Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Continuity of Care (COC) merupakan pelayanan yang dicapai ketika terjalin

hubungan yang terus menerus antara seorang wanita dan bidan. Asuhan yang

berkelanjutan berkaitan dengan tenaga profesional kesehatan, pelayanan kebidanan

dilakukan mulai prakonsepsi, awal kehamilan, selama semua trimester, kelahiran

dan melahirkan sampai 6 minggu pertama postpartum (Legawati, 2018).

Keberhasilan Pembangunan Nasional dapat dilihat dari derajat kesehatan

yang dipantau dari tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. Pada dasarnya

proses kehamilan, persalinan, dan nifas merupakan suatu tahapan

perkembangbiakan manusia yang alamiah, namun tetap harus diwaspadai apabila

terjadi hal-hal yang dapat menyebabkan kesehatan ibu dan bayi, terutama pada ibu

yang tidak mendapatkan asuhan di tenaga kesehatan. Maka, upaya untuk

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak salah satunya adalah

Continuity of Care merupakan asuhan secara berkesinambungan atau

berkelanjutan dari hamil sampai KB sebagai upaya penurunan AKI dan AKB..

Layanan kebidanan harus disediakan mulai prakonsepsi, awal kehamilan, selama

semua trimester, kelahiran, dan melahirkan sampai enam minggu pertama

postpartum. (Prodi Profesi Kebidanan Politeknik Kebidanan Bhakti Asih

Purwakarta, 2020).

1
2

Berdasarkan Word Health Organization (WHO) pada tahun 2017

menyatakan sekitar 830 wanita meninggal setiap hari karena komplikasi selama

kehamilan dan persalinan, dengan tingkat Angka Kematian Ibu (AKI) di Dunia

216 per 100.000 kelahiran hidup, AKI di Negara berkembang 230 per 100.000

kelahiran hidup dan AKI di Negara maju 16 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI,

2017), Asia Tenggara 140 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu

di Dunia adalah pra kondisi yang ada 28%, hipertensi dalam kehamilan 14%,

komplikasi abortus 8%, perdarahan 27%, infeksi 11%, partus lama dan lainnya

9%, dan penggumpalan darah (embolism) 3% ( Depkes, 2016).

Menurut WHO pada tahun 2016 Angka Kematian Bayi di Dunia 34 per

1.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi di negara maju 5 per 1.000

kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi di Asia Tenggara 24 per 1.000 kelahiran

hidup. Penyebab Angka Kematian Bayi adalah asfiksia atau kesulitan bernafas,

imaturitas dan infeksi, Kesehatan ibu yang yang tidak baik dan penyakit ibu yang

tidak diobati dengan benar juga dapat menyebabkan bayi lahir prematur dan

Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). Jumlah BBLR di Indonesia mencapai 350.000

bayi setiap tahunnya ( Depkes RI. 2016 ).

Angka kejadian kematian Ibu di Indonesia masih tinggi, data Kementrian

Kesehatan Indonesia pada tahun 2015 tercatat 305 ibu meninggal per 100.000

orang, yaitu ibu bersalin sebesar 49,5%, hamil 26,0%, nifas 24%. Angka

Kematian Ibu (AKI) masih menjadi salah satu masalah kesehatan ibu dan anak di

Indonesia. Hal ini dipengaruhi status kesehatan dan gizi rendah, sekitar 28,8%

2
3

ibu hamil sampai bersalin menderita hipertensi yang menjadi faktor penyebab

kematian ibu pada saat melahirkan.( profil kesehatan RI, 2015).

Data SDKI 2017 Angka Kematian Neonatal (AKN) 15 per 1.000

kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) 24 per 1.000 kelahiran hidup.

Pada tahun 2020 sampai dengan bulan Agustus telah terjadi 74 kasus kematian

neonatal AKN tercatat 6.23/1.000 kelahiran hidup dan kematian post neonatal.

AKB 9.78/1.000 kelahiran hidup, penyebab kematian bayi yaitu BBLR, Asfiksia,

prematuritas dan kelainan bawaan.

Jumlah kematian Ibu di Provinsi Banten tahun 2017 mencapai 230 jiwa

(Dinas Provinsi Banten 2017). Sedangkan tahun 2018 mencapai 247 jiwa (Dinas

Provinsi Banten 2018). Dan pada tahun 2019 mencapai 329 jiwa. Dalam

perbandingan jumlah kematian ibu di Banten pada tahun 2017 dan 2018

menunjukan bahwa kematian ibu mengalami peningkatan sebesar 17 kasus.

Terdapat 3 penyebab tertinggi kematian ibu di Provinsi Banten pada tahun 2018

adalah pertama hipertensi, kedua perdarahan dan ketiga gangguan darah. Untuk

gangguan darah 45 orang, infeksi 12 orang, gangguan metabolik 3 orang dan 56

orang termasuk jantung kecelakaan dan lain-lain. Dan perbandingan pada tahun

2018 dan 2019 menunjukan bahwa kematian ibu mengalami peningkatan.

Penyebab langsung kematian ibu yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan,

infeksi, gangguan metabolic (DM), gangguan system peredaran darah dan lain-

lain. (Dinkes Provinsi Banten, 2019).

Perbandingan jumlah kematian Bayi di Banten pada tahun 2017 dan 2018

menunjukan bahwa kematian Bayi mengalami peningkatan signifikan sebesar

3
4

111 kasus, Penyebab tertinggnya adalah pneumonia dan kematian neonatal 0-28

hari sejumlah 923 orang yakni 0-6 hari sejumlah 708 orang, 7-28 hari sejumlah

215 orang, sedangkan penyebab langsung kematian bayi di Provinsi Banten pada

tahun 2018 adalah Berat Badan Lahir Rendah BBLR 361 orang, asfiksia 268

orang, tetanus neonaturum 11 orang, sepsis 47 orang, kelainan kongenital 95

orang, penyebab lain-lain 141 orang. Dan perbandingan pada tahun 2018 dan

2019 mengalami penurunan. Penyebab langsung kematian bayi di Provinsi

Banten Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), asfiksia, tetanus neonatorum,

infeksi/sepsis, kelainan kongenital, dan lain-lain. (Dinkes Provisi Banten, 2019).

Pada tahun 2020 sebanyak 11 kasus dengan penyebab kematian yaitu BBLR dan

prematuritas.

Jumlah kematian ibu di Kabupaten Tangerang pada tahun 2018 yaitu 58

jiwa (Dinkes Kab. Tangerang, 2020), sedangkan pada tahun 2019 mengalami

penurunan yaitu sebayak 36 jiwa dan pada tahun 2020 tercatat 47 kasus

kematian. Dalam perbandingan angka kematian ibu di Kabupaten Tangerang

mengalami peningkatan. Penyebab tertinggi adalah 26 % perdarahan dan 26 %

PEB, serta 13 % disebabkan terpapar covid 19. (Kesga. Dinkes. Kab. Tangerang,

2020)

Berdasarkan latar belakang di atas yaitu memberikan pelayanan sesuai

dengan standar profesi bidan yang dapat membantu menurunkan AKI dan AKB di

Indonesia, maka penulis tertarik untuk melakukan “Asuhan Kebidanan Continuity

of Care Berbasis Holistic Care pada Ny.R usia 35 tahun G3P2A0 di PMB.

4
5

Badriah Susilawati Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang Periode 01 April s.d

30 Juli 2021.

A. Tujuan

1. Tujuan Umum

Diterapkannya Asuhan Kebidanan Continuity of Care(COC) Berbasis

Holistic Care Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi baru lahir pada Ny. R di

PMB Badriah Susilawati Mauk – Tangerang Tanggal 01 April – 30 Juli 2021

dengan pemikiran 7 langkah Varney dan pendokumentasian dengan SOAP.

2. Tujuan Khusus

a. Dilakukannya pengkajian data Subjektif dan Objektif secara asuhan

Continuity of Care Berbasis Holistic Care pada Ny. R di PMB Badriah

Susilawati Mauk – Tangerang Tanggal 01 April – 30 Juli 2021.

b. Ditegakannya interpretasi data dan menentukan diagnosa secara asuhan

Continuity of Care Berbasis Holistic Care pada Ny. R di PMB Badriah

Susilawati Mauk – Tangerang Tanggal 01 April – 30 Juli 2021.

c. Dilakukannya interprestasi masalah potensial pada Asuhan kebidanan

Contuinity Of Care ( COC ) berbasis Holistic Care pada Ny. R di PMB

Badriah Susilawati Mauk – Tangerang Tanggal 01 April – 30 Juli 2021.

d. Dilakukannya tindakan segera (bila ada) atau berkolaborasi bila terdeteksi

adanya komplikasi secara dini pada Asuhan Continuity of Care (COC)

5
6

Berbasis Holistic Care pada Ny. R di PMB Badriah Susilawati Mauk –

Tangerang Tanggal 01 April – 30 Juli 2021.

e. Dilakukannya perencanaan Asuhan Continuity of Care (COC) Berbasis

Holistic Care pada Ny. R di PMB Badriah Susilawati Mauk – Tangerang

Tanggal 01 April – 30 Juli 2021.

f. Dilakukannya Asuhan Continuity of Care (COC) Berbasis Holistic Care

pada Ny. R di PMB Badriah Susilawati Mauk – Tangerang Tanggal 01

April – 30 Juli 2021.

g. Dilakukannya evaluasi dari Asuhan Continuity of Care Berbasis Holistic

Care pada Ny R di PMB Badriah Susilawati Mauk – Tangerang Tanggal 01

April – 30 Juli 2021.

B. Ruang Lingkup

Asuhan Continuity of Care Berbasis Holistic Care ini di lakukan pada

Ny.R Usia 30 tahun G1 P0 A0 di PMB Badriah Susilawati Tgl 01 April – 30 Juli

2021. Asuhan Continuity of Care Berbasis Holistic Care ini dilakuklan agar

mahasiswa .dapat mengetahui masalah apa yang terjadi pada ibu sehingga dapat

dilakukan deteksi dini. Asuhan Continuity of Care Berbasis Holistic Care dapat

dijadikan evaluasi serta bahan perbandingan teori dengan kasus yang terjadi di

lapangan yang di lakukan dengan menggunakan 7 langkah Varney dan catatan

perkembangan SOAP. Cara pengambilan data yang dilakukan oleh penulis yaitu

dengan memperoleh data Subyektif dari anamnesa sejak pertama kali klien datang

dan data Obyektif dari pemeriksaan leopold dan pemeriksaan laboratorium yang

6
7

beracuan pada format manajemen ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru

lahir dan asuhan yang diberikan sesuai dengan observasi pada partograf dan 60

langkah Asuhan Persalinan Normal dan di dokumentasikan pada manajemen 7

langkah Varney dan catatan SOAP.

C. Manfaat

1. Lahan Praktek ( Rumah Sakit )

Diharapkan dengan adanya Asuhan Continuity of Care Berbasis Holistic

Care ini dapat menjadi kontribusi yang positif dalam meningkatkan kualitas

pelayanan dalam upaya menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian

bayi di RS Permata Hati Cikupa .

2. Institusi Pendidikan

Diharapkan dengan adanya laporan Asuhan Continuity of Care (COC)

Berbasis Holistic Care pada Ny.A ini dapat dijadikan referensi, gambaran dan

informasi tambahan yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam

proses belajar Praktik Klinik Kebidanan di perkuliahan maupun di lahan

praktik.

3. Mahasiswa

Dengan adanya Asuhan Continuty of Care (COC) Berbasis Holistic Care

pada Ny.A ini mahasiswa diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan

dan keterampilan dalam memberikan asuhan terhadap ibu bersalin, nifas dan

bayi baru lahir dan memberikan asuhan yang sesuai terhadap ibu hamil, ibu

7
8

bersalin, nifas dan bayi baru lahir. Mahasiswa dapat mengaplikasikan teori-

teori mengenai persalinan, nifas dan bayi baru lahir di lahan praktik.

4. Masyarakat

Dengan adanya Asuhan Continuity of Care Berbasis Holitic Care ini

Masyarakat diharapkan mendapat pelayanan Asuhan Kebidanan secara

Continuity of Care Berbasis Holistic Care yang sesuai dengan Standar

Pelayanan Kebidanan .

Anda mungkin juga menyukai