Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHESIF PADA KELUARGA TN.

S DI
KECAMATAN MARGOREJO KABUPATEN PATI

ABSTRAK

Jumlah kematian ibu yang dihimpun dari pencatatan program kesehatan keluarga di Kementerian
Kesehatan pada tahun 2020 menunjukkan 4.627 kematian di Indonesia. Jumlah ini menunjukkan
peningkatan dibandingkan tahun 2019 sebesar 4.221 kematian. Berdasarkan penyebab, sebagian besar
kematian ibu pada tahun 2020 disebabkan oleh perdarahan sebanyak 1.330 kasus, hipertensi dalam
kehamilan sebanyak 1.110 kasus, dan gangguan sistem peredaran darah sebanyak 230 kasus. Pada
tahun 2019, penyebab kematian neonatal terbanyak adalah kondisi berat badan lahir rendah (BBLR).
Penyebab kematian lainnya di antaranya asfiksia, kelainan bawaan, sepsis, tetanus neonatorium, dan
lainnya. Tujuan penelitian yaitu memberikan asuhan kebidanan secara continuity of care mulai dari
hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB dengan pendekatan keluarga. Metode yang digunakan dengan
mengunakan laporan kasus, dengan memberikan asuhan kebidanan secara langsung kepada klien
mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, neonatus dan KB. Jenis data yang digunakan yaitu data primer
dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Wawancara, pemeriksaan dan
dokumentasi. Kesimpulan yaitu Dengan dilakukan asuhan kebidanan secara komprehensif pada
keluarga Tn.S mulai dari hamil, bersalin, nifas, neonatus dan keluarga berencana telah didapatkan
hasil pada kehamilan, nifas, neonatus, dan KB ibu dalam keadaan normal.

Kata Kunci : Kehamilan, Bersalin, Nifas, Neonatus, KB

PENDAHULUAN
Continuity of care dalam kebidanan merupakan serangkaian kegiatan pelayanan
berkesinambungan mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, serta keluarga berencana
(Homer et all, 2014 dalam Ningsih, 2017). Continuity of care yang dilakukan oleh bidan pada
umumnya berorientasi untuk meningkatkan kesinambungan pelayanan dalam suatu periode. (Tri
Sunarsih, 2020).
Kematian ibu dan bayi merupakan kegagalan kesehatan dan kegagalan sosial. Kematian pada
ibu kebanyakan terjadi pada keluarga dengan sosial budaya, ekonomi, pendidikan yang rendah dan
keluarga tidak mampu, yang diperburuk dengan kendala akses rujukan pada ibu-ibu yang tinggal di
desa terpencil. Oleh karena itu, bidan sebagai pendamping perempuan diharapkan mampu
memberikan pelayanan kepada ibu dan keluarga dengan menggunakan pendekatan keluarga.
(Amaliyyah, 2021)
Jumlah kematian ibu yang dihimpun dari pencatatan program kesehatan keluarga di
Kementerian Kesehatan pada tahun 2020 menunjukkan 4.627 kematian di Indonesia. Jumlah ini
menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2019 sebesar 4.221 kematian. Berdasarkan penyebab,
sebagian besar kematian ibu pada tahun 2020 disebabkan oleh perdarahan sebanyak 1.330 kasus,
hipertensi dalam kehamilan sebanyak 1.110 kasus, dan gangguan sistem peredaran darah sebanyak
230 kasus. Pada tahun 2020 penyebab kematian neonatal terbanyak adalah kondisi berat badan lahir
rendah (BBLR) . Penyebab kematian lainnya diantaranya asfiksia, infeksi, kelainan kongenital ,
tetanus neonatorium , dan lainnya. Penyakit infeksi menjadi penyumbang kematian pada kelompok
anak usia 29 hari - 11 bulan. Sama seperti tahun sebelumnya, pada tahun 2020, pneumonia dan diare
masih menjadi masalah utama yang meyebabkan 73,9% kematian (pneumonia) dan 14,5% kematian
(diare). Penyebab kematian lain di antaranya adalah kelainan kongenital jantung, kelainan kongenital
lainnya, meningitis, demam berdarah, penyakit saraf, dan lainnya. (Dinkes RI, 2020)(KESGA PROFIL
KESEHATAN TAHUN 2020, n.d.)
Jumlah kasus AKI di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2019 juga mengalami penurunan yaitu
sebanyak 416 kasus. Kematian maternal sebesar 64,18% pada waktu nifas, 25,72% hamil, 10,10%
bersalin. Penyebab AKI yaitu perdarahan 102, hipertensi dalam kehamilan 123, penyakit lain 115.

