Anda di halaman 1dari 10

Vol 4 No 2 Tahun 2020 ISSN 2580-3123

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS


INKOMPLIT DI RSUD TENGKU RAFI’AN SIAK

Marisa Hartika Sari1, Fitri Apriyanti2, Lira Mufti Azzahri Isnaeni3


1,2,3
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Email : marisahartika.sari@gmail.com1
Email : v3_apriyanti@yah00.co.id2
Email : liramuftiazzahri.isnanei@gmail.com 3

ABSTRAK

Abortus inkomplit adalah terjadinya perdarahan pervaginam yang diikuti keluarnya janin
tanpa plasenta jika tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan perdarahan hebat hingga
mengakibatkan kematian pada ibu. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan
usia dan paritas ibu hamil dengan kejadian abortus Inkomplit di RSUD Tengku Rafi’an Siak
Tahun 2019. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain analitik,
menggunakan pendekatan case control yang dikenal dengan penelitian retrospektif.
Penelitian dilakukan pada tanggal 07 – 11 Juli 2020 dengan jumlah sampel kelompok kasus
70 data rekam medis ibu hamil dengan abortus inkomplit dan sampel kelompok kontrol 70
data rekam medis ibu hamil normal usia kehamilan ≤ 20 minggu diperoleh menggunakan
teknik total sampling dan systematic random sampling.Teknik pengumpulan data
menggunakan lembar checklist. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan
analisa bivariat dengan uji Chi Square. Hasil penelitian didapatkan data rekam medis usia
berisiko ibu hamil ≤ 20 minggu adalah 38 orang, data rekam medis usia tidak berisiko 102
orang, data rekam medis paritas berisiko ibu hamil ≤ 20 minggu adalah 60 orang, data rekam
medis usia tidak berisiko 80 orang, data rekam medis ibu hamil dengan abortus inkomplit
adalah 70 orang dan data rekam medis hamil normal 70 orang. didapatkan ada hubungan usia
dengan kejadian abortus inkomplit dengan nilai p=0,037 dan didapatkan tidak ada hubungan
paritas dengan kejadian abortus inkomplit dengan nilai p=0,124. Disarankan kepada petugas
medis untuk dapat meningkatkan pelayanan yang berkualitas dan melakukan supervisi dalam
mendeteksi abortus inkomplit.

Kata Kunci : Usia paritas kejadian abortus inkomplit

ABSTRACT
Abortus incomplitude is the onion of pervaginam bleeding followed by the exit of the fetus
without the placenta if not handled properly can cause severe bleeding resulting in death in
the mother. The purpose of this study is to analyze the relationship of age and parity of
pregnant women with the incidence of abortus Inkomplit at Tengku Rafi'an Siak Hospital
year 2019. This type of research is quantitative research with analytical design, using a case
control approach known as retrospective research. The study was conducted on July 07 – 11,
2020 with a sample sample of 70 cases of medical records of pregnant women with
incomplitous abortus and a control group sample of 70 medical records of normal pregnant
women of gestational age ≤ 20 weeks obtained using total sampling and systematic random
sampling techniques. Data collection techniques use checklist sheets. The data analysis used
is univariate analysis and bivariate analysis with Chi Square test. The results of the study

Jurnal Doppler Page 61


Vol 4 No 2 Tahun 2020 ISSN 2580-3123

obtained medical records of the risky age of pregnant women ≤ 20 weeks is 38 people,
medical records of the age is not at risk 102 people, the medical record data of the risk parity
of pregnant women ≤ 20 weeks is 60 people, the medical record data of the age is not at risk
80 people, the medical record data of pregnant women with abortus inkomplit is 70 people
and the normal maternity medical record data is 70 people. obtained there is an age
relationship with the abortus incomplitte event with a value of p=0.037 and obtained no
relationship of parity with the abortus incommitted event with a value of p=0.124. It is
recommended to the medical personnel to be able to improve quality service and supervise in
detecting incomplitous abortus.

Keywords : Age parity event abortus inkomplit

PENDAHULUAN kematian. Jika dibandingkan dengan tahun


Masalah kesehatan ibu merupakan lalu terjadi penurunan jumlah kematian ibu
masalah yang perlu mendapatkan prioritas dimana jumlah kematian ibu di Provinsi
utama. Salah satu masalah kesehatan Riau tahun 2017 yang berjumlah 119
adalah tingginya Angka Kematian Ibu kematian. Penyebab kematian ibu
(AKI). AKI dapat menjadi ukuran derajat diantaranya adalah perdarahan 31,19%;
kesejahteraan masyarakat. Kematian ibu Hipertensi dalam kehamilan 30,26%;
menurut World Health Organization infeksi 3%; gangguan metabolik 1% dan
(WHO) adalah kematian selama kehamilan lain-lain 34,86%. Lain-lain disini adalah
atau 42 hari setelah melahirkan akibat kematian yang disebabkan kemungkinan
semua sebab yang terkait dengan atau adanya komplikasi seperti Anemia,
tidak diperberat dengan kehamilan atau Hipertensi, Diabetes melitus, HIV, IMS,
penanganannya, tetapi bukan disebabkan Malaria, TB, Cacingan, Hepatitis B dan
oleh kecelakaan atau cidera. Menurut data lain-lain yang terjadi dalam kehamilan.
WHO (2015) yang menangani masalah Tingginya Kematian disebabkan beberapa
bidang kesehatan, tercatat AKI dalam faktor yaitu belum semua pelayanan
kehamilan dan persalinan di dunia asuhan kehamilan berkualitas, penjaringan
mencapai 216 per 100.000 kelahiran ibu hamil resiko tinggi dan cakupan
hidup. Dalam Tujuan Pembangunan komplikasi masih rendah (LKjIP Dinkes
berkelanjutan / Sustainable Development Riau, 2018).
Goals (SDG’s) target AKI adalah 70 per Perdarahan merupakan penyebab
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. tertinggi dari kematian ibu. Abortus
Menurut data Badan Kependudukan (keguguran) merupakan salah satu
dan keluarga Berencana (BKKBN) AKI di penyebab perdarahan yang terjadi pada
Indonesia juga cukup tinggi. Berdasarkan kehamilan trimester pertama dan kedua.
Survei Angka Sensus (Supas) tahun 2015, Perdarahan ini dapat menyebabkan
AKI yaitu 305 per 100.000 kelahiran berakhirnya kehamilan atau kehamilan
hidup, Angka ini mengalami penurunan terus berlanjut. Abortus dapat
dari tahun 2012 yaitu 359 per 100.000 menyebabkan perdarahan yang hebat dan
kelahiran hidup. Di Indonesia AKI masih dapat menimbulkan syok, perforasi,
didominasi oleh tiga penyebab utama infeksi dan kerusakan faal ginjal sehingga
kematian yaitu perdarahan sebesar mengancam keselamatan ibu. Kematian
30,13%, preeklamsia 27,1% dan infeksi dapat terjadi apabila pertolongan tidak
sebesar 7,3% (BKKBN, 2017). diberikan secara cepat dan tepat
Berdasarkan laporan Kinerja Instansi (Wulandari dan Nasikhah, 2014).
Pemerintah Dinas Provinsi Riau (LKjIP Di Indonesia kasus abortus terjadi
Dinkes) tahun 2018, AKI berjumlah 109 sebanyak 2,3 juta pertahun. Sementara itu

Jurnal Doppler Page 62


Vol 4 No 2 Tahun 2020 ISSN 2580-3123

abortus yang menyebabkan kematian ibu mengalami komplikasi antenatal


terbanyak adalah abortus inkomplit, ini diantaranya abortus. Semakin lanjut umur
disebabkan karena abortus inkomplit dapat wanita, semakin tipis cadangan telur yang
menyebabkan perdarahan dan bila tidak ada, indung telur juga semakin kurang
ditangani akan terjadi perdarahan yang peka terhadap rangsangan 3 gonadotropin.
hebat dan akhirnya mengakibatkan Semakin lanjut usia wanita, maka risiko
kematian pada ibu (Manuaba, 2010). terjadi abortus semakin meningkat karena
Abortus inkomplit adalah terjadinya menurunnya kualitas sel telur atau ovum
perdarahan pervaginam yang diikuti dan meningkatnya risiko kejadian kelainan
keluarnya janin tanpa plasenta. Biasanya kromosom (Herliicha, 2014).
ditandai oleh gejala amenore, kontraksi Paritas merupakan faktor risiko lain
yang menyebabkan perut sakit, dan banyak yang mempengaruhi terjadinya abortus,
perdarahan yang dikeluarkan. Ketika Paritas adalah seorang wanita yang pernah
dilakukan pemeriksaaan kesehatan, ostium melahirkan bayi yang dapat hidup. Pada
ditemukan terbuka dan teraba oleh paritas yang rendah (paritas 1) ibu belum
jaringan dan ovarium berukuran kecil memiliki pengalaman sehingga tidak
dibandingkan ukuran normal sesuai mampu dalam menangani komplikasi yang
kehamilan (Nurizzka, 2019). mungkin terjadi selama kehamilan,
Dampak yang ditimbulkan oleh persalinan dan nifas. Semakin sering
abortus inkomplit yaitu perdarahan dan wanita mengalami kehamilan dan
infeksi. Perdarahan dapat diatasi dengan melahirkan (paritas lebih dari 3) maka
pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil uterus semakin lemah sehingga semakin
konsepsi dan jika perlu pemberian besar risiko komplikasi kehamilan
transfusi darah. Infeksi dalam uterus dan (Saifuddin, 2012). Hasil penelitian
adnexa pada abortus inkomplit dapat Handayani (2015) menyatakan distribusi
terjadi dalam penanganan abortus frekuensi umur dan paritas ibu hamil di
inkomplit yang tidak aman, untuk itu perlu RSUD Rokan Hulu pada kategori umur
dilakukan penanganan abortus sesuai beresiko sebanyak 122 orang (70,9%),
dengan standar operasional prosedur yang distribusi frekuensi abortus di RSUD
baik (Irianti dkk, 2014). Rokan Hulu sebanyak 118 orang (68,6%),
Salah satu faktor yang menyebabkan distribusi frekuensi paritas ibu hamil
abortus adalah usia (Nurizzka, 2019). Usia kategori paritas 1 (primipara) sebanyak
adalah umur individu yang terhitung mulai 119 orang (69,2%) dan minoritas pada
saat dilahirkan sampai berulang tahun. paritas 2 - 4 (multipara) sebanyak 6 orang
Jumlah abortus selalu bertambah hingga (3,5 %). Dari uji statistik chi square
12% pada wanita yang usianya masih diperoleh hasil bahwa ada hubungan antara
berumur 20 tahun dan meningkat menjadi umur ibu hamil dan paritas dengan
26% pada wanita berumur diatas 40 tahun kejadian abortus di RSUD Rokan Hulu.
(Cunningham et al., 2014). Wanita hamil RSUD Tengku Rafi’an Siak
pada umur muda (<20 tahun) dari segi merupakan Rumah Sakit rujukan di
biologis perkembangan alat-alat Kabupaten Siak yang menangani berbagai
reproduksinya belum sepenuhnya optimal. kasus kebidanan yang tidak dapat
Dari segi pisikis belum matang dalam ditangani oleh puskesmas atau klinik di
mengahadapi tuntutan beban moral, Kabupaten Siak. Berdasarkan data Rekam
emosional dan dari segi medis sering Medik di RSUD Tengku rafi’an Siak tahun
mendapat gangguan. Pada usia lebih dari 2019, jumlah ibu yang mengalami abortus
35 tahun, elastisitas dari otot-otot panggul sebanyak 210 orang. Ibu hamil yang
dan sekitarnya serta alat–alat reproduksi mengalami Abortus inkomplit 33% (70
pada umumnya mengalami kemunduran, kasus), abortus imminens 12% (26 kasus),
wanita pada usia ini besar kemungkinan abortus insipiens 1% (5 kasus) dan lain-

Jurnal Doppler Page 63


Vol 4 No 2 Tahun 2020 ISSN 2580-3123

lain 54% (109 kasus). Abortus inkomplit sebanyak 70 data rekam medis ibu hamil
termasuk ke dalam 10 penyakit terbesar di yang tidak mengalami abortus inkomplit
RSUD Tengku rafi’an Siak pada tahun sehingga perbandingan antara kelompok
2019. Berdasarkan survei pendahuluan, 70 kasus dan kelompok kontrol yaitu 1:1, jadi
orang yang terdiagnosa abortus inkomplit, total sampelnya sebanyak 140 data rekam
20 orang diantaranya mengalami medis. Dalam analisa data peneliti
perdarahan hebat dan syok hipovolemik menggunakan analisa univariat dan analisa
namun banyak kejadian abortus inkomplit bivariat : Analisa bivariat adalah analisa
dialami oleh ibu dengan rentang usia 20- data yang dilakukan untuk mencari
35 tahun yaitu sebesar 64% (45 orang) dan korelasi atau pengaruh antara 2 variabel
paritas aman (1 dan 3) yaitu sebesar 50% atau lebih yang diteliti. Pada penelitian ini
(35 orang). Berdasarkan uraian tersebut sebelum dilakukan analisa data, terlebih
peneliti tertarik melakukan penelitian dahulu dilakukan uji normalitas data untuk
tentang “Hubungan Usia dan Paritas Ibu mengetahui normal atau tidaknya data
Hamil dengan Kejadian Abortus Inkomplit yang ada. Analisa hasil penelitian untuk
di RSUD Tengku Rafi’an Siak tahun menguji hipotesa menggunakan
2019”. komputerisasi. Keputusan pengujian
hipotesis penelitian dilakukan taraf
METODE PENELITIAN signifikan 5% atau α=0,05 dengan
Jenis penelitian ini adalah penelitian confidence interval 95%. Uji statistik
kuantitatif dengan desain analitik, untuk melihat hubungan variabel bebas
menggunakan pendekatan case control dan terkait dengan menggunakan chi-
yang dikenal dengan penelitian square untuk mengetahui hubungan antara
retrospektif, dimana pengambilan subjek dua variabel dengan mengambil
dimulai dari identifikasi kelompok dengan
efek dan tanpa efek, kemudian ditelusuri HASIL DAN PEMBAHASAN
ke belakang apakah dalam kurun waktu
tertentu subjek memiliki faktor resiko atau Penelitian ini dilakukan pada tanggal
tidak (Syahdrajat, 2015). Penelitian ini 07 sampai 11 Juli 2020 di RSUD Tengku
bertujuan untuk mengetahui hubungan Rafi’an Siak dengan mengumpulkan data
Usia dan Paritas dengan Kejadian Abortus rekam medis sebanyak 70 kelompok kasus
inkomplit di RSUD Tengku Rafian Siak ( kejadian abortus inkomplit) dan 70
Tahun 2019. kelompok kontrol ( hamil normal ) yang
Penelitian dilakukan pada tanggal 07 – membahas tentang Hubungan Usia dan
11 Juli 2020. Penelitian ini dilaksanakan di Paritas dengan Kejadian Abortus
RSUD Tengku Rafi’an Siak. Populasi Inkomplit di RSUD Tengku Rafi’an Siak.
dalam penelitian ini adalah data rekam
medis semua ibu hamil usia ≤ 20 minggu Analisis Univariat
di RSUD Tengku Rafi’an Siak tahun 2019 Analisa univariat dalam penelitian ini
yaitu berjumlah 488 orang. Jumlah sampel adalah usia, paritas dan kejadian abortus
dalam kelompok kasus sebanyak 70 data inkomplit. Berdasarkan hasil penelitian
rekam medis ibu hamil yang mengalami maka diperoleh hasil distribusi frekuensi
abortus inkomplit di RSUD Tengku sebagai berikut :
Rafi’an Siak tahun 2019 dan jumlah
kontrol sampel dalam kelompok kontrol

Jurnal Doppler Page 64


Vol 4 No 2 Tahun 2020 ISSN 2580-3123

Usia
Tabel 1. Distribusi frekuensi usia ibu hamil ≤ 20 minggu di RSUD Tengku
Rafi’an Siak Tahun 2019
Kelompok sampel
No Usia ibu hamil
Abotus Inkomplit Hamil Normal

n % n %
1 Usia Berisiko 25 35.7 13 18.6
2 Usia tidak 45 63 57 81.4
berisiko
Total 70 100 70 100
70 data rekam medis usia ibu hamil ≤ 20
Berdasarkan data tabel 1 dapat dilihat minggu dengan hamil normal didapat data
bahwa dari 70 data rekam medis usia ibu umur tidak berisiko yaitu 57 orang
hamil ≤ 20 minggu yang mengalami (81,4%)
Abortus Inkomplit didapat data umur tidak
berisiko yaitu 45 orang (64,3%) dan dari

Paritas
Tabel 2. Distribusi frekuensi berdasarkan paritas hamil ≤ 20 minggu di RSUD
Tengku Rafi’an Siak Tahun 2019
Kelompok sampel
Paritas ibu
No
hamil Abotus Inkomplit Hamil Normal

n % n %
1 Paritas Berisiko 35 50 60 42.9

2 Paritas tidak 35 50 80 57.1


berisiko
Total 70 100 70 100
dan dari 70 data rekam medis paritas ibu
Berdasarkan data tabel 2 dapat hamil ≤ 20 minggu dengan hamil normal
dilihat bahwa dari 70 data rekam medis didapat data umur tidak berisiko yaitu 80
Paritas ibu hamil ≤ 20 minggu yang orang (57,1%)
mengalami Abortus Inkomplit didapat data
paritas tidak berisiko yaitu 35 orang (50%)

Kejadian Abortus Inkomplit

Tabel 3. Distribusi frekuensi berdasarkan Kejadian Abortus Inkomplit di


RSUD Tengku Rafi’an Siak Tahun 2019
No Kejadian N %
1. Abortus Inkomplit 70 50
2. Hamil normal 70 50
Total 140 100.0

70 orang (50%) dan ibu data hamil


Berdasarkan data tabel 3 normal yaitu 70 orang (50%).
dapat dilihat bahwa dari 140 data
ibu hamil ≤ 20 minggu didapat data Analisa Bivariat
kejadian Abortus Inkomplit yaitu Analisa bivariat ini menggambarkan

Jurnal Doppler Page 65


Vol 4 No 2 Tahun 2020 ISSN 2580-3123

hubungan usia dan paritas dengan kejadian Rafi’an Siak tahun 2019.
abortus inkomplit di RSUD Tengku

Hubungan Usia Ibu Hamil dengan Kejadian Abortus Inkomplit di RSUD Tengku
Rafi’an Siak tahun 2019
Untuk melihat hubungan paritas dengan kejadian abortus inkomplit dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel Distribusi Hubungan Usia Ibu Hamil dengan Kejadian Abortus Inkomplit di
RSUD Tengku Rafi’an Siak tahun 2019
Kejadian
Usia ibu P OR
Total
hamil Value 95%
Abortus Hamil
Inkomplit Normal
n % n % n %
Usia 25 35.7 13 18.6 38 27.1 0.037 2.436
berisiko (1.121-
Usia tidak 45 63 57 81.4 102 72.9 5.292)
berisiko
Total 70 100 70 100 140 100

Berdasarkan data tabel 4 dapat dilihat diketahui nilai OR=2.436, hal ini berarti
bahwa dari 70 data rekam medis ibu hamil usia memiliki risiko 2 kali mengalami
yang mengalami Abortus inkomplit abortus inkomplit.
terdapat 45 orang (63%) dengan usia tidak
berisiko dan dari 70 data rekam medis ibu Hubungan Paritas Ibu Hamil dengan
hamil normal terdapat 13 orang (18.6%) Kejadian Abortus Inkomplit di RSUD
dengan usia berisiko. Hasil uji statistik Tengku Rafi’an Siak tahun 2019
menunjukkan bahwa nilai p value=0,037 Untuk melihat hubungan paritas
(p<0,05), hal ini terbukti bahwa abortus dengan kejadian abortus inkomplit dapat
inkomplit berhubungan bermakna dengan dilihat pada tabel berikut :
usia ibu hamil. Dari hasil penelitian juga
Tabel 5. Distribusi Hubungan Paritas Ibu Hamil dengan Kejadian Abortus
Inkomplit di RSUD Tengku Rafi’an Siak tahun 2019

Kejadian
Paritas ibu P OR
Total
hamil Value 95%
Hamil
Abortus Inkomplit
Normal
n % n % n %
Paritas 35 50 25 35.7 60 42.9 0.124 1.800
berisiko (0.915-
3.543)
Paritas tidak 35 50 45 63 80 57.1
berisiko

Total 70 100 70 100 140 100

Berdasarkan data tabel 5 dapat dilihat bahwa dari 70 data rekam medis

Jurnal Doppler Page 66


Vol 4 No 2 Tahun 2020 ISSN 2580-3123

ibu hamil yang mengalami Abortus bila ditambah dengan tekanan (stress
inkomplit terdapat 35 orang (50%) dengan psikologis, sosial, ekonomi) sehingga
paritas tidak berisiko dan dari data rekam memudahkan terjadinya keguguran.
medis ibu hamil normal terdapat 25 orang Hasil penelitian ini sesuai dengan
(35.7%) dengan usia berisiko. Hasil uji penelitian Wulandari dan Nasikhah (2013)
statistik menunjukkan bahwa nilai p value yang menunjukkan bahwa terdapat
=0,124 (p>0,05), penelitian ini hubungan antara usia ibu dengan kejadian
menunjukkan tidak ada hubungan yang abortus inkomplit di Rumah Sakit Palang
signifikan antara paritas dengan kejadian Biru Kutoarjo Tahun 2013. Dari iju
abortus inkomplit. Dari hasil penelitian statistic Chi square diperoleh p
juga diketahui nilai OR=1.800, hal ini value=0,001 dan nilai signifikasi adalah
berarti paritas memiliki risiko 2 kali 0,05, maka 0,001<0,05. Sedangkan nilai
mengalami abortus inkomplit. koefisien konstingensi adalah 0,305,
menunjukkan keeratan hubungan berada
Hubungan Usia Ibu Hamil dengan pada kategori rendah
Kejadian Abortus Inkomplit di RSUD Menurut penelitian Bukit (2013)
Tengku Rafi’an Siak tahun 2019 juga menyatakan ada hubungan usia
Berdasarkan hasil penelitian dapat dengan kejadian Abortus inkomplit. Dari
dilihat bahwa dari 70 data rekam medis ibu hasil uji Chi-square diperoleh p-value
hamil yang mengalami Abortus inkomplit 0,034 dimana p value 0,034 <0,05 maka
terdapat 45 orang (63%) dengan usia tidak dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, hal
berisiko dan dari 70 data rekam medis ibu ini berarti ada hubungan antara usia ibu
hamil normal terdapat 13 orang (18.6%) dengan kejadian abortus inkomplit.
dengan usia berisiko. Hasil uji statistik Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa nilai p value=0,037 tersebut, peneliti berasumsi Usia
(p<0,05), hal ini terbukti bahwa abortus merupakan salah satu faktor penyebab
inkomplit berhubungan bermakna dengan terjadinya abortus karena pada usia
usia ibu hamil. Dari hasil penelitian juga dibawah 20 tahun fungsi reproduksi wanita
diketahui nilai OR=2.436, hal ini berarti belum berkembang dengan sempurna
usia memiliki risiko 2 kali mengalami sedangkan pada usia diatas 35 tahun fungsi
abortus inkomplit. reproduksi wanita sudah mengalami
Menurut Walyani (2015) Pada Usia penurunan. namun hal ini bukan sebagai
dibawah 20 tahun kondisi sel telur belum penentu mutlak penyebab terjadinya
berkembang sempurna sehingga dapat abortus. Dari hasil penelitian terdapat 45
mengakibatkan keguguran hingga cacat data usia tidak beresiko (64,3% ) namun
bawaan. Pada Usia akhir 30-an,sel telur mengalami abortus inkomplit. Ibu yang
tidak membagi serta setelah konsepsi, itu mengalami abortus inkomplit dengan usia
meningkatkan kemungkinan embrio tidak berisiko bisa disebabkan faktor
dengan masalah kromosom yang pada penyebab lain yang tidak diteliti oleh
gilirannya dapat menyebabkan cacat peneliti seperti riwayat abortus. Dari hasil
keguguran. penelitian juga terdapat 13 data usia
Menurut Manuaba (2010) Penyulit berisiko (18,6%) namun kehamilannya
pada kehamilan umur <20 tahun lebih normal. Tidak semua ibu dengan umur
tinggi dibandingkan dengan kurun berisiko mengalami masalah selama
reproduksi sehat yaitu umur 20-30 tahun. kehamilannya, Salah satu yang
Keadaan ini disebabkan belum matangnya menyebabkan kehamilan ibu dengan usia
alat reproduksi untuk hamil, sehingga berisiko tetap sehat di RSUD Tengku
dapat merugikan kesehatan ibu maupun Rafi’an Siak adalah karena asupan gizi ibu
perkembangan dan pertumbuhan janin. baik sehingga tidak terjadi anemia. Ibu
Keadaan tersebut akan makin menyulitkan hamil yang mendapatkan gizi seimbang

Jurnal Doppler Page 67


Vol 4 No 2 Tahun 2020 ISSN 2580-3123

mempunyai zat besi yang tinggi. Pada saat square didapatkan hasil p value = 0,000 <
kehamilan, ibu memerlukan tambahan zat 0,05, sehingga hipotesis menyatakan ada
gizi untuk meningkatkan jumlah sel darah hubungan yang bermakna antar paritas ibu
darah merah karena darah mengalami dengan kejadian abortus inkomplit di
pengenceran ketika hamil Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
(Prawiroharjo,2010). Asupan gizi yang Tahun 2017.
baik dapat mencegah anemia. Anemia Penelitian ini sejalan dengan
dapat mengurangi suplai oksigen pada ibu penelitian yang dilakukan oleh Natiqotul
hamil sehingga dapat mengakibatkan efek Fatkhiah (2017) yang mengatakan bahwa
tidak langsung pada ibu dan janin antara ibu hamil dengan paritas aman mempunyai
lain dapat terjadinya abortus. peluang terjadi abortus lebih tinggi
dibandingkan dengan paritas berisiko.
Hubungan Paritas Ibu Hamil dengan Dalam penelitian Natiqotul Fatkhiah
Kejadian Abortus Inkomplit di RSUD mengunakan chi-square didapatkan hasil p
Tengku Rafi’an Siak tahun 2019 value = 0,000 > 0,05, sehingga hipotesis
Berdasarkan hasil penelitian dapat menyatakan tidak ada hubungan yang
dilihat bahwa dari 70 data rekam medis ibu bermakna antar paritas ibu dengan
hamil yang mengalami Abortus inkomplit kejadian abortus di RSUD Dr. Soeselo
terdapat 35 orang (50%) dengan paritas Slawi Kabupaten Tegal Tahun 2017.
tidak berisiko dan dari data rekam medis Peneliti berasumsi bahwa ibu hamil
ibu hamil normal terdapat 25 orang yang mengalami abortus inkomplit di
(35.7%) dengan usia berisiko. Hasil uji RSUD Tengku Rafi’an Siak tidak hanya
statistik menunjukkan bahwa nilai p value disebabkan karena satu faktor paritas
=0,124 (p>0,05), penelitian ini karena penyebab Abortus itu sendiri
menunjukkan tidak ada hubungan yang adalah gabungan dari beberapa faktor,
signifikan antara paritas dengan kejadian dimungkinkan ada faktor penyebab lain
abortus inkomplit. Dari hasil penelitian seperti usia yang dapat mempengaruhi
juga diketahui nilai OR=1.800, hal ini terjadinya Abortus Inkomplit atau faktor
berarti paritas memiliki risiko 2 kali penyebab lain menurut Cuningham, et al
mengalami abortus inkomplit. (2013) dalam Yanti (2018) yang tidak
Hasil penelitian ini tidak sesuai diteliti oleh peneliti seperti riwayat
dengan teori prawirohardjo (2011) yang keguguran sebelumnya, infeksi, penyakit
menyatakan bahwa paritas 1 dan >3 kronis, mioma, gaya hidup tidak sehat,
memiliki resiko abortus inkomplit. stress dan kelelahan.
Kehamilan yang berulang akan membuat Peneliti berasumsi bahwa Selain
uterus menjadi renggang, sehingga dapat Usia, riwayat keguguran merupakan salah
menyebabkan pengeluaran sebagian hasil satu penyebab penyerta Abortus Inkomplit
konsepsi. Hasil penelitian ini tidak sesuai di RSUD Tengku Rafi’an Siak adalah
dengan teori dapat dikarenakan terdapat riwayat keguguran sebelumnya. Riwayat
faktor lain yang mempengaruhi kejadian abortus pada ibu hamil yang mengalami
abortus inkomplit seperti faktor janin, abortus inkomplit juga merupakan
kelainan plasenta, penyakit ibu, kelainan predisposisi terjadinya abortus inkomplit
pada rahim dan kelainan traktus genitalis kembali. Riwayat abortus menunjukkan
(Prawiroharjo,2011). bahwa kondisi rahim yang kurang baik
Penelitian ini tidak sejalan dengan atau adanya kelainan pada kehamilan
penelitian yang dilakukan oleh Heryanti sebelumnya, hal ini akan beresiko
(2017) yang mengatakan bahwa paritas mengalami abortus inkomplit berikutnya
tinggi lebih banyak mengalami abortus bila tidak tertangani dengan baik. Dari
inkomplit dari paritas rendah . Dalam hasil penelitian juga terdapat 13 data
penelitian Heryanti mengunakan chi- paritas berisiko (35,7%) namun

Jurnal Doppler Page 68


Vol 4 No 2 Tahun 2020 ISSN 2580-3123

kehamilannya berjalan normal. Ini supervisi dalam mendeteksi abortus


disebabkan karena tidak ada faktor inkomplit
penyerta lain yang memperberat risiko
Abortus inkomplit yang tidak diteliti oleh UCAPAN TERIMA KASIH
peneliti. Ucapan terimakasih ditujukan
kepada direktur RSUD Tengku Rafi’an
KESIMPULAN DAN SARAN Siak,Teman sejawat, serta keluarga.
Peneliti juga mengucapkan terimakasih
Berdasarkan hasil penelitian kepada responden yang telah bersedia
mengenai hubungan tingkat pendidikan meluangkan waktu sehingga peneliti dapat
dan pengetahuan ibu nifas, maka dapat melaksanakan penelitian ini sampai
diambil kesimpulan Terdapat data rekam selesai.
medis ibu hamil yang mengalami abortus
inkomplit dengan usia tidak berisiko DAFTAR PUSTAKA
adalah 45 orang, data rekam medis ibu
hamil yang mengalami abortus inkomplit Adrian. (2018). Siap Hamil di Atas 35
dengan usia berisiko adalah 25 orang , data Tahun?. www.alodokter.com,
rekam medis ibu hamil yang mengalami (diakses tanggal 5 Februari 2018).
abortus inkomplit dengan paritas tidak Amellia, S.W.N. (2019). Asuhan
berisiko adalah 35 orang, data rekam Kebidanan Kasus Kompleks
medis ibu hamil yang mengalami abortus Maternal dan Neonatal.
inkomplit dengan paritas berisiko adalah Yogyakarta, PT. Pustaka Baru.
35 orang , data rekam medis ibu hamil Badan Kependudukan dan Keluarga
yang mengalami abortus inkomplit adalah Berencana Nasional (BKKBN),
70 orang. Terdapat hubungan Usia dengan Badan Pusat Statistik. (2017).
kejadian abortus inkomplit di RSUD Survei Demografi dan Kesehatan
Tengku Rafi’an Siak tahun 2019 dengan Indonesia. Jakarta, Kementrian
diperoleh P value yaitu 0.037<0.05. dan Kesehatan.
nilai OR = 2.436 artinya usia memiliki Bukit, R. (2013). Hubungan Umur dan
resiko 2 kali untuk mengalami abortus Paritas Dengan Kejadian Abortus
inkomplit.Tidak terdapat hubungan Paritas Inkomplit di Rumah Sakit Umum
dengan kejadian abortus inkomplit di Daerah Arifin Achmad Pekanbaru
RSUD Tengku Rafi’an Siak tahun 2019 Tahun 2012. Scientia Journal,
dengan diperoleh P value yaitu Volume 2, Nomor 1.
0.124>0.05. dan nilai OR = 1.800 artinya Cunningham, FG., Hauth, J.C., Leveno,
paritas memiliki peluang 2 kali untuk K.J., Bloom, S.L., Rouse, D. J.,
mengalami abortus inkomplit. Spong, C.Y. (2014). Obstetri
Diharapkan pihak RSUD Tengku Williams 23rd Edition. Jakarta,
Rafi’an Siak dapat mengembangkan ilmu Penerbit Buku Kedokteran
baru tentang medeteksi abortus inkomplit Indonesia EGC.
pada ibu hamil baik dengan menggunakan Dinas Kesehatan Provinsi Riau (2018).
alat maupun tindakan secara dini untuk Laporan Kinerja Instansi
menghindari terjadinya perdarahan hebat. Pemerintah tahun 2018.
Selain itu diharapkan juga bagi petugas Pekanbaru.
kesehatan khususnya bidan dapat Dinas Kesehatan Provinsi Riau. (2012).
memberikan konselimg dan evaluasi Profil Kesehatan Provinsi Riau.
secara rutin kepada fasilitas kesehatan Pekanbaru.
lainnya yang berada di wilayah kerja Fatkhiyah N. dkk. (2017). Faktor Risiko
rumah sakit untuk meningkatkan Maternal Kejadian Abortus di
pelayanan yang berkualitas dan melakukan RSUD`Dr. Soeselo Slawi

Jurnal Doppler Page 69


Vol 4 No 2 Tahun 2020 ISSN 2580-3123

Kabupaten Tegal. Jurnal Riau. Jurnal Kesehatan


Kebidanan, volume 6, nomor 1. Komunitas, Volume 2, Nomor 2.
Handayani, E.K. (2015). Hubungan Umur Prawirohardjo, S. (2011). Ilmu Kebidanan.
dan Paritas Dengan Kejadian Jakarta, PT. Bina Pustaka.
Abortus di RSUD Kabupaten Saifuddin, A.B. (2012). Buku Acuan
Rokan Hulu. Jurnal Maternity and Nasional Pelayanan Kesehatan
Neonatal, Volume 1, Nomor 6, Maternal dan Neonal, Edisi 1.
Halaman 249. Jakarta, YBP-SP.
Heryanti. (2018). Hubungan Umur dan Sastroasmoro, S dan Ismael, S. (2010).
Paritas Ibu Hamil Dengan Kejadian Dasar-dasar Metodologi
Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Penelitian Klinis. Jakarta, Sagung
Muhammadiyah Palembang Tahun Seto.
2017. Jurnal Kesehatan Septiani, A dan Zulmi, D. 2013. Hubungan
Palembang, Volume 13, Nomor 1. Umur Paritas dan Pekerjaan Ibu
Irianti, B., Halida, E.M., Huhita, F., Dengan Kejadian Abortus. Sripsi.
Prabandari, F., Yulita, N., Yulianti, Setiawan dan Saryono. (2011). Metodologi
N., Hartiningtiyaswati, S., dan dan Aplikasi. Yogyakarta, Mitra
Anggraini, Y. (2014). Asuhan Cendikia Press.
Kehamilan Berbasis Bukti.Jakarta, Sukriani, W dan Sulistyaningsih. (2010).
Sagung Seto. Analisis Faktor- Faktor yang
Mahdiyah, D., Rahmawati, D dan Lestari, Berhubungan Dengan Kejadian
A. (2013). Hubungan Paritas Abortus Spontan di RS PKU
Dengan Kejadian Abortus di Muhammadiyah Yogyakarta.
Ruang Bersalin RSUD Dr. Moch. Jurnal Kebidanan dan
Ansari Saleh Banjarmasin. Keperawatan, Volume 6, Nomor 1,
Dinamika Kesehatan, Volume 4, Halaman 10-15.
Nomor 2. Sumantri, A. (2015). Metodologi
Manuaba, I.B.G. (2010). Gawat Darurat Penelitian Kesehatan. Jakaarta,
Obstetri Ginekologi dan Obstetri Prenada Media.
Ginekologi Sosial Untuk Profesi Syahdrajat, T. (2015). Panduan Menulis
Bidan. Jakarta, EGC. Tugas Akhir Kedokteran dan
Marmi. (2012). Asuhan Kebidanan Pada Kesehatan. Jakarta, Kencana
Masa Nifas Puerperium Care. Prenada
Yogyakarta, Pustaka Belajar. Varney, H. (2010). Buku Ajar Asuhan
Notoadmodjo. (2010). Ilmu Perilaku Kebidanan Edisi Jakarta, EGC.
Kesehatan. Jakarta, PT. Rineka Walyani, E.S. (2015). Asuhan Kebidanan
Cipta Pada Kehamilan. Yogyakarta,
Notoadmodjo. (2014). Metodologi Pustaka Baupess.
Penelitian Kesehatan. Jakarta, PT. Wulandari, F.C dan Nasikhah, N. (2014).
Rineka Cipta. Hubungan Usia Ibu Dengan
Nugroho, T. (2012). Patologi Kebidanan. Kejadian Abortus Inkomplete di
Yogyakarta, Nuha Medika. Rumah Sakit Palang Biru Kutuarjo.
Nurizzka, R.H. (2019). Kesehatan Ibu dan Skripsi.
Anak Dalam Upaya Kesehatan Yanti, Linda. (2018). Faktor Determinan
Masyarakat. Depok, PT. Raja Kejadian Abortus Pada Ibu Hamil
Grafindo Persada. di RSUD Goeteng Tarunadibrata
Pitriani, R. (2013). Faktor-Faktor Yang Purbalingga. Jurnal ilmiah ilmu-
Berhubungan Dengan Abortus ilmu kesehatan.volume 16, nomor
Inkomplit di Rumah Sakit Umum 2,halaman 100.
Daerah Arifin Achmad Provinsi

Jurnal Doppler Page 70

Anda mungkin juga menyukai