S DI
KECAMATAN MARGOREJO KABUPATEN PATI
ABSTRAK
Jumlah kematian ibu yang dihimpun dari pencatatan program kesehatan keluarga di Kementerian
Kesehatan pada tahun 2020 menunjukkan 4.627 kematian di Indonesia. Jumlah ini menunjukkan
peningkatan dibandingkan tahun 2019 sebesar 4.221 kematian. Berdasarkan penyebab, sebagian besar
kematian ibu pada tahun 2020 disebabkan oleh perdarahan sebanyak 1.330 kasus, hipertensi dalam
kehamilan sebanyak 1.110 kasus, dan gangguan sistem peredaran darah sebanyak 230 kasus. Pada
tahun 2019, penyebab kematian neonatal terbanyak adalah kondisi berat badan lahir rendah (BBLR).
Penyebab kematian lainnya di antaranya asfiksia, kelainan bawaan, sepsis, tetanus neonatorium, dan
lainnya. Tujuan penelitian yaitu memberikan asuhan kebidanan secara continuity of care mulai dari
hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB dengan pendekatan keluarga. Metode yang digunakan dengan
mengunakan laporan kasus, dengan memberikan asuhan kebidanan secara langsung kepada klien
mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, neonatus dan KB. Jenis data yang digunakan yaitu data primer
dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Wawancara, pemeriksaan dan
dokumentasi. Kesimpulan yaitu Dengan dilakukan asuhan kebidanan secara komprehensif pada
keluarga Tn.S mulai dari hamil, bersalin, nifas, neonatus dan keluarga berencana telah didapatkan
hasil pada kehamilan, nifas, neonatus, dan KB ibu dalam keadaan normal.
PENDAHULUAN
Continuity of care dalam kebidanan merupakan serangkaian kegiatan pelayanan
berkesinambungan mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, serta keluarga berencana
(Homer et all, 2014 dalam Ningsih, 2017). Continuity of care yang dilakukan oleh bidan pada
umumnya berorientasi untuk meningkatkan kesinambungan pelayanan dalam suatu periode. (Tri
Sunarsih, 2020).
Kematian ibu dan bayi merupakan kegagalan kesehatan dan kegagalan sosial. Kematian pada
ibu kebanyakan terjadi pada keluarga dengan sosial budaya, ekonomi, pendidikan yang rendah dan
keluarga tidak mampu, yang diperburuk dengan kendala akses rujukan pada ibu-ibu yang tinggal di
desa terpencil. Oleh karena itu, bidan sebagai pendamping perempuan diharapkan mampu
memberikan pelayanan kepada ibu dan keluarga dengan menggunakan pendekatan keluarga.
(Amaliyyah, 2021)
Jumlah kematian ibu yang dihimpun dari pencatatan program kesehatan keluarga di
Kementerian Kesehatan pada tahun 2020 menunjukkan 4.627 kematian di Indonesia. Jumlah ini
menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2019 sebesar 4.221 kematian. Berdasarkan penyebab,
sebagian besar kematian ibu pada tahun 2020 disebabkan oleh perdarahan sebanyak 1.330 kasus,
hipertensi dalam kehamilan sebanyak 1.110 kasus, dan gangguan sistem peredaran darah sebanyak
230 kasus. Pada tahun 2020 penyebab kematian neonatal terbanyak adalah kondisi berat badan lahir
rendah (BBLR) . Penyebab kematian lainnya diantaranya asfiksia, infeksi, kelainan kongenital ,
tetanus neonatorium , dan lainnya. Penyakit infeksi menjadi penyumbang kematian pada kelompok
anak usia 29 hari - 11 bulan. Sama seperti tahun sebelumnya, pada tahun 2020, pneumonia dan diare
masih menjadi masalah utama yang meyebabkan 73,9% kematian (pneumonia) dan 14,5% kematian
(diare). Penyebab kematian lain di antaranya adalah kelainan kongenital jantung, kelainan kongenital
lainnya, meningitis, demam berdarah, penyakit saraf, dan lainnya. (Dinkes RI, 2020)(KESGA PROFIL
KESEHATAN TAHUN 2020, n.d.)
