Anda di halaman 1dari 11

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN RETENSIO

PLASENTA DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS MANDAH


KABUPATEN INDRAGIRI HILIR RIAU
TAHUN 2021

SITI AMINAH (1), yesi septina wati (2)


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Al- Insyirah Pekanbaru

ABSTRAK

Retensio plasenta adalah belum lahirnya plasenta hingga melebihi waktu 30 menit setelah bayil ahir.
Retensio dapat menyebabkan perdarahan. Berdasarkan data di ruang kebidanan RSUD Puri Husada
Tembilahan kasus retensio plasenta sebanyak 165 kasus yang merupakan akumulasi dari rujukan dari
seluruh fasilitas kesehatan di Kabupaten Indragiri Hilir diantaranya dari UPT Puskesmas Mandah.
Masalah retensio plasenta memiliki komplikasi yang dapat membahayakan nyawa ibu saat setelah
persalinan karena memiliki hubungan yang kuat dengan terjadinya perdarahan yang merupakan
penyumbang AKI tertinggi sampai saat ini. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan
desain yang digunakan adalah case control dengan total sampling yang dilakukan pada tanggal 21 s/d
30 Juni 2021 dengan jumlah sampel sebanyak 33 responden. Uji statsitik Chi Square (x2) dengan
derajat kepercayaan 95% CI dan didapatkan hasil : ada hubungan umur p value 0,04 (Odds Ratio
(OR) 4.28, ada hubungan paritas p value 0,03 (Odds Ratio (OR) 4.18 ), ada hubungan jarak
kehamilan p value 0,02 (Odds Ratio (OR) 3.11), tidak ada hubungan riwayat seksio sesaria p value
0,22 Odds Ratio (OR) 3.98), tidak Tidak ada hubungan penolong persalinan p value 0,09 Odds
Ratio (OR) 3.37) dengan kejadian retensio plasenta di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Mandah
Kabupaten Indragiri Hilir Riau Tahun 2021. Di harapkan hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai bahan evaluasi dengan kejadian retensio plasenta dapat di antisipasi pencegahan sedini
mungkin.

Kata kunci : Retensio Placenta, umur, paritas, jarak kehamilan, riwayatseksio sesaria dan penolong
persalinan

ABSTRACT

Retention of the placenta is the absence of the placenta until more than 30 minutes after the birth of
the baby. Retention can cause bleeding. Based on data from the obstetrics room at Puri Husada
Tembilahan Hospital, there were 165 cases of retained placenta, which were the accumulation of
referrals from all health facilities in Indragiri Hilir District, including the UPT Puskesmas Mandah.
The problem of retained placenta has complications that can endanger the life of the mother after
delivery because it has a strong relationship with the occurrence of bleeding which is the highest
contributor to AKI to date. This research is an analytical study with a case-control design with a total
sampling conducted on 21 to 30 June 2021 with a total sample of 33 respondents. Chi Square
statistical test (x2) with 95% CI degree of confidence and the results obtained: there is an age
relationship p value 0.04 (Odds Ratio (OR) 4.28, there is a parity relationship p value 0.03 (Odds
Ratio (OR) 4.18), there is a relationship between pregnancy distance p value 0.02 (Odds Ratio (OR)
3.11), no relationship history of cesarean section p value 0.22 Odds Ratio (OR) 3.98), no relationship
between birth attendant p value 0.09 Odds Ratio (OR) 3.37) with the incidence of retained placenta
in the Work Area of the UPT Puskesmas Mandah, Indragiri Hilir Regency, Riau in 2021. It is hoped
that the results of this study can be used as an evaluation material with the incidence of placental
retention being anticipated as early as possible.

Keywords : Placenta retention, age, parity, gestational distance, history of cesarean section and birth
attendant
PENDAHULUAN
Retensio plasenta adalah tertahannya sebagaimana di target kan menjadi 70 per
atau belum lahirnya plasenta hingga atau 100.000 kelahiran hidup tahun 2030 (WHO,
melebihi waktu 30 menit setelah bayil ahir. 2017).
Retensio dapat menyebabkan perdarahan. Ada Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan
beberapa Faktor yang dapat menyebabkan salah satu indikator untuk melihat
terjadinya retensio plasenta yaitu, Secara keberhasilan upaya kesehatan ibu. Angka
fungsional dapat terjadi karena his kurang kematian ibu adalah rasio kematian ibu
kuat, dan plasenta sukar terlepas dari selama masa kehamilan, persalinan dan nifas.
tempatnya, serta disebabkan oleh faktor Berdasarkan survey Demografi Kesehatan
maternal danfaktor uterus. Faktor maternal Indonesia (SDKI) 2015 jumlah angka
antara lain: gravid berusia lanjut, faktor kematian ibu 305/100.000 kelahiran hidup.
uterus: bekas section caesarea, bekas kuretase, Angka tersebut mengalami kenaikan jika
riwayat retensio plasenta pada persalinan dibandingkan dengan SDKI tahun 2012 yaitu
terdahulu, riwayat endometritis (Yeyeh, 359/100.000 kelahiran hidup. Banyak
2010). kematian ibu akibat Hipertensi sebanyak
Retensio plasenta juga disebabkan oleh 33,07% pendarahan obstetric 27,03%
multiparitas dan factor plasenta yaitu komplikasi non obstetric 15,7% komplikasi
implantasi plasenta seperti plasenta adhesiva, obstetric lainnya 12,4% infeksi pada
plasenta akreta, plasenta inkreta dan plasenta kehamilan 6,06% dan penyebab lainnya
perkreta. Beberapa dampak yang bisa terjadi 4,81% (Kemenkes, 2018).
karena kejadian retensio plasenta yaitu Tercatat sebanyak 109 kejadian, angka
perdarahan, syok hipovolemik, tekanan darah ini merupakan angka absolut jumlah kematian
rendah, sedangkan komplikasi yang bisa di Provinsi Riau tahun 2017 berjumlah 119
terjadi yaitu atonia uteri, perforasi, dan kematian. Tahun 2018 jumlah angka kematian
perdarahan yang terus menerus (Yeyeh, di Provinsi Riau sebesar 109/100.000
2010). kelahiran hidup disebabkan kemungkinan
World Health Organization (WHO) adanya komplikasi seperti anemia, hipertensi,
melaporkan bahwa pada tahun 2015 terdapat diabetes melitus, dll yang terjadi dalam
303.000 kematian ibu akibat komplikasi kehamilan, pendarahan (13,19%), infeksi
kehamilan dan persalinan di seluruh dunia. (3%) (Profil Kesehatan Provinsi Riau 2018).
AKI di Negara berkembang mencapai 239 Pada tahun 2017, jumlah kematian ibu
kematian per 100.000 kelahiran hidup, 20 kali di Kabupaten Indragiri Hilir adalah sebesar 11
lebih tinggi dibandingkan Negara maju. orang dari jumlah kelahiran hidup selama
negara berkembang menyumbang sekitar masa kehamilan sampai dengan nifas, pada
78,8% kematian ibu di dunia. AKI di ASEAN tahun 2018 mengalami penurunan yaitu
(Association of Southheast Nations) pada menjadi 9 orang yaitu kematian sewaktu masa
tahun 2015 tingkat kematian ibu tertinggi nifas. Adapun penyebab kematian ibu ini 50%
terdapat di Laos yaitu sebesar 197 kematian diantaranya akibat penyakit yang
per 100.000 kelahiran hidup, dan angka memperburuk semasa kehamilannya sampai
kematian ibu terendah di Singapura sebesar 10 dia melahirkan, (penyakit jantung, paru,
kematian per 100.000 kelahiran hidup ginjal, hepatitis dll). Sedangkan 50% adalah
sedangkan di Indonesia terdapat sebesar 126 akibat perdarahan sewaktu melahirkan serta
kematian per 100.000 kelahiran hidup (WHO, faktor resiko tinggi, pre eklamsia dan
2017). sebagainya (Profil Kesehatan Kabupaten
Mengenai status kesehatan nasional Indragiri Hilir, 2019).
pada pencapaian target Sustainable Berdasarkan data di ruang kebidanan
Development Goal’s (SDGs) global RSUD Puri Husada Tembilahan tahun 2020
menyatakan sekitar 830 wanita meninggal terdapat kasus terjadinya retensio plasenta
setiap harinya karena komplikasi selama yaitu sebanyak 165 kasus yang merupakan
kehamilan dan persalinan sebanyak 216 per akumulasi dari rujukan dari seluruh fasilitas
100.000 kelahiran hidup. Sebanyak 99% kesehatan yang tersebar di 20 Kecamatan di
kematian ibu disebabkan masalah kehamilan Kabupaten Indragiri Hilir yang salah satu
dan persalinan di Negara berkembang. Rasio diantaranya UPT Puskesmas Mandah.
angka kematian ibu masih di rasa cukup tinggi
Masalah retensio plasenta memiliki Desain penelitian yang digunakan
komplikasi yang dapat membahayakan ibu adalah case control dengan retrospektif yaitu
saat setelah persalinan karena memiliki meneliti kebelakang atau masa lampau (yang
hubungan yang kuat dengan terjadinya lalu) dengan menggunakan data sekunder
perdarahan. Sesuai dengan hasil penelitian (Rekam Medik) dengan cara menggunakan
yang dilakukan oleh Andi Misanwati dan lembar cheklist yang berisikan pertanyaan-
Rosdiana (2020) yang berjudul Analisis pertanyaan tentang hal-hal yang akan diteliti
Faktor Risiko Kejadian Retensio Plasenta sesuai variable yang akan diukur yang ada
pada Ibu Bersalin di RSUD Tenriawaru dalam rekam medik pasien.
Kabupaten Bone dengan analitik
observasional dengan desain case control HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan jumlah sampel 68 ibu bersalin
kemudian dianalisis dengan menggunakan uji Analisis Univariat
chi square. Hasil penelitian untuk variabel Tabel 4.1 Distribusi frekuensi berdasarkan
Usia (nilai p = 0.027) menunjukkan bahwa kejadian retensio plasenta di Wilayah Kerja
ada hubungan antara usia dengan kejadian UPT Puskesmas Mandah Kabupaten Indragiri
retensio plasenta, dengan nilai OR : 3.4 (CL : Hilir Riau Tahun 2021
1.26 –9.41) dan untuk variabel paritas (nilai p
= 0.44) diperoleh tidak ada hubungan antara
paritas dengan kejadian retensio plasenta, No Retensio Placenta
dengan nilai OR : 0.47 (CL : 0.12 –1.82) %
Hasil survei awal yang dilakukan 1 Tidak Retensio 24.2
peneliti di UPT Puskesmas Mandah pada Placenta
tanggal 18 Mei 2021 didapatkan dari buku 2 Retensio Placenta 75.8
register kebidanan tercatat jumlah kasus 3 Total 100
retensio plasenta sebanyak 30 kasus (12 orang
dapat ditangani di UPT Puskemas Mandah
dan 18 kasus harus dirujuk ke fasilitas yang
lebih memadai yaitu ke RSUD Puri Husada
Tembilahan)
Berdasarkan uraian diatas maka penulis
tertarik melakukan penelitian yang berjudul “
Faktor Faktor apa saja yang berhubungan
dengan kejadian retensio plasenta di Wilayah
Kerja UPT Puskesmas Mandah Kabupaten Tabel 4.2 Distribusi frekuensi berdasarkan
Indragiri Hilir Riau Tahun 2021”. Dimana umur terhadap kejadian retensio placenta di
dalam penelitian ini diambil lima faktor yang Wilayah Kerja UPT Puskesmas Mandah
berhubungan dengan kejadian retensio Kabupaten Indragiri Hilir Riau Tahun 2021
plasenta yaitu umur, paritas, jarak kehamilan,
riwayat seksio sesarea dan penolong No Umur
persalinan. %
1 Tidak berisiko (20–35 36.4
METODE PENELITIAN tahun)
Penelitian ini merupakan penelitian 2 Berisiko (<20 tahun,
63.6
analitik yaitu penelitian yang mencari atau >35 tahun)
hubungan antar variabel dan di lakukan 3 Total 100
analisis terhadap data yang telah terkumpul.
Penelitian analitik juga menggali bagaimana Tabel 4.3 Distribusi frekuensi berdasarkan
dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. paritas terhadap kejadian retensio placenta di
Kemudian melakukan analisis dinamika Wilayah Kerja UPT Puskesmas Mandah
korelasi antara fenomena atau antara faktor Kabupaten Insragiri Hilir Riau Tahun 2021
resiko dengan faktor efek yang terdiri dari
faktor-faktor yang berhubungan dengan
kejadian retensio plasenta (Setiawan, 2011).
No Paritas Kerja UPT Puskesmas Mandah Kabupaten
% Indragiri Hilir Riau Tahun 2021.
1 Tidak berisiko (Melahirkan 2-3 Umur T Ret T OR
30.3
kali) id ensi ot Value
(95%CI)
2 Berisiko (melahirkan 1 dan >3 a o al
69.7 k Pla
kali) R cen
3 Total 100 et ta
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi berdasarkan e
n
jarak kehamilan terhadap kejadian retensio si
placenta di Wilayah Kerja UPT Puskesmas o
Pl
Mandah Kabupaten Indragiri Hilir Riau a
Tahun 2021. ce
nt
a
No Jarak Kehamilan
% n %
Tidak 0.04 4.28
1 Tidak berisiko (2-5 66.7 berisiko (0.801-
tahun) (20-35 22.917)
tahun) 15.2 12 36.4
2 Berisiko (<2 tahun,
33,3 Berisiko
atau >5 tahun) (< 20
3 Total 100 tahun
atau > 35
tahun) 21.2 54.521 63.6
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi berdasarkan Total 36.4 63.6  33  100
riwayat seksio sesaria terhadap kejadian
retensio placenta di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Mandah Kabupaten Indragiri Hilir Tabel 4.8 hubungan paritas ibu dengan
Riau Tahun 2021. kejadian retensio plasenta di Wilayah
Kerja UPT Puskesmas Mandah Kabupaten
No Riwayat Seksio Sesaria
Indragiri Hilir Riau Tahun 2021
% Paritas Tidak Retensio Total P OR
1 Tidak ada riwayat 78.8 Retensio Placenta Value (95%
seksio sesaria Placenta CI)
2 Persalinan n % n %
n %
sebelumnya dengan 21.2 Tidak 0.03 4.18
seksio sesaria beri (0.7
3 Total 100 siko 21-
(mel 21.9
ahir 17)
kan
2-3
Tabel 4.6 Distribusi frekuensi berdasarkan kali) 0 0.0 10 30.3 10 30.3
penolong persalinan terhadap kejadian retensio Berisiko
(melahirkan 1
placenta di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
dan > 3 kali) 8 24.2 15 45.5 23 69.7
Mandah Kabupaten Indragiri Hilir Riau Tahun Total
2021 8 24.2 2575.8  33  100

No Penolong Persalinan Tabel 4.9 hubungan jarak kehamilan ibu


% dengan kejadian retensio plasenta di
1 Nakes 75.8 Wilayah Kerja UPT Puskesmas Mandah
2 Non Nakes 24.2 Kabupaten Indragiri Hilir Riau Tahun
3 Total 100 2021
Tidak Retensio Total P OR
ANALISA BIVARIAT Kehamilan Retensio Placenta Value (95%CI)
Placenta
n % n %
Tabel 4.7 hubungan umur ibu dengan n %
Tidak 0 0.0 33.3 11 33.3 0.02 3.11
kejadian retensio plasenta di Wilayah
berisiko (2- 11 (0.617-
5 tahun) 18.578)
Berisiko < 20 tahun atau > 35 tahun mengalami
( < 2 tahun
atau > 5 retensio plasenta sebanyak 21 orang
tahun) 8 24.2 14 42.2 22 66.7 (63.6%) dengan p value 0,04 artinya ada
Total
8 24.2 2575.8  33  100 hubungan yang signifikan umur ibu
dengan kejadian retensio plasenta di
Tabel 4.10 hubungan riwayat seksio Wilayah Kerja UPT Puskesmas Mandah
sesaria ibu dengan kejadian retensio Kabupaten Indragiri Hilir Riau Tahun
plasenta di Wilayah Kerja UPT
2021 dengan Odds Ratio (OR) 4.28
Puskesmas Mandah Kabupaten Indragiri
Hilir Riau Tahun 2021 artinya ibu yang berumur < 20 tahun atau
> 35 tahun berpeluang 4.28 kali akan
Riwayat seksio Tidak Retensio Total P OR
sesaria Retensio Placenta value (95%CI) mengalami retensio placenta.
Placenta
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
n % n % n % yang dilakukan oleh Rosdiana (2021)
Tidak ada 0.22 3.98 yang berjudul Faktor Umur dan Paritas
riwayat seksio (0. 732-
sesaria 8 24.2 18 54.5 26 78.8 13.772))
terhadap Kejadian Retensio Plasenta Hasil
penelitian menjukkan bahwa ada
Persalinan
sebelumnya hubungan antara usia dengan retensio
dengan seksio
sesaria 0 0.0 7 31.2 7 21.2 plasenta. Retensio plasenta cenderung
Total dialami oleh usia beisiko yaitu < 18 tahun
8 24.2 2575.8  33  100
- > 35 tahun. Hasil perhitungan nilai odds
ratio menunjukkan bahwa responden yang
Tabel 4.11 hubungan penolong persalinan dengan kategori umur berisiko memiliki
ibu dengan kejadian retensio plasenta di
peluang mengalami retensio plasenta
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Mandah
Kabupaten Indragiri Hilir Riau Tahun sebesar 3.4 kali lebih besar dibanding
2021 responden dengan kategori umur tidak
Penolong Tidak Retensio Total P Value OR
berisiko.
Persalinan Retensi Placenta (95%CI) Dalam kurun reproduksi sehat dalam
o
Placent (Saifuddin, 2016) dikenal bahwa usia
a
aman untuk kehamilan dan persalinan
n % n % n % adalah 20-30 tahun. Kematian maternal
Nakes 0.09 3.37 pada wanita hamil dan melahirkan pada
8 24.2 17 51.5 25 75.8 (0. 667-
17.543))
usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali
Non lebih tinggi dari pada kematian maternal
Nakes 0 0.0 8 24.2 8 24.2
yang terjadi pada usia 20-29 tahun.
Total 8 24.2 2575.8  33  100 Kematian maternal meningkat kembali
PEMBAHASAN sesudah usia 30-35 tahun meskipun masih
dijumpai dilapangan yang hamil kurang
dari 19 tahun atau lebih dari 35 tahun
a. Hubungan umur ibu dengan kejadian
retensio plasenta di Wilayah Kerja UPT tidak didapatkan komplikasi selaham
Puskesmas Mandah Kabupaten Indragiri kehamilan dan persalinan hal ini
Hilir Riau Tahun 2021 dikarenakana status kesehatan yang baik
dari ibu dan penatalaksanaan yang tepat
Berdasarkan hasil penelitian yang
oleh tenaga kesehatan dalam memberikan
diperoleh yaitu menunjukkan bahwa umur
asuhan dan pengawasan pada ibu saat Yang Berhubungan Dengan Kejadian
hamil sampai dengan bersalin. Retensio Plasenta Pada Ibu Bersalin di RS
Asumsi peneliti dan didukung teori dalam Aura Syifa Kabupaten Kediri, bahwa ibu
Rosdiana (2021) dari hasil penelitian bersalin yang telah melahirkan lebih dari 1
bahwa umur < 20 tahun atau > 35 tahun kali memiliki risiko 2,250 kali lebih besar
mengalami retensio plasenta sebanyak 21 untuk mengalami retensio plasenta pada
orang (63.6%) dengan p value 0,04 artinya saat persalinan di RS Aura Syifa
ada hubungan yang signifikan umur ibu Kabupaten Kediri. Dalam uji tersebut nilai
dengan kejadian retensio plasenta Hal ini OR >1 dan interval kepercayaan pada
dapat terjadi karena pada usia di bawah 20 faktor paritas tidak mencakup angka 1
tahun fungsi reproduksi seorang wanita sehingga dapat diartikan bahwa paritas ibu
belum berkembang secara sempurna. bersalin merupakan factor risiko
Sedangkan, pada wanita usia lebih dari 35 terjadinya retensio plasenta dan secara
tahun fungsi reproduksinya mengalami tidak langsung dapat disimpulkan ada
penurunan atau kemunduran sehingga hubungan antara paritas dengan kejadian
pada persalinan dapat terjadi komplikasi plasenta. Ibu dengan paritas >1 sekurang-
seperti perdarahan pasca persalinan yang kurangnya 1,304 kali mengalami retensio
diakibatkan retensio plasenta. Oleh karena plasenta dan paling besar 3,881 kali
itu pertimbangan usia dalam kehamilan mengalami retensio plasenta.
atau persalinan menjadi salah satu hal Pada setiap kehamilan dan persalinan
yang harus diperhatikan. terjadi penurunan sel-sel desidua. Akibat
penurunan sel-sel desidua atau tidak
b. Hubungan paritas dengan kejadian
adanya sel desidua basalis secara total
retensio plasenta di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Mandah Kabupaten Indragiri atau parsial dan kelainan perkembangan
Hilir Riau Tahun 2021 lapisan Nitabuch (fibrinoid), vili plasenta
melekat sampai ke miometrium (plasenta
Berdasarkan hasil penelitian yang
akreta). Vili juga bisa benar- benar
diperoleh yaitu menunjukkan bahwa ibu
menginvasi ke dalam miometrium
dengan paritas melahirkan 1 dan > 3 kali
(plasenta inkreta), dan bahkan vili
mengalami retensio plasenta sebanyak 15
menembus seluruh ketebalan miometrium
orang (45.5 %) dan ibu yang melahirkan
(plasenta perkreta) (Cunningham, 2016).
2-3 kali mengalami retensio plasenta
Keadaan tersebut dapat mengakibatkan
sebanyak 10 orang (30.3%) dengan p
retensio plasenta karena tempat
value 0,03 artinya ada hubungan yang
implantasinya yang abnormal.
signifikan paritas ibu dengan kejadian
Asumsi peneliti berdasarkan uraian diatas
retensio plasenta di Wilayah Kerja UPT
dan didukung teori menunjukkan adanya
Puskesmas Mandah Kabupaten Indragiri
keterkaitan antara paritas dengan retensio
Hilir Riau Tahun 2021 dengan Odds Ratio
plasenta. Kontraksi yang adekuat
(OR) 4.18 artinya ibu dengan paritas 2-3
diperlukan untuk proses pelahiran bayi
kali berpeluang 4.18 kali akan mengalami
maupun plasenta. Ibu yang sudah pernah
retensio placenta.
melahirkan lebih dari 1 kali maka
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
elastisitas otot rahim sudah tidak sebaik
yang dilakukan oleh Henny dkk (2020)
saat ibu masih melahirkan 1 kali karena
yang berjudul Analisis Faktor-Faktor
pada setiap kehamilan terjadi peregangan
otot rahim yang berakibat pada plasenta. Nilai tidak mencakup angka 1,
berkurangnya kemampuan otot rahim maka secara tidak langsung dapat
untuk berkontraksi sehingga komplikasi diketahui juga bahwa nilai p<0,05 yang
terkait kontraksi uterus seperti perdarahan dapat diartikan ada hubungan antara jarak
yang salah satunya disebabkan oleh kehamilan pada persalinan ibu bersalin
retensio plasenta akan lebih mudah terjadi. dengan kejadian retensio plasenta pada
ibu bersalin di RS Aura Syifa Kabupaten
c. Hubungan jarak kehamilan dengan
kejadian retensio plasenta di Wilayah Kediri. Ibu bersalin dengan jarak
Kerja UPT Puskesmas Mandah Kabupaten persalinan <2 dan >10 tahun memiliki
Indragiri Hilir Riau Tahun 2021 risiko 2,176 kali lebih besar untuk
mengalami retensio plasenta.
Berdasarkan hasil penelitian yang
Pada jarak kehamilan sampai bersalin ibu
diperoleh yaitu menunjukkan bahwa
dengan anak terkecil kurang dari 2 tahun,
bahwa jarak kehamilan < 2 tahun atau > 5
kesehatan fisik dan rahim ibu masih butuh
tahun mengalami retensio plasenta
cukup istirahat. Perdarahan dan
sebanyak 14 orang (42.2%) dan jarak
komplikasi persalinan seperti retensio
kehamilan 2-3 tahun mengalami retensio
plasenta dapat terjadi karena kondisi ibu
sebanyak 10 0rang ( 33.3%) dengan p
masih lemah. Sedangkan pada jarak lebih
value 0,02 artinya ada hubungan yang
dari 5 tahun, ibu seolah-olah menghadapi
signifikan jarak kehamilan ibu dengan
kehamilan atau persalinan yang pertama
kejadian retensio plasenta di Wilayah
lagi (Rochjati, 2011).
Kerja UPT Puskesmas Mandah Kabupaten
Asumsi peneliti berdasarkan hasil
Indragiri Hilir Riau Tahun 2021 dengan
penelitian diatas Semakin dekat jarak
Odds Ratio (OR) 3.11 artinya ibu dengan
kehamilan ibu maka akan semakin
jarak kehamilan 2-5 tahun berpeluang
mempengaruhi kejadian retensio plasenta.
3.11 kali akan mengalami retensio
Jarak kehamilan yang pendek secara
placenta.
langsung akan memberikan efek terhadap
Hasil penelitian ini sejalan dengan
kesehatan janin yang dikandungnya. Bila
penelitian yang dilakunan oleh Penelitian
jarak kehamilan terlalu dekat maka ibu
ini sejalan dengan penelitian yang
akan cenderung mengalami kerusakan
dilakukan oleh Henny dkk (2020) yang
sistem reproduksi baik secara fisiologis
berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang
maupun patologis.
Berhubungan Dengan Kejadian Retensio
Plasenta Pada Ibu Bersalin di RS Aura d. Hubungan riwayat seksio sesarea dengan
Syifa Kabupaten Kediri. Dari analisis data kejadian retensio plasenta di Wilayah
bivariat yang dilakukan dengan Kerja UPT Puskesmas Mandah Kabupaten
Indragiri Hilir Riau Tahun 2021.
menghitung odds ratio (OR) didapatkan
hasil OR= 2,176 (CI 95%: 1,172-4,042, Berdasarkan hasil penelitian yang
p<0,05). Nilai OR>1 dan interval diperoleh yaitu menunjukkan bahwa ibu
kepercayaan pada faktor jarak kehamilan tidak memiliki riwayat seksio sesaria
dan persalinan ibu bersalin tidak mengalami retensio placenta sebanyak 18
mencakup angka 1 jadi dapat diartikan orang (54.5%) dan peralinan sebelumnya
bahwa jarak ibu hamil sampai merupakan dengan seksio sesaria mengalami retensio
salah satu faktor terjadinya retensio placenta sebanyak 7 orang ( 31.2%)
dengan p value 0,22 artinya tidak ada dari plasenta adherent, akreta, hingga
hubungan yang signifikan riwayat sesksio perkreta. Berdasarkan penelitian yang
sesaria dengan kejadian retensio plasenta telah dilakukan, risiko untuk terjadi
di Wilayah Kerja UPT Puskesmas plasenta akreta pada ibu bersalin dengan
Mandah Kabupaten Indragiri Hilir Riau riwayat seksio sesarea sebelumnya sebesar
Tahun 2021 dengan Odds Ratio (OR) 3.98 7,9 kali. Dalam penatalaksanaan kala tiga
artinya ibu hamil yang tidak memiliki akan sangat berguna untuk mengingat
riwayat seksio sesaria berpeluang 3.11 bahwa terdapat peningkatan insiden
kali akan mengalami retensio placenta. retensio plasenta yang terimplantasi pada
Hasil penelitian ini sejalan dengan Salma jaringan parut pada uterus (Salma, 2018)
(2018) yang berjudul Faktor-Faktor Yang Peneliti berasumsi sebagaimana telah
Mempengaruhi Kejadian Retensio diuraikan diatas bahwa demikian pula di
Plasenta Di RSUD Kota Yogyakarta Wilayah Kerja UPT Puskemas Mandah
dimana variabel riwayat seksio sesarea dimana ibu yang bersalin sebagian besar
pada persalinan sebelumnya tidak tidak memiliki riwayat seksio sesarea
memiliki hubungan dengan kejadian pada persalinan sebelumnya hal ini yang
retensio plasenta (p value sebesar 0,797). mempengaruhi tidak adanya hubungan
Dalam penelitian ini mayoritas ibu riwayat sesksio sesaria dengan kejadian
bersalin tidak memiliki riwayat seksio retensio plasenta.
sesarea pada persalinan sebelumnya, baik
e. Hubungan penolong persalinan dengan
yang mengalami retensio plasenta maupun kejadian retensio plasenta di Wilayah
tidak mengalami retensio plasenta. Pada Kerja UPT Puskesmas Mandah Kabupaten
analisis bivariat diketahui bahwa riwayat Indragiri Hilir Riau Tahun 2021.
seksio sesarea pada persalinan
Berdasarkan hasil penelitian yang
sebelumnya tidak berhubungan dengan
diperoleh menunjukkan bahwa ibu yang
kejadian retensio plasenta. Hal ini bisa
bersalin dengan nakes mengalami retensio
disebabkan karena jenis retensio plasenta
plasenta sebanyak 17 orang (51.5%) dan
yang dapat terjadi pada ibu bersalin
bersalin dengan non nakses 8 orang
dengan riwayat seksio sesarea pada
( 24.2%) dengan p value 0,09 artinya
persalinan sebelumnya adalah plasenta
tidak ada hubungan yang signifikan
akreta dengan prevalensi sebesar 1,7 per
penolong persalinan dengan kejadian
10.000 persalinan
retensio plasenta di Wilayah Kerja UPT
Retensio plasenta/ perlengketan plasenta
Puskesmas Mandah Kabupaten Indragiri
perlu diwaspadai terjadi pada Vaginal
Hilir Riau Tahun 2021 dengan Odds Ratio
Birth After Caesar (VBAC) saat
(OR) 3.37 artinya ibu hamil yang bersalin
melakukan penatalaksanaan kala III.
dengan nakes berpeluang 3.37 kali akan
VBAC adalah proses melahirkan
mengalami retensio placenta.
pervaginam setelah pernah melakukan
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
seksio sesarea. Hal ini dikarenakan
yang dilakukan oleh Otasia (2021) yang
perlekatan plasenta yang tidak normal
berjudul Hubungan antara anemia, paritas
dapat disebabkan oleh trauma pada
dan penolong persalinan dengan kejadian
endometrium karena prosedure operasi
retensio plasenta di RSUP dr. Mohammad
sebelumnya sehingga menyebabkan
Hoesin Palembang dengan hasil tidak ada
kelainan pada perlekatan plasenta mulai
hubungan Hasil penelitian menunjukkan c. Ada hubungan yang signifikan jarak
estimasi proporsi kejadian retensio kehamilan ibu dengan kejadian retensio
plasenta adalah 46,7% dari keseluruhan plasenta di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Mandah Kabupaten Indragiri
besar sampel. Tidak ada hubungan
Hilir Riau Tahun 2021 dengan p value
penolong persalinan dengan kejadian 0,02 (Odds Ratio (OR) 3.11)
retensio plasenta dengan v palue : 0.28 d. Tidak ada hubungan yang signifikan
dan (OR = 2,84; 95% CI = 2,24 - 2,90) riwayat sesksio sesaria dengan kejadian
Menurut asumsi peneliti berdasarkan teori retensio plasenta di Wilayah Kerja UPT
dan uaraian diatas Upaya meningkatkan Puskesmas Mandah Kabupaten Indragiri
persalinan oleh tenaga kesehatan dapat Hilir Riau Tahun 2021 dengan p value
0,22 Odds Ratio (OR) 3.98)
dilakukan melalui program Perencanaan
e. Tidak ada hubungan yang signifikan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi penolong persalinan dengan kejadian
(P4K) dimana paraji dapat berperan retensio plasenta di Wilayah Kerja UPT
sebagai pendamping pada masa Puskesmas Mandah Kabupaten Indragiri
kehamilan, persalinan dan nifas. Selain ini Hilir Riau Tahun 2021 dengan p value
kemitraan bidan- paraji dengan pembagian 0,09 Odds Ratio (OR) 3.37)
peran yang sesuai perlu dilakukan selama
SARAN
kehamilan, persalinan dan nifas sesuai
dengan kebutuhan. a. Bagi Institusi STIKES AL-Insyrah
Upaya tersebut diharapkan dapat Hasil penelitian ini diharapkan menjadi
menggeser peran paraji sehingga tidak bahan masukan dan informasi bagi
lagi menolong persalinan dan dapat STIKes AL-Insyirah dan mahasiswa lain
meningkatkan persalinan oleh tenaga mengenai faktor faktor yang
kesehatan dalam rangka menurunkan berhubungan dengan kejadian retensio
plasenta di Wilayah Kerja UPT
angka kematian ibu akibat kehamilan dan Puskesmas Mandah Kabupaten Indragiri
persalinan namun masih banyak hal yang Hilir Riau
mempengaruhi penolong persalinan
misalnya kompetensi bidan yang belum b. Bagi Tempat Penelitian (Puskesmas
memadai, biaya dan akses ke fasiliatas Mandah )
kesehatan serta dukungan suami dan Hasil penelitian ini diharapkan bisa
memberikan masukan kepada petugas
keluarga.
kesehatan (bidan) yang bertugas di ruang
KESIMPULAN kebidanan agar lebih aktif berperan
a. Ada hubungan yang signifikan umur ibu untuk memberikan dukunngan yang
dengan kejadian retensio plasenta di sudah baik ini agar ditingkatkan kembali
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Mandah dengan harapan mampu mencegah
Kabupaten Indragiri Hilir Riau Tahun kejadian retensio plasenta.
2021 dengan p value 0,04 (Odds Ratio
(OR) 4.28 ) c. Bagi Responden
b. Ada hubungan yang signifikan paritas Memberikan informasi dan pengetahuan
ibu dengan kejadian retensio plasenta di mengenai Hubungan Pengetahuan Ibu,
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Mandah kondisi kesehatan ibu, dan dukungan
Kabupaten Indragiri Hilir Riau Tahun petugas dengan terhadap factor-faktor
2021 dengan dengan p value 0,03 artinya yang berhubungan dengan kejadian
(Odds Ratio (OR) 4.18 ) retensio plasenta di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Mandah Kabupaten Indragiri Hidayat, aziz, 2014, Metode Penelitian
Hilir Riau. Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta
: Salemba Medika
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil dari penelitian ini dapat menambah Henny dkk, 2020, Faktor-Faktor Yang
wawasan tentang faktor -faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Retensio
berhubungan dengan kejadian retensio Plasenta Pada Ibu Bersalin di RS Aura Syifa
plasenta di Wilayah Kerja UPT Kabupaten Kediri.
Puskesmas Mandah Kabupaten Indragiri
Hilir Riau, serta sebagai referensi bagi Farid H, 2013, Asuhan Kehamilan Berbasis
peneliti-peneliti lain dalam mengkaji Bukti, Jakarta:Sagung Seto
masalah penelitian lembaga pendidikan
di masa mendatang. Indrayani. 2013, Asuhan Persalinan dan
Bayi Baru Lahir, Jakarta:TIM
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan RI, 2020, Pedoman
Aminah, 2017, Hubungan Umur, Paritas, dan Pelayanan Antenatal, Persalinan, Nifas, dan
Anemia dengan Kejadian Retensio Plasenta, Bayi Baru Lahir di Era Adaptasi Kebiasaan
Jurnal Obstretika Scientia, SSN 2337-6120 Baru
Vol. 5 No 2
Kementrian Kesehatan RI, 2018, Angka
Andi Misnawati, Rosdiana, 2019, Analisis Kematian Ibu selama masa kehamilan,
Faktor Risiko Kejadian Retensio Plasenta persalinan dan nifas.
pada Ibu Bersalin di RSUD Tenriawaru
Kabupaten Bone Published By: Fakultas Kusumahati, 2010, Dokumentasi Kebidanan,
Kesehatan Masyarakat, Universitas Kemenkes: Jakarta
Muhammadiyah Palu MPPKI (Januari, 2021)
Vol. 4. No. 1, ISSN 2597-6052, 1-5. Manuaba, 2013. Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan, dan KB, Jakarta : EGC
Andina, 2021, Asuhan Kebidanan Pada Ny.B
Dan Ny.E Pasien dengan retensio placenta Marsha, 2012, Buku Perdarahan normal,
Hambatan Mobilitas Fisik Di Rsud Dr. Jakarta : EGC
Haryoto Lumajang Tahun 2017
Maryunani, Anik, 2013, Asuhan
Cunningham, 2015, Cunningham, et al. 2014. Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal.
Obstetri WilliamsEdisi 23. Jakarta: EGC Jakarta : CV. Trans Info Media
Cunningham, 2016, Obstetric Wiliam. Muhammad, 2015, Muhammad I. Panduan
Jakarta: EGC. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Bidang
Kesehatan Menggunakan Metode Ilmiah.
Elyana, 2012, Faktor-Faktor Yang Bandung: Cipta pustaka Media Printis. 2015
Berhubungan Dengan Pemilihan Penolong
Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Notoatmodjo, 2012, Metodologi Penelitian
Cibungbulang Kecamatan Cibungbulang Kesehatan. Jakarta : Rineka
Kabupaten Bogor Jawa Barat Tahun 2012. Cipta
Fakultas Kesehatan Masyarakat Program
Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Oktasia Binarti, 2021, Hubungan antara
Peminatan Kebidanan Komunitas Depok Juni anemia, paritas dan penolong persalinan
2012 dengan kejadian retensio plasenta di RSUP
dr. Mohammad Hoesin Palembang
Perpustakaan Universitas Indonesia –UI-
Tesis Sofian, 2011, Sinopsis obstetri, Jakarta :
EGC
Permenkes RI No. 97 Tahun 2014, tentang
pelayanan kesehatan sebelum hamil, masa Suparmi, 2017, Asuhan Kebidanan I
hamil, persalinan, sesudah melahirkan, (Kehamilan) Cetakan I. Yogyakrta: Nufia
penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi Medika
serta pelayanan seksual.
Sugiyono, 2014, Statistika untuk Penelitian.
Profil Kesehatan Provinsi Riau, 2018, Dinas Bandung : Alfabeta.
Kesehatan Provinsi Riau
Sumantri, 2017, Metodologi Penelitian
Profil Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir, Kesehatan, Pustaka Baru Press
2019, Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri
Hilir Yanti, 2012, Asuhan persalinan dan bayi
baru lahir, Pustaka baru press
Permenkes RI No. 97 Tahun 2014 tentang
Pelayanan kesehatan sebelum hamil, masa Yeyeh Dkk, 2011, Asuhan Kebidanan
hamil, persalinan, sesudah melahirkan, Patologi, Jakarta:TIM
penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi
serta pelayanan seksual WHO. 2017. Retrospective analysis of
neonates and stillbirths. Ministry of health
Rosdiana, 2021, Faktor Umur dan Paritas brickdam
terhadap Kejadian Retensio Plasenta Hasil
penelitian menjukkan bahwa ada hubungan
antara usia dengan retensio plasenta

Rochmawati, 2013, Ilmu Praktis


Kebidanan , Viktory Inti Cipta, Surabaya

Rochjati Poedji, 2011, Skrinig Antenatal


pada ibu hamil, pusat penerbitan dan
percetakan Unair (aup), Surabaya`

Saifuddin, 2016, Ilmu


Kebidanan.Yogyakarta:Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Saryono, 2010, Metodologi Penelitian


Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika

Salma, 2018, Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Kejadian Retensio Plasenta
Di RSUD Kota Yogyakarta, Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan
Yogyakarta Tahun 2018

Setiawan ari, Saryono, 2011, Metodologi


Penelitian Kebidanan. Yogyakarta:Nuha
Medika

Anda mungkin juga menyukai