Lembaga Riset, Pengabdian Masyarakat, dan Inovasi,


ppim.unkaha@gmail.com
Kemudian AKB di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2019 mengalami penurunan yaitu sebanyak
4.450 kasus. AKB tertinggi di sebabkan oleh BBLR sebesar 1.139, asfiksia 743, kelainan bawaan 492
kasus (Dinkes Jateng, 2019).(KESGA PROFIL KESEHATAN TAHUN 2020, n.d.)
Dari jumlah kematian ibu tahun 2020, jumlah kematian ibu hamil 5 kasus, kematian ibu
bersalin 1 kasus dan kematian ibu nifas 9 kasus, sedangkan kasus penyebab kematian ibu adalah
perdarahan 3 kasus, hipertensi dalam kehamilan 5 kasus dan kasus lainya sebanyak 7 kasus. Sementara
berdasarkan pada kelompok umur, kejadian kematian maternal terbanyak pada usia 20 - 34 tahun yaitu
sebanyak 8 kematian, ≥ 35 tahun sebanyak 5 kematian dan ≤ 20 sebanyak 2 kematian. Jumlah ibu
hamil tahun 2020 di Kabupaten Pati adalah 17.892,dengan cakupan K1 sebesar 100 %, sedangkan
cakupan K4 sebesar 98,6 % atau 17.647, cakupan ini meningkat jika di bandingkan tahun 2019 sebesar
94,0 %.(Dinkes pati, 2020)
Berdasarkan data AKI di Puskesmas Margorejo tahun 2020 pada bulan Januari-Desember
terdapat AKI sebanyak 4 Kasus, terdiri dari perdarahan 2 kasus, gangguan sistem peredaran darah
(jantung,stroke,dan lain-lain) sebanyak 1 kasus dan lain-lain yaitu 1 kasus, pada tahun 2019 tidak ada
kasus AKI. Jumlah ibu hamil dengan masalah di Wilayah Puskesmas Margorejo pada bulan Januari-
Desember 2020 yaitu sejumlah 128 kasus, kasus tersebut meliputi usia 35 tahun sebanyak 38 kasus,
KEK (Kekurangan Energi Kronik) sebanyak 23 kasus, usia 20 tahun sebanyak 11 kasus, post SC
sebanyak 10 kasus, HbSag sebanyak 8 kasus, letak sungsang sebanyak 6 kasus, hipertensi dalam
kehamilan sebanyak 4 kasus, oblig tyroid sebanyak 3 kasus, gemeli sebanyak 3 kasus, anemia
sebanyak 3 kasus, jarak kehamilan < 2 tahun sebanyak 3 kasus, PEB (Pre Eklamsi Berat) sebanyak 3
kasus, paritas sebanyak 2 kasus, hipertensi sebanyak 1 kasus, CPD (Cephalopelvic
Disproportion)sebanyak 1 kasus, riwayat jantung 1 kasus, plasenta previa sebanyak 1 kasus, batu
ginjal sebanyak 1 kasus, protein urin +3 sebanyak 1 kasus, dan lain-lain 5 kasus. AKB pada tahun
2020 di bulan Januari – November terdapat sejumlah 5 kasus kematian bayi lahir mati, yang
disebabkan oleh 3 kasus Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan 2 kasus asfiksia, pada tahun 2019
sebanyak 8 kasus (Puskesmas Margorejo Pati, 2020).
Upaya percepatan penurunan AKI dilakukan dengan menjamin agar setiap ibu mampu
mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, seperti pelayanan kesehatan ibu hamil,
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan pasca
persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, dan pelayanan
keluarga berencana termasuk KB pasca persalinan. Upaya penurunan AKI merupakan salah satu target
Kementerian Kesehatan. Upaya yang telah dilakukan pemerintah Indonesia untuk menurunkan Angka
Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi antara lain, program kesehatan ibu dan anak (KIA), suami
siaga, desa siaga, making pregnancy safer (MPS), jaminan persalinan (Jampersal), program
perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K), penambahan pelayanan obstetri neonatus
esensial dasar (PONED), di pusat pelayanan kesehatan masyarakat (Puskesmas) dan program emas.
Beberapa program yang telah dilaksanakan antara lain Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K). (Susiana, 2019).
Berdasarkan data-data Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di atas, bidan sebagai
tenaga kesehatan yang langsung turun ke tengah masyarakat serta menjadi ujung tombak dalam
menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi, melalui asuhan komprehensif bisa
menjadi cara yang tepat untuk menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. (Susiana,
2019).
Anemia harus dihindari oleh para ibu hamil karena dampak dari anemia pada ibu hamil itu
sendiri yakni keguguran, pendarahan selama kehamilan, persalinan premature, gangguan janin,
gangguang persalinan dan masa nifas. Pemantauan kadar HB pada ibu hamil dalam masa kehamilan
itu sangat penting salah satunya pemantauan HB minimal 2x selama kehamilan di bulan ke 1-3 dan
bulan ke 7-9. (Isnaeni, 2012).
Ibu hamil dengan presentasi bokong ditandai letak bayi membujur pada rahim, dimana bagian
kepala berada pada fundus uteri sedangkan posisi bokong di bawah kavum uteri. (MadeIndrayani &
Susy Purnawati, 2020)