Jumlah kasus AKI di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2019 juga mengalami penurunan yaitu
sebanyak 416 kasus. Kematian maternal sebesar 64,18% pada waktu nifas, 25,72% hamil, 10,10%
bersalin. Penyebab AKI yaitu perdarahan 102, hipertensi dalam kehamilan 123, penyakit lain 115.
METODE
HASIL
Kunjungan keluarga dilakukan pada hari sabtu tangga 09 April 2022, Asuhan
kebidanan kelurga pada keluarga Tn.S terdapat permasalahan pada ibu hamil dan keluarga
yaitu , ibu hamil dengan presentasi bokong, anemia ringan, sedangkan keluarga terdapat
masalah yaitu PHBS dalam rumah tangga yang kurang (tidak mengkonsumsi buah setiap
hari), dan PSM (Peran Serta Masyarakat). Pada kunjungan keluarga ini diberikan pendidikan
kesehatan tentang anemia, tablet fe dan PHBS dalam rumah tangga.
Do : Keadaan umum baik, BB: 64 Kg,TB: 144 cm, TD: 110/70 mmHg,S: 36,4° C, N: 82x/mnt, RR:
20x/menit, Palpasi: Leopold I (TFU 30 cm , fundusuteri teraba 1 bulatan, keras, melenting/kepala),
Leopold II (dibagian kanan teraba tahanan memanjang/punggung dan dibagian kiri teraba kecil-kecil
janin), Leopold III (dibagian bawah teraba 1 bulatan,lunak,tidak melenting/bokong), Leopold IV
(dibagian bawah teraba konvergen) TBJ: 2.945 gram dan DJJ 148x/ menit
Diagnosa : Ny. R usia 30 tahun G2 P1 A0 usia kehamilan 32 minggu 5 hari janin tunggal, hidup
intrauteri, letak memanjang, punggung kanan, presentasi bokong, konvergen dengan anemia ringan
Asuhan yang diberikan : Beritahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, konseling tentang
ketidaknyamanan pada kehamilan TM III, konseling tentang gizi ibu hamil.
O : Keadaan umum baik, BB: 65 Kg,TB: 144 cm, TD: 110/70 mmHg,S: 36,5° C, N: 80x/mnt, RR:
20x/menit, Palpasi abdomen punggung kanan, presentasi bokong, DJJ 148x/ menit
A : Ny. R usia 30 tahun G2 P1 A0 usia kehamilan 35 +4 minggu janin tunggal, hidup intrauteri, DJJ
(+), letak memanjang, punggung kanan, presentasi bokong, dengan presentasi bokong
P : Beritahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, berikn konseling tentang persiapan persalinan dan
berikan pendidikan kesehatan tentang tanda bahaya TM III
Diagnosa : Ny. R usia 30 tahun G2 P1 A0 usia kehamilan 38+3 minggu, janin tunggal, hidup
Asuhan yang diberikan : Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan, mendampingi ibu ke rumah sakit,
memberikan motivasi dan dukungan kepada ibu.
Do : Keadaan umum baik, BB: 67 Kg,TB: 144 cm, TD: 110/60 mmHg,S: 36,4° C, N: 80x/mnt, RR:
20x/menit, Palpasi abdomen TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi keras, kandung kemih kosong,
lochea rubra, warna merah,bau khas.
Asuhan yang diberikan : Beritahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, menganjurkan ibu untuk
melakukan mobilisasi dini, berikan konseling tentang ASI eksklusif
O : Keadaan umum baik, BB: 67 Kg,TB: 144 cm, TD: 110/60 mmHg,S: 36,5° C, N: 80x/mnt, RR:
20x/menit, Palpasi abdomen TFU 2 jari dibawah pusat, Lochea Sanguinolenta warna merah kekuning-
kuningan.
P : Beritahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, ajari ibu teknik menyusui, memberitahu ibu cara
memperbanyak ASI
O : Keadaan umum baik, BB: 67 Kg,TB: 144 cm, TD: 110/60 mmHg,S: 36,5° C, N: 80x/mnt, RR:
20x/menit, Palpasi abdomen TFU 2 jari dibawah pusat, Lochea Alba warna putih.
