu
bahwa bayi akan menerima suntikan vitamin K untuk mencegah kemungkinan
pendarahan, bayi juga akan menerima salep mata untuk mencegah infeksi mata,
manfaat musik pada bayi yaitu musik bisa mencerdaskan bayi, meningkatkan
percabangan sel saraf sehingga informasi dapat ditransfer dengan cepat dari
satu sel ke sel lain, mengurangi jumlah sel saraf otak yang mati sehingga lebih
banyak sel saraf bayi (Handayani et al., 2018).
F. DAFTAR PUSTAKA
Anisca, dillyana tri and Ira, N. (2019) ‘Correlation of Knowledge , Attitude and
Mother Perception’, Jurnal Promkes, 7(1), pp. 67–77.
doi:10.20473/jpk.V7.I1.2019.68.
Ansari, A. et al. (2021) ‘Effect of COVID-19 on High-risk Neonate Home Care
Program’, Sage Journal, 33(4), pp. 314–319.
doi:10.1177/10848223211035320.
Buda, E. and Sajekti, S. (2011) Buku Ajar : Asuhan Kebidanan Pada Neonatus,
Bayi Dan Balita. Surabaya: Akademi Kebidanan Griya Husada.
Bustami, L.E.S. et al. (2021) ‘Continuity of Care Pada Neonatus Dan Bayi Di Era
Pandemi Covid-19 Di Sumatera Barat’, LOGISTA - Jurnal Ilmiah
Pengabdian kepada Masyarakat, 5(1), p. 161.
doi:10.25077/logista.5.1.161-165.2021.
Carter, B.S., Willis, T. and Carter, B.S. (2021) ‘Neonatal family-centered care in a
pandemic’, Journal of Perinatology, pp. 1177–1179.
doi:10.1038/s41372-021-00976-0.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (2020) Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Timur 2020. Surabaya: DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR.
Gogia, S. and Sachdev, H.P.S. (2016) ‘Home-based neonatal care by community
health workers for preventing mortality in neonates in low- and
middle-income countries: A systematic review’, Journal of Perinatology,
Neonatal-Guidelines-report-2018.pdf.
WHO (2014) Newborn health.
WHO (2017) Recommendations on newborn health: approved by the WHO
Guidelines Review Committee, Who. Available at:
https://www.who.int/maternal_child_adolescent/documents/newborn
-health-recommendations/en/%0Ahttp://apps.who.int/.
Yusri, V. and Febri, Y. (2020) ‘Gambaran Kebutuhan HomeCare Selama Masa
Pandemi Pada ibu Nifas’, Jurnal Menara Medika, 2(2), pp. 119–127.