Anda di halaman 1dari 5

Nama : Sartika Dhina Aura

Nim : P17324423041
Mata Kuliah : Etika Dan Hukum Kesehatan

KASUS
Permasalahan selama masa kehamilan disebabkan oleh perdarahan 42%, eklampsia 13%,
kejadian abortus 11%, infeksi 10%, persalinan macet 9% dan penyebab lain 15%. Selain itu
terdapat juga penyebab tidak langsung, yakni status nutrisi ibu hamil yang rendah, anemia pada
ibu hamil, terlambat mendapat pelayanan, serta usia yang tidak ideal dalam melahirkan, dan
terlalu dekat jarak melahirkan (Sari, 2020).Pada tahun 2017 di dunia terjadi 20 juta kasus abortus
tiap tahun dan 70.000 wanita meninggal karena abortus tiap tahunnya. Kasus abortus di Asia
Tenggara sejumlah 4,2 juta per tahun. Di Indonesia kejadian abortus 10-15% dari 6 juta
kehamilan setiap tahunnya atau 600.000-900.000. Abortus buatan ± 750.000-1,5 juta setiap
tahunnya, 2.500 diantaranya berakhir dengan kematian (World Health Organization, 2020).

Berdasarkan data SDKI, AKI di Indonesia tahun 2018 karena abortus 140 (3,5%) dari 148.548
persalinan, di tahun 2019 menunjukkan peningkatan 210 (5,8%) dari 156.622 persalinan. Tahun
2020 mengalami peningkatan 305 (2,62%) dari 984.432 persalinan. Kementerian kesehatan
menyebutkan penyebab abortus di Indonesia ialah jarak kehamilan 25%, paritas 14%, umur
ibu 11% dan tingkat pendidikan 9%. Insiden abortus di Indonesia ± 4,5%-7,6% dari seluruh
kehamilan (Kementerian Kesehatan RI, 2019).

Angka kematian ibu di Provinsi Banten tahun 2017 yaitu 226 dan meningkat pada tahun 2018
terdapat 247 kasus. Penyebab kematian ibu yaitu diantaranya pendarahan (38%) abortus dan
hipertensi (19%) (Dinas Kesehatan Provinsi Banten, 2018). Jumlah AKI mulai mengalami
kenaikan sejak dua tahun pertama pandemic Covid-19. AKI di Cilegon pada tahun 2021
mencapai 21 orang. Jumlah ini naik dibandingkan dengan tahun 2020 yang mencapai 18 orang
dan tahun 2019 sebanyak 11 orang (Dinas Kesehatan Kota Cilegon, 2021).Abortus merupakan
salah satu penyebab perdarahan yang terjadi pada kehamilan trimester pertama dan kedua.
Perdarahan ini dapat menyebabkan berakhirnya masa kehamilan atau kehamilan masih terus
berlanjut (Sari et al., 2019a). Perdarahan pada kehamilan muda merupakan salah satu penyebab
kematian maternal (Lisa & Harisna, 2017). Riwayat abortus pada penderita abortus merupakan
predisposisi terjadinya abortus berulang. Kejadiannya sekitar 3-5% data dari beberapa studi
menunjukkan bahwa setelah 1 kali abortus pasangan punya resiko 15% untuk mengalami
keguguran lagi, sedangkan bila pernah 2 kali, resikonya akan meningkat 25% (Putri, 2016).

Komplikasi abortus yang dapat menyebabkan kematian ibu antara lain karena perdarahan dan
sepsis (Amalia, 2015). Sepsis sering terjadi pada abortus kriminalis atau yang disengaja. Alasan
dilakukannya pengguguran ini bermacammacam seperti merasa malu hamil lagi karena usia
sudah tua dan anak sudah besar-besar atau yang paling sering kita dengar atau baca di media
massa adalah

c.Upaya yang telah dilakukan untuk menekan AKI dan AKB dengan melaksanakan Program
Maternal and Infant Mortality Meeting (M3), upaya deteksi dini ibu hamil dengan Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dan Antenatal Care terintegrasi.
Peningkatan keterampilan dan pengetahuan petugas dengan berbagai pelatihan termasuk Asuhan
Persalinan Normal dan Pertolongan Pertama Kegawatdaruratan Obstetrik dan Neonatus
(PPGDON) serta optimalisasi Puskesmas PONED (Pelayanan Obstetrik dan Neonatal
Emergency Dasar). Pemberian vitamin, imunisasi dan memantau faktorfaktor risiko yang dapat
menyebabkan komplikasi kehamilan. Memastikan bahwa segala bentuk komplikasi kehamilan
dapat terdeteksi dini dan ditangani dengan baik (Kementerian Kesehatan RI, 2019).

Usia ibu termasuk faktor risiko terjadinya abortus. Risiko abortus meningkat apabila usia ibu 35
tahun ke atas. Risiko abortus ini meningkat karena elastisitas dari otot panggul dan sekitarnya
serta alat reproduksi menurun. Usia reproduksi \sehat ialah usia ibu 20-35 tahun karena organ
reproduksinya sudah siap menerima kehamilan (Prawirohardjo, 2017). Terdapat hubungan umur
ibu dengan kejadian abortus (Sukmiati et al., 2018). Sebanyak 52,4% ibu dengan usia berisiko
mengalami abortus spontan (Rahayu, 2020).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 15 Juli 2022 di RSUD Kota
Cilegon Banten didapatkan data pada Januari-Juli 2022 pada ibu hamil dengan abortus sebanyak
85 kasus. Penelitian kejadian abortus di RSUD Kota Cilegon dengan mengkaitkan usia, paritas,
jarak kehamilan dan pekerjaan ibu hamil dengan kejadian abortus belum pernah dilakukan.
penelitian sebelumnya meneliti usia ibu dan paritas dengan kejadian abortus incomplete.
1. Aspek Agama
 Pertimbangan Moral dan Etika*: Kehormatan dan kewajiban dalam menjaga
kesehatan ibu dan janin, serta pelanggaran moral dan etika melalui abortus
disengaja.
 Pertimbangan Spiritual*: Kehormatan kehamilan sebagai kesempatan untuk
mendekatkan diri kepada Tuhan dan meningkatkan kualitas spiritual, serta
penghinaan terhadap kesempatan ini melalui abortus.
 Pertimbangan Sosial*: Kehamilan dan kelahiran sebagai bagian dari kesejahteraan
sosial dan ekonomi, serta pengurangan kesejahteraan ini melalui abortus.
 Pertimbangan Kesehatan*: Kesehatan dan kesejahteraan fisik sebagai tujuan
utama hidup, serta merugikan kesehatan dan kesejahteraan fisik ibu dan janin
melalui abortus disengaja.
 Pertimbangan Hukum*: Hukum dan moral saling terkait, serta pelanggaran
terhadap hukum moral melalui abortus disengaja.

2. Aspek Ekonomi
 Biaya Kesehatan*: Kondisi kesehatan ibu hamil yang buruk meningkatkan biaya
kesehatan secara keseluruhan.
 Produktivitas Kerja*: Kematian ibu hamil dan komplikasi selama kehamilan
mengurangi produktivitas kerja.
 Biaya Pendidikan*: Kehamilan yang berulang atau yang mengakibatkan kematian
ibu mengurangi jumlah anak yang dapat menerima pendidikan.
 Dampak Sosial Ekonomi*: Komplikasi selama kehamilan dan kematian ibu hamil
memiliki dampak sosial ekonomi yang luas.
 Investasi dalam Kesehatan*: Investasi dalam kesehatan ibu hamil dan anak baru
lahir penting untuk mengurangi permasalahan ini.
 Pengaruh Hukum dan Kebijakan*: Kebijakan yang mendukung akses terhadap
layanan kesehatan ibu hamil dan anak baru lahir dapat memiliki dampak
ekonomi positif.

3. Aspek Sosial
 Permasalahan selama masa kehamilan di Indonesia disebabkan oleh berbagai
faktor, termasuk perdarahan, eklampsia, kejadian abortus, infeksi, persalinan
macet, dan faktor lainnya. Faktor-faktor tidak langsung seperti status nutrisi ibu
hamil yang rendah, anemia, terlambat mendapat pelayanan, usia yang tidak ideal
dalam melahirkan, dan jarak melahirkan yang terlalu dekat juga berkontribusi.
 Kasus abortus di Indonesia mencapai 10-15% dari 6 juta kehamilan setiap tahun,
dengan 750.000-1,5 juta kasus abortus buatan setiap tahun, di mana 2.500
diantaranya berakhir dengan kematian. Penyebab utama abortus di Indonesia
adalah jarak kehamilan, paritas, umur ibu, dan tingkat pendidikan.
 Di tahun 2017, di dunia terjadi 20 juta kasus abortus tiap tahun dan 70.000 wanita
meninggal karena abortus. Di Asia Tenggara, sejumlah 4,2 juta per tahun. Di
Indonesia, kejadian abortus mencapai 600.000-900.000, dengan 750.000-1,5 juta
kasus abortus buatan setiap tahun.
 AKI di Indonesia menunjukkan peningkatan dari 140 kasus pada tahun 2018
menjadi 305 kasus pada tahun 2020.
 Pada tahun 2017, angka kematian ibu di Provinsi Banten mencapai 226 kasus,
meningkat menjadi 247 kasus pada tahun 2018. Pendarahan dan abortus
merupakan penyebab utama kematian ibu.
 AKI di Cilegon mencapai 21 orang pada tahun 2021, naik dari 18 orang pada
tahun 2020 dan 11 orang pada tahun 2019.
 Abortus merupakan salah satu penyebab perdarahan pada kehamilan trimester
pertama dan kedua, yang dapat menyebabkan berakhirnya masa kehamilan atau
kehamilan masih berlanjut.
 Upaya yang telah dilakukan untuk menekan AKI dan AKB meliputi Program
Maternal and Infant Mortality Meeting (M3), Program Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi (P4K), Antenatal Care terintegrasi, pelatihan
petugas, pemberian vitamin, imunisasi, dan memantau faktor risiko yang dapat
menyebabkan komplikasi kehamilan.
 Usia ibu termasuk faktor risiko terjadinya abortus, dengan risiko meningkat
apabila usia ibu 35 tahun ke atas. Risiko abortus ini meningkat karena elastisitas
dari otot panggul dan sekitarnya serta alat reproduksi menurun. Usia reproduksi
sehat ialah usia ibu 20-35 tahun.

4. Aspek Kesehatan
 Permasalahan selama masa kehamilan di Indonesia disebabkan oleh berbagai
faktor langsung dan tidak langsung, termasuk perdarahan, eklampsia, kejadian
abortus, infeksi, persalinan macet, dan faktor-faktor lain seperti status nutrisi ibu
hamil yang rendah, anemia, terlambat mendapat pelayanan, usia yang tidak ideal
dalam melahirkan, dan jarak melahirkan yang terlalu dekat.
 Kasus abortus di Indonesia mencapai 10-15% dari 6 juta kehamilan setiap tahun,
dengan 750.000-1,5 juta kasus abortus buatan setiap tahun, di mana 2.500 di
antaranya berakhir dengan kematian. Penyebab utama abortus di Indonesia adalah
jarak kehamilan, paritas, umur ibu, dan tingkat pendidikan.
 Peningkatan kasus AKI di Indonesia terjadi sejak dua tahun pertama pandemic
Covid-19, dengan peningkatan yang signifikan pada tahun 2020. Kematian ibu di
Provinsi Banten juga meningkat dari 226 kasus pada tahun 2017 menjadi 247
kasus pada tahun 2018.
 Upaya yang telah dilakukan untuk menekan AKI dan AKB di Indonesia meliputi
Program Maternal and Infant Mortality Meeting (M3), Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), Antenatal Care terintegrasi,
pelatihan keterampilan dan pengetahuan petugas, pemberian vitamin, imunisasi,
dan memantau faktor risiko komplikasi kehamilan.
 Usia ibu menjadi faktor risiko terjadinya abortus, dengan risiko meningkat apabila
usia ibu 35 tahun ke atas. Risiko ini meningkat karena elastisitas dari otot panggul
dan sekitarnya serta alat reproduksi menurun.
 Penelitian yang dilakukan pada RSUD Kota Cilegon Banten menunjukkan bahwa
usia, paritas, jarak kehamilan, dan pekerjaan ibu hamil berhubungan dengan
kejadian abortus. Penelitian ini menunjukkan pentingnya memahami faktor-faktor
ini untuk mengurangi jumlah kejadian abortus dan komplikasi kehamilan.

Anda mungkin juga menyukai