METODE

Lembaga Riset, Pengabdian Masyarakat, dan Inovasi,


ppim.unkaha@gmail.com
Metode yang digunakan penulis dalam asuhan kebidanan komprehensif ini adalah
dengan mengunakan laporan kasus, dengan memberikan asuhan kebidanan secara langsung
kepada klien mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, neonatus dan KB.Tempat studi kasus
dilaksanakan di Desa Penambuhan rt 04 rw 02 Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati. Waktu
Studi kasus mulai dari awal April-Juni 2022. Subjek studi Kasus ini yaitu Sasaran yang
ditujukan kepada keluarga Tn. S Desa Penambuhan dengan memperhatikan Continuity Of
Care mulai dari hamil trimester III, bersalin, nifas, neonatus dan keluarga berencana. Jenis
data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah Wawancara, pemeriksaan dan dokumentasi. Instrumen pada studi kasus ini
peneliti menggunakan format asuhan kebidanan keluarga di komunitas, asuhan kebidanan
dengan 7 langkah varney dan catatan perkembangan dengan metode SOAP.

HASIL

Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Keluarga

Kunjungan keluarga dilakukan pada hari sabtu tangga 09 April 2022, Asuhan
kebidanan kelurga pada keluarga Tn.S terdapat permasalahan pada ibu hamil dan keluarga
yaitu , ibu hamil dengan presentasi bokong, anemia ringan, sedangkan keluarga terdapat
masalah yaitu PHBS dalam rumah tangga yang kurang (tidak mengkonsumsi buah setiap
hari), dan PSM (Peran Serta Masyarakat). Pada kunjungan keluarga ini diberikan pendidikan
kesehatan tentang anemia, tablet fe dan PHBS dalam rumah tangga.

Asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil

KUNJUNGAN I (10 April 2022)

Ds : Ibu mengatakan pegal-pegal dipunggung

Do : Keadaan umum baik, BB: 64 Kg,TB: 144 cm, TD: 110/70 mmHg,S: 36,4° C, N: 82x/mnt, RR:
20x/menit, Palpasi: Leopold I (TFU 30 cm , fundusuteri teraba 1 bulatan, keras, melenting/kepala),
Leopold II (dibagian kanan teraba tahanan memanjang/punggung dan dibagian kiri teraba kecil-kecil
janin), Leopold III (dibagian bawah teraba 1 bulatan,lunak,tidak melenting/bokong), Leopold IV
(dibagian bawah teraba konvergen) TBJ: 2.945 gram dan DJJ 148x/ menit

Diagnosa : Ny. R usia 30 tahun G2 P1 A0 usia kehamilan 32 minggu 5 hari janin tunggal, hidup
intrauteri, letak memanjang, punggung kanan, presentasi bokong, konvergen dengan anemia ringan

Asuhan yang diberikan : Beritahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, konseling tentang
ketidaknyamanan pada kehamilan TM III, konseling tentang gizi ibu hamil.

KUNJUNGAN II (29 April 2022)

S : Ibu mengatakan belum ada persiapan persalinan

O : Keadaan umum baik, BB: 65 Kg,TB: 144 cm, TD: 110/70 mmHg,S: 36,5° C, N: 80x/mnt, RR:
20x/menit, Palpasi abdomen punggung kanan, presentasi bokong, DJJ 148x/ menit

A : Ny. R usia 30 tahun G2 P1 A0 usia kehamilan 35 +4 minggu janin tunggal, hidup intrauteri, DJJ
(+), letak memanjang, punggung kanan, presentasi bokong, dengan presentasi bokong

P : Beritahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, berikn konseling tentang persiapan persalinan dan
berikan pendidikan kesehatan tentang tanda bahaya TM III

Lembaga Riset, Pengabdian Masyarakat, dan Inovasi,


ppim.unkaha@gmail.com
Asuhan kebidanan komprehesif pada ibu bersalin

Ds : Ibu mengatakan perutnya mules jam 03.00 WIB

Do : TD 110/70 mmHg, S36,5°C, N 80x/menit, RR 20x/menit. Palpasi: Leopold I (TFU 32 cm ,


fundus uteri teraba 1 bulatan, keras, melenting/kepala), Leopold II (dibagian kanan teraba tahanan
memanjang/punggung dan dibagian kiri teraba kecil-kecil janin), Leopold III (dibagian bawah teraba 1
bulatan,lunak,tidak melenting/bokong), Leopold IV (dibagian bawah teraba konvergen) TBJ: 3.255
gram dan DJJ 148x/ menit, tidak dilakukan VT karena persalinan harus dengan operasi SC.

Diagnosa : Ny. R usia 30 tahun G2 P1 A0 usia kehamilan 38+3 minggu, janin tunggal, hidup

intrauterin, letak memanjang, punggung kanan, konvergen dengan preentasi bokong.

Asuhan yang diberikan : Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan, mendampingi ibu ke rumah sakit,
memberikan motivasi dan dukungan kepada ibu.

Asuhan kebidanan komprehensif pada ibu nifas

KUNJUNGAN I (19 Mei 2022)

Ds : Ibu mengatakan masih merasa takut untuk berjalan

Do : Keadaan umum baik, BB: 67 Kg,TB: 144 cm, TD: 110/60 mmHg,S: 36,4° C, N: 80x/mnt, RR:
20x/menit, Palpasi abdomen TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi keras, kandung kemih kosong,
lochea rubra, warna merah,bau khas.

Diagnosa : Ny. R usia 30 tahun P2A0 post partum 10 jam

Asuhan yang diberikan : Beritahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, menganjurkan ibu untuk
melakukan mobilisasi dini, berikan konseling tentang ASI eksklusif

KUNJUNGAN II (26 Mei 2022)

S : Ibu mengatakan tidak ada keluhan

O : Keadaan umum baik, BB: 67 Kg,TB: 144 cm, TD: 110/60 mmHg,S: 36,5° C, N: 80x/mnt, RR:
20x/menit, Palpasi abdomen TFU 2 jari dibawah pusat, Lochea Sanguinolenta warna merah kekuning-
kuningan.

A : Ny. R usia 30 tahun P2A0 post partum 7 hari

P : Beritahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, ajari ibu teknik menyusui, memberitahu ibu cara
memperbanyak ASI

KUNJUNGAN III (15 Juni 2022)

S : Ibu mengatakan tidak ada keluhan

O : Keadaan umum baik, BB: 67 Kg,TB: 144 cm, TD: 110/60 mmHg,S: 36,5° C, N: 80x/mnt, RR:
20x/menit, Palpasi abdomen TFU 2 jari dibawah pusat, Lochea Alba warna putih.

A : Ny. R usia 30 tahun P2A0 post partum 29 hari

Lembaga Riset, Pengabdian Masyarakat, dan Inovasi,


ppim.unkaha@gmail.com
P : Beritahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, mengevaluasi asuhan yang sudah diberikan pada
kunjungan sebelumnya, ajnjurkan kepada ibu tetap memberikan ASI saja sampai usia bayi 6 bulan,
Berikan konseling KB secara dini.

Asuhan kebidanan komprehensif pada neonatus

KUNJUNGAN I (19 Mei 2022)

Ds : Ibu mengatakan bayi tdak ada keluhan

Do : Keadaan umum baik, S: 37° C, RR: 56x/menit, BB: 3400 gr PB: 49cm, Bayi menangis kuat

Diagnosa : By.K umur 10 jam lahir dengan SC

Asuhan yang diberikan : Beritahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, bayi disusui secara on
demand, lakukan perawatan tali pusat, dan jaga kehangatan bayi

KUNJUNGAN II (26 Mei 2022)

S : Ibu mengatakan bayi tdak ada keluhan

O : Keadaan umum baik, S: 36,7° C, RR: 52x/menit, BB: 3600 gr PB: 49cm, lila: 11,5 cm

A : By.K umur 7 hari sehat

P : Beritahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, pastikan bayi disusui secara on demand, Pastikan
dilakukan perawatan tali pusat, tetap menjaga kehangatan bayi, penuhi gizi bayi.

KUNJUNGAN III (15 Juni 2022)

S : Ibu mengatakan bayi tdak ada keluhan

O : Keadaan umum baik, S: 36,7° C, RR: 50x/menit, BB: 4600 gr PB: 53,8cm, lila: 11,8 cm

A : By.K umur 29 hari sehat

P : Beritahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, anjurkan ibu untuk melakukan imunisasi ke
posyandu, anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ke fasilitas kesehatan jika bayi ada keluhan

Asuhan kebidanan komrehensif pada KB

KUNJUNGAN I (15 Juni 2022)

Ds : Ibu mengatakan tidak ada keluhan

Do : Keadaan umum baik, TD: 110/80 mmHg,S: 36,4° C, N: 82x/mnt, RR: 22x/menit

Diagnosa : Ny. R usia 30 tahun P2A0 dengan calon akseptor KB

Asuhan yang diberikan : Beritahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, berikan konseling tentang KB

KUNJUNGAN II (25 Juni 2022)

S : Ibu mengatakan sudah menggunakan KB suntik 3 bulan

O : Keadaan umum baik, TD: 110/70 mmHg,S: 36,4° C, N: 82x/mnt, RR: 20x/menit

Lembaga Riset, Pengabdian Masyarakat, dan Inovasi,


ppim.unkaha@gmail.com
A : Ny. R usia 30 tahun P2A0 dengan akseptor KB suntik 3 bulan

P : Beritahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, anjurkan ibu untuk kunjungan ulang setiap 3 bulan
sekali atau jika ada keluhan

PEMBAHASAN

Asuhan Kebidanan Komprehensif pada keluarga

Pada tanggal 09 April 2022 dilakukan pengkajian pertama kali pada keluarga Tn. S.
Pengumpulan data subjektif dan objektif diperoleh langsung dari keluarga Tn. S dengan
melakukan anamnesa, hasil dari anamnesa yaitu Tn. S dan Ny. R menikah pada usia 20 tahun.
Jarak kelahiran anak yang kedua sama anak yang pertama terlalu jauh yaitu 10 tahun.

Pada kunjungan pertama pada keluarga Tn.S hasil pengkajian ada ibu hamil dalam
keluarga tersebut umur 30 tahun hamil yang kedua usia kehamilan 32 minggu 5 hari dan ibu
mengalami permasalahan yaitu janin dengan presentasi bokong dan anemia ringan,
berdasarkan hasil tersebut di dapatkan diagnosa keluarga Tn. S dengan Ny. R umur 30 tahun
G2P1A0 hamil 32 minggu 5 hari dengan presentasi bokong dan anemia ringan.

Pada kunjungan pertama dikeluarga Tn.S juga terdapat lansia yaitu orang tua dari
Tn.S yang bertempat tinggal 1 rumah, keluarga Tn.S mengetahui tentang adanya posyandu
lansia di desa Penambuhan namun keluarga Tn. S tidak mengikutinya secara teratur
dikarenakan kegiatan rumah yang padat. Ny. L ibu dari keluarga Tn.S yang sudah mengalami
menopause terkadang menyempatkan untuk datang ke posbindu untuk memeriksakan
kesehatannya dan mengikuti kegiatan diposbindu. Dalam pengkajian lansia di keluarga Tn.S
ini terdapat permasalahan yaitu Ny.L tidak teratur untuk datang ke posyandu lansia.

Pada kunjungan pertama di keluarga Tn.S juga terdapat Peran Serta Masyarakat
(PSM), Pada kunjungan pertama ini penulis juga melakukan pengkajian peran serta masyrakat
di keluarga Tn. S, didapatkan hasil bahwa Keluarga Tn.S mengetahui tentang peran serta
masyarakat diwilayah Penambuhan yang meliputi pelayanan kesehatan, kemanan, kebersihan
lingkungan. Keluarga Tn.S hanya belum mengetahui tentang pembangunan wilayah.
Keluarga Tn.S sudah mengetahui tentang pelayanan kesehatan di wilayah Penambuhan yaitu
Puskesmas, Polindes/PKD dan Praktik Bidan Mandiri. Keluarga Tn.S mengetahui program
desa siaga yang meliputi polindes/PKD, ambulan desa, dan posyandu . Tetapi keluarga Tn.S
belum mengetahui tentang tabulin,dasolin,bank darah, dasa wisma, dan suami siaga. Keluarga
Tn.S juga ikut serta dalam program desa siaga, meskipun hanya ikut serta dalam
mengeluarkan dana, namun kendalanya program desa siaga yaitu dana dan tenaga.

Berdasarkan hasil di lahan ditemukan kesenjangan yaitu Tn.S dan Ny.R memiliki
anak yang keduaini dengan jarak terlalu jauh, menurut penelitian (Pratiwi, Nawangsari ,2020)
Jarak kehamilanmerupakan interval waktu antara dua kehamilan yang beruntun dari seorang
wanita. Jarak kehamilan yang terlalu pendek secara langsung akan memberikan efek terhadap
kesehatan wanita maupun kesehatan janin yang dikandungnya. Ibu yang melahirkan anak
dengan jarak yang berdekatan (<2 tahun atau ≥ 10 tahun akan mengalami peningkatan resiko
terhadap terjadinya perdarahan pada TM3, anemia, ketuban pecah dini serta dapat melahirkan
bayi dengan berat badan rendah (<2500gram), (Purworejo, 2021)

Asuhan Kebidanan Komprehensif pada ibu hamil

Penulis mengatakan melakukan kunjungan pertama pada tanggal 10 april 2022 penulis
melakukan pengkajian data pada keluarga Tn.S. Dari hasil pengkajian data, selama
kehamilan Ny.R melakukan ANC sebanyak 9 kali, TM I sebanyak 2 kali, TM II sebanyak

Lembaga Riset, Pengabdian Masyarakat, dan Inovasi,


ppim.unkaha@gmail.com
2 kali dan TM III sebanyak 5 kali. Ibu mengatakan melakukan pemeriksaan kehamilan pada
bidan dan dokter kandungan.

Pada pemeriksaan palpasi TFU di dapatkan hasil TFU ibu normal jadi TBJ juga
normal, ibu mengalami faktor resiko kehamilan yaitu janin dengan posisi presentasi bokong
dan juga ibu dengan anemia ringan. Ibu tidak sering minum tablet fe karena lupa. Pada
kunjungan ini penulis memberikan pendidikan kesehatan makanan bergizi seimbang pada ibu
hamil dan pendidikan kesehatan ketidaknyamanan kehamilan trimester III.

Penulis melakukan kunjungan II pada tanggal 29 April 2022, pada kunjungan ini
bertujuan untuk mengevaluasi pada kunjungan pertama, didapatkan hasil dari data subyektif,
ibu mengatakan belum ada persiapan persalinan. Kunjungan kedua ini penulis melakukan
evaluasi pada pertemuan kemarin, hasilnya yaitu ibu dan keluarga sudah rutin mengkonsumsi
tablet fe, makan-makanan yang mengandung zat besi, rutin melakukan posisi knee-chest dan
sudah mempersiapkan persiapan persalinan. Penulis memberikan konseling tentang tanda
bahaya kehamilan Trimester III .

Berdasarkan data yang didapat dilahan ditemukan kesenjangan pada Ny.R yaitu sesuai
dengan standar pelayanan Desti Rahayu (2015) yang mengatakan bahwa Knee chest
merupakan usaha yang dilakukan untuk dapat mengubah posisi janin sungsang menjadi
normal. dengan gerakan posisinya menungging, tangan rileks disamping tubuh dan kedua kaki
terbuka, di tekuk sejajar bahu. Pasien sudah meakukannya asuhan yang diberikan setiap hari
namun tidak mengalami perubahan posisi. (Cookson & Stirk, 2019)

Asuhan Kebidanan Komprehensif pada ibu bersalin

Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan membran dari
dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks
sebagai akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan kekuatan yang teratur. Persalinan
normal dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37
minggu sampai 40 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. (Muhammad et al., 2022)

Pada kasus Ny. R dilakukan tindakan operasi Sectio Caesaria menurut pernyataan
dokter adalah presentasi bokong diakibatkan oleh faktor ibu yaitu pada persalinan anak yang
pertama ibu dilakukan SC dengan indikasi panggul sempit dan serotinus . Terdapat kesesuaian
dari teori diatas, penyebab utama presentasi ini adalah relaksasi berlebihan dinding abdomen
akibat multiparitas yang tinggi. Selain itu bisa juga disebabkan janin prematur, plasenta
previa, uterus abnormal, cairan amnion berlebih, dan panggul sempit (Juliathi et al., 2021)

Pada kasus Ny. R terdapat kesesuaian dengan pendapat (Juliathi et al., 2021), yaitu
dengan diagnose yang didapatkan dokter menjelaskan kondisi janin dan meminta izin
keluarga untuk melakukan tindakan operasi SC, pada pukul 06.00 wib dilakukan persiapan
sebelum operasi SC yaitu dengan mengganti baju ibu dengan baju operasi atau steril,
melepas semua perhiasan yang ada ditubuh dan mencukur bulu kemaluan ibu untuk
mensterilkan, dilakukan pemasangan infuse dengan cairan Ringer Laktat (RL) dan
dipasangkan kateter nelaton dan dibius anastesi epidural, dilakukan pengeluaran plasenta,
dan dilakukan penjahitan pada bagian abdomen. Pada pukul 10.30 wib operasi selesai dan
berjalan lancar.

Asuhan Kebidanan komprehensif pada ibu nifas


Kunjungan pertama dilakukan pada hari ke 1 post partum yaitu pada tanggal 19 Mei
2022. Dari hasil anamnesa yang dilakukan, didapatkan permasalahan yaitu ibu masih ada
rasa takut untuk latihan berjalan. Penulis memberikan penatalaksanaan yaitu
memnganjurkan pada ibu untuk melakukan mobilisasi dini. Kemudian penulis melakukan
evaluasi, hasilnya yaitu ibu sudah memahami dan bersedia belajar untuk berjalan.
Kunjungan kedua dilakukan pada hari ke 7 post partum yaitu pada tanggal 26 April

Lembaga Riset, Pengabdian Masyarakat, dan Inovasi,


ppim.unkaha@gmail.com
2022. Penulis melakukan evaluasi untuk memastikan bahwa ibu dan keluarga sudah
melakukan anjuran yang diberikan. Hasilnya yaitu ibu sudah bisa berjalan dan sudah bisa
menjenguk bayi diruang bayi. Dari hasil anamnesa yang dilakukan penulis, Ny.R
mengeluhkan ASI (Air Susu Ibu) keluar sedikit dan ibu jarang istirahat karena mengurus
bayinya. Kemudian, penulis memberikan penatalaksanaan yaitu memberikan konseling cara
memperbanyak ASI (Air Susu Ibu) yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi,
perbanyak minum air putih, istirahat yang cukup dan tidak stress. Penulis juga mengajarkan
cara melakukan pijat oksitosin pada ibu. Setelah di evaluasi keluarga mampu menerapkan
dan memparaktikannya dengan baik.
Kunjungan ketiga dilakukan pada hari ke 29 post partum, yaitu pada tanggal 17 Juni
2022, ibu tidak mengalami keluhan. Penulis memberikan penatalaksanaan dengan
mengevaluasi kunjungan sebelumnya yaitu dengan memastikan bahwa ibu sudah
menerapkan dan melakukan anjuran yang diberikan penulis. Didapatkan hasilnya yaitu ibu
sudah melakukan anjuran, yaitu ibu sudah mengkonsumsi makanan yang bergizi, minum air
putih satu hari 6 gelas, istirahat yang cukup dan tidak stress. Keluarga juga sudah melakukan
pijat oksitosin satu hari minimal 2 kali. Kemudian, Penulis memberikan konseling awal
tentang macam- macam alat kontrasepsi. Setelah di evaluasi, ibu dan keluarga sudah
mengetahui macam-macam alat kontrasepsi. Ibu memutuskan untuk memakai KB suntik 3
bulan.
Berdasarkan hasil yang sudah dilakukan oleh penulis sebanyak 3 kunjungan di masa
nifas, sudah dilakukan penatalaksanaan sesuai masalah dan keluhan yang dialami ibu, di
dukung dengan teori yang ada, sehingga permasalahan dan keluhan ibu sudah teratasi.

Asuhan Kebidanan Komprehensif pada neonatus

Kunjungan Pertama dilakukan pada hari ke 1 setelah bayi lahir, tanggal 19 Mei
2022 hasi anamnesa bayi tidak ada keluhan, Kemudian ibu bersedia menyusui baynya secara
on demand, melakukan perawatan tali pusat, menjaga kehangatan bayi dengan cara
membedong bayi serta menjaga personal hygiene bayi. Pada kunjungan pertama ini bayi
sudah mendapatkan imunisasi dari rumah sakit yaitu imunisasi HB0 dan imunisasi polio
suntik.
Kunjungan kedua dilakukan 7 hari setelah bayi lahir yaitu tanggal 26 Mei 2022, tidak
ditemukan permasalahan pada bayi baru lahir. Penulis memasikan bahwa tidak ada tanda-
tanda bahya pada bayi mengevaluasi pada kunjungan pertama yaitu memastikan bayi disusui
secara on demand, dilakukan perawatan pada talipusat dan tetap menjaga kehangatan bayi.
Kunjungan kedua penulis memberikan asuhan dengan memastikan tali pusat dalam keadaan
baik, hasilnya yaitu tali pusat sudah kering dan lepas. Kemudian menjaga kehangatan bayi
dengan cara membedong dan meletakkan di tempat yang hangat, bayi disusui secara on
demand (sesuai dengan keinginan bayi) dan memenuhi gizi bayi dengan cara memberikan ASI
saja dan menyusui bayi sesering mungkin.
Kunjungan ketiga dilakukan hari ke 29, pada tanggal 17 Juni 2022. Tidak ditemukan
permasalahan pada bayi baru lahir. Penulis melakukan evaluasi pada kunjungan sebelumnya,
yaitu bayi sudah disusui secara on demand yaitu sesuai dengan keinginan bayi bayi tetap
disusui tanpa diberika tambahan susu. Pada kunjungan ketiga, penulis memberikan asuhan
meliputi memberitahu keluarga untuk mengimunisasikan Bayi nya di posyandu yaitu
imunisasi BCG.
Pemberian asuhan ini sudah sesuai dengan pelayanan kesehatan neonatus menurut
Kemenkes RI, (2015) adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga
kesehatan kepada neonatus sedikitnya 3 kali, selama periode 0 sampai dengan 29 hari setelah
lahir. (Juli, 2018)

Asuhan kebidanan komprehensif pada KB

Kunjungan pertama dilakukan pada tanggal 17 Juni 2022, dari pengkajian data
ditemukan data subjektif yaitu ibu sudah pernah menggunakan alat kontrasepsi yaitu KB pil

Lembaga Riset, Pengabdian Masyarakat, dan Inovasi,


ppim.unkaha@gmail.com
dn juga KB suntik 3 bulan. Maka dari itu penulis memberikan konseling tentang KB secara
dini yang bertujuan agar ibu bisa menjarangkan kehamilan dan menanyakan rencana KB
yang akan di gunakan. Hasilnya ibu berencana menggunakan KB Suntik 3 bulan yang tidak
mengganggu produksi ASI karena ibu ingin menerapkan ASI eksklusif dan ibu lebih suka
metode ini dari pada menggunakan metode yang lainya.
Kunjungan kedua dilakukan pada tanggal 25 Juni 2022, didapatkan hasil anamnesa,
ibu mengatakan sudah melakukan KB suntik 3 bulan di bidan praktik mandiri setelah masa
nifas selesai. Penulis mengevaluasi pada kunjungan awal KB bahwa ibu sudah memahami
tentang KB suntik 3 bulan. Penulis juga menganjurkan ibu untuk diet rendah kalori supaya
menjaga berat badan.
Pada kunjungan kedua ini penulis menanyakan pada ibu apakah ada keluhan selama
menggunakan KB Suntik 3 bulan, dan ibu menggatakan tidak ada keluhan selama
menggunakan KB Suntik 3 bulan dan menganjurkan ibu ke fasilitas kesehatan terdekat jika
mengalami keluhan pada pemakaian KB Suntik 3 bulan supaya masalah ibu bisa segara
teratasi. Metode atau jenis kontrasepsi yang akan digunakan harus memperhatikan status
kesehatan, efek samping, konsekuensi kegagalan. Penggunaan alat kontrasepsi pada ibu
menyusui juga perlu diperhatikan agar tidak mengurangi produksi ASI salah satunya adalah
KB suntik 3 bulan .(Sari, 2017)

PENUTUP

Kesimpulan :
Dengan dilakukan asuhan kebidanan secara komprehensif pada keluarga Tn.S mulai dari hamil,
bersalin, nifas, neonatus dan keluarga berencana telah didapatkan hasil pada kehamilan, nifas,
neonatus, dan KB ibu dalam keadaan normal.
Saran :
Dapat menambah wawasan, pengetahuan serta pengalaman penulis tentang asuhan kebidanan
komprehensif pada ibu hamil Trimester III, bersalin, nifas, neonatus dan keluarga berencana, serta
untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam perkuliahan.

REFERENCES

1. Amaliyyah, R. (2021). No Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.S G4P3A0 Di Puskesmas


kecamatan clincing Jakarta Utara In poltekkes Jakarta 3.
2. Cookson, M. D., & Stirk, P. M. R. (2019). Posisi Knee-Chest 1(April), 96–127.
3. Juli, J. (2018). Poltekkes kemenkes ri medan jurusan kebidanan medan prodi d-iii kebidanan
tahun 2018.
4. Dinkes pati. (2020). PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PATI TAHUN 2020 DINAS.
5. KESGA PROFIL KESEHATAN RI TAHUN 2020. (n.d.).
6. Isnaeni. (2012). Poltekkes Kemenkes Yogyakarta | 9. Jurnal Kesehatan, 6(6), 9–33.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1134/4/4. Chapter 2.pdf
7. Juliathi, N. L. P., Marhaeni, G. A., & Mahayati, N. M. D. (2021). Gambaran Persalinan Dengan
Sectio Caesarea Di Instalasi Gawat Darurat Kebidanan Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Tahun
2020. Jurnal Ilmiah Kebidanan (The Journal Of Midwifery), 9(1), 19–27.
https://ejournal.poltekkes-denpasar.ac.id/index.php/JIK/article/view/1475
8. KESGA PROFIL KESEHATAN TAHUN 2020. (n.d.).
9. MadeIndrayani, & Susy Purnawati. (2020). Jurnal medika udayana. Hubungan Kejadian
Hipertensi Dengan Mild Congnitive Impairmentpada Lanjut Usia Di Desa Dauh Puri Kelod,
Denpasar Barat, 9(1), 22–27.
10. Muhammad, F. K., Widjajanegara, H., & Satyaputra, D. W. (2022). Scoping Review: Hubungan
antara Olahraga dengan Kualitas Hidup Wanita Menopause. Bandung Conference Series:
Medical Science, 2(1), 288–293. https://doi.org/10.29313/bcsms.v2i1.725

Lembaga Riset, Pengabdian Masyarakat, dan Inovasi,


ppim.unkaha@gmail.com
11. Purworejo, D. I. K. (2021). Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.XII No.1 Tahun 2021. 1, 1–8.
12. Sari, S. amelia. (2017). No Penentuan prioritas masalah kesehatan dan jenis intervensi dalam
pelayanan kesehatan disuatu wilayah. 549, 40-42
13. Susiana, S. (2019). Angka Kematian Ibu : Faktor Penyebab Dan Upaya Penanganannya.
14. Tri Sunarsih, P. (2020). ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE DI PMB SUKANI
EDI MUNGGUR SRIMARTANI PIYUNGAN BANTUL. Jurnal Midwifery, 5(1), 39.
https://doi.org/10.31764/mj.v5i1.952
15. Book : KESGA PROFIL KESEHATAN PUSKESMAS MARGOREJO, 2020

Lembaga Riset, Pengabdian Masyarakat, dan Inovasi,


ppim.unkaha@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai