Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN (CONTINUITY OF CARE)

PADA MASA KEHAMILAN, BERSALIN,NIFAS, BBL DAN KB PADA NY. “A”


G1P0A0 DI PUSKESMAS KARANGAWEN I

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik

Stase Kebidanan Berkelanjutan

Oleh :

KHUMAEROH
42022170147

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

FAKULTAS KEBIDANAN

UNIVERSTAS MUHAMMADIYAH KUDUS

TAHUN 2024
HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN (CONTINUITY OF CARE)


PADA MASA KEHAMILAN, BERSALIN,NIFAS, BBL DAN KB PADA NY. “A”
UMUR 21 TAHUN G1P0A0 DI PUSKESMAS KARANGAWEN I
Oleh :

KHUMAEROH
42022170147

Menyetujui,

Pembimbing Akademik Pembimbing CI

Menyetujui,

Ketua Program Studi Profesi Bidan

Indah Puspitasari, S.SiT., M.Keb

NPP : 9900206
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, anugrah, serta hidayah-Ny
a kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan pendahuluan yang berjudul
“ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN (CONTINUITY OF CARE) PADA MASA
KEHAMILAN, BERSALIN,NIFAS, BBL DAN KB PADA NY. “A” UMUR 21 TAHUN
G1P0A0 DI PUSKESMAS KARANGAWEN I” Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bant
uan berbagai pihak. Untuk itu perkenankan kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada
dosen, pembimbing lahan dan semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu-persatu yang t
elah membantu dalam penyelesaian laporan ini. Laporan yang telah kami buat ini masih jauh
dari kata sempurna oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif. Se
moga laporan ini dapat menjadi bahan referensi dan bermanfaat bagi kita semua.

Demak, 29 Februari 2024

Penyusun

KHUMAEROH
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN (CONTINUITY OF CARE) MASA
KEHAMILAN, BERSALIN,NIFAS, BBL DAN KB PADA NY. “A” UMUR 21 TAHUN
G1P0A0 DI PUSKESMAS KARANGAWEN I

Khumaeroh,
a
Mahasiswa Progam Studi Pendidikan Profesi Bidan, Universitas
Muhammadiyah Kudus
xxxxxxxxx@gmail.com
b
Dosen Pembimbing Progam Studi Pendidikan Profesi Bidan,
Universitas Muhammadiyah Kudus

Abstrak

Penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan salah satu tanda
pencapaian tingkat kesehatan masyarakat yang optimal. Salah satu upaya untuk mengurangi AKI dan
AKB adalah melalui pemberian pelayanan kebidanan yang berkelanjutan, yang dikenal sebagai
Continuity of Care (COC). Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk memberikan asuhan kebidanan
secara holistik kepada Ny A, seorang ibu yang baru mengalami kehamilan pertamanya, di Puskesmas
Karangawen I. Metode asuhan yang digunakan meliputi pengumpulan data dan deskripsi menyeluruh
tentang proses asuhan kebidanan, dengan menggunakan teknik anamnesis dan observasi, sesuai
dengan tata kelola kebidanan yang diciptakan Helen Varney. Hasil dari asuhan kebidanan yang
diberikan kepada Ny.A menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara teori dan kasus yang
dihadapi. Ny.A mengalami keluhan mual dan muntah pada awal kehamilan Trimester I, serta nyeri
punggung pada trimester III kehamilan. Penulis memberikan asuhan dengan menggunakan pijat
akupresur SP 6 untuk mengatasi mual dan muntah, serta pijat Efflurade untuk meredakan nyeri
punggung. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa seorang bidan harus
memiliki kemampuan untuk memberikan asuhan kebidanan yang berkelanjutan, yang mencakup
seluruh tahapan dari tahap hamil, tahap persalinan, tahap nifas, tahap perawatan bayi sampai program
KB (keluarga berencana).

Kata Kunci : Asuhan; Continuity of Care; Kebidanan

Abstract

Reducing the maternal mortality rate (MMR) and infant mortality rate (IMR) is one of the signs of
achieving optimal levels of public health. One effort to reduce MMR and IMR is through providing
continuous midwifery services, known as Continuity of Care (COC). The aim of this case study is to
provide holistic midwifery care to Mrs. using anamnesis and observation techniques, in accordance
with the midwifery management created by Helen Varney. The results of the midwifery care given to
Mrs. A showed that there was no difference between theory and the case at hand. Mrs. A experienced
complaints of nausea and vomiting in early pregnancy, as well as back pain in the third trimester of
pregnancy. The author provides care using SP 6 acupressure massage to treat nausea and vomiting, as
well as Efflurade massage to relieve back pain. The conclusion that can be drawn from this research is
that a midwife must have the ability to provide sustainable midwifery care, which covers all stages
from the pregnancy stage, labor stage, postpartum stage, baby care stage to the family planning (KB)
program.

Keywords : Care; Continuity of Care; Midwifery


I. PENDAHULUAN dimulai sejak masa kehamilan,
Analisis Situasi persalinan, bayi baru lahir, perawatan
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka pasca kelahiran, hingga program
Kematian Bayi (AKB) bukan hanya
keluarga berencana. Hal ini
merupakan indikator kesehatan ibu dan
anak, namun juga dapat memungkinkan bidan untuk memantau
menggambarkan tingkat akses kondisi ibu dan bayi secara optimal, dan
masyarakat terhadap pelayanan ibu akan merasa lebih senang dan
kesehatan, efisien dan efektifitas dalam percaya karena sudah mengenal yang
pengelolaan program kesehatan. Data mengasuh dirinya. Diana (2017)
jumlah ibu hamil di Kabupaten Demak menyatakan bahwa penerapan asuhan
tahun 2022 adalah 20.841 ibu hamil,
kebidanan secara berkelanjutan ini juga
sedangkan jumlah bayi baru lahir
adalah 18.637 bayi. akses informasi merupakan salah satu langkah untuk
Kesehatan Ibu dan Anak di masyarakat mengurangi AKI (angka kematian ibu)
masih belum optimal. Kurangnya dan AKB (angka kematian bayi).Data
pemahaman masyarakat terkait risiko terbaru dari Profil Kesehatan Indonesia
tinggi pada ibu hamil. Berdasarkan Tahun 2021 menunjukkan bahwa
Laporan Program KIA tahun 2022, Angka Kematian Ibu di Indonesia
deteksi dini risiko tinggi yang
masih tinggi, mencapai 166 per 100.000
ditemukan masyarakat sebanyak 1.400
6,72%), sedangkan estimasi sasaran ibu kelahiran hidup, yang meningkat
hamil risti yang dideteksi oleh dibandingkan dengan AKI tahun 2020
masyarakat adalah 15%. Pada sebesar 98 per 100.000 kelahiran hidup
hakikatnya proses hamil, persalinan, (Kemenkes, 2021). Sementara itu,
kelahiran bayi dan nifas adalah keadaan Angka Kematian Bayi mencapai 6 per
yang berlangsung secara alamiah, tetapi 1.000 kelahiran hidup, dan Angka
dalam prosesnya, terdapat potensi
Kematian Neonatal (AKN) mencapai
kondisi yang bisa membahayakan
keselamatan ibu dan bayi, bahkan 10 per 1.000 kelahiran hidup
berpotensi mengakibatkan kematian (KemenKes RI, 2021). AKI saat ini
(Damayanti et al., 2014). Berdasarkan masih jauh dari target yang ditetapkan
Dinkes kabupaten Demak pada tahun dalam Sustainable Development Goals
2022 tercatat jumlah kematian bayi (SDGs) pada Goal 3 tahun 2030, yaitu
sebesar 4,24 dari target 5,15 sedangkan
untuk menguranginya menjadi di bawah
jumlah kematian ibu sebesar 13 kasus
dari target 5,15 (dinkes Demak, 25 mei 70 per 100.000 kelahiran hidup.
2023). Salah satu indikator yang sangat Namun, untuk AKN dan AKB, sudah
penting dalam menggambarkan memenuhi target SDGs, yaitu dengan
kesehatan maternal adalah penurunan menurunkan AKN setidaknya hingga
angka kematian ibu dan angka kematian 12 per 1.000 kelahiran hidup dan AKB
bayi. Keberhasilan dalam program menjadi 25 per 1.000 kelahiran hidup.
kesehatan ibu dapat dinilai melalui
Pada tahun 2021 di Jawa Tengah,
indikator utama yaitu Angka Kematian
Ibu (AKI). terdapat 976 kasus Angka Kematian Ibu
Asuhan Kebidanan Continuity of Care (AKI) dari 495.556 kelahiran hidup,
(COC) merupakan bentuk asuhan dan Angka Kematian Neonatus
kebidanan yang berkesinambungan mencapai 6.202 kasus atau setara
yang diberikan kepada ibu dan bayi, dengan 12,5 per 1.000 kelahiran hidup.
Data ini masih berada jauh dari
pencapaian target Sustainable memberikan edukasi tentang perawatan
Development Goals (SDGs) pada Goal kehamilan, persalinan, bayi baru lahir,
3 tahun 2030 yang telah ditetapkan nifas hingga KB.
(Kemenkes RI, 2021). Di kabupaten
Jepara, terdapat 13 kasus kematian ibu Target Luaran
dari 18.637 kelahiran, dan 63 kasus Hasil yang diharapkan dari kegiatan
kematian bayi (AKB), setara dengan 3,4 Continuity of care ini adalah
per 1.000 kelahiran hidup. Puskesmas
Karangawen I adalah fasilitas kesehatan 1. Meningkatnya pengetahuan ibu
yang memberikan layanan pemeriksaan tentang perawatan kehamilan
kehamilan, persalinan, nifas, perawatan sehingga ibu dapat mengaplikasikan
bayi baru lahir, serta program keluarga di rumah.
berencana dan pengobatan umum 2. Meningkatkan kemampuan ibu
lainnya. Selama pelaksanaannya, semua dalam memberikan ASI Ekslusif
prosedur yang dilakukan di Puskesmas 3. Meningkatnya pengetahuan ibu
Karangawen I telah mematuhi standar dalam perawatan bayi baru lahir.
yang telah ditetapkan oleh Kementerian 4. Meningkatnya kemampuan ibu
Kesehatan dan standar Asuhan dalam merencanakan KB.
Persalinan Normal (APN), dengan
tenaga kesehatan yang memiliki II. PELAKSANAAN DAN
kompetensi sesuai dengan bidangnya METODE
masing-masing. Oleh karena itu, Khalayak Sasaran
penulis tertarik untuk memberikan Sasaran utama kegiatan ini adalah
asuhan kebidanan yang komprehensif ibu hamil primigravida dengan usia
kepada Ny "A" sepanjang periode mulai 21 tahun.
proses hamil, persalinan,BBL (bayi Metode Kegiatan
baru lahir) , masa nifas,neonatus, dan Kegiatan pengabdian ini
KB serta melakukan dokumentasi yang dimulai dengan pendataan. Asuhan
sesuai di Puskesmas Karangawen I. kebidanan diberikan di Puskesmas
Karangawen I serta di rumah Ny.
Tujuan dari asuhan ini adalah "A" mulai dari bulan Januari 2024
memberikan asuhan kebidanan yang hingga Februari 2024.
berkelanjutan kepada Ny "A" selama Data ibu hamil yang dijadikan
proses seorang ibu hamil, peserta dalam kegiatan
persalinan,BBL (bayi baru lahir) serta pendampingan ini adalah ibu hamil
masa nifas, dan KB dengan mengikuti dengan usia kehamilan 24 minggu,
pendekatan manajemen kebidanan yang lalu dilakukan pendampingan setiap
dikembangkan oleh Helen Varney, serta trimesternya hingga persalinan dan
melakukan dokumentasi dengan metode masa nifas hingga KB.
SOAP di Puskesmas Karangawen I. Data yang digunakan terdiri dari data
Solusi Yang Ditawarkan primer dan data skunder. Pengumpulan
informasi dilakukan melalui teknik
Kegiatan pelayanan dilaksanakan mulai
saat ibu hamil Trimester II yaitu dengan wawancara dan observasi yang
mencakup penilaian pada tahap dan menjalani USG masing-masing
kehamilan, persalinan, perawatan bayi sebanyak 2 kali. Penulis memberikan
asuhan sebanyak 6 kali, dengan
baru lahir, masa nifas dan KB. Rencana,
frekuensi 1 kali pada trimester pertama,
pelaksanaan, dan evaluasi asuhan 2 kali pada trimester kedua, dan 3 kali
dilakukan berdasarkan kerangka pada trimester ketiga. Ny. "A"
mengalami mual dan muntah di awal
manajemen kebidanan Varney serta
kehamilan, yang berhasil diatasi melalui
pendekatan SOAP. pijatan pada titik SP 6. Pada trimester
Pada masa persalinan, dilakukan ketiga, Ny. "A" mengalami nyeri
punggung, yang diatasi dengan pijatan
pendampingan IMD dan keberhasilan
effleurage. Ny. "A" memiliki hari
menyusui dini. Pada masa nifas, pertama haid terakhir pada 1 Juni 2023
dilakukan kegiatan kunjungan ke rumah dan melahirkan pada 8 Maret 2024,
untuk memberikan edukasi mengenai dengan usia kehamilan 39 minggu.
Diagnosa untuk Ny. "A" adalah seorang
ASI Ekslusif. wanita berusia 21 tahun, G1P0A0,
Realisasi Pemecahan Masalah dengan usia kehamilan 39 minggu, janin
Penyelesaian masalah ibu hamil ini tunggal, hidup di dalam rahim,
presentasi kepala, dan kepala yang telah
adalah memberikan pengalaman positif
masuk ke pintu atas panggul.
bagi ibu primigravida melalui metode
Pelayanan kehamilan Ny. "A"
KIE atau edukasi sehingga terjadi
memenuhi standar minimal
peningkatan pengetahuan ibu tentang pelayanan kehamilan, yang
ketidaknyaman selama kehamilan, tanda melibatkan berbagai pemeriksaan
dan penilaian, seperti tinggi badan,
bahaya kehamilan, tanda-tanda
berat badan, tekanan darah, tinggi
persalinan, dan pendampingan ASI fundus uteri, presentasi janin, serta
ekslusif,nifas hingga KB hasil pemeriksaan laboratorium.
Status imunisasi tetanus toxoid (TT)
III. HASILDAN PEMBAHASAN
Ny. "A" adalah TT 4, yang terakhir
Hasil Kegiatan diberikan saat pemeriksaan calon
pengantin pada bulan Juni 2023. Ny.
Asuhan Kebidanan Kehamilan Dalam "A" juga rutin mengonsumsi tablet
studi kasus Ny. "A," yang berusia 21 zat besi setiap hari.
tahun, G1P0A0, telah menerima layanan
ANC sebanyak 9 kali, terbagi menjadi 2 Usia kehamilan Ny. "A" termasuk dalam
kali pada trimester pertama, 3 kali pada kategori usia produktif, yang tidak
trimester kedua, dan 4 kali pada memiliki risiko tinggi dalam
trimester ketiga. Selain itu, Ny. "A" kehamilannya. Keluhan awal seperti
telah berinteraksi dengan dokter di mual, muntah, dan pusing adalah gejala
Puskesmas sebanyak 2 kali, serta umum pada awal kehamilan, yang
berkonsultasi dengan dokter kandungan disebabkan oleh perubahan hormonal.
Hal ini sesuai dengan teori dan tidak mencapai 4 cm. Kala III terjadi
menunjukkan adanya perbedaan yang setelah bayi lahir, dengan kontraksi
signifikan. Usia kehamilan Ny. "A" juga uterus yang berfungsi mengurangi
sesuai dengan perhitungan dari hari volume rongga uterus setelah
pertama haid terakhir. plasenta lahir. Kala IV adalah kala
pengawasan setelah persalinan.
Pemeriksaan ANC dilakukan sesuai Menurut JNPK (2008) Tanda
standar, termasuk jumlah kunjungan persalinan di mulai dari kala 1 yaitu
yang memadai dan pemeriksaan yang ada fase laten dimulai dari sejak
tepat. Hasil pemeriksaan antropometri, awal berkontraksi yang
seperti berat badan dan lingkar lengan menyebabkan adanya penipisan dan
atas, juga berada dalam batas normal. pembukaan serviks, berlangsung
Ny. "A" juga telah menjalani hingga serviks membuka kurang dari
pemeriksaan laboratorium yang hasilnya 4 cm, pada umumnya fase laten
normal. Selain itu, imunisasi TT yang berlangsung hingga 8 jam dan fase
diberikan sesuai dengan jadwal. aktif..... Fase aktif frekuensi dan
lama kontraksi uterus akan
meningkat bertahap (adekuat jika 3
kali atau lebih dalam waktu 10 menit
dan berlangsung selama 40 detik,
dari pembukaan 4cm hingga
pembukaan lengkap atau 10cm akan
terjadi dengan kecepatan rata-rata
1cm per jam (nulipara atau
primigravida) atau lebih dari 1 cm
hingga 2 cm (multipara). Kedua, kala
Gambar 1. Pemeriksaan Antenatal II pada perineum menonjol, vulva
Care vagina dan sfigter ani membuka,
pembukaan serviks telah lengkap
Asuhan Kebidanan pada dan terlihatnya bagian kepala bayi
Persalinan Pada prakteknya, melalui introitus vagina dan lama
pelaksanaan asuhan kebidanan pada pada multi ½-1 jam (Mochtar, 2012).
persalinan dilakukan pada tahap Ketiga, kala III otot uterus
sebagai berikut: Pertama, pada kala I berkontraksi mengikuti penyusutan
persalinan, Ny. "A" mengalami volume rongga uterus setelah
gejala seperti keluarnya lendir darah lahirnya plasenta, sehingga plasenta
melalui vagina, kontraksi dengan akan terlipat, menebal, kemudian
frekuensi minimal 2 kali dalam 10 lepas, (Mochtar, 2011) setelah bayi
menit, serta peningkatan pengeluaran lahir maka TFU setinggi pusat.
lendir darah. Kala II Keempat, Kala IV menurut Saiffudin
(2009;) kala IV Beberapa
ditandai dengan keinginan untuk
pemeriksaan fokus yang harus
meneran saat kontraksi, tekanan pada
dipantau di kala IV yaitu fundus
rectum, dan pembukaan serviks telah
dengan cara rasakan apakah fundus
berkontraksi keras dan berlangsung lakukan pengawasan 10. Pada saat
selama 2 jam setelah plassenta lahir. kala II persalinan, Ny. A.
Hasil observasi yang dilakukan pada mendapatkan asuhan kebidanan
Ny.A , Dari pembukaan 4cm sampai berupa beritahu hasil pemeriksaan,
dengan pembukaan lengkap atau 10 beritahu suami untuk membantu
cm (kala I), berlangsung selama 6 memposisikan ibu, dekatkan alat,
jam, kala II selama 40 menit , kala siapkan diri, anjurkan ibu untuk
III berlangsung selama 5 menit. Dan meneran, meriksa DJJ, Pimpin
kala IV berlangsung selama 2 jam. meneran, Siapkan diri, Lakukan
Menurut Saifudin (2009) fakta riil di pertolongan melahirkan bayi,
pasien.......perencanaan asuhan Lakukan penilaian selintas pada
kebidanan sesuai dengan tahapan bayi. Kala III persalinan, Ny A
persalinan normal yaitu kala I: mendapatkan asuhan berupa
evaluasi terus-menerus, atasi memberitahu ibu akan dilakukan
ketidaknyamanan selama proses suntikan oksitosin, memberikan
persalinan, berikan informasi kepada suntikan oksitosin, melakukan Jepit,
pasien dan keluarga, atasi cemas. potong dan ikat tali pusat kemudian
Kala II: dilakukan asuhan sesuai IMD, melakukan manajemen aktif
dengan tahapan persalinan normal kala III, melakukan masase uterus
yaitu kala II: kebersihan diri, bagian fundus dan mengecek
mengatur posisi, pemantauan denyut kelengkapan plasenta. Pada Ny. A
jantung janin, menggunakan APD mendapatkan asuhan, Cek laserasi
lengkap, membantu melahirkan bayi. dan nilai perdarahan, beritahu
Kala III atau manajemen aktif kala kondisinya saat ini, pastikan uterus
tiga persalinan meliputi jepit dan berkontraksi dengan baik, lakukan
gunting tali pusat sedini mungkin, pembiusan pada luka dengan
berikan oksitosin dengan melakukan lidokain, lakukan penjahitan dengan
palpasi memastikan janin tunggal, tekhnik jelujur dengan benang
lakukan penegangn tali pusat catgut, cek hasil penjahitan, lakukan
terkendali atau PTT. Kala IV, estimasi perdarahan, bersihkan
petugas harus memantau ibu setiap tempat, ibu dan rendam alat, anjurkn
15 menit pada jam pertama dan ibu cara masase fundus uteri yang
setiap 30 menit pada jam kedua benar, lakukan observasi kala IV
setelah persalinan riil pada pasien selama 2 jam , berikan obat kepada
kala IV dimulai pada jam ...... ibu, dokumentasi dan lengkapi
perencanaan asuhan kebidanan partograf.Hasil anamnesis dan
sesuai dengan tahapan persalinan pemeriksaan klinis pada Ny. "A"
normal yaitu, cek laserasi dan nilai sesuai dengan gejala yang
perdarahan. Pada Ny A, selama kala diharapkan pada setiap kala
I sudah dilakukan asuhan berupa persalinan, dan tidak terdapat
beritahu ibu bahwa pembukaan perbedaan yang signifikan
sudah 4 cm, siapkan fisik ibu,
siapkan keadaan mental, siapkan uterus, dan penurunan kepala bayi,
alat, lakukan asuhan sayang ibu, juga sesuai dengan teori yang ada.
Pemeriksaan pada setiap kala kunjungan. Kunjungan nifas pertama
persalinan tidak menunjukkan dilakukan 6 jam setelah persalinan,
kesenjangan antara teori dan hasil yang sesuai dengan standar
observasi pada Ny. "A." pelayanan. Ny. "A" sudah bisa
bergerak dari tempat tidur pada jam
Penulis juga memfasilitasi pasien 16.00 WIB, meskipun masih
untuk pendamping persalinan oleh mengalami nyeri pada jahitan,
suami, diiringi kelelahan, dan mules. Produksi ASI
dengan memutar morottal Al Ny. "A" sudah dimulai, dan bayi
Qur’an dan dihidupkan diffuser dapat menyusu.Perkembangan bayi,
aroma terapy lavender. Tindakan seperti mulai menyusu dan berat
mengupayakan rasa nyaman badan bayi, sesuai dengan teori yang
dengan menciptakan suasana yang mengatakan bahwa inisiasi menyusu
dini (IMD) sangat penting untuk
nyaman dalam kamar bersalin, produksi ASI yang lancar. Bayi juga
memberi sentuhan, memberi telah diberikan suntikan vitamin K1,
penenangan nyari non salep mata, dan imunisasi Hepatitis
farmakologi, member nalgesia jika B sesuai dengan standar
diperlukan dan yang paling
penting berada disisi pasien Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru
adalah bentuk- bentuk dukungan Lahir
psikologis. Dukungan selama Bayi Ny. "A" lahir dengan berat 3
proses persalinan dapat kg, panjang 49 cm, lingkar kepala 33
memberikan perasaan aman, cm, dan lingkar dada 34 cm. Hasil
nyaman, dan efek positif ibu. pemeriksaan menunjukkan bayi
Sehingga dalam keadaan normal, dengan
pemilihan pendamping persalinan presentasi kepala yang asimetris
baik pasangan, teman, maupun karena penyesuaian saat persalinan.
keluarga harus memahami proses Semua aspek antropometri bayi
yang sedang dihadapi ibu. Hal ini sesuai dengan standar normal.
dapat membuat psikologi ibu Kunjungan neonatal dilakukan
lebih tenang dalam menghadapi sebanyak 3 kali, dengan hasil
proses persalinannya pemeriksaan yang menunjukkan bayi
(Oktarina, 2015) dalam keadaan baik dan sesuai
dengan perkembangan normal. IMD
gambar 2. Asuhan dilaksanakan selama 1 jam, dan bayi
Kebidanan Persalinan

Asuhan Kebidanan pada


Masa Nifas

Ny. "A" melahirkan pada tanggal 27


Februari 2024 dan menerima asuhan
selama masa nifas dengan total 1 kali
sudah diberikan suntikan vitamin KB sebagai penentu kesejahteraan
K1, salep mata, dan imunisasi suatu keluarga
Hepatitis B sesuai dengan standar
pelayanan. Gambar 4. Konseling dan
Pemasangan KB
Gambar 3. Asuhan Bayi Baru
Lahir Pendukung dan Penghambat
Kegiatan
Asuhan Kebidanan Keluarga
Berencana Keberhasilan kegiatan ini adanya
dukungan dan kerjasama yang baik
Setelah mendapatkan KIE dari ibu hamil, suami, keluarga,
tentang keluarga berencana (KB) bidan, dan sarana prasarana yang
pasien pada tanggal disediakan untuk ibu hamil maupun
media edukasi lembar baik yang
27 Februari 2024 pukul 10.00 disiapkan oleh bidan. Kekurangan
WIB Klien berencana dalam kegiatan ini yaitu media
menggunakan alat kontrasepsi suntik edukasi untuk ibu nifas masih
3 bulan. sejak hamil muda sudah berbentuk cetak berupa lembar balik
berencana akan menggunakan KB sehingga ke depannya bisa dibuat
implan setelah melahirkan anaknya. dalam bentuk media aplikasi sejenis.
Setelah ia berunding dengan dengan
suaminya, ia memutuskan IV. PENUTUP
menggunakan KB implan Kesimpulan dan Saran
Kesimpulannya, asuhan kebidanan
Keluarga berencana merupakan yang diberikan pada Ny. "A" selama
usaha suami-istri untuk mengukur kehamilan, persalinan, masa nifas,
jumlah dan jarak anak yang dan pada bayi baru lahir sesuai
diinginkan. Usaha yang dimaksud dengan standar dan tidak terdapat
termasuk kontrasepsi atau perbedaan yang signifikan antara
pencegahan kehamilan dan teori dan praktik yang diamati.
perencanaan keluarga. (Endang P Dalam pelayanan kebidanan, penting
dan Elisabeth S. W, 2015) untuk memberikan asuhan
Kb Implan ini juga tidak berkesinambungan dan memantau
mempengarui Asi dan efektifitasnya perkembangan kesehatan ibu dan
tinggi. Ny. “A” adalah akseptor baru bayi secara teliti.
KB Implan. Apapun KB yang akan
digunakan yang perlu diperhatikan Saran yang dapat diberikan adalah
adalah persetujuan dari kedua belah agar bidan di lapangan terus
pihak (suami-istri) karena program meningkatkan keterampilan dalam
memberikan asuhan kebidanan,
terutama dalam mendeteksi dini
adanya komplikasi pada ibu dan
bayi. Selain itu, penting untuk terus
mematuhi standar pelayanan
kebidanan yang ada untuk mencapai Kemenkes RI. (2013). Pelayanan
hasil yang optimal dalam perawatan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan
ibu dan bayi. Dasar Dan Rujukan, Jakarta: World
Health Oganization
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. (2021). Profil
Adnani, Q. E., Nuraisya, W. 2013. Kesehatan Indonesia 2020. Jakarta:
Filosofi Kebidanan. Jakarta: TIM. Kemenkes RI.
Affandi, B. 2011. Buku Paduan
Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Mochtar, Rustam. (2010). Sinopsis
Jakarta: PT Bina. Obstetri. Jakarta: EGC Nurjasmi, Dr.
Emi. (2016). Buku Acuan Midwifery
Ambarwati, E,R, Diah, W. (2010). Update. Cetakan Pertama. Pengurus
Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Pusat Ikatan Bidan Indonesia. Jakarta.
Nuha Medika.
Prawirohardjo, Sarwono. (2011). Ilmu
Anggraini, Y. (2010). Asuhan Kebidanan edisi ke 2. Jakarta:
Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Pustaka Rihana.
Rochjati, Poedji. (2003). Skrining
Benso, R.C. (2008). Buku Saku Antenatal Pada Ibu Hamil. Surabaya:
Obstetric Dan Ginekologi.Jakarta : Airlangga;
EGC
Saifuddin ABD. (2015). Buku Acuan
Cunningham, et al. (2012). Obtetri Nasional Pelayanan Kesehatan
Williams. Volume 1. Jakarta: EGC Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT
Bayu Irianti dkk.(2015).Asuhan Bina Pustaka
Kehamilan Berdasarkan Bukti.Jakarta: Sarwono Prawirohardjo.
Sagung Seto Wiknjosastro.(2010). Buku panduan
JNPK-KR. (2008). Asuhan Persalinan Praktis Pelayanan Kesehatan
Normal. Departemen Kesehatan Maternal dan Neonatal, Edisi 1. Cet.
Republik Indonesia. Jakarta. 12. Jakarta : Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai