Anda di halaman 1dari 11

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT

KUNJUNGAN PELAYANAN ANTENATAL IBU HAMIL


PADA MASA PANDEMI COVID-19

PROPOSAL

PENELITIAN KEPARAWATAN MATERNITAS

Oleh

NORA AGUSTINA
171211296

PROGRAM STUDI S1 KEPARAWATAN


STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Antenatal care adalah pelayanan kesahatan oleh tenaga profesional


untuk ibu selama masa kehamilan yang dilaksanakan sesuai standar
pelayanan yang ditetapkan. Kunjungan ibu hamil ke pelayanan kesahatan
dianjurkan sebagai berikut1 kali pada triwulan I, 1 kali pada triwulan II
dan minimal 2 kali ada triwulan III (Kemenkes RI, 2016).
Antenatal care atau pelayanan antenatal yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang terlatih dan profesional dapat mencegah dan
mendeteksi komplikasi pada janin dan ibu hamil lebih awal sehingga tidak
terjadi hal yang tidak diinginkan dikemudian hari (Rachmawati, Ayu
Indah, 2017)
Pelayanan antenatal care merupakan pelayanan kesahatan dasar
untuk ibu hamil yang harus dilakukan sesuai standar, yaitu minimal 4 kali
selama masa kehamilan. Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi
masalah atau komplikasi sehingga diperlukan pemantauan selama masa
kehamilan. Ibu hamil juga harus mengetahui tentang bahaya kehamilan,
maka ibu hamil akan lebih waspada dan hati - hati dengan cara rutin
melakukan pemeriksaan selama masa kehamilan dapat menyebabkan
kematian pada ibu hamil (Wulandari, dkk, 2017).
Berdasarkan data Profil Kesahatan Indonesia tahun 2019 yang
dilakukan kementrian kesahatan mendapatkan proporsi selama kehamilan
di dearah Sumatera Barat meliputi kunjungan K4 sebesar 78,41. Target
pencapaian program KI = 100% dan K4 = 95 %. Tahun 2019 ibu hamil
yang ada di Kota Padang sebanyak 18.192 orang dengan pencapaian KI
sebanyak 17.122 orang (94,1%) dan K4 sebanyak 16.462 orang (90,5%).
Jika dibanding tahun 2018 capaian ini menurun yakni KI = 96,51% dan
K4 = 92,48%.( Dinas Kesahatan Kota Padang, 2019).
Capaian ini belum memenuhi capaian target 100% dikarenakan
belum semua ibu hamil mengakses fasilitas pelayanan kesahatan pada
trimester pertama. Masih ada ibu hamil yang mengakses fasilitas
pelayanan kesahatan setelah kehamilan diatas 12 minggu. Menurut data
yang diperoleh dari Dinas Kesahatan Kota Padang capaian K1 terendah
ditempati oleh puskesmas Lapai yaitu sebesar 83,1% (Dinas Kesahatan
Kota Padang, 2019).
Sedangkan capaian K4 Kota Padang sebesar 92,5% (16.900 orang)
dari target 96 % (17.544 orang ). Angka ini belum mencapai target
dikarenakan salah satu faktornya adalah masih kurangnya pengetahuan ibu
hamil untuk memeriksakan kehamilan ke fasilitas pelayanan kesahatan
serta masih kurangnya koordinasi Puskesmas dengan RS dan BPM ( Bidan
Praktek Mandiri) yang memberikan pelayanan kepada ibu hamil dan
memberikan pelayanan keada ibu hamil dan memberikan pengaruh
terhadap pencatatan dan pelaporan kunjungan ibu hamil. Menurut data
yang diperoleh dari Dinas Kesahatan Kota padang capaian K4 terendah
pertama ditempati leh Puskesmas Lapai yaitu sebesar 67,1% (Dinas
Kesahatan Kota Padang, 2019).
Kasus kematian ibu meliputi ibu selama kehamilan, persalinan, dan
ibu nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan dan nifas atau
pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan,
terjatuh, dll disetiap 100.000 kelahiran hidup. Tahun 2019 ditemukan
sebanyak 16 kasus, jumlah ini turun jika dibanding tahun 2018 (17 orang).
Adapun rincian kematian ibu ini terdiri dari kematian ibu hamil 5 orang,
kematian ibu bersalin 1 orang dan kematian ibu nifas 10 orang. Sementara
jika dilihat berdasarkan umur kematian ibu umur 20 s/d 34 tahun
sebanyak 10 orang dan diatas 35 tahun sebanyak 6 orang. Tren kasus
kematian ibu di Kota Padang tahun 2019 bervariasi penyebab kematian
ibu adalah perdarahan ( 1 kasus), hipertensi (2 kasus), infeksi (2 kasus),
gangguan sistem peredaran darah (1 kasus), gangguan metabolik (1 kasus)
dan penyebab lain-lain yang merupakan penyait penyerta (9 kasus).
( Dinas Kesahatan Kota Padang, 2019).
Upaya percepatan penurunan aki dapat dilakukan dengan
menjamin agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesahatan ibu
yang berkualiatas, seperti pelayanan kesahatann ibu hamil, pertolongan
persalinan oleh tanaga kesahatan terlatih di fasilitas pelayanan kesahatan,
peraawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan jika
terjad komplikais, kemudahan mendapatkan cuti hamil dan melahirkan
dan pelayanan keluarga berencana.( Dinas kesahatan Kota Padang, 2019).
Penilaian terhadap pelaksanaan pelayanan kesahatan ibu hamil
dapat dilakukan dengan melihat cakupan K1 Dan K4. Cakupan K1 adalah
adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal
pertama kali oleh tenaga kesahatan dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil
disatu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan cakupan K4
adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal
sesuai dengan standar paling sedikit empat kali sesuai jadwal yang
dinjurkan ditiap triemster dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu
wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun.( Dinas Kesahatan Kota
Padang, 2019).
WHO mentargetkan kematian ibu tahun 2020 yaitu 16 kematian
ibu (91,45/100.000 kelahiran hidup), sedangkan jumlah kematian ibu
bulan agustus 2020 27 kematian ibu (227,22/100.000 kelahiran hidup).
Sampai saat ini Angka kematian ibu (AKI) sangat tinggi target AKI
Indonesia pada tahun 2015 adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup
berdasarkan data Survei Penduduk Antar Sensus ( SUPAS) AKI tahun
2015 yaitu 305 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes, 2019).
Kematian ibu di Indonesia secara umum disebabkan oleh beberapa
faktor. Pertama penyebab obstetri langsung meliputi perdarahan 28%,
preeklamsia/ekslamsia 24%, infeksi 11%, sedangkan penyebab tidak
lansung yaitu adanya permasalahan nutrisi meliputi anemia pada ibu hamil
40%. Kekurangan energi kronis 37%, serta ibu hamil dengan konsumsi
energi dibawah kebutuhan miniaml 44,2% (Kemenkes R1, 2019).
Pada awal bulan Maret tahun 2020, di Indonesia sendiri sudah
mulai dilanda pandemi Covid-19 yang mengakibatkan pergerakan setiap
orang sangat terbatas hingga sampai melakukan PSBB (Pembatasan Sosial
Berskala Besar) untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Virus
Corona yang dikenal sebagai Covid- 19 Oleh sebab itu, sebagian besar ibu
hamil merasa enggan melakukan pemeriksaan kehamilan saat pandemic
Covid-19 karena takut terinfeksi virus corona (Sinambela, dkk, 2021)
Berdasarkan data kasus wanita terkonfirmasi positif di Amerika
Serikat pada agustus 2020 sejumlah 15.735 jiwa (0,3% dari total kasus
terkonfirmasi positif). Menurut data perkumpulan Obstetri dan Ginekologi
Indonesia (POGI) Jakarta, 13,7% ibu hamil lebih mudah infeksi Covid-
19, dibandingkan mereka yang tidak hamil. Wanita yang terpapar SARS-
CoV-2 dapat terjadi pada trimester pertama, kedua, maupun ketiga. Pada
tahap awal kehamilan, infeksi SARS-CoV-2 secara vertikal dari ibu
kepada janin belum terbukti. Hal yang pasti bahwasanya semakin dini
terjadi kasus infeksi , maka resiko abortus semakin besar sebab kondisi ibu
yang menurun dapat mempengaruhi aliran nutrisi dan oksigen melalui
plasenta pada perkembangan janin.(Rohmah & Nurdianto, 2020).
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Indonesia
(Kemenkes RI) kunjungan pemeriksaan kehamilan juga mengalami
penurunan, bahkan hanya 19,2% posyandu yang masih aktif selama
pandemic. Wanita hamil lebih beresiko dalam penularan penyakit menular
seperti Covid-19 baik secara fisilogis maupun psikologis. Resiko tersebut
menempatkan wanita hamil pada resiko maternal yang dapat terjadi seperti
prematur, hipertensi, preeklamsi, dan keguguran (Riskia, Mira, 2020).
Pandemi Covid-19 mengakibatkan dibatasi hampir seluruh
Pelayanan masyarakat termasuk di dalamnya pelayanan kesehatan untuk
ibu hamil.Resiko penularan Covid yang tinggi membuat wanita hamil
takut dalam melakukan pemeriksaan pada kehamilannya.Pemerintah
menganjurkan terkait penundaan pemeriksaan dan kelas ibu hamil
membuat layanan ibu dan bayi baru lahir terkena dampak baik secara
akses maupun kualitas (Qomar, umi laelatul, 2020).
Pada saat ini informasi tentang Covid-19 pada kehamilan masih
terbatas yang dapat memberikan dampak negatif bagi Kesehatan ibu
hamil dalam menjalani kehamilannya pada masa pandemi Covid-19.
Karena selama masa pandemi terjadi perubahan yang signifikan pada
pelayanan kesehatan terutama ibu hamil (Riskia, Mira, 2020).
Dalam situasi pandemi ini banyak ibu hamil enggan memeriksakan
kehamilan dipuskesmas atau pelayanan kesahatan lainnya seperti di
Praktek Mandiri Bidan (PMB) karena takut ketularan virus Corona,
adanya anjuran menunda pemeriksaan kehamilan dan kelas ibu hamil,
padahal pemeriksaan kehamilan tetap perlu dilakukann secara rutin. Untk
mengatasi permasalahan yaitu dilakukan kelas ibu hamil secara online atau
daring (Direktorat Kesahatan keluarga, 2020).
Menurut kemenkes RI (2016) faktor yang mempengaruhi
kunjungan KI dan K4 ibu hamil diantaranya adalah faktor internal (paritas
dan usia) dan faktr eksternal (pengetahuan, sikap, ekonomi, sosial budaya,
geografis informasi dan dukungan). Karakteristik merupakan ciri khas
yang mempunyai sifat khas sesorang atau masyarakat dipengaruhi oleh
pendidikan, umur, sikap perilaku, etnis, jenis kelamin, pendidikan,
pendapatan dan spritual (keyakinan) yang melandasi sikap dan perilaku
(Notoatmodjo, 2016).
Perlu kunjungan ANC ini belum menjadi prioritas utama bagi
sebagian ibu hamil terhadap kehamilannya di Indonesia. Untuk itu,
beberapa peneliti telah melakukan penelitian untuk mengetahui faktor-
faktor yang dapat memengaruhi kunjungan ANC ibu pada saat hamil
(Rachmawati, Ayu Indah, 2017). Berdasarkan teori Green, dalam
Notoatmodjo (2012) terdapat faktor predisposisi, faktor penguat, dan
faktor pemungkin yang dapat memengaruhi perilaku seseorang, termasuk
memengaruhi perilaku ibu hamil dalam melakukan kunjungan ANC ada
beberapa faktor predisposisi meliputi usia, pendidikan, pekerjaan, paritas,
pengetahuan, dan sikap. Faktor pemungkin meliputi jarak tempat tinggal,
penghasilan keluarga dan media informasi. Faktor penguat meliputi
dukungan suami dan keluarga, serta dari petugas kesehatan.
Menurut penelitian yang dilakukan (mamalanggo, 2019),
didapatkan bahwa ada hubungan pengetahuan dengan kunjungan
Antenatal Care nilai p-value = (0,011<0,05) dan ada hubungan sikap
dengan kunjungan Antenatal Care nilai p-value = (0,006<0,05) serta ada
hubungan dukungan petugas kesehatan dengan kunjungan Antenatal Care
dengan nilai p-value = (0,003<0,05).
Penelitian yang dilakukan (Fitrina, 2020), didapatkan bahwa ada
hubungan antara usia p-value = 0,042, paritas p-value = 0,016, pendidikan
p-value = 0,016, pekerjaan p-value = 0,042, pengetahuan p-value = 0,001,
peran petugas kesehatan p-value = 0,038, dukungan keluarga p-value =
0,003, akses fasilitas p-value = 0,048 dan media informasi p-value = 0,002
dengan kunjungan Antenatal Care. Variabel yang paling dominan
berhubungan dengan kunjungan Antenatal Care adalah variabel dukungan
keluarga (P-Value : 0,012; OR 39,8), dan variabel peran petugas kesehatan
(P-value : 0,214;OR 5,7) yang artinya adanya dukungan keluarga
berpeluang 40 kali bagi ibu hamil risko tinggi melakukan kunjungan
Antenatal Care secara lengakap dan adanya peran petugas yang baik
terhadap ibu hamil berpeluang 6 kali bagi Ibu Hamil Risiko Tinggi
terhadap kelengkapan kunjungan Antenatal Care.
Menurut penelitian (Safitri, dkk, 2020), didapatkan bahwa
mayoritas kunjungan ANC ibu hamil tidak sesuai standar (52,6%), yang
sesuai standar (47,4%). Kunjungan ANC ibu hamil di Kecamatan
Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang dipengaruhi oleh dukungan
suami (p = 0,033), dan pengetahuan (p = 0,004), sedangkan sikap tidak
berpengaruh (p = 0,156). Variabel pengetahuan merupakan variabel paling
dominan memengaruhi kunjungan ANC. Ibu hamil berpengetahuan baik
berpeluang 13,7 kali lebih tinggi melakukan kunjungan ANC sesuai
standar dibandingkan ibu hamil yang berpengetahuan kurang. Probabilitas
ibu hamil melakukan kunjungan ANC sesuai standar sebesar 90,99% bila
dukungan suami baik dan pengetahuan ibu baik.
Menurut hasil penelitian (Sinambela, Dkk, 2021), didapatkan
bahwa variabel yang mempengaruhi pemeriksaan Antenatal Care selama
pandemi covid -19 adalah umur (p-value = 0,002) pendidikan (p-value =
0,004), pekerjaan (p-value = 0,001), pengetahuan (p-value = 0,000), sikap
(p-value = 0,001). Jadi variabel yang paling dominan berpengaruh
terhadap pemeriksaan Antenatal care adalah variabel pengetahuan, yaitu
bernilai 2 kali lebih tinggi dibandingkan responden yang tidak melakukan
pemeriksaan Antenatal Care (ANC) dengan faktor umur, pendidikan,
pekerjaan, dan sikap.
Berdasarkan masalah diatas penulis tertarik untuk mengetahui
factor - factor yang berhubungan dengan kunjungan pelayanan antenatal
pada ibu hamil pada masa pandemic Covid-19 di Puskesmas Lapai Kota
Padang.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam


penelitian adalah Apakah “Ada Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan
Minat Kunjungan Pelayanan Antenatal Ibu Hamil Pada Masa Pandemi
Covid-19.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Minat


Kunjungan Pelayanan Antenatal Ibu Hamil pada masa Pandemi Covid-19.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui distribusi frekuensi pengetahuan dengan minat


kunjungan pelayanan antenatal ibu hamil pada masa pandemic
Covid-19.
b. Diketahui distribusi frekuensi sikap ibu dengan kunjungan
pelayanan antenatal ibu hamil pada masa pandemic covid-19.
c. Diketahui distribusi frekuensi dukungan suami dengan minat
kunjungan pelayanan antenatal ibu hamil pada masa pandemic
Covid-19.
d. Diketahui hubungan pengetahuan dengan minat kunjungan
pelayanan antenatal ibu hamil pada masa pandemi Covid -19.
e. Diketahui hubungan sikap dengan minat kunjungan antenatal ibu
hamil pada masa pandemi Covd-19.
f. Diketahui hubungan dukungan suami dengan minat kunjungan
pelayanan antenatal ibu hamil pada masa pandemi Covid-19.

D. Manfaat

1. Bagi pelayanan keparawatan

Dapat memberikan informasi faktor – faktor yang


mempengaruhi minat kunjungan pelayanan antenatal ibu hamil
pada masa Covid-19.

2. Bagi instutusi pendidikan

Dapat dijadikan sebagai tambahan bahan referensi di


perpustakaan sekaligus sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti
selanjutnya.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang


faktor – faktor yang mempengaruhi kunjungan pelayanan antenatal
ibu hamil pada masa pandemi covid 19.

DAFTAR PUSTAKA

Fitrina, D. (2020). Hubungan Ibu Hamil Risiko Tinggi Dengan Kelengkapan


Kunjungan Antenatal Care (ANC). Jurnal Aceh Medika, 4(2), 150–161.
mamalanggo, adisi, D. (2019). hubungan antara pengetahuan, sikap ibu serta
dukungan petugas kesehatan dengan kunjungan antenatal care (anc) di
puskesmas ranotana weru kota manado. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(7),
221–227.

Qomar, umi laelatul, D. (2020). Hubungan paritas, umur dan usia kehamilan
dengan jarak kunjungan antenatal care trimester iii di masa pandemi covid 19
di pmb brida kitty dinarum vwy. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keparawatan,
16(2), 133–136. https://doi.org/10.26753/jikk.v16i2.512

Rachmawati, Ayu Indah, D. (2017). Faktor-faktor yang Memengaruhi Kunjungan


Antenatal Care ( ANC ) Ibu Hamil Factors Affecting The Antenatal Care
( ANC ) Visits on Pregnant Women. Majority, 7(November), 72–76.

Riskia, Mira, D. (2020). Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Ibu Hamil


Dalam Menjalani Kehamilan Selama Masa Pandemi Covid-19. Jurnak
Keparawatan Malang, 5(2), 80–86.

Rohmah, M. K., & Nurdianto, A. R. (2020). Corona Virus Disease 2019


( COVID-19 ) pada Wanita Hamil dan Bayi : Sebuah Tinjauan Literatur.
Journal of Clinaical Medicine, 7, 329–336.

Safitri, yulia, Lubis, desi handayani. (2020). Dukungan suami, pengetahuan, dan
sikap ibu hamil terhadap kunjungan antenatal care. Jurnal Kebidanan, 6(4),
413–420.

Sinambela, Megawati, Solina, E. (2021). Analisis Faktor - Faktor Yang


Mempengaruhi Ibu Hamil Terhadap Pemeriksaan Antenatal Care (Anc)
Selama Pandemi Covid-19 Di Puskesmas Talun Kenas. Jurnal Kebidanan
Kestra, 3(2), 128–135. https://doi.org/10.35451/jkk.v3i2.604

Wulandari, A., Wigati, P. A., & Sriatmi, A. (2017). Analisis Pelayanan Antenatal
dan Faktor – Faktor yang Berkaitan dengan Cakupan Pelayanan Antenatal
oleh Bidan. Jurnal Kesahatan Masyrakat, 5(1), 14–23.

Notoajmdjo, S.2016. Ilmu Perilaku Kesahatan. cetakan 4. jakarta : Rineka Cipta


Dinas Kesahatan Kota Padang, 2020. Profil Kesahatan Kota Padang Tahun 2019

Kemenkes Ri, 2020. Pedoman Pelayanan Antenatal, Persalianan, Nifas dan Bayi
Baru lahir diera Adaptasi baru

Kemenkes, 2020. Profil Kesehatan Indonesia 2019. Jakarta : Kementrian


kesehatan Republik Indonesia

Dinas Kesehatan Kota Padang. 2019. Laporan Tahunan 2019.

Direktorat Kesahatan Keluarga (2020). Pedoman Bagi Ibu Hamil,Ibu Nifas, Dan
Bayi Baru Lahir Di Era Pandemi Covid-19 : Revisi 9-12. Http://Www.
Kesga.Kemenkes.Go.Id/Images /Pedoman Bagi Ibu Hamil, Bersalin Dan
Bbl Di Era Pandemi Covid 19.Pdf

Anda mungkin juga menyukai