Do : Keadaan umum baik, S: 37° C, RR: 56x/menit, BB: 3400 gr PB: 49cm, Bayi menangis kuat
Asuhan yang diberikan : Beritahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, bayi disusui secara on
demand, lakukan perawatan tali pusat, dan jaga kehangatan bayi
O : Keadaan umum baik, S: 36,7° C, RR: 52x/menit, BB: 3600 gr PB: 49cm, lila: 11,5 cm
P : Beritahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, pastikan bayi disusui secara on demand, Pastikan
dilakukan perawatan tali pusat, tetap menjaga kehangatan bayi, penuhi gizi bayi.
O : Keadaan umum baik, S: 36,7° C, RR: 50x/menit, BB: 4600 gr PB: 53,8cm, lila: 11,8 cm
P : Beritahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, anjurkan ibu untuk melakukan imunisasi ke
posyandu, anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ke fasilitas kesehatan jika bayi ada keluhan
Do : Keadaan umum baik, TD: 110/80 mmHg,S: 36,4° C, N: 82x/mnt, RR: 22x/menit
Asuhan yang diberikan : Beritahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, berikan konseling tentang KB
O : Keadaan umum baik, TD: 110/70 mmHg,S: 36,4° C, N: 82x/mnt, RR: 20x/menit
P : Beritahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, anjurkan ibu untuk kunjungan ulang setiap 3 bulan
sekali atau jika ada keluhan
PEMBAHASAN
Pada tanggal 09 April 2022 dilakukan pengkajian pertama kali pada keluarga Tn. S.
Pengumpulan data subjektif dan objektif diperoleh langsung dari keluarga Tn. S dengan
melakukan anamnesa, hasil dari anamnesa yaitu Tn. S dan Ny. R menikah pada usia 20 tahun.
Jarak kelahiran anak yang kedua sama anak yang pertama terlalu jauh yaitu 10 tahun.
Pada kunjungan pertama pada keluarga Tn.S hasil pengkajian ada ibu hamil dalam
keluarga tersebut umur 30 tahun hamil yang kedua usia kehamilan 32 minggu 5 hari dan ibu
mengalami permasalahan yaitu janin dengan presentasi bokong dan anemia ringan,
berdasarkan hasil tersebut di dapatkan diagnosa keluarga Tn. S dengan Ny. R umur 30 tahun
G2P1A0 hamil 32 minggu 5 hari dengan presentasi bokong dan anemia ringan.
Pada kunjungan pertama dikeluarga Tn.S juga terdapat lansia yaitu orang tua dari
Tn.S yang bertempat tinggal 1 rumah, keluarga Tn.S mengetahui tentang adanya posyandu
lansia di desa Penambuhan namun keluarga Tn. S tidak mengikutinya secara teratur
dikarenakan kegiatan rumah yang padat. Ny. L ibu dari keluarga Tn.S yang sudah mengalami
menopause terkadang menyempatkan untuk datang ke posbindu untuk memeriksakan
kesehatannya dan mengikuti kegiatan diposbindu. Dalam pengkajian lansia di keluarga Tn.S
ini terdapat permasalahan yaitu Ny.L tidak teratur untuk datang ke posyandu lansia.
Pada kunjungan pertama di keluarga Tn.S juga terdapat Peran Serta Masyarakat
(PSM), Pada kunjungan pertama ini penulis juga melakukan pengkajian peran serta masyrakat
di keluarga Tn. S, didapatkan hasil bahwa Keluarga Tn.S mengetahui tentang peran serta
masyarakat diwilayah Penambuhan yang meliputi pelayanan kesehatan, kemanan, kebersihan
lingkungan. Keluarga Tn.S hanya belum mengetahui tentang pembangunan wilayah.
Keluarga Tn.S sudah mengetahui tentang pelayanan kesehatan di wilayah Penambuhan yaitu
Puskesmas, Polindes/PKD dan Praktik Bidan Mandiri. Keluarga Tn.S mengetahui program
desa siaga yang meliputi polindes/PKD, ambulan desa, dan posyandu . Tetapi keluarga Tn.S
belum mengetahui tentang tabulin,dasolin,bank darah, dasa wisma, dan suami siaga. Keluarga
Tn.S juga ikut serta dalam program desa siaga, meskipun hanya ikut serta dalam
mengeluarkan dana, namun kendalanya program desa siaga yaitu dana dan tenaga.
Berdasarkan hasil di lahan ditemukan kesenjangan yaitu Tn.S dan Ny.R memiliki
anak yang keduaini dengan jarak terlalu jauh, menurut penelitian (Pratiwi, Nawangsari ,2020)
Jarak kehamilanmerupakan interval waktu antara dua kehamilan yang beruntun dari seorang
wanita. Jarak kehamilan yang terlalu pendek secara langsung akan memberikan efek terhadap
kesehatan wanita maupun kesehatan janin yang dikandungnya. Ibu yang melahirkan anak
dengan jarak yang berdekatan (<2 tahun atau ≥ 10 tahun akan mengalami peningkatan resiko
terhadap terjadinya perdarahan pada TM3, anemia, ketuban pecah dini serta dapat melahirkan
bayi dengan berat badan rendah (<2500gram), (Purworejo, 2021)
Penulis mengatakan melakukan kunjungan pertama pada tanggal 10 april 2022 penulis
melakukan pengkajian data pada keluarga Tn.S. Dari hasil pengkajian data, selama
kehamilan Ny.R melakukan ANC sebanyak 9 kali, TM I sebanyak 2 kali, TM II sebanyak
Pada pemeriksaan palpasi TFU di dapatkan hasil TFU ibu normal jadi TBJ juga
normal, ibu mengalami faktor resiko kehamilan yaitu janin dengan posisi presentasi bokong
dan juga ibu dengan anemia ringan. Ibu tidak sering minum tablet fe karena lupa. Pada
kunjungan ini penulis memberikan pendidikan kesehatan makanan bergizi seimbang pada ibu
hamil dan pendidikan kesehatan ketidaknyamanan kehamilan trimester III.
Penulis melakukan kunjungan II pada tanggal 29 April 2022, pada kunjungan ini
bertujuan untuk mengevaluasi pada kunjungan pertama, didapatkan hasil dari data subyektif,
ibu mengatakan belum ada persiapan persalinan. Kunjungan kedua ini penulis melakukan
evaluasi pada pertemuan kemarin, hasilnya yaitu ibu dan keluarga sudah rutin mengkonsumsi
tablet fe, makan-makanan yang mengandung zat besi, rutin melakukan posisi knee-chest dan
sudah mempersiapkan persiapan persalinan. Penulis memberikan konseling tentang tanda
bahaya kehamilan Trimester III .
Berdasarkan data yang didapat dilahan ditemukan kesenjangan pada Ny.R yaitu sesuai
dengan standar pelayanan Desti Rahayu (2015) yang mengatakan bahwa Knee chest
merupakan usaha yang dilakukan untuk dapat mengubah posisi janin sungsang menjadi
normal. dengan gerakan posisinya menungging, tangan rileks disamping tubuh dan kedua kaki
terbuka, di tekuk sejajar bahu. Pasien sudah meakukannya asuhan yang diberikan setiap hari
namun tidak mengalami perubahan posisi. (Cookson & Stirk, 2019)
Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan membran dari
dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks
sebagai akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan kekuatan yang teratur. Persalinan
normal dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37
minggu sampai 40 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. (Muhammad et al., 2022)
Pada kasus Ny. R dilakukan tindakan operasi Sectio Caesaria menurut pernyataan
dokter adalah presentasi bokong diakibatkan oleh faktor ibu yaitu pada persalinan anak yang
pertama ibu dilakukan SC dengan indikasi panggul sempit dan serotinus . Terdapat kesesuaian
dari teori diatas, penyebab utama presentasi ini adalah relaksasi berlebihan dinding abdomen
akibat multiparitas yang tinggi. Selain itu bisa juga disebabkan janin prematur, plasenta
previa, uterus abnormal, cairan amnion berlebih, dan panggul sempit (Juliathi et al., 2021)
Pada kasus Ny. R terdapat kesesuaian dengan pendapat (Juliathi et al., 2021), yaitu
dengan diagnose yang didapatkan dokter menjelaskan kondisi janin dan meminta izin
keluarga untuk melakukan tindakan operasi SC, pada pukul 06.00 wib dilakukan persiapan
sebelum operasi SC yaitu dengan mengganti baju ibu dengan baju operasi atau steril,
melepas semua perhiasan yang ada ditubuh dan mencukur bulu kemaluan ibu untuk
mensterilkan, dilakukan pemasangan infuse dengan cairan Ringer Laktat (RL) dan
dipasangkan kateter nelaton dan dibius anastesi epidural, dilakukan pengeluaran plasenta,
dan dilakukan penjahitan pada bagian abdomen. Pada pukul 10.30 wib operasi selesai dan
berjalan lancar.
Kunjungan Pertama dilakukan pada hari ke 1 setelah bayi lahir, tanggal 19 Mei
2022 hasi anamnesa bayi tidak ada keluhan, Kemudian ibu bersedia menyusui baynya secara
on demand, melakukan perawatan tali pusat, menjaga kehangatan bayi dengan cara
membedong bayi serta menjaga personal hygiene bayi. Pada kunjungan pertama ini bayi
sudah mendapatkan imunisasi dari rumah sakit yaitu imunisasi HB0 dan imunisasi polio
suntik.
Kunjungan kedua dilakukan 7 hari setelah bayi lahir yaitu tanggal 26 Mei 2022, tidak
ditemukan permasalahan pada bayi baru lahir. Penulis memasikan bahwa tidak ada tanda-
tanda bahya pada bayi mengevaluasi pada kunjungan pertama yaitu memastikan bayi disusui
secara on demand, dilakukan perawatan pada talipusat dan tetap menjaga kehangatan bayi.
Kunjungan kedua penulis memberikan asuhan dengan memastikan tali pusat dalam keadaan
baik, hasilnya yaitu tali pusat sudah kering dan lepas. Kemudian menjaga kehangatan bayi
dengan cara membedong dan meletakkan di tempat yang hangat, bayi disusui secara on
demand (sesuai dengan keinginan bayi) dan memenuhi gizi bayi dengan cara memberikan ASI
saja dan menyusui bayi sesering mungkin.
Kunjungan ketiga dilakukan hari ke 29, pada tanggal 17 Juni 2022. Tidak ditemukan
permasalahan pada bayi baru lahir. Penulis melakukan evaluasi pada kunjungan sebelumnya,
yaitu bayi sudah disusui secara on demand yaitu sesuai dengan keinginan bayi bayi tetap
disusui tanpa diberika tambahan susu. Pada kunjungan ketiga, penulis memberikan asuhan
meliputi memberitahu keluarga untuk mengimunisasikan Bayi nya di posyandu yaitu
imunisasi BCG.
Pemberian asuhan ini sudah sesuai dengan pelayanan kesehatan neonatus menurut
Kemenkes RI, (2015) adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga
kesehatan kepada neonatus sedikitnya 3 kali, selama periode 0 sampai dengan 29 hari setelah
lahir. (Juli, 2018)
Kunjungan pertama dilakukan pada tanggal 17 Juni 2022, dari pengkajian data
ditemukan data subjektif yaitu ibu sudah pernah menggunakan alat kontrasepsi yaitu KB pil
PENUTUP
Kesimpulan :
Dengan dilakukan asuhan kebidanan secara komprehensif pada keluarga Tn.S mulai dari hamil,
bersalin, nifas, neonatus dan keluarga berencana telah didapatkan hasil pada kehamilan, nifas,
neonatus, dan KB ibu dalam keadaan normal.
Saran :
Dapat menambah wawasan, pengetahuan serta pengalaman penulis tentang asuhan kebidanan
komprehensif pada ibu hamil Trimester III, bersalin, nifas, neonatus dan keluarga berencana, serta
untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam perkuliahan.
REFERENCES